Penggunaan Hadiah Dalam Pemasaran Barang/Jasa (Studi Kasus Pante Pirak Sigli, Kab. Pidie)

11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pemasaran produk dan jasa dewasa ini telah banyak mengalami perubahan yang signifikan, baik dari segi system maupun media yang digunakannya. Bahkan, perspektiv pemasaran tidak hanya sebatas menjual produk dan jasa kepada konsumen akan tetapi lebih sebagai upaya untuk menumbuhkan image konsumen terhadap produk atau jasa yang pada akhirnya akan tumbuh kepercayaan konsumen (costumer loyalty). Dengan demikian persepktiv pemasaran konvensional yang berorientasi profit (profit oriented) akan berubah pada perspektif pemasaran dengan orientasi service (service oriented). Pelayanan merupakan kata kunci dalam upaya memasarkan produk atau jasa, sehingga dibutuhkan berbagai upaya untuk mendukung tercapainya pelayanan maksimal. Hadiah merupakan salah satu alat yang

Transcript of Penggunaan Hadiah Dalam Pemasaran Barang/Jasa (Studi Kasus Pante Pirak Sigli, Kab. Pidie)

Page 1: Penggunaan Hadiah Dalam Pemasaran Barang/Jasa (Studi Kasus Pante Pirak Sigli, Kab. Pidie)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia pemasaran produk dan jasa dewasa ini telah banyak

mengalami perubahan yang signifikan, baik dari segi system maupun media yang

digunakannya. Bahkan, perspektiv pemasaran tidak hanya sebatas menjual produk

dan jasa kepada konsumen akan tetapi lebih sebagai upaya untuk menumbuhkan

image konsumen terhadap produk atau jasa yang pada akhirnya akan tumbuh

kepercayaan konsumen (costumer loyalty). Dengan demikian persepktiv

pemasaran konvensional yang berorientasi profit (profit oriented) akan berubah

pada perspektif pemasaran dengan orientasi service (service oriented).

Pelayanan merupakan kata kunci dalam upaya memasarkan produk atau

jasa, sehingga dibutuhkan berbagai upaya untuk mendukung tercapainya

pelayanan maksimal. Hadiah merupakan salah satu alat yang digunakan untuk

memberikan layanan maksimal kepada konsumen. Upaya ini dilakukan untuk

membangun keakraban dan kepercayaan dengan konsumen. Pemberian hadiah

yang diberikan oleh suatu vendor tertentu akan meninggalkan kesan yang

mendalam bagi konsumen sehingga pada akhirnya dapat menumbuhkan

kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap vendor tertentu.

Dalam pandangan Islam, hadiah berarti menyerahkan suatu benda kepada

seorang tertentu agar terwujudnya hubungan baik dan mendapatkan pahala dari

Allah tanpa adanya permintaan dan syarat. Dalam kitab Akrabul Masalik, hadiah

Page 2: Penggunaan Hadiah Dalam Pemasaran Barang/Jasa (Studi Kasus Pante Pirak Sigli, Kab. Pidie)

mengandung pengertian sebagai pemberian seseorang yang sah memberi pada

masa hidupnya secara kontan tanpa ada syarat dan balasan.1

Dalam kehidupan sehari-hari kita kerap menjumpai hadiah yang disematkan

dalam berbagai produk atau jasa tertentu. Akan tetapi substansi penyematan

hadiah tersebut cenderung tidak dipahami oleh konsumen. Banyak konsumen

yang tidak mengetahui tujuan produsen untuk menyematkan hadiah tertentu

dalam produknya. Dan bahkan adakalanya hadiah yang disematkan tidak

sebanding dari produk yang ditawarkan. Konsumen akan memaklumi jika helm

atau jaket yang disematkan sebagai hadiah dalam pembelian sepeda motor.

Namun, konsumen akan dibuat bingung jika memperoleh hadiah jalan-jalan ke

Bali hanya dengan membeli Kacang Atom atau Shampo Sachet.

