PENGKOMBINASIAN BAKTERI Bacillus polymyxa …digilib.unila.ac.id/22090/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGKOMBINASIAN BAKTERI Bacillus polymyxa …digilib.unila.ac.id/22090/3/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGKOMBINASIAN BAKTERI Bacillus polymyxa,
Corynebacterium kutscheri DAN Bacillus coagulan
DALAM MENDEGRADASI TAN (Total Ammonia Nitrogen)
(Skripsi)
Oleh
UTAMI WIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRACT
COMBINATION OF Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri
AND Bacillus coagulan BACTERIA IN DEGRADING TAN
(Total Ammonia Nitrogen)
By
UTAMI WIJAYA
Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri and Bacillus coagulan were
indigenous bacteria obtained from traditional tiger shrimp ponds in the Mulyosari
village, district of Pasir Sakti, Regency of Lampung Timur, Province of Lampung
was known to lower the TAN in in vivo and in vitro. These three bacteria are not
pathogenic for vannamei shrimp larvae. The combination of the three bacteria
isolates was done in order to be applied in ponds as bioremediator. This study was
conducted to determine the best combination of indegenous bacteria namely
Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri and Bacillus coagulan in
degrading TAN. The capability of combination bacteria to degrade TAN
combination was tested using a completely randomized design (CDR) with 5
treatments, those were 4 combinations of three indigeneous bacteria and without
indigenous bacteria. The density of bacteria combination was 106 CFU/mL
inoculated into the medium with concentration of 1 mg/L TAN, then TAN value
was analyzed. TAN the results showed that all combination of bacteria were
capable of degrading TAN. The best combination bacteria degrading TAN was
Bacillus polymyxa combinated with Corynebacterium kutscheri with degradation
of TAN of 0,218 mg/L or decreased by 92,11% over the 5 days.
Keywords : Bioremediation, Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri,
Bacillus coagulan, TAN (Total Ammonia Nitrogen)
ABSTRAK
PENGKOMBINASIAN BAKTERI Bacillus polymyxa,
Corynebacterium kutscheri DAN Bacillus coagulan
DALAM MENDEGRADASI TAN (Total Ammonia Nitrogen)
Oleh
UTAMI WIJAYA
Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan adalah
bakteri lokal yang didapat dari tambak tradisional udang windu di Desa
Mulyosari, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi
Lampung diketahui dapat menurunkan TAN secara in vivo maupun in vitro.
Ketiga isolat bakteri tersebut tidak bersifat patogen terhadap larva udang
vannamei. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kombinasi terbaik dari
bakteri lokal yaitu Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan
Bacillus coagulan dalam kemampuannya mendegradasi TAN. Uji kemampuan
kombinasi bakteri dalam mendegradasi TAN dilakukan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yaitu 4 kombinasi bakteri dari 3 bakteri
lokal dan tanpa pemberian kombinasi bakteri lokal. Kepadatan kombinasi bakteri
sebanyak 106 CFU/mL kemudian dimasukkan ke dalam media TAN dengan
konsentrasi 1 mg/L selanjutnya dilakukan analisis nilai TAN. Hasil pengujian
nilai TAN menunjukkan bahwa semua kombinasi bakteri mampu dalam
mendegradasi TAN. Kombinasi yang paling baik dalam mendegradasi TAN
adalah kombinasi bakteri kombinasi bakteri Bacillus polymyxa dengan
Corynebacterium kutscheri dengan penurunan TAN sebesar 0,218 mg/L atau
mengalami penurunan sebesar 92,11 % selama 5 hari.
Kata kunci : Bioremediasi, Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri,
Bacillus coagulan, TAN (Total Ammonia Nitrogen)
PENGKOMBINASIAN BAKTERI Bacillus polymyxa,
Corynebacterium kutscheri DAN Bacillus coagulan
DALAM MENDEGRADASI TAN (Total Ammonia Nitrogen)
Oleh
UTAMI WIJAYA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERIKANAN
Pada
Program Studi Budidaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 14
Oktober 1993 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari
pasangan Bapak Mardiran AP dan Ibu Budiyati.
Pendidikan yang ditempuh penulis dimulai dari Taman
Kanak-Kanak Kartika II – 31 yang diselesaikan pada tahun 1999, Sekolah Dasar
Kartika II – 6 yang diselesaikan pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama
Negeri 7 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun pada tahun 2008, dan
Sekolah Menengah Atas Negeri 16 Bandar Lampung yang diselesaikan pada
tahun 2011. Selanjutnya, penulis diterima di Program Studi Budidaya
Perairan/Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2011
melalui jalur Seleksi Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SMBPTN).
