PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni,...

75
PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn) YANG DIEMBANKAN PADA ZEOLIT FLUKA UNTUK PROSES KONVERSI ETANOL MENJADI FRAKSI BENSIN LUTFI NUGRAHA PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1437 H

Transcript of PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni,...

Page 1: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn)

YANG DIEMBANKAN PADA ZEOLIT FLUKA UNTUK PROSES

KONVERSI ETANOL MENJADI FRAKSI BENSIN

LUTFI NUGRAHA

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M/1437 H

Page 2: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn) YANG

DIEMBANKAN PADA ZEOLIT FLUKA UNTUK PROSES KONVERSI

ETANOL MENJADI FRAKSI BENSIN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

LUTFI NUGRAHA

1111096000029

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M/1437 H

Page 3: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi
Page 4: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi
Page 5: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH HASIL

KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI

ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA

MANAPUN

Jakarta, Juni 2016

Lutfi Nugraha

NIM. 1111096000029

Page 6: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

ABSTRAK

Lutfi Nugraha. Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang

Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi Bensin.

Dibimbing oleh Sudiyarmanto, M.T dan Nanda Saridewi, M.Si

Penelitian tentang katalis menjadi sangat berkembang dengan semakin pentingnya

peran katalis dalam berbagai macam industri kimia. Pembuatan katalis dapat

dilakukan dengan mengembankan komponen logam aktif pada suatu penyangga yang

memiliki luas permukaan besar. Logamnya dapat sangat terdispersi sebagai kristal

kecil di seluruh sistem pori dan pengemban. Penelitian ini bertujuan untuk membuat

katalis logam transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang diembankan pada zeolit fluka yang

digunakan untuk proses konversi etanol menjadi fraksi bensin. Logam yang

digunakan sebanyak 20 % dari berat zeolit fluka yang digunakan. Metode yang

digunakan untuk preparasi zeolit fluka ini adalah metode impregnasi dan katalis hasil

preparasi dikarakterisasi dengan TGA, XRD, SAA, FTIR, dan uji keasamannya

dengan metode gravimetri. Katalis hasil preparasi diuji aktivitasnya untuk

mengkonversi etanol menjadi fraksi bensin. Uji aktivitas dilakukan dengan

menggunakan fix bed reactor dengan kondisi operasi suhu 350 oC dan laju alir 0,67

ml/menit. Hasil preparasi menunjukkan bahwa logam Co dan Zn dapat diimpregnasi

ke dalam zeolite fluka, sedangkan logam Ni dan Cu tidak dapat diimpregnasi. Hal ini

dapat dilihat dari karakterisasi dengan XRD, SAA, FTIR, dan dari uji keasaman

gravimetri. Hasil uji aktivitas katalis logam/zeolit fluka menunjukkan bahwa produk

fraksi bensin yang dihasilkan berupa senyawa aromatik, sedangkan fraksi bensin yang

lain (parafin dan olefin) tidak terbentuk. Zeolit fluka yang diimpregnasi logam Zn

menghasilkan produk aromatik tertinggi, yakni sebanyak 97,39 %.

Kata Kunci : Zeolit Fluka, Fraksi Bensin, Impregnasi, Katalis, Logam Transisi

Page 7: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

ABSTRACT

Lutfi Nugraha. Utillization of transition metal catalysts (Co, Ni, Cu, Zn)

impregnated by fluka zeolite for conversion process of ethanol to gasoline fraction.

Dibimbing oleh Sudiyarmanto, M.T dan Nanda Saridewi, M.Si

Research on the catalyst to be highly developed with the growing importance of the

role of catalyst in various chemical industries. Preparation of the catalyst can be

elicits active metal component on a support which has a large surface area. The metal

can be highly dispersed as tiny crystals across the pore system and the carrier. This

research aims to make the transition metal catalysts (Co, Ni, Cu, Zn) that falls on

Fluka zeolites are used for the process of converting ethanol into gasoline fraction.

The metal used as much as 20% by weight of the zeolite Fluka used. The method

used for the preparation of zeolites are Fluka impregnation method and catalyst

preparation results characterized by XRD, SAA, FTIR, and the acid test by

gravimetric method. The catalyst preparation results tested their activity to convert

ethanol into gasoline. Activity test is done by using a fixed bed reactor operating

conditions temperature of 350 ° C and a flow rate of 0.67 mL / min. The results show

that the preparation of metallic Co and Zn can be impregnated into the zeolite Fluka,

whereas Ni and Cu metal can not be impregnated. It can be seen from the

characterization by XRD, SAA, FTIR, and from gravimetric acidity test. The test

results Fluka zeolite catalyst activity showed that the product produced in the form of

aromatic compounds. Fluka impregnated zeolite Zn metal produces the most aromatic

products, namely as much as 97.39%.

Keywords: Fluka zeolite, gasoline fraction, impregnation, catalyst, transition metals

Page 8: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan

karuniaNya. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kehadirat Nabi

Muhammad SAW karena berkat jasa beliaulah manusia dibawa dari zaman

jahiliyah ke zaman yang terang benderang oleh ilmu pengetahuan.

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul “Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang

Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi

Fraksi Bensin.”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan di

Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Tekhnologi, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa pihak-pihak yang terus

memberikan bimbingan serta dukungannya. Oleh sebab itu penulis mengucapkan

banyak terima kasih kepada:

1. Sudiyarmanto, M.T selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

pengetahuan, bimbingan, dan arahan serta tempat berkeluh kesah selama

proses penulisan skripsi ini.

2. Nanda Saridewi, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan ilmunya dan kemudahan dalam penulisan.

3. Dede Sukandar, M.Si selaku Ketua Program Studi Kimia Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

vi

5. Isalmi Aziz, M.T dan Yusraini D.I.S, M.Si selaku dosen penguji yang

telah banyak memberikan masukan dalam skripsi ini.

6. Isalmi Aziz, M.T selaku Sekretaris Program Studi Kimia Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Orang tua yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang, nasihat yang

manfaat dan memantapkan hati penulis serta dukungan moril lainnya

maupun materil.

8. Teman-teman Mahasiswa/i Program Studi Kimia Angkatan 2011 yang

selalu mendukung dan memotivasi penulis.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat

penulis harapkan. Semoga skripsi ini memiliki suatu nilai manfaat.

Jakarta , Juni 2016

Penulis

Page 10: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x

DAFTAR TABEL............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah ...................................................................... 4

1.3. Hipotesis ....................................................................................... 5

1.4. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6

2.1. Minyak bumi ................................................................................. 6

2.2. Bensin ........................................................................................... 8

2.2.1. Produksi bensin dari minyak bumi ..................................... 9

2.2.2. Konversi metanol menjadi bensin ....................................... 9

2.2.3. Konversi etanol menjadi bensin .......................................... 12

2.3. Etanol ............................................................................................ 13

2.4. Zeolit ............................................................................................. 15

2.5. Preparasi Katalis ........................................................................... 16

2.6. Karakterisasi katalis ...................................................................... 17

2.6.1. Thermo Gravity Analyzer (TGA) ........................................ 17

2.6.2. X-Ray Difraction (XRD) ..................................................... 19

2.6.3. Karakterisasi keasaman dengan metode gravimetri ............ 20

Page 11: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

viii

2.6.4. Fourier Transform Infra Red (FTIR)……. ......................... 21

2.6.5.. Suraface Area Analyzer (SAA) .......................................... 23

2.6.6. Gass Cromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS) ......... 24

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 28

3.1. Waktu dan tempat penelitian ........................................................ 28

3.2. Alat dan bahan .............................................................................. 28

3.2.1. Alat ...................................................................................... 28

3.2.2. Bahan .................................................................................. 28

3.3. Prosedur kerja ............................................................................... 29

3.3.1. Pembuatan katalis logam transisi yang

diembankan pada zeolit alam teraktivasi ........................... 29

3.3.2. Karakterisasi katalis. ........................................................... 29

3.3.2.1. Karakterisasi TGA .................................................. 29

3.3.3.2. Karakterisasi dengan XRD ..................................... 30

3.3.3.3. Karakterisasi dengan SAA ..................................... 30

3.3.3.4.Karakterisasi keasaman dengan metode

gravimetri................................................................ 30

3.3.3.5. Karakterisasi dengan FTIR ..................................... 31

3.3.4. Konversi Etanol Menjadi Gasolin ....................................... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN ............................................................ 32

4.1. Karakterisasi Katalis ..................................................................... 32

4.1.1. Analisis Kestabilan Termal dengan TGA ........................... 32

4.1.2. Analisis Kristalinitas Katalis menggunakan XRD .............. 34

4.1.3. Analisis Luas Permukaan dengan SAA. ............................ 37

4.1.4. Analisis Keasaman dengan metode gravimetri ................... 39

4.1.5. Analisis Sisi asam Lewis dan Asam Bronsted pada Katalis

dengan FTIR ....................................................................... 41

4.2. Uji Aktivitas ................................................................................. 46

Page 12: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

ix

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 50

5.1. Kesimpulan .................................................................................. 50

5.2. Saran ............................................................................................ 50

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 51

LAMPIRAN ...................................................................................................... 56

Page 13: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tahapan reaksi konversi etanol menjadi gasoline ........................... 13

Gambar 2. Struktur kimia zeolit ........................................................................ 15

Gambar 3. Skema dasar TGA ........................................................................... 18

Gambar 4. Skema dasar XRD ........................................................................... 20

Gambar 5. Skema dasar FTIR ........................................................................... 23

Gambar 6. Skema dasar SAA Nova ................................................................... 24

Gambar 7. Skema dasar GC-MS ....................................................................... 26

Gambar 8. Kurva Hasil Analisis TGA .............................................................. 33

Gambar 9. Pola Difraksi XRD .......................................................................... 35

Gambar 10.Pembentukan Situs Asam Lewis Zeolit ......................................... 43

Gambar 11. a. Ikatan antara Piridin dengan Sisi Bronsted Katalis, b. Ikatan

antara Piridindengan Sisi Lewis Katalis ......................................... 44

Gambar 12. Serapan FTIR Zeolit Fluka a.adsorpsi piridin, b. adsorpsi

amoniak ........................................................................................... 57

Page 14: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan bahan bakar etanol, bensin, dan solar ......................... 14

Tabel 2. Luas Permukaan Spesifik, Volume Pori, dan Ukuran Pori ............... 37

Tabel 3. Data Nilai Keasaman Total dan Keasaman Permukaan Zeolit

Fluka ................................................................................................. 40

Tabel 4. Serapan bilangan gelombang piridin dengan sisi asam lewis dan

asam bronsted .................................................................................... 42

Tabel 5. Serapan bilangan gelombang amonia dengan sisi asam lewis dan

asam bronsted .................................................................................... 45

Tabel 6. Hasil Analisis sampel waktu reaksi 150’ dengan GC-MS ................ 47

Page 15: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan ................................................................................... 56

Lampiran 2. Serapan FTIR Zeolit Fluka ............................................................ 57

Lampiran 3. Hasil Analisis GC-MS ................................................................... 58

Page 16: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

Permasalahan inilah yang sedang dialami berbagai sektor, terutama transportasi.

Sektor transportasi merupakan pengguna produk minyak bumi terbanyak terutama

bensin/bensin yakni sebesar 65% (ESDM, 2011). Menurut ESDM juga, pada tahun

2011 konsumsi bensin meningkat sebesar 11,56% dibanding dengan konsumsi pada

tahun 2010, yakni dari 23,1 juta KL menjadi 25,94 juta KL. Besarnya konsumsi

bensin tidak sebanding dengan produksi bensin yakni 10,2 juta KL pada tahun 2011.

Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan penggunaan bahan bakar alternatif.

Salah satu bahan bakar alternatif yang dapat digunakan adalah etanol. Etanol dapat

buat dari bahan baku tanaman. Etanol dapat digunakan sebagai bahan bakar, yakni

sebagai campuran bensin sebanyak 10% v/v. Etanol dapat digunakan sebagai bahan

bakar jika konsentrasinya 99% sebagai persyaratan fuel grade ethanol (FGE). Akan

tetapi pada umumnya kadar etanol yang diperoleh dari proses fermentasi masih

rendah yakni 10%.

