Pengertian Patient Safety

6
. PENGERTIAN PATIENT SAFETY Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. 3. TUJUAN PATIENT SAFETY Tujuan “Patient safety” adalah 1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS 2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit thdp pasien dan masyarakat; 3. Menurunnya KTD di RS 4. Terlaksananya program-program pencegahan shg tidak terjadi pengulangan KTD. TUJUH LANGKAH Standar keselamatan pasien menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pasal 7 ayat (2) meliputi: 1. Hak pasien; 2. Mendidik pasien dan keluarga; 3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan; 4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien; 5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien; 6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien;dan 7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien. http://www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/453 https://marsenorhudy.wordpress.com/2011/01/07/patient-safetiy- keselamatan-pasien-rumah-sakit/ DTT dan Sterilisasi (Proses Peralatan Bekas Pakai) I. Membuat larutan klorin Dalam setiap tindakan, wajjjjibb hukumnya bagi setiap tenaga medis untuk memperhatikan tentang pe-I (pencegahan infeksi). Maka dari itu, wajjjjibb pula untuk mengetahui setiap langkah dari pe-I itu sendiri. Hal dasar yang wajjjjib dimengerti oleh para tenaga medis mengenai pe-I, salah satunya adalah bagaimana membuat laruan klorin 0,5 %. Nah, di bawah ini, iang akan share sedikit tentang bagaimana cara membuat larutan klorin tersebut, mudah-mudahan dapat bermanfaat! Untuk membuat larutan klorin, yang pertama harus dilakukan adalah menentukan dulu jenis konsentratnya. Karena, lain jenis lain pula cara perhitungnnya. Hanya dibutuhkan sedikit perhitungan yang sangat sederhana..

description

Pengertian Patient Safety

Transcript of Pengertian Patient Safety

. PENGERTIAN PATIENT SAFETYPatient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman.Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.3. TUJUAN PATIENT SAFETYTujuan Patient safety adalah1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit thdp pasien dan masyarakat;3. Menurunnya KTD di RS4. Terlaksananya program-program pencegahan shg tidak terjadi pengulangan KTD.TUJUH LANGKAHStandar keselamatan pasien menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pasal 7 ayat (2) meliputi:1. Hak pasien;2. Mendidik pasien dan keluarga;3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan;4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien;5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien;6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien;dan7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.http://www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/453https://marsenorhudy.wordpress.com/2011/01/07/patient-safetiy-keselamatan-pasien-rumah-sakit/DTT dan Sterilisasi (Proses Peralatan Bekas Pakai) I. Membuat larutan klorinDalam setiap tindakan, wajjjjibb hukumnya bagi setiap tenaga medis untuk memperhatikan tentang pe-I (pencegahan infeksi). Maka dari itu, wajjjjibb pula untuk mengetahui setiap langkah dari pe-I itu sendiri. Hal dasar yang wajjjjib dimengerti oleh para tenaga medis mengenai pe-I, salah satunya adalah bagaimana membuat laruan klorin 0,5 %.Nah, di bawah ini, iang akan share sedikit tentang bagaimana cara membuat larutan klorin tersebut, mudah-mudahan dapat bermanfaat!Untuk membuat larutan klorin, yang pertama harus dilakukan adalah menentukan dulu jenis konsentratnya. Karena, lain jenis lain pula cara perhitungnnya. Hanya dibutuhkan sedikit perhitungan yang sangat sederhana..1. Bila jenis konsentrat yang digunakan adalah bubuk, maka rumus perhitungannya . . .

2. Jika jenis kosentrat yang digunakan cair, maka rumusnya..

https://sweetysmiler.wordpress.com/2011/03/17/PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PEDOMANhttp://www.depkes.go.id/resources/download/puskes-haji/5-pedoman-pencegahan-dan-pengendalian-infeksi-mers-cov

bat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuhPada aspek obat ada beberapa istilah yang penting kita ketahui diantaranya: nama generic yang merupakan nama pertama dari pabrik yang sudah mendapatkan lisensi, kemudian ada nama resmi yang memiliki arti nama di bawah lisensi salah satu publikasi yang resmi, nama kimiawi merupakan nama yang berasal dari susunan zat kimianya seperti acetylsalicylic acid atau aspirin, kemudian nama dagang ( trade mark) merupakan nama yang keluar sesuai dengan perusahaan atau pabrik dalam menggunakan symbol seperti ecortin, bufferin, empirin, anlagesik, dan lain-lain.Obat yang digunakan sebaiknya memenuhi berbagai standar persyaratan obat diantaranya kemurnian, yaitu suatu keadaan yang dimiliki obatkarena unsure keasliannya, tidak ada pencampuran dan potensi yang baik.selain kemurnian, obat juga harus memiliki bioavailibilitas berupa keseimbangan obat, keamanan, dan efektifitashttp://www.academia.edu/8425382/Prosedur_Pemberian_Obat_Dalam_KeperawatanE. TEKNIK PEMBERIAN OBAT1. Pemberian Obat per OralMerupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.Alat dan bahan :1. Daftar buku obat2. Obat dan tempatnya3. Air minum ditempatnyaProsedur kerja :1. Cuci tangan2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan3. Baca obat, dengna berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat waktu, tepat kerja, dan tepat pendokumentasian.4. Bantu untuk meminumnya:a. Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya.b. Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan campur dengan minumanc. Kaji denyut nadi dna tekanan darah sebelum pemberian obat yang membutuhkan pengkajian.5. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian obat dan evaluasi respon terhadap obat dengan mencatat hasilpemberian obat6. Cuci tangan

