Analisa Regional Harus Dicontoh

49
ANALISA TINGKAT KEKOTAAN KECAMATAN LAWANG Dalam melakukan analisa Regional, dalam hal ini Kecamatan Lawang maka metode yang digunakan yaitu Metode Skalogram yang mana metode ini digunakan untuk melihat tingkat kekotaan suatu desa bila dibandingkan dengan desa lainnya yang berada dalam satu kecamatan dengan membandingkan variabel – variabel tertentu. Metode Skalogram merupakan suatu metoda yang pertama kali dikemukakan oleh Gultzman,sehingga metoda ini juga sering disebut metoda Gultzman.Metoda ini digunakan untuk mengukur tingkat kekotaan dari suatu wilayah kota yang di indikasikan dengan keberadaan sarana dan prasarana yang terdapat dari suatu bagian kota (biasanya bagian wilayah kota ini diwakili oleh kecamatan- kecamatan). Sebenarnya ada 2 faktor lain yang mempengaruhi tingkat kekotaan,yaitu aksesibilitas (yang datanya sering berupa jarak dari pusat kota, walaupun sebenarnya tidak begitu valid) dan juga jumlah/kepadatan penduduk.Berdasarkan hasil dari keluaran metoda ini nantinya,bisa ditentukan hierarki tingkat kekotaan dari masing-masing kecamatan dalam kota tersebut, sehingga dari sini bisa ditentukan antara lain masalah penentuan pusat pengembangan dan jenisnya,perencanaan pembangunan sarana-prasarana.

description

Urban, planning, engineering

Transcript of Analisa Regional Harus Dicontoh

Page 1: Analisa Regional Harus Dicontoh

ANALISA TINGKAT KEKOTAAN

KECAMATAN LAWANG

Dalam melakukan analisa Regional, dalam hal ini Kecamatan Lawang maka metode

yang digunakan yaitu Metode Skalogram yang mana metode ini digunakan untuk melihat

tingkat kekotaan suatu desa bila dibandingkan dengan desa lainnya yang berada dalam satu

kecamatan dengan membandingkan variabel – variabel tertentu. Metode Skalogram

merupakan suatu metoda yang pertama kali dikemukakan oleh Gultzman,sehingga metoda

ini juga sering disebut metoda Gultzman.Metoda ini digunakan untuk mengukur tingkat

kekotaan dari suatu wilayah kota yang di indikasikan dengan keberadaan sarana dan

prasarana yang terdapat dari suatu bagian kota (biasanya bagian wilayah kota ini diwakili

oleh kecamatan-kecamatan). Sebenarnya ada 2 faktor lain yang mempengaruhi tingkat

kekotaan,yaitu aksesibilitas (yang datanya sering berupa jarak dari pusat kota, walaupun

sebenarnya tidak begitu valid) dan juga jumlah/kepadatan penduduk.Berdasarkan hasil dari

keluaran metoda ini nantinya,bisa ditentukan hierarki tingkat kekotaan dari masing-masing

kecamatan dalam kota tersebut, sehingga dari sini bisa ditentukan antara lain masalah

penentuan pusat pengembangan dan jenisnya,perencanaan pembangunan sarana-prasarana.

Adapun variabel yang menjadi bahan pembanding yaitu Orbitasi, Kependudukan

(Kepadatan, Mata Pencaharian, Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan),

Fasilitas (Pendidikan, Perumahan, Kesehatan, Perdagangan dan jasa, dan fasilitas umum),

dan Utilitas (Listrik dan Telepon).

Berikut ini akan dijelaskan satu persatu aspek-aspek tersebut.

A. Orbitasi

Metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa banyak suatu desa dikelilingi oleh

desa-desa lainnya. Apabila suatu desa dikelilingi oleh banyak desa lainnya dalam suatu

Page 2: Analisa Regional Harus Dicontoh

kecamatan, maka desa tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat kekotaannya lebih tinggi bila

dibandingkan dengan desa lainnya. Hal ini berdasarkan pada semakin banyaknya suatu desa

dikelilingi oleh desa lainnya maka semakin tinggi atau semakin mendekati tingkat kota desa

tersebut. Dan sebaliknya semakin sedikit suatu desa dikelilingi oleh desa lainnya maka

tingkat kekotaanya semakin sedikit atau jauh dari tingkat kekotaan suatu desa.

Adapun rumusan orbitasi yaitu sebagai berikut

Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa

Keterangan:

Tinggi : >5,7

Sedang : 4,4 – 5,7

Rendah : 3 - 4,3

Untuk melihat tingkat kekotaan desa-desa yang berada di kecamatan tumpang

dengan metode Orbitasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Orbitasi = Jumlah Desa Tertinggi – Jumlah Desa Terendah

∑ Klasifikasi

Orbitasi = Jumlah Desa Tertinggi – Jumlah Desa Terendah

∑ Klasifikasi

Orbitasi = 7-3

3

= 1,3

Orbitasi = 7-3

3

= 1,3

Page 3: Analisa Regional Harus Dicontoh

Tabel

Analisa Orbitasi

Kecamatan Tumpang

Tahun 2007

No. Desa

∑ Desa yang mengelilingi(1) Akses ( ∑ Jalan)(3) Total

(A x 1)+(Bx3) Indeks Klasifikasi(A) (Ax1) (B) (Bx3)

