Pengertian Ekosistem Danau

download Pengertian Ekosistem Danau

of 28

description

KKKKKK

Transcript of Pengertian Ekosistem Danau

Pengertian Ekosistem DanauEkosistem adalah hubungan antara kumpulan beberapa populasi disuatu tempat yang mengadakan interaksi, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungan abiotik dan hubungannya adalah timbal balik.Danau adalah ceruk atau cekungan pada permukaan bumi yang berisi air. Jadi ekosistem danau adalah hubungan beberapa populasi yang hidup disuatu ceruk atau cekungan pada permukaan bumi yang berisi air yang mengadakan interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungan abiotik dan hubungannya adalah timbal balik

B.Komponen Biotik dan Abiotik Ekosistem DanauKomponen ekosistem danau tersusun atas komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik) yang dapat dijelaskan sebagai berikut :1.Komponen BiotikKomponen biotik dalam ekosistem danau meliputi semua jenis makhluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme.a.Komponen Biotik Danau Berdasarkan FungsinyaBerdasarkan fungsinya, organisme air tawar dibedakan menjadi 3 macam:1)Produsen: terdiri dari golongan ganggang, ganggang hijau dan ganggang biru golongan spermatophyta, misal: eceng gondok, teratai, kangkung, genger,kiambang.2)Konsumen: meliputi hewan-hewan, serangga, udang, siput, cacing, dan hewan-hewan lainnya.3)Dekomposer/pengurai: sebagian besar terdiri atas bakteri dan mikroba lain.

b.Komponen Biotik Danau Berdasarkan Kebiasaan Hidupnya Didalam AirBerdasarkan kebiasaan kehidupan dalam air, organisme air tawar dibedakan atas 5 macam:1)Plankton: terdiri atas fitoplankton (plankton tumbuhan) dan zooplankton (plankton hewan), merupakan organisme yang gerakannya pasif selalu dipengaruhi oleh arus air.2)Nekton: organisme yang bergerak aktif berenang. Contoh: ikan, serangga air.3)Neston: organisme yang beristirahat dan mengapung di permukaan air.4)Bentos: organisme yang hidup di dasar perairan.5)Perifiton: organisme yang melekat pada suatu substrat (batang, akar, batu-batuan) di perairan.c.Berdasarkan Cara Memperoleh MakananBerdasarkan cara memperoleh makanan atau energi, dibagi menjadi 2 kelompok:1)Organisme autotrof: organisme yang dapat mensintesis makanannya sendiri. Tumbuhan hijau tergolong organisme autotrof, peranannya sebagai produsen dalam ekosistem air tawar.2)Fagotrof dan Saprotrof: merupakan konsumen dalam ekosistem air tawar. Fogotrof adalah pemakan organisme lain, sedang Saprotrof adalah pemakan sampah atau sisa organisme lain.2.Komponen AbiotikKomponen-komponen abiotik utama dalam ekosistem adalah sebagai berikut :a.SuhuKelembapan dan suhu juga sangat memengaruhi keberadaan suatu organisme dalam suatu ekosistem. Kelembapan dan suhu berpengaruh terhadap hilangnya air yang terjadi melalui penguapan. Setiap organisme memiliki toleransi yang berbeda-beda terhadap suhu dan kelembapan. Suhu terendah yang masih memungkinkan organisme hidup disebut sebagai suhu minimum. Suhu yang paling sesuai dan mendukung kehidupan untuk organisme disebut sebagai suhu optimum, sedangkan suhu tertinggi yang masih dapat ditoleransi atau memungkinkan organisme hidup disebut sebagai suhu maksimum.Suhu lingkungan merupakan faktor penting dalam persebaran organisme karena pengaruhnya pada proses biologis dan ketidakmampuan sebagian besar organisme untuk mengatur suhu tubuhnya secara tepat. Sel bisa pecah jika air yang terdapat didalamnya membeku pada suhu dibawah 0oC, dan protein pada sebagian besar organism akan mengalami denutrasi pada suhu diatas 45oC. Selain itu, sejumlah organisme dapat mempertahankan suatu metabolisme yang cukup aktif pada suhu yang sangat rendah atau pada suhu yang sangat tinggi.b.AirOrganism air tawar hidup berendam di dalam suatu lingkungan akuatik, tetapi organisme tersebut menghadapi permasalahan keseimbangan air jika tekanan osmosis air intraselulanya tidak sesuai dengan tekanan osmosis disekitarnya.c.Cahaya MatahariMatahari memberikan energi yang menggerakkan hampir seluruh ekosistem, meskipun hanya tumbuhan dan organisme fotosintetik. Dalam ekosistem akuatik, intensitas dan kualitas cahaya membatasi persebaran organisme fotosintetik. Setiap meter kedalaman air secara selektif menyerap sekitar 45% cahaya merah dan sekitar 2% cahaya biru yang melaluinya. Sebagai hasilnya, sebagian besar fotositesis dalam lingkungan akuatik terjadi relative didekat permukaan air. Akan tetapi, organisme fotosintetik itu sendiri menyerap banyak cahaya yang menembus air, yang selanjutnya akan mengurangi intensitas dan kualitas cahaya pada air di bawahnyad.AnginAngin memperkuat suhu lingkungan pada organisme dengan cara meningkatkan hilangnya panas melalui penguapan (evaporasi) dan konveksi (factor wind-chill atau pendinginan oleh angin).e.Batu dan TanahStruktur fisik, pH, dan komposisi mineral batuan serta tanah akan membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya, sehingga menjadi salah satu penyebab timbulnya pola mengelompok pada area tertentu yang acak (patchiness) pada ekosistem terrestrial yang sering kita lihat. Pada ekosistem akuatik, komposisi substrat dapat mempengaruhi factor kimiawi dalam air, yang selanjutnya akan mempengaruhi tumbuhan dan hewan penghuni ekosistem akuatik.f.Tingkat keasaman atau Ph tanahTumbuhan hanya bisa hidup normal dalam suasana tanah yang tidak begitu asam dan basa atau dalam keadaan netral atau Ph 7. Apabila tanah terlalu asam (Ph kurang 7) atau terlalu basa (Ph lebih 7) pertumbuhannya akan terganggu.

