Pengungkapan
-
Upload
demi-luswida -
Category
Documents
-
view
72 -
download
1
Transcript of Pengungkapan
![Page 1: Pengungkapan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cfe3c55503467d968b6067/html5/thumbnails/1.jpg)
PENGUNGKAPAN
Pelaporan keuangan model FASB direkayasa untuk kepentingan investor, kreditor,
dan pihak lain untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit. Pihak pemakai memerlukan
berbagai informasi yang relevan dan bermanfaat untuk keputusan investasi, kredit, dan
semacamnya. Informasi keuangan yang dapat dilayani oleh pelaporan keuangan (financial
reporting) hanya merupakan sebagian jenis informasi yang diperlukan oleh investor dan
kreditor. FASB mengidentifikasi lingkup (scope) informasi yang dipandang bermanfaat untuk
pengambilan keputusan investasi dan kredit sebagai berikut :
1. Statemen keuangan (financial statements).
2. Catatan atas statemen keuangan (notes to financial statements).
3. Informasi pelengkap (supplementary information).
4. Sarana pelaporan keuangan lain (other means of financial reporting).
5. Informasi lain (other information).
Komponen satu dan dua merupakan satu kesatuan yang disebut statemen keuangan
dasar (basic financial statements) yang merupakan produk atau hasil yang disebut dengan
kerangka atau stuktur akuntansi pokok (basic accounting structure). Pelaporan keuangan
mencakupi semua informasi yang dapat disediakan manajemen yaitu komponen satu sampai
dengan empat. Walaupun dapat disediakan oleh manajemen, pengungkapannya tidak selalu
diwajibkan (mandatory) oleh penyusun standar melalui standar akuntansi atau oleh badan
pengawas (seperti Securities and Exchange Commision/SEC) melalui peraturan-peraturannya.
Penyusun standar (FASB atau Dewan Standar Akuntansi/IAI) dapat mewajibkan
pengungkapan untuk komponen satu sampai tiga dan untuk komponen tiga tingkat wajibnya
hanya sampai pada batas sangat merekomendasikan (strongly recommend). Jadi, secara
praktis, pengungkapan wajib melalui standar akuntansi hanya diberlakukan untuk komponen
satu, dua, dan dalam kondisi tertentu komponen tiga.
Lingkup informasi pelaporan keuangan dalam symposium Financial Reporting and
Standard Setting digambarkan sebagai apa yang disebut model inti (core model). Model ini
merupakan usulan untuk mengembangkan model lingkup informasi yang digambarkan FASB
di atas dan menggambarkan luasnya pengungkapan dan pengukuran.
Model inti berkaitan dengan masalah pengungkapan dan pengukuran. Model tersebut
(disebut juga sebagai re-engineered model) lebih luas cakupannya di banding model FASB
![Page 2: Pengungkapan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cfe3c55503467d968b6067/html5/thumbnails/2.jpg)
dalam kerangka konseptualnya karena ditujukan kepada pemakai yang lebih luas tidak
terbatas pada investor dan kreditor. Alasan perluasan tersebut antara lain adalah :
1. Permintaan informasi relevan oleh berbagai pemakai melebihi yang dapat
disediakan oleh model FASB
2. Tidak selayaknya berbagai kepentingan hanya dilayani dengan system pelaporan
yang sama.
Model inti ini akan menggeser tujuan dari menyediakan informasi umum (general purpose)
ke informasi multiguna (multipurpose).
Model inti memasukkan manajemen sebagai pihak pemakai yang harus
dipertimbangkan. FASB membedakan antara statemen keuangan (financial statements) dan
pelaporan keuangan (financial reporting). Pengukuran dan pengakuan hanya bertalian dengan
statemen keuangan sedangkan pengungkapan bertalian dengan seluruh lingkup pelaporan
keuangan.
Penyusun standar menghadapi masalah yaitu kapan pengungkapan harus dilakukan
melalui statemen keuangan dan kapan melalui catatan atas statemen keuangan atau
komponen lainnya. Masalah ini telah dipecahkan dengan ditentukannya kriteria pengakuan
dan pengukuran dalam rerangka konseptual. Suatu informasi akan dilaporkan melalui
statemen keuangan kalau memenuhi empat kriteria pengakuan yaitu definisi, keterukuran,
keberpautan, dan keterandalan.