1 Ngingit 6 6 4 12 18 81,82 Tinggi

2 Kidal 5 5 4 12 17 77,27 Sedang

3 Kambingan 4 4 3 9 13 59,09 Rendah

4 Pandanajeng 7 7 5 15 22 100,00 Tinggi

5 Pulungdowo 6 6 4 12 19 81,82 Tinggi

6 Bokor 5 5 2 6 11 50,00 Rendah

7 Slamet 6 6 4 12 18 81,82 Tinggi

8 Wringinsongo 6 6 3 9 15 68,18 Sedang

9 Jeru 6 6 3 9 15 68,18 Sedang

10 Malangsuko 5 5 3 9 14 63,64 Sedang

11 Tulus Besar 4 4 3 9 13 59,09 Rendah

12 Benjor 7 7 2 6 13 59,09 Rendah

13 Duwet 6 6 1 3 9 40,91 Rendah

14 Duwet Krajan 3 3 2 6 9 40,91 Rendah

Sumber: KDA Kecamatan Tumpang Tahun 2007

Hasil Analisa

KeteranganRendah = 40.90-60.61Sedang = 60.61-80.3Tinggi = 80.4-100

Page 4: Analisa Regional Harus Dicontoh

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa desa yang memiliki tingkat orbitasi

tertinggi adalah Desa Pandanajeng. Sementara yang memiliki tingkat orbitasi tertendah

yaitu Desa Duwet dan duwet Krajan dengan nilai indeks yang sama.

B. Kependudukan

Hirearki berdasarkan penduduk ditempatkan pada urutan pertama, hal ini didasarkan

karena penduduk merupakan faktor yang menentukan dalam suatu perencanaan dimana

penduduk sebagai subjek dan objek dalam suatu perencanaan. Dalam mencapai daerah

yang seimbang perlu diusahakan besar dan jumlah penduduk untuk tiap periode mengalami

keseimbangan. Hirearki penduduk dikaji dari perhitungan :

Indeks Menurut Kepadatan Penduduk

Indeks Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Indeks Komposisi Penduduk Menurut Mata pencaharian

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut.

1. Menurut Kepadatan Penduduk

Dalam menganalisa kepadatan penduduk perlu memperhatikan dua hal, yaitu

jumlah penduduk yang menetap di suatu daerah (desa) dan luasan daerah tersebut. Karena

keduanya sangat mempengaruhi tingkat kekotaan suatu daerah. Apabila tingkat rasio antara

jumlah penduduk dengan luasan suatu daerah semakin tinggi, maka daerah tersebut dapat

dikatakan tingkat kekotaannya semakin tinggi bila dibandingkab dengan daerah yang

memiliki rasio rendah.

Page 5: Analisa Regional Harus Dicontoh

Setelah tingkat rasio dicari, maka hal selanjutnya yang dilakukan yaitu

mencari indeks dari rasio yang telah didapatkan sebelumnya dengan cara sebagai berikut:

Untuk lebih jelasnya tentang tingkat kepadatan penduduk Kecamatan

tumpang dapat dilihat pada daftar tabel berikut ini.

Tabel Analisa Kepadatan Penduduk

Kecamatan tumpangTahun 2007

No Desa ∑ Penduduk (jiwa) Luas (Ha) Kepadatan Indeks Klasifikasi1 Ngingit 4226 684.53 6.17 25.58 Rendah2 Kidal 6333 616 10.28 42.61 Sedang3 Kambingan 3570 372.93 9.57 39.67 Sedang4 Pandanajeng 3943 266.5 14.80 61.32 Sedang5 Pulungdowo 8032 686.51 11.70 48.49 Sedang6 Bokor 3110 128.9 24.13 100.0 Tinggi7 Slamet 4038 196.96 20.50 84.96 Tinggi8 Wringinsongo 2664 138.5 19.23 79.71 Tinggi9 Jeru 6322 376.4 16.80 69.61 Tinggi

10 Malangsuko 2971 323.36 9.19 38.08 Sedang11 Tulusbesar 5189 430.5 12.05 49.95 Sedang12 Benjor 1430 1018.08 1.40 5.82 Rendah13 Duwet 3569 1213.12 2.94 12.19 Rendah14 Duwet Krajan 4198 670.7 6.26 25.94 RendahSumber: KDA Kecamatan Tumpang Tahun 2007 Hasil Analisa

KeteranganRendah = 5.8-37.18Sedang = 37.19-68.57Tinggi = 68.58-100

Indeks = Nilai Rasio yang dicari x 100

Nilai rasio tertinggi

= 1,3

Indeks = Nilai Rasio yang dicari x 100

Nilai rasio tertinggi

= 1,3

Page 6: Analisa Regional Harus Dicontoh

Dari tabel hasil analisa di atas dapat diketahui bahwa pada Kecamatan Tumpang

Indeks kepadatan penduduk tertinggi adalah Desa Bokor sebesar 100% sedangkan yang

memiliki indeks kepadatan penduduk terendah adalah Desa Benjor sebesar 5.8%

Hal ini dapat pula dilihat pada grafik di bawah ini

Page 7: Analisa Regional Harus Dicontoh

2. Menurut Tingkat Pendidikan

Analisa tingkat pendidikan dapat dilakukan dengan cara merasiokan antara

jumlah penduduk suatu desa dengan jumlah fasilitas yang tersedia (jumlah fasilitas

existing). Setelah dirasiokan, maka dicari indeks tertinggi untuk mencari tingkat

kekotaannya. Hal ini dapat dilihat pada daftar tabel berikut ini.

