PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL.docx

download PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL.docx

of 12

description

pengertian kelompok sosial

Transcript of PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL.docx

SOSIOLOGIKELOMPOK SOSIAL

OLEH : KELOMPOK 2D-IV KEPERAWATAN

1. Ni putu amel rosalita dewi (P07120214003)2. Ni made ayu lisna pratiwi (P07120214009)3. I Gst. Ngurah agung kusum sedana (P07120214015)4. Ni Nyoman Tria Sunita(P07120214020)5. Kadek poni marjayanti (P07120214026)6. Luh agustina rahayu (P07120214030)7. Ni putu ayu savitri (P07120214033)8. Ni kadek suliani (P07120214034)

KEMENTERIAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR TAHUN AKADEMIK 2014/20151. PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama. Kelompok atau group adalah kumpulan dari individu yang berinteraksi satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan pekerjaan, untuk meningkatan hubungan antar individu, atau bisa saja untuk keduanya. Sebuah kelompok suatu waktu dibedakan secara kolektif, sekumpulan orang yang memiliki kesamaan dalam aktifitas umum namun dengan arah interaksi terkecil. Syarat kelompok menurut Baron dan Byrne: a. Interaksi, anggota-anggota seharusnya berinteraksi satu sama lain.b. Interdependen, apa yang terjadi pada seorang anggota akan mempengaruhi perilaku anggota yang lain.c. Stabil, hubungan paling tidak ada lamanya waktu yang berarti (bisa minggu, bulan dan tahun).d. Tujuan yang dibagi, beberapa tujuan bersifat umum bagi semua anggota.e. Struktur, fungsi tiap anggota harus memiliki beberapa macam struktur sehingga mereka memiliki set peran.f. Persepsi, anggota harus merasakan diri mereka sebagai bagian dari kelompok.

Dari pengertian diatas dapat disimpulakan kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya. Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang saling hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan dengan sadar dan tolong menolong (R.M. Macler & Charles H. Page: Society, An Introductory Analysis, Macmillan & Co.Ltd., London, 1961: 213). Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong (Soejono Soekanto, 2006:104) Hampir semua manusia pada awalnya merupakan anggota kelompok sosial yang dinamakan keluarga. Walaupun anggota-anggota keluarga tadi selalu menyebar, pada waktu-waktu tertentu mereka pasti berkumpul, misalnya pada makan pagi bersama, siang dan malam. Setiap anggota mempunyai pengalaman-pengalaman masing-masing dalam hubungannya dengan kelompok-kelompok sosial lainnya di luar rumah. Bila mereka berkumpul, terjadilah tukar-menukar pengalaman di antara mereka. Pada saat-saat demikian, yang terjadi bukanlah pertukaran pengalaman semata, tetapi para anggota keluarga tersebut mungkin telah mengalami perubahan-perubahan, walaupun sama sekali tidak di sadari. Saling tukar-menukar pengalaman tersebut oleh Bogardus (1945 : 4) disebut social experiences di dalam kehidupan berkelompok, mempunyai pengaruh yang besar di dalam pembentukan kepribadian orang-orang yang bersangkutan. Penelitian terhadap sosial experiences tersebut sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh kelompok terhadap individu terhadap pengaruh tadi dalam proses pembentukan kepribadian. Kelompok sosial dapat dibagi menjadi in-group dan out-group. Menurut Sumner, in-group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasikan dirinya. Jelasnya, bahwa apabila suatu kelompok sosial merupakan in-group atau tidak, bersifat relatif dan tergantung pada situasi-situasi sosial yang tertentu. Sedangkan out-group diartikan sebagai kelompok yang menjadi lawan dan in-groupnya (Soekanto, 2003 : 123).

1.1 Ciri dan syarat kelompok sosialBerikut ini akan disebutkan beberapa ciri kelompok sosial. a. Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu dengan yang lain.b. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya.c. Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan-peranan dan kedudukan masing-masing. d. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang ada. e. Berlangsungnya suatu kepentingan. f. Adanya pergerakan yang dinamik.

