penilaian berbasis kelas
description
Transcript of penilaian berbasis kelas
-
EVALUASI PENDIDIKAN
Penilaian Berbasis Kelas (PBK)
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Evaluasi Belajar
Yang di bina oleh Bapak. Eddy Sutadji
Oleh
Akhmad Hassanuddin
Alfian Widi Rahmawan
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FEBRUARI 2015
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi atau penilaian sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan kehidupan manusia
sehari-hari, karena disadari atau tidak, sebenarnya evaluasi sudah sering dilakukan oleh
manusia dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk diri sendiri maupun kegiatan social lainnya.
Hal ini dapat dilihat mulai dri berpakaian, setelah berpakaian ia berdiri dihadapan kaca apakah
penampilannya sudah wajar atau belum. Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah
satu komponen dari system pendidikan islam yang harus dilakukan secara sistematis dan
terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicaIPS dalam
proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus benar-benar
mempersiapkan dengan benar evaluasi tersebut, Sebelum menyiapkan evaluasi belajar gur
terlebih dahulu harus mengetahui apa esensi dari penilaian itu sendiri. Dalam makalah ini akan
diulas beberapa poin yang tentunya berkaitan dengan penilaian, yang khususnya adalah
penilaian berbasis kelas. Diantaranya adalah pengertian penilaian, bentuk-bentuk penilaian,
syarat-syarat penilaian, dan lingkup penilaian.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengambil rumusan masalah:
1. Apakah pengertian penilaian berbasis kelas?
2. Apakah fungsi, serta tujuan penilaian berbasis kelas?
3. Apa saja jenis - jenis penilaian berbasis kelas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penilaian berbasis kelas.
2. Untuk mengetahui fungsi serta tujuan penilaian berbasis kelas.
3. Untuk mengetahui jenis jenis penilaian baerbasis kelas.
-
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian dalam arti assessment. Maksudnya, data
dan informasi dari penilaian berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang dapat
digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program pendidikan.
Istilah penilaian berbasis kelas juga digunakan untuk menggambarkan suatu
penilaian yang dilakukan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian berbasis
kelas ini bisa dipandang sebagai proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian,
pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas
publik. Proses ini mengidentifikasi pencapaian kompetensi atau hasil belajar yang
dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dicapai disertai
dengan peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan.
Dalam implementasi penilaian berbasis kelas, terdapat unsur unsur sebagai
berikut.
1. Penilaian prestasi belajar (achievement assessment), yaitu suatu teknik penilaian
yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian prestasi belajar peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu.
2. Penilaian kinerja (performance assessement), yaitu suatu teknik penilaan yang
digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan keterampilan peserta didik
melalui tes penampilan atau demonstrasi atau praktik kerja nyata
3. Penilaian alternatif (alternative assessement), yaitu suatu teknik penilaian yang
lain. Artinya penilaian tidak hanya bergantung kepada satu bentuk saja (seperti tes
tulis), tetapi juga menggunakan berbagai bentuk atau model lain, seperti penilaian
penampilan atau penilaian portofolio.
4. Penilaian autentik (authentic assessment), yaitu suatu teknik penilaian yang
digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetisi peserta didik berupa
kemampuan nyata, bukan suatu yang dibuat buat atau yang hanya diperoleh di
dalam kelas. Kenyataan tersebut dapat dilihat dalam kehidupan sehari hari.
-
5. Penilaian portofolio (portofolio assessement), yaitu suatu teknik penilaian yang
digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetisi dan perkembangan
peserta didik berdasarkan kumpulan hasil kerja dari waktu ke waktu
Di samping itu, dalam penilaian berbasis kelas terdapat empat kegiatan pokok yang harus
dilakukan guru, yaitu : (1). Mengumpulkan data dan informasi tentang tingkat pencapaian hasil
belajar peserta didik, (2). Menggunakan data dan informasi tentang hasil belajar peserta didik,
(3). Membuat keputusan yang tepat, dan (4). Membuat laporan sebagai bentuk akuntabilitas
publik.
