PENGERING KAOS KAKI MENGGUNAKAN MESIN SIKLUS …repository.usd.ac.id/4502/2/125214039_full.pdf ·...
Transcript of PENGERING KAOS KAKI MENGGUNAKAN MESIN SIKLUS …repository.usd.ac.id/4502/2/125214039_full.pdf ·...
-
i
PENGERING KAOS KAKI MENGGUNAKAN MESIN SIKLUS
KOMPRESI UAP DENGAN DUA EVAPORATOR TERSUSUN
SERI
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat S-1 Teknik Mesin
oleh :
Daniel Danu Waskito
NIM : 125214039
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
SOCKS DRYER USING VAPOR COMPRESSION CYCLE
WITH 2 SERIAL EVAPORATORS STRUCTURE
FINAL PROJECT
As Partical Fullfillment of The Requirements
to Obtains Sarjana Teknik in Mechanical Engineering
by :
Daniel Danu Waskito
Student Number : 125214039
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTEMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PENGERING KAOS KAKI MENGGUNAKAN MESIN SIKLUS
KOMPRESI UAP DENGAN DUA EVAPORATOR TERSUSUN
SERI
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Daniel Danu Waskito
NIM :125214442Telah dipetahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 22 Maret 2016
Susunan Dewan Penguji
Ketua
Sek菫試aJに
Anggota
Nama Lcngkap
:Doddy Pllrwadianto,S.T。 ,M.T.
:A.Prasetyadi,S.Si.,M.Si.
:Iro PK P―adi,M.T.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratanuntuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Yogyakarta 22 Maret 20 I 6Fakultas Sains dan TeknologiUniversias Sanata Dharma
Dekan,
Mmgkasi,Ph.D.
lV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
「
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaarl di suatu Perguruan
Tinggi, dan separliang sepengetatruan sayajuga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pematr ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutl
-
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUttAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawatr ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama
NomorMahasiswa
:Daniel Danu Waskito
:125214039
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharna karya ilmiah yang berjudtrl :
Pengering kaos kaki menggunakan mesin siklus kompresi uap dengan dua
evaporator tersusun seri
Berserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media yang lain, mengelolanya di internet atau media lain untukkepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya rurmun memberikan
royalty kepada saya selama tetap mencantumkan narna saya sebagai penulis.
Demikianpemyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Yogyakarta, 22 Marct 2016
Vl
Daniel Danu Waskito
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
ABSTRAK
Dunia industri di Indonesia dari tahun ke tahun terus berkembang,
contohnya industri obat dan makanan. Industri-industri tersebut menuntut para
pekerjanya agar tetap steril dalam bekerja, dengan menggunakan pakaian, kaos
kaki, sarung tangan , dan penutup kepala. Persoalannya adalah bagaimana cara
mengeringkan pakaian, sarung tangan, kaos kaki, sepatu yang dipergunakan
sehari–hari oleh karyawan pabrik / industri dapat teratasi, terutama pada saat
musim hujan. Oleh karena itu diperlukan mesin khusus yang fungsinya untuk
mengeringkan pakaian, sarung tangan, kaos kaki, sepatu, dan lain-lain.
Tujuan penelitian ini adalah merancang dan merakit mesin pengering kaos
kaki tanpa melibatkan energi surya serta mengetahui kecepatan pengeringan dari
mesin pengering kaos kaki yang telah dibuat.
Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Mesin Pengering yang diteliti dalam bekerjanya
mempergunakan siklus kompresi uap. Komponen utama mesin siklus kompresi
uap meliputi : kompresor, kondensor, evaporator dan pipa kapiler. Daya
kompresor sebesar 1,5 PK, serta meggunakan refrigeran R134a. Ukuran
komponen utama yang lain menyesuaikan besarnya kompresor dan
mempergunakan ukuran yang sesuai yang ada dipasaran. Mesin bekerja dengan
siklus terbuka. Penelitian ini di lakukan dengan memvariasikan metode
pemerasan, yaitu perasan dengan tangan dan perasan mesin cuci.
Penelitian memberikan hasil bahwa mesin pengering kaos kaki dengan
sistem kompresi uap berhasil dibuat dan dapat bekerja sesuai fungsinya. Mesin
pengering kaos kaki ini dapat bekerja pada saat ada beban kaos kaki basah yang
dikeringkan dengan suhu kering sekitar 42,4oC dan pada suhu basah 30oC. Mesin
pengering mampu mengeringkan 25 pasang kaos kaki dewasa berbahan katun
pada saat kondisi basah dengan hasil perasan tangan dalam waktu 135 menit, serta
hasil perasan dengan mesin cuci dalam waktu 15 menit.
Kata kunci : Mesin pengering kaos kaki, sistem terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRACT
Industrial sector in Indonesia from year to year is growing, example
food and drugs industry. These industries require workers to keep sterile, by using
clothing, socks, gloves, and cap . The problem is how to dry clothes, gloves,
socks, and shoes which used everyday by employees of factory / industrial can be
resolved, especially during the rainy season. Because of that, the factory need a
machine which have specific function to dry clothes , gloves, socks, and cap.
This research have purpose to make socks dryer machine without solar
energy, and also we can know how long this socks dryer machine take time to dry
wet socks.
This research took palce in the Laboratory of Mechanical Engineering
Sanata Dharma University in Yogyakarta. This socks dryers machine using vapor
compression cycle. Main components of the machine are : compressor, condenser,
evaporator and capillary tube. Compressor have power of 1.5 PK, as well as
receipts Refrigerant R134a. Main Components of other sizes which adjust the
compressor and use the size matching components in the market. This machine
using open system. This research have 2 methods wash machine dryer and manual
by hand.
From this research we can know, this machine can works well. This
machine can works in dry temperature 42,4oC and wet temperature 30oC. Socks
dryer machine can drying 25 pairs socks on wet conditions only need 135
Minutes, and by wash machine dryer only need 15 minutes.
Keywords: Socks dryer machine, open system.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
dan lancar.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib untuk setiap mahasiswa
prodi Teknik Mesin mendapatkan gelar sarjana S-1 pada prodi Teknik Mesin,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan
skripsi ini melibatkan banyak pihak. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Sudi Mungkasi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus sebagai Dosen Pembimbing
Skripsi.
3. Dr. Drs. Vet. Asan Damanik, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Andreas Parjana dan Emiliana Wartini sebagai orang tua saya, yang telah
memberi motivasi dan dukungan kepada penulis, baik secara materi maupun
spiritual.
5. Yosep Purbo Kurniaji dan Fransiska Rika Hebriella, yang terus memberi
semangat kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6. Seluruh staf dan pengajar Program Studi Teknik Mesin Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik dan
memberikan berbagai ilmu penegetahuan yang sangat membantu dalam
penyusunan skripsi.
7. Seluruh keluarga besar Sastodiyono yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu terima kasih atas segala dukungan yang telah diberikan kepada
penulis.
8. Teman-teman OMK Seyegan, Damar, Reno, Sinta, Tasia, Ucoh Bene
Stoking, Atta, Panjio Mas Gilang, Bung Dody, Bang Eko, Fajar, Agus, Mas
Andre, Mas Bowil Ha Mas Jatniko, lvlbak It4 Mbak Nande dan semua yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan kegembiraan,
saran dan kekoplakannya.
9. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Angkatan 2012 dan semua
pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan
dorongan dan bantuan dalam wujud upup* selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian dan penyusunan skripsi ini
masih banyak kektrangan yang perlu diperbaiki, rmtuk itu penulis mengharapkan
masukan, kdtik, dan saran dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakawry4
Semoga skripsi ini dapat berrranfaat bagi penulis maupun pembaca Terima
Kasih.
