PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI...

66
PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS POASIA KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH : ITA RAMADANI P00324014055 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI DIPLOMA III JURUSAN KEBIDANAN 2017

Transcript of PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI...

Page 1: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS POASIA KOTA KENDARI

SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

Program Diploma III Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH :

ITA RAMADANI P00324014055

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI DIPLOMA III JURUSAN KEBIDANAN

2017

Page 2: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

ii

Page 3: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

iii

Page 4: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

iv

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI

1. Nama : Ita Ramadani

2. Tempat/Tanggal Lahir : Anggaloosi,03 Februari 1996

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Kebangsaan : Bugis/indonesia

6. Alamat : Andonohu

B. PENDIDIKAN

1. SD Negeri 1 Lamoare Tamat Tahun 2008

2. SMP Negeri 1 Loea Tamat Tahun 2011

3. SMK Kesehatan Al-Munawarah Ladongi Tamat Tahun 2014

4. Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

Tahun 2014 sampai sekarang

Page 5: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

v

ABSTRAK

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS POASIA KOTA KENDARI

SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017

Ita Ramadani

1, Sitti Aisa

2, Feryani

2

Latar Belakang : Pengetahuan merupakan hal mendasar dalam perubahan pola pikir dan perilaku seseorang. Pengetahuan tentang gizi kehamilan sangat penting dalam mengurangi resiko kesehatan pada janin dan ibu. Kurangnya asupan gizi ibu hamil selama kehamilan berakibat buruk bagi ibu dan janin Tujuan Penelitian : Mendiskripsikan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam kehamilan di Puskesmas Poasia. Mendiskripsikan pengetahuan ibu berdasarkan umur, pendidikan dan paritas ibu. Metode Penelitian : Penelitian deskriptif yang dilakukan pada 48 ibu hamil di Puskesmas Poasia. Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Hasil Penelitian : Pengetahuan ibu tentang gizi ibu hamil di Puskesmas Poasia

26 orang (54,16%) pengetahuan baik, 15 orang (31,25%) pengetahuan cukup dan 7 orang (14,58%) pengetahuan kurang. Pengetahuan ibu yang baik menurut umur paling banyak pada umur 20-35 tahun sebanyak 26 orang (54,16%). Pengetahuan ibu yang baik menurut pendidikan paling banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%) dan pengetahuan ibu yang baik menurut paritas paling banyak pada ibu dengan primipara 10 orang (20,83%). Kesimpulan : Pengetahuan ibu tentang gizi dalam kehamilan sebagian besar

mempunyai pengetahuan baik sebanyak 26 orang (54,16%). Ibu hamil dengan pengetahuan baik tentang gizi dalam kehamilan menurut umur, paling banyak pada ibu dengan umur 20-35 tahun sebanyak 26 orang (54,16%). Ibu hamil dengan pengetahuan baik tentang gizi dalam kehamilan menurut pendidikan, lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%). Ibu hamil dengan pengetahuan baik tentang gizi dalam kehamilan menurut paritas, paling banyak pada ibu dengan primipara sebanyak 10 orang (20,83%).

Kata Kunci : Pengetahuan, gizi, ibu hamil 1. Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan 2. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan. 3. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

Page 6: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas limpahan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya tulis

dengan judul “Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi dalam

Kehamilan di Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2017” dapat

terselesaikan tepat waktu.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah penulis banyak mendapat bantuan

dari berbagai pihak, terutama kepada pembimbing saya Ibu Sitti Aisa,

Am.Keb, S.Pd, M.Pd sebagai pembimbing pertama dan ibu Feryani,

S.Si.T, M.PH sebagai pembimbing kedua yang telah mengarahkan

penulis selama penyusunan karya tulis. Terima kasih yang mendalam

juga tidak lupa penulis sampaikan kepada :

1. Petrus, SKM, M.Kes., selaku direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kendari.

2. Halijah, SKM, M. Kes selaku Ketua Jurusan kebidanan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Kendari.

3. Dr.Juriadi Paddo, M.kes selaku Kepala Puskesmas Abeli atas ijin yang

diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

4. Kepala ruangan dan staf bidan Poli KIA/KB Puskesmas Poasiaa atas

kerjasama yang diberikan selama penulis melakukan penelitian.

5. Sultina Sarita, SKM, M.Kes, Aswita, S.Si.T, MPH, Yustiari SST.M.Kes

sebagai penguji karya tulis ilmiah atas saran dan kritik untuk

kelengkapan penulisan karya tulis ilmiah.

Page 7: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

vii

6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kendari yang telah memotivasi dan memberikan ilmu pengetahuan

selama penulis mengikuti pendidikan.

7. Ayahanda Samsuddin, dan Ibunda tercinta Hj. Darmawati, saudara

saya Hasmawati atas doa, cinta kasih dan dukungan kepada penulis

hingga saat ini.

8. Teman-teman Mahasiswa D-III KebidananPoltekkes Kemenkes

Kendari angkatan 2014 terkhusus untuk fifi, Anita, Fisma, Ayu, Suri,

Astuti,fity dan teman-temanku tercinta lainnya yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu atas dukungan dan kerja sama kepada penulis

selama penulis menempuh pendidikan dibangku kuliah dan sampaii

pada penyelesaian Karya Tulis Ilmiah..

Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah masih

banyak kekurangan, untuk itu diharapkan saran dan kritik dari pembaca.

Untuk kesempurnaan penulisan. Akhir kata penulis berharap semoga

membawa manfaat bagi pembaca.

Kendari, Juli 2017

Penulis

Page 8: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................... ii

RIWAYAT HIDUP ......................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ........................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ...................................................... 4

E. Keaslian Penelitian ..................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan .............................................................. 6

B. Kehamilan .................................................................. 11

C. Gizi dalam Kehamilan ................................................. 16

D. Landasan Teori .......................................................... 28

E. Kerangka Konsep ...................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................... 30

B. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................... 30

C. Populasi dan Sampel .................................................. 30

D. Sumber Data ............................................................... 31

E. Instrumen Penelitian .................................................... 31

F. Definisi Operasional .................................................... 31

G. Pengolahan dan penyajian Data .................................. 32

Page 9: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

ix

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Tempat Penelitian .................................... 34

B. Hasil Penelitian .......................................................... 37

C. Pembahasan ............................................................... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

D. Kesimpulan ................................................................. 44

E. Saran .......................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Pengetahuan ibu tentang Gizi dalam kehamilan di

Puskesmas Poasia Per Juni Tahun 2017 ….....………… 37

Tabel 2 Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi dalam Kehamilan

menurut umur ibu di Puskesmas Poasia Per Juni Tahun

2017........................……………..................................… 38

Tabel 3 Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi dalam Kehamilan

menurut Pendidikan ibu di Puskesmas Poasia Per Juni

Tahun

2017..........…………….............................…….................. 38

Tabel 4 Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi dalam Kehamilan

menurut Paritas ibu di Puskesmas Poasia Per Juni Tahun

2017.................................................................................... 39

Page 11: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Kuesioner Penelitian

2 Surat Izin Pengambilan Data

3 Surat Izin Penelitian

4 Surat Keterangan Penelitian

5 Master Tabel

Page 12: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asupan gizi selama kehamilan merupakan hal penting karena

dapat mengurangi resiko kesehatan pada janin dan ibu. Kurangnya

asupan gizi ibu hamil selama kehamilan berakibat buruk bagi ibu dan

janin. Resiko bagi janin dapat terjadi kecacatan, lahir dengan berat

badan lahir rendah (BBLR), keguguran, bayi lahir prematur dan

kematian neonatal. Ibu hamil yang kekurangan gizi dapat menderita

kurang energi kronis (KEK), kelemahan fisik, anemia, perdarahan,

berat badan ibu tidak bertambah. Ibu hamil dengan status gizi kurang

akan beresiko melahirkan bayi berat badan rendah 2-3 kali lebih besar

dibandingkan dengan ibu dengan status gizi baik, kemungkinan bayi

meninggal sebesar 1,5 kali (Marlenywati, 2010).

