Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

26
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Hotel Pengertian hotel sesuai dengan Surat Keputusan Menparpostel No. KM 37/PW. 340/MPPT-86, tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Hotel yaitu “hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial”. Pengertian hotel menurut Surat Keputusan ini hendaknya dibedakan dengan penginapan atau losmen, dimana menurut Surat Keputusan ini penginapan atau losmen tidak termasuk dalam pengertian hotel. Sedangkan hotel juga menyediakan pemenuhan berbagai kebutuhan hidup sehari-hari seperti makanan, pencucian/laundry dan lain-lain bagi para pengunjungnya, sehingga dalam aktivitasnya hotel juga menghasilkan berbagai limbah cair dan sampah layaknya suatu komplek pemukiman penduduk. 2.2 Sumber Limbah Limbah cair perhotelan adalah limbah dalam bentuk cair yang dihasilkan oleh kegiatan hotel yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Karena aktivitas yang ada di hotel relatif sama seperti layaknya pemukiman,

Transcript of Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

Page 1: Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hotel

Pengertian hotel sesuai dengan Surat Keputusan Menparpostel No. KM 37/PW.

340/MPPT-86, tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Hotel yaitu “hotel adalah suatu

jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan

jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang

dikelola secara komersial”. Pengertian hotel menurut Surat Keputusan ini hendaknya

dibedakan dengan penginapan atau losmen, dimana menurut Surat Keputusan ini penginapan

atau losmen tidak termasuk dalam pengertian hotel. Sedangkan hotel juga menyediakan

pemenuhan berbagai kebutuhan hidup sehari-hari seperti makanan, pencucian/laundry dan

lain-lain bagi para pengunjungnya, sehingga dalam aktivitasnya hotel juga menghasilkan

berbagai limbah cair dan sampah layaknya suatu komplek pemukiman penduduk.

2.2 Sumber Limbah

Limbah cair perhotelan adalah limbah dalam bentuk cair yang dihasilkan oleh kegiatan

hotel yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Karena

aktivitas yang ada di hotel relatif sama seperti layaknya pemukiman, maka sumber limbah

yang ada juga relatif sama seperti pada pemukiman dan fasilitas tambahan lainnya yang ada

di hotel. Sumber limbah cair perhotelan tersebut antara lain:

Limbah dari kamar mandi dan toilet

Limbah dari kegiatan di dapur/restaurant

Limbah dari kegiatan pencucian/loundry

Limbah dari fasilitas kolam renang

2.3 Karakteristik Limbah Perhotelan

Karakteristik limbah cair dari perhotelan relatif sama seperti limbah cair domestik dari

pemukiman, karena aktivitas-aktivitas yang ada di hotel relatif sama seperti aktivitas yang ada

di lingkungan pemukiman. Sementara jumlah limbah yang dihasilkan dari perhotelan

Page 2: Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

tergantung dari jumlah kamar yang ada dan tingkat huniannya. Disamping itu juga

dipengaruhi oleh fasilitas tambahan yang ada di hotel tersebut.

Limbah perhotelan pada umumnya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

1. Senyawa fisik:

Berwarna

Mengandung padatan

2. Senyawa kimia

Kimia organik:

Mengandung karbohidrat

Mengandung minyak dan lemak

Mengandung protein

Mengandung unsur surfactan antara lain detergen dan sabun

Kimia inorganik:

Mengandung alkalinity

Mengandung Khloride

Mengandung Nitrogen

Mengandung Phospor

Mengandung Sulfur

3. Senyawa biologi :

Mengandung protista dan virus

Rata-rata karakteristik limbah perhotelan adalah sebagai berikut:

Konsentrasi BOD di dalam air limbah 200 – 300 mg/lt.

Konsentrasi SS di dalam air limbah 200 –250 mg/l.

2.4 Peraturan Pemerintah Tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Hotel

Limbah cair hotel adalah limbah dalam bentuk cair yang dihasilkan oleh kegiatan hotel

yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Dengan

demikian, maka limbah cair hotel harus memenuhi baku mutu limbah cair hotel, yang

merupakan batas maksimum limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan.