Yogyakarta, 22 Maret 201 6
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….… i
TITLE PAGE………………………………………………………………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………….. iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………….. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………………………….. vi
ABSTRAK……………….…………………………………………………... vii
ABSTRACT…………………………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………….… xi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… xv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….… 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………….…. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………….…… 2
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………...… 2
1.4 Batasan Masalah……………………………………………..….. 3
1.5 Manfaat Penelitian……………………………………….……... 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA…………………….. 5
2.1 Dasar Teori……………………………………………………… 5
2.1.1 Metode - metode Pengeringan Kaos Kaki……………….... 5
2.1.2 Dehumidifier…...…………………………………………. 7
2.1.3 Parameter Dehumidifier …………………………………. 9
2.1.4 Psychrometric Chart……………………………………... 15
2.1.4.1 Proses-proses Yang Terjadi Pada Udara Dalam
Psychrometric Chart………………………………. 17
2.1.5 Mesin Siklus Kompresi Uap……………………………… 20
2.2 Tinjauan Pustaka ……………………………………………….. 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....………………………………… 27
3.1 Obyek Penelitian ..............……………………………………… 27
3.2 Variasi Penelitian ......................................................................... 28
3.3 Alat dan Bahan Pembuatan Mesin Pengering Kaos kaki……….. 28
3.3.1 Peralatan Untuk Pemuatan ............………………………. 28
3.3.2 Bahan dan Komponen Mesin ...............…….……………. 30
3.3.3 Peralatan Bantu Penelitian ……………….......………….. 36
3.4 Tata Cara Penelitian…………………………………………….. 38
3.4.1 Alur Pelaksanaan Penelitian………………...……………. 38
3.4.2 Pembuatan Mesin Pengering Kaos kaki………………….. 39
3.4.3 Proses Pengisian Refrigeran R134a ...........……………… 40
3.4.3.1 Proses Pemetilan ..................................................... 40
3.4.3.2 Proses Pemvakuman ............................................... 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
3.4.3.3 Proses Pengisian Refrigeran R134a ....................... 41
3.4.4 Skematik Pengambilan Data …………………………….. 42
3.4.5 Langkah – langkah Pengambilan Data…………………… 44
3.5 Cara Menganalisis dan Menampilkan Hasil…………………….. 46
3.6 Cara Mendapatkan Kesimpulan………………………………… 48
BAB IV HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN, DAN PEMBAHASAN.. 49
4.1 Hasil Penelitian………………………………………………….. 49
4.2 Perhitungan ....…………………………………………………... 52
4.3 Pembahasan ........……………………………………………….. 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 63
5.1 Kesimpulan ….………………………………………………….. 63
5.2 Saran ...................……………………………………………….. 63
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 65
LAMPIRAN ..................................................................................................... 66
A Foto alat yang digunakan dalam penelitian .................................. 66
B Grafik Psycrhometric Chart perasan tangan ................................ 68
C Grafik Psycrhometric Chart perasan mesin cuci ......................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel yang dipergunakan untuk pengisian data ..……....….. 45
Tabel 4.1 Data hasil rata-rata untuk pengeringan kaos kaki dengan
perasan tangan ....................................................................... 49
Tabel 4.2 Data hasil rata-rata untuk pengeringan kaos kaki dengan
perasan mesin cuci ................................................................. 51
Tabel 4.3 Data hasil rata-rata untuk pengeringan kaos kaki dengan
panas matahari ....................................................................... 52
Tabel 4.4 Massa air yang menguap dari kaos kaki (M1) ....................... 53
Tabel 4.5 Data hasil pengeringan kaos kaki dengan bantuan
perasan tangan ....................................................................... 58
Tabel 4.6 Data hasil pengeringan kaos kaki dengan bantuan
perasan mesin cuci ................................................................. 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Refrigerant Dehumidifier ....................................................... 8
Gambar 2.2 Desiccant Dehumidifier .......................................................... 9
Gambar 2.3 Hygrometer ............................................................................ 10
Gambar 2.4 Termometer bola basah dan termometer bola kering ............. 14
Gambar 2.5 Psychrometric Chart .............................................................. 16
Gambar 2.6 Proses-proses yang terjadi dalam psychrometric chart .......... 17
Gambar 2.7 Proses penurunan suhu dan pengembunan ............................. 18
Gambar 2.8 Proses pemanasan (heating) ................................................... 19
Gambar 2.9 Proses pendinginan evaporatif ................................................ 20
Gambar 2.10 Siklus kompresi uap …........................................................... 21
Gambar 2.11 P-h diagram siklus kompresi uap …....................................... 22
Gambar 2.12 T-s diagram siklus kompresi uap ............................................ 22
Gambar 3.1 Skematik mesin pengering kaos kaki ..................................... 27
Gambar 3.2 Kaos kaki yang digunakan ..................................................... 28
Gambar 3.3 Besi Hollow ............................................................................ 31
Gambar 3.4 Styrofoam ................................................................................ 31
Gambar 3.5 Kondensor .............................................................................. 32
Gambar 3.6 Pipa Kapiler ............................................................................ 33
Gambar 3.7 Kompresor .............................................................................. 33
Gambar 3.8 Evaporator .............................................................................. 34
Gambar 3.9 Refrigeran R134a ................................................................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
Gambar 3.10 Pressure Gauge ...................................................................... 35
Gambar 3.11 Kipas ....................................................................................... 35
Gambar 3.12 Penampil suhu digital dan termokopel ................................... 36
Gambar 3.13 Timbangan digital ................................................................... 36
Gambar 3.14 Stopwatch ............................................................................... 37
Gambar 3.15 Diagram alir penelitian ........................................................... 38
Gambar 3.16 Pemasangan komponen .......................................................... 39
Gambar 3.17 Katup pengisian refrigeran ..................................................... 41
Gambar 3.18 Skematik pengambilan data .................................................... 42
Gambar 4.1 Suhu kerja kondensor (Tkond) dan suhu kerja evap (Tevap). 54
Gambar 4.2 Psychrometric chart perasan tangan, 60 menit ...................... 56
Gambar 4.3 Grafik penurunan massa air tiap variasi pada proses
pengeringan kaos kaki ............................................................ 61
Gambar A.1 Mesin pengering kaos kaki sistem terbuka ............................. 66
Gambar A.2 Mesin pengering kaos kaki sistem terbuka ............................. 66
Gambar A.3 Ruang mesin pengering kaos kaki .......................................... 67
Gambar B.1 Psychrometric chart perasan tangan, 15 menit ….................. 68
Gambar B.2 Psychrometric chart perasan tangan, 30 menit ….................. 69
Gambar B.3 Psychrometric chart perasan tangan, 45 menit ...................... 70
Gambar B.4 Psychrometric chart perasan tangan, 60 menit ...................... 71
Gambar B.5 Psychrometric chart perasan tangan, 75 menit ...................... 72
Gambar B.6 Psychrometric chart perasan tangan, 90 menit ...................... 73
Gambar B.7 Psychrometric chart perasan tangan, 105 menit .................... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
Gambar B.8 Psychrometric chart perasan tangan, 120 menit .................... 75
Gambar B.9 Psychrometric chart perasan tangan, 135 menit .................... 76
Gambar C.1 Psychrometric chart perasan mesin cuci, 15 menit ................ 77
Gambar C.2 Psychrometric chart perasan mesin cuci, 30 menit ................ 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi panas matahari sudah menjadi sumber kebutuhan sehari-hari yang
digunakan oleh manusia. Beberapa contoh penggunaan energi matahari adalah
sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Matahari, sebagai sumber energi untuk
pengeringan hasil-hasil laut, hasil pertanian, tanaman, pakaian, handuk dan lain-
lain.
Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah tentang ketersediaan energi
panas matahari yang tidak menentu ketika musim hujan datang. Diketahui bahwa
negara Indonesia memiliki musim hujan dalam waktu yang cukup lama, sekitar 6
bulan. Pada saat musim hujan datang, warga menjadi kesulitan untuk
mengeringkan pakaian, sepatu, kaos kaki, handuk, dan lain-lain.
Dilihat dari sisi teknologi, terdapat alat pengering yang dapat digunakan
untuk mengeringkan kaos kaki dalam jumlah yang banyak. Namun alat tersebut
masih belum bisa dinikmati oleh masyarakat karena belum dijual bebas di pasaran
dan kalaupun ada harganya masih terlalu mahal. Sehingga hanya perusahaan atau
industri saja yang biasanya memiliki alat pengering kaos kaki karena kebutuhan
industri yang harus menyediakan kaos kaki yang selalu bersih setiap harinya bagi
para karyawannya. Untuk industri farmasi, pabrik susu, industri makanan, mesin
pengering kaos kaki sangatlah diperlukan. Tujuannya adalah untuk mengeringkan
kaos kaki yang setiap hari harus disediakan dalam keadaan bersih dan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
jumlah yang banyak untuk dipergunakan karyawannya ketika berada di dalam
pabrik. Dengan demikian, proses produksi di dalam pabrik dapat dijaga
kebersihannya.
Untuk mempermudah masyarakat mengeringkan kaos kaki, maka
diperlukan suatu teknologi terapan, supaya masyarakat dapat mengeringkan
dengan mudah apabila sedang terjadi musim hujan yang berkepanjangan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud untuk membuat dan
melakukan penelitian mengenai alat pengering kaos kaki dengan menggunakan
mesin siklus kompresi uap dengan 2 evaporator tersusun seri.
1.2 Rumusan Masalah
Di pasaran sulit ditemukan mesin yang dipergunakan untuk mengeringkan
kaos kaki dalam jumlah yang cukup banyak. Untuk industri farmasi, pabrik susu,
industri makanan, mesin pengering kaos kaki sangatlah diperlukan. Tujuannya
adalah untuk mengeringkan kaos kaki yang setiap hari harus disediakan dalam
keadaan bersih dan dalam jumlah yang banyak untuk dipergunakan karyawannya
ketika berada di dalam pabrik. Dengan demikian, proses produksi di dalam pabrik
dapat dijaga kebersihannya. Jika merancang sendiri, bagaimanakah rancangan
mesin untuk pengering kaos kaki dan bagaimanakah karakteristik dari mesin
tersebut ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
a. Merancang dan merakit mesin pengering kaos kaki, tanpa melibatkan tenaga
surya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
b. Mengetahui kecepatan pengeringan dari mesin pengering kaos kaki yang telah
dibuat.
1.4 Batasan Masalah
Batasan-batasan yang dipergunakan di dalam pembuatan mesin pengering
kaos kaki ini adalah :
a. Mesin pengering menggunakan komponen utama : kompresor, evaporator,
pipa kapiler, dan kondensor yang bekerja dengan siklus kompresi uap.
b. Refrigeran yang digunakan di dalam siklus kompresi uap adalah R134a.
c. Daya kompresor yang digunakan dalam siklus kompresi uap 1,5 HP.
Komponen utama yang lain seperti kondensor, evaporator, dan pipa kapiler
mempergunakan komponen standar yang ada di pasaran, yang ukurannya
disesuaikan dengan besar daya kompresornya.
d. Mesin pengering menggunakan peralatan tambahan berupa 2 evaporator yang
berfungsi menaikkan suhu udara yang telah dikondisikan mesin siklus
kompresi uap.
e. Mesin pengering yang dirancang dapat dipergunakan untuk kapasitas kaos
kaki sebanyak: 25 pasang.
f. Mesin pengering bekerja dengan siklus terbuka.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Hasil penelitian dapat dipergunakan untuk menambah kasanah ilmu
pengetahuan yang dapat ditempatkan di perpustakaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
b. Hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai acuan bagi para peneliti yang
penelitiannya terkait dengan mesin pengering.
c. Dihasilkannya alat pengering kaos kaki yang dapat difungsikan sebagai mana
mestinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
BAB II
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Metode –Metode Pengeringan Kaos Kaki
Metode dalam pengeringan kaos kaki saat ini di pasaran ada beberapa
macam, diantaranya (a) Pengeringan menggunakan cahaya matahari, (b)
Pengeringan menggunakan gaya sentrifugal, (c) Pengering dengan bantuan gas
LPG, (d) Pengering dengan metode dehumidifikasi dan pemanasan udara.
a. Pengeringan menggunakan cahaya matahari
Cara pengeringan ini sudah dilakukan secara umum oleh masyarakat.
Panas yang dihasilkan matahari dapat menguapkan air yang ada pada kaos kaki
yang basah menjadi kering. Keuntungan pengeringan menggunakan cahaya
matahari adalah kapasitas pengeringan tidak terbatas, tidak memerlukan biaya
mahal, hemat listrik, dan kecepatan pengeringan yang sama untuk berapapun
jumlah pakaian. Namun pengeringan dengan metode ini tidak dapat dihandalkan
pada saat musim hujan, jumlah panas matahari tidak tetap serta kenaikan suhu
tidak dapat diatur sesuai keinginan.
b. Pengeringan menggunakan gaya sentrifugal
Prinsip kerja metode pengeringan ini adalah memanfaatkan gaya
sentrifugal untuk memisahkan air dari kaos kaki yang masih basah. Kaos kaki
akan diputar di dalam drum dengan kecepatan penuh dari motor listrik. Putaran
yang tinggi tersebut menimbulkan gaya sentrifugal yang mengakibatkan air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
terhempas keluar dari drum dan air akan tertampung dalam bak penampungan.
