Penilaian Anterior Rahang Atas Pada Pasien Ortodonti Menggunakan Upper Anterior Occlusal Radiographs...

18
Penilaian Anterior Rahang Atas pada Pasien Ortodonti menggunakan Upper Anterior Occlusal Radiographs dan Dental Panoramic Tomography: perbandingan. Tujuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah dental panoramic tomography (DPT) radiograf memberikan hasil yang dapat diandalkan untuk menilai anterior rahang atas pada pasien ortodontik baru. Desain penelitian. Dua ratus lima puluh pasang Upper Anterior Occlusal (UAO) dan DPT radiografi yang dipilih secara acak dari catatan pasien ortodontik baru. Sepuluh pengamat masing-masing diberi 50 pasang radiografi dengan faktor risiko tertentu serta untuk mengukur kelayakan. Korelasi antara 2 jenis radiografi dan kehandalan inter / intraobserver dihitung dengan menggunakan ujiCohen kappa. Hasil. Keandalan intraobserver baik untuk mendeteksi impaksi gigi / supernumerary / patologi periapikal (k=0,711-1,0). realibilitas lebih bervariasi untuk morfologi akar tertentu, dengan akar tumpul dan akar bengkok yang dinilai ulang dengan reliable (k= 0,259- 0,533). Terdapat reliabilitas interobserver rendah (k= 0.327 untuk UAO dan k= 0,223 untuk DPT) untuk morfologi akar yang "normal" atau "tidak normal". Untuk setiap variabel, rupanya, kesepakatan interexaminer lebih tinggi bila menggunakan radiografi UAO bukan DPT. Pengamat paling sepakat pada diagnosis dari akar tererosi / akar teresorbsi pada UAO (k= 0,402) dan akar tumpul (k= 0,303) pada radiografi DPT. Dengan UAO sebagai gold (referensi) standar untuk penilaian morfologi akar, DPT memiliki sensitivitas 45,6% dan spesifisitas 71,4% untuk mendeteksi bentuk akar abnormal. Faktor risiko lebih mungkin terdeteksi pada radiografi UAO dari DPT. DPT memiliki kemampuan yang rendah untuk mendeteksi bentuk akar abnormal. DPT lebih cenderung dinilai sebagai "tidak memadai" daripada UAO radiograf. Pada 6 kesempatan, gigi supernumerary yang diamati pada UAO, tidak terjawab di DPT.

description

radiology

Transcript of Penilaian Anterior Rahang Atas Pada Pasien Ortodonti Menggunakan Upper Anterior Occlusal Radiographs...

Penilaian Anterior Rahang Atas pada Pasien Ortodonti menggunakan Upper Anterior Occlusal Radiographs dan Dental Panoramic Tomography: perbandingan.Tujuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah dental panoramic tomography (DPT) radiograf memberikan hasil yang dapat diandalkan untuk menilai anterior rahang atas pada pasien ortodontik baru.Desain penelitian. Dua ratus lima puluh pasang Upper Anterior Occlusal (UAO) dan DPT radiografi yang dipilih secara acak dari catatan pasien ortodontik baru. Sepuluh pengamat masing-masing diberi 50 pasang radiografi dengan faktor risiko tertentu serta untuk mengukur kelayakan. Korelasi antara 2 jenis radiografi dan kehandalan inter / intraobserver dihitung dengan menggunakan ujiCohen kappa.Hasil. Keandalan intraobserver baik untuk mendeteksi impaksi gigi / supernumerary / patologi periapikal (k=0,711-1,0). realibilitas lebih bervariasi untuk morfologi akar tertentu, dengan akar tumpul dan akar bengkok yang dinilai ulang dengan reliable (k= 0,259-0,533). Terdapat reliabilitas interobserver rendah (k= 0.327 untuk UAO dan k= 0,223 untuk DPT) untuk morfologi akar yang "normal" atau "tidak normal". Untuk setiap variabel, rupanya, kesepakatan interexaminer lebih tinggi bila menggunakan radiografi UAO bukan DPT. Pengamat paling sepakat pada diagnosis dari akar tererosi / akar teresorbsi pada UAO (k= 0,402) dan akar tumpul (k= 0,303) pada radiografi DPT. Dengan UAO sebagai gold (referensi) standar untuk penilaian morfologi akar, DPT