Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

93
STATISTIKA DESKRIPTIF PENGUKURAN NILAI TENGAH Apa Itu Nilai Tengah Tendensi sentral atau nilai tengah: ialah angka yang mewujudkan nilai yang terletak ditengah dari hasil observasi pada suatu data. Macam tendensi sentral: 1. Mean 2. Median 3. Modus Mean Mean adalah nilai yang diperoleh dengan cara menjumlahkan semua nilai pengamatan dibagi jumlah semua pengamatan dalam agregat Sifat mean adalah: Mempertimbangkan semua nilai pengamatan Dapat dimanipulasi secara matematis, sehingga dapat dipergunakan untuk keperluan statistik Hanya berlaku untuk data kuantitatif Rumus Mean Data Distribusi Tunggal X = x / n X = mean x = hasil penjumlahan nilai observasi n = jumlah observasi Contoh Sepuluh pegawai di PT Samudra penghasilan sebulanya dalam satuan ribu rupiah adalah sebagai berikut: 1

description

Statistik

Transcript of Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Page 1: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

STATISTIKA DESKRIPTIF

PENGUKURAN NILAI TENGAH

Apa Itu Nilai Tengah Tendensi sentral atau nilai tengah: ialah angka yang mewujudkan nilai yang terletak

ditengah dari hasil observasi pada suatu data.

Macam tendensi sentral:1. Mean2. Median

3. Modus

Mean Mean adalah nilai yang diperoleh dengan cara menjumlahkan semua nilai

pengamatan dibagi jumlah semua pengamatan dalam agregat

Sifat mean adalah: Mempertimbangkan semua nilai pengamatan Dapat dimanipulasi secara matematis, sehingga dapat dipergunakan untuk keperluan

statistik

Hanya berlaku untuk data kuantitatif

Rumus Mean Data Distribusi Tunggal

X = ∑x / n

X = mean ∑x = hasil penjumlahan nilai observasi

n = jumlah observasi

Contoh Sepuluh pegawai di PT Samudra penghasilan sebulanya dalam satuan ribu rupiah adalah

sebagai berikut: 90, 120, 160, 180, 190, 90, 180, 70, 160, 100

Me = (90+120+160+180+190+90+180+70+160+100) : 10 = 150

Jadi penghasilan rata-rata pegawai di PT Samudra = Rp.150.000,-

Median Median: merupakan nilai observasi yang terletak ditengah setelah data pengamatan

diurutkan menurut besar kecilnya (array data)

1

Page 2: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Sifat nilai median: Median mudah dihitung dan mudah dimengerti Dipengaruhi jumlah observasi

Tidak dipengaruhi oleh nilai observasi

Digunakan pada data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif berskala ratio, interval maupun ordinal

Contoh Tinggi badan 11 Mhs Stikes Pemda: 180, 171, 170, 167, 166, 165, 164, 160, 147, 145, 144 Berat badan 10 Mhs Stikes Pemda: 39, 45, 52, 43, 37, 51, 65, 56, 71, 44

Pendidikan 5 Dosen Stikes Pemda: D3, S2, S1, S1, D3

50, 60, 70 Median à 60

50, 60, 70, 100.000 Median à (60+70)/2 = 65

SD, SMP, PT Median à SMP

SD, SD, SD, PT Median à SD

SD, SD, SMP, PT Median à antara SD dan SMP

Modus Modus adalah nilai yang memiliki frekuensi terbanyak atau yang sering muncul

Sifat modus adalah: Tidak dipengaruhi nilai ekstrim Digunakan baik pada data kualitatif (nominal dan ordinal) maupun data kuantitatif

(interval dan rasio)

Contoh

Data kualitatif Kebanyakan Mahasiswa di Jogja naik sepeda Kebanyakan pemuda Indonesia merokok

Pada umumnya Pegawai Negeri Sipil tidak disiplin

Pada umumnya warna mobil tahun 70-an adalah cerah, sedangkan tahun 80-an adalah gelap

Data kuantitatif Data umur pegawai di Departemen X adalah: 20, 45, 60, 56, 45, 45, 20, 19, 57, 45, 45,

51, 35

2

Page 3: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Modus Data Kelompok

Modus = b + p (f1 / (f1+f2))

b = batas klas bawah frekuensi terbanyak p = panjang klas

f1 = frek klas terbanyak – f sebelumnya

f2 = frek klas terbanyak – f sesudahnya

Median Data Kelompok

Median = b + p (1/2n – F / f)

b = batas bawah, dimana median akan terletak p = panjang klas

n = banyak data

F = cf = jumlah semua frekuensi sebelum klas median

f = frekuensi klas median

Mean Data Kelompok

Mean = ∑f x / n

n = jumlah data x = nilai rata-rata batas interval/ midpoint kelas interval

3

Page 4: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Misal interval : 21 – 30 → x = 21 + 30 / 2 = 25,5

Contoh Soal Nilai TengahHitungan Modus

Klas modus = klas ke-4 (f=30) b = 51 – 0,5 = 50,5

f1 = 30 – 18 = 12

f2 = 30 – 20 = 10

Modus = 50,5 + 10 (12 / (12+10)) = 55,95

Hitungan MedianKlas median = klas ke-4 (f=30)

b = 51 – 0,5 = 50,5 p = 10

f = 30

F = cf = 2 + 6 + 18 = 26

Median = 50,5 + 10 ((50-26) / 30)

Hitungan Mean Mean = 6072/100 = 60,72

Latihan Hasil pemeriksaan tinggi badan pada 10 Mhs: 171, 168, 158, 172, 165, 158, 169, 164,

178, 163 Berapa tinggi rata-rata atau mean tinggi badan Mhs tersebut ?

Mean = 166,6 cm

Hasil ujian UTS biostatistik Mahasiswa Stikes dengan nilai rata-rata 65,9. sedangkan hasil ujian UAS rata-rata 71,2. Berapa mean nilai tersebut jika UTS diberi bobot 1 dan UAS diberi bobot 2

(65,9 x 1) + (71,2 x 2) / (1 + 2) =

Mean = 69,4

Berat badan 15 Mhs Stikes: 51, 54, 55, 58, 63, 64, 65, 68, 69, 71, 72, 78, 79, 80

Berapa mean, median, modus ?

Mean = 65,7

Median = 65

4

Page 5: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Modus = 58

REFERENSI:

1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara

3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara

4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara

5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia

6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

PENGUKURAN DISPERSI

Pengertian Dispersi Ukuran Dispersi/ Variasi/ Penyimpangan adalah ukuran yang menyatakan seberapa

jauh penyimpangan nilai-nilai individu terhadap nilai pusatnya (rata-rata) Jenis ukuran dispersi ada 4:

Jangkauan = Range

Deviasi rata-rata = Simpangan rata-rata

Varians

Simpangan baku = Standar Deviasi

Range Range atau Jangkauan adalah selisih nilai terbesar dengan nilai terkecil Range data tunggal:

Contoh: Tentukan range data berikut:

7, 4, 11, 1, 9, 8

Range = 11 – 1 = 10

Contoh Sepuluh pegawai Stikes Jombang, gaji masing-masing tiap bulanya dalam ribuan

rupiah adalah sbb: 50, 75, 150, 170, 175, 190, 200, 400, 600, 700

Berapa range gaji pegawai tsb ?

5

Page 6: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Range: 700 – 50 = 650

Makin besar range → makin bervariasi

Range Data Kelompok

Cara menghitung range data kelompok:1. Selisih titik tengah kelas tertinggi dengan titik tengah kelas terendah 2. Selisish tepi atas kelas tertinggi dengan tepi bawah kelas terendah

Contoh Soal Range

Hitung range data kelompok di atas : Titik tengah kelas terendah = 142 Titik tengah kelas tertinggi = 172

Tepi bawah kelas terendah = 139,5

Tepi bawah kelas tertinggi = 174,5

Range = 172 – 142 = 30

Range = 174,5 – 139,5 = 35

Deviasi Rata-rata

Deviasi rata-rata: adalah nilai rata-rata hitung dari harga mutlak simpangannya

Deviasi rata-rata data tunggal:

DR = ∑ ⅼX – X1ⅼ/ n

6

Page 7: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

X = nilai individuX1 = nilai rata-rata n = jumlah dataContohTentukan deviasi rata-rata dari:

2, 3, 6, 8, 11 X1 = (2+3+6+8+11) / 5 = 6

Cara mencari deviasi rata-rata dapat menggunakan tabel bantu sbb:

DR = 14 / 5 = 2,8

Tabel

Deviasi Rata-rata Kelompok

Rumus:

DR = ( ∑ fⅼX – X1ⅼ) / n

f = frekuensi kelompok X = nilai tengah kelompok

X1 = rata-rata nilai tengah kelompok

N = jumlah f

Contoh Soal Deviasi Kelompok 1

7

Page 8: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Contoh Soal Deviasi Kelompok 2

DR = ( ∑ fⅼX – X1 ) / n

DR = 282 / 50 = 5,64

Varians Varians merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individu terhadap rata-rata

nilai kelompok Akar varians disebut standart deviasi atau simpangan baku

Varians sampel = S2

Varians populasi = σ2 (sigma)

8

Page 9: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Varians Data Tunggal

Untuk sampel besar ( > 30 )

S2 = ∑ (X – X1)2 / n

S2 = varians X = nilai individu

X1 = nilai rata-rata

n = jumlah data

Untuk sampel kecil ( n ≤ 30 )

