Pengolahan Limbah Cair Secara Umum Melalui Tahapan Proses Sebagai Berikut

download Pengolahan Limbah Cair Secara Umum Melalui Tahapan Proses Sebagai Berikut

of 30

description

try

Transcript of Pengolahan Limbah Cair Secara Umum Melalui Tahapan Proses Sebagai Berikut

Pengolahan limbah cair secara umum melalui tahapan proses sebagai berikut :a.Bak Penampungan Awal Semua limbah cair dari PT. CIA ditampung di bak ini untuk kemudian dipompa ke bak penampungan I. b. Bak Penampungan I Bak ini berisi ijuk (menyaring sehingga dapat memisahkan cairan dan padatannya. Pemisahan ini dilakukan untuk mempercepat proses pengolahan air limbah. c. Bak Netralisasi Di dalam bak ini dilakukan proses netralisasi menggunakan kapur sampai didapatkan pH netral. Dalam pelaksanaan proses netralisasi, semua saluran baik yang masuk maupun yang keluar ditutup. d. Bak Koagulasi I Di dalam bak ini dilakukan proses koagulasi menggunakan polimer, sehingga terjadi flokulasi antara limbah dengan polimer. Senyawa yang terapung selanjutnya dipisahkan secara mekanis. Limbah cair dari bak koagulasi I selanjutnya dialirkan lagi ke bak filtrasi. e. Bak Filtrasi Bak ini berisi ijuk, kerikil, dan pasir yang berfungsi sebagai penyaring f. Bak Aerasi Di dalam bak ini dilakukan proses aerasi dengan menggunakan aerator (pemberian oksigen) untuk menurunkan kadar COD dan BOD. Dari bak ini kemudian dialirkan ke bak koagulasi II. g. Bak Koagulasi II Dalam bak ini dilakukan proses koagulasi dengan menggunakan tawas dan kaporit. h. Bak Sedimentasi Di dalam bak ini dilakukan proses pengendapan secara gravitasi terhadap proses sebelumnya. i. Bak Penampungan Akhir Air limbah yang telah melewati proses pengolahan limbah cair selanjutnya ditampung di bak ini. Di dalam bak ini juga dilakukan proses pengenceran dengan air yang berasal dari air bak pengenceran. Di dalam bak ini terdapat indikator ikan berupa ikan nila yang masih kecil-kecil. j. Bak Pengenceran Bak ini hanya berfungsi untuk menampung air bersih yang akan digunakan untuk proses pengenceran pada bak penampungan akhir.

Penanganan Limbah Cair.

Air limbah yang belum mengalami pengolahan dapat dipastikan mengandung banyak komponen komponen yang tidak diinginkan, Bila dibuang ke lingkungan perairan. Beberapa diantaranya akan memunculkan masalah kekurangan oksigen. Sementara yang lainnya mungkin merangsang pertumbuhan mikrorganisme tertentu seperti alga.Komponen komponen tersebut terdiri atas bahan organik maupun anorganik baik bahan terlarut maupun tidak terlarut. Dengan demikian karakteristik air limbah merupakan hal penting sebelum memulai proses seleksi dan perancangan. Air limbah diklasifikasikan menjadi dua, yaitu limbah industri dan air limbah perkotaan. Kedua jenis air limbah ini secara bersama sama sering di buang di saluran saluran yang sama maupun ke badan badan air seperti sungai sungai.Kurangnya kesadaran masih umum dijumpai terutama yang terkait dengan pemahaman bahwa limbah dan air buangan lainnya sebenarnya tidak perlu diolah mencapai tingkat pembersihan yang sama pada semua kondisi.Sesungguhnya pembersihan limbah hanya memerlukan pengolahan yang dibutuhkan untuk membuang isi limbah yang berbahaya. Pembuangan yang sempurna berarti membersihkan limbah tersebut supaya tidak membahayakan kesehatan atau tidak menimbulkan kondisi yang tidak sehat. Suatu limbah dimungkinkan untuk dibersihkan hingga tingkat yang diinginkan. Benda benda padat yang mengapung misalnya, dapat dibagi seluruhnya, senyawa senyawa organik dapat dihilangkan sepenuhnya sehingga dihasilkan aliran air yang jernih dan berkilau kilau yang secara visual dapat menyebabkan kekeliruan karena dianggap sebagai air dari mata air alam.Pada awalnya tujuan pengolahan air imbah adalah untuk menghilangkan bahan tersuspensi dan terapung. Pengolahan bahan organik serta mengurangi mikroba pathogen. Namun sejalan dengan perkembangannya, tujuan pengolahan air limbah sekarang juga terkait aspek estetika dan lingkungan pengolahan air limbah bisa dilakukan secara alamiah, maupun dengan bantuan peralatan.Pengolahan air limbah secara alami yaitu menggunakan kolam stabilisasi yang terdiri dari kolam anaerob, kolam fakultatif dan kolam maturasi ( aerob ). Pengolahan air limbah dengan peralatan menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah ). Di dalam IPAL biasanya pengolahannya terdiri dari pengolahan promer, pengolahan sekunder, dan pengolahan lanjutan.Pengolahan primer terdiri atas : proses filtrasi ( penyaringan ) yaitu menggunakan media pasir. Saringan multi media, percoal filter, dan vakum vilter, serta proses sedimentasi ( pengendapan ) yang dibantu dengan koagulan ( tawas ). Pengolahan sekunder bertujuan untuk mengkoagulasikan dan menghilangkan koloid serta menstabilkan zat organik dalam air limbah. Proses kedua dapat dilakukan secara aerobic maupun anaerobic ( yang menghasilkan biogas ) pengolahan ketiga sebagai tahap penghilang mikrobia, misalnya dengan klorinasi.

