Pengontrolan variabel analog P tl ibl l menggunakan PLC...
Transcript of Pengontrolan variabel analog P tl ibl l menggunakan PLC...
P t l i b l l P t l i b l l
Pertemuan ke-14
Pengontrolan variabel analog Pengontrolan variabel analog menggunakan PLC: Algoritma PIDmenggunakan PLC: Algoritma PID
Garis Besar & Tujuan Sesi Garis Besar & Tujuan Sesi jjMemahami apa itu kontrol PIDMengetahui fungsi dari setiap istilah kontrol PIDMengetahui fungsi dari setiap istilah kontrol PIDBisa memilih kombinasi yang benar dari elemen kontrol PID untuk berbagai tujuan aplikasi kontrol g j pprosesMengetahui fitur-fitur tambahan yang terinstall pada pengontrol untuk diimplementasikan dalam prakteknya
Apakah Kontrol PID itu?Apakah Kontrol PID itu?ppPID singkatan dari Proportional - Integrator -DerivativeDerivativeJuga dikenal sebagai kontrol tiga-istilahDiimplementasikan seperti program komputerDiimplementasikan seperti program komputer sekarang• Pengontrol muncul dengan berbagai bentuk yang berbeda• Kontrol PID sering dikombinasikan dengan blok fungsi logik, sekuensial
dan sederhana untuk membangun sistem otomasi yang kompleks
Mengapa harus Kontrol PID?Mengapa harus Kontrol PID?g pg pAlgoritma PID sederhana, mudah dimengerti dan relatif lebih mudah untuk di-tuningdan relatif lebih mudah untuk di-tuning dibanding pengontrol yang lain• Telah menjadi peralatan standar ketika kontrol proses muncul pada
t h 1940tahun 1940• Dalam kontrol proses sekarang, lebih dari 90% kontrol loop adalah
dari jenis PID
Konsep Utama (1)Konsep Utama (1)p ( )p ( )Aksi Proses• Menetapkan hubungan antara perubahan dalam katup (valve) dan
per bahan dalam peng k ranperubahan dalam pengukuranDIRECT Penambahan posisi katup menyebabkan penambahan
pengukuranREVERSE Penambahan posisi katup menyebabkan penurunan
pengukuran
Aksi pengontrolp g• Menetapkan hubungan antara perubahan dalam variabel terukur
dan perubahan dalam keluaran pengontrolDIRECT Penambahan variabel terukur menyebabkan penambahanDIRECT Penambahan variabel terukur menyebabkan penambahan
keluaranREVERSE Penambahan variabel terukur menyebabkan penurunan
keluaran
Aksi pengontrol haruslah berlawanan dengan aksi proses
Konsep Utama (2)Konsep Utama (2)p ( )p ( )Algoritma PID tidak mengetahui keluaran yang benar untuk membawa variabel proses pada setpoint• Algoritma harus mempunyai pengukuran proses untuk berjalan• Ia hanya melanjutkan untuk menggerakkan keluaran pada arahnya yang
harusnya menggerakkan proses menuju setpoint
Algoritma PID harus ‘di-tuning’ untuk loop proes tertentu• Setiap istilah dari persamaan PID harus dipahamip p p• Tuning berdasarkan pada dinamik dari respon proses
Konsep Utama (3)Konsep Utama (3)p ( )p ( )Mode Manual & Auto • Mode ManualMode Manual
Operator manusia mengatur keluaran untuk mengoperasikan prosesMode Manual sangat berguna jika terjadi kondisi yang tidak biasanya:
Start-up PlantStart up PlantShut-down PlantDarurat
• Mode AutoAlgoritma kontrol memanipulasi keluaran untuk menahan pengukuran proses pada setpoint-nyaSeharusnya merupakan mode paling umum untuk operasi normal
Algoritma Kontrol PIDAlgoritma Kontrol PIDggTerdiri dari tiga elemen:• Proportional – juga dikenal sebagai Gain Proporsional atau cukup Gain• Integral – juga dikenal sebagai Reset Otomatis atau cukup Reset• Derivative – juga dikenal sebagai Rate atau Pre-Act
Tersedia dalam beberapa kombinasi dari elemen-elemen berikut:• Hanya Proporsional (P)• Proportional dan Integral (PI) (paling umum)• Proportional, Integral, dan Derivative (PID)• Proportional dan Derivative (PD)
Mode Proporsional (1)Mode Proporsional (1)
SP CO
b
+.CO = P e + b
p ( )p ( )
SP e+ P
PV
CO++
CO
P = gain proporsional (tidak berdimensi)
= pengontrol output (%) PVmb = bias (%) (dikenal juga sebagai reset manual)e = ( SP – PVm ) (%) “aksi kebalikan”, atau
= ( SP PV ) (%) “aksi langsung”e = – ( SP – PVm ) (%) aksi langsunge
Beberapa pabrik menggunakan Proportional Band (PB) daripada gain proporsional g p p
• PB adalah % perubahan dalam input yang mana 100% perubahan terjadi dalam keluaran
PB = 100 100CO = P e + b = e + b.PB P PBCO P e + b e + b.
