Penggunaan SCM Pada Perusahaan Carefour

12
PENERAPAN SCM PADA PERUSAHAAN PT.CARREFOUR INDONESIA Nama : Pringgadani Fadlan NPM : 16213928 Jurusan : Manajemen FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI 2015

description

Pringgadani Fadlan 16213928

Transcript of Penggunaan SCM Pada Perusahaan Carefour

Page 1: Penggunaan SCM Pada Perusahaan Carefour

PENERAPAN SCM PADA PERUSAHAAN

PT.CARREFOUR INDONESIA

Nama : Pringgadani Fadlan

NPM : 16213928

Jurusan : Manajemen

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

BEKASI

2015

Page 2: Penggunaan SCM Pada Perusahaan Carefour

Profile Perusahaan

Carrefour di Indonesia berdiri pada tahun 1996 dengan membuka gerai pertama di

Cempaka Putih pada bulan Oktober 1998. Pada saat yang sama, Continent, sebagai

perusahaanritel Perancis, membuka gerai pertamanya di Indonesia. Pada tahun

1999, Carrefour dan Promodes (sebagai pemegang saham utama dari Continent)

menggabungkan semua kegiatan usaha ritel di seluruh dunia dengan nama

Carrefour. Hal tersebut menjadikan Carrefour sebagai ritel terbesar kedua di

dunia.Sebagai bagian dari perusahaan global, Carrefour berusaha untuk

memberikan standar pelayanan kelas dunia dalam industri ritel Indonesia.

Carrefour Indonesia memperkenalkan konsep hypermarket dan menyediakan

alternatif belanja yang baru di Indonesia kepada pelanggannya.

Carrefour menawarkan konsep “One-Stop Shopping” yang menawarkan tempat

pilihan dengan produk yang beragam, harga murah, dan juga memberikan

pelayanan terbaik sehingga melebihi harapan pelanggan.Saat ini, Carrefour sudah

beroperasi di 83 gerai dan tersebar di 28 kabupaten diIndonesia. Sebagai salah satu

ritel terkemuka, Carrefour Indonesia berkomitmen untuk memberikan pelayanan

terbaik bagi pelanggan Carrefour di Indonesia.

Carrefour sangat peduli terhadap kebutuhan pelanggan dengan menawarkan lebih

dari 40.000 produk, sehingga pelanggan dapat memperoleh pilihan lengkap

kebutuhan sehari-hari yang berkualitas baik dengan harga diskon di dalam

lingkungan belanja yang nyaman. Carrefour Indonesia memilikisekitar 28,000

karyawan, baik karyawan langsung maupun tidak langsung, seperti SPG,cleaning

service, dll. Carrefour Indonesia telah bermitra dengan sekitar 4,000 pemasok

yanghampir 70% adalah UKM (Usaha Kecil Menengah).

Carrefour Indonesia juga telah memberikan kontribusi dan berpartisipasi aktif

dalam pembangunan daerah di sektor pertanian dengan membeli 95% produk dari

pasar domestik,meningkatkan kehidupan petani dengan menjaga hubungan jangka

panjang dan memperluasakses pasar di gerai Carrefour Indonesia, meningkatkan

perkembangan kualitas produk lokaldengan memperkenalkan metode pertanian

modern dan lebih aman, misalnya pengembangansecara aktif penggunaan pupuk

alami, dan menerapkan sistem kontrol pengelolaan air.

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

Carrefour sebenarnya telah menerapkan SCM sejak lama, yaitu ketika Carrefour

baru memiliki beberapa gerai. SCM yang diterapkan masih sangat sederhana.

Fungsinya hanya untuk membantu proses penerimaan barang di gerai, dan masih

terfokus pada barang pangan siap saji. Sebagai contoh makanan siap saji adalah

hamburger, hot dog, pizza, kue dan roti, yang proses pengolahannya dilakukan di

setiap gerai Carrefour. Sedangkan pengiriman barang dilakukan dengan mengirim

barang langsung ke gerai Carrefour yang dilakukan oleh para pemasok.

Berikut adalah kendala yang dihadapi Carrefour sebelum melakukan implementasi

SCM yang baru:

1. Sistem informasi tidak efektif dan efisien. Tidak efektif: karena pengolahan

data menjadi tidak akurat dan sulitnya mengatur dan mengontrol aktivitas

suplai, produksi, dan pengiriman di setiap gerai yang ada.

