PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi...

300
PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VIII SMPN 14 TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) oleh Laras Oktavia NIM 11150130000056 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi...

Page 1: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA

KELAS VIII SMPN 14 TANGERANG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

oleh

Laras Oktavia

NIM 11150130000056

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14
Page 3: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14
Page 4: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14
Page 5: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

i

ABSTRAK

Laras Oktavia. 11150130000056. Skripsi. “Penggunaan Media Kartu

Bergambar Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siwa Kelas VIII

SMPN 14 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019”. Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing Dr. Hindun M.Pd. 2019

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media kartu

bergambar terhadap kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas VIII

SMPN 14 Tangerang Selatan tahun pelajaran 2018/2019. Subjek dalam

penelitian ini adalah siswa kelas VIII-8 semester genap yang berjumlah tiga

puluh lima orang. Objek penelitian berupa media kartu bergambar yang

mengusung tujuh tema. Ketujuh tema tersebut, yakni peristiwa banjir, longsor,

hujan, kemiskinan, kemacetan, sampah, dan kebudayaan.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik

analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari reduksi data,

penyajian data, dan membuat kesimpulan. Peneliti menggunakan media kartu

bergambar yang dibuat dari karton duplex dan kertas hvs, serta gambarnya

bersumber dari situs web.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks

eksplanasi siswa kelas VIII-8 SMPN 14 Tangerang Selatan dengan

menggunakan media kartu bergambar sudah tergolong baik, yakni memperoleh

nilai rata-rata 76,4. Sebagaimana perinciannya adalah sejumlah delapan siswa

atau 22,9% mendapatkan predikat baik sekali, sebanyak dua puluh tiga siswa

atau 65,7% mendapatkan predikat baik, dan terdapat empat siswa atau 11,4%

mendapatkan predikat cukup.

Kata Kunci: Media Kartu Bergambar, Menulis, Teks Eksplanasi.

Page 6: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

ii

ABSTRACT

Laras Oktavia. 11150130000056. Skripsi. “The Using of Picture Card Media

for Explanation Text Writing Skills of Grades VIII Student SMPN 14 South

Tangerang on Year Study 2018/2019”. Indonesian Language and Literary

Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, Syarif Hidayatullah

State Islamic University Jakarta. Advisor: Dr. Hindun M. Pd. 2019.

This research purpose to know about the using of picture card media

for explanation text writing skills of grades VIII student SMPN 14 South

Tangerang on year study 2018/2019. The subjects of this research are students

of grade VIII-8 in even semester who totally about thirty-five people. The

object in this research is picture card media which raise seven themes, are

flood incident, avalanche, rain, poverty, traffic, trash, and culture.

This research is using descriptive qualitative method. Data analysis

technic which used in this research are data reduction, data display, and

making the conclusion. This research is using picture card media that made of

duplex cupboard and hvs paper, the picture sourced by website.

The result shows us that explanations text writing skills of grade VIII-8

student SMPN 14 South Tangerang by using of picture card media is already

good, the average value is 76,4. As the detail are eight students or 22,9 % a got

“very well” predicate, twenty-three students or 65,7% a got “good” predicate,

and four students or 11,4% got “quite” predicate.

Keywords: Picture Card Media, Writing, Explanation Text.

Page 7: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil „Alamiin. Puji serta syukur ke hadirat Allah SWT

karena limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat

selesai sesuai waktu yang diharapkan. Salawat dan salam selalu tercurahkan

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW kepada keluarga, sahabat, dan para

pengikutnya yang senantiasa istiqomah dalam melakukan amal kebaikan.

Skripsi yang disusun dengan judul Penggunaan Media Kartu Bergambar

Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas VIII SMPN 14

Tangerang Selatan merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi S1 Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai, tentu dengan dukungan, bantuan, dan

motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dr. Sururin, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Novi Diah Haryanti, M. Hum., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Hindun, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang sudah bersedia

meluangkan waktunya, memberi arahan, serta dukungan kepada penulis

semasa menyelesaikan penulisan skripsi.

5. Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A., M.Pd., selaku dosen penguji I dan Nur

Syamsiyah, M.Pd., selaku dosen penguji II yang telah memberikan arahan

untuk perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu

Page 8: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

iv

pengetahuan dan pemahaman semasa penulis menjalani proses perkuliahan.

7. Seluruh Staf Perpustakaan Tarbiyah dan Perpustakaan Utama yang telah

memberikan pelayanan dengan baik semasa penulis menyelesaikan penulisan

skripsi.

8. Drs. Muslih, M.Pd., selaku kepala sekolah SMPN 14 Tangerang Selatan dan

Putu Desi Indrawati, M. Pd., selaku wakil kepala sekolah SMPN 14

Tangerang Selatan yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian.

9. Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8

SMPN 14 Tangerang Selatan, Muharom, S.Pd., selaku wali kelas VIII-8, serta

seluruh guru dan staf yang telah membantu kelancaran penulis dalam

melakukan pengambilan data.

10. Siswa-siswi kelas VIII-8 SMPN 14 Tangerang Selatan yang telah membantu

kemudahan pengambilan data, terkhusus dalam pengumpulan tugas menulis

teks eksplanasi.

11. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda Sediyono dan

Ibunda Yani Apriyanti yang selalu menyayangi, mendidik, tidak pernah henti

mendoakan, serta senantiasa memberikan beragam motivasi dalam bentuk

lisan maupun tulisan untuk kesuksesan penulis.

12. Teruntuk kakakku Atika Julianti yang setia memberikan doa, dukungan, serta

motivasi agar penulis tetap semangat sehingga jauh dari rasa lelah dan

menyerah dalam proses menyelesaikan penulisan skripsi.

13. Teruntuk sahabatku Syarifah Aulia, Nikmatus Saniyah, Siti Ma’usarah, dan

Dini Tri Hastuti yang selalu mendoakan, memberi penguatan, serta dukungan

semasa penulis menjalani perkuliahan dan menyelesaikan penulisan skripsi.

14. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia (PBSI) kelas A dan B angakatan 2015 yang selalu memberikan

semangat serta doa kepada penulis. Semoga PBSI angakatan 2015 selalu

diberikan kemudahan serta kesuksesan dalam menggapai cita-cita.

15. Semua pihak yang telah memberi kemudahan dan membantu kelancaran

penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi yang tidak dapat dituliskan

satu per satu.

Page 9: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

v

Penulis mengharapkan agar semua pihak yang telah tulus memberikan

dukungan, doa, motivasi, serta bantuan dalam bentuk apapun terhadap proses

menyelesaikan skrispi ini, mendapat balasan kebaikan pula dari Allah SWT.

Selain itu, semoga Allah SWT selalu meridhoi apapun yang menjadi cita-cita serta

harapan semua pihak yang telah membantu penulis dan semoga Allah SWT juga

menjadikan segala kebaikan yang telah diberikan dapat menjadi ladang amal dan

pahala yang terus mengalir. Aamiin ya Rabbal „alamiin.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini, seperti pada aspek isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

perbaikannya. Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca

dan dapat dijadikan sumber acuan bagi peneliti lain yang memfokuskan penelitian

di bidang pendidikan.

Tangerang, 23 Oktober 2019

Laras Oktavia

Page 10: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 8

C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 8

D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 9

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS ....................................................................... 11

A. Hakikat Media Pembelajaran .................................................................... 11

1. Pengertian Media .................................................................................. 11

2. Pengertian Media Pembelajaran ........................................................... 12

3. Fungsi Media Pembelajaran ................................................................. 14

4. Manfaat Media Pembelajaran ............................................................... 15

5. Klasifikasi Media Pembelajaran ........................................................... 16

6. Kriteria dalam Pemilihan Media Pembelajaran .................................... 18

B. Hakikat Media Kartu Bergambar .............................................................. 20

1. Pengertian Media Kartu ........................................................................ 20

2. Pengertian Media Gambar .................................................................... 21

3. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar ......................................... 23

4. Pengertian Media Kartu Bergambar ...................................................... 24

C. Hakikat Menulis ........................................................................................ 27

Page 11: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

vii

1. Pengertian Menulis ............................................................................... 27

2. Tujuan Menulis ..................................................................................... 29

3. Langkah-Langkah Kegiatan Menulis ................................................... 32

4. Kriteria Tulisan yang Baik ................................................................... 34

5. Tulisan Bernada Penjelasan .................................................................. 35

D. Hakikat Teks Eksplanasi ........................................................................... 36

1. Pengertian Teks .................................................................................... 36

2. Pengertian Teks Eksplanasi .................................................................. 37

3. Struktur Teks Eksplanasi ...................................................................... 39

4. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi ................................................... 42

5. Langkah-Langkah Menulis Teks Eksplanasi ........................................ 44

6. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 50

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 50

B. Subjek Penelitian ....................................................................................... 50

C. Objek Penelitian ........................................................................................ 50

D. Metode Penelitian ...................................................................................... 51

E. Instrumen Penelitian .................................................................................. 53

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 60

G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 64

BAB IV ANALISIS DATA ................................................................................. 67

A. Profil Sekolah ............................................................................................ 67

1. Sejarah Singkat SMPN 14 Tangerang Selatan ..................................... 67

2. Visi dan Misi SMPN 14 Tangerang Selatan ......................................... 68

3. Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan ............................................ 69

4. Siswa dan Prestasi Siswa ...................................................................... 71

5. Sarana dan Prasarana ............................................................................ 74

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ................................................................. 75

C. Analisis Data ............................................................................................. 77

D. Rekapitulasi Data Hasil Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa . 197

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 203

A. Simpulan .................................................................................................. 203

Page 12: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

viii

B. Saran ........................................................................................................ 203

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 205

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT PENULIS

Page 13: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

ix

DAFTAR TABEL

3.1 : Instrumen Penilaian Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi .............................. 54

3.2 : Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi ............................. 55

3.3 : Kriteria Penilaian Standar Berskala Teori Anas Sudijono .............................. 59

3.4 : Rubrik Rekapitulasi Nilai Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi ........................ 59

4.1 : Tabel Keadaan Guru SMPN 14 Tangerang Selatan .............................................. 70

4.2 : Tabel Keadaan Pegawai Administrasi SMPN 14 Tangerang Selatan ................... 71

4.3 : Tabel Jumlah Siswa SMPN 14 Tangerang Selatan................................................ 72

4.4 : Tabel Daftar Prestasi Siswa SMPN 14 Tangerang Selatan ................................... 72

4.5 : Tabel Daftar Sarana dan Prasarana SMPN 14 Tangerang Selatan ........................ 74

4.6 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.1 ........... 77

4.7 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.2 ........... 81

4.8 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.4 ........... 84

4.9 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.5 ........... 87

4.10 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.6 ........... 90

4.11 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.9 ........... 93

4.12 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.10 ......... 97

4.13 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.11 ....... 100

4.14 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.12 ....... 103

4.15 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.13 ....... 107

4.16 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.14 ....... 110

4.17 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.15 ....... 113

4.18 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.16 ....... 116

4.19 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.17 ....... 120

4.20 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.18 ....... 123

4.21 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.19 ....... 127

4.22 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.20 ....... 130

4.23 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.21 ....... 134

4.24 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.22 ....... 137

Page 14: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

x

4.25 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.23 ....... 140

4.26 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.24 ....... 144

4.27 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.25 ....... 148

4.28 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.26 ....... 152

4.29 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.27 ....... 156

4.30 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.28 ....... 159

4.31 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.29 ....... 162

4.32 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.30 ....... 166

4.33 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.32 ....... 169

4.34 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.33 ....... 172

4.35 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.34 ....... 176

4.36 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.35 ....... 179

4.37 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.36 ....... 182

4.38 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.37 ....... 186

4.39 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.38 ....... 189

4.40 : Tabel Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No.39 ....... 193

4.2.1:Tabel Rekapitulasi Nilai Hasil Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi

Siswa Kelas VIII 8 ............................................................................................... 197

Page 15: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Uji Referensi

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 3 : Hasil Wawancara Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII-8

Lampiran 4 : Hasil Wawancara Siswa Kelas VIII-8

Lampiran 5 : Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar

Lampiran 6 : Media Kartu Bergambar

Lampiran 7 : Hasil Teks Eksplanasi Siswa

Lampiran 8 : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 10 : Surat Pernyataan Penelitian dari Sekolah

Page 16: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan proses pemberian ilmu dari guru kepada

siswa untuk menambah pengetahuan, membentuk karakter, dan

mengembangkan keterampilan. Guru memiliki peran penting dalam kegiatan

belajar mengajar, terutama pada komponen merencanakan, menyampaikan

materi, membimbing, memberikan latihan, serta melakukan penilaian untuk

mengetahui tingkat kepahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

Pembelajaran yang efektif membutuhkan berbagai sarana penunjang dan

kreativitas guru dalam mendesain suasana belajar, agar proses perpindahan

ilmu dapat diterima dengan baik. Pada pembelajaran bahasa, guru harus

mumpuni dalam menciptakan kondisi belajar yang komunikatif dan kondusif.

Hal ini, dapat memotivasi siswa untuk belajar sehingga mudah dalam

menyerap kosakata serta mampu memperluas pengetahuan kebahasaannya

secara kompleks. Untuk mengembangkan minat belajar pada pembelajaran

bahasa Indonesia, terdapat keterampilan berbahasa guna mengoptimalkan

tercapainya tujuan komunikasi.

Keterampilan berbahasa yang diajarkan pada mata pelajaran bahasa

Indonesia terdapat empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis. Keterampilan yang dikhususkan sebagai kegiatan menerima, yakni

menyimak dan membaca. Kemudian, keterampilan yang dikhususkan sebagai

kegiatan menghasilkan, yakni berbicara dan menulis. Keempat aspek

keterampilan berbahasa, tersusun atas urutan yang mempunyai hubungan

sangat erat. Untuk mempelajari satu keterampilan, seorang pembelajar juga

perlu terlibat dengan keterampilan yang lainnya, agar proses komunikasi

berjalan dengan lancar dan informasi tersampaikan dengan baik dari pemberi

pesan kepada penerima pesan. Menulis adalah keterampilan berbahasa yang

Page 17: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

2

dianggap paling menjenuhkan untuk siswa. Ketidaktertarikan tersebut,

disebabkan kurangnya pemahaman tentang kegiatan menulis. Mayoritas siswa

membuat sebuah tulisan tanpa memberikan makna dan pesan yang ingin

disampaikan.

Menulis merupakan kegiatan penuangan ide dan gagasan seseorang

ke dalam media tulisan.1 Menulis dapat berarti sebuah proses yang produktif

dengan memberikan keleluasaan berpikir, agar dapat mengungkapkan gagasan

sesuai topik pembahasan sehingga dapat diketahui dan dipahami oleh

masyarakat luas. Menulis menjadi salah satu aspek keterampilan berbahasa

yang diajarkan di tingkat sekolah menengah pertama, khususnya di kelas VIII.

Materi-materi yang diajarkan di kelas VIII memang wujudnya berupa teks dan

mengharuskan siswa melakukan kegiatan membaca, untuk menambah

informasi sehingga dapat menghasilkan tulisan yang variatif, kritis, dan

sistematis. Kegiatan menulis di kelas VIII, lebih menuntut siswa agar memiliki

pengetahuan yang luas dan terampil mengungkapkan gagasan untuk membuat

teks yang sifatnya memberikan penjelasan, seperti teks eksplanasi.

Dengan mempelajari teks eksplanasi, siswa dapat lebih kritis

menanggapi berbagai peristiwa yang terdapat di lingkungan sekitar, baik yang

terjadi secara alamiah ataupun melibatkan campur tangan manusia.

Mempelajari teks eksplanasi dapat juga memberikan wawasan kepada siswa

bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan serta merta ada dan terbentuk.

Akan tetapi, melalui sebuah proses yang dapat melibatkan peristiwa lain dalam

kurun waktu yang lampau sehingga mampu dijadikan pembelajaran serta

pemberian informasi kepada pembaca. Berdasarkan pengetahuan dan daya

ingatnya mengenai peristiwa yang penah ditemui atau dialami secara langsung

di dalam kehidupan bersosial, siswa terlatih untuk kreatif menguraikan setiap

peristiwa yang dijadikan ide utamanya.

Menulis teks eksplanasi merupakan kegiatan menulis dengan

mengungkapkan penjelasan terhadap suatu fenomena alam, sosial, dan budaya

1 Yeti Mulyati dkk, Bahasa Indonesia, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014),

cet. ke-17, h. 7.1.

Page 18: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

3

untuk sebuah karangan yang bersifat faktual, informatif, padat, dan akurat.

Pada penulisan teks eksplanasi, proses terjadinya sesuatu dapat dijelaskan

dengan memunculkan pertanyaan mengapa dan bagaimana dengan disertai

ulasan pada bagian penutup, terkait objek yang dijelaskan. Maka dari itu,

dalam penulisan teks eksplanasi dibutuhkan pengetahuan yang luas dan

gagasan yang logis untuk dapat menghasilkan teks yang baik dari segi struktur

dan kaidah kebahasaan sehingga mudah dipahami.

Eksplanasi merupakan teks yang baru termuat dalam kurikulum

2013. Maka dari itu, teks eksplanasi juga memiliki hubungan keterkaitan

dengan teks-teks nonfiksi lainnya, seperti dari segi pengungkapan isi, fungsi,

dan bahasa yang digunakan. Salah satu teks yang memiliki keterkaitan dengan

eksplanasi, yaitu teks narasi. Keterkaitan antara teks eksplanasi dan narasi

terdapat pada tujuan, fungsi penyajian teks secara umum, dan kaidah

kebahasaan yang digunakan. Teks eksplanasi bertujuan untuk menjelaskan

proses terjadinya suatu peristiwa/fenomena alam, sosial, dan budaya.

Eksplanasi mendetailkan pada rangkaian kejadian dari suatu peristiwa, dengan

menyertakan keterangan waktu berupa penggunaan konjungsi kausalitas atau

kronologis sebagai salah satu kaidah kebahasaan yang mencirikannya.

Kemudian, teks narasi memiliki tujuan untuk menceritakan seorang

tokoh, peristiwa, atau suatu permasalahan dengan sistem rangkaian kejadian,

serta menggunakan konjungsi temporal sebagai aspek pendukungnya. Fungsi

dari kedua teks tersebut adalah memberikan pengetahuan dan wawasan yang

luas untuk pembaca. Dengan demikian, teks eksplanasi dan narasi memiliki

keterkaitan pada aspek penjelasannya yang menggunakan sistem rangkaian

kejadian dan menyertakan konjungsi keterangan waktu dari setiap peristiwa

yang diuraikan.

Berdasarkan pengamatan peneliti selama kegiatan Pengenalan

Lapangan Persekolahan (PLP), keterampilan menulis umumnya sulit

ditumbuhkan pada siswa, apabila guru hanya menjelaskan materi dengan

metode ceramah lalu memberikan tugas untuk mengerjakan latihan yang

terdapat dalam buku paket. Pengetahuan yang didapat hanya sebatas pada teks

Page 19: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

4

bacaan dengan jenis tertentu saja, tanpa melibatkan teks jenis lain yang

memiliki pola pengembangan berbeda. Misalnya, pada pembelajaran teks

eksplanasi terdapat dua pola pengembangan, yaitu kausalitas dan kronologis.

Kedua pola pengembangan tersebut dapat menghasilkan karakteristik tulisan

yang berbeda. Atas dasar peristiwa tersebut, mayoritas siswa kesulitan

menentukan teks dengan pola kronologis atau kausalitas karena kurangnya

pemahaman tentang struktur dan kaidah kebahasaan. Lalu, kurang inovatifnya

penggunaan media dan metode yang digunakan guru, menjadikan siswa lebih

banyak yang kurang mampu untuk membuat teks yang sifatnya nonfiksi.

Beberapa fenomena di atas, dapat diatasi dengan penggunaan media

yang efektif untuk mengasah potensi siswa dalam hal keterampilan menulis.

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar di dalam kelas sebagai alat

penyalur pesan sekaligus pembuktian terhadap hasil belajar siswa. Untuk

mendapatkan hasil yang maksimal, seorang guru haruslah dapat memberikan

suatu kesan yang berbeda dari cara mengajarnya. Contohnya menggunakan

media yang kreatif dengan keberagaman fenomena alam, sosial, dan budaya

seperti dalam pembelajaran teks eksplanasi, untuk menumbuhkan minat belajar

siswa, sehingga lebih mudah dalam mengungkapkan informasi faktual dan

gagasan dalam karangannya.

Media yang dapat digunakan guru untuk merangsang minat belajar

siswa, dapat dengan cara visual, audio, ataupun audiovisual sesuai kebutuhan

terhadap materi yang akan diajarkan. Proses belajar mengajar yang dirancang

dengan menggunakan media merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam menghasilkan karya. Media juga dapat memberikan

dampak positif, seperti penyampaian materi menjadi lebih variatif,

memunculkan motivasi belajar, memudahkan untuk menyampaikan ilmu, serta

dapat mengembangkan kemampuan berbahasa siswa.

Media kartu bergambar merupakan jenis media visual yang tepat

untuk meningkatkan keterampilan menulis pada siswa kelas VIII tingkat SMP,

khususnya dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi. Keunggulan media

kartu bergambar dalam proses pembelajaran, yakni mudah dibawa sehingga

Page 20: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

5

dapat digunakan di mana saja, baik belajar mengajar di luar ataupun di dalam

kelas. Selain itu, sangat praktis dibuatnya tidak perlu menggunakan material-

material mahal dan alat yang digunakan pun mudah ditemukan. Selanjutnya,

kelebihan untuk siswa, yaitu dapat memberikan keleluasaan berpikir serta

memunculkan pehamahaman melalui gambar yang tertera pada kartu yang

didapatnya. Kartu bergambar tersebut juga dapat merangsang ingatan siswa

terkait peristiwa alam, sosial, dan budaya yang sedang terjadi atau pernah

disaksikan dan dialami langsung oleh siswa. Jadi, penggunaan media kartu

bergambar dalam pembelajaran teks eksplanasi sangat efisien dan efektif untuk

dipraktikkan dalam proses belajar mengajar. Terlebih teks eksplanasi

merupakan karangan yang mengharuskan siswa memberikan penjelasan terkait

tulisannya, dapat terbantu dengan adanya media kartu bergambar.

Keunggulan media kartu bergambar dibandingkan dengan video,

yakni sebagai berikut. Pertama, siswa lebih leluasa menguraikan fakta dan ide

berdasarkan gambar yang dilihatnya sehingga tidak hanya terfokus dengan

kalimat dan kosakata yang dituturkan dalam tayangan video. Kedua, media

kartu bergambar yang disajikan dengan keberagaman fenomena dapat

memunculkan minat belajar siswa untuk menggali informasi yang lebih luas

melalui kegiatan diskusi bersama teman yang mendapat kartu dengan

fenomena yang sama. Sedangkan pada media video, komunikasi yang terjalin

sering kali satu arah karena hanya menayangkan satu objek di dalam pokok

pembahasan sehingga guru harus memberikan umpan balik dengan wujud yang

lain. Ketiga, memfokuskan pemahaman dan pengamatan siswa terkait objek

sehingga konsentrasi lebih terjaga dan menghilangkan terjadinya saling adu

bicara untuk mengulang tayangan video yang telah diputar. Keempat, dapat

memperlihatkan pokok permasalahan secara detail karena sifatnya yang

realistis sehingga setiap siswa dapat menelaah dengan saksama gambar yang

didapatnya. Selain itu, siswa dapat memiliki persepsi berbeda dengan

keberagaman gambar yang disajikan dan tidak terfokus pada satu permasalahan

yang sama.

Page 21: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

6

Kartu bergambar yang digunakan untuk merelevansikan dengan

materi teks eksplanasi, dapat diangkat dari peristiwa yang hadir di kehidupan

sehari-hari, seperti banjir, longsor, hujan, kemiskinan, kemacetan, sampah, dan

kebudayaan. Ketujuh peristiwa tersebut telah merangkum fenomena alam,

sosial, dan budaya, yang menjadi pokok pembahasan dalam teks eksplanasi.

Gambar yang dijadikan media untuk menyalurkan pesan, diambil peneliti dari

beberapa situs web berikut ini. Pertama, peristiwa alam banjir diunduh dari

situs web http://www.cnnindonesia.com/nasional/banjir-rendam8kecamatan-di-

bandung-37-ribu-warga-terdampak. Kedua, peristiwa alam bencana longsor

diunduh dari situs web https://www.merdeka.com/pertistiwa/sepanjang-2018-

terjadi-438-bencana-alam-peristiwa-longsor-terbanyak-makan-korban.html.

Ketiga, peristiwa proses turunnya hujan diunduh dari situs web

sebagai berikut https://www.ruangguru.co.id/pengertiandanproses-siklus-air-

hidrologi. Keempat, peristiwa kemiskinan diunduh dari situs web

http://www.medanbisnisdaily.com/news/online/2019/02/15/penduduk_medan_

miskin_jauh_di_atas_nasional_9_66/. Kelima, peristiwa kemacetan diunduh

dari situs web https://www.jawapos.com/jpg-today/17/06/2019/survei-tomtom-

jakarta-alami-penurunan-kemacetan-terbesar-di-dunia/. Keenam, peristiwa

sampah menumpuk diunduh dari situs web https://news.detik.com/berita-jawa-

timur/gencarkan-kali-bersih-sungai-di-situbondo-ini-malah-dipenuhi-sampah/.

Ketujuh, peristiwa hadirnya kebudayaan asing di Indonesia diunduh dari situs

web https://www.kompasiana.com/retil/demam-korea-di-kalangan-remaja/.

Adapun hasil wawancara dengan guru dan observasi yang telah

dilakukan pada siswa kelas VIII SMPN 14 Tangerang Selatan yang

melatarbelakangi penelitian ini, yakni ditemukannya beberapa permasalahan.

Pertama, guru hanya sering melakukan pembiasaan literasi pada karya fiksi.

Hal tersebut menyebabkan siswa kurang mampu menuangkan ide pada

penulisan wacana nonfiksi yang membutuhkan pengetahuan luas dan disertai

pembahasan yang kritis. Terbatasnya buku-buku yang dibaca siswa dan guru

yang tidak memperkenalkan pada bahan bacaan literatur menjadikan

pembelajaran menulis teks kurang diminati siswa.

Page 22: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

7

Kedua, keterbatasan sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah

menjadi salah satu hambatan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Sekolah kurang memfasilitasi media pendukung terlaksananya proses belajar

mengajar. Atas dasar permasalahan tersebut, menjadikan guru hanya

menggunakan buku paket sebagai media mengajarnya. Oleh karena itu,

diperlukan media visual dengan desain yang praktis, mudah untuk dirancang,

dan mampu memberikan pesan yang objektif. Peneliti tertarik menggunakan

media kartu bergambar pada pembelajaran menulis teks eksplanasi untuk dapat

memperjelas tema yang dijadikan pokok pembahasan dan merangsang

pengetahuan siswa untuk mengungkapkan informasi faktual terkait gambar

yang disediakan.

Ketiga, menulis menjadi keterampilan yang perlu dikuasai oleh

setiap siswa dan dijadikan pembiasaan sehingga dapat terlatih untuk

menuangkan ide atau gagasan dalam bahasa tulis. Pada pembelajaran menulis

teks eksplanasi, siswa diharuskan terampil mengungkapkan fakta dan gagasan

untuk mengkritisi berbagai fenomena yang terjadi. Akan tetapi, mayoritas

siswa masih sulit mengemukakan fakta dan gagasan dalam tulisannya.

Kesulitan dalam mengungkapkan fakta dan gagasan juga disebabkan

kurangnya bahan bacaan, serta minimnya pengetahuan terkait fenomena apa

saja yang dapat dikritisi. Maka, dengan adanya media kartu bergambar yang

memperlihatkan kejelasan dari suatu fenomena, siswa dapat terbantu untuk

memberikan gagasan logis dan fakta objektif terkait fenomena yang dilihat.

Berdasarkan fakta yang telah dipaparkan, terlihat bahwa menulis

teks eksplanasi bukan sesuatu keterampilan yang mudah untuk dikuasai oleh

setiap siswa. Pengetahuan yang luas, pemahaman, serta daya ingat menjadi

beberapa aspek yang harus dimiliki siswa agar terciptanya hasil tulisan dengan

kualitas terbaik, atas pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh karena itu,

peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “Penggunaan Media Kartu

Bergambar Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas VIII

SMPN 14 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019”

Page 23: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka

identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Guru kurang memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis teks.

2. Guru belum memanfaatkan media dengan optimal dalam proses belajar

mengajar.

3. Minat menulis siswa masih rendah, khususnya dalam penulisan wacana

nonfiksi.

4. Siswa kesulitan dalam mengungkapkan fakta dan gagasan pada

keterampilan menulis teks eksplanasi.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan, agar permasalahan

tidak meluas dan menimbulkan banyak perbedaan pendapat. Oleh karena itu,

peneliti memberikan pembatasan masalah penelitian sehingga dapat tertuju

dengan baik. Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Penggunaan media kartu bergambar yang akan dipraktikkan dalam proses

belajar mengajar yaitu berjenis foto. Gambar fotografi yang digunakan

dalam penelitian ini merupakan jenis media visual. Akan tetapi, gambar-

gambar dipilih peneliti diambil dari situs web sehingga dapat tergolong

media visual elektronik.

2. Kartu bergambar yang akan dijadikan media dalam proses belajar

mengajar pada materi teks eksplanasi, yaitu mengenai fenomena alam,

sosial, dan budaya.

3. Media kartu bergambar digunakan peneliti, untuk melihat potensi siswa

terhadap kemampuan menulis teks eksplanasi mata pelajaran bahasa

Indonesia.

4. Teks eksplanasi yang dijadikan fokus penelitian merupakan teks buatan

siswa kelas VIII-8.

Page 24: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

9

5. Tempat peneliti melakukan penelitian, yaitu di kelas VIII-8 dengan jumlah

39 siswa, yang terdiri dari 20 perempuan dan 19 laki-laki. Penelitian

dilakukan pada semester genap di SMPN 14 Tangerang Selatan.

6. Penelitian dilakukan pada materi teks eksplanasi, sesuai dengan silabus

pada kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia semester genap

tahun pelajaran 2018/2019.

D. Rumusan Masalah

Permasalahan yang diteliti oleh penulis, yaitu “Bagaimana

penggunaan media kartu bergambar terhadap kemampuan menulis teks

eksplanasi buatan siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII

semester genap, SMPN 14 Tangerang Selatan, tahun pelajaran 2018/2019”?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah

untuk “mendeskripsikan penggunaan media kartu bergambar terhadap

kemampuan menulis teks eksplanasi pada siswa mata pelajaran bahasa

Indonesia kelas VIII semester genap, SMPN 14 Tangerang Selatan, tahun

pelajaran 2018/2019?

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menjadi masukan terhadap bidang ilmu

pengetahuan, khususnya kegiatan belajar mengajar dalam meningkatkan

kemampuan menulis teks eksplanasi siswa sehingga memperoleh hasil yang

maksimal.

a. Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi guru untuk menggunakan

media kartu bergambar dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi.

b. Untuk memperluas pengetahuan tentang perkembangan kemampuan

siswa dalam menulis wacana nonfiksi, seperti teks eksplanasi.

Page 25: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

10

c. Untuk menambah wawasan guru perihal penggunaan media dalam

proses belajar mengajar, agar lebih tepat dan mendukung materi

pembahasan sehingga mampu memotivasi siswa dalam meningkatkan

hasil belajarnya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk guru dalam memperluas

pengetahuan mengenai proses pembelajaran menulis teks eksplanasi, agar

dapat memperbaiki media yang digunakan sehingga mampu menciptakan

suasana belajar yang kondusif dan efisien, serta mempermudah guru dalam

menyampaikan materi.

b. Bagi Siswa

Melalui penggunaan media kartu bergambar siswa diharapkan

memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas untuk meningkatkan hasil

belajarnya terkhusus dalam keterampilan menulis teks eskplanasi.

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan kepala sekolah

dalam hal menentukan kebijakan terutama pada kegiatan belajar mengajar

mata pelajaran bahasa Indonesia sehingga kompetensi siswa dapat

ditingkatkan, khususnya pada keterampilan menulis teks eksplanasi.

d. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi sumber

rujukan pada penelitian berikutnya sehingga mampu mengembangkan media

dan bahan ajar yang kreatif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menulis teks eksplanasi.

Page 26: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

11

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Hakikat Media Pembelajaran

1. Pengertian Media

Media adalah alat saluran komunikasi. Kata media berasal dari

bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara

harfiah, media berarti perantara, yaitu perantara antara sumber pesan (a

source) dengan penerima pesan (a receiver).1 Gagne mengungkapkan bahwa

media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsangnya untuk belajar. Kemudian, Briggs menyatakan bahwa media

adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa

untuk belajar.2

Begitu pula, Gerlach dan Ely mengemukakan bahwa media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap.3 Pendapat lain dari Raharjo, yang mengungkapkan

bahwa media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan

kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Materi yang diterima adalah

pesan intruksional, sedangkan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses

belajar.4

Media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima

informasi, contohnya video, televisi, komputer, dan lain sebagainya. Alat-alat

tersebut merupakan media manakala digunakan untuk menyalurkan informasi

1 Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011),

cet. ke-1, h. 13.

2Arief S. Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), cet. ke-17, h. 6. 3 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), cet. ke-

13, h. 3. 4 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), cet. ke-2 Edisi Kedua, h. 7.

Page 27: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

12

yang akan disampaikan.5 Heinich menyatakan bahwa media merupakan alat

saluran komunikasi seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed

materials), komputer dan instruktur.6

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media

merupakan alat penyalur komunikasi dari pengirim kepada penerima pesan.

Di dunia pendidikan, pesan dapat tersampaikan melalui guru dengan

memberikan materi pembelajaran dalam bentuk tercetak ataupun elektronik.

Media dapat pula dideskripsikan sebagai suatu perantara yang dapat

memotivasi siswa untuk belajar dan memperoleh pengetahuan. Dalam proses

belajar mengajar, media merupakan suatu alat yang penting untuk

merangsang kecerdasan dan keterampilan siswa, sehingga tercapainya tujuan

pembelajaran.

2. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat

menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana

sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya

dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.7

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto mengungkapkan bahwa

media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses

belajar mengajar. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media tersebut, maka

guru harus dapat memilihnya dengan cermat, sehingga dapat digunakan

dengan tepat. Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pemakaian kata

media pembelajaran digantikan dengan istilah-istilah, seperti: bahan

pembelajaran (instructional material), komunikasi pandang-dengar (audio-

visual

5 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Prenamedia Group, 2016),

Cet. ke-3, h. 57. 6 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan,

Pemanfaatan, dan Penilaian, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), Cet. ke-1, h. 6. 7 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2010), Cet. ke-3, h. 7-8.

Page 28: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

13

communication), alat peraga pandang (visual education), alat peraga dan

media penjelas.8

Begitu pula, Wina Sanjaya mengemukakan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan, dan bentuk

kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap,

atau menanamkan keterampilan pada setiap orang yang memanfaatkannya.9

Musfiqon juga menyatakan bahwa media pembelajaran dapat didefinisikan

sebagai alat bantu berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja digunakan

sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi

pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Sehingga materi pembelajaran

lebih cepat diterima siswa dengan utuh serta menarik minat siswa untuk

belajar lebih lanjut.10

Sehubungan dengan pendapat para pakar, Rudi Susilana dan Cepi

Riyana menjelaskan bahwa media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur

penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur

pesan yang dibawanya (software). Media pembelajaran memerlukan peralatan

untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu,

tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut.11

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran merupakan segala komponen baik yang berwujud visual, audio,

audiovisual, alat peraga, serta lingkungan yang dapat mengirimkan pesan dari

guru kepada siswa agar terciptanya kondisi belajar yang kondusif dan efisien.

Media pembelajaran harus berupa pesan yang mampu menambah

pengetahuan dan memunculkan keterampilan siswa untuk memudahkannya

memahami materi serta memecahkan berbagai permasalahan dalam proses

belajar.

8 Kustandi dan Sutjipto, op. cit., h. 9.

9 Sanjaya, op. cit., h. 61.

10 Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta: PT Prestasi

Pustakarya, 2016), cet. ke-2, h. 28. 11

Susilana dan Riyana, op. cit., h. 7.

Page 29: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

14

3. Fungsi Media Pembelajaran

Wina Sanjaya mengemukakan bahwa media pembelajaran memiliki

lima fungsi yaitu sebagai berikut:

a. Fungsi komunikatif. Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan

komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan.

b. Fungsi motivasi. Pengembangan media pembelajaran tidak hanya

mengandung unsur artistik saja akan tetapi juga memudahkan siswa

mempelajari materi pelajaran sehingga dapat lebih meningkatkan gairah

siswa untuk belajar.

c. Fungsi kebermaknaan. Melalui penggunaan media pembelajaran dapat

lebih bermakna, yakni pembelajaran bukan hanya dapat meningkatkan

penambahan informasi berupa data dan fakta sebagai pengembangan

aspek kognitif tahap rendah, akan tetapi dapat meningkatkan kemampuan

siswa menganalisis dan mencipta sebagai aspek kognitif tahap tinggi.

d. Fungsi penyamaan persepsi. Walaupun pembelajaran di setting secara

klasikal, namun pada kenyataannya proses belajar terjadi secara

individual. Artinya, setiap siswa akan menginterpretasi materi pelajaran

secara berbeda. Melalui pemanfaatan media pembelajaran, diharapkan

dapat menyamakan persepsi setiap siswa, sehingga setiap siswa memiliki

pandangan yang sama terhadap informasi yang disuguhkan.

e. Fungsi individualitas. Siswa datang dari latar belakang yang berbeda,

sehingga memungkinkan gaya dan kemampuan belajarnya pun tidak

sama. Demikian juga halnya mengenai bakat dan minat siswa.

Pemanfaatan media pembelajaran berfungsi untuk dapat melayani

kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan gaya belajar yang

berbeda.12

Berdasarkan informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran memiliki lima fungsi yang dapat merangsang minat belajar

siswa dalam memahami isi materi, yaitu komunikatif, motivasi,

kebermaknaan, penyamaan persepsi, dan individualitas. Fungsi utama media

12 Sanjaya, op. cit., h. 73-75.

Page 30: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

15

adalah mampu memudahkan guru dalam mengondusifkan proses belajar

mengajar. Keefektifan pemakaian sebuah media juga perlu menyesuaikan

dengan pencapaian pengetahuan yang harus diperoleh siswa sehingga

mendapatkan hasil yang maksimal.

4. Manfaat Media Pembelajaran

Kemp dan Dayton dalam Azhar Arsyad mengemukakan delapan

manfaat media pembelajaran yaitu sebagai berikut: 13

a. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat

atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama.

Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-

beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi

sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai

landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.

b. Pembelajaran bisa lebih menarik. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya

tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat

menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir,

yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi

dan meningkatkan minat.

c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar

dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi, umpan

balik, dan penguatan.

d. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena

kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk

mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup

banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.

e. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan

gambar sebagai media pembelajaran dapat mengomunikasikan elemen-

13

Arsyad, op. cit., h. 21-23.

Page 31: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

16

elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik,

spesifik, dan jelas.

f. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan terutama

jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.

g. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap

proses belajar dapat ditingkatkan.

h. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif; beban guru untuk

penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi.

Berdasarkan informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat

media dalam proses pembelajaran adalah mempermudah siswa menerima dan

menafsirkan pesan yang disampaikan guru. Media juga bermanfaat

menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menarik. Artinya, guru dapat

menyesuaikan media, materi pelajaran yang akan dibahas, serta tempat yang

cocok dijadikan ruang belajar sehingga dapat terciptanya pembelajaran yang

lebih komunikatif. Guru diharuskan mumpuni dalam menggunakan media

pembelajaran, selain untuk memudahkan dalam menjelaskan materi juga

untuk meningkatkan proses belajar siswa.

5. Klasifikasi Media Pembelajaran

Taksonomi menurut Rudy Bretz mengidentifikasi ciri utama dari

media menjadi tiga unsur pokok, yaitu suara, visual, dan gerak. Visual

dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis (line graphic), dan simbol yang

merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indra

penglihatan. Bretz juga membedakan antara media siar (telecommunication)

dan media rekam (recording) sehingga terdapat 8 klasifikasi media: 1) media

audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio semi-gerak, 4)

media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi-gerak, 7) media

audio, dan 8) media cetak.14

14

Sadiman, dkk., op. cit., h. 20.

Page 32: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

17

Pengelompokan berbagai jenis media yang dapat digunakan dalam

proses belajar mengajar juga dikemukakan oleh Leshin, Pollock dan

Reigeluth, yang mengklasifikasikan media ke dalam lima kelompok yaitu:15

a. Media berbasis manusia

Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu

rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya ala Socrates.

Rancangaan pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan

masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar. Penekanan teknik bertanya ala

Socrates adalah pada penjelasan konsep-konsep dan gagasan-gagasan melalui

penggunaan pertanyaan-pertanyaan pancingan. Beberapa komponen yang

tergolong media berbasis manusia seperti: guru, instruktur, tutor, main peran,

kegiatan kelompok, dan field-trip.

b. Media berbasis cetak

Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal

adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks

berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat

merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf,

dan penggunaan spasi kosong.

c. Media berbasis visual

Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran

yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar

pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan

memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat

memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Bentuk

visual bisa berupa (a) gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto;

(b) diagram; (c) peta; (d) grafik seperti tabel, grafik, dan chart (bagan).

d. Media berbasis audio-visual

Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan

pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting

15

Arsyad, op. cit., h. 81-96.

Page 33: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

18

yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan

storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan

penelitian. Bentuk audio-visual seperti: video, film, program slide-tape, dan

televisi.

e. Media berbasis komputer

Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran

yang dikenal dengan nama Computer-Managed Instruction (CMI). Ada pula

peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar; pemanfaatannya

meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya.

Modus ini dikenal sebagai Computer-Assisted Instruction (CAI). Komponen

yang tergolong media berbasis komputer, yaitu interaktif video dan hypertext.

Berdasarkan informasi di atas, dalam penelitian ini penulis

menggunakan media berbasis visual berupa gambar yang diambil dari situs

web, untuk meningkatkan kemampuan menulis pada siswa khususnya

menulis teks eksplanasi. Media gambar juga mampu merangsang

pengetahuan, daya ingat, serta kemampuan berpikir kritis untuk menafsirkan

fenomena alam, sosial, dan budaya. Kemudian unsurnya yang praktis, mudah

untuk dirancang, serta biaya produksi yang tidak terlalu mahal, menjadikan

penulis memililih media gambar tersebut.

6. Kriteria dalam Pemilihan Media Pembelajaran

Beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media,

yaitu sebagai berikut. 16

a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan secara umum, mengacu

kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif.

b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,

prinsip, atau generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik,

16

Kustandi dan Sutjipto, op. cit., h. 80-81.

Page 34: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

19

memerlukan simbol dan kode yang berbeda, karenanya memerlukan

proses dan keterampilan mental yang berbeda untuk memahaminya.

c. Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber

daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang

mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya. Kriteria ini

menuntun para guru untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh,

atau mudah dibuat sendiri oleh guru.

d. Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama.

Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses

pembelajaran. Nilai dan manfaat amat ditentukan oleh guru yang

menggunakannya.

e. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar

belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau

perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok

sedang, kelompok kecil, dan seterusnya.

f. Mutu teknis. Pengembangan visual, baik gambar maupun fotografi harus

memenuhi persyaratan teknis tertentu.

Berdasarkan informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemilihan

media sangat memengaruhi tingkat ketercapaian siswa dalam memahami isi

materi pelajaran yang disampaikan. Oleh karena itu, guru diharuskan dapat

memilih media yang tepat dalam menunjang ilmu pengetahuan yang akan

dibahasnya di kelas, praktis untuk dipresentasikan, serta dapat menyesuaikan

dengan sasaran (keadaan siswa). Selain itu, guru harus terampil atau

mumpuni dalam mengorganisasikan media. Artinya, dapat menguasai dari

teknis pembuatan hingga cekatan dalam penggunaannya sehingga media yang

dipilih dapat menyalurkan pesan dengan baik kepada siswanya.

Page 35: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

20

B. Hakikat Media Kartu Bergambar

1. Pengertian Media Kartu

Kartu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan kertas

besar yang tak seberapa besar, biasanya pesrsegi panjang untuk berbagai

keperluan; seperti tanda anggota, permainan, domino, pei, kongking, dan lain-

lain.17

Kartu merupakan sebuah media yang terbuat dari kertas dengan

ukuran tertentu yang digunakan sebagai alat peraga untuk keberhasilan proses

pembelajaran di sekolah. Arsyad menyatakan, bahwa kartu gambar atau

flashcard merupakan kartu kecil yang berisi teks, gambar, atau simbol yang

mengingatkan dan menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan

gambar itu. Kartu gambar ini dapat digunakan sebagai media untuk

mendukung keterampilan berbicara, mengeja, dan memperkaya kosakata.

Kartu gambar termasuk ke dalam jenis media visual atau media yang dapat

dilihat. Selain itu, Daryanto mengemukakan bahwa kartu gambar berdasarkan

jenisnya merupakan jenis media visual diam yaitu media yang mengandalkan

indra penglihatan dan penyajiannya hanya menampilkan gambar diam.18

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media kartu

adalah media pembelajaran yang praktis digunakan dalam pembelajaran di

kelas, karena ukurannya dapat disesuaikan dengan kebututuhan guru. Selain

itu, dapat merangasang pengetahuan siswa untuk meningkatkan keterampilan

berbahasa, khususnya kegiatan menulis. Melalui pesan dalam wujud gambar

yang terkandung di dalam media kartu, mampu memberikan keleluasaan

berpikir. Dengan demikian, siswa mampu memperluas pengetahuan dan

mengembangkan kemampuan berbahasa, yakni dengan melibatkan peristiwa

lain yang masih relevan dengan pesan yang dilihatnya.

17

Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux, (Semarang:

Widya Karya, 2017), cet ke-11, h. 226. 18

Emy Budisayekti, Upaya Meningkatkan Keterampilan Bercerita dan Kemampuan

Mengemukakan Gagasan Melalui Media Kartu Bergambar Tokoh Idola Pada Siswa Kelas VII F

SMP Negeri 24 Surakarta Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017, KONVERGENSI Jurnal

Pendidikan Konvergensi April 2018 Edisi 24 Volume V, April 2018, ISSN: 2301-9050, h. 61.

Page 36: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

21

2. Pengertian Media Gambar

Gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai. Dia

merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di

mana-mana. Oleh karena itu, pepatah Cina yang mengatakan bahwa sebuah

gambar berbicara lebih banyak daripada sebuah kata.19

Wina Sanjaya mengungkapkan bahwa gambar dan foto merupakan

media yang umum dipakai untuk berbagai macam kegiatan pembelajaran.

Gambar yang baik bukan hanya dapat menyampaikan saja tetapi dapat

digunakan untuk melatih keterampilan berpikir serta dapat mengembangkan

kemampuan imajinasi siswa. Misalkan diberikan kepada siswa sebuah

gambar, kemudian mereka disuruh untuk menceritakan kejadian yang nampak

pada gambar sesuai dengan persepsinya.20

Pendapat lain dari Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto

mengemukakan bahwa gambar atau foto adalah media pembelajaran yang

sering digunakan. Media ini merupakan bahasa yang umum, dapat

dimengerti, dan dinikmati oleh semua orang dimana-mana. Gambar atau foto

berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut

indra penglihatan. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam simbol-

simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami dengan

benar agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain itu,

media grafis mempuyai tujuan untuk menarik perhatian, memperjelas materi,

mengilustrasikan fakta atau informasi yang mungkin akan cepat jika

diilustrasikan dengan gambar.21

Demikian juga, Daryanto menyatakan bahwa gambar fotografi pada

dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat membangkitkan

minatnya pada pelajaran. Membantu mereka dalam mengembangkan

kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita,

dramatisasi, bacaan, penulisan, melukis dan menggambar, serta membantu

19

Sadiman, dkk., op. cit., h. 29. 20

Sanjaya, op. cit., h. 166. 21

Kustandi dan Sutjipto, op. cit., h. 41.

Page 37: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

22

mereka menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks.

Demikian pula pemahaman pengertian mengenai kemasyarakatan dapat

diperoleh dari gambar fotografi. Dalam situasi tertentu, gambar fotografi

merupakan sumber terbaik untuk tujuan penelitian atau penyelidikan.22

Sehubungan dengan pendapat para pakar, Dina Indriana menjelaskan

bahwa media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang

dihasilkan melalui proses fotografi. Media gambar atau foto mampu

memberikan detail dalam bentuk gambar apa adanya, sehingga anak didik

mampu untuk mengingatnya dengan lebih baik dibandingkan dengan metode

verbal. Selain itu, media gambar atau foto juga bisa memecahkan masalah

yang ada dalam media oral atau verbal, yakni dalam hal keterbatasan daya

ingat dalam bercerita atau menjelaskan sesuatu.23

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media gambar

merupakan media yang paling umum digunakan serta mampu merangsang

pengetahuan siswa. Melalui sebuah gambar, siswa dapat leluasa berpikir dan

berargumen untuk menceritakan kejadian sesuai dengan tanggapannya

masing-masing. Gambar fotografi yang digunakan dalam penelitian ini,

tergolong ke dalam media visual. Akan tetapi, dikarenakan gambar-gambar

yang dipilih peneliti diambil dari situs web sehingga dapat tergolong media

visual elektronik. Media gambar fotografi sangat efektif digunakan dalam

proses pembelajaran, selain membantu siswa untuk melatih kemampuan

berpikir kritis dan memperkaya kosakata, dapat pula memberi kemudahan

untuk mengungkapkan fakta-fakta yang dapat menunjang kesempurnaan

tulisannya.

22

Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera,

2011), cet. ke-1, h. 99. 23

Indriana, op. cit., h. 64-65.

Page 38: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

23

3. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar

Sadiman mengungkapkan beberapa kelebihan media gambar/foto

yaitu sebagai berikut:24

a. Sifatnya konkret; gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah

dibandingkan dengan media verbal semata.

b. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda,

objek, atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa anak-

anak dibawa ke objek/peristiwa tersebut.

c. Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel

atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang

dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto.

d. Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk

tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan

kesalahpahaman.

e. Foto harganya murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa

memerlukan peralatan khusus.

Selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambar/foto mempunyai

beberapa kelemahan yaitu:

a. Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata;

b. Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan

pembelajaran;

c. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

Adapun jenis-jenis gambar/foto yang dapat dipergunakan sebagai

media pembelajaran, dikemukakan oleh Usman, antara lain sebagai berikut: 25

1) Foto dokumentasi, yaitu gambar yang mempunyai nilai sejarah bagi

individu maupun masyarakat.

2) Foto aktual, yaitu gambar yang menjelaskan sesuatu kejadian yang

meliputi berbagai aspek kehidupan, misalnya: angin puting beliung, banjir,

dan sebagainya.

24

Sadiman, dkk., op. cit., h. 30-31. 25

Musfiqon, op. cit., h. 75-76.

Page 39: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

24

3) Foto pemandangan, yaitu gambar yang melukiskan pemandangan sesuatu

daerah/lokasi.

4) Foto iklan/reklame, yaitu gambar yang digunakan untuk memengaruhi

orang atau masyarakat konsumen.

5) Foto simbolis, yaitu gambar yang menggunakan bentuk simbol atau tanda

yang mengungkapkan message (pesan) tertentu dan dapat mengungkapkan

kehidupan manusia yang mendalam serta gagasan-gagasan atau ide-ide

anak didik.

Berdasarkan informasi di atas, dalam penelitian ini peneliti

menggunakan media pembelajaran dengan jenis foto aktual. Pemilihan

gambar yang digunakan peneliti berdasarkan peristiwa alam, sosial, dan

budaya yang sangat sering terjadi dan masih menjadi perbincangan publik.

Media gambar/foto mampu memberikan keleluasaan berpikir siswa karena

peristiwanya yang mudah dideskripsikan menjadi sebuah tulisan dengan

tujuan untuk menjelaskan. Oleh karena itu, peneliti menggunakan

gambar/foto aktual sebagai media yang dapat merangsang pengetahuan dan

daya ingat siswa untuk dituangkan dalam sebuah teks eksplanasi.

4. Pengertian Media Kartu Bergambar

Jaruki mengungkapkan bahwa kartu gambar, yaitu kartu yang berisi

kata-kata dan terdapat gambar. Selain itu, Paramadhi mengemukakan bahwa

kartu gambar merupakan media untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Kartu gambar berfungsi sebagai stimulasi munculnya ide, pikiran, maupun

gagasan baru. Gagasan ini selanjutnya mendorong anak untuk berbuat,

mengikuti pola berpikir seperti gambar atau justru muncul ide dan

menggugah rasa.26

Jadi, dapat dipahami bahwa media kartu bergambar merupakan kartu

berbentuk persegi panjang yang berisi sebuah gambar peristiwa/fenomena

tertentu dengan penambahan kata-kata. Kartu bergambar merupakan media

26

Lilis Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa pada Anak Edisi Pertama, (Jakarta:

Kencana, 2016), cet. ke-1, h. 213-214.

Page 40: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

25

pembelajaran yang efektif digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

Dengan tampilan yang sederhana, menjadikan guru lebih mudah

mendapatkan materialnya dan mumpuni dalam menggunakannya. Kartu

bergambar juga mampu merangsang indra penglihatan siswa dalam

mengungkapkan ide serta gagasan melalui pesan yang terdapat dalam

gambar.

Untuk keperluan proses pembelajaran, media kartu bergambar

tentang fenomena yang sifatnya faktual juga aktual dapat memberikan kesan

estetika pada siswa. Kebanyakan siswa, lebih tertarik dengan pembelajaran

yang sifatnya visual sebab dapat melatih daya ingatnya sehingga leluasa

berargumentasi, dibandingkan media verbal yang menjadikan siswa tidak

leluasa dalam menuangkan gagasannya. Kartu bergambar dengan

menghadirkan beragam fenomena dapat menghilangkan keterbatasan siswa

untuk melakukan penjelasan terkait gambar yang dikuasainya.

Penggunaan media kartu bergambar, didesain untuk memberikan

keleluasaan berpikir siswa terkait fenomena faktual yang disediakan.

Pemilihan fenomena yang termuat dalam gambar merupakan fenomena yang

terjadi di lingkungan sekitar. Hal ini, untuk memudahkan siswa

mengeksplorasi pengetahuannya. Media kartu bergambar adalah hasil

adaptasi dari media flashcard, yakni penggunaan kartu sebagai material

tambahan untuk dilekatkan gambar serta penambahan kata-kata sehingga

dapat merangsang minat belajar dan mengembangkan kemampuan berbahasa

siswa.

a. Pengertian FlashCard

Flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu

bergambar yang berukuran 25x30 cm. Gambar-gambarnya dibuat

menggunakan tangan atau foto, atau memanfaatkan gambar/foto yang sudah

ada yang ditempelkan pada lembaran-lembaran flashcard. Gambar-gambar

Page 41: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

26

yang ada pada flashcard merupakan rangkaian pesan yang disajikan dengan

keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada bagian belakangnya.27

Beberapa kelebihan dari flashcard di antaranya yaitu: 1) Mudah

dibawa. Dengan ukuran yang kecil flashcard dapat disimpan di tas bahkan di

saku, sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas, dapat digunakan di mana

saja, di kelas ataupun di luar kelas. 2) Praktis. Dilihat dari cara pembuatan

dan penggunaannya, media flashcard sangat praktis, dalam menggunakan

media ini guru tidak perlu memiliki keahlian khusus, media ini tidak perlu

juga membutuhkan listrik. 3) Gampang diingat. Karakteristik media flashcard

adalah menyajikan pesan-pesan pendek pada setiap kartu yang disajikan.

Kombinasi antara gambar dan teks cukup memudahkan siswa untuk

mengenali konsep sesuatu, untuk mengetahui nama sebuah benda dapat

dibantu dengan gambarnya, begitu juga sebaliknya untuk mengetahui apa

wujud sebuah benda atau konsep dengan melihat huruf atau teksnya. 4)

Menyenangkan. Media flashcard dalam penggunaannya bisa melalui

permainan. Misalnya siswa secara berlomba-lomba mencari satu benda atau

nama-nama tertentu dari flashcard yang disimpan secara acak, dengan cara

berlari siswa berlomba untuk mencari sesuai perintah. Selain mengasah

kemampuan kognitif juga melatih ketangkasan (fisik).28

Berdasarkan informasi di atas, peneliti menggunakan kartu

bergambar atau flashcard sebagai media dalam proses belajar mengajar pada

materi teks eksplanasi. Gambar yang diperoleh peneliti, diambil dari situs

web yang berkaitan dengan peristiwa alam, sosial, dan budaya. Untuk hal ini,

peneliti menggunakan bahan-bahan yang sederhana seperti, karton duplex dan

kertas hvs yang dipotong dengan ukuran 18x14 cm. Kemudian,

merancangnya sehingga berbentuk seperti kartu lalu ditempelkan gambar

yang telah dicetak. Media kartu bergambar atau flashcard dipilih dan

digunakan peneliti karena dianggap relevan dengan materi teks eksplanasi,

sekaligus menambah pengetahuan dan pemahaman siswa untuk menuangkan

27

Susilana dan Riyana, op. cit., h. 94. 28

Susilana dan Riyana, loc. cit.

