PENGERING KAOS KAKI MENGGUNAKAN MESIN SIKLUS …repository.usd.ac.id/4502/2/125214039_full.pdf ·...

96
i PENGERING KAOS KAKI MENGGUNAKAN MESIN SIKLUS KOMPRESI UAP DENGAN DUA EVAPORATOR TERSUSUN SERI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S-1 Teknik Mesin oleh : Daniel Danu Waskito NIM : 125214039 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENGERING KAOS KAKI MENGGUNAKAN MESIN SIKLUS …repository.usd.ac.id/4502/2/125214039_full.pdf ·...

  • i

    PENGERING KAOS KAKI MENGGUNAKAN MESIN SIKLUS

    KOMPRESI UAP DENGAN DUA EVAPORATOR TERSUSUN

    SERI

    SKRIPSI

    Untuk memenuhi sebagian persyaratan

    mencapai derajat S-1 Teknik Mesin

    oleh :

    Daniel Danu Waskito

    NIM : 125214039

    PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

    JURUSAN TEKNIK MESIN

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2016

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    SOCKS DRYER USING VAPOR COMPRESSION CYCLE

    WITH 2 SERIAL EVAPORATORS STRUCTURE

    FINAL PROJECT

    As Partical Fullfillment of The Requirements

    to Obtains Sarjana Teknik in Mechanical Engineering

    by :

    Daniel Danu Waskito

    Student Number : 125214039

    MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

    MECHANICAL ENGINEERING DEPARTEMENT

    SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

    SANATA DHARMA UNIVERSITY

    YOGYAKARTA

    2016

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PENGERING KAOS KAKI MENGGUNAKAN MESIN SIKLUS

    KOMPRESI UAP DENGAN DUA EVAPORATOR TERSUSUN

    SERI

    Dipersiapkan dan disusun oleh:

    Daniel Danu Waskito

    NIM :125214442Telah dipetahankan di depan Dewan Penguji

    Pada tanggal 22 Maret 2016

    Susunan Dewan Penguji

    Ketua

    Sek菫試aJに

    Anggota

    Nama Lcngkap

    :Doddy Pllrwadianto,S.T。 ,M.T.

    :A.Prasetyadi,S.Si.,M.Si.

    :Iro PK P―adi,M.T.

    Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratanuntuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

    Yogyakarta 22 Maret 20 I 6Fakultas Sains dan TeknologiUniversias Sanata Dharma

    Dekan,

    Mmgkasi,Ph.D.

    lV

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

    yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaarl di suatu Perguruan

    Tinggi, dan separliang sepengetatruan sayajuga tidak terdapat karya atau pendapat

    yang pematr ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

    diacu dalam naskah ini dan disebutl

  • LEMBAR PERNYATAAN PERSETUttAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

    AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawatr ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

    Nama

    NomorMahasiswa

    :Daniel Danu Waskito

    :125214039

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharna karya ilmiah yang berjudtrl :

    Pengering kaos kaki menggunakan mesin siklus kompresi uap dengan dua

    evaporator tersusun seri

    Berserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

    Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

    dalam bentuk media yang lain, mengelolanya di internet atau media lain untukkepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya rurmun memberikan

    royalty kepada saya selama tetap mencantumkan narna saya sebagai penulis.

    Demikianpemyataan ini saya buat dengan sebenarnya

    Yogyakarta, 22 Marct 2016

    Vl

    Daniel Danu Waskito

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRAK

    Dunia industri di Indonesia dari tahun ke tahun terus berkembang,

    contohnya industri obat dan makanan. Industri-industri tersebut menuntut para

    pekerjanya agar tetap steril dalam bekerja, dengan menggunakan pakaian, kaos

    kaki, sarung tangan , dan penutup kepala. Persoalannya adalah bagaimana cara

    mengeringkan pakaian, sarung tangan, kaos kaki, sepatu yang dipergunakan

    sehari–hari oleh karyawan pabrik / industri dapat teratasi, terutama pada saat

    musim hujan. Oleh karena itu diperlukan mesin khusus yang fungsinya untuk

    mengeringkan pakaian, sarung tangan, kaos kaki, sepatu, dan lain-lain.

    Tujuan penelitian ini adalah merancang dan merakit mesin pengering kaos

    kaki tanpa melibatkan energi surya serta mengetahui kecepatan pengeringan dari

    mesin pengering kaos kaki yang telah dibuat.

    Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Mesin Pengering yang diteliti dalam bekerjanya

    mempergunakan siklus kompresi uap. Komponen utama mesin siklus kompresi

    uap meliputi : kompresor, kondensor, evaporator dan pipa kapiler. Daya

    kompresor sebesar 1,5 PK, serta meggunakan refrigeran R134a. Ukuran

    komponen utama yang lain menyesuaikan besarnya kompresor dan

    mempergunakan ukuran yang sesuai yang ada dipasaran. Mesin bekerja dengan

    siklus terbuka. Penelitian ini di lakukan dengan memvariasikan metode

    pemerasan, yaitu perasan dengan tangan dan perasan mesin cuci.

    Penelitian memberikan hasil bahwa mesin pengering kaos kaki dengan

    sistem kompresi uap berhasil dibuat dan dapat bekerja sesuai fungsinya. Mesin

    pengering kaos kaki ini dapat bekerja pada saat ada beban kaos kaki basah yang

    dikeringkan dengan suhu kering sekitar 42,4oC dan pada suhu basah 30oC. Mesin

    pengering mampu mengeringkan 25 pasang kaos kaki dewasa berbahan katun

    pada saat kondisi basah dengan hasil perasan tangan dalam waktu 135 menit, serta

    hasil perasan dengan mesin cuci dalam waktu 15 menit.

