Pengolahan Limbah Padat1

8
Pengolahan Limbah Padat Pada dasarnya usaha-usaha pengolahan limbah guna mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sebagian besar bersifat transformasi materi yang dianggap berbahaya sehingga dihasilkan materi lain yang lebih tidak mengganggu. Di bawah ini akan dibahas secara umum pengolahan yang biasa diterapkan pada sampah, yaitu pengomposan dan insinerasi. Beberapa teknologi secara termal dapat digunakan untuk mengolah limbah, namun yang biasa digunakan adalah insinerasi, yaitu menggunakan oksidasi termal untuk mengkonversi limbah organik menjadi limbah anorganik dengan pengurangan massa, bakteri, virus serta materi toksik yang terkandung sebelumnya. Teknologi ini biasa digunakan untuk menangani sampah kota maupun limbah B3 (padat atau cair). Pemusnahan/pengolahan limbah padat dapat dikelompokkan dalam tiga metode utama, yaitu: Pengolahan limbah agar lebih memudahkan dalam pengelolaannya, atau agar mengurangi dampak negatif bila diolah lebih lanjut, seperti: o penghalusan (shredding) bertujuan untuk mengecilkan ukuran sampah dan menyeragamkan ukuran sampah dan melibatkan proses pencampuran sampah. o pemadatan timbunan

description

Limbah Padat

Transcript of Pengolahan Limbah Padat1

Page 1: Pengolahan Limbah Padat1

Pengolahan Limbah Padat

Pada dasarnya usaha-usaha pengolahan limbah guna mengurangi dampak negatif terhadap

lingkungan sebagian besar bersifat transformasi materi yang dianggap berbahaya sehingga

dihasilkan materi lain yang lebih tidak mengganggu. Di bawah ini akan dibahas secara umum

pengolahan yang biasa diterapkan pada sampah, yaitu pengomposan dan insinerasi.

Beberapa teknologi secara termal dapat digunakan untuk mengolah limbah, namun yang

biasa digunakan adalah insinerasi, yaitu menggunakan oksidasi termal untuk mengkonversi

limbah organik menjadi limbah anorganik dengan pengurangan massa, bakteri, virus serta

materi toksik yang terkandung sebelumnya. Teknologi ini biasa digunakan untuk menangani

sampah kota maupun limbah B3 (padat atau cair).

Pemusnahan/pengolahan limbah padat dapat dikelompokkan dalam tiga metode utama, yaitu:

Pengolahan limbah agar lebih memudahkan dalam pengelolaannya, atau agar

mengurangi dampak negatif bila diolah lebih lanjut, seperti:

o penghalusan (shredding)

bertujuan untuk mengecilkan ukuran sampah dan menyeragamkan ukuran

sampah dan melibatkan proses pencampuran sampah.

o pemadatan timbunan

pemanfaatan limbah selulosik halus yang melibatkan kegiatan pemanasan dan halus yang

melibatkan kegiatan pemanasan danpemadatan dengan tujuan untuk meningkatkan

pemadatan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai kalor per satuan volum.nilai kalor per

satuan volum.

o solidifikasi/pengkapsulan

teknik yang secara luas diterapkan untu remediasi limbah yang mengandung

konstituen berbahaya

digunakan untuk mengubah limbah menjadi bentuk fisik yang sesuai dan tahan

yang lebih kompatibel untuk penyimpanan, landfill, atau reuse yaitu bentuk

padat yang memiliki interitas tinggi

Page 2: Pengolahan Limbah Padat1

Pengolahan limbah agar dihasilkan sebuah produk yang bermanfaat, seperti:

o pengomposan (dihasilkan humus)

Pengomposan:

Pengomposan merupakan salah satu teknik pengolahan limbah yang biodegradabel (dapat

diuraikan oleh mikroorganisme). Fungsi kompos adalah selain sebagai pupuk organik, akan

berfungsi pula untuk memperbaiki struktur tanah, memperbesar kemampuan tanah untuk

menyerap dan menahan air serta zat hara yang lain.

Menurut prosesnya, pengomposan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pengomposan secara

aerobik dan secara anaerobik. Pengomposan yang sering dilakukan adalah secara aerobik

(tersedia oksigen dalam prosesnya), karena berbagai kelebihan, seperti:

tidak menimbulkan bau,

waktu lebih cepat,

temperatur tinggi, sehingga dapat membunuh bakteri patogen an telur cacing

Kompos yang dihasilkan disebut kompos higienis

Proses pengomposan (composting) adalah dekomposisi materi organik limbah secara biologis

dibawah kontrol kondisi proses yang berlangsung. Dalam produk akhir, materi organik

belumlah dapat dikatakan stabil, namun dapat disebut stabil sementara secara biologis, karena

disini dibedakan dengan cara kimia-fisik seperti insinerasi dan pirolisis. Penggunaan kata

‘kontrol’ disini untuk membedakan dengan dekomposisi yang terjadi secara alamiah, seperti

dalam sebuah landfill.