Page 42: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

27

fakta, ide, serta gagasan pada tulisan yang mengharuskan memberikan

penjelasan dengan informasi faktual.

C. Hakikat Menulis

1. Pengertian Menulis

Menulis merupakan keterampilan yang sangat menguras pikiran dan

tenaga, karena seseorang terkadang sulit untuk mengungkapkan ide dan

pokok pikiran dalam bentuk tulisan. Sehingga kata-kata yang keluar

merupakan hasil dari proses berpikir yang sangat panjang, yang bertujuan

agar tulisan tersebut dapat dimengerti oleh pembaca.29

Adapun, Henry Guntur

Tarigan menyatakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa

yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara

tatap muka dengan orang lain. 30

Selain itu, Dalman mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu

kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis

kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau

medianya. Dapat juga diartikan sebagai sebuah proses kreatif menuangkan

gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu,

meyakinkan, atau menghibur.

Menulis merupakan proses penyampaian

informasi secara tertulis berupa hasil kreativitas penulisnya dengan

menggunakan cara berpikir yang kreatif, tidak monoton, dan tidak terpusat

pada satu pemecahan masalah saja. 31

Demikian juga, Ahmad dan Alek mengungkapkan bahwa menulis

merupakan suatu kegiatan menciptakan suatu catatan atau informasi pada

suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis bisa dilakukan pada kertas

29

Astuti Samosir dan Ade Siti Haryanti, Menulis, (Tangerang: PT Pustaka Mandiri,

2016), cet. ke-1, h. 1. 30

Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:

Angkasa Bandung, 2008), Edisi Revisi, h. 3-4. 31

Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), cet. ke-5, h.

3-5.

Page 43: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

28

dengan menggunakan alat tulis seperti pena atau pensil.32

Menulis merupakan

suatu proses kreatifitas menuangkan gagasan ataupun ide yang ada di dalam

pikiran ke dalam bentuk tulisan dengan tujuan tertentu. Menulis adalah suatu

bentuk berfikir di mana yang dituangkan dalam kata-kata yang lebih mudah

dipahami dan mudah dimengerti. Menulis tidak jauh berbeda dengan

mengarang, baik menulis maupun mengarang kedua-duanya sama-sama

pengungkapan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan di mana tulisan tersebut

mempunyai tujuan tertentu.33

Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa selain menyimak,

berbicara, dan membaca. Menulis itu sendiri merupakan kegiatan

menuangkan gagasan-gagasan dalam lambang-lambang tulisan. Bagi

sebagian orang, menulis merupakan kegiatan yang dianggap sulit. Bagi

sebagian yang lain menulis merupakan proses kreatif yang membuahkan

banyak karya, baik itu puisi maupun prosa. Selain itu, wacana, artikel, bahkan

sebuah buku menjadi hasil proses kreatif dari kegiatan menulis.34

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah

proses kreatif dengan menuangkan gagasan, ide, serta lambang-lambang

dalam bentuk bahasa tulis. Menulis dapat dikatakan sebagai keterampilan

berbahasa yang sifatnya produktif dan ekspresif, seseorang dapat

mengekspresikan kondisi diri atau lingkungannya secara menyeluruh dan

spesifik untuk keperluan pribadi maupun instansi. Selanjutnya, disebut

produktif karena seseorang dapat menyampaikan informasi yang sifatnya

memberi penjelasan kepada pembaca secara berkala tanpa harus tatap muka.

Keterampilan menulis sangat perlu ditumbuhkan pada diri siswa, sehingga

siswa lebih terbiasa mengungkapkan informasi faktual dan argumennya

dalam wujud tulisan.

32

Ahmad H. P dan Alek, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi: Substansi Kajian

dan Penerapannya, (Jakarta: Erlangga, 2016), cet. ke-1, h. 62. 33

Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Ciputat: UIN Press, 2015), cet. ke-1, h. 165. 34

Ganjar Harimansyah Wijaya, dkk., Bahasa Indonesia Tata Bahasa dan Komposisi,

(Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2016), cet. ke-4, h. 8.2.

Page 44: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

29

2. Tujuan Menulis

Hugo Hartig mengemukakan beberapa tujuan menulis yaitu sebagai

berikut. 35

a. Assignment purpose (tujuan penugasan)

Tujuan penulisan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama

sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan

sendiri.

b. Altruistic purpose (tujuan altruistik)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca,

menghindarkan kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca

memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup

para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.

c. Persuasive purpose (tujuan persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran

gagasan yang diutarakan.

d. Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau

keterangan/penerangan kepada para pembaca.

e. Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang

pengarang kepada para pembaca.

f. Creative purpose (tujuan kreatif)

Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. tetapi

“keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya

dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman.

g. Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)

Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang

dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti

35

Hugo Hartig dalam Tarigan, op. cit., h. 25-26.

Page 45: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

30

secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat

dimengerti dan diterima oleh para pembaca.

Berdasarkan informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis

memiliki beberapa tujuan yaitu: pertama, untuk keperluan penugasan.

Umumnya pada bidang pendidikan, guru memberi tugas dengan

memerintahkan siswa untuk menulis sebagai tahapan penilaian (evaluasi).

Dengan seperti itu, guru dapat melihat tingkat kepahaman siswa terhadap

materi yang disampaikan. Menulis untuk penugasan ini juga dapat

mengembangkan aspek kognitif juga psikomotor siswa agar lebih leluasa

berargumen dan terampil mengungkapkan gagasan. Kedua, untuk tujuan

altruistik (menolong pembaca). Untuk hal ini, penulis menghasilkan karyanya

supaya mudah dipahami pembaca, dengan menggunakan bahasa yang lugas

ataupun konflik dan alur yang disajikan dapat dimaknai dengan baik dan

tidak menyebabkan multitafsir. Tujuan penulis adalah agar pembaca senang

dengan karya yang dibuatnya.

Ketiga, menulis untuk persuasif. Artinya penulis memiliki maksud

untuk meyakinkan pembaca agar tertarik dan ikut serta terhadap karya yang

ditulisnya. Biasanya, bahasa yang digunakan mengandung makna ajakan agar

pembaca tertarik, setuju dengan berbagai fakta yang dipaparkan, dan

mendukung gagasan yang diungkapkannya. Keempat, untuk tujuan memberi

penerangan. Berbagai informasi serta penjelasan yang mendetail dari suatu

peristiwa disajikan agar memberikan pengetahuan dan menambah wawasan

pembaca. Menulis untuk memberi penerangan ini, sifatnya faktual, aktual,

logis dan sistematis artinya lebih banyak mengungkapkan fakta, tulisan lebih

terstruktur, serta sifatmya yang ilmiah. Kelima, untuk pernyataan diri. Dapat

dikatakan, penulis memiliki apresiasi yang begitu besar terhadap diri sendiri

dan ingin khalayak umum mengetahui seputar identitas dirinya, sejarah

hidup, motivasinya, hingga beberapa tokoh, warna, makanan favorit, serta

hobi yang paling disukai. Menulis untuk tujuan ini, ide yang disampaikan

tergolong santai dan tidak bertujuan untuk memengaruhi orang lain.

Page 46: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

31

Keenam, untuk tujuan kreatif. Pada poin ini, penulis melibatkan

dirinya sendiri untuk menghasilkan tulisan yang memiliki unsur seni.

Biasanya, kisah pengalaman hidup yang berkesan dapat dijadikan sebagai

bahan menarik dan mudah dimodifikasi menjadi rangkaian kalimat yang

dapat menghibur pembaca. Ide-ide yang disampaikan pun memiliki ciri khas

gaya penulisan. Dengan demikian, menulis untuk kreatif tergolong fiksi dan

menonjolkan segi imajinatif. Ketujuh, menulis untuk memecahkan masalah.

Keterampilan menulis seharusnya dapat digiatkan pada jenjang sekolah

hingga tingkat universitas. Pembiasaan pada kegiatan membaca, mampu

mendorong seseorang untuk berpikir kritis, cakap dalam mengungkapkan

pendapat, hingga mahir melakukan analisis. Hasil tulisan yang baik,

sebenarnya bukan hanya terletak pada penguatan aspek kebahasaan yang

mudah dipahami, tetapi bagaimana seseorang dapat melakukan penemuan

baru terhadap sesuatu dan menyampaikan segala tahapan penelitian hingga

hasilnya dalam bentuk tulisan. Menulis untuk keperluan studi yang sifatnya

ilmiah, memang bertujuan untuk memecahkan masalah. Jadi, seseorang dapat

membagikan informasi kepada banyak pihak melalui hasil risetnya dan

membantu para pembaca untuk mengkaji lebih lanjut terhadap fakta-fakta

atau opini yang diberikan.

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini peneliti

mengorganisasikan hasil tulisan teks eksplanasi siswa termasuk tujuan

penulisan untuk memberikan informasi/penerangan kepada pembaca. Teks

eksplanasi siswa yang memiliki sifat sistematis, logis, dan faktual dapat

menambah pengetahuan pembaca khususnya pada fenomena alam, sosial, dan

budaya. Penjelasan yang terperinci mengenai bagaimana dan mengapa suatu

peristiwa dapat terjadi, juga disajikan dengan pemberian data-data yang

faktual.

Page 47: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

32

3. Langkah-Langkah Kegiatan Menulis

Kartono mengungkapkan terdapat tiga langkah menulis untuk

menghasilkan tulisan yang baik dan mudah dipahami pembaca. 36

a. Langkah Persiapan

Langkah awal menulis di antaranya adalah menemukan ide,

menentukan sikap terhadap ide tersebut, mencari angle atau sudut pandang

yang berbeda dari pembahasan sebelumnya, mencari argumen untuk

mendukung dan menguapkan sikap.

b. Proses Penulisan

1) Memilih topik dan menemukan tema

Seluruh isi karangan hendaknya berfokus pada satu ide pokok,

sebagai inti atau topik utama tulisan. Tema yang menarik tentu akan dibaca

oleh banyak orang, persoalan yang aktual pasti mendesak untuk dituliskan,

kompetensi dan penguasaan atas bidang tertentu menjadi ukuran kemampuan

menulis, dan kecukupan data berkait dengan uraian yang lengkap sebagai

hasil sebuah tulisan.

2) Membuat peta pikiran

Cara yang sangat baik untuk menghasilkan dan menata gagasan

adalah dalam menyusun peta pikiran (mind maping). Cara tersebut sangat

membantu di dalam mengekspresikan dan menata ide, perasaan, pengalaman,

ataupun segala hal yang terdapat di dalam diri penulis.

3) Menyusun paragraf

Paragraf disebut juga karangan singkat, dengan satu ide pokok.

Antara lain, paragraf dapat dikembangkan dengan cara pola definisi, contoh

atau ilustrasi, urutan waktu atau kronologis, kausalitas, umum khusus, dan

perbandingan.

4) Memanfaatkan bahasa

Tulisan yang bagus memaparkan soal yang konkret dan spesifik.

Cara terbaik untuk menguraikan ide ke dalam sebuah paragraf, antara lain

36

E. Kosasih, dkk., Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka, 2016), cet. ke-3, h. 11.17-11.21.

Page 48: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

33

dengan menerapkan konsep “show-not-tell” atau (ilustrasikanlah dan bukan

dengan sekadar mengatakan).

5) Merefleksikan pengalaman dan perhatian konteks

Menulis adalah menemukan realitas, pengalaman, pemikiran,

kemudian merefleksikannya. Dalam dinamika reflektif, siapa pun perlu

berusaha memahami dan mengenal latar belakang setiap orang, peristiwa,

atau tempat yang dihadapinya.

6) Membangun bentuk tulisan

Membangun sebuah tulisan untuk mengungkapkan pendapat atau

opini terdiri atas pengungkapan masalah, pemaparan evaluasi, dan solusi.

7) Menimbang isi tulisan

Selama proses menulis, ada baiknya tulisan dijaga agar tetap tajam,

berbobot, dan berimbang. Tulisan tajam merupakan tulisan yang membahas

persoalan tanpa berbelit-belit, ditulis dengan sederhana, lugas, dan tidak

menimbulkan multitafsir.

8) Terfokus dan menarik

Batasi persoalan agar ide awal tulisan tidak melebar kemana-mana.

Selain itu, argumen-argumen yang tidak mendukung tulisan sebaiknya juga

tidak perlu dipakai. Tulisan dapat menarik dengan menggunakan kosakata

yang beragam.

c. Langkah Setelah Tulisan Selesai

1) Mengendapkan tulisan

Penulis perlu mengendapkan hasil tulisan sesaat dengan tujuan

mengambil jarak terhadap tulisannya sendiri. Jarak antara penulis dan

tulisannya akan memberikan ruang objektif, penulis dapat memosisikan

dirinya sebagai pembaca.

2) Mengoreksi ulang

Pada saat penulis telah memosisikan dirinya sebagai pembaca, dia

akan lebih bebas melihat kesalahan (baik teknis maupun nonteknis) serta

dapat melihat hal-hal yang perlu ditambah atau dikurangi dari tulisannya

tersebut.

Page 49: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

34

4. Kriteria Tulisan yang Baik

Terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai apakah

suatu tulisan dianggap sudah baik atau kurang baik. Berikut dijabarkan

kriteria-kriteria tulisan yang baik. 37

a. Kesesuaian Topik. Kesesuaian topik dapat dilihat dari relevansi dan

akurasi tulisan dengan topik yang diangkat.

b. Kesesuaian Antarparagraf. Kesesuaian antarparagraf terlihat dari

pengaruh tulisan terhadap pembaca, kerekatan antarparagraf, kesesuaian

argumen yang dilontarkan, kesesuaian ide dalam paragraf, kesesuaian

bukti yang diberikan, kemudahan dimengerti, informasi disusun secara

terstruktur, hubungan antarkalimat berjalan dengan “mulus”, fokus

langsung ke persoalan, ide yang dilontarkan bersifat logis, serta ide dan

bukti relevan satu sama lain.

c. Pemilihan Kata dan Rangkaian Kalimat. Dalam memilih kata dan

merangkai kalimat yang akan digunakan dalam tulisan, seorang penulis

harus memerhatikan ejaan (spelling).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kriteria tulisan

yang baik dapat dinilai melalui tiga aspek, di antaranya kesesuaian topik,

kesesuaian antarparagraf, serta pemilihan kata dan rangkaian kalimat. Tulisan

yang mudah dipahami harus memiliki keruntutan dari segi struktur

pembangun karangannya, terdapat topik yang akan memunculkan gagasan

utama serta gagasan pendukung sehingga merelevansikan setiap pendapat

atau fakta yang diberikan, kesesuaian antarparagraf berguna untuk

menginformasikan kepada pembaca terkait tulisan yang dibuat agar

komunikasi antara pembaca dan penulis tercapai, dan pemilihan kata yang

tepat serta rangkaian kalimat yang baik mampu menunjang ketersampaian ide

serta dapat mengakuratkan tulisan yang dibuat.

37

Ahmad H. P dan Alek, op. cit., h. 63-64.

Page 50: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

35

5. Tulisan Bernada Penjelasan

Tulisan yang bernada penjelasan (the explanatory voice) biasanya

disebut tulisan penyingkapan (expository writing). Sebenarnya dapat

dikatakan bahwa hampir semua yang kita tulis dapat diklasifikasikan sebagai

tulisan informatif, tulisan yang bernada memberi penerangan. Di samping itu,

ada perbedaan di antara keduanya.

Tulisan penyingkapan berbeda dari tulisan penerangan karena

tujuannya tidaklah hanya sekadar menceritakan, melukiskan,

menggambarkan, ataupun meyakinkan; tujuan utama adalah menjelaskan (to

explain) sesuatu kepada para pembaca. Tulisan penyingkapan

mempergunakan berbagai cara untuk mencapai tujuan itu, misalnya dengan

pengklasifikasian, pembatasan, penganalisisan, penjelajahan, penafsiran, dan

penilaian.38

Selain itu, Mahsun mengungkapkan bahwa tulisan dengan jenis

ekspositori memiliki tujuan sosial, yaitu menjelaskan atau menganalisis

proses muncul atau terjadinya sesuatu.39

Berdasarkan informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa semua

tulisan yang bernada penjelasan dapat dinamakan tulisan penyingkapan. Pada

dasarnya, semua jenis tulisan yang bertujuan untuk memberikan informasi

kepada pembaca tergolong tulisan penerangan. Sementara itu, penyingkapan

dan penerangan memiliki karakteristik yang berbeda. Tulisan penerangan

hanya menekankan pada melukiskan, menceritakan, dan meyakinkan.

Sedangkan, tulisan penyingkapan bertujuan untuk memberikan penjelasan

tentang sesuatu kepada pembaca secara detail. Dengan demikian, informasi

yang diterima pembaca semakin terperinci. Oleh karena itu, teks eksplanasi

yang digunakan sebagai materi dalam penelitian ini termasuk ke dalam

tulisan penyingkapan (expository writing) yakni teks yang bertjuan untuk

memberikan penjelasan tentang bagaimana proses terjadinya sesuatu dan

mengapa sesuatu dapat terjadi.

38

Tarigan, op. cit.,h. 65. 39

Mahsun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks Edisi Kedua, (Depok: PT

RajaGrafindo Persada, 2018), cet. ke-2, h. 20.

Page 51: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

36

D. Hakikat Teks Eksplanasi

1. Pengertian Teks

Halliday dan Ruqaiyah mengungkapkan bahwa teks merupakan jalan

menuju pemahaman tentang bahasa. Itu sebabnya, teks menurutnya

merupakan bahasa yang berfungsi atau bahasa yang sedang melaksanakan

tugas tertentu dalam konteks situasi. Semua contoh bahasa hidup yang

mengambil bagian tertentu dalam konteks situasi disebut teks. Dengan

demikian, teks merupakan ungkapan pernyataan suatu kegiatan sosial yang

bersifat verbal.40

Begitu pula, Kosasih dan Endang menyatakan bahwa dengan

memperhatikan culture atau konteksnya, segala jenis teks yang ada di dalam

kehidupan masyarakat diharapkan menjadi pengetahuan dan keterampilan

para siswa. Adapun teks yang dimaksud dalam hal ini tidak berarti tulisan

yang berbentuk artikel. Teks yang dimaksud merupakan kegiatan atau

peristiwa berbahasa, yang bisa berupa lisan maupun tulisan. Oleh karena itu,

segala peristiwa berbahasa yang terjadi di lingkungan kehidupan siswa,

sebaiknya menjadi materi pelajaran bahasa, seperti diskusi, pidato, pantun,

surat, dongeng, dan sejenisnya.41

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa teks

merupakan segala bentuk peristiwa berbahasa yang disampaikan secara lisan

ataupun tulisan dan memiliki fungsi untuk menginformasikan, memperjelas,

memaknai, menghibur, serta mengambil alih suasana komunikasi dalam

konteks sosial, budaya, pendidikan, dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk

membantu seseorang memahami pesan dari sumbernya yang disampaikan

melalui bahasa verbal maupun bahasa tulis.

40

Ibid., h. 1. 41

E. Kosasih dan Endang Kurniawan, Jenis-jenis Teks Fungsi, Struktur, dan Kaidah

Kebahasaan, (Bandung: Yrama Widya, 2018), cet. ke-1, h. 3.

Page 52: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

37

2. Pengertian Teks Eksplanasi

Pie Corbett dan Julia Strong dalam bukunya mengungkapkan tentang

teks eksplanasi bahwa:

”Explanation text is any text that explains actions, ideas or

processes to the reader. It is probably the most difficult of the text

types as you really have to be able to understand something very

well to be able to explain it clearly. To make matters worse,

explanation is easily confused with instructions-intructions tell you

know to make or do something, while explanation tells you why

something happens or how it works.”42

Teks eskplanasi adalah jenis

teks yang menjelaskan tentang tindakan, gagasan, atau rangkaian

proses tertentu kepada para pembaca. Teks ini mungkin tergolong

paling sulit di antara jenis teks lain sebab kamu benar-benar harus

bisa memahami sesuatu dengan baik untuk dapat menjelaskannya

secara detail. Lebih lagi, eksplanasi sangat membingungkan dengan

adanya instruksi-instruksi yang memerintahkan kamu untuk

membuat atau melakukan sesuatu, sambil memberitahu kamu

mengapa sesuatu dapat terjadi atau bagaimana hal itu bekerja.

Sehubungan dengan pendapat di atas, Kosasih dan Endang

Kurniawan mengungkapkan bahwa eksplanasi adalah teks yang menjelaskan

suatu peristiwa, baik itu berupa peristiwa alam, peristiwa sosial, dan budaya,

ataupun peristiwa pribadi. Peristiwa alam, misalnya proses banjir dan gunung

berapi. Peristiwa sosial/budaya, misalnya proses upacara adat, proses

penerimaan siswa baru, proses menjalankan ibadah keagamaan. Adapun

peristiwa pribadi, misalnya berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan/dialami

oleh seorang diri.43

Pendapat lain, dari John Barwick dalam bukunya mengungkapkan

tentang teks eksplanasi bahwa:

“An explanation is written to explain how and why something in the

world happens. It is about actions rather than about things.

Explanations play a valuable role in building and storing our

knowledge. Technical and scientific writing are often expressed in

this form. This types links with Science and Technology topics where

explanations of natural or non-natural phenomena are explored, for

example how a televison works, why earthquakes occur, how

42

Pie Corbett and Julia Strong, Talk For Writing Across the Curriculum, (New York:

Open University Press, 2011), cet. ke-1, p. 110. 43

E. Kosasih dan Kurniawan, op. cit., h. 114

Page 53: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

38

tornadoes are formed and how sound moves through a variety of

materials.”44

Eksplanasi merupakan tulisan untuk menjelaskan

bagaimana dan mengapa suatu hal di dunia dapat terjadi. Ini adalah

tentang suatu tindakan atau perilaku dan bukan mengenai suatu

benda. Eksplanasi memainkan peran penting dalam membangun dan

menyimpan pengetahuan kita. Penulisan teknis dan alamiah

seringkali dituangkan dalam bentuk ini. Bentuk ini berhubungan

dengan topik mengenai ilmu sains dan teknologi di mana penjelasan

mengenai fenomena alam atau non-alam tereksplorasi, misalnya

bagaimana televisi bekerja, mengapa gempa bumi terjadi, bagaimana

tornado terbentuk, dan bagaimana suara terdengar melalui berbagai

alat.

Isnatun dan Farida mengungkapkan bahwa teks eksplanasi

merupakan sebuah tulisan yang memberikan penjelasan terperinci tentang

proses-proses terjadinya fenomena alam dan menjelaskan hubungan logis dari

beberapa peristiwa. Sebuah peristiwa timbul karena ada peristiwa lain

sebelumnya dan peristiwa tersebut mengakibatkan peristiwa yang lain lagi

sesudahnya.45

Peter Knapp dan Megan Watkins mengemukakan tentang teks

eksplanasi. Seperti dalam tuturan lengkapnya“Explanation has two main

orientations – to explain why and to explain how; often both will appear in a

explanatory text.” 46

Eksplanasi memiliki dua orientasi utama, yaitu untuk

menjelaskan mengapa dan menjelaskan bagaimana; seringkali keduanya akan

muncul dalam teks penjelasan.

Demikian juga, Mahsun mengungkapkan bahwa teks eksplanasi

memiliki fungsi sosial menjelaskan atau menganalisis proses muncul atau

terjadinya sesuatu. Tujuan dari teks ini adalah memaparkan sesuatu agar

bertambah pengetahuan.47

Djatmika mengungkapkan bahwa pada intinya,

44

John Barwick, dkk., Targeting Text: Information Report, Explanation, Discussion,

(Australia: Blake Education, 2006), Cet. ke-3, p. 50. 45

Asdar, Perangkat Pembelajaran Menulis Teks Eksplanasi Berbasis Model Problem

Based Learning (Studi Pengembangan Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Makasar),

RETORIKA Jurnal Bahasa Sastra, dan Pengajarannya, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2016, ISSN:

2614-2716, h. 109. 46

Peter Knapp and Megan Watkins, Genre, Text, Grammar Technologies for Teaching

And Assesing Writing, (Australia: University of New South Wales Press, 2005), Cet. ke-1, p. 126. 47

Mahsun, op. cit., h. 33.

Page 54: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

39

sebuah teks eksplanasi itu digunakan untuk menjelaskan proses-proses atau

tahap-tahap proses terjadinya atau terbentuknya sesuatu yang sifatnya alami

(natural), yang sifatnya sosiokultural, atau yang sifatnya kurang natural

karena ada campur tangan manusia.48

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa teks eksplanasi

adalah teks yang menjelaskan proses terjadinya suatu peristiwa atau

fenomena baik alam, sosial, ataupun budaya dengan menghubungkan

antarperistiwa yang satu dengan peristiwa lainnya dan mengungkapkan data-

data faktual serta gagasan dalam penulisannya. Teks eksplanasi dapat

dijelaskan dengan menggunakan dua orientasi, yaitu bagaimana proses

terjadinya suatu peristiwa dan mengapa suatu peristiwa dapat terjadi. Oleh

karena itu, dalam menulis teks eksplanasi perlu mengacu pada dua pertanyaan

faktual, yakni how (bagaimana) dan why (mengapa) untuk menghasilkan

jawaban yang kritis.

3. Struktur Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi memiliki struktur berpikir: judul, pernyataan umum,

deretan penjelas, dan interpretasi. Pada struktur pernyataan umum berisi

penjelasan atau definisi suatu peristiwa atau fenomena yang terjadi; bagian

deretan penjelas berisi paparan rangkaian atau urutan mengapa peristiwa itu

terjadi, dan pada bagian struktur teks teks interpretasi berisi pendapat penulis

teks atas peristiwa yang dijelaskan itu.49

Begitu pula, Kosasih dan Endang mengungkapkan bahwa struktur

teks eksplansi mencakup pernyataan umum, deretan penjelas (eksplanasi),

dan interpretasi.

a. Pernyataan umum, berupa penjelas awal tentang latar belakang, keadaan

umum, atas tema yang akan disampaikan.

48

Djatmika, Mengenal Teks dan Cara Pembelajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar

(Anggota IKAPI), 2018), cet. ke-1, h. 78. 49

Mahsun, loc. cit.

Page 55: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

40

b. Deretan penjelas yang berupa rangkaian peristiwa/kejadian, baik itu

disusun secara kronologis ataupun secara kausalitas.

c. Interpretasi, yakni berupa penafsiran, pemaknaan, atau penyimpulan atas

rangkaian kejadian yang diceritakan sebelumnya.50

Kosasih juga menyatakan bahwa teks eksplanasi dibentuk oleh

bagian-bagian tertentu. Struktur tersebut diawali dengan pengenalan

fenomena, rangkaian peristiwa, hingga ulasan. Berikut penjelasannya.

a. Identifikasi fenomena, mengidentifikasi sesuatu yang akan diterangkan.

Hal itu bisa terkait dengan fenomena alam, sosial, budaya, dan fenomena

lain.

b. Penggambaran rangkaian kejadian, sebagai perincian atas kejadian yang

relevan dengan identifikasi fenomena. Bagian ini dapat disusun dengan

pola kausalitas ataupun kronologis.

c. Ulasan, berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas

kejadian yang dipaparkan sebelumnya.51

Pie Corbett dan Julia Strong menyatakan tentang struktur teks

eksplanasi, seperti dalam tuturan lengkapnya ”Typical structure of

explanation text: 1) Series of logical – often cronological – explanatory

steps; 2) Paragraphs usually beginning with a topic sentence; 3) Often

illustrated by diagrams to aid understanding.”52

Struktur yang khas dari teks

eksplanasi meliputi: 1) Serangkaian kalimat yang logis – seringkali berbentuk

kronologis – langkah-langkah penjelas; 2) Paragraf biasanya dimulai dengan

kalimat topik; 3) Sering diilustrasikan oleh diagram untuk membantu

pemahaman.

John Barwick menyatakan tentang struktur teks eksplanasi, seperti

dalam tuturan lengkapnya “Explanations have the following structure: 1)

Title; 2) General statement introducing or identifying the phenomenon; 3)

50

E. Kosasih dan Kurniawan, loc. cit. 51

E. Kosasih, Bahasa Indonesia SMP/MTS Kelas VIII/Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. Edisi Revisi. (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), cet. ke-2, h.

138-139. 52

Corbett and Strong, op. cit., p. 111.

Page 56: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

41

Series of sequanced paragraphs; 4) Concluding paragraph; 5) Laballed

diagrams and flow charts.”53

Eksplanasi memiliki struktur sebagai berikut: 1)

Judul; 2) Pernyataan umum yang memperkenalkan atau mengidentifikasi

fenomena; 3) Serangkaian paragraf yang berurutan; 4) Paragraf penutup; 5)

Diagram dan bagan yang dipetakan.

Pendapat lain dari Djatmika, yang mengungkapkan bahwa sebuah

teks eksplanasi akan disusun atas dua unit yang memuat pernyataan umum

atau memperkenalkan sesuatu yang akan diuraikan, dan unit wacana yang

berisi tentang penjelasan-penjelasan dari tahap-tahap proses pembuatan atau

kejadian yang disusun secara runtut.

Bagian pertama membuka teks dengan memperkenalkan fenomena

yang akan dijelaskan tahap-tahapnya. Selain memperkenalkan fenomena

tersebut, di dalam bagian ini sebenarnya penulis juga pada saat yang sama

mempersiapkan para pembaca pada posisi sebagai pihak yang akan menerima

penjelasan.

Unit wacana kedua dari teks eksplanasi berisi penjelasan (maka dari

itu dinamakan teks explanation atau eksplanasi) tentang semua tahap dari

proses terjadinya atau proses pembuatan sebuah fenomena natural,

sosiokultural, dan fenomena yang mendapat campur tangan manusia. Setiap

tahap tersebut akan dipresentasikan oleh sebuah bagian dan diberi nama

misalnya eksplanasi satu, eksplanasi dua, dan seterusnya.54

Berdasarkan informasi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

struktur teks eksplanasi yang tepat dan dapat dijadikan sebagai standar dalam

penulisan wacana ilmiah meliputi: judul, identifikasi fenomena, rangkaian

kejadian (kausalitas/kronologis), dan ulasan. Peneliti juga menjadikan ketiga

struktur tersebut sebagai acuan untuk penilaian hasil tulisan teks eksplanasi

siswa.

53

Barwick, dkk., loc. cit. 54

Djatmika, loc. cit.

Page 57: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

42

4. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Kosasih dan Endang mengungkapkan kaidah kebahasaan teks

eksplanasi ditandai oleh hal-hal berikut: 55

a. Menggunakan konjungsi hubungan waktu (kronologis), seperti ketika,

pada waktu itu, ketika itu, sebelum, akhirnya. Banyak pula menggunakan

konjungsi kausalitas atau penyebaban, seperti karena, sebab, oleh karena

itu, oleh sebab itu.

b. Menggunakan kata kerja tindakan, seperti berpergian, berwisata,

mengajak, berkunjung, berjalan-jalan. Kata-kata itu akan sesuai dengan

objek yang diceritakannya. Kata kerja yang menyertai objek orang akan

berbeda dengan yang objeknya alam ataupun fenomena sosial/budaya.

c. Menggunakan kata benda umum apabila objek penceritaannya berupa

alam, seperti hujan, sungai, gunung, awan.

d. Menggunakan peristilahan atau kata-kata teknis yang terkait dengan tema

yang dibahasnya. Misalnya, apabila temanya tentang gejala alam, istilah-

istilah yang digunakannya tentang ke-IPA-an; apabila berkenaan dengan

fenomena sosial, istilah-istilahnya tentang ke-IPS-an.

Demikian juga, Kosasih mengungkapkan bahwa teks eksplanasi

memiliki kaidah-kaidah kebahasaan yang relatif berbeda dengan teks lain.

Kaidah-kaidah yang dimaksud sebagai berikut: 56

a. Menggunakan konjungsi kausalitas, antara lain, sebab, karena, oleh sebab

itu, oleh karena itu, sehingga.

b. Menggunakan konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti

kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.

c. Menggunakan kata benda yang merujuk pada jenis fenomena, bukannya

pada kata ganti penceritanya.

d. Di dalam teks itu pun sering dijumpai kata teknis atau peristilahan, sesuai

dengan topik yang dibahasnya.

55

E. Kosasih dan Kurniawan, op. cit., h.115. 56

E. Kosasih, op. cit., h. 144-145.

Page 58: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

43

Pie Corbett dan Julia Strong dalam bukunya menyatakan tentang

kaidah kebahasaan teks eksplanasi, seperti dalam tuturannya“Typical

language features of explanation text: 1) Formal language; 2) Present tense;

3) Causal connectives and sentence signposts to link explanation; 4)

Generalisation; 5) Detail to help understand points – often in form of

information; 6) Technical vocabulary.” Karakteristik bahasa yang umum dari

teks eksplanasi, yaitu 1) Bahasa baku; 2) Menggunakan kata kerja bentuk

sekarang; 3) Penghubung kausalitas dalam kalimat sehingga dapat

menghubungkan penjelasan; 4) Generalisasi; 5) Kalimat untuk membantu

memahami ide pokok - seringkali dalam bentuk informasi; 6) kata teknis.57

Pendapat lain dari Yadi Mulyadi tentang kaidah kebahasaan teks

eksplanasi berkaitan dengan fungsi teks eksplanasi, yakni untuk memaparkan

proses. Berikut ini aspek kebahasaan teks eksplanasi yang perlu diketahui. 58

a. Kata Hubung (Konjungsi)

Konjungsi yang digunakan merupakan jenis konjungsi kronologis

dan kausalitas yang disesuaikan dengan pola teks eksplanasi yang digunakan.

1) Kata penghubung temporal yang bemakna kronologis, seperti kemudian,

lalu, setelah itu, dan pada akhirnya.

2) Kata penghubung yang bermakna kausalitas, seperti sebab, oleh karena

itu, dan oleh sebab itu.

b. Kata Ganti

Teks eksplanasi juga banyak menggunakan kata ganti. Berkenaan

dengan itu, kata ganti yang digunakan langsung merujuk pada jenis fenomena

yang dijelaskan. Kata ganti yang digunakan umumnya berupa kata tunjuk,

seperti itu, ini, tersebut.

c. Istilah bidang

Teks eksplanasi banyak menginformasikan ilmu-ilmu yang sifatnya

ilmiah. Di dalamnya, pasti dijumpai kata-kata teknis ataupun peristilahan

57

Corbett and Strong, loc. cit. 58

Yadi Mulyadi, dkk, Buku Teks Pendamping Bahasa Indonesia untuk Siswa SMP-MTS

Kelas VIII, (Bandung: Yrama Widya, 2018), cet. ke-2, h. 125-126.

Page 59: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

44

yang terkait dengan bidang yang dibahasnya. Penggunaan istilah dalam setiap

teks eksplanasi akan berbeda-beda bergantung pada tema yang diusungnya.

Berdasarkan informasi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa adanya

empat kaidah kebahasaan yang tepat dan dapat digunakan dalam penulisan

teks eksplanasi, di antaranya yaitu: terdapatnya konjungsi yang menyatakan

kausalitas (seperti: karena, sebab, oleh karena itu, dan sehingga), jika

menggunakan pola pengembangan kausalitas; terdapatnya konjungsi yang

menyatakan kronologis seperti: (kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya,

dan ketika), jika menggunakan pola pengembangan kausalitas; kata benda

yang merujuk fenomena yang sesuai dengan tema yang dibahas (seperti:

sampah, saluran, hujan, matahari, awan, dll); terdapatnya kata kerja tindakan

yang merujuk fenomena atau objek yang diceritakan (seperti: mengolah,

membuang, mengalir, memperluas, dll); terdapatnya kata teknis/perisitilahan

yang menyatakan tema atau topik yang dibahas (seperti: banjir, hujan,

longsor, kemiskinan, dll).

5. Langkah-Langkah Menulis Teks Eksplanasi

Untuk menyajikan teks eksplanasi secara tertulis, terdapat langkah-

langkah yang perlu dilakukan, yaitu sebagai berikut.

a. Menentukan topik. Topik-topik yang dipilih haruslah berupa topik yang

dapat memperluas wawasan ataupun pengetahuan pembacanya tentang

suatu proses, yakni topik yang bersifat ilmiah, misalnya fenomena alam

atau fenomena sosial.

b. Membuat kerangka berisi rincian proses. Dalam membuat kerangka

karangan yang memuat rincian, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan,

yaitu sebagai berikut:

1) Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.

2) Penulis harus membagi proses tersebut berdasarkan tahapan-tahapan

kejadiannya.

Page 60: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

45

3) Penulis menjelaskan setiap urutan ke dalam detail-detail yang tegas

sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses dengan jelas.

c. Mengembangkan kerangka berdasarkan fakta. Memaparkan kerangka

teks eksplanasi harus berdasarkan fakta ataupun pendapat-pendapat yang

benar; bukan hasil imajinasi, rekaan, ataupun sesuatu yang bersifat

fiksi.59

Begitu pula, Kosasih mengungkapkan bahwa secara umum teks

eksplanasi dimulai dengan identifikasi fenomena, rangkaian peristiwa, dan

diakhiri dengan ulasan/penyimpulan. Langkah-langkah penyusunannya

sebagai berikut:

a. Menentukan topik atau suatu kejadian yang menarik, dikuasai, dan

aktual.

b. Menyusun kerangka teks, yakni dengan mengembangkan topik utama ke

dalam rincian-rincian topik yang lebih spesifik. Topik-topik itu dapat

disusun dengan urutan kronologis atau kausalitas.

c. Mengumpulkan bahan, berupa fakta atau pendapat para ahli terkait

dengan kejadian yang dituliskan dari berbagai sumber, misalnya melalui

observasi lapangan ataupun dengan studi literatur.

d. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksplanasi

yang lengkap dan utuh dengan memperhatikan struktur bakunya:

identifikasi fenomena/kejadian, proses kejadian, dan ulasan. Perhatikan

pula kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku pada teks eksplanasi.60

Berdasarkan informasi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

langkah-langkah menulis teks eksplanasi, yaitu menentukan topik, menyusun

kerangka teks, mengumpulkan bahan, dan mengembangkan kerangka yang

telah disusun menjadi teks eksplanasi. Dalam penulisan teks eksplanasi perlu

memerhatikan kelengkapan struktur dan kaidah kebahasaan, serta

penggunaan kalimat logis agar paragraf yang dihasilkan saling bertautan.

59

Ibid., h. 128-129. 60

E. Kosasih, op. cit., h. 150.

Page 61: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

46

6. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian relevan yang sudah dilakukan mahasiswa terkait menulis

teks eksplanasi dengan media dan metode yang beraneka ragam, yaitu sebagai

berikut:

1. “Peningkatan Keterampilan Menyusun Teks Eksplanasi Secara Tertulis

Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning) Pada Peserta didik Kelas VII A SMP Negeri 19 Tegal Tahun

Pelajaran 2014/2015” oleh Siska Ulfa Noviani. Skripsi, Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Semarang. Hasil penelitian ini tentang keterampilan

menyusun teks eksplanasi secara tertulis dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VII A SMP Negeri 19

Tegal tergolong baik dan mengalami peningkatan dari sisklus I ke siklus

II, yaitu dari rerata persentase 78,12% menjadi 89,29% dengan uraian

sebagai berikut: pada siklus I sebesar 73,06 dalam kategori cukup

menjadi 84,19 dalam kategori baik. Pertama, keterampilan menyusun

teks eksplanasi secara tertulis dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah untuk indikator perubahan perilaku ke arah positif,

peningkatan nilai perilaku sosial yang diperoleh peserta didik pada siklus

I sebesar 3,19 menjadi 3,67 pada siklus II. Kedua, indikator peningkatan

pengetahuan peserta didik dari siklus I ke siklus II, yaitu dari nilai rata-

rata pada siklus I sebesar 77,25 menjadi 87,40 pada siklus II. Ketiga,

indikator peningkatan nilai keterampilan menyusun teks eksplanasi

secara tertulis peserta didik dari siklus I ke siklus II, yaitu dari nilai rata-

rata pada siklus I sebesar 73,03 dalam kategori cukup menjadi 84,19

dalam kategori baik.61

61

Siska Ulfa Noviani, “Peningkatan Keterampilan Menyusun Teks Eksplanasi Secara

Tertulis Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Pada

Peserta didik Kelas VII A SMP Negeri 19 Tegal Tahun Pelajaran 2014/2015”, Skripsi, (Semarang:

Universitas Negeri Semarang, 2015), https://lib.unnes.ac.id/20230/1/2101411133-S.pdf diiunduh

pada tanggal 26 September 2019 pukul 08.39 WIB.

Page 62: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

47

Perbedaan skripsi tersebut dengan penelitian ini sebagai berikut:

1) Penelitian Siska dilakukan di tahun 2015, sedangkan penelitian

pada skripsi ini dilakukan di tahun 2019.

2) Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian Siska yaitu

berbasis masalah (problem solving). Sedangkan skripsi ini

menggunakan media kartu bergambar dengan mengusung

fenomena alam, sosial, dan budaya.

3) Penelitian Siska menggunakan jenis penelitian tindakan kelas,

dengan pengambilan data yang berlangsung secara dua siklus.

Sedangkan skripsi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

2. “Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi dengan Menggunakan Media

Gambar Seri Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Turi, Sleman, Yogyakarta

Tahun Ajaran 2015/2016” oleh Martha Novitasari Lagur. Skripsi Tahun

2016, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, jurusan

Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan seberapa tinggi kemampuan menulis teks eksplanasi

dengan menggunakan media gambar seri siswa kelas VII SMP Negeri 2

Turi, Sleman, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Hasil penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis teks eksplanasi dengan

menggunakan media gambar seri pada siswa kelas VII SMP Negeri 2

Turi, Sleman, Yogyakarta tergolong hampir sedang dan ditunjukkan

bahwa kemampuan rata-rata siswa adalah 76,03 dengan simpangan baku

6,99. Setelah dikonversikan ke dalam skala seratus, rata-rata tersebut

masuk dalam interval 45%-55% dengan rentangan skor 74,29-77,76.

Hasil penelitian tentang kemampuan menulis teks eksplanasi siswa

berdasarkan aspek isi, organisasi, kosakata, penggunaan bahasa, dan

mekanik adalah cukup-baik.62

62

Martha Novitasari Lagur, “Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi dengan

Menggunakan Media Gambar Seri Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Turi, Sleman, Yogyakarta

Tahun Ajaran 2015/2016”, Skripsi, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2016),

Page 63: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

48

Perbedaan skripsi tersebut dengan penelitian ini sebagai berikut:

1) Penelitian Martha dilakukan di tahun 2016, sedangkan penelitian

pada skripsi ini dilakukan di tahun 2019.

2) Media yang digunakan Martha dalam penelitiannya adalah

menggunakan media gambar berseri dan hanya mengacu pada

satu fenomena alam yaitu hujan. Sedangkan skripsi ini

menggunakan media kartu bergambar dengan mengacu tiga

fenomena, yakni alam, sosial, budaya dan mengusung tujuh tema,

yaitu banjir, longsor, hujan, kemiskinan, kemacetan, sampah, dan

kebudayaan.

3) Penelitian Martha menggunakan metode penelitian deskriptif

kuantitatif. Sedangkan skripsi ini, menggunakan metode

deskriptif kualitatif.

3. “Peningkatan Keterampilan Menyusun Teks Eksplanasi yang

Bermuatan Pengetahuan Alam dengan Menggunakan Model

Pembelajaran CIRC dan Media Flashcard Peserta Didik Kelas VII SMP

Negeri 1 Batang” oleh Sailirrohmah. Skripsi Tahun 2015, Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan

Seni Universitas Negeri Semarang. Pengambilan data dilakukan dengan

tes dan nontes. Alat pengambilan data berupa pedoman observasi,

jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang

digunakan adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian

disimpulkan bahwa keterampilan menyusun teks eksplanasi dengan

menggunakan model pembelajaran CIRC dan Media Flashcard peserta

didik kelas VII SMP Negeri 1 Batang tergolong baik dan telah terbukti

dapat meningkatan pembelajaran menyusun teks eksplanasi dari siklus I

ke siklus II dengan uraian sebagai berikut. Pertama, persentase

ketuntasan hasil pengamatan proses pembelajaran dari prasiklus

69,13% menjadi 84,54% atau meningkat 16%. Kedua, persentase

https://repository.usd.ac.id/8612/2/121224047_full.pdf diunduh pada tanggal 26 September 2019

pukul 08.39 WIB.

Page 64: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

49

peningkatan pengetahuan, dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar

22,86% menjadi 94,28% dengan rerata klasikal 85,43. Ketiga,

persentase aspek keterampilan yaitu peningkatan rata-rata nilai teks

eksplanasi pada siklus I dan siklus II peningkatan rata-rata mencapai

0,38. Pada siklus I persentase ketuntasan mencapai 65,71% dan siklus II

97,14%. Keempat, peningkatan aspek sikap spiritual pada siklus I

ketuntasannya adalah 68,57%, mengalami peningkatan sebesar 14,29%.

Pada siklus II menjadi 100%, meningkat 31,43%. Kelima, persentase

ketuntasan sikap jujur dari siklus I ke siklus II meningkat menjadi

100%.63

Perbedaan skripsi tersebut dengan penelitian ini sebagai berikut:

1) Penelitian Sailirrohmah dilakukan di tahun 2015, sedangkan

penelitian pada skripsi ini dilakukan di tahun 2019.

2) Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian

Sailirrohmah yaitu CIRC (Cooperative Integrated Reading and

Composition) dan penggunaan media flashcard yang hanya

mengacu pada fenomena alam yaitu proses terjadinya petir.

Sedangkan skripsi ini menggunakan media kartu bergambar

dengan mengacu fenomena alam, sosial, dan budaya. Penelitian

skripsi ini juga mengusung tujuh tema, yaitu banjir, longsor,

hujan kemiskinan, kemacetan, sampah, dan kebudayaan.

3) Penelitian Sailirrohmah menggunakan jenis penelitian tindakan

kelas, dengan pengambilan data yang berlangsung secara dua

siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Sedangkan skripsi ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif.

63

Sailirrohmah, “Peningkatan Keterampilan Menyusun Teks Eksplanasi yang Bermuatan

Pengetahuan Alam dengan Menggunakan Model Pembelajaran CIRC dan Media Flashcard

Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 1 Batang”, Skripsi, (Semarang: Universitas Negeri

Semarang, 2015), https://lib.unnes.ac.id/28548/ diunduh pada tanggal 26 September 2019 pukul

08.59 WIB.

Page 65: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 14 Tangerang Selatan. Sekolah

ini beralamatkan di Jl. AMD No.66, Pondok Kacang Barat, Kecamatan

Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, kode pos 15226.

Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Maret-Oktober 2019.

Kemudian, pengambilan data dilakukan pada bulan April, semester genap

tahun pelajaran 2018/2019.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-8 SMPN 14 Tangerang

Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019, yang berjumlah 39 siswa dengan terdiri

dari dua puluh perempuan dan sembilan belas laki-laki. Peneliti memilih

siswa kelas VIII-8 sebagai subjeknya dikarenakan atas tujuan penelitian,

yakni dengan keberagaman tingkat kecerdasan yang dimiliki dan siswa yang

antusias dalam proses belajar mengajar menjadikan peneliti lebih mudah

untuk melakukan pengambilan data. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa

kelas VIII-8 merupakan kelas yang siswanya heterogen, aktif, dan mudah

untuk bekerja sama.

C. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah media kartu bergambar yang

mencakup fenomena alam, sosial, dan budaya dengan mengusung tujuh tema,

yakni banjir, longsor, hujan, kemiskinan, kemacetan, sampah, dan

kebudayaan. Pada penelitian ini, produk yang dihasilkan adalah teks

eksplanasi buatan siswa dengan penggunaan media kartu bergambar yang

didasarkan pada penilaian isi, organisasi (struktur teks eksplanasi), kosakata

(kaidah kebahasaan), penggunaan bahasa (penggunaan kalimat efektif), dan

Page 66: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

51

mekanik (ketepatan ejaan dan tanda baca). Teks eksplanasi adalah jenis teks

yang belum banyak dijadikan pilihan penelitian skripsi, khususnya dengan

menggunakan kartu bergambar sebagai media mengajarnya. Maka, peneliti

menetapkan teks eksplanasi sebagai objek yang digunakan dalam penelitian.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah

penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu.

Dengan kata lain pada penelitian deskriptif, peneliti hendak menggambarkan

suatu gejala (fenomena) atau sifat tertentu; tidak untuk mencari atau

menerangkan keterkaitan antarvariabel. Penelitian deskriptif hanya

melukiskan atau menggambarkan apa adanya.1 Pada penelitian ini, peneliti

menjelaskan mengenai kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan

media kartu bergambar dalam pembelajaran teks eksplanasi. Selain itu,

peneliti juga mendeskripsikan data hasil tulisan siswa berdasarkan komponen

penilaian keterampilan menulis teks eksplanasi.

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya

tidak diperoleh melalui prosedur kuantifikasi, perhitungan statistik, atau

bentuk cara-cara lainnya yang menggunakan ukuran angka. Kualitatif berarti

sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat

dibalik fakta. Kualitas, nilai atau makna hanya dapat diungkapkan dan

dijelaskan melalui linguistik, bahasa, atau kata-kata.2

Nana Syaodih menyatakan bahwa penelitian kualitatif (qualitative

research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,

1 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2013), cet. ke-1, h. 59. 2 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2013), cet. ke-1, h. 82.

Page 67: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

52

persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa

deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang

mengarah pada penyimpulan. Penelitian kualitatif bersifat induktif: peneliti

membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan

terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama,

mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetil disertai catatan-catatan

hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-

catatan.3

Selain itu, Jane Richie mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif

adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam

dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia

yang diteliti.4. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berupaya

menganalisis kehidupan sosial dengan menggambarkan dunia sosial dari

sudut pandang atau interpretasi individu (informan) dalam latar ilmiah.

Dengan kata lain penelitian kualitatif berupaya memahami bagaimana

seorang individu melihat, memaknai, dan menggambarkan dunia sosialnya.5

Berdasarkan informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian

deskriptif kualitatif adalah penelitian dengan mendeskripsikan dan

menganalisis berbagai fenomena, seperti aktivitas, pandangan, perilaku dari

objek yang diteliti dengan mengungkapkan fakta yang sebenarnya terjadi di

lapangan. Penelitian kualitatif menggunakan bahasa tulis untuk

menggambarkan data-data yang didapatkan. Oleh karena itu, dalam penelitian

ini, peneliti menganalisis dan mendeskripsikan berbagai fenomena yang

terdapat pada proses belajar mengajar di kelas VIII-8 SMPN 14 Tangerang

Selatan khususnya terhadap keterampilan menulis teks eksplanasi.

3 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013), cet. ke-9, h. 60. 4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2017), cet. ke-36, h. 6. 5 Sudaryono, Metodologi Penelitian, (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2018), cet. ke-2,

h. 91.

Page 68: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

53

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang diperlukan atau yang

dipergunakan untuk mengumpulkan data.6 Instrumen penelitian dalam

penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri, maksudnya bahwa data sangat

bergantung pada validitas peneliti dalam melakukan pengamatan dan

eksplorasi langsung ke lokasi penelitian. Penelitian merupakan pusat dan

kunci data yang paling menentukan dalam penelitian kualitatif.7

Sehubungan dengan pemaparan di atas, Sugiyono mengungkapkan

bahwa dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri,

namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan

akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat

melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan

melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri,

baik pada grand tour question, tahap focused and selection, melakukan

pengumpulan data, analisis, dan membuat kesimpulan.8

Peneliti melakukan penelitian di kelas VIII-8, SMPN 14 Tangerang

Selatan untuk melihat kemampuan menulis teks eksplanasi siswa dengan

menggunakan media kartu bergambar. Selanjutnya, peneliti menganalisis

hasil tulisan siswa dan memberikan penilaian, serta deskripsi yang

menjelaskan tingkat ketercapaian siswa. Untuk melakukan analisis, peneliti

menyesuaikan dengan kriteria penilaian keterampilan menulis teks

eksplanasi.

Instrumen penilaian teks eksplanasi yang digunakan untuk menilai

hasil tugas siswa, yaitu diambil dari teori Burhan Nurgiyantoro dalam

bukunya yang berjudul Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis

Kompetensi. Komponen yang dinilai pada keterampilan menulis teks

6 Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2017),

cet. ke-4, h. 134. 7 Beni Ahmad Saebani, Pedoman Aplikatif Metode Penelitian dalam Penyusunan Karya

Ilmiah, Skripsi, Tesis, dan Disertasi, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2017), cet. ke-1, h. 161. 8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2016), cet. ke-23, h. 223-224.

Page 69: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

54

eksplanasi, yakni isi, organisasi (struktur teks eksplanasi), kosakata (kaidah

kebahasaan), penggunaan bahasa (penggunaan kalimat efektif), dan mekanik

(ejaan dan tanda baca).

Tabel 3.1

Instumen Penilaian Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi*

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi 30 27-30

22-26

17-21

13-16

Organisasi 20 18-20

14-17

10-13

7-9

Kosakata 20 18-20

14-17

10-13

7-9

Penggunaan Bahasa 25 22-25

18-21

11-17

5-10

Mekanik 5 2-5

Jumlah Skor 100

Nilai =

100

Keterangan:

*Sudah diubahsuaikan dari teori Burhan Nurgiyantoro dan Anas

Sudijono

Tabel di atas merupakan instrumen penilaian yang digunakan

peneliti untuk menganalisis hasil tulisan siswa dalam menulis teks eksplanasi.

Instrumen tersebut sudah berdasarkan penyesuaian dengan rubrik penilaian

tugas menulis karangan nonfiksi, yang diambil dari teori Burhan

Nurgiyantoro. Instrumen penilaian yang disertai dengan pembobotan tiap

Page 70: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

55

komponen dan menggunakan skala interval untuk setiap kriteria, dapat

memudahkan peneliti agar lebih detail dalam memberikan skor pada hasil

tugas siswa. Peneliti juga menggunakan Penilaian Beracuan Kriteria (PAK)

dari teori Anas Sudijono, untuk menentukan nilai hasil teks eksplanasi siswa.

Tabel 3.2*

Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi dengan

Pembobotan Tiap Komponen9

9 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,

(Yogyakarta: BPFE Anggota IKAPI, 2016), cet. ke 7, h. 480-481.

Profil Penilaian Karangan

Nama :

Judul :

Skor Kriteria

I

S

I

27-30 Sangat Baik-Sempurna: isi gagasan sesuai dengan media kartu

bergambar; menguasai topik permasalahan/fenomena; pola

pengembangan teks eksplanasi dideskripsikan dengan

tuntas/lengkap; informasi faktual yang diungkapkan relevan

dengan tema dari kartu bergambar.

22-26 Cukup-Baik: isi gagasan cukup sesuai dengan media kartu

bergambar; cukup menguasai topik permasalahan/fenomena; pola

pengembangan teks eksplanasi terbatas artinya dideskripsikan

dengan cukup lengkap; informasi faktual yang diungkapkan

relevan dengan tema dari kartu bergambar tetapi tidak terlalu

terperinci.

17-21 Sedang-Cukup: isi gagasan kurang sesuai dengan media kartu

bergambar; kurang menguasai topik permasalahan/fenomena;

pola pengembangan teks eksplanasi kurang dideskripsikan dengan

baik; informasi faktual yang diungkapkan kurang relevan dengan

tema dari kartu bergambar sehingga pengembangan tema kurang

memadai artinya penulisan teks eksplanasi kurang terperinci.

Page 71: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

56

13-16 Sangat Kurang: isi gagasan tidak sesuai dengan media kartu

bergambar; tidak menguasai topik permasalahan/fenomena; tidak

menggunakan pola pengembangan teks eksplanasi; informasi

faktual yang diungkapkan tidak relevan dengan tema dari kartu

bergambar sehingga tidak terdapat pengembangan tema.

O

R

G

A

N

I

S

A

S

I

18-20 Sangat Baik-Sempurna: penulisan sudah berdasarkan struktur teks

eksplanasi (judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian,

ulasan); judul yang dicantumkan sangat sesuai dengan topik

pembahasan; gagasan dan fakta pada bagian identifikasi,

rangkaian kejadian , dan ulasan diungkapkan dengan logis, jelas,

dan tertata baik; memiliki kepaduan antarparagraf yang sesuai

topik pembahasan.