    Kata kunci : Mesin pengering kaos kaki, sistem terbuka.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRACT

    Industrial sector in Indonesia from year to year is growing, example

    food and drugs industry. These industries require workers to keep sterile, by using

    clothing, socks, gloves, and cap . The problem is how to dry clothes, gloves,

    socks, and shoes which used everyday by employees of factory / industrial can be

    resolved, especially during the rainy season. Because of that, the factory need a

    machine which have specific function to dry clothes , gloves, socks, and cap.

    This research have purpose to make socks dryer machine without solar

    energy, and also we can know how long this socks dryer machine take time to dry

    wet socks.

    This research took palce in the Laboratory of Mechanical Engineering

    Sanata Dharma University in Yogyakarta. This socks dryers machine using vapor

    compression cycle. Main components of the machine are : compressor, condenser,

    evaporator and capillary tube. Compressor have power of 1.5 PK, as well as

    receipts Refrigerant R134a. Main Components of other sizes which adjust the

    compressor and use the size matching components in the market. This machine

    using open system. This research have 2 methods wash machine dryer and manual

    by hand.

    From this research we can know, this machine can works well. This

    machine can works in dry temperature 42,4oC and wet temperature 30oC. Socks

    dryer machine can drying 25 pairs socks on wet conditions only need 135

    Minutes, and by wash machine dryer only need 15 minutes.

    Keywords: Socks dryer machine, open system.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

    dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

    dan lancar.

    Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib untuk setiap mahasiswa

    prodi Teknik Mesin mendapatkan gelar sarjana S-1 pada prodi Teknik Mesin,

    Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan

    skripsi ini melibatkan banyak pihak. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan

    terima kasih kepada :

    1. Sudi Mungkasi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Sanata Dharma.

    2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus sebagai Dosen Pembimbing

    Skripsi.

    3. Dr. Drs. Vet. Asan Damanik, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

    4. Andreas Parjana dan Emiliana Wartini sebagai orang tua saya, yang telah

    memberi motivasi dan dukungan kepada penulis, baik secara materi maupun

    spiritual.

    5. Yosep Purbo Kurniaji dan Fransiska Rika Hebriella, yang terus memberi

    semangat kepada penulis.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6. Seluruh staf dan pengajar Program Studi Teknik Mesin Fakultas Sains dan

    Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik dan

    memberikan berbagai ilmu penegetahuan yang sangat membantu dalam

    penyusunan skripsi.

    7. Seluruh keluarga besar Sastodiyono yang tidak bisa saya sebutkan satu

    persatu terima kasih atas segala dukungan yang telah diberikan kepada

    penulis.

    8. Teman-teman OMK Seyegan, Damar, Reno, Sinta, Tasia, Ucoh Bene

    Stoking, Atta, Panjio Mas Gilang, Bung Dody, Bang Eko, Fajar, Agus, Mas

    Andre, Mas Bowil Ha Mas Jatniko, lvlbak It4 Mbak Nande dan semua yang

    tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan kegembiraan,

    saran dan kekoplakannya.

    9. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Angkatan 2012 dan semua

    pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan

    dorongan dan bantuan dalam wujud upup* selama penyusunan skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian dan penyusunan skripsi ini

    masih banyak kektrangan yang perlu diperbaiki, rmtuk itu penulis mengharapkan

    masukan, kdtik, dan saran dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakawry4

    Semoga skripsi ini dapat berrranfaat bagi penulis maupun pembaca Terima

    Kasih.

    Yogyakarta, 22 Maret 201 6

    X

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL……………………………………………………….… i

    TITLE PAGE………………………………………………………………… ii

    HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………….. iii

    HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………... iv

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………….. v

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    KARYA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………………………….. vi

    ABSTRAK……………….…………………………………………………... vii

    ABSTRACT…………………………………………………………………. viii

    KATA PENGANTAR……………………………………………………….. ix

    DAFTAR ISI……………………………………………………………….… xi

    DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xiv

    DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… xv

    BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….… 1

    1.1 Latar Belakang……………………………………………….…. 1

    1.2 Rumusan Masalah………………………………………….…… 2

    1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………...… 2

    1.4 Batasan Masalah……………………………………………..….. 3

    1.5 Manfaat Penelitian……………………………………….……... 3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA…………………….. 5

    2.1 Dasar Teori……………………………………………………… 5

    2.1.1 Metode - metode Pengeringan Kaos Kaki……………….... 5

    2.1.2 Dehumidifier…...…………………………………………. 7

    2.1.3 Parameter Dehumidifier …………………………………. 9

    2.1.4 Psychrometric Chart……………………………………... 15

    2.1.4.1 Proses-proses Yang Terjadi Pada Udara Dalam

    Psychrometric Chart………………………………. 17

    2.1.5 Mesin Siklus Kompresi Uap……………………………… 20

    2.2 Tinjauan Pustaka ……………………………………………….. 24

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....………………………………… 27

    3.1 Obyek Penelitian ..............……………………………………… 27

    3.2 Variasi Penelitian ......................................................................... 28

    3.3 Alat dan Bahan Pembuatan Mesin Pengering Kaos kaki……….. 28

    3.3.1 Peralatan Untuk Pemuatan ............………………………. 28

    3.3.2 Bahan dan Komponen Mesin ...............…….……………. 30

    3.3.3 Peralatan Bantu Penelitian ……………….......………….. 36

    3.4 Tata Cara Penelitian…………………………………………….. 38

    3.4.1 Alur Pelaksanaan Penelitian………………...……………. 38

    3.4.2 Pembuatan Mesin Pengering Kaos kaki………………….. 39

    3.4.3 Proses Pengisian Refrigeran R134a ...........……………… 40

    3.4.3.1 Proses Pemetilan ..................................................... 40

    3.4.3.2 Proses Pemvakuman ............................................... 40

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    3.4.3.3 Proses Pengisian Refrigeran R134a ....................... 41

