Pengertian Asma, Dst..

36
Pengertian Asma Penyakit asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti “sukar bernapas.” Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan mengi yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara. Asma adalah penyakit yang ditandai oleh obtruksi jalan napas variable, kambuhan dan revesible dengan episode intermiten, mengi dan dispenea, dikaitkan dengan hipersensitivitas bronchial dan inflamasi yang disebabkan oleh berbagai rejanan. Asma merupakan gangguan inflamsi kronik jalan napas yang melibatkan berbagai sel inflamasi, hiperaktivitas bronchus dalam berbagai tingkat, obtruksi jalan napar yang bersifat reversible, kurang reversible bahkan relative nonreversible tergantung berat dan lamanya penyakit, gejala napas mengi atau sesak napas.

description

Farmakologi

Transcript of Pengertian Asma, Dst..

Pengertian AsmaPenyakit asma berasal dari kata asthma yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti sukar bernapas. Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan mengi yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas.Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara.Asma adalah penyakit yang ditandai oleh obtruksi jalan napas variable, kambuhan dan revesible dengan episode intermiten, mengi dan dispenea, dikaitkan dengan hipersensitivitas bronchial dan inflamasi yang disebabkan oleh berbagai rejanan. Asma merupakan gangguan inflamsi kronik jalan napas yang melibatkan berbagai sel inflamasi, hiperaktivitas bronchus dalam berbagai tingkat, obtruksi jalan napar yang bersifat reversible, kurang reversible bahkan relative nonreversible tergantung berat dan lamanya penyakit, gejala napas mengi atau sesak napas.Asma (asthma bronchiale) atau bengek adalah suatu penyakit peradangan steril (dan alergi) kronis yang bercirikan serangan sesak nafas akut secara berkala, sudah tersengal-sengal, disertai batuk dan hipersekresi dahak. Status asmatikus adalah keadaan asma yang hebat, yakni penciutan bronchi menjadi lebih kuat dan bertahan lebih lama (sampai lebih dari 24 jam). Ciri-ciri lainnya adalah tachycardia dan tak bisa berbicara lancer (tersendat-sendat) akibat nafas yang tersengal-sengal.Asma alergi pada umumnya sudah dimulai sejak masa kanak-kanak dan didahului oleh gejala alergi lainnya, khususnya ekzema. Faktor keturunan dan keadaan tubuh memegang peranan penting pada terjadinya jenis asma ini.Penyebab AsmaAda dua faktor yang dapat menyebabkan asma, yaitu :Faktor Ekstrinsik Asma yang timbul karena reaksi hipersensitivitas yang disebabkan oleh adanya IgE yang bereaksi terhadap antigen yang terdapat di udara (antigen inhalasi ), seperti debu rumah, serbuk serbuk dan bulu binatang.Cuaca:perubahan tekanan udara, suhu udara, angin dan kelembaban dihubungkan dengan percepatan iritan bahan kimia, minyak wangi, asap rokok, polutan udaraFaktor IntrinsikInfeksi virus yang menyebabkan ialah para influenza virus, respiratory syncytia virus (RSV)Bakteri, misalnya pertusis dan streptokokkus. Jamur, misalnya aspergillus. emosional: takut, cemas dan tegang aktifitas yang berlebihan, misalnya berlari

Patologi Asma alergen mengaktifan sel mast shg menyebabkan penghasilan histamina (antigen) dan IgE ( Imunoglobin Type E ).Penggabungan antigen dan antibody menyebabkan mastcells pecah bronkokontriksi dengan pengembangan mucosa dan hipersekresi dahak. Oedema membengkak di bronkus Otot licin bronkus menjadi tebal. Shg saluran pernafasan menyempit Asma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi penyakit asma dapat dicegah dengan cara menghindari factor-faktor pencetus, diantaranya :1. Alergen, misalnya debu rumah, spora jamur, tepung sari, bulu binatang.2. Iritan, seperti asap, bau-bauan dan polusi3. Infeksi saluran nafas terutama yang disebabkan oleh virus4. Perubahan cuaca yang ekstrim5. Kegiatan jasmani yang berlebihan6. Obat-obatan7. EmosiSelain yang diatas, penyakit asma juga dapat dicegah dengan menjauhkan sebanyak mungkin faktor pencetus, melakukan latihan fisioterapi, mengurangi kepekaan terhadap alergen dan prevensi virus dan bakteri. Tujuan untuk mencegah reaksi antigenantibodi serta rangsangan asma dan menurunkan kegiatan hipereaktivitas bronkhi.