Mode Proporsional (2)Mode Proporsional (2)Kontrol hanya-proporsional bisa menghasilkan offset• Offset bisa dikurangi dengan meningkatkan gain pengontrol (atau
p ( )p ( )
menurunkan band proporsional ). Tapi satu tidak bisa membuat gain pengontrol besar sewenang-wenang karena terlalu tinggi sebuah gain menyebabkan osilasi dan/atau ketidakstabilan
PVm SP
Large PLarge P
Small P
time
Mode Proporsional (2)Mode Proporsional (2)• Untuk menghilangkan offset, operator manusia harus me-“reset”
pengontrol secara manual dengan mengatur harga reset (istilah “b”)
p ( )p ( )
PVPVm SP
Manual resetP constant
time
Manual reset
time
Mode Integral (Reset Otomatis) (1)Mode Integral (Reset Otomatis) (1)
CO = e dt1T ∫
g ( ) ( )g ( ) ( )
SP e+ CO1 ∫ dt
Tm = waktu integral (menit per repeat atau detik per repeat)
Tm ∫ PVm
Tm∫ dt
COdetik per repeat)
= pengontrol output (%)e = ( SP – PVm ) (%) “aksi kelbalikan” atau
= ( SP PV ) (%) “aksi langsung”e = – ( SP – PVm ) (%) aksi langsunge
Beberapa pabrik menggunakan repeat per menit (atau repeat per detik) daripada menit per repeat (atau detik per repeat)
• Repeat per menit (atau detik) adalah waktu yang diperlukan melakukan reset (atau integral) element untuk mengulangi (reset) aksi dari elemen proporsional
repeat per menit (T ) = 1 CO T dt∫ repeat per menit (Tr) = menit per repeat (Tm) CO = Tr e dt∫
Mode Integral (Reset Otomatis) (2)Mode Integral (Reset Otomatis) (2)Selama terdapat error, pengontrol akan merubah keluarannya; karenanya ia bisa mengendalikan error
g ( ) ( )g ( ) ( )
y ; y gmenjadi nolKecepatan respon berkurang (dibanding mode P-only )
PVm SP
P-only
I-only
Small P
time
Mode ProporsionalMode Proporsional--Integral (1)Integral (1)pp g ( )g ( )
SP e COSP e+
PV
CO1Tm
∫ dt
PVm
CO = P e + e dt1Tm ∫ ( )
Mode ProporsionalMode Proporsional--Integral (2)Integral (2)pp g ( )g ( )Respon dari pengontrol PI terhadap perubahan langkah dalam error Output responsePSlope =
Response equalin magnitude to
i l
p pfor various
values of Tm
CO
)Tm
Slope
Response due toProportional
Proportionalresponse
er O
utpu
t (C
PProportionalcontrol action
time
Con
troll
Tm
P
0
time
or 0timeEr
ro
Mode ProporsionalMode Proporsional--Integral (3)Integral (3)pp g ( )g ( )Mengkombinasikan fitur terbaik dari mode proporsional dan integralg• Offset proporsional dihilangkan dengan sedikit kehilangan kecepatan
respon
PVm SP
P-only
PI
I-only
Small P
time
Mode Derivatif (1)Mode Derivatif (1)( )( )
CO = D dedt
SP e+ D dd
COdt
PVm
D dt
D = waktu derivatif (menit atau detik)
CO = pengontrol output (%)e = ( SP – PVm ) (%) “reverse action” atau
= ( SP PV ) (%) “direct action”e = – ( SP – PVm ) (%) direct actione
Kecepatan respons meningkat (dibandingkan mode P-only)only)Hipersensitif terhadap noise dan disturbances berfrekuensi-tinggi lainnyagg y
Mode Derivatif (2)Mode Derivatif (2)( )( )Sinyal error steady-state, bagaimanapun, tidak dikenali oleh pengontrol D, karena tanpa memperhatikan berapa p g , p p pbesarnya error, tingkat perubahannya adalah nol.
