pengertian keimanan

download pengertian keimanan

of 7

Transcript of pengertian keimanan

  • 8/8/2019 pengertian keimanan

    1/7

    [keluarga-sejahtera] Pengertian Iman

    yang benar

    abahudeTue, 12 Dec 2006 17:54:05 -0800

    Dinnul Islam atau juga dikatakan Al Islam ialah satu

    penataan hidup

    (budaya kehidupan) yang tangguh tiada tanding. Dimana adalah

    merupakan system budaya hidup yang adil makmur, saling menghambur

    kasih , tolong menolong, nasehat-menasehati, saling lindung

    melindungi, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi bagaikan satu

    bangunan jasad (kal jasadi wahid).Tapi kenapa kini sesudah sekian

    abad Al Qur'an diturunkan kita tidak melihat Al Islam itu muncul

    dipermukaan. Kita lihat system hidup sekarang adalah satu budaya

    hidup yang saling hantam, peperangan dimana-mana, kemiskinan semakin

    menjadi-jadi, yang kuat menindas yang lemah, pembunuhan,pemerkosaan, perampokan, penindasan, hukum jadi mainan orang

    berduit, perjudian, sex bebas, korupsi dan kolusi pejabat, dan lain-

    lain. Seolah-olah kehidupan ini mundur ke belakang ke sebelum Al

    Qur'an diturunkan yakni abad kehidupan jahiliyah. Kenapa ini

    terjadi ? apanya yang salah? Al Qur'an-kah? Atau kita ? dengan jujur

    kita katakan bahwa kitalah yang salah. Kita akui bahwa kita

    memperlakukan Al Qur'an tidak lebih hanya sebagai hiasan rumah

    penunggu lemari, sebagai hiasan mulut dengan bacaan-bacaan yang

    indah, sebagai ilmu mistik yang diagung-agungkan yang mengharapkan

    keajaiban dari ayat-ayatnya.

    Oleh sebab itu mari sekarang kita kembalikan Al Qur'an pada fungsi

    yang sebenarnya yakni sebagai pedoman bagi yang mau hidup muttaqin,

    seperti dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 2 sbb:

    "Ini satu kitab yang tidak diragukan lagi keilmiahannya sebagai

    pedoman hidup bagi yang mau hidup dengan penataan yang tiada

    tanding".

    Turunnya Al Qur'an ke muka bumi adalah satu anugerah yang besar

    untuk kehidupan manusia. Tetapi untuk menjadikannya pedoman hidup

    perlu perjuangan dengan mengerahkan segenap kemampuan. Dalam

    perjuangan itu perlu satu dasar yang kuat sebagai motifator yang

    mendorong dan membakar daya kemampuan kita. Dasar yang kuat itu

    adalah Iman. Iman sebagai landasan harus dipahami dengan benar,

    sebab jika salah memahaminya maka seterusnya kita akan berada dalam

    kesalahan yang tiada berujung.

    Oleh karena itu kita mulai saja dengan pembahasan masalah Iman.

    PENGERTIAN IMAN SECARA UMUM

    Kenapa yang pertama itu diajukan Pengertian Iman Secara Umum ? sebab

    istilah iman ini merupakan istilah kunci (strategis) didalam study

    Al-Qur'an. Jika istilah iman ini tidak terpecahkan maka tidak akan

    memahami semua istilah didalam Al-Qur'an. Dan jika istilah iman itu

    diartikan salah maka tidak ada jaminan yang lainnya itu akan benar.

    Kita akan membagi pembahasan ini sebagai berikut:

    1. Arti Kata Iman.

    2. Ruang Lingkup Iman

    1

  • 8/8/2019 pengertian keimanan

    2/7

    3. Nilai dan Harga Iman

    4. Definisi Iman

    5. Sejarah Iman.

    1. Arti Kata Iman

    Yang dimaksud Arti Kata adalah pemecahan bentuk kata menjadi bentuk

    kata yang lain atau hubungan satu bentuk kata dengan kata yang lain.

    Sehingga Arti Kata Iman adalah pemecahan bentuk kata Iman sebagai

    kata dasar menjadi berbagai bentuk kata yang lain. Sehingga kita

    akan menemukan di dalam Al-Qur'an kata-kata : aamana , yu minu , ii

    maanan, yang merupakan hasil pemecahan dari bentuk kata Iman.

    Terjemahan umum dari kata-kata tersebut adalah:

    aamana = telah / sudah ber-iman.

    yu minu = sedang / akan / lagi ber-iman.

    iimanan = Iman

    mu minu = yang ber-iman.

