PENGGUNAAN JALUR SEPEDA - shendy

13
1. Permasalahan Penggunaan sepeda di Jakarta kini kian marak. Perkembangan jaman dan gaya hidup masyarakat saat ini sudah mulai cenderung mengacu pada keselamatan lingkungan sehingga mendorong tumbuh kembangnya aktifitas yang meminimalisir pembuangan polusi, penggunaan BBM serta meninimalisir penggunaan tenaga berlebih. Selain sebagai penyaluran hobi, budaya bersepeda mulai digalakkan oleh berbagai kalangan masyarakat sebagai upaya untuk menurunkan tingkat polusi udara di ibukota sekaligus menghemat energi. Namun padatnya Kota Jakarta menyebabkan pengendara sepeda tak leluasa mengayuh sepedanya dan bahkan tak jarang terjadi kecelakaan terhadap pengendara sepeda yang disebabkan oleh tingginya volume kendaraan bermotor serta kurangnya kesadaran dan terlalu banyak tindakan kurang displin para pengendara kendaraan bermotor yang beraktivitas dijalan. Atas dasar itulah Pemkot DKI Jakarta membuat jalur khusus sepeda di beberapa titik.

Transcript of PENGGUNAAN JALUR SEPEDA - shendy

Page 1: PENGGUNAAN JALUR SEPEDA - shendy

1. Permasalahan

Penggunaan sepeda di Jakarta kini kian marak. Perkembangan jaman

dan gaya hidup masyarakat saat ini sudah mulai cenderung mengacu pada

keselamatan lingkungan sehingga mendorong tumbuh kembangnya aktifitas

yang meminimalisir pembuangan polusi, penggunaan BBM serta meninimalisir

penggunaan tenaga berlebih.

Selain sebagai penyaluran hobi, budaya bersepeda mulai digalakkan

oleh berbagai kalangan masyarakat sebagai upaya untuk menurunkan tingkat

polusi udara di ibukota sekaligus menghemat energi. Namun padatnya Kota

Jakarta menyebabkan pengendara sepeda tak leluasa mengayuh sepedanya

dan bahkan tak jarang terjadi kecelakaan terhadap pengendara sepeda yang

disebabkan oleh tingginya volume kendaraan bermotor serta kurangnya

kesadaran dan terlalu banyak tindakan kurang displin para pengendara

kendaraan bermotor yang beraktivitas dijalan. Atas dasar itulah Pemkot DKI

Jakarta membuat jalur khusus sepeda di beberapa titik.

Jalur sepeda adalah jalur yang khusus diperuntukkan bagi pengguna

sepeda, dipisahkan dari lalu lintas kendaraan bermotor untuk meningkatkan

keselamatan pengguna sepeda. Jalur sepeda ini hanya dipisahkan dari jalur

biasa dengan marka jalan atau warna jalan yang berbeda. Lebar lajur sepeda

sekurang-kurangnya 1 meter, dapat dilewati satu sepeda dengan ruang bebas

di kiri dan kanan sepeda dengan jarak yang cukup, dan jalur untuk lalu lintas

dua arah sekurang-kurangnya 2 meter.

Page 2: PENGGUNAAN JALUR SEPEDA - shendy

Di sepanjang lajur sepeda diberi cat khusus berwarna hijau dilengkapi

gambar sepeda dan sejumlah rambu khusus lainnya. Pengamanan lajur

sepeda ini dilakukan untuk mensterilkan dari kendaraan lainnya, agar

pesepeda dapat memanfaatkan lajur tersebut semaksimal mungkin dan

tentunya supaya aman dan nyaman bersepeda.

Hadirnya jalur sepeda menjadi langkah awal bagi Jakarta menuju kota

hijau dan ramah lingkungan. Jalur sepeda pertama di Jakarta dibangun yakni

untuk rute Taman Ayodya-Blok M, Jakarta Selatan sepanjang 1,5 kilometer

pada akhir Mei 2011. Namun dalam pengoperasian jalur sepeda pada rute

tersebut ditemukan berbagai permasalahan,antara lain :

1. Angkutan umum yang berhenti menghalangi jalur sepeda sehingga

pengendara sepeda terpaksa menggunakan trotoar atau jalan umum

yang berbahaya.

2. Para pengemudi kendaraan lain hendak menggunakan jalur sepeda

3. Tukang ojek dan supir bajaj sering memarkir kendaraannya di jalur

sepeda, menjadikan jalur sepeda sebagai tempat berpangkal.

