PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN.docx

11
PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEURSHIP) Defenisi dari berbagai para ahli diambil dalam Buang dan Murni (2006), Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional (2010) Mutis (1995), dan Alnedral (2006) dengan paparan sebagai berikut : Richard Cantillon (1734) Wirausaha ialah seorang yang sanggup menghadapi resiko dan ketidakpastian karena mereka memproduksi barang dengan biaya tertentu dan menjual kembali barang tersebut dengan harga tertentu. Jean Baptise Say (1803) Seorang wirausaha yang sukses mesti mempunyai sifat pengambil keputusan yang bijaksana, ketekunan dan pengetahuan yang cukup tentang alam bisnis, selain kemahiran dalam aspek pengawasan dan administrasi. Richard T Ely dan H Hess (1893) Wirausaha ialah seorang yang memplaning, mengorganisasi dan mengelola keuntungan sebuah perusahaan di samping menghadapi ketidakpastian dan resiko. Frederick Larrington. (1922) Bidang kewirausahaan yang sukses dapat direalisasi dalam bentuk bisnis sendiri, perkongsian, perusahaa, koperasi dan persatuan.

Transcript of PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN.docx

PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEURSHIP) Defenisi dari berbagai para ahli diambil dalam Buang dan Murni (2006), Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional (2010) Mutis (1995), dan Alnedral (2006) dengan paparan sebagai berikut : Richard Cantillon (1734) Wirausaha ialah seorang yang sanggup menghadapi resiko dan ketidakpastian karena mereka memproduksi barang dengan biaya tertentu dan menjual kembali barang tersebut dengan harga tertentu. Jean Baptise Say (1803) Seorang wirausaha yang sukses mesti mempunyai sifat pengambil keputusan yang bijaksana, ketekunan dan pengetahuan yang cukup tentang alam bisnis, selain kemahiran dalam aspek pengawasan dan administrasi. Richard T Ely dan H Hess (1893) Wirausaha ialah seorang yang memplaning, mengorganisasi dan mengelola keuntungan sebuah perusahaan di samping menghadapi ketidakpastian dan resiko. Frederick Larrington. (1922) Bidang kewirausahaan yang sukses dapat direalisasi dalam bentuk bisnis sendiri, perkongsian, perusahaa, koperasi dan persatuan. Joseph Schumpeter (1934) Peranan bidang kewirausahaan ialah membentuk kembali kaedah produksi yang telah diciptakan dan memproses produk yang lama menurut cara baru, apakah dengan mengunakan bahan mentah yang baru atau mengorganisasikan kembali proses produksi. David MC Clelland (1961) Tingkah laku wirausaha yang sukses ialah mengambil resiko, tegas, energik, bertanggung jawab, dapat membuat keputusan yang rasional, dapat memprediksi masa depan dan mempunyai kemahiran organisasi. Harbison (1965) Wirausaha adalah antara individu yang terlibat dalam mengiatkan inovasi.( entrepreneurs are among the prime movers of innovation).

Peter F. Drucker (1974) Wirausaha harus menukarkan ide yang sudah lapuk atau sumber daya yang telah ada kepada sesuatu yang diperlukan pada masa depan. Peranan utama wirausahaan dalam sebuah perusahaan ialah menghasilkan keupayaan bisnis hari ini untuk memenuhi keperluan bisnis masa depan.

Albert Shapero (1975) Wirausaha ialah orang yang berinisiatif dan dapat mengorganisasi atau mengorganisasikan kembali mekanisme ekonomi untuk mewujudkan sumber dan situasi yang lebih praktikal serta sanggup menghadapi resiko atau kegagalan.

Karl Vesper (1980) Peranan kewirausahaan adalah berbeda jika dikaji dari perspektif yang berbeda. Ahli ekonomi menganggap wirausaha sebagai orang yang membawa sumber daya, buruh, bahan dan asset lain untuk digabungkan bersama supaya menjadi sesuatu yang lebih bernilai daripada sebelumnya, disamping memperkenalkan perubahan, inovasi dan susunan baru. Ahli phisikologi pula menganggap wirausaha sebagai seseorang yang dipandu oleh sesuatu daya atau tekanan untuk mencapai atau menyempurnakan sesuatu atau mengelak dari peraturan yang ditetapkan orang lain. Ahli politik yang mementingkan keuntungan akan menganggap wirausaha sebagai seseorang yang efektif sedangkan bagi seorang politikus yang lain menganggap wirausaha ialah seseorang yang sukar diawasi dan suka berbelit-belit.