Keuntungan pengeringan metode ini adalah dapat mempercepat proses
pengeringan, karena kandungan air pada kaos kaki sudah terpisah akibat gaya
sentrifugal dan tidak memerlukan tenaga pemerasan menggunakan tangan.
Kelemahan dari metode ini adalah kaos kaki masih lembab tidak kering sempurna,
memerlukan energi listrik, pakaian yang dikeringkan tidak bisa langsung disetrika.
c. Pengeringan menggunakan gas LPG
Prinsip kerja metode pengering ini yaitu memanfaatkan panas yang
dihasilkan pemanas baik dari heater atau gas LPG yang disirkulasikan ke lemari,
yang bertujuan untuk mengeringkan kaos kaki yang ada di lemari pengering.
Panas dari heater atau gas LPG disirkulasikan ke dalam lemari pengering
menggunakan bantuan kipas, sehingga menghasilkan udara yang bersuhu tinggi
yang dapat menguapkan air yang terkandung di dalam kaos kaki yang basah.
Keuntungan metode ini adalah dapat mengeringkan kaos kaki di dalam ruangan
jika terjadi musim hujan dan proses pengeringan lebih cepat. Kekurangan metode
ini adalah biaya yang dikeluarkan cukup tinggi, dapat menimbulkan daya ledakan,
perlu pengawasan saat alat beroperasi.
d. Pengeringan pakaian dengan metode dehumidifikasi dan pemanasan udara
Pengering pakaian jenis ini menggunkan metode dehumidifikasi, yang
bekerja dengan memanfaatkan proses dehumidifikasi dan pemanasan udara yang
disirkulasikan ke lemari pengering. Udara diturunkan kelembaban spesifiknya dan
dipanaskan, kemudian disirkulasikan ke lemari. Akibat dari udara kering dan
bersuhu tinggi pada ruangan, menyebabkan air dalam pakaian menguap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
Selanjutnya udara lembab ini disirkulasikan kembali ke alat penurun kelembaban.
Mesin pengering tersebut disebut dengan dehumidifier. Keuntungan menggunakan
metode ini adalah proses pengeringan menjadi lebih cepat, ramah lingkungan,
praktis, aman saat beroperasi, dan dapat dilakukan kapan saja. Kekurangan
menggunakan metode ini adalah memerlukan aliran listrik yang besar dan jumlah
kaos kaki yang dikeringkan terbatas.
2.1.2 Dehumidifier
Dehumidifier merupakan suatu alat pengering udara yang berguna untuk
menurunkan kelembaban udara dengan cara menyerap udara yang lembab dan
memprosesnya menjadi air yang akan ditampung dalam suatu wadah. Ada 2
macam dehumidifier yang ada di pasaran saat ini yaitu (a) refrigerant
dehumidifier dan (b) desiccant dehumidifier.
a. Refrigerant dehumidifier
Cara kerja dehumidifier ini adalah dengan mempergunakan mesin yang
bekerja denggan mesin kompresi uap. Udara luar masuk melewati evaporator
kemudian evaporator menyerap uap air yang ada di udara, udara yang telah
kering kemudian dilewatkan kondensor agar udara menjadi panas dan kering.
Evaporator memiliki tugas untuk menurunkan suhu udara ke titik dimana
kondensasi terjadi. Kondensasi terjadi pada evaporator, uap air akan menetes dan
tertampung pada wadah. Sedangkan kondensor bertugas untuk menaikkan suhu
udara agar udara semakin kering. Sehingga udara mempunyai kemampuan untuk
mengambil air yang ada di kaos kaki yang basah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
Gambar 2.1 Refrigerant dehumidifier.
Sumber : https://www.google.co.id/search?q=dehumidifier&biw
b. Desiccant dehumidifier
Prinsip kerja dari dehumidifier adalah dengan melewatkan udara yang
mengandung banyak uap air ke disc. Disc ini dibuat dan dibentuk menyerupai
sarang lebah yang berisi bahan pengering udara (silica gel). Disc umumnya dibagi
menjadi dua saluran udara yang dipisahkan oleh sekat. Pertama bagian proses
(75% dari lingkaran) dan bagian kedua reaktivasi (25% dari lingkaran), disc
tersebut diputar perlahan-lahan menggunakan motor berdaya kecil. Kemudian uap
air pada udara akan diserap oleh disc yang terduat dari bahan pengering dan
menghasilakan udara yang hangat dan kering. Bersamaan dengan disc pada bagian
reaktivasi akan disirkulasikan dengan udara panas dari heater.
Pemanasan pada bagian reaktivasi tersebut bertujuan untuk meregenerasi
disc (bagian proses). Kemudian air terserap oleh disc (bagian reaktivasi) dan
terlepas karena proses pemanasan. Heat exchanger bergantian kemudian
menyerap uap air tersebut dan terpisah menjadi air dan udara. Udara akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
disirkualasikan kembali kedalam heater dan air akan menetes dan tertampung
pada tangki.
Gambar 2.2 Desiccant dehumidifier.
Sumber : http://www.andatech.com.au/desiccant-dehumidifiers/
2.1.3 Parameter Dehumidifier
Untuk memamhami proses dehumidifikasi ada beberapa parameter yang
harus dipahami atau dimengerti antara lain: (a) Kelembaban, (b) Suhu udara, (c)
Laju aliran massa udara, (d) Kelembaban spesifik, (e) Entalpi, (f) Volume
spesifik.
a. Kelembaban
Kelembaban merupakan jumlah kandungan air dalam udara. Udara bisa
dikatakan mempunyai kelembaban yang tinggi apabila uap air yang dikandungnya
tinggi, begitu juga sebaliknya. Udara yang kurang mengandung uap air dikatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
udara kering, sedangkan udara yang mengandung banyak uap air dikatakan udara
basah.
Gambar 2.3 Hygrometer.
Alat yang digunakan untuk mengetahui tingkat kelembaban biasanya
menggunakan hygrometer atau dengan menggunakan termometer bola basah dan
termometer bola kering. Prinsip kerja dari hygrometer yaitu dengan menggunakan
dua buah termometer. Termometer pertama dipergunakan untuk mengukur suhu
udara kering dan termometer kedua untuk mengukur suhu udara basah. Pada
termometer bola kering, tabung air raksa pada termometer dibiarkan kering
sehingga akan mengukur suhu udara aktual. Sedangkan pada termometer bola
basah, tabung air raksa akan diberi kain yang dibasahi agar suhu yang terukur
adalah suhu saturasi atau titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air dapat
terkondensasi.
Kelembaban udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban udara mutlak
dan kelembaban relatif. Kelembaban mutlak adalah banyaknya air yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
terkandung di dalam 1 kg udara. Kelembaban relatif merupakan persentase
perbandingan jumlah air yang terkandung dalam 1 kg udara dengan jumlah air
maksimal yang terkandung dalam 1 kg udara tersebut. Kelembaban relatif
menentukan kemampuan udara pengering untuk menampung kadar air kaos kaki
yang telah diuapkan. Semakin rendah kelembaban relatif maka semakin banyak
uap air yang dapat diserap.
b. Kelembaban Spesifik
Kelembaban spesifik adalah jumlah kandungan uap air di udara dalam
setiap kilogram udara kering atau perbandingan antara massa uap air dengan
massa udara kering. Kelembaban spesifik umumnya dinyatakan dengan gram per
kilogram dari udara kering (gr/kg) atau (kg/kg). Dalam sistem dehumidifier
semakin besar perbandingan kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin
pengering (WH) dengan kelembaban spesifik setelah melewati kondensor (WF),
maka semakin banyak massa air yang berhasil diuapkan. Massa air yang berhasil
diuapkan (Δw) dapat dihitung dengan Persamaan (2.1) :
Δw = (WH – WF) (2.1)
Pada Persamaan (2.1) :
Δw : Massa air yang berhasil diuapkan persatuan massa udara ,kg/kg
WH : Kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin pengering ,kg/kg
WF : Kelembaban spesifik setelah melewati kondensor ,kg/kg
c. Suhu Udara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
Suhu udara merupakan panas atau dinginnya udara disuatu tempat. Suhu udara
dikatakan panas jika suhu udara pada tempat dan waktu tertentu melebihi suhu
lingkungan disekitarnya dan begitu juga sebaliknya untuk suhu udara dingin.
Suhu udara sangat mempengaruhi laju pengeringan. Semakin besar
perbedaan antara suhu udara pengering dan suhu pakaian maka kemampuan
perpindahan kalor semakin besar, maka proses penguapan air juga meningkat.
Agar bahan yang dikeringkan tidak sampai rusak, suhu udara harus diatur atau
dikontrol terus menerus. Suhu udara suatu tempat dibedakan menjadi beberapa
macam, yaitu : suhu udara bola kering (dry-bulb temperature), suhu udara bola
basah (wet-bulb temperature), suhu saturasi (dew-point temperature).
Suhu udara bola kering (dry-bulb temperature) suhu yang ditunjukkan
dengan thermometer bulb biasa dengan bulb dalam keadaan kering. Satuan untuk
suhu ini biasaya dalam Celcius, Kelvin, Fahrenheit. Seperti yang diketahui bahwa
termometer menggunakan prinsip pemuaian zat cair dalam termometer. Jika kita
ingin mengukur suhu udara dengan termometer biasa maka terjadi perpindahan
kalor dari udara ke bulb thermometer. Karena mendapatkan kalor maka zat cair
(misalkan: air raksa) yang ada di dalam termometer mengalami pemuaian
sehingga tinggi air raksa tersebut naik. Kenaikan ketinggian cairan ini yang di
konversikaN dengan satuan suhu (celcius, Fahrenheit, dll).
