Penggunaan Hadiah Dalam Pemasaran Barang/Jasa (Studi Kasus Pante Pirak Sigli, Kab. Pidie)
-
Upload
muhammad-hunsni -
Category
Documents
-
view
218 -
download
2
Transcript of Penggunaan Hadiah Dalam Pemasaran Barang/Jasa (Studi Kasus Pante Pirak Sigli, Kab. Pidie)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia pemasaran produk dan jasa dewasa ini telah banyak
mengalami perubahan yang signifikan, baik dari segi system maupun media yang
digunakannya. Bahkan, perspektiv pemasaran tidak hanya sebatas menjual produk
dan jasa kepada konsumen akan tetapi lebih sebagai upaya untuk menumbuhkan
image konsumen terhadap produk atau jasa yang pada akhirnya akan tumbuh
kepercayaan konsumen (costumer loyalty). Dengan demikian persepktiv
pemasaran konvensional yang berorientasi profit (profit oriented) akan berubah
pada perspektif pemasaran dengan orientasi service (service oriented).
Pelayanan merupakan kata kunci dalam upaya memasarkan produk atau
jasa, sehingga dibutuhkan berbagai upaya untuk mendukung tercapainya
pelayanan maksimal. Hadiah merupakan salah satu alat yang digunakan untuk
memberikan layanan maksimal kepada konsumen. Upaya ini dilakukan untuk
membangun keakraban dan kepercayaan dengan konsumen. Pemberian hadiah
yang diberikan oleh suatu vendor tertentu akan meninggalkan kesan yang
mendalam bagi konsumen sehingga pada akhirnya dapat menumbuhkan
kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap vendor tertentu.
Dalam pandangan Islam, hadiah berarti menyerahkan suatu benda kepada
seorang tertentu agar terwujudnya hubungan baik dan mendapatkan pahala dari
Allah tanpa adanya permintaan dan syarat. Dalam kitab Akrabul Masalik, hadiah
mengandung pengertian sebagai pemberian seseorang yang sah memberi pada
masa hidupnya secara kontan tanpa ada syarat dan balasan.1
Dalam kehidupan sehari-hari kita kerap menjumpai hadiah yang disematkan
dalam berbagai produk atau jasa tertentu. Akan tetapi substansi penyematan
hadiah tersebut cenderung tidak dipahami oleh konsumen. Banyak konsumen
yang tidak mengetahui tujuan produsen untuk menyematkan hadiah tertentu
dalam produknya. Dan bahkan adakalanya hadiah yang disematkan tidak
sebanding dari produk yang ditawarkan. Konsumen akan memaklumi jika helm
atau jaket yang disematkan sebagai hadiah dalam pembelian sepeda motor.
Namun, konsumen akan dibuat bingung jika memperoleh hadiah jalan-jalan ke
Bali hanya dengan membeli Kacang Atom atau Shampo Sachet.
Hal tersebut diatas merupakan suatu yang umum terjadi dalam dunia
pemasaran saat ini. Di satu sisi, produsen membutuhkan kepercayaan/loyalitas
konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Pada sisi yang lain, konsumen
membutuhkan layanan yang baik dari produsen tertentu. Disini, hadiah dapat
diterima secara logis sebagai media promosi produk. Akan tetapi, konsumen juga
membutuhkan kejelasan substansi dari pemberian hadiah. Apa tujuannya dan
bagaimana mekanismenya, merupakan pertanyaan yang umumnya timbul dalam
benak konsumen sehubungan dengan substansi pemberian hadiah.
Pante Pirak merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang telah
berkembang pesat di daerah Aceh umumya dan Pidie khususnya. Dalam system
distribusi/ jasa, pente pirak dapat diposisikan sebagai pedagang besar (groceries)
yang memasarkan beragam produk dari vendor (produsen) yang berbeda-beda.
1 www.pengusahamuslim.com, diakses tanggal 13 Oktober 2012
Dalam memasarkan produknya, Pante Pirak dan vendor juga menerapkan hadiah
dalam promosi produknya. Ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan animo
masyarakat untuk membeli dan berbelanja di Pante Pirak. Namun demikian,
banyak produk yang menawarkan promosi berhadiah cenderung tidak
melaksanakan kewajibannya sehubungan dengan promosi hadiah dimaksud. Pante
Pirak terkadang tidak memberikan hadiah sebagaimana tercantum pada kemasan
produk, karena hadiah dimaksud hanya dikeluarkan oleh produsen, bukan
pedagang.
Kenyataan tersebut tentu saja meninggalkan tanda tanya besar dalam benak
konsumen. Sedangkan dalam perspektiv Islam, transaksi jual beli antara penjual
(al-ba’ii) dan pembeli (al-musytari) harus jelas dan transparan. Artinya jual beli
harus bersih dari unsur kesamaran (gharar), atau penipuan (ghasy) maupun
pengkhianatan (khiyanah).2
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Penggunaan Hadiah
Dalam Pemasaran Barang/Jasa (Studi Kasus Pante Pirak Sigli, Kab. Pidie)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Bagaimana substansi penggunaan hadiah dalam pemasaran produk/ jasa
Pada Pante Pirak Sigli bila ditinjau dari sudut pandang syara’.