C.Ciri-Ciri Ekosistem DanauCiri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.1.Adaptasi tumbuhanTumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai(Nymphaea gigantean)mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.2.Adaptasi hewanEkosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.D.Macam-Macam Danau1.Berdasarkan Jenis AirnyaDanau yang terbagi didasarkan jenis air nya , menjadia.Danau air tawaryaitu danau yang berair tawar, danau jenis ini memiliki ciri yaitu memiliki pelepasan berupa sungai, contoh danau tobab.Danau air asin yaitu danau yang berair asin dimana danau jenis ini tidak memliki pelepasan, karena merupakan akhir dari sungai dan pelepasan hanya merupakan penguapan saja. Contoh : Danau sentani (Papua).c.Danau air asam yaitu danau yang airnya berasal dari belerang. dan memiliki ciri : biasanya merupakan kawah gunung berapi yang berisi air hujan dan airnya berwarna hijau kekuning-kuningan. Contoh Danau Tangkuban perahu.2.Berdasakan Kapasitas AirDanau berdasarkan kapasitas airnya , terbagi menjadia.Danau permanen: yaitu dana yang kapasitas airnya tidak dipengaruhi oleh musimb.Danau temporeryaitu dana yang kapasitas airnya bersifat fluktuaktif (meluap ketika musim hujan dan surut ketika musim kemarau).

3.Berdasarkan Produksi Materi OrganikDanau berdasarkan produksi materi organiknya, yaitu sebagai berikut.a.Danau oligotropikOligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.b.Danau eutropikEutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciricirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.4.Berdasarkan Proses TerbentuknyaBerdasarkan proses terbentuknya, danau dibedakan atas beberapa jenis yaitu sebagai berikut :a.Danau Tektonik, yaitu danau yang terbntuk oleh tenaga endogen yang bersumber dari gerakan tektonik seperti cekungan-cekungan akibat patahan dan lipatan. Contohnya Danau Tempe, Danau Tondano dan Danau Towuti di Sulawesi.b.Danau Vulkanik, yaitu danau bekas gunung api. Air danau berasal dari curah hujan yang tertampung pada lubang kepundan atau kaldera. Contohnya Danau Kawah Gunung Kelud, Gunung Batur, dan Gunung Galunggung.c.Danau Vulkano-Tektonik, yaitu danau yang terbentuk karena gabungan proses vulkanik dan tektonik. Patahan atau depresi pada bagian permukaan bumi pasca letusan. Dapur magma yang telah kosong menjadi tidak stabil sehingga terjadi pemerosotan atau patah. Cekungan akibat patahan tersebut kemudian diisi oleh air contohnya Danau Toba di Sumatera.

E.Pembagian Daerah dalam Ekosistem Danau1.Daerah litoralDaerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi.Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.2.Daerah limnetikDaerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masihdapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagaifitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggangberfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selamamusim panas dan musim semi.Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudianikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.3.Daerah profundalDaerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasiseluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerahlimnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba4.Daerah bentikDaerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bento dan sisa-sisa organisme mati.Gbr. Berbagai Organisme Air TawarBerdasarkan Cara HidupnyaGbr. Empat Daerah Utama Pada Danau Air TawarF.Fungsi dan Manfaat Ekosistem DanauBeberapa fungsi dan manfaat danau sebagai ekosistem antara lain :1.sebagai sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang bahan genetik;2.sebagai tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora/fauna yang penting,3.sebagai sumber air yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat sekitarnya (rumahtangga, industri dan pertanian);4.sebagai tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan, aliran permukaan, sungai-sungai atau dari sumber-sumber air bawah tanah;5.memelihara iklim mikro, di mana keberadaan ekosistem danau dapat mempengaruhi kelembaman dan tingkat curah hujan setempat;6.sebagai sarana transportasi untuk memindahkan hasil-hasil pertanian dari tempat satu ke tempat lainnya;7.sebagai penghasil energi melalui PLTA;8.sebagai sarana rekreasi dan objek pariwisata.9.Sebagai sumber air yang paling praktis dan murah untuk kepentingan domestik maupun industri,10.Sebagai sistem pembuangan yang memadai dan paling murah (Connell & Miller,1995).G.Cara Melestarikan Ekosistem Danau1.Jangan membuang sampah dan limbah sembarangan2.Jangan jadikan danau sebagai toilet raksasa3.Batasi budidaya keramba apung4.Batasi kuota penangkapan ikan5.Batasi daerah untuk pemancingan6.Menjaga hutan disekeliling danau agar tidak ditebang.