Selama masa kuliah penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa
Budidaya Perairan UNILA (HIDRILA) sebagai anggota bidang Penelitian dan
Pengembangan pada tahun 2012 – 2013 dan 2013 – 2014. Pada tahun 2014,
penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan
dan Lingkungan (LP2IL) Serang, Banten dengan judul “Pengujian Kandungan
Logam Berat (Pb2+
, Cd2+
dan Hg2+
) pada Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei) di loka Pemeriksaan Penyakit dan Lingkungan (LP2IL)
Serang, Banten”. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pasar
Batang, Kecamatan Penawar Aji, Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2015.
Penulis pernah menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Biologi Perikanan,
Limnologi, Genetika dan Pemuliaan Ikan, Manajemen Kesehatan Ikan dan
Mikrobiologi Akuatik. Penulis menyelesaikan tugas akhir pada tahun 2016
dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengkombinasian Bakteri
Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan
dalam Mendegradasi TAN (Total Ammonia Nitrogen)”.
SANWACANA
Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia, rahmat serta
hidayah-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengkombinasian Bakteri Bacillus polymyxa,
Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan dalam Mendegradasi TAN
(Total Ammonia Nitrogen)” yang dilakukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Program Studi Budidaya Perairan, Universitas
Lampung. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Kedua orang tua dan adikku yang telah mencurahkan kasih sayang, do’a,
dukungan, dan perhatian kepada penulis sehingga dapat tetap berjuang
sampai detik ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung;
3. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Budidaya
Perairan;
4. Ibu Esti Harpeni, S.T., MAppSc., selaku Pembimbing Utama atas
kesediannya dalam memberikan bimbingan, dukungan, saran serta kritik
dalam proses penyelesaian skripsi ini;
5. Bapak Dr. Supono, S.Pi., M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan
Pembimbing Kedua atas kesediannya dalam memberikan bimbingan,
dukungan, saran serta kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;
6. Bapak Eko Effendi, S.T., M.Si., selaku Penguji yang telah memberikan
masukkan dan saran untuk perbaikan skripsi ini;
7. Seluruh dosen dan staf Program Studi Budidaya Perairan Universitas
Lampung;
8. Keluargaku baik di Lampung dan yang di Jawa, terimakasih atas do’a serta
dukungan kalian. Didik, Om Sugeng dan Om Supri terimakasih sudah
menjadi tempat curhat, temen begadang dan lawan berantemanku.
9. Teman-teman satu perjuangan (Ahjussi, Mba Ncim, Ana, Mba Euis dan
yang lainnya) yang telah saling menyemangati dan membantu baik selama
penelitian maupun dalam penyelesaian skripsi;
10. Melinda, Mba Indah, Mba Bene, Ahjumma, Novi, Kiky, Anggun, Ibum,
Nainai, Nenek, Ika, Ayu, Syoib, Anggita, Bembeng, Fajri, Ardhi dan Nhana
terimakasih atas bantuannya baik tenaga, semangat dan dukungan sehingga
penelitian dan skripsi ini dapat terselesaikan;
11. Keluarga Besar Budidaya Perairan Unila angkatan 2009 – 2014 (terkhusus
angkatan 2011) yang telah membantu baik secara langsung dan tidak
langsung; serta
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada skripsi sehingga sangat
diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, Februari 2016
Penulis
Utami Wijaya
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. iv
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Tujuan ................................................................................................ 2
1.3. Manfaat .............................................................................................. 2
1.4. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 3
1.5. Hipotesis ............................................................................................ 6
II. METODE PENELITIAN ...................................................................... 8 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 8
2.2. Alat dan Bahan Penelitian ................................................................. 8
2.3. Rancangan Percobaan ........................................................................ 8
2.4. Prosedur Penelitian ............................................................................ 9
2.4.1. Persiapan Penelitian ..................................................................... 9
2.4.1.1. Persiapan Bakteri Uji Bacillus polymyxa,
Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan ................ 9
2.4.1.2. Persiapan Media Pengujian...................................................... 9
2.4.2. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 9
2.4.3. Parameter Pengamatan ................................................................ 10
2.4.3.1. Analisis TAN (Total Ammonia Nitrogen) ............................. 10
2.4.3.2. Kualitas Air ............................................................................ 11
2.5. Analisis Data ................................................................................... 11
III. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 12
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 19 4.1. Kesimpulan ..................................................................................... 19
4.2. Saran ................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 20
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Pengujian TAN selama 48 Jam LC-50 ke Beberapa Spesies
Udang ................................................................................................ 4
2. Rata-rata Pengurangan Nilai TAN Perhari ....................................... 13
3. Rata-rata Kualitas Air selama Uji Degradasi TAN ......................... 18
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................................... 6
2. Tata Letak Unit Percobaan ................................................................ 9
3. Nilai TAN dari Setiap Perlakuan ..................................................... 14
4. Penurunan Nilai TAN pada Setiap Perlakuan ................................. 16
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Road-Map Penelitian ....................................................................... 25
2. Pembuatan Bahan ............................................................................ 26
3. Rerata Nilai TAN selama Penelitian dari Setiap Perlakuan ............. 28
4. Pengujian Statistik ANOVA ........................................................... 29
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peningkatan hasil produksi budidaya udang dilakukan dalam rangka
pemenuhan permintaan yang terus meningkat. Produksi budidaya udang pada
tahun 2012 sebesar 415.703 ton dan mengalami peningkatan sebesar 55,39 %
pada tahun 2013 menjadi 645.955 ton (Nainggolan et al., 2014). Salah satu
masalah yang masih mempengaruhi adalah masalah limbah budidaya. Limbah
budidaya yang dihasilkan berupa bahan padatan yaitu sisa pakan, feses serta
koloni bakteri; dan bahan terlarut yaitu ammonia, urea, karbon dioksida, fosfor
dan hidrogen sulfida (Nur, 2011).