Kompos dapat disebut berkualitas baik bila mempunyai karakteristik sebagai humus dan

bebas dari bakteri patogen serta tidak berbau yang tidak enak. Pengomposan sampah kota

dalam hal ini bersasaran ganda, yaitu menangani sampah kota dan sekaligus memperoleh

bahan untuk menunjang pertanian.

Klasifikasi pengomposan:

didasarkan atas prinsip penggunaan

oksigen : aerob dan anaerob

Page 3: Pengolahan Limbah Padat1

didasarkan atas temperatur yang terjadi : mesofilik dan thermofilik

didasarkan atas teknologinya : lambat (open/windrow) dan cepat (accelerated

composting).

Pengomposan secara aerob mengikut sertakan aktivitas mikroba aerobik, dengan demikian

membutuhkan kehadiran oksigen selama proses berlangsung. Sedang pengomposan secara

anaerob tidak membutuhkan kehadiran mikroba aerob selama prosesnya. Pengomposan aerob

ditandai dengan temperatur tinggi, tidak menimbulkan bau dan lebih cepat dibanding

anaerob. Keuntungan dari proses anaerob adalah tidak dibutuhkan perhatian yang terlalu

banyak selama proses berlangsung. Pengomposan cepat adalah dengan cara mempercepat

pembuatan kompos setengah matang, misalnya dengan suplai udara atau kelembaban.

Sedangkan pematangan komposnya dilakukan secara diangin-angin.

Guna berlangsungnya kondisi yang baik bagi degradasi biokomiawi dari materi organik

diperlukan :

ketersediaan udara, yaitu dengan menjamin sirkulasi udara segar (kaya akan oksigen)

untuk menggantikan udara dalam media (kaya akan CO2)

kehomogenan sampah, misalnya dengan pengadukan, pemotongan sampah sebelum

dikomposkan dsb.

o insinerasi/pembakaran (dihasilkan enersi panas)

Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang

disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah

berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi

menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk

pemanas ruangan.

Insinerator:

Page 4: Pengolahan Limbah Padat1

Sasaran dari sebuah insinerator adalah bagaimana mengurangi volume limbah dengan gas

yang terbuang dan residu yang tak berbahaya. Suatu insinerator yang baik akan dapat

mengurangi volume limbah sampai 80-95 %, sedang pengurangan berat dapat mencapai 70-

80 %, yang semuanya tergantung pada kualitas dan tipe tungku yang digunakan. Untuk itu

dibutuhkan suatu pembakaran yang sempurna.

Guna menjamin pembakaran sempurna perlu diperhatikan tiga hal yaitu waktu kontak,

kehomogenan dan temperatur. Komponen-komponen ini saling bergantung, tetapi masing- m

asing dapat dipertimbangkan secara

individual guna mengevaluasi

pengaruhnya terhadap pembakaran.

Sebuah insinerator biasanya terdiri dari

elemen-elemen dasar, seperti:

ruang pembakaran (tungku) dan

suplai udara

sistem cerobong gas

sistem pembuangan abu

pengontrol pencemaran udara

sistem penangkap panas yang dihasilkan (recovery)

o metanisasi (dihasilkan gasbio)

Pembuangan limbah ke suatu tempat guna menghindari kontak dengan manusia, dapat

juga dilakukan dengan dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu

metode penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill.

Page 5: Pengolahan Limbah Padat1

1.     Penimbunan Terbuka

Pada metode penimbunan terbuka, .  Di

lahan penimbunan terbuka, berbagai

hama dan kuman penyebab penyakit

dapat berkembang biak. Gas metan

yang dihasilkan oleh pembusukan

sampah organik dapat menyebar ke

udara sekitar dan menimbulkan bau

busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengansampah dapat merembes

ke tanah dan mencemari tanah serta air.

2.       Sanitary Landfill

Pada metode sanitary

landfill, sampah

ditimbun dalam

lubang yang dialasi

iapisanlempung dan

lembaran plastik

untuk mencegah

perembesan limbah

ke tanah. Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda

(plastik – lempung – plastik – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan

cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut

kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.

Pemilihan lokasi lahan urug :

lahan bukan merupakan daerah bajir lahan bukan merupakan daerah bajir 

permeabilitas tanah maksimum 10permeabilitas tanah maksimum

10--77cm/detikcm/detik

sesuai dengan rencana tata ruangsesuai dengan rencana tata ruang

Page 6: Pengolahan Limbah Padat1

merupakan daerah yang stabil secara geologimerupakan daerah yang stabil secara

geologi

bukan merupakan daerah resapan air tanahbukan merupakan daerah resapan air tanah

ketebalan lapisan tanah liat minimum 1 meter ketebalan lapisan tanah liat minimum 1 me