Ekosistem RawaRawa merupakan sebutan untuk semua daerah yang tergenang air, yang penggenangannya daat bersifat musiman ataupun permanen dan ditumbuhi oleh tumbuhan (vegetasi). Hutan rawa memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya. Jenis-jenis floranya antara lain: durian burung (Durio carinatus), ramin (Gonystylus sp), terentang (Camnosperma sp.), kayu putih (Melaleuca sp), sagu (Metroxylon sp), rotan, pandan, palem-paleman dan berbagai jenis liana. Faunanya antara lain :harimau (Panthera tigris),Orang utan (Pongo pygmaeus), rusa (Cervus unicolor), buaya (Crocodylus porosus), babi hutan (Sus scrofa), badak, gajah, musang air dan berbagai jenis ikan.B.Ekosistem Hutan Rawa Gambut1.Pengertian Hutan Rawa GambutHutan rawa gambut merupakan hutan dengan lahan basah yang tergenang yang biasanya terletak di belakang tanggul sungai (backswamp). Hutan ini didominasi oleh tanah-tanah yang berkembang dari tumpukan bahan organik, yang lebih dikenal sebagai tanah gambut atau tanah organic (Histosols). Dalam skala besar, hutan ini membentuk kubah (dome) dan terletak diantara dua sungai besar.Hutan rawa dan hutan gambut terdapat di dalam satu daerah, dan biasanyahutan gambut merupakan kelanjutan dari hutan rawa. Perbedaannya hanya pada hutan gambut memiliki lapisan gambut, yakni lapisan bahan organic yang tebalmencapai 1-2 m, sedangkan hutan rawa lapisannya hanya sekitar 0,5 m. Kedua hutan ini selalu hijau, dan mempunyai tajuk yang berlapis-lapis dengan berbagai jeniswalaupun tidak selengkap hutan hujan. Biasanya didominasi oleh jenis-jenisdikotiledon dan ketinggian dapat mencapai 30 m terutama sebelah tepinya. Semakinke tengah semakin pendek, bahkan terkadang di tengah bias mencapai tinggi 2 msehingga sering disebut hutan cebol.Jenis vegetasi hutan gambut biasanya terdiri dari jenis Palmae, Pandanus,Podocarpus , dan beberapa dari family Dipterocarpaceae. PH habitat biasanya 3,2 dan bersifat hamper steril. Hal ini kemungkinan merupakan salah satu penyebabjumlah vegetasi hutan gambut tidak banyak, tetapi khas.Gambut adalah suatu tipe tanah yang dibentuk dari sisa-sisa tumbuhan danmempunyai kandungan bahan organic yang sangat tinggi. Permukaan gambut sepertikerak yang berserabut, menutupi bagian dalam yang lembap berisikan potongan-potongan kayu besar dan sisa-sisa tumbuhan lainnya.Gambut dapat diklasifikasikan atas dua bentuk, yaitu :a)Gambut OmbrogenAdalah gambut yang umum dijumpai. Banyak ditemui di dekat pantai dankedalaman gambutnya mencapai 20 m. air draenasenya sangat asam dan miskin zat hara. Tumbuhan yang ada disini mendapatkan zat hara hanyadari tumbuhan itu sendiri, dari gambut, dan dari air hujan.b)Gambut TopogenMerupakan tipe gambut yang jarang ditemui, biasanya dibentuk pada lekukan-lekukan tanah. Tumbuhan yang ada pada tanah ini mendapatkanzat haranya dari tanah mineral, air sungai, sisa tumbuhan dan air hujan.Gambut ini terdapat di pantai-pantai di balik bukit-bukit pasir dan daerahpedalaman dimana air drainasenya terhambat. Biasanya tebal gambut ini sekitar 4 m. gambut dan air draenasenya bersifat agak asam dan mengandung zat hara yang relative banyak.2.Komponen Penyusun Hutan Rawa Gambuta.Komponen BiotikKekhasan lingkungan abiotik hutan Rawa Gambut membuat hanya spesies tertentu yang mampu bertahan di lingkungan ekosistem ini. Berdasarkan sub ekosistem yang ada pada ekosistem ini (akan dibahas kemudian) beberapa tipe komponen biotikyang dapat hidup disekitar kawasan ekosistem ini adalah sebagai berikut :1.Subekosistem sungaiIkan, Udang, Siput, dan hewan sungai lain.Ganggang dan lumutTumbuhan air seperti enceng gondok2.Subekosistem lahan SalinMangrove dan nipahGanggang dan lumutSiput dan lain-lain3.Subekosistem Rawa GambutKayu (meranti, jati) rotan, dan hasil hutan lainBeberapa spesies hewan langka : harimau pada hutan rawa gambut sumsel, dan gajah sumatera)Berbagai macam spesies burungb.Komponen Abiotik1.Rawa pasang surutRawa pasang surut merupakan lahan rawa yang genangannya dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Tingginya air pasang dibedakan menjadi dua, yaitu pasang besar dan pasang kecil. Pasang kecil, terjadi secara harian (1-2 kalisehari).2.Rawa lebakRawa lebak adalah lahan rawa yang genangannya terjadi karena luapan air sungai dan atau air hu jan di daerah cekungan pedalaman. Genangannya umumnya terjadi pada musim hujan dan menyu sut pada musim kemarau.3.Rawa lebak peralihanLahan rawa lebak yang pasang surutnya air laut masih terasa di saluran primer atau di sungai. Pada lahan sperti ini, endapan laut dicirikan oleh adanya lapisan pirit, biasanya terdapat pada ke dalaman 80 - 120 cm dibawah permukaan tanah3.Ragam Subekosistem Hutan Rawa Gambuta.Sub Ekosistem SungaiSama seperti sungai dan pinggiran sungai yang lainnya, sub ekosistem ini menjadi habitat banyak fauna seperti keong, siput, cacing, ikan dan beberapa jenis flora pinggiran sungai.b.Sub Ekosistem Lahan SalinLahan salin adalah lahan pasang surut (bagi kawasan pinggiran pantai) dan kawasan yang terpengaruh rembesan air sungai bagi pinggiran sungai). Lahan salin pada pinggiran pantai mendapat pengaruh rembesan air laut terutama pada musim kemarau. Pada hutan gambut, rembesan air laut tak hanya terjadi ketika hutan gambut berbatasan langsung dengan pantai melainkan bisa karena air masuk melalui sungai pada waktu pasang atau adanya rembesan melalui pori tanah. Sementara lahan salin adalah lahan Pasang surut yg kadar garamnya lebih dari 0.8 %. Biasanya dihuni tumbuhan bakau. Sedangkan lahan salin yanghanya berair asinketika kemarau disebut lahan salin peralihan. Biasanya diitumbuhi tanaman nipah. Tipe sub ekosistem ini yang disebut sebagai lahan potensial didalam gambarc.Sub Ekosistem Rawa GambutSub ekosistem Rawa Gambut mempunyai karakteristik umum hutan rawa gambut dimana terdiri dari lahan basah yang berperan penting dalam mengikat karbon dan menyerap air.C.Ekosistem Rawa Air TawarEkosistem air tawar merupakan kosistem dengan habitatnya yang sering digenangi air tawar yang kaya mineral dengan pH sekitar 6. Kondisi permukaan airtidak selalu tetap. Ekosistem rawa air tawar ini ditumbuhi oleh beragam jenisvegetasi. Hal ini desebabkan oleh terdapatnya beragam jenis tanah pada berbagaiekosistem rawa air tawar.Di beberapa daerah pada rawa-rawa tersebut ditumbuhi rumput, ada pula yang hanya ditumbuhi jenis pandan atau palem yang menonjol. Malah ada pula yangmenyerupai hutan-hutan dataran rendah, dengan akar tunjang atau akar napas maupun seperti penupang pohon.D.Ciri-Ciri Ekosistem Rawa Air Tawar.Ekosistem air tawar memiliki beberapa karakteristik, seperti variasi suhu yang perubahannya tidak menyolok, tumbuhan yang dominannya alga, dan keadaan lingkungannya dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Karateristik ekosistem air tawar lainnya seperti tumbuhan rendah bersel satu mempunyai dinding sel yang kuat, sedang tumbuhan tingkat tinggi mempunyai akar sulur untuk melekat pada bagian dasar perairan, misalkan teratai, kangkung, ganggang biru dan ganggang hijau. Sedangkan, karakteristik hewannya memiliki ciri-ciri mengeluarkan air berlebih, garam diabsorpsi (diserap) melalui insang secara aktif dan sedikit minum, air masuk dalam tubuh secara osmosis. Ekosistem air tawar dibagi menjadi dua, yaitu lotik dan lentik. Ekosistem air tawar lotik merupakan perairan berarus, contohnya adalah sungai. Adapun ekosistem air tawar lentik memiliki ciri airnya tidak berarus. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme air tawar dibedakan sebagai berikut :1.Plankton, terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.2.Nekton, hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.3.Neuston, organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.4.Perifiton, merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat pada tumbuhan atau benda lain, misalnya siput.5.Bentos, hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Ekosistem air tenang meliputi danau dan rawa, sedangkan ekosistem air mengalir adalah sungai.Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri abiotik sebagai berikut. Memiliki kadar garam (salinitas) yang tinggi. Tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Habitat air laut saling berhubungan antara laut yang satu dengan laut yang lain. Memiliki variasi perbedaan suhu di bagian permukaan dengan di kedalaman laut. Terdapat arus laut, yang pergerakannya dapat dipengaruhi oleh arah angin, perbedaan densitas (massa jenis) air, suhu, tekanan air, gaya gravitasi, dan gaya tektonik batuan bumi.Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem air laut dibagi menjadi beberapa zona (daerah), yaitu sebagai berikut. Zona fotik, merupakan daerah yang dapat ditembus cahaya matahari, kedalaman air kurang dari 200 meter. Organisme yang mampu berfotosintesis banyak terdapat di zona fotik. Zona twilight, merupakan daerah dengan kedalaman air 200 2.000 meter. Cahaya matahari remang-remang sehingga tidak efektif untuk fotosintesis. Zona afotik, merupakan daerah yang tidak dapat ditembus cahaya matahari sehingga selalu gelap. Kedalaman air lebih dari 2.000 meter.Pembagian zona ekosistem air laut dimulai dari pantai hingga ke tengah laut yaitu sebagai berikut. Zona litoral(pasang surut), merupakan daerah yang terendam saat terjadi pasang dan seperti daratan saat air laut surut. Zona ini berbatasan dengan daratan dan banyak dihuni kelompok hewan, seperti bintang laut, bulu babi, udang, kepiting, dan cacing laut. Zona neritik, merupakan daerah laut dangkal, kurang dan 200 m. Zona ini dapat ditembus cahaya matahari dan banyak dihuni ganggang laut dan ikan. Zona batial, memiliki kedalaman air 200 m 2.000 m dan keadaannya remang-remang. Di zona ini tidak ada produsen, melainkan dihuni oleh nekton (organisme yang aktif berenang), misalnya ikan. Zona abisal, merupakan daerah palung laut yang keadaannya gelap. Kedalaman air di zona abisal lebih dan 2.000 m. Zona ini dihuni oleh hewan predator, detritivor (pemakan sisa organisme), dan pengurai.Berikut ini macam-macam ekosistem air laut.a. Ekosistem laut dalamEkosistem laut dalam terdapat di laut dalam atau palung laut yang gelap karena tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari. Pada ekosistem laut dalam tidak ditemukan produsen. Organisme yang dominan, yaitu predator dan ikan yang pada penutup kulitnya mengandung fosfor sehingga dapat bercahaya di tempat yang gelap.b. Ekosistem terumbu karangEkosistem terumbu karang terdapat di laut yang dangkal dengan air yang jernih. Organisme yang hidup di ekosistem ini, antara lain hewan terumbu karang (Coelenterata), hewan spons (Porifera), Mollusca (kerang, siput), bintang laut, ikan, dan ganggang. Ekosistem terumbu karang di Indonesia yang cukup terkenal di antaranya Taman Nasional Bawah Laut Bunaken.c. Ekosistem estuariEkosistem estuari terdapat di daerah percampuran air laut dengan air sungai. Salinitas air di estuari lebih rendah daripada air laut, tetapi lebih tinggi daripada air tawar, yaitu sekitar 5 25 ppm. Di daerah estuari dapat ditemukan tipe ekosistem yang khas, yaitu padang lamun (seagrass) dan hutan mangrove. Padang lamun, merupakan habitat pantai yang biasanya ditumbuhiseagrass. Tumbuhan ini memiliki rizom dan serabut akar, batang, daun, bunga, bahkan ada yang berbuah.Seagrassberbeda dengan alga karena mempunyai sistem reproduksi dan pertumbuhan yang khas.Seagrasstumbuh menyebar membentuk padang rumput di dalam air dengan perpanjangan rizom. Jenis hewan di padang lamun, antara lain duyung(Dugong dugon), bulu babi(Tripneustes gratilla), kepiting renang(Portunus pelagicus), udang, dan penyu.d. Ekosistem hutan mangrove, terdapat di daerah tropis hingga subtropis. Ekosistem ini didominasi oleh tanaman bakau (Rhizophorasp.), kayu api (Avicenniasp.), dan bogem (Bruguierasp.). Tumbuhan bakau memiliki akar yang kuat dan rapat untuk bertahan di lingkungan berlumpur yang mudah goyah oleh hempasan air laut. Akar napasnya berfungsi untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Tumbuhan bakau memiliki buah dengan bijivivipariyang sudah berkecambah dan berakar panjang saat masih di dalam buah sehingga langsung tumbuh ketika jatuh ke lumpur. Hewan-hewan yang hidup di ekosistem ini, antara lain burung, buaya, ikan, biawak, kerang, siput, kepiting, dan udang. Hutan mangrove banyak terdapat di pesisir pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Papua, Bali, dan Sumbawa.f. Ekosistem pantai pasirEkosistem pantai pasir terdiri atas hamparan pasir yang selalu terkena deburan ombak air laut. Di tempat ini angin bertiup kencang dan cahaya matahari bersinar kuat pada siang hari. Vegetasi atau tumbuhan yang dominan adalah formasi pes-caprae dan formasi barringtonia.Formasi pes-capraeterdiri atas tanaman berbatang lunak dan berbiji (terna), misalnyaIpomoea pes-caprae,Vigna marina,danSpinifex littoreus.Formasi barringtoniaterdiri atas perdu dan pohon, misalnyaBarringtonia asiatica,Terminalia catappa, Erythrina, Hibiscus tiliaceus,danHernandia. Hewan yang hidup di pantai pasir, misalnya kepiting dan burung. Pantai pasir antara lain terdapat di Bali, Lombok, Papua, Bengkulu, dan Bantul (Yogyakarta).g. Ekosistem pantai batuSesuai dengan namanya, ekosistem pantai batu memiliki banyak bongkahan batu besar maupun batu kecil. Organisme dominan di smi, yaitu ganggang cokelat, ganggang merah, siput, kerang, kepiting, dan burung. Ekosistem ini banyak terdapat di pantai selatan Jawa, pantai barat Sumatra, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku.