14-17 Cukup-Baik: menuliskan dan memaparkan hanya tiga struktur;

judul yang dicantumkan kurang spesifik dengan topik

pembahasan atau tidak mencantumkan judul; ide pokok

ternyatakan; pada bagian identifikasi fenomena, rangkaian

kejadian, dan ulasan pengungkapan gagasan pendukung terbatas

dan fakta diungkapkan dengan jelas dan logis tetapi kurang

lengkap; antarparagraf yang dihasilkan cukup padu dan cukup

sesuai dengan topik pembahasan.

10-13 Sedang-Cukup: penulisan struktur teks kurang lengkap hanya

menuliskan dan memaparkan dua struktur; pada bagian

identifikasi, rangkaian kejadian atau ulasan pengungkapan

gagasan tidak logis atau tidak terkait, fakta diungkapkan kurang

jelas dan logis, serta kurang lengkap; antarparagraf yang

dihasilkan kurang padu dan kurang sesuai dengan topik.

7-9 Sangat Kurang: hasil tulisan teks eksplanasi hanya memiliki satu

struktur; pada bagian identifikasi rangkaian kejadian, atau ulasan

pengungkapan gagasan dan fakta tidak terorganisasi/tidak jelas

serta tidak logis; tidak ada kepaduan antarparagraf.

Page 72: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

57

K

O

S

A

K

A

T

A

18-20 Sangat Baik-Sempurna: pemanfaatan potensi kata tepat; pilihan

kata dan ungkapan efektif, serta luas dalam pemilihan kosakata;

menguasai pembentukan kata; ketepatan kaidah kebahasaan dan

kelengkapan penulisan (kata teknis, konjungsi

kausalitas/kronologis, kata benda yang merujuk pada fenomena,

serta kata kerja tindakan) yang diungkapkan secara terperinci

dalam penulisan teks eksplanasi.

14-17 Cukup-Baik: pemanfaatan kata memadai artinya banyak kosakata

yang diungkapkan berulang; pilihan, bentuk, dan penggunaan

kata/ungkapan kadang-kadang kurang tepat artinya memiliki 1-3

kesalahan, tetapi tidak mengganggu; penggunaan kaidah

kebahasaan teks eksplanasi cukup memadai terdapatnya (kata

teknis, konjungsi kausalitas/kronologis, kata benda yang merujuk

pada fenomena, serta kata kerja tindakan) tetapi tidak terlalu

diungkapkan dengan terperinci.

10-13 Sedang-Cukup: pemanfaatan potensi kata terbatas artinya

penggunaan kosakata sedikit karena paragraf tidak dipaparkan

secara luas; sering terjadi kesalahan artinya terdapat 4-6 kesalahan

bentuk, pilihan, dan penggunaan kosakata/ungkapan; makna

masih dapat terbaca/tergambarkan; penggunaan kaidah

kebahasaan teks eksplanasi terbatas hanya menuliskan tiga atau

dua kaidah.

7-9 Sangat Kurang: pemanfaatan potensi kata asal-asalan, ungkapan,

dan pembentukan kata rendah; terdapat 7-10 kesalahan; makna

membingungkan; hanya menggunakan satu kaidah kebahasaan

teks eksplanasi.

P

E

N

G

22-25 Sangat Baik-Sempurna: konstruksi kalimat kompleks tetapi

efektif; hanya terjadi sedikit kesalahan artinya terdapat satu

kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan (urutan/fungsi kata,

pronominal, dan preposisi).

Page 73: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

58

Keterangan:

*Dengan mengubahsuaikan dari teori Burhan Nurgiyantoro

Anas Sudijono mengungkapkan mengenai pemberian kriteria

penilaian pada rapor atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) bagi peserta

didik pada Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, dan Sekolah

Menengah Umum, digunakan nilai standar berskala sepuluh, yaitu rentangan

G

U

N

A

A

N

B

A

H

A

S

A

18-21 Cukup-Baik: konstruksi kalimat sederhana dan efektif; terjadi

sejumlah kesalahan artinya terdapat 2-4 kesalahan dalam

konstruksi kalimat tunggal/kompleks (kesalahan pada

fungsi/urutan kata, pronominal, dan preposisi); tetapi makna

cukup jelas.

11-17 Sedang-Cukup: sering terjadi kesalahan artinya terdapat 5-7

kesalahan dalam konstruksi kalimat tunggal/kompleks (kesalahan

pada urutan/fungsi kata, pronominal, dan preposisi); makna

membingungkan.

5-10

Sangat Kurang; tidak menguasai penyusunan kalimat yang

efektif; terdapat 8-10 kesalahan pada (urutan/fungsi kata,

pronominal, dan preposisi); bahasa yang digunakan kurang

komunikatif.

M

E

K

A

N

I

K

5 Sangat Baik-Sempurna: menguasai aturan penulisan; hanya

terjadi beberapa kesalahan ejaan artinya terdapat satu kesalahan

ejaan, tanda baca, dan penggunaan huruf kapital.

4 Cukup Baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan artinya

terdapat 2-4 kesalahan ejaan, tanda baca, dan penggunaan huruf

kapital; tidak mengaburkan makna atau makna dapat terbaca jelas.

3 Sedang-Cukup: sering terjadi kesalahan ejaan artinya terdapat 5-7

kesalahan ejaan, tanda baca, dan penggunaan huruf kapital; tetapi

makna masih dapat terbaca dan tergambarkan.

2 Sangat Kurang: tidak menguasai aturan penulisan yang ideal;

terdapat 8-10 kesalahan ejaan, tanda baca, dan penggunaan huruf

kapital; makna tidak dapat terbaca dan tergambarkan.

Page 74: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

59

nilai mulai dari 1 sampai dengan 10; di perguruan tinggi dipergunakan nilai

standar berskala 100 yang selanjutnya diubah atau dikonversikan ke dalam

nilai-nilai huruf A, B, C, D, dan E dengan patokan sebagai berikut:10

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Standar Berskala Teori Anas Sudijono

Nilai Angka Nilai Huruf Predikat

80 ke atas A Baik Sekali

66-79 B Baik

56-65 C Cukup

46-55 D Kurang

45 ke bawah E Gagal

Untuk melakukan penilaian, peneliti menyesuaikan dengan KKM

mata pelajaran bahasa Indonesia di SMPN 14 Tangerang Selatan, yaitu 74.

Oleh karena itu, apabila hasil penilaian terhadap tulisan teks eksplanasi siswa

mendapatkan skor 74 maka penilaian tersebut mengacu pada teori Anas yang

menunjukkan rentang nilai 66-79 dengan mendapatkan predikat B, yaitu baik.

Tabel 3.4

Rubrik Rekapitulasi Nilai Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi

No. Nama Siswa Komponen Penilaian

Teks Eksplanasi

Jumlah Predikat

1 2 3 4 5

1

2.

3.

4.

Untuk menghitung rata-rata (mean), peneliti menggunakan rumus

dari Burhan Nugiyantoro. Cara perhitungannya, yakni menjumlahkan seluruh

skor yang diperoleh siswa lalu dibagi dengan jumlah siswa, sebagai berikut:

10

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2016), cet. ke-15, h. 35.

Page 75: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

60

Nilai rata-rata: 11

X =

Keterangan:

X = Simbol rata-rata hitung (mean)

X = Jumlah seluruh skor siswa

N = Jumlah siswa

Kemudian, untuk menghitung tingkat persentil dari hasil nilai yang

diperoleh siswa, peneliti mengelompokkan siswa menjadi tiga kategori.

Pengkategorian meliputi: nilai tetinggi, sedang, dan rendah. Cara

perhitungannya, yaitu siswa yang mendapat nilai tertinggi/sedang/rendah

dibagi jumlah siswa, dan dikali 100. Rumus yang digunakan peneliti, yaitu

sebagai berikut: TP =

× 100

12

Keterangan:

TP =Tingkat presentil yang dicari

Fb =Jumlah frekuensi atau frekuensi kumulatif di bawahnya (jumlah

frekuensi yang dihitung tingkat persentil)

N =Jumlah subjek

100= Bilangan tetap

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.13

Bila dilihat

dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber

primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang

11

Nurgiyantoro, op. cit., h. 243. 12

Nurgiyantoro, op. cit., h. 263. 13

Sugiyono, loc. cit.

Page 76: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

61

langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder

merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat

dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data

dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara),

kuisioner (angket), dokumentasi, dan gabungan keempatnya.14

Untuk tahap pengumpulan data, peneliti menggunakan sumber data

primer yang didapat secara langsung, yaitu dari hasil tulisan teks eksplanasi

siswa SMPN 14 Tangerang Selatan dengan berbantu media kartu bergambar.

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti meliputi: observasi

(pengamatan), wawancara, tes, dan dokumentasi.

1. Observasi (pengamatan)

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek

penelitian bersifat perilaku, tindakan manusia, dan fenomena alam (kejadian-

kejadian yang ada di dalam sekitar), proses kerja, dan penggunaan responden

kecil. Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan

yang sedang berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan partisipasi

ataupun nonpartisipasi.15

Kemudian, Nawawi dan Martini mengungkapkan

bahwa observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala

dalam objek penelitian.16

Peneliti mengumpulkan data melalui kegiatan observasi partisipasi,

yakni ikut serta dalam proses pembelajaran dan mengamati secara langsung

aktivitas belajar siswa kelas VIII-8, SMPN 14 Tangerang Selatan khususnya

pada materi teks eksplanasi. Pada observasi ini, peneliti juga melakukan

pencatatan beberapa aspek dan peristiwa yang terjadi pada subjek penelitian

14

Sugiyono, op. cit., h. 225. 15

Sudaryono, op. cit., h. 216. 16

Saebani, op. cit., h. 168.

Page 77: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

62

(siswa) selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi.

2. Wawancara

Hadeli mengungkapkan bahwa wawancara adalah suatu cara

pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung

dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari

responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada

beberapa faktor yang akan memengaruhi arus informasi dalam wawancara,

yaitu: pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara.

Kemudian, Cresswell berpendapat bahwa isi pertanyaan atau pernyataan bisa

mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi atau evaluasi

responden berkenaan dengan fokus masalah atau variabel-variabel yang dikaji

dalam penelitian.17

Salah satu teknik pengumpulan data yang lazim

dipergunakan oleh peneliti dalam penelitian kualitatif untuk mengumpulkan

data adalah wawancara mendalam.18

Untuk tahap wawancara, peneliti mewawancarai guru bahasa

Indonesia kelas VIII-8 yang siswanya dijadikan sebagai subjek penelitian.

Pertanyaan yang diajukan mengenai proses pembelajaran menulis. Hasil dari

percakapan tersebut, yaitu mayoritas siswa antusias dalam keterampilan

menulis. Akan tetapi, hanya pada menulis fiksi sebab guru bahasa Indonesia

yang mengajar di kelas VIII-8 sering menugaskan untuk pembiasaan literasi

pada buku-buku fiksi, seperti novel dan cerpen. Oleh sebab itu, keterampilan

menulis siswa khususnya pada wacana nonfiksi, seperti teks eksplanasi dapat

dikatakan tergolong rendah. Fenomena tersebut dapat dilihat, bahwa terdapat

siswa yang kurang berminat terhadap keterampilan menulis teks eksplanasi

karena terbatasnya pengetahuan yang didapat dan bahan bacaan yang kurang

mendukung. Peneliti juga mewawancarai siswa kelas VIII-8 untuk

mengetahui ketertarikannya terhadap keterampilan menulis dan tanggapannya

mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar.

17

Sudaryono, op. cit., h. 212. 18

Afrizal, op. cit., h. 135.

Page 78: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

63

3. Tes

Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu

alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Dalam

pembelajaran objek ini bisa berupa kecakapan peserta didik, minat, motivasi,

dan sebagainya.19

Selain itu, Nunuk dan Leo mengungkapkan bahwa tes

adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau

bakat yang dimiliki seseorang atau kelompok.20

Peneliti memberikan tes tertulis berupa latihan kepada siswa secara

individual. Latihan tersebut memuat pertanyaan esai terkait pembuatan teks

eksplanasi yang harus mengacu pada gambar dan tema yang telah disediakan.

Kartu bergambar yang disediakan peneliti mencakup fenomena alam, sosial,

dan budaya dengan mengusung tujuh tema, yaitu banjir, longsor, hujan,

kemiskinan, kemacetan, sampah, dan kebudayaan. Peristiwa yang dipilih

peneliti memiliki sifat faktual juga aktual. Untuk hal ini, siswa ditugaskan

untuk kreatif dan leluasa dalam mengungkapkan fakta dan gagasannya

sehingga menghasilkan paragraf yang padu. Tes dilaksanakan untuk menilai

potensi melalui pengujian kemampuan siswa dalam membuat teks eksplanasi

dengan menggunakan media kartu bergambar.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,

laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.21

Peneliti mengumpulkan data dengan mendokumentasikan hasil

tulisan siswa dalam menulis teks eksplanasi dan proses pembelajaran yang

19

Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2017), cet. ke-6, h. 57. 20

Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Ombak

(Anggota IKAPI), 2012), cet. ke-1, h. 170-171. 21

Sudaryono, op, cit., h. 219.

Page 79: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

64

dilakukan di kelas VIII-8, SMPN 14 Tangerang Selatan. Dokumentasi yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu berbentuk foto. Pengambilan foto pada

hasil tugas siswa dan aktivitas belajar mengajar, dimaksudkan sebagai

pembuktian bahwa sudah dilakukannya penelitian di kelas VIII-8.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik

analisis deskriptif kualitatif. Sugiyono mengungkapkan bahwa analisis data

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain.22

Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam

analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification.23

Langkah-langkah untuk menganalisis data dalam

penelitian deskriptif kualitatif berdasarkan model Miles dan Huberman adalah

sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.

22

Sugiyono, op. cit., h. 244. 23

Sugiyono, op. cit., h. 246-253.

Page 80: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

65

Cara peneliti dalam mereduksi data berupa hasil tulisan teks

eksplanasi siswa, yaitu dengan membaca secara teliti teks eksplanasi yang

ditulis berdasarkan media kartu bergambar. Selanjutnya, mengumpulkan hasil

tulisan siswa yang termasuk ke dalam teks eksplanasi dan memisahkan

tulisan yang bukan tergolong teks eksplanasi. Kemudian, mengelompokan

tulisan-tulisan yang memiliki kriteria sangat baik, yakni mengandung struktur

dan kaidah kebahasaan teks eksplanasi secara lengkap serta menggunakan

ejaan dan tanda baca yang benar, kriteria sedang dan cukup yang berarti hasil

tulisan siswa belum sepenuhnya memenuhi komponen penilaian, serta kriteria

sangat kurang yang berarti hasil tulisan siswa tergolong rendah atau tidak

menguasai penulisan sebuah teks eksplanasi.

2. Data Display (Penyajian Data)

Langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam

penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel,

grafik, phie chard, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data

tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan,

sehingga akan semakin mudah dipahami.

Untuk penyajian data, peneliti menggunakan bentuk tabel yang telah

memuat komponen dan kriteria penilaian teks eksplanasi. Skor yang disajikan

menggunakan model skala interval sehingga lebih terperinci dalam

melakukan pembobotan nilai. Komponen yang dinilai dalam pembelajaran

menulis teks eksplanasi, yaitu isi, organisasi, kosakata, penggunaan bahasa,

dan mekanik. Pada tahap penyajian data, peneliti mendeskripsikan hasil

tulisan siswa secara menyeluruh. Selanjutnya, informasi yang didapat dari

teks eksplanasi siswa disesuaikan dengan setiap komponen penilaian.

3. Conclusion Drawing/Verification

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran

suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga

setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,

hipotesis atau teori.

Page 81: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

66

Cara peneliti menarik kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu

menggunakan hubungan kausal atau interaktif. Peneliti memberikan ujian

tertulis kepada siswa untuk membuat teks eksplanasi dengan menggunakan

media kartu bergambar yang telah dibagikan dan jangka waktu yang

ditetapkan. Sumber data yang dianalisis adalah teks eksplanasi siswa kelas

VIII-8, SMPN 14 Tangerang Selatan. Kemudian, peneliti membuat

kesimpulan berdasarkan hasil tulisan teks eksplanasi siswa dengan

menggunakan media kartu bergambar.

Page 82: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

67

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Profil Sekolah

1. Sejarah Singkat SMPN 14 Tangerang Selatan

SMPN 14 Tangerang Selatan merupakan sekolah menengah pertama

yang berlokasi di Jl. AMD No.66, Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok

Aren, Kota Tangerang Selatan. Awal berdirinya SMPN 14 Tangerang

Selatan, yakni dari proses pembangunan gedung SDN Pondok Kacang Barat

03 yang dilakukan secara partisipatif dari berbagai kalangan masyarakat. Atas

kehendak Bapak Hamid Muhammad selaku Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar dan Menengah, sekolah yang sedang dibangun ini berencana

difungsikan sebagai program Sekolah Satu Atap (SATAP) untuk SD-SMP.

Sebagai sponsor dalam program pembangunan partisipatif ini, Bapak

Imam B. Prasodjo Ph.D selaku Direktur Yayasan Nurani Dunia meminta

kepada anggota komite SDN Pondok Kacang Barat 03, agar segera

menindaklanjuti rencana yang dimaksud dengan mempersiapkan data-data

yang diperlukan untuk proses perizinan selanjutnya. Melalui kerjasama antara

pihak SDN Pondok Kacang Barat 03 dan sponsor yang menyediakan

pendanaan. Maka dari itu, pada tahun 2006 SMPN 14 Tangerang Selatan

resmi berdiri. Penerimaan murid baru untuk angkatan pertama dan memulai

kegiatan belajar mengajar juga dilakukan di tahun 2006.

Hingga saat ini, SMPN 14 Tangerang Selatan pernah dipimpin oleh

dua kepala sekolah yaitu:

1. Iqbal, S. Pd, M.M (Periode 2006-2009 )

2. Drs. H. Muslih, M. Pd (Periode 2009-sekarang)

Adapun identitas SMPN 14 Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:

Nama Sekolah : SMP Negeri 14 Tangerang Selatan

NPSN : 20613509

Jenjang Pendidikan : SMP

Page 83: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

68

Status Sekolah : Negeri

Alamat Sekolah : Jl. AMD Raya No.15/16 RT 004/ RW 001

Kode Pos : 15226

Kelurahan : Pondok Kacang Barat

Kecamatan : Pondok Aren

Kabupaten/Kota : Kota Tangerang Selatan

Provinsi : Banten

Tanggal SK Pendirian : 2006-04-26

SK Izin Operasional : 421/Kep.134-HUK/2006

Tanggal Izin SK Operasional: 2006-04-26

Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

Luas Tanah Milik : 5.856 m2

Luas Tanah Bukan Milik : 1.522 m2

Nomor Telepon : 0217333917

Email : [email protected]

Website : http://smpn14tangsel.sch.id

2. Visi dan Misi SMPN 14 Tangerang Selatan

a. Visi SMPN 14 Tangerang Selatan

“Unggul dalam Prestasi, Jujur, Disiplin, Menciptakan Lingkungan

yang bersih Berdasarkan Iman dan Takwa “.

Indikator :

1) Unggul dalam perolehan nilai ujian akhir

2) Unggul dalam persaingan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi

3) Unggul dalam kerja sama ilmiah remaja

4) Unggul dalam lomba kreativitas

5) Unggul dalam lomba kesenian

6) Unggul dalam lomba olahraga

7) Unggul dalam disiplin

8) Unggul dalam aktivitas keagamaan, dan

Page 84: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

69

9) Unggul dalam kepedulian sosial.

b. Misi SMPN 14 Tangerang Selatan

Sehubungan dengan visi tersebut, SMPN 14 Tangerang Selatan

mengemban misi:

1) Mengembangkan sikap dan perilaku religiusitas dan juga budaya bangsa

sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak baik di lingkungan

dalam dan luar sekolah.

2) Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu, bertoleransi,

bekerja sama, saling menghargai, disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, dan

mandiri.

3) Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, rapi, bersih, dan nyaman.

4) Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, menyenangkan,

komunikatif, tanpa takut salah, dan demokratis.

5) Mengupayakan pemanfaatan waktu belajar, sumber daya fisik, dan

manusia agar memberikan hasil yang terbaik bagi perkembangan peserta

didik.

6) Menanamkan kepedulian sosial dan lingkungan, cinta damai, cinta tanah

air, semangat kebangsaan, dan hidup demokratis.

2. Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan

a. Guru yang mengajar di SMPN 14 Tangerang Selatan, baik PNS

atau non PNS secara keseluruhan berjumlah empat puluh enam orang.

Sebagaimana pendataan di bawah ini, sekaligus disertakan bidang mata

pelajaran yang diampu oleh masing-masing guru, yaitu sebagai berikut:

Page 85: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

70

Tabel 4.1

Keadaan Guru SMPN 14 Tangerang Selatan

No Nama JK Mata Pelajaraan

1 Acep Syaripudin, S.Pd. L B. Inggris

2 Agus Yulianto, S.Pd. L Matematika

3 Agusnita, S.Pd. P B.Inggris

4 Ahmad Mujahid Yaumul, S.Pd. L Penjasorkes

5 Andi Arnida, S.Pd. P B.Inggris

6 Cucu Purnama Alam, S.Pd. L IPS

7 Dawati Amaliah, M.Pd. P IPA

8 E Bontor Naingolan, S.Pd. L Pend. Agama Kristen

9 Eka Komalasari, S.Pd. P IPS

10 Endang Purnamasari, S.Pd. P Pend. Agama Islam

11 Esther Vebiola Sitompul, S.Pd. P Seni Budaya dan Musik

12 Etti Sumiyati, S.Pd. P PKn

13 Fahmi Azhari, S.Pd. L Penjasorkes

14 Fenti Maesaroh, S.Pd. P IPA

15 Hj. Budiyanti, S.Pd. P Bimbingan Konseling

16 Hj. Tri Muryati, S.Pd. P B.Indonesia

17 Idah Nurhaidah, S.Pd. P Biologi

18 Intan Puspitasari Sunardi, S.Pd. P TIK

19 Junaidih, S.Pd. L B.Indonesia

20 Khairudin Am, S.Pd. L IPS

21 Kusumawati, S.Pd. P B.Indonesia

22 Dra. Labora Purba P IPA

23 Mariantis, S.Pd. P Geografi

24 Matalih, S.Pd. L Pend. Agama Islam

25 Muharom, S.Pd. P B. Inggris

26 Muntiani, S.Pd. P Matematika

27 Musa, S.Pd. L Pend. Agama Islam

28 Nasuha, S.Pd. L Pend. Agama Islam

29 Nita, S.Pd. P TIK

30 Peti Lestari, S.Pd. P PKn

31 Dra. Puji Astuti. P B.Indonesia

32 Putu Dessy Indrawati, M.Pd. P Matematika

33 R.s. Rosmini, S.Pd. P IPS

34 Ramlan, S. Pd. L Sejarah

35 Rusli Setiawan, M.Pd. L Penjasorkes

Page 86: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

71

b. Tenaga kependidikan/pegawai administrasi di SMPN 14

Tangerang Selatan secara keseluruhan berjumlah 6 orang, diperincikan dalam

bentuk tabel berikut jabatannya, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.2

Keadaan Pegawai Administrasi SMPN 14 Tangerang Selatan

No. Nama JK Jabatan

1. Arif Setiawan, S. Pd L Pelaksana TU

2. Hartono, S.E L Pelaksana TU

3. Aldo Noval Ferdiansyah L Pelaksana TU

4. Muhidin L Pelaksana TU

5. Novi Agustyasari P Pelaksana TU

6. Supriatin P Pelaksana TU

3. Siswa dan Prestasi Siswa

Jumlah siswa-siswi SMPN 14 Tangerang Selatan tahun pelajaran

2018/2019, sebanyak 1.075 yang terbagi menjadi dua puluh tujuh rombongan

belajar dengan jumlah siswa yang bervariatif yaitu sebagai berikut:

36 Siarno, S.Pd. L B. Inggris

37 Siska Wullandari, S.Pd. P Matematika

38 Siti Ruswita, S.Pd. P B.Inggris

39 Suhaeti, S.Pd. P B.Inggris

40 Tuti Alawiyah, S.Pd. P B.Inggris

41 Valentina Siwi Hartati, S.Pd. P Bimbingan Konseling

42 Widya Fajarini, S.Pd. P IPA

43 Winna Marliyana, S.Pd. P Seni Budaya dan Musik

44 Wirdayati, S.Pd. P Matematika

45 Wiwin Indarsih, S.Pd. P B. Indonesia

46 Yusi Devina, S.Pd. P B. Indonesia

Page 87: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

72

Tabel 4.3

Jumlah Siswa SMPN 14 Tangerang Selatan

No. Kelas Romb. Belajar Jumlah

1. VII 9 345

2. VIII 9 347

3. IX 9 383

4. Jumlah 27 1.075

Tabel 4.4

Daftar Prestasi Siswa SMPN 14 Tangerang Selatan

PIALA KEJUARAAN SMPN 14 Tangerang Selatan

No Nama Lomba Juara Penyelenggara Lomba Tahun

1. Tari Tradisional 1 Lomba kegiatan terpadu 2014

2. Tari Kreasi 2 Lomba kegiatan terpadu 2015

3. Tadra Kreasi

Baru

1 Bina prestasi anak nusantara 2016

4. Modern Dance 1 Open House Jaya

Montesorri School

2018

5. Modern Dance 3 Open House Jaya

Montesorri School

2018

6. Korea Festifal

Dance

1 SMA/SMK Budi Luhur 2019

7. Membatik 3 Kegiatan PPMBS SMP

gugus 02

2014

8. Melukis 1 FLS2N gugus 02 SMP 2018

9. Desain poster 1 FLS2N gugus 02 SMP 2018

10. Lomba mading 1 Ajang kreatifitas siswa dan

guru se-kota Tangerang

Selatan MGMP Bahasa

Indonesia Gugus 02 Tangsel

2009

Page 88: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

73

11. Lomba

Karikatur

1 Ajang kreatifitas siswa SMP

MGMP KTK Gugus 02

Tangsel

2010

12. Desain Motif

Batik

2 FLS2N jenjang SMP tingkat

Kota Tangsel

2014

13. Desain Poster 2 FLS2N Tingkat Gugus 02

Tangsel

2019

14. Desain Batik 3 FLS2N Tingkat Gugus 02

Tangsel

2019

15. Melukis 3 FLS2N Tingkat Gugus 02

Tangsel

2019

16. Teater 3 Kegiatan PPMBS Gugus 02 2014

17. Drama 1 Ajang kreatifitas siswa smp

MGMP Bahasa Indonesia

gugus 2 Tangsel

2010

18. Band 2 Pentas seni nusa indah 2010

19. Solo gitar 2 FLS2N Gugus 02 Tangsel 2018

20. Solo vokal 2 FLS2N Gugus 02 Tangsel 2018

21. Lomba

ansambel

1 Ajang kreatifitas siswa smp

MGMP KTK Gugus 2

Tangsel

2010

22. Solo Vokal 3 FLS2N Gugus 02 Tangsel 2019

23. Vocal Grup 3 FLS2N Gugus 02 Tangsel 2019

24. Taekwondo

putri

3 PPMBS 2017

25. Futsal putra 3 SMP Fadilah Cup 2017

26. Karate putra 2 O2SN Gugus 02 Tangsel 2017

27. Karate Putri 1 O2SN Gugus 02 Tangsel 2017

28. Catur putra 2 PPMBS 2018

29. Catur putri 3 PPMBS 2018

30. Bulu tangkis

putra

2 PPMBS 2018

31. Renang putri 3 PPMBS 2018

32. Karate Putra 1 O2SN Gugus 02 Tangsel 2019

Page 89: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

74

33. Tenis Meja

Putra

2 O2SN lGugus 02 tangsel 2019

34. Voli Putra 2 O2SN Gugus 02 Tangsel 2019

35. Bulu tangkis

putra

3 O2SN Gugus 02 Tangsel 2019

5. Sarana dan Prasarana

Berikut ini sarana dan prasarana yang memfasilitasi proses belajar

mengajar di SMPN 14 Tangerang Selatan.

Tabel 4.5

Daftar Sarana dan Prasarana SMPN 14 Tangerang Selatan

No Nama Sarana Prasarana Jumlah

1. Ruang kelas 27

2. Koperasi / Toko 1

3. Pos Satpam 1

4. Lapangan Olahraga/Upacara 1

5. Masjid 1

6. Ruang Laboratorium (IPA) 1

7. Ruang Komputer 1

8. Ruang BK 1

9. Ruang Gudang 1

10. Ruang Guru 1

11. Ruang Kepala Sekolah 1

12. Ruang Perpustakaan 1

13. Ruang TU 1

14. UKS 1

15. Toilet Guru Laki-laki 2

16. Toilet Guru Perempuan 2

17. Toilet Siswa Laki-laki 9

18. Toilet Siswa Perempuan 9

19. Kantin 1

Page 90: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

75

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti ketika pengumpulan data,

yaitu sebagai berikut:

1. Peneliti memberikan materi teks eksplanasi

Materi yang peneliti berikan diawali dengan penjelasan mengenai

definisi teks eksplanasi. Selajutnya, memaparkan ciri-ciri teks eksplanasi dan

memberikan contoh peristiwa-peristiwa yang dapat dijadikan sebagai teks

eksplanasi. Kemudian, lebih spesifik memberikan materi perihal struktur teks,

kaidah kebahasaan, pola pengembangan, dan langkah-langkah menulis teks

eksplanasi. Pada tahap pemberian materi, peneliti juga menampilkan contoh

teks eksplanasi dengan tema tertentu. Tema yang disajikan salah satunya

adalah “banjir” yang selanjutnya dianalisis secara bersama-sama mengenai

beberapa unsur penting yang harus dimiliki dalam sebuah teks eksplanasi.

2. Peneliti menyediakan waktu untuk siswa menyampaikan

tanggapannya mengenai presentasi yang telah dipaparkan.

Langkah kedua, peneliti mengupayakan siswa untuk bertanya

sebagaimana termuat di dalam kurikulum 2013 pada kegiatan belajar

mengajar, yakni “M” ke 2= menanya (questioning) dan berpendapat

mengenai materi teks eksplanasi dan langkah-langkah penulisannya. Peneliti

juga memberikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui tingkat kepahaman

siswa.

3. Peneliti membentuk kelompok belajar yang terdiri dari tujuh

kelompok.

Untuk memudahkan siswa dalam menulis teks eksplanasi

berdasarkan rangsang gambar. Peneliti membagi siswa menjadi tujuh

kelompok, dengan menyebarkan secara acak kartu bergambar dan teks berita

yang telah dipersiapkan dengan mengusung tujuh tema, yaitu banjir, longsor,

hujan, kemacetan, kemiskinan, sampah, dan kebudayaan. Siswa yang

mendapat kartu dan teks berita yang memiliki tema sejenis dapat berkumpul

dan memulai diskusinya. Diskusi kelompok ini diupayakan agar siswa dapat

Page 91: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

76

saling bertukar pendapat, lebih leluasa mengungkapkan saran, dan

menyumbang ide untuk memecahkan permasalahan yang terdapat pada tema.

4. Penulisan teks eksplanasi berdasarkan kartu bergambar.

Peneliti memberikan kartu bergambar kepada setiap siswa sesuai

dengan tema yang diterima ketika pembentukan kelompok belajar. Siswa

menuliskan teks eksplanasi berdasarkan kartu bergambar yang telah

ditentukan. Media kartu bergambar yang didapat masing-masing siswa, terdiri

atas tujuh gambar yang meliputi tema: banjir, longsor, hujan, kemacetan,

sampah, kemiskinan, dan kebudayaan. Penentuan tujuh tema yang dijadikan

media gambar untuk penulisan teks eksplanasi, bertujuan agar hasil teks yang

dihasilkan siswa lebih bervariatif. Gambar-gambar yang dipilih peneliti

merupakan bagian dari fenomena alam, sosial, dan budaya yang terjadi secara

faktual serta aktual. Hal ini dimaksudkan, agar mempermudah siswa dalam

mengungkapkan fakta dan gagasan mengenai proses terjadinya suatu

fenomena.

5. Peneliti mengumpulkan dan mengklasifikasikan data.

Setelah penulisan teks eksplanasi selesai dengan waktu yang

ditetapkan, yaitu 55 menit. Selanjutnya, peneliti mengumpulkan hasil tulisan

teks eksplanasi siswa yang akan dijadikan sebagai data penelitian. Langkah

berikutnya peneliti mengklasifikasikan data, yaitu menggolongkan hasil

tulisan siswa yang termasuk ke dalam teks ekplanasi dan yang bukan

termasuk teks eksplanasi. Klasifikasi tersebut dilakukan, menggunakan

kategori ciri-ciri teks eksplanasi. Lalu, peneliti mengurutkan teks eksplanasi

berdasarkan nomor absensi yang terdapat pada masing-masing lembar kerja

siswa. Tahapan ini bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan analisis.

Langkah yang terakhir, yaitu menganalisis hasil tulisan siswa untuk melihat

seberapa banyak kekurangan dan kesalahan yang disesuaikan berdasarkan

kriteria penilaian teks eksplanasi, yaitu dari komponen: isi, organisasi

(struktur teks), kosakata (kaidah kebahasaan teks), penggunaan bahasa

(penggunaan kalimat efektif), dan mekanik (ketepatan ejaan dan tanda baca).

Page 92: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

77

Untuk menganalisis hasil tulisan siswa, peneliti juga memberikan deskripsi

dan penilaian dengan menggunakan model skala interval.

C. Analisis Data

Bersumber dari langkah-langkah yang telah dilakukan dalam

pengumpulan data, peneliti mendapatkan tiga puluh lima hasil tulisan teks

eksplanasi dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak tiga puluh sembilan

orang. Hal ini disebabkan, tiga orang tidak hadir pada saat peneliti melakukan

pengambilan data dan satu hasil tulisan siswa tidak dapat dianalisis karena

bukan tergolong teks eksplanasi, melainkan teks prosedur. Adapun di bawah

ini, peneliti menyajikan analisis terhadap hasil tulisan teks eksplanasi siswa

dengan menggunakan media kartu bergambar.

Nama : Ade Ubaydillah

Judul : -

Tabel 4.6

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 1

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

24

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

12

S

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

11

S

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

Page 93: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

78

11-17

5-10

16

S

Mekanik 5 2-5

2 K

Jumlah Skor : 65 C

Nilai :

× 100 = 65

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Ade cukup sesuai dengan media kartu

bergambar. Ade mendapatkan tema banjir dan dalam mengungkapkan

gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang telah ditulis di

awal paragraf. Gagasan pendukung yang diungkapkan tidak terlalu terperinci,

tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam hal ini Ade cukup

menguasai topik permasalahan. Ade menggunakan pola pengembangan

(sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian kejadian dari tema banjir,

dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat. Hasil tulisan teks eksplanasi

Ade relevan dengan tema dari kartu bergambar yang didapatnya tetapi tidak

terlalu terperinci. Ade menjelaskan bahwa akibat dari fenomena banjir, yakni

warga perlu diungsikan sehingga terbatas untuk mendapatkan kebutuhan

pokok. Kurang mengungkapkan lebih detail mengenai ketinggian air yang

merendam permukiman dan kurangnya informasi mengenai tempat

pengungsian yang seharusnya dihuni warga. Hal tersebut dapat terungkap

melalui kutipan dari teks eksplanasi yang dibuat Ade berikut ini “akibat dari

fenomena banjir warga harus di ungsikan lalu terbatasnya makanan pakaian

obat obatan.”. Komponen isi pada teks eksplanasi Ade mendapat skor 24

dengan kriteria cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Ade ditulis kurang lengkap tetapi sudah berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kekurangan dari teks eksplanasi Ade, yaitu tidak mencantumkan judul. Pada

bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan awal tentang banjir

Page 94: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

79

kurang lengkap dan kurang logis karena terdapat kosakata yang hilang.

Selanjutnya pada rangkaian kejadian, Ade mengungkapkan data faktual

kurang lengkap dan logis. Ade mengungkapkan fakta tentang banjir,

berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan dengan fenomena yang

didapatkan dari bahan bacaan berupa artikel berita. Terdapat kalimat dengan

pembentukan kata kurang sempurna dan terdapat kosakata yang hilang.

Gagasan yang ditulis pada bagian ulasan kurang logis karena terdapat

pembentukan kata yang kurang sempurna dan pengungkapannya kurang

merujuk pada fakta. Kemudian, pada bagian ulasan Ade kurang

mengembangkan gagasannya untuk mengatasi fenomena banjir. Ade hanya

mengulang beberapa kosakata yang sama. Pengungkapan fakta pada bagian

rangkaian kejadian dan ulasan kurang relevan. Paragraf yang dituliskan Ade

kurang padu dan sesuai dengan topik pembahasan. Komponen organisasi

pada teks eksplanasi Ade mendapat skor 12 dengan kriteria sedang.

Kosakata yang digunakan Ade tergolong terbatas. Artinya, tidak luas

dalam mendeskripsikan tema dari kartu bergambar yang didapatnya. Pada

teks eksplanasi Ade, ditemukannya lima pembentukan kata yang kurang

sempurna seperti: /perkarangan/ yang seharusnya ditulis /pekarangan/ dan

kata /pemukiman/ yang seharusnya ditulis /permukiman/. Selanjutnya,

terdapat pula kesalahan pada kata /di ungsikan/ yang seharusnya penulisan di-

ditulis dirangkai menjadi /diungsikan/ sebab kedudukan di- sebagai awalan

yang menunjukkan kata kerja pasif, kata /sembara ngan/ yang seharusnya

ditulis dirangkai menjadi /sembarangan/, dan kata /tempat nya/ seharusnya

ditulis dirangkai antara kata /tempat/ dengan klitika –nya sehingga menjadi

/terjadinya/. Penggunaan kaidah kebahasaan terbatas dan penggunaan

konjungsi kausalitas kurang lengkap. Ade menggunakan kata teknis yaitu

banjir, konjungsi kausalitas (seperti: sebab dan karena), menggunakan kata

benda yang merujuk pada fenomena (seperti: saluran, hujan, dan sampah),

serta menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti:

memperluas, menebang, diungsikan, dan terbatasnya) tetapi tidak secara

Page 95: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

80

terperinci. Komponen kosakata pada teks eksplanasi Ade mendapat skor 11

dengan kriteria sedang.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Ade memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan kurang efektif. Artinya, susunan kalimat yang

ditulis tidak kompleks, penyusunan kosakata, konjungsi, dan preposisi tidak

rapi sehingga makna membingungkan. Terdapat lima kesalahan dalam fungsi

(urutan) kata seperti pada kalimat: “kerugian bagi warga kehilangan rumah,

toko, dan barang berharga”. Kata /bagi/ seharusnya diletakkan di awal

kalimat dan kata /kerugian/ diletakkan setelah kata /warga/, serta

menambahkan frasa /yang harus ditanggung/ dan menambahkan konjungsi

/yaitu/. Pertukaran urutan kata, penambahan frasa, dan konjungsi

dimaksudkan agar kalimat lebih efektif. Selanjutnya kalimat “daya tampung

saluran air karena lahan bnyk dipergunakan untuk memperluas perkarangan

warga.”. Seharusnya setelah kata /air/ ditambahkan kata /kecil/. Penambahan

kata tersebut lebih memperjelas kalimat bahwa saluran yang kecil kurang

mampu menampung volume air yang banyak dan setelah kata /perkarangan/

seharusnya dapat ditambahkan kata /rumah/. Kemudian pada kalimat “buang

sampah pada tempat nya dan tdk menebang pohon sembarangan.” Semestinya

kata /buang/ ditambahkan imbuhan me- menjadi /membuang/ dan dapat

ditambahkan klausa di awalnya /Oleh karena itu, warga seharusnya dapat/

sehingga kalimat dapat lebih logis dan efektif. Komponen penggunaan bahasa

pada teks eksplanasi Ade mendapat skor 16 dengan kriteria sedang.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Ade adalah ditemukannya penulisan kata di awal kalimat masih

sering salah, yakni Ade tidak menggunakan huruf kapital seperti pada kata:

/banjir/, /daya/, /kerugian/, dan /warga/. Sebaliknya, terdapat kata di

pertengahan kalimat yang dituliskan dengan huruf kapital, yaitu kata /Pada/.

Ade masih melakukan penyingkatan kata seperti: /yg/, /tdk/, dan /bnyk/.

Terdapat pula kesalahan ejaan seperti pada kata: /menggur/ seharusnya ditulis

/mengguyur/. Ade tidak menggunakan tanda hubung setrip untuk menuliskan

pengulangan kata, seperti /obat obatan/. Paragraf yang ditulis Ade tidak

Page 96: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

81

membentuk satu kesatuan kalimat sebab Ade menuliskan satu kalimat di satu

baris. Kemudian, melongkap satu baris untuk menuliskan kalimat dan

membentuk paragraf berikutnya. Dengan adanya sepuluh kesalahan ejaan dan

tanda baca pada teks eksplanasi Ade. Lalu, makna terkadang tidak dapat

tergambarkan karena kurangnya kesempurnaan pembentukan kata dan

terdapatnya kata yang hilang sehingga menyebabkan kalimat kurang logis.

Komponen mekanik pada teks eksplanasi Ade mendapat skor 2 dengan

kriteria sangat kurang.

Nama : Adinda Imannur Revalina

Judul : Sampah Masyarakat

Tabel 4.7

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 2

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

26

B

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

20

C

Mekanik 5 2-5

3 S

Jumlah Skor : 79 B

Page 97: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

82

Nilai :

× 100 = 79

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Adinda cukup sesuai dengan media

kartu bergambar. Adinda mendapatkan tema sampah dan dalam

mengungkapkan gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang

telah ditulis di awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan

tidak terlalu terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam

hal ini Adinda cukup menguasai topik permasalahan. Adinda menggunakan

pola pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian

kejadian dari tema sampah, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat.

Hasil tulisan teks eksplanasi Adinda relevan dengan tema dari kartu

bergambar yang didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Adinda

menjelaskan bahwa banyak sampah yang menumpuk di lingkungan

masyarakat. Kurang mengungkapkan lebih detail mengenai sampah yang juga

menumpuk di sungai dan selokan. Hal tersebut dapat terungkap melalui

kutipan dari teks eksplanasi yang dibuat Adinda berikut ini “Akibatnya

banyak sampah yang menumpuk di lingkungan masyarakat sekitar. Baik

sampah bekas bungkus makanan, bungkusan plastik, aneka botol, bantal, dan

lain sebagainya”. Komponen isi pada teks eksplanasi Adinda mendapat skor

26 dengan kriteria cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi yang ditulis Adinda sangat lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Adinda dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya. Penggunaan judul sudah relevan dengan topik

pembahasan. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan

awal tentang sampah jelas, logis, dan lengkap. Selanjutnya bagian rangkaian

kejadian, Adinda mengungkapkan data faktual yang terkait dengan sampah

secara jelas, logis, tetapi kurang lengkap. Adinda mengungkapkan fakta

tentang sampah berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan dengan

Page 98: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

83

fenomena yang ditemui di kehidupan sehari-hari. Gagasan yang ditulis pada

bagian ulasan sudah runtut, jelas, logis, dan merujuk pada fakta yang

diungkapkan. Paragraf yang ditulis Adinda cukup padu dan sesuai dengan

topik pembahasan. Komponen organisasi pada teks eksplanasi Adinda

mendapat skor 15 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Adinda tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dan ditulis berulang untuk

mendeskripsikan tema sampah dari kartu bergambar yang didapatnya. Pada

teks eksplanasi Adinda, ditemukannya dua pembentukan kata yang kurang

sempurna seperti: /bungkusan/ yang seharusnya ditulis /bungkus/ sebab kata

berikutnya merupakan kelas kata nomina. Kemudian, kata /telihat/ yang

seharusnya ditulis /terlihat/. Penggunaan kaidah kebahasaan tergolong cukup

memadai, pengungkapan sudah tepat tetapi tidak terlalu terperinci, serta

penggunaan konjungsi kausalitas kurang lengkap. Adinda menggunakan kata

teknis yaitu sampah, konjungsi kausalitas (seperti: sebab dan sehingga),

menggunakan kata benda yang merujuk pada fenomena (seperti: pabrik,

bekas, bungkus, plastik, bersih, lingkungan, dan penyakit), serta

menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti:

ditimbulkan, menumpuk, membersihkan, dan terhindar). Komponen kosakata

pada teks eksplanasi Adinda mendapat skor 15 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Adinda memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna dapat

terbaca dengan jelas. Terdapat dua kesalahan dalam fungsi (urutan) kata

seperti pada kalimat: “Agar lingkungan kita bersih dan kita terasa lebih

nyaman dengan lingkungan”. Kata /terasa/ seharusnya diganti /merasa/ sebab

mengakibatkan ketidaklogisan pada kalimat. Selanjutnya, kalimat

“Membersihkan sampah kita harus melakukan kegiatan gotong-royong...”.

Seharusnya ditambahkan kata depan /Untuk/ di awal kalimat sebagai penegas

dan penjelas kata verba yang selanjutnya. Komponen penggunaan bahasa

pada teks eksplanasi Adinda mendapat skor 20 dengan kriteria cukup.

Page 99: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

84

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Adinda adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul,

yakni tidak menggunakan huruf kapital seperti pada kata: /sampah/ dan

/masyarakat/. Sebaliknya, terdapat kata di pertengahan kalimat yang

dituliskan dengan huruf kapital, yaitu kata /Penyakit/ dan /Menjadi/. Tidak

menggunakan huruf kapital pada kata /indonesia/. Adinda masih melakukan

kesalahan pada tanda baca seperti: tidak menggunakan tanda baca titik pada

pengakhiran kalimat di paragraf pertama, serta kesalahan penggunaan tanda

hubung setrip pada kata /gotong-royong/. Dengan adanya tujuh kesalahan

ejaan dan tanda baca pada teks eksplanasi Adinda. Akan tetapi, makna masih

dapat terbaca. Komponen mekanik pada teks eksplanasi Adinda mendapat

skor 3 dengan kriteria sedang.

Nama : Agung Eka Saputra

Judul : banjir di ciawi

Tabel 4.8

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 4

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

22

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

14

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

20

C

Page 100: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

85

5-10

Mekanik 5 2-5

3 S

Jumlah Skor : 74 B

Nilai :

× 100 = 74

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Agung cukup sesuai dengan media

kartu bergambar. Agung mendapatkan tema banjir dan dalam

mengungkapkan gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang

telah ditulis di awal paragraf. Gagasan pendukung yang diungkapkan tidak

terlalu terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam hal ini

Agung cukup menguasai topik permasalahan. Agung menggunakan pola

pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian kejadian dari

tema banjir, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat. Hasil tulisan

teks eksplanasi Agung relevan dengan tema dari kartu bergambar yang

didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Agung menjelaskan bahwa

penyebab banjir, yakni kurangnya resapan air dan daerah penghijauan.

Kurang mengungkapkan lebih detail mengenai faktor yang menyebabkan

daerah resapan air dialihfungsikan, kurangnya informasi mengenai ketinggian

air yang merendam permukiman, dan warga yang perlu diungsikan. Hal

tersebut dapat terungkap melalui kutipan dari teks eksplanasi yang dibuat

Agung berikut ini “sebab terjadinya banjir adalah kurang nya daerah resapan

air, taman dan daerah untuk penghijauan di ubah menjadi gedung dan

pertokoan”. Komponen isi pada teks eksplanasi Agung mendapat skor 22

dengan kriteria cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Agung ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Agung dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan

Page 101: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

86

pernyataan awal tentang banjir sudah jelas, logis, dan cukup lengkap.

Selanjutnya, pada rangkaian kejadian Agung dapat mengungkapkan data

faktual dengan jelas dan logis, tetapi kurang lengkap. Agung mengungkapkan

fakta tentang banjir, berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan

dengan fenomena yang ditemui di kehidupan sehari-hari. Gagasan yang

ditulis pada bagian ulasan sudah jelas, merujuk pada fakta yang diungkapkan,

tetapi kurang logis. Agung kurang mengembangkan gagasannya untuk

mengatasi fenomena banjir pada bagian ulasan. Paragraf yang dituliskan

Agung cukup padu dan sesuai dengan topik pembahasan. Komponen

organisasi pada teks eksplanasi Agung mendapat skor 15 dengan kriteria

cukup.

Kosakata yang digunakan Agung tergolong memadai. Artinya,

dalam mendeskripsikan tema dari kartu bergambar yang didapatnya kosakata

yang digunakan masih sedikit. Pada teks eksplanasi Agung, ditemukannya

tiga pembentukan kata yang kurang sempurna seperti: kata /peyakit/ yang

seharusnya ditulis /penyakit/ sebab kata dasar adalah /sakit/ dan apabila

diberikan imbuhan pe- maka /s/ mengalami pelesapan. Selanjutnya, kata /di

ubah/ yang seharusnya penulisan di- ditulis dirangkai menjadi /diubah/ sebab

kedudukan di- sebagai awalan yang menunjukkan kata kerja pasif. Kemudian,

penulisan kata /kurang nya/ yang seharusnya kata /kurang/ ditulis dirangkai

dengan klitika –nya sehingga menjadi /kurangnya/. Penggunaan kaidah

kebahasaan tergolong cukup memadai, pengungkapan sudah tepat, tetapi

tidak terlalu terperinci, serta penggunaan konjungsi kausalitas kurang

lengkap. Agung menggunakan kata teknis yaitu banjir, konjungsi kausalitas

(seperti: sebab, karena, dan sehingga), menggunakan kata benda yang

merujuk pada fenomena (seperti: aliran, resapan, penghijauan, dan diare),

serta menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti:

membuang dan melakukan). Komponen kosakata pada teks eksplanasi Agung

mendapat skor 14 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Agung memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

Page 102: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

87

tidak kompleks. Namun, makna masih dapat terbaca dengan jelas. Terdapat

dua kesalahan dalam fungsi (urutan) kata seperti pada kalimat: “Agar supaya

tidak terjadi banjir lagi masyarakat sekitar ciawi tidak lagi membuang sampah

sembarangan dan melakukan reboisasi”. Kata /supaya/ dan kata /lagi/

seharusnya dihilangkan dan menambahkan kata /semestinya/ setelah kata

/ciawi/. Komponen penggunaan bahasa pada teks eksplanasi Agung mendapat

skor 20 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Agung adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul,

yakni tidak menggunakan huruf kapital seperti pada kata: /banjir/ dan /ciawi/.

Adapun, Agung tidak menggunakan huruf kapital pada awal kalimat seperti

kata: /banjir/ dan /akibat/. Sebaliknya, terdapat kata di pertengahan kalimat

yang dituliskan dengan huruf kapital, yaitu /Pertokoan/. Terdapat pula

penyingkatan kata, yaitu /yg/. Agung masih melakukan kesalahan pada tanda

baca, yaitu tidak menggunakan tanda koma sebelum konjungsi /dan/ pada

kalimat penggabungan beberapa unsur. Dengan adanya tujuh kesalahan ejaan

dan tanda baca pada teks eksplanasi Agung. Akan tetapi, makna masih dapat

terbaca. Komponen mekanik pada teks eksplanasi Agung mendapat skor 3

dengan kriteria sedang.

Nama : Aisyah Ariani

Judul : Mengolah Sampah

Tabel 4.9

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 5

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

29 SB

Organisasi

20

18-20

14-17

20

SB

Page 103: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

88

10-13

7-9

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

16

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

22

SB

Mekanik 5 2-5

4 C

Jumlah Skor : 91 BS

Nilai :

× 100 = 91

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Aisyah sudah sesuai dengan media

kartu bergambar yang didapatnya. Aisyah mendapatkan tema sampah dan

dalam mengungkapkan gagasan pendukung, ia mengembangkan dari ide

utama yang telah ditulis di awal paragraf. Gagasan pendukung diungkapkan

sudah runtut, terfokus, dan mengacu pada gambar. Untuk hal ini, Aisyah

sudah menguasai topik permasalahan dengan baik. Aisyah menggunakan pola

pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian kejadian dari

tema sampah, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat. Hasil tulisan

teks eksplanasi Aisyah sudah relevan dengan tema dari kartu bergambar yang

didapatnya. Hal tersebut dapat terungkap melalui kutipan dari teks eksplanasi

yang dibuat Aisyah berikut ini “Biasanya lingkungan yang kotor terdapat

banyak sampah yang menumpuk, seperti di sungai-sungai, di selokan,

maupun di pinggir-pinggir jalan”. Komponen isi pada teks eksplanasi Aisyah

mendapat skor 29 dengan kriteria sangat baik. Perolehan skor tersebut sesuai

dengan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa Aisyah tertarik pada

keterampilan menulis dan didukung oleh kutipan berikut ini “Karena saya

suka menyampaikan pesan hanya lewat sebuah kata-kata dan itu juga

membuat saya bisa berimajinasi lebih.”. Adapun kutipan hasil wawancara

Page 104: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

89

lainnya yang mendukung perolehan skor yang didapat Aisyah, yakni “iya

kartu bergambar yang diberikan bisa mempengaruhi saya untuk

mengembangkan ide”.1

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi yang ditulis Aisyah sangat lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Aisyah dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya, penggunaan judul yang relevan dengan topik

pembahasan menjadikan teks eksplanasi yang dihasilkan tergolong sempurna.

Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan awal tentang

sampah secara jelas, logis, dan lengkap. Selanjutnya, bagian rangkaian

kejadian dan ulasan, Aisyah mengungkapkan data faktual yang terkait dengan

sampah secara logis dan lengkap. Aisyah mengungkapkan fakta tentang

sampah, berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan dengan fenomena

yang ditemui di kehidupan sehari-hari. Gagasan yang ditulis pada bagian

ulasan sangat runtut, jelas, logis, dan merujuk pada fakta yang diungkapkan.

Paragraf yang ditulis Aisyah sangat padu dan sesuai dengan topik

pembahasan. Komponen organisasi pada teks eksplanasi Aisyah mendapat

skor 20 dengan kriteria sangat baik.

Kosakata yang digunakan Aisyah tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dalam mendeskripsikan tema dari

kartu bergambar. Pada teks eksplanasi Aisyah, ditemukan dua pembentukan

kata yang kurang sempurna seperti: /di daur ulang/ yang seharusnya penulisan

di- dirangkai menjadi /didaur ulang/ sebab kedudukannya sebagai awalan

yang menunjukkan kata kerja pasif. Kemudian, penulisan /nonorganik/

seharusnya ditulis /anorganik/. Penggunaan kaidah kebahasaan tergolong

cukup memadai, pengungkapan sudah tepat dan lengkap tetapi tidak terlalu

terperinci. Aisyah menggunakan kata teknis yaitu sampah, konjungsi

kausalitas (seperti: sebab, oleh karena itu, dan sehingga), menggunakan kata

1 Wawancara pribadi dengan siswa yang bernama “Aisyah Ariani” di ruang kelas VIII-8 pada

pukul 12.40 WIB.

Page 105: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

90

benda yang merujuk pada fenomena (seperti: organik, sungai, kotor, selokan,

kebersihan, lingkungan, barang, dan masyarakat), serta menggunakan kata

kerja tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti: bertambah, terbiasa,

memilah, dan menumpuk). Komponen kosakata pada teks eksplanasi Aisyah

mendapat skor 16 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Aisyah memiliki konstruksi

kalimat kompleks tetapi efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

mengandung beberapa kosakata yang rumit tetapi efektif dan menggunakan

bahasa yang lugas sehingga makna dapat terbaca dengan jelas dan mudah

dipahami. Tidak terdapat kesalahan dalam fungsi (urutan) kata, pronominal,

dan preposisi. Komponen penggunaan bahasa pada teks eksplanasi Aisyah

mendapat skor 22 dengan kriteria sangat baik.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Aisyah adalah ditemukannya kesalahan seperti: terdapat kata di

akhir kalimat yang dituliskan dengan huruf kapital, yaitu /Lagi/ dan tidak

menggunakan tanda baca titik pada pengakhiran kalimat di paragraf kedua.

Selanjutnya, tidak menggunakan tada baca titik dua setelah konjungsi

/seperti/. Hanya terdapat tiga kesalahan tanda baca pada teks eksplanasi

Aisyah. Komponen mekanik pada teks eksplanasi Aisyah mendapat skor 4

dengan kriteria cukup.