Penanganan limbah gas

Limbah gas yang berupa uap air atau gas karbondioksida dapat dibuang ke udara langsung melalui asap yang tinggi. Limbah gas yang membahayakan seperti SO ( Belerang Dioksida ) dapat ditangani dengan cara tertentu. Sejumlah proses dilakukan dengan pemisahan partikelpyriteyang merupakan sumber belerang dioksida dan batu bara. Pembakaran batu bara dalam tempat yang dialasi butiran butiran halus dari batu kapur atau dolomite akan mampu menyerap gas belerang oksida. Gas polutan dipanaskan terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam tungku perapian, dimana batu kapur akan bereaksi dengan belerang dioksida (SO2) dan oksigen (O2)untuk menghasilkan kalsium sulfat (CaSO4 atau gips). Proses ini dapat memisahkan sekitar 20-30% sulfur oksida. Senyawa sulfat, abu terbang, dan kapur yang tidak bereaksi mengalir melalui pre-heater sebelum memasuki wet scrubber, agar senyawa tersebut dapat mengalami kontak dengan air . Efisiensi pemisahan yang dapat tercapai adalah sebesar 80% untuk SO2 dan 98% untuk zat partikulat.

Pengolahan limbah cair secara umum melalui tahapan proses sebagai berikut: [2,3,4]I.Bak Penampungan AwalSemua limbah cair dari ditampung di bak ini untuk kemudian dipompa ke bak penampungan I.Bak Penampungan IBak ini berisi ijuk yang berfungsi untuk menyaring sehingga dapatmemisahkan cairan dan padatannya. Pemisahan ini dilakukan untuk mempercepat proses pengolahan air limbah.II.Bak DekstruksiKhusus untuk limbah cair yang berasal dari golonganLaktam : sebelum dicampur dengan limbah nonLaktam, ditambahkanNaOH untuk untuk memecah cincinLaktamIII.Bak NetralisasiDi dalam bak ini dilakukan proses netralisasi menggunakan kapur sampai didapatkan pH netral. Dalam pelaksanaan proses netralisasi, semua saluran baik yang masuk maupun yang keluar ditutup.IV.Bak Koagulan dan FiltrasiDi dalam bak ini dilakukan proses koagulasi menggunakan polimer,sehingga terjadi flokulasi antara limbah dengan polimer. Senyawa yang terapung selanjutnya dipisahkan secara mekanis. Limbah cair dari bak koagulasi I selanjutnya dialirkan lagi ke bak filtrasi.V.Bak FiltrasiBak ini berisi ijuk, kerikil, dan pasir yang berfungsi sebagai penyaringVI.Bak AerasiDi dalam bak ini dilakukan proses aerasi dengan menggunakan aerator (pemberian oksigen) untuk menurunkan kadar COD dan BOD. Dari bak ini kemudian dialirkan ke bak koagulasi II.VII.Bak SedimentasiDalam bak ini dilakukan proses koagulasi dengan menggunakan tawas dan kaporit.Di dalam bak ini dilakukan proses pengendapan secara gravitasi terhadap proses sebelumnya.VIII.Bak Penampungan AkhirAir limbah yang telah melewati proses pengolahan limbah cair selanjutnya ditampung di bak ini. Di dalam bak ini juga dilakukan proses pengenceran dengan air yang berasal dari air bak pengenceran. Di dalam bak ini terdapat indikator ikan berupa ikan nila yang masih kecil-kecil.Gambar7 : skema pengolahan limbah

Pengelolaan Limbah IndustriPada era globalisasi saat ini, pengelolaan lingkungan telah menjadi topik yang menarik perhatian berbagai pihak karena berhubungan dengan produktivitas dan pembangunan berkelanjutan serta berdampak pada kelestarian alam kita, banyak cara yang telah dilakukan untuk mengembalikan kelestariaan alam kita, antara lain dengan menanam hutan kembali yang dapat membantu menjernihkan udara dan menstabilkan struktur tanah.

Semakin bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatanya, makajumlah air limbah juga mengalami peningkatan. Air limbah yang berasal dari kegiatan industri lebih besar jumlahnya dan juga lebih membahayakan dibandingkan dengan limbah domestik atau limbah rumah tangga. Limbah cair dari industri biasanya mengandung logam-logam yang berbahaya sehingga perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang. Limbah industri bersumber dari kegiatan industri baik karena proses secara langsung maupun proses secara tidak langsung. Limbah yang bersumber langsungdari kegiatan industri yaitu limbah sisa dari proses produksi . Sedangkan limbah tidaklangsung terproduksi sebelum dan sesudah proses produksi . Misalnya pencucian alat-alatproduksi atau oli bekas dari alat produksi tersebut. Seperti halnya industri lainnya, industri farmasi juga menghasilkan limbah cair yang berbahaya jika langsung dibuang ke lingkungan. Maka dilakukanpengolahan limbah cair tersebut dengan menggunakan suatu teknologi yang disebut dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).Di bawah ini adalah diagram tahapan proses pada IPAL industri farmasi :

Equalisasi ( Penyetaraan )Air limbah sebelumnya dilakukan penyaringan untuk menghilangkanbenda-benda kasar dan minyak, kemudian diendapkan sebentar agar partikel-partikel awal yang kasar tidak ikut pada proses selanjutnya tetapi untuk limbah yang berasal dariantibiotikdilakukan proses penghilangan racun (detoksikasi).Penyaringan ini juga berguna untuk menyaring kandungan lemak pada air limbah.Setelah itu barulah air limbah masuk pada tangki ekualisasi, pada proses ini dilakukan pengadukan agar air limbah yang berasal dari berbagai sumber tersebut menjadi sama (homogen).

Netralisasi ( Penetralan )Setelah air limbah sudah homogen karakteristiknya maka dilakukannetralisasi. Netralisasi bertujuan agar pH air limbah berada pada kondisi netral sehingga mudah untuk diolah. pH yang diinginkan sekitar 6,5-8,5 agar pada saatprosesaerobikpH tersebut optimal bagi mikroorganisme. Netralisasi diberikan 10larutan kimia tergantung pH awal limbah, jika asam maka ditambahkan NaOH dan jika basa ditambah H2SO4. Pada proses ini akan terbentuk endapan yang kemudian langsung dialirkan pada baksludge (endapan hasil pengolahan limbah)untukkemudian dikelola lebih lanjut.

PresipitasiAir limbah kemudian masuk kedalam bak presipitasi. Pada bak ini airlimbah diberikan penambahan bahan kimia lime ( kombinasi dari kalsium klorida, magnesium klorida, alumunium klorida, dan garam-garam besi ). Hal ini bertujuan untuk mengurangi bahan-bahan terlarut organik dan kandungan logam berat seperti sulfat, flourida dan fosfat dengan cara diendapkan. Kemudian proses selanjutnya dilanjutkan pada bak sedimentasi.