Penilaian berbasis kelas merupakan salah satu pilar dalam kurikulum berbasis
kompetensi. Penilaian berbasis kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan
informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan
kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret/profil kemampuan siswa sesuai dengan
daftar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian dapat dilakukan baik dalam
suasana formal maupun informal, di dalam kelas, di luar kelas, terintegrasi dalam kegiatan
belajar-mengajar atau dilakukan pada waktu yang khusus.
Keseluruhan perubahan itu akan menentukan hasil pendidikan. Ketepatan penilaian
yang dilakukan sekolah, terutama yang berkaitan dengan penilaian berbasis kelas,
memperlihatkan pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian tersebut mempengaruhi
pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran.
Penilaian dan kegiatan pembelajaran bermuara pada penguasaan kompetensi yang
diharapkan. Selama ini pelaksanaan penilaian di kelas kurang mampu menggambarkan
kemampuan siswa yang beragam karena cara dan alat yang digunakan kurang sesuai dan
kurang bervariasi. Arena keterbatasan kemampuan dan waktu, penilaian cenderung
dilakukan dengan menggunakan cara dan alat yang lebih menyederhanakan tuntutan
perolehan siswa.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka terdapat sejumlah karakteristik penilaian
berbasis kelas sebagai berikut :
1. Menggeser tujuan penilaian dari keperluan untuk klasifikasi peserta didik
(diskriminasi) ke pelayanan individual peserta didik dalam mengembangkan
kemampuannya (difernsiasi).
2. Menggunakan penilaian acuan patokan (PAP) daripada penilaian acuan norma (PAN).
-
3. Menjamin pencapaian tujuan pendidikan yang tercantum dalam kurikulum, karena
kompetensi dasar yang dirumuskan dalam kurikulum menjadi acuan utama.
4. Menggunakan keseimbangan teknik dan alat penilaian, baik tes tertulis, tes lisan,
maupun tes tindakan/perbuatan serta cara lain untuk menjamin validitas/perbuatan serta
cara lain untuk menjamin validitas penilaian, sehingga prinsip keadaan lebih terjamin
karena kemampuan peserta didik lebih terjamin karena kemampuan peserta didik lebih
terperinci terpapar, dan tergambarkan.
5. Memberikan informasi yang lebih lengkap dan mudah dipahami tentang kompetensi
peserta didik sebagai hasil belajar yang bermanfaat bagi peserta didik, orang tua, guru,
dan pengguna lulusan, sehingga dapat, menjamin prinsip akuntabilitas publik.
6. Memanfaatkan berbagai cara dan prosedur penilaian dengan menerapkan berbagai
pendekatan dan cara belajar siswa aktif (students active learning) yang dapat
mengoptimalkan pengembangan kepribadian, kemampuan bernalar, dan bertindak.
B. Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis Kelas
Tujuan umum penilaian berbasis kelas adalah untuk memberikan penghargaan terhadap
pencapaian hasil belajar peserta didik dan memperbaiki program dan kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu penilaian berbasis kelas menekankan pencapaian hasil
belajar peserta didik sekaligus mencakup seluruh proses pembelajaran.
vv
Bagan Tujuan Umum Penilaian Berbasis Kelas
Fungsi penilaian berbasis kelas bagi peserta didik dan guru adalah untuk :
1. Membantu peserta didik dalam mewujudkan dirinya dengan mengubah atau
mengembangkan perilakunya kea arah yang lebih baik dan maju.
2. Membantu peserta didik mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya.
TUJUAN
UMUM
PBK
PENGHARGAAN
PERBAIKAN
PENCAPAIAN
HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK
PROGRAM
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
-
3. Membantu guru menetapkan apakah strategi, metode, dan media mengajar yang
digunakannya telah memadai.
4. Membantu guru dalam membuat pertimbangan dan keputusan administrasi.
C. Obyek Penilaian Berbasis Kelas
Sesuai dengan petunjuk pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dikeluarkan
oleh Departemen Pendidikan Nasional, maka obyek penilaian berbasis kelas adalah:
1. Penilaian kompetensi dasar mata plajaran, yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah
peserta didik menyelesaikan suatu aspek atau subjek mata pelajaran tertentu.