Limbah budidaya dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air
karena terjadinya akumulasi bahan organik pada tambak. Hal tersebut merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan produksi. Akibat dari akumulasi
bahan organik pada kisaran tertentu dapat menyebabkan kematian pada udang.
Garno (2004) menjelaskan bahwa pencemaran di luar sistem tambak bukan
merupakan faktor penyebab kegagalan budidaya udang melainkan akibat limbah
organik yang terakumulasi di dalam sistem tambak.
Banyak metode yang telah dilakukan dalam penanganan limbah yang
dihasilkan, salah satunya bioremediasi. Bioremediasi merupakan salah satu
metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas air serta menjaga kesehatan
dan stabilitas sistem akuakultur (Antony dan Philip, 2006). Bioremediasi adalah
penggunaan mikroorganisme yang telah dipilih untuk ditumbuhkan pada polutan
tertentu sehingga kadar polutan tersebut turun. Pada prosesnya, mikroorganisme
memproduksi enzim-enzim yang akan memodifikasi struktur polutan beracun
menjadi tidak kompleks dan hasilnya metabolit yang tidak beracun dan berbahaya
(Priadie, 2012).
Biodegradasi merupakan salah satu bentuk dari bioremediasi, dimana
kandungan bahan pencemar akan dihilangkan dengan memanfaatkan kemampuan
bakteri. Biodegradasi melibatkan bahan yang digunakan sebagai pencemar,
oksigen terlarut dan mikroba tertentu (Juarna, 1997). Dalam aplikasinya,
2
biodegradasi dapat dilakukan dengan menggunakan bakteri indigenous (lokal).
Bakteri indegenous merupakan bakteri yang diperoleh dari hasil isolasi bakteri
lalu dipilih biodegradasi dapat dilakukan dengan menggunakan bakteri indigenous
(lokal). Bakteri indegenous merupakan bakteri yang diperoleh dari hasil isolasi
bakteri lalu dipilih isolat terbaik sehingga dapat dikombinasikan dalam suatu
konsorsium (Priadie, 2012). Bakteri indigenous yang ditemukan pada tambak
tradisional udang windu di Desa Mulyosari, Kecamatan Pasir Sakti, Lampung
Timur memiliki potensi sebagai agen biodegradasi mampu mengurangi
kandungan TAN (Total Ammonia Nitrogen). Hasil identifikasi secara morfologi
dan biokimia yang telah dilakukan Susanti et al. (2014), menunjukkan ketiga
isolat bakteri pendegradasi TAN dengan kode TI6, TI1 dan TII5. Kode TI6
merupakan bakteri Corynebacterium kutscheri, TI1 merupakan bakteri
Bacillus polymyxa dan TII5 merupakan bakteri Bacillus coagulan.
Uji patogenisitas dan kemampuan masing-masing bakteri dalam
mendegradasi TAN dalam skala laboratorium yang dilakukan Noviantina (2014)
menunjukkan ketiga bakteri tersebut tidak bersifat patogen dan mampu
menurunkan kandungan TAN. Ketiga bakteri tersebut dapat dikembangkan
sebagai bioremediator supaya dapat diaplikasikan ke tambak udang, sehingga
perlu dilakukan pengkombinasian bakteri. Pengkombinasian bakteri bertujuan
untuk mengetahui keefektifan bakteri dalam mendegradasi TAN.
1.2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kombinasi terbaik dari bakteri
Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan dalam
kemampuannya mendegradasi TAN (Total Ammonia Nitrogen).
1.3. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang potensi
dari pengkombinasian bakteri indigenous Bacillus polymyxa,
Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan dalam mendegradasi TAN
(Total Ammonia Nitrogen) pada tambak udang untuk mendukung sistem
akuakultur berkelanjutan.
3
1.4. Kerangka Pemikiran
Usaha perikanan yang berkembang di Provinsi Lampung salah satunya
adalah budidaya udang. Pada tahun 2012 luas budidaya tambak di Provinsi
Lampung sebesar 23.819 Ha dengan hasil produksi udang sebesar 43.102 ton
(Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2013).