Baku mutu limbah cair hotel tersebut diatur dalam Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor : Kep-52/Menlh/10/1995 (Lampiran A dan B) dan Peraturan

3

Page 3: Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2011 tentang Baku Mutu Limbah Cair

Bagi Kegiatan Hotel.

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :

KEP-52/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI

KEGIATAN HOTEL TANGGAL 23 OKTOBER 1995

Parameter Kadar Maksimum (mg/l)

BOD5

COD

TSS

pH

75

100

100

6,0 - 9,0

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :

KEP-52/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI

KEGIATAN HOTEL TANGGAL 23 OKTOBER 1995

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

NOMOR 02 TAHUN 2011

BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN HOTEL

Parameter Kadar Maksimum (mg/l)

BOD5

COD

TSS

Minyak dan Lemak

pH

30

50

50

15

6,0 - 9,0

2.5 Parameter Air Buangan Kegiatan Perhotelan

4

Parameter Kadar Minimum (mg/l)

BOD5

COD

TSS

pH

30

50

500

6,0 - 9,0

Page 4: Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

1. Biochemical Oxygen Demand, BOD (BOD5)

BOD5 berarti analisis Biochemical Oxygen Demand yang diinkubasi selama 5 hari.

BOD merupakan ukuran jumlah zat organik yang dapat dioksidasi oleh bakteri

aerob/jumlah oksigen yang digunakan untuk mengoksidasi sejumlah tertentu zat organik

dalam keadaan aerob. Menurut Mahida (1981) BOD akan semakin tinggi jika derajat

pengotoran limbah semakin besar. BOD merupakan indikator pencemaran penting

untuk menetukan kekuatan atau daya cemar air limbah, sampah industri, atau air yang

telah tercemar. Nilai BOD yang tinggi dapat menyebabkan penurunan oksigen terlarut

tetapi syarat BOD air limbah yang diperbolehkan dalam suatu perairan di Indonesia

adalah sebesar 30 ppm.

Kristanto (2002) menyatakan bahwa uji BOD mempunyai beberapa kelemahan

diantaranya adalah:

Dalam uji BOD ikut terhitung oksigen yang dikonsumsi oleh bahan-bahan organik

atau bahan-bahan tereduksi lainnya, yang disebut juga Intermediate Oxygen

Demand.

Uji BOD membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu lima hari.

Uji BOD yang dilakukan selama lima hari masih belum dapat menunjukkan nilai

total BOD, melainkan ± 68 % dari total BOD.

Uji BOD tergantung dari adanya senyawa penghambat di dalam air tersebut,

misalnya germisida seperti klorin yang dapat menghambat pertumbuhan

mikroorganisme yang dibutuhkan untuk merombak bahan organik, sehingga hasil

uji BOD kurang teliti.

2. Chemical Oxygen Demand (COD)

Untuk mengetahui jumlah bahan organik di dalam air dapat dilakukan suatu uji

yang lebih cepat daripada uji BOD, yaitu berdasarkan reaksi Kimia dari suatu bahan

oksidan. Uji tersebut disebut uji COD (Chemical Oxygen Demand), yaitu suatu uji yang

menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan, misalnya kalium

dikhromat, untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air.

Uji COD biasanya menghasilkan nilai kebutuhan oksigen yang lebih tinggi

daripada uji BOD karena bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi dan

5

Page 5: Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji COD. Sebagai contoh, selulosa sering

tidak terukur melalui uji BOD karena sukar dioksidasi melalui reaksi biokimia, tetapi

dapat terukur melalui uji COD. Bahkan yang tidak dapat didegradasi secara biologis

tersebut akan didegradasi secara kimiawi melalui proses oksidasi.

