Pengolahan Air Bersih Sederhana
Transcript of Pengolahan Air Bersih Sederhana
Pengolahan Air Bersih Sederhana
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI
DINAS KESEHATAN
BIDANG PENCEGAHAN, PEMULIHAN PENYAKIT DAN
PENYEHATAN LINGKUNGAN
2010
A. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari
1
manusia selalu memerlukan air terutama untuk minum, masak, mandi, mencuci dan
sebagainya. Pada saat ini, persentase pcnduduk di Indonesia yang sudah mcndapatkan
pelayanan air bersih dari badan atau perusahaan air minum masih sangat kecil yaitu untuk
daerah pcrkotaan sekitar 45 % , sedangkan untuk daerah pedesaan baru sekitar 36 % .
Di daerah-daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih tersebut,
penduduk biasanya menggunakan air sumur galian, air sungai yang kadang- kadang bahkan
sering kali air yang digunakan kurang memenuhi standart air minum yang sehat. Bahkan
untuk daerah yang sangat buruk kualitas air tanah maupun air sungainya, penduduk hanya
menggunakan air hujan untuk memenuhi kebutuhan akan air minum. Oleh karena itu di daerah
-daerah seperti ini, persentase penderita penyakit yang disebabkan akibat penggunaan
air minum yang kurang bersih atau kurang memenuhi syarat kesehatan masih sangat tinggi.
Dalam rangka penyediaan air minum yang bersih dan sehat bagi masyarakat
pedesaan yang mana kualitas air tanahnya buruk serta belum mendapatkan pelayanan air
minum dari PAM, perlu memasyarakatkan alat pengolah air Minum sederhana yang murah
dan dapat dibuat oleh masyarakat dengan menggunakan bahan yang ada dipasaran setempat.
Salah satu alat pengolah air minum sederhana tersebut adalah alat pengolah air
minum yang merupakan paket terdiri dari Tong (Tangki), Pengaduk, Pompa aerasi dan
saringan dari pasir atau disingat Model TP2AS. Alat ini dirancang untuk keperluan rumah
tangga sedemikian rupa sehingga cara pembuatan dan cara pengoperasiannya mudah serta
biayanya murah. Cara pengolahannya dengan menggunakan bahan kimia yaitu hanya dengan
tawas dan kapur (gamping). Alat Pengolah Air Minum model TP2AS ini sangat cocok digunakan
untuk pengolahan air minum yang air bakunya mengandung zat besi, mangan dan zat organik,
dengan biaya yang sangat murah.
B. Tujuan dan Sasaran
Menyebarluaskan paket teknologi pengolahan air sederhana untuk mengolah air gambut atau air
sungai, yang dapat digunakan di daerah yang terpencil dan belum tersedia listrik.
C. Manfaat
Alat TP2AS tersebut dapat digunakan untuk mengolah air gambut, air sungai atau air yang
mengandung zat besi dan zat organik yang cukup tinggi dengan biaya yang sangat murah.
Peralatan dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan.
D. Bahan
Untuk pembuatan satu unit pengolahan air minum sederhana ini, diperlukan bahan-bahan
antara lain seperti pada tabel di bawah ini (lihat tabel) berikut. Jika bahan tersebut tidak tersedia
dipasaran setempat , dapat disesuaikan dengan bahan yang tersedia.
Tabel 1. Bahan-bahan yang diperlukan model Pengolahan Air Minum TP2AS
2
NO B A H A N SATUAN JML
1 Tan gki Fiber glas Volume 1100 liter buah 1
2 Jerigen volume 20-30 ltr buah 1
3 Stop Kran 3/4 Inch buah 4
4 Kran ¾ Inch buah 1
5 Sock ”T” PVC ¾ inch buah 4
6 Sock ” L ” PVC ¾ inch buah 4
7 Sock Lurus PVC 3/4 Inch buah 3
8 Gergaji besi buah 1
9 Lem PVC buah 1
10 Pipa PVC ¾ Inch batang 10
11 Pompa tekan buah 1
12 Ember Plastik buah 2
13 Kerikil diameter 0,5-1 cm Sak 15 kg 1/2
14 Kerikil, diameter 0,3 Cm Sak 15 Kg 1/2
15 Pasir halus Sak 15 Kg 1
16 Jerigen bekas 5 ltr buah 5
16 Kapur Gamping Sesuaikan -
17 Tawas dan Kaporit Sesuaikan -
18 Pompa air (DAP) unit 1
jumlah
Bahan-bahan tersebut diatas tidak termasuk bahan untuk dudukan alat. Disamping itu
bahan-bahan tersebut juga disesuaikan dengan keadaan setempat, misalnya jika tidak ada tong
plastik dapat juga digunakan drum bekas minyak yang dicat terlebih dahulu.