    Didalam memberikan definisi tentang perkataan Iman ini menurut yang

    ada sama dengan Percaya atau menurut Arab sama dengan : 'aqdun bil

    qolbi faqath . Sedangkan Iman berdasarkan Al-Qur'an, seperti

    dijelaskan oleh hadits:Al iimaanu 'aqdun bil qolbi wa ikraarun bil lisani wa 'amalu bil

    arkan.

    Artinya : Iman adalah tanggapan hati (proses menanggapi) kemudian

    dinyatakan dalam lisan (proses pernyataan diri/sikap) dan menjelma

    kedalam seluruh laku perbuatan (proses pembuktian dalam hidup). Atau

    dengan kata lain Iman adalah tambatan hati yang menggema ke dalam

    seluruh ucapan dan laku perbuatan.

    Dengan arti perkataan Iman berdasarkan hadits tersebut di

    atas sebenarnya sudah sekaligus memberikan Ruang Lingkup Iman.

    2. Ruang Lingkup Iman.

    Yang dimaksud Ruang Lingkup adalah batasan-batasan yang

    disentuh oleh arti perkataan. Seperti contoh sebidang kebun, ruang

    lingkup kebun berarti batasan-batasan yang disentuh oleh kebun itu

    sendiri, sebelah barat-timur-utara-selatan-nya dengan apa.

    Berdasarkan hadits tersebut maka Ruang Lingkup Iman meliputi:

    'aqdun bil qlbi = tanggapan hati, ikraarun bil lisani = pernyataan

    lisan,'amalun bil arkan = pembuktian dalam perbuatan. Dengan

    demikian maka ruang lingkup iman meliputi tiga aspek aktivitas hidup

    manusia, yaitu aspek penanggapan, aspek pernyataan dan aspek

    pembuktian. Dari aspek penanggapan dan pernyataan akan melahirkan

    atau membentuk satu Pandangan Hidup dan dari ketiga aspek akan

    membentuk Sikap Hidup. Jadi berdasar pada Hadits di atas dapat

    diambil kesimpulan bahwa Iman sama dengan Pandangan dan Sikap dalam

    perjalanan hidup atau Pandangan dan Sikap Hidup.

    Perkataan Iman tidak akan menjadi sempurna kecuali jikakepadanya ditambahkan atau dihubungkan dengan perkataan yang lain.

    Dengan kata lain perkataan Iman belum bernilai kecuali bila

    digandeng dengan sesuatu yang lain. Jadi kita tidak tahu apa yang

    ditanggapi kemudian apa yang diikrarkan dan apa yang akan dibuktikan

    dalam amal perbuatan.

    2

  • 8/8/2019 pengertian keimanan

    3/7

    3. Nilai dan Harga Iman

    Nilai adalah kemampuan sesuatu membikin sedemikian rupa,

    sedangkan Harga adalah sejumlah pengorbanan untuk mendapatkan nilai.

    Contoh beras. Satu liter beras mempunyai kemampuan (bernilai) untuk

    mengenyangkan tiga orang dalam satu waktu tertentu. Kemampuan

    (nilai) beras tidak dipengaruhi oleh mau atau tidak mau-nya

    manusia. Untuk mendapatkan satu liter beras kita harus mengeluarkan

    sejumlah pengorbanan misalnya sejumlah uang sesuai dengan harga

    beras tersebut. Pengorbanan disini bukan pada bentuk uangnya tapi

    pada kerja kita untuk mendapatkan uang tersebut. Jadi Nilai ada pada

    benda (dalam hal ini beras) dan harga ada pada manusia (bentuk

    pengorbanannya).

    Nilai Iman adalah kemampuan isi Iman menghantarkan manusia

    membentuk satu tatanan budaya kehidupan yang tangguh. Harga Iman

    adalah sejumlah pengorbanan yang kita lakukan untuk mendapatkan

    Nilai Iman.

    Seperti telah disinggung di atas bahwa perkataan Iman belum

    bernilai sebelum digandeng dengan perkataan yang lain. Iman akan

    bernilai setelah digandeng dengan satu ajaran, seperti dalam surat

    Al-Baqarah ayat 4 sbb:Artinya: "(Yang disebut Muttaqin) yaitu yang hidup berpandangan dan

    bersikap dengan apa yang telah diturunkan menurut sunnah anda

    (Muhammad) yakni yang sama dengan apa yang telah diturunkan menurut

    sunnah Rasul-Rasul sebelum anda, dengan mana mereka meyakini tujuan

    terakhir (Hasanah di dunia dan hasanah di akhirat) dalam keadaan

    bagaimana pun".