    3.4.4 Skematik Pengambilan Data …………………………….. 42

    3.4.5 Langkah – langkah Pengambilan Data…………………… 44

    3.5 Cara Menganalisis dan Menampilkan Hasil…………………….. 46

    3.6 Cara Mendapatkan Kesimpulan………………………………… 48

    BAB IV HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN, DAN PEMBAHASAN.. 49

    4.1 Hasil Penelitian………………………………………………….. 49

    4.2 Perhitungan ....…………………………………………………... 52

    4.3 Pembahasan ........……………………………………………….. 59

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 63

    5.1 Kesimpulan ….………………………………………………….. 63

    5.2 Saran ...................……………………………………………….. 63

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 65

    LAMPIRAN ..................................................................................................... 66

    A Foto alat yang digunakan dalam penelitian .................................. 66

    B Grafik Psycrhometric Chart perasan tangan ................................ 68

    C Grafik Psycrhometric Chart perasan mesin cuci ......................... 77

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Tabel yang dipergunakan untuk pengisian data ..……....….. 45

    Tabel 4.1 Data hasil rata-rata untuk pengeringan kaos kaki dengan

    perasan tangan ....................................................................... 49

    Tabel 4.2 Data hasil rata-rata untuk pengeringan kaos kaki dengan

    perasan mesin cuci ................................................................. 51

    Tabel 4.3 Data hasil rata-rata untuk pengeringan kaos kaki dengan

    panas matahari ....................................................................... 52

    Tabel 4.4 Massa air yang menguap dari kaos kaki (M1) ....................... 53

    Tabel 4.5 Data hasil pengeringan kaos kaki dengan bantuan

    perasan tangan ....................................................................... 58

    Tabel 4.6 Data hasil pengeringan kaos kaki dengan bantuan

    perasan mesin cuci ................................................................. 59

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Refrigerant Dehumidifier ....................................................... 8

    Gambar 2.2 Desiccant Dehumidifier .......................................................... 9

    Gambar 2.3 Hygrometer ............................................................................ 10

    Gambar 2.4 Termometer bola basah dan termometer bola kering ............. 14

    Gambar 2.5 Psychrometric Chart .............................................................. 16

    Gambar 2.6 Proses-proses yang terjadi dalam psychrometric chart .......... 17

    Gambar 2.7 Proses penurunan suhu dan pengembunan ............................. 18

    Gambar 2.8 Proses pemanasan (heating) ................................................... 19

    Gambar 2.9 Proses pendinginan evaporatif ................................................ 20

    Gambar 2.10 Siklus kompresi uap …........................................................... 21

    Gambar 2.11 P-h diagram siklus kompresi uap …....................................... 22

    Gambar 2.12 T-s diagram siklus kompresi uap ............................................ 22

    Gambar 3.1 Skematik mesin pengering kaos kaki ..................................... 27

    Gambar 3.2 Kaos kaki yang digunakan ..................................................... 28

    Gambar 3.3 Besi Hollow ............................................................................ 31

    Gambar 3.4 Styrofoam ................................................................................ 31

    Gambar 3.5 Kondensor .............................................................................. 32

    Gambar 3.6 Pipa Kapiler ............................................................................ 33

    Gambar 3.7 Kompresor .............................................................................. 33

    Gambar 3.8 Evaporator .............................................................................. 34

    Gambar 3.9 Refrigeran R134a ................................................................... 34

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    Gambar 3.10 Pressure Gauge ...................................................................... 35

    Gambar 3.11 Kipas ....................................................................................... 35

    Gambar 3.12 Penampil suhu digital dan termokopel ................................... 36

    Gambar 3.13 Timbangan digital ................................................................... 36

    Gambar 3.14 Stopwatch ............................................................................... 37

    Gambar 3.15 Diagram alir penelitian ........................................................... 38

    Gambar 3.16 Pemasangan komponen .......................................................... 39

    Gambar 3.17 Katup pengisian refrigeran ..................................................... 41

    Gambar 3.18 Skematik pengambilan data .................................................... 42

    Gambar 4.1 Suhu kerja kondensor (Tkond) dan suhu kerja evap (Tevap). 54

    Gambar 4.2 Psychrometric chart perasan tangan, 60 menit ...................... 56

    Gambar 4.3 Grafik penurunan massa air tiap variasi pada proses

    pengeringan kaos kaki ............................................................ 61

    Gambar A.1 Mesin pengering kaos kaki sistem terbuka ............................. 66

    Gambar A.2 Mesin pengering kaos kaki sistem terbuka ............................. 66

    Gambar A.3 Ruang mesin pengering kaos kaki .......................................... 67

    Gambar B.1 Psychrometric chart perasan tangan, 15 menit ….................. 68

    Gambar B.2 Psychrometric chart perasan tangan, 30 menit ….................. 69

    Gambar B.3 Psychrometric chart perasan tangan, 45 menit ...................... 70

    Gambar B.4 Psychrometric chart perasan tangan, 60 menit ...................... 71

    Gambar B.5 Psychrometric chart perasan tangan, 75 menit ...................... 72

    Gambar B.6 Psychrometric chart perasan tangan, 90 menit ...................... 73

    Gambar B.7 Psychrometric chart perasan tangan, 105 menit .................... 74

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    Gambar B.8 Psychrometric chart perasan tangan, 120 menit .................... 75

    Gambar B.9 Psychrometric chart perasan tangan, 135 menit .................... 76

    Gambar C.1 Psychrometric chart perasan mesin cuci, 15 menit ................ 77

    Gambar C.2 Psychrometric chart perasan mesin cuci, 30 menit ................ 78

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Energi panas matahari sudah menjadi sumber kebutuhan sehari-hari yang

    digunakan oleh manusia. Beberapa contoh penggunaan energi matahari adalah

    sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Matahari, sebagai sumber energi untuk

    pengeringan hasil-hasil laut, hasil pertanian, tanaman, pakaian, handuk dan lain-

    lain.

    Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah tentang ketersediaan energi

    panas matahari yang tidak menentu ketika musim hujan datang. Diketahui bahwa

    negara Indonesia memiliki musim hujan dalam waktu yang cukup lama, sekitar 6

    bulan. Pada saat musim hujan datang, warga menjadi kesulitan untuk

    mengeringkan pakaian, sepatu, kaos kaki, handuk, dan lain-lain.

    Dilihat dari sisi teknologi, terdapat alat pengering yang dapat digunakan

    untuk mengeringkan kaos kaki dalam jumlah yang banyak. Namun alat tersebut

    masih belum bisa dinikmati oleh masyarakat karena belum dijual bebas di pasaran

    dan kalaupun ada harganya masih terlalu mahal. Sehingga hanya perusahaan atau

    industri saja yang biasanya memiliki alat pengering kaos kaki karena kebutuhan

    industri yang harus menyediakan kaos kaki yang selalu bersih setiap harinya bagi

    para karyawannya. Untuk industri farmasi, pabrik susu, industri makanan, mesin

    pengering kaos kaki sangatlah diperlukan. Tujuannya adalah untuk mengeringkan

    kaos kaki yang setiap hari harus disediakan dalam keadaan bersih dan dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    jumlah yang banyak untuk dipergunakan karyawannya ketika berada di dalam

    pabrik. Dengan demikian, proses produksi di dalam pabrik dapat dijaga

    kebersihannya.

    Untuk mempermudah masyarakat mengeringkan kaos kaki, maka

    diperlukan suatu teknologi terapan, supaya masyarakat dapat mengeringkan

    dengan mudah apabila sedang terjadi musim hujan yang berkepanjangan.

    Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud untuk membuat dan

    melakukan penelitian mengenai alat pengering kaos kaki dengan menggunakan

    mesin siklus kompresi uap dengan 2 evaporator tersusun seri.

    1.2 Rumusan Masalah

    Di pasaran sulit ditemukan mesin yang dipergunakan untuk mengeringkan

    kaos kaki dalam jumlah yang cukup banyak. Untuk industri farmasi, pabrik susu,

    industri makanan, mesin pengering kaos kaki sangatlah diperlukan. Tujuannya

    adalah untuk mengeringkan kaos kaki yang setiap hari harus disediakan dalam

    keadaan bersih dan dalam jumlah yang banyak untuk dipergunakan karyawannya

    ketika berada di dalam pabrik. Dengan demikian, proses produksi di dalam pabrik

    dapat dijaga kebersihannya. Jika merancang sendiri, bagaimanakah rancangan

    mesin untuk pengering kaos kaki dan bagaimanakah karakteristik dari mesin

    tersebut ?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah :

    a. Merancang dan merakit mesin pengering kaos kaki, tanpa melibatkan tenaga

    surya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    b. Mengetahui kecepatan pengeringan dari mesin pengering kaos kaki yang telah

    dibuat.

    1.4 Batasan Masalah

    Batasan-batasan yang dipergunakan di dalam pembuatan mesin pengering

    kaos kaki ini adalah :

    a. Mesin pengering menggunakan komponen utama : kompresor, evaporator,

    pipa kapiler, dan kondensor yang bekerja dengan siklus kompresi uap.

    b. Refrigeran yang digunakan di dalam siklus kompresi uap adalah R134a.

    c. Daya kompresor yang digunakan dalam siklus kompresi uap 1,5 HP.

    Komponen utama yang lain seperti kondensor, evaporator, dan pipa kapiler

    mempergunakan komponen standar yang ada di pasaran, yang ukurannya

    disesuaikan dengan besar daya kompresornya.

    d. Mesin pengering menggunakan peralatan tambahan berupa 2 evaporator yang

    berfungsi menaikkan suhu udara yang telah dikondisikan mesin siklus

    kompresi uap.

    e. Mesin pengering yang dirancang dapat dipergunakan untuk kapasitas kaos

    kaki sebanyak: 25 pasang.

    f. Mesin pengering bekerja dengan siklus terbuka.

    1.5 Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian ini adalah :

    a. Hasil penelitian dapat dipergunakan untuk menambah kasanah ilmu

    pengetahuan yang dapat ditempatkan di perpustakaan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    b. Hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai acuan bagi para peneliti yang

    penelitiannya terkait dengan mesin pengering.

    c. Dihasilkannya alat pengering kaos kaki yang dapat difungsikan sebagai mana

    mestinya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    BAB II

    DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Dasar Teori

    2.1.1 Metode –Metode Pengeringan Kaos Kaki

    Metode dalam pengeringan kaos kaki saat ini di pasaran ada beberapa

    macam, diantaranya (a) Pengeringan menggunakan cahaya matahari, (b)

    Pengeringan menggunakan gaya sentrifugal, (c) Pengering dengan bantuan gas

    LPG, (d) Pengering dengan metode dehumidifikasi dan pemanasan udara.

    a. Pengeringan menggunakan cahaya matahari

    Cara pengeringan ini sudah dilakukan secara umum oleh masyarakat.