Page 3: Penggunaan SCM Pada Perusahaan Carefour

Tidak efisien: karena kerugian akibat lost of sales, kerugian akibat

kerusakan barang, kerugian akibat besarnya biaya transportasi dsb; serta

kerugian waktu akibat sulitnya mengkoordinasi aktivitas di setiap gerai-nya.

2. Sulitnya dalam mendistribusikan barang ke setiap gerai Carrefour.

Sulitnya proses pendistribusian barang-barang dari pemasok ke gerai-gerai

Carrefour yang jumlahnya tidak sedikit. Biaya transportasi untuk distribusi

tinggi danmembutuhkan lebih banyak tenaga kerja. Dan tidak menutup

kemungkinan terjadiketerlambatan dalam memasok barang, sehingga

menyebabkan lost of sales bagisupplier.

3. Adanya kendala komunikasi antar Carrefour dengan pemasok.

Terjadinya miscommunication dengan pemasok, terjadinya lag pada saat

pemesanan dan pengiriman, terjadinya kesalahan data, dsb.

4. Kurangnya loyalitas pemasok terhadap Carrefour.

Pemasok lebih mementingkan pelanggan lainnya. Baik pada saat melayani

permintaan,maupun kualitas produk yang diberikan.

5. Lost of sales, kendala terhadap ketersediaan stok barang bagi pelanggannya.

Konsumen yang seharusnya dapat membeli barang-barang yang mereka

butuhkan, tetapi karena waktu pemasukan barang dan kerusakan barang

menbuat konsumen harus kehilangan produk yang mereka inginkan

Supply Chain Management baru PT Carrefour.

Carrefour kemudian membeli sebuah aplikasi ternama khusus untuk rantai pasokan

dan sekaligus mampu menjalankan Warehouse Management System, yakni

InfoLog (InfologSolutions PVT Ltd.). Dengan InfoLog, semua proses dalam rantai

pasokan bisa diintegrasikan.

Selain itu, sistem ini memudahkan kolaborasi Carrefour dengan para pemasok.

Meskipun, belum semua pemasok terintegrasi. Saat ini Carrefour berfokus pada

efisiensi yang bias diberikan, sehingga bisa dinikmati oleh pelanggan berupa

keberadaan produk berkualitasdengan harga yang kompetitif.

Software infolog ini menangani beberapa proses bisnis dalam supply chain

management Carrefour yaitu meliputi :

1. Inbound Logistics

Inbound logistics merupakan aktivitas penerimaan dan penggudangan

barang.

Kegiatan ini meliputi:

Advanced Shipping Notification (ASN)

Reservasi Lokasi

Put Away

2. Perencanaan dan pengadaan persediaan

Carrefour menetapkan tingkat persediaan untuk menjalankan operasional

hariannya. Tetapi karena Carrefour menggunakan sistem cross dock yang

bersifat just in time sehingga persedian yang ada menjadi sangat sedikit

dikarenakan fungsi utama gudang untuk meredistribusi produk. Definisi

tingkat persediaan ini terbagi dalam tiga tingkatan yaitu:

Tingkat persediaan minimum

Page 4: Penggunaan SCM Pada Perusahaan Carefour

Tingkat persediaan maksimum

Tingkat reorder Carrefour memiliki dua Distribution Center,

sehingga terdapat kemungkinan terjadinya stock transfer

Sistem yang digunakan dalam mengontrol proses distribusi dari para

pemasok adalah system Central Order Pool (COP). Sistem ini

berfungsi untuk melakukan proses pesanan secara otomatis dan

terpusat berdasarkan jumlah persediaan produk di gerai.

3. Operasi Gudang

Kegiatan operasi gudang meliputi:

Mendefinisikan tipe gudang,

Manajemen ruang berdasarkan kapasitas dan volume,

Cycle count dan stock adjustment

4. Outbond Logistics Aktivitas outbound logistic meliputi:

Penangkapan pesanan pembeli, distribusi, dan penjualan

Pembuatan daftar angkut berdasarkan aturan angkut dan

konfirmasi angkut

Konfirmasi pemuatan dan pengiriman

pembuatan invoice dan packs

5. Laporan

Laporan yang dibuat untuk keperluan manajemen dan teknis terdiri atas

laporan sebagai berikut:

Resep dan pengiriman

Buku besar dan laporan persediaan

Daftar angkut dan daftar kemas

Invoice

Laporan saran lokasi penyimpanan

Laporan saran persediaan SKU

Laporan cycle count

Laporan Fullfillment

Lokasi kosong

Kartu stok

Supply Chain Management yang dibangun Carrefour berdasarkan

perhitungan tingkat optimasi dari pabrik atau pemasok sampai ke

rak gerai.

