Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara
-
Author
albeth-yuan-wijaya -
Category
Documents
-
view
87 -
download
6
Embed Size (px)
Transcript of Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara
Agung wibowo Albeth yuan wijaya
tanpa isolasi yang padat, berlilit atau Berrongga
Kawat terbuat dari: logam biasa, logam campuran atau logam paduan
Untuk tiap fasa penghantarnya dapat berbentuk tunggal maupun sebagai kawat berkas
kawat
padat adalah kawat tunggal yang padat dan berpenampang bulat Apabila diperlukan penampang yang besar, maka digunakan 7-61 kawat padat yang dililit menjadi satu, biasanya secara berlapis dan konsentris
Kawat
rongga adalah kawat berongga yang dibuat untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar Kawat berkas terdiri dari 2 kawat atau lebih pada satu fasa, yang masing-masing terpisah dengan jarak tertentu Kawat berkas mempunyai kelebihan dibandingkan dengan kawat padat karena mengurangi gejala korona, mempunyai kapasitansi yang lebih besar dan reaktansi yang lebih kecil. Digunakan utk UHV & EHV
Kawat
logam biasa dibuat dari logam biasa seperti tembaga alumunium besi dsb Kawat logam campuran adalah penghantar dari tembaga atau alumunium yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain guna menaikkan kekuatan mekanisnya
Kawat
logam paduan adalah penghantar yang terbuat dari 2 jenis logam atau lebih yang dipadukan dengan cara kompresi, peleburan atau pengelasan Kawat lilit campuran adalah kawat yang lilitannya terdiri dari duat jenis logam atau lebih. ACSR (alumunium cable stell reinforced) dan aluminum alloy cable steel reinforced.
Kawat
aluminum campuran ini mempunyai kekuatan mekanis yang lebih tinggi dari kawat aluminum murni, sehingga sebagai aluminum alloy cable steel reinforced ia dipakai untuk gawang yang lebih besar dan untuk kawat tanah
Kawat
baja berlapis aluminum mempunyai kekuatan mekanis yang besar, tetapi konduktivitasnya lebih kecil dibandingkan dengan yang berlapis tembaga meskipun ia lebih ringan. kawat campuran aluminum ini dipakai untuk gawang yang besar, untuk kawat tanah dan sebagai inti kawat greased aluminum cable steel reinforced.
Tahanan
R dari sebuah penhantar sebanding dengan panjangnya l dan berbanding terbalik dengan luas penampangnya A R = rho x l/A Dimana rho adalah resistivitasnya.
Konduktivitas
biasanya besar bila kemurnian bahan tinggi dan berkurang bila jumlah campuran bertambah Tahanan berubah dengan suhu sesuai denan persamaan
Apabila
diperluka perhitungan yang lebih teliti, digunakan persamaan yang menunjukkan ketergantungan alfa dari suhu
Kuat tarik sebuah penghantar naik denan bertambahnya jumlah campuran dan meningkatnaya derajat pengerjaannya. Untuk tembaga berlaku rumus kuat tarik seperti berikut: Untuk kawat komponen f = 47,1 1,1d (kg/mm2) Untuk kawat lilit T = 0,9aNf (kg) Dimana D = garis tengah kawat komponen (mm) A = luas penampang kawat komponen (mm) N = jumlah kawat komponen dalam kawat lilit
Pemanjangan
menunjukkan elastisitas bahan. Pemanjangan minimum dari kawat tembaga dinyatakan oleh S = 0,24d + 0,24 (%)
Arus yang diperbolehkan untuk saluran transmisi udara dibatasi oleh kenaikan suhu yang disebabkan oleh mengalirnya arus dalam saruan tersebut. Suhu maksimum yang dapa ditoleransikan dalam waktu singkat tertentu untuk kawat tembaga, kawat aluminum dan kawat aluminum campuran ditetapkan pada 100 derajat celcius (jepang), periksa tabel. Tetapi karena karakteristik mekanis dari kawat dan sambungannya memburuk oleh pemanasan maka 90 derajat celcius dianggap sebagai suhu kerja kontinu maksimum untuk penghantar