2. Penilaian kompetensi Rumpun pelajaran, yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang
seharusnya dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan rumpun pelajaran.
3. Penilaian kompetensi lintas kurikulum, yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang
mencakup kecakapan belajar sepanjang hayat dan kecakapan hidup yang harus
dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar secara berkesinambungan.
4. Penilaian kompetensi tamatan, yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-
nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah peserta
didik menyelesaikan jenjang tertentu.
5. Penilaian terhadap pencapaian keterampilan hidup. Kecakapan hidup yang dimiliki
peserta didik melalui berbagai pengalaman belajar perlu dinilai sejauh mana
kesesuaiannya dengan kebutuhan mereka untuk dapat bertahan dan berkembang
dalam lingkungan kehidupannya. Jenis kecakapan hidup yang perlu dinilai, antara
lain keterampilan diri (keterampilan personal), keterampilan berpikir rasional,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional.
D. Domain dan Alat Penilaian Berbasis Kelas
Ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai, domain yang perlu dinilai meliputi:
1. Domain Kognitif, yang meliputi :
-
a. Tingkatan hafalan, mencakup kemampuan menghafal verbal atau menghafal
paraphrase materi pembelajaran berupa fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
b. Tingkatan pemahaman, meliputi kemampuan membandingkan, mengidentifikasi
karakteristik, menggeneralisasi, dan menyimpulkan.
c. Tingkatan aplikasi, mencakup kemampuan menerapkan rumus, dalil atau prinsi
terhadap kasus-kasus nyata yang terjadi di lapangan.
d. Tingkatan analisis meliputi kemampuan mengklasifikasi, menggolongkan,
memerinci, mengurai suatu objek.
e. Tingkatan sintetis meliputi kemampuan memadukan berbagai unsur atau komponen,
menyusun, membentuk bangunan, mengarang, melukis, menggambar, dan sebagainya.
f. Tingkatan evaluasi/penilaian mencakup kemampuan menilai terhadap objek studi
dengan menggunakan kriteria tertentu.
2. Domain Psikomotor, yang meliput:
a. Tingkatan penguasaan gerakan awal berisi kemampuan peserta didik dalam
menggerakkan sebagian anggota badan.
b. Tingkatan gerakan semirutin meliputi kemampuan melakukan atau menirukan
gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan.
c. Tingkatan gerakan rutin berisi kemampuan melakukan gerakan secara menyeluruh
dengan sempurna dan sampai pada tingkatan otomatis.
3. Domain Afektif
Berkenaan dengan ranah afektif, ada dua hal yang harus dinilai. Pertama, kompetensi
afektif yang ingin dicapai dalam pembelajaran meliputi tingkatan pemberian respons,
apresiasi, penilaian, dan internalisasi. Kedua, sikap dan minat peserta didik terhadap mata
pelajaran dan proses pembelajaran. Sikap peserta didik terhadap pelajaran bisa positif, bisa
negatif, atau netral. Beberapa jenis skala sikap dapat digunakan, antara lain :
a. Untuk mengetahui sikap terhadap sesuatu, baik berupa mata pelajaran ataupun
kegiatan:
- Skala Likert
-
- Skala Thurstone
- Skala perbedaan semantik
b. Untuk mengetahui sikap sosial peserta didik: - Skala Bogarus
c. Untuk mengetahui tingkat keterlibatan peserta didik dalam organisasi: - Skala Chapin
Adapun tingkatan domain afektif yang dinilai adalah kemampuan peserta didik dalam:
a. Memberikan respons atau reaksi terhadap nilai-nilai yang dihadapkan kepadanya.
b. Menikmati atau menerima nilai, norma, serta objek yang mempunyai nilai etika dan
estetika.
c. Menilai (valuating) dijintau dari segi baik-buruk, adil-tidak adil, indah-tidak indah
terhadap objek studi.
d. Menerapkan atau mempraktikkan nilai, norma, etika, dan estetika dalam perilaku
kehidupan sehari-hari.