4. Jalur sepeda di sekitar taman ayodya dijadikan sebagai tempat parkir on

the street

5. Jalur sepeda digunakan sebagai lahan untuk berjualan

6. Kurang leluasanya pergerakan pengendara sepeda akibat lalu lintas

campuran dengan kendaraan bermotor

Gambar : Kondisi Jalur Khusus Sepeda Yang disalahgunakan

Page 3: PENGGUNAAN JALUR SEPEDA - shendy

2. Dasar hukum

Aspek legalitas / regulasi / hukum yang terkait dengan penyediaan jalur

khusus sepeda terdiri atas :

1. Undang -undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalu - lintas dan Angkutan Jalan,

2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang

Penataan Ruang,

3. Peraturan Pemerintah,

4. Keputusan Menteri Perhubungan,serta

5. Peraturan Daerah.

Ada beberapa peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar

dalam penyediaan jalur khusus sepeda, yaitu :

a. Undang Undang RI No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu - Lintas dan

Angkutan Jalan Pasal 62 ayat (1) (2)

Pasal 62

1) Pemerintah harus memberikan kemudahan berlalu lintas bagi

pesepeda.

2) Pesepeda berhak atas fasilitas pendukung keamanan,

keselamatan, ketertiban, dan kelancaran dalam berlalu lintas

b. Undang Undang RI No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu - Lintas dan

Angkutan Jalan Pasal 216 (1) (2)

Pasal 216

1) Masyarakat berhak mendapatkan Ruang Lalu Lintas yang

ramah lingkungan.

2) Masyarakat berhak memperoleh informasi tentang kelestarian

lingkungan bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Page 4: PENGGUNAAN JALUR SEPEDA - shendy

c. Undang Undang RI No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

Pasal 28 dan Pasal 29

Pasal 28

Ketentuan perencanaan tata ruang wilayah kabupaten sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 25, Pasal 26, dan Pasal 27 berlaku mutatis

mutandis untuk perencanaan tata ruang wilayah kota, dengan

ketentuan selain rincian dalam Pasal 26 ayat (1) ditambahkan:

a) rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau.

b) rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka non

hijau,dan

c) rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dansarana

jaringan pejalan kaki, angkutan umum,kegiatan sektor informal,

dan ruang evakuasi bencana, yang dibutuhkan untuk

menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat pelayanan sosial

ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah.

Pasal 29

1) Ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28

huruf a terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan ruang

terbuka hijau privat.

2) Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit

30 tiga puluh) persen dari luas wilayah kota.

3) Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling

sedikit 20 (dua puluh) persen dari luas wilayah kota.

d. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 48 Tahun 1997 tentang

Kendaraan Tidak Bermotor dan Penggunaanya di Jalan

Pasal 1

Jenis kendaraan tidak bermotor terdiri dari : sepeda, kereta yang

ditarik hewan untuk mengangkut orang atau barang, becak yang

Page 5: PENGGUNAAN JALUR SEPEDA - shendy

digunakan untuk mengangkut orang atau barang, dan kereta

dorong atau tarik untuk mengangkut barang.

Pasal 2

Ukuran utama sepeda (tidak termasuk muatannya) adalah lebar: 55

cm, tinggi: 110 cm dan panjang 210 cm.

Pasal 4

Setiap sepeda harus dilengkapi dengan sepakbor, untuk mengurangi

percikan air atau lumpur.

Pasal 5

Setiap sepeda harus dilengkapi dengan rem

Pasal 7

Setiap sepeda harus dilengkapi dengan alat bantu parkir kendaraan

sehingga ketika tidak digunakan dapat diparkir dalam posisi berdiri

Pasal 12

Pengguna sepeda ketika berubah arah, wajib memberi isyarat

dengan tangan atau alat bantu lain. Isyarat ini harus terlihat oleh

kendaraan lain baik dari arah depan atau belakang.

Pasal 13

Pengendara sepeda hanya boleh mengendarai maksimal 2 sepeda

secara berdampingan.

e. Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta nomor 680 tahun 2011

tentang Penetapan Lajur Sepeda dari Jalan Mahakam (Taman

Ayodya) hingga Jalan Prapanca.

Page 6: PENGGUNAAN JALUR SEPEDA - shendy

3. DAMPAK

Dengan adanya jalur sepeda yang ada di Taman Ayodya banyak

permasalahan yang timbul dan juga berakibat pada pengguna sepeda.

Adapun akibat yang ditimbulkan dari permasalahan yang ada di jalur

sepeda di Taman Ayodya, yaitu:

a. Dengan adanya penghalang seperti orang berjualan, parkir, dan

berhenti di jalur sepeda maka pengguna sepeda tidak dapat

menggunakan jalurnya dan berpindah menggunakan trotoar atau

jalan raya

b. Ketika pengguna sepeda menggunakan jalan raya maka

keselamatan mereka terancam karena kemungkinan terjadi

kecelakaan dengan kendaraan bermotor lainnya

c. Karena jalur sepeda hanya dibatasi dengan garis maka

kemungkinan pengguna kendaraan dapat menggunakan jalur

sepeda sehingga pengguna sepeda menjadi kurang nyaman

d. Kecepatan untuk melaju di jalur sepeda sangat rendah dengan

adanya hambatan samping yang tinggi sehingga waktu untuk

mencapai tujuan menjadi lebih lama

e. Terlalu banyak mengerem dan mengayuh sepeda kembali karena

adanya kendaraan yang menghalangi dijalur sepeda maka

pengguna sepeda akan cepat lelah dan mengganggu aktifitas

ketika sampai di tempat kerja

Page 7: PENGGUNAAN JALUR SEPEDA - shendy

4. Kebijakan

Dalam pelaksanaan penggunaan jalur sepeda, pemerintah membuat

kebijakan-kebijakan yang ditujukan agar terselenggaranya tujuan dan fungsi

jalur sepeda dengan baik dan menjamin keselamatan dan keamanan

pengguna sepeda dan juga pengguna jalan lain.

