Pengujian-Toleransi-Padi-Oryza-Sativa-L.-Terhadap-Salinitas-Pada-Fase-Perkecambahan.pdf
-
Upload
yudhistira-adhianto -
Category
Documents
-
view
11 -
download
7
Transcript of Pengujian-Toleransi-Padi-Oryza-Sativa-L.-Terhadap-Salinitas-Pada-Fase-Perkecambahan.pdf
PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.)
TERHADAP SALINITAS PADA FASE PERKECAMBAHAN
AHMAD MUHARRAM IBNU RUSD
A24062560
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.)
TERHADAP SALINITAS PADA FASE PERKECAMBAHAN
Testing of Salinity Tolerance for Rice (Oryza sativa L.) at Germination Phase
Ahmad Muharram1, Abdul Qadir
2, dan Suwarno
3
1Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB
2Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB
3Staf Instalasi Peneliti Tanaman Padi, Muara, Bogor
Abstract
The objective of the research was to find out a simple, quick, and inexpensive method for
testing salt tolerance of rice genotypes at germination phase. Experiments were conducted at the
Laboratory of Seed Science and Technology, Bogor Agricultural University, and in a green
house at Experimental Station Muara, Bogor from June 2010 until February 2011. A total of 40
rice genotypes were used in the experiments. The standard method for testing salinity tolerance
was applied in the green house where two week old seedling were transplanted to soil medium
salinized with 4 000 ppm NaCl for 8 weeks. Dead leaf percentage variable could differentiate 7
tolerant rice genotypes, 19 moderately tolerant, 14 moderately susceptible, and 4 susceptible.
Lalan was the most tolerant rice genotype with the lowest dead leaf percentage (30.03%),
perfomed followed by B11844-MR-23-4-6, B13133-9-MR-3-KY-2 and B13136-3-MR-1-KY-5.
Germinating seed on stensil paper in UKDdp method with 8 000 ppm NaCl for 14 days was the
best method for differentiating the tolerant varieties from the susceptible at the laboratory
condition. However, The correlation coefficient value between salinity tolerance variable in the
laboratory and in the greenhouse is low -0.12608.
Keyword : genotype of rice, salinity tolerance, germination phase
RINGKASAN
AHMAD MUHARRAM IBNU RUSD. Pengujian Toleransi Padi (Oryza
sativa L.) terhadap Salinitas pada Fase Perkecambahan. (Dibimbing oleh
ABDUL QADIR dan SUWARNO)
Tujuan dari penelitian ini adalah menyeleksi genotipe–genotipe padi yang
toleran salinitas serta mencari metode dalam menyeleksi yang cepat, murah dan
mudah padi pada fase perkecambahan. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan
Juni 2010 sampai Februari 2011 bertempat di rumah kaca Instalasi Penelitian
Tanaman Padi Muara Bogor dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih,
Departemen Agronomi dan Hortikultura.
Penelitian ini terdiri dari dua percobaan utama, percobaan toleransi
salinitas di rumah kaca dan percobaan toleransi salinitas di laboratorium.
Percobaan di rumah kaca sebagai uji standar untuk mengetahui tingkat toleransi
padi terhadap salinitas. Percobaan ini menggunakan konsentrasi 4 000 ppm NaCl.
Pengamatan dilakukan hingga 8 minggu setelah tanam (MST). Percobaan di
laboratorium terdiri dari 3 tahap yaitu: (1) Uji pendahuluan untuk mendapatkan
beberapa metode yang berpotensial dalam pengujian toleransi genotipe padi
terhadap salinitas. (2) Identifikasi metode terbaik untuk pengujian toleransi
genotipe padi terhadap salinitas. (3) Pengujian toleransi terhadap salinitas 40
genotipe padi dengan metode terbaik. Hasil percobaan di rumah kaca
dikorelasikan dengan hasil pengujian pada satu metode terpilih di laboratorium.
Pengujian pendahuluan pada percobaan di laboratorium dilakukan dengan
menggunakan media padat dan media kertas. Media padat yang digunakan pada
percobaan ini yaitu tanah + pasir, tanah + zeolit, tanah + kompos, pasir + zeolit,
pasir + kompos, dan zeolit + kompos. Media kertas yang digunakan adalah kertas
stensil. Konsentrasi NaCl yang digunakan 0, 3 000, 4 000, 5 000, 6 000, 7 000,
8 000, 9 000 dan 10 000 ppm. Analisis yang digunakan adalah uji t dan selisih
rataan antara varietas toleran dan peka untuk menentukan lima metode terbaik
pada penelitian ini. Pemilihan satu metode terpilih menggunakan media stensil
dengan konsentrasi 4 000, 5 000, 6 000, 7 000 dan 8 000 ppm NaCl. Analisis
menggunakan RKLT dua faktor dengan faktor pertama adalah metode dan faktor
kedua adalah genotipe serta dilihat pula selisih antara varietas toleran dan peka.
ii
Pengujian toleransi terhadap salinitas 40 genotipe padi dengan metode terbaik
menggunakan kertas stensil 8 000 ppm NaCl yang merupakan metode yang
terseleksi dan terbaik dari pengujian sebelumnya. Analisis menggunakan
Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan satu faktor, yaitu
genotipe padi. Peubah yang diamati adalah panjang tajuk, panjang akar, bobot
kering kecambah total, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar.
Pengujian di rumah kaca berdasarkan indikator persentase daun mati
menunjukkan bahwa tujuh genotipe berada pada tingkat toleran, 19 genotipe agak
toleran, 14 genotipe agak peka dan empat genotipe peka. Varietas toleran Lalan
memiliki nilai persentase daun mati terendah yaitu sebesar 30.03 %, diikuti oleh
genotipe B11844-MR-23-4-6, B13133-9-MR-3-KY-2 dan B13136-3-MR-1-KY-5
masing-masing sebesar 34.10 %, 35.03 %, 38.30 %, sedangkan varietas cek
toleran Pokali memiliki nilai persentase daun mati lebih tinggi sebesar 68.14 %,
varietas cek peka Ciherang sebesar 80.32 % dan IR64 sebesar 87.60 %.
Hasil analisis korelasi seluruh peubah di rumah kaca tidak ada yang
berkorelasi dengan peubah yang diamati di laboratorium. Nilai korelasi yang
terbesar dengan peubah persentase daun mati adalah peubah panjang tajuk dengan
nilai koefisien korelasi sebesar -0.126. Hal ini menunjukkan korelasi antara
laboratorium dengan rumah kaca berkolerasi rendah. Korelasi yang rendah dapat
disebabkan karena perbedaan stadia pertumbuhan, kondisi lingkungan dan juga
viabilitas benih yang berbeda pada saat pengujian. Hasil simulasi seleksi
menunjukkan bahwa penggunaan metode kertas stensil dengan kosentrasi
8 000 ppm tidak dapat digunakan untuk menyeleksi 40 genotipe padi toleran
terhadap salinitas.
PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.)
TERHADAP SALINITAS PADA FASE PERKECAMBAHAN
Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
AHMAD MUHARRAM IBNU RUSD
A24062560
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
Judul :
PENGUJIAN TOLERANSI PADI
(Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS
PADA FASE PERKECAMBAHAN
Nama : AHMAD MUHARRAM IBNU RUSD
NRP : A24062560
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Abdul Qadir, MSi Dr. Ir. Suwarno MS
NIP 19620927 198703 1 001 NIP 19520909 198103 1 003
Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr
NIP 19611101 198703 1 003
Tanggal lulus : ...................................
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 13 Agustus 1988. Penulis
merupakan anak keempat dari pasangan Bapak Munawir Santoso dan Ibu Hayatin
Naufus.
Penulis memulai pendidikan formal saat masuk TK Arafah pada tahun 1993
dan lulus pada tahun 1994. Tahun 2000 penulis lulus dari SDN Menteng Atas
11 pagi, kemudian pada tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SLTP N 115
Jakarta. Penulis lulus dari SMAN 26 Jakarta pada tahun 2006. Pada tahun yang
sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI. Pada tahun
2007 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian.
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi pengurus Ikatan
Keluarga Muslim TPB (2006), pengurus Forum Komunikasi Rohis Departemen
(2008), dan juga pengurus Himpunan Mahasiswa Agronomi (2009). Selain itu
penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan kegiatan di lingkungan Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat-
Nya kepada setiap umat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengujian Toleransi Padi (Oryza sativa L.) terhadap Salinitas pada Fase
Perkecambahan”. Penyusunan skripsi ini tak lepas dari bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Ir. Abdul Qadir, MSi dan Dr. Ir Suwarno MS selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah memberikan perhatian dan motivasi selama penelitian
maupun penyusunan skripsi.
2. Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie M.Agr selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dalam penyusunan skripsi
3. Dr. Ir. Nurul Khumaida, MSi selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama studi.
4. Dr. Ir Faiza C Suwarno MS yang telah memberikan ide dan saran kepada
penulis untuk kelancaran penelitian.
5. Papa, Mama dan Kakak-kakak tercinta yang telah memberikan dukungan
moril dan materiil kepada penulis.
6. Bapak Supartopo, Bapak Sudarno, Mas Oma dan pihak seluruh staf
Instalasi Penelitian Tanaman Padi, Muara, Bogor yang telah membantu
selama berlangsungnya penelitian.
7. Donny Arzie sebagai teman satu tim penelitian yang telah membantu
selama penelitian.
8. Teman-teman AGH 43, lab gulma, dan AMCo Group atas kerjasamanya
dan semangat yang diberikan kepada penulis.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak .
Bogor, Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 Latar Belakang ................................................................................ 1 Tujuan .............................................................................................. 2
Hipotesis .......................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3
Botani Padi ...................................................................................... 3 Tanah Salin ...................................................................................... 4 Pengaruh Salinitas terhadap Tanaman ............................................ 5 Mekanisme Toleransi Tanaman terhadap Salinitas ......................... 7
BAHAN DAN METODE ........................................................................... 8 Waktu dan Tempat .......................................................................... 8
Bahan dan Alat ................................................................................ 8 Metode Penelitian ............................................................................ 8 Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 14
Pengamatan ..................................................................................... 14
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 17
Pengujian 40 Genotipe di Rumah Kaca .......................................... 17 Uji Pendahuluan untuk Mendapatkan Beberapa Metode yang
Berpotensial dalam Pengujian Toleransi Genotipe terhadap
Salinitas ........................................................................................... 20 identifikasi Metode Terbaik untuk Pengujian Toleransi Genotipe
Padi terhadap Salinitas .................................................................... 23 pengujian Toleransi terhadap Salinitas 40 Genotipe Padi dengan
Metode Terbaik ............................................................................... 27 Korelasi antara Peubah di Rumah Kaca dengan Peubah di
Laboratorium ................................................................................... 27
Simulasi Seleksi Padi Toleran Salinitas .......................................... 29
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 31
Kesimpulan ...................................................................................... 31 Saran ................................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 32
LAMPIRAN ................................................................................................ 35
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Pengaruh Tingkat Kegaraman Menurut Nilai EC ........................... 4
2. Klasifikasi Kadar Garam Dapat Larut Dalam Tanah Menurut
DHL Jenuh ....................................................................................... 5
3. Persentase Kehilangan Hasil Tanaman Padi Menurut Nilai ECe .... 5
4. Pengelompokkan Tingkat Toleransi Padi ........................................ 10
5. Rata-Rata dan Kisaran Nilai Bibit Padi pada Berbagai Peubah
di Rumah Kaca Berdasarkan Tingkat Toleransi Persentase
Daun Mati ........................................................................................ 17
6. Korelasi Peubah PDM dengan Peubah Lain yang diamati
di Rumah Kaca ................................................................................ 19
7. Nilai Selisih Tertinggi antara Padi Toleran dengan Peka terhadap
Salinitas pada Peubah Panjang Tajuk .............................................. 20
8. Hasil Uji t Peubah Tinggi Tajuk pada Media Kertas Stensil ........... 23
9. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Varietas Padi dan
Konsentrasi pada media kertas ........................................................ 24
10. Pengaruh Konsentrasi Garam pada Media Kertas terhadap
Semua Peubah pada Masing-masing Varietas ................................. 25
11. Rekapitulasi Data Selisih antara Varietas Toleran dan Peka pada
Masing-masing Peubah yang Diamati Di Laboratorium ................. 26
12. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Genotipe terhadap Peubah
yang Diamati pada Satu Metode Terpilih di Laboratorium ............. 27
13. Hasil Analisis Korelasi Peubah di Rumah Kaca dan
Laboratorium ................................................................................... 28
14. Rata-rata dan Kisaran Nilai Peubah di Laboratorium berdasarkan
Tingkat Toleransi di Laboratorium .................................................. 29
15. Simulasi Seleksi Hasil Pengujian di Rumah Kaca dan
Laboratorium ................................................................................... 29
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kondisi Tanaman di Rumah Kaca ................................................ 18
2. Pertumbuhan Tanaman pada Media Tanah + Kompos
6 000 ppm ...................................................................................... 21
3. Penanaman pada Media Kertas Stensil ......................................... 22
4. Pertumbuhan Varietas Toleran dan Peka Pada Media Kertas
8 000 ppm ...................................................................................... 26
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Nama 40 Genotipe Padi yang Digunakan untuk
Pengujian Toleransi terhadap Salinitas ......................................... 36
2. Hasil Pengelompokan Genotipe terhadap Tingkat Toleransi
Salinitas pada Peubah Persentase Daun Mati di Rumah Kaca ...... 38
3 . Hasil Selisih dan Uji t antara Varietas Peka dengan Varietas
Toleran pada Media Padat ............................................................. 40
4. Nilai Kudrat Tengah dan F hitung Peubah yang Diamati
terhadap Perlakuan Genotipe dalam Pengujian toleransi terhadap
salinitas 40 genotipe padi dengan metode terbaik ......................... 42
5. Hasil Pengelompokan Genotipe terhadap Tingkat Toleransi
Salinitas pada Peubah Panjang Tajuk di Laboratorium. ............... 43
6. Contoh Simulasi Seleksi Pengujian di Rumah Kaca dan
Laboratorium pada Intensitas Seleksi 20% ................................... 45
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan produsen padi terbesar ketiga di dunia setelah
Negara Cina dan India. Menurut data BPS pada tahun 2009, produksi padi
Indonesia mencapai 64 398 890 ton dan mengalami peningkatan produksi pada
tahun 2010 menjadi 66 411 469 ton. Seiring dengan semakin bertambahnya
jumlah penduduk dan berkurangnya jumlah lahan produktif membuat kebutuhan
padi semakin meningkat. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk meningkatkan
produktivitas pertanian. Salah satu upaya peningkatan produktivitas pertanian
adalah dengan pemanfaatan lahan salin. Menurut DPU (1997) Indonesia
diperkirakan memiliki 40-43 juta ha lahan bermasalah dan 13,2 juta ha dari lahan
itu terpengaruh salinitas. Beberapa lahan yang terpengaruh salin di Indonesia
terletak di pantai timur pulau Sumatera seperti Sumatera Selatan, Jambi dan Riau.