Informasi yang dapat disediakan oleh manajemen tetapi tidak diwajibkan untuk
diungkapkan akan merupakan keleluasaan manajemen untuk mengungkapkannya.
Pengungkapan semacam ini disebut pengungkapan sukarela atau diskresioner (voluntary atau
discretionary disclosures). Pengungkapan sukarela dapat bersifat keuangan maupun
nonkeuangan dan dapat dilakukan manajemen melalui berbagai cara baik melalui komponen
satu sampai empat maupun sarana lain sperti jumpa pers (press release) oleh manajemen
mengenai produk baru, rencana merger, atau program bonus. Atas pertimbangan manajemen
atau tradisi, statemen keuangan dalam laporan keuangan dalam laporan tahunan (annual
report) umumnya disertai pula dengan berbagai informasi tambahan seperti pos-pos
keuangan penting (highlights) selama beberapa tahun terakhir, statistik keuangan penting,
kebijakan strategik, analisis rasio, informasi deskriptif atau promosial tentang produk, dan
berbagai laporan pelengkap. Semua ini dimaksudkan untuk mengingkatkan keberpautan dan
kebermanfaatan.
Statemen keuangan sebagai inti pelaporan keuangan dalam rerangka konseptual
FASB secara umum masih didasarkan pada kos historis yang berorientasi pada keterandalan
![Page 3: Pengungkapan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cfe3c55503467d968b6067/html5/thumbnails/3.jpg)
informasi. Keberpautan (relevansi) dicapai dengan cakupan pelaporan keuangan yang lebih
luas dari satemen keuangan. Oleh karena itu, pengungkapan perubahan harga untuk
menambah keterpautan dimasukkan dalam komponen informasi pelengkap. Berbagai upaya
untuk mengungkapkan keberpautan dan kebermanfaatan yang disajikan di luar statemen
keuangan inti disebut sebagai alat/sarana interpretif (interpretive device).
Berbagai upaya ada tingkat teori akuntansi diarahkan untuk memasukkan sarana
interpretif sebagai bagian dari seperangkat penuh statemen keuangan (a full set of financial
statement). Usulan yang cukup radikal misalnya adalah mengganti akuntansi kos historis
menjadi akuntansi kos sekarang (current value accounting).
Uraian di atas sebenarnya menjadi latar belakang topik pembahasan pengungkapan
(disclosure) dalam arti luas dan sarana interpretif yang keduanya merupakan konsep-konsep
yang diarahkan untuk mencapai kualitas keberpautan informasi akuntansi.
Definisi Pengungkapan
Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian intergral dari pelaporan keuangan.
Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu
penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen keuangan.
Siapa Dituju
Rerangka konseptual telah menetapkan bahwa investor dan kreditor merupakan pihak yang
dituju oleh pelaporan keuangan sehingga pengungkapan ditujukan terutama untuk mereka.
FASB misalnya menetapkan tingkat kecanggihan para investor dan kreditor cukup tinggi
sehingga pengungkapan yang diwajibkan dapat dikatakan lebih sedikit dibanding yang
dituntut oleh SEC karena SEC mempertimbangkan pula kepentingan investor yang naïf. SEC
menuntut lebih banyak pengungkapan karena pelaporan keuangan mempunyai aspek sosial
dan publik (public interest). Oleh karena itu, pengungkapan menuntut lebih dari sekadar
pelaporan keuangan tetapi meliputi pula peyampaian informasi kualitatif atau nonkuantitatif.
Karena pihak yang dituju lebih luas dan model pengambilan keputusan kurang dapat
diidentifikasi, pengungkapan cenderung untuk meluas dan jarang menjadi sempit (spesifik).
Fungsi dan Tujuan Pengungkapan
Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang
perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang
![Page 4: Pengungkapan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cfe3c55503467d968b6067/html5/thumbnails/4.jpg)
mempunyai kepentingan berbeda-beda. Telah disinggung bahwa investor dan kreditor tidak
homogen tetapi bervariasi dalam hal kecanggihannya (sophistication). Karena pasar modal
merupakan sarana utama pemenuhan dana dari masyarakat, pengungkapan dapat diwajibkan
untuk tujuan melindungi (protective), informatif (informative), atau melayani kebutuhan
khusus (differential).