memiliki sensitivitas 45,6% dan spesifisitas 71,4% untuk mendeteksi bentuk akar abnormal. Faktor risiko lebih mungkin terdeteksi pada radiografi UAO dari DPT. DPT memiliki kemampuan yang rendah untuk mendeteksi bentuk akar abnormal. DPT lebih cenderung dinilai sebagai "tidak memadai" daripada UAO radiograf. Pada 6 kesempatan, gigi supernumerary yang diamati pada UAO, tidak terjawab di DPT.Kesimpulan. DPT bukanlah cara yang akurat untuk skrining anterior rahang atas sebelum perawatan ortodontik. (Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod 2010; 109: 765-774)

Pemeriksaan radiografi secara rutin digunakan sebagai bagian dari penilaian pasien ortodontik. Setiap paparan radiasi, bagaimanapun, membawa risiko yang tak terelakkan yang diduga berlipat ganda pada pasien yang lebih muda. Ionising Radiation (Medical Exposure) Regulations Inggris mengharuskan setiap paparan dapat dibenarkan dan dapat terbukti memiliki manfaat bagi pasien dan menetapkan bahwa radiografi dibenarkan hanya bila manajemen pasien bergantung pada informasi yang disediakan. Dental Panoramic Tomography (DPT) umum digunakan, karena memberikan data yang bervariasi pada kondisi di seluruh rahang. Struktur dalam anterior rahang atas, bagaimanapun, sering terdistorsi pada DPT radiografi. Plain film radiologi dari anterior rahang atas, sebaliknya, tidak memiliki kekurangan dari focal through atau superimposisi tulang belakang. Data paling baru, dosis efektif untuk DPT telah dihitung, menggunakan Commission International Radiological Protection faktor bobot-jaringan, berkisar 14,4-24,3Sv, sedangkan dosis yang efektif untuk seri full-mouth radiograf rentang berkisar dari 34,9Sv saat menggunakan rectangular beam limitation dan Film F-speed atau sensor digital untuk 388 Sv dengan circular beam limiters dan Film D-speed. Pedoman formal telah dikeluarkan di Inggris dan AS menspesifikasikan kriteria untuk mengambil UAO radiograf untuk penilaian ortodontik. Beberapa klinisi telah melaporkan bahwa patologi penting, seperti gigi supernumerary,telah hilang pada DPT radiograf karena sempit focal through yang sempit pada regio anterior rahang atas. Telah diusulkan bahwa pada teknologi DPT yang mulaitersedia pada pertengahan 1990, termasuk keterbatasan kemampuan untuk mengubah ukuran dan bentuk focal through, mungkin telah mengurangi resiko fenomena ini terjadi.Beberapa derajat dari resorpsi apikal root terjadi selama perawatan orthodontic. Sekitar 1%-5% pasien menunjukkan resorpdi akar yang berlebih, sebagaimana telah ditentukan 5 mm, panjang akar, atau kehilangan 1/3 panjang akar. Gigi yang paling sering mengalami resorpsi adalah insisiv rahang atas, dengan insisiv lateral cenderung yang paling beresiko. Bengkok atau dilaserasi akar, bentuk akar pipet, akar long-pointed dan akar-akar yang sebelumnya telah mengalami resorpsi menunjukkan adanya resiko. Berbagai laporan mengatakan supernumerary teeth terdapat pada gigi permanen 0.1%-3.8% orang kaukasian. 80%-90% terletak di anterior maksila. Jika faktor resiko penyebab resorpsi akar berlebih telah diketahui, tujuan perawatn ataupun mekanik dapat dimodifikasi untuk meminimalkan kerusakan iatrogenik.Selain itu, patologi lain yang berhubungan dengan maksila anterior, seperti impaksi gigi atau lesi periapikal pada anterior maksila, sangat penting untuk diidentifikasi. Pergerakan gigi yang tidak terencana dapat memperburuk jumlah resorpsi akar yang mungkin sebelumnya sudah ada.