Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Film

17
Penggunaan Ragam Tidak Baku Bahasa Indonesia dalam FTV Menjemput Putri Impian Kajian Sosiolinguistik Elisa [email protected] Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS Abstrak Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Negara Indonesia, dalam bahasa Indonesia ada beberapa ragam bahasa yakni ragam bahasa baku, dan ragam bahasa tidak baku. Ragam baku digunakan dalam konteks formal sedanggkan bahasa tidak baku digunakan dalam konteks yang tidak formal atau santai. Bahasa tidak baku sering digunakan dalam acara hiburan di masyarakat, salah satunya adalah film. Film merupakan salah satu hiburan yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. karena banyak peminat film, maka dibuatlah film-film yang ditayangkan di tv yang seringkali disebut FTV (Film TV). Konflik yang ringan dan bahasa yang santai serta dinamis merupakan salah satu poin yang membuat FTV banyak diminati. Bahasa dalam film-film tersebut menggambarkan bahasa yang digunakan dalam keseharian masyarakat Indonesia di Ibu kota. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak baku. Seringkali bahasa yang digunakan mengalami campur kode dengan bahasa daerah. Dalam acara FTV film-film yang dimainkan memiliki ciri khas, cirri tersebut akan dianalisis dalam kajian sosiolinguistik. Kajian ini dilakukan berdasarkan pengamatan pada data berupa film. Kata kunci:bahasa Indonesia, bahasa tidak baku, FTV, sosiolinguistik. Pendahuluan Latar belakang masalah

description

Kajian sosiolinguistik

Transcript of Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Film

Page 1: Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Film

Penggunaan Ragam Tidak Baku Bahasa Indonesia

dalam FTV Menjemput Putri Impian

Kajian Sosiolinguistik

Elisa

[email protected]

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

FKIP UNS

Abstrak

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Negara Indonesia, dalam bahasa Indonesia ada beberapa ragam bahasa yakni ragam bahasa baku, dan ragam bahasa tidak baku. Ragam baku digunakan dalam konteks formal sedanggkan bahasa tidak baku digunakan dalam konteks yang tidak formal atau santai. Bahasa tidak baku sering digunakan dalam acara hiburan di masyarakat, salah satunya adalah film. Film merupakan salah satu hiburan yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. karena banyak peminat film, maka dibuatlah film-film yang ditayangkan di tv yang seringkali disebut FTV (Film TV). Konflik yang ringan dan bahasa yang santai serta dinamis merupakan salah satu poin yang membuat FTV banyak diminati. Bahasa dalam film-film tersebut menggambarkan bahasa yang digunakan dalam keseharian masyarakat Indonesia di Ibu kota. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak baku. Seringkali bahasa yang digunakan mengalami campur kode dengan bahasa daerah. Dalam acara FTV film-film yang dimainkan memiliki ciri khas, cirri tersebut akan dianalisis dalam kajian sosiolinguistik. Kajian ini dilakukan berdasarkan pengamatan pada data berupa film.

Kata kunci:bahasa Indonesia, bahasa tidak baku, FTV, sosiolinguistik.

Pendahuluan

Latar belakang masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sediri. Oleh karena itu

manusia memerlukan alat untuk saling berinteraksi atau berkomunikasi dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidup. Untuk dapat berkomunikasi manusia memerlukan suatu alat

yang dapat digunakan untuk menyalurkan ide, gagasan, pikiran, dan keinginan. Atas

dasar kebutuhan tersebut terciplah bahasa.

Page 2: Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Film

Masyarakat Indonesia terdiri dari beragam suku dan adat yang menimbulkan

perbedaan bahasa. Namun dalam perbedaan yang ada masyarakat Indonesia memiliki

bahasa yang dapat menyatukan mereka menjadi kesatuan masyarak Indonesia yakni

Bahasa Indonesia. Dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu masyarakat

Indonesia dari suku apapun dapat saling berkomunikasi.