Dalam pelaksanaan penilaian berbasis kelas, guru harus memperaktekan hal-hal
sebagai berikut:
a. Penilaian domain kognitif dilakukan setelah peserta didik mempelajari satu
kompetensi dasar yang harus dicapai, akhir dari semester, dan jenjang satuan
pendidikan.
b. Penilaian domain afektif dilakukan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran,
baik di dalam maupun di luar kelas.
c. Penilaian domain psikomotor dilakukan selama berlangsungnya proses kegiatan
pembelajaran.
E. Prinsip-Prinsip Penilaian Berbasis Kelas
Prinsip umum penilaian berbasis kelas menurut Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas
(2002) adalah sebagai berikut:
-
1. Valid (tepat)
Penilaian berbasis kelas harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan
alat yang dapat dipercaya, sahih, dan dapat diandalkan. Penilaian ini juga harus memberi
informasi akurat tentang hasil belajar siswa. Misalnya pembelajaran menggunakan
pendekatan eksperimen, maka kegiatan melakukan eksperimen harus menjadi salah satu
objek yang dinilai.
2. Mendidik
Penilaian harus memberi sumbangan positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa.
Penilaian harus dinyatakan dan dapat dirasakan seabagai penghargaan yang motivasi bagi
siswa yang berhasil dan menjadi pemicu semangat untuk meningkatkan hasil belajar bagi
yang kurang berhasil.
3. Berorientasi pada kompetensi
Penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum.
4. Adil dan objektif
Penilaian harus adil dan objektif terhadap semua siswa dan tidak membeda-bedakan latar
belakang siswa yang tidak berkaitan dengan pencapaian hasil belajar. Untuk itu, perlu
dibuat kriteria yang jelas sebagai dasar penskoran dan pengambilan keputusan.
5. Terbuka
Kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang
keberhasilan siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
6. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, teratur, terus-menerus, dan
berkesinambungan untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar
siswa. Hasil penilaian perlu dianalisis dan ditindaklanjuti. Penilaian hendaknya merupakan
bagian integral dari proses pembelajaran.
-
7. Menyeluruh
Penilaian terhadap hasil belajar siswa harus dilaksanaan menyeluruh, utuh, dan tuntas yang
mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dampak pengiring, dan metakognitif serta
berdasarkan pada berbagai teknik dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil
belajar siswa.
8. Bermakna
Penilaian hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang
berkepentingan. Hasil penilaian mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi siswa
yang mengandung informasi keunggulan dan kelemahan, minat dan tingkat penguasaan
siswa dalam pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
Prinsip khusus penilaian berbasis kelas adalah sebagai berikut:
1. Jenis penilaian yang digunakan harus memberikan kesempatan terbaik kepada siswa
untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui dan pahami, serta mendemonstrasikan
kemampuannya. Implikasi dari prinsip ini adalah:
a) Pelaksanaan penilaian berbasis kelas hendaknya dalam suasana yang bersahabat dan
tidak mengancam,
b) Semua siswa memperoleh kesempatan dan perlakuan yang sama dalam mengikuti
pembelajaran dan selama proses penilaian,
c) Siswa memahami secara jelas apa yang dimaksud dalam penilaian, dan
d) Kriteria untuk mebuat keputusan atas hasil penilaian hendaknya disepakati dengan
orang tua/wali.
2. Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur penilaian dan pencatatan secara
tepat. Implikasi dari prinsip ini adalah:
a) Prosedur penilaian harus dapat diterima dan dipahami secara jelas oleh guru,
b) Prosedur penilaian dan catatan harian hasil belajar siswa hendaknya mudah
dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran dan tidak menggunakan waktu
yang berlebihan,
c) Catatan harian harus mudah dibuat, mudah dipahami, dan bermanfaat untuk
perencanaan pembelajaran,
-
d) Informasi yang diperoleh untuk menilai semua pencapaian belajar siswa dengan
berbagai cara harus digunakan sebagaimana mestinya,
e) Penilaian pencapaian hasil belajar yang bersifat positif untuk pembelajaran selanjutnya
perlu direncanakan oleh guru dan siswa,
f) Klasifikasi dan kesulitan belajar harus ditentukan sehingga siswa mendapatkan
bimbingan dan bantuan belajar yang sewajarnya,
g) Hasil penilaian hendaknya menunjukkan kemajuan dan keberlanjutan pencapaian hasil
belajar siswa,
h) Penilaian semua aspek yang berkaitan dengan pembelajaran, misalnya efektivitas
pembelajaran dan kurikulum perlu dilaksanakan,
i) Peningkatan keahlian guru sebagai konsekuensi dari diskusi pengalaman dan
membandingkan metode dan hasil penilaian perlu dipertimbangkan, dan
j) Pelaporan penampilan siswa kepada orang tua atau wali dan atasannya (kepala sekolah,
pengawas) dan instansi lain yang terkait seharusnya dilaksanakan.
F. Manfaat dan Keunggulan Penilaian Berbasis Kelas
Manfaat Penilaian Berbasis Kelas
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) dalam dokumen Kurikulum Berbasis
Kompetensi mengemukakan hasil penilaian berbasis kelas berguna untuk:
1. Umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kemampuan dan kekurangannya,
sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya,
2. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar peserta didik sehingga
memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remidiasi untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya,
3. Memberikan masukan kepada guru untuk memperbaiki program pembelajarannya
di kelas,
4. Memungkinkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun
dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda.
-
5. Memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada orang tua dan masyarakat
tentang efektibitas pendidikan sehingga mereka dapat meningkatkan peran sertanya
di bidang pendidikan.
Keunggulan Penilain Berbasis Kelas, antara lain :
a) Pengumpulan informasi kemajuan belajar baik formal maupun non formal diadakan
secara terpadu, dalam suasana yang menyenangkan, serta senantiasa
memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan
apa yang diketahui, dipahami dan mampu dikerjakan siswa.
b) Pencapaian hasil belajar siswa tidak dibandingkan dengan prestasi kelompok, tetapi
dibandingkan dengan kemampuan sebelumnya kriteria pencapaian kompetensi,
standar pencapaian, dan level pencapaian nasional, dalam rangka membantu anak
mencapai apa yang ingin dicapai bukan untuk menghakiminya.
c) Pengumpulan informasi menggunakan berbagai cara, agar kemajuan belajar siswa
dapat terdeteksi secara lengkap.
d) Siswa perlu dituntut agar dapat mengeksplorasi dan memotivasi diri untuk
mengerahkan semua potensi dalam menanggapi, mengatasi semua masalah yang
dihadapi dengan caranya sendiri, bukan sekedar melatih siswa memilih jawaban
yang tersedia.
e) Untuk menentukan ada tidaknya kemajuan belajar dan perlu tidaknya bantuan
secara berencana, bertahap dan berkesinambungan, berdasarkan fakta dan bukti
yang cukup akurat.
G. Jenis-Jenis Penilaian Berbasis Kelas
Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004) mengemukakan jenis-jenis penilaian
berbasis kelas, yaitu :
1. Tes Tertulis
Penilaian secara Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan
kepada peserta didik dalam bentuk tertulis. Tes tulis dapat diberikan pada saat ulangan
harian dan ulangan umum. Bentuk tes tertulis dapat berupa pilihan ganda,
menjodohkan, benar-salah, isian singkat, dan uraian.
2. Tes Perbuatan
-
Tes perbuatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang
memungkinkan terjadinya praktik. Pengamatan dilakukan terhadap perilaku peserta
didik pada saat proses pembelajaran berlangsung.
3. Pemberian Tugas
Pemberian tugas dilakukan untuk semua mata pelajaran dari awal sampai akhir sesuai
dengan materi pelajaran dan perkembangan peserta didik.
Hal-hal yang diperhatikan dalam pemberian tugas:
a) Banyak nya tugas tidak memberatkan siswa.
b) Jenis dan materi pemberian tugas harus didasarkan pada tujuan pada tujuan
pemberian tugas yaitu melatih siswa memperkaya wawasan pengetahuan .
c) Pemberian tugas dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab serta
kemandirian.
