Pengertian Kebijakan Publik Menurut Beberapa Pakar
-
Upload
meyrzashrie -
Category
Documents
-
view
5.169 -
download
0
description
Transcript of Pengertian Kebijakan Publik Menurut Beberapa Pakar
Meyrza Ashrie Tristyana
070913042
DEFINISI KEBIJAKAN PUBLIK MENURUT BEBERAPA PAKAR
Untuk memahami lebih jauh bagaimana kebijakan publik sebagai solusi permasalahan
yang ada pada masyarakat, kita harus memahami dulu apa dan seperti apa kebijakan publik
itu sendiri. Berikut adalah definisi-definisi kebijakan publik menurut para ahli kebijakan
publik:
A. Thomas R. Dye (1981)
Kebijakan publik adalah apa yang tidak dilakukan maupun yang dilakukan oleh
pemerintah. Pengertian yang diberikan Thomas R. Dye ini memiliki ruang lingkup yang
sangat luas. Selain itu, kajiannya yang hanya terfokus pada negara sebagai pokok kajian.
Definisi kebijakan publik menurut Thomas R. Dye ini dapat diklasifikasikan sebagai
keputusan (decision making), dimana pemerintah mempunyai wewenang untuk
menggunakan keputusan otoritatif, termasuk keputusan untuk membiarkan sesuatu
terjadi, demi teratasinya suatu persoalan publik.
B. Easton (1969)
Mendefinisikan public policy sebagai:
“The authoritative allocation of value for the whole society, but it turns out that only
theg overnment can authoritatively act on the ‘whole’ society, and everything the
government choosed do or not to do result in the allocation of values.”
Maksudnya, public policy tidak hanya berupa apa yang dilakukan oleh pemerintah,
akan tetapi juga apa yang tidak dikerjakan oleh pemerintah karena keduanya sama-sama
membutuhkan alasan-alasan yang harus dipertanggungjawabkan.
Kebijakan publik dianggap sebagai pengalokasian nilai-nilai kekuasaan untuk seluruh
masyarakat yang keberadaannya mengikat. Dalam pengertian ini hanya pemerintah yang
dapat melakukan sesuatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan tersebut merupakan
bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang merupakan bentuk dari
pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat. Definisi kebijakan publik menurut Easton
ini dapat diklasifikasikan sebagai suatu proses manajemen, yang merupakan fase dari
serangkaian kerja pejabat publik. Dalam hal ini hanya pemerintah yang mempunyai andil
untuk melakukan tindakan kepada masyarakat untuk menyelesaikan masalah publik,
sehingga definisi ini juga dapat diklasifikasikan dalam bentuk intervensi pemerintah.
C. Anderson (1975)
Kebijakan publik adalah kebijakan kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan
pejabat-pejabat pemerintah, di mana implikasi dari kebijakan tersebut adalah:
1. Kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-
tindakan yang berorientasi pada tujuan.
2. Kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah.
3. Kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah,
jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan.
4. Kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti merupakan tindakan
pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu, atau bersifat negatif dalam
arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.
5. Kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif didasarkan pada
peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan memaksa.
Kebijakan merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh
seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau persoalan. Definisi
ini dapat diklasifikasikan sebagai intervensi pemerintah (intervensi sosio kultural) yaitu
dengan mendayagunakan berbagai instrument untuk mengatasi persoalan publik.
D. Chief J.O. Udoji (1981)
Mendefinisikan kebijaksanaan publik sebagai:
“An sanctioned course of action addressed to a particular problem or group of
related problems that affect society at large.”
Maksudnya ialah suatu tindakan bersanksi yang mengarah pada suatu tujuan tertentu
yang diarahkan pada suatu masalah atau sekelompok masalah tertentu yang saling
berkaitan yang mempengaruhi sebagian besar warga masyarakat.