Klasifikasi AsmaKlafikasi asma berdasarka gejala, yaitu : Asma IntermittenPada jenis ini serangan asma timbul kadang- kadang. Diantara dua serangan APE (Pemantaun Arus Puncak Ekspirasi) normal, tidak terdapat atau ada hipereaktivitas bronkus yang ringan. Asma PersistenTerdapat variabilitas APE antara siang dan malam hari, serangan sering terjadi dan terdapat hiperaktivitas bronkus. Pada beberapa penderita asma persisten yang berlangsung lama, faal paru tidak pernah kembali normal meskipun diberikan peng-obatan kortikosteroid yang intensif. Brittle AsthmaPenderita jenis ini mempunyai saluran napas yang sangat sensitif, variabilitas obstruksi saluran napas dari hari ke hari sangat ekstrim: Penderita ini mempunyai risiko tinggi untuk efektif meskipun tidak dapat disembuhkan. Penatalaksanaan yang paling efektif adalah mencegah atau mengurangi inflamasi kronik dan menghilangkan faktor penyebab. Faktor utama yang berperan dalam kesakitan dan kematian pada asma adalah tidak terdiagnosisnya penyakit ini dan pengobatan yang tidak cukup.

Klasifikasi asma berdasarkan penyebabnya, asma digolongkan menjadi :1. Asma alergiAsma alergi berhubungan dengan sejarah penyakit alergi yang diderita seseorang dan atau keluarganya (rhinitis, urtikaria, dan eksim) memberikan reaksi kulit positif pada pemberian injeksi antigen secara intradermal, peningkatan IgE dalam serum, serta memberikan respon positif pada uji inhalasi antigen spesifik.2. Asma non alergiAsma dapat pula dapat terjadi pada seseorang yang tidak memiliki sejarah alergi, uji kulit negatif, dan kadar IgE dalam serumnya normal. Asma jenis ini antara lain dapat timbul ketika seseorang menderita penyakit saluran nafas atas3. Campuran asma alergi dan non alergiBanyak penderita asma yang tidak dapat jelas dikelompokkan pada asma alergi dan non alergi, tapi memiliki penyebab diantara kedua kelompok tersebut.

Klasifikasi berdasarkan organ yang diserang1. Asma bronkhialAsma ini merupakan serangan gangguan pernapasan dan terjadi kesulitan respirasi karena penyempitan spastik bronkhus dan pembengkakan mukosa yang disertai pengeluaran lendir kental dan kelenjar bronkhus.2. Asma kardiakAsma ini merupakan serangan gangguan pernapasan pada penderita penyakit jantung akibat tidak berfungsi bilik kiri jantung dan bendungan pada paru-paru.

Pengobatan AsmaAda 2 jenis terapi,yaitu: Terapi serangan akut dan Terapi status Astmaticus. Terapi Pemeliharaan.