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah DPT radiografi menyediakan sarana yang dapat diandalkan untuk menilai anterior rahang atas sebelum perawatan ortodontik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai seberapa baik image risk factorsdi anterior maksila, untuk memperkirakan seberapa sering penemuan penting pada UAO radiograf yang mungkin terlewatkan di DPT radiograf jika digunakan sendiri, dan untuk menilai tingkat realibilitas dari inter dan intraexaminer. Hipotesa nol jika tidak ada oerbedaan yang signifikan dalam kualitas informasi yang tersedia mengenai anterior maksila pada DPT dan UAO radiograf.Material dan MetodeSampelAtas saran dari ahli statistik, sebuah proyek percontohan yang dilakukan untuk menentukan ukuran sampel yang diperlukan untuk proyek utama.metode yang digunakan mirip dengan yang dijelaskan untuk proyek utama, meskipun tata letak bentuk pencatatan data dimodifikasi sedikit setelah umpan balik dari 2 pemeriksa dalam proyek percontohan. Analisis daya dilakukan dengan menggunakan software G-Power (Universitas Dusseldorf). Analisis daya didasarkan pada perhitungan kemungkinan menolak hipotesis nol kelompok t-tes dependen, dengan asumsi ukuran efek moderat, dengan menggunakan korelasi yang ditemukan dalam sampel uji coba. Ditetapkan bahwa untuk kekuatan 0.95, ukuran sampel dari 210 pasang radiograf diperlukan. Oleh karena itu, memutuskan untuk menggunakan 250 pasang untuk lebih mewakili posisi dalammeningkatkan peluang efek mendeteksi dalam studi utama dan untuk memungkinkan respon yang tidak lengkap atau tidak valid. Catatan dari 250 pasien yang telah dinilai di departemen ortodontik di Rumah Sakit Kingston antara 2001 dan 2007dipilih secara acak untuk penelitian ini. Di Rumah Sakit Kingston selama ini, DPT diambil menggunakan film analog baik pada PLANMECA PM 2002cc (PLANMECA Oy) atau Orthopantomograph OP100 (GE Healthcare). Kedua mesin tersebut memungkinkanpenyesuain focal through, seperti yang dilaporkan dalam studi sebelumnya, dan keduanya memberikan kualitas gambar yang sama. UAO diambil menggunakan film F-speed. Semua radiograf diambil oleh radiografer terpilih yang patuh pada auditkontrol kualitas.Pengacakan dari seleksi kasus dicapai denga mengunakan generator nomor acak, yang menghasilkan sejumlah random number cabinet drawer number diikuti oleh nomor acak yang mewakili posisi dalam catatan yang terdapat di drawer tersebut. Kriteria inklusi adalah bahwa DPT dan UAO harus diambil sebelum kegiatan pada hari yang sama. Radiograf yang tidak memenuhi kriteria tersebut adalah yang sebelumnya telah dipilih atau yang berasal dari pasien yang memiliki cleft pada anterior maksila di eksklusikan. Radiograf secara individual dipindai menggunakan Expression Epson 1680 Pro scanner flatbed dengan adaptor transparansi dan driver scannernya dalah versi Epson Twain Pro 2.10E (Seiko- Epson Corporation). Pemindai ditetapkan untuk memindai pada 24-bit warna pada resolusi 200 titik per inch. Gambar-gambar tersebt diterima oleh Kodak Imaging for Windows (Eastman Kodak Company) dan disimpan sebagai file highquality JPEG. Semua gambar diuat anonim dengan mengaburkan rincian pasien jika terlihat. Pengumpulan DataGambar 1 menyajikan diagram alur desain penelitian. DPT / UAO masing-masing pasien diberi nomor identifikasi, dan sampel dikelompokkan menjadi 5 blok dari 50 pasang radiografi yg sudah dipindai. 50 pasang radiograf ini disusun dalam presentasi 100-slide untuk dilihat pada monitor komputer. Dalam setiap 50 blok, radiograf diacak sehingga DPT dan UAO yang berhubungan untuk pasien yang sama tidak dekat dengan satu sama lain secara berurutan untuk mencegah penguji 'mengetahui DPT mana yang dipasangkan dengan UAO. Kuncinya hanya diketahui oleh penulis. Contoh 3 pasang radiograf disediakan untuk menunjukkan jenis gambar yang dinilai observer (Gambar. 2-4).