Tabel Indeks Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Kecamatan TumpangTahun 2007

No Desa

Jumlah Penduduk(Jiwa)

∑ Penduduk (jiwa)

Rasio(∑Pnddk/Tngkt Pnddikn

∑ Rasio Indeks KlasifikasiSD SMP SMA SD SMP SMA1 Ngingit 931 1157 44 4226 4.54 3.65 96.05 104.24 100.00 Tinggi2 Kidal 1923 1699 93 6333 3.29 3.73 68.10 75.12 72.06 Tinggi3 Kambingan 995 1014 69 3570 3.59 3.52 51.74 58.85 56.45 Sedang4 Pandanajeng 998 1930 104 3943 3.95 2.04 37.91 43.91 42.12 Sedang5 Pulungdowo 1877 651 520 8032 4.28 12.34 15.45 32.06 30.76 Rendah6 Bokor 1244 371 372 3110 2.50 8.38 8.36 19.24 18.46 Rendah7 Slamet 879 185 209 4038 4.59 21.83 19.32 45.74 43.88 sedang8 Wringinsongo 570 1027 63 2664 4.67 2.59 42.29 49.55 47.54 sedang9 Jeru 2224 1673 444 6322 2.84 3.78 14.24 20.86 20.01 Rendah10 Malangsuko 561 1689 181 2971 5.30 1.76 16.41 23.47 22.51 Rendah11 Tulusbesar 2442 1357 1006 5189 2.12 3.82 5.16 11.11 10.66 Rendah12 Benjor 297 513 76 1430 4.81 2.79 18.82 26.42 25.34 Rendah13 Duwet 745 554 79 3569 4.79 6.44 45.18 56.41 54.12 Sedang14 Duwet Krajan 1545 1304 176 4198 2.72 3.22 23.85 29.79 28.58 Rendah

Sumber : KDA Kecamatan Tumpang Tahun 2007 Hasil Analisa Keterangan

Rendah = 11-40.78Sedang = 40.79-70.57Tinggi = 70.58-100

Page 8: Analisa Regional Harus Dicontoh

Berdasarkan pada tabel di atas maka indeks jumlah penduduk menurut tingkat

pendidikan yang paling tinggi yaitu Desa Ngingit, sementara yang memiliki nilai terendah

yaitu Desa Tulusbesar. Hal ini dapat pula dilihat pada grafik berikut ini.

3. Menurut Mata Pencaharian

Tingkat kekotaan suatu desa yang terkait dengan mata pencaharian didapat dari

rasio antara jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani dengan jumlah

penduduk seluruhnya. Apabila rasio yang didapat bernilai kecil maka desa tersebut

Page 9: Analisa Regional Harus Dicontoh

memiliki tingkat kekotaan yang semakin tinggi bila dibandingkan dengan desa yang

lainnya dan begitupun sebaliknya. Indeks Jumlah penduduk menurut mata pencaharian

Kecamatan Tumpang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 10: Analisa Regional Harus Dicontoh

TabelIndeks Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Kecamatan TumpangTahun 2007

No Desa ∑ Penduduk Agraris ∑ Penduduk Non Agraris Rasio

Indeks Klasifikasi (A) (B) (B/A)1 Ngingit 975 874 0.90 26.60 Rendah2 Kidal 1654 1490 0.90 26.73 Rendah3 Kambingan 415 1360 3.28 97.24 Tinggi4 Pandanajeng 811 990 1.22 36.22 Rendah5 Pulungdowo 999 858 0.86 25.49 Rendah6 Bokor 252 684 2.71 80.54 Tinggi7 Slamet 685 960 1.40 41.59 Sedang8 Wringinsongo 291 878 3.02 89.53 Tinggi9 Jeru 938 1150 1.23 36.38 Rendah

10 Malangsuko 405 1366 3.37 100 Tinggi11 Tulusbesar 727 714 0.98 29.14 Rendah12 Benjor 1042 276 0.26 7.86 Rendah13 Duwet 693 484 0.70 20.72 Rendah14 Duwet Krajan 1360 270 0.20 5.89 RendahSumber: KDA Kecamatan Tumpang Tahun 2007 Hasil Analisa

KeteranganRendah = 6-37Sedang = 38-69.3Tinggi = 69.4-100

Maka berdasarkan tabel di atas, desa yang memiliki tingkat kekotaan tertinggi

dalam aspek perekonomian adalah Desa Malangsuko. Sementara desa yang memiliki

tingkat kekotaan terendah yaitu Desa Duwet Krajan.

Page 11: Analisa Regional Harus Dicontoh

Dari hasil penentuan indeks dari tiga variabel kependudukan maka selanjutnya

adalah penentuan hirarki dari 14 desa yang ada di Kecamatan Tumpang yang memiliki

hirarki tertinggi dan hirarki terendah. Caranya adalah dengan menjumlah indeks dari

masing-masing desa yang telah ditentukan sehingga memperoleh total indeks, kemudian

dari total indeks kita menentukan indeks akhir dengan cara mencari nilai total indeks yang

tertinggi kemudian diberi indeks 100 dan selanjutnya untuk indeks desa lain adalah

menggunakan rumus indeks.

Kemudian indeks akhir tersebut digunakan untuk menetukan hirarki dari tiap-tiap

desa yang ada. Penentuan hirarki ditentukan dengan cara menetapkan klasifikasinya

terlebih dahulu, disini ditetapkan tiga macam klasifikasi yaitu :

T = Tinggi

S = Sedang

R = Rendah

Pengklasifikasian dilakukan dengan terlebih dahulu mencari kelas untuk mencari

tiap-tiap jenis klasifikasi, sehingga terlebih dahulu ditentukan interval kelasnya. Adapun

interval kelas dicari dengan cara sebagai berikut :

Klasifikasi= Nilai Tertinggi-NilaiTerendah

3

Page 12: Analisa Regional Harus Dicontoh

TabelHirarki KependudukanKecamatan Tumpang

Tahun 2007

No Desa

Indeks Kependudukan

Total Nilai Indeks KlasifikasiKepadatan Penduduk

∑ Penduduk Menurut Tingkat

Pendidikan

∑ Penduduk menurut Mata Pencaharian

1 Ngingit 25,6 100 27,00 152,60 70,10 Sedang2 Kidal 42,6 72 27,00 141,60 65,04 Sedang3 Kambingan 39,7 56 97,00 192,70 88,52 Tinggi4 Pandanajeng 61,3 42 36,00 139,30 63,99 Sedang5 Pulungdowo 48,5 31 25,00 104,50 48,00 Sedang6 Bokor 100 18 81,00 199,00 91,41 Tinggi7 Slamet 85 44 42,00 171,00 78,55 Tinggi8 Wringinsongo 79,7 48 90,00 217,70 100,00 Tinggi9 Jeru 69,6 20 36,00 125,60 57,69 Sedang