    Seperti berdasar hadits bahwa Iman adalah Pandangan dan

    Sikap Hidup, maka yu minuuna bima ungjila ilaika jangan lagi

    diartikan mereka yang percaya pada penurunan Al Qur'an , tetapi

    mereka yang berpandangan dan bersikap hidup dengan sesuatu yakni Al-

    Qur'an yang telah diturunkan menjadi menurut sunnah Rasul (Muhammad)

    atau Al Qur'an menurut sunnah Rasul . Jadi disini nilai Iman

    ditentukan oleh ajaran Allah yakni Al-Qur'an menurut sunnah Rasul

    dan Iman yang demikian disebut Iman yang bernilai Haq. Maka

    konsekwensinya: wa bil akhirati hum yu qinun akan mencapai satu

    kesudahan terakhir hasanah fid dunya wa hasanah fil akhirat.

    Sesungguhnya nilai Iman itu tidak hanya ditentukan oleh Al-

    Qur'an menurut sunnah Rasul saja, tetapi bisa juga oleh ajaran lain

    seperti diberitakan dalam surat An-Kabut ayat 52 sbb

    Artinya: "Tegaskan (hai Muhamad/Orang Beriman) cukuplah Allah

    (dengan pembuktian Al Qur'an ms rasul) ini menjadi pemberi kesaksian

    diantara saya (yang hidup berpandangan dan bersikap dengan Al-Qur'an

    menurut Sunnah Rasul ) dan kalian (yang hidup berpandangan dan

    bersikap dengan Dzulumat menurut Sunnah Syayatin). (Allah) yang meng-

    Ilmu-i segala kehidupan organis - biologis dan kehidupan sosial

    budaya. Dan mereka hidup berpandangan dan bersikap dengan ajaran

    Bathil, yaitu mereka yang bersikap negatif terhadap ajaran Allah (Al-Qur'an menurut sunnah Rasul-Nya) niscaya mereka yang demikian adalah

    yang hidup rugi (perusak kehidupan dimana saja pun)".

    Jadi nilai Iman disini ditentukan oleh ajaran Bathil dan

    Iman yang demikian dikatakan Iman yang bernilai Bathil. Maka

    konsekwensinya ula ika humul khaasiruun niscaya mereka yang demikian

    adalah yang hidup rugi/perusak kehidupan dimana saja pun.

    Apa itu ajaran Bathil? Maka berdasarkan surat An-Nisa ayat

    51 :Artinya; "Tidakkah kalian melihat mereka yang telah mendapat

    nasib kehidupan sial dari para Ahli Kitab, mereka hidup berpandangan

    3

  • 8/8/2019 pengertian keimanan

    4/7

    dan bersikap menurut ajaran Idealisme (Jibti) dan Naturalisme

    (Thagut) dan mereka berkata kepada yang bersikap negative terhadap

    ajaran Allah ms Rasul (hidup atas pilihan Dzulumat ms Syayatin)

    bahwa: dibanding dengan mereka yang hidup berpandangan dan bersikap

    dengan ajaran Allah ms Rasul-Nya, mereka memiliki system kehidupan

    yang lebih ilmiah adanya".

    Ajaran Bathil itu terdiri dari ajaran Jibti (Idealisme) dan Thagut

    (Naturalisme).

    Pembuktian siapa mereka penganut ajaran Bathil sebenarnya perhatikan

    Surat Al-Bayyinah ayat 1 sbb:

    Artinya: "Orang-orang kafir (yg bersikap negative terhadap ajaran

    Allah ms Rasul) yang terdiri dari para Ahli Kitab dan musyrikin

    (yang hidup dualisme dengan Dzulumat ms Syayatin) tidak akan

    meninggalkan (ajaran Dzulumat ms Syayatin), sebelum mereka mendapat

    pembuktian ilmiah (dari Allah ms Rasul-Nya)".

    Jadi berdasar ayat di atas bahwa Jibti = Ahlul Kitab

    sedangkan Thagut = Musyrikin dan mereka semua adalah golongan Kafir.

    Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Al-Qur'an

    memberikan nilai kepada perkataan Iman menjadi dua golongan yakni

    Iman Haq dan Iman Bathil. Dimana Iman Haq adalah Pandangan danSikap hidup dengan ajaran Al Qur'an menurut sunnah Rasul atau

    dengan Ajaran Nur sedangkan Iman Bathil adalah Pandangan dan Sikap

    hidup dengan ajaran Dzulumat menurut sunnah Syayatin atau Ajaran

    Dzulumat.

    4. Definisi Iman.

    Yang dimaksud dengan definisi adalah keterangan singkat yang

    menggambarkan wujud makna secara menyeluruh dan bulat dari satu

    uraian.