Karena itu pengontrol hanya-derivatif tidak digunakanKarena itu, pengontrol hanya-derivatif tidak digunakan dalam praktek
Biasanya mereka ditemukan dalam kombinasi denganBiasanya mereka ditemukan dalam kombinasi dengan eleman kontrol lainnya, kebanyakan dalam kombinasi dengan kontrol proporsional
Mode ProporsionalMode Proporsional--Derivatif (1)Derivatif (1)pp ( )( )
d bD d
dtSP e+ P+
+ COb+
+
PVm
+
dedtCO = P e + D + b( )dt( )
Mode ProporsionalMode Proporsional--Derivatif (2)Derivatif (2)pp ( )( )Respons dari pengontrol PD untuk melandaikan perubahan pada error Response due top p
CO
)Response due toProportional andDerivative modesResponse due to
Proportional andDerivative modes
TheoreticalA l
Response due toProportional mode
onller O
utpu
t (C Actual
only
time
Con
trol
D
time
ror Ramp
Generator OFF
time
Err
RampGenerator ON
Mode ProporsionalMode Proporsional--Derivatif (3)Derivatif (3)pp ( )( )Kontrol PD bisa menghasilkan sebuah offsetUntuk menghindari offset proporsional bias “b”Untuk menghindari offset proporsional, bias b seharusnya diatur ketika PVm ada pada setpointBiasanya ditemukan pada slow-response process kontrol, misalnya kontrol temperatur, pH, komposisi
PVm SP
P-only
PD
y
Small P
time
Mode ProporsionalMode Proporsional--IntegralIntegral--Derivatif (1)Derivatif (1)pp gg ( )( )
Mengkombinasikan fitur terbaik dari istilah P, I, dan D
SP e+
+ CO
1Tm
∫ dt
++ P+
+
D d
PVm
D dt
dedtCO = P e + e dt + D( )1
T ∫ dt( )Tm ∫
Mode ProporsionalMode Proporsional--IntegralIntegral--Derivatif (2)Derivatif (2)pp gg ( )( )
P-only – terdapat offset
P dan I – offset hilang
waktu
P, I dan D – terbaik
waktu
Konsep Tambahan PIDKonsep Tambahan PIDppAlgoritma PID Interaktif vs. Non-interaktif
Mengacu pada interaksi antara reset dan istilah derivatifMengacu pada interaksi antara reset dan istilah derivatifJuga dikenal sebagai ‘seri’ atau ‘parallel’ Hampir semua pengontrol analog adalah interaktifHampir semua pengontrol analog adalah interaktifBanyak pengontrol digital adalah non-interaktif, beberapa adalah interaktifSatu-satunya perbedaan adalah pada saat tuning pengontrol dengan derivatif
Reset Windup (1)Reset Windup (1)p ( )p ( )Semua aktuator mempunyai batasan:• Contoh: sebuah motor mempunyai kecepatan terbatas, sebuah katup
tid k bi l bih d i t b k h t t t t htidak bisa lebih dari terbuka penuh atau tertutup penuh
Fenomena windup disebabkan oleh interaksi dari aksi integral dan saturasiKetika ini terjadi loop umpan balik telah rusak dan sistem berjalan sebagai sebuah loop terbuka karena aktuator akan tetap pada batasnya secara bebas dari keluaran p p yproses• Jika sebuah pengontrol dengan aksi integrasi digunakan, error akan
berlanjut untuk diintegrasikan. Ini berarti integral istilah bisa menjadi sangat besar atau biasa disebut ia “winds up”sangat besar atau, biasa disebut, ia winds up”
• Adalah diperlukan bahwa error mempunyai tanda yang berlawanan untuk jangka waktu yang lama sebelum semuanya kembali normal