Metode yang dipakai Carrefour untuk SCM ini dengan menerapkan proses

just-in-time (JIT) di pusat distribusi (Distribution Center), yang disebut Cross

Dock . Distribution center adalah pusat penerimaan barang dari seluruh

supplier Carrefour. Supplier tidak lagi harus mengantar barang ke masing-

masing gerai, namun cukup mengirimkannya kedistribution center , yang

kemudian akan dikirimkan ke masing-masing gerai yang dimiliki Carrefour

sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

Page 5: Penggunaan SCM Pada Perusahaan Carefour

Tujuannya adalah untuk mengefisienkan waktu sehingga tidak memerlukan

adanya stok di pusat distribusi. Jadi ketika pemasok mengirim barang hari ini

ke

Distribution Center Carrefour di Lebak Bulus, maka keesokan harinya barang

tersebut akan didistribusikan ke gerai-gerai. Sehingga metode Cross Dock

memungkinkan proses yang lebih transparan dan cepat dalam

mendistribusikan produk karena tidak ada produk yang terdegradasi

(tertinggal) digudang.

Supply Chain Management yang dikembangkan Carrefour tidak hanya

berdasarkan proses pergerakan fisik produk, melainkan memperhatikan pula

aliran informasi.

Untuk kebutuhan dalam proses aliran order, pihak Carrefour mengembangkan

Central Order Pool (COP), dimana proses pengorderan dilakukan secara

otomatis dan terpusat berdasarkan jumlah stok digerai. Untuk melakukan

pemesanan barang dengan seluruh pemasok, Carrefour menggunakan sistem

Electronic Data Interchange (EDI). Pemasok dapat menerima order melalui

Web. Tidak dapat dipungkiri ada beberapa pemasok yang sudah

mengintegrasikannya dengan sistem Enterprise Resourch Planning yang

mereka miliki. Selanjutnya, mereka menyampaikan(submit) order itu ke

pabriknya, lalu barang pun dikirim ke Distribution Center Carrefour.

Kunci utama dari proses order tersentralisasi adalah akurasi data stok di gerai

dan pusatdistribusi Carrefour. Untuk itu pihak Carrefour menerapkan proses

cycle count (penghitungan stok menggunakan sampling setiap hari).Dengan

begitu, akurasi data di pusat distribusi diklaim hampir selalu 100%, walaupun

mengelola puluhan ribu jenis produk.

Manfaat Penerapan SCM di Carrefour 1. Hasil data stok yang lebih akurat.Beberapa manfaat keakuratan data yang

dapat dirasakan oleh Carrefour:

2. Mengetahui jumlah stok barang yang ada di Distribution Center maupun

disetiap gerai;

3. Ketersediaan produk di gerai lebih terjamin.

4. Mengantisipasi terjadinya keterlambatan pengiriman barang maupun out

of stock dari pemasok

5. Memenuhi permintaan pelanggan pada saat yang dibutuhkan

6. Terjadinya efisiensi biaya.Mengurangi biaya penyimpanan, biaya

transportasi, markdown cost (penurunan harga produk yang tidak laku

dijual dengan harga normal), dan stock out cost.

7. Mengurangi inventori barang.

Mengurangi stok barang yang berlebihan, karena sudah memperkirakan

barang mana yang laku dipasar dan yang tidak, dan berapa banyak jumlah

barang yang dipesan.Sehingga tidak terjadi penumpukan barang di gudang

maupun di gerai.

8. Menjamin kelancaran arus barang.

9. Barang dikirim ke setiap gerai dari Distribution Center tanpa adanya

proses penyimpanan digudang. Dan dikirim sesuai dengan jumlah yang

Page 6: Penggunaan SCM Pada Perusahaan Carefour

kebutuhkan setiapgerai. Sehingga dapat mengurangi kemungkinan

terjadinyalost of sales

10. Menjamin mutu.

Kualitas dan mutu lebih terjamin, karena barang langsung dari pemasok

dan didistribusikan langsung ke gerai-gerai, tanpa adanya pengendapan

barang di gudang.

