Pengujian Aspal
-
Upload
monehoi-zechaly -
Category
Documents
-
view
215 -
download
8
description
Transcript of Pengujian Aspal
-
6/22/2015 civilengineering:PengujianAspal
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%2020 1/12
Pengujian AspalA. JENIS PENGUJIAN Pengujian Penetrasi Aspal Pengujian penetrasi aspal adalah suatu pengujian yang digunakan untuk menentukan nilai penetrasi pada aspal sehingga dapat diketahui mutunya.Pengujian penetrasi aspal ini menggunakan alat yang bernamapenetration test,alat inilahyang akan membantu kita untuk menentukan seberapa besar penetrasi aspal yang di uji.Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil danPerencanaan Universitas Negeri Yogyakarta.
B. KAJIAN TEORIAspal merupakan bahan pengikat agregat yang mutu dan jumlahnya sangat
menentukan keberhasilan suatu campuran beraspal yang merupakan bahan jalan. Salah satujenis pengujian dalam menentukan persyaratan mutu aspal adalah penetrasi aspal yangmerupakan sifat rheologi aspal yaitu kekerasan aspal(RSNI 0624561991).
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bitumen keras ataulembek (solidatausemi solid) dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu,bebandan waktu tertentu kedalam bitumen pada suhu tertentu( Buku panduan praktikum bahanlapis keras, Laboratorium Teknik Transportasi Universitas Gajah Mada).
Hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam hal pengendalian mutuaspal atau tar untuk keperluan pembangunan, peningkatan atau pemeliharaan jalan.Pengujian penetrasi ini sangat dipengaruhi oleh faktor berat beban total, ukuran sudut dankehalusan permukaan jarum, temperatur dan waktu. Oleh karena itu perlu disusun denganrinci ukuran, persyaratan dan batasan peralatan, waktu dan beban yang digunakan dalampenentuan penetrasi aspal(RSNI 0624561991). Aspal keras/panas (Aspalt cement, AC ), adalah aspal yang digunakan dalamkeadaan cair dan panas. Aspal ini berbentuk padat pada keadaan penyimpanan (termperatur ruang). Di Indonesia, aspal semen biasanya dibedakan berdasarkan nilaipenetrasinya yaitu: 1. AC pen 40/50, yaitu AC dengan penetrasi antara 4050. 2. AC pen 60/70, yaitu Ac dengan penetrasi antara 6070. 3. AC pen 85/100, yaitu aspal dengan penertrasi antara 85100. 4. AC pen 120/150, yaitu AC dengan penetrasi antara 120150. 5. AC pen 200/300, yaitu AC dengan penetrasi antara 200300. Aspal semen dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas atau lalulintas dengan volume tinggi, sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakanuntuk daerah bercuaca dingin atau lalu lintas volume rendah. Di Indonesia umumnyadipergunakan aspal semen dengan penetrasi 60/70 dan 85100(Sukirman S,1999 ).
Tabel 1. Ketentuan perbedaan nilai penetrasi yang tertinggi dengan yang terendah
Penetrasi 0 4950 149
150 249
250500
Maksimumperbedaannilai penetrasiantara yangtertinggidengan yangterendah
2 4 12 20
-
6/22/2015 civilengineering:PengujianAspal
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%2020 2/12
C. ALAT DAN BAHANAlat dan bahan yang digunakan dalam Pratikum Pengujian Penetrasi Aspal adalahsebagai berikut:
1. Alat Alat yang digunakan meliputi:
a. CawanCawan merupakan alat yang digunakan sebagai tempat bahan
pengujian.Cawan terbuat dari logam atau gelas yang berbentuk silinder dengandasar yang rata danberukuran sebagai berikut :
1)Untuk pengujian penetrasi di bawah 200: a) Diameter, 55 mm
b) Tinggi bagian dalam, 35 mm2)Untuk pengujian penetrasi antara 200 dan 350:
a) Diameter, 55 75 mm b) Tinggi bagian dalam, 45 70 mm
3)Untuk pengujian penetrasi antara 350 dan 500:a) Diameter, 55 mmb) Tinggi bagian dalam, 70 mm
Gambar 1. Cawan. b. Termometer
Termometer digunakan sebagai alat pengukur suhu. Termometer harusmemenuhi persyaratan sebagai berikut:1) Termometer harus dikalibrasi dengan maksimum kesalahan skala tidak melebihi
0,1C atau dapat juga digunakan pembagian skala termometer lain yang samaketelitiannya dan kepekaannya.