Komunikasi yang terjadi akan secara otomatis mempertimbangkan apa, siapa,

dan di mana, untuk apa interaksi berlangsung. Hal tersebut terjadi demi keefektifan

komunikasi, agar tujuan tercapai. Komunikasi yang digunakan dalam masyarakat

dipelajari dalam cabang ilmu linguistik yakni dalam sosiolingistik.

Bahasa tidak baku seringkali digunakan dalam situasi yang tidak resmi, bahasa

tidak baku bersifat dinamis dan santai maka akan memberikan efek lebih akrab. Oleh

karena itu bahasa tidak resmi serinng juga diunakan dalam acara hiburan. Salahsatu

hiburan yang diminati adalah film. Maka marak film yang kini menggunakan bahasa

tidak resmi. Bahasa yang digunakan seringkali mengalami campur kode dan interferensi

dari bahasa lain.

Kalau sudah seperti itu, bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa

pemersatu kadang juga susah dimengerti oleh orang yang sudah berbeda suku, karena

adanya campur kode, interferensi, slang dan masalah lain dalam bidang kebahasaan.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana penggunaan Bahasa Indonesia dalam FTV Menjemput Putri

Impian?

2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan bahasa Indonesia dalam film

kepada penggunaan Bahasa Indonesia di masyarakat?

Page 3: Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Film

Pembahasan

Kajian teori

Pentingnya bahasa bagi manusia tidak dapat dipungkiri adamya. Karena

setiap manusia memerlukan interaksi satu sama lain, dan interaksi dapat

berlangsung apabila ada bahasa yang memungkinkan terjadinya komunikasi.

Dalam masyarakat penggunaan bahasa sangat sangat beragam bergantung pada

konteks, tujuan, apa, siapa dan di mana komunikasi tersebut berlangsung.

Beragamnya penggunaan bahasa dalam masyarakat menimbulkan keingintahuan

manusia mengenai bagaimana bahasa itu digunakan dalam masyarakat. Oleh

karena itu, muncullah suatu ilmu dalam bidang linguistic yang mempelajari

tentang penggunaan bahasa di lingkunngan sosial yang dissebut sosiolinguistik.

Sosiolinguistik menurut Chaer adalah ilmu antar disiplin yang memepelajari

bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat

(Saddhono, 2013).

Penggunaan bahasa Indonesia tidak baku seringkali memuat campur kode

dan interferensi dari bahasa lain. Penggunaan bahasa juga tidak lepas dari dialek

penutur (Saddhono,2013).

Campur kode dapat diartikan masuknya kata atau unsur bahasa ke dalam bahasa

lain, di mana salah satu bahasa lebih dominan dibandingkan bahasa yang lain.

Contohnya adalah ketika berbicara dengan bahasa Indonesia masuk juga bahasa

daerah , Bahasa Jawa misalnya. Seperti yang Kachru bahwa campur kode adalah

pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa

yang satu ke dalam unsur bahasa yang lain secara konsisten (Rohmani, 2013).

Campur kode adalah penggunaan satuan bahasa dari satu bahasa ke bahasa lain

untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa; termasuk di dalamnya

pemakaian kata, klausa, idiom, sapaan, dsb (Kridalaksana, 2011). Chaklander

berpendapat bahwa unsur-unsur bahasa yang terlibat dalam peristiwa campur

kode itu terbatas pada unsur klausa, apabila di dalam tuturan terjadi

Page 4: Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Film

percampuran atau kombinasi antara variasi-variasi yang berbeda di dalam satu

klausa yang sama, maka peristiwa itu di sebut campur kode (Suwito, 1985).

Sedangkan interferensi adalah kekeliruan yang disebabkan terbawanya kebiasaan-

kebiasaan ujaran bahasa atau dialek ibu ke dalam bahasa atau dialek kedua

(Muharam 2011). Rusyana juga merumuskan defenisi interferensi sebagai

penggunaan unsur-unsur yang termasuk ke dalam bahasa ketika berbicara atau

menulis dalam bahasa lain. (Muharam, 2011).

Dialek adalah variasi bahasa yang berbeda-beda menurut pemakai, variasi bahasa

yang dipakai oleh kelompok bahasawan di tempat tertentu (Kridalaksana,2008).

