Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) · PDF fileBiaya penyusutan fiskal dan/atau...
Transcript of Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) · PDF fileBiaya penyusutan fiskal dan/atau...
Misalnya:a. Usaha apotek;b. Rumah makan;c. Toko*) dapat bersifat final apabila memiliki peredaran bruto tertentu (PP No. 46 Tahun
2013)
Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *)
Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan
Antara lain:a. pengurus atau pimpinan rumah sakit atau klinik;b. pegawai tetap di rumah sakit, universitas (dosen), atau
perusahaan.
Antara lain:a. komisi, hadiah atau imbalan lain, misalnya dari produsen obat-
obatan dan alat kesehatan;b. royalti;c. sewa harta selain tanah/bangunan;d. penghargaan dan hadiah;e. keuntungan dari penjualan/pengalihan harta.
Antara lain:a. dividen;b. royalti;c. bunga,d. honor sebagai dokter di luar negeri.
Penghasilan dalam negeri lainnya yang bersifat tidak final
Penghasilan dari luar negeri
Antara lain:a. warisan;b. bagian laba dari firma atau CV yang modalnya tidak terbagi atas
saham;c. pembayaran klaim asuransi jiwa, asuransi dwiguna, kecelakaan,
kesehatan dan beasiswa.
Antara lain:a. bunga tabungan atau deposito;b. dividen;c. penjualan saham di bursa efek;d. sewa tanah dan/atau bangunan.
Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak
Penghasilan yang dikenakan PPh yang bersifat final
Outline
KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN (PPh)
DOKTER
DAFTAR
HITUNG
BAYAR
LAPOR
DAFTAR
KANTOR PELAYANAN PAJAK
Syarat Subjektif
Syarat Objektif
Wilayah tempat tinggal
ORANG PRIBADI(Dokter)
Pasal 2 PP Nomor 74 Tahun 2011
Caranya:1. Menyampaikan formulir permohonan
secara langsung ke KPP2. Menyampaikan formulir permohonan
melalui kantor pos/jasa pengirimanke KPP
3. Melalui internet denganmenggunakan e-registration
Pasal 2 PP Nomor 74 tahun 2011Peraturan Dirjen Pajak No. PER-20/PJ/2013 s.t.d.d PER-38/PJ/2013Outline
HITUNG
1. Penghasilan Neto dari:a. kegiatan usaha dan pekerjaan bebas Rp ..........b. pekerjaan Rp ..........c. dalam negeri lainnya Rp ..........d. luar negeri Rp .......... +Jumlah Penghasilan Neto Rp ..........
dikurangi:2. Zakat/ sumbangan keagamaan yang wajib Rp ..........3. Kompensasi Kerugian Rp ..........4. Penghasilan Tidak Kena Pajak Rp .......... +
Jumlah Pengurang Penghasilan Neto Rp .......... -Penghasilan Kena Pajak Rp ..........5. PPh Terutang
(Penghasilan Kena Pajak x tarif Pasal 17 UU PPh) Rp ..........6. Kredit Pajak Rp .......... -7. PPh Kurang/(Lebih Bayar) Rp ..........
Dapat diperoleh dengan 2 cara:
1. menyelenggarakan pembukuan; atau
2. menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto (Norma).
peredaran usaha yang lebih dari atau sama dengan Rp 4.800.000.000 dalam setahun
wajib menyelenggarakan pembukuan
(Pasal 14 ayat (2) UU PPh)
Penghasilan Neto = Penghasilan Bruto – Biaya 3M
Dokter menyelenggarakan pembukuan
Penghasilan Bruto:seluruh penghasilan yang diterima dokter sehubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas sebagai dokter.
Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (3M):biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh, menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak yang tidak dikenai PPh Final.
Biaya-biaya yang boleh Dikurangkan dariPenghasilan Bruto
Biaya 3M antara lain: Biaya yang secara langsung atau tidak langsung
berkaitan dengan kegiatan usaha; Biaya penyusutan fiskal dan/atau amortisasi; Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan (untuk OP); Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta; Kerugian dari selisih kurs;
28(Pasal 6 UU PPh)
Biaya-biaya yang boleh Dikurangkan dariPenghasilan Bruto (lanjutan)
• Sumbangan khusus untuk :- Penanggulangan Bencana Nasional,- Penelitian dan pengembangan yang dilakukan di
Indonesia,- Pembangunan infrastruktur sosial,- Fasilitas pendidikan , dan- Pembinaan olahraga.
