KAJIAN AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN BUPATI PIDIE …

65
KAJIAN AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN BUPATI PIDIE JAYA TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) ALAT BERAT PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN PIDIE JAYA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN PIDIE JAYA Unit Penerbitan dan Percetakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala 2020

Transcript of KAJIAN AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN BUPATI PIDIE …

KAJIAN AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN BUPATI PIDIE JAYA

TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) ALAT BERAT PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN PIDIE JAYA

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN PIDIE JAYA

Unit Penerbitan dan Percetakan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala

2020

KAJIAN AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN BUPATI PIDIE JAYA

TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) ALAT BERAT

PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN PIDIE JAYA

Penulis: Mukhlis Yunus, Zubir sahim dan M. Ridha Siregar

Unit Penerbitan dan Percetakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala

KAJIAN AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN BUPATI PIDIE JAYA

TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) ALAT BERAT PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN PIDIE JAYA

Penulis

Mukhlis Yunus, Zubir Sahim dan M. Ridha Siregar

Editor: Irham Fahmi

Setting Cover/Lay Out: Agus Mayadi

Diterbitkan

Syiah Kuala University Press Cetakan Pertama : April 2020

ISBN : 000-000-0000-00-0

Banda Aceh 2020

Perpustakaan Nasional

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................ .i

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar belakang .................................................................................. 1 1.2 Indentifikasi Masalah ......................................................................... 6 1.3 Maksud dan Tujuan ............................................................................ 8 1.4 Metode Pendekatan ........................................................................... 8 1.5 Landasan Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati Pidie Jaya......11

BAB II KRITERIA PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH

(UPTD) ALAT BERAT DINAS PEKERJAAN UMUM

KABUPATEN PIDIE JAYA ........................................................................ 13

2.1 Kegiatan Teknis Operasional............................................................. 17 2.2 Jasa Alat Berat Bagi Masyarakat/ Perangkat Daerah ............. 26

2.2.1 Jasa yang diberikan Bersifat Konkrit dan Terukur ................... 26 2.2.2 Penyedian Jasa Yang Diperlukan Secara Terus Menerus ......... 28

2.3 Kontribusi bagi Penyelenggara Pemerintahan dan Masyarakat........28

2.4 Sumber Daya Pegawai, Pembiayaan, Sarana dan Prasarana ........... 33

2.4.1 Penempatan Pegawai UPTD Alat Berat ..................................... 33

2.4.2 Belanja Pegawai dan Operasional Kantor UPTD Alat Berat ...... 35

BAB III ANALISIS BEBAN KERJA ............................................................. 37

3.1 Tugas dan Fungsi UPTD Alat Berat Di Bentuk ................................... 42 3.1.1 Kepala UPTD Alat Berat ............................................................ 42 3.1.2 Subbagian Tata Usaha .............................................................. 43 3.1.3 Pegawai/Petugas Administrasi dan Pegawai Non Administrasi 44 3.1.4 Pengoperasian dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ........ 44

3.2 Beban Kerja ...................................................................................... 44

BAB IV ANALISI RASIO BELANJA PEGAWAI ............................................ 49

4.1 Pendapatan Daeran dari UPTD Alat Berat ....................................... 49

4.2 Belanja Daerah Dan Alat Berat ......................................................... 53

4.3 Rasio Belanja Pegawai UPTD Alat Berat .......................................... 54

BAB V PENUTUP .................................................................................... 57

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 57

5.2 Saran................................................................................................ 59

BAHAN BACAAN ......................................................................................... 61

KATA PENGANTAR

Kabupaten Pidie Jaya sedang giat-giatnya membangun terlebih setelah

gampa melanda daruah pemekaran baru dari induk Kabupaten Pidie.

Kehadiran Kabupaten Pidie Jaya mengemban tugas yang mulia dan

memikul tanggung jawab terutama dalam pelaksanaan pembangunan

daerah yang efektif dan efisien untuk mewujudkan masyarakat yang

adil dan sejahtera serta mampu menjamin kesinambungan dan

dinamika pembangunan di segala bidang. dalam rangka mewujudkan

tugas-tugas penyelengaraan pemerintahan dan pelayanan

pembangunan dan lebih khusus sebagai daerah baru pemekaran dan

baru saja menghadapi musibah gempa bumi maka kegiatan untuk

mendukung percepatan pembangunan mendesak diperlukan. Seiring

dengan itu, pemerintah Pidie jaya mendukung sepenuhnya Pemerintah

pusat yang sedang menjadikan pembangunan infrastruktur di daerah-

daerah sebagai andalan.

Sikap ini telah direpon positif oleh pemerintah Kabupaten Pidie Jaya

dengan fokus pada pembangunan infrastruktur ekonomi yang secara

nyata mempengaruhi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan seluruh

lapisan masyarakat di daerah. Untuk maksud tersebut pemerintah

perlu menyediakan seperangkat peralatan yang dapat mendukung

pembangunan infrastrukturnya seperti alat-alat berat. Pengadaan alat

berat mengikuti permintaan turunan dari permintaan pembangunan

secara menyeluruh. Justru itu kebutuhan akan peralatan berat beserta

sumber daya manusia dan bahan material lainnya ikut meningkat dan

semakin dibutuhkan. Eksistensi alat berat menjadi salah satu hal

terpenting dalam kegiatan pembangunan infrastruktur ekonomi daerah

Ketersediaan alat berat akan memberikan banyak keuntungan

terutama bila dikelola secara profesional oleh unit khusus (UPTD),

buku ini mencoba untuk mengemukakan kajian akademik tentang

pembentukan UPTD Alat Berat di Kabupaten Pidie Jaya, semoga ada

manfaatnya bagi pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan.

Mohon maaf atas segala kelemahannya, terima kasih atas segala

dukungan. Semoga Allah Membalas segala kebajikan kita.

Tim Penulis

Sambutan

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya

Kami menyambut baik penerbitan buku kajian akademik Rancangan Peraturan

Bupati Pidie jaya Tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Alat

berat Pada Dinas pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya. Menurut hemat kami buku

kajian akademik ini sangat bermakna sebagai masukan, informasi dasar bagi

rencana pembentukan UPTD Alat Berat yang begitu urgen di Kabupaten Pidie jaya

dalam rangka penyelenggaraan pembangunan infrastrukur dan percepatan

pembangunan.

Kami berharap dengan adanya UPTD Alat Berat kelak di Kabupaten Pdie Jaya yang

dikelola secara terstruktur oleh organisasi UPTD alat berat akan lebih ekonomis,dan

berdaya guna peralatan yang investasinya cukup besar ini.

Kepada tim penulis dan teman-teman yang mendorong kajian akademik ini

disampaikan ucapan terima kasih. Semoga Allah membalas semua pengabdian kita,

Aamiin ya Rabbal Alamin.

Meureudu, Juni 2019

Kepala Dinas pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya

Bahron Bakti, ST, MT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada dasarnya pemberian otonomi kepada suatu daerah bukan hanya sekedar

pembagian penyelenggaraan pemerintahan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas belaka,

tetapi juga kehadiran otonomi daerah tersebut menjadi solusi bagi peningkatan pelayanan

pemerintahan dan pembangunan di daerah disegala bidang. Salah satu daerah otonom dari

pemberian dari pemerintah pusat yang relatif baru adalah kabupaten Pidie Jaya. Sebagai

daerah pemekaran baru, Kabupaten Pidie Jaya masih banyak menghadapi kendala dan

limitasi dalam merealisasikan tuntutan pelayanan yang prima dan percepatan pembangunan

terutama adalah pembangunan infrastrukturnya.

Kabupaten Pidie Jaya merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Aceh dengan ibu

kotanya adalah Meureudu. Pembentukan Kabupaten Pidie Jaya telah tertera dalam Undang-

Undang Nomor 07 Tahun 2007, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

09 dan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4683. Kehadiran Kabupaten Pidie Jaya

mengemban tugas yang mulia dan memikul tanggung jawab terutama dalam pelaksanaan

pembangunan daerah yang efektif dan efisien untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan

sejahtera serta mampu menjamin kesinambungan dan dinamika pembangunan di segala

bidang.

Dalam rangka mewujudkan tugas-tugas penyelengaraan pemerintahan dan pelayanan

pembangunan dan lebih khusus sebagai daerah baru pemekaran dan baru saja menghadapi

musibah gempa bumi maka kegiatan untuk mendukung percepatan pembangunan mendesak

diperlukan. Seiring dengan itu, Pemerintah pusat kala ini juga sedang menjadikan

pembangunan infrastruktur sebagai andalan. Sikap ini tentu sepatutnya mendapat dukungan

dari semua pihak, karena pembangunan infrastruktur secara nyata mempengaruhi

peningkatan ekonomi bangsa dan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Untuk maksud

tersebut sudah barang tentu pemerintah perlu menyediakan seperangkat peralatan yang dapat

mendukung pembangunan infrastrukturnya seperti alat-alat berat. Pengadaan alat berat

mengikuti permintaan turunan dari permintaan pembangunan secara menyeluruh.

Pembangunan setiap tahunnya tidak pernah berhenti dan selalu berkembang. Justru itu

kebutuhan akan peralatan berat beserta sumber daya manusia dan bahan material lainnya ikut

meningkat dan semakin dibutuhkan. Eksistensi alat berat menjadi salah satu bagian terpenting

dalam suatu proyek pembangunan, baik pembangunan gedung perkantoran dan rumah,

pembukaan jalan, dan eksplor hasil tambang dan lain sebagainya.

Alat berat merupakan sesuatu yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia

modern yang keberadaannya ditujukan untuk membantu pekerjaan manusia dalam berbagai

pekerjaan pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Alat berat akan menjadi

faktor yang semakin penting terutama dalam proyek konstruksi maupun pertambangan dan

berbagai kegiatan lainnya dalam skala besar. Ketersediaan alat berat akan memberikan

banyak keuntungan. Dengan penggunaan alat berat waktu untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan akan lebih cepat, tenaga manusia yang dibutuhkan lebih sedikit, sehingga biaya

pekerjaan semakin hemat dan ekonomis. Alat berat harus dimanajemeni atau dikelola secara

tepat dan sesuai dengan kondisi lapangan. Kesalahan dalam pengelolaan akan menimbulkan

gangguan penyelesaian pekerjaan dan kerugian investasinya. Untuk kabupaten Pidie Jaya,

pengadaan alat berat dikaitkan juga dengan percepatan pembagunan sektor inftrastruktur.

Keadaan ini tentunya akan mengganggu program percepatan pembangunan yang

dicanangkan.

Untuk kegiatan percepatan pembangunan sarana dan prasarana (infrastruktur),

Kabupaten Pidie Jaya mendapat bantuan (hibah) Alat Berat sebanyak 26 unit dari Pemerintah

Aceh melalui Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kekayaan Daerah Aceh sejak tahun 2011

sampai dengan 2013. Selain bantuan (hibah) yang diberikan oleh Pemerintah Aceh, pada

masa masih adanya Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR), lembaga khusus ini turut

juga memberikan hibah 5 (lima) unit alat berat kepada pemerintah Pidie Jaya, mana kala

badan tersebut dibubarkan karena rampungnya masa rehabilitasi dan rekonstruksi pasca

tsunami di Aceh. Peralatan yang dihibahkan tersebut selanjutnya menjadi aset Pemerintah

Kabupaten Pidie Jaya yang pengelolaannya diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Pidie Jaya. Ketersediaan Alat berat yang ada di Kabupaten Pidie Jaya tidak hanya

berasal dari bantuan hibah Pemerintah Aceh dan BRR saja, namun mengacu kepada

peningkatan kebutuhan pembangunan, Pemerintah Pidie Jaya juga mengalokasi dana

pembangunan untuk penambahan alat berat untuk meningkatkan pelayanan kebutuhan jasa

alat berat di daerah yang baru dimekarkan dari induknya kabupaten Pidie.

Keseluruhan alat berat yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya diarahkan

untuk memenuhi kebutuhan/permintaan jasa alat berat untuk pekerjaan umum sehingga

kehadirannya diharapkan lebih memperlancar tuntutan pekerjaan pembangunan yang ada di

Kabupaten Pidie Jaya.