Kelebihan uji COD disbanding uji BOD adalah analisa COD hanya memakan

waktu ± 3 jam, sedangkan analisis BOD5 memerlukan 5 hari. Untuk menganalisa COD

antara 50 sampai 800 mg/l, tidak dibutuhkan pengenceran sampel sedang pada

umumnya analisa BOD selalu membutuhkan pengenceran. Ketelitian dan ketepatan

(reproducibility) uji COD adalah 2 sampai 3 kali lebih tinggi dari uji BOD. Gangguan

dari zat yang bersifat racun terhadap mikroorganisme pada uji BOD, tidak menjadi soal

pada uji COD.

Tetapi uji COD mempunyai kekurangan yaitu uji COD hanya merupakan suatu

analisa yang menggunakan suatu reaksi oksidasi kimia yang menirukan oksidasi

biologis (yang sebenarnya terjadi di alam), sehingga merupakan suatu pendekatan saja.

Karena hal tersebut di atas maka uji COD tidak dapat membedakan antara zat-zat yang

sebenarnya tidak teroksidasi (inert) dan zat-zat yang teroksidasi secara biologis. Selain

itu uji COD juga dapat menghasilkan racun dari reaksi oksidasi kimianya dan juga dapat

mengurangi oksigen terlarut dalam air.

3. Total Suspended Solids (TSS)

Total Suspended Solids atau total padatan tersuspensi adalah bahan-bahan

tersuspensi (diameter >1μm) yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter

pori 0,45 μm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik terutama

yang disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi yang terbawa ke dalam badan air. Padatan

ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral

dan garam-garamnya. Penyebab utama terjadinya TSS adalah bahan anorganik berupa

ion-ion yang umum dijumpai di perairan. Sebagai contoh air buangan sering

mengandung molekul sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air

buangan rumah tangga. Penentuan zat padat tersuspensi (TSS) berguna untuk

mengetahui kekuatan pencemaran air limbah domestik, dan juga berguna untuk

penentuan efisiensi unit pengolahan air.

6

Page 6: Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

Penentuan zat padat tersuspensi (TSS) berguna untuk mengetahui ke kuatan pencemaran

air limbah domestik, dan juga berguna untuk penentuan efisiensi unit pengolahan air.

Tetapi jika nilai TSS semakin tinggi maka dapat mempengaruhi turbiditas (kekeruhan)

pada perairan, selain itu juga dapat mempengaruhi kehidupan akuatik karena jika

turbiditas terus bertambah maka oksigen dan cahaya matahari terhalang masuk kedalam

perairan sehingga mengganggu proses fotosintesis bagi kehidupan akuatik.

4. Minyak dan Lemak

Minyak dan Lemak merupakan komponen utama bahan makanan yang juga dapat

didapat di dalam air limbah. Kandungan zat lemak dapat ditentukan dan disajikan

melalui contoh air limbah dengan heksana. Selain heksana sebagai pelarut juga dapat

dapat dipergunakan keroksin, pelumas. Lemak dan minyak membentuk ester dan

alcohol atau geliserol dengan asam gemuk. Geliserid dari asam gemuk ini berupa cairan

pada keadaan biasa dikenal sebagai minyak dan apabila dalam bentuk padat dan kental

dikenal sebagai lemak. Lemak tergolong pada benda organik yang tetap dan tidak

mudah untuk diuraikan oleh bakteri. Bahan-bahan asam dapat menghancurkannya untuk

menghasilkan geliserin dan asam gemuk. Pada keadaan basa seperti sodium hidroksida,

geliserin dibebaskan dan garam basa dari asam gemuk akan terbentuk. Adapun garam

basa ini dikenal sebagai sabun, seperti halnya dengan lemak merupakan zat yang stabil.

Biasanya sabun dibuat melalui proses saponifikasi dari lemak dengan sodium

hidroksid. Mereka ini larut didalam air apabila berada pada situasi basa, maka garam

sodium berubah menjadi garam kalsium dan magnesium serta asam gemuk yang

merupakan bahan sabun yang tidak larut dalam air. Minyak dan Lemak dapat sampai

kesaluran air limbah berasal dari kegiatan di dapur/restaurant hotel. Sebagian besar

Minyak atau Lemak mengapung di permukaan air limbah, akan tetapi ada juga yang

mengendap terbawa oleh lumpur.