E. Tahapan
Tahapan dalam proses pengolahan air minum model TP2AS terdiri dari beberapa tahapan, yitu :
1. Netralisasi
Yang dimaksud dengan netralisasi adalah mengatur keasaman air agar menjadi netral (pH 7 – 8 ).
Untuk air yang bersifat asam misalnya air gambut, yang paling murah dan mudah adalah dengan
pemberian kapur gamping. Fungsi dari pemberian kapur, disamping untuk menetralkan air baku
yang bersifat asam juga untuk membantu efektifitas proses selanjutnya.
2. Aerasi
Yang dimaksud dengan aerasi yaitu mengontakkan udara dengan air baku agar kandungan zat besi
dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang ada dalam udara membentuk
senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat diendapkan. Disamping itu proses aerasi juga
berfungsi untuk menghilangkan gas-gas beracun yang tak diinginkan misalnya gas H2S,
Methan, Carbon Dioksida dan gas-gas racun lainnya. Reaksi oksidasi Besi dan Mangan
oleh udara dapat ditulis sebagai berikut:
4 Fe2+ + 02 + 10 H20 ====> 4 Fe(OH)3 + 8 H+
tak larut
Mn2+ + O2 + H2O ====> MnO2 + 2 H+
tak larut
Dari persamaan reaksi antara besi dengan oksigen tersebut, maka secara teoritis dapat
dihitung bahwa untuk 1 ppm oksigen dapat mengoksidasi 6.98 ppm ion Besi. Reaksi
oksidasi ini dapat dipengaruhi antara lain : jumlah Oksigen yang bereaksi , dalam hal ini
3
dipengaruhi oleh jumlah udara yang dikontkkan dengan air serta luas kontak antara
gelembung udara dengan permukaan air. Jadi makin merata dan makin kecil gelembung
udara yang dihembuskan kedalam air bakunya , maka oksigen yang bereaksi makin besar.
Faktor lain yang sangat mempengaruhi reaksi oksidasi besi dengan oksigen dari udara
adalah pH air. Reaksi oksidasi ini sangat efektif pada pH air lebih besar 7(tujuh). Oleh
karena itu sebelum aerasi dilakukan, maka pH air baku harus dinaikkan sampai mencapai
pH 8. Hal ini dimaksudkan agar pH air tidak menyimpang dari pH standart untuk air
minum yaitu pH 6,5 - pH 8,5. Oksidasi Mangan dengan oksigen dari udara tidak seefektif
untuk besi, tetapi jika kadar Mangannya tidak terlalu tinggi maka sebagaian mangan dapat
juga teroksidasi dan terendapkan.
3. Koagulasi dengan pemberian tawas
Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia kedalam air agar kotoran
dalam air yang berupa padatan tersuspensi misalnya zat warna organik, lumpur halus
bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat mengendap. Cara yang paling mudah
dan murah adalah dengan pembubuhan tawas/alum atau rumus kimianya Al2(5O4)3.18
H2O. (berupa kristal berwarna putih).
Reaksi koagulasi dengan Tawas secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut:
Al2(SO4)3.18 H2O + 3 Ca(HCO3)2 ==> 2 Al(OH)3 +3 Ca(SO4) + 6 CO2 + 18 H2O
alkalinity
Al2(SO4)3.18 H2O + 3 Ca(OH)2, ==> 2 Al(OH)3 «• 3 Ca(SO4) + 3 COZ + 18 H2O
Mengendap
Pengendapan kotoran dapat terjadi karena pembentukan alumunium hidroksida,
Al(OH)3 yang berupa partikcl padat yang akan menarik partikel -parti kel kotoran
sehingga menggumpal bersama-sama, menjadi besar dan berat dan segera dapat
mengendap. Cara pembubuhan tawas dapat dilakukan sebjagai berikut yaitu : sejumlah
tawas/alum dilarutkan dalam air kemudian dimasukkan kedalam air baku lalu diaduk
dengan cepat hingga merata selama kurang lebih 2 menit. Setelah itu kecepatan pengadukkan
dikurangi scdemikian rupa sehingga terbentuk gumpalan - gumpalan kotoran akibat
bergabungnya kotoran tersuspensi yang ada daiam air baku. Setelah itu dibiarkan
beberapa saat sehingga gumpalan kotoran atau disebut flok tumbuh menjadi besar dan
berat dan cepat mengendap.