Sedimentasi ( Pengendapan )Proses pengendapan limbah setelah melalui proses presipitasi. Airlimbah didiamkanminimal delapan jam agar limbah benar-benar terpisah dari lumpurnya. Pengendapan limbah dengan penambahan koagulan dan flokulan.Kemudian lumpur tersebut dialirkan ke bak sludge dan air limbah dialirkan lagi untuk proses selanjutnya, yaitu aerob-fakultatif.

Aerob - FakultatifPada kolam ini dibuat dengan kedalaman dengan massa penahanan 20hari ataulebih.Kolam inidiberikan mikroorganisme untuk merombak limbah tersebut. Sumber oksigen berasal dari ganggang yang berada di atasperairan.Proses ini digunakan juga sebagai stabilisasi.

Bak KontrolPada bak kontrol ini berfungsi sebagai pengecekan kualitas limbah sebelum dibuang ke sungai. Pengecekan limbah dimaksudkan agar limbah cairtersebut memenuhi baku mutu limbah cair kegiatan industri farmasi tiap daerah. Jika belum memenuhi maka limbah dikembalikan kepada proses IPAL.

Demikian yang dapat penulis limpahkan dalam blog ini, semoga sedikit dari materi ini dapat membuat kita sadar bahwa pentingnya kita untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dari segala bentuk pencemaran terutama tentang pengolahan air limbah.

Dalam penulisan ini penulis sadar masih banyak kekurangan dalam penyampaian materi , maka dari itu penulis menerima saran dan kritik untuk memperbaiki tulisan ini dan supaya materi ini dapat berguna bagi kita semua.

LIMBAH CAIR

A.PENDAHULUAN

Berbicara soal lingkungan tentunya merupakan hal yang sangat penting, karena ia nya menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam kehidupannya manusia dan makhluk lainnya bergantung pada lingkungan disekitar mereka. Apalagi di zaman purba dulu, sumber makanan yang di konsumsi sepenuhnya berasal dari lingkungan alami dimana mereka bernaung. Hingga saat ini alam masih menyediakan begitu banyak kebutuhan bagi kita mulai dari sandang, pangan dan papan..semuanya berasal dari kebaikan dan kekayaan lingkungan yang ada di alam. Ekosistem dimana manusia dan sumber daya alam berada didalamnya harus dijaga kelestariannya agar sumber daya yang dimanfaatkan tidak rusak dan kemampuannya tetap berkesinambungan. Dengan menciptakan hubungan yang serasi antar lingkungan dan kegiatan manusia dalam pembangunan maka pembangunan akan terus berlanjut (sustainable development).

Permasalahan lingkungan hidup akan terus muncul secara serius diberbagai pelosok bumi sepanjang penduduk bumi tidak segera memikirkan dan mengusahakan keselamatan dan keseimbangan lingkungan. Demikian juga di Indonesia, permasalahan lingkungan hidup seolah-olah seperti dibiarkan menggelembung sejalan dengan intensitas pertumbuhan industri, walaupun industrialisasi itu sendiri sedang menjadi prioritas dalam pembangunan. Tidak kecil jumlah korban ataupun kerugian yang justru terpaksa ditanggung oleh masyarakat luas tanpa ada konpensasi yang sebanding dari pihak industri.

Walaupun proses perusakan lingkungan tetap terus berjalan dan kerugian yang ditimbulkan harus ditanggung oleh banyak pihak, tetapi solusinya yang tepat tetap saja belum bisa ditemukan. Bahkan di sisi lain sebenarnya sudah ada perangkat hokum yaitu Undang-Undang Lingkungan Hidup, tetapi tetap saja pemecahan masalah lingkungan hidup menemui jalan buntu. Hal demikian pada dasarnya disebabkan oleh adanya kesenjangan yang tetap terpelihara menganga antara masyarakat, industri dan pemerintah termasuk aparat penegak hukum.

Kesan pelik semakin jelas bisa dilihat apabila kita mencoba memperhatikan respon maupun persepsi para pihakn yang berwenang mengenai permasalahan lingkungn hidup, baik hakim, jaksa, kepolisian, pengacara, pengusaha maupun masyarakat umum. Respon dan persepsi mereka mengenai konsep, konteks, substansi dan pensangannan terhadap lingkungan hidup sangant berbeda dan beragam. Padahal untuk menangani suatu kasus lingkungn hidup, misalnya pencemaran suatu sungai, segnap pihak yang berwenang menanganinya harus mempunyai visi dan persepsi yang sama mengenai lingkungan hidup, sehingga bisa diperoleh solusi yang optimal dan dirasakan adil bagi berbagai pihak.

Limbah yang terdapat dimana-mana tidak hanya berasal dari industry, tetapi juga berasal dari rumah tangga. Baik limbah industry maupun limbah rumah tangga, akan membawa dampak negative bagi ekosistem. Dampak negative ini biasanya disebabkan karena kandungan dari limbah itu sendiri.

Berikut ini akan dibahas mangenai pengertian limbah itu sendiri, jenis-jenis limbah terutama jenis limbah cair, efek-efek yang ditimbulkan, baik itu terhadap kesehatan, gangguan terhadap ekosistem lingkungan maupun gangguan keindahan yang ditimbulkan. Selain itu juga dibahas mengenai kandungan dari limbah serta cara penanganan limbah serta cara pengolahan agar dapat memberikan manfaat.

B.PENGERTIAN & JENIS-JENIS LIMBAH

Limbahadalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).

Salah satu sungai yang tercemari oleh limbah

Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

Jenis-jenis LimbahBerdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu :1.Limbah cairLimbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82 thn 2001). Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada :a.Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrikb.Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSAc.Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofenold.Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)e.Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPNf.Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrikg.Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA

2.Limbah padatLimbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll.