1. Terapi Serangan Akuta. Tindakan pertama :Menggunakan Spasmolitikum untuk melepaskan kejang bronchi. B2 mimetik (inhalasi) : ex/ Salbutamol, Terbutalin dengan efek cepat, bila perlu dibantu dengan suppositoria Aminophiln. B mimetic (tablet) : ex/ efedrin, Isoprenalin (efek lambat 1 jam kemudian).b. Tindakan kedua :Jika 15 menit kemudian tidak berefek Ulangi inhalasi 1X lagi. Injeksi i.v. Aminofilin dan / Salbutamol. Pada serangan hebat bisa dikombinasi dengan injeksi i.v. Hidrokortison / Prednison.c. Tindakan ketiga :Injeksi Adrenalin (B mimetic). Dapat diulang 2 kali 1 jam kemudian (tiap 30 menit).2. Terapi Status Astmaticus Bawa ke R.S. Dibantu dengan pemberian O2 dan banyak air, hidrokortison i.v. dan Bikarbonat (pm) Lazimnya : injeksi i.v. Salbutamol dan/ Aminofilin,serta Hidrokortison dosis tinggi.3. Terapi Pemeliharaan Anti Inflamasi Bronchodilatora. Asma ringan ( serangan < 1X sebulan) : B2 mimetik kerja singkat (Salbutamol, atau Terbutalin)b. Asma sedang (serangan 1-4X sebulan) : Anti inflamasi (Kortikosteroid Inhalasi : Beklomethasone, Flutikason / Budesonida. Kombinasi dengan Salbutamol / Terbutalin (inhalasi) Kromoglikat / Nedokromil (inhalasi) Ketotifen / Oksatomida (anak2 dg asma alergi)c. Asma agak serius (serangan > 1-2 kali seminggu) : Kortikosteroid(dosis tinggi). Kombinasi dg Bronchodilator : B2 mimetika / anti kolinergik (ipratropium), untuk mengurangi obstruksi bronchi.d. Asma serius (serangan 3X seminggu) : B2 mimetika kerja panjang (inhalasi), Salmeterol, Formoterol. Kombinasi dg Teofilin kerja lambat (pm).Secara KhususAda 3 jenis terapi,yaitu: Terapi serangan akut Terapi status Astmaticus. Terapi Pemeliharaan.1. Terapi Serangan Akuta. Tindakan pertama :Menggunakan Spasmolitikum untuk melepaskan kejang bronchi. B2 mimetik (inhalasi) : ex/ Salbutamol, Terbutalin dengan efek cepat, bila perlu dibantu dengan suppositoria Aminophiln. B mimetic (tablet) : ex/ efedrin, Isoprenalin (efek lambat 1 jam kemudian).b. Tindakan kedua :Jika 15 menit kemudian tidak berefek Ulangi inhalasi 1X lagi. Injeksi i.v. Aminofilin dan / Salbutamol. Pada serangan hebat bisa dikombinasi dengan injeksi i.v. Hidrokortison / Prednison.c. Tindakan ketiga :Injeksi Adrenalin (B mimetic). Dapat diulang 2 kali 1 jam kemudian (tiap 30 menit).2. Terapi Status Astmaticus Bawa ke R.S. Dibantu dengan pemberian O2 dan banyak air, hidrokortison i.v. dan Bikarbonat (pm) Lazimnya : injeksi i.v. Salbutamol dan/ Aminofilin,serta Hidrokortison dosis tinggi.3. Terapi Pemeliharaan Anti Inflamasi Bronchodilatora. Asma ringan ( serangan < 1X sebulan) : B2 mimetik kerja singkat (Salbutamol, atau Terbutalin)b. Asma sedang (serangan 1-4X sebulan) : Anti inflamasi (Kortikosteroid Inhalasi : Beklomethasone, Flutikason / Budesonida. Kombinasi dengan Salbutamol / Terbutalin (inhalasi) Kromoglikat / Nedokromil (inhalasi) Ketotifen / Oksatomida (anak2 dg asma alergi)c. Asma agak serius (serangan > 1-2 kali seminggu) : Kortikosteroid(dosis tinggi). Kombinasi dg Bronchodilator : B2 mimetika / anti kolinergik (ipratropium), untuk mengurangi obstruksi bronchi.d. Asma serius (serangan 3X seminggu) : B2 mimetika kerja panjang (inhalasi), Salmeterol, Formoterol. Kombinasi dg Teofilin kerja lambat (pm).