Nama : Alexandria Zanetti Ariela

Judul : Proses Turunnya hujan ke bumi

Tabel 4.10

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 6

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

27 SB

Page 106: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

91

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

16

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

22

SB

Mekanik 5 2-5

3 S

Jumlah Skor : 83 BS

Nilai :

× 100 = 83

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Alexa sudah sesuai dengan media kartu

bergambar yang didapatnya. Alexa mendapatkan tema hujan dan dalam

mengungkapkan gagasan pendukung, ia mengembangkan dari ide utama yang

telah ditulis di awal paragraf. Gagasan pendukung diungkapkan sudah runtut,

terfokus, dan mengacu pada gambar proses turunnya hujan. Untuk hal ini,

Alexa sudah menguasai topik permasalahan dengan baik. Alexa

menggunakan pola pengembangan kronologis (hubungan waktu) untuk

mendeskripsikan rangkaian kejadian dari tema hujan, dan menuliskannya

dengan konjungsi yang tepat. Hasil tulisan teks eksplanasi Alexa sudah

relevan dengan tema dari kartu bergambar yang didapatnya. Hal tersebut

dapat terungkap melalui kutipan dari teks eksplanasi yang dibuat Alexa

berikut ini “Kemudian, panas matahari membuat air dilaut, sungai dan danau

menguap lalu terbentuklah awan dari uap tersebut”. Komponen isi pada teks

eksplanasi Alexa mendapat skor 27 dengan kriteria sangat baik.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi yang ditulis Alexa sangat lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Page 107: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

92

Kelebihan Alexa dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan

pernyataan awal tentang hujan sudah jelas, logis, tetapi kurang lengkap.

Kemudian pada rangkaian kejadian, Alexa memulai paragraf dengan kalimat

pertanyaan. Selanjutnya, mengungkapkan data faktual secara kronologis dan

lengkap berdasarkan tahapan proses turunnya hujan yang terdapat pada kartu

bergambar. Alexa mengungkapkan fakta tentang hujan, berdasarkan

pengetahuannya yang didapatkan dari bahan bacaan berupa artikel. Gagasan

yang ditulis pada bagian ulasan sudah runtut, jelas, logis, dan merujuk pada

fakta yang diungkapkan. Gagasan tersebut diungkapkan dengan

menghubungkan pada peristiwa yang pernah dijumpainya di kehidupan

sehari-hari. Paragraf yang ditulis Alexa sudah padu dan sesuai dengan topik

pembahasan. Komponen organisasi pada teks eksplanasi Alexa mendapat

skor 15 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Alexa tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dalam mendeskripsikan tema dari

kartu bergambar. Pada teks eksplanasi Alexa, hanya ditemukan satu

pembentukan kata yang kurang sempurna seperti: /dilaut/ yang seharusnya

penulisan di- dipisah menjadi /di laut/ sebab kedudukannya sebagai kata

depan. Penggunaan kaidah kebahasaan tergolong cukup memadai,

pengungkapan sudah tepat, serta penggunaan konjungsi kronologis kurang

lengkap. Alexa menggunakan kata teknis yaitu hujan, konjungsi kronologis

(seperti: kemudian dan lalu), menggunakan kata benda yang merujuk pada

fenomena (seperti: bumi, laut, sungai, danau, panas, matahari, hembusan,

awan, uap, dan kandungan), serta menggunakan kata kerja tindakan yang

merujuk pada fenomena (seperti: mengalir, membuat, mengantarkan, dan

mencegah). Komponen kosakata pada teks eksplanasi Alexa mendapat skor

16 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Alexa memiliki konstruksi

kalimat kompleks tetapi efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

mengandung beberapa kosakata yang rumit tetapi efektif dan menggunakan

Page 108: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

93

bahasa yang lugas sehingga makna dapat terbaca dengan jelas dan mudah

dipahami. Tidak terdapat kesalahan dalam fungsi (urutan) kata. Komponen

penggunaan bahasa pada teks eksplanasi Alexa mendapat skor 22 dengan

kriteria sangat baik.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Alexa adalah ditemukannya kesalahan seperti: ada dua kata di

penulisan judul yang tidak ditulis dengan kapital, yaitu /hujan/ dan /bumi/.

Tedapatnya kata di pertengahan kalimat yang dituliskan dengan huruf kapital,

yaitu /Proses/. Adapun, kesalahan pada ejaan, yaitu penulisan /hembusan/

yang seharusnya ditulis /embusan/ sebab /hembusan/ bentuk tidak baku.

Kemudian, tidak menggunakan tanda baca titik di pengakhiran kalimat kedua

paragraf kedua. Kesalahan pada penggunaan kata hubung antarkalimat, yaitu

/kemudian/ dan /namun/ yang seharusnya ditulis dengan huruf kapital pada

perawalan kalimat. Dengan adanya tujuh kesalahan ejaan dan tanda baca pada

teks eksplanasi Alexa. Akan tetapi, makna masih dapat terbaca. Komponen

mekanik pada teks eksplanasi Alexa mendapat skor 3 dengan kriteria sedang.

Nama : Anung Puji Astuti

Judul : Longsor

Tabel 4.11

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 9

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

23

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

14

C

Kosakata 18-20

Page 109: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

94

20 14-17

10-13

7-9

15

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

19

C

Mekanik 5 2-5

3 S

Jumlah Skor : 74 B

Nilai:

× 100 = 74

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Anung cukup sesuai dengan media

kartu bergambar. Anung mendapatkan tema longsor dan dalam

mengungkapkan gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang

telah ditulis di awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan

tidak terlalu terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam

hal ini Anung cukup menguasai topik permasalahan. Anung menggunakan

pola pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian

kejadian dari tema longsor, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat.

Hasil tulisan teks eksplanasi Anung relevan dengan tema dari kartu

bergambar yang didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Anung menjelaskan

bahwa longsor dapat mengakibatkan akses lalu lintas yang terhenti dan

memberikan kerugian untuk pengendara. Kurang mengungkapkan lebih detail

mengenai kondisi rumah warga yang rusak serta tidak terdapatnya informasi

mengenai ada atau tidak adanya korban jiwa dalam peristiwa longsor. Hal

tersebut dapat terungkap melalui kutipan dari teks eksplanasi yang dibuat

Anung berikut ini “akibat dari fenomena longsor akses lalu lintas kedua arah

terhenti dan pengendara terpaksa melalui jalur alternatif dengan jarak tempuh

lebih jauh”. Komponen isi pada teks eksplanasi Anung mendapat skor 23

dengan kriteria cukup. Perolehan skor tersebut sesuai dengan hasil

Page 110: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

95

wawancara yang menunjukkan bahwa Anung tidak tertarik pada keterampilan

menulis dan didukung oleh kutipan berikut ini “Karena tulisan saya jelek.

Jadi, saya tidak berminat menulis.”. Adapun kutipan hasil wawancara lainnya

yang mendukung perolehan skor yang didapat Anung, yakni “iya, karena

media kartu bergambar mudah untuk diimajinasikan”2

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Anung ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Anung dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya tetapi judul yang digunakan masih bersifat umum.

Artinya, Anung menggunakan tema yang didapat untuk memberikan judul

pada teks yang dibuatnya. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan

pernyataan awal tentang longsor sudah jelas tetapi kurang lengkap, yaitu

gagasan yang dipaparkan kurang meluas. Selanjutnya, pada rangkaian

kejadian Anung dapat mengungkapkan data faktual dengan jelas dan logis,

tetapi kurang lengkap. Anung mengungkapkan fakta tentang longsor,

berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan dengan fenomena yang

didapatkan dari bahan bacaan berupa artikel berita. Gagasan yang ditulis pada

bagian ulasan sudah jelas, logis, dan merujuk pada fakta yang diungkapkan.

Akan tetapi, Anung kurang mengembangkan gagasannya untuk mengatasi

fenomena longsor pada bagian ulasan. Paragraf yang dituliskan Anung cukup

padu dan sesuai dengan topik pembahasan. Komponen organisasi pada teks

eksplanasi Anung mendapat skor 14 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Anung tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dan ditulis berulang untuk

mendeskripsikan tema longsor dari kartu bergambar yang didapatnya,

kosakata yang digunakan masih sedikit. Pada teks eksplanasi Anung,

ditemukannya dua pembentukan kata yang kurang sempurna, yaitu

/membudayakan/ yang seharusnya ditulis menjadi /membudidayakan/ sebab

2 Wawancara pribadi dengan siswa yang bernama “Anung Puji Astuti” di ruang kelas VIII-8 pada

pukul 12.40 WIB.

Page 111: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

96

dari konteks kalimat yang ditulis menunjukkan bahwa harus dilakukan

sebuah usaha untuk terhindar dari bencana alam longsor. Kemudian kata /j

alan/ yang seharusnya ditulis dirangkai menjadi /jalan/. Penggunaan kaidah

kebahasaan tergolong cukup memadai, pengungkapan sudah tepat tetapi tidak

terlalu terperinci, serta penggunaan konjungsi kausalitas kurang lengkap.

Anung menggunakan kata teknis yaitu longsor, konjungsi kausalitas (seperti:

sebab dan karena), menggunakan kata benda yang merujuk pada fenomena

(seperti: tanah, lereng, jalur, tebing, dan hujan), serta menggunakan kata kerja

tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti: pergerakan dan menanam).

Komponen kosakata pada teks eksplanasi Anung mendapat skor 15 dengan

kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Anung memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks. Namun, makna masih dapat terbaca dengan jelas. Terdapat

dua kesalahan dalam fungsi (urutan) kata seperti pada kalimat: “penyebab

terjadinya longsor adalah hujan deras yang terjadi sejak siang hari,

menyebabkan tebing pinggir j alan setinggi 8 meter roboh”. Kata /yang

terjadi/ dapat dihilangkan dan sebelum kata /menyebabkan/ seharusnya

ditambahkan konjungsi /sehingga/. Komponen penggunaan bahasa pada teks

eksplanasi Anung mendapat skor 19 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Anung adalah ditemukannya kesalahan pada penggunaan huruf

kecil pada awal kalimat yang seharusnya ditulis dengan kapital seperti kata:

/penyebab/, /akibat/ dan /batuan/. Terdapat pula penyingkatan kata seperti:

/yg/. Anung masih melakukan kesalahan pada tanda baca seperti: tidak

menggunakan tanda baca titik pada pengakhiran kalimat kedua paragraf

kedua dan akhir kalimat pertama paragraf ketiga. Dengan adanya enam

kesalahan ejaan dan tanda baca pada teks eksplanasi Anung. Akan tetapi,

makna masih dapat terbaca. Komponen mekanik pada teks eksplanasi Anung

mendapat skor 3 dengan kriteria sedang.

Page 112: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

97

Nama : Azka Raditya Helmi

Judul : Kemacetan

Tabel 4.12

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 10

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

25

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

14

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

21

C

Mekanik 5 2-5

2 K

Jumlah Skor : 77 B

Nilai :

× 100 = 77

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Azka cukup sesuai dengan media kartu

bergambar. Azka mendapatkan tema kemacetan dan dalam mengungkapkan

gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang telah ditulis di

awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan tidak terlalu

terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam hal ini Azka

Page 113: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

98

cukup menguasai topik permasalahan. Azka menggunakan pola

pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian kejadian dari

tema kemacetan, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat. Hasil

tulisan teks eksplanasi Azka relevan dengan tema dari kartu bergambar yang

didapatnya, tetapi tidak terlalu terperinci. Azka menjelaskan bahwa

kemacetan dapat terjadi karena perbaikan jalan dan adanya pengendara yang

tidak tertib peraturan. Kurang mengungkapkan lebih detail mengenai tidak

tertibnya pengendara roda dua yang menggunakan jalur bus transjakarta. Hal

tersebut dapat terungkap melalui kutipan dari teks eksplanasi yang dibuat

Azka berikut ini “Penyebab terjadinya kemacetan karena adanya perbaikan

ruas jalan pada jalur utama dan banyaknya pengendara roda dua yang ugal

ugalan di jalan yang menyebabkan kecelakaan”. Komponen isi pada teks

eksplanasi Azka mendapat skor 25 dengan kriteria cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Azka ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Azka dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya tetapi judul yang digunakan masih bersifat umum.

Artinya, Azka menggunakan tema yang didapat untuk memberikan judul

pada teks yang dibuatnya. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan

pernyataan awal tentang kemacetan sudah jelas dan logis. Informasi fakta

yang dipaparkan pada bagian identifikasi kurang lengkap serta Azka kurang

mengungkapkan gagasannya mengenai kemacetan. Selanjutnya bagian

rangkaian kejadian, Azka mengungkapkan data faktual yang terkait dengan

kemacetan secara jelas dan logis, tetapi kurang lengkap. Azka

mengungkapkan fakta tentang kemacetan, berdasarkan pengetahuannya dan

menghubungkan dengan fenomena yang didapatkan dari bahan bacaan berupa

artikel berita. Gagasan pada bagian ulasan ditulis dengan jelas, logis, dan

merujuk pada fakta yang diungkapkan. Paragraf yang ditulis Azka cukup

padu dan sesuai dengan topik pembahasan. Komponen organisasi pada teks

eksplanasi Azka mendapat skor 15 dengan kriteria cukup

Page 114: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

99

Kosakata yang digunakan Azka tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dalam mendeskripsikan tema dari

kartu bergambar. Pada teks eksplanasi Azka, ditemukan tiga pembentukan

kata yang kurang sempurna seperti: /menyebab kan/ yang seharusnya

penulisan imbuhan -kan ditulis dirangkai dengan kata dasar /sebab/ sehingga

menjadi /menyebabkan/. Kemudian, kata /ber lebihan/ yang seharusnya

ditulis dirangkai antara imbuhan ber- dan kata dasarnya sehingga menjadi

/berlebihan/ dan kata /melewa ti/ seharusnya ditulis dirangkai menjadi

/melewati/. Penggunaan kaidah kebahasaan tergolong cukup memadai,

pengungkapan sudah tepat tetapi tidak terlalu terperinci, serta penggunaan

konjungsi kausalitas kurang lengkap. Azka menggunakan kata teknis yaitu

kemacetan, konjungsi kausalitas (seperti: sebab dan karena), menggunakan

kata benda yang merujuk pada fenomena (seperti: kendaraan, kapasitas, ruas,

jalan, kecelakaan, polusi, jalur, angkutan, sempit, dan mesin), serta

menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti:

berlebihan, beralih, mematuhi, menimbulkan, menyala dan terhenti).

Komponen kosakata pada teks eksplanasi Azka mendapat skor 14 dengan

kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Azka memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna dapat

terbaca dengan jelas. Tidak terdapat kesalahan dalam fungsi (urutan) kata,

pronominal, dan preposisi. Komponen penggunaan bahasa pada teks

eksplanasi Azka mendapat skor 21 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Azka adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul, yakni

tidak menggunakan huruf kapital seperti pada kata: /kemacetan/. Adapun,

Azka tidak menggunakan huruf kapital pada awal kalimat seperti kata:

/akibat/, /seharusnya/, dan /menimbulkan/. Azka masih melakukan kesalahan

pada tanda baca seperti: tidak menggunakan tanda baca titik pada

pengakhiran kalimat pertama paragraf pertama, akhir kalimat pertama

Page 115: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

100

paragraf kedua, akhir kalimat pertama paragraf ketiga, dan akhir kalimat

kedua paragraf keempat. Terdapat delapan kesalahan tanda baca pada teks

eksplanasi Azka. Komponen mekanik pada teks eksplanasi Azka mendapat

skor 2 dengan kriteria sangat kurang.

Nama : Desi Apuani

Judul : Kemiskinan menjadi tantangan terbesar indonesia

Tabel 4.13

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 11

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

23

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

14

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

19

C

Mekanik 5 2-5

3 S

Jumlah Skor : 74 B

Nilai :

× 100 = 74

Deskripsi:

Page 116: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

101

Isi gagasan yang ditulis oleh Desi cukup sesuai dengan media kartu

bergambar. Desi mendapatkan tema kemiskinan dan dalam mengungkapkan

gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang telah ditulis di

awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan tidak terlalu

terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam hal ini Desi

cukup menguasai topik permasalahan. Desi menggunakan pola

pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian kejadian dari

tema kemiskinan, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat. Hasil

tulisan teks eksplanasi Desi relevan dengan tema dari kartu bergambar yang

didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Desi menjelaskan bahwa kemiskinan

merupakan suatu keadaan yang paling ditakutkan oleh masyarakat sebab

perlunya usaha yang berlebih untuk mendapatkan sesuatu. Kurang

mengungkapkan lebih detail mengenai kondisi (rumah) yang menjadi tempat

tinggal penduduk miskin, serta kurangnya informasi mengenai penyebab

terjadinya kemiskinan. Hal tersebut dapat terungkap melalui kutipan dari teks

eksplanasi yang dibuat Desi berikut ini “kemiskinan menjadi keadaan paling

menakutkan. karena orang miskin harus berusaha keras ketika ingin

mendapatkan sesuatu”. Komponen isi pada teks eksplanasi Desi mendapat

skor 23 dengan kriteria cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Desi ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Desi dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya, penggunaan judul sudah relevan dengan topik

pembahasan. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan

awal tentang kemiskinan sudah jelas, logis, dan lengkap. Selanjutnya pada

rangkaian kejadian, Desi mengungkapkan data faktual yang terkait

kemiskinan dengan jelas tetapi kurang lengkap dan kurang logis karena

terdapat pembentukan kata yang kurang sempurna dan pengungkapan tidak

terlalu terperinci. Desi mengungkapkan fakta tentang kemiskinan,

berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan dengan fenomena yang

Page 117: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

102

didapatkan dari bahan bacaan berupa artikel berita. Gagasan yang ditulis pada

bagian ulasan sudah jelas dan merujuk pada fakta yang diungkapkan. Akan

tetapi, terdapat kesalahan ejaan dan pembentukan pada beberapa kosakata

sehingga menyebabkan kalimat kurang logis. Paragraf yang dituliskan Desi

cukup padu dan sesuai dengan topik pembahasan. Komponen organisasi pada

teks eksplanasi Desi mendapat skor 15 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Desi tergolong memadai. Artinya, terdapat

beberapa kosakata yang sama dalam mendeskripsikan tema dari kartu

bergambar. Pada teks eksplanasi Desi, ditemukan tiga pembentukan kata

yang kurang sempurna seperti kata: /kekota/ seharusnya ditulis terpisah

menjadi /ke kota/ sebab kedudukan /ke/ sebagai kata depan, kata

/perkebangan/ yang seharusnya ditulis /berkembang/, dan kata /ketereapilar/

yang seharusnya ditulis /keterampilan/. Penggunaan kaidah kebahasaan

tergolong cukup memadai, pengungkapan sudah tepat tetapi tidak terlalu

terperinci, serta penggunaan konjungsi kausalitas kurang lengkap. Desi

menggunakan kata teknis yaitu kemiskinan, konjungsi kausalitas (seperti:

sebab), menggunakan kata benda yang merujuk pada fenomena (seperti:

negara, pakaian, layak, masyarakat, dan ekonomi), serta menggunakan kata

kerja tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti: menakutkan,

membutuhkan, melatih, dan menciptakan). Komponen kosakata pada teks

eksplanasi Desi mendapat skor 14 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Desi memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks. Namun, makna masih dapat terbaca dengan jelas. Terdapat

dua kesalahan dalam fungsi (urutan) kata seperti pada kalimat: “Di Indonesia

ada masalah besar kemiskinan”. Setelah kata /besar/ semestinya ditambahkan

frasa /yang harus segera dituntaskan/ sehingga dapat lebih jelas dan

menghilangkan ambiguitas. Sebelum kata /kemiskinan/ seharusnya

ditambahkan konjungsi /yaitu/ kedudukannya sebagai penghubung untuk

terperinci keterangan kata selanjutnya. Komponen penggunaan bahasa pada

teks eksplanasi Desi mendapat skor 19 dengan kriteria cukup.

Page 118: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

103

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Desi adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul, yakni

tidak menggunakan huruf kapital seperti pada kata: /menjadi/, /tantangan/,

/terbesar/, dan /indonesia/. Terdapatnya kesalahan ejaan, yaitu kata

/pemerinta/ yang seharusnya ditulis /pemeritah/. Desi masih melakukan

kesalahan pada tanda baca seperti: tanda baca titik yang diletakkan sebelum

konjungsi /tetapi/. Selanjutnya, terdapat kesalahan penggunaan konjungsi

/karena/ yang diletakkan di awal kalimat. Dengan adanya tujuh kesalahan

ejaan dan tanda baca pada teks eksplanasi Desi. Akan tetapi, makna masih

dapat terbaca. Komponen mekanik pada teks eksplanasi Desi mendapat skor 3

dengan kriteria sedang.

Nama : Fachira Salsabila Nur Selima

Judul : Banjir yang harus diwaspadai

Tabel 4.14

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 12

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

24

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

14

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

17

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

18

C

Page 119: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

104

Mekanik 5 2-5

3 S

Jumlah Skor : 76 B

Nilai:

× 100 = 76

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Fachira cukup sesuai dengan media

kartu bergambar. Fachira mendapatkan tema banjir dan dalam

mengungkapkan gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang

telah ditulis di awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan

tidak terlalu terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam

hal ini Fachira cukup menguasai topik permasalahan. Fachira menggunakan

pola pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian

kejadian dari tema banjir, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat.

Hasil tulisan teks eksplanasi Fachira cukup relevan dengan tema dari kartu

bergambar yang didapatnya, tetapi tidak terlalu terperinci. Fachira

mengungkapkan bahwa akibat banjir adalah warga perlu menggunakan

perahu karet untuk melakukan aktivitasnya. Kurang mengungkapkan lebih

detail mengenai warga yang perlu diungsikan dan kurangnya informasi

mengenai ketinggian air yang merendam permukiman. Hal tersebut dapat

terungkap melalui kutipan dari teks eksplanasi yang dibuat Fachira berikut ini

“Akibat dari fenomena banjir, warga harus melakukan aktivitas dengan

perahu karet. Sulitnya mendapatkan air bersih.”. Komponen isi pada teks

eksplanasi Fachira mendapat skor 24 dengan kriteria cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Fachira ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Fachira dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya. Namun, judul yang dicantumkan kurang spesifik. Pada

Page 120: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

105

bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan awal tentang banjir

sudah jelas, logis, dan lengkap. Selanjutnya bagian rangkaian kejadian,

Fachira mengungkapkan data faktual yang terkait dengan banjir dengan jelas

dan logis, tetapi kurang lengkap. Artinya, pengungkapan akibat dari

fenomena banjir tidak terperinci. Fachira mengungkapkan fakta tentang banjir

berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan dengan fenomena yang

ditemui di kehidupan sehari-hari. Pemaparan fakta pada bagian rangkaian

kejadian masih dituliskan dengan tanda hubung setrip. Gagasan yang ditulis

pada bagian ulasan cukup runtut dan merujuk pada fakta yang diungkapkan.

Akan tetapi, terdapat kesalahan pada fungsi kata sehingga menyebabkan

kalimat kurang logis. Paragraf yang ditulis Fachira, cukup padu dan sesuai

dengan topik pembahasan. Komponen organisasi pada teks eksplanasi

Fachira mendapat skor 14 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Fachira tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dalam mendeskripsikan tema dari

kartu bergambar. Pada teks eksplanasi Fachira, hanya ditemukan satu

pembentukan kata yang kurang sempurna seperti: /di buang/ yang seharusnya

penulisan di- dirangkai menjadi /dibuang/ sebab kedudukannya sebagai

awalan yang menunjukkan kata kerja pasif. Penggunaan kaidah kebahasaan

sudah tepat dan lengkap, tetapi tidak terlalu terperinci. Fachira menggunakan

kata teknis yaitu banjir, konjungsi kausalitas (seperti: sebab, karena, dan

sehingga), menggunakan kata benda yang merujuk pada fenomena (seperti:

aliran, hujan, sungai, mampet, hutan gundul, bendungan, jebol, dan perahu

karet), serta menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada fenomena

(seperti: mengalir, menghanyutkan, menampung, menyerap, dan

menggenang). Komponen kosakata pada teks eksplanasi Fachira mendapat

skor 17 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Fachira memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks. Namun, makna masih dapat terbaca dengan jelas. Terdapat

tiga kesalahan dalam fungsi (urutan) kata seperti pada kalimat: “kemudian

Page 121: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

106

faktor lain penyebab banjir karena bendungan yang jebol karena lingkungan

yang kurang terawat”. Konjungsi /karena/ setelah kata /jebol/ seharusnya

dihilangkan dan ditambahkan konjungsi /dan/ sehingga menjadi kalimat

efektif, lalu sebagai pendukung dari kalimat pertama bahwa penyebab banjir

juga dapat dipicu oleh lingkungan. Selanjutnya kalimat: “Agar tidak

terjadinya banjir masyarakat harus untuk tidak membuang sampah

sembarangan”. Seharusnya klitika –nya yang mengimbuhi kata /terjadi/

dihilangkan dan ditambahkan keterangan waktu. Frasa /harus untuk/

sebaiknya diganti dengan kata /seharusnya/ sehingga dapat lebih logis.

Komponen penggunaan bahasa pada teks eksplanasi Fachira mendapat skor

18 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Fachira adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul,

yakni tidak menggunakan huruf kapital seperti pada kata: /harus/ dan

/diwaspadai/. Adapun, Fachira tidak menggunakan huruf kapital pada awal

kalimat seperti kata: /sampah/ dan /kemudian/. Fachira masih melakukan

kesalahan pada penggunaan konjungsi /sebab/ yang diletakkan di awal

kalimat. Selanjutnya, terdapat kesalahan penggunaan tanda hubung setrip

yang masih diletakkan pada bagian rangkaian kejadian. Kemudian, tidak

adanya tanda koma sebelum konjungsi /seperti/. Dengan adanya tujuh

kesalahan ejaan dan tanda baca pada teks eksplanasi Fachira. Akan tetapi,

makna masih dapat terbaca. Komponen mekanik pada teks eksplanasi Fachira

mendapat skor 3 dengan kriteria sedang.

Page 122: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

107

Nama : Hanuf Priono

Judul : -

Tabel 4.15

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 13

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

23

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

14

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

14

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

20

C

Mekanik 5 2-5

3 S

Jumlah Skor : 74 B

Nilai:

× 100 = 74

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Hanuf cukup sesuai dengan media kartu

bergambar. Hanuf mendapatkan tema banjir dan dalam mengungkapkan

gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang telah ditulis di

awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan tidak terlalu

terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam hal ini Hanuf

Page 123: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

108

cukup menguasai topik permasalahan. Hanuf menggunakan pola

pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian kejadian dari

tema banjir, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat. Hasil tulisan

teks eksplanasi Hanuf relevan dengan tema dari kartu bergambar yang

didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Hanuf menjelaskan bahwa banjir

mengakibatkan warga harus menggunakan alat transportasi berupa perahu

karet untuk melakukan kegiatannya. Kurang mengungkapkan lebih detail

mengenai warga yang harus diungsikan dan ketinggian air yang merendam

permukiman. Kemudian, kurang mengungkapkan dengan detail mengenai

akibat lainnya dari fenomena banjir. Hal tersebut dapat terungkap melalui

kutipan dari teks eksplanasi yang dibuat Hanuf berikut ini “Oleh sebab itu

warga terpaksa menggunakan perahu karet sebagai kendaraan alternatif untuk

melakukan aktifitas”. Komponen isi pada teks eksplanasi Hanuf mendapat

skor 23 dengan kriteria cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Hanuf ditulis kurang lengkap tetapi sudah berdasarkan urutan,

yakni terdapatnya identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kekurangan dari teks eksplanasi Hanuf, yaitu tidak mencantumkan judul.

Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan awal tentang

banjir sudah jelas dan logis tetapi, kurang lengkap. Selanjutnya pada

rangkaian kejadian, Hanuf dapat mengungkapkan data faktual dengan jelas

dan logis, tetapi kurang lengkap. Hanuf mengungkapkan fakta tentang banjir

berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan dengan fenomena yang

didapatkan dari bahan bacaan berupa artikel berita. Gagasan yang ditulis pada

bagian ulasan sudah jelas, logis, dan merujuk pada fakta yang diungkapkan.

Akan tetapi, Hanuf kurang mengembangkan gagasannya untuk mengatasi

fenomena banjir pada bagian ulasan. Paragraf yang dituliskan Hanuf cukup

padu dan sesuai dengan topik pembahasan. Komponen organisasi pada teks

eksplanasi Hanuf mendapat skor 14 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Hanuf tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dan ditulis berulang untuk

Page 124: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

109

mendeskripsikan tema banjir dari kartu bergambar yang didapatnya, kosakata

yang digunakan masih sedikit. Pada teks eksplanasi Hanuf, ditemukannya dua

pembentukan kata yang kurang sempurna seperti: /bebetulan/ yang

seharusnya ditulis /bebatuan/ sebab kata sebelumnya menjelaskan tentang

jenis tanah berkapur. Selanjutnya, kata /di karenakan/ yang seharusnya

penulisan di- ditulis dirangkai menjadi /dikarenakan/ sebab kedudukan di-

sebagai awalan yang menunjukkan kata kerja pasif. Penggunaan kaidah

kebahasaan tergolong cukup memadai, pengungkapan sudah tepat tetapi tidak

terlalu terperinci. Hanuf menggunakan kata teknis yaitu banjir, konjungsi

kausalitas (seperti: karena, sebab, dan oleh sebab itu), menggunakan kata

benda yang merujuk pada fenomena (seperti: aliran, daratan, perahu karet,

sampah, dan sungai), serta menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk

pada fenomena (seperti: merendam, menyerap, membuang, dan

membersihkan). Komponen kosakata pada teks eksplanasi Hanuf mendapat

skor 14 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Hanuf memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna dapat

terbaca dengan jelas. Terdapat dua kesalahan dalam fungsi (urutan) kata,

seperti pada kalimat “Penyebab terjadinya banjir sebab banyaknya tanah yang

tidak mampu menyerap air dikarenakan...”. Seharusnya kata /sebab/

dihilangkan dan diganti konjungsi /yaitu/ sehingga tidak terjadi pemborosan

kata dan lebih mengefektifkan kalimat. Selanjutnya, pada kalimat ”agar tidak

mengudang bencana banjir warga harus membuang sampah pada tempatnya”.

Seharusnya, kata /mengudang/ dapat diganti /terjadi/ sehingga lebih tepat dan

logis. Komponen penggunaan bahasa pada teks eksplanasi Hanuf mendapat

skor 20 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Hanuf adalah ditemukannya kesalahan, yaitu tidak menggunakan

huruf kapital pada awal kalimat seperti kata: /oleh/ dan /agar/. Terdapat pula

penyingkatan kata seperti: /yg/. Kemudian, terdapat kesalahan pada ejaan,

Page 125: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

110

yaitu kata /mengudang/ yang seharusnya ditulis /mengundang/ dan kata

/aktifitas/ yang seharusnya ditulis /aktivitas/ sebab aktifitas adalah bentuk

tidak baku. Hanuf masih melakukan kesalahan pada tanda baca seperti: tidak

menggunakan tanda baca titik pada pengakhiran kalimat serta tidak

menggunakan tanda koma setelah konjungsi /oleh sebab itu/. Dengan adanya

tujuh kesalahan ejaan dan tanda baca pada teks eksplanasi Hanuf. Akan

tetapi, makna masih dapat terbaca. Komponen mekanik pada teks eksplanasi

Hanuf mendapat skor 3 dengan kriteria sedang.

Nama : Keisya Putri Andani

Judul : Korean Fever Di Indonesia

Tabel 4.16

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 14

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

23

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

13

S

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

21

C

Mekanik 5 2-5

3 S

Page 126: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

111

Jumlah Skor : 75 B

Nilai:

× 100 = 75

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Keisya cukup sesuai dengan media

kartu bergambar. Keisya mendapatkan tema kebudayaan dan dalam

mengungkapkan gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang

telah ditulis di awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan

tidak terlalu terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam

hal ini Keisya cukup menguasai topik permasalahan. Keisya menggunakan

pola pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian

kejadian dari tema kebudayaan, dan menuliskannya dengan konjungsi yang

tepat. Hasil tulisan teks eksplanasi Keisya relevan dengan tema dari kartu

bergambar yang didapatnya, tetapi tidak terlalu terperinci. Keisya

menjelaskan bahwa akibat dari masuknya kebudayaan Korea di Indonesia,

yakni maraknya musik kpop yang sekarang ini banyak digemari para remaja.

Kurang mengungkapkan lebih detail mengenai karakteristik dari penampilan

artis Korea, mengenai jenis budaya Korea lainnya yang membuat para remaja

tertarik dan kurangnya informasi mengenai banyaknya remaja yang juga

antusias untuk datang ke konser musik Korea. Hal tersebut dapat terungkap

melalui kutipan dari teks eksplanasi yang dibuat Keisya berikut ini “akibat

dari adanya budaya korea di Indonesia adalah banyak remaja yang menyukai

musik kpop”. Komponen isi pada teks eksplanasi Keisya mendapat skor 23

dengan kriteria cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi yang ditulis Keisya sangat lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Keisya dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya, penggunaan judul sudah relevan dengan topik

pembahasan. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan

Page 127: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

112

awal tentang kebudayaan sudah jelas, logis, dan lengkap. Selanjutnya bagian

rangkaian kejadian, Keisya mengungkapkan data faktual yang terkait dengan

kebudayaan secara jelas dan logis, tetapi kurang lengkap. Keisya

mengungkapkan fakta tentang kebudayaan berdasarkan pengetahuannya dan

menghubungkan dengan fenomena yang didapatkan dari bahan bacaan berupa

artikel berita. Informasi tentang ketertarikan remaja Indonesia terhadap

budaya Korea tidak terlalu terperinci. Gagasan yang ditulis pada bagian

ulasan sudah jelas, logis, dan merujuk pada fakta yang diungkapkan. Akan

tetapi, Keisya kurang mengembangkan gagasannya untuk mengatasi

fenomena kebudayaan pada bagian ulasan. Paragraf yang ditulis Keisya

cukup padu dan sesuai dengan topik pembahasan. Komponen organisasi pada

teks eksplanasi Keisya mendapat skor 15 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Keisya tergolong terbatas. Artinya, tidak

luas dalam mendeskripsikan tema dari kartu bergambar yang didapatnya.

Pada teks eksplanasi Keisya, ditemukannya satu pembentukan kata yang

kurang sempurna seperti: /menggembangkan/ yang seharusnya ditulis

/mengembangkan/. Penggunaan kaidah kebahasaan tergolong terbatas. Keisya

tidak menggunakan kata teknis, hanya menuliskan satu konjungsi kausalitas

(seperti: sebab), menggunakan kata benda yang merujuk pada fenomena

(seperti: musik, makanan, masyarakat, dan remaja), serta menggunakan kata

kerja tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti: menambah,

memberikan, mengenal, dan merajalela). Komponen kosakata pada teks

eksplanasi Keisya mendapat skor 13 dengan kriteria sedang.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Kesiya memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna dapat

terbaca dengan jelas. Tidak terdapat kesalahan dalam fungsi (urutan) kata,

pronominal, dan preposisi. Komponen penggunaan bahasa pada teks

eksplanasi Keisya mendapat skor 21 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Keisya adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul,

Page 128: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

113

yakni menggunakan huruf kapital seperti pada kata: /Di/ yang seharusnya

ditulis tidak kapital. Adapun, Keisya tidak menggunakan huruf kapital pada

awal kalimat seperti kata: /musiknya/, /kebudayaan/, /indonesia/, dan /korea/.

Terdapat pula kesalahan pada ejaan, yaitu pada kata /hallyu/ dan /korean

fever/ yang merupakan kata dari bahasa asing seharusnya ditulis dengan cetak

miring menjadi /hallyu/ dan /korean fever/. Dengan adanya tujuh kesalahan

ejaan dan tanda baca pada teks eksplanasi Keisya. Akan tetapi, makna masih

dapat terbaca. Komponen mekanik pada teks eksplanasi Keisya mendapat

skor 3 dengan kriteria sedang.

Nama : Laila Rizki Nur Azizah

Judul : Kemiskinan yang terjadi di Indonesia

Tabel 4.17

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 15

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

26

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

18

C

Mekanik 5 2-5

3 S

Page 129: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

114

Jumlah Skor : 77 B

Nilai:

× 100 = 77

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Laila cukup sesuai dengan media kartu

bergambar. Laila mendapatkan tema kemiskinan dan dalam mengungkapkan

gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang telah ditulis di

awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan tidak terlalu

terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam hal ini Laila

cukup menguasai topik permasalahan. Laila menggunakan pola

pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian kejadian dari

tema kemiskinan, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat. Hasil

tulisan teks eksplanasi Laila relevan dengan tema dari kartu bergambar yang

didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Laila menjelaskan bahwa penyebab

kemiskinan adalah kurangnya pendidikan keahlian. Kurang mengungkapkan

lebih detail mengenai kondisi (rumah) yang menjadi tempat tinggal penduduk

miskin. Hal tersebut dapat terungkap melalui kutipan dari teks eksplanasi

yang dibuat Laila berikut ini “faktor penyebab kemiskinan adalah kurangnya

pendidikan tentang keahlian, sehingga masyarakat kehilangan kerja.”

Komponen isi pada teks eksplanasi Laila mendapat skor 26 dengan kriteria

cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Laila ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Laila dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya, penggunaan judul sudah relevan dengan topik

pembahasan. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan

awal tentang kemiskinan sudah jelas, logis, dan lengkap. Selanjutnya bagian

rangkaian kejadian, Laila mengungkapkan data faktual yang terkait dengan

kemiskinan dengan jelas, tetapi kurang logis. Terdapat penggunaan tanda

Page 130: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

115

baca yang kurang tepat sehingga kalimat yang disajikan bercampur maknanya

antarkalimat yang satu dengan kalimat selanjutnya. Laila mengungkapkan

fakta tentang kemiskinan berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan

dengan fenomena yang didapatkan dari bahan bacaan berupa artikel berita.

Gagasan yang ditulis pada bagian ulasan sudah runtut, jelas, merujuk pada

fakta yang diungkapkan, tetapi kurang logis sebab terdapat kalimat dengan

kosakata yang hilang sehingga maknanya kurang tergambarkan. Paragraf

yang ditulis Laila cukup padu dan sesuai dengan topik pembahasan.

Komponen organisasi pada teks eksplanasi Laila mendapat skor 15 dengan

kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Laila tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dalam mendeskripsikan tema dari

kartu bergambar. Pada teks eksplanasi Laila, ditemukannya tiga pembentukan

kata yang kurang sempurna seperti: /ketidak mampuan/ yang seharusnya

ditulis dirangkai menjadi /ketidakmampuan/. Kemudian, kata /menggerakan/

yang seharusnya ditulis /menggerakkan/ karena terdapat imbuhan me-, -kan.

Selanjutnya, kesalahan pada pemenggalan kata /kemisk-inan/ seharusnya

ditulis /kemis-kinan/ sebab pemenggalan kata bersisipan dengan kata dasar

yang tidak berubah efektifnya, yaitu /ke-mis-ki-nan/. Penggunaan kaidah

kebahasaan cukup memadai. Laila menggunakan kata teknis yaitu

kemiskinan, konjungsi kausalitas (seperti: sebab dan sehingga), menggunakan

kata benda yang merujuk pada fenomena (seperti: pendidikan, kesehatan,

ekonomi, lapangan kerja, dan penduduk), serta menggunakan kata kerja

tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti: memenuhi, menyelesaikan,

memprioritaskan, berkualitas, menciptakan, dan membatasi). Komponen

kosakata pada teks eksplanasi Laila mendapat skor 15 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Laila memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks. Namun, makna masih dapat terbaca dengan jelas. Terdapat

empat kesalahan dalam fungsi (urutan) kata seperti pada kalimat: “Agar

kemiskinan di Indonesia tidak semakin meningkat, menggunakan solusi-

Page 131: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

116

solusi yaitu:...”. Setelah kata /meningkat/ seharusnya ditambahkan kata

/perlu/ sehingga dapat memperjelas kalimat selanjutnya. Kemudian, kalimat

“faktor kemiskinan semakin meningkat di Indonesia itu menjadi masalah

terbesar di Indonesia.” Sebelum kata /semakin/ seharusnya ditambahkan

partikel /yang/ dan /di Indonesia/ seharusnya dihilangkan agar tidak terjadi

pemborosan kata. Kata /terbesar/ dan kata depan /di/ seharusnya dihilangkan

dan diganti kata /untuk/ agar kalimat tersebut lebih efektif. Komponen

penggunaan bahasa pada teks eksplanasi Laila mendapat skor 18 dengan

kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Laila adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul, yakni

tidak menggunakan huruf kapital seperti pada kata: /terjadi/ yang seharusnya

ditulis dengan kapital. Adapun, Laila tidak menggunakan huruf kapital pada

awal kalimat seperti kata: /faktor/. Laila masih melakukan kesalahan pada

tanda koma yang ditulis sebelum konjungsi /sehingga/ seharusnya tidak perlu

menggunakan tanda koma dan tidak terdapatnya tanda koma sebelum

konjungsi /yaitu/. Selanjutnya, Laila tidak menggunakan tanda baca titik pada

akhir kalimat pertama paragraf kedua, akhir kalimat kedua paragraf kedua,

dan pada akhir kalimat pertama paragraf ketiga. Dengan adanya tujuh

kesalahan ejaan dan tanda baca pada teks eksplanasi Laila. Akan tetapi,

makna masih dapat terbaca. Komponen mekanik pada teks eksplanasi Laila

mendapat skor 3 dengan kriteria sedang.

Nama : Lala Cahya Kamila

Judul : Longsor

Tabel 4.18

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 16

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

25

C

Page 132: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

117

17-21

13-16

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

14

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

14

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

18

C

Mekanik 5 2-5

4 C

Jumlah Skor : 75 B

Nilai:

× 100 = 75

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Lala cukup sesuai dengan media kartu

bergambar. Lala mendapatkan tema longsor dan dalam mengungkapkan

gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang telah ditulis di

awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan tidak terlalu

terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam hal ini Lala

cukup menguasai topik permasalahan. Lala menggunakan pola

pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian kejadian dari

tema longsor, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat. Hasil tulisan

teks eksplanasi Lala relevan dengan tema dari kartu bergambar yang

didapatnya, tetapi tidak terlalu terperinci. Lala menjelaskan bahwa akibat

longsor terdapat rumah yang rusak dan dibutuhkan alat berat. Kurang

mengungkapkan lebih detail mengenai bangunan apa saja yang terkena

dampak longsor selain rumah penduduk. Hal tersebut dapat terungkap melalui

Page 133: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

118

kutipan dari teks eksplanasi yang dibuat Lala berikut ini “akibatnya adalah

rumah penduduk pada rusak sehingga dibutuhkan alat berat untuk

mengangkat bangunan dan mengangkat tanah”. Komponen isi pada teks

eksplanasi Lala mendapat skor 25 dengan kriteria cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Lala ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Lala dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya tetapi judul yang digunakan masih bersifat umum.

Artinya, Lala menggunakan tema yang didapat untuk memberikan judul pada

teks yang dibuatnya. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan

pernyataan awal tentang longsor sudah jelas dan logis tetapi kurang lengkap,

yaitu gagasan yang dipaparkan kurang meluas. Selanjutnya bagian rangkaian

kejadian, Lala mengungkapkan data faktual yang terkait dengan longsor

secara jelas, logis, dan lengkap. Lala mengungkapkan fakta tentang longsor

berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan dengan fenomena yang

didapatkan dari bahan bacaan berupa artikel berita. Gagasan yang ditulis pada

bagian ulasan sudah jelas, merujuk pada fakta yang diungkapkan, tetapi

kurang logis. Kemudian, Lala kurang mengembangkan gagasannya untuk

mengatasi fenomena longsor pada bagian ulasan. Paragraf yang ditulis Lala

cukup padu dan sesuai dengan topik pembahasan. Komponen organisasi pada

teks eksplanasi Lala mendapat skor 14 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Lala tergolong memadai. Artinya, terdapat

beberapa kosakata yang sama dan ditulis berulang untuk mendeskripsikan

tema longsor dari kartu bergambar yang didapatnya, kosakata yang digunakan

masih sedikit. Pada teks ekspalnasi Lala, ditemukannya tiga pembentukan

kata yang kurang sempurna seperti: kata /kor ban/ yang seharusnya ditulis

dirangkai menjadi /korban/, kata /sang at/ yang seharusnya ditulis dirangkai

menjadi /sangat/, dan kata /men cari/ yang seharusnya imbuhan me- ditulis

dirangkai dengan kata /cari/ sehingga menjadi /mencari/. Penggunaan kaidah

kebahasaan cukup memadai, pengungkapan sudah tepat tetapi tidak terlalu

Page 134: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

119

terperinci, serta penggunaan konjungsi kausalitas kurang lengkap. Lala

menggunakan kata teknis yaitu longsor, konjungsi kausalitas (seperti: karena

dan sehingga), menggunakan kata benda yang merujuk pada fenomena

(seperti: hujan, susunan, tanah, air, penduduk, bangunan, alat berat, dan

korban), serta menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada

fenomena (seperti: merusak, menampung, meresap, mengangkat, dan

berwaspada). Komponen kosakata pada teks eksplanasi Lala mendapat skor

14 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Lala memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna dapat

terbaca dengan jelas. Terdapat empat kesalahan dalam fungsi (urutan) kata

seperti pada kalimat: “akibatnya adalah rumah penduduk pada rusak...”.

Setelah kata /penduduk/ seharusnya dihilangkan kata /pada/ dan diganti

partikel /yang/. Sementara itu, setelah /adalah/ ditambahkan frasa

/terdapatnya beberapa/ sehingga dapat memperjelas bahwa rumah penduduk

tidak terlalu banyak yang rusak. Selanjutnya kalimat “penyebab terjadinya

longsor karena adanya hujan dengan intensitas yang sangat tinggi, karena

adanya intensitas yang sangat tinggi.”. Seharusnya frasa tersebut tidak ditulis

berulang sehingga menyebabkan kalimat kurang efektif. Kemudian, kalimat

“sebaiknya kita harus berwaspada kalau adanya hujan yang sang at tinggi”.

Seharusnya kata /tinggi/ dapat diganti frasa /deras dan banyak/ sehingga lebih

logis. Komponen penggunaan bahasa pada teks eksplanasi Lala mendapat

skor 18 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Lala adalah ditemukannya kesalahan, yaitu tidak menggunakan

huruf kapital pada awal kalimat seperti kata: /akibat/ dan /sebaiknya/. Lala

masih melakukan kesalahan pada tanda baca seperti: tidak menggunakan

tanda baca titik sebelum konjungsi /kemudian/ sebab /kemudian/ merupakan

konjungsi antarkalimat. Hanya ada tiga kesalahan ejaan dan tanda baca pada

teks eksplanasi Lala. Akan tetapi, tidak mengaburkan makna atau makna

Page 135: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

120

dapat terbaca jelas. Komponen mekanik pada teks eksplanasi Lala mendapat

skor 4 dengan kriteria cukup.

Nama : Listiana Zahrani

Judul : Longsor yang terjadi karena kurangnya kesadaran diri

Tabel 4.19

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 17

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

27

SB

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

16

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

16

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

22

SB

Mekanik 5 2-5

3 C

Jumlah Skor : 84 BS

Nilai :

× 100 = 84

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Listiana sudah sesuai dengan media

kartu bergambar yang didapatnya. Listiana mendapatkan tema longsor dan

Page 136: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

121

dalam mengungkapkan gagasan pendukung, ia mengembangkan dari ide

utama yang telah ditulis di awal paragraf. Gagasan pendukung diungkapkan

sudah runtut, terfokus, dan mengacu pada gambar. Untuk hal ini, Listiana

sudah menguasai topik permasalahan dengan baik. Listiana menggunakan

pola pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian

kejadian dari tema longsor, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat.

Hasil tulisan teks eksplanasi Listiana sudah relevan dengan tema dari kartu

bergambar yang didapatnya. Hal tersebut dapat terungkap melalui kutipan

dari teks eksplanasi yang dibuat Listiana berikut ini “Akibat dari fenomena

longsor tersebut adalah hewan-hewan banyak yang punah karena kehilangan

tempat tinggal serta kurangnya cadangan air, warga mengalami kerugian

moril dan material dalam jumlah besar.” Komponen isi pada teks eksplanasi

Listiana mendapat skor 27 dengan kriteria sangat baik.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Listiana ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Listiana dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya, penggunaan judul sudah relevan dengan topik

pembahasan. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan

awal tentang longsor sudah jelas, logis, dan lengkap. Listiana juga

memberikan contoh mengenai longsor yang terjadi di daerah bogor dengan

gagasan yang jelas dan logis. Selanjutnya bagian rangkaian kejadian, Listiana

mengungkapkan data yang terkait dengan longsor secara jelas, logis, dan

lengkap. Listiana mengungkapkan fakta tentang longsor berdasarkan

pengetahuannya dan menghubungkan dengan fenomena yang didapatkan dari

bahan bacaan berupa artikel berita. Gagasan yang ditulis pada bagian ulasan

sudah jelas, logis, dan merujuk pada fakta yang diungkapkan. Akan tetapi,

Listiana kurang mengembangkan gagasannya untuk mengatasi fenomena

longsor pada bagian ulasan. Paragraf yang ditulis Listiana cukup padu dan

cukup sesuai dengan topik pembahasan. Komponen organisasi pada teks

eksplanasi Listiana mendapat skor 16 dengan kriteria cukup.

Page 137: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

122

Kosakata yang digunakan Listiana tergolong memadai. Artinya,

terdapat kosakata yang diungkapkan berulang dalam mendeskripsikan

fenomena longsor dari kartu bergambar. Pada teks ekspalnasi Listiana,

ditemukannya satu pembentukan kata yang kurang sempurna seperti: kata

/pemukiman/ yang seharusnya ditulis /permukiman/ sebab /permukiman/

memiliki arti daerah tempat bermukim. Penggunaan kaidah kebahasaan cukup

memadai, pengungkapan sudah tepat, serta penggunaan konjungsi kausalitas

kurang lengkap. Listiana menggunakan kata teknis yaitu longsor, konjungsi

kausalitas (seperti: sebab dan sehingga), menggunakan kata benda yang

merujuk pada fenomena (seperti: hujan, intensitas tinggi, alam, manusia,

hutan gundul, resapan, ilegal, kerugian, dan reboisasi), serta menggunakan

kata kerja tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti: menuruni,

dibiarkan, dan mengalami). Komponen kosakata pada teks eksplanasi

Listiana mendapat skor 16 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Listiana memiliki konstruksi

kalimat kompleks tetapi efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

mengandung beberapa kosakata yang rumit tetapi efektif dan menggunakan

bahasa yang lugas sehingga makna dapat terbaca dengan jelas dan mudah

dipahami. Tidak terdapat kesalahan dalam fungsi (urutan) kata, pronominal,

dan preposisi. Komponen penggunaan bahasa pada teks eksplanasi Listiana

mendapat skor 22 dengan kriteria sangat baik.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Listiana adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul,

yakni tidak menggunakan huruf kapital seperti pada kata: /terjadi/,

/kurangnya/, /kesadaran/, dan /diri/. Adapun, Listiana tidak menggunakan

huruf kapital pada awal kalimat seperti kata: /sebaiknya/. Kemudian, Listiana

tidak menggunakan huruf kapital pada kata /sedangkan/ sebagai konjungsi

antarkalimat. Selanjutnya, terdapat kesalahan pada ejaan, yaitu kata /material/

yang seharusnya ditulis /materiel/ sebab kata /material/ adalah tidak baku.

Dengan adanya tujuh kesalahan ejaan dan tanda baca pada teks eksplanasi

Page 138: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

123

Listiana. Akan tetapi, makna masih dapat terbaca. Komponen mekanik pada

teks eksplanasi Listiana mendapat skor 3 dengan kriteria sedang.

Nama : Luqman Hakim

Judul : Penyebab Kemacetan Di jakarta

Tabel 4.20

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 18

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

24

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

16

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

13

S

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

18

C

Mekanik 5 2-5

3 S

Jumlah Skor : 74 B

Nilai :

× 100 = 74

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Luqman cukup sesuai dengan media

kartu bergambar. Luqman mendapatkan tema kemacetan dan dalam

Page 139: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

124

mengungkapkan gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang

telah ditulis di awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan

tidak terlalu terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam

hal ini Luqman cukup menguasai topik permasalahan. Luqman menggunakan

pola pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian

kejadian dari tema kemacetan, dan menuliskannya dengan konjungsi yang

tepat. Hasil tulisan teks eksplanasi Luqman relevan dengan tema dari kartu

bergambar yang didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Luqman

menjelaskan bahwa penyebab kemacetan adalah tentang ruas jalan dan

pengemudi yang ugal-ugalan. Kurang mengungkapkan lebih detail mengenai

keadaan ruas jalan dan tidak tertibnya pengemudi roda dua yang

menggunakan jalur bus transjakarta. Hal tersebut dapat terungkap melalui

kutipan dari teks eksplanasi yang dibuat Luqman berikut ini “beberapa faktor

penyebab kemacetan yaitu faktor ruas jalan, adanya pengemudi ugal-ugalan

yang menghambat laju kendaraan”. Komponen isi pada teks eksplanasi

Luqman mendapat skor 24 dengan kriteria cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Luqman ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Luqman dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul

pada teks yang dibuatnya, penggunaan judul sudah relevan dengan topik

pembahasan. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan

awal tentang kemacetan sudah jelas, logis, dan lengkap. Selanjutnya bagian

rangkaian kejadian, Luqman memulainya dengan memaparkan gagasan

mengenai kerugian dari kemacetan dan memunculkan kalimat pertanyaan.

Kemudian, Luqman mengungkapkan data faktual yang terkait kemacetan

dengan jelas tetapi kurang lengkap dan kurang logis. Adanya beberapa

pembentukan kosakata yang kurang sempurna menjadikan kalimat kurang

logis. Luqman mengungkapkan fakta tentang kemacetan berdasarkan

pengetahuannya dan menghubungkan dengan fenomena yang didapatkan dari

bahan bacaan berupa artikel berita. Gagasan yang ditulis pada bagian ulasan

Page 140: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

125

sudah jelas, merujuk pada fakta yang diungkapkan, tetapi kurang logis.

Terdapat kalimat yang menggantung karena kurangnya klausa sehingga

menyebabkan ambiguitas. Paragraf yang ditulis Luqman cukup padu dan

sesuai dengan topik pembahasan. Komponen organisasi pada teks eksplanasi

Luqman mendapat skor 16 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Luqman tergolong terbatas. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dan ditulis berulang, serta penggunaan

kosakata yang tidak luas untuk mendeskripsikan tema kemacetan dari kartu

bergambar yang didapatnya. Pada teks eksplanasi Luqman, ditemukannya

lima pembentukan kata yang kurang sempurna seperti: /melang garnya/ yang

seharusnya ditulis dirangkai menjadi /melanggarnya/. Selanjutnya, kata

/didunia/ yang seharusnya penulisan di- ditulis dipisah menjadi /di dunia/

sebab kedudukan di- sebagai kata depan. Adapun, kata /di percepat/ yang

seharusnya penulisan di- dirangkai menjadi /dipercepat/ sebab kedudukannya

sebagai awalan yang menunjukkan kata kerja pasif, kata /ter buang/ yang

seharusnya imbuhan ter- ditulis dirangkai dengan kata /buang/ sehingga

menjadi /terbuang/, dan kata /bertang gung jawab/ seharusnya ditulis

/bertanggung jawab/. Penggunaan kaidah kebahasaan tergolong cukup

memadai, pengungkapan sudah tepat tetapi kurang lengkap. Luqman

menggunakan kata teknis yaitu kemacetan, konjungsi kausalitas (seperti:

sebab dan sehingga), menggunakan kata benda yang merujuk pada fenomena

(seperti: kendaraan, kapasitas, jakarta, jalan alternatif, sanksi, dan peraturan),

serta menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti:

dipadati, menimbulkan, menghindari, dihimbau, dan menaati). Komponen

kosakata pada teks eksplanasi Luqman mendapat skor 13 dengan kriteria

sedang.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Luqman memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna dapat

terbaca dengan jelas. Terdapat tiga kesalahan dalam fungsi (urutan) kata,

seperti pada kalimat: “Bahkan hanya di jakarta, beberapa kota besar di

Page 141: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

126

dunia...”. Kata /Bahkan/ seharusnya diganti /bukan/ sebab kalimat selanjutnya

menjelaskan bahwa seluruh dunia juga memiliki kota termacet dan kata depan

/di/ sebelum kata /jakarta/ dapat dihilangkan. Selanjutnya, pada kalimat:

“mengurangi jumlah kendaraan, dengan mewajibkan 1 rumah hanya memiliki

1 kendaraan...”. Seharusnya sebelum kata /mengurangi/ dapat ditambahkan

klausa, sebagai berikut /Pemerintah dapat membuat peraturan agar/, dan

konjungsi /dengan/ diganti /yakni/. Penambahan klausa dan penggantian

konjungsi dimaksudkan agar kalimat lebih logis juga efektif. Komponen

penggunaan bahasa pada teks eksplanasi Luqman mendapat skor 18 dengan

kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Luqman adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul,

yakni menggunakan huruf kapital seperti pada kata: /Di/ yang seharusnya

ditulis tidak kapital. Selain itu, tidak menggunakan huruf kapital seperti pada

kata: /jakarta/ sebab menunjukkan nama kota. Adapun, Luqman tidak

menggunakan huruf kapital pada awal kalimat seperti kata: /kategori/ dan

/mengurangi/. Terdapat pula penyingkatan kata seperti: /yg/. Lalu,

penggunaan tanda koma sebelum konjungsi /sehingga/ seharusnya tidak pakai

tanda koma. Adapun, kesalahan terhadap pengulangan kata /jam jam/ yang

tidak menggunakan tanda hubung setrip seharusnya menggunakan. Dengan

adanya tujuh kesalahan ejaan dan tanda baca pada teks eksplanasi Luqman.