Sesuai dengan tuntutan peningkatan PAD pada dinas-dinas produktif, keberadaan

dinas Pekerjaan Umum Pidie Jaya ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya untuk

memungut dan menetapkan Objek Retribusi terhadap pemakaian alat berat yang dalam

bentuk: a. Sewa menyewa dengan Pihak Ketiga, b. Pemakaian alat berat untuk Kegiatan

Sosial Masyarakat dan c Penanggulangan Bencana Alam Daerah dalam wilayah kabupaten

Pidie Jaya sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 mengenai Pajak dan Retribusi

Daerah serta Qanun No. 02 Tahun 2014 tentang Retribusi Jasa Usaha di Kabupaten Pidie

Jaya. Penggunaan jasa retribusi terhadap kegiatan-kegiatan idealnya di atas dihitung

berdasarkan waktu pemakaian alat-alat berat tersebut. Walaupun upaya untuk mengoprasikan

alat berat secara produktif telah diatur dalam qanun kabupaten Pidie Jaya, namun dalam

realitanya pengelolaan alat berat dibawah manajemen umum Pekerjaan Umum Pidie Jaya

belum efektif sebagaimana diharapkan. Hal ini tercermin dari perolehan kontribusi alat berat

dari ketahun terhadap pendapatan dinas Pekerjan Umum yang disetorkan ke kas daerah

sebagai dinas produktif dengan beban target Pendapatan Asli Daerah yang belum tercapai

seperti diharapkan. Realisasi Retribusi Jasa Alat berat dinas Pekerjaan Umum Pidie Jaya

bertumbuh lamban dan malah negatif dalam beberapa tahun terakhir terutama pada tahun

2016 karena faktor eksternal bencana gempa dan longsor yang melanda kabupaten Pidie Jaya

disamping aspek manajerialnya belum terbenahi.

Terlepas dari mana sumber pengadaaannya, alat berat milik pemerintah itu adalah

investasi yang relatif besar yang idealnya mampu memberikan kontribusi kepada percepatan

pembangunan dan secara produktif dapat menyumbang kepada penerimaan daerah. Alat berat

dapat disewakan kepada berbagai pihak yang mempunyai kegiatan pembangunan fisik, baik

yang dibiayai pemerintah maupun swasta atau pihak ketiga. Alat-alat berat itu memiliki umur

ekonomis atau umur produktif. Tanpa perawatan yang intensif dengan biaya perawatan yang

cukup tersedia, maka alat berat itu akan cepat rusak sehingga umur ekonomis dan

produktifnya semakin pendek. Untuk itu perlu kajian bagaimana keberadaan pengelolaan alat

berat itu diikat dalam suatu aturan hukum dengan bentuk struktur organisasi pengelolaannya

dapat mengoptimalkan fungsi alat berat tersebut dengan suatu manajemen yang dapat

dipertanggung jawabkan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan proyek konstruksi yang

menggunakan alat berat adalah faktor perawatan. Hasil survey pendahuluan yang dilakukan

tim menunjukkan bahwa Alat berat yang ada di Pidie Jaya selain belum dikelola secara

profesional dengan suatu prosedur operasi standar (SOP), juga belum tersedia ruang

penyimpanan dan sistem dukungan alat berat lainnya secara khusus. Tidak jarang terjadi,

saat alat berat diperlukan penggunaannya keadaannya kadang kala tidak dapat dipergunakan

atau kondisinya kurang baik untuk suatu pekerjaan besar, apalagi dadakan seperti pekerjaan

akibat bencana alam gempa dan longsor yang sering terjadi di Pidie Jaya. Seiring dengan

bertambahnya alat berat yang menjadi aset Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, perlu adanya

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat khusus agar alat berat yang dibeli dengan

uang negara tidak terbengkalai dan selalu dalam perawatan untuk memaksimalkan umur

ekonomi dan teknisnya.

Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa pemerintah Pidie Jaya sering mengalami

kesulitan dalam mengotimalkan fungsi alat berat yang ditempatkan pada dinas pekerjaan

umum Kabupaten Pidie Jaya terutama dikarenakan belum adanya perangkat hukum yang

menjadi acuan dalam mengoperasikan alat berat milik pemerintah yang sekaligus menjadi

tumpuan dalam peningkatan pendapatan asli daerah kabupaten Pidie Jaya selama ini. Diakui

bahwa selama ini belum tersedia data yang mencukupi dan akurat untuk menjadi masukan

utama kepada bupati kepala daerah dalam menerbitkan peraturan bupati yang khusus

merumuskan tentang pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) alat berat dibawah

unit kerja dinas pekerjaan umum kabupaten Pidie Jaya. Di Kabupaten Pidie Jaya juga belum

ada kajian pemikiran yang memadai dan komprehensif yang mengakomodir pemikiran

teoritis dan kajian empiris (induktif) tentang Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) alat berat

yang cukup penting bagi pelayanan pembangunan di Daerah Kabupaten Pidie Jaya.

1.2. Identifikasi Masalah

Kemandirian daerah dalam pembiayaan pembangunan dari daerah itu sendiri adalah harapan

dari pemerintah/pimpinan daerah dan juga pemerintah pusat. Dengan kemandirian,

pemerintah daerah mampu memenuhi kebutuhan pelayanan pembangunan dan pemerintahan

di wilayah tertentu. Untuk memberikan palayanan pembangunan yang baik terutama

pembangunan fisik membutuhkan dukungan ketersediaan alat berat. Dewasa ini kabupaten

Pidie Jaya sudah ada sejumlah alat berat di bawah dinas Pekerjaan Umum namun belum

fokus pengelolaannya sehingga tidak jarang alat berat yang urgen itu terbengkalai karena

tidak terurus, rusak sebelum waktunya dan belum ada workshop untuk kepentingan

optimalisasi penggunaan alat berat yang mahal itu. Alat berat yang ada terparkir dialam

terbuka dan terkesan tidak terurus dengan baik dan profesional. Atas dasar latar belakang

diatas diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Dewasa ini tuntutan peningkatan pelayanan pembangunan dan pemerintahan semakin

dikehendaki dan dituntut masyarakat terutama dalam hal pembangunan infrastruktur

(sarana dan sarana). Pemerintah Pidie Jaya bertekad untuk mewujudkan pembangunan

sebagaimana tertuang dalam RPJMD dengan mendapatkan dan mengadakan sejumlah

alat berat pendukung pembangunan fisik. Walaupun belum mencukupi alat-alat berat itu

sebagian sudah ada, namun belum dapat berfungsi optimum karena penanganannya

bercampur baur dengan tugas-tugas kedinasan umum pada pekerjaan umum yang

bebannya semakin meningkat setiap tahunnya. Keunikan dan urgensinya terhadap alat

berat menghendaki perlakukan manajemen khusus untuk mengoptimalkan dalam bentuk

unit pelaksana teknis dinas. Unit pelaksana teknis tersebut harus dibentuk dengan suatu

peraturan yang mengikat bagi pelaksananya. Aturan tersebut adalah peraturan bupati

yang mengatur UPTD dimaksud. Untuk menjadi bahan pertimbangan utama yang

didukung deduktif dan induktif bagi bupati diperlukan suatu kajian akademis, sehingga

peraturan buapti tersebut tidak batal demik hukum dan memberi manfaat yang lebih

besar bagi masyarakat.

2. Peraturan bupati Pidie Jaya menjadi suatu solusi bagi masyarakat dan penyelenggara

pemerintahan yang terlibat dalam penyewaan alat berat untuk mendorong penyelesaian

masalah hukum, ekonomi dan sosial masyarakat dalam lingkup kabupaten Pidie Jaya.

Dalam bidang hukum masyarakat dapat memperoleh kepastian hukum terhadap pola

pemakaian dan penyewaan aset pemerintah. Secara ekonomi keberaan Unit Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat yang diatur dengan peraturan bupati akan dapat

mendorong penerimaan penyewaan alat berat kepada pengguna dengan indikator

keekonomian sehingga mengatasi masalah rendahnya penerimaan asli daerah (PAD)

dalam rangka mendorong kemandirian pembiayaan pembangunan dari sumber internal

daerah. Dalam masalah sosial. keberadaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat

Berat dapat lebih cepat mengatasi maslah sosial yang dihadapi masyarakat terutama dari

perilaku swasta yang kurang kompetitif dan sering terjadinya gempa bumi dan tinggi

potensi bencana alam yang membutuhkan alat berat yang dikelola secara mandiri oleh

suatu Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat

3. Operasionalisasi alat berat saat ini di Dinas Pekerjaan Umum Pidie Jaya dikelola dengan

struktur organisasi yang tumpang tindih yang menyulitkan pertanggungjawaban investasi

publik, demikian juga permintaan pelayanan jasa alat berat yang belum optimal.

Keadaan ini kurang mendorong ercepatan pembangunan yang sedang giat-giatnya

dilakukan pemerintah Pidie Jaya untuk mengurangi kemiskinan penduduk dan

meningkatkan nilai tambah usaha masyarakat. Dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) yang diikat dengan peraturan bupati operasonal alat berat yang ada denganbiaya

investasi yang cukup besar akan lebih produktif yang mampu memberikan pelayanan

ekonomi dan sosial kepada masyarakat Pidie Jaya

1.3 Maksud dan Tujuan

Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daereh (UPTD) Alat Berat Kabupaten Pidie

Jaya bertujuan untuk membantu melaksanakan tugas operasional dan pelayanan penggunaan

pengelolaan alat berat Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya.

Kajian akademis yang dilakukan ini pada dasarnya bertujuan untuk menyampaikan

informasi tentang kelayakan pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) alat berat

yang ditinjau dari berbagai sudut pandang dengan mengutamakan pada analisis kajian ilmiah.

Dengan demikian sehingga dapat terpenuhi tuntutan kriteria yang ditetapkan oleh peraturan

menterui dalam negeri no 12 tahun 2017 dan edaran menteri dalam negeri nomor

061/14338/OTDA tanggal 12 Juni 2017 perihal Pedoman Konsultasi Pembentukan Cabang

Dinas dan UPTD. Kajian Pembentukan dan Penyelenggaraan Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) Alat Berat pada Dinas ditujukan adalah untuk: 1. Memberikan acuan bagi pihak

terkait dalam proses kajian pembentukan dan penyelenggaraan Unit pelaksana Teknis

Daearah (UPTD) sejenis unit pelaksanaan teknis dinas. dan 2. Menjamin agar pembentukan

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) alat berat dapat dilaksanakan dengan profesonal

dengan manajemen yang dapat dipertanggung jawabkan.

1.4 Metode Pendekatan

Metode yang digunakan dalam penyusunan kajian atau naskah akademik ini adalah

metode sosiolegal. Dengan ini, maka kaidah-kaidah hukum baik yang berbentuk peraturan

perundang-undangan, khususnya tentang kelembagaan dan peningkatan kinerja organisasi

dicari dan digali, untuk kemudian dirumuskan menjadi rumusan pasal-pasal yang dituangkan

ke dalam rancangan peraturan bupati kepala daerah. Metode ini dilandasi oleh teori bahwa

hukum yang baik merupakan hukum yang juga berlandaskan pada kenyataan yang ada dalam

masyarakat, bukan semata-mata merupakan kehendak penguasa saja. Dalam kaitannya

dengan penyusunan rancangan peraturan bupati tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) Alat Berat, maka naskah akademik diharapkan akan menjawab urgensi

ditambah atau diadakannya peraturan bupati tentang Organisasi Dinas Pekerjaan Umum

yang berlaku eksisting, materi muatan yang diatur dalam Rancangan Peraturan Bupati Pidie

Jaya, serta linieritas perubahan peraturan bupati tersebut dengan rencana pembangunan

daerah sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Pidie Jaya. Secara sistematis

penyusunan naskah akademik dilakukan melalui tahapan-tahapan yang runtut dan teratur.

Tahapan yang dilakukan meliputi:

a. Identifikasi permasalahan terhadap pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

Alat Berat;

b. Inventarisasi bahan hukum berkait dengan pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) Alat Berat;

c. Sistematisasi bahan hukum untuk penerbitan peraturan bupati

d. Analisis bahan hukum dalam bentuk peraturan Bupati Pidie Jaya; dan

e. Perancangan dan penulisan

Rangkaian tahapan dimulai dengan inventarisasi dan identifikasi terhadap berbagai

permasalahan pembetukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) alat berat yang tidak

berbenturan dengan peraturan perundang-undangan eksisting. Selanjutnya dilakukan

inventarisasi bahan hukum, baik peraturan perundang-undangan relevan, RPJMD Pidie Jaya

dan analisis beban kerja. Langkah berikutnya melakukan sistematisasi keseluruhan bahan

hukum yang ada. Proses sistematisasi ini juga diberlakukan terhadap asas-asas hukum, teori-

teori, konsep-konsep, serta bahan rujukan lainnya yang terkait dengan pembentukan Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) alat berat dinas pekerjaan umum Kabupaten Pidie Jaya.

Rangkaian tahapan tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pengkajian dari permasalahan

yang ada. Melalui rangkaian tahapan ini diharapkan mampu memberi rekomendasi yang

mendukung perlunya re-interpretasi dan re-orientasi pengaturan terhadap pembentukan dan

susunan perangkat dinas Pekerjaan Umum di kabupaten Pidie Jaya untuk menjawab

permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya.

Secara garis besar proses penyusunan peraturan bupati tentang pembentukan Unit Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) alat berat ini meliputi tiga tahap yaitu: 1). tahap konseptualisasi, 2)

tahap sosialisasi dan konsultasi publik, dan 3) tahap proses politik dan penetapan dan

pemberlakukan peraturan bupati tentang Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat.