Suhu udara bola basah (wet-bulb temperature) merupakan pengukuran suhu
yang diukur dengan menggunakan termometer yang bulbnya (bagian bawah
termometer) dilapisi dengan kain yang telah dibasahi dengan air kemudian dialiri
udara yang ingin diukur suhunya. Perpindahan kalor terjadi dari udara ke kain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
basah tersebut. Kalor dari udara akan digunakan untuk menguapkan air pada kain
basah tersebut, setelah itu baru digunakan untuk memuaikan cairan yang ada
dalam termometer.
Suhu saturasi (Dew-point temperature) adalah suhu dimana udara mulai
menunjukkan aksi pengembunan ketika didinginkan. Dew-point temperature
adalah titik embun udara, artinya suhu dimana udara mulai mengembun
menimbulkan titik-titik air. Pengukuran suhu udara bola basah dan bola kering
menggunakan termometer udara basah dan kering (Gambar 2.4).
Gambar 2.4 Termometer bola basah dan bola kering
d. Laju Aliran Massa Udara
Aliran udara pada proses pengeringan memiliki fungsi membawa udara
panas untuk menguapkan kadar air pakaian serta mengeluarkan uap air hasil
penguapan tersebut. Uap air hasil penguapan harus segera dikeluarkan agar tidak
membuat udara jenuh udara pada ruangan, yang dapat mengganggu proses
pengeringan. Semakin besar laju aliran massa udara panas yang mengalir maka
akan semakin besar kemapuannya menguapkan kadar air dari pakaian, namun
berbanding terbalik dengan suhu udara yang semakin menurun. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
memperbesar debit aliran udara (Qudara) dapat dengan memperbesar luas
penampang (A) ataupun kecepatan aliran udara. Untuk menghitung debit aliran
dapat digunakan Persamaan (2.2) :
Qudara = A . v , m3/s (2.2)
Pada Persamaan (2.2) :
Qudara : Debit aliran udara , m3/s
A : Luas penampang , m2
v : Kecepatan udara , m/s
Untuk menghitung laju aliran massa udara pada duct dapat digunakan Persamaan
(2.3) :
ṁudara = Qudara . ρudara ,kgudara/s (2.3)
Pada Persamaan (2.3) :
ṁudara : Laju aliran massa udara pada duct ,kgudara/s
Qudara : Debit aliran udara ,m3
ρudara : Densitas udara ,kg/m3
Menentukan kemampuan mengeringkan massa air dapat dihitung dengan
Persamaan (2.4)
M2 = ṁudara . Δw . 3600 ,kgair/jam (2.4)
Pada Persamaan (2.4) :
M2 : Kemampuan mengeringkan massa air ,kg/jam
ṁudara : Laju aliran massa udara pada duct ,kgudara/s
Δw : Massa air yang berhasil diuapkan ,kg/kg
e. Entalpi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
Entalpi menyatakan jumlah energi internal dari suatu sistem
termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja. Entalpi
(H) adalah jumlah energi yang dimiliki sistem pada tekanan tetap. Entalpi (H)
dirumuskan sebagai jumlah energi yang terkandung dalam sistem (E) dan kerja
(W).
f. Volume spesifik
Volume spesifik merupakan volume udara campuran dengan satuan meter
kubik perkilogram udara kering, dapat juga dikatakan sebagai meter kubik udara
kering atau meter kubik campuran per kilogram udara kering.
2.1.4 Psychrometric Chart
Psychrometric Chart adalah grafik yang digunakan untuk menentukan
property-properti udara pada kondisi yang ditinjau. Psychrometric Chart dapat
dilihat pada Gambar 2.5 dimana masing-masing kurva/garis menunjukkan nilai
property yang konstan. Untuk mengetahui nilai dari properti-properti (h, RH, W,
Twb, Tdb, dan Tdp) bisa dilakukan apabila minimal dua buah diantara properti tersebut
sudah diketahui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
Gam
bar
2.5
Psy
chro
met
ric
Chart
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
2.1.4.1 Proses-proses yang Terjadi pada Udara dalam Psychrometric Chart
Proses-proses yang terjadi pada udara dalam Psychrometric Chart adalah
sebagai berikut (a) Proses pendinginan dan penurunan kelembaban (cooling dan
dehumidifikasi), (b) Proses pemanasan (heating), (c) Proses pendinginan
evaporatif.
Gambar 2.6 Proses-proses yang terjadi dalam psychrometric chart.
a. Proses penurunan suhu dan pengembunan.
Proses penurunan suhu dan pengembunan adalah proses penurunan kalor
sensibel dan penurunan kalor laten dari udara. Pada proses penurunan suhu dan
pengembunan, terjadi pemanasan temperatur bola kering, temperatur bola basah,
entalpi, volume spesifik, temperatur titik embun, dan kelembaban spesifik.
Sedangkan kelembaban relatif mengalami peningkatan. Sedangkan kelembaban
relatif mengalami peningkatan, menjadi 100%. Contoh proses penurunan suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
dan pengembunan disajikan pada Gambar 2.7. Proses A-A1 adalah proses
pendinginan sensibel, sedangkan A1-B adalah proses pendinginan sensibel dan
laten.
Gambar 2.7 Proses penurunan suhu dan pengembunan.
b. Proses pemanasan (Heating)
Proses pemanasan (heating) adalah poses penambahan kalor sensibel ke
udara. Pada proses pemanasan, terjadi peningkatan temperatur bola kering,
temperatur bola basah, entalpi, dan volume spesifik. Sedangkan tempertaur titik
embun dan kelembaban spesifik tetap konstan. Namun kelembaban relatif
mengalami penurunan. Sebagai contoh dari proses pemanasan, dapat dilihat pada
Gambar 2.8, yaitu proses dari kondisi A ke kondisi B.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
Gambar 2.8 Proses pemanasan (heating)
c. Proses pendinginan evaporatif (evaporative cooling)
Proses pendinginan evaporatif adalah proses pengurangan kalor sensibel
ke udara sehingga temperatur suhu bola kering udara tersebut menurun. Proses ini
disebabkan oleh perubahan temperatur bola kering dan rasio kelembaban. Pada
proses pendinginan evaporatif, terjadi penurunan temperatur kering dan volume
spesifik. Sedangkan temperatur titik embun, kelembaban relatif dan kelembaban
spesifik mengalami peningkatan. Namun entalpi dan temperatur bola basah tetap
konstan. Contoh proses pendinginan evaporatif dapat dilihat pada Gambar 2.9
proses dari kondisi A ke kondisi titik B. Pada proses pengeringan kaos kaki,
proses pendinginan evaporatif terjadi saat udara memasuki ruang pengering kaos
kaki sampai udara keluar dari ruang pengering kaos kaki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
Gambar 2.9 Proses pendinginan evaporatif
2.1.5 Mesin Siklus Kompresi Uap
Mesin refrigerasi siklus kompresi uap merupakan jenis mesin refrigerasi
yang dipergunakan dalam dehumidifier. Terdapat berbagai jenis refrigerant yang
digunakan dalam sistem kompresi uap. Refrigeran yang umum digunakan adalah
yang termasuk kedalam keluarga chlorinated fluorocarbons (CFCs disebut juga
freon) : R-11, R-12, R-21, R-22, R-502, R-134a, dan Musicool. Komponen utama
dari sebuah mesin siklus kompresi uap adalah kondensor, evaporator, kompresor,
dan pipa kapiler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
Gambar 2.10 Siklus kompresi uap.
Dalam siklus ini refrigerant bertekanan rendah akan dikompresi oleh
kompresor sehingga menjadi uap refrigerant bertekanan tinggi dan kemudian uap
refrigeran bertekanan tinggi diembunkan menjadi cairan refrigeran bertekanan
tinggi dalam kondensor. Kemudian cairan refrigerant bertekanan tinggi tersebut
tekanan diturunkan oleh pipa kapiler agar cairan refrigerant bertekanan rendah
tersebut dapat menguap kembali dalam evaporator menjadi uap refrigerant
tekanan rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
Gambar 2.11 P-h diagram siklus kompresi uap.
Gambar 2.12 T-s diagram siklus kompresi uap.
Di dalam siklus kompresi uap standar ini, refrigeran mengalami beberapa
proses yaitu : (a) proses kompresi kering, (b) proses penurunan suhu, (c) proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
pembuangan kalor ke udara, (d) proses pendinginan lanjut, (e) proses penurunan
tekanan, (f) proses evaporasi, (g) proses pemanasan lanjut.
a. Proses (1a-2) merupakan proses kompresi kering
Proses ini dilakukan oleh kompresor, diamana refrigeran yang berupa gas
panas lanjut bertekanan rendah mengalami kompresi yang mengakibatkan
refrigerant menjadi gas bertekanan tinggi. Karena proses ini berlangsung secara
isentropik, maka suhu yang keluar dari kompresor juga meningkat menjadi gas
panas lanjut.
b. Proses (2-2a) merupakan proses penurunan suhu.
Proses ini berlangsung sebelum memasuki kondensor. Refrigeran gas
panas lanjutyang bertemperatur tinggi diturunkan sampai titik gas jenuh. Proses
(2-2a) berlansung pada tekanan konstan. Proses ini juga dinamakan dengan proses
desuper heating.
c. Proses (2a-3) merupakan proses pembuangan kalor ke udara lingkungan sekitar
kondensor pada suhu konstan.
Pada proses ini terjadi perubahan fase dari gas jenuh menjadi cair jenuh.
Perubahan fase ini terjadi karena temperatur refrigeran lebih tinggi daripada suhu
udara lingkungan sekitar kondensor. Proses (2a-3) berlangsung pada tekanan dan
suhu yang konstan. Refrigeran tidak mengalami penurunan suhu, kalor yang
dilepas refrigeran dipergunakan untuk merubah fase.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
d. Proses (3-3a) merupakan proses pendinginan lanjut.
Pada proses ini terjadi pelepasan kalor sehingga temperatur refrigeran
yang keluar dari kondensor menjadi lebih rendah dan berada di fase cair lanjut.
Hal ini membuat refrigeran lebih udah mengalir dalam pipa kapiler.
e. Proses (3a-4) merupakan proses penurunan tekanan.
Proses pendinginan berlangsung secara drastic dan pada entalpi yang tetap.
Proses ini terjadi selama di dalam pipa kapiler. Pada proses ini refrigerant berubah
fase dari cair menjadi fase campuran cair-gas. Akibat penurunan tekanan ini,
temperatur refrigeran juga mengalami penurunan.
f. Proses (4-1) merupakan proses evaporasi.