Lahan-lahan itu pada umumnya lahan pantai, muara sungai, dan delta yang
dipengaruhi oleh intrusi air laut.
Proses salinitas terjadi tidak hanya karena curah hujan yang kurang untuk
melarutkan dan mencuci garam, tetapi juga karena penguapan (evaporasi) yang
cepat menyebabkan terkumpulnya garam dalam tanah. Drainase buruk yang
menyebabkan evaporasi lebih besar daripada perkolasi merupakan faktor utama
berlangsungnya proses salinisasi. Tanah salin mempengaruhi tanaman karena
kandungan garam larut yang tinggi (Hu dan Schimidhalder, 2005). Bila sel
tanaman dimasukkan dalam larutan berkadar garam tinggi, sel tersebut akan
mengkerut. Proses ini disebut plasmolisis sehingga akan meningkatkan kadar
garam dalam larutan. Fenomena ini disebabkan gerakan osmotik dari air melalui
dinding sel ke arah larutan yang berkonsentrasi kadar garam tinggi.
Pengembangan padi di lahan salin masih mendapat kendala dengan
terbatasnya jumlah varietas yang cocok untuk dikembangkan di daerah tersebut
dan juga sedikitnya plasma nutfah sebagai donor gen sifat toleran lahan salin
dalam upaya perbaikan varietas toleran salinitas. Pemilihan metode untuk memilih
varietas tahan salin telah banyak dilakukan, tetapi membutuhkan waktu yang lama
dalam pengujian tersebut. Sulaiman (1980) menyatakan bahwa penggunaan
2
larutan garam 4 000 ppm NaCl pada media tanah merupakan indikator yang baik
untuk menilai toleransi tanaman padi terhadap salinitas.
Penelitian Suwarno (1983) menyebutkan bahwa hasil studi fisiologi
tanaman padi menunjukkan bahwa larutan hara dengan 4 000 ppm NaCl cukup
baik untuk pengujian toleransi terhadap salinitas. Sadjad (1993) mengemukakan
bahwa pengujian vigor benih pada fase perkecambahan merupakan metode seleksi
yang cepat dan efisien dalam menentukan tingkat toleransi suatu genotipe. Pada
penelitian Hayuningtyas (2010) media yang terbaik yang berpotensi menguji
toleransi salinitas adalah media tanah dengan kadar garam 8 000 ppm. Oleh
karena itu, diperlukan media yang lain untuk mendapatkan metode yang cepat dan
tepat untuk menguji toleransi padi terhadap salinitas.
Tujuan
1. Mendapatkan metode yang cepat, murah dan mudah dalam menyeleksi
genotipe–genotipe padi toleran salinitas pada fase perkecambahan.
2. Menyeleksi genotipe–genotipe padi yang toleran salinitas.
Hipotesis
1. Terdapat salah satu metode yang dapat menyeleksi genotipe padi toleran
salinitas pada fase perkecambahan.
2. Terdapat genotipe padi yang toleran terhadap salinitas.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Padi
Tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan
ke dalam divisio Spermatophyta, dengan sub division Angiospermae, termasuk ke
dalam kelas monocotyledoneae, ordo adalah poales, family adalah Graminae,
genus adalah oryza linn, dan spesiesnya adalah Oryza sativa L (Grist, 1959).
Keseluruhan organ tanaman padi terdiri dari dua kelompok, yaitu organ vegetatif
dan organ generatif (reproduktif). Bagian vegetatif meliputi akar, batang dan
daun, sedangkan bagian generatif terdiri dari malai, gabah dan bunga (Manurung
dan Ismunadji 1988).
Akar padi adalah akar serabut yang sangat efektif dalam penyerapan hara,
tetapi peka terhadap kekeringan. Padi dapat beradaptasi pada lingkungan
tergenang (anaerob) karena pada akarnya terdapat saluran aerenchyma yang
berbentuk sepert pipa yang memanjang hingga ujung daun. Aerenchyma berfungsi
penyedia oksigen bagi daerah perakaran (Purwono dan Purnamawati, 2008).
Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan diantara ruas yang satu dengan
ruas yang lainnya dipisahkan oleh satu buku. Ruas batang padi didalamnya
berongga dan bentuknya bulat, dari atas ke bawah buku itu semakin pendek. Ruas
yang terpendek terdapat dibagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini praktis tidak
dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri sendiri. Sumbu utama dari batang
dibedakan dari bagian pertumbuhan embrio yang disertai pada koleoptil pertama
(Grist, 1959).
Tanaman padi memiliki daun yang berbentuk lanset (sempit memanjang)
dengan urat daun sejajar dan memiliki pelepah daun. Pada buku bagian atas ujung
dari pelepah daun menunjukkan percabangan dimana batang yang pendek adalah
lidah daun (ligule), dan bagian yang terpanjang dan terbesar adalah kelopak daun
(auricle) (Siregar, 1981). Bunga padi secara keseluruhan adalah malai. Tiap unit
bunga pada malai disebut spikelet yang terdiri dari tangkai, bakal buah, lemma,
palea, putik, dan benang sari (Manurung dan Ismunadji, 1988).
4
Tanah Salin
Salinitas merupakan tingkat kadar garam yang terlarut pada air. Tanah
dikatakan salin apabila mengandung garam-garam yang dapat larut dalam jumlah
banyak sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Penyebab lahan salin
terbagi atas dua bagian yaitu penyebab primer dan penyebab sekunder. Lahan
salin primer terjadi secara alami dan sekitar 7 % dari permukaan bumi. Lahan
salin sekunder terjadi akibat aktifitas manusia. Salinitas sekunder saat ini
diperkirakan terjadi pada sekitar 80 juta ha yang awalnya cocok untuk pertanian
(Barret, 2002).
Penyebab tanah salin antara lain : (1) tanah tersebut mempunyai bahan
induk yang mengandung deposit garam ; (2) intrusi air laut, akumulasi garam dari
irigasi yang digunakan atau gerakan air tanah yang direklamasi dari dasar laut
(Tan, 2000); (3) Tanah salin juga karena iklim mikro dimana tingkat penguapan
melebihi tingkat curah hujan secara tahunan (Sposito, 2008). Tanah salin
mempunyai kadar garam (NaCl) netral yang larut dalam air sehingga dapat
mengganggu pertumbuhan kebanyakan tanaman. Kurang dari 15% dari Kapasitas
Tukar Kation (KTK) tanah ditempati oleh natrium dan biasanya nilai pH kurang
dari 8.5. Hal ini disebabkan garam yang terdapat dalam tanah adalah netral dan
juga karena hanya sedikit natrium yang dijumpai (Soepardi, 2003).
Tabel 1. Pengaruh Tingkat Kegaraman Menurut Nilai EC
Nilai EC (mS/cm) Pengaruh
0 – 2 Daya pengaruh kegaraman boleh diabaikan 2 – 4 Hasil panen pertanaman sangat peka dapat terbatasi 4 – 8 Hasil panen banyak pertanaman terbatasi
8 – 16 Hanya pertanaman yang tenggang berhasil panen memuaskan > 16 Sedikit pertanaman yang tenggang berhasil panen memuaskan Sumber : Notohadiprowiro, 1998.
Menurut Notohadiprowiro (1998) daya tanah menghantarkan listrik
(electric conductivity) biasanya digunakan untuk menaksir kadar garam terlarut
tanah. Nilai electric conductivity (EC) dinyatakan dengan satuan mS cm-1
pada
suhu 250C. Nilai EC menunjukkan tingkat kegaraman tanah yang diklasifikasikan
menurut daya pengaruhnya atas kinerja tanaman, seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 1. Sposito (2008) menyatakan bahwa sebuah tanah dikatakan salin apabila
nilai EC lebih dari 4 mS/cm.
5
Poerwowidodo (2002) mengklasifikasikan tanah berkadar garam kedalam
lima kelas yaitu bebas garam, agak bergaram, bergaram cukup bergaram banyak
dan agak bergaram. Jumlah kandungan garam terlarut dalam tanah berdasarkan
nilai EC, seperti yang disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi Kadar Garam Dapat Larut Dalam Tanah Menurut
DHL Jenuh
Kelas Kegaraman Tanah Nilai EC (mS/cm)
Bebas garam 0 – 2
Agak bergaram 2 – 4
Bergaram cukup 4 – 8
Bergaram agak banyak 8 – 15
Bergaram banyak > 15 Sumber : Poerwowidodo, 2002.
Pengaruh Salinitas terhadap Tanaman
Menurut Suwarno (1985) pengaruh salinitas (NaCl) terhadap tanaman
mencakup tiga aspek yaitu: mempengaruhi tekanan osmosis, keseimbangan hara,
dan pengaruh racun. Selain itu, NaCl juga dapat mempengaruhi sifat-sifat tanah
dan selanjutnya berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Banyaknya Na+ di
dalam tanah menyebabkan menurunnya ketersediaan unsur Ca+, Mg
2+, dan K
+
yang dapat diserap bagi tanaman. Salinitas juga dapat menurunkan serapan P
meskipun tidak sampai terjadi defisiensi. Meningkatnya kandungan Cl- diikuti
pula oleh berkurangnya kandungan NO3- dalam tajuk.
Tabel 3. Persentase Kehilangan Hasil Tanaman Padi Menurut Nilai ECe
Nilai ECe (mS/cm) Kehilangan Hasil (%)
< 4 < 10
4 – 6 10 – 20
6 – 10 20 – 50
> 10 > 50%
Sumber : FAO (2005)
Kandungan garam sebagai nilai salinitas tanah akan dapat mengurangi
produksi tanaman padi (FAO, 2005). Persentase kehilangan hasil tanaman padi
menurut nilai ECe ditunjukkan pada Tabel 3. Mekanisme pengaruh salinitas pada
tanaman bekerja seperti racun, dimana kation monovalen seperti K+
dan Na+,
6
dapat menyebabkan disperti koloid protoplasma hingga terjadi disorganisasi
kecuali bila diimbangi oleh Ca+, permeabilitas membran sel dapat dirusak oleh
konsentrasi NaCl yang tinggi, kerusakan ini juga dapat diperbaiki dengan
penambahan Ca. Keracunan Na ditandai dengan mengeringnya tepi bagian ujung
daun, demikian juga keracunan Cl. Gejala tersebut sangat sulit dibedakan dengan
gejala kekeringan (Suwarno, 1985). Marschner (1998) menambahkan pengaruh
racun dari beberapa ion tertentu seperti Natrium dan Klorida, yang lazim terdapat
pada tanah bergaram, akan menghancurkan struktur enzim dan makromolekuler
lainnya, merusak organel sel, mengganggu fotosintesis dan respirasi, serta
menghambat sintesis protein dan mendorong kekurangan ion.