Etanol dapat digunakan sebagai bahan bakar jika kadar etanol tersebut

mencapai 99%. Cara untuk memperoleh kadar bietanol hingga 99% adalah dehidrasi

(Onuki, 2006). Cara ini memerlukan biaya yang relatif mahal dan proses yang

panjang. Setelah melalui proses yang panjang dan biaya yang tidak sedikit, etanol

tersebut hanya digunakan sebagai pencampur bensin. Selain itu molekul etanol yang

Page 17: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

2

bersifat polar akan sulit bercampur secara sempurna dengan bensin yang relatif non-

polar, terutama dalam kondisi cair sehingga bahan bakar campuran etanol-bensin

hanya dapat digunakan pada kendaraan tertentu yang mesinnya telah dimodifikasi

seperti adanya karburator tambahan khusus untuk etanol (Yuksel dan Bedri, 2004).

Untuk menghemat biaya dan agar dapat dipakai pada semua kendaraan perlu

dilakukannya konversi etanol menjadi komponen bensin seperti parafin, aromatik dan

olefin.

Beberapa penelitian tentang konversi katalitik etanol menjadi bensin telah

dilakukan, diantaranya katalis zeolit H-ZSM-5 telah digunakan untuk mengkonversi

etanol menjadi bensin (Johansson et al, 2008). Penelitian tersebut menghasilkan

produk bensin yang mengandung senyawa hidrokarbon, diantaranya benzena, toluena,

dan xilena. Nano kristal H-ZSM-5 juga telah digunakan untuk konversi etanol

menjadi bensin (Viswanadham et al, 2011). Penelitian tersebut menghasilkan produk

bensin dengan nilai research octane number (RON) sebesar 95. Produk bensin

tersebut mengandung benzena dengan konsentrasi yang rendah, serta xilena, toluena,

dan isodekana dengan konsentrasi yang tinggi. Namun demikian, katalis sintetik

ZSM-5 harganya relatif lebih mahal dibandingkan dengan katalis zeolit fluka.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan katalis logam/zeolit fluka.

Pembuatan katalis tersebut dapat dilakukan dengan mengembankan komponen logam

aktif pada suatu penyangga yang memiliki luas permukaan besar. Logamnya dapat

sangat terdispersi sebagai kristal kecil di seluruh sistem pori dan pengemban. Melalui

cara ini, di samping dihasilkan katalis yang sangat efisien dengan luas permukaan

spesifik yang maksimum juga stabilitas termal dan masa pakai yang memadai serta

Page 18: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

3

dihasilkan katalis yang lebih selektif. Pengembanan logam dilakukan dengan cara

impregnasi dengan pertimbangan logam dapat terdispersi lebih merata pada padatan

material pendukungnya, lebih sederhana dan lebih praktis dibandingkan dengan

metode preparasi katalis lainnya ( Krishnan dan Richard, 1993).

Zeolit merupakan salah satu katalis dan juga penyangga yang banyak

digunakan. Pemanfaatan zeolit sebagai penyangga katalis berdasarkan keunggulannya

yaitu karena memiliki struktur yang berpori, stabil secara kimia dan tahan panas.

Struktur yang berpori mengakibatkan luas permukaan zeolit menjadi besar sehingga

lebih banyak sisi aktif dalam hal ini logam yang dapat diembankan (Rianto, 2012).

Zeolit sebagai penyangga berfungsi untuk menebarkan logam-logam aktif sehingga

dapat dipergunakan secara efektif.

Pemberian sisi aktif berupa logam ke dalam suatu bahan penyangga (zeolit)

bertujuan untuk memperbanyak jumlah sisi aktif (active site) pada katalis sehingga

kontak antara reaktan dengan katalis akan semakin besar dan dapat mempercepat

reaksi pembentukan produk. Selain itu pengembanan logam dapat meningkatkan

aktivitas katalis agar dapat bekerja dengan baik (Anderson dan Boudart, 1981).

Zeolit sebagai penyangga perlu dimodifikasi untuk meningkatkan keasaman

dari zeolit tersebut. Keasaman zeolit dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan

logam transisi seperti Co, Ni, Cu, dan Zn. Logam-logam tersebut memiliki elektron

yang belum berpasangan pada orbital d sehingga akan mempengaruhi sifanya, seperti

struktur padatan, sifat magnetik dan kemampuan untuk membentuk senyawa

kompleks (Panchenkov dan Lebedev, 1976). Fenomena ini menjadikan logam-logam

tersebut sangat berperan dalam reaksi katalitik. Keempat logam tersebut mudah

Page 19: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

4

membentuk ikatan kovalen koordinat sehingga pembentukan intermediet pada

permukaan katalis menjadi lebih mudah. Menurut Nasikin (2010), Unsur-unsur

dengan banyak orbital d yang kosong seperti V, Cr, Cb, Mo, Ta, dan W cenderung

tidak aktif untuk reaksi yang melibatkan hidrogen. Logam Co, Ni, Cu, Zn memiliki

jumlah orbital d kosong lebih sedikit dibandingkan dengan logam tersebut sehingga

akan lebih aktif dalam reaksi yang melibatkan hidrogen.

Penelitian ini berfokus pada penggunaan logam transisi yang diembankan

pada zeolit komersil fluka untuk mengkonversi etanol menjadi fraksi bensin. Zeolit

fluka yang dimodifikasi dengan logam transisi ini diharapkan dapat meningkatkan

aktivitas dari zeolit yang sangat berpengaruh pada proses konversi etanol menjadi

fraksi bensin. Zeolit yang dimodifikasi dengan logam transisi dapat meningkatkan

keasaman zeolit yang berpengaruh terhadap aktivitas dan selektivitas zeolit tersebut

(Cornet, 1985).

1.2. Perumusan Masalah

Aspek permasalahan yang akan menjadi fokus kajian penelitian ini yaitu :

1) Bagaimanakah sifat fisika dan kimia zeolit fluka setelah diembankan

logam transisi Co, Cu, Ni, dan Zn.

2) Bagaimanakah aktivitas zeolit fluka dengan variasi logam transisi

terhadap produk yang dihasilkan

1.3. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah :

1) Sifat fisika dan kimia zeolit fluka meningkat setelah pengembanan

logam transisi.

Page 20: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

5

2) Variasi logam transisi pada zeolit fluka akan menghasilkan produk

yang berbeda.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1) Mengetahui sifat fisika dan kimia zeolit fluka setelah pengembanan

logam transisi

2) Mengetahui aktivitas zeolit fluka dengan variasi logam transisi

terhadap produk yang dihasilkan

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan logam transisi yang diembankan pada zeolit fluka dan laju alir

umpan etanol menjadi produk fraksi bensin. Selain itu, penelitian ini juga

diharapkan dapat memberikan dampak terhadap pengembangan katalis logam

berbasis zeolit pada reaksi katalitik pada sektor energi.

Page 21: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Minyak bumi

Minyak bumi (petroleum) adalah campuran yang kompleks, terutama terdiri

dari hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang mengandung

sulfur, oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang mengandung logam.

Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad

mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan

dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama

jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara alami. Bersamaan dengan

proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad

organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon. Struktur hidrokarbon yang

ditemukan dalam minyak bumi:

1. Alkana/ parafin (CnH2n + 2)

Alkana ini memiliki rantai lurus dan bercabang, fraksi ini merupakan

yang terbesar di dalam minyak mentah.

2. Sikloalkana / napten (CnH2N)

Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima) yaitu siklopentana

ataupun cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana.

3. Aromatik (CnH2n -6)

Senyawa aromatik memiliki cincin 6 (enam). Aromatik hanya terdapat

dalam jumlah kecil, tetapi sangat diperlukan dalam bensin karena

Page 22: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

7

- Memiliki harga anti knock yang tinggi

- Stabilitas penyimpanan yang baik

- Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuel)

Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dari

minyak bumi. Pada umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang terbanyak tetapi

kadang-kadang (disebut sebagai crude napthenic) mengandung sikloalkana sebagai

komponen yang terbesar, sedangkan aromatik selalu merupakan komponen yang

paling sedikit. Pengilangan/penyulingan (refining) adalah proses perubahan minyak

mentah menjadi produk yang dapat dijual melalui kombinasi proses fisika dan kimia.

Produk yang dihasilkan dari proses pengilangan/penyulingan tersebut antara lain

(Zuhra, 2003):

1. Light destilates adalah komponen dengan berat molekul terkecil.

a. Gasolie (Amerika Serikat) atau motor spirit (Inggris) atau bensin (Indonesia)

memiliki titik didih terendah dan merupakan produk kunci dalam penyulingan yang

digunakan sebagai bahan pembakar motor (45% dari minyak mentah diproses untuk

menghasilkan bensin)

b. Naphta adalah material yang memiliki titik didih antara bensin dan kerosin.

Beberapa naphta digunakan sebagai :

- Pelarut dry cleaning (pencuci)

- Pelarut karet

- Bahan awal etilen

- Dalam kemiliteran digunakan sebagai bahan bakar jet dan dikenal sebagai jP-4

c. Kerosin memiliki titik didih tertinggi dan biasanya digunakan sebagai :

Page 23: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

8

- Minyak tanah

- Bahan bakar jet untuk pesawat udara

2. Intermediate destilates merupakan minyak gas atau bahan bakar diesel yang

penggunaannya sebagai bahan bakar transportasi truk-truk berat, kereta api,

kapal kecil komersial, peralatan pertanian dan lain-lain.

3. Heavy destilates merupakan komponen dengan berat molekul tinggi. Fraksi

ini biasanya dirubah menjadi minyak pelumas (lubricant oils), minyak dengan

berat jenis tinggi dari bahan bakar, lilin dan stock cracking.

4. Residu termasuk aspal, residu bahan bakar minyak dan petrolatum.

2.2. Bensin

Bensin adalah cairan campuran senyawa hidrokarbon yang berasal dari

minyak bumi. Komposisi senyawa bensin terdiri dari hidrokarbon jenuh (parafin,

alkana), hidrokarbon tidak jenuh (olefin), dan oksigenat (aromatik). Hidrokarbon

jenuh merupakan komposisi terbesar pada senyawa penyusun bensin, yaitu berkisar

60 - 80 %, sedangkan sisanya merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh dan

oksigenat (Totten, 2003).

Senyawa bensin mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki

rantai C5-C10 , memiliki titik didih 40-200 oC, dan juga memiliki bilangan oktana 88

(Migas, 2006). Sedangkan menurut McKetta (1990), bensin merupakan campuran

hidrokarbon yang memiliki titik didih berkisar antara 100 – 400 oF. Proses

pembuatan bensin yaitu melalui fraksionasi (distilasi bertingkat) minyak bumi, yaitu

proses pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didih. Pada

tahun 1970 perusahaan Mobile mengembangkan proses pembuatan bensin dengan

Page 24: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

9

bahan baku methanol. Proses pembuatan bensin dari methanol tersebut dikenal

dengan Methanol to Gasoline (MTG) process.

2.2.1. Produksi bensin dari minyak bumi

Selama ini bensin diproduksi dari minyak bumi dengan serangkaian proses.

Mula-mula garam-garam yang terkandung dalam minyak mentah dihilangkan,

selanjutnya dilakukan pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan

titik didihnya atau biasanya deikenal dengan distilasi. Pada proses inilah dihasilkan

bensin dan hidrokarbon lain. Setelah proses distilasi, fraksi-fraksi minyak bumi yang

dihasilkan dimurnikan. Bensin juga dapat dihasilkan dari proses perengkahan /

cracking. Proses cracking adalah proses penguraian molekul hidrokarbon besar

menjadi molekul hidrokarbon kecil. Proses cracking bertujuan untuk meningkatkan

kualitas bensin. Kualitas bensin juga dapat ditingkatkan dengan proses reforming,

yaitu perubahan bentuk molekul bensin yang awalnya memiliki rantai karbon lurus

menjadi rantai karbon bercabang. Kedua bensin ini memiliki rumus molekul yang

sama tetapi bentuk molekulnya berbeda. Reforming dilakukan dengan menggunakan

katalis dan pemanasan. Selain itu peningkatan kualitas bensin dapat dilakukan dengan

cara menambahkan bahan aditif seperti tetra ethyl lead (TEL). Proses penambahan

bahan-bahan aditif ke dalam fraksi minyak bumi untuk meningkatkan kualitas disebut

dengan blending.

