PENGUASAAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN KONSELOR (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Calon ... · 2018. 8....
Transcript of PENGUASAAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN KONSELOR (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Calon ... · 2018. 8....
PENGUASAAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN KONSELOR
(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Calon Konselor Program Studi
Bimbingan dan Konseling Angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Maria Henny Christiani Handoyo
121114068
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGUASAAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN KONSELOR
(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Calon Konselor Program Studi
Bimbingan dan Konseling Angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Maria Henny Christiani Handoyo
121114068
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Batu yang besar bernama skripsi
bisa dikelola dengan pil bernama kesabaran
dan diikat dengan oli bernama pengendalian diri
Anonim
Jadilah pribadi yang lebih kuat dari hidup ini maka kamu akan menemukan
kekuatan dirimu
Anonim
Hidup bisa dipandang dari berbagai posisi- Anonim
Karya tulis ini dipersembahkan untuk
Tuhan yang memberiku kekuatan selama penyusunan skripsi dari awal sampai
selesai
Semua dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma
Teman-temanku Angkatan 2012 semuanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
PENGUASAAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN KONSELOR
(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Calon Konselor Program Studi
Bimbingan dan Konseling Angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma)
Maria Henny Christiani Handoyo
Universitas Sanata Dharma
2018
Konselor sekolah wajib memiliki kepribadian. Ia dituntut memiliki
sejumlah kompetensi yang harus ditunjukkan. Semua tuntutan kompetensi konselor
tertuang dalam Permendiknas nomor 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Konselor. Penguasaan kompetensi kepribadian perlu
diukur pada diri mahasiswa BK USD. Karena kompetensi kepribadian dijadikan
acuan untuk menjalankan kode etik profesi. Tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan penguasaan kompetensi kepribadian mahasiswa BK angkatan
2015, mendeskripsikan item kompetensi kepribadian konselor yang belum dikuasai
secara optimal, dan mendeskripsikan profil item kompetensi yang belum dikuasai
mahasiswa.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif deskriptif
kategoris. Tempat penelitian diadakan di ruang K.417 Kampus III Universitas
Sanata Dharma. Peneliti melibatkan mahasiswa Bimbingan dan Konseling
angkatan 2015 menjadi sumber data berjumlah 49 orang. Peneliti menggunakan
skala untuk mengumpulkan data. Teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah
penyajian dalam bentuk diagram dan tabel. Penelitian ini mempunyai 58 item valid
dan tingkat kepercayaan hasil sebesar 95,7%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan kompetensi kepribadian
pada diri mahasiswa berada dalam kategori sangat menguasai 37%, menguasai
61%, cukup menguasai 2%, dan lainnya 0%. Pada skor item skala yang diisi
mahasiswa, hasil penelitian menunjukkan skor item yang cukup baik. Capaian skor
item mahasiswa berada dalam kategori sangat dikuasai 24%, dikuasai 74%, cukup
dikuasai 2% dan kategori lainnya 0%. Sedangkan pada deskripsi profil item, jumlah
item yang belum dikuasai mahasiswa berkisar antara 1-17 item dan dari 60 item
terdapat 49 item belum dikuasai mahasiswa. Jadi, mahasiswa pada dasarnya sudah
memiliki kompetensi kepribadian. Tetapi, perkembangan penguasaannya perlu
diperhatikan dan diperjuangkan oleh semua mahasiswa BK USD termasuk
responden.
Kata Kunci : Penguasaan, Kategori, Kompetensi Kepribadian Konselor, Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
THE MASTERY OF PERSONALITY COMPETENCE OF COUNSELOR
(Descriptive Study on Counselor Candidate Students of Guidance and
Counseling Study Program Batch 2015 of Sanata Dharma University)
Maria Henny Christiani Handoyo
Sanata Dharma University
2018
School counselors must have a personality. They are required to have a
number of competencies to be shown. All of the requirements of counselor
competence are contained in the Regulations of National Education Minister
number 27 of 2008 concerning Standards of Academic Qualification and
Competencies of Counselor. The mastery of personality competence needs to be
measured in the Guidance and Counseling students of Sanata Dharma University
because personality competence is used as a reference to implement the code of
professional ethics. The purpose of this study is to describe the mastery of
personality competence of counselors that have not been mastered optimally and
describe the profile of competence item that has not been mastered by the students.
This research used categorical descriptive quantitative research design.
This study was conducted in room K.417 Campus III of Sanata Dharma University.
The researcher involved the Guidance and Counseling students batch 2015 to be a
source of data of 49 people. The researcher used scales to collect the data. Data
analysis techniques that the researcher used was a presentation in the form of
diagrams and tables. This study has 58 valid items and the confidence level of the
result was 95,7%.
The results showed that the mastery of personality competence in the
students was in the category of well mastered 37%, mastered 61%, mastered 2%
and others 0%. In the scores of scales items filled by the students, the results showed
that the score of items was quite good. The achievement of item score of the student
was in the category of well mastered 24%, mastered 74%, mastered enough 2% and
another category 0%. While in the description of the item profile, the number of
items that have not been mastered by the students ranged from 1-17 items and from
60 items there were 49 items that have not been mastered by the students. Thus, the
students basically already had personality competence. However, the development
of mastery needed to get attention and championed by all of the Guidance and
Counseling students of Sanata Dharma University including respondents.
Keywords: Mastery, Category, Counselor Personality Competency, Scale
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Syukur ku ucapkan kepada Tuhan akhirnya skripsi ini selesai pada
waktunya. Tanpa kekuatanNya, kasih, pikiran jernih dan berani, saya tidak
sanggup mengerjakan skripsi ini hingga selesai. Skripsi ini dibuat untuk
menyelesaikan studi di Bimbingan Konseling Universitas Sanata Dharma dan
memperoleh kewenangan sarjana pendidikan di bidang Bimbingan dan Konseling.
Penulis menyadari kalau skripsi ini tidak bisa dibangun tanpa bantuan
semua pihak. Pihak yang terlibat selama penyusunan skripsi ini adalah semua
dosen, guru, mahasiswa angkatan 2015, orangtuaku dan adikku yang selalu
memberikan bantuan dalam bentuk semangat, dorongan, barang, pesan,
bimbingan dan kerjasamanya.
Terimakasih secara khusus peneliti sampaikan kepada semua dosen di BK
USD yang telah membantu dan mendampingi peneliti selama menjalani studi dan
menyusun skripsi ini. Tanpa dukungan dari semua pihak, skripsi ini tidak akan
selesai tersusun. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada mahasiswa angkatan
2015 yang sudah bersedia menyediakan data dan menjadi subjek dalam penelitiam
ini. Terimakasih pula kepada Bapak Stefanus Priyatmoko yang sudah melayani
penulis selama studi lanjut di BK USD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Peneliti menyadari jika skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.
Peneliti mengharapkan saran yang kiranya dapat memperbaiki kualitas penelitian
yang peneliti hasilkan berikutnya. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi
pembaca.
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR DIAGRAM .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah......................................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5
G. Definisi Istilah .............................................................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................... 7
A. Hakikat Kompetensi Kepribadian ................................................................ 7
1. Pengertian Kompetensi Kepribadian........................................................ 7
2. Urgensitas Penetapan Kompetensi Konselor ........................................... 9
3. Aspek Kompetensi Kepribadian Konselor ............................................. 10
4. Pentingnya Penguasaan Kompetensi Kepribadian ................................. 14
5. Karakteristik Konselor yang Menguasai ................................................ 14
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penguasaan ................................... 16
7. Strategi untuk Meningkatkan Penguasaan ............................................. 17
8. Peran Kurikulum .................................................................................... 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
B. Mahasiswa sebagai Masa Remaja .............................................................. 20
1. Arti Mahasiswa ...................................................................................... 20
2. Arti Masa Remaja .................................................................................. 21
3. Tugas Perkembangan Mahasiswa Calon Konselor ................................ 21
4. Hubungan Tugas Perkembangan ........................................................... 26
5. Upaya-Upaya Prodi BK USD ................................................................ 27
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 29
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................... 29
C. Subjek Penelitian ........................................................................................ 30
D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 30
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................. 30
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen........................................................... 33
1. Validitas Skala ....................................................................................... 33
2. Reliabilitas Skala .................................................................................... 34
G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 40
A. Hasil Penelitian ........................................................................................... 40
1. Penguasaan Kompetensi Kepribadian Mahasiswa ................................. 40
2. Analisis Item yang Belum Dikuasai ....................................................... 43
3. Analisis Profil Item ................................................................................ 44
B. Pembahasan ................................................................................................ 45
1. Penguasaan Kompetensi Kepribadian .................................................... 45
2. Item Kompetensi yang Belum Dikuasai ................................................ 48
3. Analisis Profil Item Kompetensi ............................................................ 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 50
A. Kesimpulan ................................................................................................. 50
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 51
C. Saran ........................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 54
LAMPIRAN .......................................................................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Standar Kompetensi Kepribadian Konselor .............................................. 8
Tabel 2.Kisi-Kisi Skala Penguasaan Kompetensi Kepribadian Konselor ............ 32
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Skala ..................................................................... 36
Tabel 4. Kriteria Reliabilitas Guilford .................................................................. 36
Tabel 5. Kategori Skor Penguasaan Kompetensi .................................................. 38
Tabel 6. Norma Kategori Skor Item ...................................................................... 39
Tabel 7. Kategori Skor Penguasaan ...................................................................... 40
Tabel 8. Jumlah Mahasiswa dan Penggolongan Skor Item .................................. 43
Tabel 9. Jumlah Item yang Belum Dikuasai ......................................................... 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1 Penguasaan Kompetensi Kepribadian Konselor. ................................ 41
Diagram 2. Kategorisasi Skor Item ....................................................................... 42
Diagram 3. Jumlah Item yang Belum Dikuasai .................................................... 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian.......................................................................... 57
Lampiran 2. Skala Penguasaan Kompetensi Kepribadian .................................... 58
Lampiran 3. Kategorisasi Penguasaan Kompetensi .............................................. 64
Lampiran 4 Skor Dikuasai Tidaknya Item. ........................................................... 66
Lampiran 5. Hasil Uji Validitas Skala .................................................................. 68
Lampiran 6. Daftar Item yang Belum Dikuasai .................................................... 70
Lampiran 7. Analisis Profil Item ........................................................................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab 1 ini berisikan uraian tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
definisi istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Konselor yang sudah berkarya di lapangan memiliki pengetahuan
yang digunakan untuk bekerja. Konselor memiliki kualitas diri yang positif.
Konselor sekolah membentuk diri berdasarkan tuntutan dari kompetensi
konselor, salah satu kompetensinya adalah kompetensi kepribadian.
Mahasiswa calon konselor perlu menyadari sejak awal bahwa dirinya nanti
dicontoh kepribadiannya oleh siswa saat konselor sekolah menjadi guru
untuk membimbing mereka.
Mahasiswa calon konselor memiliki sejumlah tuntutan kompetensi
yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah kompetensi kepribadian seorang
konselor yang dinyatakan dalam Permendiknas nomor 27 tahun 2008.
Peraturan tersebut dibuat oleh Menteri Pendidikan Nasional. Menurut
pendapat peneliti, kepribadian wajib dimiliki oleh seorang calon konselor.
Kepribadian membantu mahasiswa untuk menyadari dan melakukan
banyak hal yang positif. Tanpa kepribadian, mahasiswa kesulitan menjalani
hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Oleh karena itu, mahasiswa calon konselor diharapkan membentuk
keinginan menjadi konselor berkualitas. Jika mahasiswa tidak merasa perlu
membentuk kepribadian, mahasiswa tidak akan memiliki pandangan yang
jelas untuk dijadikan panduan dalam bertindak. Kesulitan bisa diselesaikan
jika mahasiswa memiliki kesadaran dan kesanggupan untuk menghadapi
dan menyelesaikannya.
Namun, menurut pendapat peneliti mahasiswa masih menemui
kesulitan untuk membentuk diri. Berdasarkan wawancara peneliti kepada
salah satu mahasiswa BK angkatan 2015, dia mengatakan mahasiswa
membiarkan dirinya tidak mengetahui cara membentuk kestabilan diri. Niat
membentuk kepribadian positif konselor sekolah yang rendah. Mahasiswa
tidak tertarik menjadi konselor sekolah. Mahasiswa juga masih sulit untuk
mengendalikan amarah. Jika sikap ini dipertahankan, kepribadian
mahasiswa tidak akan berkembang positif.
Dalam melakukan penelitian, peneliti melibatkan mahasiswa BK
angkatan 2015 sebagai responden. Mahasiswa 2015 terdiri dari 2 kelas yaitu
kelas A dan kelas B. Total mahasiswa 2015 berjumlah 67 orang. Tiap kelas
memiliki satu orang dosen pembimbing akademik. Saat ini mereka sedang
berada di semester 6.
Penguasaan kompetensi kepribadian konselor perlu diteliti karena
pribadi kuat harus terus dibentuk agar terbentuk diri yang stabil. Menurut
Walker (Santrock, 2011: 372), manusia memiliki 3 kepribadian moral.
Manusia memiliki identitas moral saat ia bisa mendahulukan komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
moral yang memampukan individu memiliki kemampuan yang kuat untuk
bertahan di setiap situasi. Pengakuan diri yang dimiliki membantu orang
untuk menggali moral dan mencari nilai yang mereka ingin miliki. Karakter
moral membantu orang untuk menjaga perkembangan diri yang dianggap
selaras. Menurut Cavanagh (1982:83), seorang konselor yang kuat bisa
membuat keputusan yang berbeda yang tidak mudah diterima orang lain
dalam tahap perkembangan tertentu. Ia juga terbuka terhadap ide dan
tantangan baru di sepanjang perjalanan hidupnya. Ia juga tidak terpengaruh
saat proses konseling berlangsung.
Proses pengembangan pribadi kuat seorang mahasiswa calon
konselor perlu terus menerus dilakukan. Menurut peneliti, pribadi kuat
dipandang sebagai orang yang bisa mengendalikan gejolak perasaannya
sendiri. Menurut Goleman (1996:409), emosi dipahami olehnya sebagai
kesatuan rasa, pikiran, dan psikologis yang mendorong manusia untuk
melakukan perbuatan tertentu.
B. Identifikasi Masalah
Beberapa masalah yang dihadapi calon konselor yaitu:
1. Mahasiswa membiarkan dirinya tidak mengetahui cara membentuk
kestabilan diri.