Akibat dari laju pertumbuhan penduduk yang meningkat, terjadi peningkatan
permintaan udang sehingga perlu adanya peningkatan produksi udang. Sistem
budidaya intensif dengan padat penebaran yang tinggi dilakukan sebagai solusi
peningkatan produksi.
Peningkatan produksi tambak menimbulkan dampak negatif antara lain
akumulasi limbah organik dalam sistem budidaya merupakan salah satu faktor
menurunnya hasil produksi. Akumulasi limbah organik yang tinggi dapat
menyebabkan meningkatnya pertumbuhan mikroorganisme heterotrofik dan
bakteri patogen, eutrofikasi, terbentuknya senyawa toksik serta penurunan
konsentrasi oksigen terlarut (Widiyanto, 2006). Senyawa toksik yang dihasilkan
salah satunya adalah TAN (Total Ammonia Nitrogen). TAN merupakan bentuk
keseluruhan dari ammonium (NH4+) dan amoniak (NH3). Amoniak di perairan
alami berada dalam bentuk gas dan membentuk kesetimbangan dengan gas
amonium pada suhu dan tekanan normal. Persamaan reaksi kesetimbangan antara
amonia dan amonium sebagai berikut (Effendi, 2003):
NH3 + H2O ↔ NH4+
+ OH-
Amoniak lebih bersifat toksik daripada TAN, sehingga toksisitas TAN
tergantung pada besar persentase amoniak dalam konsentrasi TAN (Timmons et
al. 2002). Proporsi TAN bertambah dalam bentuk toksik (NH3) dipengaruhi oleh
suhu dan pH. Setiap unit penambahan pH, akan meningkatkan konsentrasi
amoniak yang tidak terionisasi sebanyak 10 kali (Durborow et al, 1997).
Persentase amoniak meningkat seiring dengan meningkatnya nilai pH dan suhu
perairan. Amoniak bersifat toksik terhadap organisme akuatik. Amoniak pada
wilayah anoksik (tanpa oksigen) biasanya pada dasar perairan memiliki kadar
yang tinggi (Effendi, 2003).
4
Berdasarkan SNI 01-7246-2006 (2006), konsentrasi TAN untuk
pemeliharaan udang vannamei maksimal 0,01 mg/L. TAN bersifat toksik terhadap
udang dalam 48 jam median lethal concentrations (LC-50) ke spesies udang yang
berbeda (Tabel 1), dari kisaran 30 dan 110 mg/L TAN dalam air laut konsentrasi
tinggi bergantung pada ukuran dan umur (Boardman et al., 2008). Amoniak pada
konsentrasi diatas 0,1 mg/L dapat mempengaruhi laju pertumbuhan udang dan
konsentrasi 1 mg/L dapat menyebabkan kematian pada udang (Boyd, 1990).
Amonium dapat bersifat toksik apabila terjadi penurunan pH dan ditemukan
dalam konsentrasi tinggi (Armstrong et al, 1978).
Tabel 1. Hasil Pengujian TAN selama 48 Jam LC-50 ke Beberapa Spesies Udang
Spesies Umur Ukuran
(g)
Suhu
(ºC)
pH 48 Jam LC-50
(mg/L TAN)
P. monodon Juvenile 4,87 ± 1,4 24,5 7,57 88a
P. chinesis PL 0,36 ± 0,06 26 7,94 51,1b
P. paulensis Juvenile 5,45 ± 0,4 25 7,78 43,1c
P. semisulcatus PL 0,0275 ± 0,0014 25 8,2 32,49d
L. vannamei Juvenile 0,99 ± 0,01 26 8,8 92,5e
L. vannamei Juvenile 3,8 ± 0,38 23 7,7 110,6e
Sumber: a. Chen et al. (1990a)
b.
Chen et al. (1990b)
c. Ostrensky dan Wasielesky (1995)
d. Kir dan Kumlu (2006)
e. Frias-Espericueta et al. (1999)
Beberapa cara yang biasanya dilakukan dalam pengelolaan kualitas air
untuk menurunkan konsentrasi amoniak oleh petani tambak yaitu dengan
melakukan teknik sedimentasi, pemakaian kincir air, dan penggunaan bahan
kimia. Hasil yang diberikan masih kurang optimal dalam meningkatkan hasil
produksi udang (Badjoeri dan Widiyanto, 2008). Lingkungan juga memiliki
kemampuan dalam mendegradasi senyawa pencemar namun, beban pencemaran
lebih besar dari kecepatan proses degradasi (Nugroho, 2006). Oleh karena itu,
diperlukan suatu cara yang dapat membantu untuk mempercepat proses degradasi
TAN. Bioremediasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
membantu proses degradasi TAN.
