Pengertian Steroid
-
Upload
muhammaddzikr -
Category
Documents
-
view
124 -
download
1
description
Transcript of Pengertian Steroid
Pengertian Steroid
Steroid merupakan senyawa yang memiliki kerangka dasar triterpena asiklik. Ciri umum steroid ialah sistem empat cincin yang tergabung. Cincin A, B dan C beranggotakan enam atom karbon, dan cincin D beranggotakan lima.
Gambar 1. Struktur Steroid dan Penomorannya
Kolestrol merupakan steroid yang terbanyak di dalam tubuh manusia. Kolestrol memiliki struktur dasar inti steroid yang mengandung gugus metil, gugus hidroksi yang terikat pada cincin pertama, dan rantai alkil. Kandungan kolestrol dalam darah berkisar 200-220 mg/dL, meningkatnya kadar kolestrol dalam darah dapat menyempitkan pembuluh darah di jantung, sehingga terjadi gangguan jantung koroner. Pengobatan yang sering dilakukan adalah melebarkan pembuluh darah seperti, memasang ring atau melakukan operasi. Kolestrol dalam tubuh dibentuk di dalam liver dari makanan.
Gambar 2. Struktur Kolestrol
Garam empedu merupakan hasil sintesa kolestrol dan disimpan dalam bladder. Peran senyawa ini adalah untuk mengemulsikan asam lemak dan minyak, sehingga memperluas permuakaan lipida yang akan dibongkar secara enzimatik.
1
\
Gambar 3. Struktur Molekul Garam Empedu
Fungsi Steroid
Secara rinci beberapa fungsi steroid adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan laju perpanjangan sel tumbuhan
2. Menghambat penuaan daun
3. Mengakibatkan lengkuk pada daun rumput-rumputan
4. Menghambat gugurnya daun
5. Menghambat pertumbuhan akar tumbuhan
6. Mengakibatkan resistensi pucuk tumbuhan kepada stress tumbuhan
7. Menstimulasi perpanjangan sel di pucuk tumbuhan
8. Merangsang diferensiasi xylem tumbuhan
9. Menghambat pertumbuhan pucuk daun pada saat kahat udara dan endogenus
karbohidrat
10. Merangsang pertumbuhan pucuk tumbuhan
Biosintesis Steroid
Berdasarkan target organnya, hormone steroid terbagi menjadi dua sub kelompok yakni
hormone seksual termasuk hormone progestasional (progestin dan estrogen) dan hormone
adrenal. Kedua kelompok tersebut berasal dari kolesterol yang mempunyai struktur dasar
siklopentanoperhidrofenantren. Biosintesis hormon steroid termasuk testoteron dimulai dari
perubahan kolesterol menjadi pregnenolon. Pengaturan biosintesis hormon steroid
diperantarai oleh peningkatan cAMP intaselular ataupun oleh Ca+2 melalui jalur inositol
trifosfat. Rangsangan terhadap cAMP dapat bersifat akut maupun kronis. Rangsangan akut
2
dimulai sejak pengiriman kolesterol ke dalam inner mitokondria dengan perantaraan
steroidogenic acute regulatory (StAR), sedangkan rangsangan kronis terjadi pada saat
pengubahan kolesterol menjadi pregnenolon. Dalam stadium ini, proses konversi
berlangsung di dalam mitokondria dengan membubuhkan enzim side chain cleavage (scc).
NADPH, oksigen serta sitokrom P450 secara terbatas sesuai dengan kebutuhan . Berbeda
dengan reseptor hormone protein, reseptor steroid terletak di dalam sitoplasma sel atau inti
sel. Mula-mula hormon masuk kedalam sel dengan cara difusi dan segera mengikat reseptor
protein spesifikdi dalam sitoplasma. Reseptor hormone streroid secara inaktif berada dalam
suatu heat shock protein 90 (hsp 90). Apabila terjadi ikatan antara hormon dan reseptor,
maka hsp 90 menjadi aktif dan meleaskan diri. Kemudian ikatan hormon dan reseptor akan
segera menuju ke nukleus. Di dalam nukleus, ikatan kompleks hormon reseptor akan
mempengaruhi koaktivator dan factor transkripsi secara menyeluruh untuk menghasilkan
suatu kompleks transkripsional aktif yang nantinya akan mempertinggi ekspresi gen dan
menimbulkan efek hormon sterid.
Mekanisme Kerja Steroid
1. Hormon steroid melewati membren sel masuk ke dalam sitoplasma setiap sel, baik
sel target hormon steroid maupun sel lain. Tetapi, reseptor hormon steroid hanya
terdapat di dalam sel target di dalam sitoplasmanya.