2. Niat membentuk kepribadian positif konselor sekolah yang rendah.
3. Ketidaktertarikan mahasiswa untuk menjadi konselor sekolah.
4. Mahasiswa masih kesulitan mengendalikan emosi marah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
C. Pembatasan Masalah
Batasan masalah penelitian ini adalah mahasiswa sangat kurang
memiliki niat membentuk kepribadian positif guru BK dan mahasiswa tidak
tertarik mahasiswa untuk menjadi guru BK. Hal ini mencerminkan kualitas
pribadi seorang calon konselor yang lemah. Masalah lain yang tidak
tercantum dalam batasan masalah tidak akan dibahas di penelitian ini.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Seberapa baik penguasaan kompetensi kepribadian pada diri
mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
angkatan 2015?
2. Item pengukuran kompetensi kepribadian mana yang belum
dikuasai secara optimal?
3. Bagaimana profil item kompetensi yang belum dikuasai mahasiswa?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian memiliki tujuan. Tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan penguasaan kompetensi kepribadian mahasiswa
BK angkatan 2015.
2. Mendeskripsikan item pengukuran kompetensi kepribadian
konselor yang belum dikuasai secara optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3. Mendeskripsikan profil item kompetensi yang belum dikuasai
mahasiswa.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan menambah pemahaman mahasiswa
mengenai kompetensi kepribadian seorang konselor. Kompetensi
kepribadian menjadi bagian dari kompetensi konselor yang dituntut
pemerintah.
2. Manfaat praktis
a. Mahasiswa BK
Menambah kesadaran mahasiswa untuk selalu
menumbuhkembangkan pribadi tangguh dan terbuka terhadap
orang lain dalam diri sendiri sebelum dituntut mempraktekkan
di dunia kerja sebagai konselor sekolah.
b. Guru BK
Memperteguh guru BK memperkuat kesadaran siswa untuk
mengembangkan kesanggupan peka orang lain dan pada
kebutuhan dan masalah pribadi yang ditemui sepanjang siswa
menjalani hidup.
c. Bagi peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Peneliti mendapat kesempatan untuk memperdalam pemahaman
sosok kepribadian dan kompetensi kepribadian yang harus
dibangun oleh seorang konselor. Peneliti juga merasakan
langsung menjadi konselor dengan berimajinasi selama
membuat pernyataan alat penelitian.
d. Bagi Program Studi BK USD
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
refleksi dosen dan staff dalam mendampingi dan mengajak
mahasiswa untuk selalu mengembangkan kepribadian positif
seorang konselor sekolah sesuai dengan visi misi yang sudah
dibuat oleh Prodi.
G. Definisi Istilah
Definisi operasional variabel penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Penguasaan diartikan sebagai suatu langkah menguasai sesuatu.
2. Kompetensi dijelaskan sebagai kewenangan untuk memutuskan
sesuatu.
3. Kepribadian diartikan sebagai cara-cara bertingkah laku yang
merupakan ciri khusus seseorang serta hubungannya dengan orang
lain dilingkungannya.
4. Konselor dipahami sebagai orang yang memiliki pandangan luas
yang dipegangnya dengan rela sebagai dasar untuk menempatkan
masalah saat bertemu dan dihadapi oleh orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab 2 adalah bagian penting dalam penelitian. Bab ini berisi uraian
tentang hakikat kompetensi kepribadian dan mahasiswa sebagai masa
remaja akhir. Kedua subbab ini masing-masing akan dijelaskan lebih lanjut.
Bab 2 juga berisi kerangka berpikir peneliti.
A. Hakikat Kompetensi Kepribadian
1. Pengertian Kompetensi Kepribadian
Konselor memiliki empat kompetensi yang wajib diketahui,
dimiliki, dipahami. Kompetensi kepribadian adalah salah satu
kompetensi yang dimiliki konselor yang diminta oleh pemerintah
untuk menjalankan tugasnya sebagai pendidik di sekolah. Menurut
Undang Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,
kompetensi adalah sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dipunyai, tertanam dalam hati, dan dikuasai oleh
guru atau dosen dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan
pekerjaannya. Sedangkan arti kompetensi kepribadian sendiri
adalah kekuatan yang dimiliki seorang konselor untuk menjadi
pribadi yang mantap, bijaksana, bisa melakukan perbuatan baik,
berwibawa dan menjadi panutan yang baik untuk peserta didik yang
dibimbingnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Tabel 1. Standar Kompetensi Kepribadian Konselor Berdasarkan
Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008
B. KOMPETENSI KEPRIBADIAN
4. 4. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa
4.1 4.1 Menampilkan kepribadian yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
4.2 4.2 Konsisten dalam menjalankan kehidupan
beragama dan toleran terhadap pemeluk agama
lain
4.3 4.3 Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur
5. 5. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih
5.1 5.1 Mengaplikasikan pandangan positif dan
dinamis tentang manusia sebagai makhluk
spiritual, bermoral, sosial, individual, dan
berpotensi
5.2 5.2 Menghargai dan mengembangkan potensi
positif individu pada umumnya dan konseli pada
khususnya
5.3 5.3 Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada
umumnya dan konseli pada khususnya
5.4 5.4 Menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia sesuai dengan hak asasinya.
5.5 Toleran terhadap permasalahan konseli
5.6 Bersikap demokratis.
6. 6. Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian
yang kuat
6.1 6.1 Menampilkan kepribadian dan perilaku yang
terpuji (seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah,
dan konsisten )
6.2 Menampilkan emosi yang stabil.
6.3 6.3 Peka, bersikap empati, serta menghormati
keragaman dan perubahan
6.4 6.4 Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli
yang menghadapi stres dan frustasi
7. 7. Menampilkan kinerja berkualitas tinggi 7.1 7.1 Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif,
inovatif, dan produktif
7.2 Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri
7.3 Berpenampilan menarik dan menyenangkan
7.4 Berkomunikasi secara efektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Urgensitas Penetapan Kompetensi Kepribadian Konselor
Kompetensi kepribadian telah dirumuskan oleh Menteri
Pendidikan Nasional menjadi salah satu kompetensi yang harus
dikuasai oleh konselor. Menurut Effendi (2015: 239), standar
kualifikasi akademik dan kompetensi konselor membantu konselor
menjalankan kode etik. Kode etik adalah pengendali diri konselor
saat menyelenggarakan layanan BK. Kode etik konselor dirumuskan
sesuai dengan Permendiknas nomor 27 tahun 2008. Kode etik
konselor itu disebutkan oleh Effendi (2015: 239) sebagai berikut:
a. Mempunyai keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki nilai-nilai budaya yang kuat yang ditunjukkan
dengan perilaku dan sikap berbudaya.
c. Berkepribadian sehat dan baik, harmonis dan dinamis.
d. Memahami, menguasai dan mampu mengaplikasikan ilmu
dan pengetahuan bimbingan dan konseling.
e. Memahami, menguasai dan mampu mengaplikasikan teori-
teori, teknik-teknik dan keterampilan-keterampilan
bimbingan dan konseling.
f. Tingkah lakunya kompeten sesuai dengan ciri-ciri
kompetensi konselor atau guru bimbingan dan konseling.
g. Memiliki dan mampu menunjukkan sikap yang terpuji, jujur,
terbuka, simpati, empati.
h. Dapat menyimpan rahasia anak bimbing atau klien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
i. Sabar, toleransi dalam menjalankan tugas sebagai konselor
atau guru bimbingan dan konseling.
j. Berpikir positif (positive thinking), setiap kesulitan pasti ada
jalan pemecahannya.
3. Aspek Kompetensi Kepribadian Konselor
Aspek kompetensi kepribadian konselor yaitu:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), beriman
didefinisikan sebagai sikap seseorang yang yakin dan percaya
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan definisi takwa menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016) mempunyai arti kesetiaan
seseorang memelihara diri supaya selalu patuh menjalankan
perintah Allah dan menjauhi hal-hal yang sudah dilarangNya
untuk dilakukan. Sikap ini terdapat dalam kompetensi kepribadian
konselor. Beriman adalah sikap seorang manusia yang percaya
akan adanya Tuhan sebagai pencipta dan penyelenggara
kehidupan. Iman seseorang diwujudkan dalam bentuk ketaqwaan
kepada Tuhan. Takwa adalah perilaku yang ditunjukkan dengan
kesatuan pikiran, perkataan dan perbuatan yang sesuai dengan
perintah agama. Ia memegang perintah agama untuk
membantunya selalu ingat dan takut terhadap Tuhan. Jadi bisa
disimpulkan bahwa beriman adalah sikap manusia yang yakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
untuk percaya kepada Tuhan. Takwa adalah seseorang yang setia
memelihara diri untuk selalu mengikuti perintah Tuhan dan
menjauhi semua hal yang dilarang Tuhan untuk dijalankan.
b. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
individualitas dan kebebasan memilih
Dalam pekerjaannya yang profesional, seorang konselor
sekolah selalu bertemu dengan orang lain dan siswa. Menurut
Cavanagh (1982: 90 -92), seorang konselor perlu menjadi pribadi
yang membebaskan. Membebaskan dalam konteks konselor
sekolah artinya membebaskan orang yang dibantu untuk mau
mengikuti atau tidak saran yang diberikannya.
Kebebasan membantu konseli lebih memahami diri sendiri.
Dalam diri konselor yang membebaskan, mereka tidak terbeban
saat membuat keputusan. Mereka menyadari bahwa manusia
hidup dalam norma sosial yang ada di lingkungan hidupnya.
Konselor menyadari bahwa dirinya dan orang lain memiliki nilai-
nilai kemanusiaan yang harus diperjuangkan setiap hari. Dengan
memiliki pemahaman diri yang baik, konselor mengetahui diri dan
tindakan yang dilakukan.
c. Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat
Menurut Schultz (1991: 51-55), konselor yang memiliki
integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat adalah orang yang
berfungsi sepenuhnya. Orang yang berfungsi penuh terbuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
terhadap pengalaman baru. Ia terlibat dalam setiap peristiwa. Ia
merasa bebas untuk memilih dan bertindak. Ia adalah pribadi
produktif. Ia pandai menyesuaikan diri tetapi tidak peduli tingkah
lakunya bisa diterima oleh sesamanya. Penyesuaian diri konselor
yang pasif terhadap tekanan lingkungan bisa membuka
kesempatan bagi konselor untuk mengembangkan diri secara total
dan terpuaskannya kebutuhan mereka.
d. Menampilkan kinerja berkualitas tinggi
Koesoema (2015:1-10) menjelaskan manusia adalah
makhluk yang bisa mengerti dan menentukan keadaan dunia.
Kemajuan zaman bisa mempengaruhi kinerja seorang guru.
Konselor memiliki nilai yang ada di dalam kinerja yang
ditunjukkan. Dalam proses membentuk kinerja, konselor mestinya
memiliki kejelasan identitas yang mempertahankan kualitas
kinerjanya.
Maksud memiliki kejelasan identitas adalah konselor bisa
menentukan tempat dia menjalani studi dan menampilkan
kepribadian dia sendiri baik sifat positif maupun negatif.
Kejelasan identitas bisa dilihat dari cara konselor memandang
dirinya sendiri. Kualitas kinerja yang bertahan terlihat dari cara
konselor menyadari sosoknya dengan jelas selama menjalani
profesi. Ia selalu memegang nilai yang dianggapnya baik dan
pantas diteruskan kepada orang yang ditemui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Konselor yang mengerti keadaan dunia adalah orang yang
bersahabat dengan situasi tempat dia menjalani studi dan tempat
di mana dia berkarya. Konselor yang bisa menentukan keadaan
dunia adalah pribadi yang bisa memilih tempat dia menjalani studi
dan bebas menentukan cara dia belajar. Ia bisa mengikuti irama
perkuliahan dengan cara tidak datang terlambat saat mengikuti
kuliah. Ia juga bisa menentukan pakaian yang dipakai selama ada
di kampus.
Menurut Covey (2015: 96-233), konselor yang menampilkan
kinerja berkualitas tinggi memiliki beberapa kebiasaan efektif
yaitu sikap proaktif, kebiasaan menentukan tujuan akhir dan
membuat prioritas. Sikap proaktif adalah reaksi manusia yang
mengutamakan tindakan, nilai daripada keadaan lingkungan,
mendahulukan sikap pesimis. Mereka memperbesar lingkungan
pengaruh, memperbaiki hal yang bisa dibenahi bukan lingkungan
kepedulian yaitu keadaan lingkungan yang selalu berubah.
Menentukan tujuan akhir artinya orang yang efektif terbiasa
mengetahui sasaran hidup yang benar yang mau diciptakan selama
hidupnya. Semua sumber yang ada dalam diri konselor untuk
mengembangkan cara memandang dunia akan menciptakan rasa
aman, menjadi pedoman, kebijaksanaan dan daya bagi konselor
untuk mengerjakan karyanya. Kebiasaan membuat prioritas
membuat konselor selalu fokus untuk mengerjakan hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dianggap penting tetapi tidak segera dibutuhkan. Ia berpikir yang
terbaik untuk kebaikan masa depannya. Dalam membuat rencana
masa depan, individu ini menggunakan kekuatan kehendak bebas.
Misalnya, calon konselor berlatih untuk sabar menghadapi teman
yang bermasalah demi lebih siap menjalankan peran sebagai
konselor.
4. Pentingnya Penguasaan Kompetensi Kepribadian Bagi
Konselor
Konselor harus menguasai kompetensi kepribadian karena ia
bertugas membentuk kepribadian siswa di sekolah. Menurut
Suparno (2015: 79), kompetensi kepribadian perlu dikuasai konselor
karena alasan berikut:
a. Konselor bertemu dengan siswa setiap hari di sekolah.
b. Sosok kepribadian konselor yang terlihat oleh siswa
memang berkualitas atau tidak.
c. Bisa memberikan pencerahan dan dukungan untuk siswa
untuk mengembangkan kepribadian mereka.