3.Limbah gas dan partikelPolusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah) yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah.Proses Pencemaran Udara Semua spesies kimia yang dimasukkan atau masuk ke atmosfer yang bersih disebut kontaminan. Kontaminan pada konsentrasi yang cukup tinggi dapat mengakibatkan efek negatif terhadap penerima (receptor), bila ini terjadi, kontaminan disebat cemaran (pollutant).Cemaran udara diklasifihasikan menjadi 2 kategori menurut cara cemaran masuk atau dimasukkan ke atmosfer yaitu: cemaran primer dan cemaran sekunder. Cemaran primer adalah cemaran yang diemisikan secara langsung dari sumber cemaran. Cemaran sekunder adalah cemaran yang terbentuk oleh proses kimia di atmosfer.Sumber cemaran dari aktivitas manusia (antropogenik) adalah setiap kendaraan bermotor, fasilitas, pabrik, instalasi atau aktivitas yang mengemisikan cemaran udara primer ke atmosfer. Ada 2 kategori sumber antropogenik yaitu: sumber tetap (stationery source) seperti: pembangkit energi listrik dengan bakar fosil, pabrik, rumah tangga,jasa, dan lain-lain dan sumber bergerak (mobile source) seperti: truk,bus, pesawat terbang, dan kereta api.Lima cemaran primer yang secara total memberikan sumbangan lebih dari 90% pencemaran udara global adalah: a. Karbon monoksida (CO), b. Nitrogen oksida (Nox), c. Hidrokarbon (HC), d. Sulfur oksida (SOx) e. Partikulat.Selain cemaran primer terdapat cemaran sekunder yaitu cemaran yang memberikan dampak sekunder terhadap komponen lingkungan ataupun cemaran yang dihasilkan akibat transformasi cemaran primer menjadi bentuk cemaran yang berbeda. Ada beberapa cemaran sekunder yang dapat mengakibatkan dampak penting baik lokal,regional maupun global yaitu: a. CO2 (karbon monoksida), b. Cemaran asbut (asap kabut) atau smog (smoke fog), c. Hujan asam d. CFC (Chloro-Fluoro-Carbon/Freon), e. CH4 (metana).4.Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).

Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.

Limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap.Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi.Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut.Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik.

Macam Limbah Beracun :Limbah mudah meledakadalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan.Limbah mudah terbakaradalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.Limbah reaktifadalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.Limbah beracunadalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.Limbah yang menyebabkan infeksiadalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.Limbah yang bersifat korosifadalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

Sesuai dengan kriteria yang tercantum dalam peraturan pemerintah No.18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah B3 terbagi atas dua macam yaitu yang spesifik dan yang tidak spesifik.

Perbedaan pokok antara limbah B3 spesifik dan tidak spesifik terletak pada cara penggolongannya. Pada limbah spesifik digolongkan kedalam jenis industri, sumber pencemaran, asal limbah, dan pencemaran utama sedangkan pada limbah tidak spesifik penggolongannya atas dasar kategori dan bahan pencemar.

C.EFEK YANG DITIMBULKAN

1.Gangguan Terhadap KesehatanAir limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air limbah. Air limbah ini ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa saja seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis, infektiosa, serta schitosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam air limbah itu sendiri banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit seperti:a.VirusMenyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti modus penularannya masih belum diketahui dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan (effluent) pengolahan air.b.Vibrio CholeraMenyebabkan penyakit kolera asiatika dengan penyebaran melalui air limbah yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung vibrio cholera.c.Salmonella Typhosa a dan Salmonella Typhosa bMerupakan penyebab typhus abdomonalis dan para typhus yang banyak terdapat di dalam air limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah melalui air dan makanan yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang banyak berpenyakit typhus.d.Salmonella SppDapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis bakteri banyak terdapat pada air hasil pengolahan.e.Shigella SppAdalah penyebab disentri bacsillair dan banyak terdapat pada air yang tercemar. Adapun cara penularannya adalah melalui kontak langsung dengan kotoran manusia maupun perantaraan makanan, lalat dan tanah.

f.Basillus AntraksisAdalah penyebab penyakit antrhak, terdapat pada air limbah dan sporanya tahan terhadap pengolahan.g.Brusella SppAdalah penyebab penyakit brusellosis, demam malta serta menyebabkan keguguran (aborsi) pada domba.h.Mycobacterium TuberculosaAdalah penyebab penyakit tuberculosis dan terutama terdapat pada air limbah yang berasal dari sanatorium.i.LeptospiraAdalah penyebab penyakit weii dengan penularan utama berasal dari tikus selokan.j.Entamuba HistolitikaDapat menyebabkan penyakit amuba disentri dengan penyebaran melalui Lumpur yang mengandung kista.k.Schistosoma SppPenyebab penyakit schistosomiasis, akan tetapi dapat dimatikan pada saat melewati pengolahan air limbah.l.Taenia SppAdalah penyebab penyakit cacing pita, dengan kondisi yang sangat tahan terhadap cuaca.m.Ascaris Spp. Enterobius SppMenyebabkan penyakit cacingan dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan dan Lumpur serta sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia.

Selain sebagai pembawa dan kandungan kuman penyakit maka air limbah juga dapat mengandung bahan-bahan beracun, penyebab iritasi, bau dan bahkan suhu yang tinggi serta bahan-bahan lainnya yang mudah terbakar. Keadaan demikian ini sangat dipengaruhi oleh sumber asal air limbah. Kasus yang terjadi di Teluk Minamata pada tahun 1953 adalah contoh yang nyata di mana para nelayan dan keluarganya mengalami gejala penyempitan ruang pandang, kelumpuhan, kulit terasa menebal dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Kejadian yang demikian adalah sebagai akibat termakannya ikan oleh nelayan, sedangkan ikan tersebut telah mengandung air raksa sebagai akibat termakannya kandungan air raksa yang ada di dalam teluk. Air raksa ini berasal dari air limbah yang tercemar oleh adanya pabrik yang menghasilkan air raksa pada buangan limbanya. Selain air raksa masih banyak lagi racun lainnya yang dapat membahayakan kesehatan manusia antara lain:a.Timah HitamApabila manusia terpapar oleh timah hitam, maka orang tersebut dapat terserang penyakit anemia, kerusakan fungsi otak, serta kerusakan pada ginjal.

b.KromKrom dengan senyawa bervalensi tujuh lebih berbayaha bila dibandingkan dengan krom yang bervalensi tiga. Apabila terpapar oleh krom ini dapat menyebabkan kanker pada kulit dan saluran pencernaan.

c.SianidaSenyawa ini sangat beracun terhadap manusia karena dalam jumlah yang sangat kecil sudah dapat menimbulkan keracunan dan merusak organ hati.