Penguji adalah relawan dan semua dokter gigi yang memenuhi syarat pada tahun terakhir dari full-time program studi pascasarjana MSc / Morth. Mereka terdaftar dan dialokasikan kekelompok mereka oleh penulis. Sepuluh pemeriksa digunakan, masing-masing memeriksa 50 pasang radiograf. Para penguji bekerja sendirian, meskipun hasilnya dipasangkan dengan salah satu penguji lain yang ditunjukkan set yang sama dari 50 pasang. Penguji tidak tahu dengan siapa yang mereka dipasangkan. Alasan untuk menggunakan 10 pemeriksa dipasangkan adalah dirasa bahwa mengetahui berbagai kehandalan inter-intraexaminer mungkin digunakan ketika menerapkan hasil dari penelitian untuk skenario klinis yang nyata. Selain itu, ia merasa bahwa pemeriksa "burn-out" bisa diperkecil dengan membatasi jumlah kasus yang pemeriksa diminta untuk melihat, sehingga diharapkan meningkatkan keandalan keseluruhan pengukuran.

Sebuah indeks deskriptif morfologi akar digunakan. Indeks ini digunakan dalam suatu penelitian dari faktor risiko resorpsi apikal gigi insisiv atas selama perawatan ortodontik dan telah diadaptasi dan digunakan selanjutnya dalam penelitian lain. Masalah yang mungkin dalam deskripsi dianggap mengenai gigi runcing dan tumpul; Namun, semua klinisi melihat radiografi telah menggunakan deskripsi ini sebagai bagian dari pelatihan klinis mereka dan dengan demikian akar pipette shaped dibedakan dari akar menunjuk ketika ada akar tipis meruncing dari margin serviks (lihat bagian berikutnya dan Gambar. 5).Kriteria diperiksa adalah:1. morfologi akar insisiv atas, yang berasal dari skala sebelumnya (Gambar. 5).2. adanya impaksi gigi (nonsupernumerary) di anterior rahang atas, termasuk gigi caninus.3. Adanya gigi supernumerary atau odontomes.4. opini subjektif mengenai apakah radiograf yang memberikan informasi yang cukup untuk pemeriksa untuk menilai faktor 1-3. "Apakah Anda berpikir bahwa radiografi ini menyediakan informasi yang memadai untuk memungkinkan Anda menilai faktor di atas (yaitu, pertanyaan 1-3)?"5. Adanya patologi periapikal dari gigi insisivus. (Pertanyaan ini dikecualikan dari penilaian kecukupan karena diasumsikan bahwa sebagian besar dokter gigi tidak akan mempertimbangkan DPT menjadi pandangan yang memadai di mana untuk menilai kesehatan periapikal dari gigi insisiv.)Setiap pemeriksa diberikan lembar instruksi untuk dibaca sebelum memulai untuk menilai slide dan disk dengan slide yang dialokasikan. Ini termasuk referensi panduan morfologi akar dan penjelasan dari masing-masing 5 pertanyaan. Slide dinilai oleh penguji di rumah mereka sendiri pada monitor komputer mereka sendiri.Para penguji disediakan dengan form standar yang di atasnya untuk merekam pengamatan mereka. Jika faktor risiko tidak terlihat pada radiograf, pemeriksa diperintahkan untuk merekam temuan negatif, bahkan jika pemeriksa merasa bahwa radiograf itu bukan dari kualitas yang cukup untuk menilai faktor tertentu. Dengan relevansi pertanyaan bentuk akar, pemeriksa diperintahkan untuk mencatat temuan normal kecuali ada bukti sebaliknya. Jika lebih dari satu dari bentuk akar gigi insisivus yang terlihat pada radiograf, pemeriksa diminta untuk mencatat morfologi normal yang menurut pemeriksa paling jelas dan perhatian klinis.Intraobserver reliabilitas. Satu minggu setelah mengamati slide, pemeriksa diminta untuk mengulang pengamatan mereka untuk 10 dari radiografi (5 UAO dan 5 DPT radiografi).Analisis StatistikStatistik deskriptif dibuat untuk semua variabel. Reliabilitas intra dan interrater untuk kedua metode tersebut dinilai menggunakan tes Cohen kappa. catatan dari Proporsi kasus di mana sebuah anomali tercatat untuk setiap metode UAO dan DPT. Interpretasi ukuran korelasi didasarkan pada pedoman yang telah dihasilkan untuk kedua kappa statistik dan koefisien korelasi Pearson.