5. Karakteristik Konselor yang Menguasai Kompetensi
Kepribadian
Effendi (2015: 43-47) mengatakan dalam melakukan
pekerjaannya, konselor mengemban jabatan yang profesional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Konselor yang kompeten bisa menunjukkan perilaku yang sesuai
dengan kompetensi kepribadian. Ciri-ciri konselor yang menguasai
kompetensi tersebut dikatakan sebagai berikut:
a. Perilaku konselor memiliki arti
Habibie (1998:3) menganggap pendidikan adalah
berlangsungnya pemberian sejumlah kemampuan pada diri
seseorang. Dalam konteks pemberian kemampuan, konselor
dianggap bisa memberikan keterampilan yang berguna
untuk konseli. Tetapi, sebelum konselor melakukannya, ia
harus memahami dan menguasai teknik dan keterampilan
konseling, bisa memproduksi hasil konseling yang
dilakukan serta sering menggunakan bahasa yang mudah
dipahami orang lain.
b. Perilaku konselor mengandung nilai
Effendi (2015:46) menjelaskan bahwa lingkungan
masyarakat dan tempat konselor tinggal memegang nilai
budaya dan nilai agama. Konselor harus pintar
menampilkan perilaku yang memuat nilai agama dan nilai
budaya. Konseling adalah saat mendidik siswa di mana
nilai-nilai budaya dan agama ditanamkan. Dalam konseling,
konselor yang terampil bisa mencerminkan nilai budaya dan
agama lewat semua yang konselor lakukan dan tampilkan
secara lisan dan non verbal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
c. Perilaku konselor memiliki norma
Perilaku konselor wajib mengikuti aturan yang
berlaku di masyarakat. Dalam hal berpakaian, konselor
harus menyesuaikan dengan budaya yang ada di tempat
konselor berada. Semua perilaku dan ucapan yang dikatakan
konselor harus berpegang pada norma yang telah ditetapkan
masyarakat.
d. Konselor menampilkan perilaku yang efisien-efektif
Konselor mempunyai tanggung jawab untuk
memperlihatkan perilaku yang efisien-efektif selama
memberikan banyak pelatihan kepada klien dan mengadakan
layanan BK. Efisien dalam konteks perilaku mempunyai arti
bisa mendapat hasil yang optimal dengan menggunakan
waktu yang pendek. Efektif artinya semua perilaku konselor
baik verbal dan non verbal bisa memenuhi sasaran yang mau
dituju.
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Kompetensi
Kepribadian Konselor
Hurlock (1991:11) menyebutkan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi penguasaan kompetensi kepribadian, antara lain:
a. Tingkat kemajuan yang menurun.
b. Tidak adanya arahan untuk menguasai kompetensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
c. Tidak punya dorongan pemacu diri.
d. Sering sakit.
e. Kelambanan tingkat pemahaman.
7. Strategi untuk Meningkatkan Penguasaan Kompetensi
Kepribadian
Koesoema (2015:51) menuliskan bahwa manusia mempunyai
tiga panggilan hidup yang selalu disadari dalam dirinya. Tiga
panggilan hidup itu yaitu:
a. Terlibat untuk menjaga dan merawat tubuhnya sebagai
pemberian dari Tuhan
Karena tubuh manusia adalah pemberian Tuhan,
manusia perlu menjaga kesehatan. Selama manusia masih
hidup, ia perlu membentuk relasi dengan orang lain untuk
memaknai hidupnya. Menjaga kesehatan fisik bisa
membantu manusia menyadari nilai-nilai hidup yang mau
diwujudkan.
b. Manusia hidup bersama dengan orang lain
Manusia terlibat untuk tumbuh bersama selama
hidup bersama dengan masyarakat. Seseorang menemukan
arti keberadaannya dengan bantuan orang lain. Manusia,
khususnya konselor perlu berani bersosial dengan semua
orang yang ditemui. Hubungan yang baik dengan sesama
bisa meningkatkan penguasaan kompetensi kepribadian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Untuk meningkatkan penguasaan kompetensi
kepribadian, konselor juga perlu menghargai dan
menghormati setiap orang dan menjaga hubungan dengan
orang lain tetap baik. Dengan sikap demikian, konselor bisa
menampilkan kepribadian yang lebih mendukung dirinya
untuk mengembangkan kualitas kepribadian siswa. Siswa
akan memiliki pertumbuhan yang lebih baik jika kualitas
pribadinya ditingkatkan.
c. Terlibat untuk menyadari kehadiran diri untuk mewujudkan
nilai-nilai kemanusiaan dan religius yang dipegang
Nilai-nilai yang dipegang oleh konselor bisa
mengubah susunan sosial dalam masyarakat. Nilai tersebut
harus direnungkan oleh konselor untuk mencari sosok yang
menguasai kompetensi kepribadian. Dengan terkuasainya
kompetensi tersebut, siswa menganggap konselor bisa
mendampingi perkembangan kepribadiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
8. Peran Kurikulum dan Suasana Akademik dalam Penguatan
Kompetensi Kepribadian Calon Konselor
Semua Program Studi yang ada di Universitas Sanata
Dharma memiliki kurikulum. Kurikulum di Program Studi
Bimbingan dan Konseling menggunakan Kurikulum 2013 yang
diberlakukan sejak tanggal 11 Juli 2014. Kurikulum tersebut
diberlakukan bagi mahasiswa angkatan 2013 dan seterusnya.
Pada kurikulum 2013, mahasiswa harus meninggalkan
Program Studi jika jumlah SKS lulus pada akhir semester 4 tidak
mencapai 50 SKS. Jumlah beban studi yang harus ditempuh
mahasiswa hingga menyelesaikan skripsinya adalah 144 SKS.
Mahasiswa harus menyelesaikan studinya pada akhir semester 10.
Kurikulum berperan untuk menata mahasiswa menjalani studinya
selama ia berada di Universitas sehingga terbentuk kompetensi
lulusan yang diharapkan Prodi BK.
Bahan-bahan kuliah yang diberikan relevan dengan kompetensi
seorang konselor. Suasana kuliah yang dirasakan peneliti yaitu
teman yang bisa menghargai banyak perbedaan, dosen yang
menerima kehadiran peneliti dan siap menjawab dengan
kompetensinya saat peneliti bertanya pada saat kuliah berlangsung.
Peneliti menjadi lebih kuat dan lebih rendah hati saat berhadapan
dengan situasi yang membutuhkan gerak cepat dan pribadi tenang
melalui berbagai kegiatan yang diadakan Program Studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Prodi mengadakan beragam kegiatan yang berisi bekal bagi
mahasiswa mengembangkan sendiri kepribadiannya di masa depan.
Prodi mendesain konsep kegiatan sedemikian rupa agar mahasiswa
nyaman selama mendapatkan penguatan penguasaan dan
penggunaan kompetensi kepribadian bagi hidupnya nanti. Sangat
disayangkan jika mahasiswa kurang mau menyadari jika
kepribadian kurang dianggap sebagai bagian dalam diri. Contoh
kegiatan yang sudah prodi adakan misalnya tentang menguasai isi
bacaan. Kegiatan ini dirancang supaya mahasiswa mulai menyadari
jika manusia akan miskin secara ilmu jika tidak mau banyak
membaca. Kegiatan lainnya misalnya Aku Menulis, Aku Ada.
Kegiatan itu mengajak mahasiswa untuk menyukai dan menyenangi
membuat tulisan.
Berdasarkan pengalaman peneliti yang pernah mengikuti
pelatihan jurnalistik dalam organisasi, menulis memang tidak
mudah. Tetapi, saat kita menulis, emosi kita ikut terbawa untuk
menulis dengan tidak merasa capek sedikitpun. Peneliti bosan jika
dalam satu hari peneliti tidak menulis kalimat motivasi di manapun.
B. Mahasiswa sebagai Masa Remaja
1. Arti Mahasiswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:965), mahasiswa
adalah pelajar di Perguruan Tinggi. Selama belajar di Perguruan
Tinggi, mahasiswa melakukan banyak pengaturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2. Arti Masa Remaja
Hurlock (1991:206) mengatakan bahwa remaja berasal dari kata
adolescence yang artinya tumbuh menjadi dewasa. Remaja adalah
manusia yang telah memiliki cara berpikir yang memungkinkan
dirinya bergabung dengan dunia orang dewasa.
3. Tugas Perkembangan Mahasiswa Calon Konselor
Mahasiswa sebagai manusia masa remaja memiliki tugas
perkembangan. Menurut Juntika (ATP, 2003), tugas perkembangan
mahasiswa calon konselor yaitu:
a. Bisa menyatakan kekecewaan dengan cara yang tidak
menyinggung orang lain.
b. Aktif dalam kegiatan keagamaan di sekolah.
c. Belajar memahami hikmah bersyukur kepada Tuhan.
d. Merasa berdosa apabila melanggar larangan Tuhan.
e. Senang membina tali silahturahim dengan orang lain.
f. Senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tua.
g. Berperilaku sopan kepada semua orang.
h. Mengembalikan uang yang bukan milik sendiri.
i. Menyayangi orang lain secara tulus.
j. Senang membantu orang lain yang kesusahan.
k. Meyakini menghormati orang lain itu penting.
l. Meyakini berbohong merugikan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
m. Menghindarkan diri dari perbuatan yang melanggar agama.
n. Menyadari pentingnya tata krama dalam pergaulan.
o. Mengembalikan barang yang dipinjam dari orang lain.
p. Menghindar untuk berkata bohong.
q. Bisa meredam rasa dendam.
r. Menghadapi tantangan sebagai bagian dari kehidupan.
s. Menerima akibat dari perbuatan yang sudah dilakukan.
t. Bisa memilih tindakan yang baik saat mengalami kekecewaan.
u. Bisa menghindari segala sesuatu yang bisa menimbulkan marah.
v. Bisa mengatasi stres.
w. Bisa menerima kegagalan sebagai kenyataan hidup.
x. Berani mengambil resiko berdasarkan keputusan yang sudah
dibuat.
y. Bisa memikirkan berbagai pilihan dan resiko saat mengambil
keputusan.
z. Bisa memelihara hak dan kewajiban secara seimbang.
aa. Bisa berpikir positif waktu menghadapi masalah.
bb. Bisa mengendalikan kebebasan pribadi.
cc. Menyadari banyaknya pertimbangan dalam membuat keputusan.
dd. Belajar membuat keputusan yang bisa diterima orang lain.
ee. Bisa menyadari baik buruk setiap pilihan.
ff. Bisa menghargai pendapat orang lain meski berbeda dengan diri
sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
gg. Bisa menyadari perlunya memeriksa berbagai pilihan sebelum
menyelesaikan masalah.
hh. Bisa memelihara keharmonisan hidup bersama.
ii. Bisa menghormati orang lain.
jj. Bisa memahami kekuatan dan kelemahan pribadi.
kk. Senang bersahabat dengan siapapun.
ll. Bisa membuat prioritas waktu memilih tindakan.
mm. Senantiasa memelihara persahabatan dengan teman.
nn. Menyadari pentingnya berusaha dengan sungguh-sungguh.
oo. Bisa bekerja sama dengan jenis kelamin yang lain.
pp. Menyenangi diri sebagai laki-laki atau perempuan.
qq. Bisa menghargai teman meski berbeda jenis kelamin.
rr. Bisa tampil sesuai dengan jenis kelamin sendiri karena memang
sudah sewajarnya.
ss. Bisa melakukan peran sesuai dengan jenis kelamin dalam interaksi
dengan masyarakat.
tt. Bisa menyenangi pakaian yang sesuai dengan jenis kelamin.
uu. Senang melakukan pekerjaan yang sesuai dengan jenis kelamin.
vv. Bisa memperlakukan laki-laki dan perempuan sederajat.
ww. Bisa senang dan bangga dengan jenis kelamin sendiri.
xx. Bisa membedakan sifat laki-laki dan sifat perempuan.
yy. Menyadari pentingnya berinteraksi dengan teman lain jenis.
zz. Mempelajari perbedaan peran wanita dan pria di masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
aaa. Bisa menjaga penampilan diri sesuai jenis kelamin.
bbb. Siap diajak kerjasama dengan teman lain jenis.
ccc. Mempelajari pekerjaan yang sesuai dengan jenis kelamin sendiri.
ddd. Bisa menerima keadaan fisik sendiri dengan senang hati.
eee. Bisa menghindar dari perbuatan perusak kesehatan.
fff. Bisa mengenal keadaan fisik sendiri.
ggg. Bangga terhadap bentuk fisik sendiri.
hhh. Memahami bakat, kecerdasan dan keterampilan sendiri.
iii. Bisa memahami perasaan orang lain sebagaimana mereka
memahaminya.
jjj. Bisa menjalin persahabatan atas dasar saling percaya.
kkk. Bisa memperhitungkan kemampuan diri dalam melakukan
kegiatan sehari-hari.
lll. Bisa bersikap tenang dalam menghadapi masalah.
mmm. Belajar cara-cara hidup hemat.
nnn. Bisa menggunakan uang sesuai keperluan.
ooo. Meyakini berhemat sikap terpuji.
ppp. Bisa membagi uang jajan untuk ditabung.
qqq. Mencoba memahami cara-cara orang mencari uang.
rrr. Mengendalikan pengeluaran sehari-hari supaya bisa menyisakan
uang untuk ditabung.
sss. Saya biasa berhemat walau mendapat kritik teman.
ttt. Mau mengenal jenis-jenis pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
uuu. Meyakini keahlian kerja mendukung kualitas pekerjaan yang
dilakukan.
vvv. Meningkatkan keahlian dalam pekerjaan yang diminati.
www. Bisa memahami berbagai syarat yang dituntut oleh suatu
pekerjaan.
xxx. Memahami bekerja penting untuk menjaga kelangsungan hidup.
yyy. Mencari informasi berbagai jenis pekerjaan.
zzz. Menjaga hubungan baik dengan teman.
aaaa. Membiasakan diri untuk bergaul dengan siapapun.
bbbb.Memperhatikan norma agama atau adat istiadat saat bergaul
dengan lawan jenis.
cccc. Memahami tingkah laku setiap orang berbeda-beda.
dddd.Bisa bercanda dengan teman-teman tanpa ada hambatan.
eeee. Menjaga batas hubungan dengan lawan jenis sebelum menikah.
ffff. Mengenal batas hubungan dengan lawan jenis.
gggg.Berkeinginan mengetahui peranan suami atau istri.
hhhh.Mempelajari cara-cara memilih calon suami-istri yang baik.
iiii. Berhati-hati dalam menentukan pasangan hidup.
jjjj. Bisa menolerir situasi di luar harapan.
kkkk.Bisa memperhitungkan kemampuan dan kesehatan diri saat
belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
4. Hubungan Tugas Perkembangan dan Pengembangan
Kepribadian Mahasiswa Calon Konselor
Cavanagh (1982) menyebutkan 12 kualitas konselor yang bisa
membantu mahasiswa calon konselor mengembangkan
kepribadiannya, antara lain menguasai pengetahuan akan diri
sendiri, kompeten, mempunyai kesehatan psikologis yang baik, bisa
percaya dan dipercaya, jujur, kuat, bisa bersikap hangat, responsif
aktif, bisa sabar, bersikap peka, bersikap bebas dan membebaskan,
dan memiliki kesadaran penuh. 12 kualitas ini terdapat dalam
Permendiknas nomor 27 tahun 2008.