Hospice adalah perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana pengobatan terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi (dokter sudah angkat tangan). Perawatan ini bertujuan meringankan penderitaan dan rasa tidak nyaman dari pasien, berlandaskan pada aspek bio-psiko-spiritual.Hospice adalah bentuk lain pelayanan yang kadang-kadang diklasifikasikan sebagai long term. Hospice menyediakan asuhan paliatif (peringanan penderitaan) dan penunjang bagi penderita penyakit terminal dan keluarganya. Disini penekanan ditujukan pada pengontrolan gejala dan persiapan untuk dan penunjang sebelum dan setelah kematian. Hospice bisa berdiri sendiri, berbasis rumah sakit, atau berbasis rumah tangga. Hospice sebenarnya bukanlah suatu fasilitas, akan tetapi suatu konsep penyediaan pelayanan kesehatan pada saat diperlukan.PEMROSESAN CATATAN DAN PENGUMPULAN DATA1.Review Isi2. Pengumpulan Data Hospicedisebutkan, data set pelayanan yang disarankan harus dicatat oleh semua hospice. Dari data ini, statistic minimum berikut dapat dihitung. Sensus harian rata-rata : sebaiknya menurut jenis layanan yang diberikan (home care, duka, rawat inap). Rata-rata lama pasien tinggal di hospice : episode hospice pertama Rata-rata jumlah total dari jumlah hari rawat inap dan home care yang diterima pasien dan keluarganya. Rata-rata lama follow-up duka (episode hospice kedua).3. Pemastian MutuJCAHO mengharuskan hospice untuk memonitor dan mengevaluasi mutu dan kepantasan layanan program hospice. Pengumpulan informasi rutin mengenai layanan oleh tim inter-disiplin harus ada. Informasi ini harus dibahas menggunakan criteria objektif, dan masalah penting yang berhubungan dengan pemberi layanan dan kesempatan untuk memperbaikinya harus ditandai. 4.Review Penggunaan SumberReview ini harus memonitor masalah seperti : Kepantasan tingkat pelayanan dan pelayanan tim yang disediakan Kepantasan admission Lama tinggal yang lebih dari 6 bulan, dan Keterlambatan dalam menyediakan pelayanan tim.Aturan Medicare mengharuskan hospice untuk melakukan penilaian terus menerus akan mutu dan kepantasan layanan yang diberikan. Pelayanan yang diberikan melalui suatu kontrak atau cara lain harus dinilai. Harus ada dokumentasi akan mekanisme yang digunakan untuk memonitor perawatan, masalah yang telah diidentifikasi dan diatasi, dan saran-saran yang dibuat untuk perbaikan perawatan.http://zakiakartikautami.blog.ugm.ac.id/2010/11/19/hospice/

JENIS-JENIS CAIRAN INFUSASERINGIndikasi:Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.Komposisi:Setiap liter asering mengandung: Na 130 mEq K 4 mEq Cl 109 mEq Ca 3 mEq Asetat (garam) 28 mEqKeunggulan: 1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hati2. Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik dibanding RL pada neonatus3. Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi dengan isofluran4. Mempunyai efek vasodilator5. Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko memperburuk edema serebralKA-EN 1BIndikasi: 1. Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)2. < 24 jam pasca operasi3. Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya 300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak4. Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jamKA-EN 3A & KA-EN 3BIndikasi:1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas2. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)3. Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A4. Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3BKA-EN MG3Indikasi :1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas2. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)3. Mensuplai kalium 20 mEq/L4. Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/LKA-EN 4AIndikasi :1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak2. Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonikKomposisi (per 1000 ml): Na 30 mEq/L K 0 mEq/L Cl 20 mEq/L Laktat 10 mEq/L Glukosa 40 gr/LKA-EN 4BIndikasi:1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun2. Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko hipokalemia3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonikKomposisi:1. Na 30 mEq/L K 8 mEq/L Cl 28 mEq/L Laktat 10 mEq/L Glukosa 37,5 gr/LJenis Cairan Infus:1. Cairan hipotonik:osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.1. Cairan Isotonik: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).1. Cairan hipertonik:osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin. http://dokteryudabedah.com/infus-cairan-intravena-macam-macam-cairan-infus/