Ronstadt (1984) Menjelaskan , walaupun setiap individu memberi definisi kewirausahaan yang berbeda, ia menggambarkan suatu sifat dasar kewirausahaan jika dilihat secara menyeluruh.

Bird (1989) Telah memberikan definisi kewirausahaan yang berbeda, yaitu : Definisi 1 : Kewirausahaan adalah Suatu Proses Penciptaan Nilai Melalui Penciptaan Organisasi

Menurut defenisi ini, seseorang dikenali sebagai wirausaha jika ia menemukan, menciptakan, memperkenalkan dan bertindak pada suatu produk, bai dalam bentuk barang, jasa, sumber daya, transaksi, teknologi dan berlaku melalui proses pengorganisasian, apabila wirausaha menggabungkan sumbersumber seperti barang dan jasa. Wirausaha dibawah definisi ini, mesti sanggup menanggung resiko dari tindakan yang dilakukannya. Definisi 2 : Kewirausahaan adalah Satu Proses Memulai dan Membangun Suatu Bisnis yang Menguntungkan Definisi ini dianggap sebagai definisi yang lazim dan sempit pandangannya. Ia memperlihatkan keuntungan sebagai suatu nilai yang penting bagi wirausaha. Pada hakikatnya, keuntungan bukan merupakan satu keutamaan bagi wirausaha, sebaliknya kepuasan untuk mencoba sesuatu yang baru, patut diberikan keutamaan. Definisi 3 : Kewirausaha adalah Satu Proses Memproduksi Barang atau Jasa Baru Definisi ini selaras dengan ide peneliti terkemuka berkaitan kewirausahaan yaitu Schumpeter, yang berpendapat bahwa wirausaha adalah seseorang yang membawa inovasi dan kreatifitas dalam kegiatan dan profesinya. Wirausaha akan mewujudkan kombinasi baru dalam suatu bisnis yang inovatif serta meliputi hal-hal sebagi berikut : Menghasilkan barang atau jasa baru Membentuk kaedah produksi baru Mencari pasaran baru Mencari sumber bahan baku baru Membina organisasi baru

Menurut Schumper lagi, kesanggupan menanggung resiko dapat dianggap sebagai salah satu dari ciri kewirausahaan, tetapi bukan merupakan ciri-ciri unggul dari seorang wirausaha. Kemudian Bird (1934) mempertimbangkan konsep kewirausahaan dari segi tingkah laku manusia. Menurutnya tingkah laku wirausaha adalah terbuka, optimis, menambah nilai, mengambil resiko dan terlibat

dalam aktivitas kreatif yang dapat melahirkan ide yang berkembang, yang seterusnya menjadi realitas. Ini adalah karena wirausaha memerlukan kemahiran dalam bidang pemasaran, keuangan, pengumpulan informasi dan pembuatan keputusan Proses yang kompleks ini seterusnya akan melahirkan tingkah laku wirausaha yang telah diidentifikasi oleh Meredith, Nelson dan Neck (1982). Zimmerer dan Scarborough (1996) mengatakan bahwa wirausaha ialah seseorang yang sanggup menghadapi resiko dan ketidakpastian serta dapat menggabungkan semua sumber daya dalam kombinasi yang baru atau berbeda untuk menciptakan nilai. Kewirausahaan dapat direalisasikan pada perusahaan yang telah ada yang melibatkan semua sektor, termasuk sektor umum. Israel M. Kirzner (1985) Mendefinisikan wirausaha sebagai seorang yang senantiasa peka (sensitif) terhadapa peluang-peluang yang tidak disadari orang lain. Wirausaha akan mengambil tindakan secara kreatif dan inovatif. Selanjutnya dia mengatakan, wirausaha bukan saja bertindak sebagai pengambil resiko dan inovator, tapi juga dapat meramalkan masa depan dan jika pandanganya benar, penyusunan kembali sumber daya akan dilakukan untuk meningkatkan kepuasan konsumen melalui teknologi yang efektif. Burch (1986) Menjelaskan individu yang tidak terlibat bisnis juga dapat menunjukkan sifat kewirausahaan, misalnya seorang akuntan atau pengacara yang menawarkan jasa baru atau inovasi kepada kliennya, dan juga seorang guru yang mencoba berbagai metode atau teknik mengajar. Kesimpulannya, kewirausahaan tidak seharusnya berkaitan dengan kegiatan membuka bisnis, tetapi sebaliknya ia berkaitan dengan kegiatan inovasi. Linaman Larry H.(1987) Dalam bukunya Asas-asas kewirausahaan sebagai orang yang berhasil mewujudkan nilai tambah de dalam pasaran.