Cekaman salinitas mempengaruhi perkecambahan dengan mencegah
penyerapan air dan juga memasukkan ion beracun ke dalam embrio atau bibit.
Tingkat toleransi tanaman terhadap cekaman garam jauh lebih besar selama
perkecambahan biji daripada selama fase berikutnya, seperti pertumbuhan bibit
dan perkembangan tanaman (Suwarno dan Solahuddin, 1983). Hasil penelitian
Bintoro (1983) menunjukkan pemberian NaCl akan menurunkan bobot segar akar
pada tomat, namun ketahanannya terhadap NaCl dipengaruhi oleh musim pada
saat penanaman. Pada tanaman tomat dan terung, akar merupakan bagian tanaman
yang paling peka terhadap perlakuan NaCl. Menurut penelitian Sunarto (2001)
percobaan penyiraman larutan garam NaCl sebesar 0.2 % menunjukkan
penurunan pada semua peubah pengamatan seperti tinggi tanaman, luas daun,
bobot biji, bobot kering akar dan tajuk dan panjang akar pada tanaman kedelai.
Menurut penelitian Yuniati (2004) pada kacang merah, pelebaran daun terhambat
oleh cekaman salinitas karena berkurangnya tekanan turgor sel. Berkurangnya
pelebaran daun dapat berakibat berkurangnya fotosintesis maupun produktivitas.
Menurut penelitian Samadi (2007) Salinitas juga berpengaruh terhadap tanaman
kentang pada nilai Ece 1.7 tidak terjadi penurunan hasil, Ece 2.5 menurunkan
hasil sebesar 10%, Ece 3.8 menyebabkan penurunan hasil sebesar 25%, Ece 5.9
menurunkan hasil 50%.
7
Mekanisme Toleransi Tanaman terhadap Salinitas
Beberapa proses fisiologis dan biokimia terlibat dalam mekanisme
toleransi dan adaptasi tanaman terhadap salinitas. Sebagai contoh (i) cekaman
garam menginduksi akumulasi senyawa organik spesifik di dalam sitosol sel yang
dapat bertindak sebagai osmoregulator; (ii) tanaman juga dapat mencegah
akumulasi Na dan Cl dalam sitoplasma melalui eksklusi Na dan Cl ke lingkungan
eksternal (media tumbuh); (iii) kompartementasi ke dalam vakuola atau
mentranslokasi Na dan Cl ke jaringan-jaringan lain (Marchner, 1998). Tanaman
dapat menghindari terjadinya ketidakseimbangan hara atau keracunan dengan
empat cara, yaitu: eksklusi, ekskresi, sekresi dan dilusi. Eksklusi terjadi secara
pasif dengan adanya dinding sel yang tidak permeabel terhadap garam atau ion-
ion dari garam tersebut. Ekskresi dan sekresi merupakan pemompaan ion secara
aktif masing-masing ke luar tanaman dan ke dalam vakuola. Sedangkan dilusi
dapat terjadi dengan adanya pertumbuhan yang cepat. Hal ini disimpulkan dari
hasil analisis bahwa bagian yang tumbuh cepat mengandung Na dan Cl lebih
rendah dari bagian yang tumbuh lambat (Levitt, 1980).
Pada tanaman bakau, pertumbuhan tanaman yang cepat merupakan
mekanisme lain untuk mengencerkan garam. Kelebihan garam pada tanaman ini
biasanya dikeluarkan pada permukaan daun untuk membantu mempertahankan
konsentrasi garam yang konstan dalam jaringan (Salisbury, 1985).
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai Februari 2011.
Penelitian ini bertempat di Rumah Kaca Instalasi Penelitian Tanaman Padi Muara
Bogor dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan
Hortikultura.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan adalah 2 varietas padi toleran terhadap
salinitas (Lalan dan Pokali), 2 varietas padi peka terhadap salinitas (IR 64 dan
Ciherang), 40 genotipe padi yang belum diketahui toleransinya terhadap salinitas,
NaCl, dan berbagai media tanam (tanah, pasir, zeolit, dan kompos). Benih yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Instalasi Penelitian Tanaman Padi
Muara Bogor.
Alat-alat yang digunakan antara lain adalah bak plastik berukuran
35 cm x 30 cm x 10 cm, oven, timbangan, styrofoam, kertas stensil, kertas label,
alat tulis, kamera digital, alat pengepres kertas tipe IPB 75-1 dan germinator tipe
IPB 73-2A/B.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua tempat yaitu percobaan di rumah kaca
sebagai uji standar dan percobaan di laboratorium. Percobaan di laboratorium
terdiri dari 3 tahap yaitu :
1) Uji pendahuluan untuk mendapatkan beberapa metode yang
berpotensial dalam pengujian toleransi genotipe padi terhadap salinitas.
2) Identifikasi metode terbaik untuk pengujian toleransi genotipe padi
terhadap salinitas.
3) Pengujian toleransi terhadap salinitas 40 genotipe padi dengan metode
terbaik.
9
Hasil percobaan di rumah kaca dikorelasikan dengan hasil percobaan pada satu
metode terpilih di laboratorium.
I. Pengujian Toleransi Salinitas 40 Genotipe Padi di Rumah kaca
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat toleransi genotipe padi
terhadap salinitas. Genotipe padi yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 40
genotipe (Lampiran 1). Genotipe padi akan diseleksi dan dikelompokkan sesuai
dengan tingkat toleransi padi terhadap salinitas. Rancangan percobaan yang
digunakan adalah rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan satu
faktor yaitu genotipe padi (α) dengan 3 ulangan.
Model linier yang digunakan adalah :
Yij = µ + αi + βj + εij
Keterangan :
Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan genotipe padi ke-i dan kelompok ke-j
µ = Nilai tengah umum
αi = Pengaruh perlakuan genotipe padi ke-i (i = 1, 2, 3, 4,......, 40)
βj = Pengaruh kelompok ke-j (j = 1, 2, 3)
εi =Pengaruh galat percobaan dari perlakuan genotipe padi ke-i dan
kelompok ke-j
Data yang berpengaruh nyata pada analisis ragam akan di uji lanjut
menggunakan uji duncan multiple range test (DMRT) pada taraf 5%.
Pengujian ini mengacu pada penelitian Sulaiman (1980) dengan menanam
bibit padi yang telah berumur dua minggu pada bak plastik dengan ukuran 35 cm
x 30 cm x 10 cm dan berisi tanah 5 kg kering angin dalam setiap bak yang telah
diberi 4 liter larutan garam berkonsentrasi 4 000 ppm. Tinggi genangan pada bak
plastik tetap dipertahankan setiap hari agar konsentrasi garam tidak berubah.
Tanah yang digunakan berasal dari Instalasi Penelitian Tanaman Padi Muara
Bogor. Pada setiap bak terdiri dari tiga genotipe padi, masing-masing genotipe
ditanam dua bibit sehingga dalam satu bak terdapat 6 bibit padi. Pengamatan
dilakukan setiap minggu hingga bibit berumur 6 minggu. Peubah yang diamati
pada percobaan ini adalah tinggi tajuk, panjang akar, panjang tanaman, jumlah
daun, persentase daun mati, bobot kering akar, bobot kering tajuk, dan bobot
kering tanaman.
10
Genotipe padi pada pengujian ini akan diseleksi dan dikelompokan sesuai
dengan tingkat toleransi padi terhadap salinitas. Menurut Sulaiman (1980)
pengelompokan tingkat toleransi padi berdasarkan peubah persentase daun mati
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Pengelompokan Tingkat Toleransi Padi
Tingkat Toleransi Persentase Daun Mati
Toleran 0 < x ≤ 50 %
Agak Toleran 51 < x ≤ 70 %
Agak Peka 71 < x ≤ 90 %
Peka 91 < x ≤ 100 %
II. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada di Laboratorium
Percobaan ini terdiri dari tiga tahap yaitu :
a. Uji pendahuluan untuk mendapatkan beberapa metode yang
berpotensial dalam pengujian toleransi genotipe padi terhadap salinitas
Pengujian ini dilakukan untuk mencari media terbaik yang dapat
membedakan varietas peka dan toleran. Media yang digunakan terdiri dari
dua macam yaitu media padat dan media kertas. Media padat yang digunakan
pada percobaan ini tanah + pasir, tanah + zeolit, tanah + kompos, pasir + zeolit,
pasir + kompos, dan zeolit + kompos. Konsentrasi garam yang diberikan antara 0,
3 000, 4 000, 5 000, 6 000, 7 000, 8 000, 9 000, dan 10 000 ppm. Setiap media
tanam, ditanam masing-masing 5 benih padi toleran dan benih padi peka terhadap
salinitas. Setiap media diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 162 satuan
percobaan.
Media kertas yang digunakan adalah kertas stensil dengan konsentrasi
NaCl 0, 3 000, 4 000, 5 000, 6 000, 7 000, 8 000, 9 000, dan 10 000 ppm. Setiap
media tanam, ditanam masing-masing 10 benih padi toleran dan benih padi peka
terhadap salinitas, setiap media diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 27
satuan percobaan.
Pada setiap media, dilakukan analisis uji t untuk memilih metode yang
berpotensi membedakan varietas peka dan varietas toleran dengan peubah
panjang tajuk.
11
21
21
11.
)(
nnS
XX
p
Model matematika uji t sebagai berikut :
Thitung =
dengan Sp = 2
)1()1(
21
2
2
2
1
nn
SnSn
Keterangan : 21, XX : nilai tengah contoh 1 dan 2
S12, S2
2 : ragam contoh 1 dan 2
n1, n2 : jumlah contoh 1 dan 2
Sp : simpangan baku gabungan
Nilai berbeda nyata apabila thit > ttabel dan tidak berbeda nyata apabila
thit < ttabel. ttabel diperoleh dari nilai sebaran t pada taraf 5%.
Varietas yang digunakan pada penelitian ini adalah varietas Pokali dan
Lalan (sebagai cek toleran) dan varietas IR 64 dan Ciherang (sebagai cek peka).
Setiap media padat ditanam masing-masing 5 benih padi toleran dan benih padi
peka. Benih yang ditanam di seleksi terlebih dahulu dengan direndam air untuk
menghilangkan benih yang hampa. Wadah yang digunakan pada metode media
padat di uji pendahuluan adalah styrofoam dengan diameter 12.5 cm dan tinggi
6.5 cm. Media tanam disiram dan diaduk sampai merata dengan larutan garam
sesuai dengan perlakuan konsentrasi garam yang diberikan.
Media kertas yang dipakai pada pengujian pendahuluan ini adalah kertas
stensil. Penanaman pada media kertas menggunakan teknik Uji Kertas Digulung
dalam Plastik (UKDdp) dengan posisi berdiri. Kertas yang digunakan sebanyak 3
lembar yang telah direndam dengan larutan NaCl, kemudian kertas tersebut di
pres menggunakan alat pengepres kertas tipe IPB 75-1. Pada bagian dasar kertas
diberikan selembar plastik berguna untuk menjaga kelembaban. Pada setiap kertas
ditanam 10 butir padi. Media kertas dilipat menjadi dua bagian sama panjang, satu
bagian sebagai dasar untuk menanam dan satu bagian lagi untuk menutup benih,
kemudian media digulung. Gulungan media yang telah berisi padi di letakkan
pada alat pengecambah benih IPB 73-2A/B. Pengamatan dilakukan dengan
mengamati perbedaaan pertumbuhan antara genotipe toleran dan peka salinitas
dengan panjang tajuk sebagai parameternya. Padi yang toleran salinitas akan
tumbuh lebih baik dibandingkan dengan yang peka terhadap salinitas. Perlakuan
21
21
11.
)(
nnS
XX
p
12
yang berpotensi memperlihatkan perbedaan antara genotipe toleran dan peka akan
digunakan pada tahap selanjutnya.
b. Identifikasi metode terbaik untuk pengujian toleransi genotipe padi
terhadap salinitas
Pengujian tahap ini bertujuan untuk mendapatkan satu metode terpilih
untuk digunakan pada tahap selanjutnya. Media yang berpotensial membedakan
varietas peka dan varietas toleran pada pengujian pendahuluan adalah media
kertas stensil dengan konsentrasi 4 000, 5 000, 6 000, 7 000 dan 8 000 ppm.