2) Termometer harus sesuai dengan SNI 1964212000 Spesifikasi StandarTermometer.
Gambar 2. Termometer.c.Penetrometer
Penetrometer berfungsi sebagai pengukur penetrasi aspal.Penetrometerharus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
-
6/22/2015 civilengineering:PengujianAspal
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%2020 3/12
1) Alatpenetrometeryang dapat melepas pemegang jarum untuk bergerak secaravertikal tanpa gesekan dan dapat menunjukkan kedalaman masuknya jarum kedalam benda uji sampai 0,1 mm terdekat.
2) Berat pemegang jarum 47,5 gram 0,05 gram. Berat total pemegang jarumbeserta jarum 50 gram 0,05 gram. Pemegang jarum harus mudah dilepasdaripenetrometeruntuk keperluan pengecekan berat.
3)Penetrometerharus dilengkapi denganwaterpassuntuk memastikan posisi jarumdan pemegang jarum tegak (90) ke permukaan.
4) Berat beban 50 gram 0,05 gram dan 100 gram 0,05 gram sehingga dapatdigunakan untuk mengukur penetrasi dengan berat total 100 gram atau 200gram sesuai dengan kondisi pengujian yang diinginkan.
Gambar 3.Penetrometer
d. Jarum penetrasiJarum penetrasi merupakan bagian dari penetrometer yang berfungsi
sebagi alat untuk menentukan nilai penetrasi pada aspal. Jarum penetrasi harusmemenuhi kriteria sebagai berikut:1) Harus terbuat daristainless steeldan dari bahan yang kuat,Grade 440C
atau yang setara, HRC 54 sampai 60.2) Jarum standar memiliki panjang sekitar 50 mm sedangkan jarum panjang
memiliki panjangsekitar 60 mm (2,4 in).3)Diameter jarum antara 1,00 mm sampai dengan 1,02 mm.4)Ujung jarum berupa kerucut terpancung dengan sudut antara 8,7 dan 9,7.5)Ujung jarum harus terletak satu garis dengan sumbu badan jarum.6)Perbedaan total antara ujung jarum dengan permukaan yang lurus tidak boleh
melebihi0,2 mm.7) Diameter ujung kerucut terpancung 0,14 mm sampai 0,16 mm dan terpusat
terhadap sumbu jarum.8)Ujung jarum harus runcing, tajam dan halus.9) Panjang bagian jarum standar yang tampak harus antara 40 sampai 45 mm
sedangkan untuk jarum panjang antara 50 mm 55 mm (1,97 2,17 in).10)Berat jarum harus 2,50 gram 0,05 gram.11) Jarum penetrasi yang akan digunakan untuk pengujian mutu aspal harus
memenuhi kriteria tersebut di atas disertai dengan hasil pengujian dari pihakyang berwenang.
g. Baskom Baskom merupakan alat yang berfungsi sebagai tempat merendam
-
6/22/2015 civilengineering:PengujianAspal
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%2020 4/12
aspal agar suhu aspal turun.h. Stop Watch. Stop watchdigunakan sebagai alat untuk mengatur waktu.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam Pengujian Penetrasi Aspal adalah sebagaiberikut:a. Aspal
Aspal adalah bahanhidro karbonyang bersifat melekat (adhesive),berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, danvisoelastis. Aspal sering jugadisebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yangdimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur. Fungsi aspaldibedakan menjadi dua yaitu:1) Fungsi umum :
a)Bahan pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara aspal dan agregat danantara aspal itu sendiri.
b)Bahan pengisi, mengisi rongga antara butirbutir agregat dan poripori yangada dari agregat itu sendiri.
2) Fungsi Khusus : Aspal berfungsi sebagai bahan yang akan diuji.
