Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

download Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

of 24

Transcript of Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    1/24

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Written by martua

    Tuesday, 20 March 2012 04:55 - Last Updated Tuesday, 20 March 2012 08:12

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Oleh: Yeti Ernaningtyas, S.Si,MP (Calon PBT Pengujian Mutu Benih)

    Ana Satria (PBT Pengujian Mutu Benih)

    Pengujian kesehatan benih adalah melihat kesehatan benih secara seksama, apakah benihtersebut mengandung patogen yang menyebabkan benih terjadi penyimpangan atau

    perubahan dari keadaan normal yang

    menyebabkan benih tersebut tidak bisa melakukan fungsinya secara normal sebagai bahan

    perbanyakan tanaman.

    Benih bermutu dengan kualitas yang tinggi selalu diharapkan oleh petani. Oleh karena itu,

    benih harus selalu dijaga kualitasnya sejak diproduksi oleh produsen benih, dipasarkan hingga

    sampai di tangan petani untuk proses penanaman. Untuk menjaga kualitas benih tersebut,

    maka peranan pengujian benih menjadi sangat penting dan harus dilakukan terhadap benih

    baik ditingkat produsen benih, pedagang benih maupun pada tingkat petani.

    Menurut Sutopo (2002) pentingnya uji kesehatan benih dilakukan adalah karena penyakit pada

    benih dapat mengganggu perkecambahan dan pertumbuhan benih dengan demikian merugikan

    kualitas dan kuantitas hasil, benih dapat menjadi pengantar baik hama maupun penyakit ke

    daerah lain dimana hama dan penyakit itu tidak ada sebelumnya. Sehingga baik cendawan,

    bakteri, virus dan serangga (hama lapang dan gudang) yang semula dari infeksi yang terbawa

    oleh benih dapat merusak tanaman, dengan dilakukan uji kesehatan benih patogen akan

    terdeteksi dan dapat mengurangi penyakit pada benih tersebut.

    Patogen yang menginfeksi benih dapat menyebabkan benih menjadi :

    a. Berubah secara fisik dan kimiawi

    b. Berkecambah secara abnormal

    1 / 24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    2/24

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Written by martua

    Tuesday, 20 March 2012 04:55 - Last Updated Tuesday, 20 March 2012 08:12

    c. Tidak dapat berkecambah

    d. Kecambahnya tidak mampu muncul kepermukaan lahan

    e. Hasil pengujian viabilitas kecambahnya jadi terpengaruh.

    Benih dikatakan sehat jika benih tersebut bebas dari patogen, baik berupa bakteri, cendawan,virus maupun nematoda. Patogen adalah suatu kesatuan hidup yang dapat menyebabkan

    penyakit. Sedangkan patogenisitas adalah kemampuan relatif dari suatu patogen untuk

    menyebabkan penyakit. Penyakit yang ditimbulkannya kemungkinan dapat terjadi pada

    kecambah, tanaman muda ataupun tanaman yang telah dewasa. Semua golongan patogen

    seperti cendawan, bakteri, virus, dan nematoda dapat terbawa oleh benih. Hal ini dapat terjadi

    karena benihnya telah terinfeksi atau kerena kontaminasi pada permukaan benih. Kebanyakan

    patogen yang terbawa benih menjadi aktif segera setelah benih disebar atau disemaikan.

    Sebagai akibatnya benih menjadi busuk atau terjadi damping off sebelum atau sesudah benih

    berkecambah.

    Terdapat beberapa pengaruh penyakit terbawa benih antara lain (Fadhilah, tanpa tahun):

    1. Penyakit terbawa benih berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap

    kualitas benih komersial.

    2. Patogen terbawa benih tanaman telah mengintroduksi penyakit ke pertanaman baru

    sehingga menyebabkan kehilangan hasil dan menurunkan kualitas produksi.

    3. Menurunkan daya tumbuh benih di lapang.

    4. Penyakit terbawa benih juga berdampak pada pengujian mutu benih dilaboratorium seperti

    2 / 24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    3/24

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Written by martua

    Tuesday, 20 March 2012 04:55 - Last Updated Tuesday, 20 March 2012 08:12

    rendahnya daya berkecambah benih akibat infeksi benih maupun kecambah selama masa

    pengujian.

