PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENGOMPOSAN

14
PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENGOMPOSAN (Studi Perencanaan Pada Pasar Pulo Gadung Jakarta Timur) YUNINGSIH 5415991206 Skripsi ini Ditulis untuk memenuhi Sebagian persyaratan dalam Mendapatkan Gelar Sarjana TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2003

description

Teknik sipil, Teknik lingkungan

Transcript of PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENGOMPOSAN

Page 1: PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENGOMPOSAN

PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DENGAN MENGGUNAKAN

SISTEM PENGOMPOSAN

(Studi Perencanaan Pada Pasar Pulo Gadung Jakarta

Timur)

YUNINGSIH

5415991206

Skripsi ini Ditulis untuk memenuhi Sebagian persyaratan

dalam Mendapatkan Gelar Sarjana

TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2003

Page 2: PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENGOMPOSAN

ABSTRAK

Yuningsih, Pengolahan Sampah Pasar dengan Menggunakan

Sistem Pengomposan : Studi Perencanaan Pada Pasar Pulo

Gadung, Jakarta Timur. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta, 2003.

Perencanaan ini bertujuan untuk mendapatkan

sistem pengolahan sampah alternatif terutama sampah

pasar dengan menggunakan sistem pengomposan pada Pasar

Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Metode perencanaan adalah studi lapangan dan

studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data adalah

wawancara dan dokumentasi. Data-data yang diperoleh,

dianalisa kemudian direncanakan dengan mengikuti

Petunjuk Teknis Bidang Konstruksi dan Bangunan Pt- T-

13-2002-C, yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan

Umum, Direktorat Jendral Cipta Karya.

Hasil perencanaan adalah pengolahan sampah pasar

sistem pengomposan dengan menggunakan aktifator cacing

tanah selain mempercepat waktu pengomposan dan

mereduksi sampah sampai ± 40%. Juga dihasilkan cacing

tanah dan belatung sebagai tambahan pakan untuk

perikanan. Serta menghasilkan kompos yang sesuai

dengan spesifikasi kualitas kompos yang dikeluarkan

oleh Departemen Pekerjaan Umum.

Kesimpulan adalah pengolahan sampah pasar sistem

pengomposan dengan menggunakan aktifator cacing tanah

dapat dijadikan sebagai alternatif solusi bagi pihak

PD. Pasar Jaya dalam mengelola sampah pasar.

Page 3: PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENGOMPOSAN

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak …………………………………………….……….………………………………………………… ii

Lembar Persetujuan Skripsi ………………………………………………………… iii

Kata Pengantar ………………………………….…………………………………………………… iv

Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………… vi

Daftar Tabel ……………………………………………………………………………………………… viii

Daftar Gambar …………………………………………………………………………………………… ix

Daftar Lampiran ……………………………………………………………………………………… x

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1

B. Identifikasi Masalah …………………………………………… 5

C. Pembatasan Masalah ………………………………………………… 6

D. Perumusan Masalah …………………………………………………… 6

E. Kegunaan Penelitian ……………………………………………… 6

BAB II. PENYUSUNAN KERANGKA TEORETIS DAN DASAR

PEMIKIRAN

A. Kerangka Teori …………………………………………………………… 8

B. Dasar Pemikiran ………………………………………………………… 34

Page 4: PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENGOMPOSAN

BAB III. METODOLOGI PERENCANAAN

A. Tujuan Perencanaan …………………………………………… 38

B. Tempat dan Waktu Perencanaan ………………… 38

C. Metode Perencanaan …………………………………………… 38

D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………… 39

E. Prosedur Perencanaan ……………………………………… 39

BAB IV. HASIL PERENCANAAN

A. Deskripsi Data ……………………………………………………… 42

B. Perencanaan Sampah Pasar …………………………… 43

C. Hasil Perencanaan ……………………………………………… 51

D. Keterbatasan Perencanaan …………………………… 53

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ………………………………………………………………… 54

B. Implikasi …………………………………………………………………… 55

C. Saran-saran ……………………………………………………………… 56

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………… 57

Lampiran …………………………………………………………………………………………………………… 59

Page 5: PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENGOMPOSAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jakarta sebagai Ibukota negara Republik Indonesia

telah berkembang pesat di segala bidang. Selain

sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat

perekonomi-an, pusat pariwisata, Jakarta juga sebagai

pusat bisnis yang cukup maju di kawasan Asia Tenggara.