Koefisien Phi juga dihasilkan untuk menilai hubungan antara metode UAO dan DPT untuk menyelidiki apakah pasien yang sama dinilai memiliki masalah yang sama pada kedua jenis radiografi. Sebuah koefisien phi adalah ukuran tingkat hubungan antara 2 variabel nominal dan dikotomis dan analog dengan korelasi Pearson tapi dihitung dari statistik chi-squared. Hal ini biasanya dihitung untuk menyesuaikan uji t dependent-kelompok, tetapi dalam kasus ini koefisien phi digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana saling berhubungannya observasi dari UAO dan DPT.Untuk lebih menunjukkan jumlah kesepakatan antar metode, Cohen uji kappa digunakan di cross-tabulated untuk hasil masing-masing variabel. Untuk pertanyaan bentuk akar, kesepakatan dihitung baik untuk setiap bentuk individu anomali dan dengan kesimpulan untuk gabungan "bentuk tidak normal" kelompok (yaitu, pipet / membungkuk / terkikis / pointed / blunt ratings.)

HASILDari jumlah maksimumkemungkinan 500 pasang yang akan dinilai, 499 pasang lengkap dikembalikan untuk analisis. Pasangan lain telah selesai sebagian data.Perbandingan Radiograf UAO dengan DPTTabel I menyajikan statistik deskriptif dipasangkan menurut jenis radiografi. Untuk menyelidiki korelasi antara 2 metode (yaitu, apakah pasien yang sama dinilai sebagai memiliki masalah yang sama, atau yang normal untuk setiap kriteria pada 2 jenis radiografi), phi koefisien awalnya dibuat. Tabel II menyajikan hasil untuk ini. Dua tabulasi silang dari jumlah kasus positif dinilai untuk masing-masing variabel, disajikan pada Tabel III, yang mewakili bentuk akar, dan Tabel IV, yang merupakan variabel lain.Reabilitas inter dan intraobserverStatistik kappa untuk realibilitas interrater untuk kedua jenis radiograf disajikan pada Tabel V. Karena ukuran sampel ulang relatif kecil, keandalan intraobserver tidak dipecah menjadi jenis radiograf, meskipun korelasi untuk semua tindakan diteliti seperti sebelumnya. Tabel VI berisi statistik kehandalan intraobserver.PEMBAHASANSebuah literatur penelitian mengungkapkan 5 studi sebelumnya yang bertujuan untuk membandingkan kualitas informasi yang tersedia untuk ortodontis di radiograf DPT dan intraoral. Karena metodologi yang berbeda, perbandingan sulit untuk dilakukan. Hanya 2 dari studi tersebut yang membandingkan kemampuan untuk menilai morfologi akar, dan dari penelitian itu, hanya satu menjelaskan apa kriteria yang digunakan untuk menilai akar abnormal. Penelitian tersebut menemukan bahwa ada kesepakatan yang buruk antara jenis radiografi untuk penilaian morfologi akar. Semua studi melaporkan bahwa temuan yang signifikan biasanya tidak ada di DPT dan bahwa gambaran DPT cenderung untuk memberikan hasil positif palsu dengan tingkat tinggi. Tidak ada studi yang dilaporkan menggunakan perhitungan power atau sampel, dan hanya 1 dilaporkan menggunakan sampel acak. Ketika diperiksa, kehandalan intraexaminer ditemukan lebih baik dari kehandalan interexaminer. Temuan ini telah diulang dalam penelitian keandalan intra dan interexaminer lain dalam penilaian radiografi.Suatu hal yang penting untuk dipertimbangkan adalah bahwa penggunaan teknologi pencitraan canggih, seperti cone-beam computerized