5
Bioremediasi adalah mikroorganisme yang dipilih untuk menurunkan kadar
polutan dengan menumbuhkannya pada polutan tersebut. Saat berlangsungnya
proses, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi struktur
polutan beracun menjadi tidak komplek sehingga menjadi metabolit yang tidak
beracun dan berbahaya (Priadie, 2012). Metode dalam bioremediasi adalah
biodegradasi yang merupakan pemanfaatan kemampuan menguraikan limbah
secara biologi yang dilakukan oleh mikroba. Safitri et al. (2015) menyatakan
bahwa lamanya waktu degradasi dan tingginya populasi bakteri yang
mendegradasi membuat bioremediasi lebih efektif. Proses degradasi dapat
berhasil karena pengaruh karateristik bahan organik, kemampuan mikroba dan
kondisi lingkungan yang mendukung aktivitas mikroba (Komarawidjaja, 2004).
Bakteri yang digunakan untuk biodegradasi salah satunya adalah bakteri
indigenous. Bakteri indigenous merupakan bakteri penghuni asli yang memiliki
habitat pada daerah tersebut. Munawar dan Elfita (2015) menjelaskan bahwa
bakteri memiliki potensi dalam menggunakan material yang terdapat pada
habitatnya sebagai sumber nutrien dengan cara memetabolismenya, termasuk
material yang berupa bahan pencemar.
Bakteri indigenous yang ditemukan pada tambak tradisional udang windu di
Desa Mulyosari, Kecamatan Pasir Sakti, Lampung Timur adalah bakteri
Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan. Ketiga
jenis bakteri ini berpotensi dalam menurunkan TAN baik secara in vitro maupun
in vivo. Bakteri tersebut juga tidak bersifat patogen terhadap larva udang
vannamei (Noviantina, 2014). Oleh karena itu, perlu dilakukannya
pengkombinasian bakteri agar dapat diketahui efektivitas bakteri dalam
menurunkan TAN sehingga dapat diaplikasikan ke tambak oleh para
pembudidaya udang. Kemampuan kombinasi bakteri dalam menurunkan TAN
dilakukan dengan metode bioaugmentasi yaitu dengan menambahkan kombinasi
bakteri ke dalam media yang telah mengandung TAN.
Berbagai upaya peningkatan produksi dalam budidaya udang menyebabkan
peningkatan padat penebaran. Dampak dari tingkat penebaran yang tinggi adalah
bertambahnya sisa pakan dan feses yang terakumulasi di dalam tambak sehingga
6
TAN ikut meningkat. Peningkatan TAN dapat menyebabkan kematian pada udang
sehingga konsentrasi TAN yang tinggi dapat bersifat toksik bagi udang. Upaya
yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan memberikan kombinasi dari
bakteri Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan
dengan harapan adanya penurunan konsentrasi TAN. Kombinasi terbaik dari
ketiga bakteri tersebut akan diperoleh berdasarkan hasil penurunan nilai
konsentrasi TAN tertinggi (Gambar 1).
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
1.5. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 = σ = 0, Tidak ada pengaruh penambahan kombinasi bakteri biodegredasi
Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan
Bacillus coagulan terhadap nilai TAN.
Peningkatan produksi budidaya udang
Padat tebar tinggi
Sisa pakan dan feses meningkat
Akumulasi TAN (Total Ammonia Nitrogen)
Toksik untuk udang
Penanganan dengan memberikan kombinasi dari bakteri
Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan
Bacillus coagulan
Kombinasi terbaik dari bakteri Bacillus polymyxa,
Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan yang dapat
menurunkan nilai TAN (Total Ammonia Nitrogen) tertinggi
7
H1 = σ ≠ 0, Ada pengaruh penambahan kombinasi bakteri biodegredasi
Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan
Bacillus coagulan terhadap nilai TAN.
II. METODE PENELITIAN
2.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada Maret – Juli 2015 di Laboratorium Budidaya
Perikanan, Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung.
2.2. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu toples plastik ukuran 10
liter, instalansi aerasi, timbangan digital, thermometer, DO meter, pH paper,
autoklaf, hot plate stirrer, spektrofotometer (Thermo Scientific Genesys 20), labu
erlenmeyer, tabung reaksi, jarum ose, aluminium foil, sprayer, shaker (Boeco
Germany PSU-15i), dan laminar air flow (Nuaire, Model No. NU-1264DDE).
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu air laut steril, akuades, alkohol
70%, media TSA (Tryptone Soy Agar) (Oxoid), media TSB (Tryptone Soy Borth)
(Oxoid), larutan MnSO4, larutan hipoklorit, larutan sodium phenate, larutan
standar TAN (Total Ammonia Nitrogen) 1 mg/L, isolat Bacillus polymyxa,
Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan.