10 Malangsuko 38,1 23 100,00 161,10 74,00 Tinggi11 Tulusbesar 50 11 29,00 90,00 41,34 Rendah12 Benjor 5,8 25 8,00 38,80 17,82 Rendah13 Duwet 12,2 54 21,00 87,20 40,06 Rendah14 Duwet Krajan 25,9 29 6,00 60,90 27,97 RendahSumber: KDA Kecamatan Tumpang Tahun 2007 Hasil Analisa

Keterangan rendah = 17.82-45.22sedang = 45.23-72.62tinggi = 72.63-100

Page 13: Analisa Regional Harus Dicontoh

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hierarki tertinggi adalah Desa

Wringinsongo yang diperoleh dari penggabungan aspek kependudukan yang terdiri dari

aspek Kepadatan Pendudukan, Jumlah penduduk menurut umur dan jumlah penduduk

menurut Mata Pencaharian. Sementara yang memperoleh hierarki terendah yaitu Desa

Benjor.

Jadi dapat disimpulkan bawa dari aspek kependudukan Desa Wringinsongo

memiliki tingkat kekotaan tertinggi dibandingkan dengan desa-desa lainnya yang berada di

Kecamatan Tumpang.

C . Fasilitas dan Utilitas

1. Fasilitas Perumahan

Untuk menganalisa fasilitas perumahan digunakan rasio jumlah rumah

permanen dibandingkan dengan jumlah penduduk dimana semakin tinggi nilai rasionya

maka tingkat kekotaannya tinggi dan sebaliknya. Selain itu perbadingan antara jumlah

rumah non permanen juga perlu dilakukan. Selanjutnya dilakukan pembobotan antar dua

jenis rumah tersebut, hal ini dilakukan karena apabila jumlah rumah permanen di suatu desa

maka lebih banyak dibandingkan dengan rumah non permanen maka tingkat kekotaannya

semakin tinggi.

Page 14: Analisa Regional Harus Dicontoh

Tabel

Analisa Jumlah Sarana Perumahan

Kecamatan Tumpang

Tahun 2007

No. DesaJumlah Perumahan ∑ Penduduk Rasio(∑ Jenis

perumahan/∑pnddk)xbobot Total Rasio

Indeks KlasifikasiPermanen Non

PermanenTahun 2007 Permanen (6) Non

Permanen (1)

1 Ngingit 816 190 4226 0.19 1.16 0.04 0.04 1.20 66.75 Sedang

2 Kidal 647 233 6333 0.10 0.61 0.04 0.04 0.65 36.04 Rendah

3 Kambingan 963 330 3570 0.27 1.62 0.09 0.09 1.71 94.89 Tinggi

4 Pandanajeng 751 119 3943 0.19 1.14 0.03 0.03 1.17 65.06 Sedang

5 Pulungdowo 1801 166 8032 0.22 1.35 0.02 0.02 1.37 75.76 Tinggi

6 Bokor 814 11 3216 0.25 1.52 0.00 0.00 1.52 84.42 Tinggi

7 Slamet 681 44 4038 0.17 1.01 0.01 0.01 1.02 56.73 Rendah

8 Wringinsongo 447 212 2664 0.17 1.01 0.08 0.08 1.09 60.25 Sedang

9 Jeru 1389 404 6322 0.22 1.32 0.06 0.06 1.38 76.66 Sedang

10 Malangsuko 758 64 2971 0.26 1.53 0.02 0.02 1.55 86.10 Tinggi

11 Tulusbesar 1221 24 5189 0.24 1.41 0.00 0.00 1.42 78.56 Tinggi

12 Benjor 342 526 1430 0.24 1.43 0.37 0.37 1.80 100.0 Tinggi

13 Duwet 348 538 3584 0.10 0.58 0.15 0.15 0.73 40.64 Rendah

14 Duwet Krajan 721 319 4198 0.17 1.03 0.08 0.08 1.11 61.37 Sedang

Sumber: KDA Kecamatan Tumpang Tahun2007 Hasil Analisa

Page 15: Analisa Regional Harus Dicontoh

Keterangan :Tinggi = 78.64-100Rendah = 36-57,31Sedang = 57,32-78.63

Page 16: Analisa Regional Harus Dicontoh

Dari tabel di atas diketahui bahwa Desa Benjor memiliki indeks tertinggi

untuk kalsifikasi perolehan fasilitas rumah permanen, sementara klasifikasi terendah yaitu

Desa Kidal.

Page 17: Analisa Regional Harus Dicontoh

2. Analisa Fasilitas Pendidikan

Dalam menganalisa fasilitas pendidikan dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan

merasiokan fasilitas perumahan yaitu dengan cara merasiokan antara jumlah penduduk

dengan jumlah fasilitas yang ada. Kemudian dicari selisih antara hasil rasio dengan Daya

Dukung Penduduk (DDP) dari masing-masing jenis fasilitas pendidikan kemudian

dilakukan pentotalan antara keduanya.