2.2.2. Konversi metanol menjadi bensin

Awal tahun 1970 Sebuah perusahaan asing yaitu Mobil telah mengembangkan

proses pembuatan bensin dari metanol. Proses pembuatan bensin dari metanol

Page 25: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

10

tersebut dikenal dengan nama Methanol-to-Gasoline (MTG) process. Sebelumnya

perusahaan ini juga telah mensintesis katalis zeolit, zeolit tersebut bernama ZSM-5.

Katalis zeolit ZSM-5 merupakan elemen penting dalam proses MTG yang

dapat mengkonversi metanol menjadi bensin. Berbeda dengan katalis lainnya, zeolit

ZSM-5 memiliki shape selectivity yang unik. Karakteristik zeolit yaitu berpori, kristal

yang mempunyai 3 dimensi kerangka yang tersusun dari AlO4 dan SiO4 tetrahedral.

Katalis ini memiliki 2 saluran yang berpotongan, yaitu berbentuk elips dengan 10

susunan saluran cincin dan mendekati lingkaran (sinusoidal). Adanya kombinasi yang

unik antara bentuk dan ukuran ZSM-5 ini menjadikannya sangat efisien pada MTG

process, memproduksi bensin dengan molekul berkisar antara C4 – C10 dan tidak

mengandung hidrokarbon di atas C10. Dapat dikatakan, katalis ZSM-5 memiliki

bentuk dan ukuran selektivitas yang tepat pada sintesis bensin. Konversi dari

metanol menjadi bensin melalui serangkaian tahapan (Packer, 2010), yaitu sebagai

berikut:

a. Sintesis bensin

Persiapan metanol sebagai bahan baku dilakukan dengan memanaskan,

menguapkan, dan juga membuat uap dalam kondisi superheated pada suhu

300 – 320 oC. Uap metanol ini selanjutnya diumpankan ke reaktor untuk

mengkonversinya menjadi dimethyl ether (DME) dengan katalis alumina.

Konversi dari uap metanol menjadi DME ini sebesar 75%. Reaksi yang terjadi

yaitu:

2CH3OH CH3OCH3 + H2O

Page 26: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

11

Reaksi tersebut terjadi sangat cepat dan bersifat eksotermis. Sekitar

20% dari panas yang dihasilkan, dilepaskan pada tahap ini. Campuran hasil

ini pada temperatur antara 400 – 420 oC dicampur dengan recycle gas dan

diumpankan ke reaktor konversi. Recycle gas yang terdiri dari light

hydrocarbons, CO, dan H berfungsi untuk menyerap panas reaksi. Reaktor

konversi dengan katalis ZSM-5 ini mendehidrasi DME lebih lanjut menjadi

light alkenes yang teroligomerisasi (dengan kata lain melalui pertumbuhan

rantai dengan menggabungkan dua atau lebih molekul alkena secara

bersamaan) dan cyclise untuk menghasilkan produk akhir dengan pelepasan

sisa panas. Reaksi yang terjadi pada MTG proses sangatlah rumit. Skema

reaksi yang sederhana diusulkan oleh Chang dan Silestri dalam John Packer

(2010) yaitu:

2CH3OH CH3OCH3 C2 – C5 alkena alkana, sikloalkana, aromatik

Campuran hidrokarbon 44% berat (w/w%) dan air 56% berat (w/w%)

kemudian didinginkan dengan membangkitkan steam tekanan sedang dengan

memanaskan umpan methanol dan recycle gas, dengan udara dan air.

Konversi pada reaksi ini mencapai 100%. Sekitar 85 – 90% produk

hidrokarbon dapat digunakan sebagai bensin dan sisanya adalah fuel gas.

Produk sampingnya yaitu CO, CO, dan coke. Coke merupakan hasil reaksi

yang dapat menempel di permukaan katalis dan masuk ke dalam pori-pori

katalis sehingga mengakibatkan deaktivasi katalis. Recycle gas, air, dan

hidrokarbon selanjutnya dipisahkan. Air akan diumpankan ke reformer

Page 27: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

12

saturator, recycle gas akan dikembalikan ke kompresor, dan hidrokarbon

akan diumpankan ke bagian distilasi.

b. Distilasi

Hidrokarbon hasil dari MTG proses kemudian dipisahkan dalam

kolom distilasi yang berjumlah 3. Kolom pertama berfungsi untuk

menghilangkan hidrokarbon yang lebih ringan dan lebih volatil, dissolved gas,

dan sebagian air. Kolom ke-2 berfungsi untuk menghilangkan sisa light

hidrokarbon yang kemudian didinginkan sehingga menjadi LPG. Kolom ke-2

juga me-recovery komponen campuran bensin yang memiliki tekanan uap

tinggi. Kolom ke-3 berfungsi untuk memisahkan bensin berfraksi ringan dan

berat. Bensin berfraksi ringan dapat langsung disimpan sedangkan bensin

berfraksi berat akan diolah lebih lanjut.

2.2.3. Konversi etanol menjadi bensin

Proses konversi etanol menjadi bensin melalui tahapan yang sama seperti

proses konversi metanol menjadi bensin. Awalnya etanol diuapkan, setelah itu uap

etanol diumpankan ke reaktor untuk mengubahnya menjadi diethyl eter dengan

bantuan katalis zeolit. Selanjutnya diethyl eter tersebut dicampur dengan recycle gas

dan diumpankan ke reaktor konversi. Recycle gas yang terdiri dari light hydrocarbons,

CO, dan H berfungsi untuk menyerap panas reaksi. Katalis zeolit ini mendehidrasi

diethyl eter lebih lanjut di dalam reaktor konversi menjadi light alkenes yang

teroligomerisasi dan cyclic untuk menghasilkan produk akhir dengan pelepasan sisa

panas. Tahapan konversi etanol menjadi bensin dapat dilihat pada Gambar 1.

(Viswanadham, 2011)

Page 28: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

13

Gambar 1. Tahapan konversi etanol menjadi bensin (Viswanadham, 2011)

2.3. Etanol

Etanol atau etil alkohol, C2H5OH, merupakan cairan yang tidak berwarna,

larut dalam air, eter, aseton, benzene, dan semua pelarut organik, serta memiliki bau

yang khas. Etanol banyak digunakan sebagai pelarut, germisida, minuman anti beku,

senyawa antara untuk sintesis senyawa-senyawa organik, dan bahan bakar.

Penggunaan etanol sebagai bahan bakar memiliki prospek yang cerah. Etanol

dapat digolongkan sebagai bahan baku yang dapat diperbarui, karena dapat dibuat

dari bahan baku yang berasal dari tanaman. Etanol murni (100%) dapat digunakan

sebagai cairan pencampur pada bensin. Tujuan mencampurkan etanol pada bensin

adalah untuk menaikkan angka oktan bensin karena etanol memiliki angka oktan

Page 29: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

14

yang cukup tinggi. Perbandingan karakter bahan bakar etanol dengan bensin dan solar

disajikan dalam Tabel 1. (Bailey, 1996).

Tabel 1. Perbandingan bahan bakar etanol, bensin, dan solar (Bailey, 1996)

Parameter Bahan Bakar

Etanol Bensin

Titik didih, oC 77,78 – 78,33 26,67 – 225

0,719 – 0,779

0,55 – 1,03

0,55 – 1,03

325,6 – 395,4

Densitas, Kg/L 0,791

Tekanan uap Reid (RVP), bar 0,16 – 0,17

Tekanan uap Reid pencampuran, bar 1,24 – 1,52

Kalor penguapan, kJ/Kg 841,99 – 930,4

Titik penyalaan sendiri, oC 365 – 425

Batas penyalaan, % 3,3 – 19,0 1,0 – 8,0

Perbandingan udara: bahan bakar,

(massa) 8,97 – 9,0 14,5 – 14,7

Temperatur nyala adiabatik, oC 1930 1977,2

27,29 – 29,30

85 – 96

6791,6

Kalor pembakaran netto, MJ/L 18,96 – 19,03

Angka oktan, (R=M)/2*)

96 – 113

SE, LHV/ AF, kJ/Kg **)

6977,9

*): R = Angka oktan research, dan M = angka oktan motor. Angka oktan adalah skala sembarang yang didasarkan pada kinerja campuran dari iso-oktana (2,2,4-trimetil

pentane), yang tahan ketuk. Iso-oktana mempunyai angka oktan 100 sedangkan n-heptana mempunyai angka oktan 0.

**): SE = Energi spesifik, merupakan harga perbandingan kalor pembakaran netto (LHV) dengan

perbandingan bahan bakar : udara (AF); menunjukkan jumlah kalor yang dilepaskan per satuan udara yang ditambahkan

Keunggulan etanol dibandingkan dengan bahan bakar lain diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Etanol dapat digunakan sebagai campuran untuk bensin yang dapat

mengurangi emisi gas buang seperti karbon monoksida, dan senyawa organik

mudah menguap. Karbon monoksida merupakan gas tidak berwarna, tidak

berbau, dan sangat beracun yang dapat mereduksi aliran oksigen pada darah.

Penelitian yang dilakukan oleh Environmental Protection Agency (EPA)

menunjukkan bahwa campuran bahan bakar etanol-bensin dapat mengurangi

emisi karbon monoksida antara 25 – 30%.

Page 30: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

15

2. Etanol dapat menggantikan senyawa timbal (TEL) sebagai senyawa untuk

menaikkan angka oktan. Etanol memiliki angka research octane 108,6

dan motor octane 89,7 (Yuksel dan Bedri, 2004)

3. Etanol merupakan bahan yang dapat diperbarui. Bahan baku pembuatan

etanol, yaitu karbohidrat digolongkan sebagai bahan baku yang dapat

diperbarui.

2.4. Zeolit

Zeolit pertama kali ditemukan pada tahun 1756 oleh seorang ahli mineralogi

asal Swedia bernama Axel Frederick Cronstedt. Pada tahun 1984 profesor James V.

Smith mendifinisikan zeolit sebagai mineral dengan strukur kristal aluminasilikat

yang berbentuk rangka (framework) tiga dimensi, mempunyai rongga dan saluran

serta mengandung ion-ion logam seperti Na, K, Mg, Ca dan Fe serta molekul air.

Umumnya, struktur zeolit adalah suatu polimer anorganik berbentuk tetrahedral unit

TO4, dimana T adalah ion Si4+

atau Al3+

dengan atom O berada diantara dua atom T,

seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.

Gambar 2. Struktur kimia zeolit (Haag, 1984)

Zeolit memiliki rumus empiris Mx/n[(AlO2)x(SiO2)y].wH2O, di mana M

adalah kation alkali atau alkali tanah, n adalah jumlah valensi kation, w adalah

banyaknya molekul air per satuan unit sel, x dan y adalah angka total tetrahedral per

Page 31: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

16

satuan unit sel, dan y/x biasanya bernilai 1 sampai 5, meskipun ditemukan juga zeolit

dengan y/x antara 10 sampai 100 (Bekkum et al., 1991). Saat ini dikenal dua jenis

zeolit, yakni zeolit alam dan zeolit sintetis.

Zeolit mempunyai struktur berongga dan biasanya diisi oleh air dan kation

yang dapat dipertukarkan dan memiliki ukuran pori tertentu. Oleh karena itu, zeolit

dapat dimanfaatkan sebagai katalis. Zeolit merupakan katalis yang baik karena

mempunyai pori–pori yang besar dengan permukaan yang maksimum (Sutarti dan

Rahmawati, 1994). Zeolit memiliki ciri paling khusus yaitu adanya ruang kosong

yang akan membentuk saluran di dalam strukturnya yang secara praktis akan

menentukan sifat khusus di dalam mineral ini. Pada proses penyerapan atau katalisis,

pemakaian zeolit akan mengakibatkan difusi molekul ke dalam ruang bebas atau

hampa di antara kristal sehingga dimensi dan lokasi saluran sangat penting dalam

proses difusi tersebut.

2.5. Preparasi katalis

Tujuan utama dari suatu metode preparasi adalah untuk mendistribusikan fasa

aktif (metal) dengan cara yang paling efisien (misalnya dalam bentuk terdispersi,

yaitu untuk memperoleh luas permukaan spesifik yang besar dan juga aktivitas

maksimum persatuan berat dari senyawa aktif). Pada permukaan padatan penyangga

(figueras, 1988). Secara garis besar, pemnbuatan katalis yang banyak digunakan

adalah metode impregnasi dan metode presipitasi (Moulijin, 1993).