1. Tahap Konseptualisasi

Tahap ini merupakan tahap awal dari kegiatan technical assistance yang dilakukan

oleh tim penyusun. Pada tahap ini tim penyusun melakukan konseptualisasi naskah akademik

dan perumusan Rancangan Peraturan Bupati tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) Alat Berat Dinas Pekerjaan Umum Pidie Jaya. Proses konseptualisasi naskah

akademik dan perumusan rancangan peraturan bupati dilakukan dengan konsultasi dengan

tim ahli dan forum diskusi terarah.

2. Tahap Sosialisasi dan Konsultasi Publik

Pada tahap ini, tim penyusun melakukan sosialisasi dan konsultasi publik mengenai

rancangan Peraturan bupati tentang Pembentukan UPTD Alat Berat Dinas Pekerjaan Umum

Pidie Jaya susunan Perangkat Daerah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya yang

baru melalui diskusi yang dihadiri oleh stakeholder. Target output kegiatan sosialisasi ini

adalah tersosialisasikannya rencana pembentukan Rancangan Peraturan Bupati tentang

Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan Susunan Perangkat Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya dan memperoleh masukan dari peserta guna

perbaikan dan penyempurnaan rancangan peraturan bupati .

3. Tahap Proses Politik dan Penetapan

Proses politik dan penetapan merupakan tahap akhir dari kegiatan technical assistance.

Proses politik merupakan pembahasan Rancangan Peraturan Bupati tentang Pembentukan

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) alat berat Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie

Jaya. Tahap penetapan adalah tahap ketika Ranperbup sudah ditandatangani oleh Bupati Pidie

Jaya

1.5 Landasan Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati Pidie Jaya

Landasan yang diacu dalam penyusunan rancangan peraturan bupati tentang pembentukan

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) alat berat pada dinas pekerjaan umum Kabupaten

Pidie Jaya adalah Landasan Filosofis, Landasan Sosiologis, dan Lndasan Yuridis. Landasan

Filosofis dalam peraturan bupati tentang Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat

ini lebih merupakan pertimbangan atau argumentasi yang dikemukakan untuk

menggambarkan bahwa peraturan bupati Pidie Jaya yang akan diterbitkan telah

mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita-cita hukum yang meliputi suasana

kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Dalam kajian akademik ini kedudukan landasan sosiologis akan menjadi suatu

pertimbangan yang menggambarkan bahwa peraturan bupati yang dibentuk adalah untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek. Dalam hal ini dikemukakan fakta-

fakta empiris tentang perkembangan masalah dan kebutuhan masyarakat dan negara dalam

percepatan pembangunan dan perbaikan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat.

Sementara itu Landasan yuridis digunakan dalam menyusun rancangan peraturan bupati

Pidie Jaya adalah landasan yuridis yang menjadi pertimbangan dan alasan utama yang dapat

menggambarkan bahwa peraturan bupati tentang pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) Alat berat pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya adalah untuk

mengatasi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada guna

menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat dalam jajaran kabupaten Pidie Jaya

Landasan yuridis dalam hal ini menyangkut dengan berbagai persoalan hukum yang

berhubungan erat dengan substansi atau berbagai materi hukum yang diatur sehingga perlu

dibentuk peraturan bupati kepala daerah kabupaten Pidie Jaya. Kajian persoalan hukum

terkait dengan pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) alat berat adalah belum

cukup atau kurangnya aturan yang mengatur tentang pengelolaan Alat Berat secara

terstruktur di Kabupaten Pidie Jaya. Peraturan bupati yang berhubungan dengan Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat sama sekali belum ada. Keputusan bupati

tentang Peraturan bupati yang ada hanya besifat umum yang mengatur pelaksana

pengelolaan alat berat pada dinas pekerjaan umum kabupaten Pidie Jaya. Peraturan bupati

Pidie Jatya no 276 tahun 2017 belum mengatur tatacara penggunaan peralatan dan

pengelolaan alat berat pada dinas pekerjaan umum kabupaten Pidie Jaya secara spesifik

dengan keunikannya pengelolaannya tersendiri.

BAB II

KRITERIA PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD)

ALAT BERAT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN PIDIE JAYA

Alat-alat berat merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan

pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

adalah unsur pelaksana sebagian tugas teknis operasional pada suatu Dinas yang berfungsi dalam

pelaksanaan teknis operasional pengelolaan, pelayanan, pemeliharaan, dan pengembangan alat

berat, yang dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Dinas pekerjaan umum. Alat berat merupakan faktor penting didalam proyek,

terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala

yang besar. Tujuan dari penggunaan alat-alat berat pada dasarnya adalah untuk memudahkan

manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai

dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat.

Seiring dengan penyelenggaraan pembangunan di segala bidang terutama di sektor

fisik dan memenuhi tuntutan pembangunan fisik daerah yang menjadi salah prioritas

pembangunan dewasa ini, Pemerintah kabupaten Pidie Jaya telah mampu menyediakan

sejumlah alat berat dari berbagai sumber. Eksistensi alat berat dalam proyek-proyek

diberbagai daerah dewasa ini baik proyek konstruksi maupun proyek manufaktur sangatlah

penting guna menunjang Pemerintah baik dalam pembangunan infastruktur maupun dalam

eksplorasi berbagai hasil-hasil tambang. Jumlah alat berat di Pidie Jaya hingga tahun 2018

dapat ditunjukkan sebagai berikut:

Tabel: 2.1.

Inventarisasi Alat Berat Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya, 2018

No Nama Alat berat Jumlah (Unit) Kondisi Persentase

1 Excavator 4 Baik 70-80

2 Excavator Long Arm 1 Baik 70-80

3 Excavator Beco Loader 1 Baik 70-80

4 Excavator Weel ( Ban Karet) 1 Baik 70-80

5 Bulldozer 5 Baik 70-80

6 Motor Grader 3 Baik 70-80

7 Vibrator Compector 3 Baik 70-80

8 Trado 2 Baik 70-80

9 Ashpalt Finisher 1 Baik 70-80

10 Pneumatic Tire Roller 1 Baik 70-80

11 Dump Truct 4 Baik 70-80

12 Jumlah 26 Baik 70-80

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya, 2018

Dengan jumlah dan kondisi alat berat yang ada, untuk kepentingan umur ekonomis

dan usia produktif alat berat dapat diperpanjang, dan kriteria berbagai aspek yang

mengandung tambahan manfaat dapat dipenuhi tentu patut dipertimbangkan pembentukan

unit layanan mandiri dalam bentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) alat berat.

Rencana Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dengan dasar hukum peraturan

bupati patut didasarkan pada beberapa kriteria kelayakannya yang lebih komprehensif.

Setidaknya Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat yang akan dibentuk dapat

memenuhi kriteria teknis operasional, dan terpenuhinya tuntutan manfaat bagi masyarakat

dan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Dengan terpenuhi kriteria

operasional dapat berarti bahwa alat berat yang dikelola unit khusus yang lebih profesional

tersebut dapat dioperasikan sesuai dengan fungsinya dengan penggunaan biaya sehemat

mungkin. Dengan dalih alat berat yang ada dapat disewakan untuk berbagai kegiatan

pembangunan secara berkelanjutan, maka Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat

tersebut dapat memberikan sejumlah manfaat secara teknis dan perbaikan ekonomi daerah

dan masyarakat di Kabupaten Pidie Jaya dan sekitarnya

Berangkat dari ketersediaan alat berat yang ada, Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) yang memiliki excavator dalam kondisi yang masih baik dapat menyewakan

eskavator tersebut untuk pekerjaan menggali, memuat material, mangangkat beban,

menghancurkan batuan, mengebor dan sebagainya dengan hanya merubah pemakaian

attachmentnya. Bulldozer yang ada dewasa ini, pada umumnya dapat disewakan untuk

kepentingan pembersihan lapangan suatu pekerjaan dengan cara menggusur material agar

lapangan siap digunakan untuk proyek. Kebutuhan motor grader cenderung mengalami

peningkatan seiring dengan meningkatnya. Motor grader merupakan salah satu jenis traktor

dengan fungsi sebagai perata bentuk permukaan tanah. Alat ini lazimnya digunakan untuk

membuat kemiringan tertentu suatu ruas jalan. Alat ini oleh penyewa dapat dan umumnya

digunakan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pembangunan dan pemeliharaan jalan.

Untuk pemadatan jalan dalam ukuran kecil unit pengelolaan alat berat juga menyediakan

vibrator compector. Alat ini digunakan untuk memadatkan tanah atau material hingga

tercapai tingkat sesuai dengan harapan.

Pemerintah Pidie Jaya juga memiliki ashphal finisher Fungsi Alat Asphalt Finisher.

Asphalt finisher merupakan suatu alat berat yang digunakan untuk menghamparkan

campuran aspal hot mix yang dihasilkan dari alat produksi aspal yaitu Asphalt Mixing Plant

[AMP] pada permukaan jalan yang akan dikerjakan. Terdapat dua jenis Asphalt Finisher

yaitu jenis crawler yang menggunakan track dan jenis roda karet (Wheeled). Pada Asphalt

Finisher jenis track, penghamparannya lebih halus serta lebih datar dibandingkan Asphalt

Finisher yang menggunakan roda karet dengan ukuran yang sama. Dinas Pekerjaan umum

juga memiliki alat berat Peneumatic Roller berfungsi sebagai alat berat finishing pemadatan

dan perataan jalan raya. Permintaan alat inipun cenderung bertambah/meningkat dari tahun

ke tahun. Sejumlah dump truk milik pemerintah Pidie Jaya juga dikelola dinas Pekerjaan

Umum selama ini dengan manajemen yang sangat sederhana. Dum Truck merupakan alat

yang digunakan untuk memindahkan material hasil galian dari lokasi quary ke lokasi proyek.

Alat tersebut biasanya digunakan untuk mengangkut material lepas (loose material) baik

berupa pasir, gravel/kerikil, tanah, dan material mineral yang digunakan di dunia usaha

konstruksi dan pertambangan. Penggunaan dump truck tidak terbatas untuk mengangkut

bahan hanya diperlukan di lokasi konstruksi, namun truk ini juga digunakan untuk berbagai

keperluan lain seperti membawa alat-alat berat atau hal-hal lain yang dibutuhkan oleh

perusahaan konstruksi. Tanpa truk itu akan menjadi mustahil untuk industri konstruksi untuk

tumbuh.

Selain dari industri konstruksi juga dapat ditemukan penggunaan dump truck untuk

berbagai keperluan lain seperti membuang limbah industri, sampah dumping dan sebagainya.

Berikut manfaat lain adalah bahwa di sekitarnya tetap bersih dan akhirnya hasil dalam

perlindungan lingkungan. Truk ini dikatakan menjadi kusir untuk pembuangan limbah

2.1. Kegiatan Teknis Operasional

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) adalah satuan organisasi yang bersifat mandiri

yang melaksanakan tugas manajemen secara umum termasuk tugas-tugas teknis operasional

dan/atau tugas teknis dari organisasi induknya atau dinas tertentu yang sudah terbentuk

sebelumnya. Pada dasarnya pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) adalah

untuk melaksanakan kegiatan manajerial dan juga tugas teknis operasional dari urusan

pemerintahan yang bersifat pelaksanaan (implementasi) dan menjadi tanggung jawab dari

Dinas yang merupakan instansi induknya. Alat Berat pada Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Pidie Jaya saat ini masih ditempatkan dibawah koordinasi dan pengelolaan di

bidang bina marga dinas pekerjaan umum Pidie Jaya. Belum ada satu sub bidang yang khusus

menangani masalah alat berat ini. Bidang bina marga belum secara lugas dan tegas

mengelola alat berat milik pemerintah kabupaten Pidie Jaya ini. Secara struktural Pelaksana

alat berat belum diatur secara tersendiri. Pelaksana alat berat milik Pemerintah Kabupaten

Pidie Jaya selama ini diurus oleh kepala bidang bina marga yang bertanggung jawab kepada

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya. Sementara itu, kedudukan Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya yang diatur sesuai Peraturan Bupati Pidie Jaya

Nomor 37 Tahun 2016 sebagai Perangkat Daerah salah satu tugas dan fungsinya adalah

melaksanakan alat berat yang ada. Peran Dinas Pekerjaan Umum dalam pelaksana alat berat

dengan peraturan bupati yang baru adalah sebagai regulator, sedangkan Unit Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat dalam kedudukannya sebagai operator dan

manajemennya.