Pada proses ini terjadi perubahan fase dari cair gas menjadi gas jenuh.
Perubahan fase ini terjadi karena temperatur refrigeran lebih rendah daripada suhu
udara lingkungan sekitar evaporator. Proses (4-1) berlangsung pada tekanan tetap
dan suhu konstan. Kalor yang diambil dari lingkungan dipergunakan refrigeran
untuk berubah fase.
g. Proses (1-1a) merupakan proses pemanasan lanjut.
Proses ini yang terjadi karena penyerapan kalor terus menerus pada proses
(4-1a), maka refrigeran yang masuk ke kompresor berubah fase dari gas jenuh ke
gas panas lajut. Kemudian mengakibatkan kenaikan tekanan dan temperatur
refrigeran akibat dari proses ini kompresor dapat bekerja lebih ringan.
2.2 Tinjauan Pustaka
Maruca (2007) dalam dokumen paten US. Pat. No 7,191,546 B2 yang
berjudul “low temperature clothes dryer”, menggambarkan pengeringan pakaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
kabinet yang memiliki ruang pengering, kipas sirkulasi, pompa panas dan heater
yang berfungsi baik sebagai dehumidifier dan pemanas heater dan sensor yang
digunakan untuk meningkatkan dan mempertahankan suhu udara dalam ruang
pengering setidaknya sekitar 90ᵒF. kemudian kondenser bertindak sebagai
pemanas dan evaporator yang bertindak sebagai dehumidifier. Udara disirkulasi
oleh kipas kedalam cabinet melalui inlet, yang sudah dipanaskan oleh kondensor,
kemudian beredar di seluruh pakaian dalam ruang pengering. Selanjutnya udara
dihisap ke saluran pendingin dimana kelembaban udara dihilangkan oleh
evaporator dan air ditampung pada wadah tampungan.
Chao-Jung Liang (1991) dalam dokumen paten US Pat No 5,1520,77 yang
berjudul “cloth dryer machine” menggambarkan pengering pakaian yang terbagi
atas 2 ruangan. Ruangan diatas untuk pakaian yang akan dikeringkan dan ruangan
dibawah untuk instalasi yang terdiri dari kompressor, 2 kipas, kondensor,
evaporator. Udara disirkulasikan keluar melalui sistem kipas setelah mengalami
siklus kompresi uap. Mesin ini menggunakan siklus tertutup, jadi panas yang
dihasilkan oleh ruang instalasi tidak terbuang ke udara secara percuma tetapi
digunakan kembali ke dalam siklus.
Meda (1983) dalam dokumen paten eropa No 0 094 356 A1, yang berjudul
“drier, in particular A clothes-drying cabinet” menggambarkan pengeringan
pakaian cabinet yang memiliki ruang pengering, kipas sirkulasi, dan pompa panas
meliputi kompresor, kondensor yang bertindak sebagai pemanas, dan evaporator
yang bertindak sebagai dehumidifier. Udara disirkulasi oleh kipas ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
kabinet melalui inet, dipanaskan oleh kondenser, beredar di seluruh pakaian dalam
ruang pengering, dan diarahkan ke saluran pendingin dimana kelembaban udara
dihilangkan oleh evaporator dan air ditmpung pada wadah tampungan.
Keimei; Shigeharu, dan shingo (1992) dalam dokumen paten jepang No
40899099,yang berjudul “clothing dryer”. Menjelaskan pengering pakaian
memiliki lemari utama, sebuah dehumidifier dan pemanas. Udara disirkulasikan
keluar melalui sistem kipas. Sebuah sensor suhu dioperasikan untuk mengatur
suhu dalam cabinet dan exhaust ports akan membuka jika suhu diruangan terlalu
tinggi. Pakaian dapat dikeringkan pada gantungan atau rak pengeringan.
Zakaria Bernando, Himsar Ambarita (2014) dalam jurnalnya ISN 2338-
1035 yang berjudul “rancang bangun kompressor dan pipa kapiler untuk mesin
pengering pakaian sistem pompa kalor dengan daya 1 PK”, menggambarkan
mesin pengering pakaian portable menggunakan AC rumah yang komponennya
terdiri dari evaporator, kompresor, kondensor, katup ekspansi. Udara masuk
melalui evaporator kemudian uap udara yang masuk di uap kan sehingga menjadi
udara yang kering, lalu udara masuk ke kompresor sehingga udara menjadi
bertekanan dan bersuhu tinggi dan masuk kedalam kondensor untuk
meningkatkan suhu dari kompresor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah mesin pengering kaos kaki hasil buatan sendiri.
Alat yang dipergunakan didalam penelitian disajikan pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Skematik mesin pengering kaos kaki
Keterangan pada Gambar 3.1 :
a. Evaporator e. Pipa Kapiler
b. Fan f. Lemari Pengering
c. Kompresor g. Kaos Kaki
d. Kondensor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
3.2 Variasi penelitian
Objek yang dikeringkan adalah kaos kaki orang dewasa yag berjumlah 25
pasang berbahan katun, variasi penelitian dilakukan terhadap kondisi awal kaos
kaki : (a) hasil perasan tangan, (b) hasil perasan mesin cuci.
Gambar 3.2 Kaos kaki yang digunakan
3.3 Alat dan bahan pembuatan mesin pengering kaos kaki
Dalam pembuatan mesin pengering kaos kaki ini diperlukan beberapa
peralatan dan bahan sebagai berikut : (a) Peralatan untuk pembuatan, (b) Bahan
dan komponen mesin, (c) Peralatan bantu penelitian.
3.3.1 Peralatan untuk pembuatan
Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan lemari mesin
pengering kaos kaki, antara lain :
a. Mesin las listrik
Mesin las listrik ini digunakan untuk pembuatan rangka lemari. Dengan
menggunakan proses pengelasan dalam proses penyambungan rangkanya,
diharapkan rangka yang dibuat akan memiliki konstruksi yang kuat dan tahan
lama sesuai yang diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
b. Gerinda tangan dan gerinda potong
Gerinda digunakan untuk menghaluskan bagian permukaan benda kerja
atau digunakan untuk memotong suatu plat. Dalam proses pembuatan rangka
mesin pengering kaos kaki gerinda yang digunakan gerinda tangan dan gerinda
potong.
c. Bor dan gunting plat
Bor digunakan untuk membuat lubang. Pembuatan lubang digunakan
untuk pemasang paku rivet dan pemasangan baut. Gunting plat digunakan untuk
memotong plat seng casing mesin pengering.
d. Gergaji besi dan gergaji kayu
Gergaji besi digunakan untuk memotong besi, besi yang dipotong adalah
besi kotak berlubang (hollow) yang digunakan untuk rangka mesin pengering dan
lemari pengering. Sedangkan gergaji kayu digunakan untuk memotong papan
kayu yang digunakan utuk chasing mesin pengering dan lemari pengering.
e. Obeng dan kunci pas
Obeng digunakan untuk memasang dan mengencangkan baut. Obeng yang
digunakan adalah obeng (-) dan obeng (+). Kunci pas digunakan untuk
mengencangkan dan melepas baut.
f. Meteran dan mistar
Meteran digunakan untuk mengukur panjang suatu benda. Dalam proses
pembuatan rangka meteran banyak digunakan untuk mengukur panjang plat seng
dan besi hollow. Sedangkan mistar digunakan untuk mengukur panjang suatu
benda, seperti styrofoam dan busa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
g. Pisau cutter dan cat
Pisau cutter digunakan untuk memotong benda kerja seperti Styrofoam
dan busa. Sedangkan cat digunakan untuk melapisi besi dan mencegah terjadinya
korosi.
h. Tang kombinasi dan tang riveter
Tang kombinasi digunakan memotong, menarik, dan mengikat kawat agar
kencang.
i. Tube cutter
Tube cutter merupakan alat pemotong pipa tembaga, agar potongan pipa
yang dihasilkan rapi sehingga mempermudah proses pengelasan.
j. Gas las Hi-cook
Peralatan las yang digunakan untuk menyambung pipa kapiler dan
sambungan pipa-pipa tembaga komponen mesin pengering.
k. Pompa vakum
Pompa vakum digunakan untuk mengosongkan gas-gas yang terjebak di
dalam mesin pengering pakaian, seperti udara dan uap air. Hal ini agar tidak
menyumbat refrigeran, sebab uap air yang berlebihan pada sistem pendingin dapat
membeku dan menyumbat pipa kapiler.
3.3.2 Bahan dan komponen mesin
Bahan atau komponen yang digunakan dalam proses pembuatan lemari
mesin pengering kaos kaki, antara lain : (a) Besi hollow, (b) Styrofoam, (c) Busa,
(d) Roda, (e) Kondensor, (f) Pipa kapiler, (g) Kompresor, (h) Evaporator, (i)
Filter, (j) Refrigeran, (k) Pressure gauge, (l) Kipas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
a. Besi hollow
Besi hollow digunakan sebagai rangka mesin pengering pakaian.
Pemilihan besi hollow, karena jenis besi ini sangat cocot dan kuat menahan beban
dari komponen mesin pengering.
Gambar 3.3 Besi hollow.
b. Styrofoam
Styrofoam ini digunakan sebagai rongga antara bagian kompresor dan
ruang kondesor agar tidak terjadi ditribusi panas.
Gambar 3.4 Styrofoam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
c. Busa
Busa digunakan untuk meminimalisi udara dan temperature ke luar
ruangan. Busa digunakan untuk menutup celah-celah pada mesin pengering.
d. Roda
Roda digunakan untuk membantu dan memudahkan pada mesin pengering
dari satu tempat ke tempat lain.
e. Kondensor
Kondensor merupakan suatu alat penukar kalor yang berfungsi untuk
mengkondensasikan refrigeran dari fase uap menjadi zat cair. Untuk mengubah
fase dari uap menjadi cair ini diperlukan suhu lingkungan yang lebih rendah agar
terjadi pelepasan kalor ke lingkungan kondensor.
Gambar 3.5 Kondensor.
f. Pipa Kapiler
Pipa kapiler merupakan alat yang berfungsi untuk menurunkan refrigeran
dari tekanan tinggi ke tekanan rendah sebelum ke evaporator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
Gambar 3.6 Pipa kapiler.
g. Kompresor
Kompresor merupakan alat yang berfungsi untuk mengompresi refrigeran
ke pipa-pipa mesin pengering pakaian. Pada penelitian ini menggunakan
kompresor rotary yang ada dipasaran dengan daya 1,5 PK.