Hal tersebut diatas merupakan suatu yang umum terjadi dalam dunia

pemasaran saat ini. Di satu sisi, produsen membutuhkan kepercayaan/loyalitas

konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Pada sisi yang lain, konsumen

membutuhkan layanan yang baik dari produsen tertentu. Disini, hadiah dapat

diterima secara logis sebagai media promosi produk. Akan tetapi, konsumen juga

membutuhkan kejelasan substansi dari pemberian hadiah. Apa tujuannya dan

bagaimana mekanismenya, merupakan pertanyaan yang umumnya timbul dalam

benak konsumen sehubungan dengan substansi pemberian hadiah.

Pante Pirak merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang telah

berkembang pesat di daerah Aceh umumya dan Pidie khususnya. Dalam system

distribusi/ jasa, pente pirak dapat diposisikan sebagai pedagang besar (groceries)

yang memasarkan beragam produk dari vendor (produsen) yang berbeda-beda.

1 www.pengusahamuslim.com, diakses tanggal 13 Oktober 2012

Page 3: Penggunaan Hadiah Dalam Pemasaran Barang/Jasa (Studi Kasus Pante Pirak Sigli, Kab. Pidie)

Dalam memasarkan produknya, Pante Pirak dan vendor juga menerapkan hadiah

dalam promosi produknya. Ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan animo

masyarakat untuk membeli dan berbelanja di Pante Pirak. Namun demikian,

banyak produk yang menawarkan promosi berhadiah cenderung tidak

melaksanakan kewajibannya sehubungan dengan promosi hadiah dimaksud. Pante

Pirak terkadang tidak memberikan hadiah sebagaimana tercantum pada kemasan

produk, karena hadiah dimaksud hanya dikeluarkan oleh produsen, bukan

pedagang.

Kenyataan tersebut tentu saja meninggalkan tanda tanya besar dalam benak

konsumen. Sedangkan dalam perspektiv Islam, transaksi jual beli antara penjual

(al-ba’ii) dan pembeli (al-musytari) harus jelas dan transparan. Artinya jual beli

harus bersih dari unsur kesamaran (gharar), atau penipuan (ghasy) maupun

pengkhianatan (khiyanah).2

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Penggunaan Hadiah

Dalam Pemasaran Barang/Jasa (Studi Kasus Pante Pirak Sigli, Kab. Pidie)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1. Bagaimana substansi penggunaan hadiah dalam pemasaran produk/ jasa

Pada Pante Pirak Sigli bila ditinjau dari sudut pandang syara’.

2 Ibid

Page 4: Penggunaan Hadiah Dalam Pemasaran Barang/Jasa (Studi Kasus Pante Pirak Sigli, Kab. Pidie)

2. Bagaimana proses penerapan dan pemberian hadiah produk/jasa pada pante

pirak sigli bila ditinjau dari sudut pandang syara’.

C. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari perbedaan pemahaman dalam penelitian ini, berikut ini

akan dijelaskan beberapa istilah yang menjadi kata kunci sebagai berikut.

1. Hadiah

Menurut Ibnu Utsaimin, hadiah mengandung pengertian sebagai

“pemberian yang tujuannya adalah meraih simpati dan rasa suka pihak yang

diberi kepada pihak yang memberi”.3

Dalam penelitian ini, hadiah dimaksud adalah segala sesuatu yang

disematkan pada produk dan jasa tertentu dalam pemasaran untuk

memperoleh kesan positif dari konsumen.

2. Pemasaran

Menurut Stanton defenisi pemasaran adalah “suatu sistem keseluruhan

dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa

yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

potensial”.4

Dalam penelitian ini pemasaran dapat disimpulkan sebagai suatu

upaya terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis untuk

3 Ibnu Sa’di, Al-Qawaid Wal Ushul Al-Jamiah (Yayasan Sosial Ibnu Utsaimin, 1430 H), Hal. 92

4 Stanton, J, William, Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2004), hal. 16.

Page 5: Penggunaan Hadiah Dalam Pemasaran Barang/Jasa (Studi Kasus Pante Pirak Sigli, Kab. Pidie)

meraih keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau

transaksi.