Pengujian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT)
dua faktor. Fakfor yaitu varietas padi (A) dan metode uji (B). Setiap media tanam,
ditanam masing-masing 10 benih padi toleran dan benih padi peka terhadap
salinitas setiap media diulang sebanyak 3 kali.
Model linier yang digunakan untuk pengujiannya adalah :
Yijk = µ + Ai + Bj + (AB)ij + Ck + εijk
Keterangan :
Yijk = nilai pengamatan pada perlakuan metode uji ke-i, varietas padi ke-j dan
kelompok ke-k
µ = nilai rataan umum
Ai = pengaruh perlakuan varietas padi ke-i (i = 1, 2, dan 3)
Bj = pengaruh perlakuan metode uji ke-j (j = 1, 2, 3, 4,)
Ck = pengaruh kelompok ke-k ( k = 1, 2, 3)
(AB)ij = pengaruh interaksi perlakuan varietas padi ke-i dan metode uji ke-j
ε ijk = pengaruh galat percobaan dari perlakuan varietas padi ke-i, metode uji
ke-j, dan kelompok ke-k.
Data yang berpengaruh nyata pada analisis ragam akan dilanjutkan dengan
uji duncan multiple range test (DMRT) pada taraf 5%. Penentuan satu metode
terbaik di dapat dari selisih yang terbesar panjang tajuk antara varietas padi yang
toleran dengan varietas yang peka. Selain itu kemudahan dalam aplikasi dan juga
pemakaian bahan baku yang mudah di dapat juga menjadi pertimbangan. Peubah
yang diamati pada percobaan ini adalah panjang tajuk, panjang akar, bobot kering
akar, bobot kering tajuk, dan bobot kering tanaman.
13
c. Pengujian toleransi terhadap salinitas 40 genotipe padi dengan metode
terbaik
Pengujian ini bertujuan untuk menyeleksi genotipe padi yang toleran dan
peka terhadap salinitas dengan menggunakan satu metode uji yang terbaik dari
hasil pengujian (b). Satu metode terpilih yaitu media kertas stensil dengan
konsentrasi 8 000 ppm digunakan untuk menguji 40 genotipe padi. Pada setiap
satu gulungan media kertas ditanam satu jenis genotipe masing-masing sebanyak
10 butir dengan empat kali ulangan. Cara penanaman dilakukan sama dengan
pengujian sebelumnya. Pengamatan dilakukan hingga umur 2 MST.
Pengujian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak
(RKLT) dengan satu faktor, yaitu genotipe padi. Genotipe padi yang digunakan
sebanyak 40 genotipe, varietas pokali, varietas Lalan, varietas IR64 dan varietas
Ciherang. Setiap satuan percobaan diulang empat kali.
Model linier yang digunakan dalam pengujian ini adalah :
Yij = µ + αi + βj + εij
Keterangan :
Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan genotipe padi ke-i dan kelompok ke-j
µ = Nilai tengah umum
αi = Pengaruh perlakuan genotipe padi ke-i (i = 1, 2, 3, 4,......, 40)
βj = Pengaruh kelompok ke-j (j = 1, 2, 3, 4)
εij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan genotipe padi ke-i dan
kelompok ke-j
Data yang berpengaruh nyata pada analisis ragam akan dilanjutkan dengan
uji duncan multiple range test (DMRT) pada taraf 5%. Peubah yang diamati pada
percobaan ini adalah panjang tajuk, panjang akar, bobot kering akar, bobot kering
tajuk, dan bobot kering tanaman. Selanjutnya data yang diperoleh pada pengujian
di laboratorium dikorelasikan antara peubah-peubah yang diamati dengan data
pengujian di rumah kaca.
14
Pelaksanaan Penelitian
I. Pengujian Toleransi Salinitas 40 Genotipe Padi di Rumah kaca
Bibit yang digunakan untuk penamanan di media salin adalah bibit yang
normal. Penanaman dengan mencabut bibit di persemaian hingga akar kemudian
dipindahkan ke media salin. Tinggi genangan pada bak media dipertahankan
setiap hari agar konsentrasi garam tidak berubah. Pengendalian hama dilakukan
secara manual. Pengamatan dilakukan setiap minggu hingga 8 MST.
II. Pengujian di laboratorium
Pada pengujian pendahuluan di laboratorium dilakukan dengan menanam
varietas toleran dan peka terhadap salinitas pada berbagai media tanam dan
konsentrasi garam. Setelah mendapat beberapa metode uji (media tanam dan
konsentrasi garam) yang berpotensi membedakan varietas toleran dan varietas
peka terhadap salinitas, dilakukan percobaan selanjutnya guna mendapatkan satu
metode uji yang paling tepat berdasarkan hasil analisis statistik yang digunakan.
Satu metode uji yang terpilih dari hasil analisis statistik kemudian digunakan
untuk menguji toleransi 40 genotipe padi terhadap salinitas.
Pengamatan
I. Pengujian Toleransi Salinitas 40 Genotipe Padi di Rumah Kaca
1. Tinggi Tajuk (TT)
Tinggi tajuk diukur dari ujung daun tertinggi hingga pangkal
batang paling bawah (satuan centimeter). Tinggi tajuk diamati setiap
minggu hingga 8 MST.
2. Panjang Akar (PA)
Panjang akar diukur mulai dari ujung akar sampai pangkal akar
dengan satuan centimeter. Panjang akar diamati pada saat 8 MST.
3. Panjang Tanaman (PT)
Panjang tanaman merupakan panjang total tanaman yang diukur
dari ujung daun tertinggi hingga ujung akar dengan satuan centimeter.
Panjang tanaman diamati pada saat 8 MST.
4. Bobot Kering Akar (BA)
15
Bobot kering akar ditimbang setelah dikeringkan dengan oven
60oC selama 3x24 jam dengan satuan gram yang dilakukan pada akhir
pengamatan.
5. Bobot Kering Tajuk (BT)
Bobot kering tajuk (BT) merupakan bobot kering tajuk tanaman
padi yang telah dioven pada suhu 60oC selama 3x24 jam dengan satuan
gram. Bobot kering tajuk diamati pada akhir pengamatan.
6. Bobot Kering Tanaman (BKT)
Bobot kering tanaman ditimbang setelah dikeringkan dengan oven
60oC selama 3x24 jam. Bobot kering tanaman diamati pada akhir
pengamatan.
7. Jumlah Daun (JD)
8. Persentase Daun Mati (PDM)
Persentase daun mati merupakan persentase jumlah daun yang mati
dari keseluruhan jumlah daun.
II. Pengujian toleransi salinitas di laboratorium
Pengamatan yang dilakukan pada percobaan pendahuluan panjang tajuk.
Pengamatan yang dilakukan pada percobaan pengujian toleransi padi pada metode
uji yang terpilih antara lain :
1. Panjang Akar (PA)
Panjang akar diukur mulai dari ujung akar sampai pangkal akar
dengan satuan centimeter.
2. Panjang Tajuk (PT)
Panjang tajuk diukur dari pangkal bibit sampai ujung bibit dengan
satuan centimeter.
3. Bobot Kering Akar (BA)
Bobot kering akar ditimbang setelah dikeringkan dengan oven
60oC selama 3x24 jam dengan satuan gram.
4. Bobot Kering Tajuk (BKT)
Merupakan bobot kering tajuk tanaman padi yang telah dioven
pada suhu 60oC selama 3x24 jam dengan satuan gram.
16
5. Bobot Kering Kecambah (BKK)
Bobot kecambah ditimbang setelah dikeringkan dengan oven 60oC
selama 3x24 jam. Satuan yang digunakan adalah gram. Bobot kecambah
merupakan penjumlahan dari bobot kering tajuk dan bobot kering akar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian 40 Genotipe di Rumah Kaca
Penilaian gejala gangguan salinitas terhadap tanaman padi dilakukan
8 minggu setelah tanam (MST). Berdasarkan pengelompokkan tingkat toleransi
pada pengujian di rumah kaca terdapat tujuh genotipe toleran, 19 genotipe agak
toleran, 14 genotipe agak peka, dan empat genotipe peka yang ditunjukkan pada
Tabel 5. Varietas Lalan termasuk ke dalam kelompok toleran dengan persentase
daun mati (PDM) sebesar 30.03 %, varietas Pokali termasuk ke dalam kelompok
agak toleran dengan PDM sebesar 68.14 %, sedangkan varietas Ciherang dan
IR 64 termasuk kedalam kelompok agak peka. dengan PDM sebesar 80.32 % dan
87.60 %. Tiga genotipe yang memiliki nilai toleransi yang paling tinggi adalah
genotipe B11844-MR-23-4-6, B13133-9-MR-3-KY-2 dan B13136-3-MR-1-KY-5
dengan nilai PDM masing-masing sebesar 34.10 %, 35.03 % dan 38.30 %. Hasil
klasifikasi tingkat toleransi 40 genotipe padi dapat dilihat pada lampiran 1.
Genotipe yang memiliki nilai toleransi yang paling rendah (peka) adalah genotipe
IPB106-F-85-DJ-2 PDM sebesar 98%.
Tabel 5. Rata-Rata dan Kisaran Nilai Bibit Padi pada Berbagai Peubah di
Rumah Kaca Berdasarkan Tingkat Toleransi Persentase Daun
Mati
Tingkat Jumlah Rata-rata
Toleransi Genotipe PDM (%) PT (cm) BKT (g) JD
Toleran 7 39.38 91.44 3.17 18.4
(30.03 - 49.08) (83.52-103.02) (2.39-4.38) (16.2-21.3)
Agak toleran 19 59.32 81.31 2.11 13.9
(50.25-69.96) (68.03-98.18) (0.96-3.69) (9.8-18.2)
Agak peka 14 80.83 55.01 1.01 9.4
(70.10-89.68) (40.83-71.27) (0.40-1.95) (7.7-14.2)
Peka 4 94.60 41.03 0.34 7.7
(91.55-98.15) (36.52-46.17) (0.17-0.45) (6.5-8.7)
Keterangan : PDM = persentase daun mati, PT = Panjang Total Tanaman, BKB = Bobot kering
tanaman, JD = jumlah daun
Tanaman dengan tingkat toleransi rendah (peka) tidak mampu mengatasi
kondisi lingkungan salin. Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 5 dapat
18
dilihat bahwa semakin kecil tingkat toleransi tanaman maka nilai untuk parameter
pertumbuhan (panjang tanaman, berat kering tanaman, dan jumlah daun) semakin
menurun. Hasil penelitian Suwarno (1985) menyatakan bahwa perlakuan NaCl
dapat menurunkan jumlah anakan, panjang akar, tinggi tanaman, bobot kering
tajuk, akar, dan total tanaman.
Tanaman yang mengalami stres garam umumnya tidak menunjukkan
respon dalam bentuk kerusakan langsung tetapi pertumbuhan yang tertekan dan
perubahan secara perlahan. Gejala pertumbuhan tanaman pada tanah dengan
tingkat salinitas yang cukup tinggi adalah pertumbuhan yang tidak normal seperti
daun mengering di bagian ujung dan gejala klorosis. Gejala ini timbul karena
tingginya konsentrasi garam terlarut yang menyebabkan menurunnya potensial
larutan tanah sehingga tanaman kekurangan air.
Gambar 1 menunjukkan terjadinya gejala kerusakan tanaman padi akibat
salinitas. Kerusakan akibat salinitas sangat terlihat pada bagian daun tanaman
padi. Menurut Levitt (1980) rusaknya daun diakibatkan oleh keracunan Na yang
ditandai dengan mengeringnya bagian tepi ujung daun, demikian juga keracunan
Cl. Gejala tersebut sangat sulit dibedakan dengan gejala kekeringan.
(1) (2)
Keterangan : 1) kondisi tanaman di rumah kaca, 2) Gejala kerusakan daun
Gambar 1. Kondisi Tanaman di Rumah Kaca
Menurut Bernstein dalam Suwarno (1985) tanaman padi yang mendapat
perlakuan NaCl akan mengakumulasi prolin, suatu asam amino yang dapat larut.
Akumulasi prolin tersebut merupakan usaha tanaman untuk menyesuaikan
tekanan osmotik. Penyesuaian tekanan osmotik ini membutuhkan energi sehingga
akan mengurangi pertumbuhan tanaman. Yuniati (2004) menambahkan bahwa
19
berkurangnya laju dan kualitas pertumbuhan tanaman pada kondisi salin dapat
disebabkan karena menurunnya potensial air dari substrat tempat tumbuh,
meningkatnya penyerapan Na dan Cl, atau keduanya.