Kewenangan yang wajib dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota harus

meliputi kewenangan menyiapkan kebijakan Daerah Bidang Pekerjaan Umum secara

menyeluruh dan terintegrasi. Spesifikasi teknis yang ditetapkan harus mengacu pada

peraturan perundangan yang berlaku dan memperhatikan situasi dan kondisi spesifik daerah

Kabupaten Pidie Jaya. Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Pidie Jaya adalah sebagai berikut:

A. Tugas Pokok

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya wajib melaksanakan tugas umum

pemerintahan dan pembangunan di bidang Bina Marga, Cipta Karya, Pengairan, dan Tata

Ruang daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Fungsi

Sebagai Unit Organisasi pemerintah kabupaten Pidie Jaya, Dinas Pekerjaan Umum Pidie Jaya

harus mewujudkan sejumlah fungsi organisasinya. Fungsi tersebut meliputi :

1. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan Dinas

2. Menyusun program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang

3. Perumusan kebijakan teknis dibidang Bina Marga, Cipta Karya, Pengairan, dan Tata

Ruang

4. Pelaksanaan perencanaan terhadap pengembangan wilayah, penataan kota dan

pemanfaatan lahan/ruang

5. Pelaksanaan perencanaan terhadap pemeliharaan rehabilitas pembangunan sarana

dan prasarana di bidang Bina Marga, Cipta Karya, Pengairan, dan Tata Ruang

6. Pengelolaan alat berat dan pemanfaatan sarana dan prasarana di bidang Bina Marga,

Cipta Karya, Pengairan, dan Tata Ruang

7. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas

di bidang Bina Marga, Cipta Karya, Pengairan, dan Tata Ruang

8. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

9. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat

10. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan bidang tugasnya

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Pidie Jaya dibantu oleh Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum, 5 (lima) Kepala Bidang, 2 Kepala

Sub. Bagian, dan 12 (dua belas) Kepala Seksi dengan masing-masing tugss pokok dan

fungsinya (Tupoksi) sebagai berikut:

A. Tupoksi Kepala Dinas

B. Tupoksi Sekretaris Dinas

1. Tupoksi Kasubbag. Umum/ Kepegawaian

2. Tupoksi Kasubbag. Keuangan

C. Tupoksi Kepala Bidang Program

1. Tupoksi Seksi Pendataan dan Informasi

2. Tupoksi Seksi Penyusunan Program

D. Tupoksi Kepala Bidang Tata Ruang

1. Tupoksi Seksi Pengembangan Wilayah dan Pertamanan

2. Tupoksi Seksi penataan Kota

3. Tupoksi Seksi Pemanfaatan Lahan dan Ruang

E. Tupoksi Kepala Bidang Bina Marga

1. Tupoksi Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan

2. Tupoksi Seksi Pengendalian Mutu

3. Tupoksi Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

F. Tupoksi Kepala Bidang Cipta Karya

1. Tupoksi Seksi Perumahan dan Permukiman

2. Tupoksi Seksi Pengembangan dan Pemeliharaan Gedung

G. Tupoksi Kepala Bidang Pengairan

1. Tupoksi Seksi Tata Guna Air dan Irigasi

2. Tupoksi Seksi Rehabilitasi dan Pemeliharaan

3. Tupoksi Seksi Pengendalian dan Operasional

Tujuan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan Pelayanan Administrasi Perkantoran yang Maksimal

2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan yang Memadai

3. Peningkatan Disiplin Aparatur

4. Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

5. Pembangunan Jalan dan Jembatan

6. Pembangunan Turap/ Talud/ Bronjong

7. Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

8. Pengembangan dan Pelaksanaan Jaringan Irigasi, Rawa, dan Jaringan Pengairan Lainnya.

9. Pengembangan, Pelaksanaan dan Konservasi Sungai, Danau, dan Sumber Daya Air

Lainnya.

10. Pengembangan Kerja Pengembangan Air Minum dan Air Limbah

11. Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

12. Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan

13. Penataan Pembangunan Insfrastruktur Perkotaan

14. Perencanaan Tata Ruang

Sasaran yang ditetapkan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya adalah sebagai

berikut:

1. Tercapainya Pelaksanaan Pelayanan Perkantoran yang Efektif

2. Tercapainya peningkatan sarana dan prasarana aparatur pemerintah yang baik

3. Tercapainya peningkatan disiplin aparatur yang baik

4. Meningkatnya kapasitas SDM Pemerintahan yang berkualitas

5. Tercapainya pembangunan pengairan yang maksimal

6. Tercapainya kelancaran transportasi dalam dan keluar daerah

7. Tercapainya sarana pembangunan transportasi yang maksimal

8. Terpenuhinya pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi

9. Terpenuhinya prasarana penampungan air dan embung yang memadai

10. Terpenuhinya sarana dan prasarana penampungan air bersih dan air limbah

11. Tercapainya pembangunan perkotaan yang strategis dan cepat tumbuh

12. Tercapainya pembangunan infrastruktur perdesaan yang maksimal

13. Tercapainya pembangunan infrastruktur perkotaan yang maksimal

14. Penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL)

15. Rencana detail tata ruang kawasan

Secara umum Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat mempunyai tugas

menyelenggarakan sebagian tugas Dinas Pekerjaan Umum untuk melaksanakan alat berat

dari proses pengadaan sampai pemeliharaan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya

ini mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. penyelenggaraan pelayanan penggunaan peralatan;

2. penyelenggaraan pelayanan penyewaan alat berat;

3. penyelenggaraan pemeliharaan peralatan dan alat berat;

4. penyelenggaraan perbaikan peralatan dan alat berat;

5. pengusulan pengadaan peralatan, suku cadang, dan alat berat;

6. penyelenggaraan perbaikan kendaraan dinas;

7. penyelenggaraan ketatausahaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat; dan

8. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum.

Rincian tugas dari setiap jabatan dalam Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat

Berat Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya, yaitu:

1. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat

Unit pelaksanaan ini dipimpin oleh seorang Kepala Unit yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum. Kepala Unit Pelaksana

Daerah (UPTD) Alat Berat mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Mengumpulkan bahan penyusun draft rencana kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) Alat Berat;

b. Mengkaji dan mengusulkan draft rencana kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) n Alat Berat kepada Kepala Dinas;

c. Menyiapkan bahan dan menyusun draft Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

Alat Berat;

d. Membahas draft RKA dan/atau RBA dan DPA Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) Alat Berat secara internal dan lintas instansi terkait;

e. Mengumpulkan bahan dan menyusun pembagian jadwal kegiatan pelaksanaan Alat

Berat

f. Mengkaji dan menyetujui pembagian jadwal kegiatan pelaksanaan Alat Berat

g. Menyusun laporan berkala tiga bulanan (triwulan) tentang kinerja UPTD Alat Berat

h. Mengarahkan dan mengoordinasikan bawahan terkait pelaksanaan tugas

pelaksanaan Alat Berat

i. Menyusun laporan kerja komprehensif kinerja Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) Alat Berat

j. Menilai kinerja bawahan

k. Memantau pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Daerah Alat Berat (UPTD)

l. Melakukan koordinasi dengan pihak internal Dinas induk

m. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait di luar Dinas induk

n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

2. Subbagian Tata Usaha

Kepala Unit Pelakasana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat dalam melaksanakan tugas

administrasi dibantu Subbagian Tata Usaha yang mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Mengoordinasikan penyelenggaraan penatausahaan surat menyurat

b. Mengoordinasikan penyelenggaraan pengadministrasian kepegawaian

c. Mengelola kebutuhan dan data pegawai yang telah dan akan mengikuti kegiatan

pendidikan dan pelatihan dalam rangka peningkatan kinerja Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD)Alat Berat

d. Mengoordinasikan pendataan dan pemetaan data informasi pelaksanaan Alat Berat

e. Membuat laporan keuangan

f. Menyusun data kondisi sarana dan prasarana kantor dan pelaksaaan Alat Berat

g. Mengadministrasikan penilaian kinerja pegawai

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) Alat Berat

2.2. Jasa Alat Berat Bagi Masyarakat/ Perangkat Daerah dan Penerima Produk

Pengadaan unit pengelolan alat berat dibawah tanggung jawab dinas pekerjaan umum

Kabupaten Pidie Jaya ini akan memberikan seperangkat manfaat/jasa bagi masyarakat

pengguna termasuk dinas atau perangkat daerah lainnya dalam lingkup pemerintah kabupaten

Pidie Jaya atau juga kabupaten yang berdekatan dengan kabupaten Pidie Jaya. Eksistensi Unit

kerja produktif ini menerapkan beberapa syarat pemanfaatan produk alat berat tersebut antara

lain:

2.2.1. Jasa yang Diberikan Bersifat Konkrit dan Terukur

Produk dalam bentuk jasa alat berat milik pemerintah Pidie Jaya yang dikelola oleh dinas

pekerjaan umum melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat ini dapat

menawarkan berbagai jasa alat berat secara konkrit yang lebih menguntungkan masyarakat

dan mendorong efisiensi dana pembangunan di kabupaten Pidie Jaya. Disamping itu juga

lebih menjamin ketersediaan alat berat yang dibutuhkan pemerintah atau pekerja proyek pidie

jaya yang belum memiliki alat berat sendiri. Keberadaan alat berat ini dapat mendorong

penurunan biaya pelaksanaan kegiatan karena tersedia di daerah dimana setiap kegiatan

pembangunan sarana dan sarana dilakukan. Sistem Pelaksanaan Alat Berat pada Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya

ini harus mengacu kepada suatu Sistem Pelaksanaan Terpusat (central management system).

Komponen Sistem Pelaksanaan Terpusat tersebut terdiri dari beberapa sub sistem :

A. Sub-sistem Pelayanan

Sub-sistem pelayanan merupakan pelayanan untuk menyalurkan alat berat kepada instansi

yang membutuhkan dengan sistem manajemen yang baik, baik itu kepada instansi pemerintah

maupun instansi swasta atau perorangan yang membutuhkan jasa alat berat.

B. Sub-sistem Pengelolaan Terpusat

Sub-sistem pengelolaan terpusat merupakan sarana dan prasarana untuk mengelola langsung

alat berat. yang tersedia. Sarana dan prasarana Unit Pelaksana teknis Daerah (UPTD) Alat

Berat ini terdiri dari:

a. Sarana dan Prasarana Utama

1. Bangunan Kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat

2. Bangunan Gudang Penyimpanan Alat Berat

3. Bangunan Bengkel/Workshop

4. Peralatan Mekanikal dan Elektrikal

b. Sarana dan Prasarana Pendukung

1. Infrastruktur Jalan Lingkungan Bangunan

2. Fasilitas Air Bersih

3. Fasilitas Pembuangan

4. Pos Jaga

5. Pagar

6. Tanaman

7. Alat Pemeliharaan

8. Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

9. Sumber Listrik

C. Sub sistem Layanan

Sub sistem layanan alat berat milik pemerintah kabupaten Pidie Jaya menawarkan

layanan jasa alat berat kepada masyarakat pengguna jasa dalam dua layanan yakni :

a. Layanan Setempat

b. Layanan Terpusat

Layanan setempat adalah layanan unit pelaksana teknis dimaksudkan pelayanan yang

ditawarkan kepada pengguna jasa alat berat ditempat pengguna jasa alat berat. Hal ini

dimaksudkan agar masalahnya dapat diselesaikan dengan segera tanpa harus ke Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat di Ibu kota kabupaten Pidie Jaya atau workshop

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat. Layanan terpusat dimaksudkan layanan

kepada msayarakat pengguna yang dilayanai oleh antara bidang di Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) Alat Berat secara terintegrasi, sehingga pengguna dapat memperoleh

efisiensi waktu dan biaya.

2.2.2. Penyediaan Jasa yang Diperlukan Secara Terus Menerus

Pembangunan infrastruktur umumnya berlangsung sepanjang masa. Karenanya

ketergantungan terhadap jasa alat berat bagi pengguna juga diperlukan secara terus menerus

selama pembangunan masih berlangsung. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) alat berat

harus mampu menyediakan jasa ini secara berkelanjutan yang diatur dengan suatu aturan

baik tersirat maupun tersurat sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.

2.3. Konstribusi dan Manfaat Kepada Penyelenggaraan Pemerintahan dan

Masyarakat Penerima Manfaat

Keberadaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat di Pidie Jaya diperkirakan

akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyelenggaraan penerimaan

pemerintahaan. Alat-alat berat ini dapat disewakan dan dari hasil penyewaan akan diperoleh

retribusi yang merupakan bagian dari perolehan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pidie

Jaya. Realisasi penerimaan dari hasil penyewaan alat berat yang ada dapat ditunjukkan dala

tabel berikut:

Tabel 2.1.