Kelemahan Penerapan Supply Chain Management yang Baru

1. Memerlukan biaya maintenance yang besar;

2. Memerlukan tenaga ahli di bidang IT untuk implementasi, maintenance, dan

pelatihan

3. Kurangnya partisipasi pemasok dalam distribusi.

Tingkat partisipasi pemasok untuk bergabung dengan sistem distribusi

masih kurang.Padahal, service level para pemasok masih di bawah

ekspektasi Carrefour. Saat ini,rata-rata pemasok yang mengantar langsung

ke gerai Carrefour memiliki service level 50%. Misalnya, kalau pihak

Carrefour memesan 100 unit, mereka hanya mampu memasok 50 unit.

Tantangan Penerapan Supply Chain Management yang Baru

1. Merekrut tenaga ahli dibidang teknik informasi dan manajemen perusahaan

2. Penyesuaian software InfoLog.

3. Membutuhkan biaya awal yang cukup tinggi;

4. Pelatihan manajemen perusahaan mengenai sistem yang baru.

5. Tantangan pada saat Penerapan SCM Terjadi-nya data lag, karena

pemesanan suplai ke pemasok berbasis online, maka tidak menutup

kemungkinan adanya data lag, penyebabnya dapat karena kerusakan alat

komunikasi sampai koneksi internet.

Page 7: Penggunaan SCM Pada Perusahaan Carefour

BAB IV

PENUTUP

3.1 Profile Perusahaan

Aplikasi yang menerapkan CRM diklasifikasikan menjadi dua (Dyche, 2002),

yaitu:

Carrefour di Indonesia berdiri pada tahun 1996 dengan membuka gerai pertama di

Cempaka Putih pada bulan Oktober 1998. Pada saat yang sama, Continent,

sebagai perusahaanritel Perancis, membuka gerai pertamanya di Indonesia. Pada

tahun 1999, Carrefour danPromodes (sebagai pemegang saham utama dari

Continent) menggabungkan semua kegiatan usaha ritel di seluruh dunia dengan

nama Carrefour. Hal tersebut menjadikan Carrefour sebagai ritel terbesar kedua di

dunia.Sebagai bagian dari perusahaan global, Carrefour berusaha untuk

memberikan standar pelayanan kelas dunia dalam industri ritel Indonesia.

Carrefour Indonesia memperkenalkan konsep hypermarket dan menyediakan

alternatif belanja yang baru di Indonesia kepada pelanggannya. Carrefour

menawarkan konsep “One-Stop Shopping” yang menawarkan tempat pilihan

dengan produk yang beragam, harga murah, dan juga memberikan pelayanan

terbaik sehingga melebihi harapan pelanggan.Saat ini, Carrefour sudah beroperasi

di 83 gerai dan tersebar di 28 kabupaten diIndonesia. Sebagai salah satu ritel

terkemuka, Carrefour Indonesia berkomitmen untuk memberikan pelayanan

terbaik bagi pelanggan Carrefour di Indonesia. Carrefour sangat peduli terhadap

kebutuhan pelanggan dengan menawarkan lebih dari 40.000 produk, sehingga

pelanggan dapat memperoleh pilihan lengkap kebutuhan sehari-hari yang

berkualitas baik dengan harga diskon di dalam lingkungan belanja yang nyaman.

Carrefour Indonesia memilikisekitar 28,000 karyawan, baik karyawan langsung

maupun tidak langsung, seperti SPG,cleaning service, dll. Carrefour Indonesia

telah bermitra dengan sekitar 4,000 pemasok yanghampir 70% adalah UKM

(Usaha Kecil Menengah).Carrefour Indonesia juga telah memberikan kontribusi

dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan daerah di sektor pertanian dengan

membeli 95% produk dari pasar domestik,meningkatkan kehidupan petani dengan

menjaga hubungan jangka panjang dan memperluasakses pasar di gerai Carrefour

Indonesia, meningkatkan perkembangan kualitas produk lokaldengan

memperkenalkan metode pertanian modern dan lebih aman, misalnya

pengembangansecara aktif penggunaan pupuk alami, dan menerapkan sistem

kontrol pengelolaan air.