• Konsekuensinya adalah sembarang pengontrol dengan aksi integral bisa y g p g g gmemberikan transient yang besar ketika aktuator bersaturasi
Reset Windup (2)Reset Windup (2)p ( )p ( )
yPVy
ysp
ASP
PVm
cCO
Time
Ingat bahwa saturasi keluaran pengontrol menyebabkan area “A” diakumulasi oleh aksi integralSetelah disturbance kembali ke tingkat normalnya, keluaran pengontrol tetap disaturasi untuk beberapa periode waktu yang menyebabkan sebuah gangguan dalam PVm
AntiAnti--Reset WindupReset Winduppp
yyspSP PVm
cCO
Time
Ketika variabel termanipulasi mengalami saturasi, integral tidak diperbolehkan untuk diakumulasiKetika kontrol telah kembali pengontrol mengambil tindakan segeraKetika kontrol telah kembali, pengontrol mengambil tindakan segera dan proses kembali dengan halus ke setpoint
Metode untuk AntiMetode untuk Anti--Reset WindupReset WindupppMatikan integral ketika sebuah katup telah penuh atau sebuah kontrol loop tidak sedang digunakan.p g gAwasi keluaran pengontrol agar lebih besar dari 0% dan kurang dari 100%.Berlakukan umpan balik reset internalBerlakukan umpan reset balik eksternal
Bumpless Transfer (1)Bumpless Transfer (1)p ( )p ( )Praktisnya semua pengontrol bisa berjalan dalam dua mode: manual atau otomatis
Ketika sistem dalam mode manual, algoritma kontrol menghasilkan sinyal kontrol yang bisa berbeda dari sinyal kontrol yang dihasilkan secara manual, atau sebaliknya.
Ini diperlukan untuk memastikan bahwa dua keluaran tersebut bertepatan dengan saat penggantian. Ini disebut bumpless transferbumpless transfer
Bumpless Transfer (1)Bumpless Transfer (1)p ( )p ( )Dengan bumpless transfer, sebuah setpoint internal digunakan pada pengontrol dan setpoint internal g p p g pdilandaikan pada laju yang rendah dari kondisi awal menjadi setpoint yang diinginkan untuk menyediakan startup yang lancar dari kontrol loopstartup yang lancar dari kontrol loop
Bumpless Transfer (2)Bumpless Transfer (2)Perbandingan dari setpoint yang benar dan internal
p ( )p ( )
True Setpoint
Internal SetpointInternal Setpoint
Time
Bumpless Transfer (3)Bumpless Transfer (3)p ( )p ( )Performance kontrol dengan atau tanpa bumpless transfer
Derivatif pada Proses Daripada Error (1)Derivatif pada Proses Daripada Error (1)p p ( )p p ( )
Faktanya:• Sebuah perubahan langkah pada set point menyebabkan perubahan langkah
pada proses• Derivatif beraksi pada tingkat perubahan dari error• Tingkat perubahan dari perubahan langkah adalah sangat besar
P b h l k h t d i t i t k b bk b h• Perubahan langkah operator dari setpoint akan menyebabkan sebuah perubahan yang sangat besar pada keluaran, dan mengganggu proses
DerivativeSpike
MV
SP
PVmtime
Gbr. Variabel proses dan respon katup terhadap perubahan setpoint menggunakan PID standar
Derivatif pada Proses Daripada Error (Derivatif pada Proses Daripada Error (22))
Solusi: Biarkan derivatif beraksi hanya pada prosesdaripada error
p p (p p ( ))
p
SP e + CO
1Tm
∫ dt
SP e+ P
+ CO+
d
PVm
P D ddt
.