Terapi Farmakologi Asma1. Short term relievers (pereda jangka pendek) Contoh: Bronkodilator B 2 agonist (terbutalin, salbutamol, eformeterol) Metil xantin (teofilin, aminofilin) Antikolinergik (atropin,ipatropium klorida)2. Long term controlless (pengontrol jangka panjang)Contoh : Steroid (Beklometason, budesonid, flutikason) Nonsteroid (sodium kromogilat, nedokromil sodium)3. Obat-obat lainContoh : Antihistamin (ketotipen, tiazinamium) Ekspektoran dan mukolitik (ambroksol, kalium iodide)FARMAKOTERAPIA. Anti Alergika Prinsip kerja :Menstabilisasi Mast cell, sehingga tidak pecah dan mengakibatkan terlepasnya histamine dan mediator peradang lainnya. Sangat berguna untuk pencegahan serangan asma dan rhinitis alergis. Ex/ kromoglikat dan nedocromil.B. Anti Histaminika Prinsip kerja :Memblokade reseptor-histamin (H1-receptor blockers), sehingga mencegah efek bronchokonstriksinya. Ex/ Ketotifen dan Oksatomida.C. Mukolitika, Ekspektoransia Prinsip kerja :Mengurangi kekentalan dahak. Mukolitika dengan cara merombak mukosa protein, ekspektoransia dengan cara mengencerkan dahak. Sehingga pengeluarannya dipermudah. Ex/ Asetil Sistein, Karbo Sistein, Mesna, Bromheksin, Ambroksol, Kalium Iodida, dan Ammonium Klorida.D. Kortikosteroida Prinsip kerja :Meniadakan efek mediator (peradangan, gatal-gatal),dengan memblokade enzim fosfolipase-A2,sehingga pembentukan mediator peradangan prostaglandin dan leukotrien dari asam arachidonat tidak terjadi.Kortikosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam mengurangi gejala penyakit asma. Jika digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap kortikosteroid akan menyebabkan berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan penyakit asma dengan mengurangi kepekaan saluran udara terhadap sejumlah rangsangan. Ex/ hidrokortison, Prednison, Deksametason, Beklometason, Flutikason, dan Budisonida.E. Bronchodilator Prinsip kerja :Memacu system Adrenergik, menghambat system kolinergik, dan menghambat metabolisme cAMP. Terbagi 3,yaitu: Adrenergika Selektif (B2 mimetika) Tidak selektif (B mimetika) Antikolinergika Derivat Ksantin Metil xantin, Ada dua mekanisme yang diperkirakan terjadi. Mekanisme pertama adalah pada konsentrasi tinggi, obat ini dibuktikan dapat menghambat fosfodiesterase invitro. Enzim tersebut menghidrolisis cyclic nucleotide sehingga menghasilkan peningkatan konsentrasi cAMP intraseluler. Efek tersebut dapat menjelaskan terjadinya stimulasi kardiak dan relaksasi otot polos yang disebabkan oleh obat tersebut. Mekanisme kerja lainnya yaitu terjadinya hambatan pada reseptor permukaan sel untuk adenosine. Reseptor-reseptor tersebut memodulasi aktivitas adenylyl cyclace dan adenosine, yang telah terbukti dapat menyebabkan kontraksi otot polos, jalan napas terpisah, dan menyebabkan rilis histamine dari sel mast jalan napas.1. Bronchodilator (Adrenergika) Adrenergika Selektif = B2 Mimetika/ B2 Simpatomimetika / B2 Agonis. Memacu reseptor B2 di bronchos, sehingga terjadi bronchodilatasi / bronchospasmolise. Tidak berefek terhadap jantung (B1). Bekerja selektif terhadap reseptor 2 adrenergik. Stimulasi 2 di trakea dan bronkhi menyebabkan aktivasi dari adenilsiklase yang memperkuat perubahan ATP menjadi cAMP sehingga akan menghasilkan beberapa efek melalui enzim fosfokinase yaitu bronkhodilatasi dan penghambatan pelepasan mediator oleh sel mast. Saraf adrenergik melakukan control terhadap otot polos saluran napas secara tidak langsung yaitu melalui katekolamin/epinefrin dalam tubuh. Mekanisme adrenergik meliputi saraf simpatis, katekolamin dalam darah, reseptor adrenergik dan reseptor adrenergik. Perangsangan pada reseptor adrenergik menyebabkan bronkokonstriksi dan perangsangan reseptor adrenergik akan menyebabkan bronkodilatasi Ex/ salbutamol, terbutalin, Tretuqoquinol, fenoterol, rimiterol, prokaterol, klenbuterol, salmeterol (long act), dan formoterol (long act). Untuk salbutamol, terbutalin, dan salmeterol dapat diekskresi ke ASI.2. Bronchodilator (adrenergika) Adrenergika tidak selektif =simpatomimetika / B mimetika / B Agonis. Memacu Reseptor B1 di jantung dan B2 di bronchus, sehingga menyebabkan inotrop +, dan bronchodilatasi. Ex/ efedrin, isoprenalin, orsiprenalin, heksoprenalin, dan adrenalin.3. Bronchodilator (antikolinergika) =parasimpatolitika Memblokade Reseptor Muskarin di Bronchus,sehingga efek adrenergika meningkat dan menyebabkan bronchodilatasi. ESO : mengentalkan dahak, tachycardia, mulut kering, sukar kencing, obstipasi, gangguan penglihatan. Ex/ ipratropium (inh), tiotropium, deptropin, dan tiazinamium.4. Bronchodilator (Derivat ksantin) Memblokade reseptor adenosine,sehingga menyebabkan bronchodilatasi. Digunakan pada terapi pemeliharaan. Serangan akut digunakan Aminophilin Injeksi Ex/ Teofilin, Aminophilin, dan Kolinteofilinat (ekskresi ke ASI).F. AntikolinergikDigunakan untuk pasien yang tidak tahan terhadap penggunaan agonisr adrenoreseptor dengan mekanisme yang sama. Saraf kolinergik merupakan bronkokonstriktor saluran napas dominan pada binatang dan manusia. Peningkatan refleks bronkokonstriksi oleh kolinergik dapat melalui neurotransmiter atau stimulasi reseptor sensorik saluran napas oleh modulator inflamasi seperti prostaglandin, histamin dan bradikinin. Ipratropium bromide (Atrovent) .Ipratropium memakan waktu lebih lama untuk bekerja dibandingkan dengan beta-2 agonists, dengan keefektifan puncaknya terjadi dua jam setelah masukan dan bertahan selama enam jam.Anticholinergic agents dapat juga sebagai obat yang sangat membantu untuk pasien-pasien dengan emphysema .G. Anti Leukotrien Menghambat sintesis Leukotrien dengan memblokade enzim lipooksigenase atau penempatan reseptor leukotrien (kompetisi). Merupakan obat terbaru untuk membantu mengendalikan penyakit asma. Obat ini mencegah aksi atau pembentukan leukotrien (bahan kimia yang dibuat oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala penyakit asma). Contohnya montelucas, zafirlucas dan zileuton Cromolin dan nedocromil. Cromolin dan nedocromil diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan dari sel mast dan menyebabkan berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara. Obat ini digunakan untuk mencegah terjadinya serangan, bukan untuk mengobati serangan. Obat ini terutama efektif untuk anak-anak dan untuk asma karena olah raga. Obat ini sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus diminum secara teratur meskipun penderita bebas gejala. Terbagi menjadi 2,yaitu: Lipoksigenase Blockers: ex/ Zileuton, Cetirizin, Loratadin, Azelastin, dan Ebastin. LT-Reseptor Blockers : ex/ Zafirlukast, Pranlukast, dan montelukast.