Beberapa ragam dialek yani: dialek regional, dialek sosial, dan dialek temporal.

Fenomena campur kode, interferferensi dan dialek membuat bahasa

Indonesia semakin beragam. Fenomena- fenomena tersebut membuat bahasa

Indonesia tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang ada. Bahasa yang demekian itu

menjadi ragam tersendiri dalam bahasa Inndonesia yang disebut sebagai ragam

tidak baku.

Penggunaan bahasa dalam media massa khususnya televisi tentu akan memengaruhi penggunaan bahasa di masyarakat. Terlebih acara televisi tersebut memiliki rating yang tinggi. Film TV merupakan salah satu acara yang ditayangkan di televisi yang banyak pemintanya, oleh karena itu film juga merupakan salah satu jenis media massa yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan sosial. Sehingga dianjurkan dalam film juga mengandung fungsi-fungsi media massa baik dalam hal penyajiannya maupun isinya. Disebutkan ada empat fungsi utama media massa di dalam masyarakat yakni menginformasikan (to inform), mendidik (toeducate), membentuk opini atau pendapat (to persuade), dan menghibur (toentertain) (Ayu, 2013). Media massa dapat berpengaruh pada gaya hidup dan cara pandang masyarakat terhadap suatu hal. Karena kecendurangan manusia adalah meniru apa yang dianggapnya menyenangkan dari seorang figur. Salah satu gaya hidup adalah cara manusia berkomunikasi. Masyarakat akan meniru gaya berbahasa yang populer di media massa.

Page 5: Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Film

Sembilan teori yang menyatakan bahwa media massa mempunyai pengaruh

terhadap masyarakat (Ayu, 2013):

1. Teori jarum suntik;2. Teori arus bertahap;3. Teori proses selektif;4. Teori pembelajaran sosial;5. Teori kultivasi;6. Teori priming;7. Teori penetapan agenda;8. Teori Catharsis;9. Teori kritis.

Dari teori-teori di atas disebutkan bahwa media massa memiliki pengaruh

terhadap kehidupan sosial, yang berdasarkan pada asumsi bahwa media adalah

industri yang berrubah dan berrkembang, media massa merupakan sumber

kekuatan, alat kontrol, manajemen,dan inovasi dalam masyarakat, Media adalah

wadah yang menampilkan peristiwa-peristiwakehidupan masyarakat, Media

seringkali berperan dalam mengembangkan kebudayaan, Media telah menjadi

sumber dominan.

Seringkali masyarakat berpikir bahwa apa yang ditamplkan di media

massa adalah bagaimana suatu seharusnya suatu hal terjadi. Apalagi di dalam film

yang menyajikan konflik seperti di dunia nyata. Maka hal tersebut akan semakin

memberi dorongan kepada masyarakat untuk berpikir bahwa hal yang benar

adalah apa yang disajikan.

Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Film TV Menjemput Putri Impian

Film TV atau yang biasa disebut FTV kini sedang marak diminati oleh

masyarakat Indonesia. Dialog atau percakapan yang terjadi dalam FTV biasanya

menggunakan bahasa Indonesia. Begitupun bahasa yang digunakan dalam FTV

yang berjudul Menjemput Putri Impian yang ditayangkan di SCTV pada hari

Minggu, 2 November 2014 pukul 10.00 WIB. Dialog-dialog dalam bahasa film

tersebut menggunakan bahasa Indonesia ragam tidak baku. Hal tersebut dapat

dilihat dari cuplikan dialog berikut ini:

Page 6: Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Film

Mila: “Seriuss? Makasih, (tertawa). Tapi aneh deh, maksudnya gini: gue sama lu kan baru kenal, dan elu mau bantuin gue. Sedangkan kemaren gue minta tolong sama Dimas, dia tu boro-boro mau bantuin gue.”

Bimo: “ Yaah, dia lagi sibuk kali.”

Mila : “ Sibuk apaan?”

--

Bimo: “ Lu udah tinggal di sini, nontonnya kayak beginian terus. Gak bosen Lu?”