Gambar 4. Aspal yang sudah diuji.b. Es Batu Es batu hendaknya dipersiapkan terlebih dahulu sebelum pengujian
dimulai. Di dalam pengujian ini es batu berfungsi sebagai bahan untuk mendinginkanaspal.
D. LANGKAH KERJALangkah kerja yang dilakukan dalam Praktikum Pengujian Aspal
adalah sebagai berikut:1. Alat dan bahan dipersiapkan.2. Es batu dihancurkan dan dimasukan kedalam baskom kemudian
ditambah air secukupnya.3. Aspal dimasukan kedalam baskom hingga suhunya turun dan sesuai dengan suhu yang
telah ditetapkan.4. Suhu aspal diukur dengan menggunakan termometer sebelum dilakukan pengujian
penetrasi.5. Jarum penetrasi diperiksa dan dibersihkan agar tidak ada kotoran yang menempel.6. Pemberat 50 gram diletakkan diatas jarum sehingga diperoleh beban seberat (100
0,1) gram.7. Jarum diturunkan secara perlahanlahan sehingga jarum menyentuh permukaan
-
6/22/2015 civilengineering:PengujianAspal
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%2020 5/12
benda uji. Kemudian Angka pada arloji diatur pada posisi 0, sehingga jarumpetuunjuk akan berhimpit.
8. Jarum dilepaskan dan dengaserentak stopwatch di jalankan selama jangka waktu ( 5 0,1 ) detik.
9. Arloji penetrometer diputar dan angka penetrasi dibaca dengan melihat jarumpetunjuk. Bacaan dibulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat.
10. Jarum di lepaskan dari pemengang jarum dan alat penetrasi disiapkan untukpekerjaan berikutnya.
11. Suhu pada aspal diukur kembali sebelum dilakukan pengujian berikutnya.12. Pekerjaan 5 sampai dengan 11 diatas diulangi lagi hingga 4 kali dan dengan benda
uji yang sama pemeriksaan setiap titik ditentukan dengan jarak tiap titik dari tepididing lebih dari 1 cm.
Gambar 5.Penempatan titik pengujian
E. PENYAJIAN DATAPraktikum penetrasi aspal dilaksanakan pada:
1. Waktu Pengujian Penetrasi Aspal Dilakukan pada: Hari : Jumat Tanggal : 25 Maret 2011 Jam : 15.0016.40 WIB Cuaca : Mendung2. Tempat
Pengujian Penetrasi Aspal bertempat di Laboratorium Bahan BangunanJurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas NegeriYogyakarta. 3. Data Hasil Pengujian.Setelah dilakukan pengujian diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Pengujian PenetrasiNo Urutan
PemeriksaanPembebananSuhu ( C )
PembebananWaktu (Detik)
Keterangan
1 Pemanasan bendauji:a.) Mulaipemanasanb.) Selesaipemanasan
29 105
2 Didiamkan padasuhu ruang:
-
6/22/2015 civilengineering:PengujianAspal
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%2020 6/12
a.) Mulaib.) Selesai
2828
3 Diperiksa:a.) Mulaib.) Selesai
2728,5
Tabel 3. Hasil Pengujian PenetrasiPenetrasi pada 27 C, 50 gr,5 detik I II IIIPengamatan: 1
2 3
918798
858188
796882
Ratarata I,II,III 92 84,67 76,33Ratarata ( I+II+III ) 84,33
Tabel 4. Hasil Pengujian Penetrasi
Penetrasi pada suhu 28,5 C,50gr,5 detik
BacaanArloji
Pengamatan :123
699691
Ratarata 85,33
F. PEMBAHASANDari data yang telah diketahui diatas dapat di anlasisis sebagai berikut: Penetrasi Rata rata = (84,33 + 85,33) : 2 = 84,84
Tabel 5. Pengujian 1No x x (x )21 91 1 12 87 5 253 98 6 36
276 0 62
= = 92
S2 =
= = 31S =
= = 5,57
-
6/22/2015 civilengineering:PengujianAspal
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%2020 7/12
Koefisien Varians 1 =
= 100 % = 6,054 %
Tabel 6. Pengujian 2No x x (x )21 85 0,333 0,1112 81 3,667 13,4443 88 3,333 11,111