Interaksi Obat dan Interaksi Efek1. Obat asma kelompok epinefrin dan teofillin-stimulan lain ; Perangsangan sistem saraf pusat berlebihan disertai gelisah, agitasi, tremor, takhikardia, palpitasi jantung, demam, hilangnya koordinasi otot, pernapasan yang cepat dan dangkal, insomnia, pada kasus yang berat dapat terjadi kenaikan tekanan darah yang berbahaya, ditandai sakit kepala, gangguan penglihatan, atau kebingungan. Kelompok epinefrin-antidepresan jenis siklik Efek epnefrin akan meningkat. Akibatnya dapat terjadi aritmia jantung atau kenaikan tekanan darah yang berbahaya. Gejalanya kelainan jantung, sakit kepala, demam, gangguan penglihatan2. Kelompok epinefrin obat jantung digitalis Merangsang jantung berlebihan akibatnya kemungkinan terjadi aritmia jantung3. Kelompok teofilin-simetidin Efek teofilin meningkat. Akibatnya terjadi efek samping merugikan yang banyak.4. Kelompok teofilin- vaksin influenza Efek teofilin meningkat akbatnya efek samping merugikan banyak.5. Kelompok teofilin-antibiotik eritromisin Efek teofilin meningkat. Akibatnya efek samping merugikan terlalu banyak6. Kelompok teofilin allupurinol Efek teofilin meningkat akibatnya efek samping yang merugikan akibat teofilin. Gejalanya mual, pusing, mudah terangsang, tremor, insomnia, takhikardia, aritmia jantung, kejang.7. Kelompok teofilin-troleondomisisn Efek teofilin meningkat akibatnya terjadi efek samping merugikan yang banyak8. Kelompok epinfrin-antipsikotika Menyebabkan penurunan tekanan darah yang berbahya. Akibatnya pusing, lemah, pingsan, kemungkinan terjadi kejang atau syok.9. Kelompok Epinefrin-obat jantung pemblok beta ; Efek epinefrin akan dilawan. Akibatnya saluran bronkhus paru-paru kurang terbuka sehingga tidak dapat menanggulangi asma10. Kelompok epinefrin-obat diabetes Efek obat diabetes berkurang. Akibatnya kadar gula darah tetap tinggi. Gejalanya haus dan lapar berlebihan, pengeluaran urin yang tak banyak seperti biasa, mengantuk, lelah, berat badan menurun11. Kelompok epinefrin obat hipertensi Efek obat hipertensi diantagonis. Akibatnya tekanan darah tidak dapat dikendalikan dengan baik12. Kelompok teofilin-alkohol Efek teofilin berkurang. Akibatnya asma tidak terkendali dengan baik.13. kelompok teofilin barbiturat Efek teofilin berkurang. Akibatnya asma tidak terkendali baik.14. Kelompok teofilin-rokok Efek teofilin berkurang. Akibatnya asma tidak terkendali baik15. Kelompok teofilin-fenitoin Efek fenitoin berkurang. Akibatnya kemungkinan terjadi aritmia jantung16. Kelompok teofilin-litium Efek litium berkurang. Litium adalah antipsikotika yang digunakan untuk mengobati kelainan manic depresif. Akibatnyua kondisi yang ditangani tidak terawasi baik17. Kelompok teofilin- trankuilansia Efek obat teofilin berkurang. Akbatnya asma tidak terkendali baik

