Pengukuran sudut cara seri rangkap
-
Upload
retno-pratiwi -
Category
Education
-
view
1.732 -
download
10
Transcript of Pengukuran sudut cara seri rangkap
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM UKUR TANAH 1
PENGUKURAN SUDUT HORIZONTAL
CARA SERI RANGKAP
OLEH:
DWI CAHYO WICAKSONO 12/333748/TK/40091
FUAD ALWI SWASTIKO 12/333513/TK/39864
KARTIKA VINA PRAMITA 12/333513/TK/39862
RETNO AGUS PRATIWI 12/333239/TK/39671
RIO MUHAMMAD FADHLI 12/336277/TK/40237
TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
PRAKTEK UKUR TANAH 1
PENGUKURAN SUDUT HORIZONTAL CARA SERI RANGKAP
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengukur besar sudut horizontal dangan cara seri rangkap dengan
ketelitian = 180°±1°.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Theodolit Fennel Kasel Besar (55672) 1 buah
2. Statip 1 buah
3. Kaki Tiga 2 buah
4. Unting-unting 3 buah
5. Patok 3 buah
6. Alat Tulis
III. TEORI
Sudut horizontal adalah selisih dari dua arah. Sudut horizontal pada suatu titik di
lapangan dapat dibagi dalam sudut tunggal dan sudut yang lebih dari satu sehingga teknik
pengukurannya juga berbeda. Apabila titik yang akan dibidik tidak dapat langsung dibidik
pusat tanda silang atau pakunya maka dibantu dengan target khusus atau benang unting-
unting yang digantungkan di atas titik tersebut.
Pengukuran sudut tunggal ada beberapa cara, salah satunya dengan cara pengukuran
seri (rangkap), yakni pengukuran sudut horizontal dilakukan dua kali terhadap sudut tunggal
dalam keadaan teropong pada keadaan biasa (B) dan luar biasa (LB)
IV. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Menentukan tiga buah titik sembarang(jarak antar titik bebas, minimal 10 meter).
Memasang paku pada titik tersebut.
2. Mendirikan alat theodolit di titik pertama(misal A). Melakukan centering dan sumbu
satu vertikal. Mendirikan kaki tiga dan unting-unting di titik lain (titik B dan titik C).
3. Membidik dan Mengarahkan teropong pada kondisi biasa ke titik B, baca dan catat
sudut horisontalnya.
4. Memutar teropong dan bidik ke titik C, baca dan catat sudut horisontalnya (tanpa
menggunakan klem dan penggerak halus limbus).
5. Memutar teropong menjadi posisi luar biasa dan arahkan kembali ke titik C telebih
dahulu. Baca dan catat sudut horisontalnya(tanpa menggunakan klem dan penggerak
halus limbus).
6. Memutar teropong (masih dalam posisi luar biasa) dan bidik ke titik B, baca dan catat
sudut horisontalnya.
Langkah ke 3 sampai 6 disebut pengukuran satu seri. Catat hasil pengukuran dalam table
berikut:
ALAT TARGET B LB BESAR SUDUT RATA-RATA
A B
C
aa B
aa C
aa A
7. Ulangi langkah ke 3 sampai 6 untuk mendapatkan seri ke 2. Catat hasil pengukuran
dalam formulir.
8. Melakukan pengukuran untuk sudut dititik lainnya yaitu titik B dan titik C.
V. HASIL PENGUKURAN DAN PEMBAHASAN
HASIL
No ALAT TARGET BIASA I LUAR BIASA
I BIASA II
LUAR BIASA
II RATA-RATA
1 A
B 77°09’00” 257°08’20” 77°08’20” 257°07’40”
45°07’30” C 122°17’00” 302°16’00” 122°15’20” 302°14’20”
BESAR SUDUT 45°08’00” 45°07’40” 45°07’00” 45°07’20”
2 B
A 103°22’30” 283°21’40” 103°21’20” 283°21’00”
61°17’35” C 42°04’20” 222°04’00” 42°03’40” 222°04’00”
BESAR SUDUT 61°18’00” 61°17’40” 61°17’40” 61°17’00”
3 C
A 15°05’20” 195°03’40” 15°05’20” 195°03’40”
73°35’25” B 88°40’20” 268°39’20” 88°40’20” 268°39’40”
BESAR SUDUT 73°35’00” 73°35’40” 73°35’00” 73°36’00”
SKETSA
73°35’25”
45 61°17’35” 45 45°07’30”
PEMBAHASAN
Dari hasil pengukuran, didapatkan data besar sudut sebagai berikut :
45°07’30” + 61°17’35” + 73°35’25” = 180°00’30”
dengan demikian, besar kesalahannya adalah - 00°00’30”, memenuhi syarat ketelitian
yang diminta.
VI. SIMPULAN
1. Cara pengukuran sudut horizontal seri rangkap dapat digunakan untuk mengukur
suatu sudut secara lebih teliti.
2. Semakin banyak seri yang digunakan, maka semakin tinggi pula tingkat ketelitian hasil
pengukuran.
3. Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran dengan cara seri rangkap ini dapat terjadi
karena beberapa hal :
a. Kurang tepatnya pembidikkan sasaran saat akan membaca sudut.
b. Klem limbus yang terbuka selama proses pengukuran sudut cara seri rangkap.
c. Klem horizontal yang terbuka ketika posisi teodolit membidik sasaran/target.
d. Kesalahan pembacaan skala horizontal pada okuler pembacaan horizontal.