2.3. Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri
dari 5 perlakuan dengan 4 kali ulangan. Perlakuan yang dilakukan yaitu 1) tanpa
pemberian kombinasi bakteri; 2) pemberian sebanyak 106 CFU/mL kombinasi
bakteri Bacillus polymyxa dengan Corynebacterium kutscheri; 3) pemberian
sebanyak 106 CFU/mL kombinasi bakteri Bacillus polymyxa dengan
Bacillus coagulan; 4) pemberian sebanyak 106 CFU/mL kombinasi bakteri
Corynebacterium kutscheri dengan Bacillus coagulan; dan 5) pemberian sebanyak
106 CFU/mL kombinasi bakteri Bacillus polymyxa dengan
Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan. Tata letak unit percobaan
ditentukan secara acak (Gambar 2).
9
Gambar 2. Tata Letak Unit Percobaan
Keterangan:
P1: Tanpa pemberian kombinasi bakteri
P2: Pemberian 106 CFU/mL kombinasi bakteri Bacillus polymyxa dengan Corynebacterium kutscheri
P3: Pemberian 106 CFU/mL kombinasi bakteri Bacillus polymyxa dengan Bacillus coagulan
P4: Pemberian 106 CFU/mL kombinasi bakteri Corynebacterium kutscheri dengan Bacillus coagulan
P5: Pemberian 106 CFU/mL kombinasi bakteri Bacillus polymyxa dengan Corynebacterium kutscheri dan
Bacillus coagulan
U (1; 2; 3; 4): Ulangan
2.4. Prosedur Penelitian
2.4.1. Persiapan Penelitian
2.4.1.1. Persiapan Bakteri Uji Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri
dan Bacillus coagulan
Bakteri uji dipersiapkan dengan mengkultur kembali isolat bakteri
Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan
menggunakan media TSA 70% air laut.
2.4.1.2. Persiapan Media Pengujian
Wadah yang akan digunakan berupa toples plastik berukuran 10 liter dengan
jumlah 20 unit. Sebelum digunakan, toples dibersihkan kemudian diisi air laut
sebanyak 3 liter, yang diendapkan selama 24 jam. Larutan standar TAN
ditambahkan sebanyak 1 mg/L ke dalam air laut.
2.4.2. Pelaksanaan Penelitian
Pengujian kemampuan bakteri dalam mendegradasi TAN skala laboratorium
dilakukan dengan memberikan larutan standar TAN sebanyak 1 mg/L sebagai
sumber TAN lalu dimasukkan sebanyak 106
CFU/mL dari setiap kombinasi
P3U4 P1U2 P1U4 P4U2 P5U4 P3U3 P5U3 P1U3 P2U4 P3U2
P2U1 P4U3 P2U2 P3U3 P4U4 P3U1 P1U1 P4U1 P5U1 P5U2
10
bakteri ke dalam wadah pengujian. Terdapat 5 perlakuan dalam pengujian yaitu 4
kombinasi bakteri berbeda dengan kepadatan sebesar 106
CFU/mL dan tanpa
penambahan kombinasi bakteri dengan pengulangan sebanyak 4 kali. Pengamatan
parameter nilai TAN dilakukan setiap hari selama 7 hari penelitian.
2.4.3. Parameter Pengamatan
2.4.3.1. Analisis TAN (Total Ammonia Nitrogen)
Air sampel disaring sebanyak 25 – 50 mL menggunakan kertas
saring Whatman Cellulose Nirate nomor 7140104 tipe WCN
dengan mess size 0,45 µm dan diameter 45 mm.
Air sampel yang telah disaring diambil 10 mL dan dimasukkan ke
dalam gelas piala. Blanko dibuat dari akuades sebanyak 10 mL.
Larutan standar (Lampiran 2d) disiapkan sebanyak 5 konsentrasi
yaitu 0,1; 0,2; 0,4; 0,6; dan 0,8 mg/L. Selanjutnya masing-masing
konsentrasi diambil sebanyak 10 mL.
Sampel, blanko dan larutan standar ditambahkan 1 tetes larutan
MnSO4 (Lampiran 2e), 0,5 mL chlorox (oxidizing solution)
(Lampiran 1f) dan 0,6 mL phenate (Lampiran 2g). Penambahan
phenate dilakukan dengan segera menggunakan pipet tetes yang
sudah dikalibrasi. Selama ± 15 menit didiamkan sampai warna
stabil (warna akan tetap stabil sampai beberapa jam).
Sampel, blanko dan larutan standar diukur menggunakan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 630 nm, selanjutnya
nilai absorbance dihitung nilai TAN menggunakan persamaan.