Menurut Gomez dan Gomez (1995), korelasi dapat memperlihatkan
hubungan antar peubah. Analisis korelasi dilakukan antara peubah PDM dengan
peubah lainnya yang diamati di rumah kaca. Peubah yang berkorelasi erat dengan
PDM berarti dapat menggambarkan keadaan PDM. Berdasarkan analisis korelasi
menunjukkan hubungan yang signifikan dan berkorelasi negatif (Tabel 6).
Tabel 6. Korelasi Peubah PDM dengan Peubah Lain yang diamati di
Rumah Kaca
Korelasi Koefisien korelasi
PDM vs JD -0.916**
PDM vs BKT -0.796**
PDM vs BKA -0.766**
PDM vs BT -0.785**
PDM vs PA -0.918**
PDM vs TT -0.872**
PDM vs PT -0.902**
Keterangan : PDM = persentase daun mati, JD = jumlah daun, PA = panjang akar, TT = tinggi
tajuk, PT = panjang total tanaman, BKT = berat kering tanaman, BKA = bobot
kering akar, BT = bobot kering tajuk, tn = tidak nyata, ** = nyata pada taraf 1%.
Tabel 6 menunjukkan korelasi antara peubah PDM dengan panjang akar
(PA) memiliki nilai yang nyata dan menghasilkan nilai koefisien korelasi paling
tinggi sebesar -0.918. Nilai koefisien korelasi yang negatif menunjukkan bahwa
semakin besar PDM maka panjang akar semakin kecil. Yahya dan Adib (1992)
menyatakan bahwa pada tanaman kakao, peningkatan taraf salinitas pada media
tanaman di pembibitan secara nyata menekan pertumbuhan vegetatif tanaman
salah satunya jumlah akar primer.
Menurut Cheeseman (1988) konsentrasi NaCl yang tinggi mengurangi
pertumbuhan tanaman, baik tunas maupun akar. Meskipun keracunan NaCl lebih
terlihat pada pucuk, tetapi juga terjadi pengurangan panjang akar akibat perlakuan
NaCl. Hal tersebut disebabkan karena sel-sel meristem akar sensitif terhadap
garam sementara aktivitas mitosis sel-sel tersebut sangat tinggi untuk
pertumbuhan akar. Menurut Katsuhara (1996) ada dua alasan yang mungkin
mendasari terjadinya pengurangan pertumbuhan akar dalam kondisi cekaman
20
garam, yaitu kematian sel dan hilangnya tekanan turgor untuk pertumbuhan sel
karena potensial osmotik media tumbuh lebih rendah dibanding potensial osmotik
di dalam sel.
Laboratorium
Uji Pendahuluan untuk Mendapatkan Beberapa Metode yang Berpotensial
dalam Pengujian Toleransi Genotipe terhadap Salinitas
a. Media Padat
Uji pendahuluan untuk mendapatkan metode yang berpotensi dalam
pengujian toleransi salinitas pada padi dilakukan menggunakan 54 macam
kombinasi media tanam (Lampiran 3) untuk mendapatkan metode yang dapat
membedakan antara padi toleran dengan peka terhadap salinitas. Dari 54 metode
tersebut terdapat empat metode dengan nilai selisih tertinggi antara padi toleran
dengan peka terhadap salinitas untuk peubah panjang tajuk (Tabel 7 ).
Tabel 7. Nilai Selisih Tertinggi antara Padi Toleran dengan Peka
terhadap Salinitas pada Peubah Panjang Tajuk
NaCl Media
Rataan
Varietas Toleran
Rataan
Varietas Peka
Selisih Hasil
(ppm) T-P Uji t
6000 TK 11.98 8.55 3.43 tn
8000 TK 12.37 10.13 2.24 tn
3000 PK 10.27 8.72 1.56 tn
5000 PK 8.82 7.17 1.64 tn Keterangan: TK = tanah kompos, PK = pasir kompos, T= varietas toleran, P= varietas peka,
tn= tidak nyata
Berdasarkan pengamatan pada peubah tinggi tajuk terdapat empat metode
dengan selisih tertinggi panjang tajuk antara varietas peka dan toleran. Dari
keempat media tersebut nilai selisih terbesar untuk peubah panjang tajuk antara
varietas peka dan toleran adalah pada media tanah + kompos dengan konsentrasi
NaCl 6 000 ppm. Hasil analisis uji t pada keempat metode tersebut tidak nyata,
maka dari seluruh percobaan pada media padat tersebut tidak digunakan pada
penelitian selanjutnya.
Perbedaan respon antara pertumbuhan tanaman dengan media juga
tergantung jenis media yang digunakan. Penggunaan media-media pada percobaan
ini didasarkan pada kelebihan secara fungsional, kemudahan mendapatkan, dan
efisiensi. Media tanam yang baik harus merupakan bahan yang memungkinkan
21
akar berpegang, aerasi tinggi, dan dapat menahan air. Selain itu, sifat lain yang
harus dimiliki media tanam adalah bebas dari bibit gulma, hama dan penyakit.
Gambar 2 menunjukkan terjadinya perbedaan tinggi tajuk antara varietas toleran
dan peka.
Gambar 2. Pertumbuhan Tanaman pada Media Tanah + Kompos 6 000 ppm
Kompos mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara, meningkatkan
terjadinya granulasi agregat dan memantapkannya sehingga kemampuan media
dalam mengikat air meningkat. Kompos juga mempunyai kemampuan menjerap
kation tinggi, mampu memperbaiki daya jerap kation yang memungkinkan
peningkatan kation-kation dapat dipertukarkan dan dapat menyediakan unsur-
unsur hara mikro serta makro seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe, S, Mn, dan Cu (Suzana,
2008).
Media lain yang digunakan pada penelitian ini adalah pasir dan zeolit.
Soepardi (1983) menyatakan pasir memiliki pori makro, tidak memiliki
kemampuan untuk menyerap air sehingga perkolasinya berlangsung cepat,
sehingga tanah berpasir memiliki drainase dan aerasi yang baik. Tanah berpasir
memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak dapat menahan air dan juga harus sering
dipupuk karena pasir merupakan media yang lemah dalam memegang dan
menyimpan unsur hara. Menurut Hanafiah (2005) pasir bersifat poros dan
semakin poros suatu tanah akan makin mudah akar untuk berpenetrasi, serta
makin mudah air dan udara bersirkulasi, tetapi makin mudah pula air hilang dari
tanah. Menurut Suzana (2008) penggunaan zeolit pada tanah yang didominasi
pasir juga memberikan pengaruh terhadap kemampuan dalam menahan air. zeolit
juga mampu mempertahankan daya hantar listrik (DHL) rendah sekitar 0.02 –
0.015 dSm-1
. Hal ini disebabkan zeolit didalam larutan sedikit mengeluarkan
22
garam-garam yang dapat menghantarkan listrik, sehingga tanaman dapat
menyerap unsur hara dengan baik. Keuntungan lain dari penggunaan zeolit adalah
kemampuannya dalam mengikat hara terutama K+
dan NH4+ sangat tinggi,
sehingga kalium dalam media mengalami peningkatan.
b. Media Kertas
Uji pendahuluan dengan media kertas menggunakan metode Uji kertas
digulung dalam plastik (UKDdp) dan didirikan serta dikecambahkan dalam
germinator tipe alat pengecambah benih tipe IPB 73-2A/B selama 14 hari. Kertas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas stensil (Gambar 3).
Penggunaan kertas stensil dalam uji UKDdp merupakan standar yang biasa
digunakan dalam pengujian perkecambahan benih padi di laboratorium. Media
kertas di pilih karena mudah dalam aplikasi dan waktu yang diperlukan lebih
singkat dibandingkan dengan metode pada media padat.
Gambar 3. Penanaman pada Media Kertas Stensil
Hasil uji t pada sembilan konsentrasi NaCl menunjukkan bahwa terdapat
lima konsentarsi NaCl yang dapat membedakan varietas toleran dengan varietas
peka pada peubah tinggi tajuk (Tabel 8). Konsentrasi yang dapat membedakan
antara varietas toleran dengan varietas peka adalah perlakuan 4 000, 5 000, 6 000,
7 000 dan 8 000 ppm. Penelitian Madyasari (2011) menyatakan bahwa metode
23
kertas stensil dengan posisi ketinggian tanam 30 cm menjadi satu metode terpilih
di laboratorium pada pengujian toleransi padi terhadap kekeringan.
Tabel 8. Hasil Uji t Peubah Tinggi Tajuk pada Media Kertas Stensil
NaCl Varietas Toleran Rataan
T
Varietas Peka Rataan
P
Selisih Hasil
(ppm) T1 T2 P1 P2 T-P Uji t
0 11.20 16.53 13.87 13.07 14.30 13.69 0.18 tn
3 000 12.27 15.50 13.89 13.67 14.33 14.00 -0.12 tn
4 000 12.53 14.87 13.70 11.43 12.40 11.92 1.79 *
5 000 11.60 14.13 12.87 11.53 12.30 11.92 0.95 *
6 000 11.33 12.87 12.10 10.97 11.10 11.04 1.07 *
7 000 11.27 11.60 11.44 10.40 9.97 10.19 1.25 *
8 000 11.03 11.50 11.27 9.20 9.70 9.45 1.82 *
9 000 6.67 9.97 8.32 8.42 7.35 7.88 0.43 tn
10 000 7.57 9.82 8.69 9.45 7.88 8.67 0.03 tn Keterangan : T = toleran, P = peka, tn = tidak nyata, *= nyata pada taraf 5%
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi NaCl
pada media kertas, peubah tinggi tajuk semakin rendah. Nilai selisih terbesar
peubah tinggi tajuk antara varietas toleran dengan varietas peka pada konsentrasi
8 000 ppm. Suwarno dan Solahuddin (1983) menyatakan bahwa penyerapan air
oleh benih menurun dengan meningkatnya tekanan osmosis pada larutan tanah
akibat pemberian garam. Menurut Pearson dalam Suwarno (1985) beberapa
tanaman padi dapat hidup pada tanah dengan salinitas tinggi berdaya hantar lisrik
15 mmhos/cm (9 600 ppm), tetapi pada tanah yang berdaya hantar listrik
6 – 7 mmhos/cm (3 840 ppm – 4 500 ppm) diduga telah terjadi penurunan hasil
sebesar 50 %.
Identifikasi Metode Terbaik untuk Pengujian Toleransi Genotipe Padi
terhadap Salinitas
Hasil percobaan pendahuluan menunjukkan adanya perbedaan
pertumbuhan antara varietas toleran dan peka, perbedaan tersebut dilihat dari
peubah panjang tajuk. Varietas toleran memiliki nilai panjang tajuk lebih tinggi
dari varietas peka. Lima konsentrasi yang mampu membedakan ke dua sifat
varietas tersebut berdasarkan hasil uji t dan nilai selisih diulang kembali pada
pengujian ini untuk melihat konsistensi pengaruhnya terhadap tanaman. Ke lima
konsentrasi tersebut adalah 4 000, 5 000, 6 000, 7 000 dan 8 000 ppm.
24
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa faktor tunggal konsentrasi
NaCl pada media kertas stensil berpengaruh sangat nyata terhadap peubah
panjang tajuk, panjang akar, bobot kering kecambah, dan bobot tajuk, sedangkan
peubah bobot akar tidak nyata (Tabel 9). Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi
NaCl pada media kertas stensil yang digunakan mempengaruhi secara signifikan
terhadap karakter tanaman. Faktor tunggal varietas (toleran dan peka)
berpengaruh sangat nyata pada seluruh peubah yang diamati. Faktor ulangan
hanya berpengaruh pada peubah panjang tajuk. Penentuan satu metode terbaik
selanjutnya ditentukan dengan cara melihat selisih antara varietas toleran dengan
varietas peka.
Tabel 9. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Varietas Padi dan
Konsentrasi pada media kertas
Sumber Db KT (F)
PT PA BKK BT BA
Ulangan (U) 2 6.13 1.05 0.000025 0.000045 0.000002
(3.51)* (2.32)tn (0.30)tn (0.73)tn (0.41)tn
Perlakuan (P) 4 33.71 2.09 0.000455 0.000417 0.000001
(19.29)** (4.59)** (5.29)** (6.64)** (0.22)tn
Varietas (V) 3 56.07 6.22 0.001359 0.000969 0.000043
(32.09)** (13.63)** (15.77)** (15.43)** (6.03)**
PxV 12 1.85 0.76 0.000078 0.000076 0.0000075
(1.06)tn (1.67)* (0.91)tn (1.22)tn (1.04)tn
Galat 38 1.74 0.45 0.000086 0.000062 0.000007
Keterangan : PT = panjang tajuk, PA = panjang akar, BKK = bobot kering kecambah, BT = bobot
kering tajuk, BA = bobot kering akar, angka yang berada di dalam tanda kurung ( )
adalah nilai Fhitung, tn = tidak nyata, * = nyata pada taraf 5%, ** = nyata pada taraf
1%.