Impregnasi merupakan metode yang paling sederhana. Tujuannya adalah

untuk memenuhi pori dengan larutan garam logam dengan konsentrasi yang cukup

untuk memberikan loading yang tepat (Nasikin, 2007). Impregnasi dilakukan dengan

Page 32: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

17

cara mengisi pori-pori penyangga dengan larutan garam, diikuti penguapan pelarut

dan reduksi garam logam atau preparasi katalis dengan pembasahan penyangga

menggunakan larutan yang mengandung komponen aktif (impregnan) dan dilanjutkan

dengan pengeringan serta immobilisasi komponen aktif (Bell, 1987). Prinsip

impregnasi adalah memasukkan katalis logam secara paksa ke dalam rongga-rongga

pengemban. Impregnasi dibagi menjadi dua, yaitu impregnasi basah dan impregnasi

kering. Perbedaan impregnasi kering dan basah didasarkan pada perbandingan

volume larutan prekursor dengan volume pori pengemban. Untuk impregnasi kering,

volume larutan berkisar 1-1,2 kali dari volume pori pengemban. Karena diharapkan

nantinya jumlah antara larutan prekursor dengan pori yang tersedia pada pengemban

adalah sama. Sedangkan, untuk impregnasi basah, volume larutan prekursor lebih dari

1,5 kali dari volume pori pengemban. Oleh karenanya, untuk impregnasi kering,

diawal perlu diketahui volume pori pengemban untuk menentukan volume larutan

prekursor yang sesuai.

2.6. Karakterisasi Katalis

2.6.1. Thermo Gravimetric Analyzer (TGA)

TGA merupakan instrument untuk mengukur perubahan jumlah dan laju

dalam berat dari material sebagai fungsi dari temperatur atau waktu dalam atmosfer

yang terkontrol. Pengukuran digunakan untuk menentukan komposisi material dan

memprediksi stabilitas termalnya pada temperatur mencapai 1000oC. Teknik ini dapat

mengkarakterisasi material yang menunjukkan kehilangan atau pertambahan berat

akibat dekomposisi, oksidasi, atau dehidrasi.Teknik ini sesuai untuk berbagai macam

Page 33: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

18

material padat termasuk material organik maupun inorganik. Sistem instrumentasi

dari TGA seperti gambar di bawah ini:

Gambar 3. Skema dasar TGA

Metode TGA yang banyak diterapkan didasarkan pada pengukuran bobot

yang kontinyu terhadap suatu neraca sensitif (disebut neraca panas) ketika suhu

sampel dinaikkan dalam udara atau dalam dalam atmosfer yang inert. TGA ini

dinyatakan sebagai TGA nonisotermal. Data dicatat sebagai termogram bobot versus

temperatur. Hilangnya bobot bisa timbul dari evaporasi lembab yang tersisa atau

pelarut, tetapi pada suhu-suhu yang lebih tinggi terjadi dari terurainya polimer. Selain

memberikan informasi mengenai stabilitas panas, TGA bisa dipakai untuk

mengkarakterisasi polimer melalui hilangnya suatu entitas yang diketahui.

TGA juga bermanfaat untuk penetapan bahan plastik dan bahan-bahan

tambahan lainnya. Suatu variasi dari metode TGA adalah mencatat kehilangan bobot

dengan waktu pada suhu konstan (TGA isotermal). TGA ini kurang umum dipakai

Page 34: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

19

daripada TGA nonisotermal. Instrumen-instrumen TGA modern memungkinkan

pencatatan termogram-termogram pada kuantitas mikrogram bahan. (Crompton,

1989).

2.6.2. X-Ray Diffraction (XRD)

Karakterisasi XRD untuk mengidentifikasi fasa bulk suatu katalis dan untuk

menentukan sifat kristal atau kristalinitas dari suatu katalis. Kebanyakan dari katalis

adalah berbentuk padatan kristal seperti oksida logam, zeolit, dan logam yang

berpenyangga. Namun demikian, metode ini tidak cocok atau tidak mampu

menampilkan sifat-sifat yang diperlukan untuk katalis-katalis yang bersifat bukan

kristal.

Di dalam analisis XRD, kristal katalis memantulkan sinar X yang dikirimkan

dari sumber dan diterima oleh detektor. Dengan melalui sudut kedatangan sinar X

maka spektrum pantulan adalah spesifik yang berhubungan langsung dengan lattice

spacing dari kristal yang dianalisis. Pola difraksi di-plotkan berdasarkan intensitas

peak yang menyatakan peta parameter kisi kristal atau indeks Miller (hkl) sebagai

fungsi 2 (Robert, 2012 ). Ketika θ diubah, detektor akan mencatat puncak intensitas

yang bersesuaian dengan orde n yang divisualisasikan dalam difraktogram. Gambar 4

menunjukkan Sistem Instrumentasi dari XRD.

Page 35: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

20

Gambar 4. Skema dasar XRD

2.6.3. Karakterisasi keasaman dengan metode gravimetri

Keasaman dari suatu katalis adalah jumlah asam, kekuatan asam, serta gugus

asam Lewis dan asam Brønsted-Lowry dari katalis. Menurut Lewis, asam adalah

spesies yang dapat menerima elektron (akseptor elektron) dan basa adalah spesies

yang dapat menyumbangkan elektron (donor elektron). Sedangkan asam menurut

Brønsted-Lowry adalah suatu spesies yang dapat menyumbangkan proton atau lebih

sering disebut donor proton dan basa adalah spesies yang dapat menerima proton

(akseptor proton) (Fessenden and Fessenden, 1995).

Metode gravimetri dapat mengukur jumlah gas yang teradsorpsi pada

permukaan katalis. Jumlah asam pada suatu padatan dapat diperoleh dengan cara

mengukur jumlah basa yang teradsorpsi secara kimia (kemisorpsi) dalam fase gas.

Basa gas yang terkemisorpsi pada situs asam yang kuat akan lebih stabil dan akan

lebih sukar terdesorpsi dari situs daripada basa yang terkemisorpsi pada situs asam

yang lebih lemah. Basa yang dapat digunakan adalah amoniak, piridin, piperidin,

quinolin, trimetil-amin, dan pirol yang teradsorpsi pada situs asam dengan kekuatan

adsorpsi yang proporsional dengan kekuatan asam (Richardson, 1989). Cara

Page 36: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

21

mengukur adsorpsi gas pada metode gravimetri yaitu dengan menempatkan katalis ke

dalam wadah dan disimpan dalam desikator yang sudah dijenuhkan dengan basa yang

mudah menguap (piridin). Desikator ditutup selama 24 jam, kemudian dikeluarkan

dan dibiarkan selama 2 jam pada tempat terbuka untuk melepaskan basa yang

teradsorpsi fisik. Jumlah basa gas yang tertahan pada padatan katalis merupakan

gabungan basa gas yang terfisisorpsi dan kemisorpsi. Jumlah ini setara dengan jumlah

situs asam yang ada pada permukaan katalis.

Banyaknya mol basa yang teradsorpsi pada cuplikan dapat dihitung pada

Persamaan 1 berikut ini:

...........(1)

dengan, w1 = Berat wadah kosong

w2 = Berat wadah + cuplikan17

w3 = Berat wadah + cuplikan yang telah mengadsorpsi piridin

BM = Bobot molekul piridin

2.6.4. Fourier Transform Infra Red (FTIR)

Spektroskopi FTIR adalah teknik pengukuran untuk mengumpulkan spektrum

inframerah. Energi yang diserap sampel pada berbagai frekuensi sinar inframerah

direkam, kemudian diteruskan ke interferometer. Sinar pengukuran sampel diubah

menjadi interferogram. Perhitungan secara matematika Fourier Transform untuk

sinyal tersebut akan menghasilkan spekrum yang identik pada spektroskopi

inframerah.

FTIR terdiri dari 5 bagian utama, yaitu (Griffiths,1975):

Page 37: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

22

a. Sumber sinar, yang terbuat dari filamen Nerst atau globar yang dipanaskan

menggunakan listrik hingga temperatur 1000-1800 oC.

b. Beam splitter, berupa material transparan dengan indeks relatif, sehingga

menghasilkan 50% radiasi akan direfleksikan dan 50% radiasi akan diteruskan.

c. Interferometer, merupakan bagian utama dari FTIR yang berfungsi untuk

membentuk interferogram yang akan diteruskan menuju detektor.

d. Daerah cuplikan, dimana berkas acuan dan cuplikan masuk ke dalam daerah

cuplikan dan masing-masing menembus sel acuan dan cuplikan secara

bersesuaian.

e. Detektor, Merupakan piranti yang mengukur energi pancaran yang lewat akibat

panas yang dihasilkan. Detektor yang sering digunakan adalah termokopel dan

balometer.

Mekanisme yang terjadi pada alat FTIR dapat dijelaskan sebagai berikut.

Sinar yang datang dari sumber sinar akan diteruskan, dan kemudian akan dipecah

oleh pemecah sinar menjadi dua bagian sinar yang saling tegak lurus. Sinar ini

kemudian dipantulkan oleh dua cermin yaitu cermin diam dan cermin bergerak. Sinar

hasil pantulan kedua cermin akan dipantulkan kembali menuju pemecah sinar untuk

saling berinteraksi. Dari pemecah sinar, sebagian sinar akan diarahkan menuju

cuplikan dan sebagian menuju sumber. Gerakan cermin yang maju mundur akan

menyebabkan sinar yang sampai pada detektor akan berfluktuasi. Sinar akan saling

menguatkan ketika kedua cermin memiliki jarak yang sama terhadap detektor, dan

akan saling melemahkan jika kedua cermin memiliki jarak yang berbeda. Fluktuasi

sinar yang sampai pada detektor ini akan menghasilkan sinyal pada detektor yang

Page 38: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

23

disebut interferogram. Interferogram ini akan diubah menjadi spektra IR dengan

bantuan computer berdasarkan operasi matematika (Tahid,1994). Sistem

Instrumentasi dari FTIR dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Skema dasar FTIR

2.6.5. Surface Area Analyzer (SAA)

Surface Area Analyzer (SAA) merupakan salah satu alat utama dalam

karakterisasi material yang memerlukan sampel dalam jumlah yang kecil biasanya

berkisar 0,1 sampai 0,01 gram . Alat ini khususnya berfungsi untuk menentukan luas

permukaan material, distribusi pori dari material dan isotherm adsorpsi suatu gas

pada suatu bahan. Surface Area bekerja berdasarkan metode BET yaitu adsorpsi dan

desorpsi isothermis gas nitrogen (N2) oleh sampel padatan pada kondisi temperatur

nitrogen cair sebagai lapisan tunggal (monolayer).

Page 39: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

24

Prinsip kerja SAA menggunakan mekanisme adsorpsi gas pada permukaan

suatu bahan padat yang akan dikarakterisasi pada suhu konstan, biasanya suhu didih

dari gas tersebut. Gas yang umum digunakan adalah nitrogen, argon dan helium, Alat

tersebut pada dasarnya hanya mengukur jumlah gas yang dapat dijerap oleh suatu

permukaan padatan pada tekanan dan suhu tertentu. Secara sederhana, jika diketahui

berapa volume gas spesifik yang dapat dijerap oleh suatu permukaan padatan pada

suhu dan tekanan tertentu dan juga diketahui secara teoritis luas permukaan dari satu

molekul gas yang dijerap, maka luas permukaan total padatan tersebut dapat dihitung

(Brunauer, 1938). Sistem Instrumentasi dari SAA dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Skema dasar SAA Nova (Rosyid et al., 2012)

2.6.6. Gas Cromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS)

GC-MS merupakan metode pemisahan senyawa organik yang menggunakan

dua metode analisis senyawa yaitu kromatografi gas (GC) untuk menganalisis jumlah

Pressure transducer

Fine Vaccum

Coarse Vaccum

Vaccum pump

Outgas valve

manifold valve

Outgassing stations

Filter gasses

Cell valve

Sample Cell

Alternate Nitrogen

manifold

Calibration

Volume

Gas input valve

Manifold input valve

Flow control valve

Gas input Selector valve

Page 40: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

25

senyawa secara kuantitatif dan spektrometri massa (MS) untuk menganalisis struktur

molekul senyawa analit.

Metode analisis GC/MS (Gas Cromatography-Mass Spectroscopy) adalah

dengan membaca spektra yang terdapat pada kedua metode yang digabung tersebut.