Apabila terjadi hubung singkat pada saluran transmisi maka suhu penghanatar naik karena arus sesaat dari hubung singkat tadi. Dalam hal demikian, maka kenaikan suhu untuk kuat tarik yang sama dianggap 200 derajat celcius untuk kawat tembaga dan 180 derajat celcius untuk kawat aluminum. Nilai arus yang ekuivalen dengan batas suhu ini dinamakan kapasitas penyaluran sesaat. Bila dimisalkan bahwa radiasi panas tidak terjadi dalam waktu kurang dari 2-3 detik dan suhu penhantar permulaan adalah 40 derajat celcius maka kapasitas itu dinyatakan oleh persamaan berikut
Penghantar Ditunjang oleh Tiang yang sama Tingginya y = c cosh (m) l = c cosh (m) d = y c = c (cosh ) (m) c = T/W (m) dimana T = tegangan menndatar dari penghantar (kg) W = berat penghantar per satuan panjang (kg/m) l = Panjang penghantar sebenarnya dari titik terendah sampai titik dengan koordinat (x,y) (m) d = andongan (sag) pada titik (x,y) (m)
pada
umumnya bentuk lengkungan penghantar dianggap parabolis, sehingga bila gawang adalah S (m), maka andongan (sag) D dan panjang penghantar sebenarnya L0 dinyatakan oleh D = (m) L0 = S + = S+ (m)
Penghantar Ditunjang oleh Tiang yang Tidak Sama Tingginya Apabila tiang-tiang penunjang tidak Sng ama tingginya maka yang dihitung adalah andongan yang miring (obliger) yang dinyatakan oleh rumus D = (m) Yakni jarak D antara garis AB (periksa Gbr.7(b)) dan garis singgung pada lengkungan kawat yang sejajar dengan garis AB tersebut. Hubungan antara andongan miring dan andongan pada titik-titik penunjang dinyatakan oleh
D0
= D D0 + H = D Teganagan tarik pada titik-titik penunjang A dan B dinyatakan oleh TA = T + WD TB = T + W ( D0 + H )
Sambungan
(joints) penghantar harus mempunyai konduktivitas listrik uyang baik serta kekuatan mekanis dan ketahanan (durability) yang tangguh. Sambungansambungan yang biasanya dipakai adalah
Sambungan kompressi : Di sini kelongsong (sleeves) sambungan yang terbuat dari bahan yang sama dengan penghantar dipasang pada sambungan penghantar dengan tekanan minyak: Periksa Gbr.8. Cara ini dapat diandalkan dan banyak dipakai untuk penghantar-penghantar berukuran besar.
Sambungan belit: Dalam hal ini penghantarpenghantar yang hendak disambung dimasukkan dalam kelongsong berbentuk bulat telor yang kemudian dibelit beberapa kali dengan kunci belit (twisting wrench). Karena pengerjaan nya sederhana dan mudah, caraii banyak dipakai untuk kawat lilit dengan penampang kurang dari 125 mm2 Sambungan untuk penghantar yang berlainan: apabila permukaan kontsk antara dua penghantar yang berlainan jenis basah, maka salah satu penghantar akan berkarat. Oleh karena itu digunakan kelongkong khusus dengan logam tertentu untuk memungkinkan disambungnya dua penghantar tadi.
Untuk
sistim kawat bekas, dipasang perentang (spacer) untuk menghindarkan agar kawat-kawat penghantar dalam satu fasa tidak mendekat atau bertumbukan karena gaya-gaya elektromekanis atau angin, periksa Gbr.9. Perentang ini dipasang pada jarak 15-40 m satu sama lain di dekat tiangtiang penunjang dan 60-80 m ditengah rentangan(midspan).
Gunanya
menghindarkan kelelahan penghantar karena getaran (vibration fatigue) maka dipasang batang-batang pelindung (armor rods) sebagai penguatan di tempat penghantar digantungjkan. Bentuk batang-batang ini terlihat pada Gbr.10.
Peredam
(damper) diasang dekat dengan penjepit (clamps) untuk menghindarkan kelelahan kawat-kawat komponen karena getaran (vibration). Banyak jenis peredaman yang dikenal, antara lain, Stockbridge (Gbr.11), torsional,dsb.