tomography (CBCT), masih kontroversial. Meskipun jenis pencitraan merupakan "gold standard" untuk penilaian, dosis dalam memberikan gambaran ini, terutama jika diperoleh pada penunjukan yang sama sebagai UAO dan DPT, terlalu tinggi. Selain itu, jumlah klinik dengan akses langsung ke teknologi ini terbatas. Banyak praktik spesialis di Inggris dan Eropa tidak secara rutin menggunakan CBCT. Dalam praktek ini gambaran tersedia hanya DPT dan UAO. Dengan begitu banyak penekanan pada nilai yang terbatas jelas dari UAO, standar praktek mungkin untuk menghindari penggunaan radiografi tersebut. Argumen kami adalah bahwa dosis dari UAO minimal, dan sampai CBCT tersedia bagi semua praktisi, UAO menyediakan data penting yang diperlukan untuk evaluasi klinis.Ada perbedaan yang signifikan dalam kualitas informasi diagnostik yang tersedia di DPT dan UAO radiografi dalam penelitian ini, oleh karena itu hipotesis nol bisa ditolak.Morfologi AkarMorfologi akar abnormal telah terbukti menjadi faktor risiko yang signifikan untuk resorpsi akar selama perawatan ortodontik, dengan gigi insisiv atas yang paling berisiko. Dalam penelitian ini, 42% dari pasien (125 dari 297) yang diklasifikasikan sebagai yang memiliki morfologi akar insisiv atas normal berdasarkan DPT yang dinilai sebagai memiliki morfologi akar "tidak normal" pada UAO (Tabel I ). Dari 182 diklasifikasikan sebagai memiliki morfologi akar "tidak normal" di DPT, 82% (149 dari 182) yang dinilai sebagai "normal" di UAO. Mengingat bahwa berat pendapat klinis dan literatur yang diterbitkan sangat mendukung radiograf intraoral terutama yang paling akurat dari 2 teknik untuk penilaian rahang atas anterior, adalah wajar untuk membuat asumsi bahwa pengamatan yang dilakukan pada UAO jauh lebih mungkin untuk mewakili kebenaran daripada di DPT. Penilaian yang akurat dari morfologi akar insisivus atas dengan DPT radiografi terbukti sulit atas dasar pandangan DPT, yang sesuai dengan temuan dari penelitian sebelumnya. Berdasarkan hasil ini, jika UAO diasumsikan sebagai gold standard untuk grading morfologi akar (CBCT yang hampir pasti "gold standar sesungguhnya, tetapi teknologi yang tidak ada), maka DPT memiliki sensitivitas 45,6% dan spesifisitas 71,4% untuk mendeteksi bentuk akar abnormal. Sebuah sensitivitas rendah dari tes skrining adalah sebuah temuan yang menyebabkan keprihatinan bagi seorang dokter, karena banyak pasien yang berisiko dengan kondisi tidak diidentifikasi. Dalam kasus morfologi akar abnormal, selain kehilangan kesempatan untuk memodifikasi mekanik pengobatan atau tujuan, ada juga masalah medikolegal, karena pasien bisa mengklaim bahwa mereka tidak sepenuhnya diberitahu tentang risiko masing-masing dari resorpsi akar sebelum perawatan. Sensitivitas dan spesifisitas UAO juga 100% untuk mendeteksi bentuk akar normal; Namun, dengan tidak adanya data gambar 3 dimensi untuk setiap pasien, ini adalah alat terbaik yang tersedia untuk menilai anterior rahang atas. Terlepas dari ini, hasil ini sangat menyarankan bahwa DPT bukanlah tampilan yang sesuai untuk membuat penilaian morfologi akar gigi seri atas sebelum perawatan ortodontik.Keandalan intraobserver untuk mengidentifikasi "normal" atau "tidak