Masalah gizi merupakan penyebab kematian ibu dan anak

secara tidak langsung. Gizi yang baik dapat memperbaiki kondisi ibu

dan janin, meminimalkan risiko perdarahan sebagai salah satu akibat

dari kekurangan zat besi. Rendahnya asupan gizi dapat

mempengaruhi status gizi ibu hamil selama kehamilan. Resiko

melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi

dengan BBLR memiliki peluang meninggal 35 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan berat badan lahir di atas 2500 gram.

Pengawasan ibu hamil dilakukan untuk menemukan dan memperbaiki

Page 13: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

2

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dan

neonatus (Arisman, 2009).

Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah

(hypervolemia). Hypervolemia sebagai hasil dari peningkatan volume

plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang beredar dalam tubuh.

Peningkatan yang terjadi tidak seimbang, peningkatan volume plasma

jauh lebih besar sehingga memberikan efek yaitu konsentrasi

hemoglobin berkurang. Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu

hamil sering terjadi dengan peningkatan volume plasma 30%-40%,

peningkatan sel darah merah 18%-30% dan hemoglobin 19%.

Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai

puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu

sebelum hamil sekitar 11 gr% maka terjadinya hemodilusi akan

mengakibatkan anemia dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr%

(Wiknjosastro, 2012).

Pengukuran lingkar lengan atas (LLA) pada ibu hamil berkaitan

dengan kekurangan energi kronik (KEK). KEK merupakan masalah

yang sering terjadi pada ibu hamil. LLA < 23,5 cm harus mendapatkan

penanganan agar tidak terjadi komplikasi pada janin. Gizi kurang pada

ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu, seperti

anemia, perdarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara

normal serta terkena penyakit infeksi. Ibu yang mengalami KEK akan

lebih berisiko melahirkan BBLR (Mutazalimah, 2005).

Page 14: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

3

Pemenuhan gizi ibu hamil bukan pada kuantitas, tetapi juga

ditekankan pada kualitas dan keseimbangan komposisi gizi yang

cukup. Asupan makanan ibu hamil perlu memperhatikan anjuran untuk

tidak melakukan program diet, meminum minuman beralkohol dan

kafein, maupun obat-obat herbal (jamu) tanpa konsultasi dokter,

olahraga bagi ibu hamil tetap dapat dilakukan dengan pantauan

dokter.

Pengetahuan ibu tentang nutrisi selama kehamilan sangat

penting. Minimnya pengetahuan ibu tentang manfaat nutrisi selama

hamil dapat menyebabkan bayi kekurangan nutrisi, di sisi lain masih

banyak perilaku ibu yang salah dalam memilih makanan dan

kebiasaan makan pada jenis makanan tertentu tanpa

mempertimbangkan gizi yang diperlukan oleh tubuh. Pada masyarakat

masih terdapat adat kebiasaan berpantangan terhadap makanan

sehingga dapat mempengaruhi sikap dan prilaku ibu dalam memenuhi

kebutuhan akan pentingnya nutrisi selama kehamilan. Ibu hamil

dengan usia muda membutuhkan kebutuhan gizi lebih banyak, selain

untuk pertumbuhan dan perkembangan bagi ibu hamil juga bagi janin

yang dikandung. Ibu dengan pendidikan tinggi diharapkan mempunyai

pengetahuan/informasi tentang gizi yang lebih baik (Proverawati dan

Asfuah, 2009).

Berdasarkan data Laporan Puskesmas Poasia tahun 2014

jumlah ibu hamil yang berkunjung sebanyak 589 orang, 48 orang

Page 15: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

4

diantaranya tergolong gizi kurang ditandai dengan LILA <23,5 cm.

Pada tahun 2015 jumlah ibu hamil yang berkunjung 679 orang, 185

orang tergolong gizi kurang. Pada tahun 2016 dari 766 kunjungan ibu

hamil, tercatat ibu dengan gizi kurang sebanyak 30 orang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dirumuskan masalah

penelitian “Bagaimanakah pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam

kehamilan di Puskesmas Poasia tahun 2017”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam

kehamilan di Puskesmas Poasia tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam

kehamilan menurut umur ibu.

b. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam

kehamilan menurut pendidikan ibu.

c. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam

kehamilan menurut paritas ibu.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi

Sebagai informasi bagi Puskesmas Poasia dalam memperbaiki

asuhan pelayanan antenatal care.

Page 16: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

5

2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan keilmuan dalam melakukan penelitina

termasuk pengetahuan gizi ibu hamil serta sebagai salah satu

syarat menyelesaikan pendidikan D-III Kebidanan di Poltekkes

Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan.

E. Keaslian Penelitian

1. Anna Rofiatun Muslimah (2015) dengan judul Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil di BPM Suminten.

Sampel penelitian adalah ibu yang berkunjung di BPM. Hasil

penelitian menunjukkan pengetahuan baik 19,48%, pengetahuan

cukup 70,12% dan pengetahuan kurang 10,40%. Perbedaan

dengan penelitian yang akan dilakukan Pengetahuan ibu di

klasifikasikan lebih lanjut berdasarkan umur, pendidikan dan

paritas.

Page 17: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil tahu, ini terjadi setelah orang

melakukan penginderan terhadap suatu objek tersebut. Sebagai

besar pengetahuan manusia diperoleh Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, rasa

dan raba. melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).

2. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada 6 tingkat pengetahuan, yaitu:

a. Tahu (know), diartikan sebagai pengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) suatu yang pesifik

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Merupakan tingkatan pengetahuan paling rendah.

b. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut

secara benar.

c. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi real (sebenarnya).

Page 18: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

7

d. Analisis (analysis), diartikan suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek kedalam kompenen-

komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan

masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis), merujuk kepada suatu kemampuan untuk

menentukan atau menghubungkan bagian-bagian didalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian suatu materi atau objek.

Penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

3. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Soekidjo Notoadmodjo (2010), cara memperoleh

pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan

sepanjang sejarah dapat di kelompokkan menjadi 2, yaitu :

a. Cara tradisional atau non ilmiah

Cara tadisional untuk memperoleh pengetahuan, antara lain

meliputi :

1) Cara coba-salah (trial and error)

Cara paling tradisional yang pernah di gunakan oleh

manusia untuk memperoleh pengetahuan yaitu melalui cara

coba-coba. Cara ini telah di pakai orang sebelum adanya

peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi

Page 19: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

8

masalah, upaya pemecahan nya dengan cara coba-coba

saja. Cara coba-coba ini di lakukan dengan menggunakan

kemungkinan memecahkan masalah, apabila tidak berhasil

di coba kemungkinan yang lain sampai masalah

terselesaikan.

2) Cara kekuasaan atau otoriter

Sumber pengetahuan dari pemimpin masyarakat baik formal

maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan

sebagainya. Pengetahuan dapat diperoleh berdasarkan

pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi otoritas

pemerintahan, otoritas pemerintahan agama maupun ahli

ilmu pengetahuan. Orang yang mempunyai otoritas tanpa

menguji dulu atau membuktikan kebenarannya, baik

berdasarkan fakta empiris atau penalaran sendiri.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya untuk

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu,

bila gagal dengan cara tersebut maka tidak akan diulangi

cara tersebut dan berusaha mencari cara lain, sehingga

dapat berhasil memecahkan masalah yang ada.