Vm
dPVmCO = P e + e - P D( )1T ∫ .
dtCO P e + e - P D( )Tm ∫
Derivatif pada Proses Daripada Error (Derivatif pada Proses Daripada Error (33))p p (p p ( ))
Variabel proses dan respon katup terhadap perubahan setpointp
MV
SP
PVmtime
Gbr. Variabel proses dan respon katup terhadap perubahan setpoint menggunakan
“Derivative on Process Measurement” PID
time
Derivatif pada Filtered ProcessDerivatif pada Filtered ProcessDaripada Proses (1)Daripada Proses (1)Daripada Proses (1)Daripada Proses (1)Faktanya:
• Mode derivatif hipersensitif terhadap noise
Gain pada Proses Daripada Error (1)Gain pada Proses Daripada Error (1)p p ( )p p ( )Faktanya:
• Dalam aplikasi dengan gain yang tinggi, sebuah perubahan langkah bisa menyebabkan gerakan yang mendadak dan besar dari katup
• Tidak sehebat efek derivative, tetapi masih bisa mengganggu proses
MV
SP
Gainresponse
Gbr. Variabel proses dan respon katupTerhadap perubahan setpoint menggunakan
PVmtime
Terhadap perubahan setpoint menggunakan“Gain on error and Derivative on Process Measurement” PID
Gain pada Proses Daripada Error (2)Gain pada Proses Daripada Error (2)p p ( )p p ( )Solusi: Biarkan gain beraksi hanya pada proses daripada
errorSP e
+
+ CO
PTm
∫ dt
PCO
P D d
PVm
P D dt.
dPVmdtCO = e dt + P PVm +( )P
T ∫ dtm( )Tm ∫
Gain pada Proses Daripada Error (3)Gain pada Proses Daripada Error (3)p p ( )p p ( )Variabel proses dan respon katup ke sebuah perubahan setpointp
MV
SP
PVmtime
Gbr. Variabel proses dan respon katuppada perubahan setpoint menggunakan
“Gain and Derivative on Process Measurement” PID
Algoritma PID Digital (1)Algoritma PID Digital (1)g g ( )g g ( )Konsep akuisisi data
Sampled signal Original signal
Continuous signal
Sampled signal
∆t
Original signal
∆t
sample
Sampled signal
∆t
Original signalp g
2∆t
Original signal
∆t = sampling time2∆t
Teorema sampling Shannon:Frekuensi sampling harus lebih besar atau sama dengan dua kali frekuensiFrekuensi sampling harus lebih besar atau sama dengan dua kali frekuensi
tertinggi yang muncul dalam sinyal yang akan diambil sample-nya
Algoritma PID Digital (2)Algoritma PID Digital (2)
Integral
g g ( )g g ( )
dDerivative
∫ e dt ≅ ∆t Σ ei. ≅dedt
ei – ei-1∆t
dedtCO = P e + e dt + D( )1
T ∫ Formula Kontinyu: dtCO P e + e dt + D( )Tm ∫ Formula Kontinyu:
CO = P ei + ei + (ei – ei-1)[ ]∆tTm ΣFormula Digital:
D∆t
i = sampling instant
Algoritma PID Digital (3)Algoritma PID Digital (3)g g ( )g g ( )Dua formula algoritma PID digital :• Formula posisional
COi = P ei + ei dt + (ei – ei-1)[ ]∆tTm Σ
D∆t
• Formula kecepatanpSudah menjadi sifatnya mempunyai fitur anti reset windup
CO = CO + P (e e ) + e + (e 2e +e )[ ]∆t DCOi = COi-1 + P (ei – ei-1) + ei + (ei – 2ei-1+ei-2)[ ]Tm ∆t
Beberapa Algoritma PID yang Beberapa Algoritma PID yang Ditawarkan (1)Ditawarkan (1)Ditawarkan (1)Ditawarkan (1)Distributed Control System (DCS)