2. Bila hormon steroid berikatan dengan reseptor sitoplasma, maka kompleks hormon
reseptor tersebut dengan atau tanpa modifikasi akan ditransportasi ke tempat
kerjanya ( sites of action ) di dalam inti sel, yaitu pada kromatin. Selanjutnya,
terjadilah beberapa hal yang berhubungan dengan peningktana sintesis protein
sesuan dengan fungsi masing-masing sel target.
Hormon steroid dibagi menjadi dua golongan, yaitu hormon adrenokortikoid dan hormon kelamin. 1. Hormon Adrenokortikoid merupakan hormon steroid yang disintesis dari kolesterol dan diproduksi oleh kelenjar adrenalis bagian korteks. Pengeluaran hormon ini dipengaruhi oleh adreno cortico tropin hormon (ACTH) yang berasal dari pituitary anterior. Hormon ini disebut pula dengan nama adrenokortikosteroid, adrenokortikal, kortikosteroid atau kortikoid. Beberapa fungsi fisiologinya behubungan dengan sistem kardiovaskular dan darah, sistem saraf pusat, otot polos dan stress. Hormon adrenokortikoid dibagi menjadi dua kelompok yaitu hormon mineralokortikoid dan glukokortikoid.
3
a. Hormon mineralokortikoid, hormon ini terutama digunakan untuk pengobatan penyakit Addison kronik. Hormon ini dapat meningkatkan pemasukan ion natrium dan pengeluaran kalium ditubulus ginjal. Mekanisme kerja hormon mineralokortikoid berhubungan dengan metabolisme elektrolit dan air. Hormon ini memelihara fungsi normal ginjal, yaitu dengan mengatur pemasukan ion natrim dan pengeluaran ion kalium. Pada tingkat molekular, hormon berinteraksi membentuk kompleks terpulihkan dengan reseptor khas yang terdapat pada bagian inti ginjal. Pembentukan kompleks tersebut merangsang sintesis RNA dan enzim yang diperlukan untuk pengangkutan aktif ion Na, menghasilkan efek mineralokortikoid. Contoh hormon mineralokortikoid adalah : Aldosteron, Deoksikortikosteron dan Fludrokortison.
b. Hormon Glukokortikoid, hormon glukokortikoid mempunyai efek antiradang dan digunakan untuk pengobatan kelainan pada jaringan kolagen, kelainan hematologis (leukemia) dan pernafasan (asma), untuk pengobatan rematik, pengobatan rematik karena alergi tertentu, seperti dermatologis yang berat, penyakit saluran cerna dan penyakit hati. Hormon glukokortikoid efektif untuk pengobatan penyakit schock Addison, sembab otak, hiperkalsemia dan miastenia gravis. Hormon glukokortikoid dapat berbahaya bila digunakan secara tidak tepat. Penggunaan jangka panjang menyebabkan efek samping cukup berat, seperti hipokalemia, tukak lambung, penekanan pertumbuhan, osteoporosis, muka bulat, penekanan sekresi kortikotropin, atropi kulit, memperberat penyakit diabetes mellitus, mudsh terkena infeksi, glaucoma, hipertensi, gangguan menstruasi, dan perubahan mental dan tingkah laku. Mekanisme kerja hormon glukokortikoid berhubungan dengan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak serta dapat merangsang sintesis glukosa dan glikogen. Efek anti radang hormon glukokortikoid berhubungan dengan kemampuannya untuk merangsang biosintesis protein lipomodulin, yang dapat menghambat kerja enzimatik fosfolipase A2 sehingga mencegah pelepasan mediator proses peradangan, yaitu asam arakhidonat dan metabolitnya, seperti prostaglandin, leukotrien, tromboksan dan prostasiklin. Contoh hormon glukokortikoid adalah : hidrokortison, predison, deksomethason.
Semua anggota kelompok utama steroid seks (androgen, progestin dan estrogen) bekerja melalui rangkaian kerja serupa untuk menghasilkan respon seluler berupa :
1. Pemindahan steroid ke dalam nukleus2. Pengikatan intra nuklear3. Mengaktivasi reseptor dari bentuk tidak aktif menjadi aktif4. Pengikatan kompleks reseptor-steroid ke elemen regulator dalam DNA
(desoksiribunukleic acid)5. Transkripsi dan sintesis messenger asam ribonukleat (mRNA) yang baru6. Translasi mRNA dengan sintesis protein baru dalam sel
4
Mekanisme kerja glukokortikoid dan mineralokortikoid berbeda dengan mekanisme kerja steroid seks. Keduanya terikat pada reseptor dalam sitoplasma sel. Kompleks reseptor-hormon secara berturutan dipindahkan ke nukleus dan akan berikatan dengan DNA.
5