Page 20: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

9

4) Melalui jalan pikiran

Manusia telah mampu menggunakan penalaran dalam

memperoleh pengetahuan. Kebenaran pengetahuan

diperoleh manusia dengan menggunakan jalan pikiran, baik

melalui pernyataan khusus kepada yang umum disebut

induksi, sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan

dari pernyataan umum kepada yang khusus.

b. Cara modern atau Ilmiah

Cara baru memperoleh pengetahuan yang lebih sistematis, logis

dan ilmiah, cara ini disebut metode penelitian ilmiah. Kemudian

metode berpikir induktif dikembangkan oleh B.Bacon di

lanjutkan oleh Van Dalen bahwa dalam memperoleh kesimpulan

dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan

membuat pencatatan terhadap semua fakta sehubungan

dengan objek yang diamati.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat pengetahuan antara lain:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan dapat diperoleh melalui

pendidikan formal maupun informal. Pendidikan memengaruhi

Page 21: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

10

proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin

mudah orang tersebut untuk memenuhi informasi. Ada

beberapa jenjang pendidikan yang ditempuh oleh ibu, yaitu

dikelompokan menjadi pendidikan rendah bila lulus SD, SMP

dan sederajat, pendidikan menengah bila lulus SMA dan

sederajat, dan bila pendidikan tinggi (diploma, S1, S2 dan S3).

b. Informasi

Informasi dapat diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal sehingga dapat memberikan pengaruh jangka

pendek (immediate impact), menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Seseorang mempunyai sumber

informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan

yang lebih luas.

c. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang tanpa melalui

penalaran, apakah yang dilakukan baik atau buruk. Seseorang

akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak

melakukannya. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk

kegiatan tertentu, sehingga semakin tinggi status sosial

ekonomi seseorang diharapkan akan semakin banyak

pengetahuannya. Pengetahuan ibu dapat diperoleh melaui

Page 22: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

11

tingkat pekerjaannya. Pekerjaan ibu yaitu saat ini dikelompokan

bekerja/tidak bekerja.

d. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

e. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, cara untuk

memperoleh suatu kebenaran pengetahuan denga cara

mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

f. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga

pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik

(Rahmawati, 2008)

B. Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra

uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan

persalinan (Manuaba, 2010). Kehamilan adalah masa ketika

seorang wanita membawa embrio atau fetus didalam tubuhnya.

Awal kehamilan terjadi pada saat sel telur perempuan lepas dan

masuk ke dalam saluran sel telur (Astuti, 2010 ).

Page 23: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

12

2. Periode antepartum

Menurut Asrinah dkk (2010), periode antepartum dibagi menjadi

tiga trimester yaitu :

a. Trimester I berlangsung pada 0 minggu hingga ke-12

b. Trimester II minggu ke-13 sampai dengan minggu ke-27

c. Trimester III minggu ke-28 sampai dengan minggu ke-40

3. Proses konsepsi, fertilisasi dan implantasi

Proses konsepsi, fertilisasi, dan implantasi menurut Sulistyawati

(2012) yaitu :

a. Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma

sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan.

b. Fertilisasi adalah kelanjutan dari proses konsepsi, yaitu

sperma bertemu dengan ovum, terjadi penyatuan sperma

dengan ovum, sampai dengan terjadi perubahan fisik dan

kimiawi ovum-sperma hingga menjadi buah kehamilan.

c. Implantasi (nidasi) adalah masuknya atau tertanamnya hasil

konsepsi dalam endometrium, blastula diselubungi oleh suatu

simpai disebut trofoblast, yang mampu menghanurkan atau

mencairkan jaringan.

4. Tanda-tanda kehamilan

Tanda-tanda kehamilan menurut Hani dkk (2010), yaitu :

a. Tanda tidak pasti hamil terdiri dari :

1) Amenorea (berhentinya menstruasi)

Page 24: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

13

2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)

3) Ngidam (mengiginkan makanan tertentu)

4) Syncope (pingsan)

5) Payudara tegang

6) Sering miksi

7) Konstipasi atau obstipasi

b. Tanda kemungkinan hamil

Tanda kemungkinan hamil antara lain :

1) Pembesara perut

2) Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya

istmus uteri.

3) Tanda goodel adalah pelunakan serviks.

4) Tanda chadwicks adalah perubahan menjadi keungunan

pada vulva.

5) Tanda piscasek merupakan pembesaran uterus yang

simetris.

6) Kontraksi braxton hiks : merupakan peregangan sel-sel otot

uterus.

7) Teraba ballotement

c. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif .

Tanda pasti hamil meliputi gerakan janin dalam rahim, denyut

jantung janin, teraba bagian-bagian janin dan pada

Page 25: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

14

pemeriksaan USG terlihat bagian janin, kerangka janin dapat

dilihat dengan foto rontgen.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan menurut Pantikawati

dan Saryono (2010):

a. Status kesehatan

Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status

kesehatan atau penyakit yang dialami oleh ibu :

1) Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan, yaitu

hyperemesis gravidarum, preeklampsi/eklampsia, kelainan

lamanya kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan plasenta

atau selaput janin, perdarahan antepartum dan gemeli.

2) Penyakit atau kelainan yang tidak berhubungan langsung

dengan kehamilan, yaitu penyakit atau kelainan alat

kandungan, penyakit kardiovaskuler, penyajkit darah,

penyakit saluran nafas, penyakit traktus digestivus, penyakit

ginjal, penyakit saraf, dan IMS. Beberapa pengaruh

penyakit terhadap kehamilan adalah terjadi abortus, IUFD,

anemia berat, infeksi transplasenta, dismaturitas, asfiksia,

syok dan perdarahan.

b. Status gizi

Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan masa

kehamilan, karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap

Page 26: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

15

status kesehatan ibu selama hamil serta guna pertumbuhan

dan perkembangan janin.

c. Gaya hidup bisa merugikan wanita hamil karena gaya hidup

seperti minuman alkohol, merokok, penggunaan obat-obatan

selama hamil kebiasaan minum jamu dan kehamilan diluar

nikah.

d. Faktor psikologis

Status emosional dan psikologis ibu turut menentukan

keadaan yang timbul sebagai akibat atau diperburuk oleh

kehamilan, sehingga dapat terjadi pergeseran dimana

kehamilan sebagai proses fisiologis menjadi kehamilan

patologis. Peristiwa kehamilan adalah peristiwa fisiologis,

namun proses alami tersebut dapat mengalami penyimpangan

sampai berubah menjadi patologi.

6. Pelayanan Antenatal Care pada ibu hamil

a. Pengertian

Pemeriksaan Antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan

kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik

ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,

persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan

reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).

Page 27: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

16

b. Tujuan ANC

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan

kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,

maternal dan sosial ibu dan bayi.

3) Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum , kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan

dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma

seminimal mungkin

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

7) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan

perinatal.

Pemeriksaan ANC minimal 4 kali selama kehamilan yaitu

kehamilan trimester pertama (<14 minggu) 1 kali kunjungan

,trimester kedua (14 minggu – 28 minggu) 1 kali kunjungan

dan trimester ketiga (28 – 36 minggu dan sesudah minggu ke-

36 ) 2 kali kunjungan (Saifuddin 2005).

Page 28: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

17

C. Gizi dalam Kehamilan

1. Pengertian

Gizi adalah proses organisme menggunakan makanan

yang dikomsumsi secara normal melaui proses digesti, absorbsi,

transportasi, penyimpanan metabolism dan pengeluaran zat-zat

yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,

pertumbuhan dari organ-organ serta menghasilkan energy (Elya,

2010).

Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Di

masa ini ibu harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk

menyambut kelahiran bayinya. Salah satu factor yang

mempengaruhi terhadap kesehatan ibu adalah keadaan gizi ibu

(Waryana, 2010). Pemenuhan kebutuhan gizi pada ibu hamil

berkaitan dengan tinggi rendahnya pengetahuan ibu tentang gizi.

Tingkat pengetahuan ibu sendiri dipengaruhi oleh pengalaman,

faktor pendidikan, lingkungan, sosial, sarana dan prasarana

maupun derajat penyuluhan yang diperoleh (Chomariah, 2012).

Gizi bagi ibu hamil pada masa kehamilan merupakan masa

terjadinya stress fisiologi pada ibu hamil. Ibu hamil sebenarnya

sama dengan ibu yang tidak hamil, namun kualitas dan

kuantitasnya perlu ditingkatkan melalui pola makan yang baik

dengan memilih menu seimbang dengan jenis makanan yang

bervariasi (Purwita, 2009). Kehamilan pada trimester pertama

Page 29: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

18

merupakan masa pembentukan organ-organ penting pada janin

seperti otak, saraf, organ reproduksi, sepasang tangan, jari-jari

tangan, sepasang kaki, jari-jari kaki, rambut, dan gigi. Ibu hamil

biasanya mengalami sindroma morning sikness, mual, muntah,

dan nafsu makan berkurang. Bila asupan gizi tidak terpenuhi

berdampak kecacatan pada janin diantaranya bibir sumbing, jari-

jari tidak lengkap dan mengalami kelainan jantung bawaan.