Ekosistem sungaiSungai adalah perairan umum yang airnya mengalir terus menerus pada arah tertentu, berasal dari air tanah, air permukaan yang diakhiri bermuara ke laut. Sungai sebagai perairan umum yang berlokasi di darat dan merupakan suatu ekosistem terbuka yang berhubungan erat dengan sistem-sistem terestrial dan lentik. Ciri-ciri umum daerah aliran sungai adalah semakin ke hulu daerahnya pada umumnya mempunyai tofograpi makin bergelombang sampai bergunung-gunung. Sungai adalah lingkungan alam yang banyak dihuni oleh organisme. Zonasi pada habitat air mengalir adalah mengarah ke longitudinal, yang menunjukkan bahwa tingkat yang lebih atas berada di bagian hulu dan kemudian mengarah ke hilir.Pada habitat air mengalir ini, perubahan-perubahan yang terjadi akan lebih nampak pada bagian atas dari aliran air karena adanya kemiringan, volume air atau komposisi kimia yang berubah. secara umum zonasi habitat air mengalir, yaitu: Arus mempunyai arti penting untuk pergerakan ikan. Arus yang searah dari hulu sangat penting untuk pergerakan ikan atau bahkan menyebabkakn ikan-ikan bergerak aktif melawann arus, kea rah muara pergerakan ikan dapat berlangsung dengan pasif maupun mengapungSungai merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia.Dan sungai merupakan salah satu sumber air bagi kehidupan yang ada di bumi. Baik manusia, hewan dan tumbuhan semua makhluk hidup memerlukan air untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sungai mengalir dari hulu ke hilir bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Air sungai berakhir di laut sehingga air yang tadinya terasa tawar menjadi asin terkena zat garam di laut luas.Sungai adalah bagian dari permukaan bumi sebagai tempat air tawar mengalir.Sungai terbentuk secara alami. Pada bagian kiri dan kanan dibatasi oleh tanggul. Sungai bermuara ke rawa, danau, sungai lain, dan akhirnya ke laut. Daerah tempat sumber air sungai mengalir disebut juga daerah hulu sungai. Berdasarkan ciri yang tampak, aliran sebuah sungai terbagi atas tiga bagian. Yaitu bagian hulu, bagian tengah, dan bagian hilir atau muara.Hulu SungaiAdapun ciri-ciri bagian hulu sungai adalah sebagai berikut :1.Arus sungai deras.2.Arus erosi ke dasar sungai besar (erosi vetikal).3.Lembah sungai curam.4.Lembah sungai berbentuk V.5.Tidak terjadi pengendapan hasil erosi.6.Banyak ditemukan air terjunTengah SungaiAdapun ciri-ciri bagian tengah sungai adalah sebagai berikut.1.Jarang dijumpai air terjun.2.Kecepatan aliran sungai mulai berkurang.3.Mulai terjadi proses pengendapan material yang dibawa oleh air sungai.4.Selain terjadi erosi ke bawah juga terjadi erosi ke samping (erosi horizontal)Hilir atau MuaraAdapun ciri-ciri bagian hilir atau muara sungai adalah sebagai berikut.1.Kecepatan sungai mulai lambat.2.Proses pengendapan sangat intensif.3.Dibagian muara sungai sering disebut delta.Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sundai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertantu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untukirigasipertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. DiIndonesiasaat ini terdapat 5.950daerah aliran sungai(DAS). Daerah Aliran Sungai (DAS), seperti yang dikemukan Sandy (1985) adalah bagian dari muka bumi yang dibatasi oleh topografi dan semua air yang jatuh mengalir kedalam sungai, dan keluar pada satu outlet. Sedangkan kerapan sungai yang dimaksudkan adalah ratio (perbandingan) jumlah panjang sungai dalam (km) terhadap luas Daerah Aliran Sungai.