Mc.Doughall Patricia P.(1987) Menyatakan industri kecil merupakan kunci utama, kepada pembangunan ekonomi dan sosial dalam sebuah masyarakat. Seterusnya dia menambahkan wirausaha akan meningkatkan kemajuan dan menggalakkan kelahiran teknologi baru untuk memperbaiki kualitas keselamatan dan kehidupan.

Wilken dalam bukunya Enterepreneurship. Wirausaha ialah kunci utama dalam pembangunan ekonomi disebabkan peranannya dalam memperkenalkan inovasi.

Raymon (1993) Individu yang membangun kekayaan melalui proses tambah nilai yang dilakukan dengan cara menghidupkan ide, mengembleng sumber daya dan membuat sesuatu itu terjadi.

Wirausaha berasal dari perkataan usaha. Menurut Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia (1984), usaha adalah daya upaya termasuk ikhtiar, kegiatan dan perbuatan untuk melaksanakan atau menyempurnakan sesuatu.

Peter Drucker (1996) Yang bergelar Bapak Manajemen di negara barat di dalam bukunyaEnterpreneurship mendefinisikan wirausaha sebagai orang yang berupaya memindahkan sumber ekonomi dari sektor yang kurang daya produktivitasnya ke sektor yang lebih tinggi daya produktivitas.

Joel Barker (1994) Dalam bukunya Paradigma mendefinisikan wirausaha sebagai orang yang berhasil mewujudkan nilai tambah ke dalam pasaran.

Kuratko dan Hogette (1995) Individu yang memikul tanggungjawab untuk mengorganisir, mengelola dan bersedia mengambil resiko.

Nor Aishah dan Siti Rohayah (1995) Menyatakan konsep kewirausahaan yang baru tidak hanya menumpukan kepada bisnis, malah melibatkan usaha menghasilkan sesuatu dengan

efisien untuk menempuh tantangan. Pada abad ke-21. Sehubungan dengan itu, mereka berpendapat penguasaan dalam bidang teknologi adalah penting untuk melahirkan seorang wirausaha yang berkualitas yang mampu bersaing awal abad ke-21. Wirausaha-wirausaha ini akan membuat keputusan berdasarkan informasi dan pengetahuan yang saintifik dalam arti kata yang luas. Badoyal Bardai (2000) Dalam bukunya Keusahawanan dan Perniagaan; mengatakan bahwa wirausaha ialah orang yang lebih berpandangan luas dalam sesuatu perdagangan, senantiasa meninjau dan mencari peluang-peluang usaha. Wirausaha mempunyai keistimewaan yang menjadikannya dapat mewujudkan peluang investasi dan mengidentifikasi proyek-proyek yand dianggap menguntunggkan. Kepmen No.02/SKB/MENEGNI/2000 dan No 4 /U/SKB/2000 Kewirausahaan menurut Pemerintah Republik Indonesia adalah : Semangat, sikap, prilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan/atau kegiatan yang mengarah kepada upaya mencari, mencipta, menerapkan cara kerja teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam aneka memberikan pelayanan yang lebih baik dan/atau memperoleh keuntungan lebih besar. Alnedral (2006) Definisi kewirausahaan olahraga (sport entrepreneurship) : Adalah suatu kegiatan kewirausahaan dibidang keolahragaan sebagai tanggapan terhadao peluang usaha yang mensinergikan SOCIOTECHNO-ECONOMY (STC) dalam seperangkat keolahragaan yang kreatif, inovatif, produktif dan melembaga secara Resmi/Legal. (Bahan perkuliahan Sport Entrepreneurship Mahasiswa S-1 FIK-UNP,2007).

DAFTAR PUSTAKA Alnedral. 2010 . Sport enterpreneurship. Padang : Tim Sport enterpreneurship FIK UNP http://poernomojoko.blogspot.com/2010/09/normal-0-false-false-false-en-us-xnone.html