    Panas yang dihasilkan matahari dapat menguapkan air yang ada pada kaos kaki

    yang basah menjadi kering. Keuntungan pengeringan menggunakan cahaya

    matahari adalah kapasitas pengeringan tidak terbatas, tidak memerlukan biaya

    mahal, hemat listrik, dan kecepatan pengeringan yang sama untuk berapapun

    jumlah pakaian. Namun pengeringan dengan metode ini tidak dapat dihandalkan

    pada saat musim hujan, jumlah panas matahari tidak tetap serta kenaikan suhu

    tidak dapat diatur sesuai keinginan.

    b. Pengeringan menggunakan gaya sentrifugal

    Prinsip kerja metode pengeringan ini adalah memanfaatkan gaya

    sentrifugal untuk memisahkan air dari kaos kaki yang masih basah. Kaos kaki

    akan diputar di dalam drum dengan kecepatan penuh dari motor listrik. Putaran

    yang tinggi tersebut menimbulkan gaya sentrifugal yang mengakibatkan air

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    terhempas keluar dari drum dan air akan tertampung dalam bak penampungan.

    Keuntungan pengeringan metode ini adalah dapat mempercepat proses

    pengeringan, karena kandungan air pada kaos kaki sudah terpisah akibat gaya

    sentrifugal dan tidak memerlukan tenaga pemerasan menggunakan tangan.

    Kelemahan dari metode ini adalah kaos kaki masih lembab tidak kering sempurna,

    memerlukan energi listrik, pakaian yang dikeringkan tidak bisa langsung disetrika.

    c. Pengeringan menggunakan gas LPG

    Prinsip kerja metode pengering ini yaitu memanfaatkan panas yang

    dihasilkan pemanas baik dari heater atau gas LPG yang disirkulasikan ke lemari,

    yang bertujuan untuk mengeringkan kaos kaki yang ada di lemari pengering.

    Panas dari heater atau gas LPG disirkulasikan ke dalam lemari pengering

    menggunakan bantuan kipas, sehingga menghasilkan udara yang bersuhu tinggi

    yang dapat menguapkan air yang terkandung di dalam kaos kaki yang basah.

    Keuntungan metode ini adalah dapat mengeringkan kaos kaki di dalam ruangan

    jika terjadi musim hujan dan proses pengeringan lebih cepat. Kekurangan metode

    ini adalah biaya yang dikeluarkan cukup tinggi, dapat menimbulkan daya ledakan,

    perlu pengawasan saat alat beroperasi.

    d. Pengeringan pakaian dengan metode dehumidifikasi dan pemanasan udara

    Pengering pakaian jenis ini menggunkan metode dehumidifikasi, yang

    bekerja dengan memanfaatkan proses dehumidifikasi dan pemanasan udara yang

    disirkulasikan ke lemari pengering. Udara diturunkan kelembaban spesifiknya dan

    dipanaskan, kemudian disirkulasikan ke lemari. Akibat dari udara kering dan

    bersuhu tinggi pada ruangan, menyebabkan air dalam pakaian menguap.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    Selanjutnya udara lembab ini disirkulasikan kembali ke alat penurun kelembaban.

    Mesin pengering tersebut disebut dengan dehumidifier. Keuntungan menggunakan

    metode ini adalah proses pengeringan menjadi lebih cepat, ramah lingkungan,

    praktis, aman saat beroperasi, dan dapat dilakukan kapan saja. Kekurangan

    menggunakan metode ini adalah memerlukan aliran listrik yang besar dan jumlah

    kaos kaki yang dikeringkan terbatas.

    2.1.2 Dehumidifier

    Dehumidifier merupakan suatu alat pengering udara yang berguna untuk

    menurunkan kelembaban udara dengan cara menyerap udara yang lembab dan

    memprosesnya menjadi air yang akan ditampung dalam suatu wadah. Ada 2

    macam dehumidifier yang ada di pasaran saat ini yaitu (a) refrigerant

    dehumidifier dan (b) desiccant dehumidifier.

    a. Refrigerant dehumidifier

    Cara kerja dehumidifier ini adalah dengan mempergunakan mesin yang

    bekerja denggan mesin kompresi uap. Udara luar masuk melewati evaporator

    kemudian evaporator menyerap uap air yang ada di udara, udara yang telah

    kering kemudian dilewatkan kondensor agar udara menjadi panas dan kering.

    Evaporator memiliki tugas untuk menurunkan suhu udara ke titik dimana

    kondensasi terjadi. Kondensasi terjadi pada evaporator, uap air akan menetes dan

    tertampung pada wadah. Sedangkan kondensor bertugas untuk menaikkan suhu

    udara agar udara semakin kering. Sehingga udara mempunyai kemampuan untuk

    mengambil air yang ada di kaos kaki yang basah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    Gambar 2.1 Refrigerant dehumidifier.

    Sumber : https://www.google.co.id/search?q=dehumidifier&biw

    b. Desiccant dehumidifier

    Prinsip kerja dari dehumidifier adalah dengan melewatkan udara yang

    mengandung banyak uap air ke disc. Disc ini dibuat dan dibentuk menyerupai

    sarang lebah yang berisi bahan pengering udara (silica gel). Disc umumnya dibagi

    menjadi dua saluran udara yang dipisahkan oleh sekat. Pertama bagian proses

    (75% dari lingkaran) dan bagian kedua reaktivasi (25% dari lingkaran), disc

    tersebut diputar perlahan-lahan menggunakan motor berdaya kecil. Kemudian uap

    air pada udara akan diserap oleh disc yang terduat dari bahan pengering dan

    menghasilakan udara yang hangat dan kering. Bersamaan dengan disc pada bagian

    reaktivasi akan disirkulasikan dengan udara panas dari heater.