normal" morfologi akar pada pasien sangat baik (k =0,749); Namun, rendah sampai sedang untuk mengklasifikasikan morfologi akar tertentu (Tabel VI). Ini mungkin sebagian karena beberapa bentuk dijelaskan tampaknya cukup mirip. Sebagai contoh, pemeriksa mengatakan bahwa kadang-kadang sulit untuk memutuskan apakah akar harus diklasifikasikan sebagai pointed atau pipet. Bentuk akar abnormal memiliki pengulangan intraobserver terbaik adalah yang bent (k= 0,553) dan tumpul (k= 0,468). Terdapat realibilitas interobserver yang rendah (k= 0,327 untuk UAO dan k= 0,223 untuk DPT) untuk morfologi akar "normal" atau "tidak normal", dan ini memiliki implikasi potensial untuk validitas penafsiran di atas (Tabel V). Untuk setiap variabel, kesepakatan interexaminer lebih tinggi dengan UAO dibandingkan dengan DPT radiograf. Pengamat paling mampu menyepakati diagnosis akar yang eroded/resorbedpada UAO (k= 0,402) dan akar tumpul (k= 0,303) pada radiografi DPT. Penulis sebelumnya juga telah menemukan realibilitas intraobserver untuk menjadi lebih baik dari realibilitas interobserver ketika menilai radiografi untuk faktor tertentu.Gigi ImpaksiSatu-satunya kriteria yang UAO dan DPT radiografi memiliki kesepakatan yang baik adalah kehadiran impaksi gigi (k=0,642; Tabel IV). Ini bahkan berpendapat bahwa DPT dalam praktek merupakan gambaran yang lebih tepat daripada UAO untuk mendeteksi gigi yang impaksi, karena sebagian impaksi berada di area kaninus, dan jika kaninus impaksi pada garis lengkungan di wilayah ini, mungkin dikaburkan oleh gigi yang berdekatan pada UAO. Hal ini mungkin menjelaskan tingkat signifikan lebih tinggi dari impaksi dicatat pada radiograf DPT. Pedoman radiograf ortodontik akan menyarankan penggunaan setidaknya satu radiografi intraoral pada pasien ini untuk membantu melokalisasi gigi impaksi oleh paralaks. Realibilitas intraexaminer (k= 0,868) dan interexaminer k= 0,848 untuk UAO dan k= 0.776 untuk DPT) untuk gigi impaksi sangat baik (Tabel V).

Supernumerary TeethSupernumerary teeth yang tidak terjawab di DPT tetapi diidentifikasi pada UAO pada 6 kali (1,2% kasus). Tingkat ini sama dengan yang ditemukan dalam studi sebelumnya. Pada 5 dari 6 kasus, DPT diklasifikasikan tidak memadai bagi pengamat untuk cukup menilai morfologi akar gigi insisiv, adanya gigi impaksi, atau supernumerary; Namun, tidak mungkin untuk mengetahui mana dari 3 kriteria pengamat concern dengan kapan menilai radiograf tidak memadai. Pada 1 kasus supernumerary yang terlihat pada UAO namun gagal pada DPT yang diklasifikasikan sebagai "memadai" oleh pengamat (Gbr. 2). Keandalan intraobserver sempurna (k=1.000;Tabel VI) dan kehandalan interobserver sangat baik (k=0,652; Tabel V) untuk mengidentifikasi gigi supernumerary.Patologi PeriapikalPatologi periapikal ditetapkan sebagai yang buruk diidentifikasi pada DPT, sependapat dengan bukti yang diterbitkan. Kesepakatan antara UAO dan DPT rendah (k= 0,147). Keandalan Intraexaminer baik (k= 0,711; Tabel VI); Namun, keandalan interexaminer rendah untuk UAO (k=0,244) dan lebih buruk daripada kesempatan untuk DPT (k=0; Tabel V). Hal ini semakin menggambarkan ketidaksesuaian DPT sebagai alat pilihan untuk menilai patologi periapikal.