Hasil uji lanjut (Tabel 10) pada peubah panjang tajuk menunjukkan bahwa
grup varietas T2 (lalan) berbeda nyata dengan varietas P1 (Ciherang) dan P2 (IR
64), sedangkan varietas T1 (Pokali) tidak berbeda nyata dengan varietas P1
(Ciherang). Berdasarkan data pada Tabel 10 dapat dilihat varietas toleran
memiliki panjang tajuk lebih tinggi dari varietas peka membuktikan bahwa
varietas toleran dapat menghadapai kondisi cekaman garam. Semakin tinggi
tingkat konsentrasi garam pertumbuhan tanaman semakin terhambat. Nilai selisih
terbesar pada peubah panjang tajuk terdapat pada media kertas dengan konsentrasi
8 000 ppm.
25
Tabel 10. Pengaruh Konsentrasi Garam pada Media Kertas terhadap
Semua Peubah pada Masing-masing Varietas
Metode
Varietas Toleran Rataan
(T)
Varietas Peka Rataan
(P)
Rataan
M
Selisih
T-P T1 T2 P1 P2
Panjang Tajuk (cm)
p4 11.08 14.47 12.78 11.77 12.20 11.99 12.38a 0.79
p5 10.98 13.99 12.49 9.32 11.90 10.61 11.55ab 1.87
p6 9.30 14.38 11.84 8.82 10.82 9.82 10.83b 2.02
p7 8.41 12.00 10.21 8.17 9.32 8.74 9.47c 1.46
p8 7.87 10.55 9.21 4.94 9.31 7.13 8.16d 2.08
9.53c 13.07a 8.60c 10.71b
Panjang Akar (cm)
p4 6.64 8.85 7.74 8.14 6.85 7.49 7.62a 0.25
p5 8.25 8.27 8.26 7.19 6.58 6.89 7.57a 1.37
p6 7.79 9.07 8.43 7.62 7.72 7.67 8.05a 0.76
p7 7.92 8.44 8.18 7.93 6.94 7.44 7.80a 0.74
p8 6.90 7.83 7.37 6.28 6.71 6.49 6.93b 0.87
7.50b 8.49a 7.43bc 6.96c
Bobot Kering Kecambah (g)
p4 0.0531 0.0822 0.0677 0.0624 0.0726 0.0675 0.0675a 0.0002
p5 0.0597 0.0777 0.0687 0.0586 0.0618 0.0602 0.0644a 0.0085
p6 0.0673 0.0757 0.0715 0.0542 0.0604 0.0573 0.0644a 0.0142
p7 0.0573 0.0733 0.0653 0.0540 0.0572 0.0556 0.0604a 0.0097
p8 0.0470 0.0660 0.0565 0.0368 0.0569 0.0469 0.0516b 0.0096
0.0569bc 0.0749a 0.0532c 0.0617b
Bobot Kering Tajuk (g)
p4 0.0419 0.0669 0.0544 0.0506 0.0623 0.0564 0.0554a -0.0020
p5 0.0478 0.0620 0.0549 0.0475 0.0538 0.0506 0.0527a 0.0042
p6 0.0546 0.0607 0.0576 0.0449 0.0484 0.0466 0.0521a 0.0110
p7 0.0450 0.0587 0.0519 0.0435 0.0461 0.0448 0.0483a 0.0071
p8 0.0368 0.0545 0.0457 0.0252 0.0445 0.0349 0.0402b 0.0108
0.0452bc 0.0605a 0.0509b 0.0423c
Bobot Kering Akar (g)
p4 0.0112 0.0153 0.0133 0.0118 0.0103 0.0111 0.0122a 0.0022
p5 0.0120 0.0157 0.0139 0.0111 0.0080 0.0096 0.0121a 0.0043
p6 0.0127 0.0151 0.0139 0.0093 0.0121 0.0107 0.0121a 0.0032
p7 0.0123 0.0146 0.0134 0.0106 0.0111 0.0108 0.0117a 0.0026
p8 0.0102 0.0115 0.0108 0.0116 0.0124 0.0120 0.0114a -0.0012
0.0116b 0.0144a 0.0108b 0.0107b
Keterangan: T1= varietas Pokali, T2 = Varietas Lalan, P1= varietas Ciherang, P2=Varietas IR 64,
p4 = perlakuan 4 000 ppm, p5 = perlakuan 5 000 ppm, p6 = perlakuan 6 000 ppm,
p7 = perlakuan 7 000 ppm, p8 = perlakuan 8 000 ppm
Dapat dilihat dari gambar bahwa pertumbuhan varietas toleran lebih baik
dari varietas peka. Suwarno dan Solahuddin 1983 menyebutkan bahwa ada
kecenderungan varietas toleran menyerap Na dan Cl lebih sedikit serta dapat
mencegah terakumulasinya unsur-unsur tersebut didalam tajuk.
26
Keterangan : v1 : varietas Pokali (T), v3 : varietas Ciherang (P)
Keterangan: v2 : varietas Lalan (T), v4 : varietas IR 64 (P)
Gambar 4 Pertumbuhan Varietas Toleran dan Peka Pada Media Kertas 8 000 ppm
Tabel 11 menunjukkan selisih antara kelompok varietas toleran dan
kelompok varietas peka. Sebagian besar peubah-peubah yang diamati pada media
kertas memiliki selisih yang positif artinya nilai kelompok varietas toleran lebih
besar dari nilai varietas peka. Panjang tajuk menjadi peubah yang paling utama
untuk pemilihan metode selanjutnya karena diduga NaCl menyerang tajuk. Selain
itu peubah tersebut praktis untuk diamati. Konsentrasi 8 000 ppm pada media
kertas stensil terlihat konsisten dapat membedakan varietas toleran dengan yang
peka. Oleh karena itu metode ini digunakan untuk menyeleksi 40 genotipe padi
yang belum diketahui tingkat toleransinya.
Tabel 11. Rekapitulasi Data Selisih antara Varietas Toleran dan Peka pada
Masing-masing Peubah yang Diamati Di Laboratorium
Peubah p4 p5 p6 p7 p8
PT (cm) 0.79 1.87 2.02 1.46 2.08
PA (cm) 0.25 1.37 0.76 0.74 0.87
BKK (g) 0.0002 0.0085 0.0142 0.0097 0.0096
BT (g) -0.0020 0.0042 0.0110 0.0071 0.0108
BA (g) 0.0022 0.0043 0.0032 0.0026 -0.0012
Keterangan : PT = panjang tajuk, PA = panjang akar, BKK = bobot kering kecambah, BT = bobot
kering tajuk, BA = bobot kering akar, p = Perlakuan
V2 V4
V1 V3
27
Pengujian Toleransi terhadap Salinitas 40 Genotipe Padi dengan
Metode Terbaik
Pengujian 40 genotipe di laboratorium ini menggunakan media kertas
stensil dengan konsentrasi 8 000 ppm. Hasil analisis sidik ragam pada Tabel 12
faktor ulangan berpengaruh pada seluruh peubah yang diamati kecuali peubah
panjang akar. Faktor genotipe menunjukkan bahwa genotipe-genotipe yang diuji
di laboratorium menghasilkan nilai yang berbeda nyata pada seluruh peubah yang
diamati. Hal ini menunjukkan bahwa antara genotipe yang diuji memberikan
respon yang berbeda-beda dari cekaman salinitas.
Tabel 12. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Genotipe terhadap Peubah
yang Diamati pada Satu Metode Terpilih di Laboratorium
Peubah Ulangan Genotipe Rata - rata Kisaran
Panjang tajuk (cm) ** ** 8.96 5.77 - 11.05
Panjang akar (cm) tn ** 10.07 8.87 - 12.89
Bobot kering kecambah (g) * ** 0.0594 0.0327 - 0.1004
Bobot kering tajuk (g) * ** 0.0424 0.0200 - 0.0722
Bobot kering akar (g) * ** 0.0211 0.0096 - 0.0678 Keterangan: tn= tidak nyata, *= nyata dalam taraf 5%, **= nyata dalam taraf 1%
Hasil analisis sidik ragam pengujian 40 genotipe-genotipe yang diuji
berbeda sangat nyata pada peubah panjang tajuk, berdasarkan peubah tersebut
nilai rata-rata dari pengujian pada metode ini sebesar 8.96 cm dengan nilai
kisaran 5.77 sampai 11.05 cm (Tabel 12). Berdasarkan peubah panjang tajuk,
genotipe yang memiliki nilai terbesar adalah genotype TOX4136-5-1-1-KY-3,
IPB106-F-85-DJ-2, B10387F-MR-7-6-KN-3-KY-2, dengan tinggi rata-rata
berturut-turut sebesar 11.05 cm, 10.99 cm, dan 10.17 cm. Cek varietas toleran
pokali memiliki panjang tajuk sebesar 10.35 cm sedangkan lalan sebesar
10.94 cm. Varietas cek peka IR64 memiliki panjang tajuk sebesar 9.72 cm dan
Ciherang sebesar 9.52 cm (Lampiran 5).
Korelasi antara Peubah di Rumah Kaca dengan Peubah di Laboratorium
Pengujian di rumah kaca dikorelasikan dengan pengujian di laboratorium
bertujuan untuk melihat tingkat keeratan dari kedua pengujian tersebut. Hasil
28
analisis korelasi seluruh peubah di rumah kaca tidak ada yang berkorelasi dengan
peubah yang diamati di laboratorium (Tabel 13) .
Tabel 13. Hasil Analisis Korelasi Peubah di Rumah Kaca dan
Laboratorium
Lab Rumah kaca
Persentase Daun Mati Jumlah Daun Panjang Akar
Panjang Tajuk -0.12608 tn 0.12362 tn 0.07652 tn
Panjang Akar 0.05829 tn -0.06628 tn -0.05755 tn
Bobot Kering Kecambah 0.05311 tn -0.02503 tn -0.06469 tn
Bobot Tajuk 0.02863 tn -0.01702 tn -0.02553 tn
Bobot Akar 0.00872 tn 0.06049 tn -0.06281 tn
Keterangan: tn= tidak nyata
Nilai korelasi terbesar adalah nilai korelasi antara peubah persentase daun
mati dengan peubah panjang tajuk yaitu sebesar -0.12608. Hal ini menunjukkan
korelasi antara pengujian di laboratorium dengan rumah kaca berkolerasi rendah.
Korelasi yang rendah dapat disebabkan oleh perbedaan stadia pertumbuhan,
kondisi lingkungan dan juga viabilitas benih yang berbeda pada saat pengujian.
Pengujian di laboratorium dimulai setelah 6 bulan pengujian di rumah
kaca, hal ini dapat menyebabkan penurunan viabilitas benih yang digunakan pada
saat penelitian dilaboratorium. Stadia pertumbuhan yang berbeda juga
menyebabkan korelasi antara pengujian rumah kaca dengan laboratorium rendah.
Menurut Rahmawati (2006) padi relatif lebih toleran terhadap salinitas saat
perkecambahan, akan tetapi tanaman bisa jadi rentan saat pindah tanam, bibit
masih muda, dan pembungaan, sehingga sangat sulit menentukan hubungan antara
toleransi terhadap salinitas pada fase perkecambahan dengan fase-fase berikutnya.
Pengelompokan tingkat toleransi peubah yang diamati di laboratorium
berdasarkan pada peubah panjang tajuk. Panjang tajuk diurutkan dari nilai
tertinggi hingga terendah kemudian dibagi kedalam empat klasifikasi tingkat
toleransi. Semakin tinggi panjang tajuk di duga benih semakin toleran. Genotipe
yang memiliki panjang tajuk rendah diduga genotipe tersebut peka.