Havinghurst (Surya, 2015: 29), mendefinisikan tugas
perkembangan sebagai suatu kewajiban yang muncul waktu periode
khusus dalam rentang perjalanan hidup manusia, keberhasilan
menguasai tugas perkembangan akan menghasilkan kebahagiaan
dan mendorong seseorang berhasil untuk menguasai tugas
perkembangan di tahap selanjutnya, tetapi jika tugas perkembangan
belum dikuasai dengan baik, orang itu akan mengalami kesulitan
untuk menguasai tugas perkembangan selanjutnya. Surya (2015:29)
menuliskan tiga peran tugas perkembangan. Pertama, sebagai
pedoman bagi seseorang yang memberikan wawasan mengenai hal
yang diminta oleh lingkungan dan perilaku yang diharapkan untuk
dihasilkan dalam suatu periode. Kedua, sebagai sumber
penyemangat manusia untuk menampilkan perilaku yang dinanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
oleh lingkungan. Ketiga, tugas perkembangan menyediakan
tuntutan yang menanti di depan dan perilaku apa yang diharapkan
untuk dilakukan untuk menguasai tugas perkembangan di tahap
selanjutnya.
5. Upaya-Upaya Prodi BK USD dalam Penguatan Kompetensi
Kepribadian Mahasiswa Calon Konselor
Program Studi BK memiliki komitmen kuat untuk
mendampingi mahasiswa supaya menjadi pribadi yang lebih baik.
Prodi BK USD mempunyai 10 dosen yang menguasai bidang
keahlian masing-masing. Pada bagian ini akan diuraikan berbagai
upaya prodi untuk memperkuat kompetensi mahasiswa sebagai
calon konselor khususnya kompetensi kepribadian.
Prodi selalu mengadakan kegiatan rutin yang diadakan pada
setiap semester baru. Mahasiswa diwajibkan hadir dalam kegiatan
tersebut. Selain kegiatan rutin, prodi mengadakan kegiatan tertentu
bagi mahasiswa yang tergabung dalam organisasi mahasiswa tingkat
prodi. Pada bidang pengembangan keterampilan kepemimpinan,
prodi membentuk organisasi bernama HMPS. Organisasi ini
mempunyai paling sedikit 2 kegiatan rutin yaitu kegiatan pelatihan
kepemimpinan tingkat dasar dan melakukan bakti sosial ke panti
asuhan dan tempat lain yang mau dituju. Dalam bidang tulisan, prodi
mengadakan organisasi bernama Empati yang menghasilkan tulisan
inspiratif dalam buletin yang diharapkan bisa menginspirasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pembaca sebagai hasil produknya. Jika mahasiswa ingin ahli dalam
bidang pemberian kegiatan bimbingan, GNC menjadi tempat
pengembangannya. Prodi memiliki 3 tempat untuk mengembangkan
keterampilan mahasiswa lebih spesifik.
Kegiatan dan organisasi yang prodi adakan bagi mahasiswa
memiliki manfaat besar. Manfaat tersebut adalah demi terbentuknya
pribadi mahasiswa yang mandiri, dewasa, mempunyai dan dapat
menggunakan kompetensinya sebagai konselor yang bisa
memperlakukan manusia sama dengan dirinya memperlakukan diri
sendiri.
C. Kerangka Berpikir
Kepribadian konselor adalah cerminan diri yang diketahui siswa
bisa membantunya menyelesaikan masalah. Sebelum kepribadian dituntut
untuk ditampilkan di sekolah sebagai salah satu kompetensi kepribadian
seorang konselor, mahasiswa calon konselor perlu mempelajari kompetensi
ini. Mahasiswa yang sengaja menunda kesempatan untuk menguasai
keterampilan menghadapi berbagai situasi membiarkan dirinya tidak
mengetahui cara membentuk kestabilan diri. Karena penguasaan
kompetensi kepribadian harus ditingkatkan dan dijaga perkembangannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab 3 menjelaskan uraian prosedur melakukan penelitian. Bab ini mengulas
jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek penelitian, variabel penelitian,
teknik dan instrumen pengumpulan data serta validitas dan reliabilitas instrumen.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2010:14), penelitian kuantitatif adalah metode berdasar
pada filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti populasi atau
sampel tertentu. Data diambil secara acak. Data dikumpulkan menggunakan
instrumen. Tujuan analisis data untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Penelitian ini berpacu pada gejala alam yang sifatnya teratur dan
menyeluruh. Perilaku manusia dipengaruhi oleh rangsangan dan respon
manusia saat menjalani kehidupan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan data penelitian akan diadakan di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Penelitian mulai peneliti jalankan pada bulan Mei
2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
C. Subjek Penelitian
Penelitian membutuhkan subyek. Subyek yang akan peneliti
libatkan sebagai data variabel penelitian adalah mahasiswa BK USD
angkatan 2015. Subyek yang dilibatkan selama pengisian skala sebanyak 49
mahasiswa yang terdiri dari dua kelas yang berbeda.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini menggunakan variabel bebas. Variabel bebas
adalah salah satu jenis variabel pemicu timbulnya variabel terikat. Variabel
penelitian ini adalah penguasaan kompetensi kepribadian konselor.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
penguasaan kompetensi kepribadian konselor. Skala ini menggunakan
pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup menurut Gudnanto (2013:96)
adalah kalimat tanya yang menyatakan jawaban responden di mana jawaban
sudah disediakan oleh pembuat skala dan sifat jawabannya tidak
memberikan kesempatan pada responden untuk menjawab sebebas
kemauan.
Pilihan skala menggunakan skala Likert. Skala Likert menurut
Sugiyono (2010:134), digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan cara
pandang seseorang atau sekelompok orang mengenai gejala sosial. Jawaban
setiap item menggambarkan peralihan keadaan dari sangat positif sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sangat negatif yang bisa berbentuk kata-kata antara lain sangat sesuai,
sesuai, tidak sesuai, sangat tidak sesuai. Skala diberi skor dengan angka 4
untuk pilihan jawaban Sangat Mampu, skor 3 untuk pilihan jawaban
Mampu, pemberian skor 2 untuk pilihan jawaban Sedikit Mampu, dan untuk
pilihan jawaban Kurang Mampu diberi skor 1.
Skala disusun berdasarkan kompetensi kepribadian dari
Permendiknas nomor 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Konselor. Kisi-kisi instrumen disajikan dalam tabel 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tabel 2.
Kisi-Kisi Skala Penguasaan Kompetensi Kepribadian Konselor No Aspek Indikator Favorabel
1. Beriman dan
bertakwa kepada
Tuhan yang Maha
Esa
Menampilkan kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
1,3,4,2
Konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran
terhadap pemeluk agama lain
6,7,5
Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur 9,8
2. Menghargai dan
menjunjung tinggi
nilai-nilai
kemanusiaan,
individualitas dan
kebebasan memilih
Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang
manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual,
dan berpotensi
10,11,13,12
Menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada
umumnya dan konseli pada khususnya
15,16,14
Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan
hak asasinya
19,17,18
Toleran terhadap permasalahan konseli saya nanti (orang lain
yang saya tolong)
21,23,20,22
Bersikap demokratis 24,26,25
3. Menunjukkan
integritas dan
stabilitas
kepribadian yang
kuat
Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji 27,29,30,28,31
Menampilkan emosi yang stabil 33,36,35,32,34
Peka, bersikap empati, serta menghormati keragaman dan
perubahan
37,39,38
Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang
menghadapi stres dan frustrasi
43,40,42,41
4. Menampilkan
kinerja berkualitas
tinggi
Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif, dan
produktif
44,45,48,46,47
Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri 49,50,52,51
Berpenampilan menarik dan menyenangkan 55,54,53
Berkomunikasi secara efektif 56,57,60,58,59
Total jumlah item 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas Skala
Penelitian ini menggunakan validitas isi dan validitas konstruk.
Haynes (Azwar 2012:111) mengartikan validitas isi adalah tanda pada alat
ukur yang menunjukkan sejauh mana unsur-unsur pembangun alat ukur
penelitian benar-benar relevan dan merupakan cerminan hasil dari konstruk
yang sesuai dengan tujuan pengukuran instrumen itu sendiri. Validitas
konstruk membuktikan apakah hasil data angka yang diperoleh melalui
item-item alat ukur berhubungan tinggi dengan konstruk teoritis yang
mendasari pembentukan alat ukur yang digunakan sebagai alat pengumpul
data.
Menurut Sugiyono (2010:177), pengujian validitas konstruk
dilakukan dengan cara mencari pendapat dari ahli. Setelah instrumen
penelitian selesai dibuat, para ahli diminta pendapatnya mengenai
instrumen yang selesai disusun. Para ahli akan memberikan keputusan perlu
tidaknya perbaikan atau perombakan instrumen. Jumlah ahli yang
dilibatkan tergantung luasnya masalah yang diteliti. Pengujian empiris
terlihat saat pengujian validitas eksternal. Setelah peneliti mendapatkan
pendapat ahli dan menyesuaikan dengan pengalaman nyata di lapangan, uji
validitas konstruk dilanjutkan dengan uji coba instrumen. Instrumen dicoba
sebarkan pada responden yang dipilih. Setelah mendapatkan data dari
responden, data dimasukkan dalam tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis aspek, yaitu
mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam satu aspek dan
mengkorelasikan skor aspek dengan skor total. Validitas isi terdiri dari 2
bagian yaitu validitas tampang dan validitas logis. Validitas tampang
melihat tahap penerimaan orang secara umum terhadap fungsi pengukuran
instrumen tersebut (Gregory,1992). Sedangkan validitas logis menilai
kelayakan item sebagai uraian dari indikator perilaku variabel yang diteliti.
Penilaian ini bersifat judgemental dan dilakukan oleh sekelompok ahli yang
dilibatkan dalam expert judgement. Dalam kegiatan expert judgement,
peneliti dibantu oleh Bapak Gendon Barus dan Ibu Retno Priyani.
Peneliti menggunakan korelasi Spearman untuk menguji validitas
alat penelitian. Untuk mengetahui kemampuan skala mencapai tujuan
penelitian, skala harus memuat item-item yang bisa mengukur variabel yang
diteliti. Azwar (2012:86) mengatakan bahwa item yang valid memiliki
koefisien korelasi di atas 0,30. Setelah dilakukan uji validitas skala, 2 item
dinyatakan tidak valid dari 60 item karena item dipilih dilihat dari nilai
korelasi item total. Nilai korelasi item total harus di atas 0,30 atau rix ≥ 0,30.
Hasil uji validitas dan reliabilitas disajikan dalam lampiran 5.
2. Reliabilitas Skala
Reliabilitas mengacu pada konsistensi hasil ukur yang di dalamnya
terletak kecermatan daya ukur. Metode penilaian terhadap reliabilitas skor
item skala ini menggunakan metode penyajian tunggal. Metode penyajian
tunggal adalah penilaian reliabilitas pengukuran dilakukan dengan memakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
satu tes yang disebarkan hanya satu kali dalam satu kelompok responden.
Penyajian tunggal mempunyai sasaran untuk melihat konsistensi antar item
atau antar bagian dalam sebuah skala, sehingga penentuan koefisien
reliabilitas dilakukan terhadap skor item atau terhadap skor aspek bukan
terhadap skor skala.
Skala yang memiliki persentase reliabilitas yang besar mempunyai
syarat tertentu. Menurut Nunnally (1960), skala dikatakan menunjukkan
hasil ukur yang konsisten jika memiliki koefisien Cronbach’s Alpha lebih
dari atau sama dengan 0,60. Berdasarkan perhitungan SPSS, skala
penguasaan kompetensi kepribadian konselor yang dibagikan kepada
mahasiswa BK angkatan 2015 menunjukkan reliabilitasnya sebesar 0,957.
Artinya skala ini dapat dipercaya hasil pengukurannya sebesar 95,7%.
Rumus korelasi Spearman dituliskan sebagai berikut:
rs = 1-6∑𝐷2
𝑛(𝑛2−1)
Keterangan:
D: Beda skor rank
N: Jumlah data
Untuk menguji keandalan skala untuk mengukur variabel penelitian,
peneliti menggunakan rumus koefisien Cronbach’s Alpha. Rumus Cronbach’s
Alpha dan tingkat kepercayaan instrumen secara statistik dituliskan sebagai
berikut:
rxx’≥α= 2[1-(sy12+sy2
2) /sx2]
Keterangan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sy12 dan sy2
2= Varians skor belahan 1 dan belahan 2
sx2= Varians skor tes
Tabel 3.
Hasil Uji Reliabilitas Skala
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.954 .957 58
Kriteria Indeks reliabilitas Guilford dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 4.
Kriteria Reliabilitas menurut Guilford
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91-1,00 Sangat Tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Sedang
0,21-0,40 Rendah
Negatif-0,20 Sangat Rendah
G. Teknik Analisis Data
Analisa data skala menggunakan statistik deskriptif. Statistik
deskriptif adalah cara analisa data menggunakan cara menggambarkan data
apa adanya tanpa membuat kesimpulan umum. Penelitian analisa deskriptif
disebarkan pada populasi. Data disajikan dengan memakai tabel, diagram
lingkaran, perhitungan modus, median, mean. Perhitungan penyebaran data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dilakukan dengan cara menghitung rata-rata dan standar deviasi serta
perhitungan persentase.
Untuk menjawab rumusan masalah butir item kompetensi yang
belum dikuasai mahasiswa secara optimal, peneliti membuat aturan
perhitungan skor jika mahasiswa menentukan bahwa item nomor 1
dianggap sedikit mampu maka item tersebut diberi skor 2. Jika item tadi
dianggap kurang mampu dikuasai, maka item tersebut diberi skor 1.
Perhitungan skor subyek secara rinci diuraikan sebagai berikut :
X maksimum teoritik : 58 x 4 = 232
X minimum teoritik : 58 x 1 = 58
Luas jarak : 232- 58 = 174
SD : 174/6 = 29
µ : ( 232+58) : 2 = 145
Keterangan:
X maksimum teoritik : Skor terbesar yang dimiliki item.