29(Pasal 6 UU PPh jo. PP No. 93 Tahun 2010)
Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan asuransi beasiswa, yang dibayar oleh WP OP
Penggantian/imbalan pekerjaan/jasa yg diberikan dalam bentuk natura dankenikmatan
Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan
Pajak penghasilan
Biaya yang dibebankan/dikeluarkan untuk kepentingan pribadi wp atauorang yang menjadi tanggungan
Sanksi administrasi serta sanksi pidana di bidang perpajakan
Pasal 9 UU PPh
Biaya-biaya yang tidak boleh dikurangkan dariPenghasilan Bruto
Biaya yang tidak termasuk 3M antara lain:
Penghasilan Neto = Penghasilan Bruto x Norma
Dokter menggunakan Norma
Besarnya persentase Norma untuk pekerjaan bebas dokter *):
No. Daerah Persentase
1. 10 Ibu kota Provinsi (Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Manado, Makassar, dan Pontianak)
50%
2. Ibu kota Propinsi lainnya 50%
3. Daerah lainnya 50%
*) PER-17/PJ./2015
Syarat-syarat penggunaan Norma
Dokter dapat menggunakan Norma apabila:
1. jumlah peredaran bruto dari kegiatan usaha ataupekerjaan bebas kurang dari Rp4.800.000.000,00setahun;
2. memberitahukan penggunaan Norma kepadaDirektur Jenderal Pajak paling lama 3 (tiga) bulansejak awal tahun pajak yang bersangkutan.
• Ditentukan berdasarkan penghasilan neto yang tertera dalambukti pemotongan PPh Pasal 21 yang diberikan oleh pemberikerja atas penghasilan dokter sebagai pegawai tetap.
• Penghasilan Neto tersebut dihitung dengan cara penghasilanbruto (gaji, tunjangan, bonus, penghasilan lainnya), dikurangidengan:
1. Biaya jabatan (5% dari penghasilan bruto; maksimalRp6.000.000,00 setahun);
2. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telahdisahkan oleh Menteri Keuangan.
• Penghasilan selain dari usaha/pekerjaan bebas danpekerjaan serta bukan merupakan penghasilan yangdikenakan PPh Final.
• Antara lain:- bunga pinjaman;- royalti;- Sewa (selain tanah dan/atau bangunan)- Hadiah/penghargaan;- Keuntungan dari penjualan/ pengalihan harta.
• Pelaporan dan penghitungan penghasilan neto dari Luar Negeri(LN):- untuk penghasilan dari usaha di LN dilaporkan dalam tahun pajak
diperolehnya penghasilan tersebut sebesar laba usaha yangdiperoleh;
- untuk penghasilan selain dari usaha dilaporkan dalam tahunpajak diterimanya penghasilan tersebut sebesar penghasilanyang diterima.
• Pajak Penghasilan (Income Tax) yang dibayar atau terutang di LNatas penghasilan dari LN dapat dikreditkan terhadap PajakPenghasilan yang terutang berdasarkan ketentuan UU PPh.
• Keluarga merupakan satu kesatuan ekonomis.
• Bagi Wajib Pajak yang telah menikah (sebagai suami/kepalakeluarga) berlaku penggabungan penghasilan dari seluruh anggotakeluarga:
1. Penghasilan atau kerugian istri dianggap sebagai penghasilanatau kerugian suaminya dan dikenai pajak sebagai satu kesatuan,kecuali:
a. penghasilan tersebut semata-semata dari bekerja pada satupemberi kerja yang telah dipotong PPh Pasal 21; dan
b. pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya dengan usahaatau pekerjaan bebas suaminya atau anggota keluargalainnya.
2. Penghasilan anak yang belum dewasa (belum berusia 18 tahun)digabung dengan penghasilan orang tuanya.
3. Penggabungan Penghasilan Suami-Istri- Kewajiban PPh atas penghasilan keluarga merupakan tanggung
jawab kepala keluarga (suami);- Apabila:
a. suami istri mengadakan perjanjian pemisahan harta danpenghasilan secara tertulis, atau
b. istri menghendaki untuk menjalankan hak dan kewajibanperpajakannya sendiri (suami dan istri memiliki NPWP yangberbeda),
penghitungan PPh dilakukan berdasarkan penjumlahanpenghasilan neto suami-isteri dan masing-masing memikul bebanPPh sebanding dengan besarnya penghasilan neto.
• Zakat atau sumbangan keagamaan lainnya yang bersifat wajib kepada lembaga/badan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
• Dibuktikan dengan dokumen pembayaran
Zakat/ Zakat/ Sumbangan
Keagamaan yang sifatnya wajib
• Berlaku bagi Dokter yang menyelenggarakan pembukuan• Kerugian pada suatu tahun pajak dapat dikompensasikan
dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 tahun.