    Pemanasan pada bagian reaktivasi tersebut bertujuan untuk meregenerasi

    disc (bagian proses). Kemudian air terserap oleh disc (bagian reaktivasi) dan

    terlepas karena proses pemanasan. Heat exchanger bergantian kemudian

    menyerap uap air tersebut dan terpisah menjadi air dan udara. Udara akan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    disirkualasikan kembali kedalam heater dan air akan menetes dan tertampung

    pada tangki.

    Gambar 2.2 Desiccant dehumidifier.

    Sumber : http://www.andatech.com.au/desiccant-dehumidifiers/

    2.1.3 Parameter Dehumidifier

    Untuk memamhami proses dehumidifikasi ada beberapa parameter yang

    harus dipahami atau dimengerti antara lain: (a) Kelembaban, (b) Suhu udara, (c)

    Laju aliran massa udara, (d) Kelembaban spesifik, (e) Entalpi, (f) Volume

    spesifik.

    a. Kelembaban

    Kelembaban merupakan jumlah kandungan air dalam udara. Udara bisa

    dikatakan mempunyai kelembaban yang tinggi apabila uap air yang dikandungnya

    tinggi, begitu juga sebaliknya. Udara yang kurang mengandung uap air dikatakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    udara kering, sedangkan udara yang mengandung banyak uap air dikatakan udara

    basah.

    Gambar 2.3 Hygrometer.

    Alat yang digunakan untuk mengetahui tingkat kelembaban biasanya

    menggunakan hygrometer atau dengan menggunakan termometer bola basah dan

    termometer bola kering. Prinsip kerja dari hygrometer yaitu dengan menggunakan

    dua buah termometer. Termometer pertama dipergunakan untuk mengukur suhu

    udara kering dan termometer kedua untuk mengukur suhu udara basah. Pada

    termometer bola kering, tabung air raksa pada termometer dibiarkan kering

    sehingga akan mengukur suhu udara aktual. Sedangkan pada termometer bola

    basah, tabung air raksa akan diberi kain yang dibasahi agar suhu yang terukur

    adalah suhu saturasi atau titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air dapat

    terkondensasi.

    Kelembaban udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban udara mutlak

    dan kelembaban relatif. Kelembaban mutlak adalah banyaknya air yang dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    terkandung di dalam 1 kg udara. Kelembaban relatif merupakan persentase

    perbandingan jumlah air yang terkandung dalam 1 kg udara dengan jumlah air

    maksimal yang terkandung dalam 1 kg udara tersebut. Kelembaban relatif

    menentukan kemampuan udara pengering untuk menampung kadar air kaos kaki

    yang telah diuapkan. Semakin rendah kelembaban relatif maka semakin banyak

    uap air yang dapat diserap.

    b. Kelembaban Spesifik

    Kelembaban spesifik adalah jumlah kandungan uap air di udara dalam

    setiap kilogram udara kering atau perbandingan antara massa uap air dengan

    massa udara kering. Kelembaban spesifik umumnya dinyatakan dengan gram per

    kilogram dari udara kering (gr/kg) atau (kg/kg). Dalam sistem dehumidifier

    semakin besar perbandingan kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin

    pengering (WH) dengan kelembaban spesifik setelah melewati kondensor (WF),

    maka semakin banyak massa air yang berhasil diuapkan. Massa air yang berhasil

    diuapkan (Δw) dapat dihitung dengan Persamaan (2.1) :

    Δw = (WH – WF) (2.1)

    Pada Persamaan (2.1) :

    Δw : Massa air yang berhasil diuapkan persatuan massa udara ,kg/kg

    WH : Kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin pengering ,kg/kg

    WF : Kelembaban spesifik setelah melewati kondensor ,kg/kg

    c. Suhu Udara

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    Suhu udara merupakan panas atau dinginnya udara disuatu tempat. Suhu udara

    dikatakan panas jika suhu udara pada tempat dan waktu tertentu melebihi suhu

    lingkungan disekitarnya dan begitu juga sebaliknya untuk suhu udara dingin.

    Suhu udara sangat mempengaruhi laju pengeringan. Semakin besar

    perbedaan antara suhu udara pengering dan suhu pakaian maka kemampuan

    perpindahan kalor semakin besar, maka proses penguapan air juga meningkat.

    Agar bahan yang dikeringkan tidak sampai rusak, suhu udara harus diatur atau

    dikontrol terus menerus. Suhu udara suatu tempat dibedakan menjadi beberapa

    macam, yaitu : suhu udara bola kering (dry-bulb temperature), suhu udara bola

    basah (wet-bulb temperature), suhu saturasi (dew-point temperature).

    Suhu udara bola kering (dry-bulb temperature) suhu yang ditunjukkan

    dengan thermometer bulb biasa dengan bulb dalam keadaan kering. Satuan untuk

    suhu ini biasaya dalam Celcius, Kelvin, Fahrenheit. Seperti yang diketahui bahwa

    termometer menggunakan prinsip pemuaian zat cair dalam termometer. Jika kita

    ingin mengukur suhu udara dengan termometer biasa maka terjadi perpindahan

    kalor dari udara ke bulb thermometer. Karena mendapatkan kalor maka zat cair

    (misalkan: air raksa) yang ada di dalam termometer mengalami pemuaian

    sehingga tinggi air raksa tersebut naik. Kenaikan ketinggian cairan ini yang di

    konversikaN dengan satuan suhu (celcius, Fahrenheit, dll).