2.Gangguan terhadap Kehidupan BiotikDengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Selain kematian kehidupan di dalam air disebabkan karena kurangnya oksigen di dalam air dapat juga karena adanya zat beracun yang berada di dalam air limbah tersebut. Selain matinya ikan dan bakteri-bakteri di dalam air juga dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman atau tumbuhan air. Sebagai akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan sendiri yang seharusnya bisa terjadi pada air limbah menjadi terhambat. Sebagai akibat selanjutnya adalah air limbah akan sulit untuk diuraikan.

Selain bahan-bahan kimia yang dapat mengganggu kehidupan di dalam air, maka kehidupan di dalam air juga dapat terganggu dengan adanya pengaruh fisik seperti adanya tempertur tinggi yang dikeluarkan oleh industri yang memerlukan proses pendinginan. Panasnya air limbah dapat mematikan semua organisme apabila tidak dilakukan pendinginan terlebih dahulu sebelum dibuang ke dalam saluran air limbah.

3.Gangguan Terhadap KeindahanDengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang oleh perusahaan yang memproduksi bahan organic seperti tapioca, maka setiap hari akan dihasilkan air limbah yang berupa bahan-bahan organic dalam jumlah yang sangat besar. Ampas yang berasal dari pabrik ini perlu dilakukan pengendapan terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air limbah, akan tetapi memerlukan waktu yang sangat lama. Selama waktu tersebut maka air limbah mengalami proses pembusukan dari zat organic yang ada didalamnya. Sebagai akibat selanjutnya adalah timbulnya bau hasil pengurangan dari zat organic yang sangat menusuk hidung. Disamping bau yang ditimbulkan, maka dengan menumpuknya ampas akan memerlukan tempat yang banyak dan mengganggu keindahan tempat sekitarnya.

Pembuangan yang sama akan dihasilkan oleh perusahaan yang menghasilkan minyak dan lemak, selain menimbulkan bau juga menyebbkan tempat di sekitarnya menjadi licin. Selain bau dan tumpukan ampas yang menggangu, maka warna air limbah yang kotor akan menimbulkan gangguan pemandangan yang tidag kalah besarnya.Keadaan yang demikian akan lebih parah lagi, apabila pengotoran ini dapat mencapai daerah pantai dimana daerah tersebut merupkan derah tempat rekreasi bagi masyarakat sekitarnya.

Pada bangunan pengolah air limbah sumber utama dari bau berasal dari :a.Tangki pembusuk air limbah yang berisikan hydrogen sulfida air dan bau-bau lain yang melewati bangunan pengolahan.b.Tempat pengumpulan buangan limbah industri.c.Bangunan penangkap pasir yang tidak dibersihkan.d.Buih atau benda mengapung yang terdapat pada tangki pengendap pertama.e.Proses pengolahan bahan organic.f.Tangki pengentalan (thickener) untuk mengambil Lumpur.g.Pembakaran limbah gas yang menggunakan suhu kurang dari semestinya.h.Proses pencampuran bahan kimia.i.Pembakaran Lumpur.j.Penimbunan Lumpur dan pengolahan Lumpur melalui proses pengeringan.

Adapun cara untuk mengatasi bau dapat ditempuh dengan beberapa macam cara antara lain :a.Secara FisikDengan melakukan pembakaran, dimana gas dapar dikurangi melalui pembakaran pada suhu yang bervariasi antara 650-7500c. Untuk mengurangi kebutuhan suhu yangtinggi dapat dikurangi melalui katalisator. Penyerapan dan karbon aktif adalah juga bisa diterapkan dengan melewatkan udara ke dalam hamparan atau lapisan. Gas yang berkontak dengannya akan diserap sehingga bau akan dapat dikurangi, begitu juga halnya dengan penyerapan melalui pasir dan tanah. Pemasukan oksigen ke dalam limbah cair adalah salah satu cara yang bisa diterapkan untuk menjaga proses terjadinya pengolahan anaerob dapat dihindari sehingga gas yang ditimbulkan karena proses tersebut dapat dihindari.Penggunaan menara (tower) juga dapat dipergunakan untuk mengurangi pencemaran yang disebabkan oleh adanya bau melalui proses pengenceran di udara terbuka karena udara dari cerobong tidak mencapai langsung kedaerah pemukiman, dengan demikian bau yang ada dapat dicegah.

b.Secara KimiawiUntuk menghilangkan gas yang berbau dapat juga dilakukan dengan cara melewatkan gas pada cairan basa seperti kalsium dan sodium hidroksida untuk menghilangkan bau. Apabila kadar karbondioksidanya tinggi maka biaya pengolahannya juga menjadi sangat tinggi, sehingga biaya ini merupakan salah satu penghambat yang besar. Dengan melakukan oksidasi pada pengolahan air limbah merupakan cara yang baik agar bau klorin dan ozon dapat dihindari. Adapun bahan yang dipergunakan sebagai bahan oksidator adalah hydrogen peroksida. Pengendapan dengan bahan kimia membuat terjadinya endapan dari sulfida dengan gram metal khususnya besi.

c.Secara BiologisAir limbah dilewatkan melalui penyaringan yang menetes (trickling filter) atau dimasukkan ke dalam tangki Lumpur aktif untuk menghilangkan komponen yang berbau. Penggunaan menara khusus dapat dipergunakan untuk menangkap bau, adapun jenis menara itu diisi dengan media plastik yang bervariasi sebagai tempat tumbuhnya bakteri.

4.Gangguan terhadap Kerusakan BendaApabila air limbah mengandung gas karbondioksida yang agresif, maka mau tidak mau akan mempercepat proses terjadinya karat pada benda yang terbuat dari besi serta bangunan aiar yang kotor liannya. Dengan cepat rusaknya benda tersebut maka biaya pemeliharaannya akan semakin besar juga, yang berarti akan menimbulkan kerugian material. Selain karbon dioksida gresif, maka tidak kalah pentingnya apabila air limbah itu adalah air limbah yang berkadar pH rendah atau bersifat asam maupun pH tinggi yangbersifat basa. Melalui pH yang rendah maupun pH yang tinggi mengkibatkan timbulnya kerusakan pada benda-benda yang dilaluinya.