Pada spektra GC jika terdapat bahwa dari sampel mengandung banyak senyawa,

yaitu terlihat dari banyaknya puncak (peak) dalam spektra GC tersebut. Berdasarkan

data waktu retensi yang sudah diketahui dari literatur, bisa diketahui senyawa apa saja

yang ada dalam sampel.

Selanjutnya adalah dengan memasukkan senyawa yang diduga tersebut ke

dalam instrumen spektroskopi massa. Hal ini dapat dilakukan karena salah satu

kegunaan dari kromatografi gas adalah untuk memisahkan senyawa-senyawa dari

suatu sampel. Setelah itu, didapat hasil dari spektra spektroskopi massa pada grafik

yang berbeda.

Informasi yang diperoleh dari kedua teknik ini yang digabung dalam

instrumen GC/MS adalah tak lain hasil dari masing-masing spektra. Untuk spektra

GC, informasi terpenting yang didapat adalah waktu retensi untuk tiap-tiap senyawa

dalam sampel. Sedangkan untuk spektra MS, bisa diperoleh informasi mengenai

massa molekul relatif dari senyawa sampel tersbut. Sistem instrumentasi GC-MS

dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 41: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

26

Gambar 7. Skema dasar GC-MS

Alat penyutik

Sampel

amplifier detektor

Kromatogram

Oven pemanas kolom

Kolom kapiler

Sistem pengontrol aliran gas

Gas pembawa

Aliran Pemecah (Splitter)

Septum

li

Lubang suntik

Page 42: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Katalis Pusat Penelitian Kimia

(P2 Kimia) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Serpong. Pelaksanaan

penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 2015.

3.2. Alat dan bahan

3.2.1. Alat

Peralatan yang digunakan untuk membuat katalis antara lain alat gelas, neraca

analitik, pemanas listrik, panci, magnetik stirrer, termometer 100 oC, stopwatch,

kertas saring Whatman 40, oven Phillps, cawan porselen, furnace Phillips Harris,

Spektofotometer \XRD Philip type: Expert Pro, FTIR Simadzu, SAA Nova , TGA

Q50 V 20.13 Build 39, fix bed reactor dan GC-MS Simadzu.

3.2.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu bahan

untuk membuat katalis dan bahan untuk konversi etanol menjadi bensin. Bahan yang

digunakan untuk membuat katalis antara lain zeolit komersil (Fluka), Logam (Co, Ni,

Cu, Zn) Merck, Aquades. Sedangkan Bahan yang digunakan untuk konversi etanol

menjadi bensin antara lain etanol dan katalis logam/zeolit hasil preparasi.

Page 43: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

29

3.3. Prosedur kerja

3.3.1. Pembuatan katalis logam transisi yang diembankan pada zeolit alam

teraktivasi

Sebanyak 20 gram zeolit komersil (Fluka) dicampurkan dengan logam Co, Ni, Cu,

Zn 20% dari berat zeolit ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan aquades 100 ml.

Setelah itu di refluks pada suhu 80 oC selama 24 jam. Setelah refluks selesai, endapan

disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman 40, kemudian endapan dicuci dengan

akuades sampai air cuciannya tidak berwarna. Selanjutnya dikeringkan di dalam oven 100

oC. Setelah kering dilanjutkan ke proses ke proses kalsinasi, endapan yang telah kering

dimasukkan ke dalam cawan porselen, selanjutnya dimasukkan ke dalam furnace. Proses

kalsinasi berlangsung selama 3 jam pada suhu 500 oC.

3.3.2. Karakterisasi Katalis

3.3.2.1. Karakterisasi dengan TGA

TGA terdiri dari sebuah sample pan yang didukung oleh sebuah precision balance.

Pan tersebut ditempatkan dalam suatu furnace dan dipanaskan atau didinginkan selama

eksperimen. Massa dari sampel dipantau selama eksperimen. Sampel dialiri oleh suatu gas

inert atau gas reaktif yang mengalir melalui sampel dan keluar melalui exhaust. Pertama,

dialirkan gas nitrogen dengan flowrate 40 ml/menit ke dalam furnace TG dan dialirkan gas

selanjutnya gas oksigen dengan flowrate 60 ml/menit. Kemudian sampel dengan berat 30-

40 mg dimasukkan kedalam wadah platina yang berada didalam furnace. Temperatur

dinaikkan dengan rate 10o C/menit hingga suhu 1000

oC. Pengurangan fraksi massa sampel

Page 44: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

30

selama eksperimen dicatat. Karakterisasi katalis dengan menggunakan TGA dilakukan

sebelum kalsinasi.

3.3.2.2. Karakterisasi dengan XRD

Analisis XRD dilakukan dengan memasukkan sampel logam/zeolit yang dicetak

pada cetakan alumunium yang merupakan cetakan standar untuk analisis XRD berukuran

20 x 10 mm dan tebal 1 mm. Pengukuran pola difraksi pada 2 antara 2- 10 derajat dengan

kondisi pengoperasian adalah pada 40 kV dan 30 mA dengan menggunakan radiasi CuKα.

3.3.2.3. Karakterisasi dengan SAA

Preparasi sampel untuk analisis luas permukaan biasanya mengharuskan bahan

dipeletkan terlebih dahulu agar tidak menghasilkan debu yang dapat merusak alat. Alat ini

hanya memerlukan sampel dalam jumlah yang kecil. Biasanya berkisar 0.1 sampai 0.01

gram saja. Persiapan utama dari sampel sebelum dianalisis adalah dengan menghilangkan

gas – gas yang terjerap (degassing). Biasanya degassing dilakukan selama lebih dari 6 jam

dengan suhu berkisar antara 200 – 300ᵒC tergantung dari karakteristik bahan uji. Namun

jika tidak ada waktu degassing selama 1 jam. Setelah sampel selesai didegas, maka dapat

langsung dianalisis.

3.3.2.4. Karakterisasi keasaman dengan metode gravimetri

Katalis logam/ZAA dimasukkan ke dalam wadah dan disimpan dalam desikator

yang sudah dijenuhkan dengan basa yang mudah menguap. Basa yang digunakan adalah

ammon]ia dan piridin. Desikator ditutup selama 24 jam, kemudian dikeluarkan dan

dibiarkan selama 2 jam pada tempat terbuka untuk melepaskan basa yang teradsorpsi fisik.

Banyaknya mol basa yang teradsorpsi dihitung pada Persamaan 1 berikut ini:

Page 45: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

31

3.3.2.5. Karakterisasi dengan FTIR

Analisis FTIR menggunakan teknik KBr pelet yaitu, padatan sampel bentonit

digerus dalam mortal kecil bersama padatan dengan kristal KBr kering dalam jumlah

sedikit sekali (0,5 – 2 Mg cuplikan + 100 mg KBr kering). Campuran tersebut kemudian

dipress dengan alat penekan hidrolitik hingga menjadi pelet yang transparan. KBr harus

kering dan akan lebih baik bila penumbukaan dilakukan di bawah lampu IR untuk

mencegah terjadinya kondensasi uap dari atmosfer. Tablet cuplikan tipis tersebut kemudian

dinetralkan di tempat sel spektrofotometer IR dengan lubang mengarah ke dalam radiasi

3.3.3. Konversi etanol menjadi bensin

Konversi etanol menjadi bensin berlangsung dalam fix bed reactor. Sebanyak 100

ml etanol 96 % dimasukkan ke dalam reaktor umpan. Setelah itu dimasukkan katalis

logam/zeolit sebanyak 1 gram ke dalam reaktor katalis. Selanjutnya suhu diatur sebesar

350oC. Digunakan laju alir 0,67 ml/menit. Pada waktu 150 menit produk diambil.

Kemudian produk tersebut dilakukan analisis dengan GC-MS.

Page 46: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dilakukan penggunaan logam transisi yang diembankan

pada zeolit fluka yang digunakan untuk proses konversi etanol menjadi gasolin.

Logam transisi yang diembankan pada katalis zeolit dapat meningkatkan keasaman

zeolit yang berpengaruh terhadap aktivitas dan selektivitas. Sifat keasaman tersebut

dapat dimanfaatkan untuk proses konversi etanol menjadi fraksi bensin.

4.1. Karakterisasi Katalis

4.1.1. Analisis Kestabilan Termal dengan TGA

Analisis sampel katalis dengan TGA (Thermogravimetry Analysis) memiliki

tujuan untuk mengetahui titik dekomposisi katalis yang ditandai dengan perubahan

masa akibat panas sehingga dapat diketahui stabilitas termal (ketahanan terhadap

panas) dari katalis untuk penentuan suhu kalsinasi yang akan digunakan (Bakkara,

2013). Gambar 8 memperlihatkan kurva hasil analisis TGA untuk masing-masing

katalis

Page 47: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

33

Gambar 8. Kurva Hasil Analisis TGA

Hasil pengujian TGA dapat dilihat bahwa pelepasan molekul air yang terikat

secara fisika dari struktur Zeolit fluka awal (sebelum diimpregnasi) maupun yang

telah diimpregnasi logam terjadi pada suhu 150-200 oC seperti terlihat pada Gambar 8.

Setelah terjadi pelepasan molekul air, selanjutnya terjadi penurunan bobot kembali

yang merupakan fasa dimana kestabilan termal dari katalis zeolit fluka sebelum

impregnasi maupun setelah impregnasi. Katalis zeolit fluka sebelum diimpregnasi

oleh logam memiliki kestablian termal pada rentang suhu 210-400 oC, sedangkan

setelah diimpregnasi masing-masing oleh logam Ni, Cu, Co, dan Zn kestabilan

termalnya meningkat yakni 210-600 oC. Pada rentang suhu tersebut terjadi penguapan

senyawa-senyawa volatile. Terjadinya peningkatan kestabilan termal pada fluka

diakibatkan oleh adanya logam yang terikat pada fluka tersebut, karena logam

memiliki titik didih yang tinggi sehingga menyebabkan kestabilan termal fluka pun

Page 48: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

34

meningkat. Cornet (1985) menyatakan bahwa zeolit yang dimodifikasi dengan logam

transisi biasanya dapat digunakan untuk meningkatkan stabilitas termal zeolit. Tetapi,

jika suhu di atas 600oC, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8 di mana telah

melewati titik dekomposisi, yaitu titik dimana struktur katalis telah rusak. Sebaliknya,

pemanasan pada suhu 600 oC terjadi perubahan fasa oksida menjadi logam. Jadi,

disini dapat dikatakan struktur katalis logam/fluka tersebut hanya mampu bertahan

hingga suhu 600oC seperti yang terlihat pada Gambar 8. Apabila dipanaskan lebih

dari 600 oC struktur zeolit fluka akan rusak. Oleh karena itu pada penelitian ini

digunakan suhu 500 oC untuk proses kalsinasi zeolit fluka tersebut. Sibarani (2012),

pada penelitiannya menggunakan suhu kalsinasi 500 oC selama 5 jam.

4.1.2. Analisis Kristalinitas Katalis menggunakan XRD

Analisis dengan XRD merupakan suatu metode analisis kualitatif yang

memberikan informasi mengenai kekristalan suatu komponen yang terdapat dalam

mineral tertentu. Hal ini dikarenakan setiap mineral tersusun atas beberapa komponen

yang memiliki pola difraksi yang spesifik. Kristalinitas sampel juga dapat dilihat dari

pola difraksinya. Kristalinitas dari struktur komponen dapat ditunjukkan dari tinggi

rendahnya intensitas puncak pada difraksi (Nurhayati, 2014). Pola difraksi XRD pada

katalis Zn/Fluka, Cu/Fluka, Ni/Fluka, Co/Fluka, dan Fluka ditunjukkan oleh Gambar

9.

Page 49: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

35

Gambar 9. Pola Difraksi XRD pada Katalis Logam yang diembankan Zeolit Fluka

= CuO

Gambar 9 pada pola difraksi katalis CoO/Fluka, CuO/Fluka, NiO/Fluka, dan

ZnO/Fluka yang dibandingkan dengan Fluka memperlihatkan bahwa puncak yang

dimiliki oleh fluka setelah diimpregnasi oleh logam-logam tersebut mengalami

penurunan intensitas. Selain penurunan intensitas pada pola difraksi tersebut juga

terlihat bahwa adanya terbentuk puncak baru. Perubahan intensitas menunjukkan

bahwa terjadinya perubahan sifat kristal dari katalis tersebut. Menurut Sibarani

(2012), perubahan intensitas pada pola difraksi XRD bergantung pada struktur Kristal

dan posisi atom dalam unit sel. Sedangkan puncak baru tersebut menunjukkan logam

yang terimpregnasi.