4. Penilaian Proyek
Penilaian Proyek adalah penilaian berbasis kelas terhadap tugas yang harus diselesaikan
dalam waktu tertentu dilakukan mulai dari pengumpulan pengorganisasian,
pengevaluasian, hingga penyajian data.
5. Penilaian Produk
Penilaian Produk adalah penilaian berbasis kelas terhadap penguasaan keterampilan
dalam membuat suatu produk (proses) dan penilaian kualitas hasil kerja peserta didik.
Dua konsep penilaian produk:
a) Pemilihan, cara menggunakan alat, dan prosedur kerja.
b) Kualitas teknik maupun estetik suatu karya atau produk.
Fase menghasilkan produk:
a) Tahap Persiapan : peserta didik dapat dinilai dalam kemampuan membuat
perencanaandan mendesain produk.
-
b) Tahap Produksi : peserta didik dapat dinilai dalam menggunakan bahan, alat,
dan teknik.
c) Tahap Refleksi : Peserta didik dapat dinilai dalam hal estetika, kesempurnaan
produk fungsional, keorisinilan.
6. Penilaian Sikap
Penilaian sikap merupakan penilaian berbasis kelas terhadap suatu konsep psikologi
yang komplek. Obyek penilaian sikap antara lain:
a) Sikap terhadap mata pelajaran.
b) Sikap terhadap guru mata pelajaran.
c) Sikap terhadap proses pembelajaran.
d) Sikap terhadap materi pembelajaran.
Cara pengukuran sikap:
a) Observasi perilaku.
b) Pertanyaan langsung.
c) Laporan pribadi.
d) Penggunaan skala sikap.
7. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya
peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama
selama proses pembelajaran dan digunakan guru dan murid untuk memantau
perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu.
Selanjutnya, Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) mengemukakan seperangkat alat
penilaian dan jenis tagihan yang dapat digunakan dalam Penilaian Berbasis Kelas, antara lain:
kuis, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok, ulangan
-
semester, ulangan kenaikan, laporan kerja praktik atau laporan praktikum, dan response atau
ujian praktik.
1. Kuis, digunakan untuk menanyakan hal-hal prinsip dari pelajaran yang lalu secara
singkat, bentuknya berupa isian singkat, dan dilakukan sebelum pelajaran dimulai.
2. Pertanyaan lisan di kelas, digunakan untuk mengungkapkan penguasaan peserta didik
tentang pemahaman konsep, prinsip, atau teorema.
3. Ulangan harian, dilakukan secara periodik pada akhir pengembangan kompetensi.
4. Tugas individu, dilakukan secara periodik untuk diselesaikan oleh setiap peserta didik
dalam waktu tertentu dan dapat berupa tugas rumah.
5. Tugas kelompok, digunakan untuk menilai kemampuan kerja kelompok dalam upaya
pemecahan masalah.
6. Ulangan semester, digunakan untuk menilai ketuntasan penguasaan kompetensi pada
akhir program semester. Kompetensi yang diujikan berdasarkan kisi-kisi yang
mencerminkan kompetensi dasar yang dikembangkan dalam semester yang
bersangkutan. Dari aspek kognitif, ulangan harian dapat digunakan untuk mengungkap
mengingat sampai evaluasi.untuk aspek psikomotorik dapat dilakukan ujian praktik,
dan aspek afektif dapat digunakan dengan pengumpulan data/hasil pengamatan dalam
kurun waktu satu semester.
7. Ulangan kenaikan, digunakan dalam mengetahui ketuntasan peserta didik menguasai
materi dalam satu tahun ajaran.
8. Laporan kerja praktik atau laporan praktikum, digunakan untuk mata pelajaran yang
ada kegiatan praktikumnya.
9. Responsi atau ujian praktik, digunakan untuk mata pelajaran yang ada kegiatan
praktikumnya.
-
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z . 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Zainul, dkk. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.