3.2 Visi dan Misi Carrefour

Visi PT. Carrefour Indonesia

Menjadi ritel nomor satu di Indonesia

Misi PT. Carrefour Indonesia

•Menciptakan toserba dengan konsep tempat belanja keluarga;

•Memberikan pilihan dan kualitas ke semua orang

•Menciptakan harga yan diinginkan konsumen dan penyediaan lokasi yang dekatd

engan rumah

•Membangun kerja sama yang baik dengan para pemasok yang berkualitas

•Memberikan dukungan yang terbaik bagi karyawan untuk berkembang dan

Page 8: Penggunaan SCM Pada Perusahaan Carefour

mencapai potensi maksimal guna memberikan pelayanan yang memuaskan

kepada pelanggan.

3.3 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

3.4 Supply Chain Management pertama PT Carrefour.

Carrefour sebenarnya telah menerapkan SCM sejak lama, yaitu ketika Carrefour

baru memiliki beberapa gerai. SCM yang diterapkan masih sangat sederhana.

Fungsinya hanya untuk membantu proses penerimaan barang di gerai, dan masih

terfokus pada barang pangan siap saji. Sebagai contoh makanan siap saji adalah

hamburger, hot dog, pizza, kue dan roti, yang proses pengolahannya dilakukan di

setiap gerai Carrefour. Sedangkan pengiriman barang dilakukan dengan mengirim

barang langsung ke gerai Carrefour yang dilakukan oleh para pemasok.

Berikut adalah kendala yang dihadapi Carrefour sebelum melakukan

implementasi SCM yang baru:

1. Sistem informasi tidak efektif dan efisien.

Tidak efektif: karena pengolahan data menjadi tidak akurat dan sulitnya mengatur

dan mengontrol aktivitas suplai, produksi, dan pengiriman di setiap gerai yang

ada.

Tidak efisien: karena kerugian akibat lost of sales, kerugian akibat kerusakan

barang, kerugian akibat besarnya biaya transportasi dsb; serta kerugian waktu

akibat sulitnya mengkoordinasi aktivitas di setiap gerai-nya.

2. Sulitnya dalam mendistribusikan barang ke setiap gerai Carrefour.

Sulitnya proses pendistribusian barang-barang dari pemasok ke gerai-gerai

Carrefour yang jumlahnya tidak sedikit. Biaya transportasi untuk distribusi tinggi

danmembutuhkan lebih banyak tenaga kerja. Dan tidak menutup kemungkinan

terjadiketerlambatan dalam memasok barang, sehingga menyebabkan lost of sales

bagisupplier.

3. Adanya kendala komunikasi antar Carrefour dengan pemasok.

Terjadinya miscommunication dengan pemasok, terjadinya lag pada saat

pemesanan dan pengiriman, terjadinya kesalahan data, dsb.

4. Kurangnya loyalitas pemasok terhadap Carrefour.

Pemasok lebih mementingkan pelanggan lainnya. Baik pada saat melayani

permintaan,maupun kualitas produk yang diberikan.

5. Lost of sales.

Kendala terhadap ketersediaan stok barang bagi pelanggannya. Konsumen yang

seharusnya dapat membeli barang-barang yang mereka butuhkan, tetapi karena

waktu pemasukan barang dan kerusakan barang menbuat konsumen harus

kehilangan produk yang mereka inginkan

3.5 Supply Chain Management baru PT Carrefour.

Carrefour kemudian membeli sebuah aplikasi ternama khusus untuk rantai

pasokan dan sekaligus mampu menjalankan Warehouse Management System,

yakni InfoLog (InfologSolutions PVT Ltd.). Dengan InfoLog, semua proses

dalam rantai pasokan bisa diintegrasikan.

Selain itu, sistem ini memudahkan kolaborasi Carrefour dengan para pemasok.

Meskipun, belum semua pemasok terintegrasi. Saat ini Carrefour berfokus pada

efisiensi yang bias diberikan, sehingga bisa dinikmati oleh pelanggan berupa

keberadaan produk berkualitasdengan harga yang kompetitif.

Page 9: Penggunaan SCM Pada Perusahaan Carefour

Software infolog ini menangani beberapa proses bisnis dalam supply chain

management Carrefour yaitu meliputi :

a.Inbound Logistics

Inbound logistics merupakan aktivitas penerimaan dan penggudangan barang.

Kegiatan ini meliputi:

– Advanced Shipping Notification (ASN),

– Reservasi Lokasi,,

– Put Away.

b.Perencanaan dan pengadaan persediaan

Carrefour menetapkan tingkat persediaan untuk menjalankan operasional

hariannya.