Persamaan untuk menghitung nilai konsentrasi ammonia-N total (TAN)
yaitu
TAN (mg/L) = × Cst
Keterangan:
Cst : konsentrasi larutan standar (0,6 mg/L)
Ast : nilai absorbansi larutan standar
As : nilai absorbansi air sampel
As
Ast
11
2.4.3.2. Kualitas Air
Kualitas air diukur pada awal, tengah dan akhir penelitian meliputi
pengukuran suhu, DO (Dissolved Oxygen), pH, dan salinitas sebagai parameter
untuk melihat kondisi media pengujian mendukung bakteri heterotrof untuk
hidup.
2.5. Analisis Data
Selisih dari nilai TAN pada hari kedua dengan hari terakhir pengamatan
dianalisis menggunakan uji statistik ANOVA pada tingkat kepercayaan 95%. Jika
varian data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka data akan
dianalisis secara non parametrik. Parameter kualitas air akan dianalisis secara
deskriptif.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Semua kombinasi bakteri mampu mendegradasi TAN dengan kombinasi
yang paling baik adalah kombinasi bakteri Bacillus polymyxa dengan
Corynebacterium kutscheri.
4.2. Saran
1. Perlu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui sifat zoonosis dan patogen dari
bakteri Corynebacterium kutscheri.
2. Perlu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui fase pertumbuhan bakteri pada
kondisi kualitas air yang berbeda.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjut dengan mengaplikasikan penggunaan
bakteri dalam budidaya tambak.
DAFTAR PUSTAKA
Antony, S. P. dan R. Philip. (2006). Bioremediation in Shrimp Culture System.
NAGA, WorldFish center Quarterly, 29 (3 & 4): 62 – 66.
Armstrong, D. A., D. Chippendale, A. W. Knight dan J. E. Colt. (1978).
Interaction of Ionized and Un-Ionized Ammonia on Short-Term Survival
and Growth of Prawn Larvae, Macrobrachium rosenbergii. Biol. Bull., 154:
15 – 31.
Badjoeri, M. dan T. Widiyanto. (2008). Penggunaan Bakteri Nitrifikasi untuk
Bioremediasi dan Pengaruhnya terhadap Konsentrasi Amonia dan Nitrit di
Tambak Udang. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 34 (2): 261 – 268.
Bernard, K. (2012). The Genus Corynebacterium and Other Medically Relevant
Coryneform-Like Bacteria. Journal of Clinical Microbiology, 50 (10):
3152 – 3158.
Boardman, G., A. Dietrich, S. Smith. (2008). Acute Toxicity of Ammonia and
Nitrite to White Shrimp (L. vannamei) at Low Salinities. Tesis. Virginia :
Virginia Polytechnic Institute and State University.
Boyd, C. E. (1990). Water Quality in Ponds for Aquaculture. Alabama :
Birmingham Publishing Co.
Chen, J.-C., P.-C. Liu dan S.-C. Lei. (1990a). Toxicities of Ammonia and Nitrite
to Penaeus monodon adolescents. Aquaculture, 89 (1990): 127 – 137.
Chen, J.-C., Y.-Y. Ting, J.-N. Lin dan M.-N. Lin. (1990b). Lethal Effects of
Ammonia and Nitrite on Penaeus chinensis juveniles. Marine Biology, 107:
427 – 431.
De Vecchi, E. dan L. Drago. (2006). Lactobacillus sporogenes or
Bacillus coagulans: Misidentification or Mislabelling?. International
Journal of Probiotics and Prebiotics, 1 (1): 3 – 10.
Durborow, R.M., D. M. Crosby, and M. W. Brunson. (1997). Ammonia in Fish
Ponds. SRAC Publication No. 463.
Ebeling, J. M., M. B. Timmons dan J. J. Bisogni. (2006). Engineering Analysis of
The Stoichiometry of Photoautotrophi, Autotrophi, and Heterotrophic
Removal of Ammonia-Nitrogen in Aquaculture System. Aquaculture, 257
(2006): 346 – 358.
21
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. 258 pp.
Frias-Espericueta, M. G., M. Harfush-Melendez, J. I. Osuna-Lopez dan F. Paez-
Osuna. (1999). Acute Toxicity of Ammonia to Juvenile Shrimp
Penaeus vannamei Boone. Bulletin of Enviromental Contamination and
Toxicology, 62: 646 – 652.
Garno, Y. Soetrisno. (2004). Biomanipulasi, Paradigma Baru dalam
Pengandalian Limbah Organik Budidaya Perikanan di Waduk dan Tambak.
Jakarta. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Hamoda, M. F. (1995). Biotreatment of Wastewaters Using Aerated Submerged
Fixed-film Reactors. Kluwer Academic Publishers, 431 – 449.
Jory, D. E. (1998). Use of Probiotics in Penaeid Shrimp Growout. Aquaculture
Magazine, 24 (1): 62 – 67.
Juarna, A. (1997). Penyelesaian Numerik Masalah Nilai Awal Sistem PDB
Biodegradasi Pencemar Air Tanah dengan Menggunakan Paket VODPK.