4. Pengendapan
Setelah proses koagulasi air tersebut didiamkan sampai gumpalan kotoran yang
terjadi mengendap semua ( + 4 5 - 6 0 menit). Setelah kotoran mengendap air akan
tampak lebih jernih. Endapan yang terkumpul didasar tangki dapat dibersihkan dengan
membuka kran penguras yang terdapat di bawah tangki.
5. Penyaringan
4
Pada proses pengendapan, tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan semua.
But iron gumpalan kotoran dengan ukuran yang besar dan berat akan mengendap,
sedangkan yang berukuran kecil dan ringan masih melayang-layang dalam air. Untuk
mendapatkan air yang betul-betul jernih harus dilakukan proses penyaringan.
Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah diendapkan
kotorannya ke bak penyaring yang terdiri dari saringan pasir.
Skema tahapan proses pengolahan dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 1. Diagram Proses pengolahan air Gambut
F. Peralatan
Peralatan yang digunakan terdiri dari Tong / profil tank , pengaduk, aerator, dan
saringan dari pasir dengan tempat jerigen. Kegunaan dari masing-masing peralatan adalah
sebagai berikut:
1. Tong/Tangki Penampung / Profil Tank
Terdiri dari Drum Plastik dengan volume 200 liter. Drum tersebut dilengkapi
dengan satu buah kran yaitu untuk saluran penguras . Pada dasar Drum sebelah dalam
diplester dengan semen sehingga berbentuk seperti kerucut untuk memudahkan
pengurasan. Selain itu dapat juga menggunakan tangki fiber glass /profil tank volume
550- 2200 liter yang dilengkapi dengan kran pengeluaran lumpur. Tong atau tangki
penampung dapat juga dibuat dari bahan yang lain misalnya dari tong bekas minyak
volume 200 liter atau dari bahan gerabah. Fungsi dari drum adalah untuk menampung air
baku, untuk proses aerasi atau penghembusan dengan udara/atau air dikontakkan
dengan udara, dengan cara grafitasi mengunakan jerigen yang sudah disusun untuk
proses koagulasi dan flokulasi serta untuk pengendapan.
2. Aerasi
Aerasi terdiri dari terdiri dari susuna jerigen minyak goreng disusun dengan
jarak 30 cm, pada bagian atasnya dipotong dan bawahnya dilubangi kecil-kecil agar air bisa
mengalir membentuk percikan agar zat besi atau mangan yang terlarut dalam air baku
bereaksi dengan oksigen yang ada dalam udara membentuk oksida besi atau oksida
mangan yang dapat diendapkan. Aerasi bisa juga dibuat dengan cara memompa udara
kedalam air didalam tandon dengan mengunakan pompa tekan dihubungkan dengan
slang / pipa aerator untuk menyebarkan udara yang dihembuskan oleh pompa ke
5
dalam air baku. Pipa aerator terbuat dari selang plastik dengan penampang 0.8 cm, yang
dibentuk seperti spiral dan permukaannya dibuat berlubang-lubang, jarak + 2 cm.
3. Bak Penyaring
Bak Penyaring terdiri dari jerigen plastik dengan volume 20-30 liter. Untuk media
penyaring digunakan pasir. kerikil, arang kayu. Susunan media penyaring dari yang
paling dasar keatas adalah sebgai berikut:
a. Lapisan 1, kerikil atau koral /arang kayu dengan diameter 0,5-1cm, tebal 5 cm
b. Lapisan 2, kerikil halus dengan diameter 0,3 cm ketebalan 5 cm
c. Lapisan 3, pasir halus, ketebalan 15- 30 cm
Gambar penampang tangki penampung, selang aerator dan penampung saringan
adalah seperti tertera pada gambar 2, gambar 3 dan gambar 4.
Gambar 2 . Alat Pengolah air minum sederhana TP2AS
Gambar 3. Saringan Pasir
6
Gambar 4. Pipa Aerator dan aerator dari jerigen
G. Proses Penjernihan
Tahapan pengolahan air minum model TP2AS adalah sebagai berikut :
1. masukkan air baku ke dalam tangki penampung sampai hampir penuh dengan
mengunakan aerator untuk memberikan kontak air dengan udara.
2. larutkan 60 s/d 80 gram bubuk kapur/gamping (4 – 6 sendok makan) ke dalam
ember kecil yang berisi air baku, kemudian masukkan ke dalam tangki dan aduk
sampai merata.