SALBUTAMOLSalbutamol merupakan salah satu bronkodilator yang paling aman dan paling efektif. Tidak salah jika obat ini banyak digunakan untuk pengobatan asma. Selain untuk membuka saluran pernafasan yang menyempit, obat ini juga efektif untuk mencegah timbulnya exercise-induced broncospasm (penyempitan saluran pernafasan akibat olahraga).Sediaan oral- Anak < 2 tahun : 200 mcg/kg BB diminum 4 kali sehari- Anak 2-6 tahun : 1-2 mg 3-4 kali sehari- Anak 6-12 tahun : 2 mg diminum 3-4 kali sehari- Dewasa : 4 mg diminum 3-4 kali sehari, dosis maksimal 1 kali minum sebesar 8 mgCatatan : dosis awal untuk usia lanjut dan penderita yang sensitive sebesar 2 mgInhalasi aerosolAnak : 100 mcg (1 hisapan) dan dapat dinaikkan menjadi 200 mcg (2 hisapan) bila perlu.Dewasa : 100-200 mcg (1-2 hisapan), 3-4 kali sehariInhalasi cairDewasa dan anak >18 bulan : 2,5 mg diberikan sampai 4 kali sehari atau 5 kali bila perlu.Catatan : manfaat terapi ini pada anak < 18 bulan masih diragukan.Injeksi subkutan atau intramuscularDosis : 500 mcg diulang tiap 4 jam bila perluInjeksi intravena lambatDosis : 250 mcg, diulang bila perlu.