Page 18: Analisa Regional Harus Dicontoh

TabelAnalisa Hieraki Fasilitas Pendidikan

Kecamatan TumpangTahun 2007

No Desa

Jenis Fasilitas (x) ∑

Penduduk

RasioDaya Dukung

Penduduk Selisih

∑ Selisih

Nilai

Indeks Klasifikasi(N.trtggi + 1)-

N.yg dicariSD (Unit)SMP

(Unit) SD SMPSD

(unit)(2)SMP (unit)

(5) SD SMP1 Ngingit 4 1 4226 1057 4226 1600 4800 543.5 574 1117.5 5299.5 100.0 Tinggi2 Kidal 4 0 6333 1583 0 1600 4800 16.75 4800 4816.75 1600.3 30.19 Rendah3 Kambingan 3 0 3570 1190 0 1600 4800 410 4800 5210 1207.0 22.77 Rendah4 Pandanajeng 4 1 3943 986 3943 1600 4800 614.25 857 1471.25 4945.8 93.32 Tinggi5 Pulungdowo 3 2 8032 2677 4016 1600 4800 1077.333 784 1861.333 4555.7 85.96 Tinggi6 Bokor 1 0 3216 3216 0 1600 4800 1616 4800 6416 1.0 0.02 Rendah7 Slamet 2 0 4038 2019 0 1600 4800 507.3333 4800 5307.333 1109.7 20.94 Rendah8 Wringinsongo 2 0 2664 1332 0 1600 4800 268 4800 5068 1349.0 25.45 Rendah9 Jeru 3 1 6322 2107 6322 1600 4800 507.3333 1522 2029.333 4387.7 82.79 Tinggi10 Malangsuko 2 2 2971 1486 1485.5 1600 4800 114.5 3314.5 3429 2988.0 56.38 Sedang11 Tulusbesar 2 0 5189 2595 0 1600 4800 994.5 4800 5794.5 622.5 11.75 Rendah12 Benjor 2 1 1430 715 1430 1600 4800 885 3370 4255 2162.0 40.79 Sedang13 Duwet 2 1 3584 1792 3584 1600 4800 192 1216 1408 5009.0 94.51 Tinggi14 Duwet Krajan 3 2 4198 1399 2099 1600 4800 200.6667 2701 2901.667 3515.3 66.33 SedangSumber: KDA Kecamatan Tumpang Tahun 2007 Hasil Analisa

KeteranganRendah = 0-33.32Sedang = 33.33-66.65Tinggi = 66.66-100

Page 19: Analisa Regional Harus Dicontoh

Untuk rasio / tingkat pelayanan SMP, tertinggi terdapat di Desa Benjor dan Desa

Malangsuko yaitu sebesar 0.0007, dengan kata lain di Desa Benjor 1 SMP melayani 1430

orang dan di Desa Malangsuko 1 SMP melayani 1486 orang. Rasio terendah terdapat di

Desa Kidal Kambingan, Bokor, Slamet, Wringinsongo dan Tulus Besar yaitu 0 karena di

Desa tersebut tidak terdapat fasilitas pendidikan berupa SMP.

Untuk indeks tertinggi di Desa Benjor yaitu sebesar 100 dan terendah di Desa

Bokor yaitu sebesar 10. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram.

Apabila tingkat pelayanan (rasio) semakin mendekati nilai ideal untuk sebuah SD

dan SMP maka akan semakin baik Desa tersebut.

Page 20: Analisa Regional Harus Dicontoh

Untuk rasio / tingkat pelayanan SMP, tertinggi terdapat di Desa Benjor dan Desa

Malangsuko yaitu sebesar 0.0007, dengan kata lain di Desa Benjor 1 SMP melayani 1430

orang dan di Desa Malangsuko 1 SMP melayani 1486 orang. Rasio terendah terdapat di

Desa Kidal Kambingan, Bokor, Slamet, Wringinsongo dan Tulus Besar yaitu 0 karena di

Desa tersebut tidak terdapat fasilitas pendidikan berupa SMP.

Untuk indeks tertinggi di Desa Benjor yaitu sebesar 100 dan terendah di Desa

Bokor yaitu sebesar 10. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram.

Apabila tingkat pelayanan (rasio) semakin mendekati nilai ideal untuk sebuah SD

dan SMP maka akan semakin baik Desa tersebut.

Page 21: Analisa Regional Harus Dicontoh

3. Analisa Fasilitas Perdagangan

Dalam menganalisa perdagangan dilakukan dengan cara merasiokan antara jumlah

fasilitas perdagangan yang ada dengan jumlah penduduk tahun 2009. Kemudian

diindekskan untuk menentukan tingkat kekotaannya.

TabelIndeks PerdaganganKecamatan Tumpang

Tahun 2007

No Desa/Kelurahan Toko/Kios ∑Penduduk (Jiwa) Ratio Indeks Klasifikasi1 Ngingit 21 4.226 0,005 26,15 Rendah2 Kidal 52 6.333 0,008 43,22 Sedang3 Kambingan 18 3.570 0,005 26,54 Rendah4 Pandanajeng 40 3.943 0,010 53,39 Sedang5 Pulungdowo 70 8.032 0,009 45,87 Sedang6 Bokor 19 3.110 0,006 32,15 Sedang7 Slamet 75 4.038 0,019 100,00 Tinggi8 Wringinsongo 27 2.664 0,010 53,34 Sedang9 Jeru 60 6.322 0,009 49,95 Sedang

10 Malangsuko 47 2.971 0,016 83,26 Tinggi11 Tulusbesar 45 5.189 0,009 45,64 Sedang12 Benjor 6 1.430 0,004 22,08 Rendah13 Duwet 17 3.569 0,005 25,07 Rendah14 Duwet Krajan 4 4.198 0,001 5,01 RendahSumber: KDA Kecamatan Tumpang Tahun 2007 Hasil Analisa

Keterangan

Rendah = 5.01-36.68

Sedang = 36.69-68.35

Tinggi = 68.36-100

Page 22: Analisa Regional Harus Dicontoh
Page 23: Analisa Regional Harus Dicontoh