Dalam mengelola air limbah, Minyak dan Lemak dapat membawa dampak buruk

yang dapat menimbulkan permasalahan pada dua hal yaitu pada saluran air limbah dan

pada bagunan pengolahan. Apabila lemak tidak dihilangkan sebelum dibuang kesaluran

air limbah dapat mempengaruhi kehidupan yang ada dipermukaan air dan menimbulkan

lapisan tipis dipermukaan sehingga membentuk selaput. Selaput tersebut dapat dapat

7

Page 7: Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

mempengaruhi kehidupan akuatik karena selaput yang terbentuk dari Minyak dan

Lemak tersebut dapat menghalangi masuknya oksigen dan cahaya matahari kedalam

perairan sehingga mengganggu proses fotosintesis bagi kehidupan akuatik. Kadar lemak

sebesar 15-20 miligram/liter merupakan batas yang bisa ditolerer apabila lemak ini

berada di dalam air limbah.

5. Derajat Keasaman (pH)

Konsentrasi ion hidrogen merupakan salah satu parameter yang penting, baik bagi

air alamiah maupun air limbah. Cara yang umum dalam menyatakan kekuatan ion

hidrogen adalah dengan menggunakan istilah pH. Rentang pH yang sesuai bagi

kelangsungan hidup sebagian besar kehidupan biologis memiliki nilai yang relatif

sempit dan kritis yaitu 6 hingga 9. Air limbah yang memiliki konsentrasi ion hidrogen

yang ekstrim akan sulit ditangani oleh proses pengolahan biologis, dan jika konsentrasi

ion hidrogen ini tidak diubah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan, maka air

buangan ini dapat mengubah konsentrasi ion hidrogen pada badan air di lingkungan. Air

limbah yang dibuang ke lingkungan agar dapat ditangani, rentang pH yang masih

diijinkan biasanya berkisar antara 6,5 hingga 8,5.

Nilai pH dari suatu larutan biasanya diukur menggunakan pH meter. Selain itu

dapat juga digunakan berbagai jenis kertas pH dan larutan indikator yang dapat berubah

warna pada nilai pH tertentu. pH larutan ditentukan dengan membandingkan warna dari

kertas pH atau larutan dengan serangkaian warna baku.

2.6 Teknologi Pengolahan Air Buangan Perhotelan

Pengolahan air buangan terutama ditujukan untuk mengurangi kandungan bahan

pencemar di dalam air, seperti senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen dan

senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang ada di alam. Proses

pengolahan dilakukan sampai batas tertentu sehingga air limbah tidak mencemarkan

lingkungan hidup. Untuk memilih teknologi pengolahan limbah yang tepat banyak

dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

Laju aliran limbah

Kualitas air buangan dan sifatnya (karakteristik limbah)

8

Page 8: Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

Ketersediaan lahan

Standar air olahan yang diinginkan

Kemampuan pembiayaan

Pengolahan air buangan dapat dibagi menjadi empat tahap pengolahan, yaitu:

1. Pengolahan awal (Pre Treatment)

Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan

padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan

yang berlangsung pada tahap ini ialah:

Screening

Saringan/screening biasanya dipasang pada bagian awal unit pengolahan

limbah cair. Screening berguna untuk menangkap/menyaring sampah padat yang

berukuran besar yang terikut dalam aliran air limbah, seperti plastik, kain kayu,

dan lain sebagainya. Jika tidak ditangkap terlebih dahulu, sampah tersebut akan

menyumbat pipa, memacetkan pompa dan peralatan mekanik lainnya, selain itu

juga mengganggu proses treatment selanjutnya.

Grit Removal

Pada IPAL yang menggunakan pompa atau peralatan mekanik yang lain,

kalau air limbah mengandung partikel inorganik seperti pasir, batu kecil,

pecahan kaca, logam dan lain sebagainya akan merusak peralatan mekanik

tersebut. Kerusakan tersebut disebabkan padatan inorganik dalam air limbah

menggerus peralatan mekanik. Selain merusak peralatan mekanik, padatan

inorganik akan mengakibatkan penyumbatan pipa dan menambah lumpur di

tangki sedimentasi atau bak yang lain.