Tujuan Melindungi
Tujuan melindungi dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua pemakai cukup
cangging sehingga pemakai yang naïf perlu dilindungi dengan mengungkapkan
informasi yang mereka tidak mungkin memperolehnya atau tidak mungkin mengolah
informasi untuk menangkap substansi ekonomik yang melandasi suatu pos statemen
keuangan. Dengan kata lain, pengungkapan dimaksudkan untuk melindungi perlakuan
manajemen yang mungkin kurang adil dan terbuka (unfair). Dengan tujuan ini,
tingkat atau volume pengungkapan akan menjadi tinggi.
Tujuan melindungi biasanya menjadi pertimbangan badan pengawas yang
mendapat autoritas untuk melakukan pengawasan terhadap pasar modal seperti SEC
atau Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Hal ini dapat dipahami karena
mereka bertindak demi kepentingan publik.
Tujuan Informatif
Tujuan informatif dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang dituju sudah
jelas dengan tingkat kecanggihan tertentu. Dengan demikian, pengungkapan
diarahkan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan
pengambilan keputusan pemakai tersebut. Tujuan ini biasanya melandasi penyusun
standar akuntansi untuk menentukan tingkat pengungkapan. Dalam kenyataannya,
badan pengawas seperti BAPEPAM bekerja sama dengan penyusun standar (profesi)
untuk menentukan keluasan pengungkapan. Untuk tujuan pengawasan oleh badan
kepemerintahan, terdapat pula pengungkapan yang khusus ditujukan ke badan
pengawas melalui formulir-formulir yang harus diisi oleh perusahaan pada waktu
menyerahkan laporan tahunan maupun kuartalan.
Tujuan Kebutuhan Khusus
![Page 5: Pengungkapan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cfe3c55503467d968b6067/html5/thumbnails/5.jpg)
Tujuan ini merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik dan tujuan
informatif. Apa yang harus diungkapkan kepada publik dibatasi dengan apa yang
dipandang bermanfaat bagi pemakai yang dituju sementara untuk tujuan pengawasan,
informasi tertentu harus disampaikan kepada badan pengawas berdasarkan peraturan
melalui formulir-formulir yang menuntut pengungkapan secara rinci.
Klasifikasi tujuan di atas lebih menggambarkan penekanan atau orientasi
badan pengawas. Tujuan perlindungan dan informatif keduanya harus dilayani. Pada
mulanya memang SEC sangat menekankan tujuan perlindungan sehingga informasi
yang diklasifikasi sebagai soft information (seperti akuntansi perubahan harga dan
prakiraan) dan data informatif ke depan (forward-looking information data) banyak
dihindari oleh SEC untuk diwajibkan pengungkapannya. Diduga alasannya adalah
data tersebut tidak terandalkan dan terverifikasi serta kekhawatiran investor umum
tidak memahami atau tersesat. Namun, sejak dikeluarkannya exposure draf SFAS No.
33 tentang perubahan harga, orientasi pengungkapan SEC mulai bergeser ke tujuan
informatif. Hal ini terbukti dengan dianjurkannya pengungkapan seperti informasi
projeksian serta informasi sosial dan lingkungan. Dalam ketentuannya, SEC sangat
menganjurkan untuk mengungkapkan informasi projeksian yang cukup beralasan dan
dibuat dengan itikad baik. Ketentuan ini menjadi dalih aman (“safe harbors”) bagi
perusahaan terhadap penalitas atau hukuman atas informasi projeksian yang dianggap
menyesatkan.
Keluasan dan Kerincian Pengungkapan
Hal ini berkaitan dengan masalah seberapa banyak informasi harus diungkapkan yang
disebut dengan tingkat pengungkapan (levels of disclosure).
Tingkat memadai adalah tingkat minimum yang harus dipenuhi agar statemen
keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan untuk kepentingan pengambilan keputusan
yang diarah. Tingkat wajar adalah tingkat yang harus dicapai agar semua pihak mendapat
perlakuan atau pelayanan informasional yang sama. Artinya, tidak ada satu pihak pun yang
kurang mendapat informasi sehingga mereka menjadi pihak yang kurang diuntungkan
posisinya. Dengan kata lain, tidak ada preferensi dalam pengungkapan informasi. Tingkat
penuh menuntut penyajian secara penuh semua informasi yang berpaut dengan pengambilan
keputusan yang diarah.