Saat ini jalur sepeda telah dilengkapi dengan rambu-rambu yang

dipasang berupa palang tanda dan juga marka jalan serta green carpet pada

persimpangan yang berfungsi sebagai area mix traffic,selain itu pemerintah

telah melakukan penertiban di sepanjang jalur sepeda terkait dengan

penggunaan jalur sepeda yang tidak semestinya seperti sebagai lahan parkir

dan tempat berjualan.berbagai bentuk sosialisasi termasuk pemasangan

iklan yang fungsinya mengajak masyarakat menggunakan sepeda,serta

himbauan kepada masyarakat untuk menggunakan jalur sepeda

sebagaimana mestinya telah dilakukan di beberapa titik.

5. Efektifitas Kebijakan

Kebijakan yang telah diterapkan tidak memberi pengaruh banyak

dalam pelaksanaan di lapangan. Marka jalan, rambu jalan, dan papan iklan

yang ada seolah hanya sebagai hiasan bagi pengguna jalan,terutama para

pengendara kendaraan bermotor yang melintasi ruas jalan tersebut. Jalur

sepeda dianggap belum banyak membantu bagi pengguna sepeda karena

jalur tersebut bukan jalur eksklusif untuk pengendara sepeda. Pada

Page 8: PENGGUNAAN JALUR SEPEDA - shendy

beberapa bagian dari jalur sepeda masih hanya dibuat dengan marka jalan

garis putus-putus. Artinya, kendaraan selain sepeda masih boleh melewati

jalur tersebut.

Fungsi sepeda sebagai salah satu sarana untuk hiburan atau rekreasi

juga disalahgunakan dengan menjadikan jalur sepeda sebagai tempat

untuk berjualan, selain mengganggu para pengguna sepeda, hal ini juga

berdampak pada kondisi lalu lintas di ruas jalan tersebut, dengan adanya

pedagang yang berjualan di jalur sepeda, tidak menutup kemungkinan

banyak dari pengguna jalan yang berhenti untuk membeli barang

dagangan, memberhentikan kendaraan di sembarang tempat dan dapat

menimbulkan kemacetan. Walaupun dalam wacananya akan dijaga 24 jam

oleh polisi pamong praja, babinsa, serta instansi terkait namun

penjagaannya masih kurang efektif.

Masih banyak permasalahan yang ada dalam pengoperasian jalur

sepeda, dimana pengguna sepeda menjadi korban akibat permasalahan

tersebut, Kebijakan dan langkah yang telah diambil oleh pemerintah belum

mampu menangani keadaan yang ada di lapangan, kurangnya kesadaran

dari masyarakat menjadi faktor utama tidak terselenggaranya

pengoperasian jalur sepeda dengan baik.

Page 9: PENGGUNAAN JALUR SEPEDA - shendy

6. Kesimpulan dan saran

Perkembangan jaman sangat berpengaruh terhadap gaya hidup

masyarakat Indonesia, khususnya di ibukota Jakarta. Kebiasaan

menggunakan sepeda dalam melakukan mobilitas dinilai sangatlah positif,

disamping untuk mengurangi dampak dari polusi akibat emisi gas buang

dari kendaraan bermotor , bersepeda dapat menjaga kesehatan tubuh.

Pemerintah pun menyambut baik kebiasaan masyarakat yang baik ini

dengan memberikan fasilitas berupa prasarana lajur khusus sepeda agar

keamanan, kenyamanan, keselamatan pengendara sepeda terjamin. Hal

lainnya adalah agar daerah lainnya di Jakarta dapat memiliki jalur sepeda.

Saran saya mengingat kondisi geografis Jakarta yg cenderung gersang,

panas, berdebu seharusnya pihak terkait lebih peduli dengan memberikan

fasilitas penunjang yang sesuai agar pengendara sepeda memiliki rasa

aman dan nyaman dalam berkendara. Jalur sepeda harus menggambarkan

tujuan yang jelas bagi penggunanya. Termasuk karena lajur ini sebagai

solusi masalah polusi dan kemacetan, sebaiknya juga dibangun di jalur

rindang

Pemerintah harus memberikan sanksi tegas kepada pengguna jalan

lain yang melanggar dengan memasuki jalur sepeda, serta harus ada

hokum yang jelas untuk mengatur sanksi dan tilangnya. Termasuk misalnya

bagi pengguna sepeda motor atau mobil yang memarkir kendaraan di jalur

sepeda. Sehingga, kebiasaan melakukan pergerakan dengan sepeda dapat

dijadikan budaya bukan hanya sekedar gaya hidup.