Dimas: “ (Lama tidak merespon, Bimo batuk) Eh sob, kenapa lu? Eh pasti lu sama kayak gue ya, teragum-kagum melihat penarinya?

--

Dari percakapan di atas dapat diketahui bahwa bahasa yang digunakan dalam film

tersebut adalah bahasa Indonesia yang tidak baku. Dalam dialok tersebut

mengandung kata , deh, gini, gue, lu, kemaren, kata-kata tersebut merupakan kata

tidak baku, sehinngga membuat bahasa yang digunakan menjadi bahasa yang

tidak baku.

Bukti lain bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang tidak baku

adalah adanya campur kode ang terjadi dalam beberapa percakapan dalam

beberapa adegan, yakni:

Saat Niluh berpamitan kepada Ibu untuk menemui murid-murid tarinya.

Niluh: “Waduh ibu, saya telat. Kasihan anak-anak pada nungguin saya. Saya duluan yaa Bu. Hom suastiastu.”

Ibu : “ hom suastiastu.”

Dari percakapan di atas terjadi campur kode penggunaan Bahasa Bali dalam

percakapan menggunakan Bahasa Indonesia. Di mana Bahasa Indonesia

sebearnya lebih dominan dan kemudian Niluh mengucapkan salam dengan bahasa

Bali.

Page 7: Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Film

Adegan berikutnya yang mengindikasikan adanya campur kode dalam film ini

adalah saat Bimo menanyakan alamat pada seeorang pria,

Bimo: “ Beli mau tanya, apa betul ini rumahnya Hastari? Saya temannya dari Jakarta.”

Pria: “ Oh Anda dari Jakarta? Jakartanya mana? Saya juga pernah tinggal di Jakarta. Baru enam bulan balik ke Bali.”

Bimo: “ Hhmm, dia malah nostalgia. Beli, apa bener ini alamatnya Hastari? Alamatnya ini kan?”

Percakapan di atas juga mengalami fenomena campur kode, di mana sapaan

bahasa Bali beli digunakan dalam percakapan bahasa Indonesia. Di mana Bimo

adalah orang Jakarta dan berbicaara dengan orang asli Bali.

Selain adanya campur kode, yang membuktikan bahwa bahasa yang digunakan

adalah adanya penggunaan bahasa Indonesia yang masih terpengaruh oleh dialek

bahasa Bali, ketika seorang warga Bali asli berbicara menggunakan bahasa

Indonesia. dialek yang mempengaruhi adalah dialek regional yakni divariasi

bahasa berdasarkan perbedaan lokal (tempat) dalam suatu wilayah bahasa. Di

mana diketahui bahwa masyarakat asli Bali tidak dapat melafalkan konsonan /t/

dengan tipis, mereka melafalkan /t/ dengan konsonan tebal /th/.

Dapat diketahui dalam dialog berikut ini:

Wanita:” bethul ithu, saya denger bahwa hasil usaha kerajinan kecil belum thenthu bisa masuk outhleth besar.”

Niluh: “ iya sih, ….”

Pengaruh Penggunaan Bahasa dalam Film terhadap Penggunan Bahasa di

Masyarakat

Telah dijelaskan dalam kajian teori bahwa media massa memimiliki

pengaruh terhadap kehidupan sosial. Terlebih film yang begitu banyak

peminatnya.

Page 8: Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Film

Film TV Menjemput Putri Impian tentunya juga tidak lepas dari

peranannya dalam memengaruhi masyarakat. Film tersebut menggunakan bahasa

Indonesia sebagai bahasa utama untuk menyampaikan pesan. Akan tetapi, bahasa

Indonesia yang digunakan bukanlah bahasa Indonesia yang resmi. Di dalamnya

terdapat banyak fenomena campur kode dan pengaruh dialek para tokoh.

Kata-kata yang mungkin akan ditiru oleh masyarakat adalah penggunaan

kata elu, gue sebagai kata ganti orang pertama, bukan lagi kata aku dan kamu.