Bangunan untuk memisahkan partikel inorganik tersebut disebut Grit

chamber. Padatan organik diusahakan tidak mengendap di sini supaya

mempermudahkan pengolahan lumpur di Chamber tersebut. Grit chamber

biasanya dibuat/dipasang pada unit IPAL skala besar. Sedangkan untuk unit

IPAL skala kecil dan menengah, karena partikel inorganiknya dianggap relatif

sedikit, maka tidak perlu memakai Grit Chamber.

Equalization

9

Page 9: Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

Pada pengolahan air limbah, biasanya dari waktu ke waktu terjadi fluktuasi

baik debit maupun kandungan polutan, pH, temperatur dan lain sebagainya.

Fluktuasi tersebut akan mempengaruhi efisiensi proses pengolahan. Maka untuk

mencegah penurunan efisensi dan efek tersebut, sebaiknya dibuat bak ekualisasi

untuk meratakan parameter-parameter air limbah sebelum dimasukkan ke proses

utama IPAL. Stabilisasi parameter air limbah bertujuan untuk mengoptimalkan

pengoperasian IPAL, sehingga dapat menghemat aerasi atau bahan kimia

tambahan seperti nutrient, koagulan dan lain sebagainya dalam proses

pengolahan selanjutnya.

Tujuan dari ekualisasi adalah :

Meratakan debit air imbah yang masuk ke proses pengolahan.

Meratakan fluktuasi beban organik, agar tidak terjadi shock loading pada

proses pengolahan.

Meratakan pH untuk memudahkan kontrol dan meminimalkan kebutuhan

bahan kimia pada proses netralisasi.

Meratakan kandungan padatan untuk memudahkan kontrol dan

meminimalkan kebutuhan bahan kimia pada proses koagulasi dan

floakulasi.

2. Pengolahan tahap pertama (Primary Treatment)

Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan

pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang

terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah:

Kimia

Netralisasi

Pada proses pengolahan limbah, sering diperlukan koreksi

pH/netralisasi, baik karena kondisi limbah bersifat asam/acid (pH rendah)

maupun karena limbah bersifat basa/alkalis (pH tinggi). Sebelum air

limbah masuk ke sistem pengolahan biologis, sebaiknya dilakukan

netralisasi, karena pengolahan biologis lebih efektif dan efisien pada

10

Page 10: Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

kondisi pH netral. Netralisasi juga perlu dilakukan baik sebelum limbah

dibuang ke alam/lingkungan agar effluen tidak mencemari lingkungan.

Cara mengkoreksi pH adalah dengan menambahkan bahan kimia ke

dalam air limbah, baik dalam bentuk bubuk/powder maupun

larutan/solution. Penambahan bahan kimia tersebut menggunakan

peralatan khusus seperti dosing-pump (larutan) atau powde/granule feeder

(powder). Larutan atau bubuk kimia tersebut dimasukkan dalam tangki

pencampur yang dilengkapi pengaduk.

Koagulasi

Proses koagulasi adalah proses penggabungan (agglomeration) partikel

koloid menjadi floc dengan cara menambah electrolytes seperti garam

anorganik (inorganic salts).

Hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O)

menjadi kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH−) melalui suatu

proses kimia. Proses ini biasanya digunakan untuk

memecahpolimer tertentu, terutama yang dibuat melalui polimerisasi

tumbuh bertahap (step-growth polimerization). Hidrolosis tidak berbeda

dengan hidrasi. Pada hidrasi, molekul tidak terpecah menjadi

dua senyawa baru.

