Pengontrolan Cairan Dan Jenis Cairan
description
Transcript of Pengontrolan Cairan Dan Jenis Cairan
Pengontrolan Cairan dan Jenis Cairan
Jumlah Cairan tubuh
Pada orang gemuk air lebih sedikit
Pada orang kurus air lebih banyak
Jumlah cairan sangat dipengaruhi o/ penyakit :
o gagal ginjal
o gagal jantung
o diare/muntah
o D H F
o Sepsis
o Luka bakar, dll
Pembagian Cairan Tubuh :
o Cairan Intraseluler
o Cairan Ekstraseluler :
* Plasma Darah
* Caiaran Sinovial ( sendi )
* Aquos humor ( mata ) , dll.
Kompartemen Intraseluler dan ekstraseluler dipisahkan oleh membran sel yang bersifat
Permiabel = bisa dilalui air dan zat terlarut, kecuali protein
Istilah yang Berhubungan Dengan Keseimbanagan Cairan :
Homeostasis : Suatu mekanisme pengaturan yang memberikan suatu kondisi yg konstan
(tetap) walaupun luar tubuh terjadi perubahan.
Difusi : Perpindahan suatu zat cair dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
Osmosi : Perpindahan caiaran dari Solut Rendah ( Air tinggi) ke Solut tinggi (air
rendah) dengan energi ( ATP)
Tonisitas adalah bagaian biologikal yang melepaskan efek aktual ke sel hidup
Infus cairan adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke
dalam tubuh untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.
JENIS - JENIS CAIRAN INFUS
1. Cairan hipotonik.
Adalah cairan infuse yang osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi
ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan
osmolaritas serum. Maka cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan
sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai
akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi,
misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia
(kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah
perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps
kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang.
Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
2. Cairan Isotonik.
Adalah cairan infuse yang osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum
(bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat
pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus
menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit
gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal
saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
3. Cairan hipertonik.
Adalah cairan infus yang osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga
“menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu
menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak).
Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45%
hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan
albumin.
Dari Sisi Cairan
a. Kandungan elektrolit cairan
Elektrolit yang umum dikandung dalam larutan infus adalah Na+, K+, Cl, Ca2+, laktat atau
asetat. Jadi, dalam pemberian infus, yang diperhitungkan bukan hanya air melainkan juga
kandungan elektrolit ini apakah kurang, cukup, pas atau terlalu banyak. Dalam hal ini pula atau
dalam kandungan cairan ini terkandung osmolaritas cairan dimana
yang dimaksud dengan osmolaritas adalah jumlah total mmol elektrolit dalam kandungan infus.
Untuk pemberian infus ke dalam vena tepi maksimal osmolaritas yang dianjurkan adalah kurang
dari 900mOsmol/L untuk mencegah risiko flebitis (peradangan vena). Jika osmolaritas cairan
melebihi 900 mOsmol/L maka infus harus diberikan melalui vena sentral.
Adapun kandungan lain dalam cairan infuse yaitu seperti disebutkan sebelumnya, selain
elektrolit beberapa produk infus juga mengandung zat-zat gizi yang mudah diserap ke dalam sel,
antara lain: glukosa, maltosa, fruktosa, silitol, sorbitol, asam amino, trigliserida. Pasien yang
dirawat lebih lama juga membutuhkan unsur-unsur lain seperti Mg2+, Zn2+ dan trace element
lainnya.
Dalam proses sterilitas cairan infuse itu sendiri dapat di lihat dari parameter kualitas
untuk sediaan cairan infus yang harus dipenuhi adalah steril, bebas partikel dan bebas pirogen
disamping pemenuhan persyaratan yang lain. Pada sterilisasi cairan intravena yang
menggunakan metoda sterilisasi uap panas, ada dua pendekatan yang banyak digunakan, yaitu
overkill dan non-overkill (bioburden-based).
a. Overkill
adalah Pendekatan yang dilakukan untuk membunuh semua mikroba, dengan prosedur
sterilisasi akhir pada suhu tinggi yaitu 121oC selama 15 menit. . Dengan cara ini, hanya cairan
infus yang mengandung elektrolit tidak akan mengalami perubahan. Namun cara ini sangat
berisiko dilakukan pada cairan infus yang mengandung nutrisi seperti karbohidrat dan asam
amino karena bisa jadi nutrisi tersebut pecah dan pecahannya menjadi racun. Misalnya saja
larutan glukosa konsentrasi tinggi. Pada pemanasan tinggi, cairan ini akan menghasilkan produk
dekomposisi yang dinamakan 5-HMF atau 5-Hidroksimetil furfural yang pada kadar tertentu
berpotensi menimbulkan gangguan hati. Selain suhu sterilisasi yang terlalu tinggi, lama
penyimpanan juga berbanding lurus dengan peningkatan kadar 5-HMF ini.
b. Non-overkill :
Sesuai dengan perkembangan kedokteran yang membutuhkan jenis cairan yang lebih
beragam contohnya cairan infus yang mengandung nutrisi seperti karbohidrat dan asam amino
serta obat-obatan yang berasal dari bioteknologi, maka berkembang juga teknologi sterilisasi
yang lebih mutakhir yaitu metoda Non-Overkill atau disebut juga Bioburden, dimana pemanasan
akhir yang digunakan tidak lagi harus mencapai 121 derajat, sehingga produk-produk yang
dihasilkan dengan metoda ini selain dijamin steril, bebas pirogen, bebas partikel namun
kandungannya tetap stabil serta tidak terurai yang diakibatkan pemanasan yang terlampau tinggi.
Dengan demikian infus tetap bermanfaat dan aman untuk diberikan.