3. Aerator juga bisa dari pompa dengan slang aerasi ke dalam tangki sampai ke
dasarnya dan lakukan pemompaan sebanyak 50 - 100 kali, setelah itu angkat
kembali slang aerasi. Sekaligus sebagai pengaduk.
4. Larutkan 60 - 80 gram bubuk tawas (4-6 sendok makan) kc dalam ember kecil, lalu
masukkan ke dalam air baku yang telah diaerasi. Aduk secara cepat dengan arah
yang putaran yang sama selama 1-2 menit. Setelah itu pengaduk diangkat dan
biarkan air dalam tangki berputar sampai berhenti dengan sendirinya dan biarkan
selama 45 - 60 menit.
5. Buka kran penguras untuk mengelurakan endapan kotoran yang ada, kemudian
tutup kembali.
6. Buka kran pengeluaran dan alirkan ke bak penyaring. Buka kran saringan Tampung
air olahan (air bersih) dan simpan ditempat yang bersih. Jika digunakan untuk
minum sebaiknya dimasak terlebih dahulu.
7. Catatan Jika volume bak penampung lebih kecil maka jumlah kapur dan tawas
yang dipakai harus disesuaikan. Jika menggunakan kaporit untuk membunuh
kuman-kuman penyakit, bubuhkan kaporit sekitar 1-2 gram untuk 500 liter air baku.
Cara pemakaiannya yaitu dimasukkan bersama-sama pada saat memasukkan
larutan kapur.
8. Apabila air yang keluar dari saringan sudah kecil, maka perlu dilakukan pencucian
saringan, dengan cara: mengalirkan balik air kotor keluar lewat saluran pembuangan.
Tunggu sampai air kotor kelihatan bersih sama dengan air baku. Setelah itu
kembalikan ke posisi semula dan saringan langsung dapat digunakan kembali.
7
H. Penutup
Berdasarkan hasil pengujian alat TP2AS yang telah dilakukan di lapangan ,
maka alat pengolah air minum sederhana ini sangat cocok digunakan untuk
kepentingan keluarga baik di daerah pedesaan maupun perkotaan yang kualitas air
tanahnya buruk dan belum mendapatkan pelayanan air bersih karena alat ini sangat
mudah baik pembuatan maupun cara pengolahannya serta biaya produksinya relatif
murah.
Proses pcngolahan alat tersebut di atas sebenarnya merupakan proses yang
lengkap, hanya dilakukan dalam bentuk yang sederhana. Jika konsentrasi zat besi dan
mangan dalam air baku rendah, maka proses aerasi tidak perlu dilakukan.
Selain itu alat tersebut juga dapat berfungsi sebagai alat penampung air hujan
(PAH). Untuk daerah yang merupakan daerah pasang surut ( kali kabur ), dan curah
hujan cukup tinggi, alat tersebut dapat berfungsi sebagai alat untuk mengolah air
kabur atau untuk menampung air hujan.
Keberhasilan dari alat tersebut sebenarnya bukan dari segi teknologinya
melainkan dari segi kemauan untuk menggunakan alat tersebut, karena secara teknis
alat tersebut dapat digunakan mengolah air kabur atau air sungai yang keruh.
Mengingat hal tersebut di atas maka alat ini perlu disebar luaskan kepada masyarakat.
CATATAN :
Saringan dengan mengunakan jerigen ini sudah di coba di daerah pesisir yang airnya kabur, air kali langsung kita
saring dan hasilnya jernih. Apalagi kalau dengan proses yang lebih lengkap. Air berwarna kuning lebih mudah,
efektifitaf menurunkan logam sangat tinggi, hasil uji lab di BBLK Makasar. bahan- bahan semua bahan lokal,
untuk pengoperasiannya lebih mudah, karena tingal memutar kran,
8
BEBERAPA SARINGAN YANG SUDAH DIPASANG
DI KAMPUNG WARAITAMA
9
DI PUSKESMAS MANIMERI, TELUK
BINTUNI
DI RUMAH DOKTER PKM MANIMERI
SARINGAN DG BAHAN PARALON
10
11
SARINGAN DIPASANG DI DAPUR SP IV
12
13
SARINGAN DENGAN BAHAN BEKAS TANGKI SEMPROT KAMP WARAITAMA
Di rumah warga SP IV
14
UJI COBA DI PKM ARANDAY DG AIR KALI LANGSUNG
DI RUMAH KEPALA DINAS T. BINTUNI
15
DEMONTRASI DI KALI TAMI DENGAN
MENGUNAKAN AIR KALI LANGSUNG
PEMBUATAN SARINGAN
PASIR DG JERIGEN
Manfaat saringan pasir sederhana :
1. Menghilangkan bau, warna.
2. Menurunkan kandungan logam : Fe, Mg, Untuk
lebih efektif dalam proses pengolahan air perlu
dibuat aerator (memberikan ruang untuk air kontak
dengan oksigen lebih besar sehingga akan
membantu proses pengumpalan).