Akan tetapi, makna masih dapat terbaca. Komponen mekanik pada teks

eksplanasi Luqman mendapat skor 3 dengan kriteria sedang.

Page 142: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

127

Nama : Muhamad Akbar Pahreji

Judul : Sampah Penyebab Kerusakan alam

Tabel 4.21

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 19

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

23

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

14

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

19

C

Mekanik 5 2-5

3 S

Jumlah Skor : 74 B

Nilai :

× 100 = 74

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Akbar cukup sesuai dengan media kartu

bergambar. Akbar mendapatkan tema sampah dan dalam mengungkapkan

gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang telah ditulis di

awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan tidak terlalu

terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam hal ini Akbar

Page 143: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

128

cukup menguasai topik permasalahan. Akbar menggunakan pola

pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian kejadian dari

tema sampah, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat. Hasil tulisan

teks eksplanasi Akbar relevan dengan tema dari kartu bergambar yang

didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Akbar menjelaskan bahwa sampah

kebanyakan terdapat di permukiman masyarakat, sungai, atau selokan. Tidak

mengungkapkan dengan detail mengenai penyebab lingkungan rumah

masyarakat dipenuhi sampah. Kemudian, kurangnya informasi tentang

penyebab sungai atau selokan dijadikan tempat pembuangan sampah. Hal

tersebut dapat terungkap melalui kutipan dari teks eksplanasi yang dibuat

Akbar berikut ini “Sampah banyak ditemukan di daerah Perumahan

masyarakat dan di sekitar sungai atau selokan”. Komponen isi pada teks

eksplanasi Akbar mendapat skor 23 dengan kriteria cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Akbar ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Akbar dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya, penggunaan judul sudah relevan dengan topik

pembahasan. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan

awal tentang sampah sudah jelas, logis, tetapi kurang lengkap. Artinya,

gagasan yang diungkapkan kurang meluas. Selanjutnya pada rangkaian

kejadian, Akbar dapat mengungkapkan data faktual dengan jelas dan logis,

tetapi kurang lengkap. Akbar mengungkapkan fakta tentang sampah,

berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan dengan fenomena yang

ditemui di kehidupan sehari-hari. Gagasan yang ditulis pada bagian ulasan

sudah jelas, logis, dan merujuk pada fakta yang diungkapkan. Akan tetapi,

Akbar kurang mengembangkan gagasannya untuk mengatasi fenomena

sampah pada bagian ulasan. Paragraf yang dituliskan Akbar cukup padu dan

sesuai dengan topik pembahasan. Komponen organisasi pada teks eksplanasi

Akbar mendapat skor 14 dengan kriteria cukup.

Page 144: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

129

Kosakata yang digunakan Akbar tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dan ditulis berulang untuk

mendeskripsikan tema banjir dari kartu bergambar yang didapatnya, kosakata

yang digunakan masih sedikit. Pada teks ekspalnasi Akbar, didapatkan dua

pembentukan kata yang kurang sempurna seperti: kata /di temukan/ yang

seharusnya penulisan di- dirangkai menjadi /ditemukan/ sebab kedudukannya

sebagai awalan yang menunjukkan kata kerja pasif. Selanjutnya, kata /di

gunakan/ yang seharusnya penulisan di- dirangkai menjadi /digunakan/ sebab

kedudukannya sebagai awalan yang menunjukkan kata kerja pasif.

Penggunaan kaidah kebahasaan tergolong cukup memadai, pengungkapan

sudah tepat, serta penggunaan konjungsi kausalitas kurang lengkap. Akbar

menggunakan kata teknis yaitu sampah, konjungsi kausalitas (seperti: karena

dan sehingga), menggunakan kata benda yang merujuk pada fenomena

(seperti: industri, perusahaan, rumah tangga, sungai, selokan, aliran dan

bencana), serta menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada

fenomena (seperti: di gunakan, membuang, menyadarkan, dan mencegah)

tetapi tidak secara terperinci. Komponen kosakata pada teks eksplanasi Akbar

mendapat skor 15 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Akbar memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna dapat

terbaca dengan jelas. Terdapat dua kesalahan dalam fungsi (urutan) kata

seperti pada kalimat: “Marilah kita bersama-sama Menyadarkan Masyarakat

agar tidak membuang sampah sembarangan lagi supaya dapat...”. Seharusnya,

kojungsi /supaya/ dihilangkan sebab penghubung tersebut berfungsi untuk

menandai harapan, dan diganti konjungsi /sehingga/ yang menjelaskan bahwa

apabila penduduk tidak membuang sampah sembarangan tidak akan

menyebabkan terjadinya banjir. Kata /lagi/ seharusnya dihilangkan dan

diganti kata /membiasakan/ sebelum kata /membuang/. Komponen

penggunaan bahasa pada teks eksplanasi Akbar mendapat skor 19 dengan

kriteria cukup.

Page 145: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

130

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Akbar adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul, yakni

tidak menggunakan huruf kapital seperti pada kata: /alam/. Adapun, terdapat

kata di pertengahan kalimat yang dituliskan dengan huruf kapital, yaitu

/Perumahan/, /Membuang/, dan /Sungai/. Terdapat pula kesalahan pada ejaan,

yaitu kata /matrial/ seharusnya ditulis /material/ karena bentuk bakunya

adalah /material/ dan kata /kurany/ yang seharusnya ditulis /kurangnya/.

Akbar masih melakukan kesalahan pada tanda baca, yaitu tidak menggunakan

tanda baca titik pada pengakhiran kalimat di paragraf tiga. Dengan adanya

tujuh kesalahan ejaan dan tanda baca pada teks eksplanasi Akbar. Akan

tetapi, makna masih dapat terbaca. Komponen mekanik pada teks eksplanasi

Akbar mendapat skor 3 dengan kriteria sedang.

Nama : Muhammad Alfareza

Judul : Macetnya arus kendaraan di Jakarta

Tabel 4.22

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 20

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

27

SB

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

13

S

Penggunaan

25

22-25

18-21

18

C

Page 146: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

131

Bahasa 11-17

5-10

Mekanik 5 2-5

2 K

Jumlah Skor : 75 B

Nilai :

× 100 = 75

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Alfareza sudah sesuai dengan media

kartu bergambar. Alfareza mendapatkan tema kemacetan dan dalam

mengungkapkan gagasan pendukung, ia mengembangkan dari ide utama yang

telah ditulis di awal paragraf, dalam hal ini Alfareza sudah menguasai topik

permasalahan dengan baik. Alfareza menggunakan pola pengembangan

(sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian kejadian dari tema

kemacetan, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat. Hasil tulisan

teks eksplanasi Alfareza sudah relevan dengan tema dari kartu bergambar

yang didapatnya. Hal tersebut dapat terungkap melalui kutipan dari teks

eksplanasi yang dibuat Alfareza berikut ini “kemacetan di daerah seperti itu

karena, kurangnya tangga/Jembatan Penyebrangan Orang atau (JPO),

sehingga banyak orang orang yang memakai kendaraan, maupun kendaraan

online”. Komponen isi pada teks eksplanasi Alfareza mendapat skor 27

dengan kriteria sangat baik.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Alfareza ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Alfareza dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul

pada teks yang dibuatnya, penggunaan judul sudah relevan dengan topik

pembahasan. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan

awal tentang kemacetan sudah jelas, logis, dan cukup lengkap. Selanjutnya

pada rangkaian kejadian, Alfareza dapat mengungkapkan data faktual dengan

jelas, lengkap, tetapi kurang logis. Alfareza mengungkapkan fakta tentang

Page 147: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

132

kemacetan, berdasarkan pengetahuannya yang didapat dari artikel berita dan

menghubungkan dengan fenomena yang ditemui di kehidupan sehari-hari.

Gagasan yang ditulis pada bagian ulasan sudah jelas dan sudah merujuk pada

fakta yang diungkapkan. Akan tetapi, kurang logis karena masih terdapat

kalimat dengan penyusunan kosakata kurang tepat. Paragraf yang dituliskan

Alfareza cukup padu dan sesuai dengan topik pembahasan. Komponen

organisasi pada teks eksplanasi Alfareza mendapat skor 15 dengan kriteria

cukup.

Kosakata yang digunakan Alfareza tergolong terbatas. Artinya, tidak

luas dalam mendeskripsikan tema dari kartu bergambar yang didapatnya.

Pada teks eksplanasi Alfareza, ditemukannya empat pembentukan kata yang

kurang sempurna seperti: kata /di sebabkan/ yang seharusnya penulisan di-

ditulis dirangkai menjadi /disebabkan/ sebab kedudukannya sebagai awalan

yang menunjukkan kata kerja pasif, kata /meningkat nya/ seharusnya ditulis

dirangkai menjadi /meningkatnya/, kata /berkurang nya/ seharusnya ditulis

dirangkai menjadi /berkurangnya/, dan kata /di bangunnya/ yang seharusnya

penulisan di- dirangkai menjadi /dibangunnya/ sebab kedudukannya sebagai

awalan yang menunjukkan kata kerja pasif. Penggunaan kaidah kebahasaan

tergolong terbatas. Alfareza menggunakan kata teknis, yaitu kemacetan,

konjungsi kausalitas (seperti: karena dan sehingga), menggunakan kata benda

yang merujuk pada fenomena (seperti: lalu lintas, kapasitas, kendaraan,

jembatan, dan pejalan kaki), serta menggunakan kata kerja tindakan yang

merujuk pada fenomena (seperti: berhenti, memakai, berkurang, dan

menyeberang) tetapi tidak secara terperinci. Komponen kosakata pada teks

eksplanasi Alfareza mendapat skor 13 dengan kriteria sedang.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Alfareza memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks dan makna dapat terbaca dengan jelas. Terdapat empat

kesalahan dalam fungsi (urutan) kata seperti pada kalimat: “maka dari itu agar

tidak terjadi kemacetan. kita harus hemat dalam memakai kendaraan atau di

bangunnya jembatan penyebrangan orang...”. Seharusnya, dihilangkan kata

Page 148: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

133

/hemat/ dan diganti kata /mengurangi/. Lalu, dihilangkan kata /memakai/ dan

diganti /menggunakan/. Selanjutnya, kata /di bangunnya/ diganti klausa

“pemerintah dapat memprioritaskan untuk pembangunan” sebab lebih dapat

memperjelas kalimat berikutnya. Terdapat pula kalimat “sehingga banyak

orang yang memakai kendaraan, maupun kendaraan online”. Seharusnya,

setelah kata /kendaraan/ ditambahkan kata /pribadi/ untuk memperjelas

bahwa yang menjadi penyebab kemacetan adalah meningkatnya jumlah

kendaraan pribadi. Komponen penggunaan bahasa pada teks eksplanasi

Alfareza mendapat skor 18 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Alfareza adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul,

yakni tidak menggunakan huruf kapital seperti pada kata: /arus/ dan

/kendaraan/. Adapun, terdapat kata di awal kalimat yang tidak ditulis dengan

huruf kapital, yaitu /kemacetan/. Terdapat pula kesalahan pada ejaan, yaitu

kata /penyebrangan/ seharusnya ditulis /penyeberangan/. Selanjutnya,

terdapat kesalahan pada kata /online/ yang seharusnya ditulis dengan

menggunakan huruf cetak miring menjadi /online/ sebab berasal dari kata

bahasa Inggris dan tidak menggunakan huruf kapital pada kata /jakarta/ yang

menunjukkan nama kota. Alfareza masih melakukan kesalahan pada tanda

baca, yaitu tidak menggunakan tanda baca titik pada akhir kalimat pertama

paragraf pertama. Lalu, masih menggunakan tanda koma sebelum konjungsi

/sehingga/ dan tidak menggunakan tanda hubung setrip pada kata berulang

seperti: /orang orang/. Terdapat sembilan kesalahan ejaan dan tanda baca

pada teks eksplanasi Alfareza. Komponen mekanik pada teks eksplanasi

Alfareza mendapat skor 2 dengan kriteria sangat kurang.

Page 149: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

134

Nama : Muhammad Fickry Khadafi

Judul : kemacetan di DKI Jakarta

Tabel 4.23

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 21

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

24

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

14

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

19

C

Mekanik 5 2-5

3 C

Jumlah Skor : 75 B

Nilai :

× 100 = 75

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Fickry cukup sesuai dengan media

kartu bergambar. Fickry mendapatkan tema kemacetan dan dalam

mengungkapkan gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang

telah ditulis di awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan

tidak terlalu terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam

Page 150: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

135

hal ini Fickry cukup menguasai topik permasalahan. Fickry menggunakan

pola pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian

kejadian dari tema kemacetan, dan menuliskannya dengan konjungsi yang

tepat. Hasil tulisan teks eksplanasi Fickry cukup relevan dengan tema dari

kartu bergambar yang didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Kurangnya

informasi mengenai tidak tertibnya pengendara roda dua yang menggunakan

jalur bus transjakarta. Hal tersebut dapat terungkap melalui kutipan dari teks

eksplanasi yang dibuat Fickry berikut ini “Penyebab terjadinya kemacetan

karena terdapatnya bencana alam tanah longsor diarea jalan Raya,

menyempitnya ruas jalan karena dipergunakan untuk pengangkatan material

tanah”. Komponen isi pada teks eksplanasi Fickry mendapat skor 24 dengan

kriteria cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Fickry ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Ficrky dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya, penggunaan judul sudah relevan dengan topik

pembahasan. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan

awal tentang kemacetan sudah jelas, logis, tetapi kurang lengkap. Selanjutnya

pada rangkaian kejadian, Fickry dapat mengungkapkan data faktual dengan

jelas dan logis tetapi kurang lengkap. Fickry mengungkapkan fakta tentang

kemacetan, berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan dengan

fenomena yang didapatkan dari bahan bacaan berupa artikel berita. Gagasan

yang ditulis pada bagian ulasan sudah jelas, tetapi kurang logis sebab terdapat

kosakata yang tidak mendukung keutuhan kalimat. Fickry kurang

mengembangkan gagasannya untuk mengatasi fenomena kemacetan pada

bagian ulasan, tetapi gagasan yang diungkapkan sudah merujuk pada fakta

yang dijelaskan. Paragraf yang dituliskan Fickry cukup padu dan sesuai

dengan topik pembahasan. Komponen organisasi pada teks eksplanasi Fickry

mendapat skor 15 dengan kriteria cukup.

Page 151: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

136

Kosakata yang digunakan Fickry tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dan ditulis berulang untuk

mendeskripsikan tema kemacetan dari kartu bergambar yang didapatnya.

Pada teks eksplanasi Fickry, ditemukannya tiga pembentukan kata yang

kurang sempurna seperti: /diarea/ yang seharusnya penulisan di- dipisah

menjadi /di area/ sebab kedudukannya sebagai kata depan, kata /di

pergunakan/ yang seharusnya penulisan di- dirangkai menjadi /dipergunakan/

sebab kedudukannya sebagai awalan yang menunjukkan kata kerja pasif, dan

kata /di berikan/ yang seharusnya penulisan di- dirangkai menjadi /diberikan/

sebab kedudukannya sebagai awalan yang menunjukkan kata kerja pasif.

Penggunaan kaidah kebahasaan tergolong cukup memadai, pengungkapan

sudah tepat tetapi tidak terlalu terperinci, serta pengungkapan konjungsi

kausalitas kurang lengkap. Fickry menggunakan kata teknis, yaitu kemacetan,

konjungsi kausalitas (seperti: sebab dan karena), menggunakan kata benda

yang merujuk pada fenomena (seperti: bencana alam, jalan Raya, tanah,

waktu, tempuh, transportasi, pemerintah, dan pengendara), serta

menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti:

meningkatnya, melebihi, menyempitnya, dan menghambat) tetapi tidak

terperinci. Komponen kosakata pada teks eksplanasi Fickry mendapat skor 14

dengan kriteria sedang.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Fickry memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks dan makna dapat terbaca dengan jelas. Terdapat dua

kesalahan dalam fungsi (urutan) kata seperti pada kalimat: “sebaiknya warga

DKI Jakarta memakai transportasi yang di berikan kepada pemerintah agar

mengurangi Pengendera di DKI Jakarta...”. Seharusnya, kata /kepada/ diganti

kata /dari/ sebab untuk memperjelas bahwa pemerintah sudah menyediakan

transportasi umum yang dapat digunakan untuk mengurangi kemacetan.

Selanjutnya, setelah kata /mengurangi/ ditambahkan kata /jumlah/ untuk lebih

mempertegas kalimat berikutnya. Komponen penggunaan bahasa pada teks

eksplanasi Fickry mendapat skor 19 dengan kriteria cukup.

Page 152: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

137

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Fickry adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul yang

tidak menggunakan huruf kapital seperti pada kata: /kemacetan/. Selanjutnya,

kesalahan kata di awal kalimat yang tidak ditulis dengan huruf kapital, yaitu

/kemacetan/ dan /akibatnya/. Adapun, penggunaan huruf kapital di akhir

kalimat seperti pada kata /Raya/. Fickry tidak menggunakan huruf kapital

pada kata /jakarta/ yang seharusnya ditulis dengan kapital sebab menunjukkan

nama kota. Terdapat pula kesalahan pada ejaan, yaitu kata /Pengendera/ yang

seharusnya ditulis /pengendara/ dan ditulis dengan huruf kecil saja. Fickry

masih melakukan kesalahan pada tanda baca, yaitu tidak menggunakan tanda

baca titik pada akhir kalimat pertama paragraf keempat. Pada penulisan

paragraf ketiga, Fickry menuliskan kata pertamanya kurang menjorok ke

dalam. Dengan adanya tujuh kesalahan ejaan dan tanda baca pada teks

eksplanasi Fickry. Akan tetapi, makna masih dapat terbaca. Komponen

mekanik pada teks eksplanasi Fickry mendapat skor 3 dengan kriteria sedang.

Nama : Muhammad Rafi Himawan

Judul : kebanjiran di Jakarta

Tabel 4.24

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 22

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

22

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

14

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

14

C

Page 153: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

138

7-9

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

21

C

Mekanik 5 2-5

3 S

Jumlah Skor : 74 B

Nilai :

× 100 = 74

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Rafi cukup sesuai dengan media kartu

bergambar. Rafi mendapatkan tema banjir dan dalam mengungkapkan

gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang telah ditulis di

awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan tidak terlalu

terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam hal ini Rafi

cukup menguasai topik permasalahan. Rafi menggunakan pola

pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian kejadian dari

tema banjir, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat. Hasil tulisan

teks eksplanasi Rafi relevan dengan tema dari kartu bergambar yang

didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Rafi menjelaskan bahwa penyebab

banjir adalah membuang sampah sembarangan dan dataran permukiman

rumah warga yang rendah. Kurang mengungkapkan lebih detail mengenai

aktivitas warga yang tidak menjaga lingkungan, kurangnya informasi

mengenai ketinggian air yang merendam permukiman, dan warga yang perlu

diungsikan. Hal tersebut dapat terungkap melalui kutipan dari teks eksplanasi

yang dibuat Rafi berikut ini “Banjir disebabkan karena kebiasaan warga Yang

membuang sampah di selokan dan sungai, sebagian besar pemukiman warga

berada di dataran rendah”. Komponen isi pada teks eksplanasi Rafi mendapat

skor 22 dengan kriteria cukup.

Page 154: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

139

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi ditulis Rafi dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Rafi dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya, penggunaan judul sudah relevan dengan topik

pembahasan. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan

awal tentang banjir sudah jelas, logis, tetapi kurang lengkap. Selanjutnya

pada rangkaian kejadian, Rafi dapat mengungkapkan data faktual dengan

jelas, logis, tetapi kurang lengkap. Pengungkapan sebab-akibat banjir kurang

meluas. Rafi mengungkapkan fakta tentang banjir berdasarkan,

pengetahuannya dan menghubungkan dengan fenomena yang ditemui di

kehidupan sehari-hari. Gagasan yang ditulis pada bagian ulasan sudah jelas,

logis, dan pengungkapannya juga sudah merujuk pada fakta yang dijelaskan.

Akan tetapi, Rafi kurang mengembangkan gagasannya untuk mengatasi

fenomena banjir pada bagian ulasan. Paragraf yang dituliskan Rafi cukup

padu dan sesuai dengan topik pembahasan. Komponen organisasi pada teks

eksplanasi Rafi mendapat skor 14 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Rafi tergolong memadai. Artinya, terdapat

beberapa kosakata yang sama dan ditulis berulang untuk mendeskripsikan

tema banjir dari kartu bergambar yang didapatnya. Pada teks eksplanasi Rafi,

ditemukannya tiga pembentukan kata yang kurang sempurna seperti: kata /di

sebabkan/ yang seharusnya penulisan di- dirangkai menjadi /disebabkan/

karena kedudukannya sebagai awalan yang menunjukkan kata kerja pasif,

kata /Pemukiman/ yang seharusnya ditulis /permukiman/, serta kata /mem

buang/ yang seharusnya ditulis dirangkai antara imbuhan me- dan kata dasar

/buang/ sehingga menjadi /membuang/. Penggunaan kaidah kebahasaan

tergolong cukup memadai, pengungkapan sudah tepat, tetapi penggunaan

konjungsi kausalitas kurang lengkap. Rafi menggunakan kata teknis, yaitu

banjir, konjungsi kausalitas (seperti: sebab dan karena), menggunakan kata

benda yang merujuk pada fenomena (seperti: warga, sampah, selokan, sungai,

korban, penyakit, dan lingkungan), serta menggunakan kata kerja tindakan

Page 155: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

140

yang merujuk pada fenomena (seperti: berlebihan, merendam, terkena, dan

menjaga, dan membiasakan). Komponen kosakata pada teks eksplanasi Rafi

mendapat skor 14 dengan kriteria sedang.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Rafi memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks dan makna dapat terbaca dengan jelas. Tidak terdapat

kesalahan dalam fungsi (urutan) kata, promominal, dan preposisi. Komponen

penggunaan bahasa pada teks eksplanasi Rafi mendapat skor 21 dengan

kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Rafi adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul yang

tidak ditulis dengan huruf kapital, yaitu /kebanjiran/. Selanjutnya, kata di

awal kalimat yang tidak ditulis dengan huruf kapital, yaitu /sebagian/ dan

/sebaiknya/. Adapun, penggunaan huruf kapital di pertengahan kalimat, yaitu

/Yang/ dan /Penyakit/. Rafi masih melakukan kesalahan pada tanda baca,

yaitu tidak menggunakan tanda baca titik pada akhir kalimat pertama paragraf

pertama dan akhir kalimat pertama paragraf ketiga. Pada penulisan paragraf

satu, dua, tiga, dan empat Rafi menuliskan kata pertamanya kurang menjorok

ke dalam. Dengan adanya tujuh kesalahan ejaan dan tanda baca pada teks

eksplanasi Rafi. Akan tetapi, makna masih dapat terbaca. Komponen mekanik

pada teks eksplanasi Rafi mendapat skor 3 dengan kriteria sedang.

Nama : Muhammad Rifky Fahrezi

Judul : Sampah dan kurang kesadaran Masyarakat

Tabel 4.25

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 23

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

17

S

Page 156: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

141

13-16

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

10

S

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

11

S

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

19

C

Mekanik 5 2-5

2 K

Jumlah Skor : 59 C

Nilai :

× 100 = 59

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Rifky kurang sesuai dengan media

kartu bergambar. Rifky mendapatkan tema sampah dan dalam

mengungkapkan gagasan pendukung, kurang mengacu pada ide utama yang

telah ditulis di awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung tidak menjelaskan

gagasan utama dan dalam hal ini Rifky kurang menguasai topik

permasalahan. Rifky menggunakan pola pengembangan (sebab-akibat) untuk

mendeskripsikan rangkaian kejadian dari tema sampah. Namun, pola

pengembangan kurang dideskripsikan dengan baik serta dalam menuliskan

konjungsi kurang lengkap. Hasil tulisan teks eksplanasi Rifky kurang relevan

dengan tema dari kartu bergambar yang didapatnya. Artinya, pengembangan

tema kurang memadai dan penulisan teks eksplanasi kurang terperinci. Rifky

hanya menjelaskan bahwa penyebab adanya sampah karena kurangnya

kesadaran masyarakat. Rifky tidak memberikan data faktual lainnya

mengenai penyebab terdapatnya sampah yang menumpuk. Hal tersebut dapat

Page 157: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

142

terungkap melalui kutipan dari teks eksplanasi yang dibuat Rifky berikut ini

“karena kurangn ya kesadaran masyarakat. Sehingga mengakibatkat selokan

Tersumbat”. Komponen isi pada teks eksplanasi Rifky mendapat skor 17

dengan kriteria sedang. Perolehan skor tersebut sesuai dengan hasil

wawancara yang menunjukkan bahwa Rifky tidak tertarik pada keterampilan

menulis dan didukung oleh kutipan berikut ini “Karena saya tidak suka

menulis.”. Adapun kutipan hasil wawancara lainnya yang mendukung

perolehan skor yang didapat Rifky, yakni “Tidak mempengaruhi untuk

mengembangkan ide pada setiap tema yang diberikan.”3

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Rifky ditulis dengan lengkap dan sudah berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Rifky dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya, penggunaan judul kurang relevan dengan topik

pembahasan. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan

awal tentang sampah kurang logis karena kurangnya kosakata yang

mendukung keutuhan kalimat. Pengungkapan gagasan juga kurang lengkap.

Selanjutnya pada rangkaian kejadian, Rifky hanya mengungkapkan satu fakta

dan kurang menjelaskan dari ide utama yang ditulis di awal paragraf serta

dalam mengungkapkan gagasan di rangkaian kejadian sangat sedikit kurang

mendetail. Rifky mengungkapkan satu fakta yang terkait dengan sampah

berdasarkan fenomena yang ditemui di kehidupan sehari-hari. Gagasan yang

ditulis pada bagian ulasan sudah logis, tetapi pengungkapannya kurang

merujuk pada fakta yang dijelaskan. Rifky kurang mengembangkan

gagasannya untuk mengatasi fenomena sampah menumpuk pada bagian

ulasan. Rifky hanya mengulang beberapa kosakata yang sama. Paragraf yang

dituliskan Rifky kurang padu dan kurang sesuai dengan topik pembahasan.

Komponen organisasi pada teks eksplanasi Rifky mendapat skor 10 dengan

kriteria sedang.

3 Wawancara pribadi dengan siswa yang bernama “Muhammad Rifky Fahrezi” di ruang kelas

VIII-8 pada pukul 12.40 WIB.

Page 158: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

143

Kosakata yang digunakan Rifky tergolong terbatas. Artinya, tidak

luas dalam mendeskripsikan tema dari kartu bergambar yang didapatnya.

Pada teks eksplanasi Rifky, ditemukannya lima pembentukan kata yang

kurang sempurna seperti: kata /di Temukan/ yang seharusnya penulisan di-

dirangkai menjadi /ditemukan/ karena kedudukannya sebagai awalan yang

menunjukkan kata kerja pasif. Selanjutnya, kata /diselokan/ yang seharusnya

penulisan di- dipisah menjadi /di selokan/ karena kedudukannya sebagai kata

depan dan kata /disembarang/ yang seharusnya penulisan di- dipisah menjadi

/di sembarang/ karena kedudukannya sebagai kata depan. Lalu, kata /me

nimbulkan/ seharusnya imbuhan me- ditulis dirangkai dengan kata dasar

/timbul/ dan mengalami pelesapan sehingga menjadi /menimbulkan/ dan kata

/kurangn ya/ seharusnya ditulis dirangkai menjadi /kurangnya/. Penggunaan

kaidah kebahasaan tergolong terbatas. Rifky menggunakan kata teknis, yaitu

sampah, konjungsi kausalitas (seperti: karena dan sehingga), menggunakan

kata benda yang merujuk pada fenomena (seperti: sisa, kesadaran, sembarang,

dan selokan), serta menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada

fenomena (seperti: di Temukan, membuang, mengakibatkat, dan me

nimbulkan) tetapi tidak secara terperinci. Komponen kosakata pada teks

eksplanasi Rifky mendapat skor 11 dengan kriteria sedang.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Rifky memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks dan makna masih dapat terbaca. Terdapat dua kesalahan

dalam fungsi (urutan) kata seperti pada kalimat: “sampah banyak di Temukan

diselokan banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarang

Tempat”. Seharusnya, setalah kata /di selokan/ ditambahkan konjungsi

/karena/ untuk memperjelas kalimat berikutnya. Kemudian, setelah kata

/sampah/ ditambahkan kata depan /di/ untuk menunjukkan latar tempat yang

lebih spesifik. Komponen penggunaan bahasa pada teks eksplanasi Rifky

mendapat skor 19 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Rifky adalah ditemukannya kesalahan pada kata di penulisan

Page 159: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

144

judul, yaitu tidak ditulis dengan huruf kapital, yaitu kata /kurang/ dan

/kesadaran/. Penggunaan huruf kapital juga tidak ditulis di awal kalimat,

seperti kata /sampah/. Adapun, penggunaan huruf kapital di pertengahan

kalimat, seperti pada kata /Selokan/ dan /Tersumbat/. Terdapat pula kesalahan

pada ejaan, yaitu kata /mengakibatkat/ yang seharusnya ditulis

/mengakibatkan/. Kemudian, terdapatnya kesalahan pada penulisan konjungsi

yang diletakkan di awal kalimat, yaitu /karena/ dan /sehingga/. Rifky masih

melakukan kesalahan pada tanda baca seperti: tidak menggunakan tanda baca

titik pada akhir kalimat pertama paragraf pertama dan akhir kalimat pertama

paragraf ketiga. Pada penulisan paragraf satu, dua, dan tiga, Rifky menuliskan

kata pertamanya kurang menjorok ke dalam. Terdapat sepuluh kesalahan

ejaan dan tanda baca pada teks eksplanasi Rifky. Komponen mekanik pada

teks eksplanasi Rifky mendapat skor 2 dengan kriteria sangat kurang.

Nama : Muhammad Safiq Juliantoro

Judul : Longsor Aceh

Tabel 4.26

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 24

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

25

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

16

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

16

C

Page 160: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

145

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

18

C

Mekanik 5 2-5

2 K

Jumlah Skor : 77 B

Nilai :

× 100 = 77

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Safiq cukup sesuai dengan media kartu

bergambar. Safiq mendapatkan tema longsor dan dalam mengungkapkan

gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang telah ditulis di

awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan tidak terlalu

terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam hal ini Safiq

cukup menguasai topik permasalahan. Safiq menggunakan pola

pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian kejadian dari

tema longsor, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat. Hasil tulisan

teks eksplanasi Safiq relevan dengan tema dari kartu bergambar yang

didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Safiq menjelaskan bahwa fenomena

longsor mengakibatkan rusaknya beberapa sarana dan prasarana umum. Tidak

mengungkapkan mengenai perumahan penduduk yang juga rusak karena

longsor . Hal tersebut dapat terungkap melalui kutipan dari teks eksplanasi

yang dibuat Safiq berikut ini “akibat dari fenomena longsor yaitu Rusaknya

struktur/infrastruktur seperti jalan jembatan balaidesa dan puskesmas”.

Komponen isi pada teks eksplanasi Safiq mendapat skor 25 dengan kriteria

cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Safiq ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Safiq dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

Page 161: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

146

teks yang dibuatnya, penggunaan judul sudah relevan dengan topik

pembahasan. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan

awal tentang longsor sudah jelas, logis, dan lengkap. Selanjutnya bagian

rangkaian kejadian, Safiq mengungkapkan data faktual yang terkait dengan

longsor dengan jelas, tetapi kurang logis dan lengkap. Safiq mengungkapkan

fakta tentang longsor berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan

dengan fenomena yang didapatkan dari bahan bacaan berupa artikel berita.

Terdapat beberapa kosakata yang pembentukannya kurang sempurna.

Kemudian, penyusunan kalimat yang kurang tepat karena ada beberapa

kosakata ditulis berulang sehingga mengakibatkan kalimat kurang efektif.

Gagasan yang ditulis pada bagian ulasan sudah runtut, jelas, dan merujuk

pada fakta yang diungkapkan. Paragraf yang ditulis Safiq cukup padu dan

cukup sesuai dengan topik pembahasan. Komponen organisasi pada teks

eksplanasi Safiq mendapat skor 16 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Safiq tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dan ditulis berulang untuk

mendeskripsikan tema longsor dari kartu bergambar yang didapatnya. Pada

teks eksplanasi Safiq, ditemukannya tiga pembentukan kata yang kurang

sempurna seperti: kata /di sebabkan/ yang seharusnya penulisan di- dirangkai

menjadi /disebabkan/ karena kedudukannya sebagai awalan yang

menunjukkan kata kerja pasif. Selanjutnya, kata /di tanggulangi/ yang

seharusnya penulisan di- dirangkai menjadi /ditanggulangi/ karena

kedudukannya sebagai awalan yang menunjukkan kata kerja pasif dan kata

/di lakukan/ yang seharusnya penulisan di- dirangkai menjadi /dilakukan/

karena kedudukannya sebagai awalan yang menunjukkan kata kerja pasif.

Kemudian, kata /balaidesa/ yang seharusnya ditulis terpisah menjadi /balai

desa/. Penggunaan kaidah kebahasaan tergolong cukup memadai,

pengungkapan sudah tepat tetapi tidak terlalu terperinci, serta pengungkapan

konjungsi kausalitas kurang lengkap. Safiq menggunakan kata teknis yaitu

longsor, konjungsi kausalitas (seperti: sebab dan karena), menggunakan kata

benda yang merujuk pada fenomena (seperti: erosi, tanah, aliran, air,

Page 162: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

147

infrastruktur, jalan, jembatan, reboisasi, pohon-pohon, dan lingkungan), serta

menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti:

menuruni, menimbulkan, menyerap, dan mengikat). Komponen kosakata

pada teks eksplanasi Safiq mendapat skor 16 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Safiq memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna dapat

terbaca dengan jelas. Terdapat empat kesalahan dalam fungsi (urutan) kata

seperti pada kalimat: “dan juga oleh karena bencana longsor Aktivitas warga

terganggu perlu di lakukan pembangunan ulang”. Konjungsi /dan/, /juga/,

serta /oleh karena/ dapat dihilangkan. Kemudian, setelah kata longsor

ditambahkan kata /menyebabkan/. Selanjutnya, sebelum kata /perlu/

ditambahkan konjungsi /sehingga/. Adapun pada kalimat: “Kita harus jaga

lingkungan kita, kita tidak boleh merusak alam kita, seperti longsor dapat di

tanggulangi dengan cara melakukan reboisasi..”. seharusnya kata /kita/ tidak

perlu ditulis berulang cukup di awal kalimat saja, yakni dapat ditambahkan

kojungsi /dengan/ setelah kata /lingkungan/. Komponen penggunaan bahasa

pada teks eksplanasi Safiq mendapat skor 18 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Safiq adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan kata di awal

kalimat yang tidak ditulis dengan huruf kapital, yaitu /longsor/ dan /kondisi/.

Adapun, penggunaan huruf kapital di pertengahan kalimat, seperti /Aktivitas/.

Terdapat pula kesalahan pada penulisan huruf kapital pada kata /indonesia/

yang seharusnya ditulis kapital karena menunjukkan nama negara, kesalahan

penggunaan pada kojungsi /dan/ yang masih diletakkan di awal kalimat, serta

tidak menggunakan tanda hubung setrip pada pengulangan kata /pohon

pohon/. Kemudian, kesalahan pada ejaan seperti pada kata: /ancur/ yang

merupakan bentuk tidak baku dari kata /hancur/, kata /memper cepat/ yang

seharusnya ditulis dirangkai menjadi /mempercepat/, dan kata /mireboisasi/

seharusnya ditulis /mereboisasi/. Safiq masih melakukan kesalahan pada

tanda baca, yaitu tidak menggunakan tanda koma pada kalimat penggabungan

Page 163: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

148

beberapa unsur. Pada penulisan paragraf satu, dua, tiga, empat, dan lima Safiq

menuliskan kata pertamanya kurang menjorok ke dalam. Dengan adanya

sepuluh kesalahan ejaan dan tanda baca pada teks eksplanasi Safiq. Lalu,

makna terkadang tidak dapat tergambarkan karena kurangnya kesempurnaan

pembentukan kata, beberapa kosakata ditulis berulang dalam satu kalimat,

dan hasil tulisan yang kurang rapi menyebabkan kalimat terkadang kurang

logis. Komponen mekanik pada teks eksplanasi Safiq mendapat skor 2

dengan kriteria sangat kurang.

Nama : Muhammad Yudha Prawira

Judul : Kemacetan di iNdonesia

Tabel 4.27

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 25

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

25

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

14

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

18

C

Mekanik 5 2-5

3 S

Page 164: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

149

Jumlah Skor : 75 B

Nilai :

× 100 = 75

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Yudha cukup sesuai dengan media

kartu bergambar. Yudha mendapatkan tema kemacetan dan dalam

mengungkapkan gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang

telah ditulis di awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan

tidak terlalu terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam

hal ini Yudha cukup menguasai topik permasalahan. Yudha menggunakan

pola pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian

kejadian dari tema kemacetan, dan menuliskannya dengan konjungsi yang

tepat. Hasil tulisan teks eksplanasi Yudha relevan dengan tema dari kartu

bergambar yang didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Yudha menjelaskan

bahwa sebab kemacetan adalah kondisi jalan dan akibat kemacetan, yaitu

meningkatnya jumlah kendaraan. Kurang mengungkapkan dengan detail

mengenai tidak tertibnya pengendara roda dua yang menggunakan jalur bus

transjakarta. Hal tersebut dapat terungkap melalui kutipan dari teks

eksplanasi yang dibuat Yudha berikut ini “kondisi jalan yang sempit dan

rusak dibeberapa bagian jalan. akibat kemacetan adalah jumlah kendaraan

terus bertambah banyak dan menumpuk. hal ini di pacu minimnya petugas

lalu Lintas yang ikut membenahi.”. Komponen isi pada teks eksplanasi

Yudha mendapat skor 25 dengan kriteria cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Yudha ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Yudha dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya, penggunaan judul sudah relevan dengan topik

pembahasan. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan

awal tentang kemacetan sudah jelas, logis, dan lengkap. Selanjutnya pada

Page 165: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

150

rangkaian kejadian, Yudha dapat mengungkapkan data faktual dengan jelas,

logis, tetapi kurang lengkap. Yudha mengungkapkan fakta tentang kemacetan

berdasarkan, pengetahuannya dan menghubungkan dengan fenomena yang

ditemui di kehidupan sehari-hari. Gagasan yang ditulis pada bagian ulasan

sudah jelas, logis dan sudah merujuk pada fakta yang diungkapkan. Akan

tetapi, pemaparan bagian ulasan masih menggunakan tanda hubung setrip

tidak diuraikan dengan paragraf. Paragraf yang dituliskan Yudha cukup padu

dan sesuai dengan topik pembahasan. Komponen organisasi pada teks

eksplanasi Yudha mendapat skor 14 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Yudha tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dan ditulis berulang untuk

mendeskripsikan tema kemacetan dari kartu bergambar yang didapatnya.

Pada teks eksplanasi Yudha, ditemukannya dua pembentukan kata yang

kurang sempurna seperti: kata /dibeberapa/ yang seharusnya penulisan di-

dipisah menjadi /di beberapa/ karena kedudukannya sebagai kata depan.

Selanjutnya, kata /di pacu/ yang seharusnya penulisan di- dirangkai dan

/pacu/ diganti /picu/ menjadi /dipicu/ karena kedudukannya sebagai awalan

yang menunjukkan kata kerja pasif. Penggunaan kaidah kebahasaan tergolong

cukup memadai, pengungkapan sudah tepat tetapi tidak terlalu terperinci,

serta penggunaan konjungsi kausalitas kurang lengkap. Yudha menggunakan

kata teknis yaitu kemacetan, konjungsi kausalitas (seperti: sebab dan karena),

menggunakan kata benda yang merujuk pada fenomena (seperti: kendaraan,

rambu-rambu, jalan, sempit, rusak, lalu lintas, libur panjang, dan mesin), serta

menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti:

melebihi, menjelang, bertambah, menumpuk, mengalami, memperbaiki, dan

mengalah). Komponen kosakata pada teks eksplanasi Yudha mendapat skor

15 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Yudha memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna dapat

terbaca dengan jelas. Terdapat empat kesalahan dalam fungsi (urutan) kata

Page 166: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

151

seperti pada kalimat: “Penyebab terjadinya macet terjadi karena menjelang

libur panjang sekaligus pelaksanaan hari raya...”. Kata /terjadi/ seharusnya

dihilangkan dan diganti konjungsi /yaitu/ agar lebih efektif dan tidak

pemborosan kata. Selanjutnya, pada kalimat “agar tidak mecet lagi kita harus

memperbaiki Rambu2x

yang Rusak”. Seharusnya kata /tidak/ dihilangkan,

kata /lagi/ diganti dengan frasa /tidak terulang kembali/, dan kata /kita/

seharusnya diganti /petugas lalu lintas/ sehingga tulisan teks eksplanasi

Yudha lebih mengkritisi terhadap sistem lalu lintas yang tidak terbenahi.

Komponen penggunaan bahasa pada teks eksplanasi Yudha mendapat skor 18

dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Yudha adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul yang

justru menggunakan huruf kapital pada huruf /N/ bukan /i/ seperti pada kata

/iNdonesia/. Selanjutnya, kata di awal kalimat yang tidak ditulis dengan huruf

kapital, yaitu /kemacetan/. Adapun, penggunaan huruf kapital di pertengahan

kalimat, yaitu /Lintas/ dan /Rusak/. Terdapat pula kesalahan tidak

menggunakan tanda hubung setrip pada pengulangan kata /Rambu2x

/ dan

Yudha masih melakukan penyingkatan kata, seperti /tdk/. Yudha masih

melakukan kesalahan pada tanda baca, yaitu tidak menggunakan tanda baca

titik pada kalimat ketiga paragraf ketiga. Pada penulisan paragraf dua dan

tiga, Yudha masih menuliskan tanda hubung setrip pada bagian rangkaian

kejadian dan ulasan. Dengan adanya tujuh kesalahan ejaan dan tanda baca

pada teks eksplanasi Yudha. Akan tetapi, makna masih dapat terbaca.

Komponen mekanik pada teks eksplanasi Yudha mendapat skor 3 dengan

kriteria sedang.

Page 167: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

152

Nama : Mulya Ria Nurasis

Judul : Kemacetan

Tabel 4.28

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 26

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

24

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

14

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

12

S

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

11

S

Mekanik 5 2-5

2 K

Jumlah Skor : 63 C

Nilai :

× 100 = 63

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Mulya cukup sesuai dengan media

kartu bergambar. Mulya mendapatkan tema kemacetan dan dalam

mengungkapkan gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang

telah ditulis di awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan

tidak terlalu terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam

Page 168: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

153

hal ini Mulya cukup menguasai topik permasalahan. Mulya menggunakan

pola pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian

kejadian dari tema kemacetan, dan menuliskannya dengan konjungsi yang

tepat. Hasil tulisan teks eksplanasi Mulya relevan dengan tema dari kartu

bergambar yang didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Mulya menjelaskan

bahwa penyebab kemacetan mengenai pembangunan infrastruktur dan

pengendara yang tidak mematuhi peraturan. Mulya kurang mendeskripsikan

lebih detail mengenai tidak tertibnya pengendara roda dua yang menggunakan

jalur bus transjakarta. Hal tersebut dapat terungkap melalui kutipan dari teks

eksplanasi yang dibuat Mulya berikut ini “kemacetan juga disebabkan oleh

pembangunan infrastruktur seperti apartemen jembatan Jalur kereta Ruas

jalan sangat kecil sekali dan banyaknya pengendara roda dua dan roda empat

yang tidak terbib peraturan dan harus menaati peratura sehingga tidak

kemacetan”. Komponen isi pada teks eksplanasi Mulya mendapat skor 24

dengan kriteria cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Mulya ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Mulya dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya tetapi judul yang digunakan masih bersifat umum.

Artinya, Mulya menggunakan tema yang didapat untuk memberikan judul

pada teks yang dibuatnya. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan

pernyataan awal tentang kemacetan sudah jelas, logis, tetapi kurang lengkap.

Adapun, justru Mulya memaparkan sebab-akibat kemacetan pada bagian

identifikasi. Selanjutnya pada rangkaian kejadian, Mulya dapat

mengungkapkan data faktual dengan jelas, tetapi kurang lengkap. Mulya

mengungkapkan fakta tentang kemacetan berdasarkan pengetahuannya dan

menghubungkan dengan fenomena yang didapatkan dari bahan bacaan berupa

artikel berita. Mulya menuliskan kembali sebab-akibat yang telah ditulis di

bagian identifikasi dan hanya menambahkan beberapa gagasannya untuk

memperkuat fakta yang dipaparkan. Pada bagian rangkaian kejadian, juga

Page 169: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

154

terdapat kalimat yang kurang logis sebab terdapat kosakata yang kurang.

Kemudian, kalimat diakhiri dengan makna yang menggantung. Gagasan yang

ditulis pada bagian ulasan sudah jelas, logis, dan merujuk pada fakta yang

dijelaskan. Akan tetapi, Mulya kurang mengembangkan gagasannya untuk

mengatasi fenomena kemacetan pada bagian ulasan. Paragraf yang dituliskan

Mulya cukup padu dan sesuai dengan topik pembahasan. Komponen

organisasi pada teks eksplanasi Mulya mendapat skor 14 dengan kriteria

cukup.

Kosakata yang digunakan Mulya tergolong terbatas. Artinya, tidak

luas dalam mendeskripsikan tema dari kartu bergambar yang didapatnya.

Pada teks ekspalnasi Mulya, ditemukannya empat pembentukan kata yang

kurang sempurna seperti: kata /di lontarkan/ yang seharusnya penulisan di-

dirangkai menjadi /dilontarkan/ karena kedudukannya sebagai awalan yang

menunjukkan kata kerja pasif, kata /pembangan/ yang seharusnya ditulis

/pembangunan/, kata /terggagu/ yang seharusnya ditulis /terganggu/, kata

/mengarungi/ yang seharusnya ditulis /mengurangi/. Penggunaan kaidah

kebahasaan tergolong terbatas. Mulya menggunakan kata teknis, yaitu

kemacetan, konjungsi kausalitas (seperti: sebab dan sehingga), menggunakan

kata benda yang merujuk pada fenomena (seperti: lalu lintas, kendaraan,

kapasitas, padat, infrastruktur, tertib, emosi, dan angkutan), serta

menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti:

melebihi, menaati, merata, dan dilontarkan) tetapi tidak secara terperinci.

Komponen kosakata pada teks eksplanasi Mulya mendapat skor 12 dengan

kriteria sedang.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Mulya memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan kurang efektif. Artinya, susunan kalimat yang

ditulis tidak kompleks, penyusunan kosakata, konjungsi, dan preposisi tidak

rapi sehingga makna membingungkan. Terdapat tujuh kesalahan dalam fungsi

(urutan) kata seperti pada kalimat: “kemacetan terjadi seperti kota yang macet

seperti Jakarta memiliki kemacetan yang amat padat”. Frasa /seperti kota

yang macet seperti/ seharusnya dihilangkan dan diganti /lebih tepatnya/ dan

Page 170: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

155

sebelum kata /Jakarta/ ditambahkan konjungsi /di/. Kata /memiliki

kemacetan/ dihilangkan dan diganti frasa /yang dipenuhi oleh kendaraan/.

Harus dilakukan penambahan dan pengurangan kata bahkan frasa

dimaksudkan agar kalimat lebih logis dan efektif. Selanjutnya, pada kalimat

“aktivitas terganggu tersiaa dan waktu yang terbuang sia-sia dan timbul emosi

pengendaraan yang di umumnya di lontarkan”. Seharusnya kata /tersiaa/

dihilangkan, konjungsi /dan/ seharusnya diganti konjungsi /sehingga/, kata

/timbul/ diganti /menimbulkan/, dan kata /pengendaraan/ diganti /pengendara/

dan kata depan /di/ dihilangkan. Harus dilakukan penambahan dan

penggantian kosakata agar menghasilkan kalimat yang logis, efektif, dan

makna dapat tersampaikan kepada pembaca. Kesalahan pada kalimat

“...banyaknya pengendaraan roda dua dan roda empat yang tidak tertib

peraturan dan harus menaati peratura sehingga tidak macet”. Seharusnya

klausa /harus menaati peratura sehingga tidak macet/ diubah menjadi kalimat

sebagai berikut /sehingga polisi perlu memberlakukan sanksi bagi siapa pun

yang melanggar peraturan/. Komponen penggunaan bahasa pada teks

eksplanasi Mulya mendapat skor 11 dengan kriteria sedang.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Mulya adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul yang

tidak menggunakan huruf kapital pada kata /kemacetan/. Selanjutnya, kata di

awal kalimat yang tidak ditulis dengan huruf kapital, yaitu /demikian/.

Adapun, penggunaan huruf kapital di pertengahan kalimat, seperti /Jembatan/,

dan /Ruas/. Terdapat pula kesalahan penulisan konjungsi /sebab/ yang masih

diletakkan di awal kalimat. Kemudian, terdapat kesalahan pada ejaan, yaitu

pada kata /peratura/ yang seharusnya ditulis /peraturan/, /pengendaraan/

seharusnya ditulis /pengendara/, dan /irafustar/ seharusnya ditulis

/infrastruktur/. Mulya masih melakukan kesalahan pada tanda baca, yaitu

tidak menggunakan tanda baca titik pada kalimat kedua paragraf pertama dan

kalimat ketiga paragraf pertama. Pada penulisan paragraf dua dan tiga, Mulya

tidak menuliskan kata di awal kalimat dengan menjorok ke dalam. Terdapat

sepuluh kesalahan ejaan dan tanda baca pada teks eksplanasi Mulya.

Page 171: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

156

Komponen mekanik pada teks eksplanasi Mulya mendapat skor 2 dengan

kriteria sangat kurang.

Nama : Nadya Destiana

Judul : Longsor yang menelan beberapa korban

Tabel 4.29

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 27

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

24

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

14

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

16

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

19

C

Mekanik 5 2-5

3 S

Jumlah Skor : 76 B

Nilai :

× 100 = 76

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Nadya cukup sesuai dengan media

kartu bergambar. Nadya mendapatkan tema longsor dan dalam

Page 172: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

157

mengungkapkan gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang

telah ditulis di awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan

tidak terlalu terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam

hal ini Nadya cukup menguasai topik permasalahan. Nadya menggunakan

pola pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian

kejadian dari tema longsor, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat.

Hasil tulisan teks eksplanasi Nadya relevan dengan tema dari kartu

bergambar yang didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Nadya menjelaskan

bahwa penyebab longsor karena hujan yang berkelanjutan dan kurangnya

menanam pohon. Kurang mengungkapkan lebih detail mengenai kondisi

rumah warga yang rusak. Hal tersebut dapat terungkap melalui kutipan dari

teks eksplanasi yang dibuat Nadya berikut ini “Longsor terjadi karena hujan

deras selama dua hari menyebabkan tanah semakin mengikis, karna

berkurangnya pohon-pohon yang ditanam di tanah yang kosong”. Komponen

isi pada teks eksplanasi Nadya mendapat skor 24 dengan kriteria cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Nadya ditulis dengan lengkap, yakni terdapatnya judul, identifikasi

fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan. Kekurangan Nadya dalam

komponen organisasi adalah tidak menuliskan sub identifikasi fenomena,

rangkaian kejadian, dan ulasan sebelum memberikan penjelasan tentang

fenomena longsor. Kelebihan Nadya dalam komponen organisasi, yaitu

memberikan judul pada teks yang dibuatnya, penggunaan judul sudah relevan

dengan topik pembahasan. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan

pernyataan awal tentang longsor sudah jelas, logis, tetapi kurang lengkap.

Nadya memaparkan penyebab longsor pada bagian identifikasi. Kemudian,

akibat dari fenomena longsor dipaparkan pada bagian rangkain kejadian.

Selanjutnya pada rangkaian kejadian, Nadya dapat mengungkapkan data

faktual dengan jelas dan logis, tetapi kurang lengkap. Nadya mengungkapkan

fakta tentang longsor berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan

dengan fenomena yang didapatkan dari bahan bacaan berupa artikel berita.

Gagasan yang ditulis pada bagian ulasan sudah logis dan pengungkapannya

Page 173: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

158

juga sudah merujuk pada fakta yang dijelaskan. Akan tetapi, Nadya kurang

mengembangkan gagasannya untuk mengatasi fenomena longsor pada bagian

ulasan. Paragraf yang dituliskan Nadya cukup padu dan sesuai dengan topik

pembahasan. Teks eksplanasi yang dihasilkan Nadya kurang berdasarkan

urutan, yakni pengungkapan sebab-akibat tidak dijadikan dalam satu paragraf.

Komponen organisasi pada teks eksplanasi Nadya mendapat skor 14 dengan

kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Nadya tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dan ditulis berulang untuk

mendeskripsikan tema longsor dari kartu bergambar yang didapatnya. Pada

teks eksplanasi Nadya, ditemukannya satu pembentukan kata yang kurang

sempurna seperti: kata /kebun/ yang seharusnya ditambahkan imbuhan pe-

menjadi /pekebun/ sebab kalimat sebelumnya adalah “...warga menjadi

kehilangan mata pencaharian karena sebagian besar petani...” imbuhan pe-

pada kata /kebun/ berarti seseorang yang memiliki usaha bidang berkebun.

Penggunaan kaidah kebahasaan tergolong cukup memadai, pengungkapan

sudah tepat tetapi tidak terlalu terperinci, serta penggunaan konjungsi

kausalitas kurang lengkap. Nadya menggunakan kata teknis yaitu longsor,

konjungsi kausalitas (seperti: karena dan sebab), menggunakan kata benda

yang merujuk pada fenomena (seperti: lereng, hujan, tanah, kosong, kawasan,

penggalian, petani, reboisasi, dan penanaman), serta menggunakan kata kerja

tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti: menuruni, ditanam,

mengikis, berdampak, bercocok tanam, memenuhi, melonjak, dan menjaga).

Komponen kosakata pada teks eksplanasi Nadya mendapat skor 16 dengan

kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Nadya memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna dapat

terbaca dengan jelas. Terdapat dua kesalahan dalam fungsi (urutan) kata,

yaitu pada kalimat “Selain itu, penduduk kesulitan memenuhi kebutuhan

pokok, harga barang-barang melonjak naik, warga juga kehilangan

Page 174: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

159

keluarganya karena longsor”. Seharusnya tanda koma setelah kata /pokok/

ditambahkan konjungsi /sehingga/. Kemudian, setelah kata /naik/ seharusnya

titik karena menunjukkan kalimat yang berbeda dan ditambahkan konjungsi

/Adapun/. Penambahan konjungsi dimaksudkan agar kalimat lebih efektif.

Komponen penggunaan bahasa pada teks eksplanasi Nadya mendapat skor 19

dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Nadya adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul yang

tidak ditulis dengan huruf kapital, yaitu /menelan/, /beberapa/, /korban/.

Selanjutnya, kata di awal kalimat yang tidak ditulis dengan huruf kapital,

yaitu /warga/ dan /sebaiknya/. Adapun, setelah konjungsi antarkalimat /selain

itu/ Nadya tidak menggunakan tanda koma. Terdapat pula kesalahan pada

ejaan, yaitu konjungsi /karna/ yang seharusnya ditulis /karena/. Dengan

adanya tujuh kesalahan ejaan dan tanda baca pada teks eksplanasi Nadya.

Akan tetapi, makna masih dapat terbaca. Komponen mekanik pada teks

eksplanasi Nadya mendapat skor 3 dengan kriteria sedang.