    Definisi Iman terbagi menjadi :

    a. Definisi Iman Secara Umum, yaitu Pandangan dan Sikap Hidup

    baik dengan ajaran Allah dan atau selainnya.

    b. Definisi Iman Secara Khusus :

    1) Iman Haq, Pandangan dan Sikap Hidup dengan ajaran Al Qur'an

    menurut sunnah Rasul pelakunya disebut Mu'min.

    2) Iman Bathil, Pandangan dan Sikap Hidup dengan ajaran

    Dzulumat menurut sunnah Syayatin , pelakunya disebut Kafir.

    Begitulah definisi Iman berdasarkan Al-Qur'an ms Rasul, yang oleh

    Nabi Muhamad saw telah diajarkan pada permulaan abad ke 7 Masehi.

    Dan tanggapan abad ke 20 sekarang ini bahwa Iman ialah Percaya,

    menjadi bukti bawa `iman sama denga percaya' adalah satu produk

    sejarah oleh tangan-tangan kotor manusia.

    4

  • 8/8/2019 pengertian keimanan

    5/7

    Senin, 10 Agustus 2009

    ASPEK IMAN

    Pengertian Iman

    Dari segi bahasa kata Iman () itu mempunyai akar kata yang sama dengan Aman (

    ). Artinya jika seseorang beriman kepada sesuatu (seseorang) maka ia akan berharapmemperoleh rasa aman dari yang diimaninya itu. Seperti ia merasa was-was membawaatau menyimpan uang di rumah, kemudian ia memutuskan beriman (memberikankepercayaan) kepada sebuah Bank untuk mengamankannya.Dalam kehidupan kita, sering kita memberikan sikap percaya kepada pihak lain untukmenangani masalah yang tidak sanggup kita lakukan. Pada saat kita naik bis, sebenarnyakita sudah beriman (percaya) kepada supir untuk membawa kita kepada tempat yang kitatuju. Sedangkan apapun resiko perjalanan, seperti menghindari macet, kondisi mesin,cuaca, dsb. kita percayakan kepada supir untuk mengaturnya.Banyak aspek kehidupan yang mengandung wilayah spekulasi, remang-remang,ketidaktahuan, harapan rugi-untung, telah dilakukan kebanyakan orang. Karena segala

    sesuatu itu memiliki resiko untung atau rugi, bisa salah atau benar, dan seterusnya.1Demikianlah tinjauan pengertian kata iman, dalam konteks yang umum.Dalam Al-Quran-pun ternyata pengertian iman tidak hanya diorientasikan kepadakeimanan kepada Allah saja, namun ada juga disinggung keimanan kepada berhala.Artinya konsep keimanan itu tidak hanya berlaku kepada nilai-nilai yang positif tapi jugadapat digunakan pada nilai-nilai negatif.Al-Quran juga banyak menyebutkan bahwa keimanan itu tidak hanya ditujukan kepadaAllah saja, tetapi tetapi juga menyangkut keimanan kepada Utusan-Nya. Hal inimenunjukkan aspek keimanan dalam pelaksanaannya bukan ditujukan mutlak kepadaSang Khaliq, tetapi juga kepada Petugas-petugas-Nya dalam Birokrasi Ilahiyyah.Secara kualitatif nilai keimanan itu ada 2 (dua), yakni keimanan yang benar dan salah.

    Keimanan yang benar bisa terjadi 2 (dua) kemungkinan pula, jika yang diimani itu benaratau salah. Sebagai contoh dari birokrasi insaniah, adalah kalau kita iman (percaya) padacalo tenaga kerja yang tidak mendapatkan letigimasi formal perizinan dari pihakberwenang, berarti kita mempercayai sesuatu yang salah walaupun kita sungguh-sungguhmempercayainya.Pada dasarnya dalam kehidupan ini manusia membangun iman dalam berbagai aspekkehidupan. Berbagai iklan-iklan, informasi, bahkan pengetahuan dari berbagai urusanproduk barang, politik, budaya dan ideologi, menunjukkan bahwa setiap manusia inginmembangun keimanan dan kepercayaan masyarakat luas pada dirinya.Ada keimanan atas kehidupan dunia, dan keimanan atas kehidupan akhirat. Namunkeimanan yang realistis benar adalah dengan Yang Ghaib, yuminuuna bil ghoib, bukan

    bersifat lahir. Keimanan yang tidak benarlah yang sangat sulit menerima keberadaanBirokrasi Ilahiyyah, seolah-olah mereka mampu membebaskan diri dari BirokrasiIlahiyyah. Mereka merasa merdeka, padahal hanya khayalan belaka. Kemerdekaanmereka dibelit oleh kebodohan dan rasa puas, serta manipulasi psikologis lainnya.2

    Keimanan yang dimaksud

    Dalam menghadapi masalah keimanan maka biasanya kebanyakan orangmengorientasikan pada masalah keagamaan saja, baik agama Islam atau agama lainnya.