∑ RasioxBobot

fasilitas

1 Ngingit 4226 0 0.0000 0 0.0000 1 0.0012 5 0.0035 1 0.00047 0 0 0.0052 50 Rendah2 Kidal 6333 0 0.0000 1 0.0011 0 0.0000 5 0.0024 1 0.00032 0 0 0.0038 36 Rendah3 Kambingan 3570 0 0.0000 0 0.0000 1 0.0014 5 0.0042 1 0.00056 0 0 0.0062 59 Sedang4 Pandanajeng 3943 0 0.0000 0 0.0000 1 0.0013 5 0.0038 1 0.00051 0 0 0.0056 54 Sedang5 Pulungdowo 7934 0 0.0000 0 0.0000 4 0.0025 4 0.0015 1 0.00025 0 0 0.0043 41 Rendah6 Bokor 3216 0 0.0000 0 0.0000 0 0.0000 5 0.0047 1 0.00062 0 0 0.0053 51 Rendah7 Slamet 4038 0 0.0000 1 0.0017 0 0.0000 5 0.0037 1 0.00050 0 0 0.0059 57 Sedang8 Wringinsongo 2664 0 0.0000 0 0.0000 1 0.0019 5 0.0056 1 0.00075 0 0 0.0083 79 Tinggi9 Jeru 6322 1 0.0013 0 0.0000 1 0.0008 5 0.0024 1 0.00032 1 0.0001582 0.0049 47 Rendah

10 Malangsuko 2971 1 0.0027 0 0.0000 1 0.0017 5 0.0050 1 0.00067 1 0.0003366 0.0104 100 Tinggi11 Tulusbesar 5189 0 0.0000 0 0.0000 1 0.0010 5 0.0029 1 0.00039 0 0 0.0042 41 Rendah12 Benjor 1430 0 0.0000 0 0.0000 1 0.0035 3 0.0063 0 0.00000 0 0 0.0098 94 Tinggi13 Duwet 3569 0 0.0000 0 0.0000 1 0.0014 3 0.0025 1 0.00056 0 0 0.0045 43 Rendah14 Duwet Krajan 4198 0 0.0000 0 0.0000 1 0.0012 2 0.0014 1 0.00048 0 0 0.0031 30 Rendah

KeteranganRendah = 30-53.52Sedang = 53.53 -77.05Tinggi = 77.06 - 100

∑ (∑ / J) X 1

toko obat khusus (1)

No Desa

Total

∑ (∑ / J) X 3 ∑ (∑ / J) X 2

Jenis fasilitas

INDEKS

Praktek Dokter ( 8 ) Puskesmas Pembantu ( 7)

Klasifikasi(∑ / j) x8 ∑ (∑ / J) x7 ∑ (∑ / J) X 5

Sumber: KDA Kecamatan Tumpang Tahun 2007 Hasil Analisa

Tabel

Analisa Fasilitas Kesehatan

Kecamatan Tumpang

Tahun 2007

Polindes (5) Posyandu (3) praktek bidan (2)

Jumlah Penduduk Desa ( J )

4. Fasilitas Kesehatan

Page 24: Analisa Regional Harus Dicontoh

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa yang memiliki rasio tertinggi adalah Desa

Benjor. Sedangkan yang memiliki rasio terendah yaitu Desa Duwet Krajan. yang berarti

bahwa desa yang memiliki tingkat kekotaan tertinggi yaitu Desa Benjor. Hal ini dapat pula

dilihat pada grafik berikut ini.

5. Fasilitas Umum

Untuk mencari tingkat kekotaan suatu desa dalam kaitannya dengan ketersediaan

fasilitas sama halnya dengan mencari indeks untuk fasilitas lainnya seperti fasilitas

kesehatannya, yaitu dengan mencari rasio antara jumlah fasilitas yang ada dengan jumlah

penduduk pada tahun 2007. Tetapi karena data yang dibutuhkn tidak didapatkan, maka

tidak dilakukan penganalisaan terhadap Fasilitas Umum.

Page 25: Analisa Regional Harus Dicontoh

TabelHirarki Fasilitas

Kecamatan TumpangTahun 2007

No Desa

Indeks Fasilitas

Total Nilai Indeks Klasifikasi

Fasilitas Fasilitas Fasilitas Fasilitas Pendidikan

(6) Perumahan(7) Perdagangan(8) Kesehatan(5)1 Ngingit 100 600 67 469 26,15 209,2 50 250 1528,2 87,43 Tinggi2 Kidal 72 432 36 252 43,22 345,76 36 180 1209,76 69,21 Sedang3 Kambingan 56 336 95 665 26,54 212,32 59 295 1508,32 86,29 Tinggi4 Pandanajeng 42 252 65 455 53,39 427,12 54 270 1404,12 80,33 Sedang5 Pulungdowo 31 186 76 532 45,87 366,96 41 205 1289,96 73,80 Sedang6 Bokor 18 108 85 595 32,15 257,2 51 255 1215,2 69,52 Sedang7 Slamet 44 264 57 399 100 800 57 285 1748 100 Tinggi8 Wringinsongo 48 288 60 420 53,34 426,72 29 145 1279,72 73,21 Sedang9 Jeru 20 120 77 539 49,95 399,6 47 235 1293,6 74,00 Sedang

10 Malangsuko 23 138 86 602 53,26 426,08 100 500 1666,08 95,31 Tinggi11 Tulusbesar 11 66 79 553 45,64 365,12 41 205 1189,12 68,03 Sedang12 Benjor 25 150 100 700 22,08 176,64 94 470 1496,64 85,62 Tinggi13 Duwet 54 324 41 287 25,07 200,56 43 215 1026,56 58,73 Rendah14 Duwet Krajan 29 174 61 427 5,01 40,08 30 150 791,08 45,26 RendahSumber: KDA Kecamatan Tumpang Tahun 2007 Hasil Analisa

KeteranganRendah = 45.26-63.50Sedang = 63.51-81.76Tinggi = 81.77-100

6. Analisa Utilitas(Listrik)

Page 26: Analisa Regional Harus Dicontoh

Tabel

Analisa jumlah sarana utilitas listrik

Kecamatan tumpang

Tahun 2007

No. Desa

Pengguna Listrik (Unit)