Gambar 3.7 Kompresor
h. Evaporator
Evaporator merupakan alat yang berfungsi untuk menguapkan refrigeran,
yang sebelumnya dari fase cair menjadi gas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
Gambar 3.8 Evaporator
i. Filter
Filter merupakan alat yang berfungsi untuk menyaring kotoran agar tidak
terjadi penyumbatan pada pipa kapiler, seperti kotoran akibat korosi, dan serbuk-
serbuk hasil pemotongan pipa.
j. Refrigeran
Refrigeran merupakan jenis fluida yang digunakan sebagai gas pendingin.
Refrigeran berfungsi untuk menyerap atau melepas kalor dari lingkungan sekitar.
Jenis yang digunakan dalam penelitian adalah R134a.
Gambar 3.9 Refrigeran R134a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
k. Pressure Gauge
Pressure Gauge digunakan untuk mengukur tekanan refrigeran dalam
sistem pendinginan baik dalam saat pengisian maupun pada saat beroperasi.
Dalam pressure gauge ini terdapat alat ukur, tekanan hisap kompresor dan
tekanan keluaran kompresor.
Gambar 3.10 Pressure Gauge.
i. Kipas
Kipas digunakan untuk mensirkulasikan udara kering hasil proses
dehumidifikasi dan membuang udara jenuh ke dari lemari pengering.
Gambar 3.11 Kipas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
3.3.3 Peralatan bantu penelitian
Dalam proses pengambilan data diperlukan alat bantu penelitian sebagai
berikut :
a. Penampil suhu digital dan termokopel
Termokopel berfungsi untuk mengukur perubahan suhu atau temperatur
pada saat pengujian. Cara kerja dari alat ini dengan menempelkan atau
menggantungkan ujung termokopel pada bagian yang akan diukur, maka suhu
akan tampil di layar penampil suhu digital.
Gambar 3.12 Penampil suhu digital dan termokopel.
b. Timbangan digital
Timbangan digital diperlukan untuk mengukur berat pakaian dalam
pengujian.
Gambar 3.13 Timbangan digital.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
c. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan untuk
pengujian. Waktu yang dibutuhkan setiap pengambilan data yaitu 15 menit.
Gambar 3.14 Stopwatch.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
3.4 Tata Cara Penelitian
3.4.1 Alur Pelaksanaan Penelitian
Alur penelitian mengikuti alur penelitian seperti diagram alir yang tersaji
pada Gambar 3.15
Gambar 3.15 Diagram alir penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
3.4.2 Pembuatan Mesin Pengering Kaos Kaki
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan mesin penegering
kaos kaki yaitu :
a. Merancang bentuk dan model pengering kaos kaki.
b. Membuat rangka mesin pengering dan lemari pengering dari besi hollow.
c. Memasang papan kayu (triplek) sebagai alas komponen siklus kompresi uap
seperti : kompresor, evaporator, kondensor, dan kipas.
d. Pemasangan tampungan air dari evaporator dan pemasangan kipas.
e. Pemasangan komponen siklus kompresi uap yang terdiri dari evaporator,
kondensor, filter, dan kompresor.
Gambar 3.16 Pemasangan komponen..
f. Pemasangan pipa kapiler, pipa-pipa tembaga, dan pengelasan sambungan antar
pipa.
g. Pemasangan pressure gauge.
h. Pemasangan pintu.
i. Pemasangan komponen kelistrikan dan perkabelan mesin pengering.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
j. Pembuatan lemari pengering kaos kaki.
k. Pemasangan kipas exhaust.
l. Pembuatan dan pemasangan rangka peletakan hanger.
3.4.3 Proses Pengisian Refrigeran R134a
Sebelum pengisian refrigeran diperlukan beberapa proses yaitu proses
pemetilan dan pemvakuman agar mesin pengering dapat digunakan.
3.4.3.1 Proses Pemetilan
Pemberian metil pada pipa kapiler yang telah dipasang dengan cara yaitu :
a. Hidupkan kompresor dan tutup pentil tersebut.
b. Menuang metil pada tutu botol sampai penuh.
c. Meletakan tutup botol metil tersebut pada ujung pipa kapiler, maka metil akan
dihisap oleh pipa kapiler tersebut sampai habis.
d. Matikan kompresor dan melas ujung pipa kapiler pada lubang keluar filter.
3.4.3.2 Proses Pemvakuman
Merupakan proses menghilangkan uap air, udara, dan kotoran yang
terjebak dalam siklus mesin pengering. Berikut adalah langkah-langkah
pemvakuman mesin pengering:
a. Mempersiapkan Pressure gauge serta selang berwarna biru (low pressure)
yang dipasang pada pentil yang sudah dipasang pada dopnya dan selang
berwarna merah (high pressure), yang dipasang pada tabung refrigerant.
b. Pada saat pemvakuman, kran manifold diposisikan terbuka dan kran refrigeran
diposisikan tertutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
c. Menghidupkan kompresor, maka secara otomatis udara yang terjebak pada
siklus akan keluar melalui potongan pipa kapiler yang telah dilas dengan
lubang keluar filter.
d. Memastikan udara yang terjebak dalam siklus sudah habis. Untuk memastikan
udara yang terjebak telah habis dengan cara menyalakan korek api dan ditaruh
di depan ujung potongan pipa kapiler.
e. Mengecek pada jarum pressure gauge menunjukkan angka 20 psi.
f. Mengecek kebocoran pada sambungan-sambungan pipa dan dan katup dangan
busa sabun. Jika terdapat gelembung-gelembung udara maka sambungan
tersebut masih mengalami kebocoran.
g. Setelah dipastikan tidak terjadi kebocoran, langkah selanjutnya mengelas ujung
potongan pipa kapiler tersebut.
3.4.3.3 Proses Pengisian Refrigeran R134a
Langkah-lagkah pengisian refrigeran pada mesin pengering :
a. Pasang salah satu selang pressure gauge berwarna biru pada katup pengisian
(katup tengah) pressure gauge, kemudian ujung selang pressure gauge satunya
pada katup refrigerant R134a.
Gambar 3.17 Katup pengisian refrigeran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
b. Hidupkan kompresor dan buka keran pada katup tabung refrigeran secara
perlahan-lahan. Setelah tekanan pada high pressure gauge mencapai tekanan
yang diinginkan, tutup keran pada katup tabung refrigeran.
c. Setelah refrigeran terisi kedalam siklus mesin, lepaskan selang pressure
gauge. Cek lubang katup, sambungan pipa-pipa dengan busa sabun untuk
mengetahui terjadinya kebocoran.
3.4.4 Skematik Pengambilan Data
Untuk mempermudah pemahan tentang kerja mesin pengering kaos kaki
dan sistem kerjanya ditampilkan dalam skematik mesin pengering kaos kaki yang
diteliti tersaji pada Gambar 3.18 :
Gambar 3.18 Skematik pengambilan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
Keterangan pada Gambar 3.18 :
a. Termokopel (Ti)
Termokopel berfungsi sebagai pengukur suhu udara kering sebelum masuk
mesin pengering.
b. Termokopel (T1)
Termokopel berfungsi sebagai pengukur suhu udara kering setelah
melewati evaporator.
c. Termokopel (T2)
Termokopel berfungsi sebagai pengukur suhu udara kering setelah melewati
kompresor.
d. Termokopel (T3)
Termokopel berfungsi sebagai pengukur suhu udara kering setelah
melewati kondensor.
e. Termokopel (T4)
Termokopel berfungsi sebagai pengukur suhu udara kering yang masuk ke
dalam lemari pengering.
f. Termokopel (T5)
Termokopel berfungsi sebagai pengukur suhu udara kering yang keluar
lemari pengering.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
3.4.5 Langkah-langkah Pengambilan Data
Langkah langkah pengambilan data, dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. Memilih tempat terbuka untuk melakukan penelitian. Perubahan suhu sekitar
dan kelembaban dalam penelitian ini diabaikan, karena suhu sekitar dan
kelembabannya selalu berubah-ubah sesuai cuaca.
b. Meng-kalibrasi alat ukur : termokopel dan timbangan digital.
c. Memastikan bahwa kipas bekerja. Serta memastikan saluran pembuangan air
tidak tersumbat.
d. Meletakan alat bantu penelitian pada tempat yang sudah ditentukan.
e. Menyalakan mesin pengering kaos kaki, kipas 1, dan kipas 2.
f. Mencatat massa kosong ( rangka dan hanger). Selanjutnya timbang dan catat
massa kaos kaki kering (MKK).
g. Menutup semua pintu lemari pengering dan tunggu sampai 30 menit guna
mesin mencapai suhu kerja yang konstan.
h. Membasahi dan memeras kaos kaki sampai air tidak menetes. Kemudian
menimbang dan catat massa kaos kaki basah (MKB).
i. Mencek tekanan P1 dan P2, kemudian menutup semua pintu.
j. Data yang perlu dicatat per 15 menit, antara lain :
MKBt : Massa pakaian basah saat t, (kg).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
45
Tin : Suhu udara kering sebelum masuk mesin pengering, (˚C).
T1 : Suhu udara kering setelah melewati evaporator, (˚C).
T2 : Suhu udara kering setelah melewati komprresor, (˚C).
T3 : Suhu udara kering setelah melewati kondensor, (˚C).
T4 : Suhu udara kering yang masuk ke lemari pengering, (˚C).
T5 : Suhu udara kering yang keluar lemari pengeering, (˚C).
V : Kecepatan aliran udara, (m/detik).
P1 : Tekanan refrigeran yang masuk kompresor, (Psig).
P2 : Tekanan refrigeran yang keluar kompresor, (Psig).
k. Hasil data yang diperoleh kemudian dijumlahkan hasil kalibrasi alat bantu dan
jumlah massa kaos kaki dikurangi massa hanger.