Pola difraksi katalis ZnO/Fluka pada Gambar memperlihatkan bahwa

intensitas puncak ZnO/Fluka yang dibandingkan dengan Fluka mengalami penurunan

yang tidak berarti. Hal ini menunjukkan bahwa sifat kristal dari katalis tersebut tidak

mengalami perubahan yang signifikan. Pola difraksi tersebut juga menunjukkan

ZnO/Fluka

CuO/Fluka

NiO/Fluka

CoO/Fluka

Fluka

2θ (o)

Inte

nsi

tas

(a.u

.)

Page 50: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

36

bahwa tidak adanya puncak baru yang terbentuk. Begitu juga yang terjadi pada

CoO/Fluka, menurut pola difraksi CoO/Fluka yang dibandingkan dengan Fluka,

intensitas puncak fluka mengalami penurunan yang signifikan dan tidak terbentuk

puncak baru pada pola difraksi tersebut. Tidak terbentuknya puncak baru pada pola

difraksi ZnO/Fluka dan CoO/Fluka menunjukkan bahwa impregnasi logam tidak

berhasil, dalam hal ini logam hanya terdistribusi dipermukaan fluka membentuk

agregat yang menyebabkan puncak karakteristik dari Fluka mengalami penurunan

sehingga sifat kristalnya menurun. Penurunan puncak pada pola difraksi XRD terjadi

karena adanya deposit oksida logam pada permukaan katalis (Togar, 2012).

Pola difraksi Katalis NiO/Fluka dan CuO/Fluka yang dibandingkan dengan

Fluka yang juga ditunjukkan oleh Gambar 8 memperlihatkan bahwa puncak-puncak

milik fluka sudah tidak ada lagi yang berarti katalis tersebut sudah tidak memiliki

sifat kristal lagi (amorf). Hilangnya puncak dan tidak terbentuknya puncak baru pada

katalis NiO/fluka Dan CuO/Fluka menandakan bahwa impregnasi logam Ni dan Cu

juga tidak berhasil, melainkan hanya terdapat pada permukaan katalis. Bedanya

dengan Logam Zn dan Co, pada Logam Ni dan Cu tersebut kemungkinan jumlah

logam yang terdistribusi di permukaan fluka lebih banyak dibanding dengan logam

Zn dan Co, kemudian logam tersebut membentuk agregat pada permukaan sehingga

menyebabkan struktur katalis menjadi amorf. Akan tetapi pada pola difraksi Katalis

CuO/Fluka terbentuk puncak baru pada 2θ 36o 39

o dan 48

o. Dengan bantuan software

Match puncak- puncak tersebut menandakan adanya CuO. Puncak ini terbentuk

dimungkinkan karena agregat logam Cu yang berlebih sehingga terbaca oleh XRD.

Page 51: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

37

Menurut Trisunaryanti et al (2005), jika logam yang diembankan terlalu banyak akan

mempengaruhi struktur zeolit.

4.1.3. Analisis Luas Permukaan dengan SAA

Analisis Dengan menggunakan SAA bertujuan untuk mengetahui luas

permukaan, volume pori dan ukuran pori dari katalis. Penambahan logam transisi

dapat menyebabkan meningkatnya luas permukaan dan volume pori. Hal ini terjadi

karena logam transisi yang teremban dimungkinkan terdistribusi pada permukaan

zeolit dan meningkatkan luas pemukaannya. Selain itu perlakuan termal juga

berpengaruh terhadap peningkatan luas permukaan katalis. Perlakuan termal dapat

menghilangkan pengotor yang menutupi permukaan fluka yang terjebak dalam

rongga fluka. Hasil analisis luas permukaan, volume pori dan ukuran pori dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas Permukaan Spesifik, Volume Pori, dan Ukuran Pori

Padatan

Pengemban

Variasi

Logam

Luas area

(m2/g)

Volume pori

(cm3/g)

Ukuran pori

(nm)

Zeolit Fluka

- 1,502 0,00028 2,079

Zn 454,737 0,0128 2,108

Ni 24,341 0,0069 2,083

Cu 10,706 0,0029 2,092

Co 345,756 0,0254 2,118

Tabel 2 menunjukkan luas permukaan, volume pori, dan ukuran pori dari

katalis Fluka baik sebelum maupun setelah diimpregnasi masing-masing oleh logam

transisi. Luas permukaan spesifik pada zeolit fluka yang telah diembankan oleh

logam transisi (Co, Ni, Cu, Zn) meningkat. Peningkatan Luas permukaan spesifik

zeolit fluka sebelum diemban logam hanya sebesar 1,502 m2/g sedangkan setelah

Page 52: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

38

diembankan oleh logam transisi masing-masing meningkat, yakni setelah

diimpregnasi oleh logam Co luas permukaan spesifiknya menjadi sebesar 345,756

m2/g, logam Ni sebesar 24,341 m

2/g, logam Cu sebesar 10,706 m

2/g, dan untuk logam

Zn sebesar 454,737 m2/g. Luas permukaan yang tinggi memungkinkan reaksi

katalisis yang akan berlangsung dapat lebih optimal karena sisi aktif katalis juga lebih

luas untuk menunjang bertemunya reaktan dan sisi aktif katalis.

Tabel 2 menunjukkan bahwa Luas permukaan terbesar dimiliki oleh zeolit

fluka yang diimpregnasi oleh logam Zn, yakni sebesar 454,737 m2/g. Selanjutnya

zeolit fluka yang diimpregnasi oleh logam Co, yakni 345,756 m2/g. Sedangkan zeolit

fluka yang diimpregnasi oleh logam Ni dan Cu luas permukaannya lebih rendah di

banding logan Zn dan Co, yakni 24,341 m2/g dan 10,706 m

2/g. Nilai luas permukaan

katalis Ni/Fluka dan Cu/Fluka yang lebih rendah dibanding dengan katalis Zn/Fluka

dan Co/fluka disebabkan oleh terjadinya penggumpalan logam Ni dan Cu pada

permukaan, sehingga membentuk agregat. Hal ini juga didukung oleh hasil XRD.

Pola difraksi XRD terlihat bahwa katalis Ni/Fluka dan Cu/Fluka sudah tidak

menunjukkan puncak spesifik dari fluka itu sendiri, seperti yang sebelumnya telah

dijelaskan, semakin banyak logam yang terdapat dipermukaan maka akan semakin

menurun intensitas puncak Fluka. Sama halnya seperti karakterisasi XRD

kemungkinan agregat logam Ni dan Cu ini yang terbaca oleh instrumen SAA, hal ini

dikarenakan deposit logam tersebut yang menutupi permukaan fluka sehingga

menyebabkan nilai luas permukaannya lebih rendah dibanding katalis yang

diimpregnasi oleh logam Zn dan Co.

Page 53: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

39

Tabel 2 juga memperlihatkan bahwa ukuran pori dan volume pori mengalami

peningkatan. Sebelum diimpregnasi oleh logam zeolit fluka memiliki volume pori

dan ukuran pori sebesar 0,00028 cm3/g dan 2,079 nm. Setelah diimpregnasi oleh

logam Zn volume pori dan ukuran pori meningkat menjadi 0,0128 cm3/g dan 2,108

nm. Setelah diimpregnasi oleh logam Ni volume pori dan ukuran pori meningkat

menjadi 0,0069 cm3/g dan 2,083 nm. Setelah diimpregnasi oleh logam Cu volume

pori dan ukuran pori meningkat menjadi 0,0029 cm3/g dan 2,092 nm. Setelah

diimpregnasi oleh logam Co volume pori dan ukuran pori meningkat menjadi 0,0254

cm3/g dan 2,118 nm. Peningkatan ini menunjukkan bahwa beberapa logam

terimpregnasi ke dalam pori zeolit. Akan tetapi sebelumnya telah dijelaskan bahwa

turunnya intensitas puncak fluka dan tidak adanya puncak baru pada hasil XRD

diakibatkan oleh logam yang hanya terdapat pada permukaan zeolit fluka. Walaupun

demikian dengan hasil analisis SAA yang menunjukkan volume pori dan ukuran pori

fluka mengalami peningkatan menandakan bahwa beberapa logam transisi

terimpregnasi ke dalam pori zeolit fluka.

4.1.4. Analisis Keasaman dengan metode gravimetri

Tingkat kekuatan asam yang dibutuhkan untuk reaksi konversi etanol menjadi

gasolin belum diketahui seberapa besar, terlebih lagi jika kekuatan asam yang

dimiliki oleh katalis tersebut sangat kecil, sehingga dikhawatirkan produk yang

diinginkan tidak terbentuk. Data uji keasaman dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 54: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

40

Tabel 3. Data Nilai Keasaman Total dan Keasaman Permukaan Zeolit Fluka

Sampel Keasaman Total (mmol/g) Keasaman Permukaan (mmol/g)

Fluka

Zn 8.470 1.174

Ni 2.540 0.402

Cu 2.283 0.265

Co 13.993 3.954

Fluka - 8.689 1.475

Tabel 3 memperlihatkan nilai keasaman permukaan dan keasaman total dari

penyangga yang telah dipreparasi dengan beberapa logam transisi. Keasaman katalis

menggunakan amonia dan piridin bertujuan untuk mengetahui keasaman dalam

rongga zeolit. Mengingat ukuran molekul amonia lebih kecil daripada piridin, maka

gas amonia dapat teradsorpsi pada permukaan luar dan dalam zeolit sedangkan piridin

akan terserap pada permukaan luar zeolit saja (Badriyah et al., 2012).

Pengembanan logam transisi ke dalam katalis zeolit fluka dapat meningkatkan

keasaman katalis tersebut. Akan tetapi pada hasil penelitian yang ditunjukkan oleh

Tabel 3 terlihat bahwa hanya logam Co yang menyebabkan nilai keasaman total

maupun nilai keasaman permukaannya meningkat dari zeolite fluka. Nilai keasaman

total fluka sebelum diimpregnasi oleh logam transisi sebesar 8.689 mmol/g, setelah

diimpregnasi oleh logam Co nilai keasaman totalnya sebesar 13,993 mmol/g.

Sedangkan nilai keasaman total setelah dimpregnasi masing-masing oleh logam Ni,

Cu, dan Zn menurun yakni masing-masing sebesar 2.540 mmol/g, 2.283 mmol/g,

8.470 mmol/g. Begitu pula yang terjadi pada nilai keasaman permukaan, nilai

keasaman permukaan untuk zeolit fluka sebelum diimpregnasi logam sebesar 1.475

mmol/g, setelah dimpregnasi oleh logam Co nilai keasaman permukaannya

meningkat menjadi 3.954 mmol/g. Nilai keasaman permukaan untuk katalis zeolit

fluka yang diimpregnasi oleh masing-masing logam Ni, Cu, Zn sebesar 0.402 mmol/g,

Page 55: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

41

0.265 mmol/g, 1.174 mmol/g. Nilai keasaman yang menurun setelah diimpregnasi

oleh logam diakibatkan oleh adanya penumpukan logam di permukaan ataupun di

rongga zeolit tersebut yang menyebabkan situs-situs asam dari zeolit tertutup. Sama

halnya dengan yang diutarakan Tisuryani, et al (2005), semakin banyak jumlah logam

Ni dalam katalis zeolit menyebabkan keasaman katalis zeolit menurun.

Penentuan keasaman zeolit awal maupun zeolit yang sudah diembankan

logam transisi terhadapnya bertujuan untuk mengetahui mmol basa yang teradsorpsi

pada permukaan katalis setiap gramnya, sehingga dapat diketahui terjadinya

perubahan bilangan asam setelah logam diembankan ke zeolit. Nilai keasaman yang

diperoleh dengan cara ini bukanlah nilai mutlak, karena sifat adsorbsi permukaan

padatan katalis terhadap basa gas tersebut sangat tergantung pada kondisi

percobaan (Pandiangan et al., 2008).

4.1.5. Analisis Sisi asam Lewis dan Asam Bronsted pada Katalis dengan FTIR

Pada penelitian ini, analisis dengan menggunakan FTIR bertujuan untuk

mengidentifikasi tipe keasaman yang dimiliki berdasarkan bilangan gelombangnya.