Pada tahun 1880 an seorang geologist berkebangssan Amerika, William Davis Morris, berpendapat bahwa sungai dan lembahnya ibarat organisme hidup. Sungai berubah dari waktu ke waktu, mengalami masa muda, dewasa, dan masa tua. Menurut Davis, siklus kehidupan sungai dimulai ketika tanah baru muncul di atas permukaan laut. Hujan kemudian mengikisnya dan membuat parit, kemudian parit-parit itu bertemu sesamanya dan membentuk sungai. Danau menampung air pada daerah yang cekung, tapi kemudian hilang sebagai sebagai sungai dangkal. Kemudian memperdalam salurannya dan mengiris ke dasarnya membentuk sisi yang curam, lembah bentuk V. Anak-anak sungai kemudian tumbuh dari sungai utamanya seperti cabang tumbuh dari pohon. Semakin tuan sungai, lembahnya semakin dlam dan anak-anak sungainya semakin panjang.Robert E. Horton, seorang consulting hydrolic engineer, mengklasifikasikan sungai berdsarkan tingkat kerumitan anak-anak sungainya. Saluran sungai tanpa anaknya disebut sebagai "first order". Sungai yang mempunyai satu atau lebih anak sungai "first order" disebut saluran sungai "second order". Sebuah sungai dikatakan "third order" jika sungai itu mempunyai sekurang-kurangnya satu anak sungai "second order".A.Sungai menurut jumlah airnya1.sungaipermanen- yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan.Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.2.sungai periodik- yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah.Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.3.sungai intermittentatau sungai episodik - yaitu sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba.4.sungai ephemeral- yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.B. Sungai menurut genetiknya1.sungai konsekwenyaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng2.sungai subsekwenyaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekwen3.sungai obsekwenyaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekwen4.sungai insekwenyaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan5.sungai resekwenyaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah dengan sungai konsekwenC. Manajemen sungaiSungai seringkali dikendalikan atau dikontrol supaya lebih bermanfaat atau mengurangi dampak negatifnya terhadap kegiatan manusia.1.BendungdanBendungandibangun untuk mengontrol aliran, menyimpan air atau menghasilkan energi.2.Tangguldibuat untuk mencegah sungai mengalir melampaui batas dataran banjirnya.3.Kanal-kanal dibuat untuk menghubungkan sungai-sungai untuk mentransfer air maupun navigasi4.Badan sungai dapat dimodifikasi untuk meningkatkannavigasiatau diluruskan untuk meningkatkan rerata aliran.

Manajemen sungai merupakan aktivitas yang berkelanjutan karena sungai cenderung untuk mengulangi kembali modifikasi buatan manusia. Saluran yang dikeruk akan kembali mendangkal, mekanisme pintu air akan memburuk seiring waktu berjalan, tanggul-tanggul dan bendungan sangat mungkin mengalami rembesan atau kegagalan yang dahsyat akibatnya. Keuntungan yang dicari dalam manajemen sungai seringkali "impas" bila dibandingkan dengan biaya-biaya sosial ekonomis yang dikeluarkan dalam mitigasi efek buruk dari manajemen yang bersangkutan.