X minimum teoritik: Skor terkecil yang dimiliki item.
Luas jarak: selisih skor maksimum teoritik dengan skor minimum teoritik.
Standar deviasi : Luas jarak dibagi dalam enam satuan deviasi standar
Rata-rata: Hasil penjumlahan nilai maksimum dan nilai minimum teoritik
dibagi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Di bawah ini dituliskan kategori skor penguasaan kompetensi
kepribadian konselor. Tabel berikut merupakan acuan yang dipakai
peneliti untuk menentukan kategori penguasaan berdasarkan nilai total
item yang dimiliki responden penelitian.
Tabel 5.
Kategori Skor Penguasaan Kompetensi Kepribadian Konselor
Perhitungan Skor Item Rentang Kategori
µ + 1,5σ < X > 189 Sangat Menguasai
µ + 0,5σ < X≤ µ + 1,5σ 160-189 Menguasai
µ - 0,5σ<X≤ µ + 0,5σ 130-159 Cukup Menguasai
µ - 0,5 σ<X≤ µ - 1,5σ 101-129 Kurang Menguasai
X ≤ µ - 1,5σ < 101
Sangat Kurang
Menguasai
Penentuan sebuah item penguasaan kompetensi dikuasai tidaknya
oleh subyek yang terlibat saat pengambilan data dilihat dari perhitungan x
max, x min berdasarkan banyaknya responden yang dilibatkan. Perhitungan
tersebut dipakai untuk menghitung luas jarak, standar deviasi dan rata-rata
Perhitungan kategorisasi skor item dan tabel aturan skoringnya dituliskan
demikian:
X maksimum teoritik : 49 x 4 = 196
X minimum teoritik : 49 x 1 = 49
Luas jarak : 196- 49 = 147
SD : 147/6 = 25
µ : ( 196+49) : 2 = 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Keterangan:
X maksimum teoritik : Skor terbesar yang dimiliki item.
X minimum teoritik: Skor terkecil yang dimiliki item.
Luas jarak: selisih skor maksimum teoritik dengan skor minimum teoritik.
Standar deviasi : Luas jarak dibagi dalam enam satuan deviasi standar
Rata-rata: Hasil penjumlahan nilai maksimum dan nilai minimum teoritik
dibagi 2
Di bawah ini dituliskan juga mengenai aturan penggolongan skor
satu item berdasarkan banyaknya responden. Aturan ini menentukan
dikuasai tidaknya item penguasaan kompetensi kepribadian oleh
mahasiswa.
Tabel 6.
Norma Kategorisasi Skor Item
Penguasaan Kompetensi Kepribadian Konselor
Perhitungan Skor Item Rerata Skor Kategori
µ + 1,5σ < X X > 161 Sangat Dikuasai
µ + 0,5σ < X≤ µ + 1,5σ 136 < X ≤ 160 Dikuasai
µ - 0,5σ<X≤ µ + 0,5σ 110 < X ≤ 135 Cukup Dikuasai
µ - 1,5 σ<X≤ µ - 0,5σ 85 < X ≤ 109 Kurang Dikuasai
X ≤ µ - 1,5σ X ≤ 84 Sangat Kurang Dikuasai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Bab ini menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan. Data yang telah diolah
akan disajikan dalam bentuk diagram lingkaran. Data diambil menggunakan skala
yang dibuat berdasarkan aspek kompetensi kepribadian seorang konselor.
A. Hasil Penelitian
1. Penguasaan Kompetensi Kepribadian Konselor pada Mahasiswa
BK angkatan 2015
Penelitian ini ingin mendeskripsikan penguasaan mahasiswa
terhadap kompetensi kepribadian konselor. Penelitian ini juga
menunjukkan butir-butir pernyataan kompetensi kepribadian mana yang
sulit dikuasai oleh mahasiswa BK 2015. Tabel berikut adalah kategori
skor penguasaan kompetensi kepribadian konselor. Pada bagian ini,
akan disajikan pula diagram lingkaran yang menunjukkan kategori
penguasaan berdasarkan banyaknya subyek.
Tabel 7.
Kategori Skor Penguasaan Kompetensi Kepribadian Konselor
Perhitungan Skor
Item Rentang Frekuensi Persentase Kategori
µ + 1,5σ < X > 189 18 37% Sangat Menguasai
µ + 0,5σ < X≤ µ + 1,5σ 160-189 30 61% Menguasai
µ - 0,5σ<X≤ µ + 0,5σ 130-159 1 2% Cukup Menguasai
µ - 0,5 σ<X≤ µ - 1,5σ 101-129 0 0% Kurang Menguasai
X ≤ µ - 1,5σ < 101 0 0% Sangat Kurang
Menguasai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Diagram 1. Penguasaan Kompetensi Kepribadian Konselor pada Mahasiswa
Diagram di atas adalah penguasaan kompetensi kepribadian konselor yang
dibagi menjadi beberapa kategori dan berdasarkan banyaknya responden yang
terlibat saat pengambilan data. Kategorisasi data ditampilkan dalam lampiran 3.
Data diagram lingkaran di atas dirinci sebagai berikut:
1. Ada 18 mahasiswa (37%) yang menyatakan dirinya sangat menguasai
kompetensi kepribadian konselor. Sangat menguasai artinya mahasiswa
mampu melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun
orang lain, memiliki keyakinan, mampu bertutur kata yang baik, dan
memiliki komitmen.
2. Ada 30 mahasiswa (61%) yang dikategorikan cukup menguasai kompetensi
kepribadian konselor. Cukup menguasai artinya mahasiswa memenuhi
kompetensi kepribadian secara berkelanjutan. Cukup menguasai juga bisa
diartikan sebagai mahasiswa tahu apa yang harus dia lakukan tetapi masih
0
5
10
15
20
25
30
35
SangatMenguasai
Menguasai CukupMenguasai
KurangMenguasai
Sangat KurangMenguasai
Penguasaan Kompetensi Kepribadian Konselor pada Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
ragu-ragu saat akan memutuskan sesuatu dan melakukan sesuatu yang
penting untuk keberlangsungan hidupnya di masa yang akan datang. Data
kategorisasi penguasaan kompetensi kepribadian konselor dapat dibaca
pada lampiran 3.
3. Ada 1 mahasiswa (2%) yang termasuk dalam kategori cukup menguasai.
4. Tidak ada mahasiswa yang masuk dalam kategori kurang menguasai dan
sangat kurang menguasai.
Diagram 2 Kategorisasi Skor Item Skala Penelitian
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat dikuasai Dikuasai Cukup Dikuasai Kurang Dikuasai Sangat Kurang
Dikuasai
Kategori Skor Item Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
2. Analisis Item Kompetensi Kepribadian Konselor yang Belum
Dikuasai Mahasiswa Secara Optimal
Tabel 8.
Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Penggolongan Skor Item dan
Persentasenya
Rerata Skor Kategori Frekuensi Dinyatakan dalam
Bentuk Persen
X > 161 Sangat Dikuasai
14 24%
136 < X ≤ 160 Dikuasai
43 74%
110 < X ≤ 135 Cukup Dikuasai
1 2%
85 < X ≤ 109 Kurang Dikuasai
0 0%
X ≤ 84 Sangat Kurang Dikuasai
0 0%
Tabel diatas menunjukkan skor item yang diperoleh seluruh responden yang
terlibat mengisi skala penelitian skripsi ini. Daftar item disajikan dalam lampiran 6.
Uraian data skor dituliskan demikian:
a. 60 item dikuasai dengan baik mencapai jumlah 14 mahasiswa. Artinya,
mereka yang termasuk dalam golongan ini sudah memiliki cara mengatur
diri sesuai dengan kompetensi kepribadian konselor.
b. Ada 43 mahasiswa yang tergolong memiliki rentang jumlah skor
kategorisasi item antara 136-160. Mereka yang termasuk golongan ini
menganggap dirinya bisa menguasai kompetensi kepribadian konselor.
c. Ada 1 mahasiswa yang menganggap semua item penguasaan kompetensi
kepribadian konselor cukup dikuasainya sendiri. Tetapi, mahasiswa ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
masih bingung mencari waktu yang tepat untuk mempraktekkan kompetensi
kepribadian yang sudah dia berhasil kuasai.
3. Analisis Profil Item Kompetensi yang Belum Dikuasai Mahasiswa
Data ini memberikan informasi item mana saja yang belum dikuasai
mahasiswa berdasarkan urutan yang diberikan pada saat memasukkan nilai angka
setiap angket. Jumlah mahasiswa yang terlibat saat mengisi angket berjumlah 49
orang. Banyaknya item yang dikategorikan sedikit mampu dan kurang mampu oleh
subyek jumlahnya bervariasi. Analisis profil ditampilkan pada lampiran 7.
Tabel 9.
Jumlah Item yang Belum Dikuasai Mahasiswa Berdasarkan Banyaknya
Subyek Subyek Jumlah Item yang Belum Dikuasai
1 4
2 6
3 2
4 2
5 10
6 3
7 2
8 12
9 5
10 1
11 1
12 7
13 3
14 2
15 5
16 13
17 11
18 13
19 16
20 1
21 11
22 13
23 0
24 4
25 7
26 3
27 3
28 8
29 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
30 0
Subyek Jumlah Item yang Belum Dikuasai
31 12
32 0
33 1
34 3
35 9
36 3
37 3
38 2
39 2
40 2
41 1
42 1
43 17
44 5
45 2
46 10
47 1
48 4
49 0
Diagram 3.
Jumlah Item yang Belum Dikuasai Mahasiswa
B. Pembahasan
1. Penguasaan Kompetensi Kepribadian Konselor pada Mahasiswa
BK angkatan 2015
Pembahasan pertama ini bertujuan untuk mendeskripsikan
penguasaan kompetensi kepribadian mahasiswa BK angkatan 2015.
Data angket yang sudah dimasukkan, dihitung jumlah skornya.
Kemudian semua jumlah skor digolongkan menjadi 5 kategori. Dari
kategori tersebut, terlihat jumlah mahasiswa yang sangat menguasai,
0
10
20
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49
Diagram Batang Jumlah Item yang Belum Dikuasai Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
cukup menguasai, menguasai, kurang menguasai, sangat kurang
menguasai.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penguasaan kompetensi
kepribadian. Hurlock (1991:11) menyebutkan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi penguasaan kompetensi kepribadian, antara lain tingkat
kemajuan yang menurun, tidak adanya arahan untuk menguasai
kompetensi, tidak punya dorongan pemacu diri, sering sakit,
kelambanan tingkat pemahaman. Menurut Effendi (2015: 239), standar
kualifikasi akademik dan kompetensi konselor membantu konselor
menjalankan kode etik. Kode etik adalah pengendali diri konselor saat
menyelenggarakan layanan BK. Kode etik konselor dirumuskan sesuai
dengan Permendiknas nomor 27 tahun 2008.
Data yang diperoleh menunjukkan mahasiswa sangat menguasai dan
cukup menguasai kompetensi kepribadian konselor. Hal yang dapat
memicu penguasaan kompetensi kepribadian konselor diduga berasal
dari kurikulum Program Studi yang pada tahun 2006-2012 yang terlihat
padat dengan jumlah mata kuliah yang lebih banyak daripada tahun
2013. Mulai tahun 2013, Program Studi sepakat untuk mengurangi
jumlah mata kuliah yang harus diikuti oleh mahasiswa dengan
menambah jam pertemuan dalam lima hari efektif perkuliahan. Hal lain
yang memperkuat alasan mengapa penguasaan kompetensi kepribadian
konselor pada mahasiswa adalah banyak dan beragamnya kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dilakukan Program Studi untuk terus meningkatkan kompetensi
kepribadian yang dimiliki mahasiswa.
Kegiatan tersebut antara lain diadakannya Studium Generale pada
setiap awal semester baru, Pentas Budaya Nusantara sebagai acara untuk
menyambut mahasiswa baru yang menjadi anggota keluarga besar BK
USD, Parents dialogue sebagai pertemuan antara dosen dengan orang
tua mahasiswa baru, Vision Day juga diadakan untuk memberi
kesempatan mahasiswa untuk membuat visi misi yang dijanjikan pada
diri sendiri untuk dijalankan, senam ketawa juga diadakan untuk
membantu mahasiswa melepaskan stres yang dapat membuat
mahasiswa kurang gembira dan bahagia saat belajar dan dialog kelas
dengan berbagai desain kegiatan yang diadakan pada akhir semester
untuk memfasilitasi mahasiswa menemukan kesulitannya selama
belajar di USD dan lebih mengakrabkan diri mahasiswa dengan
mahasiswa lainnya. Dosen memiliki komitmen kuat untuk membentuk
mahasiswa tidak hanya pintar dari segi prestasi akademik. Semua
kegiatan yang diselenggarakan prodi BK USD bertujuan untuk
membentuk pribadi mahasiswa yang mandiri, dewasa, tahu kapan
saatnya dan dimana menggunakan kompetensinya, tangguh terhadap
berbagai situasi, bisa menyelesaikan masalah hidupnya sendiri dan
semakin memperkuat penguasaan, kepemilikan dan penggunaan
kompetensi mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Item Kompetensi Kepribadian Konselor yang Belum Dikuasai
Secara Optimal
Pembahasan kedua bertujuan untuk mendeskripsikan item
kompetensi kepribadian konselor yang belum dikuasai secara optimal.
Item yang kurang dikuasai mahasiswa berjumlah lebih dari 50% yaitu
49 item. Pada hari pertama pengambilan data, mahasiswa terlihat serius
dan membutuhkan waktu lebih lama saat mengisi angket. Hasil angket
yang disebar di hari pertama menunjukkan kondisi sesungguhnya dari
responden karena kelas sudah dikondisikan oleh dosen pengampu mata
kuliah.
Pada hari kedua, mahasiswa yang mengisi angket juga
membutuhkan waktu lebih lama. Tetapi, pada saat itu kelas hanya
dikondisikan oleh ketua kelas. Dosen pengampu mata kuliah terlambat
hadir memberi kuliah. Mahasiswa yang hadir mengikuti kuliah pada
mata kuliah tersebut banyak yang terlambat. Selama mengisi angket, ada
mahasiswa yang juga mengerjakan pekerjaan lain. Jadi, waktu
pengambilan data lebih lama karena suasana kelas tidak kondusif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3. Analisis Profil Item Kompetensi yang Belum Dikuasai Mahasiswa
Pembahasan ketiga bertujuan untuk mendeskripsikan profil item
kompetensi yang belum dikuasai mahasiswa. Profil item ini
memberikan informasi data mengenai banyaknya responden yang
datanya diikutkan saat proses pemberian skor item dan item yang belum
dikuasai menurut respondennya.