Secara umum ada dua tipe keasaman yaitu tipe Bronsted dan Lewis. Adapun hasil

pengujian keasaman dengan menggunakan FTIR adsorpsi piridin dapat dilihat pada

Tabel 4.

Page 56: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

42

Tabel 4. Serapan bilangan gelombang piridin dengan sisi asam lewis dan asam

bronsted

Katalis Bilangan Gelombang

(cm-1

)

Fluka 1560,00

1637,56

Co/Fluka 1529,55

1560,00

1635

1650,00

Zn/Fluka 1508,33

1560,00

1637,56

Ni/Fluka 1533,41

1633,71

1670

Cu/Fluka 1533,41

1631,78

1671

Tabel 4 menunjukkan bahwa katalis-katalis tersebut muncul peak pada

bilangan gelombang antara 1529-1671. Rentang bilangan gelombang tersebut

menunjukkan adanya gugus fungsi N-H yang berasal dari senyawa piridint.

Berdasarkan dari beberapa literatur (Emeis, 1993 dan Tanabe, 1981), puncak serapan

interaksi senyawa piridin dengan situs asam Bronsted berada pada panjang

gelombang 1515-1565 cm-1

dan 1630-1650 cm-1

. Interaksi antara piridin dengan tipe

keasaman Lewis pada panjang gelombang 1435-1470 cm-1

dan 1600-1633 cm-1

,

sedangkan untuk panjang gelombang 1490 cm-1

merupakan interaksi antara piridin

dengan tipe asam Bronsted dan Lewis. Selain itu, ada literatur lain yang mengatakan

bahwa sisi asam Lewis dan Broensted dapat diketahui jika muncul puncak serapan

pada bilangan gelombang antara 1440 cm-1

-1460 cm-1

dan 1545 cm-1

- 1600 cm-1

(Selli et al., 1999).

Page 57: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

43

Tabel 4 merupakan hasil FTIR adsorpsi piridin. Tabel 4 meperlihatkan bahwa

baik katalis zeolit fluka sebelum diimpregnasi maupun setelah diimpregnasi oleh

logam transisi memiliki puncak serapan bilangan gelombang yang merupakan ikatan

antara piridin dengan sisi lewis maupun sisi bronsted dari katalis tersebut. Sebelum

diimpregnasi katalis zeolit fluka memiliki serapan bilangan gelombang 1637 cm-1

yang merupakan tipe lewis dan 1560 cm-1

yang merupakan tipe bronsted. Pada

umumnya zeolit komersil terdapat ion Na+ yang dapat dipertukarkan secara langsung

dengan asam, memberikan permukaan gugus hidroksil (asam bronsted). Proses

pemanasan lebih lanjut, dalam penelitian ini kalsinasi akan menguapkan air dari situs

bronsted menghasilkan situs asam lewis. Pembentukan situs asam lewis dapat dilihat

pada Gambar 10.

Gambar 10. Pembentukan Situs Asam Lewis Zeolit. (Gates, 1992)

Setelah diimpregnasi masing-masing oleh logam Ni, Co, Cu, dan Zn muncul

puncak-puncak serapan baru. Katalis zeolit fluka yang diimpregnasi oleh logam Ni

muncul serapan pada bilangan gelombang 1533,41 cm-1

dan 1670 cm-1

, dan sisi lewis

muncul pada bilangan gelombang 1633,71 cm-1

. Katalis yang diimpregnasi oleh

logam Co muncul puncak pada serapan 1650 dan 1560 cm-1

untuk sisi bronsted,

Sisi asam bronsted Sisi asam lewis

Page 58: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

44

sedangkan untuk sisi lewis muncul pucak pada serapan 1635 cm-1

. Impregnasi logam

Cu dan Zn pada katalis zeolite fluka masing-masing muncul puncak pada serapan

1533 dan 1671 cm

-1 serta 1637,56; 1560; 1508,33 cm

-1 untuk sisi bronsted, sedangkan

sisi lewis muncul pada serapan 1631,78 dan 1637,56 cm-1

. Puncak serapan yang

muncul baik sisi bronsted maupun lewis merupakan akibat adanya ikatan piridin pada

sisi bronsted maupun sisi lewis katalis. Ikatan antara piridin dengan sisi lewis

maupun sisi bronsted dapat dilihat pada Gambar 11.

(a) (b)

Gambar 11. a. Ikatan antara Piridin dengan Sisi Bronsted Katalis, b. Ikatan antara

Piridin dengan Sisi Lewis Katalis (Topsoe et al., 1981)

Analisis FTIR juga dilakukan untuk keasaman adsorpsi piridin. Hasil

pengujian keasaman/acidity dengan menggunakan FTIR adsorpsi ammonia dapat

dilihat pada Tabel 5.

Page 59: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

45

Tabel 5. Serapan bilangan gelombang amoniak dengan sisi asam lewis dan asam

bronsted

Katalis Bilangan Gelombang

(cm-1

)

Fluka 1515,00

1639,49

Co/Fluka 1633,71

1668,43

1537,27

1458,26

Zn/Fluka 1631,78

1500,62

1452,40

Ni/Fluka 1655

1635,64

1537,27

Cu/Fluka 1674,71

1633,71

1535,34

Tabel 5 juga memperlihatkan serapan yang muncul karena adanya ikatan

antara ammonia dengan sisi lewis maupun sisi bronsted dari katalis. Zeolit fluka

sebelum diimpregnasi memiliki serapan bilangan gelombang 1639,49 untuk sisi lewis

dan 1515 untuk sisi bronsted. Zeolit fluka yang diimpregnasi logam Co memiliki

serapan bilangan gelombang 1633,71 untuk sisi lewis dan 1668,43; 1537,27; 1458,26

untuk sisi bronsted. Zeolit fluka yang diimpregnasi masing-masing logam Cu, Ni, dan

Zn memiliki serapan bilangan gelombang secara berturut-turut 1633,71; 1635,64;

1631,78 untuk sisi lewis. Sedangkan untuk sisi bronsted masing-masing katalis

tersebut adalah 1674,71 dan 1535,34 (Cu/Fluka), 1537.27 dan 1655 (Ni/Fluka),

1500,62 dan 1452,40 (Zn/Fluka).

Hasil nilai keasaman permukaan maupun keasaman total yang diperoleh dari

perhitungan dengan metode keasaman gravimetri memperlihatkan bahwa katalis

Co/Fluka memiliki nilai keasaman total tertinggi. Sedangkan katalis Ni/fluka,

Page 60: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

46

Cu/Fluka, Zn/fluka memiliki nilai keasaman yang lebih rendah dibandingkan dengan

katalis fluka. Hal ini didukung dengan hasil FTIR pada Lampiran 2. Katalis Co

memiliki nilai keasaman tertinggi dapat dilihat dari intensitas puncak yang muncul

pada sisi lewis, di mana puncak tersebut intensitasnya lebih tinggi dibanding dengan

ketiga logam lain, selain itu muncul puncak baru pada sisi bronsted yang

menyebabkan katalis Co/fluka memiliki keasaman yang lebih tinggi dibanding

dengan fluka. Sedangkan untuk ketiga logam lain tertuama Ni dan Cu di mana nilai

keasamannya turun drastis dibanding dengan logam Zn, yakni pada logam Ni dan Cu

intensitas puncak sisi lewis yang merupakan milik zeolit fluka menurun. Penurunan

ini disebabkan oleh karena adanya agregat logam pada permukaan sehingga menutupi

permukaan zeolit yang berakibat tertutupnya situs-situs asam. Sehingga pada hasil

FTIR terbentuk puncak-puncak baru pada sisi bronsted.

4.2. Uji Aktivitas Katalis

Katalis Zn/Fluka, Ni/fluka, Cu/Fluka, dan Co/Fluka masing-masing

digunakan untuk konversi etanol menjadi fraksi bensin. Sebelum diuji aktivitasnya,

katalis perlu dilakukan proses reduksi terlebih dahulu. Reduksi terhadap katalis

bertujuan untuk mengubah oksida logam menjadi atom logam (bermuatan netral/nol)

(Trisunaryanti, 2006). Selanjutnya, katalis tersebut di uji aktivitasnya dengan

menggunakan fix bed reactor. Sebelum reaktor digunakan untuk uji aktivitas,

dilakukan kalibrasi pompa peristaltik yang mengalirkan umpan ke reaktor katalis.

Kalibrasi terhadap pompa peristaltik bertujuan untuk menentukan laju alir etanol

yang dihasilkan dari pompa. Hasil Analisis sampel dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 61: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

47

Tabel 6. Hasil Analisis sampel waktu reaksi 150’ dengan GC-MS

Laju alir

(ml/menit) Katalis

Parafin

(% v/v)

Olefin

(% v/v)

Aromatik

(% v/v)

0,67 Zn/Fluka 0 0 97.39

Ni/Fluka 0 0 96.11

Cu/Fluka 0 0 91.83

Co/Fluka 0 0 97.31

Tabel 6 memperlihatkan bahwa produk fraksi bensin yang dihasilkan dari uji

aktivitas katalis logam/zeolit fluka adalah senyawa aromatik, sedangkan senyawa

fraksi bensin yang lain (parafin dan olefin) tidak terbentuk. Menurut Viswanadham

(2012), jalur reaksi awal yang terjadi pada konversi etanol menjadi bensin ada 2

macam reaksi, yaitu jalur reaksi etanol diubah menjadi dietil eter dan C4 olefin

sedangkan jalur reaksi yang ke-2, etanol langsung diubah menjadi etilena.

Selanjutnya baik senyawa C4 olefin maupun etilena mengalami proses oligomerisasi

menjadi C2-C4 olefin yang selanjutnya melalui proses transfer hidrogen menjadi

parafin dan akhirnya menjadi senyawa-senyawa aromatik, BTX (benzen, toluena,

xilena). Proses oligomerisasi senyawa C4 olefin maupun etilena juga dapat

menghasilkan senyawa-senyawa C4+ olefin yang selanjutnya terjadi proses siklisasi

menjadi senyawa-senyawa aromatik, BTX. Reaksi konversi etanol menjadi fraksi

bensin selengkapnya dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

Page 62: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

48

Reaksi Etanol menjadi Fraksi Bensin (Visnawadham, 2011)

Pada penelitian ini tidak dihasilkan senyawa-senyawa olefin dan parafin pada

tahapan reaksi etanol menjadi bensin, hal ini dikarenakan laju alir yang digunakan

pada penelitian ini sangat kecil yaitu 0,67 (ml/menit). Semakin kecil laju alir, maka

Weight hourly space velocity (WHSV) semakin kecil dan waktu tinggal (τ) di reaktor

semakin lama akibatnya bahan baku etanol dan produk-produk antara (dietil eter,

olefin dan parafin) terkonversi seluruhnya menjadi produk akhir (senyawa aromatik).

Menurut Fogler (2006), hubungan antara laju alir, WHSV dan waktu tinggal dalam

reaktor dapat dijabarkan melalui persamaan matematis berikut ini:

Page 63: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

49

………………….. (2)

…………… (3)

dengan,

WHSV = Weight hourly space velocity (menit-1

)

Q= laju alir umpan (ml/menit)

ρ = densitas umpan (g/ml)

Wcat = berat katalis (g)

τ = waktu tinggal (menit)

Tabel 6 juga memperlihatkan bahwa produk senyawa aromatik tertinggi

didapat saat menggunakan katalis Zn/Fluka. Katalis Zn/Fluka dapat menghasilkan

produk senyawa aromatik sebanyak 97,39 %. Sedangkan untuk katalis Co/Fluka,

Ni/Fluka, dan Cu/Fluka menghasilkan produk senyawa aromatik sebanyak 97,31 %,

96,11 %, dan 91,83 %. Hasil ini sesuai dengan data karakterisasi dari katalis-katalis

tersebut. Menurut hasil karakterisasi, katalis Zn/Fluka dan Co/Fluka memiliki

struktur kristal, luas permukaan dan keasaman yang lebih baik sehingga mampu

menghasilkan produk dengan hasil yang lebih banyak dibandingkan dengan katalis

Ni/Fluka dan Cu/Fluka.

Page 64: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari penenelitian yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa simpulan

sebagai berikut:

1. Sifat fisika dan kimia katalis zeolit fluka setelah pengembanan logam transisi

(Co, Ni, Cu, Zn) mengalami perubahan yang cukup signifikan.