Fisik

Flotasi

Flotasi umumnya diterapkan pada pengolahan air buangan industri,

terutama yang kandungan SS dan minyak tinggi. Pemisahan zat padat atau

partikel zat cair dari cairan diperolah dengan menyemprotkan gas (udara)

berupa gelembung-gelembung kecil ke dalam cairan. Gelembung ini

kemudian menempel pada bahan-bahan padat dan oleh sebab gaya apung

dari campuran partikel dan gelembung udara cukup besar mengangkatnya

ke permukaan.

Keuntungan sistem flotasi dari sedimentasi adalah bahwa partikel yang

sangat halus dan mengendap dapat dihilangkan lebih sempurna dan dalam

11

Page 11: Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

waktu yang relatif singkat. Partikel-partikel yang mengapung ke atas dapat

dikumpulkan dan diciduk keluar.

Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pemisahan partikel padatan yang terkandung

dalam air limbah oleh gaya gravitasi, baik padatan organik maupun

padatan inorganik. Pada sistem pengolahan air limbah, proses sedimentasi

dilakukan pada awal (primary sedimentation tank), sesudah proses biologis

(secondary clarifier) atau sesudah proses koagulasi. Dalam sistem

kombinasi anaerobik dan aerobik, proses sedimentasi dilakukan pada awal

dan akhir.

3. Pengolahan tahap kedua (Secondary Treatment)

Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah

yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang

umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah:

Penghilangan organik terlarut dan unsur koloid

Lumpur aktif (Activated Sludge)

Pengertian lumpur aktif diambil dari cara pengolahannya, yaitu

pengembalian sebagian lumpur biologis ke bak aerasi karena ini sangat

aktif dalam menghilangkan bahan-bahan organik (soluble organic matter)

dari solusi air buangan. Umur lumpur (sludge age) adalah istilah untuk

umur atau lamanya terbentuk partikel suspended solids (SS) dengan proses

pengolahan, dengan satuan hari.

Cara kerja proses lumpur aktif (lumpur balik) adalah proses untuk

merubah zat-zat yang tidak dapat mengendap dalam bentuk koloid maupun

tercampur menjadi flok-flok biologis yang dapat diendapkan. Di dalam bak

aerasi flok ini terbentuk dari hasil penguraian bahan-bahan organik oleh

mikro organism terutama jenis bakteri (mixed liquor). Mixed liquor ini

secara kontinyu dialirkan ke bak sedimentasi akhir. Di dalam bak

sedimentasi akhir inilah flok yang terbentuk dan disebut lumpur ini

kemudian dipisahkan dari air buangan dengan cara pengendapan. Air yang

12

Page 12: Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

sudah jernih dibuang sebagai effluen ke sungai (atau badan air lainnya),

sedangkan lumpur atau settle floc dialirkan kembali secara kontinyu ke bak

aerasi bersama-sama dengan air kotor yang masuk.

Trickling Filter

Pengolahan air limbah dengan proses Trickilng Filter adalah proses

pengolahan dengan cara menyebarkan air limbah ke dalam suatu tumpukan

atau unggun media yang terdiri dari bahan batu pecah (kerikil), bahan

keramik, sisa tanur (slag), medium dari bahan plastik atau lainnya. Dengan

cara demikian maka pada permukaan medium akan tumbuh lapisan

biologis (biofilm) seperti lendir, dan lapisan biologis tersebut akan kontak

dengan air limbah dan akan menguraikan senyawa polutan yang ada di

dalam air limbah.

Proses pengolahan air limbah dengan sistem Trickilng Filter pada

dasarnya hampir sama dengan sistem lumpur aktif, di mana

mikroorganisme berkembang biak dan menempel pada permukaan media

penyangga.

Kolam aerasi

Prinsip aerasi adalah penambahan oksigen ke dalam air, sehingga

oksigen terlarut di dalam air akan semakin tinggi. Aerasi termasuk

pengolahan secara fisika, karena lebih mengutamakan unsur mekanisasi

dari pada unsur biologi. Prinsip kerjanya adalah membuat kontak antara air

dan oksigen. Untuk mengurangi peresapan air ke dalam tanah maka dasar

kolam dilapisi dengan plastik hitam dengan ukuran kolam 5000 m2 dengan

ketinggian 1,5 m. Dalam kolam tersedia 8 buah mekanik aerator yang

mempunyai kapasitas 59 kg O2/hari.