29
Tabel 14. Rata-rata dan Kisaran Nilai Peubah di Laboratorium berdasarkan
Tingkat Toleransi di Laboratorium
TT JG Rata-rata
PT PA BKK BT BA
T 11 10.23 9.85 0.0609 0.0434 0.0299
(9.6 -11.05) (8.97- 10.67) (0.0380-0.1004) (0.0203-0.0722) (0.0096-0.0678)
AT 11 9.27 9.99 0.0613 0.0437 0.0212
(8.83-9.62) (9.51-10.51) (0.0356-0.0870) (0.0200-0.0640) (0.0103-0.0556)
AP 11 8.61 10.46 0.0630 0.0459 0.0171
(8.44-8.78) (9.54-12.89) (0.0463-0.0807) (0.0336-0.0586) (0.0110-0.0222)
P 11 7.74 9.98 0.0526 0.0364 0.0162
(5.77-8.41) (8.87-10.64) (0.0327-0.0727) (0.0203-0.0497) (0.0109-0.0231)
Keterangan : TT : tingkat toleransi, T : toleran, AT : agak toleran, AP : agak peka, P : peka, JG :
jumlah genotipe, PT = panjang tajuk, PA = panjang akar, BKK = bobot kering
kecambah, BT = bobot kering tajuk, BA = bobot kering akar
Simulasi Seleksi Padi Toleran Salinitas
Simulasi seleksi ini bertujuan untuk membandingkan padi yang toleran di
pengujian rumah kaca dengan padi toleran di laboratorium. Peubah di rumah kaca
yang digunakan untuk simulasi seleksi adalah persentase daun mati, sedangkan
peubah di laboratorium menggunakan panjang tajuk.
Tabel 15. Simulasi Seleksi Hasil Pengujian di Rumah Kaca dan
Laboratorium
Intensitas Seleksi (%)
Jumlah Genotipe yang terpilih
Jumlah genotipe yang sesuai Kesusaian (%)
PDMa) vs PT
b)
10 4 0 0.00
20 8 1 12.50
30 12 2 16.66
40 16 4 25.00
50 20 10 50.00 Keterangan : PDM = persentase daun mati, PT = panjang tajuk, a) peubah rumah kaca, b) Peubah
laboratorium
Penggunaan panjang tajuk pada simulasi seleksi dikarenakan panjang tajuk
memiliki nilai koefisien korelasi paling besar dengan persentase daun mati
(Tabel 13). Simulasi seleksi dilakukan dengan cara mengurutkan nilai peubah
yang diamati dari terkecil sampai terbesar atau dari terbesar sampai terkecil
tergantung dengan peubah yang digunakan dalam simulasi seleksi (Lampiran 6).
30
Peubah panjang tajuk diurutkan dari nilai terbesar hingga terkecil,
sedangkan peubah persentase daun mati diurutkan dari nilai terkecil hingga
terbesar. Hasil simulasi seleksi pada Tabel 15 menunjukkan bahwa penggunaan
metode kertas stensil pada konsentrasi 8 000 ppm tidak dapat digunakan untuk
menyeleksi 40 genotipe padi toleran terhadap salinitas. Pengujian dilaboratorium
menggunakan kertas menyebabkan keseluruhan tanaman terbungkus dengan
kertas sehingga transpirasi tanaman tidak berjalan dengan normal. Nilai intensitas
seleksi yang semakin besar menunjukkan bahwa peubah di laboratorium tidak
dapat menggambarkan keadaan persentase daun mati di rumah kaca secara akurat
dalam menyeleksi genotipe padi yang toleran terhadap salinitas.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Metode pengujian toleransi padi terhadap salinitas yang dapat
membedakan genotipe toleran dan peka adalah UKDdp dengan media kertas
stensil yang dilembabkan dengan larutan NaCl berkonsentrasi 8 000 ppm.
Evaluasi lebih lanjut menunjukkan bahwa media kertas stensil yang dilembabkan
dengan larutan NaCl berkonsentrasi 8 000 ppm adalah metode terbaik.
Pengujian di rumah kaca berdasarkan indikator persentase daun mati
menunjukkan bahwa tujuh genotipe toleran terhadap salinitas, 19 genotipe agak
toleran, 14 genotipe agak peka dan empat genotipe peka. Varietas toleran Lalan
memiliki nilai persentase daun mati terendah, yaitu sebesar 30.03 %, diikuti oleh
genotipe B11844-MR-23-4-6, B13133-9-MR-3-KY-2, dan B13136-3-MR-1-KY-
5 masing-masing sebesar 34.10 %, 35.03 %, 38.30 %, sedangkan varietas cek
toleran Pokali memiliki nilai persentase daun mati lebih tinggi sebesar 68.14 %.
Seluruh peubah yang diamati di rumah kaca tidak ada yang berkorelasi
nyata dengan peubah di laboratorium. Nilai korelasi yang terbesar dengan peubah
persentase daun mati adalah peubah panjang tajuk dengan nilai koefisien korelasi
sebesar -0.12608. Korelasi yang rendah dapat disebabkan karena perbedaan stadia
pertumbuhan, kondisi lingkungan dan juga viabilitas benih yang berbeda pada saat
pengujian
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan kombinasi
media dan tingkat konsentrasi NaCl yang berbeda. Penelitian tentang pengujian
benih yang lebih menggambarkan keadaan dilapang dan respon tanaman padi
terhadap salinitas pada berbagai umur tanaman untuk menemukan metode yang
lebih efektif untuk menyeleksi genotipe padi.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2009. Produksi tanaman padi indonesia. http:// www.bps.go.id [ 22 maret
2010].
Barret-Lennard, E.G. 2002. Salt of the earth : time to take it seriously In: R.
Ahmad and K.A Malik (Eds.). Prospects for Saline Agriculture. Kluwer
Academic Publisher. Dordrecht. Netherlands. 460 p.
Bintoro, M. H. 1983. Pengaruh NaCl terhadap pertumbuhan beberapa kultivar
tomat. Bul. Agron. XIV (1) : 13-29.
Cheeseman, J.M. 1988. Mechanisms of salinity tolerance in plants. Plant
Physiol. 87:547-550.
DPU. 1997. Kebijaksanaan pembangunan irigasi dalam peningkatan produksi
pangan (Formulasi Program Pengembangan Irigasi Pada PJP II).
Direktorat Bina Teknik Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum.
http://binamarga.pu.go.id. [24 Januari 2011].
FAO. 2005. 20 hal untuk diketahui tentang dampak air laut pada lahan di propinsi
NAD. http://www.fao.org.[3 Agustus 2010].
Gomez, K. A. and A. A. Gomez. 1995. Prosedur Statistika untuk Penelitian
Pertanian (Terjemahan). Edisi Kedua. UI Press. Jakarta. 698 hal.
Grist, D.H. 1959. Rice. Longmans. London. 466p.
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta. 355 hal.
Hayuningtyas, R.D. 2010. Metode Uji Toleransi Padi (Oryza sativa L) Terhadap
Salinitas Pada Stadia Perkecambahan. Skripsi. Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor
Hu. Y, U. Schmidhalter. 2004. Limitation of Salt Stress to Plant Growth. Di
Dalam: Bertold Hock, Erich F Elstner, Editor. Plant Toxicology. Marcel
Dekker New York. hal 191 – 224.
Katsuhara, M. and T. Kawasaki. 1996. Salt stress induced nuclear and dna
degradation in meristematic cells of barley roots. Plant Cell Physiol. 37(2):
169-173.
Levitt, J. 1980. Responses of Plant to Environmental Stresses 2nd ed. New York.
Academic pr. 607 p.
Madyasari, I. 2011. Pengujian Toleransi Kekeringan Terhadap Padi Gogo Pada
Fase Perkecambahan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
33
Manurung, S.O., dan M. Ismunadji. 1988. Morfologi dan Fisiologi Padi, hal 55-
103. Dalam M. Ismunadji, S. Partohardjono, M. Syam dan A. Widjono
(Eds). Padi-Buku 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Bogor.
Marschner, H. 1998. Mineral Nutrition of Higher Plants, 2nd ed. Academic Press.
London. 889 p.
Notohadiprawiro, 1998. Tanah dan Lingkungan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. 236 hal.
Poerwowidodo. 2002. Metode Selidik Tanah. Usaha Nasional. Surabaya.
Purwono dan H. Purnamawati. 2008. Budidaya 8 jenis tanaman Pangan Unggul.
Penebar Swadaya. Depok. 139 hal.
Rahmawati. 2006. Status perkembangan dan perbaikan genetik padi menggunakan
teknik transformasi Agrobacterium. Agrobiogen. 2:364-375.
Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Grasindo. Jakarta. 144 hal
Salisbury, Frank B. 1985. Plant Physiology 3rd
edition. Wadsworth Publishing
Company. California. 540 p.
Samadi. B. 2007. Kentang dan Analisis Usahataninya. Kanisius. Yogyakarta.
117hal.
Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Hudaya. Jakarta.
318 hal.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 591 hal.
Sposito, G. 2008. The Chemistry of Soils. Oxford University Press. New York
USA. 329 p.
Sulaiman, S. 1980. Penyaringan Varietas Padi Sawah Bagi Penyesuaian terhadap
Tanah Berkadar Garam Tinggi. Tesis. Fakultas Pasca Sarjana. Institut
Pertanian Bogor. Bogor. 50 hal.
Sunarto. 2001. Toleransi kedelai terhadap salinitas. Bul. Agron. (29) (1) : 27-30.
Suwarno dan S. Solahudin. 1983. Toleransi varietas padi terhadap salinitas pada
fase perkecambahan. Bul. Agron. XIV (3) : 1-1
Suwarno. 1985. Pewarisan dan Fisiologi Sifat Toleran terhadap Salinitas pada
Tanaman Padi. Disertasi. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Bogor. 87 hal.
34
Suzana, K. 2008. Pengaruh Pemberian Zeolit dan Kompos terhadap Sifat-Sifat
Kimia Tailing Dan Pertumbuhan Tanaman Sengon (Paraserianthes
falcataria L. Nielsen). Skripsi. Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 37 hal.
Tan, Kim H. 2000. Enviromental Soil Science 2nd
ed. Marcel Dekker. New York.
452 p.
Yahya, S. dan M. Adib. 1992. Uji toleransi terhadap salinitas bibit beberapa
varietas kakao. Bul. Agron. XX (3) : 35-44.
Yuniati, Ratna. 2004. Penapisan galur kedelai Glycine max (l.) Merrill toleran
terhadap NaCl untuk penanaman di lahan salin. Makara Sains. 1: 21-24.