E. Charles O. Jones (1977)
Jones menekankan studi kebijakan publik pada dua proses, yaitu:
1. Proses-proses dalam ilmu politik, seperti bagaimana masalah-masalah itu sampai pada
pemerintah, bagaimana pemerintah mendefinisikan masalah itu, dan bagaimana
tindakan pemerintah.
2. Refleksi tentang bagaimana seseorang bereaksi tehadap masalah-masalah, terhadap
kebijakan negara, dan memecahkannya.
Menurutnya kebijakan terdiri dari komponen-komponen:
1. Goal atau tujuan yang diinginkan.
2. Plans atau proposal, yaitu pengertian yang spesifik untuk mencapai tujuan.
3. Program, yaitu upaya yang berwenang untuk mencapai tujuan.
4. Decision atau keputusan, yaitu tindakan-tindakan untuk menentukan tujuan, membuat
rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program.
5. Efek, yaitu akibat-akibat dari program (baik disengaja atau tidak, primer atau
sekunder).
Jones memandang kebijakan publik sebagai suatu kelanjutan kegiatan pemerintah di
masa lalu dengan hanya mengubahnya sedikit demi sedikit. Definisi ini dapat
diklasifikasikan sebagai decision making, yaitu ketika pemerintah membuat suatu
keputusan untuk suatu tindakan tertentu. Klasifikasi ini juga dapat didefinisikan sebagai
intervensi negara dengan rakyatnya ketika terdapat efek dari akibat suatu program yang
dibuat oleh pemerintah yang diterapkan dalam masyarakat.
F. Edward
Kebijakan publik didefinisikan sebagai:
“What governments say and do, or do not do. It is the goals or purposes of
governments programs.”
Maksudnya, apa yang dinyatakan dan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah
termasuk kebijakan publik. Merujuk pada definisi di atas, kebijakan publik tampil sebagai
sasaran atau tujuan program-program. Edward lebih lanjut menjelaskan bahwa kebijakan
publik itu dapat diterapkan secara jelas dalam peraturan perundang-undangan dalam
bentuk pidato-pidato pejabat teras pemerintah ataupun berupa program-program dan
tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah.
G. Chandler dan Plano (1988)
Kebijkan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumberdaya-sumberdaya
yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah. Kebijakan publik
merupakan suatu bentuk intervensi yang dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah
demi kepentingan kelompok yang kurang beruntung dalam masyarakat agar mereka dapat
hidup, dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan secara luas. Pengertian kebijakan
publik menurut Chandler dan Plano dapat diklasifikasikan kebijakan sebagai intervensi
pemerintah. Dalam hal ini pemerintah mendayagunakan berbagai instrumen yang dimiliki
untuk mengatasi persoalan publik.
H. Woll (1966)
Kebijakan publik ialah sejumlah aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah di
masyarakat, baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaan kebijakan publik terdapat tiga tingkat
pengaruh sebagai implikasi dari tindakan pemerintah tersebut yaitu:
1. Adanya pilihan kebijakan atau keputusan yang dibuat oleh politisi, pegawai
pemerintah atau yang lainnya yang bertujuan menggunakan kekuatan publik untuk
mempengaruhi kehidupan masyarakat.
2. Adanya output kebijakan, di mana kebijakan yang diterapkan pada level ini
menuntut pemerintah untuk melakukan pengaturan, penganggaran, pembentukan
personil dan membuat regulasi dalam bentuk program yang akan mempengaruhi
kehidupan masyarakat.
3. Adanya dampak kebijakan yang merupakan efek pilihan kebijakan yang
mempengaruhi kehidupan masyrakat.
Definisi kebijakan publik menurut Woll ini dapat diklasifikasikan sebagai intervensi
pemerintah (intervensi sosio kultural) yaitu dengan mendayagunakan berbagai instrumen
untuk mengatasi persoalan publik. Definisi ini juga dapat diklasifikasikan sebagai
serangkaian kerja para pejabat publik untuk menyelesaikan persoalan di masyarakat.