Subjective Adequacyadekuat dinilai secara subjektif oleh pengamat atas dasar kriteria tersebut (yang cukup mampu menilai morfologi akar gigi insisiv, adanya gigi impaksi, atau supernumerary pada radiograf.). 262 dari 499 UAO radiograf (53%) dianggap cukup, sedangkan 72 dari 499 DPT (14%) yang dinilaibiasa (Tabel I). Para pengamat sepakat terlebih pada adekuasi radiografi UAO (k=0,401) daripada DPT (k=0,222); namun kesepakatan tersebut rendah (Tabel V). Semua radiografi DPT diambil pada 1 dari 2 mesin modern yang dioperasikan oleh radiografer berkualitas yang tunduk pada audit kontrol kualitas, sehingga kualitas gambar per se (dalam keterbatasan teknik) umumnya baik.BiasSebuah kemungkinan sumber bias dalam penelitian ini adalah bahwa sampel tersebut diambil dari populasi pasien yang telah dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan. Pada pemeriksaan, sebagian besar rujukan ke Rumah Sakit Kingston terbukti berasal dari praktisi dokter gigi spesialis; Oleh karena itu, kejadian impaksi dan supernumerary gigi dan faktor risiko lain yang diharapkan lebih tinggi daripada populasi umum atau dalam perawatan primer. Selain itu, radiografi akan telah diminta oleh sejumlah dokter yang berbeda, yang semuanya mungkin berbeda ambang batas untuk pemesanan UAOnya. Hasil bersih ini akan menjadi proporsi lebih besar catatan yang cocok untuk dimasukkan dalam penelitian (memiliki UAO dan DPT radiografi yang diambil pada hari yang sama) akan memiliki anomali dalam rahang anterior, terutama impaksi atau supernumerary gigi, daripada di total populasi kasus dalam departemen rumah sakit dan tentu saja pada populasi umum. Upaya dilakukan untuk memberi petunjuk dan meningkatkan standari antara pemeriksa sebelum mereka memeriksa radiograf dengan menyediakan lembar instruksi rinci. Ini termasuk panduan ilustrasi morfologi akar. Meskipun demikian, kesepakatan dalam dan terutama antara penguji adalah sedang yang terbaik untuk individu jenis bentuk akar, meskipun lebih baik untuk gabungan kelompok "tidak normal". Operator semua memiliki pengalaman reguler menilai anterior rahang atas pada radiografi untuk faktor risiko; Namun, karena waktu yang relatif singkat mereka dalam praktek klinis dibandingkan dengan dokter senior yang (mungkin dengan 30 tahun pengalaman), adalah mungkin bahwa keandalan antar dan intraexaminer mungkin telah ditingkatkan jika pemeriksa telah terdiri dari yang terakhir.GeneralisasiValiditas eksternal studi ini mungkin telah ditingkatkan dengan penggunaan beberapa pengamat, meskipun ini mungkin juga berkontribusi untuk menurunkan nilai reliabilitas interobserver. Keterbatasan untuk generalisasi dari uji coba ini adalah bahwa populasi yang digunakan lebih cenderung memiliki gigi supernumerary dan berdampak pada rahang anterior daripada populasi umum. Selain itu, radiografi DPT diambil pada 2 mesin analog saja, dan hasilnya mungkin berbeda untuk DPT digital. Studi sebelumnya, bagaimanapun, telah menyarankan bahwa mesin DPT digital dan analog menghasilkan radiografi kualitas diagnostik yang sama. Penggunaan beberapa pengamat berpotensi membuat hasil yang lebih digeneralisasikan, karena variabilitas alami antara pengamat juga telah dinilai; Namun, para pengamat semua berasal dari populasi yang homogen dokter gigi, dan kemampuan yang lebih besar untuk menggeneralisasi mungkin diharapkan memiliki berbagai pengamat yang berbeda telah digunakan (misalnya, ortodontis konsultan, praktisi spesialis, dokter gigi umum).

KESIMPULANPerawatan harus diambil ketika menilai faktor risiko di rahang anterior atas dasar informasi yang tersedia di DPT saja. Radiografi intraoral kemungkinan akan diperlukan jika penilaian risiko penuh dan dapat diandalkan harus dibuat, terutama untuk menilai akar morfologi. Risiko radiasi tambahan harus ditimbang dengan hati-hati terhadap manfaat klinis mungkin. Kemajuan lebih lanjut dalam ilmu radiologi cenderung membuat pertanyaan apakah radiografi UAO diperlukan untuk penilaian yang tepat dari rahang anterior jauh kurang relevan. Cone-beam CT dapat menjadi penyelidikan radiografi pilihan untuk sebagian besar pasien ortodontik baru ketika dosis radiasi untuk scan turun atau di bawah itu dari DPT gabungan dan cephalogram lateral dan bila biaya telah jatuh cukup untuk memungkinkan akses umum untuk teknologi.Para penulis mengucapkan terima kasih Gavin Daya di Rumah Sakit Wexham Park untuk membantu dengan proofreading dan Allan Jones di Kingston Rumah Sakit untuk saran.