S2 = ∑ (X – X1)2 / n -1

S2 = Varians X = nilai individu

X1 = nilai rata-rata

n = jumlah data

Varians Data Kelompok

Untuk sampel besar ( > 30 )

S2 = ∑ f(X – X1)2 / n

S2 = Varians f = frekuensi kelompok

X = nilai tengah kelompok

X1 = rata-rata nilai tengah kelompok

n = jumlah f

Untuk sampel kecil ( n ≤ 30 )

S2 = ∑ f(X – X1)2 / n -1

S2 = Varians f = frekuensi kelompok

X = nilai tengah kelompok9

Page 10: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

X1 = rata-rata nilai tengah kelompok

n = jumlah f

Contoh Tentukan varians dari data:

2, 3, 6, 8, 11 n = 5

X1 = (2+3+6+8+11)/5 = 6

Contoh Soal Varian

S2 = ∑ (X – X1)2 / n -1

= (54)/ (5-1) = 13,5

Contoh Soal Varians 2

10

Page 11: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Contoh Soal Varians 3

X1 = (66+69+72+75+78+81) / 6 = 73,425

S2 = ∑f (X – X1)2 / n

S2 = (467,790) / 40 = 11,694

Standart Deviasi (SD) Simpangan Baku atau Standart deviasi adalah akar dari varians

11

Page 12: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Standart Deviasi sampel = S

Standart Deviasi populasi = σ (sigma)

Untuk sampel besar ( > 30 )

S = √ ∑ (X – X1)2 / n

S = Standart Deviasi X = nilai individu

X1 = nilai rata-rata

n = jumlah data

Untuk sampel kecil ( n ≤ 30 )

S = √ ∑ (X – X1)2 / n-1

S = Standart Deviasi X = nilai individu

X1 = nilai rata-rata

N = jumlah data

Data Kelompok

Untuk sampel besar ( > 30 )

S = √ ∑ f (X – X1)2 / n

S = Standart Deviasi f = frekuensi kelompok

X = nilai tengah kelompok

X1 = rata-rata nilai tengah kelompok

n = jumlah f

12

Page 13: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Untuk sampel kecil ( n ≤ 30 )

S = √ ∑ f(X – X1)2 / n -1

S = Standart Deviasi f = frekuensi kelompok

X = nilai tengah kelompok

X1 = rata-rata nilai tengah kelompok

n = jumlah f

Contoh Berikut adalah sampel nilai UTS Biostatistik dari sekelompok Mahasiswa Stikes Pemda Jombang:30, 35, 42, 50, 58, 66, 74, 82, 90, 98Tentukan Simpangan Bakunya!

Contoh soal varians 4

S = √ ∑ (X – X1)2 / n -1

S = √ 4.950,5 / 9

= √ 550,056 = 23,45

13

Page 14: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Contoh Soal Varians 5

Contoh Soal Varians 6

X1 = ∑fx / ∑f = 5.585 / 100 = 55,85

S = √ ∑ (X – X1)2 / n

S = √ (5.342,75) / 100 = 7,31

14

Page 15: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

REFERENSI:1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara

3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara

4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara

5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia

6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit

VARIABEL STATISTIK

Apa Itu Variabel Variabel: adalah suatu sifat atau fenomena yang menunjukan sesuatu yang dapat

diamati dan nilainya berbeda-beda.

Sesuatu dikatakan variabel, jika: Mempunyai nama Dapat diamati atau diukur

Nilainya berbeda-beda

Memiliki definisi verbal

Ada kelompok penggolongan atau satuan

Contoh variabel tinggi badan: Nama : tinggi badan Dapat diukur : dapat

Nilai pengukuran : berbeda

Definisi verbal : jarak antara kepala – kaki

Satuan : centimeter

Bagian dari variabel disebut: atribut

Variabel: jenis kelamin, tingkat pendidikan

Atribut: laki, perempuan → atribut dari variabel jenis kelamin

Atribut: SD, SMP, SMA, PT → atribut dari variabel tingkat pendidikan

15

Page 16: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Subyek dan Obyek Penelitian Jika kita akan meneliti tingkat pengetahuan ibu hamil → maka ibu hamil disebut

subyek penelitian → sedangkan tingkat pengetahuan disebut obyek penelitian Meneliti jumlah kunjungan Puskesmas → Puskesmas: subyek, kunjungan: obyek

Meneliti kemanjuran obat → obat: subyek, kemanjuran: obyek

Macam Variabel Variabel Tergantung/ Akibat / Terpengaruh/ Dependen → variabel yang dipengaruhi

oleh variabel lain Variabel Bebas/ Sebab/ mempengaruhi/ Independen → variabel yang mempengaruhi

variabel lain

Contoh: variabel pendidikan dan pekerjaan → variabel pendidikan (variabel bebas), variabel pekerjaan (tergantung) → sebab pendidikan mempengaruhi pekerjaan

Sebutkan, mana yang termasuk variabel bebas dan variabel tergantung1. Jenis olah raga dan bakat2. Pekerjaan dan jenis kelamin

3. Kepribadian, pendidikan, dan keturunan

Hubungan Antar Variabel1. Hubungan Asimetris2. Hubungan Simetris

3. Hubungan Timbal Balik (Resiprocal)

Hubungan Variabel Asimetris Hubungan variabel Asimetris adalah hubungan suatu variabel yang mempengaruhi

variabel lainya X → Y

X = variabel bebas, independent, pengaruh, prediktor

Y = variabel tergantung, dependent, terpengaruh, kriterium

Hubungan Variabel Simetris Hubungan simetris artinya kedua variabel ada hubungan tetapi tidak saling

mempengaruhi

16

Page 17: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Contoh: variabel Tinggi badan (Y1) dan Berat Badan (Y2) dipengaruhi oleh variabel pertumbuhan (X)

Antara Y1 dan Y2 ada hubungan, tetapi tidak saling mempengaruhi

Hubungan Variabel Timbal Balik Hubungan antar dua variabel yang saling mempengaruhi Misal: hubungan antara variabel malnutrisi dan variabel malabsorbsi

Malabsorbsi akan menyebabkan malnutrisi

Malnutrisi akan menyebabkan atropi mukosa usus halus → malabsorbsi

Variabel Perantara Variabel perantara atau penghubung: variabel yang menjadi penghubung antara

variabel bebas dan variabel tergantung Misal: modernisasi (status wanita) dapat mempengaruhi fertilitas, tetapi tidak secara

langsung, namun melalui kontrasepsi atau penundaan usia perkawinan → variabel kontrasepsi dan penundaan usia perkawinan disebut : Variabel Perantara

Variabel Penekan/ Pra Kondisi Variabel penekan atau prakondisi adalah variabel yang merupakan prasyarat

bekerjanya variabel bebas dan variabel tergantung Contoh: Kuman M. TB (variabel bebas) menyebabkan penyakit TB (varibel tergantung)

→ proses diatas dapat berlangsung pada saat kondisi tubuh lemah (variabel penekan/ prakondisi)

Variabel Pengganggu/ Distorter Variabel pengganggu/ distorter adalah variabel yang mengganggu bekerjanya variabel

bebas dan variabel tergantung Contoh: Hipotesis: akseptor KB ekonomi lemah akan lebih banyak daripada ekonomi

tinggi → ternyata hipotesis tersebut salah, hal ini disebabkan ada variabel pengganggu yaitu variabel status pekerjaan: PNS dan Non PNS → ternyata hipotesis tsb benar pada pegawai non PNS

Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah seperangkat instruksi yang lengkap untuk menetapkan apa

yang akan diukur dan bagaimana cara mengukur variabel. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun definisi operasional sebuah variabel

adalah:

Nama variabel

Definisi verbal variabel

Kelompok penggolongan variabel

suatu cara untuk menggolongkannya17

Page 18: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Agar variabel dapat diamati dan diukur, maka setiap konsep yang ada dalam permasalahan atau yang ada dalam hipotesis harus disusun Definisi Operasional.

Definisi operasional dari variabel sangat diperlukan terutama untuk menentukan alat atau instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data.

Sebagai contoh konsep orang lapar: Orang lapar dapat didefinisikan sebagai:

Orang yang dapat menghabiskan sepiring nasi dalam waktu kurang dari dua menit

Orang yang kelihatan mengantuk, tidak suka berbicara dan kelihatan lesu.