Sebagai contoh, di beberapa bagian negara berkembang, sungai telah dikungkung dalam kanal-kanal sehingga dataran banjir yang datar dapat bebas dan dikembangkan. Banjir dapat menggenangi pola pembangunan tersebut sehingga dibutuhkan biaya tinggi dan seringkali makan korban jiwa. Banyak sungai kini semakin dikembangkan sebagai wahana konservasi habitat, karena sungai termasuk penting untuk berbagai tanaman air, ikan-ikan yang bermigrasi, menetap, dan budidaya tambak, burung-burung, serta beberapa jenismamalia.Morfologi sungai adalah ilmu yang mempelajari tentang geometri (bentuk dan ukuran), jenis, sifat dan perilaku sungai dengan segala aspek dan perubahannya dalam dimensi ruang dan waktu.Dengan demikian, morfologi sungai ini akan menyangkut juga sifat dinamik sungai dan lingkungannya yang saling terkait. Dua proses penting dalam sungai adalah erosi dan pengendapan, yang dipengaruhi oleh jenis aliran air dalam sungai yaitu:1.aliran laminer: jika air mengalir dengan lambat, partikel akan bergerak ke dalam arah paralel terhadap saluran.2.aliran turbulen: jika kecepatan aliran berbeda pada bagian atas, tengah, bawah, depan dan belakang dalam saluran, sebagai akibat adanya perubahan friksi, yang mengakibatkan perubahan gradien kecepatan. Kecepatan maksimum pada aliran turbulen umunya terjadi pada kedalaman 1/3 dari permukaan air terhadap kedalaman sungai.Erosi terjadi pada dinding ataupun dasar sungai dibawah kondisi aliran yang bersifat turbulen. Pengendapan akan terjadi jika material yang dipindahkan jauh lebih besar untuk digerakkan oleh kecepatan dan kondisi aliran. Pada kondisi aliran turbulen erosi akan terjadi akibat terbawanya material dan pengendapan terjadi ketika hasil erosi tersebut menuju ke arah bawah tidak terpindahkan lagi oleh aliran.D. Sungai dapat kita bagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pembentukannya, yaitu :1. Sungai HujanSungai hujan adalah sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan yang berkumpul membuat suatu aliran besar. Sungai-sungai yang ada di Indonesia umumnya adalah termasuk ke dalam jenis sungai hujan.

2. Sungai GletserSungai gletser adalah sungai yang sumber airnya berasal dari salju yang mencair berkumpul menjadi kumpulan air besar yang mengalir. Sungai membramo / memberamo di daerah papua / irian jaya adalah salah satu contoh dari sungai gletser yang ada di Indonesia.3. Sungai CampuranSungai campuran adalah sungai di mana air sungai itu adalah pencampuran antara air hujan dengan air salju yang mencair.E. Jenis-jenis sungai berdasarkan kekekalan airnyaBerdasarkan kekekalan airnya, sungai dibagi menjadi dua yaitu sungai episodik dan sungai periodik.1. Sungai EpisodikSungai episodik adalah sungai yang mengalir sepanjang tahun dengan debit air yang stabil. Jenis sungai ini cocok digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik.2. Sungai PeriodikSungai periodik adalah sungai yang debit airnya tinggi pada musim hujan dan rendah pada musim kemarau.F. Karakteristik sungaiKarakteristik sungai memberikan gambaran atas profil sungai, pola aliran sungai dan genetis sungai, yang secara rinci diuraikan sebagai berikut;1.Profil sungaiBerdasarkan perkembangan profil sungai (Lobeck, 1939; Pannekoek, 1957 dan Sandy, 1985), dalam proses pengembangnnya mengalami tiga taraf yaitu:Periode muda, terdapat di daerah hulu sungai, yang mempunyai ketinggian relief yang cukup besar. Ciri spesifiknya terdapatnya sayatan sungai yang dalam, disebabkan oleh penorehan air yang kuat dari air yang mengalir cepat dan daya angku yang besar. Erosi tegak sering dijumpai, sehingga lebah curam berbentuk huruf (V) sering juga ditemukan. Contoh yang jelas di hulu Sungai Cipeles sekitar Cadas Pangeran.Periode dewasa, dijumpai di bagian tengah sungai, yang dicirikan dengan pengurangan kecepatan aliran air, karena ketinggian relief yang berkurang. Daya angkut berkurang, dan mulai timbul pengendapan di beberapa tempat yang relatif datar. Keseimbangan antara kikisan dan pengendapat mulai tampak, sehingga di beberapa tempat mulai terjadi akumulasi material, arus akan berbelok-belok, karena endapan yang mengeras, dan di tempat endapan inilah yang sering terjadi meander.Periode tua, di daerah hilir dengan ketinggian rendah, yang dicirikan tidak terjadi erosi tegak, dan daya angkut semakin berkurang, sehingga merupakan pusat-pusat pengendapan. Tekanan air laut di bagian muara sungai sering menyebabkan delta.2.Pola AliranCotton (1949), menyatakan bahwa letak, bentuk dan arah aliran sungai, dipengaruhi ntara lain oleh lereng dan ketinggian, perbedaan erosi, struktur jenis batuan, patahan dan ipatan, merupakan faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan bentuk genetik dan pola ungai. ola sungai adalah kumpulan dari sungai yang mempunyai bentuk yang sama, yang apat menggambarkan keadaan profil dan genetik sungainya (Lobeck, 1939; Katili (1950), an Sandy, 1985). Lebih jauh dikemukakan bahwa ada empat pola aliran sungai yaitu:a)Pola denditrik, bentuknya menyerupai garis-garis pada penampang daun, terdapat di truktur batuan beku, pada pengunungan dewasa.b)Pola retangular, umumnya terdapat di struktur batuan beku, biasanya lurus mengikuti truktur patahan, dimana sungainya saling tegak lurusc)Pola trellis, pola ini berbentuk kuat mengikuti lipatan batuan sedimen. Pada pola ini erpadapt perpaduan sungai konsekwen dan subsekwen.d)Pola radial, pola ini berbentuk mengikuti suatu bentukan muka bumi yang cembung, yang merupakan asal mula sungai konsekwen. Pola radial dibagi dua yaitu :1.Sentri pugal adalah pola aliran yang menyebar meninggalkan pusatnya.Pola aliran ini terdapat didaerah gunung yang berbentuk kerucut2.Sentri petal adalah pola aliran yang mengumpul menuju pusat. Pola ini terdapat didaerah basin (cekungan)e)Pola anular adalah pola aliran sungai yang membentuk sungaif)Pola pinate adalah pola aliran dengan muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip

3. Genetik SungaiMenurut Lobeck (1939), klasifikasi genetik sungai dibedakan menjadi empat yaitu:a)Sungai konsekwen, yaitu sungai yang bagian tubuhnya mengalir mengikuti kemiringan lapisan batuan yang dilaluinya. Atau sungai yang alirannya searah dengan lereng. Contoh S. Cipanas, Sungai Cacaban.b)Sungai Subsekwen, yaitu sungai yang mengalir pada lapisan batuan yang lunak, dan biasanya merupakan sungai yang tegak lurus terhadap sungai konsekwen.c)Sungai Obsekwen, adalah sungai yang mengalir berlawanan dengan kemiringan lapisan batuan, atau sungai yang mengalir dan berlawanan dengan sungai konsekwen.d)Sungai antiseden, sungai yang mengalir melalui patahan, dengan adanya teras,e)Sungai inkonsekuen, sungai yang arah alirannya tidak teratur.f)Sungai resekuen, yaitu anak sungai subsekuen yang arah alirannya sejajar dengan sungai konsekuen.