Kelompok sosial merupakan gejala yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena sebagian besar kegiatan manusia berlangsung di dalamnya. Soekanto (2002 : 115) mengemukakan beberapa persyaratan sebuah kelompok sosial, yaitu: a. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan. b. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya. c. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, ideologi politik yang sama dan lain-lain. Tentunya faktor mempunyai musuh bersama misalnya, dan dapat pula menjadi faktor pengikat/pemersatu. d. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai perilaku. e. Bersistem dan berproses.

Adapun syarat umum kelompok sosial sebagai berikut.a. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan. b. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya. c. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama dan lain-lain. d. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.

Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok berdasarkan ada tidaknya organisasi hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis menjadi empat macam antara lain: a. Kelompok statis, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan. b. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya. c. Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat, dan lain-lain. d. Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: negara, sekolah, dan lain-lain.

2. JENIS-JENIS KELOMPOK SOSIAL2.1 Kelompok Dasar Sejak tiga dasawarsa terakhir ini muncul fenomena-fenomena kelompok baru yang amat menarik kalangan pemerintah kalangan agama dan kalangan sosiologi sendiri. Fenomena kelompok baru itu diberi istilah kelompok basis atau kelompok dasar istilah lain untuk kelompok tersebut antara lain komunitas dasar (basic kelompok spontan, kelompok informal, kelompok kritis, kelompok alternative). Bahkan untuk lingkungan tertentu dan dengan nada tertentu untuk fenomena serupa dipakai juga istilah kelompok marginal, kelompok bawah tanah, kelompok sandi. Tidak dapat dipungkiri bahwa istilah-istilah yang berbeda-beda itu mau menonjolkan tekanan aspek dan nuansa arti yang bereda-beda pula. Namun harus diakui bahwa dari sekian banyak perbedaan itu dapat unsure-unsur yang sama. Didasarkan Atas Kepentingan Bersama dengan Pengorganisasian (Kelompok Teratur) dapat dibagi menjadi beberapa jenis,salah satunya yaitu kelompok dasar. Yang dimaksud dengan kelompok dasar adalah kelompok yang dibentuk secara spontan dari bawah untuk melindungi anggota-anggotanya terhadap tekanan negative dari masyarakat besar. Kelompok manusia yang dalam mekanismenya berlangsung secara terorganisasi atau dengan pengorganisasian.

Kelompok Dasar (Basic Group) Kelompok dasar adalah kelompok yang dibentuk secara spontan dari bawah untuk melindungi anggota-anggotanya terhadap tekanan negatif dari masyarakat besar dan sekaligus berfungsi sebagai sumber kegiatan bagi pembaruan masyarakat besar (induk) itu sendiri. Suatu kesatuan manusia dikategorikan sebagai kelompok dasar apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Kelompok dasar pada umumnya merupakan kelompok yang relatif kecil dan terdiri atas orang-orang yang tidak puas terhadap masyarakat sekitarnya. Kelompok dasar dibentuk dari bawah secara spontan, tidak didasarkan atas perintah atau desakan unsur pimpinan masyarakat yang sedang memegang kekuasaan. Sering pembentukan kelompok dasar tidak direstui pemerintah karena bertentangan dengan kehendak pemerintah. Kelompok dasar dibentuk khusus guna melindungi anggota kelompoknya dan secara umum melindungi masyarakat luas dari tekanan anonim unsur kekuasaan yang merugikan lapisan bawah. Kelompok dasar dapat berfungsi sebagai pembaharu masyarakat besar (masyarakat politik atau negara dan masyarakat agama) yang dirasa telah kehilangan vitalitasnya dalam menjalankan fungsi-fungsi sosialnya. Contoh kelompok dasar yang terdapat di masyarakat di antaranya kelompok yang berlandaskan agama. Kelompok agama muncul karena unsur-unsur penting telah kehilangan fungsinya bagi masyarakat.

Contoh kelompok dasar yang terdapat di masyarakat di antaranya kelompok yang berlandaskan agama. Kelompok agama muncul karena unsur-unsur penting telah kehilangan fungsinya bagi masyarakat.