    5. Patogen terbawa benih juga dapat menurunkan kualitas benih selama masa penyimpanan.

    Uji kesehatan benih untuk tanaman perkebunan masih terbatas. Pada SNI benih perkebunan

    menyebutkan bahwa benih yang digunakan harus bebas patogen tular benih 100%. Berdasark

    an masa hidup, benih dapat dibedakan atas benih orthodoks dan rekalsitran. Pada umumnya

    benih tanaman perkebunan untuk komoditas unggulan tergolong rekalsitran antara lain kakao,

    karet, kelapa dalam, pala dan cengkeh. Benih orthodoks mempunyai masa hidup yang panjang,

    dapat dikeringkan hingga kadar air 5% tanpa mengalami kerusakan dan juga toleran pada suhurendah. Sedangkan benih rekalsitran tidak dapat dikeringkan hingga di bawah kadar air 30%

    tanpa mengalami kerusakan dan tidak toleran pada suhu rendah. Benih rekalsitran mempunyai

    masa hidup yang singkat dan sukar untuk disimpan sebab kadar airnya tinggi sehingga mudah

    terkontaminasi mikrobia dan lebih cepat mengalami kemunduran. Apabila disimpan pada suhu

    di bawah nol akan menyebabkan terbentuknya kristal es yang dapat merusak membran sel dan

    terjadinya pembekuan (Roberts

    dalam

    Copeland dan McDonald, 1995 ) dalam Hasid, tanpa tahun. Dalam Sukarman dan Hasanah,

    2003 menyebutkan bahwa pada kadar air 18-40% benih telah mencapai masak fisiologis, laju

    respirasi tinggi serta benih peka terhadap deteriorasi, cendawan, hama dan kerusakanmekanis. Sehingga dengan demikian pada tanaman perkebunan perlu adanya pengujian

    kesehatan untuk mendapatkan bibit bermutu tinggi.

    Beberapa contoh benih tanaman perkebunan yang terserang

    cendawan:

    Biji Kopi

    3 / 24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    4/24

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Written by martua

    Tuesday, 20 March 2012 04:55 - Last Updated Tuesday, 20 March 2012 08:12

    Biji Kakao

    Biji Karet

    Kajian pustaka dan hasil penelitian tentang kesehatan benih pada tanaman perkebunan masih

    terbatas. Perlu pengkajian dan penelitian lebih lanjut pengaruh kesehatan benih tanaman

    perkebunan. Serta mengidentifikasi jenis penyakit terbawa benih dan pengaruhnya terhadap

    viabilitas benih.

    Pemilihan metode dan cara evaluasi pengujian kesehatan benih memerlukan pengetahuan danpengalaman. Penggunaan metode tergantung pada patogen yang ingin diketahui (patogen

    target) dan jenis benih maupun tujuan pengujian. Pada prinsipnya pengamatan terhadap contoh

    kerja ada dua cara yaitu dengan pengamatan langsung dan pengamatan tidak langsung

    (setelah inkubasi).

    4 / 24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    5/24

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Written by martua

    Tuesday, 20 March 2012 04:55 - Last Updated Tuesday, 20 March 2012 08:12

    Pengujian kesehatan benih meliputi:

    1. Pengujian Cendawan

    Infeksi cendawan pada benih dapat menyebabkan kehilangan viabilitas, peningkatan asam

    lemak bebas, penurunan kadar gula, menimbulkan bau apek dan perubahan warna (Justice at

    al, 2002).

    Cendawan terbawa benih dapat menimbulkan penyakit pada tanaman sebelum benihberkecambah, pada waktu tanaman masih muda atau menjelang berbunga atau berbuah.

    Selain dapat menyebabkan penyakit pada tanaman itu sendiri, cendawan dapat pula menjadi

    sumber infeksi untuk tanaman lain. Cendawan dapat mempertahankan diri di lapang misalnya

    pada sisa tanaman dan gulma. Pada keadaan ini cendawan tersebut akan menjadi sumber

    inokulum. Meskipun pada saat penanaman menggunakan benih yang sehat, tanaman akan

    tetap terserang penyakit. Cendawan terbawa benih dapat bertahan lama di lapang (Sugiharso

    at al. 1980). Informasi tentang asosiasi cendawan pada benih serta peran dari masing-masing

    cendawan sangat dibutuhkan untuk mendapatkan bibit dan tanaman sehat di lapang.

    Terdapat beberapa teknik dalam pengujian Cendawan :

    a. Teknik Inkubasi Cendawan dengan metode blotter test (Metode kertas saring)

    Benih disterilkan dengan natrium hipoklorit 1% selama 1 menitkemudian dibilas dengan aquadest steril sebanyak 3 kali dan dikeringkan dengan tissue steril.

    Kemudian benih disusun pada petridish yang telah dilapisi kertas saring steril. Petridish

    diletakkan di ruang inkubasi dibawah lampu NUV (Near Ultra Violet) dengan 12 jam gelap dan

    12 jam terang selama 7 hari. Setelah 7 hari pertumbuhan cendawan diamati dengan

    menggunakan compound mikroskop.