Lemak yang merupakan sebagian dari komponen air limbah mempunyai sifat yang menggumpal pada suhu udara normal, dan akan berubah menjadi cair apabila berada pada suhu yang lebih panas. Lemak yang merupakan benda cair pada saat dibuang ke saluran air limbah akan menumpuk secara kumulatif pada saluran air limbah karena mengalami pendinginan dan lemak ini akan menempel pada dinding saluran air limbah yang pada akhirnya akan dapat menyumbat aliran air limbah. Selain penyumbatan akan dapat juga terjadi kerusakan pada tempat dimana lemak tersebut menempel yang bisa berakibat timbulnya bocor.

D.PENGURANGAN LIMBAH CAIR PABRIK

Limbah cair pabrik penyamaan berasal dari larutan yang digunakan unit pemprosesan itu sendiri yaitu perendaman air, penghilangan bulu, pemberian bubur kapur, perendaman ammonia, pengasaman, penyamaan, pemucatan, pembarian warna coklat, dan pewarnaan dan dari bekas cuci , tetesan serta tumpahan.

Penghilangan bulu dengan kapur dan sulfida biasanya merupakan penyumbang utama beban pencemaran dalam pabrik penyamaan. Limbah dengan BOD dan PTT tinggi berasal dari cairan bekas perendaman, cairan kapur bekas dan cairan penyamaan nabati. Ciran samak krom mengandung krom-trivalen kadar tinggi. Perendaman ammonia meninggalkan banyak campuran nitrogen-amonia dan sedikit bahan organic.

Pengendalian di dalam Pabrik

Pengendalian limbah cair yang berasal dari pabrik dapat dikontrol dari pabrik itu sendiri. Limbah cair yang dikeluarkan oleh suatu Pabrik tertentu dapat diminimalisir salah satunya dengan menghemat penggunaan air, sehingga limbah cair yang dihasilkan pun akan berkurang secara otomatis.

Dalam operasi penyamakan, cara-cara berikut dapat menghemat penggunaan air :1.Penggunaan proses tong dengan aliran berlawanan2.Pengumpulan air cucian untuk digunakan kembali dalam penambahan cairan induk.3.Pemisahan air limbah dalam pabrik untuk daur ulang langsung dan daur ulang sesudah pengolahan tertentu.4.Sistem kendali penggunaan air, meteran atau alat pengukur waktu.5.Aturan rumah tangga yang baik.6.Penggunaan pencucian dengan aliran berlawanan daripada dengan proses pembilasan kontiniu.Penggunaan mesin pengolah kulit untuk menggantikan tong atau drum untuk satuan proses rumah balok dan proses penyamaan.

Cara lain untuk mengurangi limbah meliputi :1.Regenerasi (penjernihan cairan induk) dan penggunaan ulang larutan penyamak krom2.Daur ulang 100 % larutan penyamak nabati sekarang banyak diterapkan3.Pengumpulan limbah dari penghilangan sisa daging untuk pakan hewan atau bahan pembuatan lem4.Menyimpan bulu untuk dijual kepada pabrik karpet5.Regenerasi lerutan penghilang bulu6.Penggunaan proses-proses baru seperti enzim,oksidasi, dimetilamin atau soda kostik untuk penghilangan bulu7.Penggunaan proses penyamaan krom baru, yang melibatkan asam dikarboksilat dan garam-garam sebagi pengganti krom

E.PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

Skema Pengolahan Limbah

Persoalan limbah cair adalah limbah yang paling sering kita temui dibandingkan limbah padat ataupun limbah gas. Bahkan tidak jarang limbah padat justru berubah atau disatukan menjadi limbah cair. Persoalan terbanyak dari limbah cair adalah limbah yang terkandung di dalam air, atau dengan kata lain air limbah. Air limbah dapat berasal dari berbagai macam sumber, mulai dari air hujan, air buangan rumah tangga, perkantoran sampai industri.

Air limbah ini umumnya dibuang melalui saluran / got menuju sungai ataupun laut. Terkadang dalam perjalannya menuju laut, air limbah ini dapat mencemari sumber air bersih yang dipergunakan oleh manusia. Dengan demikian penanganan air limbah perlu mendapat perhatian serius. Selain dapat berbahaya bagi kesehatan manusia, air limbah juga dapat mengganggu lingkungan, hewan, ataupun bagi keindahan.

Kadang-kadang aliran limbah perlu diolah sendiri-sendiri untuk mengurangi konsentrasi beberapa zat pencemar dalam limbah cair. Aliran yang mengandung sulfida dapat dioksidasi untuk mengurangi kadar sulfida. Krom hampir selalu trivalent karena tidak perlu dilakukan reduksi bentuk heksavalennya. Aliran mengandung krom dapat diendapkan dengan menggunakan tawas, garam besi atau polimer pada pH tinggi. Krom mungkin dapat diperoleh kembali dengan menyaring endapan, melarutkannya kembali dalam asam dan menggunakannya untuk penyamakan. Proses pengolahan primer lain mliputi penyaringan, ekualisi dan pengendapan untuk mengurangi BOD dan memperoreh padatan kembali.

Pengolahan secara kimia dengan menggunakan tawas, kapur tohor, fero-chlorida atu polielektrolit lebih lanjut dapat mengurangi PTT dan BOD. Sistem pengolahan secara biologi bekerja efektif. Keragaman laju alir dan kadar limbah mungkin besar. Karena itu, harus digunakan sistem penyamakan atau sistem laju alir tinggi. Sistem anaerob efektif, tetapi akan mengeluarkan bau tajam dang mengganggu daerah pemukiman. Sistem-sistem parit oksidasi, kolam aerob, sringan tetes dan Lumpur teraktifkan sudah banyak digunakan. Danau (anaerob dan aerob) meruopakan sistem yang murah dan efektif, apabila dirancang dan dioperasikan secara baik dan apabila tanah tersedia. Apabila diperlukan, dapat digunakan suatu sistem untuk menghilangkan tingkat nitrogen yang tinggi.