4. Tata Nama SungaiSandy (1985), membedakan nama bagian sungai menjadi empat yaitu :a)induk sungai, yang merupakan tumbuh sungai terpajang dan lebar mulai dari hulu sungai sampai ke hilir sungaib)anak sungai adalah cabang-cabang sungai yang menyatu dengan induk sungai,c)alur anak cabang sungai, adalah cabang-cabang sungai yang menyatu dengan anak sungai, dand)alur mati (creek), adalah alur-alur di bagian teratas yang kadang kala berair apabila hujan, dan pada waktu tidak ada hujan maka akan kering.G. Sungai menurut terjadinya1.Karena perbedaan kadar garam/ berat jenis2.Karena angin3.Karena niveu/ beda tinggi permukaan4.Karena pengaruh daratan/benua5.Karena pengarauh pasang naik dan air surutH. Proses yang terjadi disungaia. Sedimentasi Bagian dari zat terlarut diadsorbsi pada partikel tersuspensi yang dapat mengendap pada dasar sungai, konstanta kecepatan reaksi tergantung dari kedalaman sungaib. ResuspensiAdalah kebalikan dari proses sedimentasi, yaitu partikel terendap terlarut kembali.

c. DifusiDifusi material pada dasar sedimen adalah penting untuk oksigen terlarut, oksigen dapat dikonsumsi oleh benthic dan reaksi kimia benthic, maka konsumsi oksigen oleh benthic biasanya diasumsi konstan.

I. Struktur SungaiMenurut Forman dan Gordon (1983), morfologi pada hakekatnya merupakan bentuk luar, yang secara rinci digambarkan sebagai berikut;

Lebih jauh Forman (1983), menyebutkan bahwa bagian dari bentuk luar sungai secara rinci dapat dipelajari melalui bagian-bagian dari sungai, yang sering disebut dengan istilah struktur sungai. Struktur sungai dapat dilihat dari tepian aliran sungai (tanggul sungai), alur sungai, bantaran sungai dan tebing sungai, yang secara rinci diuraikan sebagai berikut:1.Alur dan Tanggul SungaiAlur sungai (Forman & Gordon, 1983; dan Let, 1985), adalah bagian dari muka bumi yang selalu berisi air yang mengalir yang bersumber dari aliran limpasan, aliran sub surface run-off, mata air dan air bawah tanah (base flow). Lebih jauh Sandy (1985) menyatakan bahwa alur sungai dibatasi oleh bantuan keras, dan berfungsi sebagai tanggul sungai.2.Dasar dan Gradien sungaiForman dan Gordon (1983), menyebutkan bahwa dasar sungai sangat bervariasi, dan sering mencerminkan batuan dasar yang keras. Jarang ditemukan bagian yang rata, kadangkala bentuknya bergelombang, landai atau dari bentuk keduanya; sering terendapkan matrial yang terbawa oleh aliran sungai (endapan lumpur). Tebal tipisnya dasar sungai sangat dipengaruhi oleh batuan dasarnya. Dasar sungai dari hulu ke hilir memperlihatkan perbedaan tinggi (elevasi), dan pada jarak tertentu atau keseluruhan sering disebut dengan istilah gradien sungai yang memberikan gambaran berapa presen rataan kelerengan sungai dari bagian hulu kebagian hilir. Besaran nilai gradien berpengaruh besar terhadap laju aliran air.3.Bantaran sungaiForman dan Gordon (1983) menyebutkan bahwa bantaran sungai merupakan bagian dari struktur sungai yang sangat rawan. Terletak antara badan sungai dengan tanggul sungai, mulai dari tebing sungai hingga bagian yang datar. Peranan fungsinya cukup efektif sebagai penyaring (filter) nutrien, menghambat aliran permukaan dan pengendali besaran laju erosi. Bantaran sungai merupakan habitat tetumbuhan yang spesifik (vegetasi riparian), yaitu tetumbuhan yang komunitasnya tertentu mampu mengendalikan air pada saat musim penghujan dan kemarau4.Tebing sungaiBentang alam yang menghubungkan antara dasar sungai dengan tanggul sungai disebut dengan tebing sungai. Tebing sungai umumnya membentuk lereng atau sudut lereng, yang sangat tergantung dari bentuk medannya. Semakin terjal akan semakin besar sudut lereng yang terbentuk. Tebing sungai merupakan habitat dari komunitas vegetasi riparian, kadangkala sangat rawan longsor karena batuan dasarnya sering berbentuk cadas.Sandy (1985), menyebutkan apabila ditelusuri secara cermat maka akan dapat diketahui hubungan antara lereng tebing dengan pola aliran sungai.

Mencermati atas Gambar-I (Profil Sungai), dapat ditelusuri bahwa struktur sungai pada hakekatnya merupakan komponen (elemen) atau bagian dari morfologi sungai, yang meliputi badan sungai, tebing sungai, bantaran sungai dan tanggul sungai. Bagian dari badan sungai dapat diketahui gradien sungainya. Permukaan bumi menunjukkan adanya relief, baik dalam sekala besar maupun kecil yang memungkinkan terjadinya aliran dari hulu ke hilir. Bentuk dan lingkungan fisik sungai secara alamiah terlihat sejak munculnya bumi keper mukaan. Air merupakan salah satu di antara faktor-faktor penyebab terbentuknya sungai yang dipengaruhi oleh besaran curah hujan, jenis batuan, dan ketinggian tepat. Curah hujan sebagai sumber air sungai, jenis batuan dan ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap bentuk komunitas vegetasi bantaran sungai, serta berpengaruh terhadap temperatur air sungai, salinitas, dan tingkat kekeruhannya.

Mencermati atas uraian profil sungai, dimana ada tiga taraf dalam proses pengembangnnya (periode muda, dewasa dan tua), nampaknya apabila ditelusuri lebih jauh, akan memperlihatkan bentuk struktur yang berbeda antara periode yang satu dengan lainnya. Hal ini terlihat dari kenampakan seperti mengapa meader terjadi di bagian tengah atau dekat ke hilir, delta selalu berada di daerah hilir, dan gerusan dasar sungai lebih cenderung terjadi di gradien yang lebih besar presentase kelerengannya. Demikian halnya terhadap pola aliran air yang nampaknya secara spesifik juga akan memperlihatkan struktur yang berbeda antara pola yang satu dengan lainnya. Hal ini mengingat bahwa terbentuknya pola aliran sungai sangat dipengaruhi oleh dominansi batuan pembentunya (batuan beku dan atau batuan sedimen).