Target dan Realisasi Pendapatan Penyewaan (Retribusi ) Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) Alat Berat Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya , 2012-2017

No Tahun Target

(RP 000)

Realisasi

(RP 000)

Persentase

realisasi (%)

1 2012 500.000. 296.100 59,20

2 2013 1.418.000 530.150 37,39

3 2014 1.418.000 511.250 36,05

4 2015 2.000.000 605.350 30,26

5 2016 2.000.000 475.040 23,75

6 2017 2.000.000 244.625 12,23

Jumlah 9.336.000.000 2.662.515.000 28,52

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Pidie Jaya, 2018 (diolah)

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa pendapatan retribusi alat berat yang

dikelola Dinas Pekerjaan Umum cenderung meningkat lamban dan malah Sejak tahun 2016

hingga kini terus menurun realisasinya. Penurunan ini juga dikarenakan adanya musibah

gempa bumi yang menjadi penyebab banyak kegiatan pembangunan yang dikerjakan tidak

dapat dikenakan tarif jasa penggunaan jasa alat berat. Hasil penelitian juga mendapatkan

bahwa Dikarenakan belum dikelola secara profesional maka alat berat yang tersedia tersebut

nyatanya kurang terurus sehingga pendapatan jasa dalam bentuk retribusinya kurang

menggembirakan dan jauh dari harapan atau target pendapatan yang ditetapkan dinas

pekerjaan umum kabupaten Pidie Jaya. Dari target retribusi sebesar Rp 9.336.000.000 hanya

dapat direalisasikan hanya Rp 2.662.515.000 atau hanya 28,52 persen saja. Rendahnya

realisasi retribusi ini perlu dicari solusi dalam dimensi organisasi dan manajerialnya.

Penerimaan jasa alat berat akan meningkat bilamana dikelola secara profesional di bawah

tanggung jawab sub otonom Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat yang diawasi

langsung secara struktural oleh dinas pekerjaan umum setempat. Untuk kesinambungan usaha

dari suatu investasi harus di kaji penerimaan sekaligus pengeluarannya. Secara ekonomi

pengadaan suatu barang atau jasa untuk keberlanjutannya diperlukan pemasukan terus

menerus. Setidak-tidaknya penerimaan tersebut mampu menutupi belanja pegawai dan biaya

investasinya dalam jangka waktu tertentu. Unit pelaksana teknis daerah (UPTD) alat berat

yang akan dibentuk dengan peraturan bupati dan peraturan perundangan lainnya harus

berupaya terstruktur dan sistematis untuk memperoleh pendapatan guna membelanjai

opersional berikut mendanai karyawan atau pegawainya. Dibawah ini akan ditampilkan

realisasi dan estimasi penerimaan dan pengeluaran dana Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) Alat Berat Pidie Jaya khususnya 3 (tiga) jenis alat berat yakni grader, excavator dan

grader khusus (Grader 120 K).

Tabel 2.3.

Pemasukan dan Pengeluaran Dana Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat

Dinas Pekerjaan Umum Pidie Jaya, Tahun 2017

No Jenis Alat Berat Penerimaan (Rp) Pengeluaran (RP) Saldo(Rp)

1 Grader 244.625.000 25.299.000 219.325.902

2 Excavator 320 D 244.625.000 117.686.448 101.639.454

3 Grader 120 K 244.625.000 112.751.507 11.112.053

Jumlah 733.875.000 255.736.955 478.078.045

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Pidie Jaya, 2018 (diolah)

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa pada tahun 2017 yang lalu dengan 3(tiga)

jenis alat berat saja dinas pekerjaan umum sudah mampu mendapatkan jumlah penerimaan

yang lebih besar dibandingkan dengan pengeluarannya atau surplus usahanya. Dengan

kondisi ini diperkirakan akan diperoleh keberlanjutan penyediaan alat berat untuk

pembangunan sarana dan prasarana atau infrastruktur di Kabupaten Pidie Jaya. Dalam hal ini

memang masih diperlukan kajian kelayakan bisnisnya dengan indikator kelayakan yang lebih

komprehensif. Namun keberadaan alat berat tidak semata-mata untuk dilandaskan pada

dimensi bisnis, namun tuntutan pemenuhan pembangunan sosial untuk menunjang

kesejahteraan masyarakat justru menjadi indikator utama bagi pemerintah pada segala jenjang

atau tingkatan. Realisasi pemasukan dan pengeluaran dana dalam pelaksanaan alat berat

sebelum Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat dibentuk ditunjukkan tabel

berikut:

Tabel 2.3. Pemasukan dan Pengeluaran Dana Dari Penyewaan Alat Berat

Pada Dinas Pekerjaan Umum Pidie Jaya sebeleum adanya UPTD Alat Berat,Tahun 2017

No Uraian Tahun Pemasukan Pengeluaran Sisa

1 Graden 2017 244.625.000 25.299.098 219.325.902

2 Excavator 320 D 2017 244.625.000 117.686.448 101.639.452

3 Grader 120 K 2017 244.625.000 112.751.507 131.873.493

Sumber : Dinas PU Kabupaten Pidie Jaya, 2018 (diolah)

2.3.1 Analisis Kajian Target Maksimal PAD Alat Berat

Dengan pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat pendapatan

yang berasal dari penyewaan alat berat diperkiraan dapat dimaksimalkan. Dengan asumsi

paket penbangunan jalan dan paket pekerjaan pengairan yang dikelola oleh dinas pekerjaan

umum yang dikontrakkan kepada pihak ketiga atau disewa kelolakan yang baru secara

berkelanjutan tersedia setiap tahunnya, maka kebutuhan akan alat berat tidak dapat dihindari

dan hal ini merupakan suatu peluang usaha bagi peningkatan pendapatan asli daerah yang

dibebankan kepada dinas pekerjaan umum yang dianggap cukup produktif dan potensial.

Dengan alat berat yang ada diperkirakan jumlah penerimaan penyewaan dapat meningkat

dengan targetnya pertahun mencapai Rp 861.272.333 sebagaimana ditunjuk tabel berikut:

Tabel: 2.5. Target Maksimal PAD Alat Berat Tahun 2018

No Instansi Kegiatan Penggunaan Alat Berat Biaya Sewa

(Rp)

1 DinasPekerjaan Umum

Kabupaten Pidie Jaya Paket jalan

Grader

Trandm Roller

Tronton

267.136.279

2 Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Pidi Jaya Paket Bidang

Pengairan

Excavator (Beco

Loader)

Tronton

440.136.054

3 Dinas Pertanian

Kabupaten Pidie Jaya Paket Jalan

Excavator (Beco

Loader)

Tronton

63.000.000

4 Dinas Perkebunan

Kabupaten Pidi Jaya

Paket Jalan

Grader

Excavator (Beco

Loader)

Tronton

91.000.000

Total 861.272.33

Sumber : Dinas PU Kabupaten Pidie Jaya, 2018 (diolah)

2.4. Sumber Daya Pegawai, Pembiayaan, Sarana dan Prasarana

Sebagai dasar untuk melakukan perhitungan terhadap kebutuhan sumber daya manusia dan

beban kerja dari masing-masing sumber daya manusia di Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) Alat Berat serta biaya operasionalnya, diperlukan perencanaan tingkat pelayanan

yang kini sudah ada.

2.4.1. Penempatan Pegawai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat

Pada tahap awal pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat,

layanan yang dikembangkan adalah pelaksanaan alat berat, dimana SDM yang terlibat di

dalamnya selama ini berada di bawah Dinas Pekerjaan Umum. Dengan pertimbangan bahwa

SDM yang ada telah memahami tugasnya dengan baik sehingga alat berat yang sudah

dinvestasi dengan dana pemerintah dapat mencapai tujuan pengadaannya dengan cara-cara

yang efisien. Jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk mengelola suatu Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) Alat Berat sederhana diperkirakan mencapai 33 orang. Jumlah pegawai untu

masing-masing jabatan dengan jenjang pendidikan berikut status pegawainya ditampilkan

tabel berikut:

Tabel 2.5

Estimasi Kebutuhan Pegawai UPTD Alat Berat Dinas Pekerjaan Umum Pidie Jaya, 2018

Bidang Pekerjaan Kebutuhan

Pegawai

Pendidikan Status Pegawai

Kepala (Direktur) UPTD 1 S1 PNS

Kepala Sub Tata Usaha 1 S1 PNS

Pengawas 1 SLTA PNS

Pengurus Barang 1 S1 PNS

Petugas Lapangan 1 S1 PNS

Pembantu Petugas Lapangan 1 S1 Non PNS

Bendahara 1 D3 PNS

Tenaga Administrasi 2 D3 Non PNS

Tenaga Teknis 1 S1 PNS

Operator Alat Berat 10 SLTA Non PNS

Pembantu Operator 7 SLTA/S1 Non PNS

Supir 6 SLTA Non PNS

Jumlah 33 Pola Minimal

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya, 2018 (diolah)

Dari tabel diatas terlihat bahwa dengan pola minimal atau sederhana kebutuhan pegawai di

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat hanya 33 orang saja, dimana 5 orang

diantara terdaftar sebagai karyawan non PNS. Dengan demikian sebagian besar dari mereka

justru telah dibayar gaji oleh negara dan bisa dioptimalkan kinerja pegawainya dengan pola

pembiayaan yang standar pegawai negeri sipil.

2.4.2 Belanja Pegawai dan Biaya Operasional Kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) Alat Berat

Pengeluaran pada UPTD Alat berat dapat diklasifikasikan kedalam biaya pelaksanaan,

biaya administrasi umum, biaya pemeliharaan, biaya perlengkapan kerja dan belanja

pegawai. Komponen terbesar biaya adalah biaya pegawai diikuti biaya pemeliharaan dan

biaya adminstrasi umum. Dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) biaya administrasi

umum dan biaya pemeliharaan diperkirakanakan dapat ditekan dengan menerapkan konsep

manajemen opersional yang lebih baik. Rincian belanja pegawai dan operasional kantor unit

pelaksana teknis daerah (UPTD) alat berat pada dinas pekerjaan umum Pidie Jaya

ditampilkan pada lampiran 1. Kompisisi pembiayaan yang direkapitulasi dapat ditunjukkan

sebagai berikut:

Tabel 2.4. Estimasi Rekapitulasi Kebutuhan Belanja Pegawai dan Belanja

Operasional

kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat Kabupaten Pidie Jaya, 2018

NO Uraian Jumlah (Rp) Persentase

A Biaya Pengelolaan 36.000.000,00 3,14

B Administrasi dan Umum 64.000.000,00 5,58

C Biaya Pemeliharaan Alat Barat 64.800.000,00 5,65

D Biaya Perlengkapan Kerja 20.900.000,00 1,82

E Belanja Pegawai 961. 800. 000

83,82

Jumlah 1.147. 500.000

100,00

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Pidie Jaya, 2018 (diolah)

Belanja pegawai dan belanja operasional alat berat yang ada sudah mencapai Rp

1,147.500.000 dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan selain biaya investasi. Biaya yang

mendomnasi adalah belanja pegawai yang mencapai persen 83,82 dari keseluruhan biaya

diluar investasi. Berdasarkan pada analisis keuangan sederhana diatas maka dapat dinyatakan

bahwa pembentukan Unit pengelolaan alat berat dibawah komando dinas pekerjaan umum

Kabupaten Pidie Jaya mampu menutupi biaya pegawai dan mampu pula untuk mendanai

pemeliharaan, menyelenggarakan administrasi umum, mengadakan pegawai untuk

operasonal pendukungnya serta berkemampuan untuk menunjang kebutuhan pemmbangunan

Pidie Jaya secara umum.

BAB III

ANALISIS BEBAN KERJA

Dalam manajemen kepegawaian, kegiatan penerimaaan dan penempatan pegawai mutlak

harus dilakukan didalam satu unit organisasi, tidak terkecuali pada organisasi pemerintah.

Kegiatan manajemen kepegawaian ini merupakan suatu kegiatan untuk mendapatkan suatu

landasan yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan di daerah dalam rangka

melakukan penerimaan dan penempatan pegawai. Penerimaan dan penempatan pegawai

idealnya diawali dengan analisis jabatannya (job analysis). Termasuk dalam hal ini adalah

seluruh kegiatan untuk memberikan gambaran tentang syarat-syarat jabatan (job

specification) yang diperlukan bagi setiap pegawai yang akan diterima dan ditempatkan

untuk menduduki suatu jabatan didalam suatu organisasi atau unit kerja tertentu. Kegiatan ini

harus direncanakan dengan baik dan sistematis dengan terlebih dahulu mencari tahu

informasinya selengkap mungkin. Dalam rangka mendapatkan informasi yang diperlukan

dalam kegiatan yang terkait dengan analisis beban kerja UPTD Alat Berat Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Pidie Jaya dilakukan dengan 3 pendekatan yaitu :

1. Pendekatan Organisasi

Sebagai wadah dan sistem kerja sama dari jabatan-jabatan dalam lingkup Dina Pekerjaan

Umum Kabupaten Pidie Jaya untuk membentuk UPTD Alat Berat, maka dilakukan

pendekatan organisasi untuk memperoleh informasi tentang : nama jabatan, struktur

organisasi, tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab, kondisi kerja, tolok ukur tiap pekerjaan,

proses pekerjaan, hubungan kerja, serta persyaratan-persyaratan lainnya: fisik, mental,

pendidikan, ketrampilan, kemampuan, dan pengalaman. Dengan pendekatan organisasi ini

akan dapat dibuatkan prosedur kerja dalam pelaksanaan kerja yang menggambarkan kerja

sama dan koordinasi yang baik. Kegiatan dan hubungan antar unit organisasi secara internal

di dinas pekerjaan umum Kabupaten Pidie Jaya dan eksternalnya perlu dibuatkan secara

tertulis, sehingga setiap pegawai tahu akan tugasnya bagaimana cara melakukannya serta

dengan siapa pegawai itu harus mengadakan hubungan kerja.