Tingkat pengungkapan yang tepat memang harus ditentukan karena terlalu banyak
informasi sama tidak menguntungkan dengan terlalu sedikit informasi. Oleh karena itu,
![Page 6: Pengungkapan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cfe3c55503467d968b6067/html5/thumbnails/6.jpg)
diperlukan kriteria atau pertimbangan untuk menentukan batas atas dan batas bawah. Batas
atas (kos>benefit) dan batas bawah (materialitas) dalam karakteristik kualitatif informasi
untuk pengakuan suatu pos dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan banyaknya
informasi. Dalam hal pengungkapan, batas atas (tingkat penuh) lebih banyak menimbulkan
kontroversi dibandingkan dengan batas bawah. Artinya, bagi penentu kebijakan, menentukan
seberapa luas pengungkapan harus dilakukan lebih problematik dibanding menentukan
informasi mana yang tidak perlu diungkapkan.
Kendala Pemgungkapan
Berbagai hal menjadi pertimbangan penyusun standar atau badan pengawas untuk
menentukan seberapa banyak informasi harus diungkapkan. Kendala pada umumnya timbul
dari kaca mata perusahaan.
Salah satu hal yang menentukan keluasan dan kerincian pengungkapan adalah tujuan
pengungkapan. Tujuan perlindungan atau protektif biasanya menuntut pengungkapan yang
lebih luas dan lebih rinci. Pengungkapan yang lebih luas biasanya terkendala oleh
keengganan perusahaan untuk menyediakan informasi.
Kos penyediaan informasi harus lebih kecil dari benefit informasi yang
disediakan.kendala kriteria ini adalah kesulitan menentukan manfaat informasi meskipun
sampai tingkat tertentu kos tersebut sangat tidak berarti (mendekati nol). Oleh karena itu,
kriteria ini akhirnya tidak pernah menjadi pertimbangan.
Bila kos penyediaan suatu informasi dapat diabaikan, persoalannya adalah perlukah
informasi tersebut diungkapkan. Dalam hal ini, keberlebihan infomasi (information overload)
harus menjadi pertimbangan. Keberlebihan informasi adalah penyediaan informasi yang
melebihi kemampuan pemakai untuk mencernanya secara efektif. Hal ini berlawanan dengan
konsep yang mengatakan bahwa makin banyak informasi makin baik. Makin banyak
informasi tidak selalu lebih baik kalau pemakai tidak dapat mengolah dan memanfaatkan
informasi sesuai dengan kebutuhannya.
Betapapun kos penyediaan informasi dapat diabaikan dari segi administratif,
informasi tertentu sangat berharga bagi perusahaan dalam kondisi persaingan. Pengungkapan
informasi dapat menempatkan perusahaan pada posisi yang kurang menguntungkan
dibanding pesaing dan hal inilah yang menjadi kos pengungkapan bagi perusahaan sehingga
perusahaan enggan untuk mengungkapkan informasi privatnya. Penyusun standar perlu
mempertimbangkan hal ini dalam menetapkan tingkat pengungkapan.
![Page 7: Pengungkapan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cfe3c55503467d968b6067/html5/thumbnails/7.jpg)
Bagi penyusun standar, pengungkapan wajib harus dipertimbangkan atas dasar apakah
informasi yang sama sebenarnya dapat diperoleh pemakai dari sumber selain yang disediakan
melalui pelaporan keuangan atau laporan tahunan.
Terdapat pihak yang menentang sama sekali gagasan tentang pengungkapan. Mereka
berpendapat bahwa pengungkapan sama saja mengakui bahwa penyusun standar tidak
mengetahui dengan pasti kebutuhan pemakai sehingga pangungkapan akan bersifat coba-
coba dan akan menjadi mahal bagi penyedia informasi. Oleh karena itu, pihak ini sangat
mendesak untuk dilakukannya penelitian untuk mengidentifikasi kebutuhan yang
sesungguhnya dari para pemakai. Dengan demikian, dapat diketahui apa saja yang perlu dan
tidak perlu diungkapkan.