Tabel 3.1 Tabel yang dipergunakan untuk pengisian data
Waktu
t
Massa
kaos kaki
kering
awal
Massa
kaos kaki
basah
saat t=0
(mt)
Massa
kaos kaki
basah saat
–t
(mt+Δt)
Perbedaan
massa
Δm=mt-
(mt+Δt)
Kondisi udara
Luar
Tdb Twb
Menit kg kg kg kg ˚C ˚C
15
30
45
60
75
90
120
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
46
Tabel 3.1 Lanjutan dari tabel yang dipergunakan untuk pengisian data
No
Waktu wG wH Δw M2 ṁudara v Q
menit kgair/ kgair/ kgair/ kgair/ kgudara/
m/s m3/
detik kgudara kgudara kgudara jam Detik
1 15
2 30
3 45
4 60
5 75
6 90
7 105
8 120
9 135
3.4 Cara Menganalisis dan Menampilkan Hasil
Cara yang digunakan untuk menganalisis hasil menampilkan hasil, sebagai
berikut :
a. Data yang diperoleh dari penelitian dimasukan ke dalam table seperti Tabel 3.1.
Kemudian hitung rata-rata dari 4 kali percobaan tiap variasinya.
b. Menghitung massa air yang menguap dari kaos kaki (M1) tiap variasi. Massa air
yang menguap dari kaos kaki (M1) dapat dihitung dengan Persamaan (3.1).
M1 = MKB – MKK (3.1)
Pada Persamaan (3.1)
M1 : Massa air yang menguap dari kaos kaki, kg
MKB : Massa kaos kaki basah, kg
MKK : Massa kaos kaki kering, kg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
47
c. Selanjutnya mencari suhu kerja kondensor dan suhu kerja evaporator dengan
menggunakan P-h diagram. Untuk menggunakan P-h diagram maka tekanan
refrigeran P1 dan P2 harus dikonversikan dari satuan Psig ke MPa.
d. Mencari kelembaban spesifik setelah melewati kondensor (wF) dikurangi
kelembaban spesifik setelaah keluar dari mesin pengering (wH) menggunakan
psychrometric chart.
e. Menghitung massa air yang berhasil diuapkan (Δw) tiap variasi. Massa air
yang berhasil diuapkan (Δw) adalah kelembaban spesifik setelah melewati
kondensor (wF) dikurangi kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin
pengering (wH). Massa air yang berhasil diuapkan (ΔW) dapat dihitung
menggunakan Persamaan (2.1)
f. Menghitung laju aliran massa udara pada sambungan atau duct (ṁudara). Laju
aliran massa udara pada duct (mudara) adalah debit udara (Qudara) dikali densitas
udara (ρudara) sebesar 1,2 kg/m3. Laju aliran massa udara duct (mudara) dapat
dihitung menggunakan Persamaan (2.3).
g. Menghitung kemampuan mesin pengering kaos kaki untuk menguapkan massa
air (M2) dengan menggunakan massa air (M2) adalah laju aliran massa
udarapada duct (mudara) dikalikan massa air yang berhasil diuapkan (Δw)
dikalikan 3600 detik.
h. Untuk memudahkan pembahasan hasil-hasil perhitungan proses pengeringan,
maka digambarkan dalam grafik. Pembahasan dilakukan terhadap grafik yang
dihasilkan, dengan mengacu pada tujuan penelitian dan mengacu pada hasil
penelitian orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
48
3.6 Cara Mendapatkan Kesimpulan
Dari analisis yang sudah dilakukan akan diperoleh suatu kesimpulan.
Kesimpulan merupakan intisari hasil analisis penelitian dan kesimpulan harus
menjawab tujuan dari penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN, DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil yang didapatkan dalam penelitian mesin pengering kaos kaki sistem
terbuka dengan variasi perasan menggunakan tangan dan perasan dengan mesin
cuci meliputi : massa pakaian kering, massa pakaian basah awal, massa pakaian
basah saat t, tekanan refrigeran yang masuk kompresor (P1), tekanan refrigeran
yang keluar kompresor (P2), suhu udara kering sebelum masuk mesin pengering
(Tin), suhu udara kering setelah melewati evaporator (T1), suhu udara kering
setelah melewati kompresor (T2), suhu udara kering setelah melewati kondensor
(T3), suhu udara kering didalam lemari pengering (T4), suhu udara kering keluar
dari lemari pengering (T5). Pengujian dilakukan dengan 4 kali pengujian setiap
variasinya, kemudian dihitung hasil rata-ratanya. Data hasil penelitian rata-rata
disajikan pada Tabel 4.1 sampai dengan Tabel 4.2
Tabel 4.1 Data hasil rata-rata untuk pengeringan kaos kaki dengan perasan
tangan.
Waktu
t
Massa
kaos kaki
kering
awal
Massa
kaos kaki
basah
saat t=0
(mt)
Massa
kaos kaki
basah saat
–t
(mt+Δt)
Perbedaan
massa
Δm =
mt-(mt+Δt)
Kondisi udara
Luar
Tdb Twb
menit kg kg kg kg ˚C ˚C
15
0,97 2,27
2,03 0,24 30 25
30 1,82 0,21 30 25
45 1,67 0,15 30 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
50
Tabel 4.1 Lanjutan data hasil rata-rata untuk pengeringan kaos kaki dengan
perasan tangan.
Waktu
t
Massa
kaos kaki
kering
awal
Massa
kaos kaki
basah saat
t=0 (mt)
Berat kaos
kaki basah
saat –t
(mt+Δt)
Perbedaan
massa
Δm=mt-
(mt+Δt)
Kondisi udara
Luar
Tdb Twb
Menit kg kg kg kg ˚C ˚C
60 1,55 0,12 30 25
75 1,34 0,21 30 25
90 1,15 0,19 30 25
105 0,97 2,27 1,05 0,10 30 25
120 0,98 0,07 30 25
135 0,94 0,04 30 25
Tabel 4.1 Lanjutan data hasil rata-rata untuk pengeringan kaos kaki dengan
perasan tangan.
Tekanan
Kerja
Suhu kering
udara setelah
melewati
Suhu udara
setelah
melewati
kondensor
Suhu udara
dalam ruang
pengering
kaos kaki
Suhu udara
keluar
pengering kaos
kaki
Evap Komp
Pevap Pkomp T1 T2 T3 Twb T4 Twb T5 Twb
Psig Psig ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C
35 225 12,9 32,0 49,0 25 40,4 30 38,4 30
35 225 17,2 32,5 49,7 25 41,1 30 39,4 30
35 225 17,4 33,3 50,9 25 42,1 30 40,0 30
35 225 17,5 33,5 51,2 25 42,2 30 39,7 30
35 225 17,6 33,7 52,1 25 42,5 30 40,4 30
35 225 17,5 33,7 52,3 25 42,9 30 40,8 30
35 225 17,5 33,5 53,2 25 43,1 30 41,3 30
35 225 17,4 33,6 53,6 25 43,7 30 41,9 30
35 225 17,4 33,6 53,7 25 43,8 30 41,9 30
Untuk variasi pengeringan dengan bantuan mesin cuci, mesin cuci yang
digunakan adalah mesin cuci elctrolux front loading dengan kapasitas 6,5 kg,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
51
kemudian kaos kaki dikeringkan dengan kecepatan 850 Rpm selama 5 menit.
Hasil rata- rata dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data hasil rata-rata untuk pengeringan kaos kaki dengan perasan
mesin cuci
Waktu
t
Massa
kaos kaki
kering
Massa
kaos kaki
basah
saat t=0
(mt)
Massa
kaos kaki
basah saat
–t
(mt+Δt)
Perbedaan
massa
Δm = mt-
(mt+Δt)
Kondisi udara
Luar
Tdb Twb
menit kg kg kg kg ˚C ˚C
15 0,97 1,09
0,96 0,13 30 24
30 0,92 0,04 30 24
Tabel 4.2 Lanjutan data hasil rata-rata untuk pengeringan kaos kaki dengan
perasan mesin cuci.
Tekanan
Kerja
Suhu kering
udara setelah
melewati
Suhu udara
setelah
melewati
kondensor
Suhu udara
dalam ruang
pengering
kaos kaki
Suhu udara
keluar
pengering kaos
kaki
Evap Komp
Pevap Pkomp T1 T2 T3 Twb T4 Twb T5 Twb
Psig Psig ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C
35 225 17,1 33,4 47,5 25 42,9 30 41,2 30
35 225 17,1 33,6 48,7 25 45,2 30 43,8 30
Sebagai perbandingan berikut disajikan Tabel 4.3, yang menampilkan data
pengeringan kaos kaki menggunakan sinar matahari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
52
Tabel 4.3 Data hasil pengeringan kaos kaki dengan panas matahari.
Waktu
Massa
kaos
kaki
kering
Massa
kaos kaki
pada saat
basah
Massa kaos
kaki basah
pada -t Selisih massa
menit kg kg kg kg
15
0,97 2,3
2,12 0,18
30 1,96 0,16
45 1,84 0,12
60 1,66 0,18
75 1,52 0,14
90 1,35 0,17
105 1,2 0,15
120 1,08 0,12
135 0,99 0,09
150 0,95 0,04
4.2 Perhitungan
a. Perhitungan massa air yang menguap dari kaos kaki (M1).