Dalam operasi baru telah digunakan adsorbsi (penyerapan) karbon dan pengayakan mikro untuk mengurangi zat pencemar sampai tingkat rendah.

Penanganan limbah cair yang tidak benar dapat membahayakan masyarakat karena dapat mencemari aliran sungai. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya sesuatu dalam air yang menyebabkan air tersebut menurun kualitasnya atau tidak sesuai dengan peruntukkannya. Limbah cair dari industri berasal dari ;1.Bekas cucian peralatan produksi, laboratorium, laundry dan rumah tangga2.Kamar mandi dan WC3.Bekas reagensia di laboratorium

Upaya pengelolaan lingkungan ;1.Pembuatan saluran drainase sesuai dengan sumber limbah :Saluran air hujan langsung di alirkan ke selokan umum dan dibuat sumur resapanSaluran air dari kamar mandi/ WC di alirkan ke septic tankSaluran dari tempat pencucian produksi dan laboratorium di alirkan ke IPAL2.Membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL)3.Khusus untuk limbah cair yang berasal dari gol Laktam : sebelum di campur dengan limbah non Laktam, ditambahkan NaOH untuk memecah cincin Laktam.

Sistem Pengolahan Air Limbah

Bagan IPAL

Tujuan instalasi IPAL adalah untuk menurunkan kadar zat pencemar yang terkandung dalam air limbah sehingga memenuhi persyaratan baku mutu yang di tetapkan. Ada 3 hal yang harus di perhatikan :1.Karakteristik dari LimbahLimbah cair industri farmasi memiliki kandungan COD dan BOD serta kadar fenol yang tinggi, tapi kadar limbah logamnya rendah dengan debit air limbah yang tinggi.

2.Kemampuan Badan Air(assimilative capacity)Pengolahan limbah cair sangat tergantung dari kemampuan badan air (air, kali, dll) untuk menerima beban yang berupa limbah tanpa mengakibatkan pencamaran. Semakin kecil polutan berarti semakin besar pula(assimilative capacity)dari badan air tersebut.

3.Peraturan Tentang Limbah yang BerlakuTiap daerah memilki kebijakan yang berbeda terhadap standar Baku Mutu Lingkungan. Peraturan tersebut di sesuaikan dengan keuntungan dari badan air yang bersangkutan (beneficial use).

Prinsip pengolahan limbah cair :1.Pengolahan Limbah PrimerTujuannya adalah untuk menghilangkan buangan yang tidak larut, terdapat 4 tahap, yaitu :Screening : merupakan usaha untuk mengurangi atau menghilangkan bahan buangan yang besar seperti sampah, plastik, botol bekas, kayu dan barang lain yang berukuran besarCanal Longitudinal : Pengunaan semacam kanal yang di bagian bawahnya dibuat agak melebar . benda yang mengendap di bagian bawah kanal selanjutnya di ambil pada waktu tertentu.Penghilangan lemak, minyak dan sejenisnya : Prinsipnya adalah lemak, minyak an sejenisnya memiliki BJ yang lebih kecil dari air sehingga akan mengapung di bagian atas airMenghilangkan zat padat tersuspensi : Dilakukan dengan cara mengalirkan limbah cair kedalam suatu saluran yang dilengkapi dengan penyaring- penyaring dari kasa.

2.Pengolahan Limbah Sekunder

Bak penampung limbah awal

Prinsipnya adalah menghilangkan kontaminan yang tidak terproses pada pengolahan primer. Beberapa cara yang dapat digunakan adalah dengan filtrasi sederhana, penambahan suatu koagulator (terutama untuk menghilangkan kadar fenol), serta penambahan bahan- bahan kimia dengan bahan-bahanflocolant(misalnya Al2O3,Ca(OH)2,kaporit). Kontaminan yang dapat dihilangkan adalahberupa padatan tersuspensi (solid suspended), senyawa organik dan anorganik yang terlarut.

Centrifuge pemisah sludge

Poly Aluminium Chloride

3.Pengolahan limbah tersierPrinsipnya adalah untuk menurunkan COD dan BOD serta menambah oksigen terlarut(dissolved oxygen). Penambahan oksigen terlarut secara fisik dilakukan dengan menyemburkan udara bebas dalam air pada bak/ kolam aerasi secara kontinyu. Secara biologis dilakukan dengan menggunakanactivated sludge,dimana limbah di alirkan kedalam bak/ kolam penampungan yang berisi mikroorganisme yang akan merubah zat organic menjadi biomassa (energy) dan gas CO2.Secara mekanis- biologi di lakukan dengan menyemprotkan air limbah ke permukaan benda padat (mis. Lantai beton) yang di beri mikroorganisme.Proses Aerasi dengan Aerator

Selanjutnya, untuk logam beratnya di hilangkan dengan penambahan Ca(OH)2(lebih di kenal denganlime treatment).Dengan cara ini logm berat akan mengendap sebagai garam atau hidroksida tau sebagaico-presipitant. air limbah yang telah sampai pada tahap ini kemudian di alirkan ke kolam penampung yang berisi ikan mas sebagi indikator biologis.

Bak Penampung Akhir sebelum Kolam Ikan

Sebagai monitor terhadap kualitas limbah cair tersebut apakah telah layak dan di perbolehkan untuk dibuang pada selokan limbah masyarakat, maka hendaklah sesuai dengan Baku Mutu Limbah Cair dari Mentri Negara Lingkungan Hidup dan kebijakan daerah setempat dimana industry tersebut berada. Saat iniWaste Water Treatment Regulationberdasarkan Kep. 51/MenLH/10/1995 mengenai Baku Mutu Limbah Cair Industri Farmasi seperti terlampir di bawah ini :

ParameterProses Pembuatan Bahan FormulaFormulasi / pencampuran

BOD5100 ppm75 ppm

COD300 ppm150 ppm

TSS100 ppm75 ppm

Total N30 ppm-

Phenol1,0 ppm-

pH6,0-9,06,0-9,0

Keterangan :COD : Chemical Oxygen DemandBOD : Biological Oxygen DemandTSS : Total Solid Suspense

Untuk lumpur(slugde)yang terbentuk dari hasil pengolahan limbah di simpan dalam wadah atau drum dan di kategorikan sebagai limbah B3. Penyimpanan limbah B3 yang di izinkan adalah tidak lebih dari 90 hari dan penanganan limbah B3 ini selanjutnya dapat diserahkan kepada perusahaan lain yang memiliki izin untuk pengangkutan, pengolahan dan pemusnahannya.