LAMPIRAN
36
Lampiran 1. Daftar Nama 40 Genotipe Padi yang Digunakan untuk Pengujian
Toleransi terhadap Salinitas
No Genotipe Genotipe
1 B13133-9-MR-3-KY-2
2 B13133-10-MR-2-KY-9
3 B13134-3-MR-1-KY-12
4 B13134-3-MR-1-KY-14
5 B13136-3-MR-1-KY-1
6 B13136-3-MR-1-KY-5
7 B13136-3-MR-1-KY-8
8 B13137-4-MR-2-KY-1
9 B13137-4-MR-2-KY-3
10 B13138-3-MR-1-KY-2
11 B13138-3-MR-1-KY-3
12 B13138-5-MR-1-KY-3
13 B13138-8-MR-3-KY-2
14 B13144-1-MR-2-KY-1
15 B13144-1-MR-2-KY-2
16 B13144-1-MR-2-KY-3
17 B13144-1-MR-2-KY-4
18 B13145-1-MR-3-KY-2
19 B13145-1-MR-3-KY-3
20 B13145-1-MR-3-KY-4
21 B13146-1-MR-1-KY-1
22 B13146-1-MR-1-KY-2
23 B13146-1-MR-1-KY-3
24 B13146-1-MR-2-KY-1
25 B13146-1-MR-2-KY-2
26 B13146-1-MR-2-KY-3
27 B13146-1-MR-3-KY-1
28 TOX4136-5-1-1-KY-3
29 B10387F-MR-7-6-KN-3-KY-2
30 B11844-MR-23-4-6
31 B10553E-KN-6-1
32 B11377F-MR-34-2
33 B10217F-TB-38-1-1
34 B11016D-KN-2-1
35 B10551E-KN-62-2
36 B13131-4-MR-2-KY-1
37 B13131-4-MR-2-KY-3
38 IPB106-F-20-DJ-1
39 IPB106-F-85-DJ-2
37
Lampiran 1. Daftar Nama 40 Genotipe Padi yang Digunakan untuk Pengujian
Toleransi terhadap Salinitas (Lanjutan)
No Genotipe Genotipe
40 IPB107-F-19-DJ-2
41 Pokali (toleran)
42 Lalan (toleran)
43 IR64 (peka)
44 Ciherang (peka)
38
Lampiran 2. Hasil Pengelompokan Genotipe terhadap Tingkat Toleransi Salinitas
pada Peubah Persentase Daun Mati di Rumah Kaca
No Genotipe PDM (%) Tingkat Toleransi
42 Lalan 30.03 Toleran
30 B11844-MR-23-4-6 34.1 Toleran
1 B13133-9-MR-3-KY-2 35.03 Toleran
6 B13136-3-MR-1-KY-5 38.3 Toleran
11 B13138-3-MR-1-KY-3 40.78 Toleran
12 B13138-5-MR-1-KY-3 48.35 Toleran
5 B13136-3-MR-1-KY-1 49.08 Toleran
10 B13138-3-MR-1-KY-2 50.25 Agak Toleran
25 B13146-1-MR-2-KY-2 50.84 Agak Toleran
24 B13146-1-MR-2-KY-1 52.02 Agak Toleran
7 B13136-3-MR-1-KY-8 52.03 Agak Toleran
4 B13134-3-MR-1-KY-14 53.75 Agak Toleran
36 B13131-4-MR-2-KY-1 54.28 Agak Toleran
29 B10387F-MR-7-6-KN-3-KY-2 54.9 Agak Toleran
27 B13146-1-MR-3-KY-1 55.12 Agak Toleran
37 B13131-4-MR-2-KY-3 56.07 Agak Toleran
26 B13146-1-MR-2-KY-3 60.64 Agak Toleran
23 B13146-1-MR-1-KY-3 61.23 Agak Toleran
3 B13134-3-MR-1-KY-12 61.46 Agak Toleran
33 B10217F-TB-38-1-1 61.61 Agak Toleran
21 B13146-1-MR-1-KY-1 64.45 Agak Toleran
17 B13144-1-MR-2-KY-4 65.49 Agak Toleran
28 TOX4136-5-1-1-KY-3 65.97 Agak Toleran
41 Pokali 68.14 Agak Toleran
2 B13133-10-MR-2-KY-9 68.86 Agak Toleran
38 IPB106-F-20-DJ-1 69.96 Agak Toleran
13 B13138-8-MR-3-KY-2 70.10 Agak Peka
35 B10551E-KN-62-2 70.24 Agak Peka
9 B13137-4-MR-2-KY-3 71.28 Agak Peka
14 B13144-1-MR-2-KY-1 73.19 Agak Peka
34 B11016D-KN-2-1 75.68 Agak Peka
44 Ciherang 80.32 Agak Peka
15 B13144-1-MR-2-KY-2 83.33 Agak Peka
40 IPB107-F-19-DJ-2 83.89 Agak Peka
18 B13145-1-MR-3-KY-2 85.26 Agak Peka
16 B13144-1-MR-2-KY-3 85.51 Agak Peka
19 B13145-1-MR-3-KY-3 86.08 Agak Peka
39
Lampiran 2. Hasil Pengelompokan Genotipe terhadap Tingkat Toleransi. Salinitas
pada Peubah Persentase Daun Mati di Rumah Kaca (Lanjutan)
No Genotipe PDM (%) Tingkat Toleransi
43 IR64 87.60 Agak Peka
8 B13137-4-MR-2-KY-1 89.41 Agak Peka
22 B13146-1-MR-1-KY-2 89.68 Agak Peka
20 B13145-1-MR-3-KY-4 91.55 Peka
31 B10553E-KN-6-1 92.86 Peka
32 B11377F-MR-34-2 95.83 Peka
39 IPB106-F-85-DJ-2 98.15 Peka Keterangan: PDM= persentase daun mati
40
Lampiran 3 . Hasil Selisih dan Uji t antara Varietas Peka dengan Varietas Toleran
pada Media Padat
NaCl Media
Rataan Varietas Toleran
Rataan Varietas Peka
Selisih Hasil
(ppm) T-P Uji t
0 TP 14.44 17.99 -3.55 * 3000 TP 12.73 16.05 -3.32 * 4000 TP 14.17 15.89 -1.72 tn 5000 TP 14.04 15.39 -1.35 * 6000 TP 12.39 14.96 -2.57 * 7000 TP 12.11 14.38 -2.27 * 8000 TP 10.11 10.40 -0.30 tn 9000 TP 4.98 7.84 -2.86 tn
10000 TP 4.46 5.73 -1.27 tn 0 ZT 13.93 16.81 -2.88 *
3000 ZT 13.72 17.77 -4.05 * 4000 ZT 14.62 15.96 -1.34 tn 5000 ZT 14.91 15.93 -1.03 tn 6000 ZT 13.59 14.83 -1.24 tn 7000 ZT 12.10 10.58 1.52 tn 8000 ZT 10.09 10.33 -0.24 tn 9000 ZT 8.94 8.39 0.54 tn
10000 ZT 8.30 7.73 0.57 tn 0 TK 8.47 9.42 -0.95 tn
3000 TK 8.48 7.19 1.29 tn 4000 TK 14.98 13.49 1.49 tn 5000 TK 11.21 15.01 -3.80 * 6000 TK 11.98 8.55 3.43 tn 7000 TK 8.17 7.79 0.38 tn 8000 TK 12.37 10.13 2.24 tn 9000 TK 9.90 10.10 -0.21 tn
10000 TK 4.04 5.48 -1.44 tn 0 PZ 13.93 16.42 -2.49 tn
3000 PZ 13.35 14.97 -1.63 tn 4000 PZ 12.81 15.75 -2.94 * 5000 PZ 11.78 16.70 -4.91 * 6000 PZ 9.97 10.90 -0.93 tn 7000 PZ 9.75 10.80 -1.05 tn 8000 PZ 5.29 4.88 0.41 tn 9000 PZ 3.19 2.10 1.09 tn
10000 PZ 2.12 2.18 -0.06 tn 0 ZK 3.54 4.16 -0.62 tn
3000 ZK 7.13 5.96 1.17 tn 4000 ZK 5.54 4.20 1.34 tn 5000 ZK 5.56 4.83 0.73 tn 6000 ZK 2.73 2.37 0.36 tn 7000 ZK 7.34 6.98 0.36 tn 8000 ZK 4.26 7.06 -2.80 tn 9000 ZK 2.27 4.43 -2.17 tn
10000 ZK 3.79 2.48 1.30 tn
41
Lampiran 3. Hasil Selisih dan Uji t antara Varietas Peka dengan Varietas Toleran
pada Media Padat (Lanjutan)
NaCl Media
Rataan Varietas Toleran
Rataan Varietas Peka
Selisih Hasil
(ppm) T-P Uji t
0 PK 10.70 9.23 1.47 tn 3000 PK 10.27 8.72 1.56 tn 4000 PK 8.80 10.37 -1.57 tn 5000 PK 8.82 7.17 1.64 tn 6000 PK 9.27 9.44 -0.17 tn 7000 PK 6.54 8.45 -1.92 tn 8000 PK 6.75 5.84 0.91 tn 9000 PK 4.40 4.51 -0.11 tn
10000 PK 4.77 3.99 0.78 tn Keterangan : TP = tanah pasir, ZT = zeolit tanah, TK = tanah kompos, PZ = pasir zeolit, ZK =
zeolit kompos, PK = pasir kompos, U= ulangan, T= varietas toleran, P= varietas
peka
42
Lampiran 4. Nilai Kudrat Tengah dan F hitung Peubah yang Diamati terhadap
Perlakuan Genotipe dalam Pengujian toleransi terhadap salinitas 40
genotipe padi dengan metode terbaik
Peubah db KT (F)
PT PA BKK BT BA
U 3 26.45 0.17 0.001029 0.000741 0.000074
(22.74)** (0.19)tn (3.52)* (3.70)* (3.03)*
G 43 4.25 1.74 0.000700 0.000387 0.000081
(3.66)** (1.85)** (2.39)** (1.93)** (3.32)**
Galat 129 1.16 0.94 0.000292 0.000200 0.000024
Kk
12.03 9.63 27.85 32.15 28.45 Keterangan : U = ulangan, G = Genotipe, kk = koefisien keragaman, PT = panjang tajuk, PA =
panjang akar, BKK = bobot kering kecambah, BT = bobot tajuk, BA = bobot akar,
angka yang berada di dalam tanda kurung ( ) adalah nilai Fhitung, tn = tidak nyata,
* = nyata pada taraf 5%, ** = nyata pada taraf 1%.
43
Lampiran 5. Hasil Pengelompokan Genotipe terhadap Tingkat Toleransi. Salinitas
pada Peubah Panjang Tajuk di Laboratorium.
No Genotipe Tingkat Toleransi Panjang Tajuk (cm)
28 TOX4136-5-1-1-KY-3 Toleran 11.05
39 IPB106-F-85-DJ-2 Toleran 10.99
42 Lalan Toleran 10.94
41 Pokali Toleran 10.35
29 B10387F-MR-7-6-KN-3-KY-2 Toleran 10.17
32 B11377F-MR-34-2 Toleran 10.07
2 B13133-10-MR-2-KY-9 Toleran 9.92
34 B11016D-KN-2-1 Toleran 9.89
10 B13138-3-MR-1-KY-2 Toleran 9.75
43 IR64 Toleran 9.72
3 B13134-3-MR-1-KY-12 Toleran 9.67
27 B13146-1-MR-3-KY-1 Agak Toleran 9.62
12 B13138-5-MR-1-KY-3 Agak Toleran 9.55
44 Ciherang Agak Toleran 9.52
20 B13145-1-MR-3-KY-4 Agak Toleran 9.46
18 B13145-1-MR-3-KY-2 Agak Toleran 9.36
6 B13136-3-MR-1-KY-5 Agak Toleran 9.24
5 B13136-3-MR-1-KY-1 Agak Toleran 9.24
21 B13146-1-MR-1-KY-1 Agak Toleran 9.05
13 B13138-8-MR-3-KY-2 Agak Toleran 9.03
30 B11844-MR-23-4-6 Agak Toleran 9.02
37 B13131-4-MR-2-KY-3 Agak Toleran 8.83
15 B13144-1-MR-2-KY-2 Agak Peka 8.78
24 B13146-1-MR-2-KY-1 Agak Peka 8.75
11 B13138-3-MR-1-KY-3 Agak Peka 8.71
25 B13146-1-MR-2-KY-2 Agak Peka 8.67
7 B13136-3-MR-1-KY-8 Agak Peka 8.67
9 B13137-4-MR-2-KY-3 Agak Peka 8.63
38 IPB106-F-20-DJ-1 Agak Peka 8.6
22 B13146-1-MR-1-KY-2 Agak Peka 8.5
1 B13133-9-MR-3-KY-2 Agak Peka 8.47
16 B13144-1-MR-2-KY-3 Agak Peka 8.45
26 B13146-1-MR-2-KY-3 Agak Peka 8.44
33 B10217F-TB-38-1-1 Peka 8.41
4 B13134-3-MR-1-KY-14 Peka 8.34
19 B13145-1-MR-3-KY-3 Peka 8.22
17 B13144-1-MR-2-KY-4 Peka 8.21
44
Lampiran 5. Hasil Pengelompokan Genotipe terhadap Tingkat Toleransi Salinitas
pada Peubah Panjang Tajuk di Laboratorium. (Lanjutan)
No Genotipe Tingkat Toleransi Panjang Tajuk (cm)
14 B13144-1-MR-2-KY-1 Peka 8.03
36 B13131-4-MR-2-KY-1 Peka 7.96
35 B10551E-KN-62-2 Peka 7.78
23 B13146-1-MR-1-KY-3 Peka 7.74
31 B10553E-KN-6-1 Peka 7.51
8 B13137-4-MR-2-KY-1 Peka 7.18
40 IPB107-F-19-DJ-2 Peka 5.77
45
Lampiran 6. Contoh Simulasi Seleksi Pengujian di Rumah Kaca dan
Laboratorium pada Intensitas Seleksi 20%
Genotipe Persentase Daun Mati Genotipe Panjang Tajuk (cm)
30 34.10 28 11.05
1 35.03 39 10.99
6 38.30 29 10.17
11 40.78 32 10.07
12 48.35 2 9.92
5 49.08 34 9.89
10 50.25 10 9.75
25 50.84 3 9.67
24 52.02 27 9.62
7 52.03 12 9.55
4 53.75 20 9.46
36 54.28 18 9.36
29 54.90 5 9.24
27 55.12 6 9.24
37 56.07 21 9.05
26 60.64 13 9.03
23 61.23 30 9.02
3 61.46 37 8.83
33 61.61 15 8.78
21 64.45 24 8.75
17 65.49 11 8.71
28 65.97 25 8.67
2 68.86 7 8.67
38 69.96 9 8.63
13 70.10 28 8.60
35 70.24 22 8.50
9 71.28 1 8.47
14 73.19 16 8.45
34 75.68 26 8.44
15 83.33 33 8.41
40 83.89 4 8.34
18 85.26 19 8.22
16 85.51 17 8.21
19 86.08 14 8.03
8 89.41 36 7.96
22 89.68 35 7.78
20 91.55 23 7.74
31 92.86 31 7.51
32 95.83 8 7.18
39 98.15 40 5.77