Asupan gizi trimester pertama seperti asam folat membantu

pertumbuhan sistem saraf janin (Sutomo, 2010 dan D’Adamo

2006).

Kehamilan trimester kedua, nafsu makan sudah mulai

menambah, keluhan mual dan muntah berkurang. Kebutuhan gizi

ibu hamil terus meningkat untuk pertumbuhan janin terutama

meningkatkan protein dan kalori. Protein dan kalori dibutuhkan

untuk pembentukan plasenta, ketuban, menambah volume darah,

dan d alirkan ke seluruh tubuh (Sutomo 2010).

Kehamilan trimester ke tiga, nafsu makan sangat baik dan

kebutuhan gizi semakin meningkat terutama pada kebutuhan

protein, kalori, vitamin dan asupan zat besi. Mineral lain yang

dibutuhkan adalah iodium yang berfungsi membantu mengontrol

metabolisme sel dan jika kekurangan iodium menyebabkan bayi

lahir kerdil dan pertumbuhannya terhambat (Sutomo 2010).

Kekurangan asupan gizi pada trimester pertama berlanjut pada

Page 30: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

19

trimester dua dan tiga dapat mengakibatkan pertumbuhan janin

terhambat atau tidak berkembang sesuai usia kehamilan, contoh

konkretnya adalah kekurangan zat besi yang terjadi pada ibu

hamil yang dapat menyebabkan anemia (Fairus dan Prasetyo,

2010).

2. Zat gizi yang penting dalam kehamilan

Ibu hamil membutuhkan tambahan asupan yang

mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh ibu dan untuk

perkembangan janin agar lebih optimal. Beberapa zat gizi yang

perlu ditambahkan sehingga asupan sesuai dengan standar yang

dibutuhkan sehingga kesehatan ibu tidak terganggu dan

perkembangan janin pun bisa optimal. Zat-zat gizi penting yang

dibutuhkan ibu selama hamil terdiri dari :

a. Karbohidrat, merupakan sumber utama untuk tambahan

kalori yang dibutuhkan selama kehamilan. Pertumbuhan dan

perkembangan janin selama dalam kandungan membutuhkan

karbohidrat sebagai sumber kalori utama. Selain mengandung

vitamin dan mineral, karbohidrat juga meningkatkan asupan

serat serta untuk serta untuk menegah terjadinya konstipasi

atau sulit buang air besar.

b. Protein, tamabahan protein diperlukan untuk pertumbuhan

janin, uterus, jaringan payudara, hormon, penambahan cairan

darah ibu serta persiapan laktasi. 2/3 dari protein yang

Page 31: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

20

dikomsumsi sebaiknya berasal dari protein hewani seperti

daging, ikan, unggas, telur, kerang yang banyak memiliki nilai

biologi tinggi serta sumber energi nabati banyak terdapat pada

kacang-kacangan. Tambahan protein yang diperlukan selama

kehamilan sebanyak 12 gr/hari.

c. Lemak, merupakan sumber energi terbesar dalam tubuh

berfungsi sebagai cadangan energi tubuh bagi ibu saat

melahirkan, pelarut vitamin A, D, E, K dan asam lemak. Asam

lemak omega 3 dan 6 juga diperlukan untuk perkembangan

sistim saraf, fungsi penglihatan dan pertumbuhan otak bayi

juga sebagai bantalan lagi organ-organ tertentu seperti biji

mata dan ginjal. Sumber lemak antara lain daging, susu, telur,

mentega, dan minyak tumbuhan.

d. Vitamin A, diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan

embrio. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran

prematur dan bayi berat lahir rendah. Sumber makanan yang

mengandung vitamin A antara lain kuning telur, mentega,

wortel, tomat dan nangka.

e. Vitamin B6, penting untuk pembuatan asam amino yaitu

bahan protein di dalam tubuh. Makanan yang mengandung

vitamin B6 antara lain hati sapi, daging ayam tak berlemak,

ikan salmon, beras merah, pisang, tomat dan lain-lain.

Page 32: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

21

f. Vitamin C, jika kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan

keracunan kehamilan, ketuban pecah dini (KPD). Vitamin C

berguna untuk mencegah terjadinya ruptur membran, sebagai

bahan semen jaringan ikat dan pembuluh darah. Sumber

vitamin C terdapat dalam beberapa makanan seperti tomat,

jeruk, jambu biji dan brokoli.

g. Asam folat, wajib dikomsumsi bagi ibu yang sedang hamil

khususnya pada trimester 1. Asam folat diperlukan untuk

pembentukan sel darah merah dan putih, mencegah anemia.

Beberapa bahan olahan yang banyak mengandung asam folat

adalah bayam, brokoli, jus jeruk, pisang dan lain-lain.

h. Kalsium, sebagian besar digunakan untuk perkembangan

tulang dan gigi janin yang banyak terdapat pada produk susu,

keju, udang, teri, ikan, kacang-kacangan, tahu, tempe dan

sayuran berdaun hijau.

i. Zat besi, bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan

mempertahankan sel darah merah. Kebutuhan ini dapat

terpenuhi dari makanan yang kaya akan zat besi, seperti

daging berwarna merah, hati, ikan, kuning telur, sayuran

berdaun hijau, kacang-kacangan, tempe dan roti.

j. Fosfor, cukup diperoleh dari makanan sehari-hari. Fosfor

berhubungan erat dengan kalsium. Jika jumahnya tidak

Page 33: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

22

seimbang maka akan menimbulkan gangguan. Sumber

makanannya adalah susu, keju dan daging.

k. Seng, jumlah seng dalam tubuh jumlahnya kecil. Kebutuhan

seng terpenuhi dari makanan sehari-hari. Kekurangan mineral

ini dapat menimbulkan cacat bawaan seperti pembentukan

tulang dan selubung saraf tulang belakang yang tidak normal.

l. Yodium, fungsi utama yodium adalah untuk pembentukan

tiroksin terdapat dalam garam dan diperlukan tubuh dalam

jumlah yang sedikit. Berfungsi dalam pertumbuhan. Jika

kekurangan terjadi kemudian pertumbuhan anak akan

terhambat.

m. Natrium, memengang peranan penting dalam metabolism air

dan bersifat mengikat cairan dalam jaringan sehingga

mempengaruhi keseimbangan cairan pada ibu hamil.

Sehingga ibu hamil cenderung menderita oedema.

n. Flour, diperoleh dari air putih. Flour diperlukan untuk

pembentukan gigi bayi jika ketika hamil ibu mengalami

kekurangan flour, maka bayi tidak normal pertumbuhan

giginya. Demikian juga dengan warna serta bangunan gigi

(Chomariah, 2012).

Kebutuhan makanan yang dibutuhkan untuk ibu hamil bila kondisi

badan si ibu tidak terganggu, maka jumlah atau besar makanan

yang dapat dimakan adalah :

Page 34: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

23

a. Trimester I

Pada umur kehamilan 1-3 bulan kemungkinan terjadi berat

badan menurun. Hal ini disebabkan adanya gangguan pusing,

mual, muntah. Untuk itu ibu dianjurkan porsi makan kecil tapi

sering.

b. Trimester II

Nafsu makan membaik, maka makanan yang baik diberikan 3

kali sehari ditambah 1 kali makanan selingan, hidangan lauk

pauk hewan seperti telur, ikan, daging dan hati.

c. Trimester III

Pada umur kehamilan 6-7 bulan, dimana pada trimester ini

makanan harus disesuaikan dengan keadaan ibu, bila ibu

hamil mempunyai berat badan lebih, maka makanlah yang

mengandung sumber energy dan lemak harus dikurangi dan

memperbanyak mengkomsumsi sayur dan buah segar.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

mengetahui keadaan gizi ibu kurang yaitu dengan memantau

status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat

badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) dan

mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil

sekitar 10-12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang

dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg.