    5 / 24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    6/24

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Written by martua

    Tuesday, 20 March 2012 04:55 - Last Updated Tuesday, 20 March 2012 08:12

    b. Teknik Inkubasi Cendawan dengan Metode Agar Test

    Benih disterilkan dengan natrium hipoklorit 1% selama 1 menit kemudian dibilas dengan

    aquadest steril sebanyak 3 kali dan dikeringkan dengan tissue steril. Untuk benih besar, benih

    dipotong terlebih dahulu sedangkan untuk benih kecil langsung ditanam pada media agar

    (PDA) yang telah disiapkan di petridish. Petridish diletakkan di ruang inkubasi dibawah lampuNUV (Near Ultra Violet) dengan 12 jam gelap dan 12 jam terang selama 7 hari. Setelah 7 hari

    pertumbuhan cendawan diamati dengan menggunakan compound mikroskop.

    1. Pengujian Bakteri

    Metode pengujian kesehatan benih yang digunakan pada dasarnya tergantung pada macam

    benih dan organisme pengganggu tanaman yang mungkin terdapat pada benih tersebut.

    Keberadaan suatu patogen seringkali baru dapat diketahui dengan pasti setelah melalui teknik

    pemeriksaan atau pengujian tertentu.

    Pada pengujian bakteri patogen terbawa benih hal yang perlu diperhatikan adalah kesterilan

    media tumbuh dan ruang kerja. Penggunaan media yang tidak steril atau ruang kerja tidak steril

    kemungkinan besar akan terjadi kontaminasi sehingga akan menyulitkan dalam

    mengidentifikasi bakteri yang terdapat pada benih tersebut.

    6 / 24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    7/24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    8/24

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Written by martua

    Tuesday, 20 March 2012 04:55 - Last Updated Tuesday, 20 March 2012 08:12

    Waktu (jam)

    170 -180

    1,0

    160

    2,0

    150

    2,5

    140

    3,0

    3. Ekstraksi Bakteri dari benih

    8 / 24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    9/24

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Written by martua

    Tuesday, 20 March 2012 04:55 - Last Updated Tuesday, 20 March 2012 08:12

    Tujuan ekstraksi bakteri adalah untuk mengeluarkan bakteri dari dalam atau yang berada pada

    benih, sehingga dapat diisolasi pada media yang sesuai. Adapun cara-cara ekstraksi:

    1. Ekstraksi langsung dari benih yang terdiri dari 2 yaitu:

    a. Metode penghancuran benih

    b. Metode perendaman benih yang masih utuh dalam air

    2. Ekstraksi bakteri dengan menabur benih langsung pada media agar (Direct planting)

    4. Pengujian Karakter Fisoilogi Bakteri Terbawa Benih (Balai Besar PPMBTPH)

    a. Reaksi Gram (Uji KOH)

    Uji ini dilakukan untuk membedakan antara bakteri yang bersifat gram positif dengan gram

    negative.

    Campurkan satu lup bakteri

    dengan 2 tetes larutan KOH 3%

    9 / 24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    10/24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    11/24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    12/24

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Written by martua

    Tuesday, 20 March 2012 04:55 - Last Updated Tuesday, 20 March 2012 08:12

    Apabila kertas filter berubah warna sebelum 10 detik, berarti bereaksi positif dan apabila tidak

    berubah warna berarti bakteri tersebut bereaksi negatif

    d. Hidrolisis starch

    Inokulasi medium starch dengan bakteri yang diuji

    Inkubasi selama 4 hari

    Siram dengan larutan Lugols Iodin

    Amati

    e. Produksi senyawa Fluoresen dan Non-Fluoresen

    Goreskan bakteri yang diuji pada media Kings B

    12 / 24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    13/24

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Written by martua

    Tuesday, 20 March 2012 04:55 - Last Updated Tuesday, 20 March 2012 08:12

    Inkubasi pada suhu 25oC/ suhu ruang

    Setelah 48 jam amati ada/tidak ada pigmen

    fluoresen dan non-fluoresen ditempat gelap

    dengan sinar UV 366 nm

    f. Aktivitas arginin dihidrolase

    Inokulasikan bakteri dari kultur murni berumur 24-48 jam yang akan diuji ke

    dalam tabung reaksi yang berisi media Thornleys

    13 / 24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    14/24

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Written by martua

    Tuesday, 20 March 2012 04:55 - Last Updated Tuesday, 20 March 2012 08:12

    Lapisi tabung reaksi dengan 1 ml parafin atau mineral oil steril

    Inkubasikan selama 3 hari pada suhu 27oC

    Amati perubahan warna media

    Catatan : jika media berubah menjadi merah maka bakteri tersebut bereaksi positif

    (menghasilkan NH3/alkali). Sebaliknya jika tidak ada perubahan warna, mengindikasikan tidak

    terjadi degradasi arginin berarti bakteri tersebut bereaksi.