Berdasarkan teori yang sudah peneliti olah sebelumnya dari program
Analisa Tugas Perkembangan, mahasiswa memiliki banyak tugas
perkembangan yang perlu ia sadari sejak awal dirinya menjadi
mahasiswa. Kode etik pun menyebutkan bahwa setelah mahasiswa
dinyatakan telah lulus ikut serta dalam ujian skripsi, ia harus dan wajib
menunjukkan tingkah laku yang kompeten yang sesuai dalam
kompetensi konselor khususnya kompetensi kepribadian. Ada 8 kode
etik yang hubungannya dekat dan jelas dengan penerapan kompetensi
kepribadian. Maka, kompetensi kepribadian konselor patut menjadi
perhatian dan keprihatinan jika seorang konselor kurang mampu
menjalankan salah satunya.
Berdasarkan temuan peneliti, peneliti menemukan bahwa dari 49
subyek yang mengisi skala penelitian belum menguasai item
kompetensi kepribadian dalam rentang jumlah antara 0-17 item. Ini
pantas menjadi perhatian dosen yang selanjutnya terus berupaya
mengajak mahasiswa praktek menerapkan kompetensi kepribadian
dalam menjalani keseharian hidup mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab 5 berisi kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian dan saran yang
peneliti berikan kepada pihak-pihak yang terkait untuk mengembangkan penerapan
kompetensi kepribadian mahasiswa. Setiap subbab akan dijelaskan lebih lanjut
dalam bab ini.
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang sudah ditemukan, peneliti menyimpulkan bahwa:
1. Semua mahasiswa sudah memiliki kompetensi kepribadian yang sudah
dikuasai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan kompetensi
kepribadian mahasiswa berada pada kategori 37% sangat menguasai, 61%
menguasai, 2% cukup menguasai, 0% kurang menguasai dan sangat kurang
menguasai.
2. Dari skor item pengukuran penguasaan kompetensi kepribadian yang
didapatkan oleh mahasiswa BK angkatan 2015 menyatakan bahwa
mahasiswa berada dalam kategori 24% item sangat dikuasai, 74% dikuasai,
cukup dikuasai 2%, serta kurang dan sangat kurang menguasai mencapai
0%.
3. Berdasarkan profil item kompetensi kepribadian, mahasiswa mempunyai
kisaran hasil antara 1-17 item kompetensi yang belum dikuasai mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan
penelitian ini antara lain:
1. Uraian data yang kurang menggambarkan situasi responden
karena situasi kelas yang kurang mendukung saat proses
pengambilan data berlangsung.
2. Skala yang dibuat peneliti mungkin diisi sembarang angka oleh
responden karena keterbatasan waktu pengambilan data yang
diberikan kepada peneliti.
3. Keterbatasan tenaga yang dimiliki peneliti.
4. Keterbatasan finansial yang dimiliki peneliti untuk
menyelenggarakan penelitian.
5. Waktu yang bisa digunakan peneliti untuk menyediakan sarana
pencetakan skripsi.
6. Kesehatan peneliti yang tidak bisa diprediksi kestabilannya.
7. Emosi peneliti yang naik turun selama mengerjakan skripsi di
rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
C. Saran
Peneliti mempunyai beberapa saran setelah mengakhiri proses
penelitian skripsi ini. Saran-saran berikut peneliti dapatkan selama
mengerjakan skripsi dan mengadakan penelitian. Peneliti berharap saran-
saran tersebut bisa membantu peneliti berikutnya lebih lancar menjalankan
penelitiannya. Saran-saran tersebut peneliti tujukan kepada beberapa pihak.
Berikut saran-saran yang bisa peneliti berikan:
1. Bagi peneliti
Peneliti mempunyai saran untuk diri sendiri. Untuk memperlancar
penelitian skripsi sebaiknya peneliti bersikap tenang selama membuat
skala penelitian. Peneliti juga sebaiknya berusaha membaca banyak
literatur yang relevan dengan objek penelitian.
2. Bagi peneliti lain
Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian dengan topik
serupa, mohon disesuaikan topik penelitian dengan situasi dan
kemampuan yang dimiliki. Membangun hubungan baiklah dengan
responden sebelum melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3. Bagi penerbit buku
Bagi penerbit yang menyediakan buku sebagai bahan belajar
mahasiswa, mohon diadakan buku yang membahas tentang kompetensi
kepribadian konselor. Karena buku yang memuat kompetensi tersebut
masih sulit didapatkan mahasiswa yang ingin mengetahui kompetensi
kepribadian konselor.
4. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling
Selama pembimbingan skripsi, mohon tanyakan kepada mahasiswa
jika mahasiswa takut untuk bertanya bagian yang dirasanya belum jelas.
Baik juga jika sebaiknya dosen menumbuhkan keberanian bertanya
kepada dosen kepada semua mahasiswa saat kuliah agar pribadi
mahasiswa menjadi lebih rendah hati dalam berperilaku terutama di
mata kuliah perancangan penelitian agar mahasiswa bisa lebih bersabar
selama membuat skripsi dan tidak kewalahan jika kebingungan
membuat skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. (2012). Reliabilitas dan validitas Edisi 4. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan skala psikologi Edisi 2. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Cavanagh, Michael E. (1982). The counseling experience : A theoretical
and practical approach. California: Brooks Publishing Company
Covey. Stephen R. (2015). The 7 habits of highly effective people. Jakarta:
PT. Dunamis Intra Sarana
Effendi, Kusno. (2016). Proses dan keterampilan konseling. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Goleman, Daniel. (1996). Emotional intelligence. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Gudnanto. (2013). Pemahaman individu teknik nontes. Jakarta:
Prenadamedia Group
Hurlock, Elizabeth B. (1991). Psikologi perkembangan : Suatu pendekatan
sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga
Koesoema, Doni. (2015). Pendidik karakter di zaman keblinger : Mengembangkan visi
guru sebagai pelaku perubahan dan pendidik karakter. Jakarta: Grasindo
Koesoema, Doni. (2015). Pendidikan karakte r : Utuh dan menyeluruh. Yogyakarta:
Kanisius
Mustari, Mohamad. (2011). Nilai karakter : Refleksi untuk pendidikan karakter.
Yogyakarta: LaksBang Group
Nurihsan, Juntika (2003). Analisis tugas perkembangan jenjang SMA.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Purwanto. (2008). Metodologi penelitian kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Pusat Bahasa. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Pusat Bahasa. (2016). Kamus Bahasa Indonesia Edisi Kelima. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Santrock, J.W. (2011). Life span development : Perkembangan masa hidup
(13rd edition). Jakarta: Penerbit Erlangga
Schultz, Duane. (1991). Psikologi pertumbuhan : Model-model kepribadian
sehat. Yogyakarta: Kanisius
Sunarti,Sri. (2009). Sosiologi 3 untuk SMA/MA Kelas XII program IPS.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Sugiyono (2010). Metode penelitian pendidikan : Pendekatan kuantitatif,
kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta
Sukardi. (2003). Metodologi penelitian pendidikan : Kompetensi dan
praktiknya. Jakarta:Bumi Aksara
Suparno, Paul. (2015). Pendidikan karakter di sekolah : Sebuah pengantar
umum. Yogyakarta: Kanisius
Surya, Mohamad. (2015). Psikologi guru : Konsep dan aplikasi. Bandung:
Alfabeta
Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi dan
Kompetensi Konselor
UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 2. Skala Penguasaan Kompetensi Kepribadian
SKALA PENGUASAAN
KOMPETENSI KEPRIBADIAN KONSELOR
MARIA HENNY CHRISTIANI HANDOYO
121114068
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SM: Sangat Mampu
M: Mampu
SdM: Sedikit Mampu
KM: Kurang Mampu
[DOCUMENT TITLE]
59
NIM :
Halo teman-teman semua….
Pada waktu ini, saya meminta kesediaan teman-teman untuk terlibat dalam
pengisian skala PENGUASAAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN KONSELOR.
Di dalam angket ini, terdapat 60 pernyataan menyangkut pandangan diri kalian
terhadap diri sendiri selama mempelajari dan memperdalam materi BK dan
menguasai kepribadian konselor. Semua pernyataan mohon diisi dengan
memberikan tanda centang pada salah satu pilihan jawaban berdasarkan kondisi
kalian sesungguhnya dan pengalaman yang kalian alami selama mengikuti
dinamika perkuliahan. Skala ini akan menjadi data yang akan diolah lebih lanjut
oleh penyusun skala ini. Atas partisipasi teman-teman saya mengucapkan
terimakasih.
Keterangan pilihan jawaban yang tersedia :
1. SM : Sangat Mampu
2. M : Mampu
3. SdM : Sedikit Mampu
4. KM : Kurang Mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SM: Sangat Mampu
M: Mampu
SdM: Sedikit Mampu
KM: Kurang Mampu
[DOCUMENT TITLE]
60
No Untuk menjadi Guru BK/ konselor sekolah,
seberapa mampukah Anda melakukan atau
tidak melakukan hal-hal berikut:
SM pM SdM KM
1. Mencintai semua calon anak didik yang saya
bimbing tanpa pilih kasih
2. Menahan diri untuk tidak memarahi siswa
saya kelak di depan umum meskipun dia
berbuat salah
3. Menerima perbedaan pribadi setiap orang
4. Memberikan senyum yang ramah kepada
orang yang saya jumpai
5. Menghormati pemeluk agama lain saat
mereka merayakan hari rayanya
6. Menyapa teman dan orang lain yang berbeda
agama
7. Konsisten melakukan apa yang saya anggap
benar
8. Membantu meringankan penderitaan orang
lain saat dia membutuhkan bantuan
9. Meningkatkan penguasaan praktek
melakukan kompetensi kepribadian dengan
cara mengikuti pelatihan
10. Menghargai setiap pribadi sebagai ciptaan
Tuhan yang sama
11. Selalu berpikir positif di berbagai situasi
12. Menimbang baik buruknya perbuatan yang
sering saya lakukan
13. Menghargai kualitas diri yang ada pada
setiap orang
14. Membantu calon siswa saya kelak
menyelesaikan tugas perkembangan yang
harus dikembangkan
15. Mengembangkan potensi seseorang yang
akan digunakan untuk menunjang
pekerjaannya di masa depan
16. Menerima potensi positif lain yang dimiliki
orang lain
17. Menggunakan bahasa yang sopan saat
berkomunikasi dengan orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SM: Sangat Mampu
M: Mampu
SdM: Sedikit Mampu
KM: Kurang Mampu
[DOCUMENT TITLE]
61
No Untuk menjadi Guru BK/ konselor sekolah,
seberapa mampukah Anda melakukan atau
tidak melakukan hal-hal berikut:
SM M SdM KM
18. Berteman dengan teman satu angkatan tanpa
melihat perbedaan fisik dan latar belakang
19. Menghargai sesama manusia meski saya
disakiti
20. Berbaik sangka pada orang yang datang
meminta bantuan
21. Mendorong orang lain untuk mau
menceritakan masalahnya
22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang
menceritakan masalah yang dialaminya
23. Tidak membeda-bedakan orang yang datang
meminta bantuan saya
24. Menerima semua kritik dari orang lain
25. Menghargai setiap orang yang sudah
melakukan kewajibannya
26. Menghormati perbedaan pendapat yang
sudah diungkapkan orang lain
27. Tindakan saya sesuai dengan yang saya
katakan
28. Bersikap tegar ketika diejek teman karena
menghindar dari perbuatan kurang baik
29. Mengatur waktu dengan efisien
30. Menggunakan bahasa yang sopan ketika
berbicara dengan dosen
31. Membuang sampah pada tempatnya saat
melihat sampah berserakan
32. Sabar menghadapi calon anak didik yang
dibimbing nanti
33. Mengatur suasana hati di saat terpuruk
34. Berusaha mengerjakan tanggung jawab saya
saat tugas saya banyak
35. Komitmen untuk mengatur emosi saya
36. Mengendalikan emosi negatif saya supaya
tidak menyakiti hati orang lain
37. Memahami arti keragaman pada diri setiap
orang yang saya bantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SM: Sangat Mampu
M: Mampu
SdM: Sedikit Mampu
KM: Kurang Mampu
[DOCUMENT TITLE]
62
No Untuk menjadi Guru BK/ konselor sekolah,
seberapa mampukah Anda melakukan atau
tidak melakukan hal-hal berikut:
SM M SdM KM
38. Mengucapkan kata-kata positif untuk
memotivasi orang lain keluar dari
masalahnya
39. Mendukung niat yang akan dilakukan orang
yang meminta bantuan untuk menyelesaikan
kesulitannya
40. Mau menyimak cerita orang yang saya bantu
dengan sepenuh hati
41. Mendengarkan secara empatik orang yang
dibantu yang mengalami stress meskipun
karena kesalahannya sendiri
42. Bersikap tenang saat pencerita kesulitan
mengalami panik saat menghadapi
kesulitannya
43. Menanggapi keluh kesah orang yang sedang
frustrasi menghadapi kesulitan
44. Mengalihkan masalah calon peminta bantuan
kepada orang yang lebih ahli
45. Mempelajari cara menjalin relasi untuk
kepentingan pekerjaan di masa depan
46. Melakukan kegiatan bermanfaat untuk
mengisi waktu luang
47. Menekan pengeluaran dana saat mengalami
krisis keuangan
48. Menggunakan barang bekas untuk dijadikan
sebagai media membimbing calon siswa saya
nanti
49. Menyelesaikan pekerjaan saya tepat waktu
50. Merancang pekerjaan saya sendiri
51. Menyukai pekerjaan saya
52. Menambah motivasi untuk lebih giat belajar
saat gagal menghadapi ujian
53. Berpakaian rapi saat di kampus sebagai calon
konselor
54. Bekerja sama dalam tim