Dengan kemajuan yang pesat, Jakarta dihadapkan pada

berbagai persoalan yang cukup kompleks misalnya masalah

banjir, transportasi, urbanisasi, munculnya pemukiman-

pemukiman kumuh dan munculnya pemukiman-pemukiman baru

yang tidak dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang

cukup memadai.

Limbah padat atau yang sering disebut juga dengan

sampah merupakan salah satu masalah yang dihadapi

pemerintah DKI Jakarta saat ini dan di masa yang akan

datang sebagai akibat aktivitas manusia atas sesuatu

yang tidak diinginkan lagi. Saat ini Penduduk DKI

Jakarta berjumlah ± 9,6 juta jiwa, sedangkan timbulan

sampah di Jakarta telah mencapai 25.176 m3/hari atau

Page 6: PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENGOMPOSAN

6.000 ton/hari.1 Jumlah ini akan terus meningkat

seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk sehingga

sampah memerlukan penanganan yang sangat serius, akan

tetapi di sisi lain pemerintah DKI Jakarta memiliki

keterbatasan-keterbatasan dalam penyediaan sarana dan

prasarana pengolahan sampah yang mengakibatkan semakin

membengkaknya dana yang harus dianggarkan oleh

pemerintah untuk penanganan sampah.

Timbulan sampah di Jakarta berasal dari aktivitas

kegiatan rumah tinggal, industri, pasar jaya, pasar

kaki lima, hotel, pertokoan, perkantoran, super market,

pusat perbelanjaan dan fasilitas umum lainnya.2 Sampah

yang merupakan sisa dari kegiatan manusia tersebut

sekitar 70% mengandung bahan organik. Limbah yang

banyak mengandung bahan organik banyak ditemukan di

pasar.

Pasar adalah tempat bertemunya antara penjual

(produsen) dengan pembeli (konsumen). Limbah yang

banyak dihasilkan di pasar pada umumnya berupa sisa

buah-buahan, sisa-sisa sayuran dan sisa-sisa bahan

makanan yang sangat kaya akan bahan organik. Limbah

1 Dinas Kebersihan, Permasalahan Sampah di DKI Jakarta dan Upaya

Penanganannya (Jakarta : Dinas Kebersihan, 2003), hh. 1 – 2.

2 Ibid., h. 1.

Page 7: PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENGOMPOSAN

pasar memiliki kadar air yang cukup tinggi yaitu

sekitar 60%, oleh karena itu apabila lebih dari tiga

hari terlambat mengangkut maka akan cepat membusuk dan

menimbulkan bau yang dapat mengganggu kesehatan

lingkungan.3

Pada bulan Desember 2001, Jakarta dinyatakan

sebagai darurat sampah oleh Bapak Sutiyoso selaku

Gubernur DKI Jakarta sebagai dampak pemutusan MOU (nota

kesepakatan kerjasama) secara sepihak oleh Pemerintah

Daerah Bekasi terhadap Pemerintah Daerah DKI Jakarta.

Akibatnya selama ± 2 minggu, sampah-sampah di Jakarta

tidak diangkut ke TPA Bantar Gebang sehingga

menimbulkan bau busuk yang mengganggu kesehatan

lingkungan. Pasar Pulo Gadung yang terletak di wilayah

Jakarta Timur juga ikut merasakan dampak dari pemutusan

MOU tersebut.