Tugas dan fungsi satuan kerja UPTD Alat Berat perlu dihitung beban tugasnya.

Hambatan yang dihadapi dalam analisis beban kerja UPTD ini adalah belum adanya ukuran

beban tugas yang konkrit, sehingga perlu kesepakatan tiap satuan kerja yang sejenis.

Disamping pendekatan organisasi digunakan Pendekatan analisis jabatan dengan harapan

dapat diperolehnya berbagai jenis informasi jabatan yang meliputi identitas jabatan, hasil

kerja, dan beban kerja serta rincian tugas. Selanjutnya informasi hasil kerja dan rincian tugas

dimanfaatkan sebagai bahan pengkajian atau analisis beban kerja.

Beban kerja organisasi UPTD sesuai prinsip organisasi harus terbagi habis pada sub

unit-sub unit dan sub unit terbagi habis dalam jabatan-jabatan. Untuk itu digunakan

pendekatan analisis jabatan sehingga adanya suatu landasan untuk penerimaan, penempatan

dan penentuan jumlah kualitas pegawai yang dibutuhkan dalam periode waktu tertentu antara

lain: Sebagai landasan untuk: melakukan mutasi; promosi; pendidikan dan pelatihan (Diklat),

kompensasi (insentif), melaksanakan syarat-syarat lingkungan kerja; dan Sebagai landasan

untuk pemenuhan kebutuhan peralatan atau prasarana dan sarana kerja. Kajian tentang

analisis beban kerja juga dikaji melalui Pendekatan Administratif. Dengan pendekatan ini

akan diperoleh berbagai informasi yang mencakup berbagai kebijakan dalam organisasi

maupun yang erat kaitannya dengan sistem administrasi kepegawaian.

Kedudukan Perencanaan kebutuhan pegawai suatu instansi mutlak diperlukan dalam

rangka memenuhi kebutuhan pegawai yang tepat baik dalam kuantitas dan waktu, maupun

kualitasnya. Melalui studi analisis beban kerja yang dilakukan akan dapat memberikan

gambaran pegawai yang dibutuhkan baik kuantitatif maupun kualitatif yang dirinci menurut

jabatan dan unit kerja yang harus mengacu kepada perundang-undangan yang berlaku.

Peraturan pemerintah no 38 tahun 2007 tentang pembagian tanggung jawab antara

pemerintah, pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten/kota menyatakan bahwa pemerintah

didasarkan pada dua prinsip kewenangan yaitu kewenangan wajib dan kewenangan pilihan.

Prosedur untuk mengimplimentasikannya diatur dalam peraturan pemerintah nomor 18 tahun

2016 tentang perangkat daerah.

Analisa beban kerja dalam kajian akademis ini merupakan suatu proses untuk

menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan

suatu pekerjaan dalam waktu tertentu pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya. Tujuan dilakukannya analisis beban kerja ini

pada prinsipnya adalah untuk memperhitungkan dan menentukan berapa banyak (jumlah)

personalia (pegawai/karyawan) yang dibutuhkan dan berapa besar jumlah tanggung jawab

atau beban kerja yang tepat dilimpahkan kepada seorang petugas atau pegawai dalam lingkup

UPTD alat berat pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya. Dengan Analisis beban

kerja tersebut organisasi UPTD Alat Berat Pidie Jaya menyelenggarakan proses untuk

menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan

beban kerja dalam waktu tertentu, dengan cara membagi isi pekerjaan yang mesti

diselesaikan oleh hasil kerja rata-rata satu orang. Dengan demikian akan diperoleh waktu atau

jam kerja yang dibutuhkan setiap karyawan untuk merampungkan suatu pekerjaan yang

ditetapkan. Maksud penyusunan analisis beban kerja pada UPTD Alat Berat PU Kabupaten

Pidie Jaya adalah untuk menyediakan instrumen dalam proses penataan kelembagaan/SDM

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya, melakukan penilaian beban kerja Unit Kerja,

yang hasilnya akan dipergunakan sebagai bahan masukan (input) bagi proses perencanaan

penataan/penyempurnaan struktur organisasi dan kepegawaian pada Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Pidie Jaya. Tuntutan analisis beban kerja idealnya juga mengacu kepada

susunan perangkat daerah yang ada atau akan dibentuk. Pembentukan dan susunan perangkat

daerah di Kabupaten Pidie Jaya telah diatur dengan qanun Kabupaten Pidie Jaya Nomor 4

tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Pidie Jaya.

Dalam salah satu pasal disebutkan bahwa Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya

mempunyai tugas membantu bupati dalam melaksanakan urusan pekerjaan umum yang

menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada kabupaten. Untuk

kepentingan menyelenggarakan tugas yang diemban dimaksud, maka ditetapkan fungsi Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan Dinas Pekerjaan Umum

2. Menyusun program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang

3. Perumusan kebijakan teknis dibidang Bina Marga, Cipta Karya, Pengairan, dan Tata

Ruang

4. Pelaksanaan perencanaan terhadap pengembangan wilayah, penataan kota dan

pemanfaatan lahan/ruang

5. Pelaksanaan perencanaan terhadap pemeliharaan rehabilitasi pembangunan sarana dan

prasarana di bidang Bina Marga, Cipta Karya, Pengairan, dan Tata Ruang

6. Pelaksannan alat berat dan pemanfaatan sarana dan prasarana di bidang Bina Marga, Cipta

Karya, Pengairan, dan Tata Ruang

7. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas di

bidang Bina Marga, Cipta Karya, Pengairan, dan Tata Ruang

8. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

9. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat

Bilamana sudah terbentuk Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh

Bupati sesuai dengan bidang tugasnya. Sementara itu Dalam pelaksanaan tugas pokok UPTD

Alat Berat mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan, pelayanan, pemeliharaan, dan pengembangan alat berat;

b. pemungutan, penyetoran, pelaporan dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah dari sektor

penyewaan alat berat; dan

c. penyediaan informasi dan pengelolaan pengaduan masyarakat

Untuk melaksanakan fungsi dinas pekerjaan umum tersebut, maka direncanakan

pembentukan UPTD Alat Berat, yang diawali dengan kegiatan analisis beban kerja di UPTD

Alat Berat Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya, dengan tujuan sebagai berikut :

1. Membangun/merumuskan sistem penilaian beban kerja dan perencanaan kebutuhan

pegawai pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat Kabupaten Pidie Jaya;

2. Melakukan penilaian beban kerja pada UPTD Alat Berat Dinas PU Pidie Jaya berdasarkan

beban kerja jabatan/unit kerja dengan menggunakan variabel norma waktu, volume kerja

dan jam kerja efektif, dikaitkan dengan jumlah pegawai/jabatan.

Keluaran (output) yang dihasilkan dari penyusunan analisis beban kerja pada UPTD Alat

Berat Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya adalah informasi berupa:

1. Efektivitas dan efisiensi jabatan serta efektivitas dan efisiensi unit kerja UPTD Alat Berat;

2. Prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD);

3. Jumlah kebutuhan pegawai/pejabat;

4. Jumlah beban kerja jabatan dan jumlah beban kerja UPTD;

5. Nilai indeks beban kerja individu masing-masing jabatan;

6. Standar norma waktu kerja.

Analisis beban kerja dalam kajian akademis ini digunakan untuk mengetahui dan

menganalisis jumlah atau banyaknya jam beban kerja efektif yang dibutuhkan bagi Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) alat berat di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya

untuk dapat secara mandiri menyelengarakan tugas pokok dan fungsinya. UPTD Alat Berat

diberi beban untuk melaksanakan tugas-tugas operasional dan tugas-tugas pelayanan

penggunaan pengelolaan alat berat Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya secara

teratur dan terstruktur dalam rangka mencapai target kinerja instansi atau organisasi yang

diharapkan.

3.1. Tugas dan Fungsi UPTD Alat Berat Yang Akan Dibentuk

3.1.1. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat

Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD) Alat Berat Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie

Jaya dipimpin oleh seorang Kepala UPTD Alat Berat yang berada di bawah manajemen dinas

dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya. Kepala

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat mempunyai sejumlah tugas sebagai

berikut:

a. Mengumpulkan bahan penyusunan draft rencana kerja dalam lingkup UPTD Alat

Berat;

b. Mengkaji, menelaah dan sekaligus mengusulkan draft rencana kerja UPTD Alat

Berat kepada Kepala Dinas;

c. Menyiapkan bahan dan menyusun draft Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

Alat Berat;

d. Membahas rancangan (draft) RKA dan/atau RBA dan DPA Unit Pelaksana teknis

Daerah (UPTD) Alat Berat secara internal dan lintas instansi terkait yang dibutuhkan

e. Mengumpulkan bahan dan menyusun pembagian jadwal kegiatan pengelolaan Alat

Berat

f. Mengkaji dan menyetujui pembagian jadwal kegiatan pelaksanaan Alat Berat

g. Menyusun laporan kinerja berkala per triwulan UPTD Alat Berat

h. Mengarahkan dan mengoordinasikan bawahan terkait pelaksanaan Alat Berat

i. Menyusun laporan kerja kinerja UPTD Alat Berat Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Pidie Jaya

j. Menilai kinerja bawahan dalam lingkup UPTD Alat Berat Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Pidie Jaya

k. Memantau dan mengevaluasi pengelolaan UPTD Alat Berat Melakukan koordinasi

dengan pihak internal Dinas induk atau Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie

Jaya

l. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait di luar Dinas induk

m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

3.1.2. Subbagian Tata Usaha

Dalam melaksanakan tugas administrasinya, Kepala UPTD Alat Berat dibantu

Subbagian Tata Usaha dengan tugas sebagai berikut:

a. Mengoordinasikan penyelenggaraan penatausahaan surat menyurat

b. Mengoordinasikan penyelenggaraan pengadministrasian kepegawaian

c. Mengelola kebutuhan dan data pegawai yang telah dan akan mengikuti kegiatan

pendidikan dan pelatihan dalam rangka peningkatan kinerja UPTD Alat Berat

d. Mengoordinasikan pendataan dan pemetaan data informasi pengelolaan Alat Berat

e. Membuat laporan keuangan secara secara berkala

f. Menyusun data kondisi sarana dan prasarana kantor dan pelaksanaan Alat Berat

g. Mengadministrasikan penilaian kinerja pegawai dalam lingkup UPTD Alat Berat

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD Alat Berat

Kepala UPTD Alat Berat dan Kepala Subbagian Tata Usaha dalam melaksanakan

tugas juga dibantu oleh Pegawai/Petugas/Teknisi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat

Berat.

3.1.3. Pegawai/Petugas Administrasi dan Pegawai Non Administrasi

A. Petugas Administrasi Umum

B. Petugas Administrasi Keuangan UPTD Alat Berat

C. Petugas Keamanan

D. Petugas Kebersihan dan Pertamanan

3.1.4. Petugas/Teknisi Pengoperasian dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana

A. Petugas Pengawas Alat Berat

B. Petugas Pengurus Barang

C. Petugas Lapangan

3.2. Beban Kerja

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, untuk mengukur beban kerja diperlukan informasi

antara lain: Rincian/uraian tugas jabatan, Frekuensi setiap tugas dalam satuan tugas, Jumlah

waktu yang dibutuhkan setiap tugas, Waktu penyelesaian tugas, dan Waktu kerja efektif

Analisis beban kerja dalam kajian akademis ini dilakukan dengan membandingkan

bobot/beban kerja dengan norma waktu dan volume kerja. Target beban kerja ditentukan

berdasarkan rencana kerja atau sasaran yang harus dicapai oleh setiap jabatan, misalnya

mingguan atau bulanan. Volume kerja datanya terdapat pada setiap unit kerja, sedangkan

norma waktu hingga kini belum banyak diperoleh sehingga dapat dijadikan suatu faktor tetap

yang sangat menentukan dalam analisis beban kerja. Teknik perhitungan yang digunakan

adalah teknik perhitungan yang bersifat “praktis empiris”, yaitu perhitungan yang didasarkan

pada pengalaman-pengalaman basis pelaksanaan kerja masa lalu. Pengukuran kerja dilakukan

berdasarkan sifat beban kerja pada masing-masing jabatan, mencakup : Pengukuran kerja

untuk beban kerja abstrak dengan dukungan informasi antara lain : Rincian / uraian tugas

jabatan., Frekwensi setiap tugas dalam satuan tugas, Jumlah waktu yang dibutuhkan setiap

tugas, Waktu Penyelesaian Tugas merupakan perkalian beban kerja dengan norma waktu, dan

Waktu kerja efektif. Sealain itu juga dignakan Pengukuran kerja untuk beban kerja konkret

atas dukungan informasi :Rincian / uraian tugas jabatan, Satuan hasil kerja, Jumlah waktu

yang dibutuhkan setiap tugas, Target waktu kerja dalam satuan waktu., Volume kerja

merupakan perkalian beban kerja dengan norma waktu dan Waktu kerja efektifnya.