55. Menyapa orang yang saya temui di kampus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SM: Sangat Mampu
M: Mampu
SdM: Sedikit Mampu
KM: Kurang Mampu
[DOCUMENT TITLE]
63
No Untuk menjadi Guru BK/ konselor sekolah,
seberapa mampukah Anda melakukan atau
tidak melakukan hal-hal berikut:
SM M SdM KM
56. Memberikan pujian kepada orang yang
dibantu jika dia berani menceritakan masalah
yang dialaminya
57. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
orang lain untuk menyampaikan pesan
58. Mengucapkan terimakasih kepada orang
yang meminta bantuan karena sudah
mendengarkan saran yang saya berikan
59. Memahami perasaan orang lain ketika
bercerita tentang kesulitan hidupnya
60. Menyediakan waktu saat orang lain datang
meminta bantuan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 3. Kategorisasi Penguasaan Kompetensi Kepribadian
KATEGORI PENGUASAAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN
BERDASARKAN JUMLAH SKOR ITEM TIAP SUBYEK
Subyek Jumlah Kategori
1 183 Menguasai
2 185 Menguasai
3 189 Menguasai
4 180 Menguasai
5 177 Menguasai
6 192 Sangat Menguasai
7 188 Menguasai
8 163 Menguasai
9 170 Menguasai
10 222 Sangat Menguasai
11 179 Menguasai
12 190 Sangat Menguasai
13 190 Sangat Menguasai
14 181 Menguasai
15 169 Menguasai
16 167 Menguasai
17 196 Sangat Menguasai
18 172 Menguasai
19 156 Cukup Menguasai
20 216 Sangat Menguasai
21 166 Menguasai
22 170 Menguasai
23 188 Menguasai
24 176 Menguasai
25 167 Menguasai
26 172 Menguasai
27 194 Menguasai
28 166 Menguasai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Subyek Skor Kategori
29 187 Sangat Menguasai
30 218 Sangat Menguasai
31 179 Menguasai
32 209 Sangat Menguasai
33 212 Sangat Menguasai
34 201 Sangat Menguasai
35 186 Menguasai
36 172 Menguasai
37 203 Sangat Menguasai
38 197 Sangat Menguasai
39 194 Sangat Menguasai
40 200 Sangat Menguasai
41 229 Sangat Menguasai
42 181 Menguasai
43 160 Menguasai
44 178 Menguasai
45 175 Menguasai
46 167 Menguasai
47 193 Sangat Menguasai
48 172 Menguasai
49 174 Menguasai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 4. Skor Dikuasai Tidaknya Item Kompetensi Kepribadian
Item Skor Kategori
1 159 Dikuasai
2 148 Dikuasai
3 167 Sangat Dikuasai
4 168 Sangat Dikuasai
5 181 Sangat Dikuasai
6 179 Sangat Dikuasai
7 152 Dikuasai
8 154 Dikuasai
9 147 Dikuasai
10 174 Sangat Dikuasai
11 153 Dikuasai
12 153 Dikuasai
13 160 Dikuasai
14 154 Dikuasai
15 147 Dikuasai
16 159 Dikuasai
17 168 Sangat Dikuasai
18 167 Sangat Dikuasai
19 145 Dikuasai
20 158 Dikuasai
21 141 Dikuasai
22 0
23 160 Dikuasai
24 147 Dikuasai
25 0
26 161 Sangat Dikuasai
27 144 Dikuasai
28 147 Dikuasai
29 134 Cukup Dikuasai
30 170 Sangat Dikuasai
31 158 Dikuasai
32 157 Dikuasai
33 146 Dikuasai
34 153 Dikuasai
35 147 Dikuasai
36 142 Dikuasai
37 163 Sangat Dikuasai
38 160 Dikuasai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Item Skor Kategori
39 158 Dikuasai
40 158 Dikuasai
41 158 Dikuasai
42 153 Dikuasai
43 156 Dikuasai
44 144 Dikuasai
45 153 Dikuasai
46 154 Dikuasai
47 142 Dikuasai
48 142 Dikuasai
49 143 Dikuasai
50 153 Dikuasai
51 160 Dikuasai
52 156 Dikuasai
53 158 Dikuasai
54 158 Dikuasai
55 159 Dikuasai
56 159 Dikuasai
57 161 Sangat Dikuasai
58 176 Sangat Dikuasai
59 163 Sangat Dikuasai
60 164 Sangat Dikuasai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 5. Hasil Uji Validitas Skala
Hasil Pengolahan Uji Validitas Skala
No Item R Hitung R Tabel Nilai Sig Keterangan
1 0,444 0,2816 0,001 VALID
2 0,352 0,2816 0,013 VALID 3 0,576 0,2816 0,000 VALID 4 0,407 0,2816 0,004 VALID 5 0,503 0,2816 0,000 VALID 6 0,581 0,2816 0,000 VALID 7 0,414 0,2816 0,003 VALID 8 0,435 0,2816 0,002 VALID 9 0,553 0,2816 0,000 VALID 10 0,621 0,2816 0,000 VALID 11 0,425 0,2816 0,002 VALID 12 0,617 0,2816 0,000 VALID 13 0,646 0,2816 0,000 VALID 14 0,363 0,2816 0,010 VALID 15 0,405 0,2816 0,004 VALID 16 0,590 0,2816 0,000 VALID 17 0,576 0,2816 0,000 VALID 18 0,674 0,2816 0,000 VALID 19 0,363 0,2816 0,010 VALID 20 0,596 0,2816 0,000 VALID 21 0,418 0,2816 0,003 VALID 22 Sudah
dianggap
gugur karena
tidak valid
23 0,589 0,2816 0,000 VALID 24 0,436 0,2816 0,002 VALID 25 Sudah
dianggap
gugur karena
tidak valid
26 0,556 0,2816 0,000 VALID 27 0,436 0,2816 0,002 VALID 28 0,411 0,2816 0,003 VALID 29 0,564 0,2816 0,000 VALID 30 0,521 0,2816 0,000 VALID 31 0,395 0,2816 0,005 VALID 32 0,574 0,2816 0,000 VALID 33 0,492 0,2816 0,000 VALID 34 0,711 0,2816 0,000 VALID 35 0,405 0,2816 0,004 VALID
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
36 0,334 0,2816 0,019 VALID 37 0,569 0,2816 0,000 VALID 38 0,594 0,2816 0,000 VALID 39 0,698 0,2816 0,000 VALID 40 0,731 0,2816 0,000 VALID 41 0,643 0,2816 0,000 VALID 42 0,630 0,2816 0,000 VALID 43 0,624 0,2816 0,000 VALID 44 0,361 0,2816 0,011 VALID 45 0,701 0,2816 0,000 VALID 46 0,558 0,2816 0,000 VALID 47 0,473 0,2816 0,001 VALID 48 0,525 0,2816 0,000 VALID 49 0,542 0,2816 0,000 VALID 50 0,632 0,2816 0,000 VALID 51 0,594 0,2816 0,000 VALID 52 0,586 0,2816 0,000 VALID 53 0,627 0,2816 0,000 VALID 54 0,522 0,2816 0,000 VALID 55 0,442 0,2816 0,001 VALID 56 0,557 0,2816 0,000 VALID 57 0,588 0,2816 0,000 VALID 58 0,573 0,2816 0,000 VALID 59 0,660 0,2816 0,000 VALID 60 0,665 0,2816 0,000 VALID
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 6. Daftar Item yang Belum Dikuasai Mahasiswa
Item Kompetensi Kepribadian Konselor
yang Belum Dikuasai Mahasiswa Secara Optimal
No Bunyi Item
1. 2. Menahan diri untuk tidak memarahi siswa saya kelak di depan umum
meskipun dia berbuat salah
2. 4. Memberikan senyum yang ramah kepada orang yang saya jumpai
3. 7. Konsisten melakukan apa yang saya anggap benar
4. 8. Membantu meringankan penderitaan orang lain saat dia membutuhkan
bantuan
5. 9. Meningkatkan penguasaan kompetensi kepribadian dengan cara mengikuti
pelatihan
6. 10. Menghargai setiap pribadi sebagai ciptaan Tuhan yang sama
7. 11. Selalu berpikir positif di berbagai situasi
8. 12. Menimbang baik buruknya perbuatan yang sering saya lakukan
9. 13. Menghargai kualitas diri yang ada pada setiap orang
10. 15. Mengembangkan potensi seseorang yang akan digunakan untuk
menunjang pekerjaannya di masa depan
11. 16. Menerima potensi positif yang dimiliki orang lain
12. 17. Menggunakan bahasa yang sopan saat berkomunikasi dengan orang lain
13. 18. Berteman dengan teman satu angkatan tanpa melihat perbedaan fisik dan
latar belakang
14. 19. Menghargai sesama manusia meski saya disakiti
15. 21. Mendorong orang lain untuk mau menceritakan masalahnya
16. 22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
17. 23. Tidak membeda-bedakan orang yang datang meminta bantuan saya
18. 24. Menerima semua kritik dari orang lain
19. 25. Menghargai setiap orang yang sudah melakukan kewajibannya
20. 26. Menghormati perbedaan pendapat yang sudah diungkapkan orang lain
21. 27. Tindakan saya sesuai dengan yang saya katakan
22. 28. Bersikap tegar ketika diejek teman karena menghindar dari perbuatan
kurang baik
23. 29. Mengatur waktu dengan efisien
24. 31. Membuang sampah pada tempatnya saat melihat sampah berserakan
25. 32. Sabar menghadapi calon anak didik yang dibimbing nanti
26. 33. Mengatur suasana hati di saat terpuruk
27. 34. Berusaha mengerjakan tanggung jawab saat tugas saya banyak
28. 35. Komitmen untuk mengatur emosi saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
29. 36. Mengendalikan emosi negatif saya supaya tidak menyakiti orang lain
30. 38. Mengucapkan kata-kata positif untuk memotivasi orang lain keluar dari
masalahnya
31. 40. Mau menyimak cerita orang yang saya bantu dengan sepenuh hati
32. 41. Mendengarkan secara empatik orang yang dibantu yang mengalami stres
meskipun karena kesalahannya sendiri
33. 42. Bersikap tenang saat pencerita kesulitan mengalami panik saat
menghadapi kesulitannya
34. 43. Menanggapi keluh kesah orang yang sedang frustrasi menghadapi
kesulitan
35. 44. Mengalihkan masalah calon peminta bantuan kepada orang yang lebih
ahli
36. 45. Mempelajari cara menjalin relasi untuk kepentingan pekerjaan di masa
depan
37. 46. Melakukan kegiatan bermanfaat untuk mengisi waktu luang
38. 47. Menekan pengeluaran dana saat mengalami krisis keuangan
39. 48. Menggunakan barang bekas untuk dijadikan sebagai media membimbing
calon siswa saya nanti
40. 49. Menyelesaikan pekerjaan saya tepat waktu
41. 50. Merancang pekerjaan saya sendiri
42. 51. Menyukai pekerjaan saya
43. 52. Menambah motivasi untuk lebih giat belajar saat gagal menghadapi ujian
44. 53. Berpakaian rapi saat di kampus sebagai calon konselor
45. 54. Bekerja sama dalam tim
46. 55. Menyapa orang yang saya temui di kampus
47. 56. Memberikan pujian kepada orang yang dibantu jika dia berani
menceritakan masalah yang dialaminya
48. 57. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami orang lain untuk
menyampaikan pesan
49. 59. Memahami perasaan orang lain ketika bercerita tentang kesulitan
hidupnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 7. Analisis Profil Item Kompetensi Kepribadian
Analisis Profil Item Kompetensi yang Belum Dikuasai Mahasiswa
No Subyek Item
1. 1 9. Meningkatkan penguasaan kompetensi kepribadian dengan cara mengikuti
pelatihan
21. Mendorong orang lain untuk mau menceritakan masalahnya
43. Menanggapi keluh kesah orang yang sedang frustrasi menghadapi
kesulitan
48. Menggunakan barang bekas untuk dijadikan sebagai media membimbing
calon siswa saya nanti
2. 2 8. Membantu meringankan penderitaan orang lain saat dia membutuhkan
bantuan
22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
23. Tidak membeda-bedakan orang yang datang meminta bantuan saya
24. Menerima semua kritik dari orang lain
26. Menghormati perbedaan pendapat yang sudah diungkapkan orang lain
36. Mengendalikan emosi negatif saya supaya tidak menyakiti orang lain
3. 3 21. Mendorong orang lain untuk mau menceritakan masalahnya
22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
4. 4 7. Konsisten melakukan apa yang saya anggap benar
21. Mendorong orang lain untuk mau menceritakan masalahnya
5. 5 21. Mendorong orang lain untuk mau menceritakan masalahnya
22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
24. Menerima semua kritik dari orang lain
27. Tindakan saya sesuai dengan yang saya katakan
29. Mengatur waktu dengan efisien
41. Mendengarkan secara empatik orang yang dibantu yang mengalami stres
meskipun karena kesalahannya sendiri
43. Menanggapi keluh kesah orang yang sedang frustrasi menghadapi
kesulitan
47. Menekan pengeluaran dana saat mengalami krisis keuangan
51. Menyukai pekerjaan saya
53. Berpakaian rapi saat di kampus sebagai calon konselor
6. 6 21. Mendorong orang lain untuk mau menceritakan masalahnya
47. Menekan pengeluaran dana saat mengalami krisis keuangan
55. Menyapa orang yang saya temui di kampus
7. 7 33. Mengatur suasana hati di saat terpuruk
35. Komitmen untuk mengatur emosi saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
No Subyek Item
8. 8 2. Menahan diri untuk tidak memarahi siswa saya kelak di depan umum
meskipun dia berbuat salah
10. Menghargai setiap pribadi sebagai ciptaan Tuhan yang sama
13. Menghargai kualitas diri yang ada pada setiap orang
16. Menerima potensi positif yang dimiliki orang lain
24. Menerima semua kritik dari orang lain
34. Berusaha mengerjakan tanggung jawab saat tugas saya banyak
38. Mengucapkan kata-kata positif untuk memotivasi orang lain keluar dari
masalahnya
42. Bersikap tenang saat pencerita kesulitan mengalami panik saat
menghadapi kesulitannya
46. Melakukan kegiatan bermanfaat untuk mengisi waktu luang
53. Berpakaian rapi saat di kampus sebagai calon konselor
56. Memberikan pujian kepada orang yang dibantu jika dia berani
menceritakan masalah yang dialaminya
57. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami orang lain untuk
menyampaikan pesan
9. 9 8. Membantu meringankan penderitaan orang lain saat dia membutuhkan
bantuan
11. Selalu berpikir positif di berbagai situasi
22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
33. Mengatur suasana hati di saat terpuruk
48. Menggunakan barang bekas untuk dijadikan media membimbing calon
siswa saya nanti
10. 10 7. Konsisten melakukan apa yang saya anggap benar
11. 11 29. Mengatur waktu dengan efisien
12. 12 19. Menghargai sesama manusia meski saya disakiti
22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
27. Tindakan saya sesuai dengan yang saya katakan
29. Mengatur waktu dengan efisien
36. Mengendalikan emosi negatif saya supaya tidak menyakiti orang lain
46. Melakukan kegiatan bermanfaat untuk mengisi waktu luang
55. Menyapa orang yang saya temui di kampus
13. 13 28. Bersikap tegar ketika diejek teman karena menghindar dari perbuatan
kurang baik
36. Mengendalikan emosi negatif saya supaya tidak menyakiti orang lain
49. Menyelesaikan pekerjaan saya tepat waktu
14. 14 33. Mengatur suasana hati di saat terpuruk