Honeywell TDC 3000Honeywell TDC 3000• Menawarkan 4 (empat ) persamaan PID; A, B, C, dan D
TDC 3000 Mode P Mode I Mode D
Algoritma A Error Error Errorg
Algoritma B Error Error Pengukuran
Algoritma C Pengukuran Error Pengukuran
Algoritma D Tidak digunakan Error Tidak
digunakandigunakan digunakan
Beberapa Algoritma PID yang Beberapa Algoritma PID yang Ditawarkan (2)Ditawarkan (2)Ditawarkan (2)Ditawarkan (2)Distributed Control System (DCS)
Foxboro I/A SeriesFoxboro I/A SeriesYokogawa Centum CS 3000BaileyBaileyABB
Beberapa Algoritma PID yang Beberapa Algoritma PID yang Ditawarkan (3)Ditawarkan (3)Programmable Logic pengontrol (PLC)
Modicon
( )( )
ModiconAllan-Bradley• PLC-5• SLC500
SiemensFuji ElectricFuji Electric
Garis Pedoman untuk Loop Kontrol Garis Pedoman untuk Loop Kontrol Umum (1)Umum (1)
Kontrol tekanan aliran dan cairan
Umum (1)Umum (1)
Respon cepat dengan tidak ada waktu penundaan (tidak ada pipa/transportasi)Biasanya dengan noise berfrekuensi-tinggi yang kecilBiasanya dengan noise berfrekuensi tinggi yang kecilPengontrol PI dengan gain pengontrol menengah
Kontrol tingkat cairanKontrol tingkat cairanBerisik dikarenakan deburan dan turbulensiPerolehan yang tinggi, aksi integral yang rendah dari e o e a ya g gg , a s eg a ya g e da dapengontrol PI untuk integrating processPengaturan konservatif untuk kontrol perataan ketika digunakan untuk mengurangi fluktuasi dari inlet streamdigunakan untuk mengurangi fluktuasi dari inlet stream
Garis Pedoman untuk Loop Kontrol Garis Pedoman untuk Loop Kontrol Umum (2)Umum (2)
Kontrol Tekanan GasBiasanya cepat dan melakukan tuning dengan sendirinya
( )( )
Biasanya cepat dan melakukan tuning dengan sendirinyapengontrol PI dengan aksi integral kecil (waktu reset besar)
Kontrol TemperaturB b i j i d i tBerbagai jenis dari process natureBiasanya respon lambat dengan waktu penundaanGunakan pengontrol PID untuk mempercepat responGunakan pengontrol PID untuk mempercepat respon
Garis Pedoman untuk Loop Kontrol Garis Pedoman untuk Loop Kontrol Umum (3)Umum (3)Kontrol Komposisi
Serupa dengan kontrol suhu biasanya dengan noise yang
Umum (3)Umum (3)
Serupa dengan kontrol suhu biasanya dengan noise yang lebih besar dan lebih banyak waktu penundaanEfektifvitas dari aksi derivatif adalah terbatasKontrol suhu dan komposisi adalah kandidat utama untuk strategi kontrol yang lebih maju dikarenakan pentingnya dan sulitnya kontroldan sulitnya kontrol
Ringkasan SesiRingkasan SesiggKontrol PID, yang merupakan algoritma kontrol paling banyak digunakan dalam aplikasi process kontrol, muncul y g p p ,dalam berbagai bentuk dan istilah
Setiap istilah dari persamaan PID harus dipahami untuk p p pmendapatkan sebuah kombinasi yang benar dari elemen kontrol PID untuk berbagai tujuan aplikasi kontrol proses