Untuk menentukan seseorang lapar atau tidak, berdasarkan definisi 1 diperlukan sepiring nasi dan sebuah pencatat waktu, sedang definisi 2 tidak diperlukan alat, kecuali indera pengamatan

Tuliskan Definisi Operasional Variabel Berikut:1. Pengetahuan2. Persepsi

3. Sikap

4. Perilaku

5. Kinerja

6. Adat

7. Tradisi

8. Budaya

REFERENSI:1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara

3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara

4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara

5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia

6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

18

Page 19: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

POPULASI – SAMPEL - SAMPLING

Apa Itu Populasi Populasi : kumpulan individu atau obyek yang mempunyai karakteristik yang akan

dihitung/diukur Misal : penduduk Jombang, pasien poli kandungan, perawat puskesmas

Macam Populasi:

Populasi Finit (terhingga): diketahui jumlahnya

Populasi Infinit (tak terhingga): tidak diketahui jumlahnya, dapat diubah menjadi terhingga dengan cara membatasi wilayah atau jumlah

Apa Itu Sampel Sampel: adalah perwakilan dari populasi, yang dapat menggambarkan keadaan

populasi yang sebenarnya Pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak/random → agar semua anggota

pupolasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih

Apa Itu Sampling Sampling adalah cara memperoleh sampel dari populasi Sampling dibedakan menjadi dua; random dan non random

Random Sampling1. Simple Random Sampling2. Systematic Random Sampling3. Stratified Random Sampling4. Cluster Random Sampling5. Multistage Random Sampling

Non Random Sampling1. Asidentil sampling2. Kuota sampling3. Purposive sampling

Simple Random Sampling Pengambilan sampel dengan menggunakan tabel random atau diundi Tabel Random Sampling: 88, 00, 23, 67, 14, 45, 17, 48, 79, 59, 42, 08, 54, 65, 61, 84,

86, 33, 64, 90, 15, 69, 97, 58, 80, 25, 72, 52, 35, 40, 98, 24, 21, 66, 01, 08, 23, 15, 55, 02, 32, 83, 24, 54, 52, 07, 44, 53, 64, 33, 80, 87, 18, 01, 39, 84, 62, 25, 72, 07, 17, 52, 86, 14, 06, 33, 70, 75, 89, 10, 22, 91 dst

Sistematic Random Sampling19

Page 20: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Populasi diurutkan terlebih dahulu Pemilihan random diperoleh dengan cara mencari angka kelipatan

Angka kelipatan diperoleh dari: populasi/sampel → misal: 100/50 =2

Hasil pemilihan sampel dengan angka kelipatan 2 adalah: 00, 02, 04, 06, 08, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22 dst

Stratified Random Sampling Populasi dibagi menjadi beberapa kelompok atau strata → baru dilakukan random

sampling Misal penelitian IQ siswa SD → dikelompokan dulu per kelas → lalu masing2 kelas

dilakukan random sampling

Misal jumlah sampel 60 siswa → maka masing2 kelas diambil 10 sampel dipilih secara random

Cluster Random Sampling Cluster sampling dipergunakan saat unit samplingnya terdiri lebih dari satu elemen

populasi Misalnya: survey kualitas air minum penduduk didesa

Penduduk kita kelompokan dulu → dapat berdasar RT/RW, jalan, sungai

Multistage Random Sampling Teknik pemilihan sampel yang dilakukan secara bertingkat dan biasanya berdasarkan

pembagian wilayah kerja suatu pemerintahan Misal: survey jamban di jawa timur → kita tentukan dulu berapa kabupaten/kota yang

disampling →berapa kecamatan → berapa desa → berapa dusun → berapa RW → berapa RT

Assidentil Sampling Pengambilan sampel secara kebetulan Misalnya, pada hari dan jam kapan peneliti sempat atau pengunjung Puskesmas yang

saat itu datang

Kuota sampling Pengambilan sampel yang jumlahnya telah ditentukan oleh peneliti

Purposive sampling Pengambilan sampel yang kriterianya sesuai dengan keinginan atau tujuan peneliti

Pengumpulan Data1. Sensus: mencari data dengan mengamati atau mengukur semua responden2. Survey: mencari data dengan mengamati atau mengukur sebagian responden

20

Page 21: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Keuntungan survey:

Biaya murah, waktu dan tenaga sedikit, data lebih valid

Kerugian survey:

Data bersifat sesaat, tidak dapat menggambarkan perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu

Teknik Pengumpulan Data1. Pengamatan2. Wawancara

3. Angket

4. Pengukuran

Instrumen Pengumpulan Data1. Formulir isian2. Check list

3. Kuesioner tertutup atau terbuka

4. Alat ukur: timbangan, tersimeter

Formulir Isian Formulir isian → menggunakan beberapa pertanyaan yang berisi apa yang akan

diamati dan pengamat hanya menulis hasil dari obyek yang diamati Tidak ada komunikasi antara responden dan peneliti

Misal: Apakah penyakit Flu burung membahayakan?

Check List Check list terdiri dari beberapa pertanyaan yang jawabanya sudah disediakan oleh

peneliti, responden tinggal memberi tanda centang (√) Misal: Pendidikan saudara: □ SD, □ SMP, □ SMA, □ PT

Kuesioner Kuesioner: daftar pertanyaan yang sudah tersusun secara tertulis dan responden

tinggal menulis jawabanya Kuesioner tertutup: jika jawaban sudah disediakan peneliti, responden tinggal memilih

jawaban yang telah disediakan

Kuesioner terbuka: jika jawaban tidak disediakan peneliti, responden harus menulis jawaban dimana jawabannya tergantung pemikiran responden

21

Page 22: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

REFERENSI:1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara

3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara

4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara

5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia

6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

PENGOLAHAN DATA

Langkah Pengolahan Data Editing → (melengkapi, memperbaiki, memperjelas, pengecekan logis) jawaban

responden Coding → memberikan jawaban secara angka atau kode sehingga mudah diolah →

misal: SD (1), SMP (2), SMA (3), PT (4)

Transfering → memindahkan jawaban/kode jawaban ke dalam media pengolah/kartu kode

Tabulating → menyusun data dalam bentuk tabel/grafik

Editing Editing satuan: Umur: hari, minggu, bulan, tahun

Berat: gram, kilogram, ton, ons

Editing pekerjaan:

Wiraswasta: pedagang, penjual bakso, makelar

Swasta: pekerja pabrik, pelayan toko, pegawai bank

Coding Coding jenis kelamin: laki (1), wanita (2) Coding pekerjaan: PNS (1), swasta (2), wiraswasta (3), lain-lain (4)

Coding kepuasan: (skala Lickert)

1. Sangat tidak puas : 1

2. Tidak puas : 2

22

Page 23: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

3. Cukup : 3

4. Puas : 4

5. Sangat puas : 5

Transfering

TabulasiMenyusun data dalam bentuk tabel:

1. Tabel distribusi atau tabel frekuensi2. Tabel silang atau cross tabulating

Distribusi Distribusi: kumpulan data yang kita amati dalam suatu karakteristik tertentu Data yang tidak dikelompokan disebut: distribusi tunggal

Misal umur tenaga kesehatan: 34, 45, 24, 37, 55, 19, 21, 36, 33, 44, 28

Data yang dikelompokan disebut: distribusi kelompok (frekuensi)

Tabel Disribusi/ Tabel Frekuensi

23

Page 24: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Cara membuat Distribusi Frekuensi Carilah rentang nilai dengan cara nilai terbesar dikurangi nilai terkecil Hasil rentang nilai dibagi dengan banyaknya kelas interval yang diinginkan.

Banyaknya kelas interval mulai 5 s/d 15

Hasil pembagian rentang nilai dengan banyaknya kelas merupakan panjang dari kelas interval

Penyajian Data1. Narasi: tulisan, karangan, textular2. Tabel:

3. Tabel Distribusi Frekuensi

4. Tabel Silang (Cross Tabulation)

5. Grafik:

Grafik Batang; Histogram, Single Bar, Sub Divided Bar, Multiple Bar

Grafik Garis: Poligon, Ogive, Propotional Line Diagram, Propotional Change Line Diagram, Grafik Garis Tunggal, Grafik Garis Berganda, Hi-Lo

Grafik Grafik Gambar (Pictogram) Grafik Lingkaran (Pie Diagram)

Grafik Tebar (Scater Diagram)

Grafik Batang

Contoh Tabel Distribusi

24

Page 26: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Contoh Grafik Histogram

Latihan SoalBuat Table Disribusi Frekuensi berdasarkan:

1. Umur dengan interval 10 tahun2. Pendidikan

3. Status perkawinan

4. Kinerja

Buat Tabel Silang antara1. Umur dengan pendidikan2. Pendidikan dengan status perkawainan

3. Pendidikan dengan kinerja26

Page 27: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

REFERENSI:1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara

3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara

4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara

5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia

6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

DATA STATISTIK

Apa itu Data? Data (jamak → datum): himpunan angka yang berasal dari hasil pengukuran peneliti Kumpulan data disebut: agregat

Klasifikasi data Menurut pengolahannya:

Raw data: data mentah dan belum diolah Misal: umur mhs: 20, 31, 45, 23, 19

Array data: data yang belum diolah, tetapi sudah diurutkan

Misal: umur mhs: 19, 20, 23, 31, 45

Ungrouped data: raw data yang belum dikelompokan

Misal: A(23, Pria, Islam), B (30, Pria, Katolik), C (25, Wanita, Islam), D (19, Pria, Kristen)

Gruoped data: data yang telah dikelompokan dalam kelas tertentu:

Misal: Umur: kelompok (11-20), (21-29), (31-39)

Agama: Islam, Katolik

Menurut bentuk angka Data Diskrit: data yang angkanya bulat Data kontinue: data yang angkanya pecahan (desimal)

27

Page 28: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Menurut Sifatnya Data Kuantitatif: data yang berwujud angka Data Kualitatif: data yang tidak berwujud angka

Menurut Sumbernya Data Primer: data yang diukur atau dihitung sendiri oleh peneliti Data Skunder: data yang didapat dari sumber lain, yang tidak diukur atau dihitung

sendiri oleh peneliti

Menurut Skala Pengukurannya Skala Nominal: data yang hanya dapat membedakan (mengkatagorikan), tidak

diketahui tingkat perbedaanya dan tidak ada urutanya Misal: jenis kelamin, agama, alamat, status perkawinan

Skala Ordinal: data yang mempunyai kategori, mempunyai tingkat perbedaanya, teapi tidak diketahui berapa nilai tingkat perbedaanya

Misal: golongan, pangkat, tingkat pendidikan

Skala Interval: data yang mempunyai kategori, diketahui tingkat perbedaanya, ada urutan, tidak ada nilai nol mutlak (artinya mempunyai nilai nol →realnya ada nilai nol)

Misal: suhu badan, nilai ujian

Data Skala Ratio: data yang mempunyai kategori, diketahui tingkat perbedaanya, ada urutan, mengakui nilai nol mutlak (artinya realnya tidak ada)tidak ada nilai nol

Misal: berat badan, umur

REFERENSI:1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara

3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara

4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara

5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia

6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

MEMBACA TABEL

28

Page 29: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Cara Membaca Tabel Narasi tabel: menyangkut What, Where, When dan How much

Contoh: 90% tenaga kesehatan di RS swadana Jombang pada tahun 2006 adalah Bidan

Diantara bidan yang bekerja di RS swadana Jombang pada tahun 2004 yang sudah menikah adalah 57%

Contoh Tabel Distribusi

Latihan:1. Jumlah paramedis?2. Tenaga kesehatan terbesar?