AMINOPHYLLINEKANDUNGAN :Tiap tablet mengandung aminofilina 200 mg.CARA KERJA :Aminofilina merupakan turunan metilxantin yang mempunyai efek bronkodilator dengan jalan melemaskan otot polos bronkusINDIKASI :Untuk meringankan dan mengatasi serangan asma bronkial.DOSIS :Dewasa : 1 tablet 3 kali sehari. Anak- anak 6 12 tahun : tablet 3 kali sehari. Atau menurut petunjuk dokter.EFEK SAMPING :Gastrointestinal, misalnya : mual, muntah, diare, Susunan saraf pusat, misalnya : sakit kepala, insomnia. Kardiovaskuler, misalnya : palpitasi, takikardi, aritmia, ventrikuler, Pernafasan, misalnya : tachypnea, Rash, hiperglikemia.KONTRA INDIKASI :Hipersensitif terhadap aminofilina atau komponen obat, Penderita tukak lambung, diabetes.INTERAKSI OBAT :Hindari pemberian bersamaan dengan beta-blocker (seperti propranolol) karena dapat menyebabkan bronkospasma, Jangan diberikan bersamaan dengan preparat xantin yang lain, Simetidin, siprofloksasin, klaritromisin, norfloksasin, eritromisin, troleandomisin, dan kontrasepsi oral dapat meningkatkan konsentrasi plasma teofilin, Rifampisin, verapamil, diltiazem menurunkan konsentrasi plasma teofilin.CARA PENYIMPANAN :Simpan dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar (25 - 30C), terlindung dari cahaya.PERHATIAN :Bila belum pernah menggunakan obat ini agar konsultasikan dahulu dengan dokter untuk memastikan bahwa penderita menderita asma, Hati-hati pada penderita hipoksemia (kekurangan oksigen dalam darah), hipertensi, atau penderita yang mempunyai riwayat tukak lambung, Dapat mengiritasi saluran pencernaan, Hati-hati pemberian pada wanita hamil, menyusui dan anak-anak. Jangan melampaui dosis yang dianjurkan dan bila dalam waktu 1 jam gejala-gejalanya masih tetap atau bertambah buruk, agar menghubungi Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat, Hati-hati pemberian pada penderita kerusakan fungsi hati, penderita di atas usia 55 tahun terutama pria dan pada penderita penyakit paru-paru kronik, Hentikan penggunaan obat ini jika terjadi jantung berdebar-debar.

ORCIPRENALINE SULFATEKOMPOSISI:1 tablet mengandung Orciprenaline sulfate 20 mg.KHASIAT:Orciprenaline sulfate adalah suatu perangsang reseptor beta adrenergic yang kuat. Tempat-tempat reseptor di dalam bronkus dan bronkiolus lebih sensitif terhadap obat ini daripada tempat reseptor di dalam jantung dan pembuluh darah sehingga rasio efek bronkodilatasi terhadap efek kardiovaskuler menguntungkan. Mengurangi bronkospasme reversibel yang berhubungan dengan berbagai macam penyakit paru-paru bronkitis kronis, emfisema paru-paru, asma bronkial, silikosis, tuberkulosis, dan sarkoidosis; pengurangan obstruksi saluran pernapasan ini dapat menghilangkan sesak napas yang disebabkan oleh bronkospasme. Pada pemberian secara oral dan inhalasi sudah dibuktikan dengan penelitian fungsi paru-paru (dengan spirometri dan pengukuran tahanan saluran pernapasan dengan "body plethysmography"). Pemberian secara inhalasi mempunyai mula kerja yang cepat, sedangkan pemberian per oral mempunyai mula kerja 30 menit. Efek bronkodilatasi maksimal biasanya terjadi dalam waktu 60-90 menit dan bertahan selama 3-6 jam.INDIKASI:Asma bronkial dan bronkospasme reversibel yang dapat di-jumpai pada bronkitis kronis dan emfisema paru-paru, termasuk pula bronkospasme yang disebabkan pemakaian obat penghambat reseptor-fi. Preparat untuk pendukung terapi adalah antibiotika, sekretomukolitik, kortikosteroid dan dinatrium kromoglikat.EFEK SAMPING:Efek samping seperti palpitasi, kegelisahan dan tremor pada jari tangan dapat terjadi; pada kasus-kasus yang tersendiri pernah ditemukan terjadinya kemerahan kulit yang tiba-tiba (flushing), sakit kepala, rasa tertekan di dada, gangguan tidur, mual, gangguan ventrikel atau angina pektoris dan reaksi alergi kulit.KONTRA-INDIKASI:Hipertiroidisme, stenosis aorta subvalvular, takiaritmia.INTERAKSI OBAT:Obat penghambat reseptor beta menetralkan efek orciprenaline sulfate.KELEBIHAN DOSIS :Geiala-gejala: Dapat terjadi kemerahan kulit.secara tiba-tiba (flushing), tremor jari-jari tangan, mual, nadi bertambah cepat, tekanan darah sistolik meningkat, tekanan darah diastolik menurun, rasa tertekan di dada, eksitasi, dan mungkin ekstrasistol.Terapi: Kuras lambung untuk mengeluarkan sisa-sisa obat. Pemberian sedatif, obat penenang, terapi intensif pada kasus- kasus berat. Obat penghambat reseptor-fi cocok untuk dipakai sebagai antidotum spesifik, tetapi kemungkinan bertambah beratnya obstruksi bronchial perlu diperhitungkan, dan dosisnya harus disesuaikan dengan teliti pada pasien yang menderita asma bronkial.PERHATIAN:Pemakaian orciprenaline sulfate oral pada pasien dengan infark miokard baru dan/atau kelainan jantung organik yang berat atau kelainan vaskuler terutama dalam dosis yang melebihi dosis yang dianjurkan hanya dapat diberikan atas petunjuk dokter. Seperti pada obat simpatomimetik lainnya, orciprenaline sulfate harus diberikan dengan hati-hati pada pasien dengan hipertensi, penyakit arteri koroner, kegagalan jantung kongestif dan diabetes. Terutama diperhatikan pada penderita diabetes tidak stabil. Obat bronkodilator simpatomimetik lainnya sebaiknya tidak diberikan bersama-sama dengan orciprenaline sulfate.

