PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP...

198
PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA DEBAT SISWA KELAS X MAN 1 KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) oleh Dhea Endah Judhanti NIM 11150130000062 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP...

Page 1: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS

TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA DEBAT SISWA

KELAS X MAN 1 KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

oleh

Dhea Endah Judhanti

NIM 11150130000062

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34
Page 3: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34
Page 4: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34
Page 5: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

i

ABSTRAK

Dhea Endah Judhanti. 11150130000062. Skripsi. Penggunaan Metode Time

Token Arends Terhadap Keterampilan Berbicara Debat Kelas X MAN 1 Kota

Tangerang Selatan. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing Dra.

Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd. Tahun 2019.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses belajar praktik debat

dengan menggunakan metode Time Token Arends. Objek penelitian ini adalah peserta

didik kelas X MIPA 1 sedangkan, subjek penelitian ini adalah metode Time Token

Arends. Metode penelitian yang dipakai adalah metode deskriptif kualitatif.

Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, Praktik berdebat, wawancara,

dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2018 hingga

Oktober 2019. Hasil penelitian ini adalah keterampilan berbicara debat peserta didik

di kelas X MIPA 1 di MAN 1 Kota Tangerang Selatan dengan menggunakan metode

Time Token Arends adalah semua peserta didik dapat berbicara dalam praktik debat

dan tidak adanya peserta didik yang mendominasi kelas.

Berdasarkan hasil analisis individu peserta didik, maka diperoleh nilai

tertinggi yaitu 94,28 dengan interpretasi baik sedangkan nilai terendah yaitu 50. Rata-

rata yang diperoleh sebelum menggunakan keterampilan berbicara yaitu 58,36

sedangkan sesudah menggunakan metode Time Token Arends yaitu 75.24 dengan

interpretasi cukup. Penggunaan metode Time Token Arends dapat membuat seluruh

peserta didik mengasah kemampuan berbicara berupa menyampaikan pendapatnya

khususnya dalam pembelajaran praktik debat.

Kata kunci: Metode Pembelajaran Time Token Arends, Keterampilan Berbicara,

Debat

Page 6: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

ii

ABSTRACT

Dhea Endah Judhanti. 11150130000062. Essay. The Use of Time Token Arends

Method on Class X Debate Speaking Skills MAN 1 Kota Tangerang Selatan.

Indonesian Language and Literature Education Department, Faculty of Tarbiyah and

Teacher Training. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Supervisor Dra. Mahmudah

Fitriyah, M. Pd

The purpose of this study was to determine the process of learning the

practice of debate by using the Time Token Arends method. The object of this

research is the students of class X MIPA 1 whereas, the subject of this research is the

Time Token Arends method. The research method used is descriptive qualitative

method. Data collection used is observation, debating practices, interviews, and

documentation. This research was conducted from December 2018 to October 2019.

The result of this study are students debating speaking skills in class X MIPA 1 in

MAN 1 Kota Tangerang Selatan by using the Time Token Arends method that all

students can speak in debate practice and no students dominate the class.

Based on the analysis of individual students, the highest value in 94,28 with

good interpretation while the lowest value is 50. The average obtained before using

speaking skills is 58, 36 while after using the Time Token Arends method can make

all student hone the ability to speak in the form of expressing their opinions,

expecially in learning debate practice.

Keywords: Time Token Arends Learning Method, Speaking

Page 7: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan diberikan

kesehatan. Salawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi

Muhammad, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta pengikutnya yang

diharapkan akan mendapatkan syafaatnya di dunia maupun akhirat.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

pendidikan program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu

Tabiyah dan Keguruan. Skripsi yang dibuat penulis tidak luput dari kesalahan,

kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Namum karena motivasi dan

dorongan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Sururin, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Makyun Subuki, M. Hum., selaku ketua Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi izin atas

penyusunan skripsi.

3. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang

telah memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan kepada penulis selama

proses pembuatan skripsi.

4. Dr. Hindun, M. Pd. dan Didah Nurhamidah, M. Pd., selaku dosen penguji

yang telah memberikan masukan dan membenarkan kesalahan tulisan penulis.

5. Novi Diah Haryanti, M. Hum., selaku Dosen Penasihat Akademik yang sudah

seperti ibu bagi penulis dan kelas PBSI B angkatan 2015 dan juga selaku

Sekertaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

membantu dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

7. Drs. H. Ridwan Fahmi Lubis, selaku Kepala MAN 1 Kota Tangerang Selatan

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

Page 8: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

iv

8. Nurul Rahmadini, S. Pd., selaku Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia yang

telah membantu penulis serta memberikan saran kepada penulis selama

penelitian di sekolah.

9. Orang tuaku terhebat, tercinta, dan tersayang, Mamah Hayanah dan Bapak

Juhaeni. Mereka yang tidak henti-hentinya selalu mendoakan, memberikan

kasih sayang, semangat, memotivasi, wejangan-wejangan. Mereka motivasi

terbesar penulis sehinga skripsi ini dapat terselesaikan. Kata terima kasih saja

tidak akan bisa membalas semua yang telah diberikan oleh kedua orang tua

penulis. Semoga penulis dapat diberi kesempatan untuk bisa membahagiakan

Mamah dan Bapak.

10. Adik-adikku, Adjuardi Jafar Sidik, Farhan Julhaq, dan Dita Natasya Bachtiar

yang selalu mendukung, memotivasi, dan mendoakan penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat seperjuangan Dinita Ayu Novela, Anisa, Aida Nur fadhilah,

Siti Fatimah Nur Azmah, yang telah menemani penulis dari semester satu

hingga saat ini dan insyaAllah sampai menua.

12. Ardiansyah Saputra yang selalu memotivasi dan menyemangati penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

13. Eneng Saripah selaku karib penulis yang telah berjuang bersama untuk

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih sudah mau berjuang bersama dan

memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

14. Sahabat-sahabat kecil penulis, Siti Ulpiyah dan Vidya Fitri Handayani yang

telah menemani penulis untuk mengerjakan skripsi ini.

15. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan

2015 yang selalu saling membantu dalam proses belajar di kampus.

Page 9: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

v

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan-

kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang lain.

Aamiin.

Penulis

Dhea Endah Judhanti

Page 10: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ................................................................................................................................ i

ABSTRACT ............................................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ..................................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ........................................................................................................ 5

BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................................ 8

A. Landasan Teori .............................................................................................................. 8

1. Metode Pembelajaran ................................................................................................ 8

2. Metode Pembelajaran Kooperatif ........................................................................... 12

3. Metode Pembelajaran Kooperatif Time Token Arends ........................................... 16

4. Keterampilan Berbicara .......................................................................................... 20

5. Debat ....................................................................................................................... 23

6. Penelitian Relevan .................................................................................................. 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................... 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................................... 29

B. Metode Penelitian ....................................................................................................... 29

C. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................................................... 30

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................................... 30

E. Teknik Analisis Data ................................................................................................... 32

Page 11: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 43

A. Deskripsi Data ............................................................................................................. 43

1. Profil Sekolah .......................................................................................................... 43

2. Visi dan Misi MAN 1 Kota Tangerang Selatan ...................................................... 43

3. Guru dan Tenaga Kependidikan ............................................................................. 44

B. Pembahasan ................................................................................................................. 47

1. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................................................... 47

2. Analisis Data ........................................................................................................... 49

3. Deskripsi Hasil Analisis ........................................................................................ 117

BAB V PENUTUP ............................................................................................................... 122

A. Simpulan ................................................................................................................... 122

B. Saran ......................................................................................................................... 123

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 124

Page 12: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Tabel 3.2 Penilaian Aspek Keakuran dan Keaslian Gagasan 35

Tabel 3.3 Penilaian Aspek Kemampuan Berargumentasi 36

Tabel 3.4 Penilaian Aspek Keruntutan Penyampaian Gagasan 37

Tabel 3.5 Penilaian Aspek Pemahaman 38

Tabel 3.6 Penilaian Aspek Ketepatan Kata 39

Tabel 3.7 Penilaian Aspek Ketepatan Kalimat 40

Tabel 3.8 Penilaian Aspek Kelancaran 41

Tabel 3.9 Penentuan Kriteria dengan Perhitungan untuk Skala Empat 42

Tabel 4.1 Guru dan Tenaga Pendidik di MAN 1 Tangerang Selatan 44

Tabel 4.2 Staff MAN 1 Tangerang Selatan 45

Tabel 4.3 Data Siswa Kelas X-XII 46

Tabel 4.4 Absensi Peserta didik Kelas X MIPA 1 47

Tabel 4.5.1 Analisis Data Peserta Didik No. 1 (ANF) 49

Tabel 4.5.2 Analisis Data Peserta Didik No. 2 (AAA) 52

Tabel 4.5.3 Analisis Data Peserta Didik No. 3 (ASP) 55

Tabel 4.5.4 Analisis Data Peserta Didik No. 4 (ARO) 57

Tabel 4.5.5 Analisis Data Peserta Didik No. 5 (BKR) 60

Tabel 4.5. 6 Analisis Data Peserta Didik No. 6 (BRP) 63

Page 13: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

ix

Tabel 4.5.7 Analisis Data Peserta Didik No. 8 (DSP) 65

Tabel 4.5.8 Analisis Data Peserta Didik No. 9 (DSA) 67

Tabel 4.5.9 Analisis Data Peserta Didik No. 10 (DIA) 68

Tabel 4.5.10 Analisis Data Peserta Didik No. 11 (DAA) 71

Tabel 4.5.11 Analisis Data Peserta Didik No. 12 (FKN) 74

Tabel 4.5.12 Analisis Data Peserta Didik No. 13 (FJH) 76

Tabel 4.5.13 Analisis Data Peserta Didik No. 15 (HNA) 79

Tabel 4.5.14 Analisis Data Peserta Didik No. 16 (IAS) 81

Tabel 4.5.15 Analisis Data Peserta Didik No. 17 (IJK) 83

Tabel 4.5.16 Analisis Data Peserta Didik No. 18 (IPI) 85

Tabel 4.5.17 Analisis Data Peserta Didik No. 19 (IWS) 88

Tabel 4.5.18 Analisis Data Peserta Didik No. 20 (KHA) 90

Tabel 4.5.19 Analisis Data Peserta Didik No. 21 (MRF) 93

Tabel 4.5.20 Analisis Data Peserta Didik No. 22 (MGM) 94

Tabel 4.5.21 Analisis Data Peserta Didik No. 23 (NNA) 97

Tabel 4.5.22 Analisis Data Peserta Didik No. 24 (NAD) 99

Tabel 4.5.23 Analisis Data Peserta Didik No. 25 (NFF) 102

Tabel 4.5.24 Analisis Data Peserta Didik No. 26 (OFR) 104

Tabel 4.5.25 Analisis Data Peserta Didik No. 27 (OAO) 106

Tabel 4.5.26 Analisis Data Peserta Didik No. 28 (RNH) 107

Page 14: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

x

Tabel 4.5.27 Analisis Data Peserta Didik No. 29 (RTS) 108

Tabel 4.5.28 Analisis Data Peserta Didik No. 31 (TRO) 109

Tabel 4.5.29 Analisis Data Peserta Didik No. 32 (TSP) 110

Tabel 4.5.30 Analisis Data Peserta Didik No. 33 (WNA) 112

Tabel 4.6 Data Hasil Tes Sebelum Menggunakan Metode Time Token Arends

115

Tabel 4.7 Data Hasil Tes Sesudah Menggunakan Metode Time Token Arends

116

Page 15: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 2 Transkip Hasil Praktik Debat Peserta Didik Kelas X MIPA 1

Lampiran 3 Dokumentasi Belajar Mengajar

Lampiran 4 Transkip Wawancara Guru dan Peserta Didik

Lampiran 5 Uji Referensi

Lampiran 6 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 7 Surat Permohonan Izin Penelitian dari Jurusan

Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian dari Pihak Sekolah

Page 16: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman sekarang

sudah semakin canggih. Kepesatan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat

manusia semakin berkembang pola pikir, kemampuan, dan keterampilannya.

Setiap manusia dituntut untuk mengembangkan segala kemampuan dan

keterampilannya agar dapat mengikuti perjembangan zaman. Manusia harus

berpikir secara inovatif agar dapat mengembangkan dirinya untuk memilki

suatu keterampilan.

Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia karena

bahasa merupakan alat komunikasi. Tanpa adanya bahasa, manusia tidak

dapat menerima dan memberikan informasi kepada sesama manusia karena

bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi,

mengungkapkan pesan dan perasaan. Manusia menggunakan bahasa sebagai

alat berkomunikasi berupa lisan maupun tulisan. Bahasa digunakan berbagai

aktivitas manusia. Semakin tinggi kemampuan berbahasa semakin baik pula

penggunaan bahasa dalam berkomunikasi. Jadi, menguasai keempat

keterampilan berbahasa sangatlah penting bagi seseorang dalam

berkehidupan.

Keterampilan berbahasa ada empat yaitu keterampilan menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa harus

dikuasai oleh peserta didik. Salah satunya keterampilan berbicara haruslah

dikuasi peserta didik karena keterampilan berbicara seseorang mampu

menentukan kesuksesannya dalam berkarir nantinya.

Keterampilan berbicara penting dipelajari dan dibiasakan guna untuk

mempermudah komunikasi dengan orang lain. Jika keterampilan berbicara

peserta didik buruk, maka akan menganggu keberlangsungan komunikasinya

Page 17: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

2

dengan orang lain. Karena fungsi keterampilan dalam bersosial sangatlah

penting. Kemampuan berbicara seseorang mampu untuk mempersatukan

suatu kelompok-kelompok dalam masyarakat. Begitu pula di dalam kelas.

Peserta didik yang memiliki keterampilan berbicara baik, maka ia akan

memiliki banyak teman di kelasnya maupun di luar kelas.

Melatih kemampuan berbicara perlu ada usaha untuk melakukannya.

Kemampuan berbicara harus sering dilatih agar kemampuan berbicara

seseorang dapat meningkat dengan pesat. Saat pembelajaran di dalam kelas,

seorang guru harus membiasakan peserta didik untuk berlatih keterampilan

berbicara. Peserta didik yang berlatih kemampuan berbicaranya maka ia akan

meningkat rasa percaya diri. Biasanya di dalam kelas peserta didik yang aktif

berbicara hanya beberapa orang saja dan cenderung mendominasi kelas.

Salah satu keterampilan berbicara yang diajarkan di kelas yaitu debat.

Kemampuan debat merupakan salah satu jenis keterampilan berbicara. Debat

merupakan adu argumen antara dua kelompok yang dibagi menjadi kelompok

pro dan kontra atas sebuah masalah atau mosi. Praktik debat ini sangat

melatih keterampilan peserta didik dengan mengungkapkan argumen-argumen

dalam bentuk kata-kata di depan semua peserta didik. Sayangnya, dalam

praktik debat hanya beberapa peserta didik saja yang aktif atau sering

mengungkapkan pendapatnya. Peserta didik yang lainnya hanya pasif atau

hanya diam saja saat praktik debat berlangsung.

Banyak peserta didik yang menganggap bahwa praktik debat menjadi

momok yang menakutkan dan mereka enggan untuk berbicara di depan kelas.

Peran guru sangatlah penting guna melatih keterampilan berbicara peserta

didik secara keseluruhan. Penggunaan metode yang tepat dapat digunakan

oleh guru dalam pembelajaran agar semua peserta didik dapat aktif untuk

mengungkapkan pendapatnya. Guru harus cerdas dalam memilih metode yang

cocok dengan materi yang ingin disampaikan. Dengan demikian, materi yang

ingin disampaikan dalam proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan.

Page 18: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

3

Salah satu metode yang dapat guru gunakan dalam pembelajaran debat

yaitu metode Time Token Arends. Metode ini dapat membuat semua peserta

didik aktif mengeluarkan pendapatnya dalam praktik berbicara debat. Oleh

karena itu, penulis ingin meneliti dengan menggunakan metode Time Token

Arends pada pembelajaran debat. Peneliti ingin mengetahui apakah metode

Time Token Arends dapat membuat semua peserta didik menjadi aktif

berbicara di depan kelas atau tidak.

Peneliti mengetahui informasi dari hasil wawancara dengan guru

bahasa Indonesia di MAN 1 kota Tangerang Selatan bahwa kelemahan peserta

didik dalam praktik debat yaitu peserta didik yang aktif berbicara hanya

beberapa orang saja. Peserta didik yang berbicara hanya itu-itu saja dan

mendominasi di dalam kelas. Peserta didik lain hanya diam saja dari awal

hingga akhir pembelajaran.

Debat adalah adu argumentasi antara tim afirmasi (tim pro) dan tim

oposisi (tim kontra). Dua kelompok ini harus beradu argumentasi berdasarkan

mosi yang sedang dibahas saat debat. Membutuhkan pengetahuan,

keterampilan berbicara yang baik serta kepercayaan diri untuk berdebat.

Peneliti menggunakan metode Time Token Arends dalam penelitian ini.

Metode Time Token Arends merupakan contoh kecil pembelajaran

demokratis di sekolah. Peserta didik menjadi subjek. Tujuan metode ini untuk

menghindari peserta didik yang mendominasi atau peserta didik yang diam

sama sekali serta peserta didik dapat saling membantu dalam kelompoknya.

Dari penjelasan tersebut peneliti melihat kecocokan antara metode Time

Token Arends dengan pembelajaran debat.

Metode Time Token Arends dirancang untuk melatih peserta didik agar

lebih tanggap menerima pesan dan menyampaikan kepada orang lain dengan

baik. Metode Time Token Arends ini menggunakan undian kupon yang berisi

waktu kurang lebih 30 detik dalam menyampaikan pendapatnya kepada

temannya saat praktik debat. Hal ini berguna agar semua peserta didik dapat

menyampaikan pendapatnya sesuai dengan undian kupon dan waktu yang

Page 19: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

4

sama rata. Jadi, semua peserta didik dapat aktif dan adil dalam menyampaikan

pendapatnya.

Penggunaan metode Time Token Arends di penelitian ini, peneliti

berharap kepada semua peserta didik dapat berbicara mengeluarkan

pendapatnya saat praktik debat selama 30 detik. Jadi tidak hanya beberapa

peserta didik yang mengeluarkan pendapatnya dan jika hal seperti ini masih

terjadi maka hanya beberapa peserta didik saja yang berkembang

keterampilan berbicara dan kepercayaan dirinya sedangkan peserta didik yang

diam sama sekali tidak dapat berkembang keterampilan berbiacaranya.

Banyak sekali manfaat bagi peserta didik dan guru dalam penggunaan

metode Time Token Arends. Manfaat bagi peserta didik yaitu mendorong

peserta didik meningkatkan inisiatif dan partisipasi, menghindari dominasi

peserta didik yang pandai berbicara, dan masih banyak lagi. Manfaat bagi

guru yaitu mempermudah guru untuk mengajarkan keterampilan sosial dan

berbicara peserta didik. Tujuan pembelajaran di dalam kelas menjadi tercapai.

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan tersebut, maka peneliti

ingin melakukan penelitian mengenai Penggunaan Metode Time Token

Arends terhadap Keterampilan Berbicara Debat Siswa Kelas X MAN 1

Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti dapat

mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Banyak peserta didik yang belum aktif berbicara untuk

mengeluarkan pendapat-pendapatnya dalam praktik debat.

2. Beberapa peserta didik lebih mendominasi dalam berbicara.

3. Peserta didik memerlukan metode-metode yang membantu peserta

didik untuk aktif berbicara dalam praktik debat.

4. Guru masih kurang inovatif dan variatif dalam menggunakan

metode untuk pembelajaran berbicara.

Page 20: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

5

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan indentifikasi masalah di atas, peneliti membatasi

permasalahan pada: Keterampilan berbicara peserta didik dalam praktik debat

dengan mosi “peraturan sekolah membuat siswa disiplin atau terkekang” di

kelas X MIPA 1 dan penggunaan metode Time Token Arends untuk

pembelajaran praktik debat.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimanakah penggunaan metode Time

Token Arends dalam keterampilan berbicara debat di kelas X MAN 1 Kota

Tangerang Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui penggunaan metode Time Token Arends dalam

keterampilan berbicara debat. Menggunakan metode Time Token Arends

peserta didik lebih tertarik pada pembelajaran bahasa Indonesia dan semua

peserta didik dapat berpartisipasi dalam mengeluarkan pendapat-pendapatnya

saat praktik debat.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara

teoritis maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua manfaat tersebut,

dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, manfaat dalam penelitian ini adalah untuk

memberikan kontribusi konkret dalam pelaksanaan belajar mengajar

bahasa Indonesia dengan inovasi penggunaan pembelajaran sebagai salah

satu wujud nyata keseriusan dalam memberikan kemudahan pada

pembelajaran bahasa Indonesia kepada peserta didik.

Page 21: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

6

Di samping itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pijakan

untuk mendukung, memperkuat, juga melakukan pengembangan pada

penelitian lanjutan, khususnya yang berkaitan dengan keterampilan

berbicara debat dengan menggunakan metode Time Token Arends.

2. Manfaat Praktis

a. Pendidik (guru)

Para guru, khususnya guru bahasa dan sastra Indonesia, dapat

menjadikan penelitian ini sebagai:

1. Arahan yang jelas bagi guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran dan berjalannya proses belajar mengajar.

2. Referensi guru dalam memilih metode yang tepat untuk

pembelajaran khususnya pembelajaran berdebat yang lebih

inovatif dan bervariatif.

b. Peserta didik

1. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang bermakna dan

berkesan dalam pembelajaran praktik debat dengan metode

metode Time Token Arends.

2. Dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk lebih aktif

berbicara di depan kelas, mengeluarkan pendapat-pendapat,

serta menerapkan keterampilan berbicara yang baik dalam

praktik debat maupun pembelajaran lainnya yang

mengembangkan keterampilan berbicara peserta didik.

3. Semua peserta didik aktif berbicara di depan kelas dan tidak

ada yang mendominasi di kelas atau sama sekali diam.

Page 22: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

7

c. Mahasiswa

1. Dapat menjadikan bahan rujukan dan pengembangan penelitian

bagi mahasiswa yang hendak meneliti.

2. Dapat memperkaya pengetahuan mengenai metode yang

infovatif dalam mengajar

3. Hasil peneltian ini diharapkan dapat meningkatkan kegiatan

belajar mengajar yang baik di sekolah tempat tugasnya.

Page 23: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode

Metode (Yunani: methodos=jalan, cara), dalam filsafat dan ilmu

pengetahuan metode artinya cara memikirkan dan memeriksa suatu hal

menurut rencana tertentu.1 Metode adalah cara yang digunakan untuk

menginformasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar

tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode

digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah diterapkan.2

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode

diperlukan oleh guru, dan penggunaannya pun bervariasi sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai. Kedudukan metode sebagai alat motivasi

sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru,

sehingga dalam menjalankan fungsinya, metode merupakan alat untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Tetapi pelaksanaan sesungguhnya, metode

dan teknik memiliki perbedaan. Metode pembelajaran lebih bersifat

prosedural yang berisi tahapan-tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah

cara yang digunakan dan bersifat implementatif.3 Metode merupakan

1 M. Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Berbagai Pendekatan,

Metode Teknik, dan Media Pengajaran, (Bandung:Pustaka Setia, 2011), h. 20. 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Proses Pendidikan,

(Jakarta: Prenada Media, 2011), h. 147. 3 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor:Ghalia

Indonesia,2010),h.80.

Page 24: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

9

fasilitas untuk mengantarkan bahan pelajaran dalam upaya mencapai

tujuan. Oleh karena itu, bahan pelajaran yang disampaikan tanpa

memerhatikan pemakaian metode justru akan mempersulit guru dalam

mencapai tujuan pengajaran.4

Dapat disumpulkan dari beberapa pengertian tentang metode di

atas, bahwa metode merupakan suatu yang harus dilakukan guna untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang sudah guru rencanakan. Apabila guru

tidak menggunakan metode dalam pengajarannya, maka akan mempersulit

guru dalam mengajarkan materi kepada peserta didiknya. Metode

digunakan guru untuk mendapat kemudahan dalam kegiatan belajar

mengajar di dalam kelas. metode yang dipakai guru merupakan cara untuk

mencapai keberhasilan dalam belajar mengajar.

Metode apa pun yang digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran, yang perlu diperhatikan adalah akomodasi menyeluruh

terhadap prinsip-prinsip KBM. Prinsip-prinsip KBM yaitu pertama,

berpusat kepada anak-anak. Kedua, belajar dengan melakukan. Ketiga,

mengembangkan kemampuan sosial. Keempat, mengembangkan

keingintahuan dan imajinasi. Kelima, mengembangkan krativitas dan

keterampilan.5 Jadi, apa pun metode yang digunakan, guru harus

memperhatikan kelima prinsip-prinsip dalam kegiatan belajar mengajar

agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b. Pengertian Pembelajaran

Kata pembelajaran berasal dari kata belajar mendapat awalan

“pem” dan akhiran “an” menunjukan bahwa ada unsur dari luar yang

bersifat “investasi” agar terjadi proses belajar. Jadi, pembelajaran

4 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar-Strategi Mewujudkan

Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: Refika

Aditama, 2007), h. 59 5 Abdul Majid, Perencanaan Pengajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 136-137.

Page 25: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

10

merupakan upaya yang dilakukan oleh faktor eksternal agar terjadi

proses belajar pada diri individu yang belajar.6 Pembelajaran pada

dasarnya merupakan kegiatan guru menciptakan suatu situasi agar

siswa belajar. Jadi tujuan utama pembelajaran adalah agar siswa

belajar.7

Patricia L. Smith dan Tillman J. Ragan yang mengemukakan

bahwa pembelajaran adalah pengembangan dan penyampaian

informasi dan kegiatan yang diciptakan untuk memfasilitasi

pencapaian tujuan yang spesifik.8 Gagne, Briggs, dan Veger,

berpendapat bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang

dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.

Menurut Winkel, pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang

dirancang untuk mendukung proses belajar mengajar peserta didik,

dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperan

terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di

dalam peserta didik.9 Menurut Hamalik, pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,

fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling mempengaruhi mencapai

tujuan pembelajaran.10

Menurut Winataputra, pembelajaran

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi,

dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta

didik.11

Dari banyak pendapat tentang pengertian pembelajaran di atas

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian

6 Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber

Belajar, (Depok: Rajawali Pers, 2017), h. 19-20. 7 Nana Sy. Sukmadinata dan Erliany Syaodik, Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi,

(Bandung: Reika Aditama, 2012), h. 103. 8 Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Dian Rakyat, 2009), hlm 9.

9 M. Sobry Sutikno, Metode dan Model-model Pembelajaran, (Lombok: Holistica, 2014), h.

11-12. 10

Oeman Hamalik, Kurikulum dan Pembelejaran, (Jakarta: Bumi Aksa11ra, 2012), h. 57. 11

Udin. S. Winataputra, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2007), h. 1.18.

Page 26: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

11

kegiatan proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Istilah

pembelajaran mengacu kepada segala kegiatan yang berkenaan dengan

proses berlangsungnya kegiatan belajar pada peserta didik. Kegiatan

pembelajaran ini berguna untuk meningkatkan kualitas belajar peserta

didik.

“Gagne (1970) has distinguished between the external

conditions of learning and the internal conditions of learning.

The external conditions of learning refer to those aspects of the

learning situation which are outsite the learner, that is, in the

learner’s environment. These conditions would include such

things as the amount of practice, the complexity of the

stimulus, the amount of time between the occurrence of a

respons and the onset of some type of reinforcement, etc. The

internal conditions of learning refer to such things as the

previous learning of the individual, his level of physiological

development, motivation, etc.”12

Paragraf di atas menjelaskan bahwa Gagne telah membedakan

antara kondisi pembelajaran eksternal dan kondisi pembelajaran

internal. Kondisi ekternal mengacu pada aspek-aspek situasi belajar

yang berada di luar pembelajar, yaitu di lingkungan pelajar sedangkan

kondisi internal pembelajaran berkaitan dengan hal-hal seperti

pembelajaran individu, tingkat perkembangan fisik, motovasi, dan

lainnya.

c. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah

dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran.13

Metode

pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan

pelajaran kepada siswa.14

Metode pembelajaran merupakan cara yang

digunakan oleh guru atau insruktur untuk menyampaikan isi atau

12

Thomas J. Ahuell, Learning and Instruction, (Belmont: Wadsworth Publishing Company,

1971), h. 10. 13

Tukiran Taniredja, Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (Bandung: Alfabeta,

2013), h. 1. 14

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011). h. 80.

Page 27: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

12

materi pembelajaran secara spesifik.15

. Metode Pembelajaran adalah

cara untuk mempermudah peserta didik mencapai kompetensi

tertentu.16

Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat tentang definisi

metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk

mengoptimalkan kualitas pembelajaran di kelas. Harapan penggunaan

metode pembelajaran yaitu agar tujuan pembelajaran tercapai.

Dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Seorang guru

harus berfikir kreatif untuk membuat pembelajaran di dalam kelas

berjalan dengan baik dan tidak membuat peserta didik bosan. Performa

guru di dalam kelas merupakan hal yang paling penting. Seorang guru

harus menguasai kelas yang sedang ia ajar. Jika guru dapat

menerapkan metode pembelajaran maka seorang guru akan

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan kepada peserta

didiknya. Peserta didik dapat maksimal menyerap apa yang diajarkan

oleh guru. Tujuan pembelajaran akan dicapai jika guru cerdas dalam

menggunakan dan memilih metode pembelajaran yang tepat dalam

setiap materi yang akan di ajarkan di kelas.

2. Metode Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif

Kooperatif dalam bahasa Inggris disebut dengan “cooperate”

yaitu bekerja sama. Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas

falsafah “homo homini socius” yang menekankan bahwa manusia

adalah makluk sosial.17

Menurut Sunal dan Hans mengemukakan

pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau

15

Benny A. Pribadi, Model Assure untuk Medesain Pembelajaran Sukses, (Jakarta: Dian

Rakyat, 2011), h. 80. 16

Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta :Prestasi

Pustaka, 2011), h. 101. 17

Donni Juni Priansa, Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran, (Bandung: Pustaka

Setia, 2017), h. 292.

Page 28: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

13

serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan

kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran.18

Menurut Woolfolk mendefinisikan pembelajaran kooperatif

adalah suatu pengaturan yang memungkinkan para siswa bekerja sama

dalam suatu kelompok campuran dengan kecakapan yang berbeda-

beda, dan akan memperoleh penghargaan jika kelompoknya mencapai

suatu keberhasilan.19

Menurut Anita Lie, menyebutkan istilah

pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pelajaran yang memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk berkerja sama dengan siswa

lain dalam tugas yang terstruktur.20

Menurut Muclich menyatakan

bahwa pembelajaran kooperatif adalah belajar dalam bentuk berbagai

informasi dan pengalaman, saling merespon, dan saling

berkomunikasi.21

Slavin, one of the founders of cooperative learning, believes

that the group focus of cooperative learning can change the norms of

youth culture and make it more acceptable to excel to academic

learning tasks.22

Pemaparann tersebut menjelaskan tentang salah satu

pendiri pembelajaran kooperatif yaitu Slavin yang percaya bahwa

fokus kelompok pembelajaran kooperatif dapat mengubah norma-

norma budaya remaja dan membuatnya lebih dapat diterima untuk

unggul dalam tugas-tugas pembelajaran akademik.

Dari definisi-definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah metode yang digunakan oleh guru

yang membentuk peserta didik dalam kelompok-kelompok besar

18

Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta

Didik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 15. 19

Warsono dan Haryanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013), hlm . 20

Isjoni, Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok,

(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 16. 21

Donni Juni Priansa, Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran, (Bandung: Pustaka

Setia, 2017), h. 293. 22

Richard I Arends, Learning to Teach, (New York: The McGraw-Hill Companies, 2007),

h.345.

Page 29: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

14

maupun kecil. Pembelajaran kooperatif ini diterapkan guru untuk

mengembangkan kecerdasan sosial peserta didik. Peserta didik dapat

berinteraksi dengan baik antara satu dengan lainya. Pembelajaran

kooperatif ini memberikan dampak yang baik yaitu peserta didik

termotivasi untuk berani mengemukakan pendapatnya dan saling

menghargai pendapat. Selain itu, peserta didik mampu berfikir kritis

dalam mengahadapi persoalan dan bersama-sama memecahkan

persoalan tersebut.

Cooperative learning refers to variety of teaching

methods in which student work ini small groups to help one

another learn academic content. In cooperative classrooms,

student are expected to help each other, to discuss and argue

with each other, to assess each other’s current knowledge and

fill in gaps in each order’s understanding. Cooperative work

rarely replace teacher in struction, but rather replace

individual seatwork, individual study, and individual drill.

When properly organized, studendsin cooperative groups work

with each other to make certain that everyone in the group has

mastered the concepts being taugh.23

Paragraf di atas menjelaskan pembelajaran kooperatif mengacu

pada berbagai metode pengajaran di mana siswa bekerja dalam

kelompok kecil untuk saling membantu mempelajari konten akademik.

Penggunaan metode pembelajaran kooperatif, peserta didik diharapkan

untuk saling membantu, berdiskusi, dan berdebat satu sama lain, untuk

menilai pengetahuan masing-masing saat ini dan mengisi kesenjangan

dalam pemahaman masing-masing. Pekerjaan kooperatif jarang

menggantikan instruksi guru, tetapi menggantikan kursi kerja individu,

pembelajaran individu, dan latihan individu. Ketika diorganisasi

dengan baik, siswa dalam kelompok bekerja sama untuk memastikan

bahwa setiap orang dalam kelompok telah menguasai konsep yang

diajarkan.

23

Robert E. Slavin, Cooperative Learning, (United States of America: Allyn & Bacon, 1995),

h. 2

Page 30: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

15

b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar

pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara

berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai

pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk

mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka

secara berkelompok.24

Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik

pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Slavin adalah

penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu, dan

kesempatan yang sama untuk berhasil

a) Penghargaan Kelompok

Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan

kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok.

Penghargaan ini diperoleh jika kelompok mencapai skor di

atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok

didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota

kelompok dalam menciptakan hubungan antarpersonal

yang saling mendukung, membantu, dan peduli.

b) Pertanggungjawaban Individu

Keberhasilan kelompok bergantung pada

pembelajaran individu dari semua anggota kelompok.

pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan aktivitas

anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar.

Adanya pertanggujawaban secara individu juga

menajadikan setiap anggota kelompok siap untuk

menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri

tanpa bantuan teman sekelompoknya.

24

Isjoni, op. cit., h. 21-21.

Page 31: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

16

c) Kesempatan yang Sama untuk Mencapai Keberhasilan

Pembelajaran kooperatif menggunakan metode

penskoran yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan

peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang

terdahulu. Dengan menggunakan metode penskoran ini

siswa yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-

sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan

melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.25

3. Metode Pembelajaran Kooperatif Time Token Arends

a. Pengertian Metode Pembelajaran Time Token Arends

Metode pembelajaran time token merupakan salah satu contoh

kecil dari penerapan pembelajaran demokratis di sekolah. Proses

pembelajaran yang demokratis adalah proses belajar yang

menempatkan siswa sebagai subjek. Sepanjang proses belajar,

aktivitas siswa menjadi titik perhatian utama. Dengan kata lain mereka

selalu dilibatkan secara aktif. Guru berperan mengajak siswa mencari

solusi bersama terhadap masalah yang ditemui.26

Time Token adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif.

Siswa dibentuk dalam kelompok belajar. Menurut Rahmat Widodo,

model pembelajaran time token sangat tepat untuk pembelajaran

struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial,

untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau diam sama

sekali. Model pembelajaran ini mengajak siswa aktif sehingga tepat

digunakan dalam pembelajaran berbicara di mana pembelajaran ini

benar-benar mengajak siswa untuk aktif dan belajar berbicara di depan

25

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 32. 26

Miftahul Huda, Model-model pengajaran dan pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka pelajar,

2013), h. 239.

Page 32: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

17

umum, mengungkapkan pendapatnya tanpa harus merasa takut dan

malu.27

Guru memberi sejumlah kupon bicara dengan waktu kurang

lebih 30 detik perkupon pada setiap siswa. Sebelum bicara, siswa

menyerahkan kupon terlebih dahulu pada guru. Satu kupon adalah

untuk satu kesempatan berbicara. Siswa dapat tampil lagi setelah

bergiliran dengan siswa lainnya. siswa yang telah habis kuponnya

tidak boleh berbicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus

bicara sampai semua kuponnya habis.28

b. Langkah-langkah Metode Time Token Arends

Metode Pembelajaran Time Token Arends ini digunakan untuk

melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak

mendominasi pembicara atau diam sama sekali. Adapun sintak atau

langkah-langkah dari metode pembelajaran Time Token Arends adalah:

1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi

dasar

2) Guru mengondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi

klasikal

3) Guru memberi tugas kepada siswa

4) Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu

kurang lebih 30 detik per kupon pada tiap siswa.

5) Guru meminta siswa meyerahkan kupon terlebih dahulu

sebelum berbicara atau memberi komentar. Satu kupon

untuk satu kesempatan berbicara. Siswa dapat tampil lagi

setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah

27

Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inivatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, 2014), h. 216. 28

Miftahul Huda, op. cit, h. 239-240.

Page 33: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

18

habis kuponnya tidak boleh berbicara lagi. Siswa yang

masih memegang kupon harus berbicara sampai semua

kuponnya habis.

6) Guru memberi sejumlah nilai berdasarkan waktu yang

digunakan tiap siswa dalam berbicara.29

Menurut Agus, langkah-langkah metode Time Token Arends sebagai

berikut:

a. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative

learning/CL).

b. Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu kurang lebih 30

detik. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang

dipergunakan.

c. Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan.

Setiap berbicara satu kupon.

d. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang

masih pegang kupon harus berbicara sampai kuponnya habis.

e. Dan seterusnya.30

Jadi, metode Time Token Arends merupakan metode

pembelajaran berbasis kelompok diskusi. Peserta didik dibagi menjadi

beberapa kelompok dan kemudian berdiskusi. Aturan main metode

Time Token Arends yaitu setiap peserta didik diberikan satu kupon

yang berisi waktu kesempatan berbicara. Setiap peserta didik harus

mengutarakan pendapatnya di depan kelas. Jika kupon sudah terpakai,

maka peserta didik yang sudah berbicara tidak boleh berbicara lagi dan

memberikan kesempatan kepada peserta didik yang masih memegang

kupon untuk berbicara. Jadi semua peserta didik harus menggunakan

29

Miftahul Huda, ibid, h. 240-241. 30

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta:Pustaka

Pelajar,2009),h.153.

Page 34: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

19

kupon yang sudah diberikan untuk mengutarakan pendapatnya di

depan kelas.

c. Kelebihan dan Kekurangan

Metode pemelajaran Time Token Arends memiliki kelebihan dan

kekurangan, diantaranya yaitu:

1) Kelebihan metode pembelajaran Time Token Arends :

a) Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasi

b) Menghindari dominasi siswa yang pandai berbicara atau yang

tidak berbicara sama sekali

c) Membantu siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran

d) Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi (aspek

berbicara)

e) Melatih siswa untuk pendapat

f) Menumbuhkan kebiasaaan pada siswa untuk saling

mendengarkan, berbagi, memberikan masukan dan memilih

keterbukaan terhadap kritik

g) Mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain.

h) Mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap

permasalahan yang dihadapi.

i) Tidak memerlukan banyak media pembelajaran.

2) Kekurangan metode pembelajaran Time Token Arends:

a) Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu saja.

b) Tidak bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya

banyak.

c) Memerlukan banyak waktu untuk persiapan dan dalam proses

pembelajaran, karena semua siswa harus bicara satu persatu

sesuai jumlah kupon yang dimilikinya.

Page 35: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

20

d) Kecenderungan untuk sedikit menekan siswa yang pasif dan

membiarkan siswa yang aktif untuk berpartisipasi lebih

banyak di kelas.31

Dalam setiap metode pembelajaran yang digunakan guru

dalam pembelajaran pasti memiliki kekurangan maupun kelebihan.

Tetapi dengan menggunakan metode pembelajaran, seorang guru akan

lebih mudah dalam mengelola kelas. Suasana yang tercipta di kelas

akan lebih kondusif dan peserta didik akan lebih aktif. Peserta didik

pun belajar dengan menyenangkan. Dengan adanya kekurangan,

seorang guru haruslah meminimalisir kekurangan yang dapat terjadi di

dalam metode yang digunakan seorang guru guna untuk mencapai

tujuan pembelajaran dengan baik.

4. Keterampilan Berbicara

a. Pengertian Keterampilan Berbicara

Berbicara merupakan proses berbahasa lisan untuk

mengekspresikan pikiran dan perasaan, merefleksikan pengalaman,

dan berbagi informasi.32

Menurut H.G Tarigan Berbicara adalah

kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan,

dan perasaan.33

Djago Tarigan menyatakan bahwa berbicara adalah

keterampilan menyampaikan pesan melalui lisan. Kaitannya antara

pesan dan bahasa lisan sebagai media penyampaian sangat berat.

Pesan yang diterima oleh pendengar tidaklah dalam wujud asli, tetap

dalam bentuk lain yakni bunyi bahasa. Pendengar kemudian mencoba

mengalihkan pesan dalam bentuk bunyi bahasa itu menjadi bentuk

31

Miftahul Huda, op. cit, hlm 241. 32

Novi Resmini dan Dandan Juanda, Pendidikan Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi,

(Bandung: UPI Press, 2007), h. 50. 33

Henry Guntur Tarigan, Bebicara sebagai suatu keterampilan berbahasa, (Bandung:

Angkasa, 2015), h. 16.

Page 36: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

21

semula. Arsjad dan Mukti U. S menyatakan bahwa kemampuan

berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk

mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan

perasaan.34

Berbicara secara umum dapat diartikan sutau penyampaian

maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami

oleh orang lain.35

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat ditegaskan

bahwa keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang dimiliki

seseorang untuk menyampaikan ide, perasaan, maupun gagasan

kepada orang lain secara lisan. Jadi, berbicara itu bukan hanya

kemampuan untuk mengeluarkan bunyi-bunyi atau kata-kata saja

melainkan kemampuan untuk berkomunikasi.

b. Tujuan Keterampilan Berbicara

Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar

dapat menyampaikan pikiran secara efektif, pembicara harus

memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan.

Pembicara harus mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap

pendengar dan lain sebagainya dapat dimanfaatkan untuk mengontrol

diri, apakah sudah mempunyai kesanggupan mengucapkan bunyi-

bunyi bahasa dengan tepat, mengungkapkan fakta-fakta dengan

spontan, dan menerapkan kaidah-kaidah bahasa yang benar secara

otomatis.36

Pada dasarnya berbicara memiliki tiga tujuan umum, yaitu

sebagai berikut.

34

Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung: UPI Press,

2007), h. 60. 35

Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Ciputat: UIN Press, 2015), h. 158. 36

Kundhuru Saddhono dan St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia

Teori dan Aplikasi, (Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), h. 37)

Page 37: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

22

1. Memberitahukan, melaporkan (to inform).

2. Menjamu, menghibur (to entertain).

3. Membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade).37

c. Jenis-jenis Berbicara

Berbicara tidak hanya sekedar mengucapkan kata-kata ataupun

kalimat. Namun ada ragam-ragam seni dalam berbicara. Tarigan

mengemukakan bahwa secara garis besar, berbicara (speaking) dapat

dibagi, sebagai berikut.

1. Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking)

mencakup empat jenis, yaitu :

a. berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan

atau melaporkan; yang bersifat informatif (informative

speaking),

b. berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan,

persahabatan (fellowship speaking),

c. berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat membujuk,

mengajak, mendesak, dan meyakinkan (persuasive speaking),

d. berbicara pada situasi-situasi yang bersifat merundingkan

dengan tenang dan hati-hati (deliberative speaking).

2. Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi :

a. Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibedakan atas:

1) Tidak resmi (informal), diperinci lagi atas :

a) kelompok studi (study groups),

b) kelompok pembuat kebijaksanaan (policy making groups),

c) komik.

2) Resmi (formal) yang mecakup :

37

Hendri Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan, (Bandung: Angkasa

Bandung, 2015), hlm 16-17.

Page 38: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

23

a) konferensi,

b) diskusi panel,

c) simposium.

b. Prosedur parlementer (parliamentary prosedure).

c. Debat 38

5. Debat

a. Pengertian Debat

Debat merupakan adu argumen untuk menentukan baik

tidaknya suatu hal tertentu yang didukung oleh satu pihak yang

pendukung dan disangkal oleh pihak lain yang disebut penyangkal.39

Pada dasarnya debat merupakan suatu latihan atau praktik

persengketaan atau kontroversi. Debat merupakan suatu argumen

untuk menentukan baik tidaknya suatu usul tertentu yang didukung

oleh satu pihak yang disebut pendukung atau afirmatif, dan ditolak,

disangkal oleh pihak lain yang disebut penyangkal atau negatif.40

Jadi

debat merupakan adu argumentasi atau pendapat antara dua kelompok.

Kelompok pertama merupakan tim yang mendukung masalah yang

diperdebatkan sedangkan kelompok kedua merupakan tim yang

menyangkal masalah yang sedang diperdebatkan.

a. Penggunaan Debat

Apabila suatu usul diajukan dan oposisi terhadap usul itu

dikemukakan maka suatu debat pun berangsung. Debat memegang

peranan penting dalam perundang-undangan, dalam politik, dalam

perusahaan (bisnis), dalam hukum dan dalam pedidikan. Berikut ini

kita bicarakan masing-masing secara singkat.

38

Ibid, h. 24-25. 39

M. Subanan dan Sunarti Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Berbagai

Pendekatan, Metode Teknik, dan Media Pengajaran, (Bandung:Pustaka Setia, 2000), h. 220. 40

Henry Guntur Tarigan, Beribicara sebagai suatu keterampilan berbahasa, (Bandung:

Angkasa Bandung, 1979), h. 92.

Page 39: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

24

Perundang-undangan. Apabila suatu rancangan undang-

undang atau status diperkenalkan dalam suatu badan legislatif, maka

penganjur (proponen) berbicara berdasarkan undang-undang, dan para

penyanggah (oponen) berbicara menentangnya. Amandemen-

amandemen akan diketengahkan, dan debat mengenai perlu tidaknya

amandemen-amandemen akan mendahului tindakan yang akan diambil

terhadapnya. Apabila ternyata bahwa amandemen-amandemen itu

diterima, maka selanjutnya rancangan undang-undang yang telah

diamandemen itu menjadi bahan/masalah perdebatan.

Politik. Selama kampanye-kampanye politik berlangsung,

debat-debat bersama memudahkan para pemilih atau pemberi suara

mendengarkan para calon yang bertentangan saling mempertahankan

pedapat dan menyerang kelemahan lawan. Pendeknya, para pemilih

dapat mengetahui rencana kerja para calon, menuntungkan atau tidak,

kalau kelak dia terpilih menjadi pimpinan.

Bisnis (perusahaan niaga). Dewan pimpinan dan komite-

komite eksekutif dalam suatu perusahaan, di samping diskusi,

mempergunakan juga debat untuk memperoleh keputusan dalam

berbagai kebijaksanaan. Setelah mereka mendiskusikan serta menolak

segala penyelesaian yang mungkin diadakan, tetapi terdapat satu yang

disetujui oleh suara mayoritas, maka suatu debat dapat terjadi antara

golongan mayoritas dan golongan minoritas. Hal itu dilakukan untuk

menentukan apakah penerimaan pemecahan masalah itu lebih baik

daripada tidak ada tindakan sama sekali.

Hukum. Dalam kantor-kantor pengadilan, kehidupan seseorang

seringkali bergantung pada debat yang terjadi antara pihak penuntut

dan pembela, di muka dewan juri atau hakim. Hak-hak milik, hak-hak

penduduk, tuntutan-tuntutan kerugian, dan banyak lagi masalah

Page 40: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

25

kewarganegaraan yang membutuhkan keputusan hakim atau

pengadilan. Para pengacara atau advokat bagi penggugat dan bagi

pembela mengemukakan masalah-masalah, fakta-fakta dan penalaran

atau pemikiran dalam debat-debat yang sah.

Pendidikan. Pada beberapa kampus perguruan tinggi di

universitas, debat telah menjadi suatu sarana penting untuk

memperkenalkan komunitas atau masyarakat tesebut dengan masalah-

masalah yang sedang hangat diperbincangkan dalam kehidupan sehari-

hari. Debat yang sedemikian rupa terutama sekali bermanfaat apabila

dibarengi oleh komentar-komentar yang terperinci, yang analitis oleh

suatu panel yang terdiri dari tiga atau empat orang ahli, dan juga

dilanjutkan dengan suatu forum tanya jawab.41

Jadi, debat sering

digunakan dalam masyarakat demokratis di banyak bidang. Debat

digunakan untuk menyelesaikan masalah atau perbedaan pendapat

antara dua kelompok atau lebih.

b. Jenis-Jenis Debat

Berdasarkan bentuk, maksud, dan metodenya maka debat dapat

dikasifikasikan atas tipe-tipe atau kategori, yaitu:

1) Debat parlementer/majelis

Adapun maksud dan tujuan debat majelis ialah untuk memberi

dan menambah dukungan bagi undang-undang tertentu dan semua

anggota yang ingin menyatakan pandangan atau pendapatnya;

berbicara mendukung atau menentang usul tersebut setelah

mendapat izin dari majelis.

2) Debat pemeriksaan ulangan untuk mengetahui kebenaran

pemeriksaan terdahulu

41

Ibid, h. 93-95.

Page 41: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

26

Minat orang kerap kali bertambah besar terhadap

perdebatan apabila teknik perdebatan cross examination

dipergunakan. Ini merupakan suatu bentuk perdebatan yang lebih

sulit dan menuntut persiapan yang lebih matang dari gaya

perdebatan formal. Adapun maksud dan tujuannya adalah

mengajukan serangkaian pertanyaan yang satu dan lainnya

berhubungan erat, yang menyebabkan para individu yang ditanya

menunjang posisi yang hendak ditegakkan dan diperkokoh oleh

sang penanya.

3) Debat formal, konvensioal, atau debat pendidikan

Tujuan debat formal adalah memberi kesempatan bagi dua

tim pembicara untuk mengemukakan kepada para pendengar

sejumlah argumen yang menunjang atau yang membantah suatu

usul. Setiap pihak diberi jangka waktu yang sama bagi pembicara-

pembicara konstruktif dan batahan.42

6. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah pertama

skripsi yang ditulis oleh Husnul Ma’ab yang berjudul “Pengaruh

Penerapan Metode Time Token Arends terhadap Hasil Belajar PKn

Siswa kelas VI SDN Pisangan 03”. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan teknik pengambilan

data purposive sampling. Teknik pengumpulan data antara lain dnegan

menggunakan tes (pilihan ganda) yang berjumlah 25 soal. Tujuan

penelitian ini yaitu ingin mengetahui pengaruh penerapan metode

pembelajaran Time Token Arends terhadap hasil belajar PKn siswa

kelas IV SDN Pisangan 03. Hasil penelitian berdasarkan penguji dua

sempel menggunakan uji-t didapat bahwa thitung>ttabel

42

Ibid. h. 95-98.

Page 42: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

27

(2,558>2,004) pada taraf signifikasi 0,005. Perbedaan penelitian

Husnul Ma’ab dengan penelitian ini adalah tahun penelitian. Penelitian

Husnul Ma’ab dilakukan pada tahun 2015 sedangkan penelitian ini

dilakukan pada tahun 2019. Perbedaan lain yaitu penelitian Husnul

Ma’ab dilakukan pada jenjang SD sedangkan penelitian ini dilakukan

pada jenjang MA. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Husnul Ma’ab adalah quasi eksperimen sedangkan penelitian ini

menggunakan metode kualitatif deskriptif.

Penelitian relevan yang kedua adalah penelitian berjudul

“Keefektifan Strategi Time Token Arends Terhadap Kemampuan

Menyimak Laporan Perjalanan Pada Siswa Kelas VIII SMPN 1

Wonosari Gunungkidul” yang diteliti oleh Novia Yeni Fatmawati.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain

penelitian eksperimen. Model desain penelitiannya menggunakan tes

awal dan tes akhir kelompok acak (The Randomized Pretest-Posttest

Group Design). Variabel dalam penelitian ini adalah varibel bebas

yang berupa strategi Time Token Arends dan variabel terikat yang

berupa kemampuan siswa menyimak laporan perjalanan. Populasi

penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA-VIIIG. Teknik pengambilan

sampel dilakukan dengan Simple Random Sampling dengan cara

pengundian. Perbedaan penelitian Novia Yeni Fatmawati dengan

penelitian ini adalah tahun penelitian. Penelitian Novia Yeni

Fatmawati dilakukan pada tahun 2011 sedangkan penelitian ini tahun

2019. Perbedaan lain yaitu penelitian Novia Yeni Fatmawati

menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian

eksperimen sedangkan penelitian ini menggunakan metode metode

kualitatif deskriptif.

Penelitian relevan yang ketiga adalah “Peningkatan

Ketrampilan Berbicara Melalui Metode Time Token Arends dengan

Menggunakan Media Gambar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Page 43: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

28

Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Dukuh Mulyo Kabupaten Pati

Tahun Ajaran 2011/2012” yang diteliti oleh Imam Prayogo. Penelitian

ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan berbicara melalui

metode Time Token Arends dengan menggunakan media gambar pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD 02 Negeri

Dukuhmulyo Kabupaten Pati tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini

merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dalam 2

siklus, setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,

observasi, hasil evaluasi belajar, dan refleksi. Metode pengumpulan

data yang digunakan observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi.

Data dianalisis dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan. Subyek penelitian siswa kelas IV SD

Negeri 02 Dukuhmulyo, dengan banyak siswa 22 orang. Perbedaan

penelitian Imam Prayogo dengan penelitian ini adalah tahun

penelitian. Tahun penelitian Imam Prayogo yaitu tahun 2012

sedangkan penelitian ini tahun 2019. Perbedaan lain yaitu penelitian

Imam Prayogo menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) sedangkan penelitian ini menggunakan metode metode

kualitatif deskriptif.

Page 44: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MAN 1 Kota Tangerang Selatan yang

terletak di Desa Kademangan RT.03/03 Kecamatan Setu, Kota Tangerang

Selatan, Provinsi Banten. Waktu penelitian ini dilaksanakan dari bulan

Desember 2018 hingga Oktober 2019.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif

deskriptif. Menurut Bogdan dan Guba, penelitian kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.1 Menurut Moleong,

penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya pelaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lainnya secara holistik, dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.2 Penelitian

kualitatif sifatnya analisis deskriptif. Data yang diperoleh seperti hasil

pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan

lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk

dan angka.3 Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang berhubungan

dengan upaya menjawab masalah-masalah yang ada sekarang dan

1 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan,

(Bandung:Refika Aditama, 2012), h. 181. 2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2016), h. 6. 3 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), h. 87.

Page 45: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

30

memaparkan berdasarkan data yang ditemukan.4 Penelitian deskriptif dalam

bidang penelitian dan kurikulum pengajaran merupakan hal yang cukup

penting, mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan,

pembelajaran, implementasi kurikulum, pada berbagai jenis, jenjang, dan

satuan pendidikan.5

Dapat disimpulkan bahwan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

tujuannya untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang

diteliti oleh peneliti terhadap objek penelitian. Peneliti menggunakan

penelitian deskriptif yaitu menyajikan data melalui gambaran untuk meneliti

objek dan penelitian deskriptif menyelidiki objek tidak menggunakan angka-

angka. Penelitian menggunkan metode desktiptif kualitatif ini berpusat pada

penggunaan metede Time Token Arends dalam keterampilam berbicara debat

di kelas X MIPA 1 MAN 1 Kota Tangerang Selatan.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah metode Time Token Arends. Adapun

objek penelitian ini ialah siswa kelas X MIPA 1 MAN 1 Kota Tangerang

Selatan yang berjumlah 33 orang, yang terdiri dari 19 perempuan dan 14 laki-

laki. Alasan peneliti menjadikan kelas X MIPA 1 sebagai objek penelitiannya

karena saran dari kelas yang sangat aktif dibandingkan kelas X lainnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.6 Pengumpulan data

dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan,

kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya.7 Penggunaan

4 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode, dan Prosedur, (Jakarta: Kencana,

2013), h. 66. 55

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005), h. 72. 6 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,

(Jakarta: Kencana, 2011), h. 99. 7 Sudaryono, Metode Penelitian, (Depok: Rajawali Pers, 2018), h. 205.

Page 46: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

31

teknik dan alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan diperolehnya

data yang objektif.8 Pengumpulan data sangatlah penting bagi suatu

penelitian, sebab teknik pengumpulan data mendukung keberhasilan dalam

suatu penelitian. Adapun teknik yang digunakan adalah:

a. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan

dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau

berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama berada

bersama objek yang diselidiki disebut observasi langsung. Sedangkan

observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada

saat berlangsungnya suatu peritiwa yang akan diselidiki.9 Penelitian ini

menggunakan observasi secara langsung karena peneliti langsung meneliti

di sekolah yang diteliti. Peneliti melakukan pengamatan dengan

mengunjungi langsung MAN 1 Kota Tangerang Selatan guna mengetahui

secara langsung keadaan objektif dari sekolah.

b. Praktik Debat

Menggunakan teknik ini, peserta didik sebagai subjek tes diharuskan

memiliki keterampilan berbicara dalam praktik berdebat dengan

menggunakan metode Time Token Arends. Ketika peserta didik sudah

mengetahui mosi atau masalah yang sudah disiapkan oleh guru maka

peserta didik masing-masing harus mengeluarkan argumentasi atau saling

beradu pendapat antara dua kelompok. Data yang dikumpulkan dalam

penelitian ini berupa hasil dari praktik keterampilan berbicara peserta

didik saat berdebat dengan menggunakan kaidah berbahasa yang baik dan

benar secara lisan.

8 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 158.

9 Ibid, h. 158-159.

Page 47: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

32

c. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan

untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini

digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih

mendalam serta jumlah responden sedikit.10

Dalam kebanyakan studi yang

berhubungan dengan ilmu humaniora, peneliti dapat menemukan bahwa

teknik wawancara pribadi merupakan instrumen yang paling baik untuk

memperoleh informasi.11

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah wawancara dengan beberapa peserta didik di kelas X MIPA 1 dan

guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas yang diteliti. Wawancara

pertama yang peneliti lakukan sebelum penelitian di kelas berlangsung

yaitu dengan guru bahasa Indonesia di kelas X MIPA 1 untuk mengetahui

latar belakang guru dan peserta didik di kelas yang ingin diteliti.

Wawancara yang kedua yaitu wawancara dengan beberapa peserta didik di

kelas X MIPA 1.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,

laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan

penelitian.12

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data

sekolah, seperti profil guru, sejarah sekolah, profil sekolah, data guru dan

siswa, foto, dan lainnya.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu fase penelitian kualitatif yang sangat

penting karena melalui analisis data inilah peneliti dapat memperoleh wujud

dari penelitian yang dilakukannya.13

Jika data yang ada adalah kualitatif,

maka deskripsi data ini dilakukan dengan cara menyusun dan

10

Sudaryono, op.cit, h. 212. 11

Emzir, Analisis Data, (Jakarta: Raja Garafindo Persada), h. 50. 12

Ibid, h. 219 13

Djam’an Satori, Penelitian Metode Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm 97.

Page 48: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

33

mengelompokkan data yang ada, sehingga memberikan gambaran nyata

terhadap respoden.14

Dalam melaksanakan penelitian yang menggunakan

metode peneliatian kualitatif ini, peneliti mempersiapkan segala macam yang

dibutuhkan yaitu mengembangkan alat-alat pengumpulan data, mencari dan

mendapatkan data sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Hari pertama

penelitian, data berupa praktik berbicara debat diambil dengan merekam serta

menilai keterampilan berbicara debat peserta didik tanpa menggunakan

metode penelitian. Hari kedua data diambil dari praktik berbicara peserta

didik menggunakan metode Time Token Arends yang sebelum pembelajaran

berlangsung guru menjelaskan aturan main metode tersebut. Data

dikumpulkan dengan cara observasi, teknik tes (praktik berbicara debat), serta

wawancara. Setelah data dikumpulkan, peneliti mengolah data dengan

mengunakan metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

1. Analisis data observasi, yaitu data diperoleh berdasarkan

kunjungan langsung di lokasi penelitian kemudian data yang

didapat dianalisis sehingga diperoleh data yang asli dan akurat.

2. Analisis data tes, Teknik tes ini bertujuan untuk mengetahui

keterampilan berbicara peserta didik saat debat. Teknik ini

diambil saat peserta didik sedang melakukan praktik berbicara

debat. Peneliti ingin mengetahui apakah metode Time Token

Arends dapat membuat semua peserta didik mampu mengeluarkan

pendapatnya saat debat. Data analisis ini yang menjadi objek

penelitian adalah peserta didik kelas MIPA 1 di MAN 1 Kota

Tangerang Selatan.

3. Analisis data hasil wawancara. Wawancara dilakukan secara

tertulis dan dijawab oleh seluruh peserta didik di kelas MIPA 1.

Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui perasaan atau kesan

14

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), h. 86.

Page 49: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

34

peserta didik setalah praktik berbicara debat dengan menggunakan

metode Time Token Arends dan tidak.

4. Dokumentasi, teknik ini bertujuan untuk mengambil data sekolah,

seperti profil guru, sejarah sekolah, profil sekolah, data guru dan

siswa, foto, dan lainnya.

Tabel 3.1

Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat15

NO Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1 Keakuran dan keaslian gagasan

2 Kemampuan berargumentasi

3 Keruntutan penyampaian

gagasan

4 Pemahaman

5 Ketepatan kata

6 Ketepatan kalimat

7 Kelancaran

Jumlah skor:

Keterangan:

Skor 1: sangat kurang, tidak ada unsur benar

Skor 2: Kurang, ada sedikit unsur benar

Skor 3: cukup, jumlah unsur benar dan salah kurang lebih seimbang

Skor 4: baik, ketetapan dengan sedikit kesalahan

Skor 5: sangat baik, tanpa atau hampir tanpa kesalahan

Nilai seorang peserta uji diperoleh dengan cara: jumlah skor dibagi

skor maksimal kali seratus. Misalnya, jumlah skor 28 dan skor tertinggi

untuk contoh di atas 35, maka nilai adalah 28:35×100 = 80.16

15

Burhan Nugiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi Edisi Kedua,

(Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 2014), h. 461.

Page 50: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

35

Tebel 3.2

Penilaian Aspek Keakuran dan Keaslian Gagasan

Aspek yang Diamati Kriteria Skor

Penilaian keakuran dan

keaslian gagasan yang telah

ditentukan, berikut aspek yang

dinilai:

a. Gagasan yang

diutarakan oleh peserta

didik sesuai dengan

mosi debat.

b. Gagasan yang

diutarakan oleh peserta

didik tidak membahas

hal-hal lain selain

mosi.

c. Gagasan yang

diutarakan peserta

didik asli hasil

pemikiran peserta

didik tersebut.

Sangat baik: apabila peserta didik dapat

berpendapat sesuai dengan mosi debat,

tidak membahas hal-hal lain selain mosi,

dan asli hasil pemikiran peserta didik

tersebut secara detail dan rinci.

5

Baik: apabila peserta didik dapat

berpendapat sesuai dengan mosi debat,

tidak membahas hal-hal lain selain mosi,

dan asli hasil pemikiran peserta didik

tersebut.

4

Cukup: apabila peserta didik dapat

berpendapat sesuai dengan mosi debat,

asli hasil pemikiran peserta didik tersebut,

tetapi masih sedikit membahas hal-hal di

luar mosi.

3

Kurang: apabila peserta didik

berpendapat asli hasil pemikiran peserta

didik tersebut, tetapi tidak sesuai dengan

mosi dan masih membahas hal-hal di luar

mosi debat.

2

Sangat Kurang: apabila peserta didik

mampu berpendapat, tetapi tidak sesuai

dengan mosi, masih membahas hal-hal di

luar mosi, dan tidak asli hasil pemikiran

peserta didik terebut.

1

16

Ibid., 390-391.

Page 51: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

36

Tabel 3.3

Penilaian Aspek Kemampuan Berargumentasi

Aspek yang Diamati Kriteria Skor

Penilaian kemampuan

berargumentasi yang telah

ditentukan, berikut aspek yang

dinilai:

a. Penguasaan mosi yang

dipaparkan saat

berargumentasi.

b. Pemaparan pendapat

dilakukan dengan

percaya diri

Sangat Baik: apabila peserta didik

dapat menguasai mosi yang dipaparkan

saat berargumentasi dengan rinci serta

memaparkan pendapat dengan percaya

diri.

5

Baik: apabila peserta didik menguasai

mosi debat yang dipaparkan saat

berargumentasi serta memaparkan

pendapat dengan percaya diri.

4

Cukup: apabila peserta didik cukup

menguasai mosi debat yang dipaparkan

saat berargumentasi serta memaparkan

pendapat dengan cukup percaya diri.

3

Kurang: apabila peserta didik kurang

menguasai mosi debat yang dipaparkan

saat berargumentasi serta memaparkan

pendapat dengan kurang percaya diri.

2

Sangat Kurang: apabila peserta didik

tidak menguasai mosi debat yang

dipaparkan saat berargumentasi serta

memaparkan pendapat dengan tidak

percaya diri.

1

Page 52: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

37

Tabel 3.4

Penilaian Keruntutan Penyampaian Gagasan

Aspek yang Dinilai Kriteria Skor

Penilaian keruntutan

penyampaian gagasan yang

telah ditentukan, berikut

aspek yang dinilai:

a. Gagasan disampaikan

dengan runtut

b. Keterkaitan antara

gagasan satu dengan

gagasan lainnya.

Sangat Baik: apabila gagasan yang

disampaikan peserta didik disampaikan

dengan sangat runtut dan gagasan satu

dengan gagasan lain sangat berkaitan.

5

Baik: apabila gagasan yang disampaikan

peserta didik disampaikan dengan runtut

dan gagasan satu dengan gagasan lain

berkaitan.

4

Cukup: apabila gagasan yang

disampaikan peserta didik disampaikan

dengan cukup runtut dan gagasan satu

dengan gagasan lain berkaitan.

3

Kurang: apabila gagasan yang

disampaikan peserta didik disampaikan

dengan kurang runtut dan gagasan satu

dengan gagasan lain kurang berkaitan.

2

Sangat Kurang: apabila gagasan yang

disampaikan peserta didik disampaikan

dengan tidak runtut dan gagasan satu

dengan gagasan lain tidak saling

berkaitan.

1

Page 53: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

38

Tabel 3. 5

Penilaian Aspek Pemahaman

Aspek yang Dinilai Kriteria Skor

Penilaian aspek pemahaman

telah ditentukan, berikut

aspek yang dinilai:

Pemahaman peserta didik

mengenai mosi debat.

Baik Sekali: apabila peserta didik

memahami mosi yang sedang

diperdebatkan dengan sangat baik dan

detail.

5

Baik: apabila peserta didik memahami

mosi yang sedang diperdebatkan dengan

baik.

4

Cukup: apabila peserta didik memahami

mosi yang sedang diperdebatkan dengan

cukup baik.

3

Kurang: apabila peserta didik kurang

memahami mosi yang sedang

diperdebatkan.

2

Kurang Sekali: apabila peserta didik

tidak memahami mosi yang sedang

diperdebatkan.

1

Page 54: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

39

Tabel 3.6

Penilaian Aspek Ketepatan Kata

Aspek yang Dinilai Kriteria Skor

Penilaian aspek ketepatan kata

telah ditentukan, berikut

aspek yang dinilai:

a. Penggunaan kata baku

saat berargumentasi

b. Penggunaan kata-kata

yang sopan dan santun

Baik Sekali: apabila peserta didik

menggunakan kata baku serta

menggunakan kata-kata yang sopan dan

santun dengan sangat baik.

5

Baik: apabila peserta didik

menggunakan kata baku serta

menggunakan kata-kata yang sopan dan

santun dengan baik.

4

Cukup: apabila peserta didik

menggunakan kata baku serta

menggunakan kata-kata yang sopan dan

santun dengan cukup.

3

Kurang: apabila peserta didik kurang

menggunakan kata baku serta kurang

menggunakan kata-kata yang sopan dan

santun.

2

Kurang Sekali: apabila peserta didik

tidak menggunakan kata baku serta tidak

menggunakan kata-kata yang sopan dan

santun.

1

Page 55: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

40

Tabel 3.7

Penilaian Aspek Ketepatan Kalimat

Aspek yang Dinilai Kriteria Skor

Penilaian aspek ketepatan

kalimat telah ditentukan,

berikut aspek yang dinilai:

Penggunaan kalimat yang

efektif.

Kesatuan kalimat

Kehematan kalimat

Kelogisan kalimat

Koherensi kalimat

Ketepatan kalimat

Baik Sekali: apabila peserta didik

menggunakan kalimat efektif dengan

sangat baik

5

Baik: apabila peserta didik

menggunakan kalimat efektif dengan

baik

4

Cukup: apabila peserta didik

menggunakan kalimat efektif dengan

cukup

3

Kurang: apabila peserta didik

menggunakan kalimat efektif dengan

kurang

2

Kurang Sekali: apabila peserta didik

menggunakan kalimat efektif dengan

kurang

1

Page 56: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

41

Tabel 3.8

Penilaian Kelancaran

Aspek yang Dinilai Kriteria Skor

Penilaian aspek kelancaran

telah ditentukan, berikut

aspek yang dinilai:

a. berargumentasi

dengan lancar

b. berargumen dengan

tidak tersendat-sendat

c. penempatan jeda

Baik Sekali: apabila peserta didik

berargumen dengan sangat lancar, tidak

tersendat-sendat, dan penempatan jeda

dengan sangat baik.

5

Baik: apabila peserta didik berargumen

dengan lancar, tidak tersendat-sendat, dan

penempatan jeda dengan baik.

4

Cukup: apabila peserta didik

berargumen dengan cukup lancar, tidak

tersendat-sendat, dan penempatan jeda

dengan cukup baik.

3

Kurang: apabila peserta didik

berargumen dengan kurang lancar,

tersendat-sendat, dan penempatan jeda

dengan kurang baik.

2

Kurang Sekali: apabila peserta didik

berargumen tidak lancar, tersendat-

sendat, dan penempatan jeda tidak tepat.

1

Rumus untuk menghitung persen adalah:

X = Nilai Rata-rata

X =Jumlah Nilai

N = Jumlah Siswa17

17

Ibid., h. 243.

Page 57: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

42

Tabel 3.9

Penentuan Kriteria dengan Perhitungan untuk Skala Empat18

Interval Presentase

Tingkat Penguasaan

Nilai Ubahan Skala Keterangan

1-4 D-A

86-100 4 A Baik Sekali

76-85 3 B Baik

56-75 2 C Cukup

10-55 1 D Kurang

18 Ibid., h. 277.

Page 58: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Profil Sekolah

MAN 1 Kota Tangerang Selatan berdiri sejak tahun 1997. Sekolah ini

merupakan pengalihan menjadi negeri dari Madrasah Aliyah Swasta

Tarbiyah Islamiyah melalui SK Menteri Agama No. 107 tanggal 17 Maret

1997 dengan berlokasi di Desa Serpong Kecamatan Serpong Kota

Tangerang Selatan. Tahun 2000, MAN Serpong berpindah lokasi dan

membangun gedung baru di Desa Kademangan RT.03/03 Kecamatan Setu

(dahulu: Serpong) Kota Tangerang Selatan (dahulu: Kabupaten

Tangerang) Provinsi Banten.

MAN 1 Kota Tangerang Selatan melaksanakan kegiatan belajar

mengajar mulai dari pukul 06.40 s.d. 16.00 WIB dengan menggunakan

kurikulum dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan IMTAQ

dan IPTEK. MAN 1 Kota Tangerang Selatan memperoleh akreditasi A.

Siswa/siswi MAN 1 Kota Tangerang Selatan aktif dari berbagai ajang

lomba yang diselenggarakan antarsekolah maupun kota Tangerang Selatan

mulai dari tingkat kota hingga tingkat nasional.

2. Visi dan Misi MAN 1 Kota Tangerang Selatan

Visi MAN 1 Kota Tangerang Selatan

Unggul dalam Prestasi, Kreatif, Sehat dan Islami

Misi MAN 1 Kota Tangerang Selatan

Page 59: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

44

a. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas untuk

menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta Keimanan dan

Ketaqwaan (IMTAQ) yang tinggi.

b. Mendidik siswa agar mampu berfikir kritis, aktif, dan kreatif, agar

mampu mengatasi tantangan hidupnya masa kini dan masa depan.

c. Membangun generasi masa depan yang sehat jasmani dan rohani.

d. Menyiapakan generasi muda Islam yang berakhlak mulia, serat

mampu mengaktualisasi diri dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

3. Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4.1

Guru dan Tenaga Pendidik di MAN 1 Tangerang Selatan

No Pendidik

Status Guru Mata Pelajaran Kode Nama Guru

1 RF Drs. H. Ridwan Fahmi Lubis PNS Al-qur’an Hadits

2 SF Safriati, S.Si PNS Matematika

3 SI Susi Indaharini, S.Pd. PNS Kimia

4 AN Ai Nuraeni, S.Ag. PNS Fiqih

5 SH Suhada, S.Pd PNS PKN

6 AY Agung Yudi S, S.Pd. PNS Ekonomi

7 TR Taroni, S.Pd PNS Ekonomi

8 SA Sulhah Amaliyah, S.Pd. PNS Biologi

9 JN Jaeni, MJ. S.Pd.I PNS Sejarah

Kebudayaan Islam

10 AK Abdul Khodir, S.Ag. PNS Akidah

11 HW Drs. H. Harwanto, MH. PNS PKN

12 SN Sunarna, S.Ag PNS Bahasa Indonesia

13 NA Ninuk Aminul U, ST PNS Fisika

14 SW Sri Wardani, S.Pd. PNS Bahasa Inggris

15 MN Mas’ani, S.Ag. PNS Qurdits

16 MD Mahmudi, S.Ag, M.Pd PNS Bahasa Indonesia

17 HD Hilda Wiryantini, M.Pd. PNS Matematika

18 SR Sri Irawati, S.Pd PNS Sosiologi

19 UM Ummu Athiyah, S.Pd. PNS BK

20 ZD Drs. Zaenudin, MPd. PNS BK

Page 60: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

45

Tabel 4.2

Staff MAN 1 Tangerang Selatan

No. Pendidik Status

Guru Bidang Tugas

Nama Guru

1 H. Ade PNS Tata Usaha

2 Agung Wiliyanto, S. Ab PNS Tata Usaha

3 Muvida Fadilla Pati PNS Tata Usaha

4 Fadlulloh, S.Pd.I PNS Tata Usaha

5 Sohibuddin, S.E Non PNS Tata Usaha

6 Erni Non PNS Tata Usaha

7 Romli Non PNS Perpustakaan

8 Nur Lela Non PNS Kebersihan/Dapur

9 Rudi Non PNS Kebersihan

10 Jono Non PNS Keamanan

Jumlah guru yang mengajar di MAN 1 Kota Tangerng Selatan berjumlah 34

guru yang terdiri dari 18 guru laki-laki dan 16 guru perempuan. Sementara itu,

21 ND M. Nurdin, M.Pd PNS Bahasa Arab

22 US Ulan Safitri R, S.Pd. Non PNS Geografi

23 IN Isnawati, S.Pd. Non PNS Bahasa Inggris

24 NN Nanang, S.Kom Non PNS TIK

25 KF Khalifah, S.Pd. Non PNS Matematika

26 MW Muawanah, S.Pd.I Non PNS Bahasa arab

27 FH Fuji Astuti Non PNS Sejarah

28 FV Fenny Vitaria, S.Psi Non PNS BK

29 NR Nurul Rahmadani, S.Pd. Non PNS Bahasa Indonesia

30 RA M. Rizki Awaluddin, S.Pd. Non PNS Sejarah

31 AR Arie Rachman, S.Pd. Non PNS P. Seni

32 YP Yudi Permana W., M.Kom. Non PNS LM2/IT

33 LU Lutfi Utama, S.Pd. Non PNS Penjaskes/OR

34 KK Khairul Kodri, S.Pd. Non PNS Penjaskes/OR

Page 61: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

46

wakil kepala madrasah berjumlah 4 orang, kepala unit berjumlah 6 orang yang

berperan sebagai kepala laboratorium dan juga perpustakaan. Selain itu, guru

piket berjumlah 5 orang, dan guru pembina sebanyak 12 orang. Di MAN 1 Kota

Tangerang Selatan, yang memangku jabatan seperti yang disebutkan diatas

dipegang oleh guru yang mengajar di MAN 1 Kota Tangerang Selatan

Tabel 4.3

Data Siswa Kelas X-XII

No. Kelas L P Jumlah

1 X MIPA 1 14 19 33

2 X MIPA 2 16 19 35

JUMLAH X MIPA 30 38 68

3 X IPS 1 15 20 35

4 X IPS 2 13 22 35

5 X IPS 3 13 22 35

6 X IPS 4 22 13 35

JUMLAH X IPS 63 77 140

JUMLAH KELAS X 93 115 208

7 XI MIPA 1 13 20 33

8 XI MIPA 2 19 12 31

JUMLAH XI MIPA 32 32 64

9 XI IPS 1 12 20 32

10 XI IPS 2 16 16 32

11 XI IPS 3 18 14 32

JUMLAH XI IPS 46 50 106

JUMLAH KELAS XI 78 82 170

12 XII MIPA 1 15 22 37

13 XII MIPA 2 15 23 38

JULMAH XII MIPA 30 45 75

14 XII/IPS.1 14 19 33

Page 62: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

47

15 XII/IPS.2 13 20 33

16 XII/IPS.3 14 18 32

JUMLAH XII IPS 41 57 98

JUMLAH KELAS XII 71 102 173

TOTAL 242 299 551

B. Pembahasan

1. Deskripsi Hasil Penelitian

Data penelitian ini berupa hasil praktik debat. Data diambil dua kali

dengan tanpa metode Time Token Arends dan menggunakan metode Time

Token Arends. Untuk memperoleh data tentang keterampilan dalam berbicara

pada praktik debat, peneliti mengadakan tes kepada peserta didik kelas X

MIPA 1 di MAN 1 Kota Tangerang Selatan pada 29 dan 30 April 2019.

Berikut ini peneliti menyajikan absensi peserta didik di kelas X MIPA 1.

Tabel 4.4

Absensi Peserta didik Kelas X MIPA 1 MAN 1 Kota Tangerang Selatan

No Nama Peserta Didik Koding Jenis Kelamin

1. Aisha Nafa Firdaus ANF P

2. Akram Abdalla AAA L

3. Andhika Syah Putra ASP L

4. Anjelia Ratu Oasis ARO P

5. Bagas Kurnia Ramadhan BKR L

6. Bintang Rizki Pasha BRP L

7. Dea Avrelia Listi DAI P

8. Deni Suryo Pratama DSP L

9. Desira Salsa Aulia DSA P

10. Dina Intan Azzahra DIA P

11. Dinar Aulia DAA P

Page 63: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

48

L = 14

P = 19

Jumlah = 33

12. Fathan Khanifadin FKN L

13. Fridakhul Jannah FJH P

14. Haidhar Ali Faqih HAF L

15. Hidayah Nur Amalina HNA P

16. Ilham Ariq Saputra IAS L

17. Inez Jade Kayla IJK P

18. Ira Permatasari IPI P

19. Islamiati Wulan Sari IWS P

20. Kayla Hijrianisa KHA P

21. Muhammad Rauzan Fadhila MRF L

22. Mokhamad Ghufron Musyaf MGM L

23. Nadine Nabila Agnasta NNA P

24. Nayla Azzahra Djaya NAD P

25. Nur Fadila Fari NFF P

26. Oase Fattan Rabbani OFR L

27. Oktavittho Angkhoso OAO L

28. Riefqa Naufalia Hanifah RNH P

29. Roihan Thoriq Syabaan RTS L

30 Salsabila Aziza Azzahra SAA P

31. Taufan Ridho TRO L

32. Tiara Cahyaning Sukma Putri TSP P

33. Wafiq Nur Azizah WNA P

Page 64: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

49

2. Analisis Data

Jumlah peserta didik di kelas X MIPA 1 adalah 33 orang. Hari

pertama ada 33 peserta didik yang masuk. Sejumlah 32 peserta didik yang

menjadi peserta debat dan 1 peserta didik menjadi moderator praktik debat.

Jadi, peneliti hanya mengambil 32 data saja. Di hari ke dua penelitian, ada 4

peserta didik yang tidak masuk. Jadi, peneliti hanya mengambil 28 data saja

karena 4 peserta didik tidak masuk dan 1 peserta didik menjadi moderator

debat. Data penelitian yang ada selanjutnya dianalisis.

Analisis data ini berbentuk tabel yang terdiri dari 7 aspek penilaian.

Setiap aspek yang dinilai memiliki bobot nilai 1 sampai 5. Peneliti menganalisis

dengan menilai praktik berbicara debat peserta didik di kelas X MIPA 1, tanpa

metode dan menggunakan metode Time Token Arends.

Berdasarkan langkah-langkah analisis data, berikut ini peneliti sajikan

analisis data dari setiap peserta didik untuk menggambarkan keterampilan

berbicara dalam praktik debat secara individu.

Tabel 4. 5. 1

Analisis Data Peserta Didik No. 1 (ANF)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 22

Nilai 0

×100 = 62,85

Interpretasi - Cukup

Page 65: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

50

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik ANF mendapatkan

nilai 0 sebelum menggunakan metode Timen Token Arends. Peserta didik ANF sama

sekali tidak mengeluarkan pendapatnya. Tetapi peserta ANF mendapat nilai 50

karena sudah bekerja sama untuk berdebat. Berbeda dengan sesudah menggunakan

metode Time Token Arends, peserta didik ANF mendapatkan nilai 62,85 dan

interpretasi cukup. Menggunakan metode Time Token Arends membuat peserta didik

ANF aktif mengikuti kegiatan debat. Nilainya pun menjadi lebih baik dari 50 menjadi

62,85.

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, peserta didik ANF memperoleh nilai 62,85 dengan interpretasi cukup. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

mendapat skor 5 yang ditunjukan dengan kalimat: kan kita sekolah udah setiap hari

sampe jam 4 tuh biasanya. Peserta didik ANF dapat berpendapat sesuai dengan mosi

debat, tidak membahas hal-hal lain selain mosi, dan asli hasil pemikiran peserta didik

tersebut secara detail dan rinci. Peserta didik ANF membahas mengenai peraturan

sekolah yang pulang jam 4 sore itu memberatkan siswa.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik ANF mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik ANF cukup menguasai mosi debat

dan memaparkannya dengan cukup percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik ANF

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. peserta didik ANF dapat menyampaikan

gagasan dengan runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan. Peserta

didik ANF awalnya mengemukakan pendapat mengenai peraturan sekolah yang

pulang jam 4 selanjutnya ia membicarakan ulangan dan PR banyak yang membuat

Page 66: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

51

peserta didik terbebani. Jadi, gagasan yang dikemukakan oleh peserta didik ANF

runtut dan saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik ANF mendapat skor

3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik ANF memahami mosi dengan cukup baik.

peserta didik ANF memahami mosi dengan mengungkapkan peraturan sekolah yang

pulang jam 4 dan guru memberikan banyak PR dan ulangan dadakan kepada peserta

didik.

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik ANF mendapat

skor 2 dengan interpretasi kurang. Peserta didik ANF masih menggunakan kata tidak

baku. Contoh kata tidak baku yang diucapkan yaitu sampe yang seharusnya sampai,

kata abis seharusnya habis. Peserta didik masih menggunakan kata tidak baku maka

diberi nilai 2 dengan interpretasi kurang.

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik ANF mendapat

skor 2 dengan interpretasi kurang. Peserta didik ANF kurang menggunakan kalimat

dengan efektif. Hal ini dapat diperkuat dengan kalimat: kan kita sekolah udah setiap

hari sampe jam 4 tuh biasanya. Seharusnya kalimat yang benar adalah biasanya, kita

sekolah sudah setiap hari sampai jam 4. Peserta didik ANF tidak menghemat

kalimat.

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik ANF mendapat skor 3

dengan interpretasi cukup. Peserta ANF berargumentasi dengan cukup lancar, tidak

tersendat-sendat, dan penempatan jeda dengan cukup.

Saat praktik debat dengan menggunakan metode Time Token Arends, Peserta

didik ANF mendapat nilai terendah pada aspek ketepatan kata dan kalimat dengan

skor 2. Hal ini dapat diperkuat dengan kalimat: kan kita sekolah udah setiap hari

sampe jam 4 tuh biasanya. Peserta didik mendapat nilai tertinggi pada aspek

keakuran dan keaslian gagasan seperti pada kalimat dengan skor 5: kan kita sekolah

udah setiap hari sampe jam 4 tuh biasanya. Jadi, gagasan yang diutarakan oleh

Page 67: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

52

peserta didik ANF sesuai dengan mosi yaitu tentang peraturan sekolah yang pulang

jam 4 setiap hari yang menyulitkan peserta didik.

Tabel 4. 5. 2

Analisis Data Peserta Didik No. 2 (AAA)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 23

Nilai 0

100 = 65,71

Interpretasi - Cukup

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik AAA mendapatkan

nilai 0 sebelum menggunakan metode Time Token Arends. Peserta didik AAA sama

sekali tidak mengeluarkan pendapatnya. Tetapi peserta AAA mendapat nilai 50 karna

sudah bekerja sama untuk berdebat. Berbeda dengan sesudah menggunakan metode

Time Token Arends, peserta didik AAA mendapatkan nilai 65,71 dan interpretasi

cukup. Menggunakan metode Time Token Arends membuat peserta didik AAA aktif

mengikuti kegiatan debat. Nilainya pun menjadi lebih baik yaitu dari 50 menjadi

65,71.

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, peserta didik AAA memperoleh nilai 65,71 dengan interpretasi cukup. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Page 68: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

53

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

mendapat skor 4 yang ditunjukan dengan kalimat: Jadi itu mungkin kita mendapatkan

nilai jelek itu tidak apa-apa tapi mungkin kita tuh harus dikembangkannya lagi

mencapai kita hasil itu yang maksimal. Peserta didik AAA dapat berpendapat sesuai

dengan mosi debat, tidak membahas hal-hal lain selain mosi, dan asli hasil pemikiran

peserta didik tersebut. Peserta didik AAA menanggapi temannya yang membicarakan

kertas ujian tidak menentukan masa depan, ia memberikan masukan mendapat nilai

jelek tidak apa-apa tetapi harus ada usaha untuk mencapai hasil yang maksimal.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik AAA mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik AAA cukup menguasai mosi debat

dan memaparkannya dengan cukup percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik AAA

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik AAA dapat menyampaikan

gagasan dengan runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan. Peserta

didik AAA awalnya menanggapi pendapat temannya tentang kertas ujian menentukan

kemudian ia menambahkan pendapat ia bahwa mendapat nilai jelek tidak apa-apa

tetapi harus ada usaha untuk mencapai hasil yang maksimal. Jadi, gagasan yang

dikemukakan oleh peserta didik AAA runtut dan saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik AAA mendapat

skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik AAA memahami mosi dengan baik.

Peserta didik AAA memahami mosi dalam perdebatan dengan menanggapi pendapat

dari temannya.

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik AAA mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik AAA masih ada kata yang tidak baku

dalam berpendapat. Contoh kata tidak baku yang diucapkan yaitu apa tuh yang

seharusnya apa.

Page 69: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

54

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. peserta didik AAA

mendapat skor 2 dengan interpretasi kurang. Peserta didik AAA kurang

menggunakan kalimat dengan efektif. Hal ini dapat diperkuat dengan kalimat: saya

akan menanggapi tadi tentang tadi dari saudara Vito kertas ujian itu tidak

menentukan hasil kita di apatuh masa depan. Seharusnya kalimat yang benar adalah

saya akan menanggapi pendapat saudara Vito mengenai kertas ujiam itu tidak

menentukan hasil di masa depan. Peserta didik AAA boros kata dengan

menggunakan kata tadi dua kali di satu kalimat.

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik AAA mendapat skor 3

dengan interpretasi cukup. Peserta AAA berargumentasi dengan cukup lancar, tidak

tersendat-sendat, dan penempatan jeda dengan cukup.

Praktik debat dengan menggunakan metode Time Token Arends, Peserta didik

AAA mendapat nilai terendah pada aspek ketepatan kalimat dengan skor 2. Hal ini

dapat diperkuat dengan kalimat: saya akan menanggapi tadi tentang tadi dari

saudara Vito kertas ujian itu tidak menentukan hasil kita di apatuh masa depan.

Sedangkan, peserta didik AAA mendapat nilai tertinggi pada aspek keakuran dan

keaslian gagasan, keruntutan penyampaian gagasan, dan pemahaman dengan skor 4.

Contoh kalimat yang membuktikan aspek pemahaman adalah Jadi itu mungkin kita

mendapatkan nilai jelek itu tidak apa-apa tapi mungkin kita tuh harus

dikembangkannya lagi mencapai kita hasil itu yang maksimal. Jadi, peserta didik

AAA memahami apa topik yang sebelumnya dipaparkan oleh temannya. Peserta

AAA menanggapi dengan baik pendapat temannya.

Page 70: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

55

Tabel 4. 5. 3

Analisis Data Peserta Didik No. 3 (ASP)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 26

Nilai 0

74,28

Interpretasi - Cukup

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik ASP mendapatkan

nilai 0 sebelum menggunakan metode Time Token Arends. Peserta didik ASP tidak

mengeluarkan pendapatnya pada saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta ASP

mendapat nilai 50 karna sudah bekerja sama untuk berdebat. Berbeda dengan sesudah

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik ASP mendapatkan nilai

74,28 dan interpretasi cukup. Menggunakan metode Time Token Arends membuat

peserta didik ASP aktif mengikuti kegiatan debat. Nilainya pun menjadi lebih baik

yaitu dari 50 menjadi 74,28.

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, peserta didik ASP memperoleh nilai 74,28 dengan interpretasi cukup. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

mendapat skor 4 yang ditunjukan dengan kalimat:. Sabar ya. Kita harus banyak

Page 71: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

56

bersabar karena selalu banyak pr juga kan. Peserta didik ASP dapat berpendapat

sesuai dengan mosi debat, tidak membahas hal-hal lain selain mosi, dan asli hasil

pemikiran peserta didik tersebut. Peserta didik ASP menanggapi temannya yang

membicarakan PR sekolah yang selalu banyak.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik ASP mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik ASP cukup menguasai mosi debat dan

memaparkannya dengan cukup percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik ASP

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik ASP dapat menyampaikan

gagasan dengan runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan. Peserta

didik ASP. Jadi, gagasan yang dikemukakan oleh peserta didik ASP runtut dan saling

berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik ASP mendapat skor

3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik ASP memahami mosi dengan cukup.

Peserta didik ASP memahami mosi dalam perdebatan dengan menanggapi pendapat

dari temannya. Peserta didik ASP menanggapi pendapat temannya yang berpendapat

bahwa kurikulum 2013 yang harus bersabar.

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik ASP mendapat

skor 5 dengan interpretasi baik sekali. Peserta didik ASP menggunakan kata baku

serta menggunakan kata-kata yang santun dengan sangat baik.

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik ASP mendapat

skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik ASP menggunakan kalimat efektif

dengan baik.

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik ASP mendapat skor 3

dengan interpretasi cukup. Peserta ASP berargumentasi dengan cukup lancar, tidak

tersendat-sendat, dan penempatan jeda dengan cukup.

Page 72: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

57

Praktik debat menggunakan metode Time Token Arend peserta didik ASP

mendapat nilai tertinggi pada aspek ketepatan kata. Sedangkan nilai terendah yang

didapat oleh peserta didik ASP terdapat pada aspek pemahaman, kemampuan

argumentasi, dan kelancaran.

Tabel 4. 5. 4

Analisis Data Peserta Didik No. 4 (ARO)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 27

Nilai 0

77, 14

Interpretasi - Cukup

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik ARO mendapatkan

nilai 0 sebelum menggunakan metode Timen Token Arends. Peserta didik ARO tidak

mengeluarkan pendapatnya pada saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta ARO

mendapat nilai 50 karena sudah bekerja sama untuk berdebat. Berbeda dengan

sesudah menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik ARO mendapatkan

nilai 77,14 dan interpretasi baik. Menggunakan metode Time Token Arends membuat

peserta didik ARO aktif mengikuti kegiatan debat. Nilainya pun menjadi lebih baik

yaitu dari 50 menjadi 77,14.

Page 73: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

58

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, peserta didik ARO memperoleh nilai 77,14 dengan interpretasi baik. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

mendapat skor 5 dengan interpretasi baik sekali yang ditunjukan dengan kalimat: kan

tadi katanya kalau misalnya kita ngerjain tugas sampe malem terus katanya nanti

kita terlambat nah abis itu kan kita bisa ngatur waktunya kita sendiri. Peserta didik

ARO dapat berpendapat sesuai dengan mosi debat, tidak membahas hal-hal lain

selain mosi, dan asli hasil pemikiran peserta didik tersebut dengan rinci dan detail.

Peserta didik ARO berpendapat tentang mengatur waktu untuk mengerjakan tugas

agar besoknya tidak terlambat masuk sekolah.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik ARO mendapat

skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik ARO dapat menguasai mosi debat dan

memaparkannya dengan percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik ARO

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik ARO dapat menyampaikan

gagasan dengan runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan. Peserta

didik ARO. Jadi, gagasan yang dikemukakan oleh peserta didik ARO runtut dan

saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik ARO mendapat

skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik ARO memahami mosi dengan baik.

Peserta didik ARO memahami mosi dalam perdebatan dengan menanggapi pendapat

dari temannya. Peserta didik ARO mengungkapkan pendapatnya mengenai cara

mengatur waktu.

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik ARO mendapat

skor 2 dengan interpretasi kurang. Peserta didik ARO tidak menggunakan kata baku.

Page 74: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

59

Contohnya pada kata malem yang seharusnya malam, ngatur seharusnya mengatur,

dan maen seharusnya main.

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik ARO

mendapat skor 2 dengan interpretasi kurang. Peserta didik ARO tidak menggunakan

kalimat efektif.

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik ARO mendapat skor 4

dengan interpretasi baik. Peserta ARO berargumentasi dengan lancar, tidak tersendat-

sendat, dan penempatan jeda dengan baik.

Praktik debat dengan menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik

ARO mendapat nilai terendah pada aspek ketepatan kalimat dan kata. Contoh kalimat

yaitu: misalnya besok hari senin ada pr itu hari selasa nah hari libur kita kerjain,

trus kaya kan misalnya ada gangguan atau misalnya hp disingkirin dulu jangan kaya

terpengaruh gitu nah ngajemin waktu, waktu ngerjain PR PR. Peserta didik ARO

mendapat nilai tertinggi pada aspek keakuran dan keaslian gagasan. Contoh kalimat

yaitu: kan tadi katanya kalau misalnya kita ngerjain tugas sampe malem terus

katanya nanti kita terlambat nah abis itu kan kita bisa ngatur waktunya kita sendiri.

Pendapat dari peserta didik ARO sesuai dengan mosi debat. Peserta didik

membicarakan tentang keterlambatan datang ke sekolah karna banyak PR. Ia

menyarankan kepada peserta didik untuk kejam dengan waktu untuk mengerjakan

PR.

Page 75: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

60

Tabel 4. 5. 5

Analisis Data Peserta Didik No. 5 (BKR)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 27

Nilai 0

77,14

Interpretasi - Baik

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik BKR mendapatkan

nilai 0 sebelum menggunakan metode Timen Token Arends. Peserta didik BKR tidak

mengeluarkan pendapatnya pada saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta BKR

mendapat nilai 50 karna sudah bekerja sama untuk berdebat. Berbeda dengan sesudah

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik BKR mendapatkan nilai

77,14 dan interpretasi baik. Menggunakan metode Time Token Arends membuat

peserta didik BKR aktif mengikuti kegiatan debat. Nilainya pun menjadi lebih baik

yaitu dari 50 menjadi 77,14.

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, peserta didik BKR memperoleh nilai 77,14 dengan interpretasi baik. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

mendapat skor 5 dengan interpretasi baik sekali yang ditunjukan dengan kalimat:

Page 76: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

61

sedangkan guru aja kalau dateng kadang cuma ngasih tugas tapi tanpa

mengajarinya. Peserta didik BKR dapat berpendapat sesuai dengan mosi debat, tidak

membahas hal-hal lain selain mosi, dan asli hasil pemikiran peserta didik tersebut

dengan rinci dan detail. Peserta didik BKR menanggapi pendapat bahwa siswa

merasa terkekang bahwa kebanyakan guru hanya memberikan tugas tanpa mengajari.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik BKR mendapat

skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik BKR dapat menguasai mosi debat dan

memaparkannya dengan percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik BKR

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik BKR dapat menyampaikan

gagasan dengan runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan. Peserta

didik BKR awalnya menanggapi pendapat temannya bahwa nilai itu tidak

menentukan masa depan. Kemudian ia menjelaskan mengenai orang tua yang akan

memarahi anaknya jika nilainya turun serta guru yang memberikan nilai rendah

padahal guru itu sendiri hanya memberi tugas saja kepada siswa. Jadi, peserta didik

BKR menyampaikan gagasannya dengan runtut dan saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik BKR mendapat skor

4 dengan interpretasi baik. Peserta didik BKR memahami mosi dengan baik. Peserta

didik BKR memahami mosi dalam perdebatan dengan menanggapi pendapat dari

temannya. Peserta didik BKR mengungkapkan pendapatnya mengenai nilai itu tidak

menentukan masa depan.

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik BKR mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik BKR ada beberapa masih

menggunakan kata tidak baku. Contohnya pada kata kalo seharusnya kalau.

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik BKR

mendapat skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik BKR masih menggunakan

kalimat tidak efektif seperti pada kalimat Saya ingin menanggapi dari tadi Akram ya

Page 77: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

62

kan memang ya misalkan nilai itu tidak menentukan masa depan. Seharusnya, saya

ingin menanggapi pendapat Akram mengenai nilai tidak menentukan masa depan. Ini

merupakan contoh kalimat yang tidak mengehemat kalimat.

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik BKR mendapat skor 4

dengan interpretasi baik. Peserta BKR berargumentasi dengan lancar, tidak tersendat-

sendat, dan penempatan jeda dengan baik.

Praktik debat dengan menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik

BKR mendapat nilai terendah pada aspek ketepatan kalimat dan kata. Contoh kalimat

yaitu: Nah kan kalau misalkan kita bagi orang tua nilai turun itu diomelin tapi kita

gimana bagi guru kan guru aja kalo misalkan nilai kita rendah pasti dikasih tugas

mulu dikasih remed terus. Peserta didik BKR menggunakan kata tidak baku seperti

“diomelin”. Kalimat yang diucapkan oleh peserta BKR tidak efektif. Peserta didik

BKR mendapatkan nilai tertinggi pada aspek keakuran dan keaslian gagasan. Contoh

kalimat yaitu: sedangkan guru aja kalau dateng kadang cuma ngasih tugas tapi tanpa

mengajarinya. Peserta didik BKR menanggapi pendapat bahwa siswa merasa

terkekang bahwa kebanyakan guru hanya memberikan tugas tanpa mengajari.

Page 78: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

63

Tabel 4. 5. 6

Analisis Data Peserta Didik No. 6 (BRP)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √ √

2. Kemampuan berargumentasi √ √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √ √

4. Pemahaman √ √

5. Ketepatan kata √ √

6. Ketepatan kalimat √ √

7. Kelancaran √ √

Jumlah Skor 33 33

Nilai

94,28

94,28

Interpretasi Baik Sekali Baik Sekali

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat sebelum dan sesudah menggunakan

metode Time Token Arends, peserta didik BRP mendapatkan nilai yang sama yaitu

94,28 dan interpretasi yaitu baik sekali. Peserta didik BRP sangat pandai

berargumentasi. Nilai tertinggi sebelum dan sesudah menggunakan metode Time

Token Arends yaitu pada aspek keakuran dan keaslian gagasan, Kemampuan

berargumentasi, keruntutan penyampaian gagasan, pemahaman, dan kelancaran.

Contoh kalimat saat sebelum menggunakan metode Time Token Arends aspek

pemahaman yaitu: Jadi kalau ada peraturan kita harus menjalankan dengan ikhlas.

Jika kita menjalankan dengan ikhlas maka seterusnya kita menajalankan dengan

tulus dan ikhlas. Sedangkan contoh kalimat Contoh kalimat sebelum menggunakan

metode Time Token Arends aspek pemahaman yaitu: sesuai dengan pendapat kalian

itu, sebenarnya intinya adalah mengeluh, jadi kalau kita mengeluh terus dalam hidup

ini kapan kita mampunya gitu. Dari kedua contoh kalimat yang dituturkan oleh

peserta didik BRP bahwa ia paham mengenai mosi yaitu peraturan sekolah akan

Page 79: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

64

membuat siswa disiplin atau terkekang. Ia juga dapat menyimpulkan bahwa

pendapat-pendapat peserta didik hanyalah mengeluh.

Nilai terendah peserta didik BRP sebelum dan sesudah menggunakan metode

Time Token Arends yaitu pada aspek ketepatan kata dan kalimat. Contoh kalimat

sebelum menggunakan metode Time Token Arends aspek ketepatan kata yaitu dan

kalau rambut tebel itu kalau panas dikit langsung gerah jadi badan itu langsung bau.

Peserta didik BRP masih menggunakan kata yang tidak baku dalam menyampaikan

pendapatnya tetapi tidak sering. Sedangkan contoh kalimat Contoh kalimat sesudah

menggunakan metode Time Token Arends aspek ketepatan kata yaitu: jadi kalau kita

mengeluh terus dalam hidup ini kapan kita mampunya gitu. Peserta didik BRP masih

menggunakan kata tidak baku.

Hasil yang didapat oleh peserta didik BRP sesuai dengan hasil wawancara

yang dilakukan peneliti. Peserta didik BRP menyukai menggunakan metode Time

Token Arends dibandingkan tidak menggunakan metode dibuktikan dengan kutipan

menggunakan metode Time Token Arends karena dengan menggunakan itu seluruh

siswa dapat bagian bicara bukan satu atau dua orang saja, dan di akhir

pembelajaran mendapat hikmahnya. Menurut peserta didik BRP menggunakan

metode Time Token Arends kadang-kadang menjadi lebih mudah terbukti pada

kutipan kadang-kadang menjadi mudah, karena dengan menggunakan metode Time

Token Arends seluruh siswa dapat melatih berbicara dan dalam praktiknya dapat

melatih berbicara bahasa Indonesia. Tetapi peserta didik BRP merasa waktunya

dibatasi dengan menggunakan metode Time Token Arends terbukti pada kutipan

berbicara sama dengan menggunakan metode tetapi untuk waktu tidak enak karena

dibatasi.

Page 80: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

65

Tabel 4. 5. 7

Analisis Data Peserta Didik No. 8 (DSP)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 22

Nilai 0

62,85

Interpretasi - Cukup

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik DSP mendapatkan

nilai 0 sebelum menggunakan metode Time Token Arends. Peserta didik DSP tidak

mengeluarkan pendapatnya pada saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta DSP

mendapat nilai 50 karna sudah bekerja sama untuk berdebat. Berbeda dengan sesudah

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik DSP mendapatkan nilai

62,85 dan interpretasi baik. Menggunakan metode Time Token Arends membuat

peserta didik DSP aktif mengikuti kegiatan debat. Nilainya pun menjadi lebih baik

yaitu dari 50 menjadi 62,85.

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, peserta didik DSP memperoleh nilai 62,85 dengan interpretasi cukup. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

mendapat skor 5 dengan interpretasi baik sekali yang ditunjukan dengan kalimat:

Page 81: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

66

guru ngasih tugas banyak buat murid supaya murid lebih banyak melakukan evaluasi

agar nilainya lebih bertambah. Peserta didik DSP dapat berpendapat sesuai dengan

mosi debat, tidak membahas hal-hal lain selain mosi, dan asli hasil pemikiran peserta

didik tersebut dengan rinci dan detail.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik DSP mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik DSP dapat cukup menguasai mosi

debat dan memaparkannya dengan cukup percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik DSP

mendapat skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik DSP dapat menyampaikan

gagasan dengan cukup runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik DSP mendapat skor

3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik DSP memahami mosi dengan cukup baik.

Peserta didik DSP memahami mosi dalam perdebatan dengan berpendapat guru

memberikan tugas kepada siswa untuk bahan evaluasi.

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik DSP mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik DSP ada beberapa masih

menggunakan kata tidak baku. Contohnya pada kata ngasih seharusnya memberikan.

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik DSP mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik DSP masih menggunakan kalimat

tidak efektif.

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik DSP mendapat skor 4

dengan interpretasi baik. Peserta DSP berargumentasi dengan lancar, tidak tersendat-

sendat, dan penempatan jeda dengan baik.

Praktik debat dengan menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik

DSP mendapat nilai terendah pada aspek ketepatan kata dan kalimat. Nilai tertinggi

terletak pada aspek keakuran dan keaslian gagasan. Contoh kalimat yaitu: Jadi guru

Page 82: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

67

ngasih tugas banyak buat murid supaya murid lebih banyak melakukan evaluasi agar

nilainya lebih bertambah. Peserta didik DSP masih menggunakan kata yang tidak

baku.

Tabel 4. 5. 8

Analisis Data Peserta Didik No. 9 (DSA)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √ √

2. Kemampuan berargumentasi √ √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √ √

4. Pemahaman √ √

5. Ketepatan kata √ √

6. Ketepatan kalimat √ √

7. Kelancaran √ √

Jumlah Skor 23 24

Nilai

65,71

68,57

Interpretasi Cukup Cukup

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat sebelum menggunakan metode

Time Token Arends peserta didik DSA mendapat nilai 65,71 dan interpretasi cukup.

Peserta didik DSA mendapat nilai tertinggi pada aspek keakuran dan keaslian

gagasan. Contoh kalimat yaitu: menurut saya jam 6:45 menit itu terlalu pagi karena

kalau dibandingkan dengan sekolah lain. Pendapat tersebut sangat berkaitan dengan

mosi yaitu membicarakan peraturan sekolah yang masuk jam 6.45 WIB. Jadi antara

pendapat peserta didik DSA dengan mosi sinkron. Sedangkan nilai terendah yaitu

pada aspek ketepatan kata dan kalimat. Contoh kalimat aspek ketepatan kata yaitu:

Oke bisa diterima tetapi saya kurang setuju kenapa itungannya mandi itu dua puluh

menit maksudnya buat bersiap itu buat siap itu tidak cukup dengan waktu setengah

Page 83: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

68

jam apalagi rumahnya seperti temen saya yang di Gunung Sindur. Peserta didik DSA

menggunakan bahasa yang tidak baku dan kalimat tidak efektif.

Berbeda hasil praktik berbicara peserta didik DSA menggunakan metode Time

Token Arends, nilai yang didapat peserta didik DSA mengalami perbaikan yaitu dari

nilai 65,71 menjadi 68,57. Nilai tertinggi sesudah menggunakan metode Time Token

Arends yaitu pada aspek keakuran dan keaslian gagasan. Contoh kalimat yaitu:

tadikan katanya peraturan itu eeee apa ya dengan pembiasaan. Pada kalimat

tersebut sesuai dengan mosi yang dibicarakan. Kalimat tersebut juga membuktikan

bahwa nilai peserta didik DSA yang terendah adalah kelancaran. Peserta didik DSA

terbata-bata dalam menyampaikan pendapatnya.

Tabel 4. 5. 9

Analisis Data Peserta Didik No. 10 (DIA)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 20

Nilai 0

57,14

Interpretasi - Cukup

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik DIA mendapatkan

nilai 0 sebelum menggunakan metode Time Token Arends. Peserta didik DIA tidak

mengeluarkan pendapatnya saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta DIA

Page 84: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

69

mendapat nilai 50 karna sudah bekerja sama untuk berdebat. Berbeda dengan sesudah

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik DIA mencoba mengeluarkan

pendapatnya dan mendapatkan nilai 57, 14 dan interpretasi cukup. Menggunakan

metode Time Token Arends membuat peserta didik DIA aktif mengikuti kegiatan

debat. Tidak hanya aktif tetapi dapat melatih kemampuan berbicara peserta didik dan

kepercayaan diri. Nilainya pun menjadi lebih baik yaitu dari 50 menjadi 57,14.

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, peserta didik DIA memperoleh nilai 57,14 dengan interpretasi cukup. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

mendapat skor 5 dengan interpretasi baik sekali yang ditunjukan dengan kalimat:

Saya mau menanggapi kalau misalnya kan peraturan dibikin buat biar kita menjadi

lebih baik gitu bukannya gamau naatin. Peserta didik DIA dapat berpendapat sesuai

dengan mosi debat, tidak membahas hal-hal lain selain mosi, dan asli hasil pemikiran

peserta didik tersebut dengan rinci dan detail.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik DIA mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik DIA dapat cukup menguasai mosi

debat dan memaparkannya dengan cukup percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik DIA

mendapat skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik DIA dapat menyampaikan

gagasan dengan cukup runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik DIA mendapat skor

3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik DIA memahami mosi dengan cukup baik.

Peserta didik DIA memahami mosi dalam perdebatan dengan menanggapi temannya

yang berbicara mengenai peraturan sekolah dibuat agar siswa menjadi lebih baik.

Page 85: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

70

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik DIA mendapat skor

1 dengan interpretasi kurang sekali. Peserta didik DIA tidak menggunakan kata yang

tidak baku. Contohnya pada kata lu seharusnya kamu.

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik DIA mendapat

skor 2 dengan interpretasi kurang. Peserta didik DIA masih menggunakan kalimat

tidak efektif.

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik DIA mendapat skor 3

dengan interpretasi baik. Peserta DIA berargumentasi dengan cukup lancar.

Sesudah menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik mendapat

nilai tertinggi pada aspek keakuran dan keaslian gagasan dengan skor 5. Sedangkan

nilai terendah pada aspek ketepatan kata dengan skor sangat rendah yaitu 1. Contoh

kalimat yaitu: saya mau menanggapi kalau misalnya kan peraturan dibikin buat biar

kita menjadi lebih baik gitu bukannya gamau naatin yaitu dari diri lu sendiri gitu

harus diubah niatnya gitu mau maju kagak. Peserta didik DIA menggunakan kata

tidak baku.

Hasil yang didapat oleh peserta didik DIA sesuai dengan hasil wawancara

yang dilakukan peneliti. Peserta didik DIA merasa kurang percaya diri saat berdebat

terbukti dengan kutipan kalau pake metode Time Tiken Arends deg-degan soalnya

disuruh ngomong. Kalau ga pake biasa aja. Peserta didik DIA lumayan menyukai

menggunakan metode Time Token Arends terbukti dengan kutipan wawancara peserta

didik DIA lumayan, karena setiap siswa diberi kesempatan untuk berbicara dan

akhirnya ikut berfikir tentang materinya juga. Tetapi walaupun kurang percaya diri

peserta didik DIA lebih memilih menggunakan metode Time Token Arends terbukti

dengan kutipan pake metode Time Token Arends karena bagus bisa bikin siswa lebih

berani mengungkapkan pendapat dan jadi terbiasa.

Page 86: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

71

Tabel 4. 5. 10

Analisis Data Peserta Didik No. 11 (DAA)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 27

Nilai 0

77,14

Interpretasi - Baik

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik DAA mendapatkan

nilai 0 sebelum menggunakan metode Time Token Arends. Peserta didik DAA tidak

mengeluarkan pendapatnya saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta DAA

mendapat nilai 50 karna sudah bekerja sama untuk berdebat. Berbeda dengan sesudah

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik DAA mencoba

mengeluarkan pendapatnya dan mendapatkan nilai 77,14 dan interpretasi baik.

Menggunakan metode Time Token Arends membuat peserta didik DAA aktif

mengikuti kegiatan debat. Tidak hanya aktif tetapi dapat melatih kemampuan

berbicara peserta didik dan kepercayaan diri. Nilainya pun menjadi lebih baik yaitu

dari 50 menjadi 77,14.

Page 87: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

72

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends , peserta didik DAA memperoleh nilai 77,14 dengan interpretasi baik. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

mendapat skor 5 dengan interpretasi baik sekali yang ditunjukan dengan kalimat:

terus ingin menanggapi dari saudara Ira dan Ilham juga, kata Ira buat apa sekolah

kalau misalkan ngeluh mulu itu wajar justru dari banyaknya kita mengeluh tuh malah

makin banyak motivasi untuk belajarnya kan. Peserta didik DAA dapat berpendapat

sesuai dengan mosi debat, tidak membahas hal-hal lain selain mosi, dan asli hasil

pemikiran peserta didik tersebut dengan rinci dan detail. Peserta didik DAA

menaggapi temannya bahwa mengeluh itu wajar pada peraturan sekolah.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik DAA mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik DAA dapat cukup menguasai mosi

debat dan memaparkannya dengan cukup percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik DAA

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik DAA dapat menyampaikan

gagasan dengan runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan. Peserta

didik DAA awalnya menanggapi pendapat temannya bahwa mengeluh dengan

peraturan wajar kemudian ia berpendapat bahwa mengeluh dapat menjadikan

motivasi untuk belajar. Jadi, peserta didik DAA menyampaikan gagasannya dengan

runtut dan saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik DAA mendapat

skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik DAA memahami mosi dengan baik.

Peserta didik DAA memahami mosi dalam perdebatan dengan menanggapi temannya

yang berbicara mengenai wajarnya mengeluh kepada peraturan sekolah dan orang

disiplin akan diterima di perguruan tinggi negeri.

Page 88: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

73

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik DAA mendapat

skor 2 dengan interpretasi kurang. Peserta didik DAA tidak menggunakan kata yang

tidak baku. Contohnya pada kata gak seharusnya tidak, bakal seharusnya akan.

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik DAA

mendapat skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik DAA masih menggunakan

kalimat tidak efektif da nada pula yang efekif.

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik DAA mendapat skor 4

dengan interpretasi baik. Peserta DAA berargumentasi dengan lancar.

Sesudah menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik mendapat

nilai tertinggi pada aspek keakuran dan keaslian gagasan dengan skor 5. Contoh

kalimat yaitu: terus ingin menanggapi dari saudara Ira dan Ilham juga, kata Ira buat

apa sekolah kalau misalkan ngeluh mulu itu wajar justru dari banyaknya kita

mengeluh tuh malah makin banyak motivasi untuk belajarnya kan. Tuturan peserta

didik DAA berhubungan dengan mosi. Nilai terendah terdapat pada aspek ketepatan

kata dengan skor 2 seperti pada kalimat: terus dari pendapat Ilham, apakah orang

disiplin itu bakal keterima di perguruan tinggi negeri sedangkan sekarang apa sih

banyak fakta yang membuktikan bahwa orang yang sering ngeluh gitu kan justru dia

yang gak disiplin. Peserta didik DAA masih menggunakan kata yang tidak baku.

Page 89: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

74

Tabel 4. 5. 11

Analisis Data Peserta Didik No. 12 (FKN)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 25

Nilai 0

71,42

Interpretasi - Cukup

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik FKN mendapatkan

nilai 0 sebelum menggunakan metode Time Token Arends. Peserta didik FKN tidak

mengeluarkan pendapatnya saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta FKN

mendapat nilai 50 karna sudah bekerja sama untuk berdebat.Berbeda dengan sesudah

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik FKN mencoba

mengeluarkan pendapatnya dan mendapatkan nilai 71,42 dan interpretasi cukup.

Menggunakan metode Time Token Arends membuat peserta didik FKN aktif

mengikuti kegiatan debat. Tidak hanya aktif tetapi dapat melatih kemampuan

berbicara peserta didik dan kepercayaan diri. Nilainya pun menjadi lebih baik yaitu

dari 50 menjadi 71,42.

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, peserta didik FKN memperoleh nilai 71,42 dengan interpretasi cukup. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Page 90: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

75

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

mendapat skor 5 dengan interpretasi baik sekali yang ditunjukan dengan kalimat:

Gini sebenarnya tuh ada cara bagaimana untuk membagikan waktu setelah pulang,

istirahat, dan solat juga pasti perlu. Peserta didik FKN dapat berpendapat sesuai

dengan mosi debat, tidak membahas hal-hal lain selain mosi, dan asli hasil pemikiran

peserta didik tersebut dengan rinci dan detail. Peserta didik FKN menanggapi

temannya mengenai cara membagi waktu dan jangan mengeluh dengan peraturan

kurikulum 2013.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik FKN mendapat

skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik FKN menguasai mosi debat dan

memaparkannya dengan percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik FKN

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik FKN dapat menyampaikan

gagasan dengan runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan. Peserta

didik FKN awalnya menanggapi pendapat temannya bahwa banyak mengeluh kita

termotivasi kemudian ia memberikan masukan hasru membagi waktu setelah pulang,

istirahat, dan solat. Jadi, peserta didik FKN menyampaikan gagasannya dengan runtut

dan saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik FKN mendapat skor

4 dengan interpretasi baik. Peserta didik FKN memahami mosi dengan baik. Peserta

didik FKN memahami mosi dalam perdebatan dengan menanggapi temannya yang

berbicara mengenai membagi waktu.

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik FKN mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik FKN masih menggunakan kata yang

tidak baku. Contohnya pada kata gak seharusnya tidak.

Page 91: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

76

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik FKN mendapat

skor 2 dengan interpretasi kurang. Peserta didik FKN masih kurang menggunakan

kalimat efektif.

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik FKN mendapat skor 3

dengan interpretasi cukup. Peserta FKN berargumentasi dengan cukup lancar.

Sesudah menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik mendapat

nilai tertinggi pada aspek keakuran dan keaslian gagasan dengan skor 5. Contoh

kalimat yaitu: intinya tuh kalau untuk K13 ini kita harus bersabar saja, jangan

kebanyakan ngeluh. Pendapat peserta didik FKN sesuai dengan mosi praktik debat.

Peserta didik FKN membicarakan peraturan yang digunakan sekolah berdasarkan

kurikulum 2013 yang menyulitkan peserta didik tetapi jangan mengelh dna harus

bersabar. Nilai terendah yang terdapat pada aspek ketepatan kalimat seperti pada

contoh kalimat: dan apabila kita kalau kebanyakan mengeluh ya mungkin gak terlalu

termotivasi mungkin kita mungkin banyak.

Tabel 4. 5. 12

Analisis Data Peserta Didik No. 13 (FJH)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 27

Nilai 0

77,14

Interpretasi - Baik

Page 92: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

77

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik FJH mendapatkan

nilai 0 sebelum menggunakan metode Timen Token Arends. Peserta didik FJH tidak

mengeluarkan pendapatnya saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta FJH

mendapat nilai 50 karna sudah bekerja sama untuk berdebat.Berbeda dengan sesudah

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik FJH mencoba mengeluarkan

pendapatnya dan mendapatkan nilai 77,14 dan interpretasi baik. Menggunakan

metode Time Token Arends membuat peserta didik FJH aktif mengikuti kegiatan

debat. Tidak hanya aktif tetapi dapat melatih kemampuan berbicara peserta didik dan

kepercayaan diri. Nilainya pun menjadi lebih baik yaitu dari 50 menjadi 77,14.

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, Peserta didik FJH memperoleh nilai 77,14 dengan interpretasi baik. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

mendapat skor 5 dengan interpretasi baik sekali yang ditunjukan dengan kalimat:.

Jam istirahat cuma 15 menit terus sama sholat zuhur doang terus itukan kita udah

seharian di sekolah itu belajar itu udah banyak banget mata pelajarannya. Peserta

didik FJH dapat berpendapat sesuai dengan mosi debat, tidak membahas hal-hal lain

selain mosi, dan asli hasil pemikiran peserta didik tersebut dengan rinci dan detail.

Peserta didik FJH menaggapi temannya yang berpendapat bahwa sekolah dari pagi

sampai sore, senin sampai jumat tetapi istirahat cuma 15 menit dan PR banyak.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik FJH mendapat

skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik FJH menguasai mosi debat dan

memaparkannya dengan percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik FJH

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik FJH dapat menyampaikan

gagasan dengan runtut serta gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan. Peserta

Page 93: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

78

didik FJH berpendapat dengan berkaitan membicarakan peraturan sekolah pulang

sore, senin sampai jumat dan membicarakan istirahat yang sebentar serta PR yang

banyak. Jadi, peserta didik FJH menyampaikan gagasannya dengan runtut dan saling

berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik FJH mendapat skor

4 dengan interpretasi baik. Peserta didik FJH memahami mosi dengan baik. Peserta

didik FJH memahami mosi dalam perdebatan dengan menanggapi temannya yang

berbicara waktu sekolah dan PR banyak dengan baik.

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik FJH mendapat skor

3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik FJH masih menggunakan sedikit kata yang

tidak baku. Contohnya pada kata nanggepin seharusnya menanggapi.

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik FJH mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik FJH cukup menggunakan kalimat

efektif.

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik FJH mendapat skor 3

dengan interpretasi cukup. Peserta FJH berargumentasi dengan cukup lancar.

Sesudah menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik FJH

mendapat nilai tertinggi pada aspek keakuran dan keaslian gagasan dengan skor 5.

Contoh kalimat yaitu: jam istirahat cuma 15 menit terus sama sholat zuhur doang

terus itukan kita udah seharian di sekolah itu belajar itu udah banyak banget mata

pelajarannya. Peserta didik FJH berpendapat sesuai dengan mosi yaitu ia

membicarakan tentang peraturan sekolah yang memberikan jam untuk istirahat hanya

15 menit sedangkan sekolah sudah seharian penuh. Sedangkan nilai terendah yaitu

aspek ketepatan kata dan kalimat dengan skor 3. Contoh kalimat yaitu: terus

ditambah lagi PR kan tambah berat ya kaya pulang harusnya dinginin otak terus

malah jadi tidur terus nanti malah ngerjain pr belum lagi kalau ada ulangan nanti

Page 94: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

79

kalau belajar mulu bisa jadi gila. Makasih. Peserta didik FJH masih menggunakan

kata tidak baku tetapi tidak semua. Maka ia mendapat skor 3.

Tabel 4. 5. 13

Analisis Data Peserta Didik No. 15 (HNA)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 27

Nilai 0

77,14

Interpretasi - Baik

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik HNA mendapatkan

nilai 0 sebelum menggunakan metode Timen Token Arends. Peserta didik HNA tidak

mengeluarkan pendapatnya saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta HNA

mendapat nilai 50 karna sudah bekerja sama untuk berdebat.Berbeda dengan sesudah

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik HNA mencoba

mengeluarkan pendapatnya dan mendapatkan nilai 77,14 dan interpretasi baik.

Menggunakan metode Time Token Arends membuat peserta didik HNA aktif

mengikuti kegiatan debat. Tidak hanya aktif tetapi dapat melatih kemampuan

berbicara peserta didik dan kepercayaan diri. Nilainya pun menjadi lebih baik yaitu

dari 50 menjadi 77,14.

Page 95: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

80

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, Peserta didik HNA memperoleh nilai 77,14 dengan interpretasi baik. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

mendapat skor 5 dengan interpretasi baik sekali yang ditunjukan dengan kalimat:

saya di sini ingin menanggapi bagaimana kita tuh gak banyak ngeluh sementara PR

atau tugas ini tuh banyak banget. Peserta didik HNA berpendapat bahwa jangan

pernah mengeluh dengan tugas sekolah yang banyak. Peserta didik HNA dapat

berpendapat sesuai dengan mosi debat, tidak membahas hal-hal lain selain mosi, dan

asli hasil pemikiran peserta didik tersebut dengan rinci dan detail.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik HNA mendapat

skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik HNA menguasai mosi debat dan

memaparkannya dengan percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik HNA

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik HNA dapat menyampaikan

gagasan dengan runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan. Peserta

didik HNA berpendapat dengan berkaitan membicarakan tugas banyak dan

dikumpilkan dengan cepat selanjutnya ia membicarakan dampak kesehatan dari

banyaknya PR. Jadi, peserta didik HNA menyampaikan gagasannya dengan runtut

dan saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik HNA mendapat

skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik HNA memahami mosi dengan baik.

Peserta didik HNA memahami mosi dalam perdebatan dengan menanggapi temannya

yang berbicara mengeluh karena banyak PR.

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik HNA mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik HNA masih menggunakan sedikit

kata yang tidak baku. Contohnya pada kata ampe seharusnya sampai.

Page 96: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

81

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik HNA

mendapat skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik HNA cukup menggunakan

kalimat efektif.

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik HNA mendapat skor 4

dengan interpretasi baik. Peserta HNA berargumentasi dengan lancar.

Sesudah menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik HNA

mendapat nilai tertinggi pada aspek keakuran dan keaslian gagasan dengan skor 5.

Contoh kalimat yaitu: saya di sini ingin menanggapi bagaimana kita tuh gak banyak

ngeluh sementara PR atau tugas ini tuh banyak banget. Peserta didik HNA

berpendapat bahwa jangan pernah mengeluh dengan tugas sekolah yang banyak.

Pendapat peserta didik HNA berhubungan dengan mosi debat. Sementara nilai

terendah yaitu pada aspek ketepatan dan kalimat dengan skor 3. Contoh kalimat yaitu:

Otomatis kita bisa begadang sementara begadang itu kan gak baik buat kesehatan

sekian terima kasih. Peserta didik HNA masih menggunakan kata yang tidak baku.

Tabel 4. 5. 14

Analisis Data Peserta Didik No. 16 (IAS)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √ √

2. Kemampuan berargumentasi √ √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √ √

4. Pemahaman √ √

5. Ketepatan kata √ √

6. Ketepatan kalimat √ √

7. Kelancaran √ √

Jumlah Skor 26 28

Nilai

77,14

= 80

Interpretasi Baik Baik

Page 97: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

82

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat sebelum dan sesudah menggunakan

metode Time Token Arends peserta didik IAS mengalami perbaikan nilai dari 77,14

menjadi 80 dan berinterpretasi baik. Sebelum menggunakan metode Time Token

Arends nilai tertinggi yaitu pada aspek keakuran dan keaslian gagasan dengan skor 5.

Contoh kalimat yaitu: intiya kita suka ga suka harus mematuhi peraturan-peraturan

sekolah. Sekolah membuat peraturan itu supaya kita disiplin. Peserta didik IAS

membicarakan peraturan sekolah yang harus dipatuhi siswa jadi gagasan sesuai

dengan mosi debat. Sementara nilai terendah yaitu pada aspek ketepatan kata dan

kalimat dengan skor 3. Contoh kalimat yaitu: jadi suka ga suka kita harus mematuhi

peraturan sekolah. peserta didik IAS masih menggunakan kata tidak baku.

Hasil praktik berbicara debat sesudah menggunakan metode Time Token

Arends nilai tertinggi yaitu pada aspek keakuran dan keaslian gagasan dengan skor 5.

Sedangkan nilai terendah yaitu ada aspek ketepatan kalimat. Contoh kalimat yaitu:

kita sering mengeluh, kita sering apa ya kaya mengeluh itu ini itu, sering mengeluh

kalo ahhh ini pelajarnya gini gini yaudah sip. Berdasarkan kalimat tersebut, peserta

didik IAS berpendapat sesuai dengan mosi dan kalimat yang diungkapkan tidak

efektif.

Page 98: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

83

Tabel 4. 5. 15

Analisis Data Peserta Didik No. 17 (IJK)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 28

Nilai 0

80

Interpretasi - Baik

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik IJK mendapatkan nilai

0 sebelum menggunakan metode Timen Token Arends. Peserta didik IJK tidak

mengeluarkan pendapatnya saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta IJK

mendapat nilai 50 karna sudah bekerja sama untuk berdebat.Berbeda dengan sesudah

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik IJK mencoba mengeluarkan

pendapatnya dan mendapatkan nilai 80 dan interpretasi baik. Menggunakan metode

Time Token Arends membuat peserta didik IJK aktif mengikuti kegiatan debat. Tidak

hanya aktif tetapi dapat melatih kemampuan berbicara peserta didik dan kepercayaan

diri. Nilainya pun menjadi lebih baik yaitu dari 50 menjadi 80.

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, Peserta didik IJK memperoleh nilai 80 dengan interpretasi baik. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Page 99: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

84

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

IJK mendapat skor 5 dengan interpretasi baik sekali yang ditunjukan dengan kalimat:

Kan kita sekolah itu udah full day terus tadi bilang kita ngeluh juga gara-gara

banyak beban dari sekolah kalau misalnya tadi katanya kita mau ngelanjutin ke PTN

yang bagus. Peserta didik IJK dapat berpendapat sesuai dengan mosi debat, tidak

membahas hal-hal lain selain mosi, dan asli hasil pemikiran peserta didik tersebut

dengan rinci dan detail.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik IJK mendapat

skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik IJK menguasai mosi debat dan

memaparkannya dengan percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik IJK

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik IJK dapat menyampaikan

gagasan dengan runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan. Peserta

didik IJK berpendapat dengan berkaitan membicarakan sekolah full day yang menjadi

beban siswa. Jadi, peserta didik IJK menyampaikan gagasannya dengan runtut dan

saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik IJK mendapat skor

4 dengan interpretasi baik. Peserta didik IJK memahami mosi dengan baik. Peserta

didik IJK memahami mosi dalam perdebatan dengan menanggapi temannya yang

berbicara sekolah yang full day.

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik IJK mendapat skor

4 dengan interpretasi baik. Peserta didik IJK masih menggunakan sedikit kata yang

tidak baku. Contohnya pada kata ngeluh seahrusnya mengeluh.

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik IJK mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik IJK cukup menggunakan kalimat

efektif.

Page 100: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

85

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik IJK mendapat skor 4

dengan interpretasi baik. Peserta IJK berargumentasi dengan lancar.

Hasil praktik berbicara debat sesudah menggunakan metode Time Token

Arends nilai tertinggi yaitu pada aspek keakuran dan keaslian gagasan dengan skor 5

seperti pada kalimat: kan kita sekolah itu udah full day terus tadi bilang kita ngeluh

juga gara-gara banyak beban dari sekolah kalau misalnya tadi katanya kita mau

ngelanjutin ke PTN yang bagus. Pendapat peserta didik IJK sesuai dengan mosi

debat. Nilai terendah yaitu pada aspek ketepatan kalimat. Contoh kalimat yaitu: nah

kita juga minimlah gitu minimal sekolah nya jangan terlalu sore atau gak tugasnya

jangan diperbanyak. kalimat yang dituturkan peserta didik IJK tidak efektif.

Tabel 4. 5. 16

Analisis Data Peserta Didik No. 18 (IPI)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 27

Nilai 0

77,14

Interpretasi - Baik

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik IPI mendapatkan nilai

0 sebelum menggunakan metode Timen Token Arends. Peserta didik IPI tidak

mengeluarkan pendapatnya saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta IPI

Page 101: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

86

mendapat nilai 50 karna sudah bekerja sama untuk berdebat.Berbeda dengan sesudah

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik IPI mencoba mengeluarkan

pendapatnya dan mendapatkan nilai 77,14 dan interpretasi baik. Menggunakan

metode Time Token Arends membuat peserta didik IPI aktif mengikuti kegiatan

debat. Tidak hanya aktif tetapi dapat melatih kemampuan berbicara peserta didik dan

kepercayaan diri. Nilainya pun menjadi lebih baik yaitu dari 0 menjadi 77,14.

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, Peserta didik IPI memperoleh nilai 77,14 dengan interpretasi baik. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

IPI mendapat skor 5 dengan interpretasi baik sekali yang ditunjukan dengan kalimat:

saya ingin menambahin tadi dari Nayla jadi tuh tadi kata Nadine kalau misalnya kita

seminggu dari hari senin sampe hari jumat belajar terus kan sampe sore. Peserta

didik IPI dapat berpendapat sesuai dengan mosi debat, tidak membahas hal-hal lain

selain mosi, dan asli hasil pemikiran peserta didik tersebut dengan rinci dan detail.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik IPI mendapat

skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik IPI menguasai mosi debat dan

memaparkannya dengan percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik IPI

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik IPI dapat menyampaikan

gagasan dengan runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan. Peserta

didik IPI berpendapat dengan berkaitan membicarakan mengatur waktu. Jadi, peserta

didik IPI menyampaikan gagasannya dengan runtut dan saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik IPI mendapat skor 4

dengan interpretasi baik. Peserta didik IPI memahami mosi dengan baik. Peserta

didik IPI memahami mosi dalam perdebatan dengan menanggapi temannya yang

berbicara sekolah sampai .

Page 102: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

87

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik IPI mendapat skor

2 dengan interpretasi kurang. Peserta didik IPI masih menggunakan kata yang tidak

baku. Contohnya pada kata gak seharusnya tidak.

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik IPI mendapat

skor 2 dengan interpretasi kurang. Peserta didik IPI kurang menggunakan kalimat

efektif.

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik IPI mendapat skor 4

dengan interpretasi baik. Peserta IPI berargumentasi dengan lancar.

Hasil praktik berbicara debat sesudah menggunakan metode Time Token

Arends nilai tertinggi yaitu pada aspek keakuran dan keaslian gagasan dengan skor 5

seperti pada kalimat: saya ingin menambahin tadi dari Nayla jadi tuh tadi kata

Nadine kalau misalnya kita seminggu dari hari senin sampe hari jumat belajar terus

kan sampe sore. Pendapat yang disampaikan oleh peserta didik IPI sesuai dengan

mosi. Nilai terendah yaitu pada aspek ketepatan kata dan kalimat dengan skor 2.

Contoh kalimat yaitu: terus buat apa kita sekolah kan emang tugas kita itu belajar

kita jadi siswa. Terus buat apa kalau kita gak belajar kata orang tua tuh jadi kaya

sia-sia gitu. Peserta didik IPI masih menggunakan kata tidak baku.

Page 103: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

88

Tabel 4. 5. 17

Analisis Data Peserta Didik No. 19 (IWS)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 22

Nilai 0

62,85

Interpretasi - Cukup

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik IWS mendapatkan

nilai 0 sebelum menggunakan metode Timen Token Arends. Peserta didik IWS tidak

mengeluarkan pendapatnya saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta IWS

mendapat nilai 50 karna sudah bekerja sama untuk berdebat. Berbeda dengan sesudah

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik IWS mencoba mengeluarkan

pendapatnya dan mendapatkan nilai 62,85 dan interpretasi cukup. Menggunakan

metode Time Token Arends membuat peserta didik IWS aktif mengikuti kegiatan

debat. Tidak hanya aktif tetapi dapat melatih kemampuan berbicara peserta didik dan

kepercayaan diri. Nilainya pun menjadi lebih baik yaitu dari 50 menjadi 62,85.

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, Peserta didik IWS memperoleh nilai 62,85 dengan interpretasi cukup. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Page 104: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

89

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

IWS mendapat skor 5 dengan interpretasi baik sekali yang ditunjukan dengan

kalimat: kan kita udah K 13 ya, terus kan kita pulang sore banget kan tuh. Terus kaya

masih banyak PR yang harus dikerjain. Peserta didik IWS berpendapat mengenai

peraturan kurikulum 2013. Peserta didik IWS dapat berpendapat sesuai dengan mosi

debat, tidak membahas hal-hal lain selain mosi, dan asli hasil pemikiran peserta didik

tersebut dengan rinci dan detail. Karena itu, peneliti memberikan nilai 5 dengan

interpretasi baik sekali.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik IWS mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik IWS cukup menguasai mosi debat dan

memaparkannya dengan percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik IWS

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik IWS dapat menyampaikan

gagasan dengan runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan. Peserta

didik IWS berpendapat dengan berpendapat mengenai kurikulum 2013, ia

menjelaskan pulang sore dan banyak PR. Jadi, peserta didik IWS menyampaikan

gagasannya dengan runtut dan saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik IWS mendapat skor

3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik IWS memahami mosi dengan cukup baik.

Peserta didik IWS cukup memahami mosi dalam perdebatan.

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik IWS mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik IWS masih menggunakan kata yang

tidak baku. Contohnya pada kata banget seharusnya sangat. .

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik IWS mendapat

skor 2 dengan interpretasi kurang. Peserta didik IWS kurang menggunakan kalimat

efektif.

Page 105: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

90

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik IWS mendapat skor 2

dengan interpretasi kurang. Peserta IWS berargumentasi dengan kurang lancar, maka

peneliti memberikan nilai 2.

Hasil praktik berbicara debat sesudah menggunakan metode Time Token

Arends nilai tertinggi yaitu pada aspek keakuran dan keaslian gagasan dengan skor 5

seperti pada kalimat: kan kita udah K 13 ya, terus kan kita pulang sore banget kan

tuh. Terus kaya masih banyak PR yang harus dikerjain. Pendapat peserta didik IWS

sesuai dengan mosi maka diberi skor 5. Nilai terendah yaitu aspek kelancaran dan

ketepatan kalimat dengan skor 2. Contoh kalimat askpek kelancaran yaitu: terus kalo

seandainya apa namanya malem-malem kita ngerjain pr terus sampe malem banget

terus nanti kita telat nanti kita kena poin lagi juga kena apa inian peraturan sekolah

juga. Peserta didik IWS menyampaikan pendapat dengan tidak lancar maka diberi

nilai 2.

Tabel 4. 5. 18

Analisis Data Peserta Didik No. 20 (KHA)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 31

Nilai 0

88,57

Interpretasi - Baik Sekali

Page 106: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

91

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik KHA mendapatkan

nilai 0 sebelum menggunakan metode Timen Token Arends. Peserta didik KHA tidak

mengeluarkan pendapatnya saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta KHA

mendapat nilai 50 karna sudah bekerja sama untuk berdebat.Berbeda dengan sesudah

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik KHA mencoba

mengeluarkan pendapatnya dan mendapatkan nilai 88,57 dan interpretasi baik sekali.

Menggunakan metode Time Token Arends membuat peserta didik KHA aktif

mengikuti kegiatan debat. Tidak hanya aktif tetapi dapat melatih kemampuan

berbicara peserta didik dan kepercayaan diri. Nilainya pun menjadi lebih baik yaitu

dari 50 menjadi 88,57.

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, Peserta didik KHA memperoleh nilai 88,57 dengan interpretasi baik sekali.

Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

KHA mendapat skor 5 dengan interpretasi baik sekali yang ditunjukan dengan

kalimat:.kan katanya tadi pembiasaan itu memberatkan tidak sesuai sama diri sendiri

itu memberatkan yaitu tergantung sama diri kalian kalau menurut kalian itu berat ya

bakal jadi berat kalau menurut kalian itu mudah pasti bakal jadi mudah. Peserta

didik KHA membicarakan mengenai pembiasaan dalam disiplin. Peserta didik KHA

dapat berpendapat sesuai dengan mosi debat, tidak membahas hal-hal lain selain

mosi, dan asli hasil pemikiran peserta didik tersebut dengan rinci dan detail.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik KHA mendapat

skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik KHA menguasai mosi debat dan

memaparkannya dengan percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik KHA

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik KHA dapat menyampaikan

Page 107: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

92

gagasan dengan runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan. Peserta

didik KHA berpendapat dengan berkaitan membicarakan perlunya pembiasaan untuk

disiplin. Jadi, peserta didik KHA menyampaikan gagasannya dengan runtut dan

saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik KHA mendapat

skor 5 dengan interpretasi baik sekali. Peserta didik KHA memahami mosi dengan

baik sekali. Peserta didik KHA memahami sangat mosi dalam perdebatan dengan

memaparkan perlunya pembiasaan untuk disiplin mematuhi peraturan sekolah.

Karena peserta didik memahami mosi dengan baik sekali maka peneliti memberikan

nilai 5.

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik KHA mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik KHA masih menggunakan sedikit

kata yang tidak baku. Contohnya pada kata bakal seharusnya akan.

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik KHA

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik KHA menggunakan kalimat

efektif dengan baik.

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik KHA mendapat skor 4

dengan interpretasi baik. Peserta KHA berargumentasi dengan lancar.

Hasil praktik berbicara debat sesudah menggunakan metode Time Token

Arends nilai tertinggi yaitu pada aspek keakuran dan keaslian gagasan dan

pemahaman dengan skor 5 seperti pada kalimat: kan katanya tadi pembiasaan itu

memberatkan tidak sesuai sama diri sendiri itu memberatkan yaitu tergantung sama

diri kalian kalau menurut kalian itu berat ya bakal jadi berat kalau menurut kalian

itu mudah pasti bakal jadi mudah. Pemahaman peserta didik KHA bagus terhadap

mosi. Pendapatnya pun sesuain dengan mosi debat maka peserta didik KHA

mendapat skor 5. Nilai terendah peserta didik KHA pada aspek ketepatan kata dengan

skor 3. Contoh kalimat yaitu: di sini kan disebutnya pembiasaan berarti gak harus

Page 108: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

93

langsung jadi mudah emang awalnya berat tapi lama-lama jadi mudah.peserta didik

KHA masih menggunakan kata tidak baku.

Tabel 4. 5. 19

Analisis Data Peserta Didik No. 21 (MRF)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √ √

2. Kemampuan berargumentasi √ √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √ √

4. Pemahaman √ √

5. Ketepatan kata √ √

6. Ketepatan kalimat √ √

7. Kelancaran √ √

Jumlah Skor 27 29

Nilai

77,14

82,85

Interpretasi Baik Baik

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat sebelum menggunakan metode

Timen Token Arends peserta didik MRF mendapatkan nilai 77,14. Nilai tertinggi

terdapat pada aspek keakuran dan keaslian gagasan dengan skor 5. Contoh kalimat

yaitu: saya mendapatkan banyak sekali unek-unek dari para siswa-siswi karena apa

karena bagi mereka peraturan sekolah itu harusnya bukan mengekang. Jadi sekolah

itu terlalu mengekang. Pendapat peserta didik sesuai dengan mosi debat. Nilai

terendah terdapat pada aspek ketepatan kata yang terdapat pada kalimat: nah itu kan

bisa ngeberatin kita di rumah belom lagi kalau pakean kita hari senen dan kamis itu

warna putih. Peserta didik MRF masih menggunakan kata yang tidak baku. Nilai

peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan metode Time Token Arends

mengalami perbaikan dari nilai 77,14 menjadi 82,85.

Page 109: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

94

Berdasarkan hasil praktik debat sesudah menggunakan metode Time Token

Arends peserta MRF mendapat nilai 82,85. Nilai tertinggi yang didapatkan dengan

skor 5 yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Seperti pada kalimat: di sini kita

itu bukannya ngeluh atau apa tapi emang ini itu kita capek sewajarnya manusia itu

juga orang butuh istirahat kan kita bukannya buat belajar doang. Nilai terendah

yang didapat peserta didik MRF yaitu pada aspek ketepatan kata seperti pada contoh:

saya mau ngebales dari Bintang dan Tuan Ilham. Peserta didik MRF masih

menggunakan kata tidak baku.

Tabel 4. 5. 20

Analisis Data Peserta Didik No. 22 (MGM)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 25

Nilai 0

71,42

Interpretasi - Cukup

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik MGM mendapatkan

nilai 0 sebelum menggunakan metode Time Token Arends. Peserta didik MGM tidak

mengeluarkan pendapatnya saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta MGM

mendapat nilai 50 karna sudah bekerja sama untuk berdebat. Berbeda dengan sesudah

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik MGM mencoba

Page 110: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

95

mengeluarkan pendapatnya dan mendapatkan nilai 71,42 dan interpretasi cukup.

Menggunakan metode Time Token Arends membuat peserta didik MGM aktif

mengikuti kegiatan debat. Tidak hanya aktif tetapi dapat melatih kemampuan

berbicara peserta didik dan kepercayaan diri. Nilainya pun menjadi lebih baik yaitu

dari 50 menjadi 71, 42.

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, Peserta didik MGM memperoleh nilai 71,42 dengan interpretasi cukup. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

MGM mendapat skor 5 dengan interpretasi baik sekali yang ditunjukan dengan

kalimat: di sini saya cuma kaya sedikit aja kan sekolah itu membuat peraturan yang

pastinya itu, sekolah itu membuat peraturan pasti dipertimbangin sebaik-baiknya.

Peserta didik MGM membicarakan mengenai peraturan sekolah dibuat atas

pertimbangan yang sebaik-baiknya. Peserta didik MGM dapat berpendapat sesuai

dengan mosi debat, tidak membahas hal-hal lain selain mosi, dan asli hasil pemikiran

peserta didik tersebut dengan rinci dan detail.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik MGM

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik MGM menguasai mosi debat

dan memaparkannya dengan percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik MGM

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik MGM dapat menyampaikan

gagasan dengan runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan. Peserta

didik MGM berpendapat dengan runtut menjelaskan peraturan sekolah. Jadi, peserta

didik MGM menyampaikan gagasannya dengan runtut dan saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik MGM mendapat

skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik MGM memahami mosi dengan baik.

Peserta didik MGM memahami mosi dalam perdebatan dengan memaparkan

Page 111: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

96

peraturan sekolah dibuat dengan pertimbangan sebaik-baiknya. Karena peserta didik

memahami mosi dengan baik maka peneliti memberikan nilai 4.

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik MGM mendapat

skor 2 dengan interpretasi kurang. Peserta didik MGM masih menggunakan kata yang

tidak baku. Contohnya pada kata enggaknya seharusnya tidaknya.

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik MGM

mendapat skor 2 dengan interpretasi kurang. Peserta didik MGM kurang

menggunakan kalimat efektif dengan baik.

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik MGM mendapat skor

4 dengan interpretasi baik. Peserta MGM berargumentasi dengan lancar.

Berdasarkan hasil praktik debat sesudah menggunakan metode Time Token

Arends peserta MGM mendapat nilai 71,42. Nilai tertinggi yang didapatkan dengan

skor 5 yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Seperti pada kalimat: di sini saya

cuma kaya sedikit aja kan sekolah itu membuat peraturan yang pastinya itu, sekolah

itu membuat peraturan pasti dipertimbangin sebaik-baiknya. Pendapat peserta didik

MGM sesuai dengan mosi debat. Nilai terendah yaitu pada aspek ketepatan kata dna

kalimat dengan skor 2. Contoh kalimat yaitu: nah itu juga balik kepada diri kita

masing-masing gimana kita mau ngejalaninnya atau enggaknya apa wajar sih kalau

kita ngeluh sama kaya saya pasti ngeluh. Peserta didik MGM masih menggunakan

kata yang tidak baku dan kalimat yang tidak efektif.

Page 112: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

97

Tabel 4. 5. 21

Analisis Data Peserta Didik No. 23 (NNA)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 27

Nilai 0

80

Interpretasi - Baik

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik NNA mendapatkan

nilai 0 sebelum menggunakan metode Time Token Arends. Peserta didik NNA tidak

mengeluarkan pendapatnya saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta NNA

mendapat nilai 50 karna sudah bekerja sama untuk berdebat. Berbeda dengan sesudah

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik NNA mencoba

mengeluarkan pendapatnya dan mendapatkan nilai 80 dan interpretasi cukup.

Menggunakan metode Time Token Arends membuat peserta didik NNA aktif

mengikuti kegiatan debat. Tidak hanya aktif tetapi dapat melatih kemampuan

berbicara peserta didik dan kepercayaan diri. Nilainya pun menjadi lebih baik yaitu

dari 50 menjadi 80.

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, Peserta didik NNA memperoleh nilai 80 dengan interpretasi baik. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Page 113: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

98

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

mendapat skor 5 dengan interpretasi baik sekali yang ditunjukan dengan kalimat: kan

ngatur waktu juga katanya kalau PR bisa dikerjain hari minggu. Peserta didik NNA

membicarakan mengenai mengatur waktu. Peserta didik NNA dapat berpendapat

sesuai dengan mosi debat, tidak membahas hal-hal lain selain mosi, dan asli hasil

pemikiran peserta didik tersebut dengan rinci dan detail.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik NNA mendapat

skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik NNA menguasai mosi debat dan

memaparkannya dengan percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik NNA

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik NNA dapat menyampaikan

gagasan dengan runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan. Peserta

didik NNA berpendapat dengan runtut menjelaskan cara mengatur waktu. Jadi,

peserta didik NNA menyampaikan gagasannya dengan runtut dan saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik NNA mendapat

skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik NNA memahami mosi dengan baik.

Peserta didik NNA memahami mosi dalam perdebatan dengan memaparkan

mengenai mengatur waktu. Karena peserta didik memahami mosi dengan baik maka

peneliti memberikan nilai 4.

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik NNA mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik NNA masih menggunakan kata yang

tidak baku. Contohnya pada kata ampe seharusnya sampai.

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik NNA

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik NNA menggunakan kalimat

efektif dengan baik.

Page 114: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

99

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik NNA mendapat skor 4

dengan interpretasi baik. Peserta NNA berargumentasi dengan lancar.

Berdasarkan hasil praktik debat sesudah menggunakan metode Time Token

Arends peserta NNA mendapat nilai 80. Nilai tertinggi yang didapatkan dengan skor

5 yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Seperti pada kalimat: sekolah juga udah

sampe sore kadang ampe magrib pulangnya gara-gara ada eskul juga trus masih ada

banyak PR lagi. Peserta didik NNA berpendapat berhubungan dengan mosi. Nilai

terendah peserta didik NNA dengan skor 3 yaitu pada aspek ketepatan kata seperti

kalimat: hari minggu kan hari libur masalahnya kan hari minggu ngerjain PR belajar

terus dong gak ada liburnya. Peserta didik NNA masih masih menggunakan kata

yang tidak baku.

Tabel 4. 5. 22

Analisis Data Peserta Didik No. 24 (NAD)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 22

Nilai 0

62,85

Interpretasi - Cukup

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik NAD mendapatkan

nilai 0 sebelum menggunakan metode Timen Token Arends. Peserta didik NAD tidak

mengeluarkan pendapatnya saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta didik NAD

Page 115: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

100

mendapat nilai 50 karna sudah bekerja sama untuk berdebat. Berbeda dengan sesudah

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik NAD mencoba

mengeluarkan pendapatnya dan mendapatkan nilai 62,85 dan interpretasi cukup.

Menggunakan metode Time Token Arends membuat peserta didik NAD aktif

mengikuti kegiatan debat. Tidak hanya aktif tetapi dapat melatih kemampuan

berbicara peserta didik dan kepercayaan diri. Nilainya pun menjadi lebih baik yaitu

dari 50 menjadi 62, 85.

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, Peserta didik NAD memperoleh nilai 62,85 dengan interpretasi cukup. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik yang ditunjukan dengan kalimat: ingin

memberi pendapat dari Nadine jadi kita kan bisa apa ngatur apa ngerjain pr sendiri

maksudnya kaya hari minggu. Peserta didik NAD membicarakan mengenai mengatur

waktu. Peserta didik NAD dapat berpendapat sesuai dengan mosi debat, tidak

membahas hal-hal lain selain mosi, dan asli hasil pemikiran peserta didik tersebut

dengan baik.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik NAD mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik cukup NAD menguasai mosi debat

dan memaparkannya dengan percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik NAD

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik NAD dapat menyampaikan

gagasan dengan runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan. Peserta

didik NAD berpendapat dengan runtut menanggapi temannya mengatur waktu. Jadi,

peserta didik NAD menyampaikan gagasannya dengan runtut dan saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik NAD mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik NAD memahami mosi dengan cukup

Page 116: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

101

baik. Peserta didik NAD cukup memahami mosi dalam perdebatan dengan

memaparkan mengenai mengatur waktu. Peserta didik cukup memahami mosi dengan

baik maka peneliti memberikan nilai 3.

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik NAD mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik NAD masih menggunakan kata yang

tidak baku. Contohnya pada kata gak seharusnya tidak.

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik NAD

mendapat skor 2 dengan interpretasi kurang. Peserta didik NAD menggunakan

kalimat kurang efektif.

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik NAD mendapat skor 3

dengan interpretasi cukup baik. Peserta NAD berargumentasi dengan cukup lancar.

Berdasarkan hasil praktik debat sesudah menggunakan metode Time Token

Arends peserta NAD mendapat nilai 62,85. Nilai tertinggi yang didapatkan dengan

skor 5 yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Nilai terendah yaitu ketepatan

kalimat dengan skor 2. Contoh pada kalimat: ingin memberi pendapat dari Nadine

jadi kita kan bisa apa ngatur apa ngerjain pr sendiri maksudnya kaya hari minggu.

Peserta didik NAD menggunakan kalimat yang tidak efektif.

Page 117: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

102

Tabel 4. 5. 23

Analisis Data Peserta Didik No. 25 (NFF)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 22

Nilai 0

62,85

Interpretasi - Cukup

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik NFF mendapatkan

nilai 0 sebelum menggunakan metode Time Token Arends. Peserta didik NFF tidak

mengeluarkan pendapatnya saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta didik NFF

mendapat nilai 50 karna sudah bekerja sama untuk berdebat. Berbeda dengan sesudah

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik NFF mencoba mengeluarkan

pendapatnya dan mendapatkan nilai 62,85 dan interpretasi cukup. Menggunakan

metode Time Token Arends membuat peserta didik NFF aktif mengikuti kegiatan

debat. Tidak hanya aktif tetapi dapat melatih kemampuan berbicara peserta didik dan

kepercayaan diri. Nilainya pun menjadi lebih baik yaitu dari 50 menjadi 62,85.

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, Peserta didik NFF memperoleh nilai 62,85 dengan interpretasi cukup. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Page 118: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

103

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

mendapat skor 5 dengan interpretasi baik sekali yang ditunjukan dengan kalimat: Jadi

sekolah kan inian tadi kita udah full day ditambah eskul yang lain gitu. Peserta didik

NFF membicarakan mengenai perturan sekolah full day. Peserta didik NFF dapat

berpendapat sesuai dengan mosi debat, tidak membahas hal-hal lain selain mosi, dan

asli hasil pemikiran peserta didik tersebut dengan rinci dan detail.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik NFF mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik NFF menguasai mosi debat dan

memaparkannya dengan cukup percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik NFF

mendapat skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik NFF dapat menyampaikan

gagasan dengan cukup runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan.

Peserta didik NFF berpendapat dengan cukup runtut menjelaskan peraturan sekolah

full day. Jadi, peserta didik NFF menyampaikan gagasannya dengan cukup runtut dan

saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik NFF mendapat skor

3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik NFF memahami mosi dengan cukup baik.

Peserta didik NFF cukup memahami mosi dalam perdebatan dengan memaparkan

mengenai full day. Karena peserta didik memahami mosi dengan cukup baik maka

peneliti memberikan nilai 3.

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik NFF mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik NFF masih menggunakan kata yang

tidak baku. Contohnya pada kata emang seharusnya memang.

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik NFF mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik NFF menggunakan kalimat efektif

dengan cukup.

Page 119: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

104

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik NFF mendapat skor 3

dengan interpretasi kurang sekali. Peserta NFF berargumentasi dengan kurang lancar.

Berdasarkan hasil praktik debat sesudah menggunakan metode Time Token

Arends peserta NFF mendapat nilai 62,85. Nilai tertinggi yang didapatkan dengan

skor 5 yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Contoh kalimat yaitu: jadi sekolah

kan inian tadi kita udah full day ditambah eskul yang lain gitu. Pendapat peserta

didik NFF sesuai dengan mosi debat. Nilai terendah yaitu kelancaran dengan skor 2.

Contoh kalimat yaitu: jadi e ka ee eh sekolah. Saya Nur Fadila dari tim oposisi.

Peserta didik NFF menyampaikan pendapat dengan tidak lancar.

Tabel 4. 5. 24

Analisis Data Peserta Didik No. 26 (OFR)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √ √

2. Kemampuan berargumentasi √ √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √ √

4. Pemahaman √ √

5. Ketepatan kata √ √

6. Ketepatan kalimat √ √

7. Kelancaran √ √

Jumlah Skor 31 33

Nilai

88,57

94, 28

Interpretasi Baik Sekali Baik Sekali

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat sebelum menggunakan metode

Time Token Arends peserta didik OFR mendapatkan nilai 88,57. Nilai terendah pada

aspek keruntutan penyampaian gagasan, pemahaman, ketepatan kata, ketepatan

kalimat, kelancaran dengan skor yang berkatagori tinggi yaitu 4. Contoh kalimat

Page 120: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

105

yaitu: saya menaggapi dari pertanyataan-pernyataan dari saudara semua yang

ujung-ujungnya itu ingin kabur dan mencari alesan dari peraturan sekolah. Nilai

tertinggi yaitu pada aspek keakuran dan keaslian gagasan dan kelancaran dengan skor

5. Contoh kalimat yaitu: seperti masuk jam 6.45 yang dikatakan Riefka di sekolah

lain yang bukan madrasah tidak ada kegiatan seperti solat duha bersama, baca

alquran selain itu sekolah mencoba metode mendisiplinkan sekolah ini dengan

metode pembiasaan yang tidak bisa dengan sekali dua kali tiga kali itu langsung bisa

terbiasa jadi harus sering. Peserta didik OFR sangat lancar berpendapat dan sesuai

dengan mosi debat. Hasil praktik debat sebelum dan sesudah menggunakan metode

Time Token Arends peserta didik OFR membaik dari nilai 88, 57 menjadi 91,42.

Berdasarkan hasil praktik berbicara sesudah menggunakan metode Time

Token Arends peserta didik OFR mendapat nilai 91, 42. Peserta didik OFR mendapat

nilai tertinggi pada aspek keakuran dan keaslian gagasan, kemampuan

berargumentasi, pemahaman, dan kelancaran seperti pada contoh kalimat: menurut

aku sih ya sekolah itu memang mendisiplinkan, walaupun bagi kita semua awalnya

terasa sangat sulit karena kita semua belum terbiasa. Peserta didik OFR memiliki

pemahaman yang baik, menggunakan kata baku, lancar dalam berpendapat,

kemampuan argumentasi yang bagus, dan pendapat yang disampaikan sesuai dengan

mosi debat.

Page 121: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

106

Tabel 4. 5. 25

Analisis Data Peserta Didik No. 27 (OAO)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √ √

2. Kemampuan berargumentasi √ √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √ √

4. Pemahaman √ √

5. Ketepatan kata √ √

6. Ketepatan kalimat √ √

7. Kelancaran √ √

Jumlah Skor 27 28

Nilai

77,14

80

Interpretasi Baik Baik

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat sebelum menggunakan metode

Time Token Arends peserta didik OAO mendapatkan nilai 77,14. Nilai tertinggi yaitu

pada aspek keakuran dan keaslian gagasan dengan skor 5. Contoh kalimat yaitu: jam

istirahat di sini tuh paling 15 menit itu juga ga kerasa. Peserta didik OAO

berpendapat sesuai dengan mosi. Nilai terendah yaitu pada aspek ketepatan kata dan

kalimat. contoh kalimat yaitu: Seperti rumah saya di Melati Mas nah itu dari sini ke

sana kira-kira 30 menit. Sampai rumah jam setengah 5 belom mandi belom makan

belom apa tiba-tiba ngerjain PR lagi terus tidur besoknya berangkat lagi nah itu

gimana tuh. Peserta didik OAO menggunaka kata tidak baku dan kalimat yang tidak

efektif. Nilai sebelum dan sesudah menggunakan metode Time Token Arends

mengalami perbaikan dari 77, 14 hingga 80 dengan interpretasi baik.

Berdasarkan hasil berbicara debat sesudah menggunakan menggunakan

metode Time Token Arends, peserta didik OAO mendapat nilai 80. Nilai tertinggi

Page 122: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

107

yaitu aspek kekauran dan keaslian gagasan dan kemampuan berargumentasi. Contoh

kalimat yaitu: jadi gini ya ini bukan dari sekolah doang nih pertama dari orang tua

pernah gak kalian denger misalkan orang tua kalian, pak mah nilai aku, aku dapet 50

nih, pasti diomelinkan. Nilai terendah yaitu aspek ketepatan kata dan kalimat seperti

pada kalimat di atas.

Tabel 4. 5. 26

Analisis Data Peserta Didik No. 28 (RNH)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 31 0

Nilai

88,57 0

Interpretasi Baik Sekali -

Deskripsi penilaian

Peserta didik RNH tidak masuk ketika penelitian di hari kerdua. Ia hanya

masuk di penelitian hari pertama. Berdasarkan hasil praktik berbicara debat sebelum

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik RNH mendapat nilai 88, 57

dengan interpretasi baik sekali. Nilai tertinggi yaitu pada aspek keakuran dan keaslian

gagasan, kemampuan argumentasi, pemahaman, dan ketepatan kalimat contoh

kalimat yaitu: menurut saya peraturan di sekolah itu membuat siswa menjadi disiplin.

contoh peraturan yang membuat siswa disiplin yaitu masuk sekolah tepat waktu

karena itu membuat siswa menjadi disiplin dan menghargai waktu. Nilai terendah

Page 123: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

108

yaitu aspek keruntutan, menyampaikan gagasan, ketepatan kata, dan kelancaran.

Contoh kalimat yaitu: kan katanya pulangnya lama terus nanti ngerjain tugas segala

macem. Belum nanti di dunia kuliah lebih padet lagi aktivitasnya.

Tabel 4. 5. 27

Analisis Data Peserta Didik No. 29 (RTS)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 28 0

Nilai

80 0

Interpretasi Baik -

Deskripsi penilaian

Peserta didik RTS tidak masuk ketika penelitian di hari kerdua. Ia hanya

masuk di penelitian hari pertama. Berdasarkan hasil praktik berbicara debat sebelum

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik RTS mendapat nilai 77,14

dengan interpretasi baik. nilai tertinggi adalah keakuran dan keaslian gagasan seperti

pada contoh kalimat: Saya ingin menambahkan dari bapak Rauzan kalau kita disiplin

sekolah itu kita masuknya 6:45 ya. Ya menurut saya itu terlalu pagi karena setiap

orang punya urusan sendiri-sendiri. Nilai terendah yaitu pada aspek ketepatan

kalimat seperti pada contoh kalimat: Sedangkan anak-anak yang rumahnya jauh. Di

sepanjang ada saja masalah dan kadang-kadang sekolah tidak mau mengampuni.

Page 124: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

109

Tabel 4. 5. 28

Analisis Data Peserta Didik No. 31 (TRO)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √ √

2. Kemampuan berargumentasi √ √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √ √

4. Pemahaman √ √

5. Ketepatan kata √ √

6. Ketepatan kalimat √ √

7. Kelancaran √ √

Jumlah Skor 27 29

Nilai

77,14

82,85

Interpretasi Baik Baik

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat sebelum menggunakan metode

Time Token Arends peserta didik TRO mendapatkan nilai 77,14. Nilai tertinggi yaitu

pada aspek keakuran dan keaslian gagasan dengan skor 5 seperti kalimat: Saya ingin

menanggapi pendapat dari saudara Ilham Ariq nah soal bangun pagi ya sedangkan

kita di sekolah pasti ada saja gitu halangannya datang sekolah misalnya di jalan.

Nilai terendah yaitu pada aspek ketepatan kata dan kalimat terdapat pada kalimat: Di

jalan gatau kan ada apa misalnya ban betus, kecelakaan, kemacetan. Kita gatau kan

apa yang akan terjadi pas di jalan.

Berdasarkan hasil berbicara debat sesudah menggunakan menggunakan

metode Time Token Arends, peserta didik TRO mendapat nilai 82,85. Nilai tertinggi

yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan, pemahaman dan kemampuan

berargumentasi. Contoh kalimat yaitu: jadi peraturan malah mengekang kita buat

bukan kita sendiri. Nilai terendah yaitu aspek ketepatan kata dan kalimat seperti pada

Page 125: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

110

kalimat: nih kita kan dikasih tugas banyak misalkan ya kita dikasih tugas banyak

pernah gak sih ngerasain kita kerjain sampe malem larut malem terus juga kita

harus bangun pagi.

Tabel 4. 5. 29

Analisis Data Peserta Didik No. 32 (TSP)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 29

Nilai 0

82,85

Interpretasi - Baik

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik TSP mendapatkan

nilai 0 sebelum menggunakan metode Timen Token Arends. Peserta didik TSP tidak

mengeluarkan pendapatnya pada saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta didik

TSP mendapat nilai 50 karna sudah bekerja sama untuk berdebat. Berbeda dengan

sesudah menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik TSP mendapatkan

nilai 82,85 dan interpretasi baik. Menggunakan metode Time Token Arends membuat

peserta didik TSP aktif mengikuti kegiatan debat. Nilainya pun menjadi lebih baik

yaitu dari 50 menjadi 82,85.

Page 126: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

111

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, Peserta didik TSP memperoleh nilai 82,85 dengan interpretasi baik. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

TSP mendapat skor 5 dengan interpretasi baik sekali yang ditunjukan dengan

kalimat: menanggapi yang Wafi tadi kan katanya yang disiplin itu, gimana bisa

disiplin kalau itu menyusahin kita sendiri. Peserta didik TSP membicarakan

mengenai disiplin itu perlu adanya pembiasaan. Peserta didik TSP dapat berpendapat

sesuai dengan mosi debat, tidak membahas hal-hal lain selain mosi, dan asli hasil

pemikiran peserta didik tersebut dengan rinci dan detail.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik TSP mendapat

skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik TSP menguasai mosi debat dan

memaparkannya dengan percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik TSP

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik TSP dapat menyampaikan

gagasan dengan runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan. Peserta

didik TSP berpendapat dengan runtut menjelaskan disiplin itu tidak susah jika ada

pembiasaan. Jadi, peserta didik TSP menyampaikan gagasannya dengan runtut dan

saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik TSP mendapat skor

5 dengan interpretasi baik sekali. Peserta didik TSP memahami mosi dengan sangat

baik. Peserta didik TSP sangat memahami mosi dalam perdebatan dengan

memaparkan disiplin itu tidak sulit jika adanya pembiasaan. Karena peserta didik

memahami mosi dengan sangat baik maka peneliti memberikan nilai 5.

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik TSP mendapat skor

3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik TSP masih menggunakan kata yang tidak

baku. Contohnya pada kata menyusahin seharusnya menyusahkan.

Page 127: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

112

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik TSP mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik TSP menggunakan kalimat efektif

dengan cukup.

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik TSP mendapat skor 5

dengan interpretasi baik sekali. Peserta TSP berargumentasi dengan sangat lancar.

Berdasarkan hasil berbicara debat sesudah menggunakan menggunakan

metode Time Token Arends, peserta didik TSP mendapat nilai 82,85. Nilai tertinggi

yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan dan kemampuan berargumentasi. Contoh

kalimat yaitu: Menanggapi yang Wafi tadi kan katanya yang disiplin itu, gimana bisa

disiplin kalau itu menyusahin kita sendiri. Nilai terendah yaitu aspek ketepatan kata

dan ketepatan kalimat seperti pada kalimat: Itu tuh susah karena kita baru

ngelakuinnya tapi kalau kita udah terbiasa itu gak bakal susah.

Tabel 4. 5. 30

Analisis Data Peserta Didik No. 33 (WNA)

No Aspek yang Dinilai

Sebelum Sesudah

Tingkat Capaian

Kinerja

Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Keakuran dan keaslian gagasan √

2. Kemampuan berargumentasi √

3. Keruntutan penyampaian gagasan √

4. Pemahaman √

5. Ketepatan kata √

6. Ketepatan kalimat √

7. Kelancaran √

Jumlah Skor 0 27

Nilai 0

80

Interpretasi - Baik

Page 128: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

113

Deskripsi penilaian

Berdasarkan hasil praktik berbicara debat peserta didik mendapatkan nilai 0

sebelum menggunakan metode Timen Token Arends. Peserta didik WNA tidak

mengeluarkan pendapatnya pada saat praktik debat berlangsung. Tetapi peserta didik

WNA mendapat nilai 50 karna sudah bekerja sama untuk berdebat. Berbeda dengan

sesudah menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik WNA mendapatkan

nilai 80 dan interpretasi baik. Menggunakan metode Time Token Arends membuat

peserta didik WNA aktif mengikuti kegiatan debat. Nilainya pun menjadi lebih baik

yaitu dari 50 menjadi 80.

Berdasarkan hasil penilaian praktik debat menggunakan metode Time Token

Arends, Peserta didik WNA memperoleh nilai 80 dengan interpretasi baik. Nilai

tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian debat sebagai berikut:

Penilaian pertama yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik

WNA mendapat skor 5 dengan interpretasi baik sekali yang ditunjukan dengan

kalimat: kan tadi dibilang kalau peraturan sekolah itu membuat kita disiplin kita

harus terbiasa. Peserta didik WNA membicarakan mengenai peraturan sekolah harus

dibiasakan oleh siswa. Peserta didik WNA dapat berpendapat sesuai dengan mosi

debat, tidak membahas hal-hal lain selain mosi, dan asli hasil pemikiran peserta didik

tersebut dengan rinci dan detail.

Penilaian kedua yaitu kemampuan argumentasi. Peserta didik WNA

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik WNA menguasai mosi debat

dan memaparkannya dengan percaya diri.

Penilaian ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik WNA

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik WNA dapat menyampaikan

gagasan dengan runtut dan gagasan satu dengan lainnya saling berkaitan. Peserta

didik TSP berpendapat dengan runtut menjelaskan peraturan sekolah perlu adanya

pembiasaan dari siswa dan menjelaskan antara satu kalimat ke kalimat lain saling

Page 129: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

114

berhibungan. Jadi, peserta didik WNA menyampaikan gagasannya dengan runtut dan

saling berkaitan.

Penilaian keempat yaitu aspek pemahaman. Peserta didik WNA mendapat

skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik WNA memahami mosi dengan baik.

Peserta didik WNA sangat memahami mosi dalam perdebatan dengan memaparkan

disiplin itu tidak sulit jika adanya pembiasaan. Karena peserta didik memahami mosi

dengan baik maka peneliti memberikan nilai 4.

Penilaian kelima yaitu aspek ketepatan kata. Peserta didik WNA mendapat

skor 3 dengan interpretasi cukup. Peserta didik WNA masih menggunakan kata yang

tidak baku. Contohnya pada kata kaya seharusnya seperti .

Penilaian keenam yaitu aspek ketepatan kalimat. Peserta didik WNA

mendapat skor 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik WNA menggunakan kalimat

efektif dengan baik.

Penilaian ketujuh yaitu aspek kelancaran. Peserta didik WNA mendapat skor

4 dengan interpretasi baik. Peserta WNA berargumentasi dengan lancar.

Berdasarkan hasil berbicara debat sesudah menggunakan menggunakan

metode Time Token Arends, peserta didik WNA mendapat nilai 0. Nilai tertinggi

yaitu aspek keakuran dan keaslian gagasan dan kemampuan berargumentasi. Contoh

kalimat yaitu:. Saya ingin menanggapi yang tadi pendapat Oase, kan tadi dibilang

kalau peraturan sekolah itu membuat kita disiplin kita harus terbiasa. Nilai terendah

yaitu aspek ketepatan kata dan ketepatan kata dan kalimat seperti pada kalimat:. Tapi

bagaimana caranya kita bisa terbiasa kalau misalkan peraturan itu menyulitkan kita

sendiri, kaya misalkan yang peraturan-peraturan kaya kaos kaki, sendal itu kan

menyulitkan gitu itu gimana kalau misalkan kita harus terbiasa tapi itu sendiri bikin

kita sulit.

Page 130: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

115

4. Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Debat dengan Menggunakan

Metode Time Token Arends

Tabel 4.6

Data Hasil Tes Sebelum Menggunakan Metode Time Token Arends

No Nama Peserta Didik Nilai Interpretasi

1. Aisha Nafa Firdaus 50 Kurang

2. Akram Abdalla 50 Kurang

3. Andhika Syah Putra 50 Kurang

4. Anjelia Ratu Oasis 50 Kurang

5. Bagas Kurnia Ramadhan 50 Kurang

6. Bintang Rizki Pasha 94,28 Baik Sekali

7. Dea Avrelia Listi 50 Kurang

8. Deni Suryo Pratama 65,71 Cukup

9. Desira Salsa Aulia 50 Kurang

10. Dina Intan Azzahra 50 Kurang

11. Dinar Aulia 50 Kurang

12. Fathan Khanifadin 50 Kurang

13. Fridakhul Jannah 50 Kurang

14. Haidhar Ali Faqih 50 Kurang

15. Hidayah Nur Amalina 50 Kurang

16. Ilham Ariq Saputra 77,14 Baik

17. Inez Jade Kayla 50 Kurang

18. Ira Permatasari 50 Kurang

19. Islamiati Wulan Sari 50 Kurang

20. Kayla Hijrianisa 50 Kurang

21. Muhammad Rauzan Fadhila 77,14 Baik

22. Mokhamad Ghufron Musyaf 50 Kurang

23. Nadine Nabila Agnasta 50 Kurang

Page 131: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

116

Tabel 4.7

Data Hasil Tes Sesudah Menggunakan Metode Time Token Arends

24. Nayla Azzahra Djaya 50 Kurang

25. Nur Fadila Fari 50 Kurang

26. Oase Fattan Rabbani 88,57 Baik Sekali

27. Oktavittho Angkhoso 77,14 Baik

28. Riefqa Naufalia Hanifah 88,57 Baik Sekali

29. Roihan Thoriq Syabaan 80 Baik

30 Salsabila Aziza Azzahra 50 Kurang

31. Taufan Ridho 77,14 Baik

32. Tiara Cahyaning Sukma Putri 50 Kurang

33. Wafiq Nur Azizah 50 Kurang

No Nama Peserta Didik Nilai Interpretasi Keterangan

1. Aisha Nafa Firdaus 62,85 Cukup

2. Akram Abdalla 65,71 Cukup

3. Andhika Syah Putra 60 Cukup

4. Anjelia Ratu Oasis 77,14 Baik

5. Bagas Kurnia

Ramadhan

77,14 Baik

6. Bintang Rizki Pasha 94,28 Baik sekali

7. Dea Avrelia Listi - - Tidak Masuk

8. Deni Suryo Pratama 62,85 Cukup

9. Desira Salsa Aulia 68,57 Cukup

10. Dina Intan Azzahra 57,14 Cukup

11. Dinar Aulia 77,14 Baik

12. Fathan Khanifadin 71,42 Cukup

13. Fridakhul Jannah 77,14 Baik

Page 132: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

117

3. Deskripsi Hasil Analisis

Berdasarkan kedua tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi

diperoleh peserta didik adalah 94,28 dengan interpretasi baik sekali sedangkan

nilai terendah yang diperoleh peserta didik adalah 50. Nilai keterampilan

berbicara debat didapat dari analisis praktik debat dengan menilai dari instrumen

penilaian. Ada delapan aspek dalam instrumen penilaian tersebut. Data dapat

14. Haidhar Ali Faqih 85 Baik Moderator

15. Hidayah Nur Amalina 77,14 Baik sekali

16. Ilham Ariq Saputra 80 Baik sekali

17. Inez Jade Kayla 80 Baik sekali

18. Ira Permatasari 77,14 Baik sekali

19. Islamiati Wulan Sari 62,85 Cukup

20. Kayla Hijrianisa 88,57 Baik sekali

21. Muhammad Rauzan

Fadhila

82,85 Baik

22. Mokhamad Ghufron

Musyaf

71,42 Baik

23. Nadine Nabila Agnasta 80 Baik

24. Nayla Azzahra Djaya 62,85 Cukup

25. Nur Fadila Fari 62,85 Cukup

26. Oase Fattan Rabbani 94,28 Baik sekali

27. Oktavittho Angkhoso 80 Baik

28. Riefqa Naufalia Hanifah - - Tidak masuk

29. Roihan Thoriq Syabaan - - Tidak masuk

30 Salsabila Aziza Azzahra - - Tidak masuk

31. Taufan Ridho 82,85 Baik

32. Tiara Cahyaning Sukma

Putri

82,85 Baik

33. Wafiq Nur Azizah 80 baik

Page 133: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

118

disajikan dengan tabel instrumen penilaian sebelum dan sesudah menggunakan

metode Time Token Arends. Nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik sesudah

menggunakan metode Time Token Arends adalah 75.24 dengan interpretasi

cukup.

Penggunakan metode Time Token Arends membantu seluruh peserta

didik di dalam kelas untuk mengembangkan ide dan berani mengeluarkan

pendapatnya dalam praktik debat. Hal ini terlihat dari nilai peserta didik yang

mengalami peningkatan. Nilai rata-rata peserta didik sebelum menggunakan

metode Time Token Arends yaitu 58,36 dengan interpretasi cukup. Praktik debat

sebelum menggunakan metode Time Token Arends hanya sembilan orang yang

megeluarkan pendapatnya dan dua puluh empat orang nilainya tidak berbicara

sama sekali tetapi masih bekerja sama dan mendapat nilai 50.

Keterampilan berbicara peserta didik di MAN 1 Kota Tangerang Selatan

kelas X MIPA 1 mengalami peningkatan dari sebelumnya. Peserta didik mampu

memberanikan diri berbicara di depan kelas khususnya dalam praktik debat. Hal

tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang menggunakan metode Time

Token Arends yang dapat meningkatkan kemampuan keterampilan berbicara

peserta didik. Penggunaan metode Time Token Arends mampu membuat peserta

didik mengeluarkan pendapatnya dalam berdebat karena biasanya dalam

pembelajaran debat hanya beberapa peserta didik saja yang mengeluarkan

pendapatnya dan peserta didik lainnya cenderung hanya menonton jalannya

debat. Tetapi dengan menggunakan metode Time Token Arends semua peserta

didik mengeluarkan pendapatnya.

Dari tujuh aspek penilaian dapat ditarik kesimpulan bahwa: aspek

pertama, yaitu keakuran dan keaslian gagasan. Peserta didik banyak mendapat

nilai 5 dengan interpretasi baik sekali. Peserta didik berbicara mengenai

peraturan sekolah dengan segala kesulitan-kesulitan yang dikemukakan

berdasarkan pengalaman dan pengamatan saat di sekolah. Peserta didik mampu

Page 134: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

119

berargumentasi sesuai dengan mosi yang diajukan oleh guru, tidak membahas

hal-hal lain selain mosi, dan benar-benar asli pemikiran dari peserta didik.

Aspek kedua yaitu aspek kemampuan berargumentasi. Kemampuan

berargumentasi peserta didik banyak mendapat nilai 4 dengan interpretasi baik.

Peserta didik mampu menguasai mosi debat dan dipaparkan dengan percaya diri.

Aspek ketiga yaitu keruntutan penyampaian gagasan. Peserta didik

banyak mendapat nilai 4 dengan interpretasi baik. peserta didik mampu

menyampaikan gagasan dengan runtut dan antar gagasan saling berkaitan.

Aspek keempat yaitu pemahaman. Peserta didik banyak mendapat nilai 4

dengan interpretasi baik. Peserta didik mampu memahami mosi yang sedang

diperdebatkan dengan baik. dibuktikan dengan lancarnya jalannya debat dan

peserta didik saling berargumen serta menggapi pendapat dari temannya. Tetapi

ada beberapa peserta didik yang masih tidak paham mengenai mosi terbukti

dengan hanya sedikit memaparkan pendapatnya.

Aspek kelima yaitu ketepatan kata. Peserta didik banyak mendapat nilai 2

dengan interpretasi kurang. Peserta didik kurang menggunakan kata yang tidak

baku. Peserta didik dalam berdebat masih menggunakan kata yang tidak baku.

Seharusnya peserta didik menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

dalam berdebat. Contoh kata tidak baku yang sering digunakan peserta didik

yaitu kata gak seharusnya tidak, emang seahrusya memang, dan masih banyak

lagi kata yang tidak baku yang digunakan peserta didik dalam berpendapat.

Aspek keenam yaitu ketepatan kalimat. Peserta didik banyak mendpat

nilai 2 dengan intepretasi kurang baik. Peserta didik kurang mennggunakan

kalimat yang tidak efektif. Seringnya peserta didik tidak menghemat kata.

Terdapat pada contoh kalimat: saya akan menanggapi tadi tentang tadi dari

saudara Vito kertas ujian itu tidak menentukan hasil kita di apatuh masa depan.

Page 135: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

120

Seharusnya kalimat yang benar adalah saya akan menanggapi pendapat saudara

Vito mengenai kertas ujiam itu tidak menentukan hasil di masa depan.

Aspek ketujuh yaitu kelancaran. Pada aspek ini peserta didik banyak

mendapat nilai 4 dengan interpretasi baik. Peserta didik mampu berpendapat

dengan lancar, tidak tersendat-sendat, dan menempatan jeda dengan baik. Tetapi

ada beberapa peserta didik yang masih tidak lancar dikarenakan rasa percaya diri

saat berbicara di depan kelas.

Jika dilihat dari tabel analisis individu peserta didik, dapat ditarik

kesimpulan bahwa nilai tertinggi terbanyak adalah pada aspek keakuran dan

keaslian gagasan. Peserta didik berargumen sesuai dengan mosi debat yaitu

tentang “peraturan sekolah membuat peserta didik disiplin atau terkekang”.

Contoh kalimat salah satu peserta didik adalah: menurut saya peraturan di

sekolah itu membuat siswa menjadi disiplin. contoh peraturan yang membuat

siswa disiplin yaitu masuk sekolah tepat waktu karena itu membuat siswa

menjadi disiplin dan menghargai waktu. Berbeda dengan nilai terendah

terbanyak terdapat pada aspek ketepatan kata dan ketepatan kalimat. peserta

didik banyak menggunakan kalimat yang tidak efektif. Contoh ketidaktepatan

penggunaan kalimat: Nah kan kalau misalkan kita bagi orang tua nilai turun itu

diomelin tapi kita gimana bagi guru kan guru aja kalo misalkan nilai kita

rendah pasti dikasih tugas mulu dikasih remed terus. Contoh kalimat yang

menunjukan ketidaktepatan penggunaan kata: saya mau menanggapi kalau

misalnya kan peraturan dibikin buat biar kita menjadi lebih baik gitu bukannya

gamau naatin yaitu dari diri lu sendiri gitu harus diubah niatnya gitu mau maju

kagak. Dari kalimat tersebut dapat dilihat bahwa peserta didik tidak

menggunakan kata baku dalam berargumentasi.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan peserta didik DIA yang

mendapat nilai rendah dibandingkan peserta didik yang berpendapat. Peserta

didik DIA merasa kurang percaya diri saat berdebat terbukti dengan kutipan

Page 136: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

121

kalau pake metode Time Tiken Arends deg-degan soalnya disuruh ngomong.

Kalau ga pake biasa aja. Peserta didik DIA lumayan menyukai menggunakan

metode Time Token Arends terbukti dengan kutipan wawancara peserta didik

DIA lumayan, karena setiap siswa diberi kesempatan untuk berbicara dan

akhirnya ikut berfikir tentang materinya juga. Tetapi walaupun kurang percaya

diri peserta didik DIA lebih memilih menggunakan metode Time Token Arends

terbukti dengan kutipan pake metode Time Token Arends karena bagus bisa

bikin siswa lebih berani mengungkapkan pendapat dan jadi terbiasa.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan peserta

didik BRP yang mendapat nilai tinggi dibandingkan peserta didik yang

berpendapat. Peserta didik BRP menyukai menggunakan metode Time Token

Arends dibandingkan tidak menggunakan metode dibuktikan dengan kutipan

menggunakan metode Time Token Arends karena dengan menggunakan itu

seluruh siswa dapat bagian bicara bukan satu atau dua orang saja, dan di akhir

pembelajaran mendapat hikmahnya. Menurut peserta didik BRP menggunakan

metode Time Token Arends kadang-kadang menjadi lebih mudah terbukti pada

kutipan kadang-kadang menjadi mudah, karena dengan menggunakan metode

Time Token Arends seluruh siswa dapat melatih berbicara dan dalam

praktiknya dapat melatih berbicara bahasa Indonesia. Tetapi peserta didik BRP

merasa waktunya dibatasi dengan menggunakan metode Time Token Arends

terbukti pada kutipan berbicara sama dengan menggunakan metode tetapi untuk

waktu tidak enak karena dibatasi.

Page 137: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

122

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan

bahwa keterampilan berbicara debat peserta didik dengan menggunakan

metode Time Token Arends di kelas X MIPA 1 di MAN 1 Kota Tangerang

Selatan yaitu semua peserta didik dapat berbicara dalam praktik debat dan

tidak adanya peserta didik yang mendominasi kelas. Seluruh peserta didik

dapat mengeluarkan pendapatnya saat praktik berdebat. Peserta didik dapat

percaya diri berbicara di dalam pembelajaran praktik debat. Dengan

menggunakan metode Time Token Arends, peserta didik mampu

mengembangkan keterampilan dalam berbicara khususnya dalam berbicara

dalam praktik debat.

Berdasarkan hasil analisis individu peserta didik, maka diperoleh nilai

tertinggi yaitu 94,28 dengan interpretasi baik sedangkan nilai terendah yaitu

50. Rata-rata yang diperoleh sebelum menggunakan keterampilan berbicara

yaitu 58,36 sedangkan sesudah menggunakan metode Time Token Arends

yaitu 74,67 dengan interpretasi cukup. Penggunaan metode Time Token

Arends dapat membuat seluruh peserta didik mengasah kemampuan berbicara

dengan menyampaikan pendapatnya khususnya dalam pembelajaran praktik

debat.

Page 138: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

123

B. Saran

Berdasarkan penelitian ini yang dilakukan di MAN 1 Kota Tangerang

Selatan bahwa keterampilan berbicara dalam praktik debat dengan

menggunakan metode Time Token Arends dapat dijadikan alternatif dalam

proses pembelajaran. Adapun beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan

diantaranya sebagai berikut:

1. Guru

Dalam pembelajaran berbicara, guru hendaknya menggunakan metode

yang tepat agar materi yang disampaikan dapat mempermudah untuk

dipahami oleh peserta didik.

2. Sekolah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan melatih kemampuan

peserta didik. Sekolah juga dapat mengadakan kegiatan seperti lomba

yang dapat mengembangkan keterampilan berbicara peserta didik.

3. Peneliti Sebidang

Penggunaan metode Time Token Arends ini baik diterapkan kepada

peserta didik karena melihat keberhasilan peserta didik dalam berbicara

khususnya praktik debat. Peneliti juga berharap bahwa penggunaan

metode Time Token Arends tidak hanya baik untuk pembelajaran debat

saja tetapi pada materi yang lainnya.

Page 139: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

124

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Iif Khoiru dkk. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta :Prestasi

Pustaka. 2011.

Ahuell, Thomas J. Learning and Instruction. Belmont: Wadsworth Publishing

Company. 1971.

Arends, Richard I. Learning to Teach. New York: The McGraw-Hill Companies.

2007.

Cahyani, Isah dan Hodijah. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD. Bandung: UPI

Press. 2007.

Emzir. Analisis Data. Jakarta: Raja Garafindo Persada.

Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry. Strategi Belajar Mengajar-Strategi

Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum

dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama. 2007.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik.

Jakarta:BumiAksara. 2013.

Hamalik, Oeman. Kurikulum dan Pembelejaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2012.

Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. 2011.

Huda, Miftahul. Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

pelajar, 2013.

Isjoni. Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok.

Bandung: Alfabeta. 2009a.

-------.Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar

Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009b.

Karwono dan Mularsih, Heni. Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber

Belajar. Depok: Rajawali Pers. 2017.

Majid, Abdul. Perencanaan Pengajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.

Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011.

Page 140: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

125

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2016.

Nugiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi Edisi

Kedua. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta. 2014.

Pribadi, Benny A. Model Assure untuk Medesain Pembelajaran Sukses. Jakarta: Dian

Rakyat. 2011.

--------------------. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat 2009.

Priansa, Donni Juni. Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran. Bandung:

Pustaka Setia. 2017.

Resmini, Novi dan Juanda, Dandan. Pendidikan Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi.

Bandung: UPI Press. 2007.

Ridwanudin, Dindin. Bahasa Indonesia. Ciputat: UIN Press. 2015.

Saddhono, Kundhuru dan Slamet, St. Y. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa

Indonesia Teori dan Aplikasi. Bandung: Karya Putra Darwati. 2012.

Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta:

Kencana. 2013.

------------------.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Jakarta: Prenada Media. 2011.

Satori, Djam’an. Penelitian Metode Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2013.

Shoimin, Aris. 68 Model Pembelajaran Inivatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2014.

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia

Indonesia. 2010.

Slavin, Robert E. Cooperative Learning. United States of America: Allyn & Bacon.

1995.

Subana, M dan Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Berbagai

Pendekatan, Metode Teknik, dan Media Pengajaran. Bandung: Pustaka Setia.

2011.

Page 141: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

126

Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.

Bandung:Refika Aditama. 2012.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2017.

Sukmadinata, Nana Sy dan Erliany Syaodik. Kurikulum dan Pembelajaran

Kompetensi. Bandung: Reika Aditama. 2012.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005.

Suprijono, Agus Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.

Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2009.

Sutikno, M. Sobry. Metode dan Model-model Pembelajaran. Lombok: Holistica.

2014.

Taniredja, Tukiran. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung:

Alfabeta, 2013.

Tarigan, Henry Guntur. Bebicara sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:

Angkasa. 2015.

Warsono dan Haryanto. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2013.

Winataputra, Udin. S. dkk. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas

Terbuka. 2007.

Page 142: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 143: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : MAN 1 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X MIPA 1 / Genap

Materi Pokok : Debat

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,

responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan

perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan

lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan

internasional”.

KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan

metode sesuai kaidah keilmuan

Page 144: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Indikator

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan

3.12. Menghubungkan permasalahan/

isu, sudut pandang dan argumen

beberapa pihak dan simpulan

dari debat untuk menemukan

esensi dari debat.

4.12. Mengonstruksi

permasalahan/isu, sudut

pandang dan argumen

beberapa pihak, dan

simpulan dari debat secara

lisan untuk menunjukkan

esensi dari debat.

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan

3.12.1. Mendefinisikan tentang

Debat:esensi debat;mosi

(permasalahan yang

didebatkan);argumen untuk

menguatkan pendapat sesuai

dengan sudut pandang yang

diambil; dantanggapan

(mendukung dan menolak

pendapat disertai argumen).

4.12.2. Melaksanakan debat

4.12.3. Mengevaluasi pelaksanaan

debat.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, peserta didik dapat:

1. Menghayati dan mengamalkan materi debat sebagai bentuk penghayatan dan

pengamalan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menguasai materi debat dengan menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli (gotong royong), kerja sama, toleran, damai), santun,

responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

Page 145: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Mengidentifikasi tentang Debat: esensi debat;mosi (permasalahan yang

didebatkan);argumen untuk menguatkan pendapat sesuai dengan sudut

pandang yang diambil; dantanggapan (mendukung dan menolak pendapat

disertai argumen).

4. Melaksanakan debat dengan baik dan benar.

5. Mengevaluasi pelaksanaan debat.

D. Materi pembelajaran

Debat:

esensi debat;

mosi (permasalahan yang didebatkan);

argumen untuk menguatkan pendapat sesuai dengan sudut pandang yang

diambil; dan

tanggapan (mendukung dan menolak pendapat disertai argumen).

Fakta : Debat

Konsep : Mosi, Argumen, dan Tanggapan

Prinsip : Esesnsi Debat

Prosedur : Mosi (permasalahan yang didebatkan);

argumen untuk menguatkan pendapat sesuai dengan sudut pandang

yang diambil; dan tanggapan (mendukung dan menolak pendapat

disertai argumen).

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan: Saintifik

Metode Pembelajaran : Cooperative Learning (pembelajaran dengan bekerja

sama).

Page 146: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

F. Media/alat, Bahan

Media :

Lembar kerja siswa atau worksheet

Lembar penilaian

Papan tulis

G. Sumber Belajar

Buku penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia, Kelas X,

Kemendikbud, tahun 2016

Pengalaman peserta didik dan guru.

Internet: https://www.pelajaran.co.id/2019/19/pengertian-debat.html

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi

waktu

Kegiatan Pendahuluan 15

menit

Stimulasi atau pemberian rangsangan

Orientasi

Guru melakukan pembukaan dengan salam

pembuka dan bersama-sama membaca basmalah.

Memeriksa kehadiran peserta didik.

Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam

mengawali kegiatan pembelajaran.

Apersepsi

Page 147: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Menanyakan materi sebelumnya yaitu materi

debat.

Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya

dengan pelajaran yang akan dilakukan.

Memberikan motivasi belajar dengan mengaitkan

materi debat dengan kegiatan di dalam kegiatan

sehari-hari agar peseta didik dapat termotivasi

pentingnya materi ini di dalam kehidupan nyata.

Motivasi

Kegiatan inti 60 menit

Mengamati

Guru melakukan pengulasan materi debat

Menanyakan kepada peserta didik terkait apa yang

sudah mereka mengerti di materi debat ini.

Guru membagi peserta didik menjadi dua

kelompok berdasarkan absen. Kelompok satu

ganjil dan kelompok dua genap. Setelah itu,

perwakilan kedua kelompok suit untuk mengambil

bagian menjadi tim afirmasi dan oposisi dalam

diskusi.

Guru memberikan mosi debat yaitu “peraturan

Menanya

Mengeksplorasi

Page 148: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

sekolah membuat siswa disiplin atau terkekang”

Moderator memulai debat dan menjadi pemimpin

berjalannya debat.

Moderator memberikan waktu lima menit untuk

berdiskusi terkait mosi

Kedua tim kelompok secara bergantian beradu

argumentasi tentang mosi tersebut.

Kedua tim kelompok saling melemparkan

tanggapan berupa pertanyaa, kritik, dukungan

maupun sanggahan

Moderator terus mengomunikasikan tata tertib

debat jika ada yang melanggar tata tertib yang

sudah disebutkan di awal debat.

Setelah debat selesai, guru memberikan tanggapan

terkait jalannya debat

Mengasosiasi

Mengomunikasikan

Kegiatan Penutup

15 Menit

Kegiatan Penutup Guru mengarahkan peserta didik untuk

menyimpulkan materi yang sudah dipelajari hari

ini.

Guru memberikan penghargaan berupa tepuk

tangan untuk mengapresiasi peserta didik dalam

melakukan pembelajaran hari ini.

Page 149: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Guru memberikan tugas evaluasi untuk membuat

teks debat di buku tugas.

Guru menutup/mengakhiri pembelajaran dengan

membaca doa.

Guru memberikan salam kepada peserta didik

sebelum meninggalkan kelas.

I. Penilaian

1. Penilaian Sikap

LEMBAR PENILAIAN SIKAP - JURNAL

Nama Siswa : ………………..

Kelas : ………………

No. Hari/Tanggal Sikap/Perilaku

Keterangan Positif Negatif

Kesimpulan :

…………………………………………………………………………………………

…………

Penilaian Sikap – Jurnal

Nama Peserta Didik : …………...........................................……..

Kelas : …………...........................................……..

Aspek yang diamati : …………...........................................……..

Page 150: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

No Hari/tanggal Kejadian Keterangan /

Tindak Lanjut

1

….

Nilai jurnal menggunakan skala Sangat Baik (SB)= 100, Baik (B) = 75, Cukup (C) =

50, dan Kurang (K) = 25

2. Penilaian Keterampilan

- Penilaian Presentasi kelompok

Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen

penilaian ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian

Tabel Penilaian Praktik Berbicara Debat

NO Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

Skor 1 2 3 4 5

1 Keakuran dan keaslian gagasan

2 Kemampuan berargumentasi

3 Keruntutan penyampaian

gagasan

4 Pemahaman

5 Ketepatan kata

6 Ketepatan kalimat

7. Kelancaran

Jumlah skor:

Nilai akhir

Page 151: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Keterangan:

1. Kurang sekali, tidak ada unsur benar

2. Kurang, ada sedikit unsur benar

3. Sedang, jumlah unsur benar dan salah kurang lebih seimbang

4. Baik, ketetapan dengan sedikit kesalahan

5. Baik sekali, tanpa atau hampir tanpa kesalahan

Nilai seorang peserta uji diperoleh dengan cara: jumlah skor dibagi

skor maksimal kali seratus. Misalnya, jumlah skor 28 dan skor tertinggi untuk

contoh di atas 35, maka nilai adalah 28:35×100 = 80.

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

a. Remedial 1) Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai

KKM maupun kepada peserta didik yang sudah melampui KKM.

Remedial terdiri atas dua bagian : remedial karena belum mencapai

KKM dan remedial karena belum mencapai Kompetensi Dasar

2) Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas

bagi peserta didik yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal), misalnya sebagai berikut.

Menuliskan teks debat dengan mosi “penggunaan ponsel lebih

banyak keuntungan atau kerugian”

Page 152: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

b. Pengayaan

1. Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik

mengenai materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta

didik yang telah tuntas mencapai KKM atau mencapai Kompetensi

Dasar.

2. Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan

dengan peserta didik.

3. Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang

membutuhkan pengembangan lebih luas misalnya

Menjawab soal: pengertian debat, unsur-unsur debat, dan langkah-

langkah debat.

Kamis, 23 April 2019

Kepala MAN 1 Kota Tangerang Selatan Peneliti

Dra H. Ridwan Fahmi Lubis Dhea Endah

Judhanti

NIP 19660707 200003 1 001 NIM

11150130000062

Page 153: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : MAN 1 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X MIPA 1 / Genap

Materi Pokok : Debat

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

J. Kompetensi Inti

KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,

responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan

perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan

lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan

internasional”.

KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan

metode sesuai kaidah keilmuan

Page 154: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

K. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Indikator

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan

3.12. Menghubungkan permasalahan/

isu, sudut pandang dan argumen

beberapa pihak dan simpulan

dari debat untuk menemukan

esensi dari debat.

4.12. Mengonstruksi

permasalahan/isu, sudut

pandang dan argumen

beberapa pihak, dan

simpulan dari debat secara

lisan untuk menunjukkan

esensi dari debat.

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan

3.12.1. Mendefinisikan tentang

Debat:esensi debat;mosi

(permasalahan yang

didebatkan);argumen untuk

menguatkan pendapat sesuai

dengan sudut pandang yang

diambil; dantanggapan

(mendukung dan menolak

pendapat disertai argumen).

4.12.2. Melaksanakan debat

4.12.3. Mengevaluasi pelaksanaan

debat.

L. Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, peserta didik dapat:

6. Menghayati dan mengamalkan materi debat sebagai bentuk penghayatan dan

pengamalan ajaran agama yang dianutnya.

7. Menguasai materi debat dengan menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli (gotong royong), kerja sama, toleran, damai), santun,

responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

Page 155: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

8. Mengidentifikasi tentang Debat: esensi debat;mosi (permasalahan yang

didebatkan);argumen untuk menguatkan pendapat sesuai dengan sudut

pandang yang diambil; dantanggapan (mendukung dan menolak pendapat

disertai argumen).

9. Melaksanakan debat dengan baik dan benar.

10. Mengevaluasi pelaksanaan debat.

M. Materi pembelajaran

Debat:

esensi debat;

mosi (permasalahan yang didebatkan);

argumen untuk menguatkan pendapat sesuai dengan sudut pandang yang

diambil; dan

tanggapan (mendukung dan menolak pendapat disertai argumen).

Fakta : Debat

Konsep : Mosi, Argumen, dan Tanggapan

Prinsip : Esesnsi Debat

Prosedur : Mosi (permasalahan yang didebatkan);

argumen untuk menguatkan pendapat sesuai dengan sudut pandang

yang diambil; dan

tanggapan (mendukung dan menolak pendapat disertai argumen).

N. Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran :

Cooperative Learning (pembelajaran dengan bekerja sama)

Time Token Arends

Page 156: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

O. Media/alat, Bahan

Media :

Lembar kerja siswa atau worksheet

Lembar penilaian

Papan tulis

Media kotak suara dan kupon suara

P. Sumber Belajar

Buku penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia, Kelas X,

Kemendikbud, tahun 2016

Pengalaman peserta didik dan guru.

Internet: https://www.pelajaran.co.id/2019/19/pengertian-debat.html

Q. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 2

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi

waktu

Kegiatan Pendahuluan 15

menit

Stimulasi atau pemberian rangsangan

Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka

dan bersama-sama membaca basmalah.

Memeriksa kehadiran peserta didik.

Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam

mengawali kegiatan pembelajaran.

Apersepsi

Page 157: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Menanyakan materi sebelumnya yaitu materi

debat.

Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya

dengan pelajaran yang akan dilakukan.

Memberikan motivasi belajar dengan mengaitkan

materi debat dengan kegiatan di dalam kegiatan

sehari-hari agar peseta didik dapat termotivasi

pentingnya materi ini di dalam kehidupa nyata.

Motivasi

Kegiatan inti 60 menit

Mengamati

Guru melakukan pengulasan materi debat

Menanyakan kepada peserta didik terkait apa yang

sudah mereka mengerti di materi debat ini.

Guru membagi peserta didik menjadi dua

kelompok berdasarkan absen. Kelompok satu

ganjil dan kelompok dua genap. Setelah itu,

perwakilan kedua kelompok suit untuk mengambil

bagian menjadi tim afirmasi dan oposisi dalam

diskusi.

Guru menjelaskan cara penggunaan metode Time

Menanya

Mengeksplorasi

Page 158: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Token Arends kepada seluruh peserta didik.

Guru memberikan mosi debat yaitu “peraturan

sekolah membuat disiplin atau terkekang”

Moderator memulai debat dan menjadi pemimpin

berjalannya debat.

Moderator memberikan waktu lima menit untuk

berdiskusi terkait mosi

Kedua tim kelompok secara bergantian beradu

argumentasi tentang mosi tersebut. Setiap satu

peserta debat diberikan satu kupon waktu untuk

berbicara. Semua peserta didik harus berbicara

sesuai kupon yang diberikan. Jika satu peserta

didik telah menggunakan kuponnya maka ia tidak

bisa berbicara lagi saat debat. Kesempatan

berbicara diberikan kepada yang belum berbicara

saat debat.

Kedua tim kelompok saling melemparkan

tanggapan berupa pertanyaa, kritik, dukungan

maupun sanggahan

Moderator terus mengomunikasikan tata tertib

debat jika ada yang melanggar tata tertib dan

aturan main metode Time Token Arends yang

sudah disebutkan di awal debat.

Mengasosiasi

Mengomunikasikan

Page 159: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Setelah debat selesai, guru memberikan tanggapan

terkait jalannya debat

Kegiatan Penutup

15 Menit

Kegiatan Penutup Guru mengarahkan peserta didik untuk

menyimpulkan materi yang sudah dipelajari hari

ini.

Guru memberikan penghargaan berupa tepuk

tangan untuk mengapresiasi peserta didik dalam

melakukan pembelajaran hari ini.

Guru memberikan tugas evaluasi untuk membuat

teks debat di buku tugas.

Guru menutup/mengakhiri pembelajaran dengan

membaca doa.

Guru memberikan salam kepada peserta didik

sebelum meninggalkan kelas.

Page 160: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

R. Penilaian

4. Penilaian Sikap

LEMBAR PENILAIAN SIKAP - JURNAL

Nama Siswa : ………………..

Kelas : ………………

No. Hari/Tanggal Sikap/Perilaku

Keterangan Positif Negatif

Kesimpulan :

…………………………………………………………………………………………

…………

Penilaian Sikap – Jurnal

Nama Peserta Didik : …………...........................................……..

Kelas : …………...........................................……..

Aspek yang diamati : …………...........................................……..

No Hari/tanggal Kejadian Keterangan /

Tindak Lanjut

1

….

Page 161: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Nilai jurnal menggunakan skala Sangat Baik (SB)= 100, Baik (B) = 75, Cukup (C) =

50, dan Kurang (K) = 25

5. Penilaian Keterampilan

- Penilaian Presentasi kelompok

Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen

penilaian ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian

Tabel Penilaian Praktik Berbicara Debat

NO Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

Skor 1 2 3 4 5

1 Keakuran dan keaslian gagasan

2 Kemampuan berargumentasi

3 Keruntutan penyampaian

gagasan

4 Pemahaman

5 Ketepatan kata

6 Ketepatan kalimat

7. Kelancaran

Jumlah skor:

Nilai akhir

Keterangan:

6. Kurang sekali, tidak ada unsur benar

7. Kurang, ada sedikit unsur benar

8. Sedang, jumlah unsur benar dan salah kurang lebih seimbang

9. Baik, ketetapan dengan sedikit kesalahan

10. Baik sekali, tanpa atau hampir tanpa kesalahan

Page 162: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Nilai seorang peserta uji diperoleh dengan cara: jumlah skor dibagi

skor maksimal kali seratus. Misalnya, jumlah skor 28 dan skor

tertinggi untuk contoh di atas 35, maka nilai adalah 28:35×100 = 80.

6. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

c. Remedial 3) Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai

KKM maupun kepada peserta didik yang sudah melampui KKM.

Remedial terdiri atas dua bagian : remedial karena belum mencapai

KKM dan remedial karena belum mencapai Kompetensi Dasar

4) Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas

bagi peserta didik yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal), misalnya sebagai berikut.

Menuliskan teks debat dengan mosi “penggunaan ponsel lebih

banyak keuntungan atau kerugian”

Page 163: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

d. Pengayaan

1. Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik

mengenai materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta

didik yang telah tuntas mencapai KKM atau mencapai Kompetensi

Dasar.

2. Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan

dengan peserta didik.

3. Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang

membutuhkan pengembangan lebih luas misalnya

Menjawab soal: pengertian debat, unsur-unsur debat, dan langkah-

langkah debat.

Kamis, 23 April 2019

Kepala MAN 1 Kota Tangerang Selatan Peneliti

Dra H. Ridwan Fahmi Lubis Dhea Endah Judhanti

NIP 19660707 200003 1 001 NIM 11150130000062

Page 164: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Transkrip Praktik Berbicara Debat Tanpa Menggunakan Metode Time

Token Arends

Mosi: Peraturan sekolah membuat siswa disiplin atau terkekang

Riefqa Naufalia Hanifah (tim afirmatif)

Menurut saya peraturan di sekolah itu membuat siswa mejadi disiplin. Contoh

peraturan yang membuat siswa disiplin yaitu masuk sekolah tepat waktu karena itu

membuat siswa menjadi disiplin dan menghargai waktu. Terus untut hukuman akibat

keterlambatan siswa bisa membuat siswa menjadi bertanggung jawab atas apa yang

telah ia lakukan. Terima kasih.

Muhammad Rauzan Fadhilah (tim oposisi)

Dari banyak data yang saya temukan dan dari banyak sekolah-sekolah yang

saya kunjungi . Saya mendapatkan banyak sekali unek-unek dari para siswa siswi

karena apa karena bagi mereka peraturan sekolah itu harusnya bukan mengekang.

Jadi sekolah itu terlalu mengekang. Contohnya yaitu seperti datang harus tepat waktu.

Jadi jangan kaya gitulah. Karena perbuatan yang baik itu berawal dari niat yang baik.

Datang harus ada niat jadi kita bisa belajar. Jadi berdasarkan data-data yang saya

kumpulkan jadi anak-anak terlalu dikekang.

Roihan Thoriq Syabaan (tim oposisi)

Saya ingin menambahkan dari bapak Rauzan kalau kita disiplin sekolah itu

kita masuknya 6:45 ya. Ya menurut saya itu terlalu pagi karena setiap orang punya

urusan sendiri-sendiri . Sedangkan anak-anak yang rumahnya jauh. Di sepanjang ada

saja masalah dan kadang-kadang sekolah tidak mau mengampuni. Sekolah ini terlalu

melebih-lebihkan. Pasnya masuk jam 7.15 merupakan waktu yang cukup bagi anak-

anak.

Page 165: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Ilham Ariq Saputra (tim afirmatif)

Memang 6.:45 itu mungkin menurut bapak Roy itu terlalu pagi tapi biasanya

karna sekolah tidak mengampuni atau tidak mengampuni kenapa dia bisa telat

mungkin disebabkan karna dia terlalu sering telat. Berarti dia sering telat di pagi hari

jadi menyebabkan sekolah itu tidak mengampuni . mungkin kalau dia hanya sekali

telat itu masih bisa diampuni. Tapi menurut saya jam 6:45 sudah cukup tidak terlalu

pagi. Biasanya saya berangkat dari rumah sampai sini suka masih pagi. Semuanya itu

tergantung kedisiplinan kita. Kita bangun pagi. Rasulullah kan mengajarkan kita

untuk bangun pagi. Bangun di pagi hari itu bisa membuat kita menjadi lebih fresh.

Banyak yang bilang bangun pagi itu membuat fresh memang betul fresh yang lebih

tepat itu bukan masalah berangkat paginya atau datang pagi-pagi tapi pulangnya

kesorean.

Taufan Ridho (tim oposisi)

Saya ingin menanggapi pendapat dari saudara Ilham Ariq nah soal bangun

pagi ya sedangkan kita di sekolah pasti ada saja gitu halangannya datang sekolah

misalnya di jalam. Di jalan gatau kan ada apa misalnya ban betus, kecelakaan,

kemacetan. Kita gatau kan apa yang akan terjadi pas di jalan. Nah sekolah itu

harusnya memberikan keringan kalau sampai kaya gitu apalagi yang rumahnya jauh.

Ya sekian dari saya.

Desira Salsa Aulia (tim oposisi)

Saya ingin melanjutkan masalah bangun pagi. Sekarang subuh itu jam lima

kurang 15 menit itu baru bangun abis itu wudhu solat. Oke bisa diterima tetapi saya

kurang setuju kenapa itungannya mandi itu dua puluh menit maksudnya buat bersiap

itu buat siap itu tidak cukup dengan waktu setengah jam apalagi rumahnya seperti

temen saya yang di Gunung Sindur. Dari rumah dia ke sini itu 45 menit itupun belom

ditambah macet itu tidak cukup 45 menit bisa sampai 1 jam. Menurut saya jam 6:45

menit itu terlalu pagi karena kalau dibandingkan dengan sekolah lain. Di sekolah lain

Page 166: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

dia masuk jam 7. Itupun belnya tapi jam 7:15 siswa itu masih diperbolehkan

masukakan tetapi peraturan di sini itu menurut saya itun mengekang siswa karena jam

6:45 bel dan gerbang itu sudah ditutup. Terima kasih.

Riefqa Naufalia Hanifah (tim afirmatif)

Saya ingin menanggapi dari saudara Rauzan yang bilang kalau perbuatan

yang baik itu harus diawali dengan niat. Sebenarnya perbuatan itu berasal dari niat

Cuma harus didukung dengan pembiasaan bukan hanya berdasarkan niat saja. Jadi,

mungkin yang awalnya niatnya ke sekolah dengan berbagai macam pembisaan

peraturan datang pagi insyaAllah niatnya bakal tulus ke sekolah. terus untuk

tanggapan dari saudara taufan. Tadi katanya minta diberi keringanan. Sekolah sudah

memberkan keringanan kan kalau telat hukumannya itu dipulangkan kembali ke

rumah tapi diberi keringanan membersihkan lapangan atau nyabutin rumput atau

misalnya disuruh push up atau segala macem. Lalu untuk saudari Dinar kenapa di

sekolah ini masuk jam 6:45 bukan jam 7 karena ini adalah saudara madrasah. Kita

diharuskan solat duha dulu tadarusan dulu. Kalau di sekolah lain jam 7 baru bel karna

di sana tidak ada anggeda seperti itu. Terima kasih.

Muhammad Rauzan Fadhilah (tim oposisi)

Menurut saya dan kawan-kawan saya semuanya jadi, peraturan sekolah yang

membuat kita keberatan itu ke sekolah harus pake kaos kaki putih setiap hari yang

hitam hanya di hari rabu. Gimana kalau kita pake kaos kaki putih tetapi

lingkungannya itu kadang suka becek dan kotor. Nah itu kan bisa ngeberatin kita di

rumah belom lagi kalau pakean kita hari senen dan kamis itu warna putih. Ya jadi itu

sangat memberatkan. Sekian, terima kasih.

Page 167: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Oktavittho Angkhoso (tim oposisi)

Ada lagi kaya jam itirahat. Jam istirahat di sini tuh paling 15 menit itu juga ga

kerasa. Mau yang istirahat yang pertama atau yang kedua itu sama-sama ga kerasa

jadi kalau istirahat kedua itu kepotong sama waktu zuhur yang istirahat itu gatau ga

jelas. Nah itu menurut saya memberatkan siswa karena istirahat waktu untuk

meresapi pelajaran. Ya satu lagi sama jam pulang di sekolah ini kan jam 15:40 nah itu

menurut saya juga memberatkan siswa karena rata-rata siswa MAN itu rumahnya

jauh-jauh. Seperti rumah saya di Melati Mas nah itu dari sini ke sana kira-kira 30

menit. Sampai rumah jam setengah 5 belom mandi belom makan belom apa tiba-tiba

ngerjain PR lagi terus tidur besoknya berangkat lagi nah itu gimana tuh? Sekian dari

saya Wasssalamualaikum.

Oase Fattan Rabbani (tim Afirmasi)

Saya menaggapi dari pertanyataan-pernyataan dari saudara semua yang ujung-

ujungnya itu ingin kabur dan mencari alesan dari peraturan sekolah. Seperti masuk

jam 6.45 yang dikatakan Riefka di sekolah lain yang bukan madrasah tidak ada

kegiatan seperti solat duha bersama, baca alquran selain itu sekolah mencoba metode

mendisiplinkan sekolah ini dengan metode pembiasaan yang tidak bisa dengan sekali

dua kali tiga kali itu langsung bisa terbiasa jadi harus sering. Orang tua kita itu liat

sekolah ini dengan bagusnya. Masalahnya dengan kita menjalaninya. Masalah

bagusnya bagaimana kita bisa menjalaninya yang kita dapat di sekolah ini itu yang

mau dari dulu sebelum kita masuk sekolah ini. masalah waktu untuk pergi ke sekolah

bangun pagi. Masuk jam 6:45 sedangkan saya dari rumah ke sekolah itu satu jam

bukan 30 menit bukan 45 menit. Yang kita lakukan itu bukan berarti 6.45 masuk kita

berangkat jam 6 pas. Kita gataunkalau di jalan itu ada gangguan. Yang kita lakukan

adalah mengantisipasi seperti berangkat jam setengah 6 dari rumah speerti saya ini

yang berangkat darin rumah jam 5 seperempat. Yang terpenting adalah bagaimana

kita tulus menjalaninya dan memanage waktu dengan baik dengan itu bisa berjalan

Page 168: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

dengan lancar bukan berarti kita bisa lari atau kabur dari peraturan-peraturan sekolah.

yang sebenarnya itu baik untuk kita semua.

Muhammad Rauzan Fadhilah (tim oposisi)

Itu kan kamu ya kamu. Jangan paksa kita untuk menjadi kamu. Jadi kalau

Oase kaya gitu ya kita ga bisa kaya gitu. Karna ininkita bukan Oase. Jadi bukan

berarti kita ga baik. kita mau berusaha tapi kita beda berusahanya. Jadi itu Oase ya ini

kita. Jadi jangan paksa kita untuk jadi Oase.

Oktavittho Angkhoso (tim oposisi)

Jadi sekarang beda topik yaitu tentang rambut. Rambut itu kan ga ada

hubungannya dengan pelajaran. Bukan berarti rambut panjanh bisa mengganggu

masuknya pelajaran ke otak. Jadi ga masuk akal ya. Jadi rambut itu kaya nyawa kalo

ga ada rambut itu gimana gitu. Jadi saya pernah denger istilah apakah rambut panjang

dan tebal dapat membuat kabur masa depan yang cerah.

Riefqa Naufalia Hanifah (tim afirmatif)

Jadi saya akan menanggapi dari saudara Rauzan tadi kan katanya berusaha

untuk menjadi lebih baik. berusaha menajdi lebih baik itu ada langkah-langkahnya

salah satu lanhgkahnya yaitu tadi pembiasaan. Kalau mau bersaha menjadi lebih baik

tapi ga ada pembiasaannya ya percuma aja. Mau lebih baik dengan datangnya tepat

waktu tapi kalau tidak dibiasain ya percuma aja. Terus untuk saudara oktavito. Jadi

peraturan di sini itu untukmembiasakan, men didik seseorang untuk membaisakan

seseroang mengahadapi dunia kerja nanti. Kan katanya pulangnya lama terus nanti

ngerjain tugas segala macem. Belum nanti di dunia kuliah lebih padet lagi

aktivitasnya. Atau lagi nanti padetnta dunia kerja nanti kalau ngurus rumah tangga

gimana jadi harus dibiasain sejak dini. Terus kalau soal rambut. Ya tadin sifat

peraturan ini untuk mendidik dan melatih agar siswa lebih disiplin. Jadi peraturan

dbuat agar siswanya menaatinya. Jadi siswa dilatih untuk menaati peraturan. Terus

Page 169: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

misalnya cba kalau di sekolah-sekolah militeran mereka dibotakin kok tapi mereka ga

masalah dan protes kaya gini, sekian terima kasih.

Bintang Rizki Pasha (tim afirmatif)

Saya ingin menambahkan pendapat teman saya Riefka. Jadi untuk rambut.

Ada sekolah yang menerapkan peraturan rambut dan ada yang tidak itu semua

berdasarkan sekolahnya. Jadi kalau ada peraturan kita harus menjalankan dengan

ikhlas. Jika kita menjalankan dengan ikhlas maka seterusnya kita menajalankan

dengan tulus dan ikhlas. Kalau rambut itu sebenarnya tidak masalah. Sesuai dengan

orangnya jika rambut itu ingin dirapihkan itu tidak apa semua itu berdasarkan

sekolahnya juga dan untuk datang ke sekolah pagi-pagi kan susah jadi kita harus

mengambil survei dari kita berangkat. Kita berangkat satu tahun bersekolah. Satu

tahun itu kita berangkat dari pagi. Satu tahun itu kita berangkat beribu-ribu berangkat.

Dan dengan beribu-ribu berangkat itu kita mendapatkan data dan dari data itu kita

harus menganalisis. Dari seperti saya dari lampu merah pertama. Lampu merah

pertama itu sangat cepat jadi kita harus cepat dan membutuhkan waktu 5 menit dan

ke sekolah itu saya waktukan 30 menit dan saya ceroboh ya tadi pagi saya bangun

jam 6 . Untuk menambahkan rambut kalau rambut itu kalau botak ya karena kalau

botak itu adem si bagi saya karena kalau adem itu belajar itu enak. Dan kalau rambut

tebel itu kalau panas dikit langsung gerah jadi badan itu langsung bau. sekian. Terima

kasih dari saya.

Desira Salsa Aulia (tim oposisi)

Saya ingin menanggapi pendapat saudara Riefka. Katanya kita sekolah

madrasah. Ada solat duha dan baca Alquran. Akan tetapi kenapa kita tidak

diperbolehkan memakai kaos kaki jempol. Sedangkan memakai kaos kaki jempol itu

tetap menutup aurat. Kenapa setiap kita oakai kaos kaki jempol itu ditahan. Dan yang

kedua kita ka cuaca ga selamanya panas kan ujan pasti ada. Terus kenapa tidak

diperbolehkan memakai kaos kaki hitam ketika latar sekolahnya itu kotor. Terus jika

saudara Riefka itu tidak menyetujui apakah ada saran tentang itu. Terima kasih.

Page 170: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Oktavittho Angkhoso (tim oposisi)

Jadi saya mau bahas yang lain juga nih tentang kurikulum 2013 di k 13 revisi

ini kan PR itu akan dihilangkan kan nak tapi kenapa di sekolah madrasah ini yang

namanya PR itu masih ada. Terus ada guru-guru itu kalau ngasih PR itu ga kira-kira

banyak. Menurut saya kurkulum 2013 revisi ini itu kurikulum gagal. Kenapa saya

bilang gagal karena rata-rata itu materinya berbeda jauh dari yang pernah di pelajari

di kurukum 2006 KTSP. Saya juga pernah denger dari para guru yang jengah dengan

k13. Sekian. Terima kasih.

Riefqa Naufalia Hanifah (tim afirmatif)

Saya akan menanggapi dari saudari Dinar. Kan tadi katanya kenapa ga boleh

memakai kaos kaki jempol. Kan aurat perempuan itu seluruh tubuh kecuali muka dan

telapak tangan. Kalau misalnya pakenya kaos kaki jempol berarti sama aja nampilin

aurat dong. Kan kalau misalya kenapa ga boleh pake kaos kaki selaon warna putih

gitu. Kan sebelum masuk sini kita dikasih surat pernyataan untuk menyetujui tata

tertib. Kalau gamau menaati tata terbib kenapa tanda yangan suratnya. Terus tadi kan

katanya PR itu adalah kewajiban untuk mengerjakannya tapi sebenernya disitu ada

hak siswa juga untuk meminta keringanan terhadap guru. Kalau misalnya PRnya

terlalu berat bisa minta keringan dari guru. Kalo engga misalnya gurunya ga beri

keringanan kita bisa protes sama guru dengan cara misalnya ngerjain soalnya karna

terlalu banyak ya gausah semuanya. Misalnya ngumpulinnya ga di hari itu juga. Di

sini belom ada kok kejadian yang misalnya kita ga ngumpulin tugas pada hari itu

juga terus nilai di buku siswanya itu dikasih nilai 0 itu ga ada. Guru pasti menerima

tugasnya walau pun ngumpulinnya ga di hari itu juga. Terima kasih.

Page 171: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Wafiq Nur Azizah (tim oposisi)

Assalamualaikum warormatullahi wabarokatu

Saya ingin menanggapi dari Riefka tadi bilang soal PR keberatan atau

kebanyakan itu bisa nawar kan kenyataannya ga kaya gitu. Kenyataannya tugas itu

harus kita selesaiin tepat waktu. Sama yang tentang kaos kaki. Kenapa kalau kita

pakai kaos kaki putih padahal ujan di depan sini becek banget kita juga gaboleh pake

sandal kenapa gitu ga kaos kaki item. Kenapa peraturan sekolah membuat kita berat.

Kan kalaun oake kaos kaki putih dan kotor pulang-pulang yang diomelim siapa ya

pasti kita. Dan tentang kaos kaki jempol gadi bilangnya umbar aurat ya tapi kan

bukannya itu udah ditutup ya. Dan pake kaos kaki jempol juga kenapa gitu. Emang

jempol tuh bikin kenapa. Sekian dari saya wasakamualaikum.

Desira Salsa Aulia (tim oposisi)

Ada apa dengan jempol gitu kan. Lahian orang buat mandang kaki orang lain

pun udah jijik gitu. Kenapa ga boleh. Terus menurut anda sendiri lebih baik kaos kaki

yang membentuk jempol atau yang kaos kakinya pendek. Lebih membuka aurat yang

mana. Banyak temen-temen saya dia itu bilang kenapa sih kaos kaki jempol itu ga

boleh. Sedangkan orang yang pake kaos kaki pendek itu ga di sita. Sedangkan yang

ga menutup aurat itu dibiarin aja. Terima kasih.

Riefqa Naufalia Hanifah (tim afirmatif)

Saya ingin menanggapi dari saudara Dinar yang membandingkan kaos kaki

jempol dan pendek. Kalau misalnya ada rajia bukan kaos kaki jempol aja yang akan

dirajia tapi kaos kaki pendek juga bakal kena rajia tadi kan cuma membahas kaos

kaki jempol kenapa ga dibolehin di sini terus akhirnya jawabnya tentang aurat ya

bener dong. Terus kalau misalnya tentang peraturan yang ga boleh pake kaos kaki

jempol dang a boleh pake kaos kaki pendek. Kalo dirajia pasti dua-duanya kena rajia.

Terus yang tadi masalah pake kaos kaki putih. Jadi kan peraturan itu untuk

membiasakan siswanya rapid dan kalau ujan dan becek siswa bisa melepas kaos

Page 172: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

kakinya. Jadi di sini bagaimana caranya agar siswa menaati peraturan tersebut dengan

senang hati maka kita juga ga akan merasa keberatan walaupun sebenarnya

jalaninnya itu berat. Terima kasih

Wafiq Nur Azizah (tim oposisi)

Saya ingin menanggapi pernyataan Riefka yang bilang kalau hujan terus di

depan kotor disuruh ngelepas kaos kakinya. Kan kaki aurat katanya kalau misalnya

lepas berarti auratnya kemana-mana juga dong

Ilham Ariq Saputra (tim afirmatif)

Intiya kita suka ga suka harus mematuhi peraturan-peraturan sekolah. sekolah

membuat peraturan itu supaya kita disiplin. Jadi suka ga suka kita harus mematuhi

peraturan sekolah.

Muhammad Rauzan Fadhilah (tim oposisi)

Kesimpulanya adalah kami sebagai pelajar tidak suka untuk dikekang. Kita

semua yang memberikan pendapat itu merasa terbebani sama peraturan sekolah dan

menurut saya suka ga suka harunya itu apa pun yang kita suka kita lakuin yang kita

ga suka kita jauhin. Jadi kita sebagai pelajar harus mengikuti apa yang kita mau

Page 173: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Transkip Praktik Berbicara Debat Menggunakan Metode Time Token Arends

Mosi: Peraturan sekolah membuat siswa disiplin atau terkekang

Oase Fattan Rabbani (tim afirmatif)

Assalamualikum warahmatullahi wabarokatu. Nama saya Oase dari

kelompok afirmatif. Menurut aku sih ya sekolah itu memang mendisiplinkan,

walaupun bagi kita semua awalnya terasa sangat sulit karena kita semua

belum terbiasa. Metode sekolah untuk mendisiplinkan anak-anak itu adalah

dengan cara pembiasaan. Kenapa pada saat awal-awal kita semua tidak bisa,

karena kan kita itu belum terbiasa. Kenapa kerasa tidak nyaman? Karena

memang untuk bisa terbiasa menjadi orang yang disiplin tidak ada cara yang

mudah.

Wafiq Nur Azizah (tim oposisi)

Saya ingin menanggapi yang tadi pendapat Oase, kan tadi dibilang

kalau peraturan sekolah itu membuat kita disiplin kita harus terbiasa. Tapi

bagaimana caranya kita bisa terbiasa kalau misalkan peraturan itu

menyulitkan kita sendiri, kaya misalkan yang peraturan-peraturan kaya kaos

kaki, sendal itu kan menyulitkan gitu itu gimana kalau misalkan kita harus

terbiasa tapi itu sendiri bikin kita sulit.

Tiara Cahyaning Sukma Putri (tim afirmatif)

Nama saya Tiara dari tim afirmatif. Menanggapi yang Wafi tadi kan

katanya yang disiplin itu, gimana bisa disiplin kalau itu menyusahin kita

sendiri. Itu tuh susah karena kita baru ngelakuinnya tapi kalau kita udah

terbiasa itu gak bakal susah. Kan kadang yang baik buat kita itu eh yang jelek

menurut kita jelek itu belum tentu jelek. Yang menurut kita jelek itu belum

tentu jelek buat kita.

Page 174: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Islamiati Wulan Sari

Kan kita udah K 13 ya, terus kan kita pulang sore banget kan tuh.

Terus kaya masih banyak PR yang harus dikerjain. Terus kalo seandainya apa

namanya malem-malem kita ngerjain pr terus sampe malem banget terus nanti

kita telat nanti kita kena poin lagi juga kena apa inian peraturan sekolah juga.

Kalo peraturan sekolah itu menyulitkan.

Anjelia Ratu Oasis (tim afirmatif)

Assalamualaikumwarohmatullahi wabarokatu. Saya Anjelia dari tim

afirmatif. Kan tadi katanya kalau misalnya kita ngerjain tugas sampe malem

terus katanya nanti kita terlambat nah abis itu kan kita bisa ngatur waktunya

kita sendiri. Misalnya besok hari senin ada pr itu hari selasa nah hari libur kita

kerjain, trus kaya kan misalnya ada gangguan atau misalnya hp disingkirin

dulu jangan kaya terpengaruh gitu nah ngejemin waktu, waktu ngerjain PR

PR. Jangan ada maen hp dulu gitu.

Nadine Nabila Agnasta (tim oposisi)

Assalamualaikumwarohmatullahi wabarokatu. Nama saya Nadine dari

tim oposisi. Menanggapi Angel tadi kan katanya bisa ngatur waktu. kan

ngatur waktu juga katanya kalau PR bisa dikerjain hari minggu. Hari minggu

kan hari libur masalahnya kan hari minggu ngerjain PR belajar terus dong gak

ada liburnya. Sekolah juga udah sampe sore kadang ampe magrib pulangnya

gara-gara ada eskul juga trus masih ada banyak pr lagi.

Nayla Azzahra Djaya (tim afirmatif)

Page 175: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Assalamualaikumwarohmatullahi wabarokatuh. Saya Nayla dari tim

apa? afrimatif. Ingin memberi pendapat dari Nadine jadi kita kan bisa apa

ngatur apa ngerjain pr sendiri maksudnya kaya hari minggu. Gak setiap jam

gak setiap seharian itu ngerjain PR doang, jadi kalau cape bisa istirahat dulu

kaya gitu.

Ira Permatasari (tim afirmatif)

Assalamualaikumwarohmatullahi wabarokatu. Saya Ira Permatasari

dari tim afrimatif. Saya ingin menambahin tadi dari Nayla jadi tuh tadi kata

Nadine kalau misalnya kita seminggu dari hari senin sampe hari jumat belajar

terus kan sampe sore. Terus juga hari sabtunya misalkan eskul. Terus sisanya

istirahat cuma hari minggu. Terus tapi harus ngerjain PR lagi kalau misalkan

kita gamau ngerjain PR. Terus buat apa kita sekolah kan emang tugas kita itu

belajar kita jadi siswa terus buat apa kalau kita gak belajar kata orang tua tuh

jadi kaya sia-sia gitu.

Fridakhul Jannah (tim oposisi)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Saya Frida dari tim

oposisi Mau nanggepin tadi dari Nayla sama Ira kan kita sekolah dari pagi

sampe sore itu dari senin sampe jumat belajar. Jam istirahat cuma 15 menit

terus sama sholat zuhur doang terus itukan kita udah seharian di sekolah itu

belajar itu udah banyak banget mata pelajarannya. Terus ditambah lagi PR kan

tambah berat ya kaya pulang harusnya dinginin otak terus malah jadi tidur

terus nanti malah ngerjain PR belum lagi kalau ada ulangan nanti kalau belajar

mulu bisa jadi gila. Makasih.

Page 176: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Bintang Rizki Pasha (tim afirmatif)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Nama saya Rizki

Pasha dari kelas 10.1. Saya akan menjawab pendapat dari tim oposisi. secara

keseluruhan. Sesuai dengan pendapat kalian itu sebenarnya intinya itu adalah

mengeluh, jadi kalau kita mengeluh terus dalam hidup ini kapan kita

mampunya gitu. Kalau kita mengeluh ini tidak akan menambah kemampuan

kita sehingga menurunkan motivasi kita dan dalam pelajaran.

Ilham Ariq Saputra (tim afirmatif)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu. Nama saya Ilham Ariq

Saputra dari kelas IPA 1 ya. Tim Afirmatif. Saya ingin menambahkan

pendapat dari Bapak Bintang tadi memang betul buat apa sekolah kita sudah

dibiayain oleh orang tua kita masih mengeluh ini itu ini itu. Sedangkan kita

kemauan kita ingin mendapatkan universitas yang bagus yang sesuai dengan

kita itu universitas negeri tapi kita tidak ada usaha, doa, dan upayanya untuk

masuk ke universitas tersebut. Kita sering mengeluh, kita sering apa ya kaya

mengeluh itu ini itu, sering mengeluh kalo ahhh ini pelajarnya gini gini

yaudah sip.

M. Rauzan Fadhila (tim oposisi)

Assalamualikum warohmatullahi wabarokatuh. Nama saya

Muhammad Rauzan Fadhila. Saya dari tim oposisi. Saya mau ngebales dari

Bintang dan tuan Ilham. Jadi di sini tuh kalau anda bilang kita males-malesan

lalu dari Senin sampe Sabtu atau Minggu ada yang bimbel lalu kalian bilang

itu apa maen cupang? Disini kita itu bukannya ngeluh atau apa tapi emang ini

itu kita capek sewajarnya manusia itu juga orang butuh istirahat kan kita

bukannya buat belajar doang. Allah juga harus kita liat juga buat beribadah.

Page 177: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Inez Jade Kayla (tim oposisi)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu. Nama saya Inez dari

tim oposisi akan mengganggapi eh akan melanjutkan dari Rauzan tadi. Kan

kita sekolah itu udah full day terus tadi bilang kita ngeluh juga gara-gara

banyak beban dari sekolah kalau misalnya tadi katanya kita mau ngelanjutin

ke PTN yang bagus. Nah kita juga minimlah gitu minimal sekolah nya jangan

terlalu sore atau gak tugasnya jangan diperbanyak terus K13 juga katanya

menuntut siswa untuk lebih aktif untuk lebih aktif dari gurunya segala macem

itu udah cukup beban buat kita. Jadi itu kita wajar untuk ngeluh buat

semuanya.

Dinar Aulia (tim oposisi)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu. Nama saya Dinar

Aulia dari tim oposisi. Terus ingin menanggapi dari saudara Ira dan Ilham

juga, kata Ira buat apa sekolah kalau misalkan ngeluh mulu itu wajar justru

dari banyaknya kita mengeluh tuh malah makin banyak motivasi untuk

belajarnya kan. Maksudnya disini tuh gak ada cara lain selain gak sekolah.

Terus dari pendapat Ilham, apakah orang disiplin itu bakal keterima di

perguruan tinggi negeri sedangkan sekarang apa sih banyak fakta yang

membuktikan bahwa orang yang sering ngeluh gitu kan justru dia yang gak

disiplin. Dia yang ngeluh itu kebanyakan ke perguruan tinggi negri.

Fathan Khanifadin (tim afirmatif)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Nama saya Fathan

Khanifadin. Dari tim afirmatif. Ingin menanggapi sebuah pendapat dari tim

oposisi. Jadi kata saudari Dinar kita banyak mengeluh kita termotivasi. Gini

sebenarnya tuh ada cara bagaimana untuk membagikan waktu setelah pulang,

istirahat, dan solat juga pasti perlu. Dan apabila kita kalau kebanyakan

mengeluh ya mungkin gak terlalu termotivasi mungkin kita mungkin banyak.

Page 178: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Jadi lebih terjatuh. Mungkin, mungkin iya. Intinya tuh kalau untuk K13 ini

kita harus bersabar saja, jangan kebanyakan ngeluh.

Andhika Syah Putra (tim oposisi)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Saya Andhika dari

tim oposisi. Saya mau menanggapi pendapat dari saudara Fatah. Sabar ya.

Kita harus banyak bersabar karena selalu banyak PR juga kan. Sekolah

standar nasional tapi otak nasional.

Hidayah Nur Amalina (tim oposisi)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu. Nama saya Hidayah

Nur Amalina dari tim oposisi. Saya di sini ingin menanggapi bagaimana kita

tuh gak banyak ngeluh sementara PR atau tugas ini tuh banyak banget. Belum

lagi waktu deadline nya tuh cepet banget. Nah belum lagi juga kalo misalnya

ada tugas dadakan misalnya ngirim via WA kan itu bikin panik banget dong

terus abis itu belum lagi ngumpulinnya besok terus kalau besok ada ulangan

tuh kan kita belajar ampe tengah malem banget. Otomatis kita bisa begadang

sementara begadang itu kan gak baik buat kesehatan sekian terima kasih.

Mokhamad Ghufron Musyaf (tim afirmatif)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu. Saya Ghufron dari tim

afirmatif. Di sini saya cuma kaya sedikit aja kan sekolah itu membuat

peraturan yang pastinya itu, sekolah itu membuat peraturan pasti

dipertimbangin sebaik-baiknya. Nah itu juga balik kepada diri kita masing-

masing gimana kita mau ngejalaninnya atau enggaknya apa wajar sih kalau

kita ngeluh sama kaya saya pasti ngeluh. Gimana dari diri kita sendiri mau

ngejalaninya atau enggaknya karna peraturan itu juga yang akan membuat kita

lebih baik kedepannya gitu.

Page 179: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Oktavittho Angkhoso (tim oposisi)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu. Ya, nama saya

Oktavito Angkoso. Jadi gini ya ini bukan dari sekolah doang nih pertama dari

orang tua pernah gak kalian denger misalkan orang tua kalian, pak mah nilai

aku, aku dapet 50 nih, pasti diomelinkan. Pernah ga kaya gitu? Engga pernah

kan? Terus bilang ih bagus, tingkatin lagi ya. Ga pernah kan? Jadi pendidikan

di indonesia itu kurang mensupport. Jadi kata Topan lembar kertas ujian tidak

menentukan masa depanmu.

Aisha Nafa Firdaus (tim oposisi)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu. Nama saya Aisha Nafa

Firdaus dari kelompok oposisi. Kan kita sekolah udah setiap hari sampe jam 4

tuh biasanya. Terus abis itukan biasanya di hari itu kan banyak pr trus ada

ulangan juga eh tiba-tiba lagi pusing sama pr dan ulangan lagi eh tiba-tiba ada

ulangan dadakan. Kan jadinya kita mikirin ulangan yang lain.

Taufan Ridho (tim oposisi)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu. Nama saya taufan

Ridho dari tim oposisi. Saya mau bicara jadi gini ya. Nih kita kan dikasih

tugas banyak misalkan ya kita dikasih tugas banyak pernah gak sih ngerasain

kita kerjain sampe malem larut malem terus juga kita harus bangun pagi, abis

itu masuk jam 06:45 abis itu disuruh sholat dhuha sebelum sholat dhuha di

suruh push up dulu kan tau kan rasanya. Jadi peraturan malah mengekang kita

buat bukan kita sendiri. Udah wasalamualaikum.

Page 180: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Akram Abdalla(tim afirmatif)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu. Saya akan menanggapi

tadi tentang tadi dari saudara Vito kertas ujian itu tidak menentukan hasil kita

di apatuh masa depan. Tapi bukan dilihat dari kertasnya tapi dari niatnya dari

usaha kita dalam mengerjakannya. Jadi itu mungkin kita mendapatkan nilai

jelek itu tidak apa-apa tapi mungkin kita tuh harus dikembangkannya lagi

mencapai kita hasil itu yang maksimal.

Bagas Kurnia Ramadhan (tim oposisi)

Ya assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu. Nama saya Kurnia

Bagus Ramadhan dari tim oposisi. Saya ingin menanggapi dari tadi Akram ya

kan memang ya misalkan nilai itu tidak menentukan masa depan. Nah kan

kalau misalkan kita bagi orang tua nilai turun itu diomelin tapi kita gimana

bagi guru kan guru aja kalo misalkan nilai kita rendah pasti dikasih tugas

mulu dikasih remed terus. Sedangkan guru aja kalau dateng kadang cuma

ngasih tugas tapi tanpa mengajarinya. Kadang guru suka tidak

memikirkannya. Guru tidak peduli dan hanya memberi tugas kepada

siswanya.

Deni Suryo Pratama ( tim afirmatif)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu. Jadi guru ngasih tugas

banyak buat murid supaya murid lebih banyak melakukan evaluasi agar

nilainya lebih bertambah. Sekian wasaalamualaikum.

Desira Salsa Aulia (tim oposisi)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu. Nama saya Desira

Salsa dari tim oposisi. Tadikan katanya peraturan itu eeee apa ya dengan

pembiasaan. Tapi kalau misalnya ngeberatin pastikan banyak yang enggak

Page 181: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

mau ngikutin terus nanti pas udah lulusnya juga gak bakal berubah juga

kecuali yang datengnya dari diri sendiri itu pasti bakal berubah.

Kayla Hijrianisa (tim afirmatif)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu. Saya Kayla Hijrianisa

dari tim afirmatif. Kan katanya tadi pembiasaan itu memberatkan tidak sesuai

sama diri sendiri itu memberatkan yaitu tergantung sama diri kalian kalau

menurut kalian itu berat ya bakal jadi berat kalau menurut kalian itu mudah

pasti bakal jadi mudah. Di sini kan disebutnya pembiasaan berarti gak harus

langsung jadi mudah emang awalnya berat tapi lama-lama jadi mudah.

Pokoknya intinya semuanya tentang mindset kalian apakah disekolah itu

kalian ingin jadi mudah atau jadi sulit sekian terima kasih.

Nur Fadila Fari (tim oposisi)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu. Jadi e ka ee eh

sekolah. Saya Nur Fadila dari tim oposisi. Jadi sekolah kan inian tadi kita

udah full day ditambah eskul yang lain gitu. Terus jadi sama ditambah sama

peraturan di sekolah yang emang kita gimana ya emang memberatkan. Jadi

peraturan di sekolah bikin kita makin terkekang gitu.

Dina Intan Azzahra (tim afirmatif)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Nama saya Intan dari

tim afirmatif. Saya mau menanggapi kalau misalnya kan peraturan dibikin

buat biar kita menjadi lebih baik gitu bukannya gamau naatin yaitu dari diri lu

sendiri gitu harus diubah niatnya gitu mau maju kagak.

Page 182: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Dokumentasi Belajar Mengajar

Page 183: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34
Page 184: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34
Page 185: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

WAWANCARA GURU

Pewawancara : Peneliti

Narasumber :Ibu Nurul (guru bahasa Indonesia kelas X)

Pertanyaan wawancara

1. Berapa lama Ibu mengajar di MAN 1 Kota Tangerang Selatan?

2. Berapa lama Ibu mengajar di kelas X?

3. Berapa jumlah siswa yang belajar di kelas X?

4. Metode pembelajaran apa yang sering Ibu gunakan ketika pembelajaran

bahasa Indonesia?

5. Metode pembelajaran apa yang Ibu gunakan ketika pembelajaran berbicara?

6. Apakah siswa antuasias ketika ibu menerapkan model pembelajaran terebut?

7. Metode pembelajaran apa yang Ibu gunakan dalam materi debat?

8. Apakah Ibu pernah menerapkan metode pembelajaran Time Token Arends

dalam pembelajaran debat?

9. Bagaimana keadaan siswa siswi di kelas yang Ibu ajarkan? Apakah aktif atau

pasif?

10. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran debat?

TRANSKIP WAWANCARA GURU

Pewawancara :Assalamualaikum

Narasumber :waalaikumsalam

Pewawancara :Bu, saya ingin mewawancarai Ibu mengenai Ibu mengajar di sekolah

ini

Narasumber :Iya, silakan

Pewawancara :Berapa jumlah peserta didik yang belajar di kelas X?

Narasumber :Kurang lebih ada 207 dari 6 kelas. Saya kebetulan mengajar 5 kelas di

kelas X IPA 1, IPS 1, IPS 2, IPS 4, dan IPS 4. Kelas IPA 2 dipegang oleh guru lain.

Pewawancara :Berapa lama Ibu mengajar di MAN 1 Kota Tangerang Selatan?

Narasumber :dari tahun 2016 sekitar 3 tahun lebih.

Pewawancara :Berapa lama Ibu mengajar di kelas X?

Page 186: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Narasumber :baru di semester ini karna pertama masuk MAN itu nagajar di kelas

XI

Pewawancara :Apa saja model yang biasa Ibu sampaikan ketika di kelas?

Narasumber :Biasanya menggunakan metode ceramah, kelompok juga iya, tanya

jawab biasa gitu.

Pewawancara :Metode pembelajaran yang paling sering Ibu gunakan di kelas?

Narasumber :yang sering Ibu gunakann yaitu kelompok

Pewawancara :Apa metode pembelajaran yang Ibu gunakan saat praktik berbicara?

Narasumber :belajarnya misalnya saya sedang membahas apa terus saya tulis dulu

di papan tulis. Anak-anak harus aktif tanya jawab. Seperti itu saja. Jadi maksudnya

menggunakan cara-cara tertentu itu tidak. Jadi seperti lebih dibebaskan mau tanya

apa.

Pewawancara :Apakah peserta didik antusias Ibu menerapkan metode yang seperti

itu?

Narasumber : iya antusias terutama dalam materi negosiasi, debat. Mereka antusias

tetapi kurang aktif. Tapi tergantung kelasnya.

Pewawancara: Mana kelas yang paling aktif saat pembelajaran berbicara?

Narasumber :X IPA 1. Itu yang paling lumayan aktif. Kelas lainnya cenderung

lebih pasif.

Pewawancara :mana kelas yang paling pasif saat pembelajaran berbicara?

Narasumber :semuanya standar tidak ada kelas yang paling pasif.

Pewawancara :model pembelajaran apa yang Ibu gunakan saat pembelajaran debat?

Narasumber :hanya pembagian kelompok menjadi itim afirmasi dan oposisi. Hanya

seperti itu saja.

Pewawancara :apakah Ibu pernah menerapkan metode pembelajaran Time Token

Arends dalam pembelajaran debat?

Narasumber :belum pernah. Tapi memang di pembelajaran debat hanya beberapa

saja yang berbicara untuk berpendapat.

Pewawancara :bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran debat?

Page 187: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Narasumber :bagus tetapi kelemahannya apalagi di pembelajaran debat. Siswa yang

berbicara hanya itu lagi itu lagi. Jadi yang aktif hanya beberapa siswa saja. Dan siswa

yang pasif hanya diam saja. Tapi di kelas IPS 1 itu anak yang pasif, anak yang

banyak bercanda ketika pembelajaran debat aktif malah. Jadi ternyata anak yang diam

saja saat debat banyak berbicara.

Page 188: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

WAWANCARA SISWA

PERTANYAAN

1. Apakah siswa mempunyai kesulitan dalam mempelajari materi Debat dan

praktiknya?

2. Apakah siswa menyukai metode Time Token Areds pada pembelajaran Debat?

3. Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran Time Token Arends siswa

dapat lebih mudah mempelajari pembelajaran Debat? Jelaskan!

4. Apa yang kamu rasakan ketika berdebat mengunakan metode Time Token

Arends dengan tidak menggunakan metode tersebut?

5. Apa yang siswa pilih antara pembelajaran menggunakan metode Time Token

Arends dengan tidak menggunakan metode tersebut? Jelaskan!

Page 189: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Transkip Wawancara Peserta Didik dengan Nilai Tertinggi

Nama Peserta didik: Bintang Rizqi Pasha

Peneliti :Apakah kamu mempunyai kesulitan dalam mempelajari materi

Debat dan praktiknya?

Peserta didik :kadang-kadang

Peneliti :Apakah kamu menyukai metode Time Token Areds pada

pembelajaran debat?

Peserta didik : Iya.

Peneliti :Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran Time

Token Arends kamu dapat lebih mudah mempelajari

pembelajaran debat?

Peserta didik :kadang-kadang menjadi mudah, karena dengan menggunakan

metode Time Token Arends seluruh siswa dapat melatih

berbicara dan dalam praktiknya dapat melatih berbicara bahasa

Indonesia.

Peneliti :Apa yang kamu rasakan ketika berdebat mengunakan metode

Time Token Arends dengan tidak menggunakan metode

tersebut?

Peserta didik :berbicara sama dengan menggunakan metode tetapi untuk

waktu tidak enak karena dibatasi

Peneliti :Apa yang kamu pilih antara pembelajaran menggunakan

metode Time Token Arends dengan tidak menggunakan metode

tersebut?

Peserta didik :menggunakan metode Time Token Arends karena dengan

menggunakan itu seluruh siswa dapat bagian bicara bukan satu

atau dua orang saja, dan di akhir pembelajaran mendapat

hikmahnya.

Page 190: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

Transkip Wawancara Peserta Didik dengan Nilai Terendah

Nama Peserta didik: Dina Intan A.

Peneliti :Apakah kamu mempunyai kesulitan dalam mempelajari materi

Debat dan praktiknya?

Peserta didik :iya.

Peneliti :Apakah kamu menyukai metode Time Token Areds pada

pembelajaran debat?

Peserta didik : lumayan.

Peneliti :Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran Time

Token Arends kamu dapat lebih mudah mempelajari

pembelajaran debat?

Peserta didik :lumayan, karena setiap siswa diberi kesempatan untuk

berbicara dan akhirnya ikut berfikir tentang materinya juga.

Peneliti :Apa yang kamu rasakan ketika berdebat mengunakan metode

Time Token Arends dengan tidak menggunakan metode

tersebut?

Peserta didik :kalau pake metode Time Tiken Arends deg-degan soalnya

disuruh ngomong. Kalau ga pake biasa aja.

Peneliti :Apa yang kamu pilih antara pembelajaran menggunakan

metode Time Token Arends dengan tidak menggunakan metode

tersebut?

Peserta didik :pake metode Time Token Arends karena bagus bisa bikin

siswa lebih berani mengungkapkan pendapat dan jadi terbiasa.

Page 191: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34
Page 192: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34
Page 193: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34
Page 194: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34
Page 195: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34
Page 196: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34
Page 197: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34
Page 198: PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN ARENDS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48881/1/SKRIPS… · Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Debat 34

RIWAYAT PENULIS

Dhea Endah Judhanti dilahirkan di Jakarta,

pada 3 Februari 1997. Anak pertama dari tiga

bersaudara dari pasangan Juhaeni dan Hayanah. Penulis

tinggal di jl. Lingkar Selatan Kp. Baru Asih RT 08 RW

03, Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu, Kota

Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Penulis menempuh

pendidikan di TK Nurul Hikmah (2002-2003), SDN

Setu II (2003-2009), SMPN 8 Tangerang Selatan

(2009-2012), MAN 1 Kota Tangerang Selatan (2012-

2015), dan melanjutkan S1 tahun 2015 pada jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Riwayat

organisasi penulis selama kuliah yaitu pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan PBSI

tahun 2016 dan 2017, Teater Syahid tahun 2017 dan 2018. Judul skripsi penulis

berjudul Penggunaan Metode Time Token Arends Terhadap Kemampuan Berbicara

Debat Siswa kelas X MAN 1 Kota Tangerang Selatan. Alamat email penulis yaitu

[email protected].