3. Tenaga kesehatan terkecil?

4. Diantara paramedis, berapa % yang pendidikanya SPK?

5. Diantara paramedis, berapa % yang pendidikanya Akper?

Tabulasi Silang

29

Page 30: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Latihan Soal:1. Berapa % tenaga medis yang motivasi tinggi?2. Berapa % tenaga paramedis yang motivasi sedang?

3. Berapa % perawat SPK yang motivasi rendah?

4. Diantara perawat SPK, berapa % yang motivasinya tinggi?

1. Diantara tenaga medis, berapa % yang motivasinya sedang?

2. Diantara tenaga kesehatan yang motivasinya tinggi, berapa % yang pendidikanya Akper?

3. Diantara tenaga kesehatan yang motivasinya rendah, berapa % yang pendidikanya dokter?

4. Berapa % tenaga dokter yang motivasinya sedang?

5. Diantara tenaga kesehatan yang motivasinya sedang, berapa % yang pendidikanya dokter?

30

Page 31: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Tenaga Kesehatan

Buat Tabel untuk Menjawab Pertanyaan Berikut:1. Berapa % tenaga kesehatan yang pendidikanya dokter?2. Berapa % paramedis yang rumahnya Cukir?

3. Diantara perawat SPK, berapa % yang agamanya Islam?

4. Diantara tenaga kesehatan yang alamatnya Jombang, berapa % yang bekerja di UGD

5. Berapa %, tenaga kesehatan yang bekerja di Poli tetapi agamanya Hindu?

Referensi1. Noor, 1997, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta2. Bustan, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta

3. Bustan, 2002, Pengantar Epidemiologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta

4. Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar, Jakarta, PT. Rineka Cipta

5. Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti

6. Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB

31

Page 32: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF

Apa Itu Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi deskriptif adalah ilmu yang menggambarkan penyebaran/distribusi

penyakit yang terjadi di masyarakat berdasarkan variabel epidemiologi yang mempengaruhinya.

Variabel epidemiologi tersebut dikelompokan menurut: orang (person), tempat (place) dan waktu (time)

Variabel Orang/ Person: Meliputi: umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, etnik/suku, status perkawinan,

besarnya keluarga, paritas

Variabel Templat/ Place: Meliputi: alamat, RT, RW, dusun, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, pulau,

negara. Kota, desa, pantai, pegunungan, hutan, rawa, Pasar, mal, jalan raya, stasiun, tempat wisata, hotel

Variabel Waktu/Time: Jam, hari, bulan, tahun, tanggal, Musim penghujan, kemarau, Terus menerus, berkala,

insidentil, Musim buah, perayaan, upacara

Cara Penyajian Data1. Narasi2. Tabel Distribusi3. Tabulasi Silang4. Diagram/Grafik/Gambar

Komponen tabel:1. Ada judul: yang memuat What, Where dan When2. Ada Badan Tabel3. Ada Sumber: nama (nama pengarang, institusi), tahun

Contoh Judul: Tabel 1.2: Distribusi tenaga kesehatan menurut pendidikan di Puskesmas Jombang Tahun

2010

Contoh Badan Tabel Distribusi/frekuensi:

Tabel 1.2: Distribusi tenaga kesehatan menurut pendidikan di Puskesmas Jombang Tahun

32

Page 33: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

2010

Sumber: Suparyanto, 2010

Contoh Badan Tabel Silang (Raw):

Tabel 1.3: Distribusi tenaga kesehatan menurut pendidikan di Puskesmas Jombang Tahun

2010

Sumber: Suparyanto, 2010

Contoh Badan Tabel Silang (Colum):

Tabel 1.4: Distribusi tenaga kesehatan menurut pendidikan di Puskesmas Jombang Tahun

2010

33

Page 34: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Contoh Badan Tabel Silang (Total):

Tabel 1.5: Distribusi tenaga kesehatan menurut pendidikan di Puskesmas Jombang Tahun

2010

Histogram:Untuk grafik, gambar, cara penulisan judul ada dibawah grafik, baru sumbernya

Grafik 1.2: Distribusi tenaga kesehatan menurut pendidikan di Puskesmas Jombang Tahun 2010

34

Page 35: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Latihan soal:

Tugas Individu:Buat tabel frekuensi berdasarkan:1. Umur dengan interval 10 tahun2. Pendidikan3. Status perkawinan4. Kinerja

Buat tabel silang antara:1. Pendidikan dan status perkawinan (raw)2. Umur (kelas interval 10) dan kinerja (colum)3. Status perkawinan dan kinerja (total)

Buat Grafik Histogram1. Pendidikan2. Status perkawinan3. KinerjaWaktu pengerjaan 1 minggu, ditulis dalam kertas HVS atau folio bergaris

Referensi1. Noor, 1997, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta

35

Page 36: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

2. Bustan, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta

3. Bustan, 2002, Pengantar Epidemiologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta

4. Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar, Jakarta, PT. Rineka Cipta

5. Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti

6. Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB

DIAGNOSIS SAKIT

Cara Diagnosis Diagnosis adalah upaya untuk menegakan atau mengetahui jenis penyakit yang

diderita oleh seseorang atau masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat

Cara diagnosis: (Ahlbom)1. Anamnesis2. Pemeriksaan fisik

3. Tes Penunjang

Anamnesis Anamnesis adalah upaya untuk mencari keluhan yang berupa gejala (simptom) yang

dirasakan pasien Berdasarkan apa yang dirasakan pasien (hasil observasi objektif pasien)

Contoh: sakit kepala, mual, sakit perut, linu-linu

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik adalah upaya untuk mencari Tanda (sign) yaitu hasil pengamatan

obyektif dokter/tenaga kesehatan terhadap keluhan pasien Berdasarkan apa yang ditemukan tenaga kesehatan dalam pemeriksaan

Contoh: panas, edem, memar, kembung

Test Pemeriksaan Test pemeriksaan adalah upaya untuk membantu menegakan diagnosis dengan

Pemeriksaan laboratorium atau alat lain (USG, EKG, Rontgen) Contoh: pemeriksaan darah lengkap, widal, foto dada, USG abdomen

36

Page 37: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Beda Diagnosis Sakit antara UKM dan UKP

Definisi Kasus Kasus adalah mereka yang menderita suatu penyakit (UKP) atau masalah kesehatan

(UKM) Upaya diagnosis adalah upaya mendefinisikan jenis penyakit atau masalah kesehatan

Pada UKP, diagnosis perlu untuk intervensi Terapi

Pada UKM, diagnosis perlu untuk strategi pemberantasan atau pencegahan penyakit di masyarakat

Untuk mendefinisikan kasus perlu kriteria diagnosis:1. Pemisahan sehat dan sakit2. Status sakit: mungkin (possibel); barangkali (probable); pasti (definitif)

3. Status sakit: ringan; sedang; berat

4. Stadium penyakit: stadium I; II; III dan IV

Contoh Kasus TB Diagnosis Possible jika ada keluhan batuk berdahak > 2 minggu Diagnosis Probable jika ada respon dengan pengobatan anti TB atau gejala batuk

berdahak warna kuning kehijauan dan batuk darah (hematemisis)

Diagnosis Definitif jika ditemukan BTA dalam sputum

37

Page 38: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Apa diagnosis possible, probable dan definitif untuk kasus: Polio, kusta, DBD, HIV/AIDS

Status Kesehatan1. The Traditional (Ecological) Model2. The Health Field Concept (H.L. Laframboise, 1973)3. The Environment of Health (Hendrik L. Blum, 1974)

The Traditional (Ecological) Model

Status kesehatan menurut model ekologi adalah hasil interaksi antara Host, Agent & Environment

Status kesehatan Sehat, jika hasil interaksi ketiga faktor dalam keadaan seimbang

Status kesehatan Sakit jika hasil interaksi negatif atau ada gangguan

Gangguan Keseimbangan Kemampauan agent meningkat misal virulensi bertambah atau resistensi bertambah Kepekaan Host meningkat misal gizi turun, kecapekan, kekebalan tubuh menurun

Pergeseran lingkungan yang meningkatkan kemampuan agent misal lingkungan kotor, hujan

Perubahan lingkungan yang meningkatkan kepekaan Host misal kepadatan penduduk, hujan, kemarau

The Health Field Concept (Laframboise)