Penghilangan padatan tersuspensi

Presipitasi (Pengendapan)

Presipitasi pada umumnya digunakan untuk menghilangkan logam

berat dari limbah cair yang bersumber dari sepuhan logam, baja dan besi.

Presipitasi juga biasa dikenal sebagai pengendapan yaitu proses pemisahan

13

Page 13: Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

atau pengendapan yang menggunakan prinsip gravitasi. Partikel logam

berat yang lebih berat daripada air akan mengendap.

4. Pengolahan tahap ketiga (Tertiary Treatment)

Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah:

Koagulasi, Sedimentasi

Proses koagulasi adalah proses penggabungan (agglomeration) partikel

koloid menjadi floc dengan cara menambah electrolytes seperti garam anorganik

(inorganic salts).

Sedimentasi adalah proses pemisahan partikel padatan yang terkandung

dalam air limbah oleh gaya gravitasi, baik padatan organik maupun padatan

inorganik. Pada sistem pengolahan air limbah, proses sedimentasi dilakukan

pada awal (primary sedimentation tank), sesudah proses biologis (secondary

clarifier) atau sesudah proses koagulasi. Dalam sistem kombinasi anaerobik dan

aerobik, proses sedimentasi dilakukan pada awal dan akhir.

Filtrasi

Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk

mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan

untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar

tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang

dipergunakan dalam proses osmosa.

Adsorpsi karbon

Pengolahan terjadi dengan adanya penahanan zat-zat organik pada

permukaan karbon. Metode yang umum digunakan sekarang adalah granulated

activated carbon column. Air buangan disaring melalui kolom sampai kolom

tersebut penuh dengan bahan-bahan organik. Waktu kontak yang diperlukan

untuk metode ini 1 jam, setelah 1 jam penurunan warna menjadi lambat. Karbon

aktif dapat menghilangkan bakteri dan virus secara efektif.

Ion exchange (Penukar ion)

Penukaran ion merupakan proses pengolahan secara kimia yang digunakan

untuk menghilangkan ion yang tidak dikehendaki dari limbah cair. Dalam

14

Page 14: Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

pengolahan limbah cair industri, penukaran ion sebagian besar digunakan untuk

menghilangkan kation seperti logam berat, tapi penukaran ion juga dapat

digunakan untuk menghilangkan anion seperti sianida, arsenat dan kromat. 

Destilasi

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia

berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap. Model ideal

distilasi didasarkan pada Hukum Roult dan Hukum Dalton. Ada 4 jenis distilasi,

yaitu distilasi sederhana, distilasi fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum.

Selain itu ada pula destilasi ekstraktif dan distilasi azeotropic homogenous,

distilasi dengan menggunakan garam berion, distilasi pressure swing, serta

distilasi reaktif.

Reverse Osmosis (RO)

Pengertian dari sistem Reverse Osmosis atau RO adalah perpindahan

air melalui satu tahap ke tahap berikutnya yakni bagian yang lebih encer ke

bagian yang lebih pekat. Teknologi reverse osmosis (RO) banyak dimanfaatkan

manusia untuk berbagai keperluan, salah satunya adalah untuk teknologi

pengolahan air minum. Salah satu ciri utama reverse osmosis system (RO)

adalah dengan adanya membran (semipermeable membrane). Membran

semipermeabel ini harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut.

Proses reverse osmosis menggunakan tekanan tinggi agar air bisa melewati

membran, di mana kerapatan membran reverse osmosis ini adalah 0,0001

mikron (satu helai rambut dibagi 500.000 bagian). Jika air mampu melewati

membran reverse osmosis, maka air inilah yang akan kita pakai, tapi jika air

tidak bisa melewati membran semipermeable maka akan terbuang pada saluran

khusus.