Nama : Rasyid Ridho Muhammad Noor Rafi

Judul : Sampah Penyebab Kerusakan

Tabel 4.30

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 28

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

26

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

19

SB

Kosakata 18-20

Page 175: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

160

20 14-17

10-13

7-9

15

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

22

SB

Mekanik 5 2-5

3 S

Jumlah Skor : 85 BS

Nilai :

× 100 = 85

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Rasyid cukup sesuai dengan media

kartu bergambar. Rasyid mendapatkan tema sampah dan dalam

mengungkapkan gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang

telah ditulis di awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan

tidak terlalu terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam

hal ini Rasyid cukup menguasai topik permasalahan. Rasyid menggunakan

pola pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian

kejadian dari tema sampah, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat.

Hasil tulisan teks eksplanasi Rasyid relevan dengan tema dari kartu

bergambar yang didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Rasyid menjelaskan

bahwa penyebab terdapatnya sampah di jalanan karena masyarakat yang

belum menyadari dampaknya. Kurang mengungkapkan lebih detail mengenai

terdapat pula sampah yang menumpuk di kali ataupun sungai. Hal tersebut

dapat terungkap melalui kutipan dari teks eksplanasi yang dibuat Rasyid

berikut ini “Zaman sekarang banyak sampah yg tergeletak di jalanan

dikarenakan masyarakat-masyarakat sekitar belum menyadari dampak dari

membuang sampah sembarangan”. Komponen isi pada teks eksplanasi

Rasyid mendapat skor 26 dengan kriteria cukup.

Page 176: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

161

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi yang ditulis Rasyid sangat lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Rasyid dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya, penggunaan judul yang relevan dengan topik

pembahasan menjadikan teks eksplanasi yang dihasilkan tergolong sempurna.

Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan awal tentang

sampah sudah jelas, logis, dan lengkap. Selanjutnya, bagian rangkaian

kejadian dan ulasan, Rasyid mengungkapkan data faktual yang terkait dengan

sampah secara jelas, logis dan lengkap. Rasyid mengungkapkan fakta tentang

sampah, berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan dengan fenomena

yang ditemui di kehidupan sehari-hari. Gagasan yang ditulis pada bagian

ulasan sudah runtut, jelas, logis, dan merujuk pada fakta yang diungkapkan.

Paragraf yang ditulis Rasyid sangat padu dan sesuai dengan topik

pembahasan. Komponen organisasi pada teks eksplanasi Rasyid mendapat

skor 19 dengan kriteria sangat baik.

Kosakata yang digunakan Rasyid tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dalam mendeskripsikan tema dari

kartu bergambar. Pada teks eksplanasi Rasyid, hanya ditemukan dua

pembentukan kata yang kurang sempurna seperti: /sedab/ yang seharusnya

ditulis /sedap/ dan kata /ada nya/ yang seharusnya klitika –nya ditulis

dirangkai dengan kata /ada/ sehingga menjadi /adanya/. Penggunaan kaidah

kebahasaan tergolong cukup memadai, pengungkapan sudah tepat tetapi tidak

terlalu terperinci, serta penggunaan konjungsi kausalitas kurang lengkap.

Rasyid menggunakan kata teknis, yaitu sampah, konjungsi kausalitas (seperti:

sebab dan karena), menggunakan kata benda yang merujuk pada fenomena

(seperti: industri, rumah tangga, organik, anorganik, makhluk hidup, daur

ulang, banjir, nyamuk DBD, penyakit, dan lingkungan), serta menggunakan

kata kerja tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti: dibuang, didaur

ulang, menyadari, berdampak, memberikan, dan mengganggu). Komponen

Page 177: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

162

kosakata pada teks eksplanasi Rasyid mendapat skor 15 dengan kriteria

cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Rasyid memiliki konstruksi

kalimat kompleks tetapi efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

mengandung beberapa kosakata yang rumit tetapi efektif dan menggunakan

bahasa yang lugas sehingga makna dapat terbaca dengan jelas dan mudah

dipahami. Tidak terdapat kesalahan dalam fungsi (urutan) kata, pronominal,

dan preposisi. Komponen penggunaan bahasa pada teks eksplanasi Rasyid

mendapat skor 22 dengan kriteria sangat baik.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Rasyid adalah ditemukannya kesalahan pada kata di pertengahan

kalimat yang ditulis dengan huruf kapital, yakni /Proses/ dan /Produksi/.

Adapun, kesalahan penempatan tanda koma pada konjungsi /yaitu/

seharusnya koma diletakkan sebelum /, yaitu/. Rasyid masih melakukan

penyingkatan, seperti pada kata /yg/. Kemudian, kesalahan pada peletakkan

konjungsi /karena/ yang ditulis di awal kalimat dengan huruf kecil. Terdapat

pula kesalahan pada ejaan, yaitu pada kata /biasaya/ yang seharusnya ditulis

/biasanya/ dan kata /penyaki/ yang seharusnya ditulis /penyakit/. Dengan

adanya enam kesalahan ejaan dan tanda baca pada teks eksplanasi Rasyid.

Akan tetapi, makna masih dapat terbaca. Komponen mekanik pada teks

eksplanasi Rasyid mendapat skor 3 dengan kriteria sedang.

Nama : Salsabillah Nashefa

Judul : Longsor di Tasikmalaya

Tabel 4.31

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 29

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

28

SB

Page 178: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

163

13-16

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

16

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

16

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

22

SB

Mekanik 5 2-5

2 K

Jumlah Skor : 84 BS

Nilai :

× 100 = 84

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Salsabillah sudah sesuai dengan media

kartu bergambar yang didapatnya. Salsabillah mendapatkan tema longsor dan

dalam mengungkapkan gagasan pendukung, ia mengembangkan dari ide

utama yang telah ditulis di awal paragraf. Gagasan pendukung diungkapkan

sudah runtut, terfokus, dan mengacu pada gambar. Untuk hal ini, Salsabillah

sudah menguasai topik permasalahan dengan baik. Salsabillah menggunakan

pola pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian

kejadian dari tema longsor, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat.

Hasil tulisan teks eksplanasi Salsabillah sudah relevan dengan tema dari kartu

bergambar yang didapatnya. Hal tersebut dapat terungkap melalui kutipan

dari teks eksplanasi yang dibuat Salsabillah berikut ini “Akibat dari bencana

longsor tersebut yaitu adanya kerusakan lingkungan seperti saluran air bersih

terputus Dan lahan Penghijauan yang tercemar. Selain itu longsor juga bisa

Page 179: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

164

menyebabkan warga kehilangan tempat Tinggalnya”. Komponen isi pada teks

eksplanasi Salsabillah mendapat skor 28 dengan kriteria sangat baik.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi yang ditulis Salsabillah sangat lengkap dan berdasarkan urutan,

yakni terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan

ulasan. Kelebihan Salsabillah dalam komponen organisasi, yaitu memberikan

judul pada teks yang dibuatnya, penggunaan judul yang relevan dengan topik

pembahasan menjadikan teks eksplanasi yang dihasilkan tergolong sempurna.

Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan awal tentang

longsor sudah jelas, logis, dan lengkap. Selanjutnya bagian rangkaian

kejadian, Salsabillah mengungkapkan data faktual yang terkait dengan

longsor secara logis dan lengkap. Salsabillah mengungkapkan fakta tentang

longsor berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan dengan fenomena

yang didapatkan dari bahan bacaan berupa artikel berita. Gagasan yang ditulis

pada bagian ulasan sudah jelas, logis, dan merujuk pada fakta yang

diungkapkan. Akan tetapi, Salsabillah kurang mengembangkan gagasannya

untuk mengatasi fenomena longsor. Paragraf yang ditulis Salsabillah cukup

padu dan sesuai dengan topik pembahasan. Komponen organisasi pada teks

eksplanasi Salsabillah mendapat skor 16 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Salsabillah tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dan ditulis berulang untuk

mendeskripsikan tema longsor dari kartu bergambar yang didapatnya. Pada

teks eksplanasi Salsabillah, ditemukannya dua pembentukan kata yang

kurang sempurna seperti: kata /lahan nya/ yang seharusnya ditulis dirangkai

menjadi /lahannya/ dan kata /sekitar nya/ yang seharusnya ditulis dirangkai

menjadi /sekitarnya/ sebab –nya merupakan klitika yang juga berkedudukan

sebagai imbuhan. Penggunaan kaidah kebahasaan tergolong cukup memadai,

pengungkapan sudah tepat tetapi tidak terlalu terperinci, serta penggunaan

konjungsi kausalitas kurang lengkap. Salsabillah menggunakan kata teknis

yaitu longsor, konjungsi kausalitas (seperti: sebab dan sehingga),

menggunakan kata benda yang merujuk pada fenomena (seperti: tanah, luka-

Page 180: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

165

luka, rawan, sampah, hujan, retakan, penyusutan, irigasi, gedung, saluran air,

dan penghijauan), serta menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada

fenomena (seperti: menuruni, menumpuk, tercemar, memperoleh, dan

menjaga). Komponen kosakata pada teks eksplanasi Salsabillah mendapat

skor 16 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Salsabillah memiliki konstruksi

kalimat kompleks tetapi efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

mengandung beberapa kosakata yang rumit tetapi efektif dan menggunakan

bahasa yang lugas sehingga makna dapat terbaca dengan jelas dan mudah

dipahami. Tidak terdapat kesalahan dalam fungsi (urutan) kata, pronominal,

dan preposisi. Komponen penggunaan bahasa pada teks eksplanasi

Salsabillah mendapat skor 22 dengan kriteria sangat baik.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Salsabillah adalah ditemukannya kesalahan pada kata di awal

kalimat yang tidak ditulis dengan huruf kapital seperti: /bencana/ dan

/longsor/. Selanjutnya, kesalahan penulisan kata di pertengahan kalimat yang

ditulis dengan huruf kapital, yakni /Dan/, /Penghijauan/, serta /Tinggalnya/.

Kemudian, kesalahan pada penggunaan huruf kapital, yaitu tidak

menggunakan huruf kapital pada kata yang menunjukkan nama kota seperti:

/bogor/, /bandung/ dan /garut/. Adapun, kesalahan pada tanda koma yang

tidak diletakkan setelah konjungsi antarkalimat /Selain itu/, serta tidak

menggunakan tanda koma sebelum konjungsi /dan/ pada kalimat

penggabungan beberapa unsur. Terdapat sepuluh kesalahan tanda baca pada

teks eksplanasi Salsabillah. Komponen mekanik pada teks eksplanasi

Salsabillah mendapat skor 2 dengan kriteria sangat kurang.

Page 181: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

166

Nama : Satya Prada Amijaya

Judul : Korean fever di indonesia

Tabel 4.32

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 30

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

24

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

19

C

Mekanik 5 2-5

3 S

Jumlah Skor : 76 B

Nilai :

× 100 = 76

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Satya cukup sesuai dengan media kartu

bergambar. Satya mendapatkan tema kebudayaan dan dalam mengungkapkan

gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang telah ditulis di

awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan tidak terlalu

terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam hal ini Satya

Page 182: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

167

cukup menguasai topik permasalahan. Satya menggunakan pola

pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian kejadian dari

tema kebudayaan, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat. Hasil

tulisan teks eksplanasi Satya relevan dengan tema dari kartu bergambar yang

didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Satya menjelaskan bahwa penyebab

adanya demam Korea di Indonesia, yakni karena musik, gaya, dan wajah para

artis Korea. Kurang mengungkapkan lebih detail mengenai jenis budaya

Korea lainnya yang membuat para remaja tertarik dan kurangnya informasi

mengenai banyaknya remaja yang juga antusias untuk datang ke konser

musik Korea. Hal tersebut dapat terungkap melalui kutipan dari teks

eksplanasi yang dibuat Satya berikut ini “Penyebab koreanfever antara lain

adalah musik yang khas, gaya anggotanya keren, wajah anggotanya memikat,

dan lain-lain”. Komponen isi pada teks eksplanasi Satya mendapat skor 24

dengan kriteria cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Satya ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Satya dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya, penggunaan judul sudah relevan dengan topik

pembahasan. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan

awal tentang kebudayaan sudah jelas, logis, dan lengkap. Selanjutnya pada

rangkaian kejadian, Satya dapat mengungkapkan data faktual dengan jelas

dan logis. Akan tetapi, fakta yang diungkapkan kurang lengkap, yakni

pemaparan pengaruh kebudayaan Korea terhadap sikap remaja Indonesia

tidak terlalu terperinci. Satya mengungkapkan fakta tentang kebudayaan

berdasarkan, pengetahuannya dan menghubungkan dengan fenomena yang

didapatkan dari bahan bacaan berupa artikel berita. Gagasan yang ditulis pada

bagian ulasan sudah logis dan pengungkapannya sudah merujuk pada fakta

yang dijelaskan tetapi kurang lengkap, yakni kurang mengembangkan

gagasan untuk mengatasi fenomena kebudayaan. Paragraf yang dituliskan

Satya cukup padu dan sesuai dengan topik pembahasan. Komponen

Page 183: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

168

organisasi pada teks eksplanasi Satya mendapat skor 15 dengan kriteria

cukup.

Kosakata yang digunakan Satya tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dan ditulis berulang untuk

mendeskripsikan tema kebudayaan dari kartu bergambar yang didapatnya.

Pada teks eksplanasi Satya, ditemukannya dua pembentukan kata yang

kurang sempurna seperti: kata /koreanfever/ yang seharusnya ditulis dipisah

menjadi /korean fever/ dan kata /Indo nesia/ yang seharusnya ditulis dirangkai

menjadi /Indonesia/. Penggunaan kaidah kebahasaan tergolong cukup

memadai, pengungkapan sudah tepat tetapi tidak terlalu terperinci, serta

penggunaan konjungsi kausalitas kurang lengkap. Satya menggunakan kata

teknis yaitu korean fever, konjungsi kausalitas (seperti: sebab dan oleh sebab

itu), menggunakan kata benda yang merujuk pada fenomena (seperti:

mayoritas, remaja, pop, musik, khas, anggotanya, keren, dan adat), serta

menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti:

meraja lela, memikat, mengenal, dan melestarikannya). Komponen kosakata

pada teks eksplanasi Satya mendapat skor 15 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Satya memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna dapat

terbaca dengan jelas. Terdapat dua kesalahan dalam fungsi (urutan) kata

seperti pada kalimat: “Korean fever mempunyai Dampak positif dan negatif

korean fever.”. Kata /korean fever/ di awal kalimat seharusnya diganti

/kebudayaan Korea/ sehingga lebih memperjelas pembahasan yang

dipaparkan. Kata terakhir, yakni /korean fever/ seharusnya dihilangkan dan

ditambahkan frasa /yang sangat berpengaruh untuk remaja/. Penambahan

klausa tersebut dimaksudkan agar kalimat dapat lebih logis dan

menghilangkan ambiguitas. Komponen penggunaan bahasa pada teks

eksplanasi Satya mendapat skor 19 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Satya adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul yang

Page 184: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

169

tidak ditulis dengan huruf kapital, yaitu /fever/ dan /indonesia/. Selanjutnya,

kesalahan penggunaan huruf kapital yang ditulis di pertengahan kalimat, yaitu

kata /Dampak/. Adapun, Satya tidak menggunakan tanda hubung setrip pada

pengulangan kata /anak anak/. Satya tidak menggunakan huruf cetak miring

pada kata /korean fever/ dan /korean/ yang merupakan kata dari bahasa asing

dan seharusnya ditulis dengan huruf miring. Terdapat pula kesalahan pada

ejaan, yaitu /meraja lela/ yang seharusnya ditulis dirangkai menjadi

/merajalela/. Dengan adanya tujuh kesalahan ejaan dan tanda baca pada teks

eksplanasi Satya. Akan tetapi, makna masih dapat terbaca. Komponen

mekanik pada teks eksplanasi Satya mendapat skor 3 dengan kriteria sedang.

Nama : Sofi Cahyani Adiputri

Judul : Proses Terjadinya Hujan

Tabel 4.33

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 32

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

28

SB

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

16

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

20

C

Page 185: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

170

Mekanik 5 2-5

3 S

Jumlah Skor : 82 BS

Nilai :

× 100 = 82

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Sofi sudah sesuai dengan media kartu

bergambar yang didapatnya. Sofi mendapatkan tema hujan dan dalam

mengungkapkan gagasan pendukung, ia mengembangkan dari ide utama yang

telah ditulis di awal paragraf. Gagasan pendukung diungkapkan sudah runtut,

terfokus, dan mengacu pada gambar proses turunnya hujan. Untuk hal ini,

Sofi sudah menguasai topik permasalahan dengan baik. Sofi menggunakan

pola pengembangan kronologis (hubungan waktu) untuk mendeskripsikan

rangkaian kejadian dari tema hujan, dan menuliskannya dengan konjungsi

yang tepat. Hasil tulisan teks eksplanasi Sofi sudah relevan dengan tema dari

kartu bergambar yang didapatnya. Hal tersebut dapat terungkap melalui

kutipan dari teks eksplanasi yang dibuat Sofi berikut ini “Hujan terjadi karena

air laut menguap akibat terkena panas matahari kemudian uap tersebut naik

ke atas hingga membentuk awan”. Komponen isi pada teks eksplanasi Sofi

mendapat skor 28 dengan kriteria sangat baik. Perolehan skor tersebut sesuai

dengan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa Sofi tertarik pada

keterampilan menulis dan didukung oleh kutipan berikut ini “Karena dengan

menulis saya bisa menghafal yang saya tulis”. Adapun kutipan hasil

wawancara lainnya yang mendukung perolehan skor yang didapat Sofi, yakni

“Ya, karena dengan media itu saya bisa berimajinasi dan mendapatkan ide”4

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Sofi ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

4 Wawancara pribadi dengan siswa yang bernama “Sofi Cahyani Adiputri” di ruang kelas VIII-8

pada pukul 12.40 WIB.

Page 186: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

171

Kelebihan Sofi dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya, penggunaan judul yang relevan dengan topik

pembahasan menjadikan teks eksplanasi yang dihasilkan tergolong sempurna.

Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan awal tentang

hujan sudah jelas, logis, dan lengkap. Kemudian pada rangkaian kejadian,

Sofi mengungkapkan data faktual secara kronologis dan lengkap berdasarkan

tahapan proses terjadinya hujan yang terdapat pada kartu bergambar, serta

menghubungkan dengan pengetahuannya yang didapat dari bahan bacaan

berupa artikel. Gagasan yang ditulis pada bagian ulasan sudah jelas, merujuk

pada fakta yang diungkapkan, tetapi kurang meluas dan penulisan kosakata

masih banyak diulang. Gagasan tersebut diungkapkan dengan

menghubungkan pada peristiwa yang pernah dijumpainya di kehidupan

sehari-hari. Namun, gagasan pada bagian ulasan terdapat kosakata yang

kurang ilmiah sehingga menjadikan kalimat kurang efektif. Paragraf yang

ditulis Sofi sudah padu dan sesuai dengan topik pembahasan. Komponen

organisasi pada teks eksplanasi Sofi mendapat skor 15 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Sofi tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dalam mendeskripsikan tema dari

kartu bergambar. Pada teks ekspalnasi Sofi, ditemukan dua pembentukan kata

yang kurang sempurna seperti: kata /di hembuskan/ yang seharusnya

penulisan di- dirangkai menjadi /dihembuskan/ sebab kedudukannya sebagai

awalan yang menunjukkan kata kerja pasif. Seharusnya penulisan menjadi

/diembuskan/ sebab merupakan kata baku. Kemudian kata /positif nya/ yang

seharusnya penulisan klitika –nya dirangkai dengan kata /positif/ sehingga

menjadi /positifnya/. Penggunaan kaidah kebahasaan tergolong cukup

memadai, pengungkapan sudah tepat dan lengkap. Sofi menggunakan kata

teknis yaitu hujan, konjungsi kronologis (seperti: kemudian, lalu, dan pada

akhirnya), menggunakan kata benda yang merujuk pada fenomena (seperti:

kristal, pendinginan, matahari, uap, awan, angin, daratan, dan butiran air),

serta menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti:

menguap, terkena, membentuk, menuju, bertambah, menjatuhkan, dan

Page 187: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

172

menyuburkan). Komponen kosakata pada teks eksplanasi Sofi mendapat skor

16 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Sofi memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna dapat

terbaca dengan jelas. Terdapat kesalahan dalam fungsi (urutan) kata seperti

pada kalimat: “dampak positifnya adalah hujan dapat menyuburkan tanaman

dan padi jadinya kita bisa mendapatkan beras dari petani...”. Kata /jadinya/

seharusnya diganti konjungsi /sehingga/ dan kata /kita/ seharusnya diganti

/masyarakat/. Penggantian kata tersebut, menjadikan kalimat lebih efektif dan

tidak terlihat seperti bahasa sehari-hari. Komponen penggunaan bahasa pada

teks eksplanasi Sofi mendapat skor 20 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Sofi adalah ditemukannya kesalahan pada kata di awal kalimat

ynag tidak ditulis dengan huruf kapital seperti pada kata /dampak/ dan

/kemudian/. Tidak menggunakan tanda baca titik pada kalimat pertama

paragraf kedua dan kalimat kedua paragraf kedua, tidak menggunakan tanda

baca koma sebelum konjungsi /serta/ pada kalimat penggabungan beberapa

unsur. Terdapat lima kesalahan tanda baca pada teks eksplanasi Sofi. Akan

tetapi, makna masih dapat terbaca. Komponen mekanik pada teks eksplanasi

Sofi mendapat skor 3 dengan kriteria sedang.

Nama : Syakila Putri Pertama Siregar

Judul : Akibat Sampah

Tabel 4.34

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 33

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

30

SB

Page 188: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

173

13-16

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

20

SB

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

18

SB

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

19

C

Mekanik 5 2-5

2 K

Jumlah Skor : 89 BS

Nilai :

× 100 = 89

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Syakila sangat sesuai dengan media

kartu bergambar yang didapatnya. Syakila mendapatkan tema sampah dan

dalam mengungkapkan gagasan pendukung, ia mengembangkan dari ide

utama yang telah ditulis di awal paragraf. Gagasan pendukung diungkapkan

sangat runtut, terfokus, dan mengacu pada gambar. Untuk hal ini, Syakila

sudah menguasai topik permasalahan dengan baik. Syakila menggunakan

pola pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian

kejadian dari tema sampah, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat.

Hasil tulisan teks eksplanasi Syakila sangat relevan dengan tema dari kartu

bergambar yang didapatnya. Hal tersebut dapat terungkap melalui kutipan

dari teks eksplanasi yang dibuat Syakila berikut ini “Akibat dan dampak yang

bisa terjadi adalah banjir. Kejadian banjir adalah masalah yang popular di

indonesia. banyaknya sampah yang dibuang ke selokan membuatnya mampet.

Page 189: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

174

kurang beruntung bagi orang-orang yang tinggal di daerah rendah.”.

Komponen isi pada teks eksplanasi Syakila mendapat skor 30 dengan kriteria

sangat baik.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi yang ditulis Syakila sangat lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Syakila dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya, penggunaan judul yang relevan dengan topik

pembahasan menjadikan teks eksplanasi yang dihasilkan tergolong sempurna.

Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan awal tentang

sampah sudah jelas, logis, dan lengkap. Syakila juga menuliskan kalimat

pertanyaan mengenai sampah, untuk menghantarkan pada kalimat penjelasan

dengan lebih terperinci. Selanjutnya bagian rangkaian kejadian, Syakila

mengungkapkan data faktual yang terkait dengan sampah secara logis dan

lengkap. Syakila mengungkapkan fakta tentang sampah berdasarkan

pengetahuannya dan menghubungkan dengan fenomena yang ditemui di

kehidupan sehari-hari. Gagasan yang ditulis pada bagian ulasan sangat runtut,

jelas, logis, dan merujuk pada fakta yang diungkapkan. Paragraf yang ditulis

Syakila sangat padu dan sesuai dengan topik pembahasan. Komponen

organisasi pada teks eksplanasi Syakila mendapat skor 20 dengan kriteria

sangat baik.

Kosakata yang digunakan Syakila tergolong tepat dan menghasilkan

tulisan dengan ungkapan yang efektif. Artinya, Syakila dapat

mendeskripsikan fenomena sampah yang terdapat dalam kartu bergambar

dengan baik serta luas dalam pemilihan kosakata. Penggunaan kaidah

kebahasaan tepat dan lengkap. Syakila menggunakan kata teknis yaitu

sampah, konjungsi kausalitas (seperti: karena, sehingga, oleh karena itu),

menggunakan kata benda yang merujuk pada fenomena (seperti: lingkungan,

ideal, tempat tinggal, selokan, mampet, penyakit, serangga, organik, non-

organik, kerja bakti, program, kali bersih), serta menggunakan kata kerja

tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti: mencapai, menjaga,

Page 190: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

175

mengurangi, memakai ulang, mendaur ulang, beruntung, memakannya,

membuang, membedakan, dan mengadakan). Komponen kosakata pada teks

eksplanasi Syakila mendapat skor 18 dengan kriteria sangat baik.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Syakila memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna dapat

terbaca dengan jelas. Terdapat dua kesalahan dalam fungsi (urutan) kata

seperti pada kalimat “...mengadakan kerja bakti baik di kelas, komplek,

mengadakan program kali bersih setiap minggu sekali...”. Seharusya kata

/mengadakan/ dapat diganti /melaksanakan/ dan ditambahkan konjungsi /dan/

sebelumnya. Selanjutnya, sebelum kata /minggu/ ditambahkan kata /satu/

sehingga lebih jelas untuk menerangkan latar waktu pada pelaksanaan kerja

bakti. Komponen penggunaan bahasa pada teks eksplanasi Syakila mendapat

skor 19 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Syakila adalah ditemukannya kesalahan pada kata di awal kalimat

yang tidak ditulis dengan huruf kapital, seperti pada kata /kurang/ dan /bila/.

Kemudian, kata /indonesia/ yang menunjukkan nama negara tidak ditulis

dengan huruf kapital. Terdapat pula kesalahan pada penulisan konjungsi

antarkalimat /oleh karena itu/ yakni kata pertama tidak ditulis dengan huruf

kapital dan tidak menggunakan tanda koma setelah konjungsi tersebut.

Adapun, Syakila tidak menggunakan tanda titik pada kalimat pertama

paragraf pertama, kalimat kedua paragraf kedua, dan kalimat pertama

paragraf ketujuh. Pada bagian ulasan, paragraf yang ditulis tidak terarah

sebab terdapat kalimat yang dijadikan paragraf baru. Padahal, kalimat

tersebut merupakan satu kesatuan dengan paragraf sebelumnya. Selanjutnya,

kesalahan pada ejaan, yaitu kata /popular/ yang seharusnya ditulis /populer/

sebab /popular/ adalah tidak baku, /menghindap/ yang seharusnya ditulis

/menghinggap/, kata /komplek/ yang seharusnya ditulis /kompleks/ sebab kata

/komplek/ merupakan tidak baku. Terdapat sepuluh kesalahan ejaan dan tanda

Page 191: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

176

baca pada teks eksplanasi Syakila. Komponen mekanik pada teks eksplanasi

Syakila mendapat skor 2 dengan kriteria sangat kurang.

Nama : Talytha Azaria

Judul : Banjir Di Jakarta

Tabel 4.35

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 34

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

28

SB

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

17

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

17

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

20

C

Mekanik 5 2-5

4 C

Jumlah Skor : 86 BS

Nilai :

× 100 = 86

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Talytha sudah sesuai dengan media

kartu bergambar yang didapatnya. Talytha mendapatkan tema banjir dan

Page 192: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

177

dalam mengungkapkan gagasan pendukung, ia mengembangkan dari ide

utama yang telah ditulis di awal paragraf. Gagasan pendukung diungkapkan

sudah runtut, terfokus, dan mengacu pada gambar. Untuk hal ini, Talytha

sudah menguasai topik permasalahan dengan baik. Talytha menggunakan

pola pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian

kejadian dari tema banjir, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat.

Hasil tulisan teks eksplanasi Talytha sudah relevan dengan tema dari kartu

bergambar yang didapatnya. Hal tersebut dapat terungkap melalui kutipan

dari teks eksplanasi yang dibuat Talytha berikut ini “Banjir dapat

mengakibatkan tempat tinggal warga mengalami kerusakan sehingga

beberapa orang diungsikan di pendopo atau tenda yang biasa di sediakan

untuk orang yang terkena bencana alam ataupun musibah”. Komponen isi

pada teks eksplanasi Talytha mendapat skor 28 dengan kriteria sangat baik.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi yang ditulis Talytha sangat lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Talytha dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya. Namun, penggunaan judul kurang berkaitan dengan

fakta yang diungkapkan di bagian identifikasi (penggambaran umum) tentang

fenomena banjir. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan

pernyataan awal tentang banjir sudah jelas, logis, dan lengkap. Selanjutnya

bagian rangkaian kejadian, Talytha mengungkapkan data faktual yang terkait

dengan banjir secara logis dan lengkap. Talytha mengungkapkan fakta

tentang banjir, berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan dengan

fenomena yang ditemui di kehidupan sehari-hari. Gagasan yang ditulis pada

bagian ulasan sudah jelas, logis, merujuk pada fakta yang diungkapkan, tetapi

kurang meluas. Paragraf yang ditulis Talytha sangat padu dan sesuai dengan

topik pembahasan. Komponen organisasi pada teks eksplanasi Talytha

mendapat skor 17 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Talyta tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dalam mendeskripsikan tema dari

Page 193: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

178

kartu bergambar. Pada teks eksplanasi Talytha, hanya ditemukan satu

pembentukan kata yang kurang sempurna seperti: kata /di sediakan/ yang

seharusnya penulisan di- dirangkai menjadi /disediakan/ sebab kedudukannya

sebagai awalan yang menunjukkan kata kerja pasif. Penggunaan kaidah

kebahasaan tergolong cukup memadai, pengungkapan sudah tepat dan

lengkap. Talytha menggunakan kata teknis yaitu banjir, konjungsi kausalitas

(seperti: sebab, karena, dan sehingga), menggunakan kata benda yang

merujuk pada fenomena (seperti: bencana, aliran, wilayah, hujan, tanah,

rumah, gedung, bendungan kali, sungai, pendopo, musibah, sampah, dan

penghijauan), serta menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada

fenomena (seperti: berlebihan, merendam, membangun, tersumbat,

mengalami, diungsikan, terkena, menghindari, dan mengadakan). Komponen

kosakata pada teks eksplanasi Talytha mendapat skor 17 dengan kriteria

cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Talytha memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna dapat

terbaca dengan jelas. Terdapat dua kesalahan dalam fungsi (urutan) kata

seperti pada kalimat “Tepat pada tanggal 25 Maret 2019 Banjir merendam

wilayah banten dengan kedalaman 1 meter.” Seharusya kata /banten/ diganti

menjadi /Jakarta/ dengan penulisan huruf pertama kapital. Penggantian nama

provinsi tersebut untuk merelevansikan antara judul dengan pembahasan isi

sebab judul pada teks eksplanasi Talytha menunjukkan fenomena banjir

terjadi di kota Jakarta. Kemudian, kata /wilayah/ seharusnya diganti

/Provinsi/. Jika nama provinsi tempat terjadinya banjir disamakan, akan

membentuk hubungan keterkaitan antara data faktual yang diungkapkan

dengan penulisan judul sehingga makna tersampaikan dengan baik.

Komponen penggunaan bahasa pada teks eksplanasi Talytha mendapat skor

20 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Talytha adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul

Page 194: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

179

yakni kata depan /Di/ seharusnya ditulis dengan tidak kapital. Terdapat kata

di pertengahan kalimat yang ditulis kapital, seperti kata /Pada/ dan /Banjir/.

Adapun kata di awal kalimat yang tidak ditulis dengan kapital, yakni kata

/manusia/. Hanya ada empat kesalahan penggunaan huruf kapital pada teks

eksplanasi Talytha. Komponen mekanik pada teks eksplanasi Talytha

mendapat skor 4 dengan kriteria cukup.

Nama : Tiara Dewi Octaviani

Judul : Banjir di Wilayah Kalimantan

Tabel 4.36

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 35

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

26

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

17

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

18

C

Mekanik 5 2-5

3 S

Jumlah Skor : 79 B

Page 195: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

180

Nilai :

× 100 = 79

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Tiara cukup sesuai dengan media kartu

bergambar. Tiara mendapatkan tema banjir dan dalam mengungkapkan

gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang telah ditulis di

awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan tidak terlalu

terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam hal ini Tiara

cukup menguasai topik permasalahan. Tiara menggunakan pola

pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian kejadian dari

tema banjir, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat. Hasil tulisan

teks eksplanasi Tiara relevan dengan tema dari kartu bergambar yang

didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Tiara menjelaskan bahwa akibat

banjir, yakni air yang diserap akar pohon menjadi naik melebihi tinggi mata

kaki. Kurang mengungkapkan lebih detail mengenai warga yang perlu

diungsikan. Hal tersebut dapat terungkap melalui kutipan dari teks eksplanasi

yang dibuat Tiara berikut ini “Banjir ini disebabkan karena warga sekitar

yang nakal menebang pohon tanpa melakukan Reboisasi sehingga ketika

hujan datang air yang mengalir tidak diserap oleh akar pohon, oleh karena itu

air yang tidak terserap akan mengumpul naik melebihi tinggi mata kaki”.

Komponen isi pada teks eksplanasi Tiara mendapat skor 26 dengan kriteria

cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Tiara ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Tiara dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya. Penggunaan judul sudah relevan dengan topik

pembahasan. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan

awal tentang banjir sudah jelas, logis, dan lengkap. Selanjutnya bagian

rangkaian kejadian, Tiara mengungkapkan data faktual yang terkait dengan

banjir secara jelas, logis, tetapi kurang lengkap. Tiara mengungkapkan fakta

Page 196: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

181

tentang banjir, berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan dengan

fenomena yang ditemui di kehidupan sehari-hari. Gagasan yang ditulis pada

bagian ulasan sudah jelas, logis, merujuk pada fakta yang diungkapkan, tetapi

kurang meluas. Paragraf yang ditulis Tiara, cukup padu dan sesuai dengan

topik pembahasan. Komponen organisasi pada teks eksplanasi Tiara

mendapat skor 15 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Tiara tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dalam mendeskripsikan tema dari

kartu bergambar. Pada teks eksplanasi Tiara, hanya ditemukan satu

pembentukan kata yang kurang sempurna seperti: kata /di serap/ yang

seharusnya penulisan di- dirangkai menjadi /diserap/ sebab kedudukannya

sebagai awalan yang menunjukkan kata kerja pasif. Penggunaan kaidah

kebahasaan tergolong cukup memadai, pengungkapan sudah tepat dan

lengkap. Tiara menggunakan kata teknis yaitu banjir, konjungsi kausalitas

(seperti: karena, sehingga, dan oleh karena itu), menggunakan kata benda

yang merujuk pada fenomena (seperti: aliran, wilayah, akar, pohon, reboisasi,

hujan, barang-barang, dan hanyut), serta menggunakan kata kerja tindakan

yang merujuk pada fenomena (seperti: menebang, mengalir, terserap,

mengumpul, melebihi, terselamatkan, bertanggung jawab, dan menebang).

Komponen kosakata pada teks eksplanasi Tiara mendapat skor 17 dengan

kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Tiara memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna dapat

terbaca dengan jelas. Terdapat tiga kesalahan dalam fungsi (urutan) kata

seperti pada kalimat “bencana ini terjadi pada wilayah kalimantan pada suatu

malam tahun 2015 diduga kedalaman banjir mencapai 1,5 meter”. Seharusya

kata /pada/ diganti menjadi kata depan /di/ sebab kata selanjutnya

memberikan keterangan tempat yakni wilayah Kalimantan. Kemudian, kata

/wilayah/ seharusnya diganti /Provinsi/. Selanjutnya kalimat “Banjir ini

disebabkan karena warga sekitar yang nakal menebang pohon tanpa

Page 197: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

182

melakukan Reboisasi”. Seharusnya kata /nakal/ dapat diganti dengan /berbuat

ilegal/ dan ditambahkan konjungsi /yakni/. Penggantian kata dan penambahan

konjungsi dimaksudkan untuk menghilangkan bahasa sehari-hari dan

menjadikan kalimat lebih logis serta efektif. Komponen penggunaan bahasa

pada teks eksplanasi Tiara mendapat skor 18 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Tiara adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan kata di awal

kalimat yang tidak ditulis dengan huruf kapital, seperti kata /bencana/,

/akibat/, dan /diduga/. Selanjutnya, kesalahan penulisan kata di pertengahan

kalimat yang ditulis dengan kapital, seperti /reboisasi/. Kemudian, terdapat

kesalahan konjungsi /oleh karena itu/ yang tidak ditulis dengan kapital dan

tidak menggunakan tanda koma setelah konjungsi tersebut. Adapun,

kesalahan pada tanda koma yang diletakkan sebelum konjungsi /atau/.

Dengan adanya enam kesalahan ejaan dan tanda baca pada teks eksplanasi

Tiara. Akan tetapi, makna masih dapat terbaca. Komponen mekanik pada teks

eksplanasi Tiara mendapat skor 3 dengan kriteria sedang.

Nama : Versa Nur Hanifah

Judul : Longsor di jawa barat

Tabel 4.37

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 36

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

24

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Kosakata 18-20

Page 198: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

183

20 14-17

10-13

7-9

15

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

21

C

Mekanik 5 2-5

3 S

Jumlah Skor : 78 B

Nilai :

× 100 = 78

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Versa cukup sesuai dengan media kartu

bergambar. Versa mendapatkan tema longsor dan dalam mengungkapkan

gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang telah ditulis di

awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan tidak terlalu

terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam hal ini Versa

cukup menguasai topik permasalahan. Versa menggunakan pola

pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian kejadian dari

tema longsor, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat. Hasil tulisan

teks eksplanasi Versa relevan dengan tema dari kartu bergambar yang

didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Versa menjelaskan bahwa penyebab

longsor adalah banyak warga mendirikan rumah dan warung di sekitar lereng.

Kurang mengungkapkan lebih detail mengenai kondisi rumah warga yang

rusak. Hal tersebut dapat terungkap melalui kutipan dari teks eksplanasi yang

dibuat Versa berikut ini “Penyebab terjadinya longsor akibat warga banyak

yang mendirikan rumah maupun warung disekitar lereng dan Beban

bangunan yang terlalu berat telah menimbulkan tekanan pada tana”.

Komponen isi pada teks eksplanasi Versa mendapat skor 24 dengan kriteria

cukup.

Page 199: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

184

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Versa ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Versa dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya, penggunaan judul sudah relevan dengan topik

pembahasan. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan

awal tentang longsor sudah jelas, logis, tetapi kurang lengkap. Kemudian,

informasi faktual yang dipaparkan pada bagian identifikasi kurang lengkap.

Selanjutnya pada rangkaian kejadian, Versa dapat mengungkapkan fakta

dengan jelas, logis, tetapi kurang lengkap. Terdapat satu kosakata yang ditulis

kurang sempurna sehingga menjadikan kalimat kurang efektif. Versa

mengungkapkan fakta tentang longsor berdasarkan pengetahuannya dan

menghubungkan dengan fenomena yang didapatkan dari bahan bacaan berupa

artikel berita. Gagasan yang ditulis pada bagian ulasan sudah jelas, logis, dan

pengungkapannya juga sudah merujuk pada fakta yang dijelaskan. Akan

tetapi, Versa kurang mengembangkan gagasannya untuk mengatasi fenomena

longsor pada bagian ulasan. Paragraf yang dituliskan Versa cukup padu dan

sesuai dengan topik pembahasan. Komponen organisasi pada teks eksplanasi

Versa mendapat skor 15 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Versa tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dan ditulis berulang untuk

mendeskripsikan tema longsor dari kartu bergambar yang didapatnya. Pada

teks eksplanasi Versa, ditemukannya dua pembentukan kata yang kurang

sempurna seperti: kata /disekitar/ yang seharusnya penulisan di- dipisah

menjadi /di sekitar/ karena kedudukannya sebagai kata depan. Selanjutnya,

kata /di karenakan/ yang seharusnya penulisan di- dirangkai menjadi

/dikarenakan/ sebab kedudukannya sebagai awalan yang menunjukkan kata

kerja pasif. Penggunaan kaidah kebahasaan tergolong cukup memadai,

pengungkapan sudah tepat dan lengkap. Versa menggunakan kata teknis yaitu

longsor, konjungsi kausalitas (seperti: karena, sehingga, dan oleh karena itu),

menggunakan kata benda yang merujuk pada fenomena (seperti: batuan,

Page 200: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

185

lereng, rumah, beban, bangunan, berat, tekanan, tana, lingkungan, korban,

penyakit, dan tanaman), serta menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk

pada fenomena (seperti: menuruni, mendirikan, menimbulkan, melestarikan,

bertambah, mengungsi, terbatasnya, memperoleh, dan menanam). Komponen

kosakata pada teks eksplanasi Versa mendapat skor 15 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Versa memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna dapat

terbaca dengan jelas. Tidak terdapat kesalahan dalam fungsi (urutan) kata,

pronominal, dan preposisi. Komponen penggunaan bahasa pada teks

eksplanasi Versa mendapat skor 21 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Versa adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul yang

tidak menggunakan huruf kapital pada kata /jawa/ dan /barat/. Adapun,

penggunaan huruf kapital di pertengahan kalimat, seperti /Beban/, /Longsor/

dan konjungsi /sehingga/. Selanjutnya, kesalahan pada ejaan, yakni pada kata

/tana/ yang seharusnya ditulis /tanah/. Versa masih melakukan kesalahan pada

tanda baca seperti: tidak menggunakan tanda baca titik pada kalimat pertama

paragraf ketiga. Pada penulisan paragraf ketiga, Versa menuliskan kata

pertamanya kurang menjorok ke dalam. Dengan adanya tujuh kesalahan ejaan

dan tanda baca pada teks eksplanasi Versa. Akan tetapi, makna masih dapat

terbaca. Komponen mekanik pada teks eksplanasi Versa mendapat skor 3

dengan kriteria sedang.

Page 201: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

186

Nama : Vivero Hartagantari

Judul : Pengaruhnya Kebudayaan Korea

Tabel 4.38

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 37

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

26

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

16

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

18

C

Mekanik 5 2-5

3 S

Jumlah Skor : 78 B

Nilai :

× 100 = 78

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Vivero cukup sesuai dengan media

kartu bergambar. Vivero mendapatkan tema kebudayaan dan dalam

mengungkapkan gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang

telah ditulis di awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan

tidak terlalu terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam

Page 202: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

187

hal ini Vivero cukup menguasai topik permasalahan. Vivero menggunakan

pola pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian

kejadian dari tema kebudayaan, dan menuliskannya dengan konjungsi yang

tepat. Hasil tulisan teks eksplanasi Vivero relevan dengan tema dari kartu

bergambar yang didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Vivero menjelaskan

bahwa kebudayaan korea sudah merajalela di Indonesia sehingga muncul

istilah demam korea. Kebudayaan Korea yang hadir dan membuat para

remaja tertarik dikategorikan dengan berbagai jenis, seperti korean pop dan

korean drama. Kurang mengungkapkan lebih detail mengenai banyaknya

remaja yang juga antusias untuk datang ke konser musik Korea. Hal tersebut

dapat terungkap melalui kutipan dari teks eksplanasi yang dibuat Vivero

berikut ini “Kebudayaan Korea merupakan suatu hal yang sedang merajalela

di zaman kini. Hal ini juga sudah menyebar dalam Indonesia, ini pun disebut

sebagai “Korean Fever”. Korean Fever tersebut terdiri dari berbagai media

seperti korean pop, korean drama, dan lain-lain. Hal tersebut sudah menyebar

terbanyak kepada para remaja-remaja”. Komponen isi pada teks eksplanasi

Vivero mendapat skor 26 dengan kriteria cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Vivero ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Vivero dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya, penggunaan judul sudah relevan dengan topik

pembahasan. Pada bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan

awal tentang kebudayaan dan fanatisme sudah jelas, logis, dan lengkap

Selanjutnya, bagian rangkaian kejadian dan ulasan, Vivero mengungkapkan

data faktual yang terkait dengan kebudayaan secara logis dan lengkap. Vivero

mengungkapkan fakta tentang kebudayaan berdasarkan pengetahuannya dan

menghubungkan dengan fenomena yang didapatkan dari bahan bacaan berupa

artikel berita. Gagasan yang ditulis pada bagian ulasan sudah logis dan

pengungkapannya juga sudah merujuk pada fakta yang dijelaskan. Akan

tetapi, Vivero kurang mengembangkan gagasannya untuk mengatasi

Page 203: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

188

fenomena kebudayaan pada bagian ulasan. Vivero mengulang kosakata yang

sama dalam satu kalimat pada bagian ulasan, sehingga menjadikan kalimat

tersebut kurang efektif. Paragraf yang dituliskan Vivero cukup padu dan

sesuai dengan topik pembahasan. Komponen organisasi pada teks eksplanasi

Vivero mendapat skor 16 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Vivero tergolong memadai. Artinya,

terdapat beberapa kosakata yang sama dan ditulis berulang untuk

mendeskripsikan tema kebudayaan dari kartu bergambar yang didapatnya.

Pada teks eksplanasi Vivero, ditemukannya dua pembentukan kata yang

kurang sempurna seperti: kata /di yakini/ yang seharusnya penulisan di-

dirangkai menjadi /diyakini/ karena kedudukannya sebagai awalan yang

menunjukkan kata kerja pasif. Selanjutnya, kata /dibawah/ yang seharusnya

penulisan di- dipisah menjadi /di bawah/ sebab kedudukannya sebagai kata

depan. Penggunaan kaidah kebahasaan tergolong cukup memadai,

pengungkapan sudah tepat tetapi tidak terlalu terperinci, serta penggunaan

konjungsi kausalitas kurang lengkap. Vivero menggunakan kata teknis yaitu

fanatisme, konjungsi kausalitas (seperti: karena), menggunakan kata benda

yang merujuk pada fenomena (seperti: media, korean pop, drama korea,

remaja, fanatisme, ekspresi, daya tarik, tarian, nyanyian, gaya, bahasa,

pergaulan, penggemar, dan nasionalisme), serta menggunakan kata kerja

tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti: merajalela, menyebar,

berlebihan, menggambarkan, mempelajari, memperluas, merugikan,

menimbulkan, menguntungkan, dan menggemari). Komponen kosakata pada

teks eksplanasi Vivero mendapat skor 15 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Vivero memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna dapat

terbaca dengan jelas. Terdapat tiga kesalahan dalam fungsi (urutan) kata

seperti pada kalimat “Kebudayaan korea mempunyai daya tarik yang unik,

seperti tariannya yang bersifat kekinian ataupun nyanyiannya dengan gaya

yang berbeda.” Seharusya setelah kata /nyanyiannya/ ditambahkan kata /yang

Page 204: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

189

dipertunjukkan/. Penambahan kata tersebut dimaksudkan untuk memperjelas

bahwa dalam kekhasan nyanyian korea terdapat pula gaya (tari) yang

biasanya ditampilkan oleh para artisnya saat mereka berada di atas panggung.

Selanjutnya kalimat “Menggemari sebuah hal merupakan hal yang wajar

tetapi bersikap fanatik bukanlah...”. Seharusnya kata /sebuah/ dan kata /hal/

dapat diganti dengan kata /sesuatu/ agar tidak terjadi pemborosan kata dan

menjadikan kalimat lebih efektif. Komponen penggunaan bahasa pada teks

eksplanasi Vivero mendapat skor 18 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Vivero adalah ditemukannya kesalahan pada penggunaan huruf

kapital di pertengahan kalimat, seperti /Fever/ dan /Fanatisme/. Terdapat pula

kesalahan pada ejaan, yakni pada kata /mauvun/ yang seharusnya ditulis

/maupun/. Selanjutnya, pada kata /korean fever/ dan /korean/ yang merupakan

kata dari bahasa asing seharusnya ditulis dengan cetak miring menjadi

/korean fever/ dan /korean/. Vivero masih melakukan kesalahan pada tanda

baca, yakni tidak menggunakan tanda baca koma sebelum konjungsi /seperti/.

Dengan adanya enam kesalahan ejaan dan tanda baca pada teks eksplanasi

Vivero. Akan tetapi, makna masih dapat terbaca. Komponen mekanik pada

teks eksplanasi Vivero mendapat skor 3 dengan kriteria sedang.

Nama : Yudha Adhita Fauzean

Judul : Korean Fever

Tabel 4.39

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 38

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

18

S

Page 205: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

190

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

14

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

13

S

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

18

C

Mekanik 5 2-5

2 K

Jumlah Skor : 65 C

Nilai :

× 100 = 65

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Yudha Adhita kurang sesuai dengan

media kartu bergambar. Yudha Adhita mendapatkan tema kebudayaan dan

dalam mengungkapkan gagasan pendukung, kurang mengacu pada ide utama

yang telah ditulis di awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung tidak

menjelaskan gagasan utama dan dalam hal ini Yudha kurang menguasai topik

permasalahan. Yudha Adhita tidak menggunakan pola pengembangan untuk

mendeskripsikan rangkaian kejadian dari tema kebudayaan. Artinya, pola

pengembangan kurang dideskripsikan dengan baik sehingga tidak menuliskan

konjungsi kausalitas. Hasil tulisan teks eksplanasi Yudha Adhita kurang

relevan dengan tema dari kartu bergambar yang didapatnya. Artinya,

pengembangan tema kurang memadai dan penulisan teks eksplanasi kurang

terperinci. Yudha Adhita hanya menjelaskan satu dampak negatif dari adanya

kebudayaan Korea di Indonesia adalah lunturnya budaya Indonesia. Yudha

Adhita tidak memberikan dampak negatif lainnya, tidak mengungkapkan

mengenai budaya asli Indonesia apa saja yang perlahan ditinggalkan, serta

Page 206: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

191

tidak ada informasi mengenai banyaknya remaja yang juga antusias untuk

datang ke konser musik Korea. Hal tersebut dapat terungkap melalui kutipan

dari teks eksplanasi yang dibuat Yudha Adhita berikut ini “adanya

kebudayaan korea mempunyai dampak negatif yaitu lunturnya kebudayaan

Indonesia”. Komponen isi pada teks eksplanasi Yudha Adhita mendapat skor

18 dengan kriteria sedang.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Yudha Aditha ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan,

yakni terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan

ulasan. Kelebihan Yudha Adhita dalam komponen organisasi, yaitu

memberikan judul pada teks yang dibuatnya. Namun, judul yang

dicantumkan kurang spesifik. Pada bagian identifikasi fenomena,

pengungkapan pernyataan awal tentang kebudayaan sudah jelas, logis, dan

lengkap. Selanjutnya pada rangkaian kejadian, Yudha Adhita

mengungkapkan fakta dengan jelas, logis, tetapi kurang lengkap. Yudha

Adhita tidak menguraikan perilaku negatif dari masyarakat Indonesia akibat

adanya kebudayaan Korea. Yudha Aditha mengungkapkan fakta tentang

kebudayaan berdasarkan pengetahuannya dan menghubungkan dengan

fenomena yang didapatkan dari bahan bacaan berupa artikel berita. Gagasan

yang ditulis pada bagian ulasan sudah logis dan pengungkapannya juga sudah

merujuk pada fakta yang dijelaskan. Akan tetapi, Yudha Adhita kurang

mengembangkan gagasannya untuk mengatasi fenomena masuknya

kebudayaan Korea di Indonesia pada bagian ulasan. Paragraf yang dituliskan

Yudha Adhita cukup padu dan cukup sesuai dengan topik pembahasan.

Komponen organisasi pada teks eksplanasi Yudha Adhita mendapat skor 14

dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Yudha Adhita tergolong terbatas. Artinya,

tidak luas dalam mendeskripsikan tema dari kartu bergambar yang

didapatnya. Pada teks eksplanasi Yudha Aditha, ditemukannya satu

pembentukan kata yang kurang sempurna seperti: kata /di dapatkan/ yang

seharusnya penulisan di- dirangkai menjadi /didapatkan/ karena

Page 207: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

192

kedudukannya sebagai awalan yang menunjukkan kata kerja pasif.

Penggunaan kaidah kebahasaan terbatas, Yudha Adhita menggunakan kata

teknis yaitu fanatisme, tidak menggunakan konjungsi kausalitas,

menggunakan kata benda yang merujuk pada fenomena (seperti: musik,

negatif, positif, pengetahuan, bahasa, lunturnya, remaja, dan peniruan), serta

menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada fenomena (seperti:

menambah, mengenal, dan memahami) tetapi tidak secara terperinci.

Komponen kosakata pada teks eksplanasi Yudha Aditha mendapat skor 13

dengan kriteria sedang.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Yudha Adhita memiliki

konstruksi kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang

ditulis tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna

dapat terbaca dengan jelas. Terdapat empat kesalahan dalam fungsi (urutan)

kata seperti pada kalimat “sebaiknya remaja di Indonesia dapat ikut bangga

sebagai warga Indonesia dan ikut memajukan kebudayaan Indonesia.”

Seharusya kata /dapat/ dan /ikut/ dihilangkan dan diganti dengan kata /harus/

karena kalimat tersebut memiliki sifat menginformasikan juga mengajak para

remaja agar meninggalkan segala kefanatikan terhadap budaya Korea.

Selanjutnya, kata depan /di/ dan kata /Indonesia/ setelah /remaja/ dihilangkan.

Penghilangan kata tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi pemborosan kata

dan untuk lebih mengefektifkan kalimat serta menekankan informasi bahwa

remaja harus lebih mencintai dan menjunjung tinggi kebudayaan negara

Indonesia. Komponen penggunaan bahasa pada teks eksplanasi Yudha

Adhita mendapat skor 18 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Yudha Adhita adalah ditemukannya kesalahan pada kata di awal

kalimat yang tidak ditulis dengan huruf kapital, yaitu /salah/, /pengetahuan/,

dan /sebaiknya/. Selanjutnya, kesalahan pada penggunaan huruf kapital, yakni

tidak menggunakan huruf kapital pada kata /korea/ yang menunjukkan nama

negara dan kesalahan pada penggunaan huruf kapital di pertengahan kalimat,

yaitu /Juga/ dan /Positif/. Kemudian, kesalahan pada ejaan, yakni pada kata

Page 208: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

193

/ekspoisi/ yang seharusnya ditulis /ekspresi/ dan tidak menggunakan huruf

cetak miring pada kata /korean fever/ yang merupakan kata dari bahasa asing

dan seharusnya ditulis dengan huruf miring. Yudha Adhita masih melakukan

kesalahan pada tanda baca, yakni tidak menggunakan tanda baca koma

sebelum konjungsi /yaitu/. Terdapat sembilan kesalahan ejaan dan tanda baca

pada teks eksplanasi Yudha Adhita. Komponen mekanik pada teks eksplanasi

Yudha Aditha mendapat skor 2 dengan kriteria sangat kurang.

Nama : Zaki Ivo Farchan

Judul : kemacetan Dimana-mana

Tabel 4.40

Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa No. 39

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

23

C

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

15

C

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

14

C

Penggunaan

Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

19

C

Mekanik 5 2-5

3 S

Jumlah Skor : 74 B

Page 209: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

194

Nilai :

× 100 = 74

Deskripsi:

Isi gagasan yang ditulis oleh Zaki cukup sesuai dengan media kartu

bergambar. Zaki mendapatkan tema kemacetan dan dalam mengungkapkan

gagasan pendukung, cukup mengacu pada ide utama yang telah ditulis di

awal paragraf. Artinya, gagasan pendukung yang diungkapkan tidak terlalu

terperinci, tetapi sudah menjelaskan gagasan utama dan dalam hal ini Zaki

cukup menguasai topik permasalahan. Zaki menggunakan pola

pengembangan (sebab-akibat) untuk mendeskripsikan rangkaian kejadian dari

tema kemacetan, dan menuliskannya dengan konjungsi yang tepat. Hasil

tulisan teks eksplanasi Zaki relevan dengan tema dari kartu bergambar yang

didapatnya tetapi tidak terlalu terperinci. Zaki menjelaskan bahwa penyebab

kemacetan, yaitu adanya kecelakaan yang mengakibatkan jalan menjadi

sempit. Kurang mengungkapkan lebih detail mengenai penyebab kemacetan

lain dan kurangnya informasi mengenai tidak tertibnya pengendara roda dua

yang menggunakan jalur bus transjakarta. Hal tersebut dapat terungkap

melalui kutipan dari teks eksplanasi yang dibuat Zaki berikut ini “kecelakaan

yg menimbulkan jalan menjadi sempit adalah sebab kemacetan”. Komponen

isi pada teks eksplanasi Zaki mendapat skor 23 dengan kriteria cukup.

Organisasi dalam penilaian ini meliputi struktur teks. Struktur teks

eksplanasi Zaki ditulis dengan lengkap dan berdasarkan urutan, yakni

terdapatnya judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.