Kemudian masyarakat akan meniru pencampuran bahasa dari satu bahasa ke

bahasa lain dalam suatu percakapan. Namun film ini tidak berrpegaruh terhadap

banyak hal dalam kebahasaan. Penyelewengan bahasa tidak terlalu banyak, maka

masih bisa dimaklumi, karena sebelum adal film ini pun bahasa masyarakat sudah

tidak lagi taat pada kaidah yang ada.

Simpulan

Dari uraian dan data-data yang ada dapat disimpulkan penggunaan bahasa

Indonesia dalam film Menjemput Putri Impian masih kurang tepat bila dilihat dari

sudut kebahasaan yang baku. Karena bahasa yang digunakan adalah bahasa

sehari-hari dalam pergualan masyarakat. Penggunaan ragam bahasa tidak baku

dipilih karena film ini bersifat hiburan, maka diperlukan bahasa yang ringan

namun tetap komunikatif. Walaupun ditayangkan dengan bahasa Indonesia yang

tidak baku, pengaruh film ini terhadap gaya berbahasa masyarakat tidak cukup

banyak. Karena dalam film ini tidak mengandung kata, dan istilah yang cukup

menarik perhatian.

Page 9: Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Film

Lampiran 1. Sinopsis FTV Menjemput Putri Impian

Tokoh-tokoh penting dalam film ini antara lain:

1. Bimo: seorang desainn interior;

2. Niluh: mantan pacar Bimo;

3. Mila: teman Niluh;

4. Dima, tunangan Niluh yang juga teman Bimo.

Bimo (Surya Saputra) adalah seorang desain interior, dia berusaha mencoba

peruntungannya di Bali, di Bali dia ketemu dengan Dimas (Agus Yoga), dan

akhirnya Bimo diberi pekerjaan sebagai EO diacara peresmian galeri lukisnyanya

Dimas.

Secara tidak sengaja Bimo ketemu dengan Niluh (Agni Pratistha) dan Mila (Lia

Waode), dan ternyata Niluh adalah tunangan Dimas, perlu diketahui, tujuan Bimo

selain mencari peruntungan-nya di Bali, juga untuk mencari kekasihnya dulu yaitu

Niluh. Di mana Nilu adalah seorang putrid impian bagi Bimo.

Konflik yang melanda adalah bahwa Niluh adalah tunangan Dimas teman Bimo.

Maka kecil harapan Bimo untuk dapat kembali bersama Niluh. Tetapi ternyata

Niluh pun masih menyimpan rasa terhadap Bimo—mantan kekasihnya--.

Penyelesaian yang dipilih adalah terungkapnya sifat asli Dimas yang buruk. Maka

Niluh memutuskan untuk meninggalkan Dimas dan kembali kepada Bimo.

Dilengkapi video film Menjemput Putri Impian

. https://www.youtube.com/watch?v=hBnm_SYjm-c.

Page 10: Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Film

Referensi

Ayu, Triana.2013. Pengaruh Media Terhadap Perilaku Sosial. https://www.academia.edu/5405882/Pengaruh_Media_Terhadap_Perilaku_Sosial. diakses pada tanggal 7 November 2014.

Film Menjemput Putri Impian. https://www.youtube.com/watch?v=hBnm_SYjm-c. diakses tanggal 7 November 2014.

Kridalaksana, Harimurti, 2011, Kamus Linguistik, Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus linguistik. Jakarta: Kompas Gramedia

Muharam, Rijal. 2011. ALIH KODE, campur kode, dan interferensi yang

terjadi di dalam pembicaraan bahasa Indonesia dan bahasa melayu ternate.

Google.com diakses 9 November 2014.

Rohmani, Siti. 2011. ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE

PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI.

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan

Pengajarannya Volume 2 Nomor 1, April 2013, ISSN I2302-6405.

Google.com diakses pada tanggal 7 November 2014.

Saddhono, Khundaru. 2013. Pengantar Sosiolinguistik teori dan konsep dasar.

Surakarta: UNS Press

Suwito. (1985). Sosiolinguistik. Surakarta: UNS Press.