Waktu kerja efektif berkaitan erat dengan alat ukur yang digunakan. Dikarenakan

UPTD Alat Berat ini milik instansi pemerintah daerah Pidie Jaya yang tidak bermotif

keuntungan secara semata, maka sebagai alat ukurnya adalah “jam kerja” untuk

menghasilkan jasa alat berat. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Penyusunan Kebutuhan Pegawai Negeri

Sipil, ditetapkan jam kerja efektif terdiri dari jumlah jam kerja formal dikurangi dengan

waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja seperti melepas lelah, istirahat makan dan

sebagainya. Dalam menghitung jam kerja efektif pada UPTD Alat Berat Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Pidie Jaya digunakan ukuran sebagai berikut :

1. Jam Kerja Efektif per hari = 1 hari x 5 jam =300 menit

2. Jam Kerja Efektif per minggu = 5 hari x 5 jam =25 jam = 1.500 menit

3. Jam Kerja Efektif per bulan = 20 hari x 5 jam =100 jam = 6.000 menit

4. Jam Kerja Efektif per tahun = 240 hari x 5 jam =1.200 jam = 72.000 menit

Menyadari bahwa pada setiap unit kerja mempunyai hasil kerja yang berbeda satu sama lain

baik jenis maupun satuannya, maka semua hasil kerja pada UPTD akan dikonfirmasikan

kedalam satu kesatuan. Untuk itu setiap volume kerja yang berbeda antara unit kerja adalah

merupakan variabel tidak tetap dalam pelaksanaan analisis beban kerja dalam arti volume

kerja setiap waktu dapat berubah, sedangkan waktu yang dipergunakan untuk

menghasilkan/menyelesaikan produk tersebut (norma waktu) relatif tetap, dan selanjutnya

akan menjadi variabel tetap dalam pelaksanaan analisis beban kerja.

Berdasarkan definisi yang telah diuraikan dimuka, disebutkan bahwa beban/bobot kerja

merupakan hasil kali volumekerja dengan norma waktu.

Volume kerja setiap unit kerja dapat diketahui berdasarkan dokumentasi hasil kerja yang ada,

sedangkan norma waktu perlu ditetapkan dalam standar norma waktu baku, yang akan

dijadikan faktor tetap dalam setiap melakukan analisis beban kerja, dengan asumsi-asumsi

tidak terdapat perubahan yang menyebabkan norma waktu tersebut berubah.

Analisis Kebutuhan Pegawai

Jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk merampungkan suatu tugas pada UPTD Alat Berat

idealnya mengacu kepada 3 (tiga) buah konsep sebagai latar belakang yaitu meliputi target

volume pekerjaan, tingkat pelaksanaan standar dan waktu yang ditetapkan untuk

merampungkan tugas dengan tepat.

1. Beban Tugas (target volume kerja), merupakan volume pekerjaan yang mesti

dirampungkan dalam batas tempo tertentu. Target volume kerja dapat dinyatakan dalam

berbagai satuan seperti : meter, meter kubik, kilogram, lembar, berkas, laporan, desa,

kecamatan dan satuan lazim lainnya.

2. Standar Kerja Rata-rata (tingkat pelaksanaan standar), merupakan volume pekerjaan yang

dapat dirampungkan oleh seorang atau sejumlah pegawai dalam satu satuan waktu dengan

standar kualitas tertentu.

3. Waktu Kerja Efektif. Dalam hal ini adalah waktu kerja yang telah ditetapkan secara formal

setelah dikurangi waktu luang (allowance). Pengukuran beban kerja pada UPTD Alat

Berat ini dimulai dengan pengukuran dan perumusan “ Norma waktu “ setiap

proses/tahapan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan uraian, dan prosedur kerja yang

berlaku.

Dalam melakukan pengukuran dan perumusan norma waktu, dilakukan secara cermat dan

seksama dengan memperhatikan tingkat kewajaran penggunaan waktu kerja bagi

pegawai/pemangku jabatan terkait dan terhadap kebenaran uraian proses/tahapan kerja untuk

menghasilkan jasa alat berat sehingga dapat diperoleh hasil pengukuran beban kerja yang

memadai. Berbasis kepada beban kerja UPTD maka didapatkan kebutuhan tenaga kerja pada

UPTD Alat berat Dina Pekerjaan Umum Pidie Jaya sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kebutuhan Pegawai Berbasis Beban Kerja Pada UPTD Alat Berat

Dinas Pekerjaan Umum Pidie Jaya,2018

Bidang Pekerjaan Kebutuhan

Pegawai

Pendidikan Keterangan

Kepala (Direktur) UPTD 1 S1 Berpengalaman

Kepala Sub Tata Usaha 1 S1 Berpengalaman

Pengawas 1 SLTA Berpengalaman

Pengurus Barang 1 S1 Berpengalaman

Petugas Lapangan 1 S1 Berpengalaman

Pembantu Petugas Lapangan 1 S1 Berpengalaman

Bendahara 1 D3 Berpengalaman

Tenaga Administrasi 2 D3 Berpengalaman

Tenaga Teknis 1 S1 Berpengalaman

Operator Alat Berat 10 SLTA Berpengalaman

Pembantu Operator 7 SLTA/S1 Berpengalaman

Supir 6 SLTA Berpengalaman

Jumlah 33 Pendidikan yang

bervariasi

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya, 2018 (diolah)

Dari tabel diatas terlihat bahwa dengan pola minimal atau sederhana kebutuhan

karyawan atau pegawai di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat hanya 33 orang

saja. Beban kerja yang dikaitkan dengan kebutuhan pegawai pada Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) sebagai lampiran merupakan bagian tak terpisahkan dari kajian naskah

akademis ini.

BAB IV

ANALISIS RASIO BELANJA PEGAWAI

Selain untuk kebutuhan investasi alat berat, dibutuhkan juga biya untuk pengadaan sumber

daya manusianya. Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat

Kabupaten Pidie Jaya diharapkan mampu membiayai belanja pegawai yang dipekerjakan

disamping untuk membiayai perawatannya. Pembentukan dan pelaksanaanUnit Pelaksana

Teknsi Daerah (UPTD) Alat Berat diharapkan menjadi salah satu sumber pendapatan asli

daerah yang jumlahnya diharapkan bertambah setiap tahunnya mengikutu peningktatan

kebutuhan dana pembangunan. Berikut ini akan ditampilkan pendapataan asli daerah yang

berasal dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat, belanja alat berat dan rasio

belanja pegawai dari pendapatan jasa alat berat yang disewakan.

4.1 Pendapatan Daerah Dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat

Pendapatan daerah Kabupaten Pidie Jaya berasal dari berbagai sumber. Salah satu

sumber yang potensial adalah dari retribusi alat berat milik pemerintah kabupaten Pidie Jaya.

Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat Pidie Jaya diharapkan dapat

menunjang penerimaan daerah. Pendapatan Asli Daerah Pidie Jaya dari tahun 2013-2018

ditunjukkkan sebagai berikut

Tabel: 4-1

Pendapatan Asli Daerah Pidie Jaya 2013-2018 (RP)

Tahun Target

Pendapatan Asli Daerah

Realisasi Persentase

kenaikan realisasi

2016 49.072.008.853 1.784.688.625 3,64

2017 53.022.268.723 47.352.394.988 89,31

Kenaikan 3.950.259.870 45.567.706.363 85,67

Sumber: Dinas PU Kabupaten Pidie Jaya, 2018 (diolah)

Bilamana dibandingkan antara tahun 2017 dan 2016 kenaikannya memang cukup

besar, namun kenaikan ini diakibatkan adanya musibah tahun 2017 dan pada tahun 2016

kinerjanya sangat rendah, dimana alat berat tidak terurus dan banyak dalam keadaan rusak.

Dari tabel diatas terlihat bahwa kenaikan pendapatan asli daerah tergolong lamban terutama

disebabkan oleh musibah gempa pada tahun 2016. Kontribusi dari dinas pekerjaan umum

pada tahun 2017 hanya RP 332.386.000 dibandingkan dengan target realasasi ini hanya

sekitar 14,7 persen saja. Penetapan target pendapatan dari dinas pekerjaan umum kabupaten

Pidie Jaya pada tahun 2018 sebesar Rp 2.250.000.000 adalah karena adanya alat berat, namun

karena pengelolaannya belum profesional dan belum terstruktur realisasi sulit diujudkan.

Ketersediaan alat berat di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya ditujukan

terutama untuk mengerjakan sejumlah paket pekerjaan yang ada di dinas pekerjaan umum

Pidie Jaya baik pada paket jalan maupun paket bidang pengairan. Kedua bidang pekerjaan ini

adalah pasar yang sudah tersedia untuk dilayani (captive market). Selain itu juga tersedia

pasar potensial dari kebutuhan usaha swasta yang sifatnya tempo-tempo (temporary).

Estimasi perolehan pendapatan dari retribusi alat berat ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Estimasi perolehan Pendapatan Asli Daerah dari Retibusi Alat Berat Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Pidie Jaya, Tahun 2018

No Instansi Kegiatan Penggunaan Alat Berat Biaya Sewa (RP)

1 Dinas Pendidikan

Umum Kabupaten

Pidie Jaya Paket jalan

Grader

Tandm Roller

Tronton

267.136.279

2 Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten

Pidie Jaya

Paket Bidang

Pengairan

Excavator (Beco

Loader)

Tronton

440.136.054

3 Dinas Pertanian

Kabupaten Kabupaten

Pidie Jaya Paket Jalan

Grader

Excavator (Beco

Loader)

Tronton

63.000.000

4 Dinas Perkebunan

Kabupaten Pidie Jaya

Paket Jalan

Grader

Excavator (Beco

Loader)

Tronton

91.000.000

Total 861.272.333

Sumber: Dinas PU Kabupaten Pidie Jaya, 2018 (diolah)

Tabel diatas menunjukan bahwa pendapatan yang dapat diperoleh dari retribusi alat

berat mencapai Rp 861.272.333. Pendapatan terbesar yang diharapkan untuk UPTD alat

Berat adalah dari Excavator atau Beco loader yang disewakan untuk pekerjaan bidang

pengairan. Pendapatan bidang ini mencapai Rp 440.136.000 yang merupakan pendapatan

terbesar dari keseluruhan pendapatan penyewaan alat berat di Kabupaten Pidie Jaya.

Kontribusi retribusi alat berat menempati urutan perdana dalam kontribusi dinas Pekerjaan

Umum terhadap realisasi PAD dalam Kabupaten Pdie Jaya. Dibawah ini adalah kontribusi

retribusi Alat Berat terhadap kontribusi Pendapatan Dinas Pekerjaan Umum untuk PAD

Kabupaten Pidie Jaya. Dengan asumsi dibebankan meningkat setiap tahunnnya sebesar Rp

250.000.000, maka dapat diestimasi retribusi alat berat sebagai berikut:

Tabel : 4-3

Estimasi Kontribusi Retribusi Alat berat Untuk PAD Sumber Dinas PU Kabupaten Pidie Jaya.

2018

Tahun Beban PAD Dinas PU Retribusi Alat Berat Kontribusi Alat

Berat (%)

2019 2.500.000.000 1.033.526.000 41,34

2020 2.750.000.000 1.240.231.000 45,10

2021 3.000.000.000 1.488.278.000 49,61

2022 3.300.000.000 1.785.933.200 54,12

2023 3.630.000.000 2.143.120.320 59,04

Kenaikan (%) 45,20 107,36

Sumber; Dinas PU Pidie Jaya, 2018 (diolah)

Dari tabel diatas dapat ditunjukkan bahwa kontribusi alat berat cenderung meningkat dari

tahun ke tahun dengan rata-rata mencapai 59,04 persen, sedangkan retribusi alat berat

diperkirakan meningkat rata-rata 21,47 persen pertahun. Menurut catatan penerimaan

retribusi alat berat pada dinas Pekerjaan Umum Pidie Jaya, Pada tahun 2016 yang lalu

penerimaan pendapatan dalam bentuk retribusi sangat sedikit, hal ini dikarenakan keberaaan

alat berat di arahkan untuk kegiatan sosial karena daerah ini dilanda gempa bumi yang

menghancurkan banyak perumahan rakyat dan fasilitas umum tanpa peluang untuk

memperoleh jerih jasa alat berat milik pemerintah Pidie Jaya. Pemerintah Kabupaten Pidie

Jaya menaruh harapan dengan adanya Unit Pelaksana Teknsi Daerah (UPTD) Alat Berat

yang berada dibawah pengendalian dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya yang

dikelola secara profesional.