J. Lingkungan Bio-fisik Sungai1. Vegetasi Spesifik Bantaran SungaiJenis vegetasi riparian di Indonesia dari bagian hilir sampai dengan bagian hulu cukup bervariasi, dan menurut Sandy (1985) sangat dipengaruhi oleh batuan dasar dan ketinggian tempat.2. Lingkungan Fisik SungaiMenurut Sandy (1985), kedalaman sungai sangat tergantung dari jumlah air yang tertampung pada alur sungai yang diukur dari penampang dasar sungai sampai ke permukaan air. Level rataan dasar sungai pengukurannya dirata-ratakan minimal dari tiga titik yang berbeda yaitu di bagian tengah dan kanan kirinya.

a.Debit sungai adalah besaran volume air yang mengalir per satuan waktu. Volume air dihitung berdasarkan luas penampang dikalikan dengan tinggi air. Sumber air sungai terbesar berasal dari curah hujan, di bagian hulu umumnya curah hujannya lebih tinggi, dibanding di daerah tengah dan hilir. Sumber lainnya berasal dari aliran bawah tanah, yang dibedakan menjadi air sub surface runof, mata air dan air bawah tanah (base flow). Pada musim penghujan, aliran bawah tanah bersumber dari air hujan., yang masuk melalui peristiwa infiltrasi _ perkolasi. Air perkolasi menuju ke lapisan air tanah dalam (ground water), namun sering ada yang keluar kesamping (sub-surface runof). Air aliran samping ini sering keluar pada waktu musim hujan dan atau musim kemarau, yang berbeda dengan aliran bawah tanah yang akan keluar pada waktu musim kemarau. Secara umum, temperatur air sungai secara horizontal dipengaruhi oleh ketinggian tempat (elevasi).Sandy (1985), mengemukakan bahwa di daerah-daerah hulu air sungai relatif dingin, sedangkan di bagian tengah dan hilir semakin tinggi suhunya. Akan tetapi Cole (1979), menyatakan bahwa selain pemanasan bersumber dari matahari, suhu air sungai juga sering bersumber dari batuan kapur dan atau panas bumi. Tinggi rendahnya temperatur air sungai, akan berpengaruh terhadap kehidupan (biota) perairan sungai.b.Salinitas air sungai, di bagian hulu dan tengah hampir jarang dipengaruhi oleh salinitas, berbeda dengan di daerah hilir.Tingginya salinitas air sungai di daerah hilir, disebabkan oleh pengaruh pasang surut air laut. Namun demikian Lebeck (1939), menyatakan bahwa salinitas air baik di bagian hulu, tengah dan hilir selain dipengaruhi oleh pengaruh air laut, juga dipengaruhi oleh kandungan unsur hara yang bersifat basa.c.Muatan padatan tersuspensi dan kekeruhan, menurut Sandy (1985) sangat dipengaruhi oleh musim. Pada cwaktu musim penghujan kadungan lumpur relatif lebih tinggi karena besaran laju erosi yang terjadi; sedangkan pada musim kemarau tingkat kekeruhan air sungai dipengaruhi oleh laju aliran air yang terbatas menoreh hasil-hasil endapan sungai.

K. Peranan ekosistem bantaran sungaiSeperti diungkapkan oleh Forman dan Gordon (1985), bahwa bantaran sungai pada dasarnya merupakan habitat dari vegetasi riparian. Dengan demikian menelaah peranan fungsi bantaran sungai, bukan terbatas pada peranan fungsi fisiknya, namun demikian peranan fungsi vegetasi riparian juga memberikan informasi yang cukup berperan dalam mengungkap peranan fungsi jasa biologis dan hidrologisnya. Peranan fungsi jasa biologis vegetasi riparian, disamping berfungsi sebagai penyaring (filter) nutrien yang diangkut oleh aliran permukaan, juga mampu mengendalikan erosi. Nutrien yang terbawa oleh aliran permukaan bersumber baik dari air hujan maupun tanah yang tererosi. Dihambatnya aliran permukaan oleh tetumbuhan, maka infiltrasi menjadi besar, hingga nutrien akan tersaring dan masuk kedalam tanah. Demikian halnya akibat tertahannya air limpasasn maka besaran sedimen yang terangkut oleh air limpasan menjadi terhambat dan diendapkan. Dengan demikian daerah riparian umumnya kaya akan hara mineral tanah, dan merupakan habitat (tempat) tumbuh dari berbagai jenis vegetasi yang mampu beradaptasi.

Di sisi lain peranan fungsi jasa biologis vegetasi riparian juga mampu menyediakan berbagai sumber pakan satwa liar, seperti burung, mamalia terbang, dan atau kehidupan lainnya. Selain jasa biologis pepohonan bantaran sungai di wilayah perkotaan juga berperan sebagai pelerai dan atau penghalau kecepatan angin, menyerap berbagai bentuk polutan, serta mampu mengendalikan iklim mikro, yang erat kaitannya dengan kenyamanan lingkungan hidup. Peranan fungsi jasa hidrologis vegetasi riparian, seperti halnya peranan fungsi vegetasi secara umum telah banyak diungkap oleh beberapa akhli hidrologi. Namun demikian secara spesifik bahwa vegetasi riparian lebih mampu dalam pengaturan tata air baik pada waktu musim penghujan dan kemarau. Jasa lain, vegetasi riparian yaitu kemampuan vegetasi dalam merubahan besaran unsur-unsur hara mineral dan atau sifat fisik-kimia baik air maupun tanahnya.

Bantaran sungai adalah areal sempadan kiri-kanan sungai yang terkena/terbanjiri luapan air sungai, baik pada periode waktu yang pendek maupun periode waktu yang panjang, yang merupakan daerah peralihan (eketon) antara ekosistem akuatik dengan ekosistem daratan. Sebagai eketon, daerah bantaran sungai mempunyai peranan penting antara lain :menyediakan habitat yang unik bagi biota.Keanekaragaman hayati yang tinggi : Hutan aluvial, Satwa liar ((burung, mamalia, reptilia, reptil dll)Produktivitas biologi tinggi : Hutan basah, Perikanan, BurungMengatur interpath dynamics : Suplai bahan organik ke ekosistem akuatik (sungai), Penyimpan hara untuk aliran permukaan lahan pertanian, Mempengaruhi pergerakan serta migrasi burung dan mamaliaIndikator dari perubahan hydroklimat : Sensitif terhadap external controlMempunyai visual quality yang kuat : Mencptakan warna, varian dan citra yang berbeda, Menyediakan wilderness exprerience, Menciptakan prospek dan refuge image3.2.2.