Tetapi karena Carrefour menggunakan sistem cross dock yang bersifat just in

time sehingga persedian yang ada menjadi sangat sedikit dikarenakan fungsi

utama gudang untuk meredistribusi produk. Definisi tingkat persediaan ini terbagi

dalam tiga tingkatan yaitu:

-Tingkat persediaan minimum

-Tingkat persediaan maksimum

-Tingkat reorder Carrefour memiliki dua Distribution Center, sehingga terdapat

kemungkinan terjadinya stock transfer

Sistem yang digunakan dalam mengontrol proses distribusi dari para pemasok

adalah system Central Order Pool (COP). Sistem ini berfungsi untuk melakukan

proses pesanan secara otomatis dan terpusat berdasarkan jumlah persediaan

produk di gerai.

c. Operasi Gudang

Kegiatan operasi gudang meliputi:

-Mendefinisikan tipe gudang,

-Manajemen ruang berdasarkan kapasitas dan volume,

-Cycle count dan stock adjustment

d.Outbond Logistics Aktivitas outbound logistic smeliputi:

-Penangkapan pesanan pembeli, distribusi, dan penjualan

-Pembuatan daftar angkut berdasarkan aturan angkut dan konfirmasi angkut

-Konfirmasi pemuatan dan pengiriman

-pembuatan invoice dan packs

e. Laporan

Laporan yang dibuat untuk keperluan manajemen dan teknis terdiri atas laporan

sebagai berikut:

– Resep dan pengiriman

– Buku besar dan laporan persediaan

– Daftar angkut dan daftar kemas

– Invoice

-Laporan saran lokasi penyimpanan

-Laporan saran persediaan SKU

-Laporan cycle count

-Laporan Fullfillment

-Lokasi kosong

-Kartu stok

Page 10: Penggunaan SCM Pada Perusahaan Carefour

Supply Chain Management yang dibangun Carrefour berdasarkan perhitungan

tingkat optimasi dari pabrik atau pemasok sampai ke rak gerai.

Metode yang dipakai Carrefour untuk SCM ini dengan menerapkan proses just-in-

time (JIT) di pusat distribusi (Distribution Center), yang disebut Cross Dock .

Distribution center adalah pusat penerimaan barang dari seluruh supplier

Carrefour. Supplier tidak lagi harus mengantar barang ke masing-masing gerai,

namun cukup mengirimkannya kedistribution center , yang kemudian akan

dikirimkan ke masing-masing gerai yang dimiliki Carrefour sesuai dengan jumlah

yang dibutuhkan.

Tujuannya adalah untuk mengefisienkan waktu sehingga tidak memerlukan

adanya stok di pusat distribusi. Jadi ketika pemasok mengirim barang hari ini ke

Distribution Center Carrefour di Lebak Bulus, maka keesokan harinya barang

tersebut akan didistribusikan ke gerai-gerai. Sehingga metode Cross Dock

memungkinkan proses yang lebih transparan dan cepat dalam mendistribusikan

produk karena tidak ada produk yang terdegradasi (tertinggal) digudang.

Supply Chain Management yang dikembangkan Carrefour tidak hanya

berdasarkan proses pergerakan fisik produk, melainkan memperhatikan pula

aliran informasi.

Untuk kebutuhan dalam proses aliran order, pihak Carrefour mengembangkan

Central Order Pool (COP), dimana proses pengorderan dilakukan secara otomatis

dan terpusat berdasarkan jumlah stok digerai. Untuk melakukan pemesanan

barang dengan seluruh pemasok, Carrefour menggunakan sistem Electronic Data

Interchange (EDI). Pemasok dapat menerima order melalui Web. Tidak dapat

dipungkiri ada beberapa pemasok yang sudah mengintegrasikannya dengan sistem

Enterprise Resourch Planning yang mereka miliki. Selanjutnya, mereka

menyampaikan(submit) order itu ke pabriknya, lalu barang pun dikirim ke

Distribution Center Carrefour.

Kunci utama dari proses order tersentralisasi adalah akurasi data stok di gerai dan

pusatdistribusi Carrefour. Untuk itu pihak Carrefour menerapkan proses cycle

count (penghitungan stok menggunakan sampling setiap hari).Dengan begitu,

akurasi data di pusat distribusi diklaim hampir selalu 100%, walaupun mengelola

puluhan ribu jenis produk.

3.6 Contoh Pemasok Carrefour indonesia

– CV Mulyatama

CV Mulyatama adalah pemasok private label untuk tempat CD, tempat tisu di

mobil,dan sebagainya. CV Mulyatama bergabung menjadi pemasok Carrefour

sejak Februari2008. Menurut mereka rantai pasokan baru yang dijalankan

Carrefour sangat bagus dan memiliki keunggulan yaitu sangat efisien dari segi

waktu dan tenaga kerja.

– Unilever

Unilever Indonesia, salah satu supplier besar yang menjadi pemasok Carrefour

sejak 1998 (ketika peritel asal Prancis ini baru membuka gerainya di Cempaka

Putih), jugamerupakan pemasok pertama yang ikut serta dalam pengiriman

terpusat (centralizeddelivery) sejak pertama kali Carrefour menerapkan sistem

rantai pasokan baru.Dengan sistem pengiriman terpusat ini, Unilever sebagai

pemasok tidak perlu lagi mengirim barang langsung ke gerai-gerai Carrefour, tapi

Page 11: Penggunaan SCM Pada Perusahaan Carefour

cukup ke gudang Carrefour. Carrefour kemudian akan mengirim barang Unilever

ke gerai bersama-sama dengan barang dari pemasok lain.Sistem pengiriman

terpusat ini merupakan kolaborasi yang baik antara Unilever denganCarrefour.

Apabila dilihat dari rantai pasokan secara keseluruhan, kolaborasi ini

menghasilkan

3.7 Manfaat Penerapan SCM di Carrefour

– Hasil data stok yang lebih akurat.Beberapa manfaat keakuratan data yang

dapat dirasakan oleh Carrefour:

– Mengetahui jumlah stok barang yang ada di Distribution Center maupun

disetiap gerai;

– Ketersediaan produk di gerai lebih terjamin.

– Mengantisipasi terjadinya keterlambatan pengiriman barang maupun out

of stock dari pemasok

– Memenuhi permintaan pelanggan pada saat yang dibutuhkan

– Terjadinya efisiensi biaya.Mengurangi biaya penyimpanan, biaya transportasi,

markdown cost (penurunan harga produk yang tidak laku dijual dengan harga

normal), dan stock out cost.

– Mengurangi inventori barang.

Mengurangi stok barang yang berlebihan, karena sudah memperkirakan barang

mana yang laku dipasar dan yang tidak, dan berapa banyak jumlah barang yang

dipesan.Sehingga tidak terjadi penumpukan barang di gudang maupun di gerai.

– Menjamin kelancaran arus barang.

– Barang dikirim ke setiap gerai dari Distribution Center tanpa adanya proses

penyimpanan digudang. Dan dikirim sesuai dengan jumlah yang kebutuhkan

setiapgerai. Sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinyalost of sales

– Menjamin mutu.

Kualitas dan mutu lebih terjamin, karena barang langsung dari pemasok dan

didistribusikan langsung ke gerai-gerai, tanpa adanya pengendapan barang di

gudang.

3.8 Kelemahan Penerapan Supply Chain Management yang Baru

– Memerlukan biaya maintenance yang besar;

– Memerlukan tenaga ahli di bidang IT untuk implementasi, maintenance, dan

pelatihan

– Kurangnya partisipasi pemasok dalam distribusi.

Tingkat partisipasi pemasok untuk bergabung dengan sistem distribusi masih

kurang.Padahal, service level para pemasok masih di bawah ekspektasi Carrefour.

Saat ini,rata-rata pemasok yang mengantar langsung ke gerai Carrefour memiliki

service level50%. Misalnya, kalau pihak Carrefour memesan 100 unit, mereka

hanya mampu memasok 50 unit.

3.9 Tantangan Penerapan Supply Chain Management yang Baru:

– Tantangan pada saat Penerapan SCM

a)Merekrut tenaga ahli dibidang teknik informasi dan manajemen perusahaan

b)Penyesuaian software InfoLog.

c)Membutuhkan biaya awal yang cukup tinggi;

d)Pelatihan manajemen perusahaan mengenai sistem yang baru.

e)Tantangan pada saat Penerapan SCM Terjadi-nya data lag, karena pemesanan

Page 12: Penggunaan SCM Pada Perusahaan Carefour

suplai ke pemasok berbasis online, maka tidak menutup kemungkinan adanyadata

lag,

penyebabnya dapat karena kerusakan alatkomunikasi sampai koneksi internet.