35. Komitmen untuk mengatur emosi saya
15. 15 21. Mendorong orang lain untuk mau menceritakan masalahnya
27. Tindakan saya sesuai dengan yang saya katakan
29. Mengatur waktu dengan efisien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
35. Komitmen untuk mengatur emosi saya
47. Menekan pengeluaran dana saat mengalami krisis keuangan
16. 16 2. Menahan diri untuk tidak memarahi siswa saya kelak di depan umum
meskipun dia berbuat salah
15. Mengembangkan potensi seseorang yang akan digunakan untuk
menunjang pekerjaannya di masa depan
19. Menghargai sesama manusia meski saya disakiti
23. Tidak membeda-bedakan orang yang datang meminta bantuan saya
27. Tindakan saya sesuai dengan yang saya katakan
28. Bersikap tegar ketika diejek teman karena menghindar dari perbuatan
kurang baik
33. Mengatur suasana hati di saat terpuruk
35. Komitmen untuk mengatur emosi saya
36. Mengendalikan emosi negatif saya supaya tidak menyakiti orang lain
42. Bersikap tenang saat pencerita kesulitan mengalami panik saat
menghadapi kesulitannya
47. Menekan pengeluaran dana saat mengalami krisis keuangan
51. Menyukai pekerjaan saya
53. Berpakaian rapi saat di kampus sebagai calon konselor
17. 17 2. Menahan diri untuk tidak memarahi siswa saya kelak di depan umum
meskipun dia berbuat salah
11. Selalu berpikir positif di berbagai situasi
12. Menimbang baik buruknya perbuatan yang sering saya lakukan
24. Menerima semua kritik dari orang lain
27. Tindakan saya sesuai dengan yang saya katakan
32. Sabar menghadapi calon anak didik yang dibimbing nanti
33. Mengatur suasana hati di saat terpuruk
35. Komitmen untuk mengatur emosi saya
36. Mengendalikan emosi negatif saya supaya tidak menyakiti orang lain
42. Bersikap tenang saat pencerita kesulitan mengalami panik saat
menghadapi kesulitannya
44. Mengalihkan masalah calon peminta bantuan kepada orang yang lebih
ahli
18. 18 7. Konsisten melakukan apa yang saya anggap benar
9. Meningkatkan penguasaan kompetensi kepribadian dengan cara mengikuti
pelatihan
15. Mengembangkan potensi seseorang yang akan digunakan untuk
menunjang pekerjaannya di masa depan
17. Menggunakan bahasa yang sopan saat berkomunikasi dengan orang lain
19. Menghargai sesama manusia meski saya disakiti
20. Berbaik sangka pada orang yang datang meminta bantuan
22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
29. Mengatur waktu dengan efisien
33. Mengatur suasana hati di saat terpuruk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
34. Berusaha mengerjakan tanggung jawab saat tugas saya banyak
47. Menekan pengeluaran dana saat mengalami krisis keuangan
49. Menyelesaikan pekerjaan saya tepat waktu
53. Berpakaian rapi saat di kampus sebagai calon konselor
19. 19 9. Meningkatkan penguasaan kompetensi kepribadian dengan cara mengikuti
pelatihan
12. Menimbang baik buruknya perbuatan yang sering saya lakukan
18. Berteman dengan teman satu angkatan tanpa melihat perbedaan fisik dan
latar belakang
19. Menghargai sesama manusia meski saya disakiti
21. Mendorong orang lain untuk mau menceritakan masalahnya
22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
29. Mengatur waktu dengan efisien
32. Sabar menghadapi calon anak didik yang dibimbing nanti
34. Berusaha mengerjakan tanggung jawab saat tugas saya banyak
44. Mengalihkan masalah calon peminta bantuan kepada orang yang lebih
ahli
45. Mempelajari cara menjalin relasi untuk kepentingan pekerjaan di masa
depan
47. Menekan pengeluaran dana saat mengalami krisis keuangan
48. Menggunakan barang bekas untuk dijadikan sebagai media membimbing
calon siswa saya nanti
49. Menyelesaikan pekerjaan saya tepat waktu
50. Merancang pekerjaan saya sendiri
59. Memahami perasaan orang lain ketika bercerita tentang kesulitan
hidupnya
20. 20 47. Menekan pengeluaran dana saat mengalami krisis keuangan
21. 21 7. Konsisten melakukan apa yang saya anggap benar
11. Selalu berpikir positif di berbagai situasi
21. Mendorong orang lain untuk mau menceritakan masalahnya
27. Tindakan saya sesuai dengan yang saya katakan
29. Mengatur waktu dengan efisien
40. Mau menyimak cerita orang yang saya bantu dengan sepenuh hati
44. Mengalihkan masalah calon peminta bantuan kepada orang yang lebih
ahli
47. Menekan pengeluaran dana saat mengalami krisis keuangan
49. Menyelesaikan pekerjaan saya tepat waktu
51. Menyukai pekerjaan saya
53. Berpakaian rapi saat di kampus sebagai calon konselor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
22. 22 11. Selalu berpikir positif di berbagai situasi
12. Menimbang baik buruknya perbuatan yang sering saya lakukan
22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
23. Tidak membeda-bedakan orang yang datang meminta bantuan saya
24. Menerima semua kritik dari orang lain
27. Tindakan saya sesuai dengan yang saya katakan
28. Bersikap tegar ketika diejek teman karena menghindar dari perbuatan
kurang baik
29. Mengatur waktu dengan efisien
46. Melakukan kegiatan bermanfaat untuk mengisi waktu luang
47. Menekan pengeluaran dana saat mengalami krisis keuangan
48. Menggunakan barang bekas untuk dijadikan media membimbing calon
siswa saya nanti
49. Menyelesaikan pekerjaan saya tepat waktu
54. Bekerja sama dalam tim
23. 23 -
24. 24 22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
29. Mengatur waktu dengan efisien
48. Menggunakan barang bekas untuk dijadikan media membimbing calon
siswa saya nanti
49. Menyelesaikan pekerjaan saya tepat waktu
25. 25 11. Selalu berpikir positif di berbagai situasi
12. Menimbang baik buruknya perbuatan yang sering saya lakukan
19. Menghargai sesama manusia meski saya disakiti
28. Bersikap tegar ketika diejek teman karena menghindar dari perbuatan
kurang baik
33. Mengatur suasana hati di saat terpuruk
48. Menggunakan barang bekas untuk dijadikan media membimbing calon
siswa saya nanti
54. Bekerja sama dalam tim
26. 26 11. Selalu berpikir positif di berbagai situasi
22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
28. Bersikap tegar ketika diejek teman karena menghindar dari perbuatan
kurang baik
27. 27 2. Menahan diri untuk tidak memarahi siswa saya kelak di depan umum
meskipun dia berbuat salah
4. Memberikan senyum yang ramah kepada orang yang saya jumpai
55. Menyapa orang yang saya temui di kampus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
No Subyek Item
28. 28 28. Bersikap tegar ketika diejek teman karena menghindar dari perbuatan
kurang baik
29. Mengatur waktu dengan efisien
35. Komitmen untuk mengatur emosi saya
36. Mengendalikan emosi negatif saya supaya tidak menyakiti orang lain
42. Bersikap tenang saat pencerita kesulitan mengalami panik saat
menghadapi kesulitannya
47. Menekan pengeluaran dana saat mengalami krisis keuangan
49. Menyelesaikan pekerjaan saya tepat waktu
53. Berpakaian rapi saat di kampus sebagai calon konselor
29. 29 15. Mengembangkan potensi seseorang yang akan digunakan untuk
menunjang pekerjaannya di masa depan
21. Mendorong orang lain untuk mau menceritakan masalahnya
22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
36. Mengendalikan emosi negatif saya supaya tidak menyakiti orang lain
37. Memahami arti keragaman pada diri setiap orang yang saya bantu
38. Mengucapkan kata-kata positif untuk memotivasi orang lain keluar dari
masalahnya
41. Mendengarkan secara empatik orang yang dibantu yang mengalami stres
meskipun karena kesalahannya sendiri
42. Bersikap tenang saat pencerita kesulitan mengalami panik saat
menghadapi kesulitannya
43. Menanggapi keluh kesah orang yang sedang frustrasi menghadapi
kesulitan
44. Mengalihkan masalah calon peminta bantuan kepada orang yang lebih
ahli
30. 30 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
No Subyek Item
31. 31 1. Mencintai semua calon anak didik yang saya bombing tanpa pilih kasih
2. Menahan diri untuk tidak memarahi siswa saya kelak di depan umum
meskipun dia berbuat salah
15. Mengembangkan potensi seseorang yang akan digunakan untuk
menunjang pekerjaannya di masa depan
21. Mendorong orang lain untuk mau menceritakan masalahnya
22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
27. Tindakan saya sesuai dengan yang saya katakan
29. Mengatur waktu dengan efisien
32. Sabar menghadapi calon anak didik yang dibimbing nanti
44. Mengalihkan masalah calon peminta bantuan kepada orang yang lebih
ahli
48. Menggunakan barang bekas untuk dijadikan media membimbing calon
siswa saya nanti
49. Menyelesaikan pekerjaan saya tepat waktu
51. Menyukai pekerjaan saya
32. 32 -
33. 33 57. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami orang lain untuk
menyampaikan pesan
34. 34 19. Menghargai sesama manusia meski saya disakiti
29. Mengatur waktu dengan efisien
47. Menekan pengeluaran dana saat mengalami krisis keuangan
35. 35 28. Bersikap tegar ketika diejek teman karena menghindar dari perbuatan
kurang baik
29. Mengatur waktu dengan efisien
35. Komitmen untuk mengatur emosi saya
36. Mengendalikan emosi negatif saya supaya tidak menyakiti orang lain
47. Menekan pengeluaran dana saat mengalami krisis keuangan
48. Menggunakan barang bekas untuk dijadikan media membimbing calon
siswa saya nanti
52. Menambah motivasi untuk lebih giat belajar saat gagal menghadapi ujian
53. Berpakaian rapi saat di kampus sebagai calon konselor
54. Bekerja sama dalam tim
36. 36 22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
28. Bersikap tegar ketika diejek teman karena menghindar dari perbuatan
kurang baik
29. Mengatur waktu dengan efisien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
No Subyek Item
37. 37 19. Menghargai sesama manusia meski saya disakiti
21. Mendorong orang lain untuk mau menceritakan masalahnya
47. Menekan pengeluaran dana saat mengalami krisis keuangan
38. 38 2. Menahan diri untuk tidak memarahi siswa saya kelak di depan umum
meskipun dia berbuat salah
22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
39. 39 24. Menerima semua kritik dari orang lain
25. Menghargai setiap orang yang sudah melakukan kewajibannya
40. 40 22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
48. Menggunakan barang bekas untuk dijadikan media membimbing calon
siswa saya nanti
41. 41 22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
42. 42 48. Menggunakan barang bekas untuk dijadikan media membimbing calon
siswa saya nanti
43. 43 7. Konsisten melakukan apa yang saya anggap benar
9. Meningkatkan penguasaan kompetensi kepribadian dengan cara mengikuti
pelatihan
11. Selalu berpikir positif di berbagai situasi
12. Menimbang baik buruknya perbuatan yang sering saya lakukan
18. Berteman dengan teman satu angkatan tanpa melihat perbedaan fisik dan
latar belakang
21. Mendorong orang lain untuk mau menceritakan masalahnya
22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
24. Menerima semua kritik dari orang lain
27. Tindakan saya sesuai dengan yang saya katakan
33. Mengatur suasana hati di saat terpuruk
36. Mengendalikan emosi negatif saya supaya tidak menyakiti orang lain
37. Memahami arti keragaman pada diri setiap orang yang saya bantu
44. Mengalihkan masalah calon peminta bantuan kepada orang yang lebih
ahli
48. Menggunakan barang bekas untuk dijadikan media membimbing calon
siswa saya nanti
49. Menyelesaikan pekerjaan saya tepat waktu
54. Bekerja sama dalam tim
55. Menyapa orang yang saya temui di kampus
44. 44 12. Menimbang baik buruknya perbuatan yang sering saya lakukan
15. Mengembangkan potensi seseorang yang akan digunakan untuk
menunjang pekerjaannya di masa depan
29. Mengatur waktu dengan efisien
47. Menekan pengeluaran dana saat mengalami krisis keuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
53. Berpakaian rapi saat di kampus sebagai calon konselor
45. 45 2. Menahan diri untuk tidak memarahi siswa saya kelak di depan umum
meskipun dia berbuat salah
31. Membuang sampah pada tempatnya saat melihat sampah berserakan
46. 46 15. Mengembangkan potensi seseorang yang akan digunakan untuk
menunjang pekerjaannya di masa depan
21. Mendorong orang lain untuk mau menceritakan masalahnya
22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
24. Menerima semua kritik dari orang lain
29. Mengatur waktu dengan efisien
31. Membuang sampah pada tempatnya saat melihat sampah berserakan
46. Melakukan kegiatan bermanfaat untuk mengisi waktu luang
48. Menggunakan barang bekas untuk dijadikan media membimbing calon
siswa saya nanti
50. Merancang pekerjaan saya sendiri
55. Menyapa orang yang saya temui di kampus
47. 47 22. Menunda pekerjaan lain saat seseorang menceritakan masalah yang
dialaminya
48. 48 8. Membantu meringankan penderitaan orang lain saat dia membutuhkan
bantuan
11. Selalu berpikir positif di berbagai situasi
29. Mengatur waktu dengan efisien
31. Membuang sampah pada tempatnya saat melihat sampah berserakan
49. 49 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI