PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM …
Transcript of PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM …
i
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DI
LABORATORIUM IPA DALAM MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR SISWA SMP 7 MUARO JAMBI
SKRIPSI
EKA ANGGRIANI SAPITRI
NIM : TB.150952
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
i
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DI
LABORATORIUM IPA DALAM MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR SISWA SMP 7 MUARO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
starata satu (S1) dalam Bidang Pendidikan Biologi
EKA ANGGRIANI SAPITRI
NIM : TB.150952
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Lintas Jambi-Ma. Bulian. KM. 16 Simpang Sungai Duren Muara Jambi
36363Telp/Fax: (0741) 583183-584118 website : www.iainjambi.ac.id
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
KodeDokumen KodeFormulir BerlakuTgl No. Revisi TglRevisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 25-12 -2019 R-0 - 1-1
Nomor : -
Lampiran : -
Perihal : Nota Dinas
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di _
Jambi
Assalamualaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi :
Nama : Eka Anggriani Sapitri
NIM : TB. 150952
Judul Skripsi : Penggunaan Laboratorium IPA Dalam Meningkatkan Minat
Belajar Siswa di SMP N 7 Muaro Jambi.
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Strata Satu dalam Program Studi Tadris Biologi.
Dengan ini kami berharap agar skripsi/ tugas akhir saudari tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jambi, April 2020
Pembimbing I,
Dr. Najmul Hayat, M.Pd.I
NIP. 197207011997031003
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Lintas Jambi-Ma. Bulian. KM. 16 Simpang Sungai Duren Muara Jambi
36363Telp/Fax: (0741) 583183-584118 website : www.iainjambi.ac.id
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
KodeDokumen KodeFormulir BerlakuTgl No. Revisi TglRevisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 25-12-2019 R-0 - 1-1
Nomor : -
Lampiran : -
Perihal : Nota Dinas
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di _
Jambi
Assalamualaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi :
Nama : Eka Anggriani Sapitri
NIM : TB. 150952
Judul Skripsi :Penggunaan Laboratorium IPA Dalam Meningkatkan Minat
Belajar Siswa di SMP N 7 Muaro Jambi.
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Strata Satu dalam Program Studi Tadris Biologi.
Dengan ini kami berharap agar skripsi/ tugas akhir saudari tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jambi, April 2020
Pembimbing II,
Devie Novallyan, M.Pd
NIP.198203272006042003
iv
v
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.
Adapunbagian-bagiantertentudalampenulisanskripsi yang
sayakutipdarihasilkarya orang
laintelahdituliskansumbernyasecarajelassesuaidengannorma,kaidah,
danetikapenulisanilmiah.
Apabilakemudianhariditemukanseluruhatausebagianskripsibukanhasilkary
asayasendiriatauterindikasiadanyaunsureplagiatdalambagian-
bagiantertentu,
sayabersediamenerimasanksisesuaidenganperaturandanperundangundanga
n yang berlaku.
Jambi, April 2020
Eka Anggriani Sapitri
NIM. TB150952
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk semua yang telah memberikan ketegaran
jiwa, mendukung, memotivasi, dan membantu terselesainya skripsi ini baik secara
material maupun spiritual
Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat, Hidayat, Taufik, serta
Inayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maha suci Allah
yang telah mengabulkan semua doa serta harapanku yang telah ku panjatkan
dihadapan-Nya hingga pada saat ini aku telah merasakan kenikmatan berkat
rahmat-Nya.
Bapak dan Ibu ku yang tercinta (Bapak Widodo dan Ibu Evidayanti)
yang selalu mendukungku, membimbingku, merawatku, memotivasiku dan selalu
mendo’akanku yang terbaik untuk ku. Terimakasih yang tak terhingga kuucapkan
kepada kedua malaikat tak bersayap yang kasih sayangnya tak akan pernah bisa
aku membalasnya.
Sahabat-sahabat ku yang telah membantuku dalam proses pembuatan
skripsi ku ini, memberikan motivasi, membantuku disaat susah, dan selalu ada
dikala susah maupun senang, terima kasih atas kebaikan kalian semua
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan yang maha’Alim
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga
skripsi ini dapat dirampungkan. Salawat dan salam atas Nabi SAW pembawa
risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksud untuk memenuh salah satu syarat akademik
guna mendapatan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Tarbiyah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian
skripsi ini tidak banyak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi baik
moril ataupun materil, untuk itu melalui kolom ini Penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’adi Asy’ari, MA, Ph.D sebagai Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd. sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Ibu Dr. Risnita, M.Pd
selaku wakil Dekan I, Bapak Dr. Najmul Hayat, M.Pd.I sebagai Wakil
Dekan II, Ibu Dr. Yusria, S.Ag, M.Ag sebagai Wakil Dekan III Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Reny Safita, S.Pt, M.Pd dan Ibu Dwi Gusfarenie M.Pd selaku Ketua
Program Studi Prodi Tadris Biologi dan Sekretaris Program Studi Tadris
Biologi
4. Bapak Dr, Najmul Hayat M.Pd.I selaku dosen Pembimbing I dan Ibu
Devie Novallyan, M.Pd selaku dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan
Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Ridwan, M.Psi sebagai dosen validator instrumen angket serta Ibu
Reny Safita, S.Pt, M.Pd Pd sebagai dosen validator RPP yang telah
meluangkan waktu dan pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam
penyusunan instrumen tes
viii
6. Bapak M. Suhaeri Suhur, SE selaku Kepala Sekolah, Ibu Maghdalena,
S.Pd selaku guru IPA, Bapak dan Ibu majelis guru sertastaf – staf di SMP
7. N 7 Muaro Jambi yang telah memberikan kemudahan kepada penulis
dalam memperoleh data dilapangan
Akhir semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal
semua pihak yang telah membantu.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Jambi, April 2020
Penulis
Eka Anggriani Sapitri
NIM. TB15052
ix
MOTTO
: بقرة ن )سورة ال ي ر اب ع الص م ن الل إ ج ة لا الص ر و ب االص وا ب ن ي ع ت وا اس ن ن آم ي ذ ل ا ا ا ه ي أ ا ي
)١٥٣
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholatmu sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-
Qur’an surah Al-Baqarah ayat 153.
x
ABSTRACT
Name : Eka Anggriani Sapitri
Major : Tadris Biology
Thesis Title :The Use of Science Laboratories on Student Learning
Interestat SMP N 7 Muaro Jambi.
In this study Classroom Action Research (CAR) was used.This study
aims to increase student interest in using the science laboratory. The VIII
A class consists of 32 students (10 male and 22 female) data collected
through observation, questionnaires and documentation. The analysis
used in this study is the analysis of qualitative and quantitative data.
Qualitative data derived from observasions of students interst and
activities during learning process. And quantitative data obtained from a
written test that is aquestion. The conclusion of this reseach is that using
the Naturai Science Laboratory can increase the interest in learning for
student of of class VIII A at SMP 7 Muaro Jambi. This is evidenced by an
increase in the percentage of students interest in learning by 43,25% in
the pre cycle, to 66,48% in the first cycle and 77,40% in the second cycle,
three fore the science laboratory is an effective place to carry out the
theaching and learning process and thre is able to stimulate students to
think creatively, train students to focus on lessons and stimulate
confidence.
Keywords: Science Laboratory, Learning, Education
xi
ABSTRAK
Nama : Eka Anggriani Sapitri
Jurusan :Tadris Biologi
Judul Skripsi :Penggunaan Laboratorium IPA Terhadap Minat Belajar
Siswa di SMP N 7 Muaro Jambi.
Dalam Penelitian ini digunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam
menggunakan laboratorium IPA. Adapun siswa kelas VIII A berjumlah
32 siswa (10 putra dan 22 putri) data yang dikumpulkan melalui
observasi, angket dan dokumentasi. Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
berasal dari hasil observasi terhadap minat siswa dan kegiatan selama
proses pembelajaran. Dan data kuantitatif diperoleh dari tes tertulis yaitu
angket. Kesimpulan penelitian ini adalah dengan menggunakan
Laboratorium IPA dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VIII A
di SMP N 7 Muaro Jambi. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan
persentase minat belajar siswa sebesar 43,25% pada pra siklus, menjadi
66,48% ddi siklus I dan 77,40 di siklus II. Oleh karena itu laboratorium
IPA merupakan tempat yang efektif untuk melaksanakan proses belajar
mengajar dan di sana mampu merangsang siswa berfikir kreatif, melatih
siswa untuk fokus terhadap pelajaran serta merangsang kepercayaan diri
siswa
Kata Kunci : Laboratorium IPA, Pembelajaran, Pendidikan
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
NOTA DINAS ...................................................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi
MOTTO ................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah................................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 5
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
E. Tujuan dan Kegiatan Penelitian .............................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori ......................................................................................... 6
1. Pengertian Laboratorium IPA ........................................................... 6
a. Fungsi Laboratorium ................................................................... 8
b. Jenis Sarana dan Prasarana Laboratorium IPA ......................... 9
2. Media Pembelajaran .......................................................................... 10
a. Posisi Media Pembelajaran ......................................................... 10
b. Fungsi dan Manfaat MediaPembelajaran................................... 10
xiii
3. Pengelola Kelas ................................................................................. 13
a. Pengertian Pengelola Kelas ........................................................ 13
b. Tujuan Pengelola Kelas. ........................................................ 14
c. Keterampilan Pengelola Kelas............................................... 15
4. Minat Belajar ................................................................................ 16
a. Pengertian Minat Belajar ....................................................... 16
b. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar..........................17
c. Unsur-unsur minat belajar ..................................................18
d. Fungsi minat belajar...............................................................21
e. Sebab timbulnya minat belajar...............................................23
f. Cara meningkatkan minat belajar...........................................25
g. Aspek-aspek minat belajar......................................................28
h. Indikator minat belajar............................................................29
5. Pengertian Belajar......................................................................... 31
a. Pembelajaran di laboratorium...............................................33
B. KerangkaBerpikir................................................................................ 38
C. Hipotesis .............................................................................................. 41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 42
B. Rancangan Tindakan ..........................................................................
C. Desain dan Prosedur Penelitian Tindakan ......................................... 44
D. Kriteria Keberhasilan Tindakan ......................................................... 46
E. Sumber Data ........................................................................................ 47
F. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 47
G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 48
H. Jadwal Penelitian ................................................................................ 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 49
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 58
xiv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 61
B. Saran ................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rencana dan Prosedur PTK ..................................................................... 43
Tabel 3.1 Kriteria Keberhasilan Tindakan ............................................................... 49
Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ...................................................................................... 50
Tabel 3.5 Daftar Inisial Siswa .................................................................................. 52
Tabel 3.6 Hasil Angket Minat Belajar Siswa Prasiklus ......................................... 53
Tabel 3.7 Hasil Angket Minat Belajar Siswa Siklus I ............................................ 53
Tabel 3.8 Hasil Angket Minat Belajar Siswa Siklus II ........................................... 55
Tabel 3.9 Persentase Peningkatan Angket Minat Belajar masing
masingPrasiklus.........................................................................................
.......56
Tabel 4.1 Hasil Skor dari Angket Minat Siswa Prasiklus....................................... 59
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir .................................................................. 38
Gambar 3.1 Siklus Kegiatan PTK ......................................................................... 45
Gambar 4.1 Hasil Peningkatan Persentase Angket Minat Belajar Siswa ........... 57
Gambar 4.2 Hasil Persentase Angket Minat Belajar Siswa Persiklus ............... 58
Gambar 4.3 Hasil Skor Dari Angket Minat Belajar Siswa Persiklus................. 58
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nilai IPA
Lampiran 2 Silabus
Lampiran 3 RPP
Lampiran 4 Daftar Alat Laboratorium Yang Harus Ada
Lampiran 5 Angket Minat Belajar
Lampiran 6 Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum yang ada saat ini diberlakukan semaksimal mungkin
mengakomodasi segala bentuk perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sehingga siswa dituntut untuk
memiliki keterampilan dan kemampuan yang sesuai dengan
perkembangan dan kemajuan iptek. Kondisi pembelajaran yang tertinggal
merupakan suatu kemunduran dunia pendidikan dalam melahirkan peserta
didik yang cerdas dan berkecakapan guna menjawab tuntutan kurikulum.
Guru sebagai pendidik dan pengajar harus mampu menciptakan
pembelajaran yang menarik di dalam kelas sehingga para siswa mampu
berkonsentrasi dan menaruh minat pada proses pembelajaran. Gagne
(dalam Pribadi, 2009), mendefinisikan istilah pembelajran sebagai “a set
of events embedded in purposeful activities that facilitate learning”.
Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan
dengan maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar. Sebagai
serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan maka guru dalam hal ini
harus merancang strategi pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan
pembelajaran tersebut. Strategi pembelajaran adalah suatu kondisi yang
diciptakan oleh instruktur dengan sengaja (metode, sarana prasarana,
materi, media, dsb), agar siswa dipermuadah dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan (Prawiladilaga dan Siregar, 2007: 4-
5).Media sebagai salah satu komponen yang harus diciptakan dalam
strategi pembelajaran memiliki peranan penting dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran tersebut. Menurut Hamidjojo (dalam Latuheru,
1988), media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh
manusia untuk menyampaikan/ menyebar ide, sehingga ide, atau
pendapat, atau gagasan yang dikemukakan/ disampaikan itu bisa sampai
pada penerima.Dalamdunia pendidikan, segala bentuk perantara tersebut
disebut sebagai media pembelajaran.
2
Media pembelajaran sebagai perantara dalam menyampaikan informasi
dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran),
sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa
dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
(Ibrahim, dkk, 2000:4). Penggunaan media pembelajaran di dalam kelas
sangat membantu guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa. Dengan
menggunakan media pembelajaran siswa akan lebih mudah terangsang
pemikirannya, selain itu media pembelajaran mampu memberikan
gambaran yang lebih jelas kepada siswa tentang materi yang
sedangdipelajari.
Laboratorium berasal dari kata laboratori yang memiliki pengertian yaitu
: (1) tempat yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen
di dalam sains atau melakukan pengujian dan analisis (2) bangunan atau
ruangan yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan penelitian
ilmiah ataupun praktek pembelajaran (3) tempat memproduksi bahan
kimia atau (4) tempat kerja untuk melangsungkan penelitian (5) ruang
kerja seorang ilmuwan dan tempat menjalankan eksperimen bidang studi
sains (kimia, fisika, biologi Laboratorium adalah suatu tempat dilakukan
kegiatan percobaan dan penelitian. Tempat ini dapat merupakaan ruangan
yang tertutup, kamar atau ruangan terbuka. Pada pembelajaran
IPA/Biologi siswa tidak hanya mendengarkan pembelajaran yang
diberikan guru mata pelajaran tertentu, tetapi ia harus melakukan kegiatan
sendiri untuk mendapatkan dan memperoleh imformasi lebih lanjut
tentang ilmu pengetahuan di laboratorium. Dengan laboratorium di
harapkan proses pembelajaran dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Melihat hal ini pemerintah telah membangun laboratorium-laboratorium
IPA di sekolah-sekolah dilengkapi dengan peralatan dan
fasilitasnya.Laboratorium dalam proses pembelajaran digunakan untuk
mencapai berbagai tujuan. Tujuan kognitif berhubungan dengan belajar
konsep-konsep ilmiah, proses pengembangan keterampilan, dan
meningkatkan pemahaman tentang metode ilmiah. Tujuan-tujuan praktis
3
berhubungan dengan pengembangan ketrampilan-ketrampilan dalam
melakukan pelatihan IPA, analisis data, berkomunikasi dan keterampilan-
keterampilan dalam bekerjasama antar kelompok. Tujaun afektif
berhubungan dengan motivasi terhadap sains, tanggapan dan kemampuan
dalam memahami lingkungan sekitar.
Laboratorium IPA tidak akan bermanfaat apabila tidak didukung
dengan sarana/alat yang ada di laboratorium untuk melaksanakan
praktikum. Kelengkapan sarana/alat dan bahan di dalam laboratorium IPA
diperlukan untuk menunjang kegiatan praktikum di laboratorium IPA. ada
empatsarana/alat kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh sebuah
laboratoriumIPA, yaitu perabot, alat peraga, perkakas, dan alat penunjang
lain. Sedangkan klasifikasi sarana/alat yang harus ada di laboratorium
IPA minimal ada lima, yaitu perabot, perlengkapan pendidikan yang
terdiri dari alat dan bahan percobaan serta alat peraga, media pendidikan,
bahan habis pakai, dan perlengkapan lain.
Penggunaan laboratorium agar efektif diperlukan pengeloaan yang
sebaik-baiknya, keberadaan dari kelangsungan suatu laboratorium sangat
tegantung dan pengelolaannya. Keberadaan dari kelangsungan
laboratorium sangat tergantung pada pengelolaannya. Pengelolaan adalah
proses merencanakan, mengorganisasikan melaksanakan serta melakukan
evaluasi. Bagi suatu sekolah untuk meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan siswa. Dengan adanya laboratorium, diharapkan siswa bisa
lebih mudah memahami materi yang dipelajari.
Sarana prasarana yang berupa laboraturium harus mencukupi jumlah siswa yang
ada disekolah tersebut, sehingga siswa dapat memegang satu alat labor. Namun
kenyataannya di lapangan sarana prasarana di dalam laboraturium ipa sering tidak
sesuai dengan apa yang ingin dipraktikumkan,sehingga siswa tidak banyak
mengenal bahan dan alat praktikum yang digunakan yang membuat siswa tidak
mengetahui nama-nama dari bahan dan alat yang ada di dalam laboraturium.
Laboraturium dapat digunakan sebagai metode atau sumber belajar IPA yang bisa
digunakan oleh guru dalam meningkatkan minat belajar siswa.
4
Laboratorium IPA merupakan suatu tempat menggali ilmu pengetahuan
yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan
bagaimana manusia bekerja secara sistematis, untuk mencapai tujuan dan
membuata sistem kerja sama lebih bermanfaat. Namun saat ini banyak
laboratorium IPA yang ada di sekolah belum dimanfaatkan secara
optimal, hal ini disebabkan kurangnya minat, pengetahuan pengelolaan
dan penggunaan dalam pemanfaatan sumber dayamanusia yang ada di
laboratorium tersebut. Laboratorium IPA dikelola untuk para pengguna
untuk di sesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. Untuk memanfaatkan
laboratorium sebagai sarana pendukung proses belajar mengajar di
sekolah seharusnya dapat dikelola dengan baik.
Pengelolaan laboratrorium berkairtan dengan pengelola dan pengguna,
fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, specimen IPA)
dan aktifitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga
keberlanjutan fungsinya. Para pengelola laboratorium hendaknya
memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja
sesuai tugas tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan pengelola
laboratorium di sekolah. Secara uum sebagai beikut: (1) Kepala sekolah
(2) wakil kepala sekolah (3) koordinator laboratorium (4) penanggung
jawab laboratorium (5) laboran. Para pengelola tersebut mempunyai tugas
dan kewenangan yang berbeda, namun tetap sinergi dalam pencapaian
tujuan berasama yang telah ditetapkan. .
Berdasarkan observasi awal yang dilaksanakan diSMP N 7 Muaro
Jambi.Peneliti mengamati bahwa saat pembelajaran siswa terlalu berfokus
pada materi yang ada dibuku pembelajaran dan mendengarkan materi
yang disampaikan oleh pengajar dengan metode ceramah, tanpa
menggunakan fasilitas sekolah yaitu laboratorium sebagai metode dalam
penyampaian materi sehingga kemampuan siswa terhadap minat belajar
siswa.
5
B. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran IPA
2. Siswa mudah bosan saat mengikuti proses pembelajaran yang masih
menggunakan metode ceramah.
3. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran di kelas.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih jelas dan terarah, peneliti memberikan batasan
masalah, antara lain:
Mengetahui bagaimana penggunaan media pembelajaran di laboratorium
IPA dalam meningkatkan minat belajar siswa yang ada di SMP 7 Muaro
Jambi.
D. Rumusan Masalah
Bagaimana penggunaan media pembelajaran di laboratorium IPA dalam
meningkatkan belajar siswa di SMP 7 Muaro Jambi ?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui :
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahuipenggunaan laboratorium IPA dalam
meningkatkan minat belajar siswa di SMP 7 Muaro Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu karya ilmiah
yang dapat menambah kajian keilmuan dalam dunia pendidikan.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pemikiran yang
positif bagi guru tentang penggunaan laboratorium IPA dalam
meningkatkan minat belajar siswa di SMP Negeri 7 Muaro Jambi.
c. Bagi penulis, akan jadi pembelajaran yang berharga mengenai
bagaimana penggunaan sarana dan prasarana pendidikan yang akan
berguna nantinya.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Laboratorium IPA
Setiap lembaga pendidikan di era modern sangat tergantung dengan
kehadiran sarana dan prasarana.Tidak ada satu sekolahpun yang
mengabaikan sarana dan prasarana bagi proses pendidikan. Peningkatan
mutu pendidikan bisa dilakukan melalui kegiatan pembenahan sarana dan
prasarana.
Dalam pembelajaran IPA untuk menerapkan metode ilmiah
dibutuhkan laboratorium sebagai sarana atau tempat untuk melakukan
kegiatan pratikum. Pemanfaatan laboratorium atau kegiatan pratikum
merupakan bagian dari proses belajar mengajar. Melalui kegiatan
praktikum, siswa dapat membuktikan konsep atau teori yang sudah ada
dan dapat mengalami proses atau percobaan itu sendiri, kemudian
mengambil kesimpulan, sehingga dapat menunjang pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran. Dalam hal ini, jika siswa lebih paham terhadap
materi pelajaran diharapkan hasil belajarnya dapat meningkat.
Pengelolaan laboratorium merupakan suatu usaha untuk mengelola
laboratorium dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar mengajar IPA. Pengelolaan laboratorium IPA berkaitan
dengan pengelola dan pengguna fasilitas laboratorium, serta aktivitas
praktikum yang dilaksanakan di laboratorium. Tanggung jawab
pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik
pengelola maupun pengguna. Pengelolaan laboratorium meliputi
perencanaan (tata letak tata ruang laboratorium, koordinasi kegiatan
praktikum dengan guru), pelaksanaan (menyusun jadwal kegiatan
laboratorium, pelaksanaan praktikum), evaluasi (mengevaluasi kegiatan
laboratorium, menyusun laporan kegiatan laboratorium, monitoring). Hal
ini sesuai teori, bahwa pengelolaan laboratorium meliputi;
7
mengkoordinasikan kegiatan praktikum, menyusun jadwal kegiatan
laboratorium, memantau pelaksanaan dan apabila dibelajarkan kepada
peserta didik akan menjadikan pembelajaran sains lebih bermakna. Oleh
karena itu praktikum IPA juga harus mampu menumbuhkan kemampuan
berpikir kritis siswa terhadap hal-hal yang diamati kaitannya dengan
secara teori maupun dengan segala hal yang dijumpai dalam kehidupan
nyata. Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu bagian dari
keterampilan menganalisis. Hal ini sangat penting untuk ditumbuhkan
melalui kegiatan laboratorium. Kegiatan laboratorium hendaknya
memang mampu menumbuhkan beberapa keterampilan yaitu
keterampilan proses (meliputi mengamati, mengukur, memanipulasi objek
fisik), keterampilan menganalisis (meliputi bernalar, berpikir deduktif,
dan berpikir kritis), keterampilan berkomunikasi (meliputi kemampuan
mengorganisasi informasi dan menulis laporan), serta konseptualisasi dari
fenomena ilmiah.mengevaluasi kegiatan laboratorium serta menyusun
laporan kegiatan laboratorium.
Kesuksesan suatu laboratorium dalam menunjang pembelajaran sangat
tergantung oleh semua pihak baik kepala sekolah, wakil kepal sekolah,
guru, laboran serta siswa itu sendiri. Pengelola laboratorium harus
memiliki keterampilan yang cakap dan mampu mengembangkan
keterampilan proses sains siswa.Pembelajaran di laboratorium hendaknya
mampu mengkaitkan situasi dalam kehidupan sehari-hari dengan secara
teori. Pembelajaran di laboratorium merupakan sebagai wujud
membelajarkan siswa terkait proses penyelidikan dengan bertujuan untuk
membangun sikap ilmiah dan menerapkan kerja ilmiah dalam
menemukan konsep-konsep (produk) sains. Kerja ilmiah dalam penemuan
konsep sains dikenal dengan nama keterampilan proses sains, yaitu
keterampilan berpikir, bernalar, dan bertindak secara logis untuk meneliti
dan membangun konsep sains yang berguna dalam proses pemecahan
masalah.
8
Laboratorium IPA sebagai salah satu sarana pendidikan IPA, sebagai
tempatpeserta didik berlatih dan kontak dengan objek yang dipelajari
secaralangsung, baik melalui pengamatan maupun percobaan
(Sudaryanto, dkk.,1998: 2). Secara etimologi kata ”laboratorium” berasal
dari kata latin yang berarti ”tempat bekerja” dan dalam perkembangannya
kata ”laboratorium” mempertahankan arti aslinya yaitu ”tempat bekerja”,
akan tetapi khusus untuk keperluan penelitian ilmiah. Ketika IPA/sains
merasa perlu mengadakan ruang-ruang siswa melakukan kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan saing. Sains merupakan suatu ilmu
empiris, yaitu ilmu yang didasari atas
pengamatan dan eksperimentasi merupakan bagian dari pendidikan sains.
Laboratorium yang digunakan untuk kegiatan ini disebut sebagain
laboratoriumsains sekolah (Kertiasa, 2006: 2).
a. Fungsi Laboratorium
Secara garis besar laboraturium dalam proses pendidikan adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai tempat untuk berlatih mengemangkan keterampilan
intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji
gejala-gejala alam.
2. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan
bertambah keterampilannya dalammempergunakan alat-alat media
yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat
kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungan alam dan
sosial.
4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah
seorang calon ilmuan.
Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan
pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.
9
b. Jenis Sarana dan Prasarana Laboratorium IPA
Laboratorium IPA tidak akan bermanfaat apabila tidak didukung
dengan sarana/alat yang ada di laboratorium untuk melaksanakan
praktikum. Kelengkapan sarana/alat dan bahan di dalam laboratorium
IPA diperlukan untuk menunjang kegiatan praktikum di laboratorium
IPA. ada empatsarana/alat kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh
sebuah laboratoriumIPA, yaitu perabot, alat peraga, perkakas, dan alat
penunjang lain. Sedangkan klasifikasi sarana/alat yang harus ada di
laboratorium IPA minimal ada lima, yaitu perabot, perlengkapan
pendidikan yang terdiri dari alat dan bahan percobaan serta alat
peraga, media pendidikan, bahan habis pakai, dan perlengkapan lain.
Adanya kelengkapan sarana pembelajaran seperti tersedianya
laboratorium diharapkan dapat mendukung kelancaran proses belajar
mengajar. Secara garis besar fungsi laboratorium (Soejitno dalam
Sobiroh, 2006: 10) adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima
sehingga teori dan praktik bukan merupakan dua hal yang
terpisah. Keduanya saling kaji mengkaji dan saling mencari dasar.
2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi siswa.
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat
kebenaran ilmiah dari suatu objek dalam lingkungan alam dan
lingkungan sosial.
4. Menambah keterampilan dalam menggunakan alat dan media
yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.
5. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah
seorang calon ilmuwan.
6. Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai akibat
keterampilan yang diperoleh, penemuan yang didapatkan dalam
proses kegiatan kerja di laboratorium.
10
2. Media Pembelajaran
Menurut AECT Task Fource (dalam Latuheru, 1998), kata
“media” adalah bentuk jamak dari “medium” yang berasal dari bahasa
latin “medius” yang berarti “tengah”. Dalam bahasa indonesia, kata
“medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang”. Pengertian
media mengarah pada sesuatu yang mengantar/ meneruskan penyajian
informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan.
Media adalah segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam
suatu prosees penyajian informasi.
Menurut Hamidjojo (dalam Latuheru, 1998), Media adalah segala
bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan
atau menyebar ide,pendpat atau gagasan yang disampaikan bisa
sampai pada penerima.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yaang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran),
sehinggadapat merangsang perhatian,minat.pikiran dan perasaan
siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu (Ibrahim,dkk, 2000:4 ).
a. Posisi Media Pembelajaran.
Media pembelajaran menempati posisis yang cukup penting dalam
pembelajaran karena pada dasarnya proses pembelajaran
merupakan proses komunikasi, dan setiap proses komunikasi
membutuhkan media. Tanpa media, proses komunikasi tidak akan
terjadi dan proses pembelajaran tidak akan berlangsung secara
optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari
sistem pembelajaran (Daryanto, 2010:6).
b. Fungsi dan Manfaat MediaPembelajaran.
Hamalik (dalam Arsyad, 2013) mengemukakakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
11
belajar, dan bahkan membawa pengaruh- pengaruh
psikologis terhadap siswa. Selain membangkitkan motivasi
dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu
siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data yang
menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan
memadatkan informasi.
Levie & Lenzt (dalam Arsyad, 2013), mengemukakan empat fungsi
media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
1. Fungsi atensi. Fungsi atensi media visual yaitu
menarik dan mengarahkan perhatian siswa
untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang
berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks
materipelajaran.
2. Fungsi afektif. Fungsi afektif media visual
dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar (atau membaca) teks yang
bergambar. Gambar atau lambang visual dapat
menggugah emosi dan sikapsiswa.
3. Fungsi kognitif. Fungsi kognitif media visual
yaitu memperlancar pencapaian tujuan
pembelajaran untukmemahami.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan
belajar sebab tidak
hanyamendengarkanguru,tetapijugaaktivitaslai
nsepertimengamati melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-
lain.
Pemilihan MediaPembelajaran
Dick and Carey (dalam Ibrahim, 2000)
menyebutkan bahwa disamping kesesuaian
12
dengan tujuan perilaku belajarnya, ada empat
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan media, yaitu: (1) ketersediaan sumber
belajar setempat (jika tidak ada harus dibuat atau
dibeli), (2) ketersediaan dana untuk membuat atau
membeli, (3) keluwesan, kepraktisan, dan
ketahanan media yang akan dipilih untuk waktu
yang lama, dan (4) efektifitas biaya dalam waktu
yang panjang.
Kriteria pemilihan media bersumber dari
konsep bahwa media merupakan bagian dari
sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu
ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan
dalam pemilihan media (Arsyad, 2103:74- 76):
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional
yang telah ditetapkan secara umum mengacu
kepada salah satu atau gabuangan dari dua atau
tiga ranah kognitif, afektif, danpsikomotor.
2. Tepat untuk mendukung isi pembelajaran yang
sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi. Agar dapat membantu proses
pembelajaran secara efektif, media harus
selaras atau sesuai dengan kebutuhan tugas
pembelajaran dan kemampuan mental siswa.
3. Praktis, luwes dan bertahan. Media yang
digunakan sebaiknya dapat digunakan
dimanapun dan kapanpun, dengan peralatan
yang teredia di sekitarnya, serta mudah
dipindahkan kemana- mana.
13
4. Guru terampil menggunakannya. Apapun
media itu, guru harus mampu
menggunakannya dalam prosea pembelajaran.
5. Mutu teknis. Pengembangan visual baik
gambar maupun fotografi harus memenuhi
sayrat tertentu. Misalnya, visual pada slide
harus jelas dan informasi atau pesan yang
ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh
terganggu oleh eleman lain yang berupa
latarbelakang.
3. PengertiananPengelolaan Kelas
a. Pengertian pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yakni kata pengelolaandan
kata kelas.Untuk mendefenisikan istilah pengelolaan kelas
perlumelacak defenisi kedua kata tersebut. Kata pengelolaan
memilikimakna yang sama denganmanagementdalam bahasa
Inggris,selanjutnya dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen.
MenurutSaiful Sagala manajemen adalah serangkaian kegiatan
pendayagunaansegala sumber daya secara efektif untuk mencapai
suatu tujuan. Kelasadalah ruangan yang dibatasi olehempat
dinding tempat sejumlahsiswa berkumpul untuk mengikuti proses
pembelajaran.
MenurutSyaiful Bahfri Djamahpengelolaan kelas
adalahketerampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi
belajaryang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan
dalamproses interaksi edukatif. Dengan kata lain, kegiatan-
kegiatanuntuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang
optimalbagi terjadinya proses interaksi edukatif. Yang dimaksud
dalam halini misalnya penghentian tingkah laku anak yang
menyelewengperhatian kelas, perhatian ganjaran bagi ketepatan
waktupenyelesaian kerja siswa, atau penetapan norma kelompok
produktif.
14
Mulyasamengemukakan bahwapengelolaan kelas
merupakanketerampilan guru untuk menciptakan iklim
pembelajaran yangkondusif dan mengendalikannya jika terjadi
gangguan dalampembelajaran.Sedikitnya terdapat tujuh hal yang
harus diperhatikanuntuk menciptakan iklim pembelajaran yang
kondusif danmenyenangkan yaitu ruang belajar, pengaturan sarana
belajar, susunantempat duduk, penerangan, suhu, pemanasan
sebelum masuk materiyang akan dipelajari, dan bina suasana
dalam belajar.
b. Tujuan Mengelola Kelas
Tujuan pengelolaan kelas adalahsebagai
berikutpertama,mewujudkan situasi dan kodisi kelas, baik secara
lingkungan belajarmaupun sebagai kelompok belajar yang
memungkinkan siswa untukmengembangkan kemampuan
semaksimal mungkin. Kedua,menghilangkan berbagai hambatan
yang dapat menghalangi terwujudnyainteraksi pembelajaran.
Ketiga, menyediakan dan mengatur fasilitas sertaperabot belajar
yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuaidengan
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual
siswadalamkelas.Keempat, membina dan membimbing sesuai
dengan latar belakangsosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat
individunya.
Sedangkan menurut Nurhasnawati tujuan pengelolaan kelas yaitu:
1. Mendorong siswa untuk mengembangkan tanggung
jawabindividuterhadap tingkah lakunya.
2. Membantu siswa agar mengerti tingkah laku yang sesuai
dengantata tertib kelas.
3. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri sendiri
diridalam tugas serta tingkah laku sesuai dengan kegiatan
kelas.
Selanjutnya Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa
tujuanpengelolaan kelas adalah agar setiap siswa dikelas dapat
15
bekerja dengantertib sehingga segera tercapai tujuan
pengejaran secara efektif dan efisien.Indikator kelas yang tertib
adalah sebagi berikut:
a. setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada
anakyang terhenti karena tidak tahu akan tugasnya.
b. setiap anak harus melakukan pekerjaan tanpa
membuangwaktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya
agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahawa tujuan
pengelolaankelas adalah untuk mewujudkan suasana belajar
mengajar yang efektif danmenyenangkan serta dapat
memotivasi siswa untuk belajar dengan baiksesuai dengan
kemampuannya dan menghilangkan hambatan yang dapat
mengganggu pembelajaran sehingga dapat
tercapainyaefektifitas/keberhasilan pembelajaran.
c. Keterampilan Mengelola Kelas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Keterampilan berasal
dari kata “terampil” yang artinya cakap dalam menyelesaikan
sesuatu atau menyelesaikan tugas. Berarti keterampilan
adalah“kecakapan untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan
cermat”.Keterampilan atau (skill)adalah suatu proses
emosional, dan intelektual.Menurut Alfonso 1981mengatakan
bahwaketerampilan (skill)dapat dikonotasikan sebagai
sekumpulan pengetahuan dan kemampuan yang harusdikuasai,
dia dapat dipelajari, dideskripsikan, dan diverifikasi untuk
mencapai hasil tertentu.
Dari uraian di atas, maka dapat peneliti simpulkan
bahwaketerampilan adalahsuatu kemampuan atau kecakapan
yang harus dikuasai dan dimiliki oleh gurudalam melakukan
kegiatan,dan menyelesaikan kegiatan,untuk mencapai suatu
tujuan yang diinginkansetelah mengalami proses
latihan.Defenisi yang baik untuk mengajar, menurut J. Mursell
16
1980 adalah mengorganisasi pelajaran untuk memperoleh
hasil-hasil yang otentik.Mengajar membutuhkan keahlian dan
keterampilan-keterampilan tertentu yang dikemas dengan
profesional. Sebab, aktivitas pengajaran sangatlah penting
dalam mencapai tujuan pendidikan, yaitu mengubah,
mengembangkan dan mendewasakan anak didik.Keterampilan
dasar mengajar guru secara aplikatif indikatornya yang
dikemukakan oleh Turney, 1973 dapat digambarkan melalui 8
keterampilan dasar mengajar guru yaitu:
1. Keterampilan bertanya.
2. Keterampilan memberi penguatan.
3. Keterampilan mengadakan variasi
4. Keterampilan menjelaskan.
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
6. Keterampilan membimbing kelompok kecil.
7. Keterampilan mengelola kelas.
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
4. Minat Belajar Siswa
a. Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan. Seseorang yang
berminat terhadap suatu aktivitas dan memperhatikan itu secara
konsisten dengan rasa senang. Minat dapat menjadi sebab sesuatu
kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan.
Karena itu minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar
untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui
usaha, pengajaran atau pengalaman.
Kondisi kejiwaan sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar.
Itu berarti bahwa minat sebagai suatu aspek kejiwaan melahirkan
daya tarik tersendiri untuk memperhatikan suatu obyek tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa
17
kurangnya minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa
ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan
sikap penolakan kepada guru. Perasaan subyektif siswa tentang mata
pelajaran atau seperangkat tugas dalam pelajaran banyak dipengaruhi
oleh persepsinya tentang mampu tidaknya ia dalam menyalesaikan
tugas-tugas itu. Pada gilirannya, persepsinya adalah berdasarkan pada
riwayat sebelumnya dan penilaian sebelumnya mengenai hasil belajar
dari tugas-tugas itu.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:132) “Minat adalah kecenderungan
yang menatap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan
memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara
diri sendiri dengan sesuatu dari luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minat”.
Sedangkan Slameto (2010:180) menyatakan bahwa “Minat
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang
yang berminat terhadap sesuatu aktivitas dan akan memperhatikan
aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang dikarenakan hal
tersebut datang dari dalam diri seseorang yang didasarkan oleh rasa
suka dan tidak adanya paksaan dari pihak luar.
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat
Minat dapat didefinisikan secara sederhana yaitu sumber
motivasi atau daya dorongan yang dimiliki siswa untuk
melakukan hal yang memusatkan perhatian dan rasa ketertarikan
terhadap objek atau situasi tertentu guna mencapai tujuan yang
diinginka. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat
adalah sebagai berikut :
18
1. Faktor-faktor yang bersumber pada siswa itu sendiri.
a. Tidak mempunyai tujuan yang jelas.
b. Bermanfaat atau tidaknya suatu yang dipelajari bagi
individu siswa.
c. Kesalahan yang sering mengganggu.
d. Adanya masalah atau kesukaran kejiwaan.
Dapat disimpulkan bahwa faktor yang bersumber pada
siswa yang apabila tujuan belajarnya jelas, pelajaran dirasa
bermanfaat bagi siswa, kesehatan yang dimiliki siswa stabil dan
tidak sering mengalami masalah kejiwaan seperti emosi labil
maupun gangguan dalam proses berfikir akan berpengaruh besar
terhadap tumbuhnya minat belajar siswa.
c. Unsur-unsur Minat Belajar
Dari pengertian di atas, maka di sini ada unsur-unsur dari minat
belajar, di antaranya:
1. Perasaan
Perasaan sebagai salah satu fungsi psikis yang penting
yangdiartikan sebagai suatu keadaan jiwa akibat adanya
peristiwa-peristiwa yang pada umumnya datang dari luar.
Perasaan senang sesungguhnya akan menimbulkan minat
tersendiri yang diperkuat dengan nilai positif, sedangkan
perasaan tidak senang akan menghambat dalam belajar karena
tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat
dalam belajar.Dalam kaitannya dengan perasaan senang ada
juga perasaan yang lain yang dapat menimbulkan minat dalam
belajar, yaitu perasaantertarik. Seorang peserta didik merasa
tertarik dengan suatu pelajaran apabila pelajaran itu sesuai
dengan pengalaman yang didapat sebelumnya dan mempunyai
sangkut-paut dengan dirinya. Begitu pula sebaliknya, seorang
peserta didik merasa tidak tertarik dengan suatu pelajaran
19
apabila pelajaran itu tidak sesuai dengan pengalaman yang
didapat sebelumnya. Oleh karena itu, peserta didik yang merasa
tidak tertarik dengan pelajaran tersebut maka dengan sendirinya
peserta didik akan berusaha untuk menghindar. Jadi dalam
menumbuhkan minat belajar dalam diri peserta didik harus ada
perasaan senang dan tertarik sehingga peserta didik akan senang
hati mengikuti pelajaran tersebut.
b) Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada
suatu obyek. memegang peranan penting dalam proses belajar
mengajar. Dan menurut Daryanto, tingkat yang lebih tinggi dari
menaruh perhatian adalah menaruh minat. Minat dan perhatian
merupakan suatu gejala jiwa yang selalu berkaitan. Seorang
peserta didik yang memiliki minat dalam belajar akan timbul
perhatiannya terhadap pelajaran tersebut. Tidak semua peserta
didik mempunyai perhatiannya yang sama terhadap pelajaran,
oleh karena itu diperlukan kecakapan guru dalam
membangkitkan perhatian peserta didik. Di sini diklasifikasikan
dalam dua jenis perhatian, yaitu:
1) Perhatian yang sengaja dibangkitkan oleh guru. Untuk
membangkitkan perhatian yang disengaja, seorang guru
haruslah dapat menunjukkan pentingnya materi pelajaran yang
disajikan. Guru mampu menghubungkan antara pengetahuan
peserta didik dengan materi yang disajikan. Selain itu, guru
juga berusaha merangsang peserta didik agar melakukan
kompetisi belajar yang sehat.
2) Perhatian yang spontan yang timbul dari dalam diri siswa
sendiri. Perhatian spontan sebenarnya dapat dibangkitkan ketika
dalam kegiatan belajar mengajar, guru sudah
mempersiapkannya dengan baik. Baik yang dipersiapkannya itu
berupa bahan ajar seperti persiapan alat peraga sebagai media.
Dan sedapat mungkin menghindari hal-hal yang dianggap tidak
20
diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar.
c) Motif
Kata motif diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di
dalam subyek untuk melakukan keaktifitasan tertentu demi
tercapainya suatu tujuan. Seseorang melakukan aktifitas belajar
karena ada yang mendorongnya. Motifasilah sebagai dasar
penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Bila
seseorang sudah termotifasi untuk belajar maka dia akan
melakukan aktifitas belajar dalam rentangan waktu tertentu.
Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat diperlukan
sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi untuk belajar
tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar. Hal ini
merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu
menyentuh kebutuhannya. Jadi motif merupakan dasar
penggerak yang mendorong aktifitas belajar seseorang sehingga
dia berminat terhadap sesuatu obyek karena minat adalah alat
pemotivasi dalam belajar.
2. Faktor-Faktor yang bersumberdari lingkungan sekolah
a. Cara menyampaikan pelajara.
b. Adanya konflik pribadi antara guru dan siswa.
c. Suasana lingkungan sekolah.
Pada faktor minat belajar yang bersumber dari lingkungan
sekolah dapat disimpulkan bahwa cara menyampaikan pelajaran
oleh guru yang baik dan tepat sasaran, konflik pribadi antara guru
dengan siswa yang bersifat positif dan suasana lingkungan
sekolah yang nyaman dan kondusif dapat meningkatkan minat
belajar siswa disekolah.
3. Faktor yang bersumber dari keluarga dan masyarakat.
a. Masalah Broken home.
b. Perhatian utama siswa dicurahkankepada kegiatan-
kegiatan di luar sekolah.
21
Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga dan
masyarakat dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Dapat
disimpulkan bahwa Broken Home merupakan faktor utama dari
lingkungan keluarga yang sangat bepengaruh pada minat belajar
siswa. Kemudian pada lingkungan masyarakat, perhatian siswa
yang besar kepada kegiatan masyarakat dan luar sekolah
menyebabkan minat belajar siswa cenderung rendah.
c. Fungsi Minat Dalam Belajar.
Secara lebih terinci arti dan peranan penting minat dalam kaitannya
dengan pelaksanaan belajar atau studi ialah:
a. Minat melahirkan perhatian yang serta merta
Perhatian seseorang terhadap sesuatu hal dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu perhatian yang serta merta, dan
perhatian yang dipaksakan, perhatian yang serta merta
secara spontan, bersifat wajar, mudah bertahan, yang
tumbuh tanpa pemaksaan dan kemauan dalam diri
seseorang, sedang perhatian yang dipaksakan harus
menggunakan daya untuk berkembang dan
kelangsungannya.
b. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi
Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran
seseorang. Perhatian serta merta yang diperoleh secara
wajar dan tanpa pemaksaan
tenaga kemampuan seseorang memudahkan
berkembangnya konsentrasi, yaitu memusatkan pemikiran
terhadap sesuatu pelajaran. Jadi, tanpa minat konsentrasi
terhadap pelajaran sulit untuk diperhatikan.
c. Minat mencegah gangguan perhatian di luar
Minat studi mencegah terjadinya gangguan perhatian dari
sumber luar misalnya, orang berbicara. Seseorang mudah
22
terganggu perhatiannya atau sering mengalami pengalihan
perhatian dari pelajaran kepada suatu hal yang lain, kalau
minat studinya kecil. Dalam hubungan ini Donald Leired
menjelaskan bahwa gangguan-gangguan perhatian
seringkali disebabkan oleh sikap bathin karena sumber-
sumber gangguan itu sendiri. Kalau seseorang berminat
kacil bahaya akan diganggu perhatiannya.
d. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam
ingatan
Bertalian erat dengan konsentrasi terhadap pelajaran ialah
daya mengingat bahan pelajaran. Pengingatan itu hanya
mungkin terlaksana kalau seseorang berminat terhadap
pelajarannya.
e. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri.
Kejemuan melakukan sesuatu atau terhadap sesuatu hal
juga lebih banyak berasal dari dalam diri seseorang
daripada bersumber pada hal-hal di luar dirinya. Oleh
karena itu, penghapusan kebosanan dalam belajar dari
seseorang juga hanya bisa terlaksana dengan jalan pertama-
tama menumbuhkan minat belajar dan kemudian
meningkatkan minat itu sebesar-besarnya.
Minat dikatakan sebagai salah satu faktor penting yang ikut
menentukan berhasil atau tidaknya belajar siswa. Minat dikatakan
sebagai aspek kejiwaan karena sangatlah pribadi dan berkembang
sejak masa kanak-kanak. pada semua usia, minat mempunyai
peranan penting dalam kehidpan seseorang dan mempunyai
dampak yang besar dalam perilaku dan sikap. Hal ini terutama
selama masa kanak-kanak, karena setiap aktivitas anak ditentukan
oleh minat yang berkembang dalam setiap pertumbuhannya..
minat berhubungan erat dengan sikap kebutuhan seseorang dan
mempunyai fungsi yaitu (Elizabeth, 1989, hal 166):
23
1. Sumber motivasi yang kuat untuk belajar.
Anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan baik permainan
maupun pekerjaan akan berusaha lebih keras untuk belajar
dibandingkan dengan anak yang kurang berminat.
2. Minat mempengaruhi bentuk intensitas aspirasi anak.
Anak mulai berfikir tentang pekerjaan mereka di masa
mendatang. Misalnya menentukan apa yang mereka lakukan
pada saat mereka dewasa, makin yakin mereka mengena
pekerjaan yang diinginkan.
3. Menambah kegairahan pada setiap kegiatan yang ditekuni.
Anak-anak berminat terhadap sesuatu pekerjaan atau kegiatan,
pengalaman mereka jauh lebih menyenangkan daripada bila
mereka bosan.
Jadi, fungsi dari minat itu sendiri adalah sebagai sumber
motivasi untuk mempengaruhi aspirasi anak serta sebagai
penumbuh dan penambah kegairahan pada suatu kegiatan
sehingga seorang anak menjadi senang untuk melakukannya,
serta sebagai pendorong atau daya gerak bagi setiap anak
untuk bisa mengerjakan sesuatu yang lebih baik.
d. Sebab-Sebab Timbulnya Minat Belajar
Minat pada dasarnya timbul didahului oleh suatu pengalaman disamping
adanya rangsangan-rangsangan dari suatu obyek (pelajaran) yang
ada kaitannya dengan kebutuhan dirinya.Sehubungan dengan
proses meningkatkan minat belajar ini, seperti apa yang dikatakan
oleh Leater D. Croph bahwa guru di hadapkan terutama dengan
penemuan yang diperoleh sesudahnya pada suatu tingkat belajar,
sehingga akan dapat merencanakan pelajarannya untuk
menentukan tingkat perbedaan perhatian-perhatian yang timbul
dari pengalaman-pengalaman.9Adapun sebab-sebab yang
menimbulkan minat belajar adalah sebagai berikut:
24
a. Menguasai Bahan atau Materi
Sebagai seorang guru atau pembimbing harus menguasai materi
yang akan diberikan atau disampaikan kepada siswa, karena
ketelitian dan kejelian seseorang dalam menerima pelajaran dapat
pula akan menjatuhkan wibawa seorang guru, apabila tidak
menguasai bahan yang diajarkan. Menurut M. Athiyah Al
Abrosyi menerangkan: “Seorang guru harus sanggup menguasai
mata pelajaran yang diberikan serta memperdalam
pengetahuannya tentang itu sehingga janganlah pelajaran itu
bersifat dangkal tidak melepaskan dahaga dan tidak
mengenyangkan lapar.”
b. Penggunaan Metode
Penggunaan metode pengajaran yang baik membuat para siswa
dapat menangkap dengan baik. Siswa akan merangsang minat
untuk dapat belajar dengan sungguh-sungguh, penggunaan
metode merupakan faktor penting dalam membuka cakrawala
pengetahuan dan pandangan yang luas, sebagai sarana
pengaplikasian ilmu secara sistematis. Penggunaan metode
pengajaran yang tidak sesuai dengan apa yang diberikan, akan
memalingkan dari materi yang akan diajarkan serta menimbulkan
kebosanan dalam diri mereka. Zakiyah Darajat mengemukakan
bahwa: “Metode mengajar sebagai proses belajar mengajar yang
tepat harus dapat membuat proses belajar mengajar sebagai
pengalaman hidup yang menyenangkan dan berarti bagi anak
didik.”
c. Penampilan (Performance) dalam Mengajar
Penampilan yang diberikan dalam mengajar seharusnya menarik,
menyenangkan dan lugas, sehingga memberikan wahana pesona
bagi siswa untuk dapat menerima pelajaran dan meningkatkan
kemampuannya. Penampilan guru yang baik dapat membantu
menumbuhkan dan membangkitkan minat belajar siswa, dapat
membantu memusatkan perhatian siswa, dapat mengurangi
25
kelelahan belajar.
d. Kegairahan dan kesediaan untuk belajar
Seorang guru yang pengalamannya luas tidak akan memaksa
muridnya untuk mempelajari sesuatu diluar kemampuannya dan
tidak akan memompa otaknya dengan kemampuan yang tidak
sesuai dengan kematangannya atau tidak sejalan dengan
pengalaman yang lalu serta tidak akan menggunakan metode yang
tidak sesuai dengan mereka dan tidak membangkitkan keadaan
jiwa mereka.
e. Mengevaluasi suatu pelajaran
Mengadakan evaluasi terhadap satuan pelajaran adalah suatu
pekerjaan yang penting bagi seorang guru untuk mengetahui
sejauh mana hasil proses belajar mengajar. Bagi siswa kegiatan
evaluasi tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kemampuannya
dalam mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh guru. Dalam
mengevaluasi ini guru mempersoalkan sampai manakah tujuan
yang dicapai.
e. Cara Membangkitkan Minat Belajar
Membangkitkan minat belajar siswa, merupakan hal yang
berkaitan dengan peranan seorang guru sebagai kunci dalam
proses belajar mengajar. Kalaupun kemampuan seorang guru
dalam bidang studinya ataupun pengalaman yang dimiliki
mempunyai nilai lebih dari siswanya, merupakan hal yang tidak
patut diandalkan oleh seorang guru. Karena kemampuan yang
lebih tersebut belum tentu dapat diterima oleh seorang siswa,
akan menjadi sumber timbulnya rasa simpatik siswa kepada
pengetahuan yang telah diberikan. Disamping itu kegiatan
mengajar adalah suatu aktifitas yang sangat kompleks pula.Untuk
merealisir metode atau cara peningkatan minat belajar, maka
harus mengetahui prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam
proses mengajar. Menurut Roestiyah, prinsip-prinsip umum yang
26
diberikan adalah:
a. Sebagai Fasilitator (menyediakan situasi dan kondisi yang
dibutuhkan oleh
individu yang belajar)
b. Sebagai Pembimbing (memberikan bimbingan kepada siswa
dalam interaksi belajar)
c. Sebagai Motivator (memberikan dorongan semangat)
d. Sebagai Organisator (mengorganisir kegiatan siswa maupun
guru)
e. Sebagai Manusia Sumber (memberikan informasi)
Dengan prinsip-prinsip diatas, maka seorang guru akan mengetahui
adanya kesulitan-kesulitan yang telah dialami seorang siswa, dan
bagaimana pemecahannya. Dari pernyataan diatas, maka dapat
dirumuskan beberapa upaya atau cara membangkitkan minat belajar yang
antara lain:
a. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi Seorang
guru harus menggunakan banyak variasi metode pada waktu
mengajar. Variasi metode mengakibatkan penyajian materi
pelajaran lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa,
mudah dipahami dan suasana di kelas menjadi hidup. Metode
penyajian yang selalu sama dan monoton akan membosankan
siswa dalam belajar.
b. Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis di
sekolahLingkungan yang saling menghormati dapat mengerti
kebutuhan anak, bertenggang rasa, memberikan kesempatan pada
anak untuk belajar sendiri, berdiskusi untuk mencari jalan keluar
bila menghadapi masalah, akan mengembangkan kemampuan
berfikir pada diri anak, cara memecahkan masalah, hasrat ingin
tahu dan menambah pengetahuan atas inisiatif sendiri.
27
c. Pergunakan tes dan nilai secara bijaksanaPada kenyataannya tes
dan nilai digunakan sebagai dasar berbagai hadiah sosial (seperti
pekerjaan penerimaan lingkungan dan sebagainya). Menyebabkan
tes dan nilai dapat menjadi kekuatan untuk memotovasi siswa.
Siswa belajar pasti ada keuntungan yang diasosiasikan dengan
nilai yang tinggi. Dengan demikian memberikan tes nilai
mempunyai efek untuk memotivasi belajar. Tetapi tes dan nilai
harus dipakai secara bijaksana, yaitu untuk memberi informasi-
informasi pada siswa lainnya, penyalahgunaan tes dan nilai akan
mengakibatkan menurunnya keinginan siswa untuk berusaha
dengan baik.
d. Menumbuhkan bakat, sikap dan nilaiBelajar mengandung
pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang meliputi seluruh
pembinaan individu terhadap dirinya, naluri, sikap dan pembinaan
nilai-nilai sekolah jika ingin menghasilkan untuk masyarakat
sebagai warga negara yang baik dan menyesuaikan dirdengan
lingkungannya, dan berusaha meningkatkan taraf hidupnya,
haruslah membekalinya dengan bakat yang terpuji, sikap-sikap
yang baik dan nilai-nilai yang diterima oleh masyarakat. Selain
itu, pelajaran berjalan lancar bila ada minat. Anak-anak malas,
tidak belajar, gagal karena tidak adanya minat. Minat antara lain
dapat dibangkitkan dengan cara-cara berikut:
a. Bangkitkan suatu kebutuhan (kebutuhan untuk menghargai
keindahan, untuk dapat penghargaan, dan sebagainya). b.
Hubungkan dengan pengalaman yang lampau. c. Beri kesempatan
untuk mendapat hasil baik, “Nothing succeeds like succes”. Tak
ada yang lebih memberi hasil yang baik daripada hasil yang baik.
Untuk itu bahan pelajaran disesuaikan dengan kesanggupan
individu.d. Gunakan berbagai bentuk metode mengajar seperti
diskusi, kerja kelompok, membaca, demonstrasi, dan sebagainya.
Dengan demikian cara-cara yang harus dilakukan dalam
28
meningkatkan minat siswa terhadap proses belajar sebagai
landasan pengembangan pemikiran siswa yang dinamis dan
produktif adalahdenganmemperhatikan beberapa hal, baik dari
segi interaksi antar guru dan siswa, segi pelajaran, dan
sebagainya.
f. Aspek-aspek Minat Belajar
Menurut Hurlock Mengemukakan bahwa minat memiliki tiga aspek
yaitu:
a) Aspek Kognitif
Aspek kognitif didasari pada konsep perkembangan di masa anak-
anak mengenai hal-hal yang menghubungkannya dengan minat.
Minat pada aspek kognitif berpusat seputar pertanyaan, apakah
hal yang diminati akan menguntungkan? Apakah akan
mendatangkan kepuasan? Ketika sesorang melakukan suatu
aktivitas, tentu mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari
proses suatu aktivitas tersebut. Sehingga seseorang yang memiliki
minat terhadap suatu aktivitas akan dapat mengerti dan
mendapatkan banyak manfaat dari suatu aktivitas yang
dilakukannya. Jumlah waktu yang dikeluarkan pun berbanding
lurus dengan kepuasan yang diperoleh dari suatu aktivitas yang
dilakukan sehingga suatu aktivitas tersebut akan terus dilakukan.
b) Aspek Afektif
Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang
menampakkan aspek kognitif dari minat yang ditampilkan dalam
sikap terhadap aktivitas yang diminatinya. 22 Seperti aspek
kognitif, aspek afektif dikembangkan dari pengalaman pribadi,
sikap orang tua, guru, dan kelompok yang mendukung aktivitas
yang diminatinya. Seseorang akan memiliki minat yang tinggi
terhadap suatu hal karena kepuasan dan manfaat yang telah
didapatkannya, serta mendapat penguatan respon dari orang tua,
29
guru, kelompok, dan lingkungannya, maka seseorang tersebut
akan fokus pada aktivitas yang diminatinya. Dan akan memiliki
waktu-waktu khusus atau memiliki frekuensi yang tinggi untuk
melakukan suatu aktivitas yang diminatinya tersebut.
c) Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor lebih mengorientasikan pada proses tingkah
laku atau pelaksanaan, sebagai tindak lanjut dari nilai yang
didapat melalui aspek kognitif dan diinternalisasikan melalui
aspek afektif sehingga mengorganisasi dan diaplikasikan dalam
bentuk nyata melalui aspek psikomotor. Seseorang yang memiliki
minat tinggi terhadap suatu hal akan berusaha mewujudkannya
sebagai pengungkapan ekspresi atau tindakan nyata dari
keinginannya.Berdasarkan uraian tersebut, maka minat terhadap
mata pelajaran bahasa Indonesia yang dimiliki seseorang bukan
bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses penilaian
kognitif, penilaian afektif dan psikomotorik seseorang yang
dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika proses penilaian
kognitif, afektif dan psikomotorik seseorang terhadap objek minat
adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan
dapat menimbulkan minat.
g. Indikator Minat Belajar
Menurut Slameto siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan
mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.c.
Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang
diminati.
Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang
diminati.
30
d. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada
yang lainnya.
e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan
kegiatan.
Menurut Dinar Barokah, beberapa indikator siswa yang memiliki minat
belajar yang tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar dikelas
maupun dirumah yaitu:
a. Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap
pelajaran bahasa Indonesia, maka ia harus terus mempelajari ilmu
yangberhubungan dengan bahasa Indonesia. Sama sekali tidak ada
perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.
b. Ketertarikan Siswa
Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong siswa untuk
cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, atau bisa
berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu
sendiri
c. Perhatian dalam Belajar
Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat.
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap
pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan
mengesampingkan hal yang laiSeseorang yang memiliki minat
pada objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan
memperhatikan objek tersebut.
d. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang MenarikTidak semua
siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran karenafaktor
minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya
terhadabidang pelajaran tersebut karena pengaruh dari
gurunya,teman sekelas, bahan pelajaran yang menarik.Walaupun
demikian lama-kelamaan jika siswa mampu mengembangkan
minatnya yang kuat terhadap mata pelajaran niscaya ia bisa
31
memperoleh prestasi yang berhasil sekalipun ia tergolong siswa
yang berkemampuan rata-rata.Sebagaimana dikemukakan oleh
Brown yang dikutip oleh Ali Imran sebagai berikut:“Tertarik
kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh taacuh,
tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan, mempunyaiantusias
yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada
guru, ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas, inginidentitas
dirinya diketahui oleh orang lain, tindakan kebiasaan danmoralnya
selalu dalam control diri, selalu mengingat pelajaran
danmempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh
lingkungannya.”
e. Keterlibatan Siswa
Ketertarikan seseorang akan sesuatu obyek yang mengakibatkan
orang
tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan
kegiatan dari obyek tersebut.Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran
Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar dan
jugabahan pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya
manfaat dan fungsi pelajaran (dalam hal ini pelajaran bahasa
Indonesia) juga merupakan salahsatu indikator minat. Karena
setiap pelajaran mempunyai manfaat danfungsinya
5. Pengertian Belajar
Belajar suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Belajar merupakan perubahan tingkah laku
atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain
sebagainya. Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah
laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan
individu dengan lingkungannya. Gagne mendefinisikan belajar
sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi
32
perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat, atau nilai
dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan
untuk melakukan berbagai jenis performance(kinerja). Menurut
Sunaryobelajar merupakan suatu kegiatan dimana seseorang
membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang
ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Menurut Lester D. Crow belajar adalah upaya untuk memperoleh
kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap. Sedangkan
Hilgard dan Marquis berpendapat bahwa belajar merupakan
proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui
latihan, pembelajaran, dan sebagainya sehingga terjadi perubahan
dalm diri.21Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah
semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang
tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang
beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga
ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara
lisan sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku tes atau
yang diajarkan oleh guru. Berdasarkan pendapat beberapa ahli
diatas dapat disimpukan bahwa belajar adalah proses perubahan
perilaku yang mengakibatkan siswa dapat merespon ilmu
pengetahuan yang diberikan sehingga terjadi peningkatan daya
pikir, keterampilan, pemahaman, sikap, pengetahuan dan lain-
lainnya.Kegiatan proses belajar dapat membuat siswa mengalami
perubahan kearah yang lebih baik. Perubahan-perubahan akibat
proses belajar adalah perubahan yang relatif tetap atau tidak
mudah hilang. Karena ketika siswa menjalani proses belajar siswa
akan dilatih dalam segala aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik sehingga akan terjadi peningkatan. Oleh karena itu,
perubahan yang terjadi pada siswa tidak mudah hilang, bahkan
akan terus berkembang bila siswa sering melakukan kegiatan
belajar.
33
a. Faktor-Faktor Belajar
Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau di luar
dirinya atau lingkungannya.
Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
1. Faktor-faktor dalam diri individu
Faktor yang terdapat pada diri individuatau peserta didik yang
mempengaruhi usaha dan keberhasilan belajarnya. Faktor-
faktor tersebut menyangkut aspek jasmani maupun rohaniah
diri individu.Hal lain yang ada pada diri individu yang juga
berpengaruh terhadap kondisi belajar adalah situasi efektif,
selain ketenangan dan ketentraman psikis juga motivasi untuk
belajar. Keberhasilan belajar seseorang juga dipengaruhi oleh
keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, seperti
keterampilan membaca, berdiskusi, memecahkan masalah,
mengerjakan tugas-tugas dan lain-lain. Keterampilan-
keterampilan tersebut merupakan hasil belajar sebelumnya.
2. Faktor-faktor lingkungan
Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhioleh faktor-faktor
di luar diri peserta didik, baik faktor fisik maupun sosial-
psikolagis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
b. Pembelajaran Di Laboratorium
Dalam pembelajaran biologi, laboratorium tidak hanya diartikan
sebagai sebuah ruangan tempat percobaan dan penyelidikan
dilakukan, tetapi alam terbuka/lingkungan seperti kebun,
halaman, taman, kolam, hutan, dan lain sebagainya dapat disebut
sebagai laboratorium. Hal ini karena biologi mempelajari segala
sesuatu tentang makhluk hidup, dan di alam/ lingkungan sekitar
banyak sekali kejadian/ proses kehidupan yang dapat diamati dan
dikaji. Menurut Rustaman30, laboratorium merupakan salah satu
sarana penunjang yang banyak digunakan dalam proses belajar
34
mengajar biologi, sedang sarana pada pembelajaran biologi dapat
diartikan sebagai beberapa hal, seperti berikut:
1) Sebagai unsur pencapaian tujuan, artinya sarana bukan semata-
mata sebagai alat bantu atau alat pelengkap, melainkan bersama-
sama dengan materi dan metode berperan dalam proses kegiatan
belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan
yang telah dirumuskan
2) Sebagai pengembang kemampuan, terutama alat-alat yang
dapat dimanipulasi atau dirakit atau dimodifikasi atau media yang
sengaja direncanakan untuk meningkatkan kemampuan tertentu,
seperti kemampuan mengamati, menafsirkan, menyimpulkan,
merakit alat, mengukur, me-milih alat yang tepat
3) Sebagai katalisator dalam pemahaman materi, misalnya
melalui alat yang diperagakan, perbuatan, pengalaman langsung
4) Sebagai pembawa informasi, terutama dalam bentuk media
misalnya gambar, radio, televisi, film, slide film. Secara umum
kegiatan pemanfaatan laboratorium di sekolah – sekolah adalah
melalui kegiatan praktikum, yang bertujuan agar siswa mendapat
kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan
nyata apa yang diperoleh dalam teori. Kegiatan praktikum dalam
pembelajaran IPA termasuk biologi merupakan hal yang penting
untuk dilaksanakan seperti yang dijelaskan oleh Woolnough, yang
mengemukakan empat alasan mengenai pentingnya kegiatan
praktikum IPA. Pertama, praktikum membangkitkan motivasi
belajar IPA.Kedua, praktikum mengembangkan kemampuan
dasar melakukan eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana
pendekatan ilmiah. Keempat, praktikum menunjang materi
pelajaran. Menurut Engkoswara, bahwa melalui kegiatan
praktikum yang biasanya dilakukan di laboratorium, siswa
diharapkan dapat :
35
a) Mengembangkan berbagai keterampilan secara terintegrasi.
b) Mengenal berbagai peralatan laboratorium.
c) Mengenal berbagai desain dan peralatan untuk eksperimen
d) Mengembangkanketerampilan mengumpulkan
danmenginterprestasikan data
e) Mengembangkan sikap untuk melakukan sesuatu secara
tepat dan akurat
f) Mengembangkan keterampilan dalam mengobservasi
g) Mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan
hasil eksperimen
h) Mengembangkan kecakapan dalam menulis
i) Mengembangkan kemampuan untuk belajar dan melakukan
percobaan sendiri
j) Menambah keberanian berfikir sendiri dan menanggung
resiko
k) Merangsang berfikir siswa melalui eksperimen
l) Mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah
dengan berbagai variabel yang banyak dan berbagai
kemungkinan pemecahannya
m) Mengembangkan keberanian untuk mengadakan kerja
sama,mengembangkan inisiatif, dan menggunakan berbagai
sumber
n) Mengembangkan tanggung jawab pribadi
o) Mengembangkan kecakapan untuk bekerja secara efektif
sebagai anggota dari suatu tim.
Metode praktikum dinilai menjadi salah satu dari faktor – faktor
yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, yang sangat
berperan penting dalam menunjang keberhasilan proses
pembelajaran IPA khususnya pada pembelajaran mata pelajaran
Biologi. Menurut Daryanto, metode pengajaran dengan kegiatan
praktik adalah suatu sistem pembelajaran berupa perolehan
kesempatan oleh semua peserta didik untuk melaksanakan suatu
36
pekerjaan praktik, sehingga siswa akan memiliki pengetahuan dan
keterampilan praktik serta akan bersikap sesuai dengan
keterampilan tersebut (bersikap ilmiah). Menurut Yamin, Metode
praktikum dapat dilakukan kepada siswa setelah guru
memberikan arahan, aba-aba, petunjuk untuk melaksanakannya.
Kegiatan ini berbentuk praktik dengan menggunakan alat-alat
tertentu, dalam hal ini guru melatih keterampilan siswa dalam
penggunaan alat-alat yang telah diberikan kepadanya serta hasil
yang dicapai.Kegiatan praktikum memiliki kelebihan dan
kekurangan yang diungkapkan oleh Percival dan Ellington27,
keuntungan dari praktikum yaitu antara lain: 1) Penyampaian
bahan, menggunakan kegiatan dan pengalaman langsung dan
konkrit. Kegiatan dan pengalaman demikian lebih menarik
perhatian siswa dan memungkinkan pembentukan konsep –
konsep abstrak yang mempunyai makna, 2) Lebih realistis dan
mempunyai makna, sebab siswa bekerja langsung dengan contoh
– contoh nyata. Siswa langsung mengaplikasikan kemampuannya,
3) Para siswa belajar langsung menerapkan prinsip-prinsip dan
langkah – langkah pemecahan masalah, 4) Banyak memberikan
kesempatan bagi keterlibatan siswa dalam situasi belajar.
Kegiatan demikian akan banyak membangkitkan motivasi belajar
sebab kegiatan belajar akan disesuaikan dengan minat dan
kebutuhan siswa. Sementara, beberapa kelemahan praktikum
yang diungkapkan yaitu: 1) Membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan belajar secara teori, 2) Bagi siswa yang
berusia muda, kemampuan berpikir rasional mereka masih
terbatas, 3) Menuntut kemandirian, kepercayaan diri sendiri,
kebiasaan bertindak sebagai subjek pada lingkungan yang kurang
memberikan peran kepada anak sebagai subjek. Mereka lebih
banyak diperlakukan sebagai objek, 4) Kesukaran dalam
menggunakan faktor subjektifitasnya, terlalu cepat sampai kepada
kesimpulan dan membuat generalisasi yang terlalu umum dari
37
pengalaman yang sangat terbatas. Margono mengatakan,
laboratorium merupakan suatu tempat atau ruangan yang
dilengkapi dengan peralatan tertentu untuk melakukan percobaan
atau penyelidikan.
Menurut Amin, Aktivitas belajar yang dilakukan melalui kegiatan
praktikum antara lain: mengamati, menggolongkan,
mempersiapkan alat, mengukur, menjelaskan, mengajukan
pertanyaanpertanyaan penting tentang alam, merumuskan,
merumuskan hipotesis, merancang percobaan, menganalisis data,
menarik kesimpulan dan sebagainya. Agar terjadi proses interaksi
belajar sesuai dengan yang diharapkan, maka guru harus terampil
dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan
menimbulkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Kondisi
pembelajaran yang baik sudah tentu mempengaruhi hasil belajar.
Belajar dapat berhasil bila memiliki tujuan yang jelas dan
kegiatan belajar telah diatur sehingga tujuan belajar mudah
dicapai.
Melihat betapa pentingnya kegiatan praktikum, maka di setiap sekolah
sudah seharusnya melaksanakan praktikum dengan mengacu pada
Garis Besar Program Pengajaran atau kurikulum yang berlaku.
Kegiatan pemanfaatan laboratorium dapat dilihat dari intensitas
praktikum yang dilaksanakan oleh masing-masing sekolah. Jika
guru sering melaksanakan praktikum menunjukkan bahwa guru
tersebut telah berusaha untuk mewujudkan pembelajaran yang
dapat membangkitkan motivasi belajar dan memberikan
pengalaman – pengalaman nyata bagi siswanya. Motivasi
menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya kegiatan belajar
siswa. Minat belajar siswa akan tercapai apabila siswa terlibat
secara aktif baik fisik, mental, maupun emosional dalam proses
pembelajaran. Kegiatan laboratorium merupakan salah satu cara
untuk memotivasi siswa dalam belajar IPA, sehingga hasil belajar
38
akan lebih optimal. Ditinjau dari tujuan kegiatan laboratorium
yaitu membantu mendorong siswa untuk aktifbelajar dengan
memberi kesempatan pada siswa untuk mencoba sendiri atau
mengamati keadaan nyata, dapat memotivasi siswa untuk belajar
IPA dan meningkatkan hasil belajar. Semangat belajar pada diri
siswa akan selalu ada jika siswa tersebut selalu termotivasi. Jadi,
jika praktikum rutin atau sering dilaksanakan maka siswa akan
termotivasi dan hasil belajarnya dapat meningkat. Disisi lain,
keberhasilan pelaksanaan praktikum juga dapat ditunjang oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah faktor sekolah, guru, siswa,
fasilitas, dan waktu. Untuk faktor siswa, pada kenyataannya
antara siswa yang satu dengan siswa yang lain mempunyai
kemampuan melaksanakan praktikum yang berbeda-beda. Hal ini
karena masing-masing anak mempunyai intelegensi yang berbeda,
sehingga penguasaan konsep dasar dari masing-masing siswa juga
berbeda. Woolnough mengemukakan bahwa bentuk praktikum
bisa berupa latihan, investigasi (penyelidikan) atau bersifat
pengalaman. Bentuk praktikum yang dipilih hendaknya
disesuaikan dengan aspek tujuan dari praktikum yang
diinginkan.
B. Kerangka Berfikir
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar si
pendidik memperoleh ilmu pengetahuan serta pembentukan sikap dan
keyekinan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik,
dalam proses belajar mengajar guru diharapkan mampu memanfaatkan
potensi yang dimiliki oleh peserta didik untuk dapat digunakan dalam
belajar.
Pembelajaran IPA pada hakikatnya adalah produk, proses, sikap, dan teknologi.
Oleh karena itu, sebagai bagian dari proses pendidikan nasional,
pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (scientific
inquiry) Permendiknas (2006: 15). Pembelajaran IPA tidak hanya dapat
39
dilakukan di dalam kelas. Ciri dari pembelajaran IPA adalah adanya kegiatan
pemanfaatan baik di laboratorium maupun di alam. IPA terdiri atas bidang
ilmu Biologi, Fisika dan Kimia. Banyak konsep IPA yang kompleks sehingga
diperlukan suatu kegiatan untuk memudahkan siswa dalam memahami
konsep tersebut yaitu dalam bentuk kegiatan praktikum.
40
Pembelajaran
Interaksi Antara
Guru Siswa
Dalam hal ini siswa yang
melakukan proses
pembelajaran, pembelajaran di
lakukan untuk memudahkan
siswa memahami materi
pembelajaran
Guru sangat berperan penting
dalam proses pembelajaran karena
Guru yang memaparkan materi
pembelajaran, Guru harus kreatif
saat melakukan proses
pembelajaran, yang bertujuan
untuk meningkatkan minat siswa.
Dan agar proses pembelajaran
yang berlangsung tidak
membosankan, Guru harus
memiliki model pembelajaran.
Penggunaan Laboratorium IPA
Siswa
1. Sebagai tempat untuk mengemangkan
keterampilan intelektual melalui kegiatan
pengamatan.
2. Mengembangkan keterampilan motorik siswa.
Siswa akan bertambah keterampilannya dalam
mempergunakan alat-alat media yang tersedia
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk
mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu
objek dalam lingkungan alam dan sosial.
4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal
sikap ilmiah seorang calon ilmuan.
41
C. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:96) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah suatu penelitian, dimana rumusan masalah dalam penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah bahwa dengan
menggunakan laboratorium di sekolah dapat meningkatkan minat belajar siswa
mata pelajaran IPA pada seluruh siswa di kelas VIIIA SMP 7 Muaro Jambi.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat danwaktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan tepat di SMP 7 Muaro Jambi dimana
peneliti akan melakukan tindakan pengamatan di laboratorium
IPA.Alasan peneliti mengambil sekolah ini karena lokasinya dekat
dengan tempat tinggal peneliti, dan kondisi sekolah tersebut sesuai
dengan judul yang diangkat oleh peneliti. Penelitian ini di lakukan sejalan
dengan proses pembelajaran pada tahun ajaran baru.
B. Rancangan Tindakan
Penelitian yang akan digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Masyhud (2012;156), Penelitian Tindakan Kelas (classroom action
research) secara umum dapat diartikan sebagai suatu penelitian tindakan (action
research) yang dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Secara lebih sistematis, Carr & Kemmis (dalam Masyhud,2012;156)
mengemukakan definisi penelitian tindakan (action research) sebagai berikut:
suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh
peserta kegiatan pendidikan tertentu (misalnya guru, siswa dan kepala sekolah)
dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan
kebenaran serta keabsahan dari (a) praktek-praktek sosial atau kependidikan yang
mereka lakukan sendiri, (b) pemahaman mereka mengenai praktek-praktek itu
dilaksanakan.
Pada penelitian ini diharapkan kepada Guru untuk melakukan kolaborasi,
kolaborasi yang di maksud ialah. Di sini peran peneliti hanya sebagai sutradara
yang dalam artian peneliti yang memegang semua kendali dalam kegiatan ini, dan
peneliti melakukan dari langkah pertama yakni membuat rancangan utuk proses
pembelajaran mulai dari menyiapkan Perangkat pembelajaran dan menggunakan
model pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan prose belajar siswa. Yang
melaksanakannya ialah Guru bidang studi..
Menurut Arikunto (2014:16) secara garis besar Penelitian Tindakan Kelas
43
(PTK) atau Classroom Action Research (CAR) terdapat empat tahapan yang lazim
dilalui. Empat tahapan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut dilakukan pada tahap ini pelaksanaan.
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan implementasi isi rancangan, yaitu
melakukan tindakan di kelas.
3. Pengamatan
Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh pengamat (bukan guru pelaksana)
yang dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung.
Gambar3.1.SiklusPenelitianTindakan.
(Sumber: Suharsimi Arikunto, 2010:137)
Peta konsep sebagaimana telah dikemukakan diatas pada dasarnya sebuah
mata rantai yang saling berhubungan antara item satu dengan yang lain. Sehingga
apabila dijelaskan secara neratif terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui oleh
seorang peneliti untuk mengungkap informasi yang akurat sesuai dengan domain
permasalahan yang sedang diteliti.
Perencanaan
SIKLUS 1 Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS 2
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
?
SIKLUS 3
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
44
C. Desain dan Prosedur Tindakan
1. Desain Tindakan
Tindakan yang digunakan dalam oenelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama, tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan
dari guru yang dilakukan oleh siswa (Arikunto, Surardjono &
Supardi, 2014, p. 3) yang akan dilaksanakan di SMP N 7 Muaro
Jambi. Yangt menjadi objek penelitian ini yaitu siswa kelas VIII A
di SMP N 7 Muaro Jambi.
Peneliti akan menggunakan jenis PTK Eksperimental, PTK
Eksperimental adalah jenis penelitian yang diselenggarakan dengan
berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif
dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar-mengajar, kemungkinan
terdapat lebih dari suatu strategi atau teknik yang diterapkan untuk
mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkan PTK ini
diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling
efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
(Sumadayo, 2013, p.27).
2. Prasiklus
Pada tahap prasiklus ini, proses pembelajaran yang terjadi ialah
seperti biasa yakni. Guru mengajar di dalam laboratorium dengan
menggunakan media pembelajarandan menjelaskan materi
pembelajaran, sedangkan siswa hanya memperhatikan, dan
mendengarkan penjelasan dari Guru tersebut.
Siklus 1
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi:
1) Diskusi bersama Guru untuk menyusun RPP yang akan digunakan.
2) Mengamati siswa saat proses pembelajaran yang berlangsung.
45
3) nyusun lembar angket minat untuk mengetahui proses
pembelajaran yang sedang berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
pembelajaran di laboratorium menggunakan alat-alat yang ada.
1) Melakukan apersepsi sebelum melaksanakan proses pembelajaran.
2) Menyusun tahap-tahap belajar.
3) Tahap kegiatan belajar di laboratorium.
4) Mengamati siswa.
5) Mengambil kesimpulan.
c. Observasi
Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan
Observasi dilakukan oleh Guru kelas dan observer. Kegiatan observasi
yang dilakukan oleh Guru kelas adalah mengamati kegiatan atau aktivitas
peneliti selama proses pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilakukan
oleh dua observer adalah mengamati aktivitas siswa selama proses
pelaksanaan tindakan.
berdasarkan pada hasil observasi dan tes yang dilaksanakan selama proses
pelaksanaan tindakan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil yang telah
dicapai oleh siswa serta kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
3. Siklus II dan III
Pelaksanaan tahapan siklus II sama dengan siklus I, yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus II
dilaksanakan untuk memperbaiki aktivitas belajar siswa yang masih rendah,
dengan memperhatikan kendala-kendala yang ada pada tahap siklus I, dengan
tujuan aktivitas dan hasil belajar pada siklus II, sampai akhirnya siklus III
lebih baik daripada siklus sebelumnya.
46
D. Kriteria Keberhasilan Tindakan.
Kriteria keberhasilan tindakan dapat dilihat dibawah ini:
1. 81-100% adalah minat siswa sangat baik
2. 61-80% adalah minat siswa baik
3. 41-60% adalah minat siswa cukup
4. 21-40% adalah minat siswa kurang
5. 0-20% adalah minat siswa kurang sekali
Kriteria keberhasilan penelitian ini adalah adanya peningkatan belajar
siswa dimana 75% dari seluruh siswamencapai indikator yang
ditentukan.
E. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini meliputi:
1. Informasi dan Narasumber yaitu Laboran, Guru IPA dan Siswa di SMP N
7 Muaro Jambi.
2. Tempat dan peristiwa kegiatan mengajar pada mata pelajaran IPA
yangdiadakan di laboratorium khususnya kelas VIII A.
3. Dokumen dan arsip yang dipergunakan dalam penunjang pelaksanaan
penelitian.
F. InstrumenPengumpulan Data
Pada prinsip meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat
ukur yang baik, alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian. Jadi instrumen penelitian ini adalah suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Menurut
(Sugiyono,2006;148). Pada penelitian ini, peneliti dibantu dengan instrumen
penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai alat dalam pengumpulan data
adalah:
1. Angket (Kuisioner)
Angket atau kuesioner adalah salah satu cara atau teknik yang
digunakan seorang peneliti untuk mengmpulkan data dengan cara
menyebarkan sejumlah lembar kertas yang berisi pertanyaan-
47
pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Pada metode ini,
pertanyaan-pertanyaan masalah ditulis dalam format kuesioner lalu
disebar kepada responden untuk dijawab, kemudian dikembalikan
kepada peneliti. Dari jawaban responden tersebut, peneliti dapat
memperoleh data seperti pendapat dan sikap responden terhadap
masalah yang sedang diteliti.
2. Teknik Observasi (Pengamatan)
Teknik observasi merupakan metode mengumpulkan data dengan
mengamati langsung di lapangan. Proses ini berlangsung dengan
pengamatan yang meliputi melihat, merekam, menghitung,
mengukur, dan mencatat kejadian. Observasi bisa dikatakan
merupakan kegiatan yang meliputi pencatatan secara sistematik
kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal
lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang
dilakukan.
3. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data oleh peneliti dengan
caramengumpulkan dokumen-dokumen dari sumber terpercaya
yang mengetahuitentang narasumber.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan untuk rumusan masalah pada penelitian ini
adalah:
P = 𝐹
𝑁 x 100%
Keterangan
P : Angka persentase minat belajar
F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N : Jumlah skor maksimum (Anas Sudijono, 2011:43)
48
H. Jadwal penelitan.
Penelitian ini dilakukan selama dua bulan. Penelitian dilakukan
dengan pembuatan proposal, kemudian dilanjutkan dengan perbaikan
hasil seminar proposal skripsi. Setelah pengesahan judul dan izin riset
maka penulis mengadakan pengumpulan data, verivikasi data dan
analisis data dalam waktu yang berurutan. Hasilnya penulis melakukan
konsultasi dengan pembimbing sebelum diajukan kepada sidang
munaqasah. Hasil sidang munaqasah dilanjutkan dengan perbaikan
dan penggandaan laporan penelitian skripsi.
49
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP
Negeri 7 Muaro Jambi pertama kali berdiri pada tahun 1984 di
bawah koordinasi Kanwil Provinsi Jambi dan dari pengawasan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelumnya sekolah
ini bernama SMP Negeri Mendalo Darat Kecamatan Jaluko
Kabupaten Batang Hari (1990), yang selanjutnya dirubah
menjadi SLTP Negeri 2 Mendalo Darat Kecamatan Jaluko
Kabupaten Batang Hari. Setelah mengalami pemekaran dari
Kabupaten Batang Hari menjadi Muaro Jambi, maka sekolah
ini berganti nama menjadi SMP Negeri 7 Muaro Jambi.
2. Deskripsi Subyek Penelitian.
Subyek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VIII A yang
berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 22 perempuan dan 10 laki-
laki.
Tabel 3.5
Daftar Inisial Siswa
No Inisial Siswa Jenis Kelamin
1. AS Perempuan
2. Af Perempuan
3. AAN Perempuan
4. AS Perempuan
5. AME Perempuan
6. CP Perempuan
7. DNT Laki-laki
8. FA Laki-laki
9. FA Laki-laki
10. FN Laki-laki
11. H Laki-laki
12. JS Laki-laki
50
13. RE Laki-laki
14. LGD Laki-laki
15. MR Laki-laki
16. MRAI Laki-laki
17. MS Perempuan
18. MPR Perempuan
19. NH Perempuan
20. NF Perempuan
21. NAO Perempuan
22. P Perempuan
23. RP Perempuan
24. RP Perempuan
25. RP Perempuan
26. SBW Perempuan
27. SS Perempuan
28. TN Perempuan
29. TOA Perempuan
30. TPS Perempuan
31. YAM Perempuan
32. YA Perempuan
3. Deskripsi Hasil Penelitia
Sebelum melakukan siklus 1, peneliti dahulu melakukan
kegiatan prasiklus, meliputi observasi dan diskusi guru di bidang
studi IPA, pada kegiatan observasi peneliti berdiskusi tentang
proses belajar mengajar yang dilakukan guru, menelaah kurikulum
yang digunakan sekolah tersebut, merancang pelaksanaan
pembelajaran bersama guru dan mengamati proses
pembelajarannya.
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
No Aspek yang Jumlah Siswa Persentase Keterangan
Diamati
1. Siswa masuk laborTepat 27 84 Sangat Aktif
Waktu.
2. Keantusiasan siswa 15 46 Kurang Aktif
Dalam menjawab soal kuis
Yang diberikan guru
3. Siswa yang termotivasi 10 31 Kurang Aktif
Untuk belajar di laboratorium
4. Siswa memperhatikan guru 17 53 Kurang Aktif
Yang sedang menjelaskan
Materi.
51
5. Siswa tertib dalam 20 62 Cukup Aktif
Membentuk kelompok
6. Siswa membaca materi 22 68 Cukup Aktif
Yang ada di buku
7. Keberanian siswa bertanya 20 62 Cukup Aktif
Mengenai materi yang
Belum dipahami
8. Siwa yang aktif bekerja 18 56 Kurang Aktif
Sama mengerjakan soal
Di buku
9. Siswa aktif berdiskusi 19 59 Kurang aktif
Dalam kelompok
10. Keberanian siswa dalam 17 53 Kurang Aktif
Memberikan pertanyaan
Menjawab, menyampaikan
Pendapat dan memberi
Sanggahan.
11. Kemampuan siswa dalam 14 43 Kurang Aktif
Mentimpulkan hasil
Diskusinya.
Jumlah 199 19,2
Rata-rata 18,09
% 9,10
Berdasarkan tabel 3.6 dari hasil observasi aktivitas siswa
prasiklus di kelas VIII A dapat diketahui nilai rata-rata siswa
sangat aktif yaitu 9,10%, nilai rata-rata siswa yang cukup aktif
27,27%.
Tabel 3.6
Hasil Angket Minat Belajar Siswa Prasiklus
No Nama Skor % Kategori
1. AS 7361 Cukup Minat
2. Af 3529 Kurang Minat
3. AAN 4638 Kurang Minat
4. AS 7159 Kurang Minat
5. AME 7461 Kurang Minat
6. CP 3831 Cukup Minat
7. DNT 4537 Kurang Minat
8. FA 35 29 Kurang Minat
9. FA 7764 Kurang Minat
10. FN 41 34 Cukup Minat
11. H 75 62,5 Kurang Minat
52
12. JS 42 35 Cukup Minat
13. RE 43 35 Kurang Minat
14. LGD 76 63 Kurang Minat
15. MR 48 40 Cukup Minat
16. MRAI 75 62,5 Kurang Minat
17. MS 38 35 Cukup Minat
18. MPR 42 35 Kurang Minat
19. NH 39 32 Kurang Minat
20. NF 80 66 Kurang Minat
21. NAO 46 38 Cukup Minat
22. P 35 29 Kurang Minat
23. RP 32 26 Kurang Minat
24. RP 48 40 Kurang Minat
25. RP 77 64 Kurang Minat
26. SBW 39 32 Cukup Minat
27. SS 40 33 Kurang Minat
28. TN 72 60 Kurang Minat
29. TOA 39 32 Cukup Minat
30. TPS 41 34 Kurang Minat
31. YAM 73 61 Cukup Minat
32 YA 44 36 Kurang Minat
Jumlah 1669 43,56
Rata-rata 52,15
% 31,25
Dilihat pada tabel diatas terdapat 10 orang siswa yang cukup
minat dalam materi IPA persentasenya 31,25% dan terdapat 22
orang yang kurang minat pada pelajaran IPA persentasenya
68,75%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat belajar
siswapelajaran IPA masih kurang minat.
Tabel 3.7
Hasil Angket Minat Belajar Siklus I
No Nama Skor % Kategori
1. AS 84 70 Minat
2. Af 87 72,5 Minat
3. AAN 74 61 Cukup Minat
4. AS 85 70 Minat
5. AME 77 64 Cukup Minat
6. CP 85 71 Minat
7. DNT 45 37 Minat
53
8. FA 35 29 Kurang Minat
9. FA 77 64 Minat
10. FN 41 34 Cukup Minat
11. H 75 62,5 Minat
12. JS 42 35 Cukup Minat
13. RE 43 35 Minat
14. LGD 76 63 Cukup Minat
15. MR 48 40 Kurang Minat
16. MRAI 75 62,5 Cukup Minat
17. MS 38 35 Minat
18. MPR 42 35 Minat
19. NH 39 32 Minat
20. NF 80 66 Cukup Minat
21. NAO 46 38 Cukup Minat
22. P 35 29 Kurang Minat
23. RP 32 26 Cukup Minat
24. RP 48 40 Kurang Minat
25. RP 77 64 Minat
26. SBW 39 32 Minat
27. SS 40 33 Kurang Minat
28. TN 72 60 Cukup Minat
29. TOA 39 32 Minat
30. TPS 41 34 Cukup Minat
31. YAM 73 61 Minat
32 YA 44 36 Minat
Jumlah 2401 66,48
Rata-rata 75,03
% 50
Berdasarkan hasil tabel minat belajar siklus I diatas dapat dilihat
bahwa kategori minat terdapat 16 dengan persentase 50% ,
kategori cukup minat terdapat 11 dengan persentase 34,3% dan
kategori kurang minat belajar siswa kelas VIII A pada siklus I
meningkat sedikit dibandingkan prasiklus yaitu dengan kategori
minat. Peningkatan persentase minat belajar siswa pada siklus I
ini meningkat hingga 18,75% dari hasil angket minat belajar
siswa prasiklus.
54
Tabel 3.8
Hasil Angket Minat Belajar Siswa Siklus II
No Nama Skor % Kategori
1. AS 90 75Minat
2. Af99 82,5 Sangat Minat
3. AAN 89 74 Minat
4. AS 110 91 Sangat Minat
5. AME 100 83Sangat Minat
6. CP 90 75 Minat
7. DNT 9637 Sangat Minat
8. FA 8229 Cukup Minat
9. FA 10064 Sangat Minat
10. FN 89 34 Minat
11. H 97 62,5 Sangat Minat
12. JS 99 35 Sangat Minat
13. RE 107 35 Sangat Minat
14. LGD 89 63 Minat
15. MR 7740 Cukup Minat
16. MRAI 8562,5 Minat
17. MS 97 35 Sangat Minat
18. MPR 109 35 Sangat Minat
19. NH 99 32 Sangat Minat
20. NF 85 66 Minat
21. NAO 99 38 Sangat Minat
22. P 78 29 Kurang Minat
23. RP 90 26 Minat
24. RP 73 40 Cukup Minat
25. RP 110 64 Sangat Minat
26. SBW 99 32 Minat
27. SS 90 33 Minat
28. TN 90 60 Minat
29. TOA 93 32 Minat
30. TPS 79 34 Cukup Minat
31. YAM 94 61 Minat
32 YA 93 36 Minat
Jumlah 2977 87,57
Rata-rata 93,03
% 84,3
Berdasarkan tabel diatas hasil dari angket minat belajar siklus II
bahwa terdapat kategori sangat minat persentasenya 40,6%,
kategori minat persentasenya 43,7%, kategori cukup minat
55
persentasenya 12,5% dan kategori kurang minat 3,2%, jadi dapat
disimpulkan bahwa minat belajar siswa siklus II meningkat.
Grafik 4.1
Persentase Peningkatan Angket minat belajar Masing-masing tiap
siklus.
No Nama Prasiklus Siklus I Siklus II Kategori
%
1. AS 61 70 75 Meningkat
2. Af 2972,5 82,5 Meningkat
3. AAN 38 61 74 Meningkat
4. AS 59 70 91 Meningkat
5. AME 61 64 83 Meningkat
6. CP 31 71 75 Meningkat
7. DNT 37 73 80 Meningkat
8. FA 29 51 68 Meningkat
9. FA 64 74 83 Meningkat
10. FN 34 64 74 Meningkat
11. H 62,5 72,5 81 Meningkat
12. JS 35 64 82,5 Meningkat
13. RE 35 72,5 89 Meningkat
14. LGD 63 65 74 Meningkat
15. MR 40 45 64 Meningkat
16. MRAI 62,5 65 71 Meningkat
17. MS 35 73 81 Meningkat
18. MPR 25 75 91 Meningkat
19. NH 32 74 82,5 Meningkat
20. NF 66 66 71 Meningkat
21. NAO 38 65 81 Meningkat
22. P 29 50 65 Meningkat
23. RP 26 65 75 Meningkat
24. RP 40 52,5 61 Meningkat
25. RP 64 79 91 Meningkat
26. SBW 32 73 82,5 Meningkat
27. SS 33 47,5 75 Meningkat
28. TN 60 65 75 Meningkat
29. TOA 32 65 75 Meningkat
30. TPS 39 77,5 77,5 Meningkat
31. YAM 61 72,5 78 Meningkat
32. YA 36 74 77,5 Meningkat
Jumlah 1384 2127,5 2477
43,25% 66,48% 77,40%
56
Berdasrkandari tabel diatas, hasil dari angket minat belajar setiap
siklusnya meningkat, hal ini berhubungan dengan penggunaan
laboratorium IPA dalam meningkatkan minat belajar siswa dan
membuat prosespembelajaran menjadi kondusif dan efektif. Untuk
lebih jelasnya peningkatan persentase dari angket minat belajar siswa
pada setiap siklus dapat dilihat dari grafik dibawah ini :
Gambar 4.1
Hasil Peningkatan Persentase Angket Minat Belajar Siswa
Pada penelitian ini didapatkan hasil minat belajar siswapada kelas VIII A
dengan penggunaan laboratorium dalam meningkatkan minat belajar,
didapatkan hasil pada saat prasiklus minat belajar siswa persentasenya
31,25% lalu pada tindakan siklus I minat belajar siswa bertambah 18,75%
yaitu menjadi 50% dan pada siklus II minat belajar siswa bertambah
34,3% yaitu menjadi 34,3%. Hal ini dapat dilihatpada grafik minat belajar
siswa dibawah ini :
43.25%
66.48%
77.40%
0
Hasil Peningkatan Persentase Angket Minat belajar Siswa
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
57
Tabel 4.1
Hasil Skor Dari Angket Minat Belajar Siswa Persiklus
Skor Tinggi Skor Rendah Skor Rata-rata
Prasiklus 77 32 52,15
Siklus I 95 55 75,3
Siklus II 110 73 93,03
Berdasarkan tabel diatas didapatkan skor maasing-masing pada tiap
siklus yaitu prasiklus skor tetinggi dari angket minat belajar yaitu 77, skor
terendah 32 dan skor rata-ratanya 52,15 pada siklus II skor tertinggi dari
angket minat belajar siswa yaitu 95, skor terendah 55 dan skor rataa-
ratanya 75,03 dan pada siklus II skor tertinggi dari hasil angketminat
belajar siswa yaitu 110, skor terendah 73 dan skor rata-ratanya 93,03.jadi
dapat disimpulkan berdasarkan tebel diatas bahwa skor minat belajar
siswa pada tiap siklusnya masuk dalam kategori meningkat.
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
Prasiklus Siklus I Siklus II
Hasil Persentase Angket Minat Belajar Siswa
58
Grafik 4.3
Hasil Skor Dari Angket Minat Belajar Siswa Persiklus
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam
penggunaan laboratorium IPA kelas VIII A .berdasarkan hasil dari
pelaksaan siklus I aktiitas siswa Pengelolaan kelas dan minat
siswa.mengalami sedikit peningkatan dari hasil angket yang telah
disediakan. Hanya sajasiklus I ini masih terdapat kekurangan yang
harus diperbaiki untuk tindakan selanjutnya. Pada siklus II, dengan
memperbaiki kekurangannya serta kendala yang terdapat pada siklus I
dan hasilnya pada siklus II mengalami peningkatan yang segnifikan.
Hal ini menunjukan bahwa peningkatan belajar siswa dengan
menggunakan laboratorium IPA telah mencapai target.
Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 7 Muaro Jambi ini bertujuan
untuk mengetahui mengetahui sarana, prasarana laboratorium
dalammendukung pembelajaran IPA. Laboratorium IPA SMP Negeri 7
Muaro Jambi sesuai dengan kondisi laboratorium berdasarkan standar
sarana dan prasarana SMP yang sesuai dengan peraturan Permendiknas
No.24 tahun 2007 untuk laboratorium IPA.
0
20
40
60
80
100
120
Prasiklus Siklus I Siklus II
Skor Tertinggi
Skor Terendah
Skor Rata-rata
59
Perlengkapan yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar diantaranya perabot. Berdasarkan hasil yang dilakukan peneliti,
sarana perabot di SMP tersebut memiliki persentase yaitu 92,8% kategori
sangat baik. Sarana laboratorium di SMP Negeri 7 Muaro Jambi masih
kokoh dan baik, perabot didalam laboratorium juga tersedia dengan
lengkap dan kondisinya baik sesuai dengan standar. Kelengkapan
prasarana laboratorium di SMP Negeri 7 Muaro Jambi memiliki
persentase tertinggi yaitu media pendidikan dengan persentase 75% dan
perlengkapan 75% kategori baik. Pada peralatan praktikum terdiri dari.
Media pendidikan dan perlengkapan di SMP tersebut tersedia dan masih
baik keadaannya. Media pendidikan seperti papan tulis di laboratorium
tersedia 2 buah walaupun keadaan papan tulis tersebut kurang baik karena
ada yang patah dikaki papan tulis tersebut. Perlengkapan praktikum
seperti peralatan P3K, tempat sampah, jam dinding tersedia di
laboratorium walaupun kondisi dari perlengkapan tersebut kurang baik.
Prasarana alat peraga dengan persentase 64% dan alat bahan percobaan
dengan persentase 62% kategori baik. Peralatan pendidikan seperti model
kerangka manusia, preparat, gambar kromosom, dan lain-lain tersedia di
laboratorium walaupun ada beberapa peralatan yang tidak lengkap begitu
juga dengan kondisinya beberapa peralatan masih baik kondisinya
beberapa yang lain tidak.
Prasarana yang memiliki persentase terendah yaitu bahan habis pakai
dengan persentase 31% kategori tidak baik. Prasarana bahan habis pakai
di laboratorium jarang atau tidak tersedia di laboratorium, hal ini
disebabkan karena di SMP Negeri 7 Muaro Jambi tersebut jarang atau
tidak melakukan praktikum sehingga pihak sekolah tidak menyediakan
bahan habis pakai tersebut. Alasan lainnya tidak tersedia bahan habis
pakai karena keterbatasan dana dari pihak sekolah untuk membeli bahan
habis pakai tersebut. Hasil angket pelaksanaan praktikum antara guru
dengan siswa berbeda. Persentase variabel tertinggi yaitu keberadaan
laboratorium dikarenakan bahwa laboratorium tersebut tersedia disekolah
60
dan kondisi laboratorium tersebut baik dan sesuai dengan peraturan
Permendiknas No.24 tahun 2007.
Kelengkapan Sarana Laboratorium IPA yaitu perabot seperti kursi, meja,
lemari dan bak cuci diperoleh persentase 92,8%, kategori sangat baik.
Prasarana Laboratorium yaitu media pendidikan dengan persentase 75%,
perlengkapan dengan persentase 75%, alat peraga dengan persentase 64%
, dan alat bahan percobaan dengan persentase 62%, kategori baik.
Prasarana bahan habis pakai diperoleh kategori tidak baik dengan
persentase Sikap Siswa terhadap Pembelajaran IPA Menggunakan
Laboratorium Hasil analisis sikap siswa terhadap pembelajaran IPA
menggunakan laboratorium memiliki rerata 61,65 berada pada kategori
sangat baikdengan persentase 57,39. Dengan dukungan 57,39%
diharapkan kegiatan pembelajaran IPA menggunakan laboratorium dapat
berjalan dengan baik, karena penerimaan siswa yang sangat baik
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah dengan menggunakan
Laboratorium IPA dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas
VIII A di SMP N 7 Muaro Jambi. Hal ini dibuktikan dengan
adanya peningkatan persentase minat belajar siswa sebesar 43,25%
pada pra siklus, menjadi 66,48% ddi siklus I dan 77,40 di siklus II.
Oleh karena itu laboratorium IPA merupakan tempat yang efektif
untuk melaksanakan proses belajar mengajar dan di sana mampu
merangsang siswa berfikir kreatif, melatih siswa untuk fokus
terhadap pelajaran serta merangsang kepercayaan diri siswa.
B. Saran
Saran dari penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. Bagi kepala sekolah
a. Kepala sekolah sebagai penegak perbaikan pembelajaran
hendaknya selalu menjaga hubungan baik dengan para guru
melalui kerja sama.
b. Kepala sekolah sebaiknya selalu memantau kegiatan
pembelajaran melalui supervise di kelas.
2. Bagi Guru
a. Guru hendaknya cermatdalam menggunakan metode
pembelajaran yang amapu menarik antusiasme siswa untuk
belajar.
b. Guru sebaiknya selalu melakukan pendekatan secara
emosional terhadap siswa, agar siswa terlatih percaya diri
3. Bagi Peneliti Lainnya
Bagi peneliti hendaknyamelakukan penelitiansejenis dengan
obyek dan subyek yang berbeda untuklebih memperkaya ilmu
pengetahuan.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid, 2012, Perencanaan Pembelajaran, Bandung,: PT
Remaja Rosda Karya ,hal 165.
Ali Imron Thohir, Pembinaan Guru Indonesia, (Jakarta: PT Dunia
Pustaka Jaya, 1999)
Anas Sudijono, 2011. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. Halaman 43.
Arikunto, Suharsimi, 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto,S., & Zain, A. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Baharudin, Psikologi Pendidikan, (jogjakarta: Ar-ruzz Media Group,
2010), hlm 135.
Basyruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta:Ciputat Perss, 2002) hlm 9
Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan inovatif.(
Jakarta: Publisher, 2009), hal. 410
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo
Lestari, 2008), hlm. 605
Fitri Ovianti, Pengelolaan Pengajaran, (Palembang: Rafah Press,
2009), hlm.10
Etin Solihatin, Strategi Pembelajaran PPKN, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), hlm. 56
E. Mulyasa, 2007,Menjadi Guru Profesioanal, Bandung: Remaja
Rosda Karya, hal. 91
Hamalik, O. (2005). Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara.
http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/02minatbelajar/diakses
tanggal 25 agustus 2010
http://pascaldaddy512.wordpress.com. diakses 21 November 2011Hadi
Margono, Metode Laboratorium. (Malang: Universitas
Negeri Malang, 2000),
63
JJ. Hasibuan & Moedjiono. (2006). Proses Belajar Mengajar,
Bandung Remaja Rosdakarya Offset
M. Chabib Thoha dkk, PBM-PAI Di Sekolah (Semarang: Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo, 1998) hlm 109-110
Nurhasnawati, 2002, Strategi Pengajaran Micro, Pekanbaru: Suska
Press, hal. 31
Nuryani, et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi, Bandung:
Jurdik Biologi FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia.
Pemendiknas. 2006. Permendiknas Nomor 27 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. 595 hlm
Rusman, Model –Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),
hlm. 21
Suharsimi Arikunto, 2000, Pengelolaan Kelas dan Siswa, Jakarta:
Rajawali Pers, hal.69
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta
Sumadayo, S. (2013). Penelitian tindakan kelas (PTK). Yogyakarta:
Graha ilmu.
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press,
1998), hlm 14
Soejitno, A. 1983. Laboratorium dan Workshop. Depdikbud. Jakarta.
Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hlm 133
Trianto, 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: pt bumi Aksara
Tri Rahayu, Penerapan Eksperimen dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Fisika Siswa SMPN 1 Seputih Raman, (Lampung Tengah :
Skripsi Tidak diterbitkan, 2010)
64
Daftar Nilai
No Nama inisial Siswa
KKM Nilai Keterangan
1. AS 75 90 Tuntas
2. AF 75 96 Tuntas
3. AA N 75 94 Tuntas
4. AS 75 77 Tuntas
5. AME 75 75 Tuntas
6. CP 75 70 -
7. DNT 75 75 Tuntas
8. FA 75 91 Tuntas
9. FA 75 91 Tuntas
10. FN 75 91 Tuntas
11. H 75 88 Tuntas
12. JS 75 60 -
13. RE 75 60 -
14. LGD 75 80 Tuntas
15. MR 75 88 Tuntas
16. MRAI 75 88 Tuntas
17. MS 75 79 Tuntas
18. MPR 75 76 Tuntas
19. NH 75 75 Tuntas
20. NF 75 40 -
21. NAO 75 77 Tuntas
22. P 75 77 Tuntas
23. RP 75 70 -
24. RP 75 90 Tuntas
25. RP 75 90 Tuntas
26. SBW 75 58 -
27. SS 75 75 Tuntas
28. TN 75 75 Tuntas
29. TOA 75 76 Tuntas
30. TPS 75 44 -
31. YAM 75 58 -
32. YA 75 58 -
65
SILABUS
Mata Pelajaran : IPA
Satuan Pendidikan : SMP/MTS
Kelas / Semester : VIII
Kompetensi Inti:
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelaja
ran
Indikator
Kegiatan
Pembelajar
an
Aloka
si
Wakt
u
Sumber
Belajar
3.1 Mengan
alisis
gerak
pada
makhluk
hidup,
sistem
gerak
pada
manusia,
dan
upaya
menjaga
kesehata
n sistem
gerak
sistem
Sistem
Gerak
pada
Manusia
Struktu
r dan
fungsi
rangka
Struktu
r dan
fungsi
sendi
Struktu
r dan
fungsi
otot
Menjelaskan jenis
gerak pada makhluk
hidup berdasarkan
penyebabnya
Menjelaskan sistem
gerak pada manusia
Menjelaskan upaya
menjaga kesehatan
sistem gerak
Menga
mati
struktur
dan
fungsi
rangka,
sendi,
dan otot
manusia
Melaku
kan
percoba
an
untuk
menget
ahui
struktur
6x40
Buku
Peganga
n siswa,
Buku
Peganga
n Guru,
Modul/
bahan
ajar,
Alat-
alat
laborato
rium
Sumber
lain
yang
66
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelaja
ran
Indikator
Kegiatan
Pembelajar
an
Aloka
si
Wakt
u
Sumber
Belajar
gerak
manusia
Upaya
menjag
a
keseha
tan
sistem
gerak
Menyajikan hasil
pengamatan, struktur
dan fungsi ramgka,
sendi, dan otot
manusia
gerak,
jenis
dan
perbeda
an serta
mekanis
me
kerja
jaringan
otot
Mengid
entifika
si
ganggu
an pada
sistem
gerak,
upaya
menceg
ah dan
cara
mengat
asinya
Menyaji
kan
hasil
pengam
atan
dan
identifi
kasi
tentang
sistem
gerak
manusia
dan
ganggu
an serta
relevan
67
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelaja
ran
Indikator
Kegiatan
Pembelajar
an
Aloka
si
Wakt
u
Sumber
Belajar
upaya
mengat
asinyad
alam
bentuk
tulisan
dan
mendis
kusikan
nya
dengan
teman
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SatuanPendidikan : SMPN/S
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
TahunPelajaran : 2017/2018
MateriPokok : SistemGerakpadaManusia
AlokasiWaktu : 1 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) KompetensiDasar (KD) IndikatorPencapaianKompetensi (IPK)
3.1 Menganalisisgerakpadamakhlukhidup, sistemgerakpadamanusia, danupayamenjagakesehatansistemgerak.
3.1.1 Menjelaskan jenis gerak pada makhluk
hidup berdasarkan penyebabnya
3.1.2 Menjelaskan sistem gerak pada manusia
3.1.3 Menjelaskan upaya menjaga kesehatan
sistem gerak
C. Tujuan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
Setelah mengikutiserangkaian kegiatan pembelajaran pesertadidik dapat:
Mendeskripsikan struktur dan fungsi sistem gerak manusia
Mendeskripsikan struktur dan fungsi persendian pada manusia
(artikulasio)
Memahami tipe-tipe pesendian pada manusia
Mendeskripsikan struktur dan fungus otot pada manusia
Mengidentifikasi jenis jaringan otot
Fokusnilai-nilaisikap
1. Religius
2. Kesantunan
69
3. Tanggung jawab
4. Kedisiplinan
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
a. Fakta:
Tulang paha (femur) merupakan tulang terpanjang dalam tubuh
manusia
Tangan memiliki 27 tulang, 29 sendi dan 123 ligamen untuk
membuatnya bergerak.
Jumlah ruas tulang leher manusia sama dengan jerapah
b. Konsep
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan
yang berfungsi sebagai alat gerak aktif yang
menggerakkan tulang
Sendi adalah struktur khusus pada tubuh yang berfungsi
sebagai penggerak hubungan antartulang. Jadi, sendi adalah
daerah tempat dua tulangmenyatu
c. Prinsip
System gerak dalam tubuh terdiri dari persendian, otot dan
tulang-tulang yang bergabung membentuk rangka dan
memberikan betuk tubuh.
d. Prosedur
System gerak berguna untuk mendukung tubuh manusia untuk
bergerak. Sehingga manusia dapat melakukan aktivitas, seperti
berjalan, berlari, menari dan lain-lain.
2. Materi pembelajaran pengayaan
- Sitem gerak pada manusia
3. Materi pembelajaran remedial
- Gangguan pada system gerak manusia
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
3. Metode : Ceramah, Diskusi dan Penugasan
F. Media Pembelajaran
1. Gambar ,
2. Alat Peraga
G. Sumber Belajar
1. Teks Siswa,
2. Buku Pegangan Guru,
3. Modul/bahan ajar,
4. Sumber lain yang relevan
70
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
1. Pendahuluan Guru memberikan salam,
selanjutnya menanyakan kabar
peserta didik.
Guru menunjuk ketua kelas
untuk memimpin doa sebelum
memulai pelajaran.
Meminta siswa mengecek
kebersihan kelas minimal
disekitar meja dan kursi
tempat duduknya.
Menanyakan materi tentang
sistem gerak pada manusia.
5 Menit
2. Inti Guru menanyakan kepada
siswa seputar materi yang
akan di ajarkan.
Guru menyampaikan materi
secara umum.
Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
apa yang tidak dimengerti.
35 Menit
3. penutup Guru bersama siswa membuat
kesimpulan/rangkuman
pembelajaran.
Guru menghimbau siswa agar
lebih semangat dalam
mengikuti pelajaran
seterusnya.
Guru merencanakaan tidak
lanjut dalam menyampaikan
rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
Guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan salam
5 Menit
71
DOKUMENTASI PENELITIAN
Foto kondisi llaboratorium IPa
Alat-alat laboratorium IPA
72
Kegiatan praktikum
Kegiatan Pratikum Di SMP N 7 Muaro Jambi
73
Alat-alat laboratorium
alat-alat laboratorium
74
Kaegiatan pengisian angket
Foto bersama guru Ipa di SMP 7 Muaro Jambi
75
76
77