Page 35: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

24

kenaikan tersebut disebabkan Karena adanya pertumbuhan janin,

plasenta dan air ketuban (Chomariah, 2012)

3. Dampak gizi kurang dalam kehamilan

Status gizi ibu hamil sebelum hamil dan selama hamil dapat

mempengaruhi pertubuhan janin yang sedang dikandung. Bila

status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil

kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup

bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi

yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum

dan selama hamil.

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan

menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti

diuraikan berikut ini :

a. Terhadap ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan

komplikasi pada ibu antara lain anemia, perdarahan, berat

badan ibu tidak bertambah secara normal dan terkena

penyakit infeksi. Kekurangan asupan gizi pada trimester I

dikaitkan dengan tingginya kejadian bayi lahir prematur,

kematian janin dan kelainan pada sistem saraf pusat bayi.

Sedangkan kekurangan energi terjadi pada trimester I dan II

dapat menghambat pertumbuhan janin atau tidak berkembang

sesuai usia kehamilannya. Kekurangan asam folat juga dapat

Page 36: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

25

menyebabkan anemia, selain kelainan bawaan pada bayi dan

keguguran.

b. Terhadap persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat

mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum

waktunya (prematur), perdarahan setelah persalinan, serta

persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

c. Terhadap janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses

pertumbuhan janindan dapat menimbulkan keguguran,

abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,

anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam

kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

(Waryana, 2010)

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang gizi

dalam kehamilan

a. Umur ibu

Umur adalah suatu variable yang sudah diperhatikan

dalam penyelidikan epidemologi, yaitu pada angka kesakitan

ataupun angka kematian, hampir semua keadaan menunjukan

pada keadaan umur seseorang. Hal ini disesuaikan dengan

pendapat Hurlok (2002) yang menyatakan bahwa semakin

tinggi umur seseorang semakin tinggi pula tingkat

Page 37: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

26

pengetahuannya dan ini diperoleh dari pengalamannya, dan

ini akan berpengaruh terhadap apa yang dilakukan seseorang.

Umur adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan

sampai ibu tersebut hamil. Semakin muda dan semakin tua

umur seorang ibu hamil akan berpengaruh terhadap

kebutuhan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk

pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus

berbagi dengan janin yang sedang dikandungnya. Sedangkan

untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga karena

fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk

bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energy yang

cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung

(Proverawati dan Asfuah, 2009).

Lebih muda umur seorang wanita hamil, lebih banyak

energy yang dibutuhkan. Angka kematian maternal yang

berusia 10-14 tahun 5 kali lebih besar dari mereka yang

berusia 20-24 tahun. Remaja yang berumur15-19 tahun

menunjukan angka kematian 2 kali lebih besar. Ini

berhubungan dengan status gizi remaja yang perkembangan

fisik dan mentalnya masih membutuhkan energy lebih banyak

(Kristiyanasari, 2010).

Masalah yang mempengaruhi reproduksi yang

menakup gizi yang menjamin pertumbuhan sempurna salah

Page 38: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

27

satunya ialah umur saat hamil terlalu mudah (kurang dari 20

tahun) atau terlalu tua (di atas 35 tahun) (Manuaba,2009).

b. Pendidikan

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar

yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,

perkembangan atau perubahan ke arah lebih dewasa, lebih

baik, dan lebih matang dari individu, kelompok atau

masyarakat (Notoadmodjo, 2007).

Latar belakang pendidikan seseorang merupakan

salah satu unsure penting yang dapat mempengaruhi keadaan

gizinya karena dengan tingkat pendidikan tinggi diharapkan

pengetahuan/informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih

baik.

c. Paritas

Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita

yang berkaiatan dengan jumlah anak tang dilahirkan. Paritas

juga merupakan salah satu factor yang sangat berpengaruh

terhadap hasil konsepsi. Perlu diwaspadai karena ibu pernah

hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih. Maka

kemungkinan banyak akan ditemui keadaan kesehatan

terganggu (anemia, kurang gizi), kekendoran pada dinding

perut dan dinding rahim.

Page 39: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

28

D. Landasan Teori

Pengetahuan atau kognitif ibu tentang gizi pada masa

kehamilan adalah hasil yang terjadi setelah seorang ibu melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang sebagian besar

diperoleh melalui indra mata dan telinga. Pengetahuan merupakan

bagian yang penting dalam membentuk praktek seseorang. Oleh

karena itu, dapat dikatakan bahwa pengetahuan ibu tentang gizi pada

masa kehamilan adalah merupakan hasil tahu seseorang ibu setelah

melakukan berbagai penginderaan terhadap sejumlah objek yang

berkaitan dengan gizi pada masa kehamilan (Supariasa 2006).

Pemenuhan kebutuhan gizi pada ibu hamil yang berkaitan erat

dengan tinggi rendahnya pengetahuan ibu tentang gizi. Tingkat

pengetahuan kecukupan gizi pada ibu merupakan kemampuan

seseorang ibu dalam memahami konsep dan prinsip serta informasi

yang berhubungan dengan gizi. Tingkat pengetahuan ibu sendiri

dipengaruhi oleh pengalaman, factor pendidikan, lingkungan, social,

sarana dan prasarana maupun derajat penyuluhan yang diperoleh.

Page 40: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

29

E. Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka Konsep

Umur

Paritas

Pendidikan

Pengetahuan ibu hamil

tentang gizi dalam

kehamilan

Page 41: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan atau

menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau

masyarakat (Notoatmodjo, 2002).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilakukan pada bulan Juni 2017 di Puskesmas Poasia.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian adalah semua ibu hamil di Puskesmas Poasia

Kota Kendari yang datang memeriksakan kehamilan di poli KIA

dari bulan Juli-Desember tahun 2016 sebanyak 240 orang.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah semua ibu hamil yang datang

memeriksakan kehamilan di Puskesmas Poasia Kota Kendari.

Tehnik pengambilan sampel dengan cara accidental sampling.

Besar sampel penelitian sebanyak 20-25% dari jumlah populasi

(Arikunto, 2010).

n =

n =

n = 48

Page 42: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

31

D. Sumber Data

1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek

penelitian dengan mengenakan alat ukur atau alat pengambilan

data langsung pada subyek sebagai sumber informasi (Badriah,

2006). Data primer diperoleh dengan cara peneliti membagikan

kuesioner kepada responden.

2. Data sekunder yaitu bahan kajian yang digambarkan oleh dan

bukan yang ikut mengalami atau yang hadir pada waktu kejadian

(Arikunto, 2010). Data sekunder diperoleh dari registrasi ibu hamil

di Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang terdiri dari 20

pernyataan. Jika jawaban benar diberi nilai 1 dan jika jawaban salah

diberi nilai 0. Pernyataan yang mendukung sebanyak 16 soal dan

pernyataan yang tidak mendukung sebanyak 4 soal.

F. Definisi Operational

1. Pengetahuan adalah kemampuan ibu menjawab dengan benar

tentang gizi ibu dalam kehamilan sesuai kuesioner.

a) Baik : bila ibu menjawab dengan benar 76% - 100%

b) Cukup : bila ibu menjawab dengan benar 56%-75%

c) Kurang : bila ibu menjawab dengan benar ≤55%

(Arikunto, 2010)

Page 43: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

32

2. Umur adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan sampai ibu

tersebut hamil.

a) <20 tahun

b) 20-35 tahun

c) >35 tahun

3. Paritas adalah jumlah persalinan yang telah dialami oleh ibu yang

tertera dalam buku register.

a) Nullipara

b) Primipara

c) Multipara

d) Grandemultipara (Manuaba, 2010)

4. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir ibu yang

tertera dalam buku register.

a. Pendidikan dasar

b. Pendidikan menegah

c. Pendidikan tinggi (Diknas, 2003)

G. Pengolahan dan Penyajian Data

1. Pengolahan Data

a. Editing

Editing adalah memeriksa kembali kuesioner yang telah

diserahkan responden kepada pengumpul data. Tujuan editing

adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan daftar

pertanyaan yang sudah diselesaikan. Hasil kegiatan editing

Page 44: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

33

memperlihatkan tidak ada jawaban responden yang tidak

lengkap, sehingga seluruh jawaban responden dapat dijadikan

data penelitian.

b. Coding

Coding adalah mengklasifikasi jawaban dari para responden ke

dalam kategori. Klasifikasi dilakukan dengan cara memberi kode

berbentuk angka pada masing-masing jawaban, jawaban benar

diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0.

c. Scoring

Langkah berikutnya setelah coding adalah melakukan scoring.