3. Barang dan Jasa

Menurut Stanton pengertian barang adalah “suatu produk fisik yang

berwujud (tangible) yang dapat diberikan pada seorang dan melibatkan

perpindahan kepemilikan dari penjual ke pembeli”.5

Menurut Kotler, jasa adalah “setiap tindakan atau unjuk kerja yang

ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara intangible dan

tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun”.6

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui substansi penggunaan hadiah dalam pemasaran

produk/jasa pada Pante Pirak Sigli menurut pandangan syara’.

2. Untuk mengetahui proses pemberian hadiah dalam pemasaran produk/jasa

pada Pante Pirak Sigli menurut pandangan syara’.

E. Postulat dan Hipotesis

Postulat (anggapan dasar) sangat penting karena menjadi arah bagi

pelaksanaan penelitian. Winarno Surachmad menyatakan bahwa: “anggapan dasar

atau postulat adalah tumpuan segala pandangan dan kegiatan dalam suatu

penelitian, ia tidak diragukan”.7

5 Ibid, hal. 3 6 Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi

dan Pengendalian (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hal. 5. 7 Winarno Surachmad, Pengantar Metodologi Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1998), hal. 96.

Page 6: Penggunaan Hadiah Dalam Pemasaran Barang/Jasa (Studi Kasus Pante Pirak Sigli, Kab. Pidie)

Adapun postulat dalam penelitian ini adalah “Islam membenarkan

penggunaan hadiah dalam sistem jual beli”.

Berdasarkan postulat diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

“mekanisme penerapan hadiah dalam pemasaran produk/jasa pada Pante Pirak

Sigli Kabupaten Pidie tidak berjalan sesuai ketentuan syara”.

F. Metode Penelitian

1. Objek Penelitian

Sebagaimana telah disebutkan bahwa penelitian bertitik tolak pada

penggunaan hadiah dalam pemasaran produk/jasa pada Pante Pirak Sigli

Kabupaten Pidie yang meliputi beberapa masalah pokok yakni: substansi

penggunaan hadiah dan mekanisme pemberian hadiah, sehingga dapat

disimpulkan sah atau tidaknya penggunaan hadiah dalam pemasaran barang

dan jasa pada Pante Pirak Sigli Kabupaten Pidie.

Dengan demikian, Pante Pirak Sigli Kabupaten Pidie merupakan

objek dalam penelitian ini.

2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan secara “Purposive Sampling”, dari

keseluruhan populasi dipilih responden dan informan yang diperkirakan

dapat dan layak mewakili populasi. Untuk itu ditentukan responden dan

informan sebagai berikut:

a. Responden, yaitu konsumen/nasabah yang memberikan keterangan

berdasarkan pengalaman yang dialaminya sendiri sebanyak 25 orang.

Page 7: Penggunaan Hadiah Dalam Pemasaran Barang/Jasa (Studi Kasus Pante Pirak Sigli, Kab. Pidie)

b. Informan, adalah orang yang dapat memberikan informasi mengenai

masalah yang diteliti, terdiri atas :

- Pimpinan Pante Pirak Sigli Kabupaten Pidie.

- Manajer Pemasaran Pante Pirak Sigli Kabupaten Pidie.

- Ulama / tokoh agama.

3. Cara Pengambilan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini penulis melakukan

penelitian kepustakaan dan penelitian Lapangan.

a. Penelitian Kepustakaan (library research) dilakukan untuk memperoleh

data sekunder yaitu dengan mempelajari peraturan perundangan, teori-

teori dan buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang

diteliti.

b. Penelitian Lapangan (field research) dilakukan untuk memperoleh data

primer yaitu dengan melakukan wawancara terhadap responden dan

informan.

4. Analisis Data

Penelitian ini bersifat deskriptif dan sehingga analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode komparatif

(perbandingan) antara data yang diperoleh melalui penelitian lapangan akan

dianalisis dan data kepustakaan sehingga memberikan kejelasan hukum

sehubungan dengan penggunaan hadiah dalam pemasaran menurut

pandangan islam.

Page 8: Penggunaan Hadiah Dalam Pemasaran Barang/Jasa (Studi Kasus Pante Pirak Sigli, Kab. Pidie)