3. Menurunkan kandungan mikroorganisme dalam air.
Bahan koagulan / pengumpal dalam air:
1. Biji kelor
2. Tawas
Alat dan bahan dalam pembuatan saringan:
1. Gergaji besi
2. Jerigen
3. Pipa PVC
4. Stopkran
5. Sambungan T,
6. lem PVC.
Cara pembuatan :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buat filter dari pipa sepanjang 15-20 cm,
disesuaikan dengan jerigen, dua buah,
3. Belah salah satu ujung pipa, lalu bakar dan lipat
kedalam sehingga lubang tertutup
4. Lubangi jerigen pada bagian bawah dan atas
sesuai dengan diameter pipa yang dipakai.
5. Masukkan filter no 2, pada lubang atas dan bawah.
6. Selanjutnya merangkai sambungan stop kran.
7. Setelah itu masukkan media saringan :
1. arang 2. kerikil atau kulit kerang, 3 pasir sampai
penuh, semua media dicuci dulu sampai bersih.
8. Saringan siap digunakan setelah dilakukan
pencucian.
Selamat mencoba
tidak ada yang
susah
CP :
081248942223
M. SAIFUL
HADI
DINKES KAB
TELUK
BINTUNI,
PAPUA BARAT
TONG SUPER (KOMPOSTER)
Tong super ( Komposter ) merupakan salah satu upaya
untuk menguragi volume sampah rumah tangga yang
sangat mudah dan praktis, sekaligus membantu
program pemerintah untuk menciptakan lingkungan
yang bersih, indah dan nyaman. Satu tong super bisa
dipakai secara bersama-sama dalam satu kelompok di
lingkungan pemukiman. Ini sangat cocok sekali
diterapkan di daerah perumahan yang padat penduduk,
dengan lahan yang sangat terbatas. Sampah organic
dari dapur yang dimasukkan dalam tong super bisa
menghasilkan pupuk cair dan pupuk kompos, yang
memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dan diharapkan
dapat membantu perekonomian ruumah tangga yang
memproduksi pupuk tersebut.
Dalam pembuatan pupuk ada namanya bioaktifator
dipasaran sudah banyak dijual seperti EM4.
Bioaktofator juga bisa kita buat sendiri dengan bahan
local.
Cara pembuatan pupuk cair dan pupuk kompos :
1. Pisahkan sampah dapur organik ( bisa membusuk)
dan anorganik ( tidak bisa membusuk)
2. Sampah disemprot dengan bioaktifator sampai
basah merata, lalu masukan dalam tong dan tutup,
3. Proses ini berulang terus sampai tong terisi sampah
penuh,
4. Setelah sampah penuh komposter ditutup dan di
biarkan selama 14 hari/ sampah yang terakhir sudah
membusuk.
5. Pemanenan pupuk cair sudah bisa dilakukan pada
saat cairan sudah sampai pada stopkran bagian
bawah. Cairan ini selanjutnya dapat dijadikan
biokatifator pada proses selanjutnya atau pupuk cair
pada tanaman. Caranya : tiap 10 ml pupuk cair di
campur dengan 1 liter air, selanjutnya disiran atau
diseprotkan pada tanaman yang dimaksud.
Manfaat pupuk cair organik adalah pupuk cair yang
ramah lingkungan untuk pemupukan tanaman,
penyubur tumbuhnya daun, menghilangkan warna
daun yang kekuningan, serta memperbaiki struktur
tanah menjadi gembur.
Bahan pembuatan tong super
1. Tong plastik dg penutup 1 buah
2. Pipa PVC 1 ½ inc 1 batang
3. Sambungan T 1 ½ inc 3 buah
4. Sambungan L 1 ½ 5 inc 2 buah
5. Stopkran ¾ inc 1 buah
6. Pipa ¾ 30 cm
7. Lem PVC 1 tube
Alat
1. Meteran
2. Spidol
3. Gergaji besi
4. Pipa besi 1 inc sebagai pelubang tong