Jumlah Penduduk

Rasio Tingkat

Pelayanan Indeks KlasifikasiPLN

1 Ngingit 689 4226 0.1630 60.84 Rendah

2 Kidal 751 6333 0.1186 44.25 Rendah

3 Kambingan 670 3570 0.1877 70.03 Rendah

4 Pandanajeng 800 3943 0.2029 75.71 Rendah

5 Pulungdowo 2149 8032 0.2676 99.83 Tinggi

6 Bokor 800 3110 0.2572 95.98 Tinggi

7 Slamet 670 4038 0.1659 61.91 Rendah

8 Wringinsongo 563 2664 0.2113 78.86 Rendah

9 Jeru 1265 6322 0.2001 74.66 Rendah

10 Malangsuko 630 2971 0.2120 79.12 Rendah

11 Tulus Besar 1211 5189 0.2334 87.08 Sedang

12 Benjor 300 1430 0.2098 78.28 Rendah

13 Duwet 825 3569 0.2312 86.25 Sedang

14 Duwet Krajan 1150 4198 0.2739 100.00 TinggiSumber: KDA Kecamatan Tumpang Tahun 2007 Hasil Analisa

KeteranganRendah = 70.03-80Sedang = 81-90Tinggi = 91-100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa desa yang mempunyai ratio tingkat pelayanan

tertinggi adalah Desa Duwet Krajan sebesar 0,27 karena memiliki 1150 unit pengguna

Page 27: Analisa Regional Harus Dicontoh

listrik dengan jumlah penduduk 4198 jiwa dan Desa Pulungdowo sebesar 0.27 karena

memiliki 2149 unit pengguna listrik dengan jumlah penduduk 8032 jiwa, sedangkan yang

memiliki ratio tingkat pelayanan terendah adalah Desa Kidal sebesar 0,12 karena memiliki

751 unit pengguna listrik dengan jumlah penduduk 6333 jiwa.

Untuk indeks, lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

7. Analisa Sarana Telpon/Wartel

Tabel

Page 28: Analisa Regional Harus Dicontoh

Analisa Jumlah utilitas Telpon/Wartel

Kecamatan Tumpang

Tahun 2007

No Desa Sarana Telpon/Wartel Jumlah Penduduk(Jiwa) Rasio Indeks Klasifikasi1 Ngingit 1 4,226 4226 81.4 Tinggi2 Kidal 2 6,333 3167 61.0 Tinggi3 Kambingan 2 3,570 1785 34.4 Rendah4 Pandanajeng 1 3,943 3943 76.0 Sedang5 Pulungdowo 2 7,934 3967 76.5 Tinggi6 Bokor 2 3,216 1608 31.0 Rendah7 Slamet 2 4,038 2019 38.9 Rendah8 Wringinsongo 1 2,664 2664 51.3 Rendah9 Jeru 2 6,322 3161 60.9 Sedang10 Malangsuko 2 2,971 1486 28.6 Rendah11 Tulus Besar 1 5,189 5189 100.0 Tinggi12 Benjor 0 1,430 0 100.0 Tinggi13 Duwet 0 3,584 0 100.0 Tinggi14 Duwet Krajan 1 4,198 4198 80.9 TinggiSumber: KDA Kecamatan Tumpang Tahun 2007 Hasil Analisa

KeteranganRendah = 28.6-52.4Sedang = 52.5-76.3Tinggi = 76.4-100

Page 29: Analisa Regional Harus Dicontoh

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa desa yang mempunyai ratio tingkat pelayan

tertinggi adalah DesaTulusbesar, Duwet dan Desa Benjor. Sementara untuk desa yang

memiliki rasio tingkat pelayanan terendah yaitu Desa Malangsuko. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Dari hasil penentuan indeks dari tujuh variabel fasilitas dan utilitas maka

selanjutnya adalah penentuan hirarki dari 14 desa di kecamatan Tumpang mana

yang memiliki hirarki tertinggi dan hirarki terendah. Caranya adalah dengan

menjumlah indeks dari masing-masing desa yang telah ditentukan sehingga

memperoleh total indeks, kemudian dari total indeks kita menentukan indeks akhir

dengan cara mencari nilai total indeks yang tertinggi kemudian diberi indeks 100

dan selanjutnya untuk indeks desa lain adalah menggunakan rumus sebagai berikut :

Tabel

100x tertinggiindeks Nilai

dicari yang indeks NilaiIndeks

Page 30: Analisa Regional Harus Dicontoh

Hirarki UtilitasKecamatan Tumpang

Tahun 2007

No DesaIndeks Utilitas

Total Nilai Indeks KlasifikasiUtilitas Listrik (8) Utilitas telepon

(4)

1 Ngingit 59.52 476.16 81.4 325.6 801.76 71.36 Sedang2 Kidal 43.29 346.32 61 244 590.32 52.54 Rendah3 Kambingan 68.51 548.08 34.04 136.16 684.24 60.90 Rendah4 Pandanajeng 74.06 592.48 76 304 896.48 79.79 Sedang5 Pulungdowo 97.67 781.36 76.5 306 1087.36 96.77 Tinggi6 Bokor 93.9 751.2 31 124 875.20 77.89 Sedang7 Slamet 60.57 484.56 38.9 155.6 640.16 56.97 Rendah8 Wringinsongo 77.15 617.2 51.3 205.2 822.40 73.19 Sedang9 Jeru 73.04 584.32 60.9 243.6 827.92 73.68 Sedang

10 Malangsuko 77.41 619.28 28.6 114.4 733.68 65.30 Sedang11 Tulusbesar 85.19 681.52 100 400 1081.52 96.25 Tinggi12 Benjor 76.58 612.64 100 400 1012.64 90.12 Tinggi13 Duwet 84.38 675.04 100 400 1075.04 95.68 Tinggi14 Duwet Krajan 100 800 80.9 323.6 1123.60 100.00 TinggiSumber: KDA Kecamatan Tumpang Tahun 2007 Hasil Analisa