4.2 Belanja Daerah dan Belanja Alat Berat

Sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan, maka belanja untuk pembangunan

daerahpun diperlukan dalam jumlah yang semakin meningkat setiap tahunnnya. Peningkatan

belanja daerah Pidie Jaya diharapkan dapat ditutupi oleh sumber baru yang produktif untuk

mengurangi dengan belanja yang bersumber dari pemerintah pusat dan propinsi Aceh,

sumber DAK dan DAU serta sumber dana lain lainnya secara eksternal yang tidak

selamanya dan kontinyu bisa diharapkan. Belanja daerah dari sumber internal termasuk dari

retribusi alat berat yang dikelola unit sangat diharapkan. Perkembangan dan estimasi

pendapatan asli daerah dan rertibusi alat berat di Kabupaten Pidie Jaya ditampilkan sebagai

berikut:

Tabel; 4-4: Estimasi Retribusi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat

Terhadap PAD Pidie Jaya, 2018-2021

Tahun Total PAD Pidie Jaya

(RP)

Retribusi Alat Berat

(Rp)

% tase

retribusi Alat Berat

2019 57.297.069.500 1.033.526.000 1,80

2020 63.026.776.450 1.240.231.000 1,97

2021 69.329.454.095 1.488.278.000 2,15

2022 76.262.399.500. 1.785.933.200 2,34

2023 83.888.639.450 2.143.120.320 2,55

Kenaikan (%) 46,41 107,36 75,00

Rata-rata (%) 9,28 21,47 15,00

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, 2018 (diolah)

Estimasi dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2023 diasumsi pertumbuhan

permintaan jasa alat berat meningkat dengan peningkatan retribusi diasumsikan sebesar 20

persen pertahun dan total PAD Pidie Jaya diasumsikan meningkat 10 pertahun. Dari tabel

tersebut juga dapat dikemukakan bahwa kontribusi retribusi juga cenderung meningkat

signifikan dari Rp1.033.526.000 pada tahun 2019 menjadi Rp 2.143.120.320 pada tahun

2023 atau mengalami kenaikan sebesar 107,36 persen atau rata-rata 21,47 persen pertahun.

Dari tabel diatas dapat ditunjukkan bahwa esimasi kontribusi retribusi alat berat terhadap

pendapatan asli daerah meningkat setiap tahunnya. Untuk dapat memberikan kontribusi

terhadap pendapatan asli daerah kabupaten Pidie Jaya dibutuhkan investasi dalam bentuk

belanja alat berat.

4.3 Rasio Belanja Pegawai Unit Pelaksanaan Alat Berat

Untuk mendapatkan pendapatan dari alat berat yang disewakan diperlukan investasi

tambahan untuk mendanai karyawan sebagai sumber daya manusia. Investasi untuk karyawan

dalam bentuk gaji dan pendapatan lainnya ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel; 4-6: Kebutuhan Belanja Pegawai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat

Kabupaten Pidie Jaya

Status pegawai Gaji

Perbulan

(RP000)

Jumlah

Pegawai

(orang)

Pengeluran

Perbulan

(RP000)

Pengeluaran

Pertahun

(RP000)

Kepala UPTD 7.500. 1 7.500. 90.000

Kasubbag Tata Usaha 5.750 1 5.750 69.000

Pegawai Adm Umum 4.700 1 4.700 56.400

Pega Administrasi Keuangan 4.700 1 4.700 56.400

Petugas Keamanan 3.000 1 3.000 36.000

Pet kebersihan & pertamanan 2.500 1 2.500 30.000

Petugas pengawas alat berat 3.000 1 3.000 36.000

Petugas pengurus barang 2.500 1 2.500 30.000

Petugas Teknis 3.700 1 3.700 44.400

Operator alat berat 2.200 10 22.000 264.000

Pembantu operator 2.200 4 8.800 105.000

Supir 2.000 6 12.000 144.000

Jumlah 33 80.150 961.800

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Pidie Jaya, 2018 (diolah)

Perbandingan pendapatan asli daerah yang berasal dari retribusi alat berat dengan

pengeluaran untuk pegawai dapat ditunjuk dari tabel berikut ini:

Tabel; 4-7:

Perbandingan PAD Retribusi dan Belanja Pegawai Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD)

Alat Berat Pidie Jaya

Tahun Retribusi Alat Berat Belanja Pegawai Persentase Belanja

Pegawai Dari

Retribusi

2019 1.033.526.000 961.800.000 93,06

2020 1.240.231.000 961.800.000 77,55

2021 1.488.278.000 961.800.000 64,62

2022 1.785.933.200 961.800.000 53,85

2023 2.143.120.320 1.057.980.000 49,37

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Pidie Jaya, 2018 (diolah)

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa pengadaan dan pembentukan Unit Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat secara ekonomi adalah layak untuk di lanjutkan dan di atur

dengan regulasi yang sederhana pengeloaannya. Dari pendapatan yang diterima hanya 30

sampai dengan 40 persen saja untuk keperluan pembayaran gaji pegawai Unit Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat atau 60 sampai 70 persen merupakan retribusi yang dapat

disetor ke kas daerah kabupaten Pidie Jaya sebagai pendapatan asli daerahnya. Persentase

belanja pegawai diperkirakan akan menurun dari tahun ke tahun mulai dari 93,06 persen

hingga menjadi 49,37 persen saja pada tahun 2023.

BAB V

PENUTUP

Mengacu kepada latar belakang masalah dan hasil penelitian lapangan untuk berbagai aspek

pendukung yang argumentatif bagi rencana pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) Alat Berat di Kabupaten Pidie Jaya yang diperoleh dengan berbasis kepada analisis

deduktif dan induktifnya, maka pada bahagian ini akan ditarik suatu simpulan yang

merupakan rangkuman pokok pikiran yang telah dibahas pada bab sebelumnya.

5.1 Kesimpulan

1) Tujuan pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat Kabupaten

Pidie Jaya ditujukan untuk membantu melaksanakan tugas operasional dan pelayanan

penggunaan pengelolaan alat berat Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya.

2) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat dapat melaksanakan rugas dan dan

fungsinya secara optimal untuk mendukung program pemerintah dalam percepatan

pembangunan dan peningkatan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat. Beberapa fungsi

dalam upaya menyelenggarakan tugas dari Unit Pelaksanaan diantaranya sebagai berikut:

a. penyelenggaraan pelayanan penggunaan peralatan;

b. penyelenggaraan pelayanan penyewaan alat berat;

c. penyelenggaraan pemeliharaan peralatan dan alat berat;

d. penyelenggaraan perbaikan peralatan dan alat berat;

e. pengusulan pengadaan peralatan, suku cadang, dan alat berat;

f. penyelenggaraan perbaikan kendaraan dinas;

g. penyelenggaraan ketatausahaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat

Berat; dan

h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum.

3) Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat secara ekonomi

merupakan program pembangunan yang menguntungkan, karena usaha penyewaan

alat berat kepada masyarakat pengguna UPTD akan memperoleh pendapatan usaha

bersih yang dapat disetorkan kepada pemerintah Kabupaten untuk memenuhi target

dan menunjang peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain kontribusi nyata

terhadap pendapatan asli daerah keberadaan UPTD alat berat juga mendorong

penyelenggaraan program pemabangunan infrastruktur di Kabupayten Pidie Jaya pada

khususnya, karena kabupaten pemekaran ini termasuk dalam salah satu daerah di

Propinsi Aceh yang rawan bencana gempa dan tanah longsor.

4) Secara ekonomi pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat pada

dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya adalah layak, karena Unit Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat akan mampu membiayai belanja pegawainya dan

sekaligus berkemanpuan memberikan kontribusi dalam bentuk retribusi kepada

pendapatan asli daerah kabupaten Pidie Jaya. Disamping layak secara ekonomi

keberadaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat akan sangat membantu

menyelenggrakan fungsi sosial dari pemerintah kepada masyarakat terutama

kabupaten Pidie Jaya yang sedang giat-giatnya membangun sekaligus bersiaga

sebagai daerah yang rawan gempa dan longsor.

5) Hasil analisis menunjukkan bahwa bilamana dikelola secara profesional dengan

berbasis pada kaedah-kaedah bisnis pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) alat berat adalah layak secara ekonomi, bisnis dan sosial. Hasil analisis

kelayakan terhadap alat-lat berat yang ada dengan menggunakan metode net present

value dan benefit cost ratio menunjukkan angka yang layak dengan Nilai NPV yang

lebih besar dari 1. Sementara itu dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan

ternyata benefit atau manfaat yang didapatkan dari mengoperasikan Unit Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) alat berat di bawah pengendalian dinas pekerjaan umum

Kabupaten Pidie Jaya adalah lebih besar dari biaya atau (2,35 > 1). Dengan demikian

semua alat berat yang ada di dinas PU Pidie Jaya yakni Bulldozer, Excavator dan

Dump Truck yang dimanajemeni oleh UPTD alat berat adalah layak dan

menguntungkan diusahakan oleh unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) alat berat

sebagai sumebr retibusi komponen pendapatan asli daerah Kabupaten Pidie Jaya.

5.2 Saran

Berdasarkan pada kajian akademis yang kami lakukan berikut ini disampaikan

beberapa saran berikut:

1. Dengan rampungnya penyusunan Naskah akademik ini dipandang perlu pemerintah Pidie

Jaya untuk memisahkan peraturan bupati tentang alat berat dengan peraturan bupati lainnya

yang bersifat umum dan bidang pembangunan lainnya

2. Untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan pembangunan kepada

masyarakat pemerintah Pidie Jaya dalam hal ini bupati kepala daerah untuk menerbitkan

peraturan bupati kepala daerah kabupaten Pidie Jaya tentang pembentukan Unit Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) Alat berat dibawah dinas pekerjaan umum Kabupaten Pidie Jaya.

3. Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Pidie Jaya perlu mendukung sepenuhnya

pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat Berat, agar alat berat yang telah

menghabiskan investasi yang cukup besar dari berbagai sumber dana tersebut tidak

terbengkalai dan selalu dalam perawatan sehingga keberadaan alat berat dapat menunjang

pembangunan infrasruktur yang dibutuhkan di kabupaten pemekaran Pidie Jaya.

4. Peraturan bupati Pidie Jaya tentang Pembentukan unit pelaksana teknis daerah (UPTD) alat

berat pada dinas pekerjaan umum kabupaten Pidie Jaya perlu di kawal bersama dengan

sebuah struktur organisasi yang jelas, sederhana dan efisien agar keberadaannya dapat

dioptimalkan fungsinya dan secara umum dinas Pekerjaan umum dapat melaksanakan tugas-

tugas teknis dengan kekhususannya.

5. Untuk mendukung penyempurnaan penyusunan naskah akademik ini lebih lanjut

disarankan untuk dapat dilaksaanakan forum group discussion (FGD) dengan pemangku

kepentingan dalam jajaran pemerintah Kabupaten Pidie Jaya dan dunia usaha yang secara

aktual dan potensial menggunakan jasa Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) alat berat di

kabupaten Pidie Jaya.

BAHAN BACAAN

Hadi Rochman, 1993. Alat Berat dan Penggunaannya, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan

Umum Jakarta.

Marlon Hendri Thomas Wior, 2015. Analisa Kelayakan Investasi Ready Mix Concrete di

Provinsi Sulawesi Utara.

Pujawan I Nyoman. 2004. Ekonoml Teknik, Penerbit Guna Widya, Jakarta

Rostiyanto, Susy Fatena, 2002. Alat Berat untuk Proyek Konstruksi, PT.Rineka Cipta,

Jakarta

Blank and Tarquin. (2012). Engineering Economy : International Edition. McGraw-Hill

Companies, New York, America.

Douglas. (1975). Construction Equipment Policy: McGraw-Hill. United State of America

Peurifoy. (2006). Perencanaan, Peralatan dan Metode Konstruksi. Jilid 1. Erlangga. Jakarta

Sullivan,William G. (2006). Engineering Economy. Upper Saddle River, Macmillan, New

Jersey.

S.W.Nunnally. (2007). Construction Methods and Management. Upper Saddle River, New

Jersey.

Hamidi, Jazim, 2007, Pedoman Naskah Akademik Perda Partisipatif, Kreasi Total Media,

Yogyakarta

Mertokusumo, Sudikno, 2005, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta

Nurcholis, Hanif, 2007, Teori dan Praktik Pemenrintahan dan Otonomi Daerah edisi revisi,

Grasindo, Jakarta

Soehino, 2005, Ilmu Negara, Liberty, Yogyakarta

Soejito, Irawan, 1983, Teknik Membuat Peraturan Daerah, Bina Aksara, Jakarta

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 tahun 2006 tentang Prosedur

Penyusunan Produk Hukum Daerah

http://febriantekniksipil.blogspot.co.id/2012/02/makalah-alat-berat-yang-umum

digunakan_02.html,

http://www.ritchiespecs.com/specification?type=&category=Midi+Excavator&make=Komats

u&mod el=PC75-1&modelid=93034#ixzz3n5OVhKz6

http://e-journal.uajy.ac.id/5125/3/2TS13506.pdf

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/view/8919