2 Ibid
2. Bagaimana proses penerapan dan pemberian hadiah produk/jasa pada pante
pirak sigli bila ditinjau dari sudut pandang syara’.
C. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari perbedaan pemahaman dalam penelitian ini, berikut ini
akan dijelaskan beberapa istilah yang menjadi kata kunci sebagai berikut.
1. Hadiah
Menurut Ibnu Utsaimin, hadiah mengandung pengertian sebagai
“pemberian yang tujuannya adalah meraih simpati dan rasa suka pihak yang
diberi kepada pihak yang memberi”.3
Dalam penelitian ini, hadiah dimaksud adalah segala sesuatu yang
disematkan pada produk dan jasa tertentu dalam pemasaran untuk
memperoleh kesan positif dari konsumen.
2. Pemasaran
Menurut Stanton defenisi pemasaran adalah “suatu sistem keseluruhan
dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa
yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial”.4
Dalam penelitian ini pemasaran dapat disimpulkan sebagai suatu
upaya terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis untuk
3 Ibnu Sa’di, Al-Qawaid Wal Ushul Al-Jamiah (Yayasan Sosial Ibnu Utsaimin, 1430 H), Hal. 92
4 Stanton, J, William, Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2004), hal. 16.
meraih keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau
transaksi.
3. Barang dan Jasa
Menurut Stanton pengertian barang adalah “suatu produk fisik yang
berwujud (tangible) yang dapat diberikan pada seorang dan melibatkan
perpindahan kepemilikan dari penjual ke pembeli”.5
Menurut Kotler, jasa adalah “setiap tindakan atau unjuk kerja yang
ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara intangible dan
tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun”.6
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui substansi penggunaan hadiah dalam pemasaran
produk/jasa pada Pante Pirak Sigli menurut pandangan syara’.
2. Untuk mengetahui proses pemberian hadiah dalam pemasaran produk/jasa
pada Pante Pirak Sigli menurut pandangan syara’.
E. Postulat dan Hipotesis
Postulat (anggapan dasar) sangat penting karena menjadi arah bagi
pelaksanaan penelitian. Winarno Surachmad menyatakan bahwa: “anggapan dasar
atau postulat adalah tumpuan segala pandangan dan kegiatan dalam suatu
penelitian, ia tidak diragukan”.7
5 Ibid, hal. 3 6 Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi
dan Pengendalian (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hal. 5. 7 Winarno Surachmad, Pengantar Metodologi Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1998), hal. 96.
Adapun postulat dalam penelitian ini adalah “Islam membenarkan
penggunaan hadiah dalam sistem jual beli”.
Berdasarkan postulat diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
“mekanisme penerapan hadiah dalam pemasaran produk/jasa pada Pante Pirak
Sigli Kabupaten Pidie tidak berjalan sesuai ketentuan syara”.
F. Metode Penelitian
1. Objek Penelitian
Sebagaimana telah disebutkan bahwa penelitian bertitik tolak pada
penggunaan hadiah dalam pemasaran produk/jasa pada Pante Pirak Sigli
Kabupaten Pidie yang meliputi beberapa masalah pokok yakni: substansi
penggunaan hadiah dan mekanisme pemberian hadiah, sehingga dapat
disimpulkan sah atau tidaknya penggunaan hadiah dalam pemasaran barang
dan jasa pada Pante Pirak Sigli Kabupaten Pidie.
Dengan demikian, Pante Pirak Sigli Kabupaten Pidie merupakan
objek dalam penelitian ini.
2. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan secara “Purposive Sampling”, dari
keseluruhan populasi dipilih responden dan informan yang diperkirakan
dapat dan layak mewakili populasi. Untuk itu ditentukan responden dan
informan sebagai berikut:
a. Responden, yaitu konsumen/nasabah yang memberikan keterangan
berdasarkan pengalaman yang dialaminya sendiri sebanyak 25 orang.
b. Informan, adalah orang yang dapat memberikan informasi mengenai
masalah yang diteliti, terdiri atas :
- Pimpinan Pante Pirak Sigli Kabupaten Pidie.
- Manajer Pemasaran Pante Pirak Sigli Kabupaten Pidie.
- Ulama / tokoh agama.
3. Cara Pengambilan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini penulis melakukan
penelitian kepustakaan dan penelitian Lapangan.
a. Penelitian Kepustakaan (library research) dilakukan untuk memperoleh
data sekunder yaitu dengan mempelajari peraturan perundangan, teori-
teori dan buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang
diteliti.
b. Penelitian Lapangan (field research) dilakukan untuk memperoleh data
primer yaitu dengan melakukan wawancara terhadap responden dan
informan.
4. Analisis Data
Penelitian ini bersifat deskriptif dan sehingga analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode komparatif
(perbandingan) antara data yang diperoleh melalui penelitian lapangan akan
dianalisis dan data kepustakaan sehingga memberikan kejelasan hukum
sehubungan dengan penggunaan hadiah dalam pemasaran menurut
pandangan islam.