2.2 Kelompok Besar (Big Group) dan Kelompok Kecil (Small Group)

Besar kecilnya suatu kelompok ditentukan oleh kriteria tugas tugas sosial dan jumlah anggotanya. Suatu kelompok disebut besar apabila bobot tugas yang ditangani atau tugas-tugas sosial yang dilaksanakan nya penting dan universal. Tugas-tugas tersebut mencakup pemenuhan kebutuhan dasar guna mempertahankan kehidupan masyarakat. Kelompok besar adalah kelompok yang memiliki jumlah anggota relatif besar dan biasanya terbentuk dari beberapa kelompok kecil yang masing-masing kelompok menangani tugas tertentu. Kebutuhan sosial yang dinilai umum sebagai kebutuhan dasar harus selalu ada dalam setiap masyarakat, yaitu ekonomi, politik, pendidikan, keagamaan, kesenian, dan sebagainya. Kelompok kecil adalah kelompok yang jumlah anggotanya relatif kecil (paling sedikit dua orang) dan dibentuk atas dasar kebutuhan atau kepentingan kecil dan spesifik. Kelompok-kelompok kecil selalu timbul atau pasti akan timbul di dalam kelompok yang lebih besar dan luas. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai kepentingan yang berbeda. Manusia memerlukan bantuan dan perlindungan dari sesamanya. Manusia mempunyai kemampuan yang terbatas dan sebagainya. Keadaan yang demikian menyebabkan timbulnya kelompok kecil (small group). Contohnya, kelompok belajar dan kelompok diskusi merupakan kelompok kecil dari suatu kelompok pendidikan (sekolah). Kelompok kecil mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelompok besar sebab memiliki beberapa alasan, yaitu sebagai berikut : 1. Kelompok kecil mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap masyarakat dan perilaku setiap individu. Kelompok kecil, dimana seseorang menjadi anggota, tidak saja merupakan sumber simpati, tetapi juga sebagai sumber ketegangan, tekanan, dan kekecewaan.2. Dalam kelompok kecil, pertemuan antara kepentingan sosial dengan kepentingan individu berlangsung secara tajam dan jelas.3. Kelompok kecil pada hakikatnya merupakan sel yang menggerakkan suatu organisme yang dinamakan masyarakat.4. Kelompok-kelompok kecil merupakan bentuk khusus dalam kerangka sosial secara keseluruhan. Kelompok kecil seolah-olah miniatur masyarakat yang mempunyai pembagian kerja, kode etik, pemerintahan, prestise, ideologi, dan sebagainya.