Scoring dilakukan untuk mengetahui total skor dari jawaban

responden atas kuesioner tentang pengetahuan. Scoring

didasarkan pada jumlah jawaban yang benar atas kuesioner

tentang pengetahuan gizi pada kehamilan.

d. Tabulating

Dilakukan dengan memasukkan skor nilai ke dalam tabel.

Jawaban yang sudah diberi kode kategori jawaban kemudian

dimasukkan dalam tabel.

2. Penyajian Data

Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan

diberikan narasi.

Page 45: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Poasia

1. Letak Geografis

Puskesmas Poasia terletak di Kecamatan Poasia Kota

kendari, sekitar 9 km dari Ibukota Propinsi. Wilayah kerja

Puskesmas Poasia sebagian besar merupakan dataran rendah

dan sebagian merupakan perbukitan sehingga sangat ideal untuk

pemukiman. Pada bagian utara berbatasan dengan Teluk Kendari

yang sebagian besar berupa hamparan empang. Pada bagian

barat mencakup 2 kelurahan (Kelurahan Anduonohu dan

Kelurahan Rahandouna) merupakan daerah dataran yang ideal

untuk pemukinan sehingga sebagian besar penduduk bermukim di

kedua kelurahan tersebut. Secara geografis dijelaskan seperti

berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu.

Luas wilayah kerja Puskesmas Poasia sekitar 4.175 Ha

atau 44.75. KM2atau 15,12 % dari luas daratan Kota Kendari

terdiri dari 4 Kelurahan definitif, Yaitu Anduonohu luas 1.200 Ha,

Rahandouna luas 1.275 Ha, Anggoeya luas 1.400 Ha dan

Page 46: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

35

Matabubu luas 300 Ha. dengan 82 RW/RK dengan jumlah

penduduk 25.474 jiwa serta tingkat kepadatan penduduk 49

orang/m2atau 490 orang/KM

2, dengan tingkat kepadatan hunian

rumah rata-rata 5 orang/rumah.

2. Letak Demografi

Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati

suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang

kependudukan sangat penting artinya di dalam menghitung

sebaran jumlah penduduk, usia penduduk, pekerjaan, pendapatan

dan pendidikan. Data diperoleh dari laporan penduduk, sensus

penduduk dan survei penduduk. Jumlah penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Poasia pada tahun 2015 sebanyak 27058 jiwa yang

tersebar di 4 wilayah kelurahan.

3. Sarana sosial

Penduduk wilayah Kecamatan Poasia sebagian besar penganut

agama Islam 59,7%, agama Kristen protestan 24%, Kristen katolik

5% dan agama Hindu 1%. Sarana ibadah berupa Mesjid 19 unit,

dan gereja 2 unit. Bahasa pengantar sehari-hari yang

dipergunakan masyarakat Kecamatan Poasia adalah Bahasa

Indonesia. Seluruh kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas

Poasia dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat, kecuali

pada beberapa dusun yang agak terpencil yang hanya bisa

dijangkau dengan kendaraan roda dua. Wilayah kerja Puskesmas

Page 47: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

36

Poasia merupakan daerah pengembangan yang ditandai dengan

pesatnya pertambahan pemukiman ataupun perumahan.

Perkembangan ini diikuti dengan pertambahan sarana prasarana

sosial kemasyarakatan.

4. Sarana Puskesmas

Puskesmas Poasia dalam melaksanakan kegiatannya baik

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif ditunjang oleh:

a. Puskesmas Pembantu sebanyak 2 unit tediri dari:

1) Pustu Anggoeya

2) Pustu Batumarupa

b. Pondok bidan Kelurahan sebanyak 4 buah, terdapat di

Kelurahan:

1) Kelurahan Anduonohu

2) Kelurahan Matabubu

c. Kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 2 unit

d. Kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 14 unit

e. Posyandu aktif sebanyak 16 unit

f. Posyandu Usia Lanjut sebanyak 4 unit

g. Dukun terlatih sebanyak 4 orang

h. Kader posyandu sebanyak 75 orang

i. Toko obat berizin sebanyak 4 buah

j. Apotek

Page 48: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

37

k. Puskesmas Poasia merupakan Puskesmas Perawatan

dengan kapasitas tempat tidur 17 buah, yang terdiri dari

perawatan persalinan dengan kapasitas tempar tidur 2 buah

dan perawatan umum dengan kapasitas tempat tidur 15 buah.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilaksanakan pada bulan

Juni 2017 pada 48 ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilan di

Puskesmas Poasia diperoleh data sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu tentang Gizi dalam Kehamilan

Tabel 1. Distribusi Pengetahuan ibu tentang Gizi dalam kehamilan

di Puskesmas Poasia Per Juni Tahun 2017

Pengetahuan n %

Baik 26 54,16

Cukup 15 31,25

Kurang 7 14,58

Jumlah 48 100

Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 1 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang Gizi dalam

kehamilan di Puskesmas Poasia sebagian besar mempunyai

pengetahuan baik (54,16%) dan 14,58% mempunyai pengetahuan

kurang.

2. Pengetahuan ibu tentang Gizi dalam Kehamilan menurut umur

ibu

Page 49: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

38

Tabel 2. Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi dalam Kehamilan

menurut umur ibu di Puskesmas Poasia Per Juni Tahun

2017

Umur Pengetahuan

n % Baik Cukup Kurang

<20 0 0 0 0 0

20-35 26 14 7 47 97,91

>35 0 1 0 1 2,08

Jumlah 26 15 7 48 100

Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 2 menunjukkan dari 48 ibu hamil yang menjadi responden

penelitian, 47 orang (97,91%) berada dalam rentang usia reproduksi

sehat. Ibu dengan pengetahuan baik juga paling banyak pada ibu

dengan umur 20-35 tahun sebanyak 26 orang (54,16%).

3. Pengetahuan ibu tentang Gizi dalam Kehamilan menurut

pendidikan ibu

Tabel 3. Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi dalam Kehamilan

menurut Pendidikan ibu di Puskesmas Poasia Per Juni

Tahun 2017

Pendidikan Pengetahuan

N % Baik Cukup Kurang

Dasar 4 4 3 11 22,91

Menengah 14 10 4 28 58,33

Tinggi 8 1 0 9 18,75

Jumlah 26 15 7 48 100

Sumber : Data Primer, 2017

Page 50: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

39

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 48 ibu hamil yang menjadi

responden penelitian, paling banyak dengan pendidikan menengah

(SMP, SMA, SMK) sebesar 28 orang (58,33%). Pengetahuan ibu yang

baik juga berada pada tingkat pendidikan menengah sebanyak 14

orang (29,16%).

4. Pengetahuan ibu tentang Gizi dalam Kehamilan menurut

paritas ibu

Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi dalam Kehamilan

menurut Paritas ibu di Puskesmas Poasia Per Juni Tahun

2017

Paritas Pengetahuan

n % Baik Cukup Kurang

Nullipara 9 6 2 17 35,41

Primipara 10 15 2 17 35,41

Multipara 7 4 3 14 29,16

Grandemulti 0 0 0 0 0

Jumlah 26 15 7 48 100

Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 48 ibu hamil yang menjadi

responden penelitian, paling banyak ibu dengan nullipara dan

primipara masing-masing 17 orang. Pengetahuan ibu yang baik paling

banyak pada ibu dengan primipara sebanyak 10 orang.