    Suhu udara bola basah (wet-bulb temperature) merupakan pengukuran suhu

    yang diukur dengan menggunakan termometer yang bulbnya (bagian bawah

    termometer) dilapisi dengan kain yang telah dibasahi dengan air kemudian dialiri

    udara yang ingin diukur suhunya. Perpindahan kalor terjadi dari udara ke kain

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    basah tersebut. Kalor dari udara akan digunakan untuk menguapkan air pada kain

    basah tersebut, setelah itu baru digunakan untuk memuaikan cairan yang ada

    dalam termometer.

    Suhu saturasi (Dew-point temperature) adalah suhu dimana udara mulai

    menunjukkan aksi pengembunan ketika didinginkan. Dew-point temperature

    adalah titik embun udara, artinya suhu dimana udara mulai mengembun

    menimbulkan titik-titik air. Pengukuran suhu udara bola basah dan bola kering

    menggunakan termometer udara basah dan kering (Gambar 2.4).

    Gambar 2.4 Termometer bola basah dan bola kering

    d. Laju Aliran Massa Udara

    Aliran udara pada proses pengeringan memiliki fungsi membawa udara

    panas untuk menguapkan kadar air pakaian serta mengeluarkan uap air hasil

    penguapan tersebut. Uap air hasil penguapan harus segera dikeluarkan agar tidak

    membuat udara jenuh udara pada ruangan, yang dapat mengganggu proses

    pengeringan. Semakin besar laju aliran massa udara panas yang mengalir maka

    akan semakin besar kemapuannya menguapkan kadar air dari pakaian, namun

    berbanding terbalik dengan suhu udara yang semakin menurun. Untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    memperbesar debit aliran udara (Qudara) dapat dengan memperbesar luas

    penampang (A) ataupun kecepatan aliran udara. Untuk menghitung debit aliran

    dapat digunakan Persamaan (2.2) :

    Qudara = A . v , m3/s (2.2)

    Pada Persamaan (2.2) :

    Qudara : Debit aliran udara , m3/s

    A : Luas penampang , m2

    v : Kecepatan udara , m/s

    Untuk menghitung laju aliran massa udara pada duct dapat digunakan Persamaan

    (2.3) :

    ṁudara = Qudara . ρudara ,kgudara/s (2.3)

    Pada Persamaan (2.3) :

    ṁudara : Laju aliran massa udara pada duct ,kgudara/s

    Qudara : Debit aliran udara ,m3

    ρudara : Densitas udara ,kg/m3

    Menentukan kemampuan mengeringkan massa air dapat dihitung dengan

    Persamaan (2.4)

    M2 = ṁudara . Δw . 3600 ,kgair/jam (2.4)

    Pada Persamaan (2.4) :

    M2 : Kemampuan mengeringkan massa air ,kg/jam

    ṁudara : Laju aliran massa udara pada duct ,kgudara/s

    Δw : Massa air yang berhasil diuapkan ,kg/kg

    e. Entalpi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    Entalpi menyatakan jumlah energi internal dari suatu sistem

    termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja. Entalpi

    (H) adalah jumlah energi yang dimiliki sistem pada tekanan tetap. Entalpi (H)

    dirumuskan sebagai jumlah energi yang terkandung dalam sistem (E) dan kerja

    (W).

    f. Volume spesifik

    Volume spesifik merupakan volume udara campuran dengan satuan meter

    kubik perkilogram udara kering, dapat juga dikatakan sebagai meter kubik udara

    kering atau meter kubik campuran per kilogram udara kering.

    2.1.4 Psychrometric Chart

    Psychrometric Chart adalah grafik yang digunakan untuk menentukan

    property-properti udara pada kondisi yang ditinjau. Psychrometric Chart dapat

    dilihat pada Gambar 2.5 dimana masing-masing kurva/garis menunjukkan nilai

    property yang konstan. Untuk mengetahui nilai dari properti-properti (h, RH, W,

    Twb, Tdb, dan Tdp) bisa dilakukan apabila minimal dua buah diantara properti tersebut

    sudah diketahui.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    Gam

    bar

    2.5

    Psy

    chro

    met

    ric

    Chart

    .

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    2.1.4.1 Proses-proses yang Terjadi pada Udara dalam Psychrometric Chart

    Proses-proses yang terjadi pada udara dalam Psychrometric Chart adalah

    sebagai berikut (a) Proses pendinginan dan penurunan kelembaban (cooling dan

    dehumidifikasi), (b) Proses pemanasan (heating), (c) Proses pendinginan

    evaporatif.

    Gambar 2.6 Proses-proses yang terjadi dalam psychrometric chart.

    a. Proses penurunan suhu dan pengembunan.

    Proses penurunan suhu dan pengembunan adalah proses penurunan kalor

    sensibel dan penurunan kalor laten dari udara. Pada proses penurunan suhu dan

    pengembunan, terjadi pemanasan temperatur bola kering, temperatur bola basah,

    entalpi, volume spesifik, temperatur titik embun, dan kelembaban spesifik.

    Sedangkan kelembaban relatif mengalami peningkatan. Sedangkan kelembaban

    relatif mengalami peningkatan, menjadi 100%. Contoh proses penurunan suhu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    dan pengembunan disajikan pada Gambar 2.7. Proses A-A1 adalah proses

    pendinginan sensibel, sedangkan A1-B adalah proses pendinginan sensibel dan

    laten.