Massa air yang menguap dari kaos kaki (M1) dapat dihitung dengan
Persamaan (3.1). Massa air yang menguap dari kaos kaki (M1) adalah massa kaos
kaki basah (MKB) dikurangi massa kaos kaki kering (MKK). Sebagai contoh
perhitungan untuk mencari nilai M1 untuk pengeringan kaos kaki dengan bantuan
perasan tangan sebagai berikut :
M1 = (MKB) - (MKK)
= (2,27 – 0,97) kg
= 1,30 kg
Hasil perhitungan untuk metode perasan dengan bantuan mesin cuci dapat dilihat
pada Tabel 4.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
53
Tabel 4.4 Massa air yang menguap dari kaos kaki (M1)
Perlakuan
Jumlah
kaos kaki
(pasang)
Massa
total awal
kaos kaki
kering
Massa total awal kaos kaki
basah
kg kg
Perasan tangan 25 0,97 2,27
Perasan mesin cuci 25 0,97 1,09
Panas matahari 25 0,97 2,3
Tabel 4.4 Lanjutan massa air yang menguap dari kaos kaki (M1)
Massa kaos kaki basah setelah mengalami
proses pengeringan selama t menit, kg
Massa air
keluar dari
kaos kaki
selama
proses
pengeringan
Menit ke - 15
30
45
60
75
90
105
120
135
150
Δm, kg
2,03 1,82 1,67 1,55 1,34 1,15 1,05 0,98 0,94 - 1,33
0,96 0,92 - - - - - - - - 0,17
2,12 1,96 1,84 1,66 1,52 1,35 1,2 1,08 0,99 0,95 1,35
b. Suhu kerja kondensor (Tkond) dan suhu kerja evaporator (Tevap)
Suhu kerja kondensor (Tkond) dan suhu kerja evaporator (Tevap) dapat dicari
menggunakana P-h diagram. Dengan diketahui tekanan refrigeran yang masuk ke
dalam kompresor dan tekanan refrigeran keluar kompresor maka dapat diketahui
suhu kerja evaporator dan suhu kerja kondensor :
P1 = ( 35 psig + 14,7 psi ) x 0,0069
= 0,342 MPa
P2 = ( 225 psig + 14,7 psi ) x 0,0069
= 1,653 MPa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
54
Gam
bar
4.1
Suhu k
erja
konden
sor
(Tkond)
dan
su
hu k
erja
ev
ap (
Tev
ap).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
55
Dari Gambar 4.1 untuk tekanan kerja evaporator (tekanan rendah) P1 = 0,341 MPa
suhu kerja evaporator (Tevap) sebesar 2ᵒC dan untuk tekanan kerja kondensor
(tekanan tinggi) P2 = 1,653 MPa suhu kerja kondensor (Tkond) sebesar 54,3ᵒC.
c. Kelembaban spesifik setelah melewati kondensor (wF) dan kelembaban spesifik
setelah keluar dari lemari pengering (wH).
Kelembaban spesifik setelah melewati kondensor (wF) dan kelembaban
spesifik setelah keluar dari lemari pengering (wH) dapat dicari dengan
menggunakan psychrometric chart. Kelembaban spesifik setelah melewati
kondensor (wF) dapat diketahui melalui garis kelembaban spesifik pada titik F
atau suhu udara setelah melewati kondensor. Kemudian kelembaban spesifik
setelah keluar dari mesin pengering (wH) dapat diketahui melalui garis
kelembaban spesifik pada titik H atau suhu setelah udara melewati pakaian basah.
Sebagai contoh menentukan kelembaban spesifik setelah melewati kondensor
(wF) dan kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin spesifik (wH) untuk proses
pengeringan kaos kaki dengan perasan tangan pada menit ke-60 adalah sebagai
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
56
Gam
bar
4.2
Psy
chro
met
ric
chart
per
asan
tan
gan
, 60 m
enit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
57
Keterangan pada Gambar 4.2 :
Titik A : Kondisi usara luar
Titik B : Suhu udara setelah melewati evaporator, (T1)
Titik C : Suhu kerja evaporator
Titik D : Suhu udara setelah melewati kompresor, (T2)
Titik E : Suhu kerja kondensor
Titik F : Suhu udara setelah melewati kondensor, (T3)
Titik G : Suhu udara masuk lemari pengering, (T4)
Titik H : Suhu udara keluar lemari pengering, (T5)
d. Menghitung massa air yang berhasil diuapkan (Δw)
Massa air yang berhasil diupkan (Δw) dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan (2.1). Massa air yang berhasil diuapkan (Δw) adalah
kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin pengering (wH) dikurangi
kelembaban spesifik setelah melewati kondensor (wF). Sebagai contoh
perhitungan massa air yang berhasil diuapkan (Δw) pada proses pengeringan kaos
kaki dengan perasan tangan pada menit ke-60 adalah sebagai berikut :
Δw = ( wH – wF )
= ( 0,0228 – 0,0127 ) kgair/kgudara
= 0,0101 kgair/kgudara
e. Perhitungan laju aliran massa udara pada saluran masuk lemari pengering
( ṁudara)
Laju aliran massa udara pada saluran masuk lemari pengering (ṁudara)
dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.4). Laju aliran massa udara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
58
pada saluran masuk lemari pengering (ṁudara) adalah massa air yang diuapkan
(Δw) dikalikan 3600 detik. Sebagai contoh perhitungan laju aliran massa udara
pada saluran masuk ruang pengering (ṁudara) untuk proses pengeringan kaos kaki
dengan perasan tangan pada menit ke-60 adalah sebagai berikut :
M2 = ṁudara . Δw . 3600
ṁudara = (M2/ (Δw . 3600)
= (0,72/ (0,0101 . 3600)
= 0,0198 kgudara/s
f. Perhitungan kecepatan udara (v)
Kecepatan udara dihitung dengan menggunakan persamaan (2.3).
kecepatan udara (v) adalah laju aliran massa udara pada saluran masuk ruang
pengering (ṁudara) dibagi dengan luas kipas dikalikan dengan massa jenis udara
(ρudara) sebesar 1,2 kg/m3. Sebagai contoh perhitungan kecepatan udara (v) pada
proses pengeringan kaos kaki dengan perasan tangan pada menit ke-60 adalah
sebagai berikut :
ṁudara = Qudara . ρudara
= ( π . r2 . v) . ρudara
v = ṁudara / ( π . r2 . ρudara)
= 0,0198/ (( π . (19 cm)2 / 10000 ). 1,2)
= 0,0198/ 0,136
= 0,1456 m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
59
Tabel 4.5 Data hasil perhitungan penegeringan kaos kaki dengan bantuan
perasan tangan.
No
Waktu wF wH Δw M2 ṁudara v Q
Menit kgair/ kgair/ kgair/ kgair/ kgudara/
m/s m3/detik kgudara kgudara kgudara jam detik
1 15 0,0095 0,0236 0,0141 0,24 0,0047 0,0348 0,0039
2 30 0,0126 0,0231 0,0105 0,45 0,0119 0,0875 0,0099
3 45 0,0127 0,0227 0,010 0,60 0,0167 0,1225 0,0139
4 60 0,0127 0,0228 0,0101 0,72 0,0198 0,1456 0,0165
5 75 0,0129 0,0226 0,0097 0,93 0,0266 0,1958 0,0222
6 90 0,0127 0,0225 0,0098 1,12 0,0317 0,2334 0,0265
7 105 0,0128 0,0222 0,0094 1,22 0,0361 0,2651 0,0300
8 120 0,0124 0,0219 0,0095 1,29 0,0377 0,2773 0,0314
9 135 0,0124 0,0218 0,0094 1,33 0,0393 0,2890 0,0328
Tabel 4.6 Data hasil perhitungan pengeringan kaos kaki dengan bantuan perasan
mesin cuci.
No
Waktu wF wH Δw M2 ṁudara v Q
menit kgair/ kgair/ kgair/ kgair/ kgudara/
m/s m3/detik kgudara kgudara kgudara Jam detik
1 15 0,0124 0,0222 0,010 0,13 0,0037 0,0271 0,0031
2 30 0,0125 0,0212 0,009 0,17 0,0054 0,0399 0,0045
4.3 Pembahasan
Hasil penelitian yang telah dilakukan, menghasilkan mesin pengering kaos
kaki yang dapat bekerja secara baik dan terus menerus tanpa terjadi hambatan dan
gangguan. Dengan kondisi udara didalam lemari pengering sebelum penelitian
dilakukan, memiliki kondisi yang sama dengan kondisi udara luar, rata–rata
sekitar Tdb=30˚C dan Twb=25˚C. Ketika mesin bekerja kondisi udara disetiap
posisi berubah–ubah terhadap waktu sesuai dengan posisi diamana udara berada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
60
Kondisi udara diposisi setelah melewati evaporator dapat mencapai suhu kering
rata–rata 16,9˚C. Kondisi udara masuk lemari pengering dapat mecapai 40,4-
43,8˚C. Hal ini disebabkan karena kondisi udara setelah melewati evaporator
udara kemudian dilewatkan terlebih dahulu melalui kompresor dan kondensor.
Suhu kerja evaporator mampu mengembunkan uap air dari udara yang
melewatinya dan kompresor mampu memberikan kenaikan suhu udara yang
semula rata-rata 16,9˚C dari evaporator menjadi 33,2˚C. Suhu udara ini kemudian
meningkat lagi menjadi sekitar 49-53,7˚C setelah melewati kondesor. Udara panas
yang melewati kondensor disirkulasikan secara terus menerus ke dalam lemari
pengering dengan menggunakan kipas angin. Mesin pengring kaos kaki ini dapat
bekerja pada saat ada beban atau ada kaos kaki basah yang dikeringkan dengan
suhu kering sekitar 42,4˚C dan suhu basah sekitar 30˚C.
Pada saat lemari pengering bekerja dengan beban , kondisi udara yang
dihasilkan di dalam lemari pengering berbeda ketika mesin pengering bekerja
tanpa beban. Suhu kering yang dicapai lebih rendah dibandingkan dengan bekerja
tanpa beban, dan suhu udara basah yang dicapai lebih tinggi dibandingkan tanpa
beban, atau kelembaban udara yang dimiliki menjadi lebih tinggi. Penurunan suhu
udara kering disebabkan adanya kalor yang terserap oleh udara yang digunakan
untuk memanaskan dan juga untuk menguapkan air yang ada didalam kaos kaki,
saat udara meningkatkan dan memanaskan kaos kaki. Sedangkan kenaikan
kelembaban udara, disebabkan karena kandungan uap air yang ada diudara
bertambah. Pertambahan ini disebabkan oleh adanya perpindahan massa air dari
kaos kaki yang basah ke udara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
61
Dari Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa waktu yang diperlukan untuk
mengeringkan kaos kaki tergantung pada massa awal kaos kaki basah. Semakin
basah kaos kaki, maka semakin lama juga waktu yang diperlukan untuk
mengering. Waktu tercepat untuk mengeringkan kaos kaki basah adalah sebelum
dikeringkan di dalam lemari pengering kaos kaki basah harus diperas dahulu
dengan batuan mesin cuci.
Gambar 4.3 Grafik penurunan massa air tiap variasi pada proses pengeringan
kaos kaki.
Dari Tabel 4.5 dan Gambar 4.3 bisa dilihat bahwa mesin pengering kaos kaki ini
jauh lebih efisien dibandingkan mengeringkan kaos kaki secara konvensional
menggunakan energi panas matahari. Jika dikeringkan dengan energi panas
matahari, pengeringan kaos kaki