Tesis. Depok : Universitas Indonesia.
Kir, M. dan M. Kumlu. (2006). Acute Toxicity of Ammonia to
Penaeus semisulcatus Postlarvae in Relation to Salinity. Journal of The
World Aquaculture Society, 37 (2): 231 – 235.
Komarawidjaja, W. (2004). Penelitian Pengaruh Pemanfaatan Konsorsium
Mikroba Penitrifikasi dalam Budidaya Udang. Jurnal Teknologi
Lingkungan, 5 (1): 25 – 29.
Kurusu, K. dan K. Ohba. (1987). New Peptide Antibiotis LI-F03, F04, F05, F07,
and F08, Produced by Bacillus polymyxa. The Journal of Antibiotics, XL
(11): 1506 – 1514.
Munawar dan Elfita. (2015). Biodiversitas Bakteri Indigen dan Kontribusinya
dalam Pengelolaan Lingkungan Tercemar : Studi Kasus Beberapa Wilayah
di Indonesia. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 1 (6): 1359 – 1363.
Nainggolan, H., K. F. Rahmantya, A. D. Asianto, D. Wibowo, T. Wahyudi, dan
W. A. Somad. (2014). Kelautan dan Perikanan Dalam Angka 2014. Jakarta
: Pusat Data Statistik dan Informasi.
Nakamura, L. K. (1987). Bacillus polymyxa (Prazmowski) Mace 1889
Deoxyribonucleic Acid Relatedness and Base Composition. International
Journal of Systematic Bacteriology, 37 (4): 391 – 397.
22
Noviantina, J. (2014). Uji Patogenesitas Bakteri Campylobacter sp. TI6,
Listeria sp. TI1, dan Nitrosococcus sp. TII5 pada Pemeliharaan Udang
Vanname (Litopenaeus vannamei) serta Kemampuannya dalam
Mendregradasi TAN (Total Ammonia Nitrogen). Skripsi. Bandar Lampung :
Universitas Lampung.
Nur, A. (2011). Manajemen Pemeliharaan Udang Vaname. Jakarta : Pusat
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan.
Nugroho, A. (2006). Biodegrasasi Sludge Minyak Bumi dalam Skala
Mikrokosmos: Simulasi Sederhana sebagai Kajian Awal Bioremediasi Land
Treatment. Makara, Teknologi, 10 (2): 82 – 89.
Ostrensky, A., W. Wasielesky Jr. (1995). Acute Toxicity of Ammonia to Various
Life Stages of the Sao Paulo Shrimp, Penaeus paulensis Perez-Farfante,
1967. Aquaculture, 132 (1995): 339 – 347.
Priadie, B. (2012). Teknik Bioremediasi sebagai Alternatif dalam Upaya
Pengendalian Pencemaran Air. Jurnal Ilmu Lingkungan, 10 (1): 38 – 48.
Pusat Data Statistik dan Informasi Kementrian Kelautan. (2013). Buku Statistik
Kelautan dan Perikanan 2012. Jakarta : Pusat Data Statistik dan Informasi
Kementrian Kelautan.
Rheinheimer, G. (1985). Aquatic Microbiology, 3rd edition. John Wiley & Sons
Ltd. Chichester. 257 pp.
Safitri, R., B. Priadie, dan D. Indah Permatasari. (2015). The Performance of
Bacterial Consortium in Various Carriers on The Bioremediation of River
Water Polluted by Domestic Sewage. Environmental Engineering, Vol. IV:
120 – 126.
Sharma, R. 1999. Probiotics: A New Horizon in Aquaculture. Fisheries World,
8 – 1.
SNI 01-7246-2006. (2006). Produksi Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di
Tambak dengan Teknologi Intensif. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.
Supriyadi, Sudaryanto dan S. Hartati. (2012). Dinamika Populasi Bakteri
Heterotrof dan Nitrifikasi pada Sistem Agroforestri di Sub-DAS Keduang,
Daerah Bengawan Solo Hulu. The 5th
International Seminar of Indonesian
Society for Microbiology (ISISM), 20 – 22 September 2012.
23
Susanti, E., E. Harpeni, A. Setiawan, dan B. Putri. (2014). Penapisan Bakteri
Pendegradasi Total Ammonia Nitrogen dari Sedimen Tambak Tradisional
Udang Windu (Penaeus monodon). Aquasains (Jurnal Ilmu Perikanan dan
Sumberdaya Perairan), 2 (2): 145 – 148.
Timmons, M.B., J.M. Ebeling, F.W. Wheaton, S.T. Summerfelt and B.J. Vinci.
(2002). Recirculating Aquaculture Systems, 2nd Edition. USA : NRAC
Publication.
Widiyanto, T. (2006). Seleksi Bakteri Nitrifikasi dan Denitrifikasi untuk
Bioremediasi di Tambak Udang. Disertasi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.