    5

    http://amir-idr.blogspot.com/2009/08/aspek-iman.htmlhttp://amir-idr.blogspot.com/2009/08/aspek-iman.html
  • 8/8/2019 pengertian keimanan

    6/7

    Al-Quran banyak mengungkapkan ayat-ayat yang menyebutkan masalah keimanan diantaranya Yaa ayyuhal ladziina aamanuu... (wahai orang-orang yang beriman!) Seolah-olah Allah mengajak manusia untuk menaruh kepercayaannya kepada Sang Khaliq.Walau Zat Allah Yang Sempurna tidak membutuhkan siapapun dari makhluk ciptaan-Nya itu.

    Demikian kuat dominasi istilah keimanan dalam kehidupan beragama mengakibatkanorang-orang menyepakati ini sebagai masalah kebenaran. Padahal keimanan itu ada duayaitu keimanan yang benar dan salah.Masalah keimanan ini bukan saja masalah ubudiyah tapi juga masalah duniawi. Semuaorang yang bekerja harus mempunyai keimanan bahwa dari pekerjaannya itu akanmenghasilkan keuntungan. Jika orang tidak mempunyai keimanan bahwa pekerjaannyaakan menghasilkan keuntungan, maka orang tidak akan mengerjakan pekerjaannya.Orang yang akan bertanding yang peluangnya 50%-50% maka mereka harus berimanakan kemenangan, karena jika tidak maka tidak ada pertandingan. Kalau mereka tidakberiman pada keimanan maka tidak ada pertandingan, dan salah satu pihak akanmenyerah sebelum bertanding. Maka dengan demikian keimanan itu berada pada semua

    aspek dan urusan kehidupan.Iman itu bersifat relatif, bisa benar dan salah. Maka keuntungan akan diperoleh padaiman yang benar, dan kerugian akan diperoleh pada keimanan yang salah. Dalam urusanukhrawi dan ubudiyah akan mendapatkan jalan yang lurus jika keimanannya benar,sedangkan jika keimanannya salah maka akan menempuh jalan yang sesat. Dalammasalah keimanan menjalankan ibadah orang boleh saja khusyu dan menangis. Tapitangisan itu bukan hanya klaim orang-orang yang menangis di masjid, tapi juga terjadipada orang-orang yang beribadah di gereja, kuil, bahkan orang-orang Yahudi harusmenangis di tembok ratapan. Bukan juga urusan peribadahan agama, tapi juga dalamurusan duniawi. Suporter sepakbola dapat menangis karena terlalu merasakankegembiraan dan kekhusyu-an pada tim kesayangannya jika tim kesayangannya itumenang dalam pertandingan. Begitu pula dalam kekalahan timnya, mereka dapatmenangis karena merasa kalah dan meratapi kekalahan tim kesayangannya itu. Jadimasalah keimanan dan kekhusyuan itu adalah masalah keyakinan yang relatif.Di sinilah kita memerlukan kebenaran dalam agama, konsep dan kepemimpinannyauntuk melimpahkan rasa keimanan dengan hakiki. Allah berfirman dalam Surat An-Nisaa ayat 125:

    : -124125Waman ahsanu diinam mimman aslama wajhahuu lillaahi wahuwa muhsinuw wattabaamillata ibroohiima haniifaa, wattakhodzalloohu ibroohiima kholiilaaDan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang menyerahkan dirinyakepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahimyang lurus. Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.Siapa yang lebih baik agamanya, sistemnya, metodenya, tharikatnya, caranya, dari orang-orang yang menyerahkan diri kepada Allah?Jika sudah sampai kepada pemahaman Birokrasi Ilahiyyah dan masuk di dalamnya, makahal yang penting adalah ketundukan dan penyerahan diri dalam menghadap kepada Allah.Maqam ini lebih tinggi dari keimanan atau amal. Keimanan dan amal masih bersifatrelatif, kedua hal itu bisa berorientasi pada keduniawian dan dirinya. Keimanan dan amal

    6

  • 8/8/2019 pengertian keimanan

    7/7

    masih bisa menolak kewajiban dan larangan dari Allah SWT, sedangkan ketundukan danpenyerahan diri tidak mengenal kata relatif. Ketundukan tidak menolak kewajiban danlarangan dari Allah SWT. Dalam ketundukan dan penyerahan diri tersimpulkan ibadahtotal kepada Allah SWT.

    7