    g. Uji Hipersensitifitas

    Siapkan suspense bakteri dengan konsentrasi 10 cfu

    14 / 24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    15/24

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Written by martua

    Tuesday, 20 March 2012 04:55 - Last Updated Tuesday, 20 March 2012 08:12

    Ambil suspense dengan jarum suntik 1 ml

    Inkubasikan tanaman selama 24-28 jam

    Amati

    h. Uji patogenitas

    Isolat murni berumur 24-48 jam

    Bakteri yang tumbuh disuspensi dengan NB atau air steril

    Inokulasi ke tanaman inang

    15 / 24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    16/24

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Written by martua

    Tuesday, 20 March 2012 04:55 - Last Updated Tuesday, 20 March 2012 08:12

    Amati

    i. Uji Virulensi

    Pengujian ini dimaksudkan untuk membedakan antara bakteri Pseudomonas solanacearumSy

    n

    Ralstonia solanacearum

    yang virulen dan tidak virulen. R. solanacearum yang virulen terlihat sebagai koloni bulat dan

    berlendir, dengan tepi berwarna putih dan bagian pusat koloni berwarna pink. R. solanacearum

    yang tidak virulen koloninya tidak berlendir dengan pusat yang berwarna merah tua, bentuknya

    bulat kecil, tanpa atau sedikit dikelilingi warna putih.

    1. Pengujian Virus

    Benih memegang peranan penting dalam budidaya tanaman. Kualitas benih yang baik

    merupakan syarat penting untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan menguntungkan. Salah

    satu karakter mutu adalah tidak terdapatnya patogen terbawa benih, yang salah satunya adalah

    virus. Masalah penyakit yang disebabkan oleh virus menjadi aspek yang penting karena

    beberapa hal, yaitu:

    (1) Benih dari beberapa komoditas dilaporkan mengandung virus sehingga benih

    16 / 24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    17/24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    18/24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    19/24

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Written by martua

    Tuesday, 20 March 2012 04:55 - Last Updated Tuesday, 20 March 2012 08:12

    a. 0,05 M Larutan buffer carbonate pH 9,6 (Coating Buffer)

    b. 0,1 M PBS pH 7,4 (larutan stok 5x)

    c. 0,02 M PBS Tween (PBS-Tween)

    d. Sample extraction buffer(sampel buffer) pH 7,4

    e. Conjugate buffer

    f. Substrate bufferph 9,8 (10% Diethanolamine)

    g. Larutan 3 M NaOH

    2. Prosedur kerja elisa: ( Hartati, tanpa tahun)

    Isi plate dengan coating buffer+ IgG CMV

    19 / 24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    20/24

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Written by martua

    Tuesday, 20 March 2012 04:55 - Last Updated Tuesday, 20 March 2012 08:12

    Inkubasi plate pada T:37oC selama 2-3 jam

    Cuci plate dengan washing buffer

    Isi plate dengan SAP + ekstrak buffer

    20 / 24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    21/24

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Written by martua

    Tuesday, 20 March 2012 04:55 - Last Updated Tuesday, 20 March 2012 08:12

    Inkubasi pada T: 4oC 1 malam

    Cuci plate dengan washing buffer

    Isi plate dengan conjugate buffer+ AB Label

    21 / 24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    22/24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    23/24

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Written by martua

    Tuesday, 20 March 2012 04:55 - Last Updated Tuesday, 20 March 2012 08:12

    Inkubasi pada suhu ruang selama 30- 60

    Amati: secara visual / ELISA Reader

    Daftar Pustaka

    Metode Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura. 2010. BBP2MB-TPH Dirjen

    Tanaman Pangan. Kementrian Pertanian.

    Fadhilah,Siti. Tanpa tahun. Makalah disampaikan pada peserta magang di Balai Besar

    PPMBTPH. Pada tanggal 17-21 Oktober 2011.

    Hartati, puspa. Tanpa tahun. Makalah disampaikan pada peserta magang di Balai Besar

    PPMBTPH. Pada tanggal 17-21 Oktober 2011.

    23 / 24

  • 7/31/2019 Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    24/24

    Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Perkebunan

    Written by martua

    Tuesday, 20 March 2012 04:55 - Last Updated Tuesday, 20 March 2012 08:12

    Pedoman Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. 2006. Dirjen

    tanaman Pangan dan Holtikultura. Departemen Pertanian.

    Sukarman dan Hasanah M, 2003. Perbaikan Mutu Benih Aneka Tanaman Perkebunan Melalui

    Cara Panen dan Penanganan Benih. Jurnal Litbang Pertanian, 22(1), 2003.

    Sutopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. Universitas Brawijaya. Raja Grafindo Persada Jakarta.

    Copeland , L.O. and M.B. McDonald. 1995. Principles of Seed Science and Technology.

    Chapman and Hall Press. New York. 409 p.