254 0,001 24,666
= = 84,667
S2 =
= = 12,333S =
= = 3,52
Koefisien Varians 2 =
= 100 %= 4,157 %
Tabel 7. Pengujian 3No x x (x )21 79 2,667 7,1112 68 8,333 69,4443 82 5,667 32,111
229 0,001 108,667
= = 76,33
S2 =
= = 54,335S =
= = 7,37
Koefisien Varians 3 =
-
6/22/2015 civilengineering:PengujianAspal
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%2020 8/12
= 100 % = 9,65%
Tabel 8. Pengujian 4No x x (x )21 69 16,333 266,7782 96 10,667 113,7783 91 5,667 32,111
256 0,001 412,667
= = 85,333
S2 =
= = 206,334S =
= = 14,36
Koefisien Varians 4 =
= 100 % = 16,94 %
Tabel 9. Koefisien VariansPengujian Suhu (0C ) Koefisien Varians (%)
1 27 6,054
2 27 4,1573 27 9,654 28,5 16,94
-
6/22/2015 civilengineering:PengujianAspal
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%2020 9/12
Grafik 1. Hubungan Antara Suhu Dengan Koefisien Varians
G. KESULITAN PELAKSANAAN PRAKTIKUMKesulitan dalam pelaksanaan Praktikum Pengujian Penetrasi Aspal adalah sebagai
berikut:1.Keterbatasan alat, alat yang digunakan sudah tidak memenuhi standar lagi.2.Jumlah mahasiswa yang mengikuti praktikum terlalu banyak sehingga banyak
mahasisiwa yang cuma melihat saja.3. Laboratorium kurang menunjang, didalam proses pengujian penetrasi aspal ada
beberapa tahapan yang diabaikan misalnya saja aspal yang seharusnya direndamterlebih dahulu sebelum diuji tidak dilakukan perendaman tentunya hal inimempengaruhi hasil pengujian.
H. KESIMPULANSetelah dilakukan Praktikum Pengujian Penetrasi Aspal dan setelah menganalisisa
data yang ada didapat:1.Dari nilai penetrasi ratarata sebesar aspal 84,84 dapat disimpulkan bahwa aspal
ini termasuk aspal AC pen 85/100, yaitu aspal dengan penetrasi antara 85100.2.Dari nilai koefisien varians yang telah diketahui dapat disimpulkan bahwa benda uji
tidak homogen atau memiliki perbedaan nilai penetrasi.3. Dari Grafik Hubungan suhu dengan koefisien varians dapat diketahui bahwa suhu
juga berpengaruh terhadap nilai penetrasi.4. Semakin besar nilai koefisien varians, akan berakibat terhadap pembacaan suhu
yang tidak stabil dan ditandai dengan nilai penetrasi yang tidak merata atau
-
6/22/2015 civilengineering:PengujianAspal
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%202 10/12
memiliki nilai penetrasi dengan selisih yang cukup tinggi.
I. SARANSARAN Alangkah baiknya jika semua peralatan yang digunakan sesuai dengan standar yangsudah ditetapkan dan lakukanlah pengujian sesuai dengan prosedur yang ada termasukmencatat waktu mulai dan selesai saat pengukuran suhu.
DAFTAR PUSTAKA
Buku panduan praktikum bahan lapis keras, Laboratorium Teknik Transportasi UniversitasGajah Mada.
Revisi SNI 0624561991Cara Uji Penetrasi Aspal.SNI 1964212000 Spesifikasi Standar Termometer.Sukirman,1999,Perkerasan Lentur Jalan Raya,Nova;Bandung.
LAMPIRAN
Gambar 6. Proses menghancurkan es batu
Gambar 7. Cawan yang telah diisi aspal
-
6/22/2015 civilengineering:PengujianAspal
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%202 11/12
Gambar 8. Aspal yang telah direndam dalam es batu
Gambar 9. Proses penyetelan dan kalibrasi alat
Gambar 10. Proses penempatan titik
-
6/22/2015 civilengineering:PengujianAspal
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%202 12/12
Gambar 11. Seperangkat alat pengujian.
Gambar 12. Jarum Penetrasi