Kelebihan Zaki dalam komponen organisasi, yaitu memberikan judul pada

teks yang dibuatnya. Namun, judul yang dicantumkan kurang spesifik. Pada

bagian identifikasi fenomena, pengungkapan pernyataan awal tentang

kemacetan sudah jelas, logis, dan lengkap. Selanjutnya pada rangkaian

kejadian, Zaki dapat mengungkapkan data faktual dengan jelas, tetapi kurang

lengkap dan kurang logis. Artinya, ada beberapa kosakata yang kurang benar

penempatannya sehingga penyusunan berantakan dan kalimat menjadikan

kurang efektif. Zaki mengungkapkan fakta tentang kemacetan berdasarkan

Page 210: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

195

pengetahuannya dan menghubungkan dengan fenomena yang didapatkan dari

bahan bacaan berupa artikel berita. Gagasan yang ditulis pada bagian ulasan

sudah logis dan pengungkapannya juga sudah merujuk pada fakta yang

dijelaskan. Paragraf yang dituliskan Zaki cukup padu dan sesuai dengan topik

pembahasan. Komponen organisasi pada teks eksplanasi Zaki mendapat skor

15 dengan kriteria cukup.

Kosakata yang digunakan Zaki tergolong memadai. Artinya, terdapat

beberapa kosakata yang sama dan ditulis berulang untuk mendeskripsikan

tema kemacetan dari kartu bergambar yang didapatnya. Pada teks eksplanasi

Zaki, ditemukannya tiga pembentukan kata yang kurang sempurna seperti:

kata /di sebabkan/ yang seharusnya penulisan di- dirangkai menjadi

/disebabkan/ karena kedudukannya sebagai awalan yang menunjukkan kata

kerja pasif. Selanjutnya, kata /di padati/ yang seharusnya penulisan di-

dirangkai menjadi /dipadati/ sebab kedudukannya sebagai awalan yang

menunjukkan kata kerja pasif. Kemudian, kata /di minta/ yang seharusnya

penulisan di- dirangkai menjadi /diminta/ sebab kedudukannya sebagai

awalan yang menunjukkan kata kerja pasif. Penggunaan kaidah kebahasaan

tergolong cukup memadai, pengungkapan sudah tepat tetapi tidak terlalu

terperinci, serta penggunaan konjungsi kausalitas kurang lengkap. Zaki

menggunakan kata teknis yaitu kemacetan, konjungsi kausalitas (seperti:

sebab, karena, oleh karena itu), menggunakan kata benda yang merujuk pada

fenomena (seperti: kendaraan, kapasitas, kecelakaan, jalan, jalur, dan

kepadatan), serta menggunakan kata kerja tindakan yang merujuk pada

fenomena (seperti: terhenti, menutup, menghindari, menyediakan, dan

mewajibkan). Komponen kosakata pada teks eksplanasi Zaki mendapat skor

14 dengan kriteria cukup.

Penggunaan bahasa yang ditulis oleh Zaki memiliki konstruksi

kalimat yang sederhana dan efektif. Artinya, susunan kalimat yang ditulis

tidak kompleks serta menggunakan bahasa yang lugas sehingga makna dapat

terbaca dengan jelas. Terdapat dua kesalahan dalam fungsi (urutan) kata

seperti pada kalimat “penyebab kemacetan kecelakaan yg menutup jalan

Page 211: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

196

dapat berdampak kemacetan”. Setelah kata /kemacetan/ seharusnya

ditambahkan konjungsi /yaitu/ sebagai penjelas. Kemudian, /dapat berdampak

kemacetan/ dihilangkan dan diganti klausa /sehingga mengakibatkan banyak

kendaraan menumpuk/. Penambahan klausa dimaksudkan agar penyusunan

kosakata lebih teratur dan lebih memberi informasi yang tepat bahwa

kecelakaan merupakan faktor utama terjadi kemacetan. Penggunaan kata

menumpuk pada kalimat di atas, dapat diartikan telah terjadi kepadatan yang

menjadikan kendaraan harus terhenti. Komponen penggunaan bahasa pada

teks eksplanasi Zaki mendapat skor 19 dengan kriteria cukup.

Mekanik atau penilaian ejaan dan tanda baca pada hasil tulisan teks

eksplanasi Zaki adalah ditemukannya kesalahan pada penulisan judul yang

tidak menggunakan huruf kapital pada kata /kemacetan/ dan kata /Dimana-

mana/ yang ditulis dirangkai seharusnya penulisan di- dipisah dan

menggunakan huruf kecil /di mana-mana/ sebab kedudukannya sebagai kata

depan. Adapun, kesalahan pada penggunan ejaan dan huruf kapital pada nama

kota, seperti /sumatra/ yang seharusnya ditulis /Sumatera/. Selanjutnya, Zaki

masih melakukan penyingkata kata, seperti /yg/. Terdapatnya kesalahan ejaan

pada kata /berubut/ seharusnya ditulis /berebut/. Zaki masih melakukan

kesalahan pada tanda baca, yaitu tidak menggunakan tanda baca titik pada

kalimat kedua paragraf pertama dan kalimat pertama paragraf kedua. Pada

teks eksplanasi Zaki, penulisan paragraf hanya terlihat pada bagian rangkaian

kejadian, yakni kata pertama ditulis agak menjorok ke dalam. Selebihnya

paragraf satu dan tiga, kata di awal kalimat kurang menjorok ke dalam.

Dengan adanya tujuh kesalahan ejaan dan tanda baca pada teks eksplanasi

Zaki. Akan tetapi, makna masih dapat terbaca. Komponen mekanik pada teks

eksplanasi Zaki mendapat skor 3 dengan kriteria sedang.

Page 212: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

197

D. Rekapitulasi Data Hasil Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi

Siswa Kelas VIII 8 SMPN 14 Tangerang Selatan

Kemampuan menulis teks eksplanasi siswa dianalisis berdasarkan

lima komponen, yaitu isi, organisasi (struktur teks), kosakata (kaidah

kebahasaan), penggunaan bahasa (penggunaan kalimat efektif), dan mekanik

(ejaan dan tanda baca). Berikut ini hasil analisis yang dilakukan peneliti,

maka diperoleh nilai sebagai berikut:

Tabel 4.2.1

Rekapitulasi Nilai Hasil Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa

Kelas VIII 8

No Nama Siswa Komponen Penilaian

Teks Eksplanasi

Jum

lah

Predikat

1 2 3 4 5

1. Ade Ubaydillah 24 12 11 16 2 65 Cukup

2. Adinda Immanur Revalina 26 15 15 20 3 79 Baik

3. Agung Eka Saputra 22 15 14 20 3 74 Baik

4. Aisyah Ariani 29 20 16 22 4 91 Baik Sekali

5. Alexandria Zanetti Ariella 27 15 16 22 3 83 Baik Sekali

6. Anung Puji Astuti 23 14 15 19 3 74 Baik

7. Azka Raditya Helmi 25 15 14 21 2 77 Baik

8. Desi Apuani 23 15 14 19 3 74 Baik

9. Fachira Salsabila Nur S. 24 14 17 18 3 76 Baik

10. Hanuf Priono 23 14 14 20 3 74 Baik

11. Keisya Putri Andani 23 15 13 21 3 75 Baik

12. Laila Rizki Nur Azizah 26 15 15 18 3 77 Baik

13. Lala Cahya Kamila 25 14 14 18 4 75 Baik

14. Listiana Zahrani 27 16 16 22 3 84 Baik Sekali

15. Luqman Hakim 24 16 13 18 3 74 Baik

16. Muhamad Akbar Pahreji 23 14 15 19 3 74 Baik

17. Muhammad Alfareza 27 15 13 18 2 75 Baik

Page 213: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

198

18. Muhammad Fickry K. 24 15 14 19 3 75 Baik

19. Muhammad Rafi Himawan 22 14 14 21 3 74 Baik

20. Muhammad Rifky Fahrezi 17 10 11 19 2 59 Cukup

21. Muhammad Safiq J. 25 16 16 18 2 77 Baik

22. Muhammad Yudha P. 25 14 15 18 3 75 Baik

23. Mulya Ria Nurasis 24 14 12 11 2 63 Cukup

24. Nadya Destiana 24 14 16 19 3 76 Baik

25. Rasyid Ridho M. N. R. 26 19 15 22 3 85 Baik Sekali

26. Salsabillah Nashefa 28 16 16 22 2 84 Baik Sekali

27. Satya Prada Amijaya 24 15 15 19 3 76 Baik

28. Sofi Cahyani Adiputri 28 15 16 20 3 82 Baik Sekali

29. Syakila Putri Pertama S. 30 20 18 19 2 89 Baik Sekali

30. Talytha Azaria 28 17 17 20 4 86 Baik Sekali

31. Tiara Dewi Octaviani 26 15 17 18 3 79 Baik

32. Versa Nur Hanifah 24 15 15 21 3 78 Baik

33. Vivero Hartagantari 26 16 15 18 3 78 Baik

34. Yudha Adhita Fauzean 18 14 13 18 2 65 Cukup

35. Zaki Ivo Farchan 23 15 14 19 3 74 Baik

Nilai rata-rata: 76,4

X = X = 2.676

N 35

Hasil dari tabel rekapitulasi memperlihatkan bahwa, mayoritas siswa

dapat melampaui nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yakni 74.

Dengan perincian bahwa sebanyak 31 siswa mencapai nilai di atas KKM dan

4 siswa tidak mencapai nilai KKM. Perhitungan nilai rata-rata siswa

memperoleh angka 76,4. Adapun, nilai hasil belajar yang sudah dicapai siswa

terbagi menjadi tiga kategori. Pembagian siswa berdasarkan kategori,

mengacu pada predikat nilai yang diperoleh, yaitu 8 siswa memperoleh

Page 214: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

199

predikat baik sekali, sebanyak 23 siswa dengan predikat baik, dan 4 siswa

dengan predikat cukup. Berikut ini perhitungan tingkat persentil berdasarkan

predikat nilai siswa yaitu:

1) Sejumlah 8 siswa mendapatkan predikat baik sekali dengan perhitungan

persentil: TP =

100%

=

100% = 22,9%

2) Sebanyak 23 siswa mendapatkan predikat baik dengan perhitungan

persentil: TP =

100%

=

100% = 65,7%

3) Terdapat 4 siswa mendapatkan predikat cukup dengan perhitungan

persentil: TP =

100%

=

100% = 11,4%

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis teks

eksplanasi siswa kelas VIII-8 SMPN 14 Tangerang Selatan dengan

menggunakan media kartu bergambar sudah tergolong baik. Sebagaimana

perincian berikut ini, sejumlah 8 siswa atau 22,9% mendapatkan predikat baik

sekali. Kemudian, sebanyak 23 siswa atau 65,7% mendapatkan predikat baik.

Akan tetapi, terdapat 4 siswa atau 11,4% dengan perolehan nilai di bawah

KKM dan mendapatkan predikat cukup.

Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas siswa mampu

menuliskan teks eksplanasi, berdasarkan pengetahuannya dan

menghubungkan dengan fenomena yang didapat dari bahan bacaan berupa

artikel berita. Selain itu, terdapat pula beberapa siswa yang menuliskan teks

eksplanasi berdasarkan pengalamannya dan menghubungkan dengan

fenomena yang ditemui di kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, media

kartu dapat memengaruhi siswa untuk menciptakan interaksi dengan

Page 215: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

200

lingkungan di sekitarnya dan gagasan yang diungkapkan melibatkan

pengalaman serta pengetahuannya berdasarkan fenomena yang pernah

ditemui, sehingga siswa diharuskan melakukan proses berpikir kritis untuk

menghasilkan tulisan yang bervariatif dan berhubungan dengan gambar yang

dilihatnya.

Berdasarkan tujuan teks eksplanasi dan narasi yang memiliki

keterkaitan dalam hal penjelasan suatu peristiwa dengan sistem rangkaian

kejadian dan menyertakan konjungsi keterangan waktu dalam urainnya, maka

siswa dapat memperoleh pengetahuan yang sama untuk menghasilkan dua

teks yang berbeda. Melalui pemahaman tentang sistematika penulisan dan

komponen isi pendukung dari kedua teks tersebut, siswa lebih terbantu untuk

memunculkan ide dan memaparkannya. Maka dari itu, siswa dapat dipastikan

mampu menulis teks narasi karena telah mendapatkan pelatihan dan

bimbingan dalam keterampilan menulis teks eksplanasi. Hal ini didukung

pula karena keterkaitan yang dimiliki antara teks eksplanasi dan narasi

sehingga siswa memiliki potensi untuk menjelaskan sekaligus menceritakan

suatu peristiwa yang menjadi pokok permasalahan.

Page 216: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

203

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, maka diperoleh simpulan sebagai

berikut:

1. Penggunaan media kartu bergambar pada mata pelajaran bahasa

Indonesia siswa kelas VIII-8 semester genap SMPN 14 Tangerang

Selatan tahun pelajaran 2018/2019 menunjukkan bahwa kemampuan

menulis teks eksplanasi sudah tergolong baik, yakni memperoleh

nilai rata-rata 76,4.

2. Diperkuat pula dengan perolehan nilai individu siswa, sebagaimana

perinciannya adalah sebanyak 8 orang atau 22,9% yang mendapatkan

predikat baik sekali, 23 orang atau 65,7% yang mendapatkan predikat

baik, dan 4 orang atau 11,4% yang mendapatkan predikat cukup.

3. Jadi, penggunaan media kartu bergambar terhadap kemampuan

menulis teks eksplanasi buatan siswa dapat diterapkan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk lebih

memotivasi siswa dalam menghasilkan tulisan yang baik.

B. Saran

Setelah proses pengumpulan data, menganalisis, dan melakukan

simpulan. Peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1) Bagi kepala sekolah, sebaiknya dapat menambah sarana dan prasarana

yang menunjang kegiatan belajar mengajar sehingga proses pembelajaran

di dalam kelas dapat lebih terarah dan guru terfasilitasi dalam

menyampaikan pokok pembahasan.

2) Guru diharapkan dapat menggunakan media kartu bergambar dalam

proses pembelajaran menulis teks eksplanasi untuk lebih memudahkan

dalam menyampaikan materi, menciptakan suasana belajar yang kondusif

Page 217: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

204

dan efisien, serta merangsang indra penglihatan siswa sehingga mudah

mengungkapkan ide dan gagasan melalui informasi yang tertera dalam

gambar.

3) Guru hendaknya dapat lebih sering memberikan latihan dan penugasan

kepada siswa, khususnya dalam keterampilan menulis teks nonfiksi.

4) Guru sebaiknya dapat pula membiasakan literasi pada buku bacaan

nonfiksi sehingga pengetahuan yang didapat siswa lebih luas dan dapat

mendukung materi pembahasan yang akan disampaikan.

5) Para guru bahasa Indonesia sebaiknya mengoptimalkan penggunaan

media dalam proses belajar mengajar sehingga proses perpindahan ilmu

dapat diterima dengan baik dan mampu menghilangkan kebosanan.

6) Peneliti lain, yang selanjutnya diharapkan dapat memperluas wawasan

dalam mengembangkan media yang kreatif untuk lebih meningkatkan

kemampuan siswa dalam keterampilan menulis teks eksplanasi.

Page 218: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

205

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Depok: PT

RajaGrafindo Persada. Cet. ke-4, 2017.

Alek dan Ahmad H. P. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi: Substansi

Kajian dan Penerapannya. Jakarta: Erlangga. Cet. ke-1, 2016.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Cet. ke-

13, 2010.

Asdar. “Perangkat Pembelajaran Menulis Teks Eksplanasi Berbasis Model

Problem Based Learning (Studi Pengembangan Pada Siswa Kelas VII

SMP Negeri 8 Makasar).” RETORIKA Jurnal Bahasa Sastra, dan

Pengajarannya. Volume 9 Nomor 2. Agustus 2016. ISSN: 2614-2716.

Barwick, John. dkk. Targeting Text: Information Report, Explanation, Discussion.

Australia: Blake Education. Cet ke-3, 2006.

Budisayekti, Emy. “Upaya Meningkatkan Keterampilan Bercerita dan

Kemampuan Mengemukakan Gagasan Melalui Media Kartu Bergambar

Tokoh Idola Pada Siswa Kelas VII F SMP Negeri 24 Surakarta Semester

Genap Tahun Pelajaran 2016/2017.” KONVERGENSI Jurnal Pendidikan

Konvergensi April 2018 Edisi 24 Volume V. April 2018. ISSN: 2301-

9050.

Corbett, Pie and Julia Strong. Talk For Writing Across the Curriculum. New

York: Open University Press. Cet. ke-1, 2011.

Dalman. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Cet. ke-5,

2016.

Daryanto. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Cet. ke-1, 2011.

Djatmika. Mengenal Teks dan Cara Pembelajarannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar (Anggota IKAPI). Cet. ke-1, 2018.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: PT

Bumi Aksara. Cet. ke-1, 2013.

Indriana, Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: DIVA Press.

Cet. ke-1, 2011.

Page 219: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

206

Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. Media Pembelajaran Manual dan

Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. Cet. ke-2 Edisi Kedua, 2016.

Kosasih, E. dkk. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka. Cet. ke-3, 2016.

Kosasih, E. Bahasa Indonesia SMP/MTS Kelas VIII/Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. Cet. ke-2, 2017.

Kosasih, E. dan Endang Kurniawan. Jenis-jenis Teks Fungsi, Struktur, dan

Kaidah Kebahasaan. Bandung: Yrama Widya. Cet. ke-1, 2018.

Knapp, Peter and Megan Watkins. Genre, Text, Grammar Technologies for

Teaching And Assesing Writing. Sydney: University of New South Wales

Press. Cet. ke-1, 2005.

Mahsun. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks Edisi Kedua. Depok: PT

RajaGrafindo Persada. Cet. ke-2, 2018.

Madyawati, Lilis. Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak. Jakarta: Kencana.

Cet. ke-1, 2016.

Mulyadi, Yadi. dkk. Buku Teks Pendamping Bahasa Indonesia untuk Siswa SMP-

MTS Kelas VIII. Bandung: YRAMA WIDYA. Cet. ke-2, 2018.

Mulyati, Yeti. dkk. Bahasa Indonesia. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Cet. ke-17, 2014.

Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung

Persada Press. Cet. ke-3, 2010.

Musfiqon. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi

Pustakarya. Cet. ke-2, 2016.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. Cet. ke-36, 2017.

Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.

Yogyakarta: BPFE Anggota IKAPI. Cet. ke-7, 2016.

Ridwanudin, Didin. Bahasa Indonesia. Ciputat: UIN Press. Cet. ke-1, 2015.

Sadiman, Arief S. dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Cet. ke-17, 2014.

Page 220: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

207

Saebani, Beni Ahmad. Pedoman Aplikatif Metode Penelitian dalam Penyusunan

Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: CV Pustaka Setia.

Cet. ke-1, 2017.

Samosir, Astuti dan Ade Siti Haryanti. Menulis. Tangerang: PT Pustaka Mandiri.

Cet. ke-1, 2016.

Sanjaya, Wina. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group.

Cet. ke-3, 2016.

____________. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group. Cet. ke-1, 2013.

Sudaryono. Metodologi Penelitian. Depok: PT RajaGrafindo Persada. Cet. ke-2,

2018.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada. Cet. ke-15, 2016.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta. Cet. ke-23, 2016.

Suharso dan Ana Retnoningsih. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux.

Semarang: Widya Karya. Cet. ke-11, 2017.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. Cet. ke-9, 2013.

Suryani, Nunuk dan Leo Agung Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak

Anggota IKAPI. Cet. ke-1, 2012.

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan,

Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima. Cet. ke-1,

2009.

Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa Bandung. Edisi Revisi, 2008.

Widoyoko, Eko Putro. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. Cet. ke-6, 2017.

Wijaya, Ganjar Harimansyah. dkk. Bahasa Indonesia Tata Bahasa dan

Komposisi. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Cet. ke-4, 2016.

Page 221: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 222: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14
Page 223: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

205

Page 224: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

206

Page 225: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

207

Page 226: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

208

Page 227: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMPN 14 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VIII/Genap

Materi Pokok : Teks Eksplanasi

Alokasi Waktu : 3 Pertemuan x 6 Jam Pelajaran= (2X40 Menit)

A. Kompetensi Inti

KI-1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI-2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, perduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI-3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak

mata

KI-4 Mencoba, mengolah, dan menyajikan dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,

menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang /teori.

Page 228: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No. Kompetensi Dasar No. Indikator Pencapaian

Kompetensi

3.10 Menelaah teks eksplanasi

berupa paparan kejadian

suatu fenomena alam yang

diperdengarkan atau

dibaca.

3.10.1

3.10.2

3.10.3

Mengidentifikasi suatu

model eksplanasi.

Mendata isi, struktur dan

kaidah teks eksplanasi.

Mendata peristiwa-

peristiwa yang terjadi di

lingkungan peserta didik.

4.10 Menyajikan informasi,

data dalam bentuk teks

eksplanasi proses

terjadinya suatu fenomena

secara lisan dan tulis

dengan memperhatikan

struktur, unsur kebahasaan,

atau aspek lisan.

4.10.1

4.10.2

Menulis teks eksplanasi

sesuai dengan pola atau

kerangka yang telah

dirancang.

Mempresentasikan hasil

karya yang sudah dibuat

oleh peserta didik.

C. Tujuan Pembelajaran

Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini diharapkan

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi suatu model eksplanasi.

2. Mendata isi, struktur dan kaidah teks eksplanasi.

3. Mendata peristiwa-peristiwa yang terjadi dilingkungan peserta didik.

4. Menulis teks eksplanasi sesuai dengan pola atau kerangka yang telah

dirancang.

5. Mempresentasikan hasil karya yang sudah dibuat oleh siswa.

Fokus penguatan pendidikan karakter: cermat, teliti, kreatif, aktif, dan

percaya diri.

Page 229: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

D. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Teks Eksplanasi:

Teks eksplanasi merupakan sebuah tulisan yang memberikan

penjelasan terperinci tentang proses-proses terjadinya fenomena alam dan

menjelaskan hubungan logis dari beberapa peristiwa. Sebuah peristiwa timbul

karena ada peristiwa lain sebelumnya dan peristiwa tersebut mengakibatkan

peristiwa yang lain lagi sesudahnya.

2. Ciri-ciri Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi dapat dibedakan dengan jenis teks lainnya,

berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Terdiri atas paragraf-paragraf.

b. Setiap paragraf mengusung sebuah topik.

c. Kalimat-kalimat yang mengisi setiap paragrafnya berupa fakta.

d. Fakta dirangkaikan dengan pola kronologis (urutan waktu) ataupun

secara kausalitas (sebab akibat).

3. Struktur Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian tertentu. Struktur

tersebut diawali dengan pengenalan fenomena, rangkaian peristiwa, hingga

ulasan. Berikut penjelasannya.

a. Identifikasi fenomena, mengidentifikasi sesuatu yang akan diterangkan.

Hal itu bisa terkait dengan fenomena alam, sosial, budaya, dan fenomena

lain.

b. Penggambaran rangkaian kejadian, sebagai perincian atas kejadian yang

relevan dengan identifikasi fenomena. Bagian ini dapat disusun dengan

pola kausalitas ataupun kronologis.

c. Ulasan, berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian

yang dipaparkan sebelumnya

Page 230: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

4. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Kaidah kebahasaan yang terdapat dalam teks eksplanasi ditandai

oleh hal-hal berikut:

a. Menggunakan konjungsi hubungan waktu (kronologis), seperti ketika,

pada waktu itu, ketika itu, sebelum, akhirnya. Banyak pula menggunakan

konjungsi kausalitas atau penyebaban, seperti karena, sebab, oleh karena

itu, oleh sebab itu.

b. Menggunakan kata kerja tindakan, seperti berpergian, berwisata,

mengajak, berkunjung, berjalan-jalan. Kata-kata itu akan sesuai dengan

objek yang diceritakannya. Kata kerja yang menyertai objek orang akan

berbeda dengan yang objeknya alam ataupun fenomena sosial/budaya.

c. Menggunakan kata benda umum apabila objek penceritaannya berupa

alam, seperti hujan, sungai, gunung, awan.

d. Menggunakan peristilahan atau kata-kata teknis yang terkait dengan tema

yang dibahasnya. Misalnya, apabila temanya tentang gejala alam, istilah-

istilah yang digunakannya tentang ke-IPA-an; apabila berkenaan dengan

fenomena sosial, istilah-istilahnya tentang ke-IPS-an

5. Pola-pola Pengembangan Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi dapat disusun dengan berbagai pola, yaitu dengan

pola kronologis dan kausalitas. Kedua pola itu dapat pula divariasikan

penyusunannya. Kedua pola itu bisa saling melengkapi. Di samping itu,

mungkin pula hal itu terselingi dengan pola-pola lainnya, seperti pola definisi,

ilustrasi, dan umum-khusus.

6. Langkah-langkah Menulis Teks Eksplanasi

Secara umum teks eksplanasi dimulai dengan identifikasi fenomena,

rangkaian peristiwa, dan diakhiri dengan ulasan/penyimpulan. Langkah-

langkah penyusunannya sebagai berikut:

a. Menentukan topik atau suatu kejadian yang menarik, dikuasai, dan aktual.

Page 231: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

b. Menyusun kerangka teks, yakni dengan mengembangkan topik utama ke

dalam rincian-rincian topik yang lebih spesifik. Topik-topik itu dapat

disusun dengan urutan kronologis atau kausalitas.

c. Mengumpulkan bahan, berupa fakta atau pendapat para ahli terkait

dengan kejadian yang dituliskan dari berbagai sumber, misalnya melalui

observasi lapangan ataupun dengan studi literatur.

d. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksplanasi

yang lengkap dan utuh dengan memperhatikan struktur bakunya:

identifikasi fenomena/kejadian, proses kejadian, dan ulasan. Perhatikan

pula kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku pada teks eksplanasi.

E. Pendekatan, Model, Metode Pembelajaran

Berikut ini, pendekatan, model, dan metode yang digunakan saat

proses pembelajaran berlangsung:

1. Pendekatan :Saintifik meliputi kegiatan (mengamati, menanya,

mengasosiasikan, menalar, dan mengomunikasikan).

2. Model :Discovery Learning

3. Metode :Presentasi, tanya jawab, diskusi kelompok, dan tes tertulis.

F. Media Pembelajaran

Media:

1. Lembar kerja siswa

2. Lembar Penilaian

3. Power Point mengenai materi teks eksplanasi

4. Kartu bergambar dengan mengusung tujuh tema, yaitu banjir, longsor,

hujan, kemiskinan, kemacetan, sampah, dan kebudayaan

5. Artikel berita yang membahas tentang tema banjir, longsor, hujan,

kemiskinan, kemacetan, sampah, dan kebudayaan.

Alat/Bahan:

1. Laptop dan Infocus

2. Spidol dan Papan tulis

Page 232: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

G. Sumber Belajar

Kosasih, E. Bahasa Indonesia SMP/MTS Kelas VIII/ Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan. Cet. ke-2. 2017.

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan ke-1

No. Uraian Kegiatan Nilai Karakter (PPK),

Literasi, 4C, HOTS

Alokasi

Waktu

1. Pendahuluan:

1. Guru mengucapkan salam dan membaca

doa sebelum memulai pembelajaran.

2. Guru menanyakan kabar kepada peserta

didik dan menertibkan suasana kelas.

3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.

Appersepsi:

1. Guru mengaitkan materi teks eksplanasi

yang akan dibahas dengan

topik/fenomena alam, sosial, budaya

yang pernah dialami langsung oleh

peserta didik dan sedang menjadi

perbincangan publik.

2. Guru memberikan pertanyaan kepada

siswa mengenai pengertian teks

eskplanasi “Siapa yang tahu pengertian

teks eksplanasi?Coba berikan penjelasan

dengan mengacungkan tangan terlebih

dahulu sebelum menjawab”.

Memotivasi:

Guru membangkitkan motivasi belajar

Religius

Rasa Ingin Tahu

10 Menit

Page 233: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

dengan menjelaskan bahwa mempelajari

teks eskplanasi sangat penting untuk dapat

mengkritisi berbagai fenomena alam, sosial,

dan budaya yang kerap terjadi di lingkungan

peserta didik.

Pemberian Acuan:

1. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran, kompetensi dasar, dan

indikator pencapaian kompetensi.

2. Guru menyampaikan manfaat dari

pembelajaran materi teks eksplanasi dan

menghubungkannya dengan fenomena

yang terdapat di kehidupan sehari-hari.

2. Kegiatan Inti:

Mengamati:

Peserta didik mengamati dan menyimak

materi teks eksplanasi yang terdapat pada

power point tentang pengertian, ciri-ciri,

struktur teks, kaidah kebahasaan, pola

pengembangan, dan langkah-langkah

menulis teks eksplanasi. Guru membantu

mengklarifikasi dan menjelaskan.

Menanya:

1. Guru dan peserta didik bertanya jawab

tentang pengertian, ciri-ciri, struktur,

kaidah kebahasaan, dan pola

pengembangan teks eksplanasi.

2. Guru dan peserta didik bertanya jawab

tentang fenomena/peristiwa alam, sosial,

Literasi

Rasa Ingin Tahu

Communication

60 Menit

Page 234: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

dan budaya seperti apa yang dapat

dijadikan teks eksplanasi.

Mengasosiasikan:

1. Peserta didik mengidentifikasi struktur

teks eksplanasi dan kaidah kebahasaan

apa saja yang ditemukan pada contoh

teks eksplanasi tentang tema “banjir”

yang terdapat dalam slide.

2. Peserta didik berdiskusi/bekerjasama

dengan teman sebangku dalam

mengidentifikasi struktur dan kaidah

kebahasaan.

Menalar:

Siswa menganalisis struktur dan kaidah

kebahasaan yang terdapat pada teks

eksplanasi dengan tema banjir. Proses

menganalisis disertakan pula menguraikan

beberapa fakta dan gagasan yang termuat

dalam teks eksplanasi banjir.

Mengomunikasikan:

1. Siswa menyampaikan hasil analisisnya

secara lisan di depan kelas. Selanjutnya,

siswa lain memberikan tanggapan.

2. Siswa dan guru mengomunikasikan

jawaban yang tepat atas pertanyaan yang

diajukan. Kemudian, membuat simpulan.

Critical Thinking

(Berpikir Kritis)

Collaboration

(Bekerja sama)

Critical Thinking

(Berpikir Kritis)

Creativity

(kemampuan untuk

menghasilkan sesuatu)

Communication

3. Kegiatan Penutup

1. Guru menyampaikan simpulan dari

proses pembelajaran yang sudah

10 Menit

Page 235: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

dilakukan di hari pertama.

2. Guru melakukan refleksi terhadap

pembelajaran yang sudah dilaksanakan,

dengan menanyakan perihal materi teks

eksplanasi yang belum dipahami.

3. Guru memberikan umpan balik berupa

pertanyaan terkait proses pembelajaran

hari pertama.

4. Guru menugaskan peserta didik untuk

membaca artikel-artikel berita tentang

fenomena alam, sosial, dan budaya.

5. Guru menyampaikan rencana

pembelajaran yang akan dilakukan

selanjutnya.

6. Guru menutup kegiatan belajar mengajar

dan mengucap alhamdulillah.

HOTS

Religius

Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan ke-2

No Uraian Kegiatan Nilai Karakter

(PPK), Literasi,

4C, HOTS

Alokasi

Waktu

1. Pendahuluan:

1. Guru mengucapkan salam dan membaca doa

sebelum memulai pembelajaran.

2. Guru menanyakan kabar kepada peserta didik

dan menertibkan suasana kelas.

3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.

Appersepsi:

Guru memberikan pertanyaan tentang pengertian,

struktur, kaidah, pola pengembangan, dan

langkah-langkah menulis teks eksplanasi.

Kemudian menghubungkannya dengan materi

Religius

10 Menit

Page 236: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

yang akan dibahas di hari kedua.

Memotivasi:

Guru membangkitkan motivasi belajar dengan

menjelaskan bahwa pembelajaran yang akan

dilaksanakan, berhubungan dengan metode dan

media sehingga dapat membantu pemahaman

peserta didik.

Pemberian Acuan:

1. Guru menyampaikan tujuan, kompetensi dasar,

dan indikator pencapaian kompetensi.

2. Guru menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran pada hari kedua, seperti

penggunaan media dan metode yang akan

dipraktikkan.

2. Kegiatan Inti:

Mengamati:

Peserta didik mengamati kartu bergambar dan

artikel berita yang mengusung tujuh tema, yaitu

banjir, longsor, hujan, kemacetan, sampah,

kemiskinan, dan kebudayaan. Selanjutnya, guru

membantu menjelaskan hubungan keterkaitan

antara kartu bergambar dan artikel berita yang

dipresentasikan.

Menanya:

1. Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang

data faktual yang terdapat dalam kartu

bergambar dan artikel berita yang telah

disebutkan.

2. Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang

Rasa Ingin Tahu

Communication

60 Menit

Page 237: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

pola pengembangan dengan jenis apa, yang

cocok untuk tema dari kartu bergambar yang

telah disebutkan.

Mengasosiasikan:

1. Peserta didik mendapatkan kartu bergambar

dan artikel berita yang dibagikan secara acak

oleh guru. (Ada yang mendapat kartu

bergambar dan ada yang mendapat artikel

berita).

2. Peserta didik mengidentifikasi setiap data

faktual yang ditemukan dari kartu bergambar

dan artikel berita secara individual

Menalar:

1. Peserta didik yang mendapatkan kartu

bergambar dan artikel berita dengan tema yang

sama, berkumpul lalu membentuk kelompok.

2. Peserta didik menentukan pola pengembangan

yang cocok. Kemudian, membuat teks

eksplanasi berdasarkan tema dari kartu

bergambar dan artikel berita yang didapatkan.

Mengomunikasikan:

1. Setiap kelompok mempresentasikan hasil teks

eksplanasi yang telah dibuat dan kelompok

lainnya menanggapi hasil presentasi.

2. Peserta didik dan guru mengomunikasikan

jawaban yang tepat dari pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan. Kemudian, membuat simpulan.

Critical Thinking

(Berpikir Kritis)

Collaboration

(Bekerja sama)

Critical Thinking

(Berpikir Kritis)

Creativity

Communication

3. Kegiatan Penutup:

1. Guru menyampaikan simpulan dari proses

10 Menit

Page 238: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

pembelajaran yang sudah dilakukan di hari

kedua.

2. Guru melakukan refleksi terhadap

pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

Menanyakan perihal terdapatnya kesulitan atau

tidak pada saat membuat teks eksplanasi

dengan media dan metode diskusi kelompok.

3. Guru memberikan umpan balik berupa

pertanyaan terkait proses pembelajaran hari

kedua.

4. Guru menugaskan peserta didik untuk

menemukan lebih banyak data faktual dan

solusi yang berkaitan dengan tema kartu

bergambar yang sudah didapatkannya.

5. Guru menyampaikan rencana pembelajaran

yang akan dilakukan selanjutnya.

6. Guru menutup kegiatan belajar mengajar dan

mengucap alhamdulillah.

HOTS

Religius

Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan Ke-3

No. Uraian Kegiatan Nilai Karakter (PPK),

Literasi, 4C, HOTS

Alokasi

Waktu

1. Pendahuluan:

1. Guru mengucapkan salam dan membaca

doa sebelum memulai pembelajaran.

2. Guru menanyakan kabar kepada peserta

didik dan menertibkan suasana kelas.

3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.

Appersepsi:

Guru memberikan pertanyaan tentang

struktur, kaidah, dan pola pengembangan

teks eksplanasi. Kemudian

Religius

10 Menit

Page 239: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

menghubungkannya dengan pembelajaran

yang akan dilaksanakan di hari ketiga.

Memotivasi:

Guru membangkitkan motivasi belajar

dengan menjelaskan bahwa pembelajaran

yang akan dilaksanakan berhubungan

dengan media yang digunakan pada hari

sebelumnya sehingga peserta didik lebih

mudah untuk mengungkapkan data faktual

serta gagasannya.

Pemberian Acuan:

1. Guru menyampaikan tujuan, kompetensi

dasar, dan indikator pencapaian

kompetensi.

2. Guru menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran pada hari ketiga, yakni

penggunaan media yang akan

dipraktikkan.

2. Kegiatan Inti

Mengamati:

Peserta didik mengamati dan menyimak

kartu bergambar yang berkaitan dengan

fenomena alam, sosial, dan budaya. Kartu

bergambar tersebut mengusung tujuh tema,

yaitu banjir, longsor, hujan, kemacetan,

sampah, kemiskinan, dan kebudayaan.

Menanya:

Peserta didik dan guru bertanya jawab

tentang langkah-langkah membuat teks

Rasa Ingin Tahu

Communication

60 Menit

Page 240: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

eksplanasi.

Mengasosiasikan:

1. Setiap peserta didik mendapatkan kertas

polio.

2. Setiap peserta didik menerima kartu

bergambar sesuai dengan tema yang

didapatkan sewaktu pembentukan

kelompok.

3. Peserta didik mengidentifikasi data

faktual, struktur, kaidah kebahasaan,

solusi yang dapat diberikan dari

fenomena/peristiwa yang dilihatnya,

serta menentukan pola pengembangan

yang tepat.

Menalar:

Siswa membuat teks eskplanasi sesuai kartu

bergambar dan tema yang didapatkan.

Proses pembuatan teks eksplanasi

diharuskan memerhatikan kelengkapan

struktur dan kaidah kebahasaan.

Mengomunikasikan:

1. Peserta didik mempresentasikan hasil

(produk) tulisan teks eksplanasi di depan

kelas. Kemudian, siswa lain

memberikan tanggapan atas hasil

presentasi.

2. Peserta didik dan guru

mengomunikasikan jawaban yang tepat

atas pertanyaan yang diajukan.

Critical Thinking

(Berpikir Kritis)

Creativity

(membuat teks

eksplanasi)

Communication

Page 241: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

Kemudian, membuat simpulan.

3. Kegiatan Penutup:

1. Guru menyampaikan simpulan dari

proses pembelajaran yang sudah

dilakukan di hari ketiga.

2. Guru melakukan refleksi terhadap

pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

3. Guru memberikan umpan balik berupa

pertanyaan terkait proses pembelajaran

hari katiga.

4. Guru menyampaikan rencana

pembelajaran yang akan dilakukan

selanjutnya.

5. Guru menutup kegiatan belajar

mengajar dan mengucap alhamdulillah.

HOTS

Religius

10 Menit

I. Pembelajaran Pengayaan dan Remedial

1. Pengayaan

Guru melakukan pengayaan kepada siswa yang cepat menyelesaikan

tugas dengan nilai di atas KKM. Pengayaan dilakukan dengan memberikan

tugas tambahan untuk mengembangkan daya berpikir dan keterampilan siswa

dalam hal menulis teks eksplanasi. Pertanyaan yang diberikan pada

pembelajaran pengayaan memiliki sedikit kerumitan. Oleh sebab itu,

pengayaan dilakukan hanya pada siswa dengan kecerdasan berlebih, guna

mengoptimalkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki.

2. Remedial

Guru melakukan remedial kepada siswa yang masih memiliki nilai di

bawah KKM. Pembelajaran remedial disesuaikan dengan kebutuhan penilaian

dan waktu yang tersedia. Remedial dilaksanakan dengan cara individu. Guru

menunjuk tutor, yakni salah seorang siswa yang memiliki kecerdasan

Page 242: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

berlebih. Hal ini dilakukan agar pembelajaran remedial berlangsung dengan

akrab dan siswa yang diremedial lebih cepat memahami.

J. Penilaian

1. Penilaian Sikap

Instrumen Penilaian Sikap

No Waktu Nama Peserta didik Catatan

Perilaku

Butir

Sikap Ttd

Tindak

Lanjut

1

2

3

2. Penilaian Pengetahuan

Guru memberikan empat butir soal yang akan dijawab secara lisan,

untuk mengetahui pengetahuan peserta didik terhadap pembelajaran materi

teks eksplanasi. Berikut tayangan slide untuk soal kognitif/pengetahuan:

Instrumen Soal Tes Lisan

1. Berikan penjelasan mengenai pengertian teks eksplanasi!

2. Identifikasilah struktur dan pola pengembangan teks eksplanasi di atas!

Banjir merupakan bencana alam yang disebabkan besarnya volume air

yang merendam daratan. Peristiwa alam ini sangat merugikan masyarakat, baik

dari aspek moril juga materil. Pada Rabu, 20 Februari 2019 telah terjadi banjir di

kota Binjai, Sumatera Utara. Beberapa dampak yang ditimbulkan, yaitu rumah

warga di lima kecamatan mengalami rusak berat, saluran air bersih terputus, dan

banyaknya warga yang menderita penyakit diare serta gatal-gatal.

Awal mula terjadinya banjir karena hujan deras berturut-tutut pada lima

hari terakhir mengguyur pemukiman padat penduduk. Kemudian, sampah yang

dibuang sembarangan dan kecilnya selokan yang menampung debit air. Selain

faktor alam, yakni intensitas hujan yang tinggi, faktor manusia juga sangat

berpengaruh, seperti tidak menjaga pelestarian lingkungan dan tidak adanya

inisiatif untuk memperbesar selokan. Hal tersebut telah mengakibatkan bencana

banjir dengan kedalaman air mencapai leher orang dewasa sehingga para warga

harus diungsikan ke posko-posko. Kerugian lainnya, yakni banyaknya barang

berharga yang hanyut dan rusaknya sarana prasarana umum.

Oleh sebab itu, untuk mencegah bencana banjir warga harus melakukan

kegiatan kerja bakti untuk memperbesar selokan dan menyediakan wadah untuk

pembuangan sampah di setiap rumah. Selain itu, warga juga perlu menyediakan

lahan untuk penanaman pohon-pohon sehingga air dapat meresap dengan baik.

Page 243: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

3. Identifikasilah kaidah kebahasaan teks eksplanasi di atas!

4. Sebutkan fenomena/peristiwa yang terdapat di lingkungan sekitarmu,

yang bisa dijadikan teks eksplanasi!

Kunci Jawaban:

1. Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan mengenai proses

terjadinya sesuatu, baik fenomena alam, sosial, dan budaya. Teks

eksplanasi dapat ditulis dengan memunculkan pertanyaan mengapa dan

bagaimana.

2. -Paragraf pertama berisi identifikasi fenomena yang mengungkapkan

penggambaran umum tentang banjir.

-Paragraf kedua berisi rangkaian kejadian yang mengungkapkan uraian

secara detail mengenai pertistiwa banjir dengan menggunakan pola

pengembangan kausalitas (sebab-akibat).

-Paragraf ketiga berisi ulasan yang mengungkapkan solusi atau

penilaian penulis tentang peristiwa banjir.

3. -Terdapatnya kata teknis, yaitu pemberian definisi “banjir”.

-Konjungsi kausalitas, seperti karena, sehingga, oleh sebab itu.

-Kata benda yang merujuk pada fenomena, yaitu pemukiman, curah

hujan, sampah, selokan, dan saluran air.

-Kata kerja tindakan yang merujuk pada fenomena, yaitu merendam,

mengguyur, membuang, dan menyediakan.

4. Peristiwa yang dapat dijadikan teks eksplanasi, yaitu sampah,

kemacetan, hujan, dan kebudayaan.

Untuk memperoleh nilai 100, maka setiap butir soal memiliki skor

maksimal, yaitu 25. Berikut ini pedoman penskorannya!

1. Berikan penjelasan mengenai pengertian teks eksplanasi!

a. Jawaban lengkap dan sangat sesuai dengan pengertian teks

eksplanasi mendapat skor 25.

b. Jawaban cukup sesuai dengan pengertian teks eksplanasi

mendapat skor 15.

Page 244: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

c. Jawaban kurang sesuai dengan pengertian teks eksplanasi

mendapat skor 10.

d. Jawaban tidak sesuai dengan pengertian teks eksplanasi mendapat

skor 5.

2. Identifikasilah struktur dan pola pengembangan teks eksplanasi di

atas!

a. Menjawab 3 struktur dengan lengkap, diberikan penjelasan detail,

mengungkapkan pola pengembangan mendapat skor 25.

b. Menjawab 3 struktur tetapi tidak diberikan penjelasan detail

mendapat skor 15.

c. Menjawab hanya 2 struktur dan tidak diberikan penjelasan

mendapat skor 10.

d. Menjawab hanya 1 struktur dan tidak diberikan penjelasan

mendapat skor 5.

3. Identifikasilah kaidah kebahasaan teks eksplanasi di atas!

a. Menjawab 4 kaidah dengan lengkap dan diberikan penjelasan

detail mendapat skor 25.

b. Menjawab 3 kaidah dan tidak diberikan penjelasan detail

mendapat skor 15.

c. Menjawab hanya 2 kaidah dan tidak diberikan penjelasan

mendapat skor 10.

d. Menjawab hanya 1 kaidah dan tidak diberikan penjelasan

mendapat skor 5.

4. Sebutkan fenomena/peristiwa yang terdapat di lingkungan sekitarmu,

yang bisa dijadikan teks eksplanasi!

a. Menyebutkan 4 contoh dengan tepat mendapat skor 25.

b. Menyebutkan 3 contoh mendapat skor 15.

c. Hanya menyebutkan 2 contoh mendapat skor 10.

d. Hanya menyebutkan 1 contoh mendapat skor 5.

Page 245: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

3. Penilaian Keterampilan

Guru memberikan dua butir soal, untuk mengetahui kemampuan

siswa dalam menulis teks eksplanasi dengan penggunaan media kartu

bergambar. Teknik yang digunakan adalah tes tertulis. Kemudian, bentuk

lembar kerja siswa adalah portofolio.

Instrumen Soal Tes Tertulis

Nama :

Kelas :

No. Absensi :

Tema Kartu Bergambar :

Mata Pelajaran :

1. Buatlah kerangka teks eksplanasi berdasarkan tema peristiwa yang

terdapat pada kartu bergambar. Kemudian, gunakanlah pola

pengembangan yang tepat!

2. Buatlah teks eksplanasi yang relevan dengan tema dari kartu

bergambar, tulislah sesuai dengan kerangka yang telah dirancang, serta

berilah judul yang sesuai dengan tema peristiwa pada kartu bergambar!

Kunci Jawaban : Subjektif (bergantung pada produk teks eksplanasi siswa)

Page 246: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

Gambar Fenomena Alam, Sosial, dan Budaya

Banjir Longsor

Hujan Kemacetan

Sampah Kemiskinan

Kebudayaan

Page 247: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

Liputan6.com, Makassar - Hampir tiap tahun saat musim hujan, empat

kecamatan di Makassar terendam banjir. Keempat kecamatan tersebut, masing-

masing Kecamatan Panakukang, Manggala, Tamalanrea, dan Biringkanaya.

Namun, banjir yang melanda Makassar dalam beberapa waktu ini dianggap banjir

yang terparah.

"Hampir semua dataran rendah di empat kecamatan tersebut tak lepas dari

genangan banjir. Meski dahulunya merupakan penyangga Kota Makassar," ujar

Lamrin, yang ditemui di sela-sela memantau kondisi banjir yang ada di Jalan

Poros Nipa-Nipa, Kecamatan Manggala, Makassar, Kamis, 24 Januari 2019.

Banjir yang melanda empat kecamatan ini, dianggap paling parah karena

genangan air tak hanya mencapai pinggang orang dewasa. Bahkan, beberapa

keluarga di perumahan terpaksa dievakuasi karena banjir sudah mencapai atap

rumah mereka.

Tahun ini, air surutnya agak lambat karena area hilir sudah banyak bangunan

perumahan," ucap Lamrin. Selain karena berkurangnya area resapan air, jalur-

jalur air menuju bantaran sungai pun tidak lancar. Bahkan, ada beberapa jalur

putus akibat keberadaan bangunan perumahan yang baru dibangun."Kayak yang

di blok 8 dan 10 Perumnas Antang. Ketika air sungai yang mengelilinginya

meluap akibat volume hujan meningkat, pembuangan air tak ada. Apalagi daerah

tersebut terbilang dangkal," jelas Lamrin. Sama halnya, dengan yang terjadi di

daerah Tamalanrea area paling belakang. Di sana dulu, kata Lamrin, merupakan

area persawahan dan boleh dikatakan hutan kota juga (penyangga). "Tapi

semuanya sudah disulap menjadi perumahan. Sehingga area resapan air otomatis

berkurang dan hasilnya yah wajar jika banjir menjadi langganan," kata Lamrin.

Meski demikian, ia juga mengakui banjir itu diduga karena adanya fenomena air

laut pasang. Malah sebaliknya."Terlepas dari itu, perbaikan dranaise hingga ke

hilir menuju laut itu perlu maksimal. Serta area resapan dan penghijauan perlu

digalakkan kembali," Lamrin menandaskan.Senada dengannya, Herman (48),

warga Kecamatan Tamalanrea, Makassar mengatakan banjir di Tamalanrea tahun

ini cukup parah. Selain banyaknya area resapan yang telah disulap menjadi area

perumahan, saluran dranaise yang berhubungan dengan sungai yang berada di

belakang perumahan tak maksimal. "Perumahan tambah banyak, tapi dranaisenya

tak maksimal," ucap Herman. Tahun-tahun sebelumnya, banjir yang terjadi di

Kecamatan Tamalanrea paling tinggi sebatas pinggang orang dewasa. Namun

tahun ini, bahkan ada yang mencapai setinggi pagar.

Eka Hakim. Jumat, 25 Jan 2019, 18:02 WIB

Banjir

Page 248: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemiskinan hingga kini masih menjadi masalah

hampir seluruh negara, termasuk Indonesia. Ini menjadi salah satu tantangan besar

agar segera dituntaskan. Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik ( BPS)

Suhariyanto dalam seminar "Kajian Kemiskinan dari Perspektif Pengeluaran dan

Perilaku Menabung" di Jakarta, Kamis (25/10/2018).

Menurutnya, kemiskinan merupakan tantangan terbesar yang selalu dihadapi oleh

berbagai bangsa dari zaman ke zaman. Dibutuhkan pula formula kebijakan yang

baik untuk menyelesaikan ini. "Indonesia punya tantangan besar tentang

kemiskinan. Tetapi kemiskinan tidak hanya terjadi di negara berkembang dan

negara maju," ujarnya. Selama ini kemiskinan menjadi momok yang menakutkan.

Karena jika seseorang miskin berarti ia membutuhkan perjuangan yang keras

untuk mendapatkan sesuatu hal dalam waktu dekat dan belum terpikirkan untuk

apa yang terjadi esok hari. "Kemiskinan juga berarti hidup yang tidak sehat

dengan usaha yang tidak layak," sebut Suhariyanto.

Kemiskinan juga berarti tidak akan mampu mempunyai pendapatan yang cukup.

Sebab, kata Suhariyanto, masyarakat miskin tidak bisa mendapatkan pekerjaan

seperti yang harusnya dimiliki. Dikatakan Suhariyanto, saat ini pemerintah sudah

memprioritaskan kemiskinan untuk segera dituntaskan. Kemiskinan diletakkan

sebagai salah satu target pembangunan yang selalu dievaluasi dari waktu ke

waktu. "Banyak terobosan kebijakan yang digulirkan, misalnya saja pemerintah

sekarang berusaha keras menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas,

untuk menggerakan sektor-sektor yang padat kerja supaya dapat menciptakan

lapangan kerja," sebutnya.

Melalui berbagai kebijakan ini, bisa melihat bagaimana kemiskinan dievaluasi

dari waktu ke waktu. BPS secara rutin mengumpulkan data dan merilis indikator

kemiskinan dua kali setahun, setiap Maret dan September. "Angka kemiskinan

sekarang adalah sebesar 9,82 persen. Tetapi perlu dicatat, bahwa 9,82 persen itu

ter-update 26 juta penduduk. Sebuah jumlah yang tidak sedikit," tandasnya.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Mudrajad

Kuncoro juga mengatakan, faktor penyebab naiknya jumlah penduduk miskin

cukup kompleks. Pertama, pengangguran yang meningkat membuat kemiskinan

meningkat. Kedua, perekonomian yang tumbuhnya rendah hanya 4,7%

memberikan dampak bagi masyarakat, makin banyak pekerja yang kehilangan

pekerjaan dan menjadi miskin.

Penulis : Murti Ali Lingga

Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan

Kemiskinan

Page 249: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

Citizen6, Jakarta: Hallyu atau biasa kita kenal dengan Korean Fever mulai

merajalela di Indonesia. Salah satunya akibat dari demam Korea tersebut adalah

musik Kpop yang saat ini menjadi favorit masyarakat Indonesia. Musik Kpop

sekarang ini sedang mendunia tidak hanya di Indonesia. Hampir semua remaja

mengenal music Kpop. Musiknya yang khas, gaya para personilnya yang unik,

serta wajahnya yang menarik mampu menjadi perhatian remaja Indonesia. Seperti

Girls Generation, T-ara, F(x), Super Junior, Big Bang, Shinee, EXO, TVX Q,

2ne1, 2PM, 2AM, dan masih banyak lagi. Bukan hanya musik Kpopnya saja yang

para remaja Indonesia gemari, drama-drama korea juga sudah menjadi favorit

mereka. Sekarang ini drama-drama korea banyak ditayangkan oleh stasiun televisi

Indonesia.

Sudah banyak juga lembaga-lembaga kursus yang membuka kelas Bahasa Korea.

Masuknya kebudayaan Korea ini dapat memberikan dampak positif maupun

negatif bagi Indonesia. Dampak positif yang didapatkan yaitu menambah

pengetahuan. Pengetahuan yang dimaksud adalah masyarakat Indonesia dapat

mengenal dan memahami bahasa Korea sehingga masyarakat mendapatkan

bahasa baru. Hal ini dapat memperluas pengetahuan masyarakat Indonesia. Pada

dasarnya, perkembangan IPTEK di Korea dapat dikatakan lebih maju jika

dibanding dengan perkembangan IPTEK di Indonesia. Dengan masuknya budaya

Korea ke Indonesia setidaknya kita dapat mengembangkan IPTEK yang ada di

Indonesia agar dapat menyamai IPTEK yang ada di Korea, karena perkembangan

IPTEK merupakan salah satu nilai dari berkembangya suatu negara.

Selain itu, masuknya kebudayaan korea di Indonesia juga dapat memberi dampak

negatif antara lain lunturnya nilai kebudayaan Indonesia. Demam korea yang

sedang terjadi di Indonesia sudah mengkhawatirkan, karena hampir semua gaya

hidup di Indonesia sudah meniru kebudayaan Korea. Aliran musik masyarakat

Indonesia sudah berganti menjadi aliran musik Korea dengan ciri khas boyband

dan girlbandnya. Makanan khas Korea juga sudah banyak ditemui di Indonesia

dan kebanyakan masyarakat Indonesia lebih menyukai makanan Korea tersebut

dibanding dengan makanan khas Indonesia.

Hal ini dapat menyebabkan hilangnya makanan khas Indonesia yang diperjual-

belikan di pasaran. Kemudian, tren busana ala Korea juga sangat diincar oleh

remaja-remaja. Agar perkembangan kebudayaan Indonesia tidak luntur maka

sebaiknya para remaja Indonesia juga turut mengembangkan kebudayaan mereka

sendiri. Mereka harus bangga dengan semua yang mereka miliki. Jangan hanya

membanggakan kebudayaan milik orang lain. Atau bahkan melakukan peniruan.

(Aeda Aldeafara/YSH)

Kebudayaan

Page 250: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

Jakarta - Kemacetan menjadi hal yang biasa mewarnai kota-kota besar. Bukan

hanya di Jakarta, beberapa kota besar di dunia pun mengalami hal yang sama.

Saat jam-jam sibuk, jalanan dipadati banyak kendaraan. Kemacetan ini tentu

menimbulkan kerugian yang besar, bahan bakar terbuang sia-sia sampai waktu

habis untuk bermacet-macetan. Los Angeles merupakan kota termacet di dunia.

Di Los Angeles 84 persen warganya lebih memilih untuk berkendara sendiri.

Bahkan karena hal itu Los Angeles dijuluki 'kota berkendara'. Sementara Jakarta

duduk di urutan keempat kota termacet di dunia. Diperkirakan kalau mengemudi

di jam sibuk, 63 jam terbuang sia-sia karena kemacetan.

Sebenarnya apa sih penyebab kemacetan itu? Ada beberapa faktor penyebab

kemacetan. Pertama, Kecelakaan yang menghalangi jalan juga bisa menimbulkan

kemacetan. Kecelakaan yang menimbulkan penyempitan jalan kerap kali menjadi

biang kerok kemacetan. Pengendara jadi berebut untuk menghindari lajur yang

tertutup akibat kecelakaan. Faktor kemacetan lain bisa jadi karena kepadatan di

jalan akibat volume kendaraan yang terlalu banyak sementara ruas jalannya tidak

memadai, atau mungkin karena ada pengemudi ugal-ugalan dan tidak bertanggung

jawab sehingga mengganggu pengendara lain.