Pasar Pulo Gadung yang menghasilkan sampah dengan

volume ± 13 m3 atau 3 ton per hari dengan komposisi 70%

sampah organik dan 30% sampah anorganik, selama ini

menerapkan sistem pengolahan dengan cara mengumpulkan

sampah dalam satu tempat pengumpulan atau pewadahan

3 Dinas Kebersihan, Op. Cit., h. 2.

Page 8: PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENGOMPOSAN

yang sering disebut sebagai kontainer.4 Kontainer ini

mempunyai volume 12 m3 dengan panjang 4,85 meter, lebar

2,27 meter dan tinggi 1,05 meter. Setelah terkumpul,

sampah diangkut lalu dibuang ke TPA Bantar Gebang oleh

Unit Jasa dan Sarana PD. Pasar Jaya.

Dengan berubahnya paradigma lama tentang sampah

menjadi paradigma baru yaitu Cost Center menjadi Profit

Center artinya sampah yang dulu dianggap sebagai barang

yang tidak berguna akan tetapi sekarang sampah sudah

dianggap sebagai suatu komoditi yang dapat diolah

menjadi sesuatu yang bermanfaat dan mempunyai nilai

ekonomis.5 Maka pengolahan limbah pasar Pulo Gadung

yang didominasi oleh limbah yang mengandung bahan

organik dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi

yang ramah lingkungan seperti pendirian usaha

pengomposan.

Pada dasarnya usaha-usaha pengolahan sampah harus

sekaligus disertai dengan pemanfaatannya. Jadi,

pengolahan limbah pasar Pulo Gadung dengan menggunakan

sistem pengomposan merupakan metode yang terbaik karena

selain dapat mereduksi sampah, mengurangi dampak

4 Departemen Pekerjaan Umum, Standar Tata Cara Pengelolaan Sampah

di Pemukiman SNI 19-3242-1994 (Jakarta : Badan Penerbit PU), h. 9.

5 Dinas Kebersihan, Op. Cit., h. 10.

Page 9: PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENGOMPOSAN

negatif terhadap lingkungan sekitar pasar juga dapat

menghemat biaya operasional serta dapat menghasilkan

produk ber-manfaat yang bernilai ekonomis tinggi.

Pengomposan secara manual merupakan metode yang

paling mungkin diterapkan di Indonesia namun proses

pengomposan yang memerlukan waktu yang cukup lama

menjadi salah satu kendala untuk metode komposting ini.

Untuk mengatasi kendala tersebut maka penanganan

permasalahan sampah dengan metode pengomposan harus

diberi aktifator seperti senyawa nitrogen, kotoran

ternak atau cacing tanah sehingga dapat mempercepat

kecepatan penguraian sampah organik tersebut. Dari

ketiga aktifator di atas, penanganan permasalahan

sampah dengan metode pengomposan diharapkan menggunakan

aktifator cacing tanah karena selain dapat mempercepat

penguraian sampah organik, memperpendek waktu

pengomposan, berfungsi sebagai tambahan pakan untuk

perikanan, menjaga kesuburan dan perbaikan tanah

sehingga mampu mereduksi pemakaian pupuk kimia buatan.6

6 Maskana, Tanya jawab tentang cacing dan budidayanya (Jakarta :

Yayasan Kirai Indonesia, 1996) h. 2.

Page 10: PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENGOMPOSAN

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di-

uraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa

permasalahan sebagai berikut :

Bagaimanakah penanggulangan masalah limbah pasar yang

efektif, efisien, berwawasan lingkungan dan bernilai

ekonomis tinggi ? Bagaimanakah perencanaan pengolahan

limbah pasar ? Bagaimanakah perencanaan pengolahan

limbah pasar dengan menggunakan sistem pengomposan ?

C. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang dan identifikasi masalah di

atas, maka ruang lingkup permasalahan dibatasi pada :

Bagaimanakah perencanaan pengolahan limbah pasar dengan

menggunakan sistem pengomposan ?.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka

masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :

Bagaimanakah perencanaan pengolahan limbah pasar dengan

sistem pengomposan yang menggunakan cacing tanah

sebagai aktifator ?.

Page 11: PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENGOMPOSAN

E. Kegunaan Penelitian

Hasil dari perencanaan ini diharapkan dapat

bermanfaat sebagai alternatif solusi bagi pihak-pihak

yang terkait untuk dapat mengolah sampah yang lebih

efektif, efisien, berwawasan lingkungan dan bernilai

ekonomis tinggi. Terutama bagi kelompok masyarakat

yang menggunakan fasilitas pasar agar dapat merasakan

keamanan dan kenyamanan, terhindar dari masalah sampah

serta dapat menghasilkan produk bermanfaat yang

bernilai ekonomis tinggi. Hasil perencanaan ini juga

berguna sebagai tambahan informasi bagi mahasiswa yang

mempelajari mata kuliah AMDAL, Teknik Penyehatan dan

masalah-masalah lain yang berhubungan.

Page 12: PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENGOMPOSAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perencanaan maka dapat dibuat

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengolahan sampah pasar sistem pengomposan dengan

menggunakan aktifator cacing tanah selain dapat

mereduksi (mengurangi) sampah pasar sampai ± 40%

dalam waktu yang cukup singkat, juga dapat

menghasilkan cacing tanah dan ulat belatung sebagai

tambahan pakan untuk perikanan serta menghasilkan

pupuk organik yang bermanfaat sehingga hasil

perencanaan ini dapat dijadikan sebagai sistem

pengolahan sampah pasar alternatif di Pasar Pulo

Gadung.

2. Pemberian perlakuan pada proses pengomposan harus

diperhatikan secara rutin dan terus-menerus karena

hal tersebut dapat mempengaruhi kecepatan penguraian

sampah organik.

Page 13: PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENGOMPOSAN

B. IMPLIKASI

Berdasarkan kesimpulan perencanaan di atas maka

didapat implikasi sebagai berikut :

1. Pada perencanaan pengolahan sampah pasar sistem

pengomposan dengan menggunakan aktifator cacing

tanah, dimana selain mereduksi sampah, dimungkinkan

untuk mendapatkan produk yang bermanfaat dan dapat

dijual yaitu cacing tanah sebagai tambahan pakan

untuk ikan Lo Han dan ulat belatung sebagai bahan

makanan utama ikan lele serta pupuk organik yang

sangat dibutuhkan oleh petani khususnya petani

sayuran organik serta untuk keperluan agrobisnis

lainnya. Sehingga hendaknya dibuat satu bagian

pemasaran untuk memasarkan dan menjual produk-produk

tersebut sehingga dapat meningkatkan pendapatan.

2. Agar perencanaan pengolahan sampah pasar sistem

pengomposan dengan menggunakan aktifator cacing

tanah dapat berlangsung dalam waktu yang relatif

singkat, maka kecepatan penguraian sampah organik

harus diperhatikan. Hal ini dapat dilaksanakan

dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada pekerja

di dalam memberikan perlakuan pada sampah organik.

Page 14: PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENGOMPOSAN

C. SARAN-SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari

perencanaan ini maka dapat diajukan saran, sebagai

berikut :

1. Diharapkan diadakan pengembangan program penyuluhan

kepada masyarakat dalam upaya mempromosikan sistem

pengomposan oleh instansi-instansi yang terkait.

2. Hendaknya direncanakan pelatihan serta uji coba

pengelolaan sampah secara terpadu yang meliputi

pengumpulan dan pemilahan sampah, pengomposan dan

vermifikasi sampah organik.

3. Diharapkan hasil perencanaan ini dapat dijadikan

bahan pertimbangan oleh PD. Pasar Jaya dalam

pengelolaan sampah pasar.