I. Hakim (2003)
Hakim mengemukakan bahwa Studi Kebijakan Publik mempelajari keputusan-
keputusan pemerintah dalam mengatasi suatu masalah yang menjadi perhatian publik.
Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah sebagian disebabkan oleh
kegagalan birokrasi dalam memberikan pelayanan dan menyelesaikan persoalan publik.
Kegagalan tersebut adalah information failures, complex side effects, motivation failures,
rentseeking, second best theory, implementation failures (Hakim, 2002).
Berdasarkan stratifikasinya, kebijakan publik dapat dilihat dari tiga tingkatan, yaitu
kebijakan umum (strategi), kebijakan manajerial, dan kebijakan teknis operasional. Selain
itu, dari sudut manajemen, proses kerja dari kebijakan publik dapat dipandang sebagai
serangkaian kegiatan yang meliputi pembuatan kebijakan, pelaksanaan dan pengendalian,
serta evaluasi kebijakan.
J. Dunn (1994)
Menurut Dunn, proses analisis kebijakan adalah serangkaian aktivitas dalam proses
kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politis tersebut diartikan sebagai proses
pembuatan kebijakan dan divisualisasikan sebagai serangkaian tahap yang saling
tergantung, yaitu penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan,
implementasi kebijakan, dan penilaian kebijakan.
Proses formulasi kebijakan dapat dilakukan melalui tujuh tahapan sebagai berikut:
1. Pengkajian Persoalan. Tujuannya adalah untuk menemukan dan memahami hakekat
persoalan dari suatu permasalahan dan kemudian merumuskannya dalam hubungan
sebab akibat.
2. Penentuan Tujuan. Adalah tahapan untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai
melalui kebijakan publik yang segera akan diformulasikan.
3. Perumusan Alternatif. Alternatif adalah sejumlah solusi pemecahan masalah yang
mungkin diaplikasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
4. Penyusunan Model. Model adalah penyederhanaan dan kenyataan persoalan yang
dihadapi yang diwujudkan dalam hubungan kausal. Model dapat dibangun dalam
berbagai bentuk, misalnya model skematik, model matematika, model fisik, model
simbolik, dan lain-lain.
5. Penentuan Kriteria. Analisis kebijakan memerlukan kriteria yang jelas dan konsisten
untuk menilai alternatif kebijakan yang ditawarkan. Kriteria yang dapat dipergunakan
antara lain kriteria ekonomi, hukum, politik, teknis, administrasi, peranserta
masyarakat, dan lain-lain.
6. Penilaian Alternatif. Penilaian alternatif dilakukan dengan menggunakan kriteria
dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran lebih jauh mengenai tingkat efektivitas
dan kelayakan setiap alternatif dalam pencapaian tujuan.
7. Perumusan Rekomendasi. Rekomendasi disusun berdasarkan hasil penilaian alternatif
kebijakan yang diperkirakan akan dapat mencapai tujuan secara optimal dan dengan
kemungkinan dampak yang sekecil-kecilnya.
K. Heclo (1972)
Heclo menggunakan istilah kebijakan secara luas, yakni sebagai rangkaian tindakan
pemerintah atau tidak bertindaknya pemerintah atas sesuatu masalah. Jadi lebih luas dari
tindakan atau keputusan yang bersifat khusus. Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai
decision making yaitu apa yang dipilih oleh pemerintah untuk mengatasi suatu masalah
publik, baik dengan cara melakukan suatu tindakan maupun untuk tidak melakukan suatu
tindakan.
L. Henz Eulau dan Kenneth Previt (1973)
Merumuskan kebijakan sebagai keputusan yang tetap, ditandai oleh kelakuan yang
berkesinambungan dan berulang-ulang pada mereka yang membuat kebijakan dan yang
melaksanakannya. Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai decision making yaitu
ketika pemerintah memilih untuk membuat suatu keputusan (to do) dan harus
dilaksanakan oleh semua masyarakat.