C. Pembahasan

1. Pengetahuan ibu tentang gizi dalam kehamilan

Hasil penelitian di Puskesmas Poasia pada 48 ibu hamil

menunjukkan pengetahuan Ibu tentang gizi dalam kehamilan

Page 51: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

40

54,16% mempunyai pengetahuan baik, 31,25% pengetahuan

cukup dan 14,58% dengan pengetahuan kurang. Sebagian besar

ibu sudah banyak yang memiliki pengetahuan baik, namun bagi ibu

yang masih mempunyai pengetahuan cukup dan kurang, sehingga

sangat penting dilakukan sosialisasi dan peningkatan informasi

berkaitan tentang gizi kehamilan sehingga ibu secara keseluruhan

diharapkan mengerti dan memahami pentingnya gizi ketika hamil.

Pengetahuan terbentuk dari hasil penginderaan seseorang

terhadap suatu objek (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang, salah satunya

pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam kehamilan.

Pengetahuan ibu dapat berkontribusi baik terhadap kesehatan Ibu

dan janin. Pengetahuan ibu yang baik dapat menjadi motivasi

dalam berperilaku di kehidupannya. Terbentuknya pengetahuan

dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan

sosial budaya (Notoatmodjo, 2010).

Salah satu faktor yang mempengaruhi asupan gizi bagi ibu

hamil adalah pengetahuan. Masih banyak ibu hamil dengan tingkat

pengetahuan rendah tentang gizi selama masa kehamilan, bahkan

masih banyak ibu hamil yang mempunyai pendapat yang salah

tentang jumlah asupan gizi yang harus diperoleh, misalnya

pendapat yang menyatakan bahwa ibu hamil tidak boleh terlalu

banyak mengkonsumsi makanan karena dapat membuat janin

Page 52: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

41

terlalu besar sehingga menyulitkan proses persalinan

(Christianingrum, 2005). Pada trimester ke II Gizi dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin dan persiapan untuk

menyimpan lemak dan zat gizi lain untuk cadangan sebagai bahan

pembentuk ASI pada saat menyusui. Pada tahap terakhir atau

trimester ketiga, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung

pesatnya pertumbuhan janin dan pembentukan otak. Kebutuhan

energy janin didapat dari cadangan energy yang disimpan ibu

selama tahap sebelumnya (Haryanto, 2000).

Hasil penelitian Anna Rofoatun (2015) di BPM Suminten

Pule Mantingan Ngawi tentang pengetahuan ibu tentang gizi dalam

masa kehamilan menunjukkan 70,12% mempunyai pengetahuan

cukup, 19,48% pengetahuan baik dan 10,4% pengetahuan kurang.

2. Pengetahuan ibu tentang gizi dalam kehamilan menurut umur ibu

Umur ibu yang menjadi responden penelitian 47 orang

(97,9%) berada dalam kategori usia reproduksi sehat (20-35) dan

hanya 1 orang (2,08% umur >35 tahun. Pengetahuan ibu yang

baik paling banyak pada umur 20-35 sebanyak 26 orang (54,16%).

Hal ini menunjukkan hal yang positif karena ibu hamil pada usia

reproduksi sehat.

Umur berkaitan dengan pengetahuan seseorang. Umur

terkait dengan kedewasaan berpikir. Individu dengan usia dewasa

cenderung mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik

Page 53: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

42

dibandingkan dengan individu dengan usia yang jauh lebih muda.

Pengetahuan ibu tentang gizi dalam kehamilan berhubungan

dengan umur. Semakin cukup umur seseorang maka tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja. Semakin matang umur seseorang maka

pengetahuan yang dimiliki akan semakin tinggi. Hasil analisa

penelitian adalah semakin dewasa usia seseorang, cenderung

akan lebih baik pengetahuannya tentang suatu hal dibandingkan

dengan usia yang lebih muda (Notoatmodjo, 2010).

3. Pengetahuan ibu tentang gizi dalam kehamilan menurut

pendidikan ibu

Klasifikasi pendidikan responden ibu hamil di Puskesmas

Poasia menunjukkan 28 orang (58,3%) pendidikan menengah

(SMP, SMA dan SMK), 11 orang (22,9%) pendidikan dasar (SD)

dan 9 orang (18,75%) pendidikan tinggi (diploma dan sarjana).

Pengetahuan ibu yang baik lebih banyak pada ibu dengan

pendidikan menengah 14 orang dan Ibu dengan pendidikan tinggi

sebanyak 8 orang.

Pengetahuan seseorang sangat berperan dalam perilaku

kesehatan masyarakat. Pengetahuan dapat diperoleh dari

pendidikan formal dan informal, sehingga dapat menghasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan (Wawan & Dewi, 2010).

Penelitian Anna Rofiatiun (2015) di BPM Suminten Ngawi

Page 54: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

43

menunjukkan hasil sebagian besar ibu mempunyai pengetahuan

cukup, dimana sebagian besar ibu dengan pengetahuan yang

cukup adalah pendidikan SMA.

4. Pengetahuan ibu tentang gizi dalam kehamilan menurut paritas ibu

Paritas ibu yang menjadi responden penelitian 17 orang

nullipara (35,41%), 17 orang (35,41%) primipara dan 14 orang

(29,16%) multipara. Responden dengan pengetahuan baik paling

banyak pada primipara.

Hal ini sesuai dengan penelitian (Amrina, 2013) yang

menunjukkan bahwa ibu yang paritasnya lebih dari satu lebih

memiliki pengalaman sehingga mampu mengaplikasikan dalam

kehidupannya sehari-hari. Ibu dengan nullipara (hamil pertama)

cenderung memiliki pengetahuan yang baik dibanding ibu hamil

multi, dikarenakan ibu hamil primipara selalu mencari tahu

informasi tentang kehamilannya, dan selalu ingin tahu keadaan

dalam dirinya dan janin tentang asupan gizi pada kehamilannya

(Supriasih,2001).

Pengetahuan ibu yang baik paling banyak pada ibu dengan

primipara (ibu yang pernah melahirkan anak hidup). Ibu dengan

primipara memperoleh pengalaman dari kehidupannya sendiri atau

orang lain (tetangga atau keluarga). Pengalaman yang didengar

atau diihat dapat membentuk pengetahuan ibu mengenai sesuatu

hal (Notoatmodjo, 2010).

Page 55: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam kehamilan sebagian

besar mempunyai pengetahuan baik sebanyak 26 orang (54,16%).

2. Ibu hamil dengan pengetahuan baik tentang gizi dalam kehamilan

menurut umur, paling banyak pada ibu dengan umur 20-35 tahun

sebanyak 26 orang (54,16%).

3. Ibu hamil dengan pengetahuan baik tentang gizi dalam kehamilan

menurut pendidikan, lebih banyak pada ibu dengan pendidikan

menengah sebanyak 14 orang (29,16%)

4. Ibu hamil dengan pengetahuan baik tentang gizi dalam kehamilan

menurut paritas, paling banyak pada ibu dengan primipara

sebanyak 10 orang (20,83%).

B. Saran

1. Pelayanan antenatal care perlu dilakukan lebih maksimal

khususnya dalam alokasi waktu penyuluhan sehingga bidan atau

tenaga kesehatan terkait dapat menggali lebih banyak

pengetahuan ibu tentang gizi kehamilan sehingga diharapkan

semua ibu hamil dapat mengerti dan memahami pentingnya gizi

selama kehamilan.

2. Masih ada ibu dengan grandemultipara sehingga perlu dilakukan

pemantauan lebih maksimal bagi ibu hamil yang beresiko.

Page 56: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

45

3. Masih ada ibu dengan pendidikan dasar dan menengah sehingga

penggunaan bahasa dalam komunikasi atau konseling gizi dalam

kehamilan penting memperhatikan karakteristik pendidikan ibu.

4. Informasi tentang gizi kehamilan penting diberikan kepada setiap

ibu hamil baik ibu hamil pertama maupun hamil kedua atau lebih.

Page 57: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

DAFTAR PUSTAKA

Anna Rofiatun, M. 2015. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu

Hamil di BPM Suminten Pule Mantingan Ngawi. Karya Tulis. Prodi D-III Kebidanan STIKES Kusuma Husada. Surakarta.

Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Renika Cipta. Arisman MB. 2009. Gizi dalam daur kehidupan Edisi 2. Jakarta: EGC. Asrinah. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan, Yogyakarta: Graha

Ilmu Christianingrum. 2005. Gizi untuk Kebutuhan. Jakarta, Puspa Swara Chomariah. 2012. Makanan Sehat Seimbang Bagi Ibu Hamil. Kompas

Gramedia. Jakarta Saputro,C. Pentingnya Antenatal care Selama Kehamilan,

www.waingapu.com diakses tanggal 07 Februari 2017 Supriasih, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta. EGC Haryanto,dkk. 2000. Makanan sehat untuk ibu hamil. Jakarta, Puspa

Swara Hani, Ummi. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis

,Jakarta: Salemba Hasri Yulianti. Veni Hadju. Ema Alasiry. 2016. Pengaruh Ekstrak Daun

Kelor terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada remaja Putri di SMU Muhammadiyah Kupang. JST Kesehatan Juli 2016, vol.6 no.3 : 399-404. ISSN 2252-5416.

Nur, I. Karya Tulis Ilmiah Tentang Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu

Hamil Tentang Nutrisi Dalam Kehamilan. http://dsyme.blogspot.om

diakses tanggal 07 Februari 2017

Noviana, A. 2015. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional. http: // www.hukum online.com. diakses tanggal 28 Februari 2017.

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta.

Page 58: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

Kementrian Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013 , Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Memahami Kesehatan Reproduksi

Wanita. Jakarta: EGC. Marlenywati. 2010. Resiko Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu Hamil

Remaja (usia 15-19 tahun) di kota Pontianak Tahun 2010. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

Mutalazimah. 2005. Hubungan lingkar lengan atas (LLA) dan kadar

hemoglobin (Hb) ibu hamil dengan berat bayi lahir di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi .

Notoadmodjo, S. 2010. Pendidikan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta

Rineka Cipta. Proverawati dan Asfuah. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan.

Yogyakarta: Nuha Medika. Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2012. Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan ,

Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika World health Organization (WHO). 2014. Maternal Mortality. Diakses

tanggal 06 Februari 2017. Wiknjosastro H. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Page 59: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS POASIA KOTA KENDARI TAHUN 2017

IDENTITAS IBU

Nama : Umur : Pendidikan : Pekerjaan :

Alamat :

DATA KEHAMILAN

Kehamilan ke- : Jumlah Anak : Lingkar Lengan Atas :

PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN

Pilihlah jawaban yang dianggap benar sesuai pengetahuan ibu tanpa melihat

catatan atau bertanya pada responden lain dengan cara memberikan tanda

cheklist (√) pada salah satu kolom benar atau salah

NO PERNYATAAN Benar Salah

1 Kebutuhan gizi selama hamil ditujukan untuk kebutuhan

ibu dan janin yang dikandung

2 Ikan, daging, telur merupakan sumber makanan yang

banyak mengandung protein

3 Ibu hamil tidak dianjurkan untuk makan ikan selama

hamil atau menyusui karena dapat menyebabkan ASI

menjadi amis

4 Sagu dan beras merupakan sumber makanan yang

banyak mengandung karbohidrat

5 Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan ibu melahirkan

bayi dengan berat badan lahir rendah

6 Vitamin dan mineral banyak terdapat dalam sayur dan

buah-buahan

7 Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan anemia

(kurang sel darah merah)

Page 60: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

8 Ibu hamil yang mengalami anemia beresiko mengalami

perdarahan saat proses persalinan

9 Kekurangan zat gizi pada akhir kehamilan 7-9 bulan

dapat menyebabkan kelahiran prematur dan gangguan

pertumbuhan janin

10 Kebutuhan zat gizi saat hamil dan tidak hamil sama saja

11 Tolak ukur kesehatan ibu hamil dapat dilihat dengan

kenaikan berat badan selama hamil

12 Ibu hamil dianjurkan minum kopi atau teh setelah makan

13 Makanan yang terbaik bagi ibu hamil adalah bervariasi

14 Ibu hamil yang mengalami mual dan muntah pada awal

kehamilan sebaiknya makan dengan porsi kecil dan

sering

15 Kebutuhan gizi pada awal kehamilan ditujukan untuk

pembentukan organ penting janin

16 Kekurangan zat gizi pada umur kehamilan 0-3 bulan

dapat menyebabkan kelainan saraf pusat bayi

17 Kalsium dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan

gigi janin

18 Bayam, brokoli, jeruk dan pisang adalah sumber

makanan yang banyak mengandung asam folat

19 Makanan yang mengandung zat besi banyak terdapat

pada buah-buahan

20 Ibu yang mengalami kurang gizi (KEK) dapat berisiko

bagi kesehatan ibu dan janin yang dikandung

Page 61: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).
Page 62: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).
Page 63: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).
Page 64: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

DATA HASIL PENELITIAN

No Nama Umur Pendidikan Paritas Pengetahuan

<20 20-35 >35 Dasar Menengah Tinggi N P M G Benar % Kategori

1 Ny. F 22 SMA √ 18 90 Baik

2 Ny. E 24 SMP √ 11 55 Kurang

3 Ny.E 29 SMA √ 10 50 Kurang

4 Ny.S 28 SMA √ 15 75 Cukup

5 Ny.S 29 SMK √ 15 75 Cukup

6 Ny.S 27 SMP √ 15 75 Cukup

7 Ny.R 28 SMA √ 12 60 Cukup

8 Ny.J 30 S1 √ 13 65 Cukup

9 Ny.I 34 SD √ 10 50 Kurang

10 Ny.S 35 SD √ 11 55 Kurang

11 Ny.N 22 SMA √ 11 55 Kurang

12 Ny.R 23 SMA √ 11 55 Kurang

13 Ny.C 29 S1 √ 19 95 Baik

14 Ny.N 27 √ 19 95 Baik

15 Ny.M 32 S1 √ 19 95 Baik

16 Ny.N 34 SD √ 12 60 Cukup

17 Ny.H 44 SD √ 14 70 Cukup

18 Ny.K 28 SD √ 13 65 Cukup

Page 65: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

19 Ny.Y 24 SMP √ 15 75 Cukup

20 Ny.A 27 SMA √ 14 70 Cukup

21 Ny.i 20 SMA √ 13 65 Cukup

22 Ny.T 22 SMA √ 12 60 Cukup

23 Ny.S 32 SMA √ 14 70 Cukup

24 Ny.R 32 SMP √ 15 75 Cukup

25 Ny.S 26 SMU √ 17 85 Baik

26 Ny.L 30 SD √ 16 80 Baik

27 Ny.N 24 SD √ 16 80 Baik

28 Ny.F 25 SD √ 17 85 Baik

29 Ny.D 23 SD √ 17 85 Baik

30 Ny.I 34 S1 √ 19 95 Baik

31 Ny.H 30 S1 √ 16 80 Baik

32 Ny.A 30 S1 √ 19 95 Baik

33 Ny.K 33 S1 √ 19 95 Baik

34 Ny.R 30 D3 √ 19 95 Baik

35 Ny.I 21 SMA √ 17 85 Baik

36 Ny.K 23 SMK √ 19 95 Baik

37 Ny.L 26 SMA √ 18 90 Baik

38 Ny.R 24 SMA √ 17 85 Baik

39 Ny.D 31 SMA √ 16 80 Baik

Page 66: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/KTI ITA.pdf · lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%).

40. Ny.N 30 SMP √ 16 80 Baik

41

42

Ny.N

Ny.S

31

28

SMA

SMK

16

16

80

80

BaiK

Baik

43 Ny.N 23 SMA √ 18 90 Baik

44 Ny.D 28 SMA √ 18 90 Baik

45 Ny.F 30 SMP √ 17 85 Baik

46 Ny.R 24 SMP √ 19 95 Baik

47 Ny.D 28 SD √ 15 75 Cukup

48 Ny.R 32 SD √ 8 40 Kurang