Rendah =52.54 -68.36Sedang = 68.37-84.1Tinggi =84.2-100

Page 31: Analisa Regional Harus Dicontoh

Kemudian indeks akhir tersebut digunakan untuk menetukan hirarki dari

tiap-tiap desa yang ada. Penentuan hirarki ditentukan dengan cara menetapkan

klasifikasinya terlebih dahulu, disini ditetapkan tiga macam klasifikasi yaitu :

T = Tinggi

S = Sedang

R = Rendah

Pengklasifikasian dilakukan dengan terlebih dahulu mencari kelas untuk

mencari tiap-tiap jenis klasifikasi, sehingga terlebih dahulu ditentukan interval

kelasnya. Adapun interval kelas dicari dengan cara sebagai berikut :

TabelHirarki Fasilitas & Utilitas

Kecamatan TumpangTahun 2007

No Desa Indeks Total Nilai Indeks Klasifikasi Fasilitas Utilitas

1 Ngingit 87,43 71,36 158,79 90,36 Tinggi2 Kidal 69,21 52,54 121,75 69,28 Rendah3 Kambingan 86,29 60,9 147,19 83,75 Sedang4 Pandanajeng 80,33 79,79 160,12 91,11 Sedang5 Pulungdowo 73,8 96,77 170,57 97,06 Tinggi6 Bokor 69,52 77,89 147,41 83,88 Sedang7 Slamet 100 56,97 156,97 89,32 Sedang8 Wringinsongo 73,21 73,19 146,4 83,30 Sedang9 Jeru 74 73,68 147,68 84,03 Sedang10 Malangsuko 95,31 65,3 160,61 91,39 Sedang11 Tulusbesar 68,03 96,25 164,28 93,48 Sedang12 Benjor 85,62 90,12 175,74 100,00 Tinggi13 Duwet 58,73 95,68 154,41 87,86 Sedang14 Duwet Krajan 45,26 100 145,26 82,66 SedangSumber: KDA Kecamatan Tumpang Tahun 2007 Hasil Analisa

Rendah = 69.28-79.52Sedang = 79.53-89.77Tinggi =89.77-100

Page 32: Analisa Regional Harus Dicontoh

TabelHierarki Orbitasi,Kependudukan & Fasilitas

Kecamatan TumpangTahun 2007

No Desa

Total Indeks

Total Indeks Indeks KlasifikasiOrbitasi (O)

(O x 7)Kependudukan (K)

(K x 5)Fasilitas (F)

(F x 9)7 5 91 Slamet 81.82 572.73 78.55 392.74 100.00 900.00 1865.47 100.00 Tinggi2 Pandanajeng 100.00 700.00 63.99 319.94 80.33 722.97 1742.91 93.43 Tinggi3 Ngingit 81.82 572.73 70.10 350.48 87.43 786.87 1710.08 91.67 Tinggi4 Malangsuko 63.64 445.45 74.00 370.00 95.31 857.79 1673.24 89.70 Tinggi5 Wringinsongo 68.18 477.27 100.00 500.00 73.21 658.89 1636.16 87.71 Tinggi6 Kambingan 59.09 413.63 88.52 442.58 86.29 776.61 1632.82 87.53 Tinggi7 Pulungdowo 86.36 604.54 48.00 240.01 73.80 664.20 1508.75 80.88 Sedang8 Kidal 77.27 540.90 65.04 325.22 69.21 622.89 1489.01 79.82 Sedang9 Bokor 50.00 350.00 91.41 457.05 69.52 625.68 1432.73 76.80 Sedang10 Jeru 68.18 477.27 57.69 288.47 74.00 666.00 1431.74 76.75 Sedang11 Benjor 59.09 413.63 17.82 89.11 85.62 770.58 1273.32 68.26 Sedang12 Tulusbesar 59.09 413.63 41.34 206.71 68.03 612.27 1232.61 66.07 Sedang13 Duwet 40.91 286.36 40.06 200.28 58.73 528.57 1015.21 54.42 Rendah14 Duwet Krajan 40.91 286.36 27.97 139.87 45.26 407.34 833.57 44.68 RendahSumber :Hasil Analisa

Page 33: Analisa Regional Harus Dicontoh

Setelah ketiga aspek dianalisa dan ditentukan hierarkinya masing-masing, yaitu aspek

Orbitasi, Kependudukan dan Fasilitas/Utilitas, maka langkah selajutnya yaitu membuat

sebuah formasi dalam bentuk Skalogram. Hal ini dilakukan dengan cara mengurutkan desa

mana saja yang memiliki posisi tertinggi dari ketiga aspek-aspek tersebut. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel Skalogram berikut ini.

TabelSkaogram

Kecamatan TumpangTahun 2007

No Desa Tinggi Sedang Rendah P O F/U P O F/U P O F/U

1 Ngingit x x x 2 Pulungdowo x x x 3 Slamet x x x 4 Wringinsongo x x x 5 Jeru x x x 6 Malangsuko x x x 7 Kidal x x x8 Pandanajeng x x x 9 Benjor x x x

10 Tulusbesar x x x 11 Duwet x x x 12 Duwet Krajan x x x 13 Kambingan x x x 14 Bokor x x x

Sumber: Hasil Analisa

Page 34: Analisa Regional Harus Dicontoh

Dari tabel di atas, maka dapat dirumuskan berdasarkan rumusan skalogram yaitu:

Maka:

Skalogram = 27-15 x 100%

15

= 80 %

Skalogram = Silang dalam kotak-silang luar kotak X 100

silang luar kotak

Page 35: Analisa Regional Harus Dicontoh