38

Page 39: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Status Kesehatan Sehat menurut Model Laframboise jika semua faktor mendukung Status Kesehatan Sakit, jika ada salah satu atau lebih faktor tidak mendukung

The Environment of Health (Blum)

Status Kesehatan Sehat menurut Blum, jika semua faktor mendukung Status Kesehatan Sakit, jika satu atau lebih faktor tidak mendukung

Bedanya dengan konsep Lamframboise adalah pada model Blum telah ditentukan faktor prioritas terhadap faktornya

Prioritas faktor:1. Lingkungan2. Perilaku

3. Pelayanan kesehatan

4. Keturunan

39

Page 40: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Referensi Noor, 1997, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta Bustan, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta

Bustan, 2002, Pengantar Epidemiologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta

Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar, Jakarta, PT. Rineka Cipta

Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti

Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI PENYAKIT

Segitiga Epidemiologi Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi gambaran

tentang hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya

Segitiga epidemiologi merupakan interaksi antara Host (penjamu), Agent (penyebab) dan Environment (lingkungan)

Segitiga Epidemiologi

Keadaan di masyarakat dikatakan ada masalah kesehatan jika terjadi ketidak seimbangan antara Host, Agent dan Environment

Pada saat terjadi ketidakseimbangan antara Host, Agent dan Environment akan menimbulkan penyakit pada individu atau masalah kesehatan di masyarakat

Faktor Host

Adalah faktor yang melekat pada Host

40

Page 41: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Genetik: DM, asma, hipertensi Umur: osteoporosis, campak, polio, ca servix, ca mammae

Jenis kelamin: ca servik, BPH, ca paru

Suku/ras/warna kulit: negro lebih kuat dari kulit putih

Fisiologis: kelelahan, kehamilan, pubertas, stres, kurang gizi

Imunologis: ASI, imunisasi, sakit

Perilaku: gaya hidup, personal higienis, HAM, rekreasi, merokok, napza

Faktor Agent

Faktor yang menyebabkan penyakit atau masalah kesehatan

Gizi: kurang gizi, vitamin, mineral, kelebihan gizi Kimia: pengawet, pewarna, asbes, cobalt, racun, antigen

Fisik: radiasi, trauma, suara, getaran

Biologis: amoeba, bakteri, jamur, riketsia, virus, plasmodium, cacing

Faktor Environment

Faktor lingkungan yang mempengaruhi Host dan Agent

Fisik: iklim (kemarau dan hujan), geografis (pantai dan pegunungan), demografis (kota dan desa)

Biologis: flora dan fauna

Sosial: migrasi/urbanisasi, lingkungan kerja, perumahan, bencana alam, perang, banjir

Karakteristik Host Resistensi: kemampuan Host untuk bertahan hidup terhadap infeksi (agent) Imunitas: kemampuan Host mengembangkan sistem kekebalan tubuh, baik didapat

maupun alamiah

Infectiousness: potensi Host yg terinfeksi untuk menularkan penyakit yang diderita kepada orang lain

Karakteristik Agent Infektivitas: kesanggupan agent untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan Host

untuk mampu tinggal, hidup dan berkembang biak dalam jaringan Host Patogenesitas: kesanggupan agent untuk menimbulkan reaksi patologis (penyakit)

pada Host setelah infeksi

Virulensi: kesanggupan agent untuk menghasilkan reaksi patologis berat yang menyebabkan kematian

41

Page 42: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Toksisitas: kesanggupan agent untuk memproduksi toksin yang merusak jaringan Host

Invasivitas: kesanggupan agent untuk penetrasi dan menyebar kedalam jaringan Host

Antigenisitas: kesanggupan agent merangsang reaksi imunologis Host (membentuk antibodi)

Karakteristik Environment Topografi: situasi lokasi tertentu (letak/posisi/peta), baik alamiah maupun buatan

manusia, yang mempengaruhi terjadinya dan penyebaran penyakit tertentu (danau, sungai, hutan, sawah)

Geografis: keadaan yang berhubungan dengan permukaan bumi (struktur geologi, iklim, penduduk, flora, fauna) yang mempengaruhi terjadinya dan penyebaran penyakit tertentu (tanah pasir atau tanah liat)

Portal of Entry dan Portal of Exit Portal of entry: pintu masuknya Agent kedalam Host contoh: oral, kulit, nafas, kemih Portal of exit: pintu keluarnya Agent dari Host contoh: nafas, anal, darah, cairan tubuh

Transmisi: vektornya?

Bagaimana preventifnya? Cuci tangan sebelum makan Menolong partus memakai sarung tangan

Jangan meludah sembarang tempat

Kejadian Penyakit Dalam Komunitas Endemis: penyakit yang menetap pada suatu tempat, populasi dan masyarakat

tertentu (minimal 3 tahun berturut-turut) wabahEpidemi: terjadi peningkatkan penyakit melebihi normal (2 x lipat sebelumnya)

di masyarakat

Pandemi: epidemi yang terjadi pada daerah yang sangat luas (mendunia)

Tugas Individu: buat makalah

Pendahuluan

1. Latar Belakang

2. Tujuan

Tinjuan Pustaka

1. Faktor Agent

2. Faktor Host42

Page 43: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

3. Faktor Environment

4. Port of entry and exit

5. Transmisi

Pembahasan

1. Pencegahan

2. Pemberantasan

3. Pengobatan/ Penatalaksanaan

Penutup 1. Kesimpulan2. Saran

Referensi1. Noor, 1997, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta2. Bustan, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta

3. Bustan, 2002, Pengantar Epidemiologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta

4. Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar, Jakarta, PT. Rineka Cipta

5. Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti

6. Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB

KONSEP SEHAT DAN MASALAH KESEHATAN

Apa Itu Sehat? Keadaan sejahtera sempurna fisik, mental dan sosial, tidak terbatas pada bebas dari

penyakit dan kelemahan (WHO) Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang

hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU 23 th 1992 tentang Kesehatan)

Komponen Sehat

43

Page 44: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

1. Sehat fisik: sehat anatomi dan fungsi2. Sehat mental: rasional, emosi sesuai dengan realita, spiritual

3. Sehat sosial: bersosialisasi dengan lingkungan

4. Sehat ekonomi: mampu membiayai atau mengurusi dirinya sendiri atau menunjukan prestasi

Ruang Lingkup Masalah KesehatanMenurut Fletcher →6 D

1. Death → kematian2. Disease → penyakit

3. Disability → kecacatan

4. Discomfort → kekurang nyamanan

5. Dissatisfaction → kekurang puasan

6. Destitution → kelemahan (minder)

Ruang Lingkup Epidemiologi Epidemiologi → pendekatan khusus terhadap masalah kesehatan (mencari solusi) Mulai mengidentifikasi masalah →mengkaji apa penyebab masalah kesehatan →

tindak lanjut → implementasi →evaluasi

Ruang lingkup epidemiologi → 6E Etiologi; Efikasi; Efisiensi; Efektivitas; Evaluasi; Edukasi

Etiologi Mengidentifikasi apa penyebab penyakit dan masalah kesehatan Misal: penyakit DBD

Etiologis → virus dengue

Masalah Prevalensi DB: meningkat

Penyebab Masalah → sarang nyamuk, partisipasi masyarakat, kebodohan, sarana kesehatan

Apa penyebab dan masalah:1. KB2. HIV/AIDS

3. Kehamilan pra nikah

4. TB

5. Kusta

44

Page 45: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

6. Pengangguran

Efikasi Efek atau daya optimal yang dapat diperoleh (mencapai tujuan) dari adanya intervensi

kesehatan Imunisasi → efikasi 90% → artinya dengan imunisasi didapat kekebalan sebanyak

90% balita yang diimunisasi

PSN 3M → dapat menurunkan ABJ (Angka Bebas jentik) →menurunkan morbiditas DBD

1. Apa efikasi Alat kontrasepsi?

2. Apa efikasi ANC?

3. Apa efikasi Sex education?

4. Apa efikasi Pap smear?

5. Apa efikasi General Check Up?

6. Apa efikasi Olah raga?

Efektivitas Besarnya hasil yang dapat diperoleh (mencapai tujuan) dari suatu tindakan (intervensi)

kesehatan Misal: peningkatan kasus DBD 70% →dilakukan fogging → kasus menurun 50% →

fogging efektif menurunkan kasus DBD 20%

Efektivitas penurunan kasus diare setelah kaporisasi sumur dan penyuluhan

Intervensi kesehatan akan efektif jika intervensi sesuai dengan causa masalah kesehatan

Causa kesehatan dapat diketahui dengan epidemiologi analitik (penelitian)

Intervensi dikatakan efektif jika output sesuai dengan tujuan

Intervensi apa yang efektif menurunkan penyakit DBD?

1. Penyuluhan tentang penyakit DBD

2. PSN 3M

3. Fogging

Intervensi apa yang efektif menurunkan Angka kematian bayi?