Pengungkapan Wajib dan Sukarela
Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar apa
yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas. Pembahasan
sebelum ini sebenarnya ditujukan untuk menentukan pengungkapan wajib. Batas pengukuran
dan pengakuan dalam rerangka konseptual FASB di awal bab ini sebenarnya untuk
menggambarkan tingkat pengungkapan wajib dan sukarela.
Teori pensignalan (signaling theory) melandasi pengungkapan sukarela ini.
Manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan informasi privat yang menurut
pertimbangannya sangat diminati oleh investor dan pemegang saham khususnya kalau
informasi tersebut merupakan berita baik (good news). Manajemen juga berminat
menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan kredibilitasnya dan kesuksesan
perusahaan meskipun informasi tersebut tidak diwajibkan. Makin besar perusahaan makin
banyak pengungkapan sukarela yang disampaikan. Dengan kebersediaan manajemen dalam
pengungkapan sukarela ini, tingkat pengungkapan wajib yang dapat ditetapkan dapat
diarahkan ke tingkat wajar atau bahkan memadai tidak perlu penuh.
Regulasi Pengungkapan
Mempercayakan pengungkapan sepenuhnya kepada manajemen sama saja dengan
menyerahkan penyediaan informasi kepada pasar. Beberapa argumen mendukung perlunya
regulasi dalam penyediaan informasi. Alasan tersebut adalah
a. Penyalahgunaan (abuse)
b. Eksternalitas (externalities)
c. Asimetri informasi (information asymmetry)
![Page 8: Pengungkapan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cfe3c55503467d968b6067/html5/thumbnails/8.jpg)
d. Keengganan manajemen (management reluctance).
Semua regulasi diarahkan untuk mencegah adanya penyalahgunaan dan kecurangan
(fraud) oleh para pelaku pasar modal terutama dalam masalah pengungkapan. Hal ini menjadi
pemicu dibentuknya SEC dan dikeluarkannya Securities Act 1933 dan Securities Exchange
Act 1934. Intervensi pemerintah semacam ini diperlukan untuk menjamin efisiensi dan
pemerataan dalam hal informasi melalui regulasi. Misalnya, Securities Act dapat
mempengaruhi informasi dengan mengeluarkan undang-undang yang dapat menjerat pihak
yang melakukan kecurangan dan dapat mewajibkan pelaporan keuangan melalui penyerahan
laporan ke SEC (SEC filings) dan laporan tahunan ke pemegang saham.
Eksternalitas merupakan salah satu alasan diperlukannya regulasi. Eksternalitas
terjadi ketika tindakan satu pihak (dalam hal ini pengungkapan informasi) mempengaruhi
pihak lain yang diuntungkan tanpa menanggung kos atau dirugikan tanpa dikompensasi. Hal
ini akan mengurangi insentif untuk mengungkapkan secara penuh informasi meskipun hal
tersebut bermanfaat bagi banyak orang. Insentif menjadi kurang karena perusahaan yang
menyampaikan informasi tidak mendapat kompensasi untuk itu. Situasi ini disebut kegagalan
pasar (market failure). Kegagalan pasar dapat diatasi dengan regulasi untuk mendorong
pengungkapan informasi sebagai tindakan kolektif (collective action) bukan tindakan
individual atau sukarela.
Karena manajemen dan investor/kreditor merupakan pihak yang terpisah dan
hubungan kedua pihak tersebut dapat dipandang sebagai hubungan keagenan, dikhawatirkan
akan terjadi asimetri informasi antara kedua pihak tersebut dengan manajemen sebagai pihak
yang lebih menguasai informasi. Asimetri informasi mendorong para investor untuk
melakukan pencarian informasi nonpublik secara individual yang mengakibatkan para
investor tidak mempunyai informasi yang sama. Akibatnya, pasar menjadi tidak efisien.
Regulasi yang mewajibkan informasi tertentu diungkap secara public akan mengurangi
asimetri informasi baik antara manajemen dan investor maupun antara para investor sendiri.
Karena kepentingan sendiri (self-interest), manajemen cenderung enggan untuk
mengungkapkan informasi yang dapat meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi
kepentingan pribadinya dengan mengorbankan kepentingan umum (public interst). Regulasi
dapat menyeimbangkan kepentingan tersebut.