Elektrodialisis

Elektrodialisis yaitu proses membran yang dicirikan oleh suatu medan listrik

tegak lurus terhadap membran penukar ion (ion exchange membrane). Sebagai

akibat dari adanya gaya dorong (driving force) medan listrik, anion-anion dalam

larutan akan ditarik ke arah anoda dan kation-kation ditarik ke arah anoda.

15

Page 15: Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

2.7 Proses Pengolahan Air Buangan Perhotelan

Seluruh air limbah dialirkan masuk ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel

lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspesi. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi

sebagai bak pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan,

sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur.

Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob

dengan arah aliran dari bawah ke atas. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan

media dari bahan plastik tipe sarang tawon. Jumlah bak kontaktor anaerob terdiri dari tiga

buah ruangan. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri

anaerobik atau fakultatif aerobik. Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter

akan tumbuh lapisan film mikroorganisme. Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan

zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap secara anaerob atau tanpa udara.

Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Bak kontaktor

atau biofilter aerob ini terdiri dari tangki aerasi dan biofilter aerob. Di dalam ruang biofilter

aerob ini juga ini diisi dengan media dari bahan pasltik tipe sarang tawon. Setelah air limbah

di aerasi atau dihembus dengan udara dialirkan ke tangki atau bak biofilter aerob sehingga

mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta

tumbuh dan menempel pada permukaan media.

Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikroorgainisme yang tersuspensi

dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat

meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi,

sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar.

Selanjutnya, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang

mengandung massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak

aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak

khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor

untuk membunuh mikroorganisme patogen.

Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke

sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat

menurunkan zat organik (BOD, COD), ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat

dan lainnya.

16

Page 16: Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

Gambar 2.1. Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Perhotelan Dengan Proses Biofilter

Anaerob-Aerob

2.8 Keuntungan dan Keunggulan Proses Biofilter “Anaerob-Aerob”

Proses dengan biofilter “anaerob-aerob” ini mempunyai beberapa keuntungan antara

lain:

Adanya air buangan yang melalui media penyangga yang terdapat pada biofilter

mengakibatkan timbulnya lapisan mikroorganisme yang menyelimuti permukaan

media atau yang disebut juga biological film. Air limbah yang masih mengandung zat

organik yang belum teruraikan pada bak pengendap bila melalui lapisan lendir ini

akan mengalami proses penguraian secara biologis. Efisiensi biofilter tergantung dari

luas kontak antara air limbah dengan mikroorganisme yang menempel pada

permukaan media filter tersebut. Makin luas bidang kontaknya maka efisiensi

penurunan konsentrasi zat organiknya (BOD) makin besar. Selain menghilangkan

atau mengurangi konsentrasi BOD dan COD, cara ini dapat juga mengurangi

konsentrasi padatan tersuspensi atau suspended solids (SS) , deterjen (MBAS),

ammonium dan posphor.

Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui media ini.

Sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended solids dan bakteri e-coli

setelah melalui filter ini akan berkurang konsentrasinya. Efesiensi penyaringan akan

sangat besar karena dengan adanya biofilter up flow yakni penyaringan dengan

sistem aliran dari bawah ke atas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat

17

Page 17: Pengolahan Limbah Cair Hotel.docx

pada air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas akan mengendapkan

di dasar bak filter. Sistem biofilter anaerob-aerob ini sangat sederhana, operasinya

mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta kebutuhan energinya sangat kecil.

Poses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah dengan kapasitas yang tidak

terlalu besar.

Selain terdapat keuntungan, proses dengan biofilter anaerob-aerob mempunyai

keunggulan. Beberapa keunggulan proses pengolahan air limbah dengan biofilter

anaerob-aerob antara lain yakni:

Perawatannya sangat mudah.

Biaya operasinya rendah.

Jumlah lumpur yang dihasilkan relatif lebih sedikit bila dibandingkan

dengan proses lumpur aktif.

Dapat menghilangkan nitrogen dan phospor yang dapat menyebabkan

euthropikasi.

Kebutuhan energi lebih kecil.

Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar.

Dapat menghilangan padatan tersuspensi (SS) dengan baik.

18