Kompensasi kerugian
• Disesuaikan status Wajib Pajak dan jumlah tanggungan
PTKP
1. Badan Amil Zakat Nasional, 2. LAZ Dompet Dhuafa Republika, 3. LAZ Yayasan Amanah Takaful, 4. LAZ Pos Keadilan Peduli Umat, 5. LAZ Yayasan Baitulmaal Muamalat, 6. LAZ Yayasan Dana Sosial Al Falah, 7. LAZ Baitul Maal Hidayatullah, 8. LAZ Persatuan Islam, 9. LAZ Yayasan Baitul Mal Umat Islam PT Bank
Negara Indonesia, 10. LAZ Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat, 11. LAZ Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, 12. LAZ Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat
Indonesia,
13. LAZ Yayasan Baitul Maal wat Tamwil, 14. LAZ Baituzzakah Pertamina, 15. LAZ Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid
(DUDT), 16. LAZ Yayasan Rumah Zakat Indonesia, 17. LAZIS Muhammadiyah, 18. LAZIS Nahdlatul Ulama (LAZIS NU), 19. LAZIS Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia
(LAZIS IPHI),20. Lembaga Sumbangan Agama Kristen
Indonesia (LEMSAKTI), dan21. Badan Dharma Dana Nasional Yayasan
Adikara Dharma Parisad (BDDN YADP).
(PER-33/PJ/2011 sebagaimana telah diubah dengan PER-15/PJ/2012)
Keterangan PTKP Setahun(Mulai 1 Januari 2016)
Untuk diri Wajib Pajak 54.000.000Tambahan pegawai kawin 4.500.000
Tambahan anggota keluarga sedarah & semendadalam garis keturunan lurus, anak angkat,
maksimum 3 orang
4.500.000
Pasal 1 PMK No. 162/PMK.011/2012
WP Tidak Kawin Kode PTKP
0 Tanggungan TK/0 54.000.000
1 Tanggungan TK/1 58.500.000
2 Tanggungan TK/2 63.000.000
3 Tanggungan TK/3 67.500.000
WP Kawin Kode PTKP
0 Tanggungan K/0 58.500.000
1 Tanggungan K/1 63.000.000
2 Tanggungan K/2 67.500.000
3 Tanggungan K/3 72.000.000
WP Kawin + Penghasilan Istri Digabung Kode PTKP
0 Tanggungan K/I/0 112.500.000
1 Tanggungan K/I/1 117.000.000
2 Tanggungan K/I/2 121.500.000
3 Tanggungan K/I/3 126.000.000
NO. LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF
1. s.d. Rp50.000.000,00 5%
2.Di atas Rp50.000.000,00 s.d.
Rp250.000.000,0015%
3.Di atas Rp250.000.000,00 s.d.
Rp500.000.000,0025%
4. Di atas Rp500.000.000,00 30%
Pasal 17 UU PPh
PPh terutang = tarif PPh x Penghasilan Kena Pajak.
Tarif PPh Orang Pribadi:
Pemotongan dan/atau pemungutan PPh:- PPh Pasal 21 (Pemotongan PPh atas penghasilan dari pekerjaan,
jasa atau kegiatan).- PPh Pasal 22 (Pemungutan PPh atas impor atau transaksi
tertentu lainnya)- PPh Pasal 23 (Pemotongan PPh antara lain atas persewaan
harta selain tanah dan/atau bangunan)
Pembayaran PPh oleh Wajib Pajak sendiri (angsuran PPh Pasal 25)
PPh yang dipotong atau dibayar di luar negeri (PPh Pasal 24)
Kredit Pajak PPh Pasal 24
• Besarnya PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan adalahyang lebih kecil antara:a. PPh yang dipotong/dibayarkan di luar negeri; ataub. Batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN).
44
Batas maksimum KPLN =Penghasilan di Luar NegeriPenghasilan Kena Pajak
x PPh Terutang
Jika Penghasilan Kena Pajak lebih kecil dari pada Penghasilan di Luar Negeri:-- Batas maksimum KPLN adalah sebesar PPh terutang atas Penghasilan Kena Pajak
PPh Kurang Bayar:- PPh terutang > kredit pajak- Kekurangan pembayaran (PPh Pasal 29) harus
dilunasi sebelum SPT Tahunan disampaikan ke KPP.
PPh Lebih Bayar:- PPh terutang < kredit pajak
Outline