45

Page 46: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

1. ANC

2. Imunisasi TT

3. Memimpin partus sesuai SOP

Efisiensi Pengaruh yang dapat diperoleh (mencapai tujuan) dengan menggunakan sumber

daya yang ada seminimal mungkin Imunisasi BCG → 1X, tidak efisien jika diberikan 2x

PSN → cukup 3M → tidak efisien jika membersihkan semua lingkungan

Efektif atau Efisien?1. Pemeriksaan ANC setiap bulan2. KB dengan metode kalender

3. Sectio pada kehamilan fisiologis

4. Memimpin partus letak lintang

5. Mengobati anemia berat dengan banyak makan sayuran hijau

6. Menentukan umur kehamilan dengan tinggi fundus

Evaluasi Penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu intervensi kesehatan Evaluasi baru dapat dilaksanakan jika ada perencanaan (target)

Intervensi dikatakan berhasil →jika mampu mencapai target yang telah ditetapkan atau melebihi

Imunisasi TT bumil >90% akan menurunkan morbiditas Tetanus neonatorum

Edukasi Intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang kesehatan sebagai upaya

pencegahan penyakit Penyuluhan gejala DBD →segera merujuk ke RS → kematian DBD dapat diturunkan

Penyuluhan tanda bahaya kehamilan → kematian ibu dapat diturunkan → menghindari 3 terlambat (diagnosis, keputusan, rujuk)

Materi apa yang perlu diberikan untuk menurunkan penyakit:1. TB2. HIV/AIDS

46

Page 47: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

3. Abortus

4. Tetanus neonatorum

5. Campak

Konsep Sehat Sehat dan sakit → merupakan suatu rangkaian proses yang berjalan terus menerus

dalam kehidupan masyarakat Sehat → sakit → sehat → sakit

Sakit awalnya single-cause → multiple-cause

Seseorang dikatakan sehat jika memenuhi syarat sehat WHO atau UUK atau tidak mempunyai masalah kesehatan (6D menurut Fletcher)

Konsep Sakit Untuk menjadi sakit → seseorang harus terpapar dengan kausa (agent) dan rentan

terhadap keterpaparan agent tsb Untuk mencegah sakit:

Menghindari terpapar agent → disinfektan; cuci tangan; pakai masker; pakai sarung tangan

Menurunkan kerentanan →meningkatkan daya tahan →makan bergizi, istirahat cukup, Olah Raga teratur, PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Referensi1. Noor, 1997, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta2. Bustan, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta

3. Bustan, 2002, Pengantar Epidemiologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta

4. Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar, Jakarta, PT. Rineka Cipta

47

Page 48: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

5. Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti

6. Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB

MASALAH KESEHATAN

Apa Itu Masalah Masalah: adalah sesuatu yang perlu dipecahkan mengingat adanya kesenjangan

antara tujuan yang diharapkan dengan kenyataan Masalah adalah kesenjangan antara:

Harapan dan Kenyataan

Tujuan dan Hasil/Capaian

Kebutuhan dan Ketersediaan

Target dan Cakupan

Narasi Masalah Penulisan masalah minimal menjawab pertanyaan: What?; Where?; When?; lebih

lengkap jika ada How much?

Contoh: Rendahnya cakupan Imunisasi Campak di wilayah kerja Puskesmas Jombang pada

tahun 2007 dimana terdapat kesenjangan cakupan -30% dari target yang seharusnya 90%

Meningkatnya kasus Avian Influensa di Indonesia pada tahun 2007 yaitu 40 kasus dibanding tahun 2006

Kurang lengkapnya sarana pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Jombang pada tahun 2006

Menurunnya kinerja perawat di Rumah Sakit Jombang pada tahun 2005

Apa Itu Sistem Sistem adalah suatu tatanan yang terdiri dari berbagai komponen/subsistem dimana

antara komponen satu dengan lainnya saling berhubungan dan mempengaruhi

Komponen sistem dikelompokan:1. Input2. Proses

48

Page 49: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

3. Output

4. Lingkungan

Komponen Input Man: pasien, direktur, pegawai, pejabat Money: anggaran, retribusi, tarif

Material: spuit, bed, bangunan, obat

Machine: ambulance, EKG, USG, X-ray

Methode: protap, peraturan, SK

Market: masyarakat, siswa, anggota organisasi

Komponen Proses Proses adalah upaya mengubah input menjadi output

Contoh: Manajemen Kesehatan: P1: Perencanaan

1. Rencana Usulan kegiatan

2. Rencana pelaksanaan Kegiatan

P2: Pelaksanaan dan Pengendalian

1. Pengorganisasian

2. Penyelenggaraan

3. Pemantauan

P3: Pengawasan dan Pertanggungjawaban

1. Pengawasan internal dan eksternal

2. Pertanggungjawaban

Komponen Output AKB: angka kematian bayi AKI: angka kematian ibu

Prevalensi penyakit

Morbiditas

49

Page 50: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Mortalitas

Umur Harapan Hidup

Letak Masalah Masalah letaknya ada di output:

Contoh: Meningkatnya AKI di Kabupaten Jombang pada tahun 2007 Meningkatnya AKB di Kabupaten Jombang pada tahun 2007

Menurunya jumlah akseptor KB di Puskesmas Jombang pada tahun 2005

Menurunya cakupan imunisasi Polio di Desa Jombang pada tahun 2004

Letak Penyebab Masalah Penyebab masalah letaknya ada di: Input atau Proses

Contoh: Rendahnya anggaran pemberantasan penyakit DBD di Puskesmas Jombang tahun

2007 Kurangnya tenaga perawat di Rumah Sakit Jombang pada tahun 2002

Tidak ada perencanaan pelaksanaan Posyandu di desa Jombang pada tahun 2006

Penyelesaian Masalah Menetapkan prioritas masalah Mengidentifikasi penyebab masalah

Merencanakan Tindak lanjut

Tugas Kelompok: Membuat makalah tentang: Penyelesaian masalah kesehatan Mahasiswa dibagi dalam 10 kelompok

Makalah ditulis dalam kertas HVS kwarto, margin: kiri 1,5 inchi, kanan, atas, bawah 1 inchi, spasi double, huruf: Time New Roman atau Arial dengan besar font: 12

Dijilid dengan sampul biru muda dengan disertai softcopy dalam CD

Kerangka Makalah:50

Page 51: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Pendahuluan:

1. Latar Belakang

2. Masalah

3. Tujuan: Umum dan Khusus

4. Manfaat

Tinjauan Pustaka

Berisi materi yang diambil minimal 5 sumber dengan batasan penerbitan maksimal 10 tahun

Sumber dapat berupa: buku, journal, majalah kedokteran, internet

Pembahasan:

Membahas cara menyelesaikan masalah dengan cara mencari penyebab masalah dan merencakan tindak lanjut berdasarkan teori yang ada

Penutup:

1. Kesimpulan: menjawab tujuan penulisan baik tujuan umum maupun khusus

2. Saran: menyampaikan saran untuk perbaikan baik untuk institusi maupun masyarakat

Topik Bahasan1. Imunisasi2. Gizi Buruk

3. KB

4. Posyandu

5. Sampah

6. Kebersihan lingkungan

7. DBD

8. HIV

9. TB

10. Avian Influenza

11. Merokok

51

Page 52: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

12. Napza

KONSEP PUSKESMAS

Pengertian Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang

bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja UPT tugasnya adalah menyelenggarakan sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan

Pembangunan Kesehatan maksudnya adalah penyelenggara upaya kesehatan

Pertanggung jawaban secara keseluruhan ada diDinkes dan sebagian ada di Puskesmas

Wilayah Kerja dapat berdasarkan kecamatan, penduduk, atau daerah terpencil

Visi Puskesmas Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah

tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat

Indikator Kecamatan Sehat: (1) lingkungan sehat, (2) perilaku sehat, (3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu(4) derajat kesehatan penduduk kecamatanMisi Puskesmas

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah

kerjanya

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya

Fungsi Puskesmas1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan 2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

4. Pelayanan Kesehatan Perorangan

52

Page 53: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

5. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Kedudukan Sistem Kesehatan Nasional → sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama

yang bertanggungjawab menyelenggarakan UKP dan UKM di wilayah kerjanya. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota → sebagai UPT Dinas Kesehatan yang

bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan Kabupaten/kota di wilayah kerjanya.

adalah sebagai unit pelaksana teknisSistem Pemerintahan Daerah dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.

Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama → sebagai mitra dan sebagai pembina upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa dan Pos UKK.

Struktur Organisasi Kepala Puskesmas Unit Tata Usaha:

1. Data dan Informasi,

2. Perencanaan dan Penilaian,

3. Keuangan, Umum dan Kepegawaian

Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:

1. UKM / UKBM

2. UKP

Jaringan pelayanan Puskesmas:

1. Unit Puskesmas Pembantu

2. Unit Puskesmas Keliling

3. Unit Bidan di Desa/Komunitas

Tata Kerja Kantor Camat → koordinasi Dinkes → UPT → bertanggung jawab ke Dinkes

Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama → sebagi mitra

53

Page 54: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat → sebagai pembina

Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan →kerjasama

Lintas sektor → koordinasi

Masyarakat → perlu dukungan/partisipasi →BPP (Badan Penyantun Puskesmas)

Badan Penyantun Puskesmas (BPP)Pengertian :

Suatu organisasi yang menghimpun tokoh-tokoh masyarakat peduli kesehatan yang berperan sebagai mitra kerja Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.

Fungsi: Melayani pemenuhan kebutuhan penyelenggaraan pembangunan kesehatan oleh

Puskesmas (to serve) Memperjuangkan kepentingan kesehatan dan keberhasilan pembangunan kesehatan

oleh Puskesmas (to advocate)

Melaksanaan tinjauan kritis dan memberikan masukan tentang kinerja Puskesmas (to watch)

Upaya Puskesmas Ada dua: UKM DAN UKP

Upaya kesehatan Wajib → upaya berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta punya daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta wajib diselenggarakan puskesmas di wilayah Indonesia.