Kategori lain yang bisa menjadi penyebab kemacetan adalah infrastruktur.

Pembangunan infrastruktur--meski akan lebih baik ke depannya--yang membuat

jalan semakin sempit kerap menimbulkan kemacetan. Pembangunan infrastruktur

menyebabkan 10 persen dari kemacetan lalu lintas. Untuk itu, pengendara diminta

agar menghindari jalan-jalan yang terdapat pembangunan infrastruktur dan

mencari jalan alternatif.

Tak cuma itu, mulai dari jalan rusak sehingga memperlambat laju kendaraan

sampai penyempitan jalan turut menjadi penyumbang kemacetan. Faktanya

menurut DOT, penyempitan jalan menyumbang 40 persen dari penyebab

kemacetan lalu lintas. (rgr/ddn)

Selasa, 08 Jan 2019 16:45 WIB

Rangga Rahadiansyah - detikOto

Kemacetan

Page 251: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

KOMPAS.com – Sehari sebelum tahun 2019 datang, tanah longsor terjadi di

Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, pada Senin (31/12/2018) sekitar pukul 17.00

WIB. Hingga saat ini, tanah longsor di Sukabumi itu sudah merenggut 16 nyawa

dan 19 lainnya masih dalam pencarian karena dinyatakan hilang. Tanah longsor

merupakan salah satu bencana hidrometeorologi yang diprediksi terjadi di

Indonesia saat memasuki musim hujan seperti sekarang ini. Prediksi tersebut

disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui prakiraan

bencana tahun 2019.

Berdasarkan keterangan BNPB, tanah longsor didefinisikan sebagai salah satu

jenis gerakan massa tanah atau batuan, yang menuruni lereng akibat terganggunya

kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. Adapun penyebab terganggunya

kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut terdiri dari dua faktor,

yakni faktor pendorong dan faktor pemicu. Kedua faktor ini bisa timbul akibat

proses alam maupun aktivitas manusia Faktor pendorong adalah faktor yang

memengaruhi kondisi material tanah atau batuan. Misalnya, tingginya intensitas

hujan, kemiringan tanah, terjadinya pelapukan dan erosi, penebangan liar, dan

pengembangan irigasi, juga sistem pertanian yang tidak memperharikan

kestabilan tanah. Hal-hal di atas dapat memengaruhi kondisi material secara

langsung sehingga mengubah formasi atau susunan yang ada.

Misalnya hujan dengan intensitas tinggi akan merusak susunan tanah yang stabil

karena terlalu banyak jumlah air yang meresap hingga melebihi kemampuan

tampung tanah itu sendiri. Sementara faktor pemicu adalah faktor yang

menyebabkan bergeraknya material tersebut. Contohnya terjadi gempa bumi,

gunung meletus, beban bangunan, getaran akibat kendaraan juga ledakan, dan

sebagainya.

Selanjutnya, bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bisa membudayakan

menanam tanaman perkebunan yang sesuai dengan azas pelestarian lingkungan

dan kestabilan lereng. Di samping itu, ada beberapa hal yang perlu dihindari agar

wilayah rawan tidak mudah terjadi longsor. Misalnya dengan tidak melakukan

penggalian, pembukaan lahan persawahan, dan kolam di daerah bawah lereng

yang terjal. Ini penting agar kestabilan lereng tidak terganggu dan tanah tidak

mudah bergerak.

Penulis : Luthfia Ayu Azanella

Editor : Bayu Galih

Longsor

Page 252: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

Situbondo - Meski terus digelorakan, program Kali Bersih di Situbondo rupanya

masih isapan jempol. Buktinya, hingga kini masalah sampah di aliran sungai tak

begitu jadi perhatian. Bukan hanya di sungai pedesaan. Tumpukan sampah juga

sering terlihat di sungai dalam kota.

Seperti yang terlihat di aliran sungai Kelurahan Dawuhan, Kecamatan Situbondo,

Selasa (13/11/2018) pagi. Tumpukan sampah terlihat menggenangi permukaan air

di depan pintu air sungai setempat. Tak hanya membuat risih warga sekitar.

Tumpukan sampah itu konon juga sering menimbulkan bau tak sedap.

"Ini sampahnya banyak lagi. Sampai seperti ini," kata bu Herman, warga setempat

kepada detikcom. Pengamatan detikcom menyebutkan, genangan sampah di aliran

sungai Kelurahan Dawuhan Kecamatan Situbondo itu terlihat cukup banyak.

Aneka sampah datang dari bagian hulu sungai, kemudian menumpuk di lokasi

tersebut. Sebab pintu air sungai di lokasi itu sedang tidak dibuka maksimal.

Akibatnya, banyak sampah yang tertahan hingga menumpuk di lokasi tersebut.

Baik sampah bekas bungkus makanan, bungkusan plastik, aneka botol, bantal, dan

lain sebagainya. Bahkan, konon tak jarang di tengah tumpukan sampah itu

terdapat bangkai tikus, ayam, dan hewan lainnya. Sehingga sering menimbulkan

bau tak sedap.

"Sampah itu biasanya tidak diangkat. Tapi dialirkan ke hilir sungai kalau pintu air

sedang dibuka. Jadi ya sungai jadi kotor," tandas Ahmad, warga lainnya.

Pemandangan sampah ini berbanding terbalik dengan aliran sungai Geledek

Macan, perbatasan Kelurahan Dawuhan Kecamatan Situbondo dengan Kelurahan

Mimbaan Kecamatan Panji. Sungai yang dipilih sebagai lokasi rangkaian

perayaan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Situbondo tahun 2018 ini tampak

cukup bersih.

Bahkan, banyak pejabat yang ikut menikmati aliran sungai dengan menumpang

perahu, saat perayaan HKN, Senin (12/11/2018). Nuansa HKN kali ini sengaja

menonjolkan sektor pariwisata, dengan membranding Kali Bersih. Sayangnya,

hanya kebersihan sungai di lokasi acara saja yang jadi perhatian. (fat/fat)

Sampah

Page 253: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

Liputan6.com, Jakarta Negara tropis seperti Indonesia hanya memiliki dua musim,

musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasa terjadi pada April

hingga September dan musim hujan terjadi pada Oktober hingga Maret. Hujan

merupakan salah satu dari Siklus hidrologi yang merupakan suatu siklus

perputaran air dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi dan berlangsung

secara terus menerus. Ternyata hujan dapat terjadi setelah melalui proses-proses

tertentu. Proses terjadinya hujan melalui beberapa tahap.

1. Evaporasi (Penguapan)

Proses terjadinya hujan yang pertama adalah evaporasi. Energi panas yang

dimiliki oleh matahari membuat air yang berada di laut, sungai,danau, dan

sumber air dipermukaan bumi lainnya mengalami proses evaporasi atau yang

biasa dikenal dengan penguapan. Evaporasi merupakan proses perubahan air

yang berwujud cair menjadi gas sehingga air berubah menjadi uap-uap air dan

memungkinkanya untuk naik ke atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari

jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi juga akan semakin

besar.

2. Kondensasi (pengembunan)

Uap-uap air yang naik pada ketinggian tertentu akan mengalami proses

kondensasi atau pengembunan. Proses kondensasi terjadi dimana uap air

tersebut berubah menjadi partikel-partikel es berukuran sangat kecil.

Perubahan wujud uap air menjadi es tersebut terjadi karena pengaruh suhu

udara yang sangat rendah di titik ketinggian tersebut. Partikel-partikel es yang

terbentuk akan saling mendekati dan bersatu satu sama lain sehingga

membentuk awan. Semakin banyak partikel yang bergabung, awan yang

terbentuk juga akan semakin tebal dan hitam. Proses bergabungnya es atau

tetes-tetes air menjadi awan ini disebut dengan koalensi.

3. Presipitasi

Presipitasi merupakan proses terjadinya hujan yang terakhir. Proses prespitasi

adalah proses mencairnya awan akibat pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada

proses inilah hujan terjadi. Butiran-butiran air jatuh dan membasahi permukaan

bumi. Awan-awan yang terbentuk kemudian tertiup oleh angin dan mengalami

perpindahan dari satu tempat ketempat lainnya. Proses ini disebut adveksi.

Adveksi adalah proses perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam satu

garis horizontal akibat arus angin atau perbedaan tekanan udara. Adveksi

memungkinkan awan akan menyebar dan berpindah dari atmosfer lautan

menuju atmosfer daratan. Awan-awan yang terbawa angin ini akan semakin

besar ukurannya karena terus menyatu dengan awan lainnya. Butir-butir es

yang ada pada awan akan tertarik oleh gaya gravitasi bumi hingga akhirnya

Hujan

Page 254: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

jatuh ke permukaan bumi. Ketika jatuh butiran-butiran es ini akan melalui

lapisan udara yang lebih hangat di dalamnya sehingga merubah butiran es

tersebut menjadi butiran air. Hangatnya lapisan udara membuat butiran air

tersebut sebagian menguap kembali keatas dan sebagian lainnya terus turun

kepermukaan bumi. Butiran air yang turun ke bumi inilah disebut sebagai

hujan.

Reporter : Anugerah Ayu Sendari

Kamis, 17 Januari 2019, 12:31 WIB

Instrumen Penilaian Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi

Komponen yang

Dinilai

Skor Maksimum

Ideal

Skala

Interval

Skor

Siswa

Kriteria

Isi

30

27-30

22-26

17-21

13-16

Organisasi

20

18-20

14-17

10-13

7-9

Kosakata

20

18-20

14-17

10-13

7-9

Penggunaan Bahasa

25

22-25

18-21

11-17

5-10

Mekanik 5 2-5

Jumlah Skor 100

Nilai = Skor Siswa X 100

Skor Maksimum Ideal

Page 255: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi dengan

Pembobotan Tiap Komponen

Profil Penilaian Karangan

Nama :

Judul :

Skor Kriteria

I

S

I

27-30 Sangat Baik-Sempurna: isi gagasan sesuai dengan media kartu

bergambar; menguasai topik permasalahan/fenomena; pola

pengembangan teks eksplanasi dideskripsikan dengan

tuntas/lengkap; informasi faktual yang diungkapkan relevan

dengan tema dari kartu bergambar.

22-26 Cukup-Baik: isi gagasan cukup sesuai dengan media kartu

bergambar; cukup menguasai topik permasalahan/fenomena; pola

pengembangan teks eksplanasi terbatas artinya dideskripsikan

dengan cukup lengkap; informasi faktual yang diungkapkan

relevan dengan tema dari kartu bergambar tetapi tidak terlalu

terperinci.

17-21 Sedang-Cukup: isi gagasan kurang sesuai dengan media kartu

bergambar; kurang menguasai topik permasalahan/fenomena;

pola pengembangan teks eksplanasi kurang dideskripsikan dengan

baik; informasi faktual yang diungkapkan kurang relevan dengan

tema dari kartu bergambar sehingga pengembangan tema kurang

memadai artinya penulisan teks eksplanasi kurang terperinci.

13-16 Sangat Kurang: isi gagasan tidak sesuai dengan media kartu

bergambar; tidak menguasai topik permasalahan/fenomena; tidak

menggunakan pola pengembangan teks eksplanasi; informasi

faktual yang diungkapkan tidak relevan dengan tema dari kartu

bergambar sehingga tidak terdapat pengembangan tema.

18-20 Sangat Baik-Sempurna: penulisan sudah berdasarkan struktur teks

eksplanasi (judul, identifikasi fenomena, rangkaian kejadian,

Page 256: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

O

R

G

A

N

I

S

A

S

I

ulasan); judul yang dicantumkan sangat sesuai dengan topik

pembahasan; gagasan dan fakta pada bagian identifikasi,

rangkaian kejadian , dan ulasan diungkapkan dengan logis, jelas,

dan tertata baik; memiliki kepaduan antarparagraf yang sesuai

topik pembahasan.

14-17 Cukup-Baik: menuliskan dan memaparkan hanya tiga struktur;

judul yang dicantumkan kurang spesifik dengan topik

pembahasan atau tidak mencantumkan judul; ide pokok

ternyatakan; pada bagian identifikasi fenomena, rangkaian

kejadian, dan ulasan pengungkapan gagasan pendukung terbatas

dan fakta diungkapkan dengan jelas dan logis tetapi kurang

lengkap; antarparagraf yang dihasilkan cukup padu dan cukup

sesuai dengan topik pembahasan.

10-13 Sedang-Cukup: penulisan struktur teks kurang lengkap hanya

menuliskan dan memaparkan dua struktur; pada bagian

identifikasi, rangkaian kejadian atau ulasan pengungkapan

gagasan tidak logis atau tidak terkait, fakta diungkapkan kurang

jelas dan logis, serta kurang lengkap; antarparagraf yang

dihasilkan kurang padu dan kurang sesuai dengan topik.

7-9 Sangat Kurang: hasil tulisan teks eksplanasi hanya memiliki satu

struktur; pada bagian identifikasi rangkaian kejadian, atau ulasan

pengungkapan gagasan dan fakta tidak terorganisasi/tidak jelas

serta tidak logis; tidak ada kepaduan antarparagraf.

18-20 Sangat Baik-Sempurna: pemanfaatan potensi kata tepat; pilihan

kata dan ungkapan efektif, serta luas dalam pemilihan kosakata;

menguasai pembentukan kata; ketepatan kaidah kebahasaan dan

kelengkapan penulisan (kata teknis, konjungsi

kausalitas/kronologis, kata benda yang merujuk pada fenomena,

serta kata kerja tindakan) yang diungkapkan secara terperinci

dalam penulisan teks eksplanasi.

Page 257: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

K

O

S

A

K

A

T

A

14-17 Cukup-Baik: pemanfaatan kata memadai artinya banyak kosakata

yang diungkapkan berulang; pilihan, bentuk, dan penggunaan

kata/ungkapan kadang-kadang kurang tepat artinya memiliki 1-3

kesalahan, tetapi tidak mengganggu; penggunaan kaidah

kebahasaan teks eksplanasi cukup memadai terdapatnya (kata

teknis, konjungsi kausalitas/kronologis, kata benda yang merujuk

pada fenomena, serta kata kerja tindakan) tetapi tidak terlalu

diungkapkan dengan terperinci.

10-13 Sedang-Cukup: pemanfaatan potensi kata terbatas artinya

penggunaan kosakata sedikit karena paragraf tidak dipaparkan

secara luas; sering terjadi kesalahan artinya terdapat 4-6 kesalahan

bentuk, pilihan, dan penggunaan kosakata/ungkapan; makna

masih dapat terbaca/tergambarkan; penggunaan kaidah

kebahasaan teks eksplanasi terbatas hanya menuliskan tiga atau

dua kaidah.

7-9 Sangat Kurang: pemanfaatan potensi kata asal-asalan, ungkapan,

dan pembentukan kata rendah; terdapat 7-10 kesalahan; makna

membingungkan; hanya menggunakan satu kaidah kebahasaan

teks eksplanasi.

P

E

N

G

G

U

N

A

A

22-25 Sangat Baik-Sempurna: konstruksi kalimat kompleks tetapi

efektif; hanya terjadi sedikit kesalahan artinya terdapat satu

kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan (urutan/fungsi kata,

pronominal, dan preposisi).

18-21 Cukup-Baik: konstruksi kalimat sederhana dan efektif; terjadi

sejumlah kesalahan artinya terdapat 2-4 kesalahan dalam

konstruksi kalimat tunggal/kompleks (kesalahan pada

fungsi/urutan kata, pronominal, dan preposisi); tetapi makna

cukup jelas.

Page 258: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

Mengetahui,

Guru Pamong Mata Pelajaran

Yusi Devina, S. Pd. NIP. 196706132007012010

Tangerang Selatan, 10 April 2019

Peneliti

Laras Oktavia NIM. 11150130000056

N

B

A

H

A

S

A

11-17 Sedang-Cukup: sering terjadi kesalahan artinya terdapat 5-7

kesalahan dalam konstruksi kalimat tunggal/kompleks (kesalahan

pada urutan/fungsi kata, pronominal, dan preposisi); makna

membingungkan.

5-10

Sangat Kurang; tidak menguasai penyusunan kalimat yang

efektif; terdapat 8-10 kesalahan pada (urutan/fungsi kata,

pronominal, dan preposisi); bahasa yang digunakan kurang

komunikatif.

M

E

K

A

N

I

K

5 Sangat Baik-Sempurna: menguasai aturan penulisan; hanya

terjadi beberapa kesalahan ejaan artinya terdapat satu kesalahan

ejaan, tanda baca, dan penggunaan huruf kapital.

4 Cukup Baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan artinya

terdapat 2-4 kesalahan ejaan, tanda baca, dan penggunaan huruf

kapital; tidak mengaburkan makna atau makna dapat terbaca jelas.

3 Sedang-Cukup: sering terjadi kesalahan ejaan artinya terdapat 5-7

kesalahan ejaan, tanda baca, dan penggunaan huruf kapital; tetapi

makna masih dapat terbaca dan tergambarkan.

2 Sangat Kurang: tidak menguasai aturan penulisan yang ideal;

terdapat 8-10 kesalahan ejaan, tanda baca, dan penggunaan huruf

kapital; makna tidak dapat terbaca dan tergambarkan.

Page 259: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

Lampiran 3

Hasil Wawancara Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII-8 SMPN 14

Tangerang Selatan

Guru Pamong : Yusi Devina, S. Pd.

Peneliti : Assalamualaikum.

Guru : Waalaikumsallam.

Peneliti : Mohon maaf Bu, mengganggu waktunya. Saya Laras Oktavia

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan penelitian

di kelas VIII-8. Apakah saya boleh mewawancarai Ibu mengenai

proses pembelajaran keterampilan menulis?

Guru : Iya, boleh.

Peneliti : Apakah sebelumnya Ibu sudah pernah mengajar menggunakan

media kartu bergambar? Kalau sudah pernah, digunakan pada

materi apa bu?

Guru : Sudah. Saya pernah mengajarkan pada materi semester 1, yaitu

meteri iklan dan poster.

Peneliti : Apakah Ibu mengetahui apa itu media visual kartu bergambar?

Guru : Media visual kartu bergambar kalau menurut saya, media itu yang

bisa dilihat kemudian gambarnya bisa kita gunakan untuk

membantu proses belajar mengajar sama siswa.

Peneliti : Apakah sebelumnya Ibu sudah pernah mengajar dengan metode

diskusi kelompok?

Guru : Sering. Karena kan sekarang kita memakai kurikulum K13. Jadi di

kurikulum K13 ini, kita dianjurkan untuk berkelompok siswanya,

supaya ya itu tadi salah satunya untuk membuat anak yang tadinya

pasif bisa menjadi aktif, karena dia dituntut untuk menjawab dari

hasil kelompok mereka masing-masing.

Peneliti : Bagaimana respons peserta didik terkait media dan metode

pembelajaran yang Ibu sampaikan?

Page 260: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

Guru : Respons anak didik, apalagi kalau media yang kita sampaikan itu

bagus dan menarik. Mereka akan lebih fokus dan lebih

memperhatikan materi sehingga membuat anak jarang ngobrol

sama temannya.

Peneliti : Apakah dalam menyampaikan materi, Ibu merasa kesulitan dalam

menggunakan media yang ibu ciptakan? Kalau ada, bentuk

kesulitannya seperti apa Bu?

Guru : Kalau untuk menyampaikan materi dengan media yang saya

gunakan. Misalnya, saya akan menggunakan media infokus ya.

Mungkin saya akan menayangkan tentang powerpoint. Jadi kan

saya harus menyiapkan materinya dulu. Kemudian, bikin

powerpointnya dulu, kemudian infokusnya harus ada. Jadi alat

harus ada semua dulu. Itu yang membuat saya kadang-kadang,

kalau di sekolah ini kan banyak infokus cuma karena banyak yang

dipakai juga. Jadi, berebut sehingga saya kesulitan untuk

memakainya saya kapan nih, untuk membutuhkannya saja.

Peneliti : Ketika proses belajar mengajar, biasanya media dan metode

pembelajaran apa yang Ibu gunakan?

Guru : Saya, kalau media keseringan pakai buku paket saja. Kalau metode

saya menggunakan diskusi kelompok, dan pemberian tugas.

Peneliti : Berdasarkan pengalaman Ibu, apakah siswa kelas VIII-8 lebih

antusias dalam hal keterampilan menulis?

Guru : Cukup antusias, karena anak-anak VIII-8 ini karakternya beragam.

Ada yang tidak suka menulis, tetapi kebanyakan suka dengan

menulis. Mereka lebih suka menulisnya wacana fiksi dibandingkan

wacana nonfiksi. Misalnya, saya tugaskan membuat tulisan teks

jenis apa saja, terkadang mereka sulit untuk menuangkan idenya.

Jadi mereka itu, lebih banyak memang sering membaca novel.

Dengan anak-anak sering membaca fiksi yang sifatnya imajinatif,

mereka menuangkan cerita itu lebih gampang. Kegiatan literasi

yang sering saya jadikan pembiasan, ya membaca karya fiksi,

Page 261: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

seperti novel, cerpen, puisi sehingga mereka dapat menceritakan

kembali dengan gampang, dan anaknya aktif-aktif.

Peneliti : Apa yang menyebabkan kemampuan peserta didik lebih

menonjol/tidak menonjol pada keterampilan menulis?

Guru : Dengan kita sering literasi. Kalau pagi kan disuruh baca dulu,

paling 5 sampai 10 menit. Jadi, anak-anak bikin resume

terakhirnya. Misalnya anak itu, selesai dia satu buku sudah. Jadi dia

mencatat itu resume dari apa yang dibacanya tadi, dia ungkapkan

kembali dalam bentuk tulisan. Biasanya yang diresume karya-karya

fiksi. Mungkin anak tidak menonjolnya pada menulis nonfiksi

karena memang buku bacaannya yang kurang menunjang dan

sering kali isi pembahasannya kurang menarik.

Peneliti : Apakah fasilitas sekolah ikut membantu terlaksananya proses

belajar mengajar?

Guru : Cukup membantu.

Peneliti : Untuk hal penugasan, Ibu lebih sering memberikan tugas kelompok

atau individual? Alasannya, Bu?

Guru : Lebih sering tugas kelompok. Karena kalau tugas kelompok itu kan

anak, bekerja sama semua dalam kelompok itu. Tapi, ada

kesulitannya juga apabila anak yang dalam kelompok itu sering

pasif jadi dia tidak akan termotivasi terus. Nah kadang-kadang di

kelompok itu saya campur, ada yang lebih baik, bagus, pinter,

sedang, yang kurang. Jadi, yang pinter tadi untuk membantu teman-

temannya yang kurang tadi. Sehingga anak-anak bisa termotivasi.

Peneliti : Kemudian dalam hal penilaian, Ibu lebih sering melakukan

penilaian lisan atau tulis? Alasannya, Bu?

Guru : Lebih sering melakukan tulis. Alasanya, karena memang untuk

pembelajaran bahasa Indonesia yang di kelas delapan ini,

kebanyakan kita pemberian tugasnya menulis. Untuk lisan, paling

tanya jawab itu memerlukan waktu yang lama, sehingga materinya

tertinggal nanti kan seperti itu, lebih efektif menulis.

Page 262: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

Peneliti : Bagaimana cara Ibu memunculkan minat belajar peserta didik,

khususnya dalam keterampilan menulis?

Guru : Ya, pertama dengan memberikan motivasi tadi dengan literasi.

Dengan literasi itu kan anak-anak, “kamu sampai mana membaca?

Nih silahkan apa yang kamu baca tadi, walaupun sedikit tuangkan

dalam tulisan”. Jadi mereka termotivasi untuk menulis, seperti itu.

Tapi, ya anak-anak lebih sukanya menulis fiksi dibanding ilmiah.

Mereka lebih semangat menceritakan kembali. Mungkin karena

menulis fiksi itu lebih menarik maka mereka semangat.

Peneliti : Terima kasih Bu, atas informasi dan kesediaan waktunya untuk

diwawancarai oleh saya. Wassalamualaikum.

Guru : Iya sama-sama. Waalaikumsallam.

Guru Pamong Mata Pelajaran

Yusi Devina, S. Pd. NIP. 196706132007012010

Peneliti

Laras Oktavia NIM. 11150130000056

Page 263: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

Lampiran 4

Hasil Wawancara Siswa Kelas VIII-8 SMPN 14 Tangerang Selatan

Narasumber 1 : Aisyah Ariani

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu memiliki ketertarikan

pada keterampilan menulis?

Iya, saya tertarik.

2. Apa yang menyebabkan kamu berminat

/ tidak berminat pada keterampilan

menulis?

Karena saya suka menyampaikan

pesan hanya lewat sebuah kata-kata

dan itu juga membuat saya bisa

berimajinasi lebih.

3. Apakah penjelasan yang disampaikan

peneliti mengenai materi teks eksplanasi

mudah kamu pahami?

Iya, cara peneliti menyampaikan

materi sangat mudah saya pahami.

4. Apakah media kartu bergambar

memengaruhi kamu untuk

mengembangkan ide pada setiap tema

yang diberikan?

Iya, kartu bergambar yang diberikan

bisa mempengaruhi saya untuk

mengembangkan ide

5. Apakah pada saat proses pembelajaran

dengan media kartu bergambar dan

metode diskusi kelompok kamu dapat

mengikutinya dengan baik?

Iya, saya cukup mengikutinya

dengan baik.

6. Apakah media kartu bergambar sangat

membantu kamu untuk mengungkapkan

pendapat terkait tema yang diberikan?

Iya

7. Apakah media kartu bergambar sangat

membantu kamu untuk mengungkapkan

fakta-fakta terkait tema yang diberikan?

Iya, kartu bergambar yang diberikan

cukup membantu mengungkapkan

fakta-fakta terkait tema.

Page 264: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

8. Apakah metode diskusi kelompok yang

dipraktikkan dapat memudahkan kamu

untuk memecahkan permasalahan yang

terdapat pada gambar juga memudahkan

memberikan peristilahan/definisi pada

topik yang dibahas?

Iya, dengan metode diskusi

kelompok cukup memudahkan saya

untuk memecahkan permasalahan

yang terdapat pada gambar dan topik

yang dibahas.

9. Apakah gambar-gambar yang tertera

pada kartu yang disajikan peneliti

mudah untuk dikembangkan menjadi

tulisan?

Iya, gambar yang tertera pada kartu

cukup mudah untuk dikembangkan

menjadi tulisan.

10. Apakah kamu kesulitan pada saat

menulis teks eksplanasi dibantu dengan

media kartu bergambar dan metode

diskusi kelompok?

Tidak, karena dengan adanya media

kartu bergambar dan metode diskusi

kelompok dapat memudahkan saya

saat menulis teks eksplanasi.

11. Apakah guru bahasa Indonesia di

sekolah kamu pernah mengajar dengan

menggunakan media kartu bergambar

dan metode diskusi kelompok?

Guru bahasa Indonesia di sekolahku

pernah mengajar menggunakan

media kartu bergambar dan

terkadang menggunakan metode

diskusi kelompok.

12. Apakah kamu sudah terbiasa

menggunakan ejaan yang baik dan

benar dalam membuat tulisan?

Kadang-kadang.

Berikan jawaban lebih panjang untuk empat pertanyaan di bawah ini:

13. Bagaimana pendapatmu, terkait proses

pembelajaran dengan diskusi kelompok

dan media kartu bergambar?

Proses pembelajaran dengan diskusi

kelompok dan media kartu

bergambar menambah ilmu saya.

Page 265: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

14. Apa yang kamu ketahui tentang

keterpaduan paragraf? Dan apakah hasil

tulisanmu sudah menghasilkan paragraf

yang padu?

Paragraf yang saya tulis cukup saling

berhubungan antara paragraf satu

sampai paragraf akhir.

15. Apa saja manfaat yang dapat diambil

dari proses pembelajaran teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok?

Saya bisa mendapatkan tambahan

ilmu pengetahuan tentang teks

eksplanasi.

16. Apa saja saran yang dapat kamu berikan

untuk pembelajaran menulis teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok?

Sebaiknya kartu gambar yang

diberikan lebih baik, lebih jelas agar

dapat memudahkan dalam menulis

teks eksplanasi.

Narasumber 2 : Alexandria Zanetti Ariela

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu memiliki ketertarikan

pada keterampilan menulis?

Tidak.

2. Apa yang menyebabkan kamu berminat

/ tidak berminat pada keterampilan

menulis?

Tidak percaya diri dengan tulisan

sendiri.

3. Apakah penjelasan yang disampaikan

peneliti mengenai materi teks eksplanasi

mudah kamu pahami?

Ya.

4. Apakah media kartu bergambar

memengaruhi kamu untuk

mengembangkan ide pada setiap tema

yang diberikan?

Ya, karena untuk menambah

wawasan dan mempermudah dalam

mengimajinasikan sesuatu.

Page 266: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

5. Apakah pada saat proses pembelajaran

dengan media kartu bergambar dan

metode diskusi kelompok kamu dapat

mengikutinya dengan baik?

Ya, karena kelompok saya sudah

bisa memahami proses pembelajaran

dengan media kartu bergambar dan

metode diskusi kelompok.

6. Apakah media kartu bergambar sangat

membantu kamu untuk mengungkapkan

pendapat terkait tema yang diberikan?

Ya.

7. Apakah media kartu bergambar sangat

membantu kamu untuk mengungkapkan

fakta-fakta terkait tema yang diberikan?

Ya, agar lebih banyak mendapatkan

fakta yang terkait pada tema.

8. Apakah metode diskusi kelompok yang

dipraktikkan dapat memudahkan kamu

untuk memecahkan permasalahan yang

terdapat pada gambar juga memudahkan

memberikan peristilahan/definisi pada

topik yang dibahas?

Ya, metode diskusi kelompok

mempermudah untuk memecahkan

permasalahan.

9. Apakah gambar-gambar yang tertera

pada kartu yang disajikan peneliti

mudah untuk dikembangkan menjadi

tulisan?

Ya.

10. Apakah kamu kesulitan pada saat

menulis teks eksplanasi dibantu dengan

media kartu bergambar dan metode

diskusi kelompok?

Tidak, karena saya sudah cukup

memahami penjelasan yang

diberikan oleh penerang.

11. Apakah guru bahasa Indonesia di

sekolah kamu pernah mengajar dengan

menggunakan media kartu bergambar

dan metode diskusi kelompok?

Pernah.

Page 267: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

12. Apakah kamu sudah terbiasa

menggunakan ejaan yang baik dan

benar dalam membuat tulisan?

Ya, kadang-kadang.

Berikan jawaban lebih panjang untuk empat pertanyaan di bawah ini:

13. Bagaimana pendapatmu, terkait proses

pembelajaran dengan diskusi kelompok

dan media kartu bergambar?

Proses pembelajaran dengan diskusi

kelompok dan media kartu

bergambar sangat membantu agar

teks yang dikerjakan bisa lebih baik.

14. Apa yang kamu ketahui tentang

keterpaduan paragraf? Dan apakah hasil

tulisanmu sudah menghasilkan paragraf

yang padu?

Keterpaduan paragraf adalah teknik

pengejaan yang benar. Tidak,

terkadang masih sering terjadi

kesalahan.

15. Apa saja manfaat yang dapat diambil

dari proses pembelajaran teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok?

Bisa memudahkan kita dalam

membuat teks eksplanasi,

mengembangkan imajinasi, serta bisa

lebih memahami pendalaman

wawasan.

16. Apa saja saran yang dapat kamu berikan

untuk pembelajaran menulis teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok?

Semua harus bekerja sama agar teks

bisa dikembangkan dengan baik serta

mementingkan pendapat orang lain

dibandingkan pendapat sendiri.

Narasumber 3 : Anung Puji Astuti

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu memiliki ketertarikan

pada keterampilan menulis?

Tidak.

2. Apa yang menyebabkan kamu berminat

/ tidak berminat pada keterampilan

menulis?

Karena tulisan saya jelek. Jadi, saya

tidak berminat menulis.

Page 268: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

3. Apakah penjelasan yang disampaikan

peneliti mengenai materi teks eksplanasi

mudah kamu pahami?

Iya, karena teks eksplanasi tentang

peristiwa-peristiwa yang ada di

masyarakat.

4. Apakah media kartu bergambar

memengaruhi kamu untuk

mengembangkan ide pada setiap tema

yang diberikan?

Iya, karena media kartu bergambar

mudah untuk diimajinasikan.

5. Apakah pada saat proses pembelajaran

dengan media kartu bergambar dan

metode diskusi kelompok kamu dapat

mengikutinya dengan baik?

Iya.

6. Apakah media kartu bergambar sangat

membantu kamu untuk mengungkapkan

pendapat terkait tema yang diberikan?

Iya.

7. Apakah media kartu bergambar sangat

membantu kamu untuk mengungkapkan

fakta-fakta terkait tema yang diberikan?

Iya.

8. Apakah metode diskusi kelompok yang

dipraktikkan dapat memudahkan kamu

untuk memecahkan permasalahan yang

terdapat pada gambar juga memudahkan

memberikan peristilahan/definisi pada

topik yang dibahas?

Iya, tetapi kadang-kadang tidak mau

berdiskusi.

9. Apakah gambar-gambar yang tertera

pada kartu yang disajikan peneliti

mudah untuk dikembangkan menjadi

tulisan?

Iya.

Page 269: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

10. Apakah kamu kesulitan pada saat

menulis teks eksplanasi dibantu dengan

media kartu bergambar dan metode

diskusi kelompok?

Tidak, karena diskusi kelompok kita

bisa saling bertukar pikiran dan

pendapat.

11. Apakah guru bahasa Indonesia di

sekolah kamu pernah mengajar dengan

menggunakan media kartu bergambar

dan metode diskusi kelompok?

Iya pernah, tetapi dengan media

bergambar jarang-jarang.

Kebanyakan diskusi kelompok.

12. Apakah kamu sudah terbiasa

menggunakan ejaan yang baik dan

benar dalam membuat tulisan?

Iya, tetapi jarang-jarang.

Berikan jawaban lebih panjang untuk empat pertanyaan di bawah ini:

13. Bagaimana pendapatmu, terkait proses

pembelajaran dengan diskusi kelompok

dan media kartu bergambar?

Pendapat saya dengan diskusi

kelompok kita bisa berkerja sama

dan dengan media kartu kita bisa

berimajinasi tentang peristiwa itu.

14. Apa yang kamu ketahui tentang

keterpaduan paragraf? Dan apakah hasil

tulisanmu sudah menghasilkan paragraf

yang padu?

Keterpaduan paragraf seperti

identifikasi fenomena, sebab-akibat,

dan lain-lain. Hasil tulisan saya

kadang-kadang sering ke acak-acak.

15. Apa saja manfaat yang dapat diambil

dari proses pembelajaran teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok?

Manfaatnya kita mengetahui

peristiwa-peristiwa di kalangan

masyarakat dan kita bisa membuat

teks eksplanasi sendiri.

16. Apa saja saran yang dapat kamu berikan

untuk pembelajaran menulis teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok?

Menurut saya menggunakan media

teknologi dengan suara dan

sebaiknya perbanyak diskusi

kelompok karena teks eksplanasi

butuh ide-ide yang banyak.

Page 270: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

Narasumber 4 : Listiana Zahrani

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu memiliki ketertarikan

pada keterampilan menulis?

Tidak, saya tidak suka menulis.

2. Apa yang menyebabkan kamu berminat

/ tidak berminat pada keterampilan

menulis?

Menurut saya, menulis

membutuhkan tenaga. Jadi saya tidak

suka menulis, lebih suka membaca.

3. Apakah penjelasan yang disampaikan

peneliti mengenai materi teks eksplanasi

mudah kamu pahami?

Iya, saya mudah memahaminya.

4. Apakah media kartu bergambar

memengaruhi kamu untuk

mengembangkan ide pada setiap tema

yang diberikan?

Iya, dengan kartu bergambar, saya

dapat berimajinasi.

5. Apakah pada saat proses pembelajaran

dengan media kartu bergambar dan

metode diskusi kelompok kamu dapat

mengikutinya dengan baik?

Iya, tapi saat diskusi kelompok saya

kurang berkomunikasi dengan

anggota kelompok.

6. Apakah media kartu bergambar sangat

membantu kamu untuk mengungkapkan

pendapat terkait tema yang diberikan?

Kadang-kadang, daya berpikir saya

tidak selalu ada setiap saat.

7. Apakah media kartu bergambar sangat

membantu kamu untuk mengungkapkan

fakta-fakta terkait tema yang diberikan?

Iya.

8. Apakah metode diskusi kelompok yang

dipraktikkan dapat memudahkan kamu

untuk memecahkan permasalahan yang

terdapat pada gambar juga memudahkan

memberikan peristilahan/definisi pada

Tidak, pada saat diskusi kelompok

saya kurang berkomunikasi dengan

anggota kelompok.

Page 271: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

topik yang dibahas?

9. Apakah gambar-gambar yang tertera

pada kartu yang disajikan peneliti

mudah untuk dikembangkan menjadi

tulisan?

Kadang-kadang, daya berpikir saya

tidak selalu ada setiap saat. Kadang

saya blank.

10. Apakah kamu kesulitan pada saat

menulis teks eksplanasi dibantu dengan

media kartu bergambar dan metode

diskusi kelompok?

Tidak, media kartu bergambar dan

diskusi kelompok sangat membantu.

11. Apakah guru bahasa Indonesia di

sekolah kamu pernah mengajar dengan

menggunakan media kartu bergambar

dan metode diskusi kelompok?

Pernah.

12. Apakah kamu sudah terbiasa

menggunakan ejaan yang baik dan

benar dalam membuat tulisan?

Kadang-kadang, kalau ingat saya

memperhatikan ejaan dan tanda baca.

Berikan jawaban lebih panjang untuk empat pertanyaan di bawah ini:

13. Bagaimana pendapatmu, terkait proses

pembelajaran dengan diskusi kelompok

dan media kartu bergambar?

Menurut saya, proses pembelajaran

dengan diskusi kelompok dan media

kartu bergambar sangat membantu

untuk membangun daya imajinasi

seseorang.

14. Apa yang kamu ketahui tentang

keterpaduan paragraf? Dan apakah hasil

tulisanmu sudah menghasilkan paragraf

yang padu?

Menurut saya, keterpaduan paragraf

itu kesesuaian paragraf satu dengan

paragraf lainnya yang saling

mengaitkan dengan tema yang

dibahas. Sejauh ini, saya sudah

menghasilkan paragraf padu tetapi

masih ada kekurangan.

Page 272: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

15. Apa saja manfaat yang dapat diambil

dari proses pembelajaran teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok?

-Dapat membangun imajinasi

seseorang atau dengan media kartu

bergambar dapat memberikan

ilustrasi gambaran.

-Dapat mendekatkan pertemanan

dengan berkomunikasi sesama

anggota kelompok.

16. Apa saja saran yang dapat kamu berikan

untuk pembelajaran menulis teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok?

Menurut saya, menulis teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok sudah cukup untuk

dipahami oleh siswa kelas 8.

Narasumber 5 : Salsabillah Nashefa

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu memiliki ketertarikan

pada keterampilan menulis?

Iya saya tertarik.

2. Apa yang menyebabkan kamu berminat

/ tidak berminat pada keterampilan

menulis?

Karena saya suka menulis.

3. Apakah penjelasan yang disampaikan

peneliti mengenai materi teks eksplanasi

mudah kamu pahami?

Iya, saya langsung memahami.

4. Apakah media kartu bergambar

memengaruhi kamu untuk

mengembangkan ide pada setiap tema

yang diberikan?

Iya, media kartu tersebut dapat

mengembangkan ide saya.

Page 273: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

5. Apakah pada saat proses pembelajaran

dengan media kartu bergambar dan

metode diskusi kelompok kamu dapat

mengikutinya dengan baik?

Iya, saya dapat mengikuti dengan

baik.

6. Apakah media kartu bergambar sangat

membantu kamu untuk mengungkapkan

pendapat terkait tema yang diberikan?

Iya sangat membantu.

7. Apakah media kartu bergambar sangat

membantu kamu untuk mengungkapkan

fakta-fakta terkait tema yang diberikan?

Iya, media tersebut dapat

mempermudah saya dalam

menemukan fakta-fakta.

8. Apakah metode diskusi kelompok yang

dipraktikkan dapat memudahkan kamu

untuk memecahkan permasalahan yang

terdapat pada gambar juga memudahkan

memberikan peristilahan/definisi pada

topik yang dibahas?

Iya, karena dengan diskusi dapat

membantu saya mendapatkan

pendapat dari teman yang lainnya.

9. Apakah gambar-gambar yang tertera

pada kartu yang disajikan peneliti

mudah untuk dikembangkan menjadi

tulisan?

Iya, sangat membantu saya.

10. Apakah kamu kesulitan pada saat

menulis teks eksplanasi dibantu dengan

media kartu bergambar dan metode

diskusi kelompok?

Tidak, justru media kartu dan diskusi

sangat membantu.

11. Apakah guru bahasa Indonesia di

sekolah kamu pernah mengajar dengan

menggunakan media kartu bergambar

dan metode diskusi kelompok?

Guru saya pernah menggunakan

media kartu bergambar.

Page 274: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

12. Apakah kamu sudah terbiasa

menggunakan ejaan yang baik dan

benar dalam membuat tulisan?

Iya, tapi terkadang masih kurang

dalam penggunaan tanda baca.

Berikan jawaban lebih panjang untuk empat pertanyaan di bawah ini:

13. Bagaimana pendapatmu, terkait proses

pembelajaran dengan diskusi kelompok

dan media kartu bergambar?

Proses pembelajaran tersebut dapat

lebih membantu saya dalam

membuat suatu teks, seperti teks

eksplanasi.

14. Apa yang kamu ketahui tentang

keterpaduan paragraf? Dan apakah hasil

tulisanmu sudah menghasilkan paragraf

yang padu?

Keterpaduan paragraf adalah

kesesuaian/keterkaitan dalam

pengejaan. Ya, tapi terkadang masih

ada yang salah.

15. Apa saja manfaat yang dapat diambil

dari proses pembelajaran teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok?

Lebih memudahkan dalam membuat

teks, menemukan fakta-fakta, dan

bisa mengembangkan ide saya.

16. Apa saja saran yang dapat kamu berikan

untuk pembelajaran menulis teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok?

Sebaiknya media kartu

bergambarnya jangan hanya bisa

dilihat, tapi bisa bergerak.

Narasumber 6 : Sofi Cahyani Adiputri

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu memiliki ketertarikan

pada keterampilan menulis?

Ya, saya suka menulis.

2. Apa yang menyebabkan kamu berminat

/ tidak berminat pada keterampilan

menulis?

Karena dengan menulis saya bisa

menghafal yang saya tulis.

Page 275: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

3. Apakah penjelasan yang disampaikan

peneliti mengenai materi teks eksplanasi

mudah kamu pahami?

Ya, tetapi tidak terlalu paham dengan

materinya.

4. Apakah media kartu bergambar

memengaruhi kamu untuk

mengembangkan ide pada setiap tema

yang diberikan?

Ya, karena dengan media itu saya

bisa berimajinasi dan mendapatkan

ide

5. Apakah pada saat proses pembelajaran

dengan media kartu bergambar dan

metode diskusi kelompok kamu dapat

mengikutinya dengan baik?

Ya, karena saya suka berdiskusi

dengan teman saya.

6. Apakah media kartu bergambar sangat

membantu kamu untuk mengungkapkan

pendapat terkait tema yang diberikan?

Ya, karena bisa menimbulkan ide-ide

tentang tema yang terkait.

7. Apakah media kartu bergambar sangat

membantu kamu untuk mengungkapkan

fakta-fakta terkait tema yang diberikan?

Sedikit, karena terkadang saya tidak

dapat menemukan fakta-fakta di

dalam gambar.

8. Apakah metode diskusi kelompok yang

dipraktikkan dapat memudahkan kamu

untuk memecahkan permasalahan yang

terdapat pada gambar juga memudahkan

memberikan peristilahan/definisi pada

topik yang dibahas?

Ya, karena dengan berdiskusi saya

bisa tau pendapat-pendapat dari

teman saya yang lain.

9. Apakah gambar-gambar yang tertera

pada kartu yang disajikan peneliti

mudah untuk dikembangkan menjadi

tulisan?

Ya, dengan berimajinasi saya mudah

menemukan tulisan dari gambar

tersebut.

Page 276: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

10. Apakah kamu kesulitan pada saat

menulis teks eksplanasi dibantu dengan

media kartu bergambar dan metode

diskusi kelompok?

Tidak.

11. Apakah guru bahasa Indonesia di

sekolah kamu pernah mengajar dengan

menggunakan media kartu bergambar

dan metode diskusi kelompok?

Pernah.

12. Apakah kamu sudah terbiasa

menggunakan ejaan yang baik dan

benar dalam membuat tulisan?

Kadang-kadang.

Berikan jawaban lebih panjang untuk empat pertanyaan di bawah ini:

13. Bagaimana pendapatmu, terkait proses

pembelajaran dengan diskusi kelompok

dan media kartu bergambar?

Dengan berdiskusi, kita dapat

mengetahui pendapat lain dari teman

kita. Kita bisa menemukan fakta-

fakta yang terkait gambar.

14. Apa yang kamu ketahui tentang

keterpaduan paragraf? Dan apakah hasil

tulisanmu sudah menghasilkan paragraf

yang padu?

Keterpaduan paragraf adalah

pengejaan pada paragraf yang benar.

Ya, tetapi terkadang masih ada

kesalahan dalam pengejaan di dalam

paragraf.

15. Apa saja manfaat yang dapat diambil

dari proses pembelajaran teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok?

Kita bisa memperluas wawasan

dengan mencari ide yang ada di

dalam gambar tersebut dan dengan

metode diskusi, kita juga bisa

menambah wawasan.

Page 277: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

16. Apa saja saran yang dapat kamu berikan

untuk pembelajaran menulis teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok?

Kita harus sama-sama mengeluarkan

pendapat, agar wawasan teman kita

ikut meluas dan mendapatkan ide

dari pendapat-pendapat itu.

Narasumber 7 : Ade Ubaydillah

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu memiliki ketertarikan

pada keterampilan menulis?

Ya saya tertarik.

2. Apa yang menyebabkan kamu berminat

/ tidak berminat pada keterampilan

menulis?

Karena saya suka menulis.

3. Apakah penjelasan yang disampaikan

peneliti mengenai materi teks eksplanasi

mudah kamu pahami?

Ya sangat mudah.

4. Apakah media kartu bergambar

memengaruhi kamu untuk

mengembangkan ide pada setiap tema

yang diberikan?

Ya sangat bisa.

5. Apakah pada saat proses pembelajaran

dengan media kartu bergambar dan

metode diskusi kelompok kamu dapat

mengikutinya dengan baik?

Ya saya mengikuti dengan baik.

6. Apakah media kartu bergambar sangat

membantu kamu untuk mengungkapkan

pendapat terkait tema yang diberikan?

Ya saya dapat mengungkapkan

terkait tema.

7. Apakah media kartu bergambar sangat

membantu kamu untuk mengungkapkan

fakta-fakta terkait tema yang diberikan?

Ya dapat mengungkapkan fakta.

Page 278: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

8. Apakah metode diskusi kelompok yang

dipraktikkan dapat memudahkan kamu

untuk memecahkan permasalahan yang

terdapat pada gambar juga memudahkan

memberikan peristilahan/definisi pada

topik yang dibahas?

Ya dapat memudahkan.

9. Apakah gambar-gambar yang tertera

pada kartu yang disajikan peneliti

mudah untuk dikembangkan menjadi

tulisan?

Ya sangat mudah dikembangkan.

10. Apakah kamu kesulitan pada saat

menulis teks eksplanasi dibantu dengan

media kartu bergambar dan metode

diskusi kelompok?

Tidak kesulitan.

11. Apakah guru bahasa Indonesia di

sekolah kamu pernah mengajar dengan

menggunakan media kartu bergambar

dan metode diskusi kelompok?

Ya pernah.

12. Apakah kamu sudah terbiasa

menggunakan ejaan yang baik dan

benar dalam membuat tulisan?

Tidak terbiasa.

Berikan jawaban lebih panjang untuk empat pertanyaan di bawah ini:

13. Bagaimana pendapatmu, terkait proses

pembelajaran dengan diskusi kelompok

dan media kartu bergambar?

Pendapat saya terkait proses

pembelajaran diskusi kelompok,

sudah membantu saya.

14. Apa yang kamu ketahui tentang

keterpaduan paragraf? Dan apakah hasil

tulisanmu sudah menghasilkan paragraf

yang padu?

Pendapat saya keterpaduan paragraf,

ya tulisan saya sudah menghasilkan

paragraf yang padu.

Page 279: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

15. Apa saja manfaat yang dapat diambil

dari proses pembelajaran teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok?

Dapat mengembangkan imajinasi

saya.

16. Apa saja saran yang dapat kamu berikan

untuk pembelajaran menulis teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok?

Metode kelompoknya lebih aktif dan

medianya cukup bagus dan dapat

dipahami.

Narasumber 8 : Muhammad Fickry Khadafi

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu memiliki ketertarikan

pada keterampilan menulis?

Ya tertarik.

2. Apa yang menyebabkan kamu berminat

/ tidak berminat pada keterampilan

menulis?

Karena saya suka menulis.

3. Apakah penjelasan yang disampaikan

peneliti mengenai materi teks eksplanasi

mudah kamu pahami?

Ya sangat dipahami.

4. Apakah media kartu bergambar

memengaruhi kamu untuk

mengembangkan ide pada setiap tema

yang diberikan?

Ya sangat bisa.

5. Apakah pada saat proses pembelajaran

dengan media kartu bergambar dan

metode diskusi kelompok kamu dapat

mengikutinya dengan baik?

Ya saya dapat mengikutinya.

Page 280: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

6. Apakah media kartu bergambar sangat

membantu kamu untuk mengungkapkan

pendapat terkait tema yang diberikan?

Ya saya bisa mengungkapkan terkait

tema yang diberikan.

7. Apakah media kartu bergambar sangat

membantu kamu untuk mengungkapkan

fakta-fakta terkait tema yang diberikan?

Ya saya dapat mengungkapkan..

8. Apakah metode diskusi kelompok yang

dipraktikkan dapat memudahkan kamu

untuk memecahkan permasalahan yang

terdapat pada gambar juga memudahkan

memberikan peristilahan/definisi pada

topik yang dibahas?

Ya memudahkan dan saya dapat

memahaminya.

9. Apakah gambar-gambar yang tertera

pada kartu yang disajikan peneliti

mudah untuk dikembangkan menjadi

tulisan?

Ya gambarnya mudah untuk

dikembangkan menjadi tulisan.

10. Apakah kamu kesulitan pada saat

menulis teks eksplanasi dibantu dengan

media kartu bergambar dan metode

diskusi kelompok?

Tidak kesulitan.

11. Apakah guru bahasa Indonesia di

sekolah kamu pernah mengajar dengan

menggunakan media kartu bergambar

dan metode diskusi kelompok?

Ya pernah.

12. Apakah kamu sudah terbiasa

menggunakan ejaan yang baik dan

benar dalam membuat tulisan?

Saya tidak terbiasa menggunakan

ejaan yang baik.

Berikan jawaban lebih panjang untuk empat pertanyaan di bawah ini:

Page 281: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

13. Bagaimana pendapatmu, terkait proses

pembelajaran dengan diskusi kelompok

dan media kartu bergambar?

Proses pembelajarannya cukup

membantu.

14. Apa yang kamu ketahui tentang

keterpaduan paragraf? Dan apakah hasil

tulisanmu sudah menghasilkan paragraf

yang padu?

Keterpaduan paragraf adalah hasil

teks yang sudah saya kerjakan.

15. Apa saja manfaat yang dapat diambil

dari proses pembelajaran teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok?

Media kartu bergambar

mengembangkan imajinasi saya.

16. Apa saja saran yang dapat kamu berikan

untuk pembelajaran menulis teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok?

Seharusnya waktu diskusi

ditambahkan dan media seharusnya

lebih bagus.

Narasumber 9 : Muhammad Rifky Fahrezi

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu memiliki ketertarikan

pada keterampilan menulis?

Tidak.

2. Apa yang menyebabkan kamu berminat

/ tidak berminat pada keterampilan

menulis?

Karena saya tidak suka menulis.

3. Apakah penjelasan yang disampaikan

peneliti mengenai materi teks eksplanasi

mudah kamu pahami?

Ya cukup mudah dipahami

Page 282: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

4. Apakah media kartu bergambar

memengaruhi kamu untuk

mengembangkan ide pada setiap tema

yang diberikan?

Tidak mempengaruhi untuk

mengembangkan ide pada setiap

tema yang diberikan.

5. Apakah pada saat proses pembelajaran

dengan media kartu bergambar dan

metode diskusi kelompok kamu dapat

mengikutinya dengan baik?

Ya saya mengikuti dengan baik.

6. Apakah media kartu bergambar sangat

membantu kamu untuk mengungkapkan

pendapat terkait tema yang diberikan?

Ya cukup membantu saya untuk

mengungkapkan pendapat.

7. Apakah media kartu bergambar sangat

membantu kamu untuk mengungkapkan

fakta-fakta terkait tema yang diberikan?

Ya cukup membantu saya untuk

mengungkapkan fakta-fakta.

8. Apakah metode diskusi kelompok yang

dipraktikkan dapat memudahkan kamu

untuk memecahkan permasalahan yang

terdapat pada gambar juga memudahkan

memberikan peristilahan/definisi pada

topik yang dibahas?

Ya sangat mudah untuk memecahkan

masalah yang terdapat pada topik

tersbut.

9. Apakah gambar-gambar yang tertera

pada kartu yang disajikan peneliti

mudah untuk dikembangkan menjadi

tulisan?

Ya cukup mudah dikembangkan

menjadi tulisan.

10. Apakah kamu kesulitan pada saat

menulis teks eksplanasi dibantu dengan

media kartu bergambar dan metode

diskusi kelompok?

Tidak kesulitan saat menulis

Page 283: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

11. Apakah guru bahasa Indonesia di

sekolah kamu pernah mengajar dengan

menggunakan media kartu bergambar

dan metode diskusi kelompok?

Ya pernah.

12. Apakah kamu sudah terbiasa

menggunakan ejaan yang baik dan

benar dalam membuat tulisan?

Belum terbiasa.

Berikan jawaban lebih panjang untuk empat pertanyaan di bawah ini:

13. Bagaimana pendapatmu, terkait proses

pembelajaran dengan diskusi kelompok

dan media kartu bergambar?

Untuk memudahkan memecahkan

permasalahan yang ada pada kartu

bergambar.

14. Apa yang kamu ketahui tentang

keterpaduan paragraf? Dan apakah hasil

tulisanmu sudah menghasilkan paragraf

yang padu?

Keterpaduan paragraf adalah tulisan

yang dikerjakan sudah menghasilkan

paragraf yang padu.

15. Apa saja manfaat yang dapat diambil

dari proses pembelajaran teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok?

Cukup dapat mengembangkan ide.

16. Apa saja saran yang dapat kamu berikan

untuk pembelajaran menulis teks

eksplanasi dengan media kartu

bergambar dan metode diskusi

kelompok?

Media harus lebih jelas.

Page 284: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

Lampiran 5

Page 285: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14
Page 286: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

Lampiran 6

Page 287: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14
Page 288: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14
Page 289: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14
Page 290: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14
Page 291: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14
Page 292: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14
Page 293: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14
Page 294: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14
Page 295: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14
Page 296: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14
Page 297: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14
Page 298: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14
Page 299: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14
Page 300: PENGGUNAAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48880...Yusi Devina, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-8 SMPN 14

RIWAYAT PENULIS

Laras Oktavia, lahir di Tangerang, 26 Oktober

1997. Anak kedua dari dua orang bersaudara ini

memiliki orang tua yang bernama Sediyono dan Yani

Apriyanti. Adik dari Atika Julianti, bertempat tinggal

di Jalan AMD Raya, Kampung Ciledug, Gang H. Pasar

No. 84 Rt 05/01 Kel. Pondok Kacang Barat Kec.

Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Pendidikan yang sudah ditempuh penulis,

yaitu dimulai dari pendidikan dasar di SDN Pondok Betung 05 yang lulus pada

tahun 2009. Setelah itu, melanjutkan pendidikan di MTsN 13 Jakarta yang lulus

pada tahun 2012. Kemudian, melanjutkan pendidikan di MAN 4 Jakarta yang

lulus pada tahun 2015. Setamat dari pendidikan aliyah, penulis yang memiliki

hobi menonton film melanjutkan pendidikan ke Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun 2015.

Gadis yang juga memiliki hobi menulis blog ini menyelesaikan S-1

dengan menulis skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Kartu Bergambar

Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas VIII SMPN 14

Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019”.