M. Robert Eyestone
Secara luas kebijakan publik dapat didefinsikan sebagai hubungan suatu unit
pemerintah dengan lingkungannya. Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai democratic
governance, dimana didalamnya terdapat interaksi negara dengan rakyatnya dalam rangka
mengatasi persoalan publik.
N. Richard Rose
Kebijakan hendaknya dipahami sebagai serangkaian kegiatan yang sedikit
banyakberhubungan beserta konsekuensi-konsekuensinya bagi mereka yang bersangkutan
daripada sebagai suatu keputusan tersendiri. Kebijakan ini dipahami sebagai arah atau
pola kegiatan dan bukan sekedar suatu keputusan untuk melakukan sesuatu. Definisi ini
dapat diklasifikasikan sebagai intervensi Negara dengan rakyatnya dalam rangka
mengatasi persoalan publik, karena melalui hal tersebut akan terjadi perdebatan antara
yang setuju dan tidak setuju terhadap suatu hasil kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
O. Carl Friedrich
Ia memandang kebijakan sebagai suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang,
kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkup tertentu, yang memberikan hambatan-
hambatan dan kesempatan kesempatan terhadap kebijakan yang diusulkan untuk
menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan, atau merealisasikan
suatu sasaran atau suatu maksud tertentu. Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai
intervensi pemerintah (intervensi sosio kultural) dengan mendayagunakan berbagai
instrumen (baik kelompok, individu maupun pemerintah) untuk mengatasi persoalan
publik.
P. Amir Santoso
Pada dasarnya pandangan mengenai kebijakan publik dapat dibagi kedalam dua
kategori, yaitu:
1. Pendapat ahli yang menyamakan kebijakan publik sebagai tindakan-tindakan
pemerintah. Semua tindakan pemerintah dapat disebut sebagai kebijakan publik.
Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai decision making dimana tindakan-tindakan
pemerintah diartikan sebagai suatu kebijakan.
2. Pendapat ahli yang memberikn perhatian khusus pada pelaksanaan kebijakan.
Kategori ini terbagi dalam dua kubu, yakni:
a. Mereka yang memandang kebijakan publik sebagai keputusan-keputusan
pemerintah yang mempunyai tujuan dan maksud-maksud tertentu dan mereka
yang menganggap kebijakan publik sebagai memiliki akibat-akibat yang bisa
diramalkan atau dengan kata lain kebijakan publik adalah serangkaian instruksi
dari para pembuat keputusan kepada pelaksana kebijakan yang menjelaskan
tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai decision making oleh pemerintah dan
dapat juga diklasifikasikan sebagai interaksi negara dengan rakyatnya dalam
mengatasi persoalan publik.
b. Kebijakan publik terdiri dari rangkaian keputusan dan tindakan. Kebijakan publik
sebagai suatu hipotesis yang mengandung kondisi-kondisi awal dan akibat-akibat
yang bisa diramalkan (Presman dan Wildvsky).
Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai decision making dimana terdapat
wewenang pemerintah didalamnya untuk mengatasi suatu persoalan publik.
Definisi ini juga dapat diklasifikasikan sebagai intervensi antara negara terhadap
rakyatnya ketika negara menerapkan kebijakan pada suatu masyarakat.
Sumber:
Afrizal Woyla Saputra Zaini di http://afrizalwszaini.wordpress.com/2012/01/13/defenisi-
kebijakan-publik-menurut-pakar/ diakses pada hari Senin, 12 Maret 2012 pukul 19.55 WIB
Budi Winarno, “Apakah Kebijakan Publik?” dalam Teori dan Proses Kebijakan Publik,
Yogyakarta: Media Pressindo, 2002.
Drs. Hessel Nogi S. Tangkilisan, M. Si, “Teori dan Konsep Kebijakan Publik” dalam
Kebijakan Publik yang Membumi, konsep, strategi dan kasus, Yogyakarta: Lukman Offset
dan YPAPI, 2003.