2. Hasil uji aktivitas katalis logam/zeolit fluka menunjukkan bahwa produk

fraksi bensin yang dihasilkan berupa senyawa aromatik, sedangkan fraksi

bensin yang lain (parafin dan olefin) tidak terbentuk.

3. Aktivitas katalis zeolit fluka yang diembankan logam Zn menghasilkan

produk aromatik tertinggi, yakni sebesar 97,39 %.

5.2. Saran

Penelitian konversi katalitik etanol menjadi fraksi bensin ini belum

menghasilkan produk yang optimal, oleh karena itu dibutuhkan penelitian selanjutnya

yaitu dengan cara melakukan optimasi kondisi proses pada uji aktivitas katalis seperti

variasi laju alir, suhu dan rasio katalis terhadap umpan.

Page 65: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

51

Daftar Pustaka

Anderson, J.R., dan Boudart, M. 1981. Catalysis science and Technology. 1st

ed.Springlier Verlag, Berlin.

Badriyah, L., Kadarwati, S., dan Harjito. 2012. Pengaruh Temperatur Pada Reaksi

Hidrodenitrogenasi Piridin Dengan Katalis Ni-Mo/Zeolit Alam. Indonesian

Jurnal of Chemical Science. 1 (1): 61 – 67.

Bailey, B.K. 1996. Performance of Ethanol as a Transportation Fuel dalam Hand

Book on Bioethanol : Production and Utilization, editor C.E., Wayman,

Taylor & Francis, Washington, 37-60

Bakkara, L. 2013. Karakteristik Bentonit terpilar Alumunium, Ferrium, Kromium,

dan Zirkonium. [Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Bekkum, H.V., Jansen, J.C., dan Flasingen, E.M. 1991, Studies in Surface, Science

and Catalysis Introduction to Zeolite Science and Practice. Elsevier: 153-191

Brunauer, S., Emmet, P.H., dan Teller, E, 1938, Adsorption of Gases in

Multimolecular Layers, Journal of the American Chemical Society. 60: 309 –

319

Chandra, P. 2013. Performa Adsorben SG dan KS Dalam Pemurnian Bioetanol Hasil

Fermentasi Singkong (Manihot utilissima). [Skripsi]. Bandung :Universitas

Pendidikan Indonesia.

Cornet, D., dan Chambellan, A., 1985. TransitionIons ExchangedZeolites as

Cracking Catalyst, dalam Imelik, B., Catalysis by Acidand Bases. Elsevier

Science Pubhlishers B.V. Amsterdam : 273-282

Crompton, T.R. 1989. Analysis of Polymers : An Introduction. New York : Pergamon

Press

Czanderna. 1975. Methods of Surface Analysis. Elsevier. Methods and Phenomena:

1 – 4.

Page 66: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

52

Emeis, C. A. 1993. Determination of Integrated Molar Extinction Coefficients for

Infrared Absorption of Pyridine Adsorbed on Solid Acid Catalysts. Journal of

Catalysis. 141:347-354.

ESDM. 2012. Kajian Supply Demand Energy, Pusat Data dan Informasi Energi dan

Sumber Daya Mineral. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Jakarta.

Figueras, F. 1988. Pillared Clays as Catalyst. Catalysis Letters. 30 (3): 457-499.

Firdaus, L.H., Wicaksono, A.R., dan Widayat,Dr. 2013. Pembuatan Katalis H-Zeolit

dengan Impregnasi KI/KIO3 dan Uji Kinerja Katalis untuk Produksi Biodiesel.

Teknologi Kimia dan Industri. 2 (2) : 148 – 154.

Fogler, H.S., 2006, Elements of Chemical Reaction Engineering, 4th ed., pp.

1223, Pearson Education,Inc. Massachusetts.

Fowlis, I.A. 1998. Gas Chromatography Analytical Chemistry by Open Learning.

John Wiley & Sons Ltd: Chichester.

Freeman, D., Wells, R.P.K., dan Hutchings, G.J. 2001. Methanol to hydrocarbons:

enhanced aromatic formation using a composite Ga2O3-H-ZSM-5 catalyst.

Chem Comm,18: 1754–5.

Gates, B.C. 1992. Catalytic Chemistry. John Willey and Son Inc : Canada

Griffith, P. 1975, Chemical Infrared Fourier Transform Spectroscopy. John Wiley &

Sons: New York.

Handoko, D. 2006. Mekanisme Reaksi Konversi Katalitik Jelantah Menjadi Senyawa

Fraksi Bahan Bakar Cair dengan Katalis Ni/H5 - NZA dan Reaktor Flow

Fixed-Bed. Ilmu Dasar. 7 (1): 42-51

Johansson, R., Sarah, L., Hruby, J.R.H., dan Claus, H.C. 2008. The Hydrocarbon

Pool in Ethanol-to-Gasoline over HZSM-5 Catalysts. Catalysis Letters, 127:

1–6

Wood, K.K. 1992. Kimia Untuk Universitas Jilid 2, Erlangga: Jakarta.

Page 67: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

53

Khaidir, Setyaningsih, D., dan Haerudin, H. 2012. Dehidrasi Bioetanol Menggunakan

Zeolit Alam Termodifikasi. Industri Pertanian. 22 (1):66-72.

Koichi, I., Inaba M,. dan Takahara, I. 2010. Conversion of ethanol to propylene by H-

ZSM-5 with Si/Al ratio of 280. Catalysis Letters, 136: 14–9.

Krishnan, B., dan Richard, D. 1993. Preparation of Pt-Alumina Catalysts by the Sol-

Gel Method. Jurnal of Catalyst. 144:395-413.

Lestari, D. 2010. Kajian Modifikasi dan Karakterisasi Zeolit Alam Dari Berbagai

Negara, [Proseding Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia]. Yogyakarta

McKetta, J. J. Jr. 1990. Encyclopedia of Chemical Processing and Design: Volume

34 - Pentachlorophenol to Petroleum Fractions. Marcel Dekker Inc: New

York.

Migas, D. 2006. Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 88. D. Migas. Jakarta.

3674/K/24/DJM.

Mockovcˇiakova,•L.A., Matik, M., Oroli, L.Z., Hudec, P., dan Kmecova, E., 2007.

Structural characteristics of modified natural zeolite. Porous Mater, 15: 559–

564

Moulijn, J.A., Leeuwen, v., dan Santen, v. 1993. Catalysis, An Integrated approach

to Homogenous, Heterogeneous and Industrial Catalysis. Elsevier Science

Publishers: Amsterdam.

Nasikin, M., dan Susanto, B.H. 2010. Katalis Heterogen. UI Press: Jakarta.

Ningrum, Nining, S., Suganal., dan Hermanu, P. 2009. Pengkajian Pengaruh

Penambahan Nikel dan Krom pada Katalis Berbasis Besi untuk Pencairan

Batubara. Teknologi Mineral dan Batubara:5(3):131-137

Ningsih, Y.A., Lubis, K.R., dan Moeksin, R. 2012. Pembuatan Bioetanol Dari

Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Dengan Metode Hidrolisis Asam Dan

Fermentasi. Teknik Kimia. 1(18) : 30-34.

Page 68: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

54

Onuki, S. 2006. Bioethanol : Industrial production process and recent studies.

www.public.iastate.edu/~tge/courses/ce521/ sonuki.pdf. [13 Februari 2009].

Pandiangan, D.K., Irwan, G.D., Mita, R., Sony, W., Dian, A., Syukri, A., dan

Novesar, J., 2008. Karakteristik Keasaman Katalis Berbasis Silika Sekam

Padi Yang Diperoleh Dengan Teknik Sol-Gel. Seminar Nasional Sains dan

Teknologi-II.

Packer, J.P., dan Kooy, Kirk, Dr. C. M. 2010. The Production of Methanol and

Gasoline. Energy D Methanol, 7: 1–19

Panchenkov, G. M. and Lebedev, V. P. 1976. Chemical Kinetics and Catalysis, Edisi

pertama. MIR Publisher: Moscow

Rianto, L. B., Amalia,S., dan Khalifah, S.N. 2012. Pengaruh Impregnasi Logam

Titanium Pada Zeolit Alam Malang Terhadap Luas Permukaan Zeolit. Jurnal

alchemy. 2: 58-67.

Richardson, J.T. 1989. Principles of Catalyst Development. Plenum Press: New York

Rosyid, M., Endang, N., dan Dewita. 2012. Perbakan Surface Area Analyzer NOVA-

1000 (Alat Penganalisis Luas Permukaan Serbuk). Prosiding Seminar

Penelitian Dan Pengelolaan Perangkat Nuklir. II: 467 – 481

Selli, E., dan Forni, L.1999. Comparison Between the Surface Acidity of Solid

Catalysts Determined by TPD and FTIR analysis of pre-adsorbed. Elsevier,

Microporous and Mesoporous Materials.31(19):129-140.

Sibarani, K.L. 2012. Preparasi, Karakterisasi, dan Uji Aktivitas Katalis Ni-Cr/Zeolit

Alam Pada Proses Perengkahan Limbah Plastik Menjadi Fraksi Gasolin.

[skripsi]. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sutarti, M., dan Rachmawati, M. 1994. Zeolit Tinjauan Literatur. Pusat Dokumentasi

dan Informasi Ilmiah.Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: Jakarta.

Tahid. 1994. Spektroskopi Inframerah Transformasi Fourier No II Th VIII. Warta

Kimia Analitis: Bandung.

Page 69: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

55

Tanabe, K. 1981. Solid Acid and Base catalyst in catalysis sciences and technology.

Book, J.R. Anderson and M. Boudart. Vol. 2. Springer-Link: Berlin

Togar,Y.M. 2012. Preparasi Katalis Praseodimiun Oksida/Zeolit Klipnotilolit Aktif

untuk Meningkatkan Bilangan Oktana pada Gasolin. [Skripsi]. Depok.

Universitas Indonesia

Topsoe, N.Y., Pedersen, K., dan Derouaney, A.G.1981. Infrared and Temperature

Programmed Desorption Study of the Acidic Properties of ZSM-5 Type

Zeolites, Journal of Catalysis. 70:41-52

Totten, George E., Rajesh J.S., dan Steven R.W. 2003. Fuels andLubricants

Handbook: Technology, Properties, Performance, and Testing. USA. ASTM

International. 66-68

Trisunaryanti, W. 2006. Kimia Zat Padat. FMIPA UGM: Yogyakarta.

Trisunaryanti, W., Triwahyuni, E., dan Sudiono, S. 2005. Preparasi, Modifikasi dan

Karakterisasi Katalis Ni-Mo/Zeolit Alam dan Mo-Ni/Zeolit Alam. Teknoin,

10(4): 269-282.

Triyono. 1996. Hidrogenolisis Tetrahidrofuran Pada Katalisator Platina. Berkala

Ilmiah MIPA-UGM, VI(1): 17-26.

Viswanadham, N., Saxena, S,K., Kumar, J., Sreenivasulu, P., dan Nandan, D. 2011.

Catalytic performance of nano crystalline H-ZSM-5 in ethanol to gasoline

(ETG) reaction. Fuel, 95: 289–304.

Yuksel, F., dan Yuksel, B. 2004. The use of ethanol-gasoline blend as a fuel in an SI

engine. Elsevier, Journal of renewable energy, 29: 1181-1191.

Zuhra, C, F. 2003. Penyulingan, Pemrosesan dan Penggunaan Minyak Bumi. USU

digital library.

Page 70: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

56

LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan

Perhitungan Total Keasaman dan Keasaman Permukaan

Perhitungan Keasaman Permukaan

Page 71: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

57

Lampiran 2. Serapan FTIR Zeolit Fluka

a b

Gambar 12. Serapan FTIR Zeolit Fluka a. adsorpsi piridin b. adsorpsi amoniak

ZnO/Fluka

CoO/Fluka

CuO/Fluka

NiO/Fluka

Fluka

ZnO/Fluka

CoO/Fluka

CuO/Fluka

NiO/Fluka

Fluka

Page 72: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

58

Lampiran 3. Hasil Analisis GC-MS

a. Katalis Co/Fluka

Page 73: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

59

b. Katalis NiO/Fluka

Page 74: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

60

c. Katalis Cu/Fluka

Page 75: PENGGUNAAN KATALIS LOGAM TRANSISI (Co, Ni, Cu, Zn ......Pengunaan Katalis Logam Transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang Diembankan pada Zeolit Fluka untuk Proses Konversi Etanol Menjadi Fraksi

61

d. Katalis Zn/Fluka