Upaya Kesehatan Pengembangan → upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas

Upaya Kesehatan Wajib:1. Upaya Promosi Kesehatan 2. Upaya Kesehatan Lingkungan 3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana 4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Upaya Pengobatan

Upaya Kesehatan Pengembangan1. Upaya Kesehatan Sekolah,2. Upaya Kesehatan Olah Raga,

54

Page 55: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat,4. Upaya Kesehatan Kerja, 5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, 6. Upaya Kesehatan Jiwa 7. Upaya Kesehatan Mata,8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut,9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.

Azas Penyelenggaraan Azas Pertanggungjawaban Wilayah →bertanggung jawab meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya Azas Pemberdayaan Masyarakat → Puskesmas wajib memberdayakan perorangan,

keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas

Azas Keterpaduan

1. Azas keterpaduan lintas program → MTBS, UKS, PUSLING, POSYANDU

2. Azas Keterpaduan Lintas Sektor → UKS, GSI, UKK

Azas Rujukan

1. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan → kasus, spesimen, ilmu pengetahuan

2. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat → sarana dan logistik, tenaga, operasional

Manajemen Puskesmas P1: Perencanaan

1. Rencana Usulan Kegiatan

2. Rencana Pelaksanaan Kegiatan

P2: Pelaksanaan dan Pengendalian

1. Pengorganisasian

2. Penyelenggaraan

3. Pemantauan

P3: Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan internal dan eksternal

Pertanggungjawaban55

Page 56: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Referensi:

Depkes, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan, Nomor: 128/Menkes/ SK/ II/ 2004, Tentang Pelayanan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat

KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

Pengertian Budaya Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,

yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Unsur/Komponen Budaya1. Alat-alat teknologi 2. Sistem ekonomi 3. Keluarga 4. Kekuasaan politik

Wujud Budaya1. Gagasan, 2. Aktivitas3. Artefak.

Gagasan : adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak

Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat.

Aktivitas (tindakan): adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.

Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.

Artefak (karya) adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan

56

Page 57: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Komponen Budaya

1. Komponen Material

2. Komponen Non Material Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat

terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci Kebudayaan non material adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari

generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional

Hubungan Antar Unsur Kebudayaan Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi) Sistem mata pencaharian hidup

Sistem kekerabatan dan organisasi sosial

Bahasa

Kesenian

Sistem kepercayaan

Sistem ilmu dan pengetahuan

Teknologi Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta

memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam

cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian

Sistem Kekerabatan Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki

hubungan darah atau hubungan perkawinan

Bahasa Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling

berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat)

Kesenian Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat

manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga.

57

Page 58: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Keyakinan keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga

mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya.

Sistem Ilmu dan Pengetahuan Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia

tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan.

Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error).

Kelompok Ilmu Pengetahuan1. Pengetahuan tentang alam 2. Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya

3. Pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia

4. Pengetahuan tentang ruang dan waktu

Penetrasi Kebudayaan Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu

kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:

1. Penetrasi damai (penetration pasifique)

2. Penetrasi kekerasan (penetration violante)

Penetrasi Damai Penetrasi damai (penetration pasifique) Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan

damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi

memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat.

Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.

Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.

Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.

58

Page 59: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India.

Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru (gabungan keduanya).

Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.

Penetrasi kekerasan Penetrasi kekerasan (penetration violante) Masuknya sebuah kebudayaan dengan

cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan

disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.

Referensi1. Reese, W.L. 1980. Dictionary of Philosophy and Religion: Eastern and Western Thought, p.

488.2. Templat:Cite study, based on American Jewish Year Book. 106. American Jewish Committee.

2006. http://www.ajcarchives.org/main.php?GroupingId=10142.

3. Adherents.com - Number of Christians in the world

4. Miller, Tracy, ed. (2009), Mapping the Global Muslim Population: A Report on the Size and Distribution of the World’s Muslim Population, Pew Research Center, http://pewforum.org/newassets/images/reports/Muslimpopulation/Muslimpopulation.pdf, hlm.4"

5. Boritt, Gabor S. Lincoln and the Economics of the American Dream, p. 1.

PENGANTAR BIOSTATISTIK (BIOSTATISTIC INTRODUCTION)

Sejarah Statistik Statistik berasal dari bahasa Yunani (states): artinya negara, waktu itu banyak

digunakan untuk urusan negara misalnya biaya pajak, jumlah penduduk sehingga muncul istilah statistik penduduk, statistik pendidikan, statistik kelahiran, statistik kematian

Statistika adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan data, serta sifat-sifat data

Biostatistik adalah statistik tentang makluk hidup (termasuk kesehatan)59

Page 60: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Statistika: metode (prosedur, ilmu) untuk pengumpulan, pengorganisasian, penyajian, dan analisa data

Statistik: ukuran (karakter, besaran) dari sampel, merupakan informasi

Contoh: rata-rata hitung (rerata, mean), median, modus, proporsi, jangkauan (range)

BB (berat badan) adalah data , bukan statistik

Rata-rata BB mahasiswa Stikes Pemda adalah Statistik

Langkah Statistik:1. Pengumpulan data2. Pengolahan data

3. Penyajian data

4. Penganalisaan data

5. Penarikan kesimpulan

Langkah berurutan, tidak dapat dibolak-balik Statistik merubah data menjadi informasi

Contoh Statistik Data umur mahasiswa: 18, 19, 18, 20, 21, 20, 19, 23, 19, 20, 19, 20, 21, 22, 20 Informasi apa yang dapat diambil dari data umur mahasiswa diatas?

Syarat Statistik1. Merupakan agregat 2. Diperoleh dengan menghitung atau mengukur 3. Mempunyai variabilitas

Agregat Agregat adalah kumpulan fakta yang diperoleh dari obyek yang kita amati Cara memperoleh agregat: mengamati satu/sekelompok obyek secara berulang

Misal: Agregat umur: 12, 13, 12, 15, 16 Agregat agama: Islam, Katolik, Kristen, Budha, Hindu

Agregat status nikah: tidak menikah, menikah, duda, janda

60

Page 61: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Beda Menghitung dan Mengukur Menghitung: tidak ada alat ukurnya, bentuk angkanya bulat, tidak ada satuanya Misal: jumlah mahasiswa, jumlah buku

Mengukur: ada alat ukurnya, bentuk angkanya desimal, ada satuanya

Misal: suhu tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi badan

Kegunaan Statistik Memberikan gambaran tentang suatu objek secara lengkap dan ringkas Membandingkan kejadian satu dengan kejadian lainya dengan memakai acuan waktu

atau tempat

Membuat ramalan pada kejadian yang sama dimasa yang akan datang

Ruang Lingkup Statistik deskriptif/deduktif adalah statistik yang bertujuan menggambarkan ciri suatu

obyek berdasarkan data yang diperoleh, tanpa tindak lanjut (mencari penyebab) Misal:

Statistik kunjungan Puskesmas

Statistik penderita Ca servix di poli kandungan

Statistik Inferensial/ induktif adalah statistik bertujuan menaksir secara umum suatu populasi dengan menggunakan hasil sampel, termasuk didalamnya teori penaksiran dan pengujian teori

Misal:

Uji faktor yang mempengaruhi kunjungan Puskesmas

Uji faktor pengaruh antara umur ibu dengan ca servix

Pendekatan Statistik Pendekatan/ cara berpikir statistik dibagi: Cara berpikir Deduktif adalah mengambil kesimpulan dari data yang bersifat umum ke

kesimpulan yang bersifat spesifik

Kesimpulan yang ditarik adalah benar, jika premis (dasar pemikiran) benar dan prosedur penarikan kesimpulan benar

Contoh: Premis mayor: semua manusia akan mati

61

Page 62: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Premis minor: Si Fulan adalah manusia

Kesimpulan: Si Fulan akan mati

Cara berpikir Induktif adalah mengambil kesimpulan dari data yang bersifat sfesifik ke kesimpulan yang bersifat umum

Walaupun premis benar, prosedur penarikan kesimpulan sah, kesimpulan belum tentu benar, tetapi bisa dikatakan bahwa kesimpulan tsb mempunyai peluang benar

Contoh: Si Amir berkaki dua Si Santi berkaki dua

Si Heru berkaki dua

Si Lina berkaki dua

Si Hasan berkaki dua

Amir, Santi, Heru, Lina, Hasan adalah manusia

Kesimpulan: semua manusia (mempunyai peluang besar) berkaki dua

REFERENSI:1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi

Aksara

3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara

4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara

5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia

6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Macam Saraf1. Saraf sensoris adalah saraf yang membawa impuls dari reseptor ke SSP (Sistem

Saraf Pusat)2. Saraf konektor adalah saraf menghubungkan saraf sensoris dan saraf motoris di

medula spinalis pada gerak reflek

3. Saraf motoris adalah saraf yang membawa impuls dari SSP ke efektor

62

Page 63: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Macam Saraf

Sistem Lokomotorius

Gerak Reflek Gerak reflek adalah gerak (respon terhadap impuls sensoris) yang tidak disadari Jarasnya: reseptor → saraf sensoris → saraf konektor (medulla spinalis) → saraf

motorik → efektor

Reseptor Sensoris Reseptor sensorik adalah organ/sel yang berfungsi menerima rangsang/stimulasi

lingkungan menjadi impuls saraf Reseptor dibagi berdasarkan:

63

Page 64: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Sumber (lokasi) sensasi

Jenis sensasi yang terdeteksi

Macam Reseptor Eksteroseptor: reseptor yang menerima rangsang dari luar tubuh. (sentuhan, tekanan,

nyeri, suhu, penciuman, penglihatan, pendengaran) Propioseptor: reseptor yang menerima rangsang dari dalam tubuh. (otot, tendon,

persendian, keseimbangan)

Interoseptor/viseroseptor: reseptor yang terletak di organ visera dan pembuluh darah yang diinervasi oleh SSO. (digesti, ekskresi dan sirkulasi)

Mekanoreseptor: reseptor untuk rangsangan mekanik. (vibrasi, tekanan, propriosepsi, pendengaran, keseimbangan, tekanan darah)

Termoreseptor: reseptor untuk suhu

Reseptor nyeri/nosiseptor: reseptor untuk kerusakan jaringan

Fotoreseptor: reseptor untuk cahaya

Kemoreseptor: reseptor untuk zat kimia

Sistem Saraf Sistem Saraf Pusat (SSP) terdiri dari cerebrum dan medulla spinalis Sistem Saraf Tepi (SST) adalah saraf yang keluar dari SSP yang terdiri dari nervi

cranialis dan nervi spinalis

Sistem Saraf Otonom (SSO) adalah saraf SST yang sifatnya tidak sadar (involunter) terdiri dari nervi simpatis dan nervi parasimpatis

Jaras Saraf Sensoris Jaras mulai dari reseptor → cortex sensoris cerebri → membawa impuls dari reseptor

ke SSP Badan sel saraf sensoris ada di ganglion radik posterior dekat medulla spinalis

Kerusakan pada jaras sensoris menyebabkan anestesia

Ada dua jalur:1. Untuk Sentuhan/posisi saraf berjalan mulai ganglion radix posterior kemudian melalui

serabut sentralis naik didalam kolumna dorsalis lalu menyilang di medulla oblongata dan berakhir di cortex sensoris cerebri

64

Page 65: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

2. Untuk Nyeri/suhu saraf berjalan mulai ganglion radix posterior kemudian memotong medulla spinalis lalu naik pada traktus antero lateral sisi yang berlawanan menuju cortex sensoris cerebri

Jaras Motoris Jaras motoris adalah jaras saraf mulai dari cortex motorik cerebri sampai ke efektor

(otot, kelenjar) Jaras menyilang di medulla oblongata

Dibagi dua yaitu:

1. UMN

2. LMN

Upper Motor Neuron (UMN) Jaras saraf mulai dari cortex motorik cerebrum sampai cornu anterior medulla spinalis Kerusakan pada jaras UMN akan menyebabkan paralisa yang bersifat spastik

Lower Motor Neuron (LMN) Jaras saraf mulai dari cornu anterior medulla spinalis sampai ke efektor Kerusakan LMN akan mengakibatkan paralise yang bersifat flacid (layuh)

Fungsi Hemisfer:Fungsi hemisfer kiri:

Fungsi motorik/sensorik tubuh kanan Fungsi berbahasa

Berpikir matematik atau logis

Fungsi hemisfer kanan: Fungsi motorik/sensorik tubuh kiri Mengendalikan ruang

Pemikiran abstrak/imajiner/seni

Sinap: Sinap adalah hubungan satu neuron dengan neuron lain Pada motorneuron siap terjadi pada soma atau dendrit (ribuan)

Diantara bongkol sinap (synaptic knob) ada yang bersifat eksitasi atau inhibisi

65

Page 66: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Bongkol sinap disebut juga terminal knob atau terminal presinaptik

Antara terminal sinaptik dan soma neuron terdapat celah sinap

Didalam bongkol sinap terdapat vesikel sinaptik dan mitokondria

Vesikel sinaptik mengandung senyawa transmiter yang bila dilepaskan kedalam celah sinap dapat merangsang atau menghambat neuron

Mitokondria menyediakan ATP yang digunakan untuk mensintesis transmiter baru

Bila potensial aksi menyebar sampai bongkol sinaptik, depolarisasi membran menyebabkan pengosongan sejumlah kecil vesikel kedalam celah sinap

Neurotransmiter akhirnya menyebabkan eksitasi / inhibisi

Neurotransmiter: Suatu transmiter akan menyebabkan eksitasi atau inhibisi tak hanya ditentukan oleh

sifat transmiter tetapi juga oleh sifat reseptor didalam membran presinaptik Misal :

Neuron yang sama akan terangsang oleh sinap yang melepaskan asetilkolin , tetapi terinhibisi oleh sinap lain yang melepaskan glisin

Jadi membran saraf mengandung reseptor eksitasi untuk asetilkolin dan reseptor inhibisi untuk glisin

Satu neuron hanya melepaskan satu jenis transmiter

Organisasi Sistem Saraf: Tugas pokok terpenting dari sistem saraf adalah mengatur kegiatan tubuh, dengan

cara: Kontraksi otot rangka → untuk gerak sadar (volunter)

Kontraksi otot polos (didalam organ internal) →untuk gerak otonom

Sekresi kelenjar eksokrin dan endokrin

Pengolahan Informasi: Sebenarnya > 99 % dari semua informasi sensoris terus dibuang oleh otak karena

tidak penting, misal : Orang sama sekali tidak menyadari bahwa pakaianya bersentuhan dengan kulit

Orang tidak menyadari tekanan pada tempat duduknya

Tempat pengaturan penghantaran impul saraf ada pada sinap66

Page 67: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Ada sinap yang menghantarkan impuls dengan mudah ada juga yang sulit

Juga impuls fasilitasi atau inhibisi dari daerah lain didalam sistem saraf dapat ikut mengatur kegiatan sinaptik

Ada neuron yang bereaksi dengan sejumlah impuls dan ada yang sedikit

Jadi sinap merupakan tempat melakukan tindakan selektif impuls saraf

Hanya sebagian kecil informasi sensoris yang menyebabkan reaksi motorik segera

Sebagian besar informasi sensoris digunakan untuk mengatur kegiatan motorik dimasa yang akan datang dan untuk digunakan dalam proses berpikir

Letak penyimpanan memori ada di korteks serebri, dan proses penyimpanan informasi disebut daya ingat

Pada isyarat sensoris tertentu yang melalui serangkaian sinap, sinap tersebut akan lebih cepat menghantarkan isyarat yang sama pada kesempatan berikutnya, proses ini disebut : fasilitasi

Tingkat Sistem Saraf1. Tingkat Medulla Spinalis 2. Tingkat Otak rendah (batang otak/ truncus encephali)3. Tingkat Otak tinggi / korteks cerebri

Tingkat Medulla Spinalis Pada dasarnya semua reaksi motorik medulla spinalis bersifat otomatis dan terjadi

hampir segera sebagai reaksi terhadap isyarat sensoris yang disebut : Reflek Contoh : Otot teregang tiba tiba → muscle spindle (sensoris) →medulla spinalis →

motor neuron cornu anterior → Otot (efektor) → kontraksi

Tingkat Otak Rendah Hampir semua kegiatan bawah sadar tubuh diatur didalam otak yang lebih rendah,

seperti : Medulla Oblongata, Pons, Mesensefalon, Hipotalamus, Talamus, Serebelum, Ganglia

basalis

Tekanan darah arteria & pernafasan → pusatnya ada di medulla oblongata & pons

Keseimbangan pusatnya ada di serebelum, medulla oblongata, pons, mesensefalon

Gerakan yang terkoordinasi antara kepala, seluruh tubuh, mata pusatnya ada di mesensefalon, serebelum, ganglia basalis

67

Page 68: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

Reflek makanan seperti pengeluaran air liur merupakan koordinasi antara medulla oblongata, pons, mesensefalon, hipotalamus

Tingkat Otak Tinggi: Korteks serebri merupakan suatu daerah penyimpanan informasi yang luas sekali Cortex serebri juga berfungsi sebagai proses berpikir

Bagian otak yang berfungsi menerima impuls sensoris disebut: Area sensoris

Bagian otak yang berfungsi mengatur impuls motoris disebut: Area motoris

Tugas Individu1. Mengapa pada penderita kusta, dapat terjadi mati rasa. Apa yang diserang? Bagaimana prosesnya?2. Pada penderita polio, kakinya lumpuh layuh dan menjadi kecil. Apa yang diserang? Bagaimana prosesnya?3. Penderita yang menjalani operasi lokal, dia sadar tetapi tidak merasa sakit. Mengapa itu bisa terjadi, jelaskan?

REFERENSI

1. Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC

2. Verralis, Sylvia, 1997, Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan, Jakarta, EGC

3. Pearce, 1999, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, Gramedia

4. Landan, 1980, Essential Human Anatomy and Physiology, Scott Foresman and Company Gienview

5. Martini, 2001, Fundamentals of Anatomy and Physiology, Prentice Hall, New Jersey

6. Gibson, 1995, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, Jakarta, EGC

7. Ganong, 1995, Review of Medical Physiology, Philadelphia

8. Guyton, 1995, Tex Book of Medical Physiology, Philadelphia

9. Watson, R., 2002, Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat, edisi 10, EGC, Jakarta

10. Kahle, W., et all, 1991, Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia, EGC, Jakarta

11. Lutjen, et all, 2001, Atlas foto anatomi: struktur dan fungsi tubuh manusia, edisi 2, EGC, Jakarta

68

Page 69: Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)

69