Selain cara diatas ada juga cara pengolahan yang sering dilakukan tetapi cara ini kurang-lebih sama dengan cara diatas, yaitu:1.Pengolahan Awal/Pendahuluan (Preliminary Treatment)Tujuan utama dari tahap ini adalah usaha untuk melindungi alat-alat yang ada pada instalasi pengolahan air limbah. Pada tahap ini dilakukan penyaringan, penghancuran atau pemisahan air dari partikel-partikel yang dapat merusak alat-alat pengolahan air limba, seperti pasir, kayu, sampah, plastik dan lain-lain.

2.Pengolahan Primer (Primary Treatment)Tujuan pengolahan yang dilakukan pada tahap ini adalah menghilangkan partikel-artikel padat organik dan organik melalui proses fisika, yakni sedimentasi dan flotasi. Sehingga partikel padat akan mengendap (disebut sludge) sedangkan partikel lemak dan minyak akan berada di atas / permukaan (disebut grease).

3.Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)Pada tahap ini air limbah diberi mikroorganisme dengan tujuan untuk menghancurkan atau menghilangkan material organik yang masih ada pada air limbah. Tiga buah pendekatan yang umum digunakan pada tahap ini adalah fixed film, suspended film dan lagoon system.

4.Pengolahan Akhir (Final Treatment)Fokus dari pengolahan akhir (Final Treatment) adalah menghilangkan organisme penyebab penyakit yang ada pada air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan khlorin ataupun dengan menggunakan sinar ultraviolet.

5.Pengolahan Lanjutan (Advanced Treatment)Pengolahan lanjutan diperlukan untuk membuat komposisi air limbah sesuai dengan yang dikehendaki. Misalnya untuk menghilangkan kandungan fosfor ataupun amonia dari air limbah.

Kontroversi Keamanan Monosodium Glutamat (MSG)Kontroversi MSG? Bahaya MSG? Keamanan Konsumsi MSG?

Monosodium Glutamat (MSG) ditemukan pertama kali di Jepang tahun 1909 oleh Ajinomoto Corp, monosodium glutamat (MSG) telah berkembang menjadi salah satu zat aditif makanan yang paling populer di seluruh dunia. Selain MSG, ada penyedap rasa lain yang digunakan oleh industri makanan seperti disodiuminosinat (IMP) dan disodium guanilat (GMP). Namun MSG-lah yang paling disukai orang karena kemurahan dan keefektifannya dalam menguatkan rasa.

MSG digunakan di seluruh dunia pada hampir semua jenis sayuran, kaldu dan lauk-pauk. MSG juga hadir dalam berbagai makanan olahan seperti daging kalengan dan daging olahan beku, saus tomat, mayones, kecap, sosis, makanan ringan, beberapa produk olahan keju, bumbu mie instan, dll. Penggunaan MSG kadang-kadang tersembunyi di balik label makanan dengan nama yang berbeda. Jika Anda melihat penyedap rasa alami, protein hidrolisat dan rempah-rempah dalam label makanan Anda, bukan berarti di dalamnya tidak ada MSG.

Badan Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM)MSG adalah bubuk putih yang cepat larut dalam air atau air liur. Setelah larut, MSG terurai menjadi natrium dan glutamat. Glutamat adalah asam amino nonesensial yang ditemukan di hampir semua protein. Di Amerika Serikat, MSG termasuk dalam daftar bahan makanan yang aman menurut Food and Drug Administration. Komite Ilmiah Uni Eropa juga menilai MSG sebagai zat makanan yang aman. Di Jepang, MSG adalah zat aditif makanan yang boleh digunakan tanpa pembatasan. Di Indonesia sendiri, MSG termasuk bahan makanan yang dianggap aman oleh BPOM.Micin atau penyedap rasa, atau MSG, aman dikonsumsi masyarakat. Asosiasi pangan dunia juga telah menguji kalau efek negatif yang selama ini digembar-gemborkan ke masyarakat tentang penggunaan micin tidak terbukti,kata Kepala BPOM Pusat, Husniah Rubiana Thamrin, dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (25/5/2009).

Penelitian Russell BlaylockNamun,menurut Russell Blaylock, penulis buku Excitotoxins The Taste That Kills, MSG adalah excitotoxin yaitu zat kimia yang merangsang dan dapat mematikan sel-sel otak. Blaylock menyatakan bahwa MSG dapat memperburuk gangguan saraf degeneratif seperti alzheimer, penyakit Parkinson, autisme serta ADD (attention deficit disorder).MSG juga meningkatkan risiko dan kecepatan pertumbuhan sel-sel kanker. Ketika konsumsi glutamat ditingkatkan, kanker tumbuh dengan cepat, dan kemudian ketika glutamat diblokir, secara dramatis pertumbuhan kanker melambat. Para peneliti telah melakukan beberapa eksperimen di mana mereka menggunakan pemblokir glutamat yang dikombinasi dengan pengobatan konvensional, seperti kemoterapi, dan hasilnya sangat baik. Pemblokiran glutamat secara signifikan meningkatkan efektivitas obat-obat anti kanker.Berikut adalah beberapaefek samping dan gangguan spesifikyang berhubungan dengan MSG menurut Blaylock :KejangMualAlergiRuamSerangan asmaSakit kepalaMulut terasa keringHilang ingatan

Reaksi terhadap MSG dapat terjadi kapan saja, dari mulai segera setelah mengkonsumsi MSG sampai beberapa hari kemudian. Anak-anak lebih rentan terhadap efek negatifnya dibandingkan orang dewasa.

Bagaimana Menyikapinya?Sebaiknya menghindari atau membatasi penggunaan MSG dalam makanan kita. Makanlah makanan dalam bentuknya yang paling alami. Bagaimanapun, tubuh kita tidak diciptakan untuk menyerap dan memanfaatkan zat sintetis buatan manusia. Makanan dari alam itu jauh lebih baik, lebih aman dan lebih sehat !