AMBROXOLKOMPOSISI :Tiap tablet mengandung Ambroxol 30 mgINDIKASI :Sebagai sekretolitik pada gangguan saluran napas akut dan kronis khususnya pada eksaserbasi bronchitis kronis, bronkitis asmatik, dan asma bronkial

ZAFIRLUKAST.INDIKASI :Pencegahan & pengobatan jangka panjang asma pada orang dewasa & anak-anak yang berusia 12 tahun ke atas.KONTRA INDIKASI :Riwayat gangguan ginjal dengan tingkat keparahan sedang atau berat, gangguan hati atau sirosis, Anak berusia kurang dari 12 tahun, Aspirin, Eritromisin.PERHATIAN :Kehamilan, menyusui dan Pasien berusia diatas 65 tahun.EFEK SAMPING :Sakit kepala, gangguan pencernaan, memar, kelainan perdarahan, reaksi hipersensitif.DOSIS :2 kali sehari 20 mg.

ASMASOLONKOMPOSISI :Efedrin HCl..................... 12,5 mgTeofilin anhidrat................ 130 mgINDIKASI :Asma bronkhial, bronkhitis asmatik, bronkhitis kronis dengan emfisema, bronkhospasme emfisematosa, asma akibat rinitis alergi.KONTRA INDIKASI :Hipertiroidisme, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), glaukoma sudut tertutup, pembesaran prostat, Ulkus peptikum, Penggunaan bersama dengan MAOI (penghambat mono amin oksidase), Pasien dengan hipoksemia (keadaan kadar oksigen darah yang menurun), gangguan ginjal dan hati, Kehamilan, menyusui, Anak-anak & lansia.INTERAKSI OBAT :efek Efedrin dihilangkan oleh Guanetidin, Metildopa, Reserpin, efek yang menekan efek Asmasolon dipertinggi oleh obat-obat penghambat mono amin oksidase, Xantin dapat meningkatkan rangsangan pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh simpatomimetik dan ekskresi Lithium dan Fenitoin, Xantin dan - bloker saling mengantagonis.EFEK SAMPING :Mual, muntah, diare, sakit kepala, insomnia (sulit tidur), berdebar, takhikardia, aritmia ventrikular.DOSIS : Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 tablet. Anak-anak : -1 tab sampai dengan 2 kali sehari.