2.3 Kelompok Primer (Primary Group) Dan Kelompok Sekunder (Secondary Group) Didalam kelompok sosial, terdapat pengklasifiksian kelompok dan pembedaan yang luas dan fundamental antara kelompok-kelompok kecil dimana hubungan antara anggota-anggotanya sangat rapat di satu sisi, dengan kelompok-kelompok yan lebih besar di sisi lain. Sejalan dengan pembea tersebut, Charles Horton Cooley mengemukakan perbedaan antara kelompok primer dengan kelompok sekunder yang ditulis dalam Social Organization pada tahun 1909. Kelompok primer dan kelompok sekunder mungkin dapat diterjemahkan dengan istilah kelompok primer dan kelompok sekunder. Menurut Cooley, kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal mengenal antara anggota-anggotanya serta kerjasama erat yang bersifat pribadi. Salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi. Salah satu hasil hubungan tersebut adalah peleburan individu-individu ke dalam kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok. Terdapat dua hal penting dari pendapat yang dikemukakan Cooley yaitu: pertama ia bermaksud untuk menunjukkan pada suatu kelas yang terdiri dari kelompok-kelompok yang konkret misalnya keluarga, kelompok belajar, rukun tetangga, dan lain-lain. Kedua adalah istilah saling mengenal yang menekankan hubungan antar individu seperti simpati dan kerjasama yang spontan. Kelompok-kelompok tersebut mempunyai makna utama dalam berbagai arti terutama sangat penting bagi pembentukan ataupun perwujudan cita-cita sosial individu. Sedangkan menurut Goerge Homanskelompok primermerupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. Contoh kelompok primer adalah, keluarga, rukun tetangga, kelompok kawan sepermainan, kelompok belajar dan sebagainya. Sifat interaksi dalam kelompok primer ini bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Hubungan primer bersifat pribadi dalam arti bahwa hubungan tersebut melekat pada kepribadian seseorang dan tak dapat diganti oleh orang lain. Contoh suatu hubungan persahabatan dapat diputuskan atau diperbaharui, tetapi kualitas persahabtan tak mungkin diganti. Apabila misalnya A mempunyai hubungan pribadi dengan B , hubungan tersebut hanya mungkin terjadi antara A dengan B, dan tidak mungkin adik A menggantikan A dalam kualitas yang sama. Hubungan primer juga bersifat inklusif artinya apabila seseorang mengadalkan hubungan primer dengan orang lain, maksudnya adalah orang tersebut dengan segala sesuatu yang menyangkutnya,misalnya perasaannya, kepribadiaannya, temperamennya, dan lain-lain. Oleh karena itu, suatu kelanggengan dalam hubungan dimaksud merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan. Itu semuanya didasarkan pada kesukarelaan dari pihak-pihak yang mengadakan satu dengan lain.Cooley tidak mengemukakan secara khusus apa yang dimaksud dengan kelompok sekunder. Dan bahkan belum pernah mempergunakan istilah tersebut. Tetapi istilah tersebut biasa digunakan untuk menggambarkan apa yang menjadi buah pikirannya. Hanya dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang dikemukakan olehnya untuk kelompok primer dapat dilihat kebaikannya. Kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak orang. Hubungannya tidak perlu berdasarkan kenal mengenal secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Pembatasan tersebut kurang memuaskan karena walau bagaimanapun besarnya suatu kelompok social, pasti kelompok tersebut harus memenuhi persyaratan yang berlaku bagi kelompok primer, misalnya ada kesamaan tujuan, dan kelanggengan dalam batas batas tertentu. Suatu bangsa merupakan suatu kelompok sekunder tetapi memiliki pula beberapa ciri kelompok primer. Dengan demikian lebih tepat untuk membedakannya dari sudut hubungan atau interaksi sosial yang membentuk struktur kelompok social yang bersangkutan. Contoh kelompok sekunder antara lain; Koperasi, Perseroan Terbatas / PT, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Jelas bahwa hubungan antar manusia tidak mungkin semata mata didasarkan atas kontrak semacam itu. Pasti harus ada rasa kesetiaan dan pengabdian terhadap kelompok kelompok serta pola prilaku yang berlaku dalam kelompok tersebut. Oleh karena itu adanya kelompok primer merupakan syarat mutlak terbentuknya kelompok sekunder. Dapat disimpulkan bahwa syarat syarat dan sifat kelompok primer dan kelompok sekunder saling mengisi dan dalam kenyataan tidak dapat dipisahkan secara mutlak. Dalam kelanjutan pertumbuhan sosiologi kedua pengertian itu telah didudukkan pada perbandingan yang sebenarnya, yaitu bahwa kedua jenis kelompok tersebut memegang peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat dan saling melengkapi dalam kenyataan.

DAFTAR PUSTAKA

Waluya, B. 2009. Sosiologi 2 : Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan. Jakarta :Departemen Pendidikan Nasional

Rahayu. 2011. Kelompok Sosial. (Online).Available: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/KELOMPOK_SOSIAL.pdf. (6 Maret 2015)

Pintar,Biker. 2014. Mengenal Jenis-Jenis Kelompok Sosial. (Online). Available : http://arti-definisi-pengertian.info/mengenal-jenis-jenis-kelompok-sosial/. (6 Maret 2015 )

IS Nasution. 2011. Kajian Pustaka Kelompok Sosial. (Online). Available : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30618/3/Chapter%2011.pdf. (6 Maret 2015)

Soekanto, soerjono.2010. Pengantar sosiologi. Jakarta: Rajawali Pers

2