    Gambar 2.7 Proses penurunan suhu dan pengembunan.

    b. Proses pemanasan (Heating)

    Proses pemanasan (heating) adalah poses penambahan kalor sensibel ke

    udara. Pada proses pemanasan, terjadi peningkatan temperatur bola kering,

    temperatur bola basah, entalpi, dan volume spesifik. Sedangkan tempertaur titik

    embun dan kelembaban spesifik tetap konstan. Namun kelembaban relatif

    mengalami penurunan. Sebagai contoh dari proses pemanasan, dapat dilihat pada

    Gambar 2.8, yaitu proses dari kondisi A ke kondisi B.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Gambar 2.8 Proses pemanasan (heating)

    c. Proses pendinginan evaporatif (evaporative cooling)

    Proses pendinginan evaporatif adalah proses pengurangan kalor sensibel

    ke udara sehingga temperatur suhu bola kering udara tersebut menurun. Proses ini

    disebabkan oleh perubahan temperatur bola kering dan rasio kelembaban. Pada

    proses pendinginan evaporatif, terjadi penurunan temperatur kering dan volume

    spesifik. Sedangkan temperatur titik embun, kelembaban relatif dan kelembaban

    spesifik mengalami peningkatan. Namun entalpi dan temperatur bola basah tetap

    konstan. Contoh proses pendinginan evaporatif dapat dilihat pada Gambar 2.9

    proses dari kondisi A ke kondisi titik B. Pada proses pengeringan kaos kaki,

    proses pendinginan evaporatif terjadi saat udara memasuki ruang pengering kaos

    kaki sampai udara keluar dari ruang pengering kaos kaki.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Gambar 2.9 Proses pendinginan evaporatif

    2.1.5 Mesin Siklus Kompresi Uap

    Mesin refrigerasi siklus kompresi uap merupakan jenis mesin refrigerasi

    yang dipergunakan dalam dehumidifier. Terdapat berbagai jenis refrigerant yang

    digunakan dalam sistem kompresi uap. Refrigeran yang umum digunakan adalah

    yang termasuk kedalam keluarga chlorinated fluorocarbons (CFCs disebut juga

    freon) : R-11, R-12, R-21, R-22, R-502, R-134a, dan Musicool. Komponen utama

    dari sebuah mesin siklus kompresi uap adalah kondensor, evaporator, kompresor,

    dan pipa kapiler.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Gambar 2.10 Siklus kompresi uap.

    Dalam siklus ini refrigerant bertekanan rendah akan dikompresi oleh

    kompresor sehingga menjadi uap refrigerant bertekanan tinggi dan kemudian uap

    refrigeran bertekanan tinggi diembunkan menjadi cairan refrigeran bertekanan

    tinggi dalam kondensor. Kemudian cairan refrigerant bertekanan tinggi tersebut

    tekanan diturunkan oleh pipa kapiler agar cairan refrigerant bertekanan rendah

    tersebut dapat menguap kembali dalam evaporator menjadi uap refrigerant

    tekanan rendah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Gambar 2.11 P-h diagram siklus kompresi uap.

    Gambar 2.12 T-s diagram siklus kompresi uap.

    Di dalam siklus kompresi uap standar ini, refrigeran mengalami beberapa

    proses yaitu : (a) proses kompresi kering, (b) proses penurunan suhu, (c) proses

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    pembuangan kalor ke udara, (d) proses pendinginan lanjut, (e) proses penurunan

    tekanan, (f) proses evaporasi, (g) proses pemanasan lanjut.

    a. Proses (1a-2) merupakan proses kompresi kering

    Proses ini dilakukan oleh kompresor, diamana refrigeran yang berupa gas

    panas lanjut bertekanan rendah mengalami kompresi yang mengakibatkan

    refrigerant menjadi gas bertekanan tinggi. Karena proses ini berlangsung secara

    isentropik, maka suhu yang keluar dari kompresor juga meningkat menjadi gas

    panas lanjut.

    b. Proses (2-2a) merupakan proses penurunan suhu.

    Proses ini berlangsung sebelum memasuki kondensor. Refrigeran gas

    panas lanjutyang bertemperatur tinggi diturunkan sampai titik gas jenuh. Proses

    (2-2a) berlansung pada tekanan konstan. Proses ini juga dinamakan dengan proses

    desuper heating.

    c. Proses (2a-3) merupakan proses pembuangan kalor ke udara lingkungan sekitar

    kondensor pada suhu konstan.

    Pada proses ini terjadi perubahan fase dari gas jenuh menjadi cair jenuh.

    Perubahan fase ini terjadi karena temperatur refrigeran lebih tinggi daripada suhu

    udara lingkungan sekitar kondensor. Proses (2a-3) berlangsung pada tekanan dan

    suhu yang konstan. Refrigeran tidak mengalami penurunan suhu, kalor yang

    dilepas refrigeran dipergunakan untuk merubah fase.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    d. Proses (3-3a) merupakan proses pendinginan lanjut.

    Pada proses ini terjadi pelepasan kalor sehingga temperatur refrigeran

    yang keluar dari kondensor menjadi lebih rendah dan berada di fase cair lanjut.

    Hal ini membuat refrigeran lebih udah mengalir dalam pipa kapiler.

    e. Proses (3a-4) merupakan proses penurunan tekanan.

    Proses pendinginan berlangsung secara drastic dan pada entalpi yang tetap.

    Proses ini terjadi selama di dalam pipa kapiler. Pada proses ini refrigerant berubah

    fase dari cair menjadi fase campuran cair-gas. Akibat penurunan tekanan ini,

    temperatur refrigeran juga mengalami penurunan.

    f. Proses (4-1) merupakan proses evaporasi.

    Pada proses ini terjadi perubahan fase dari cair gas menjadi gas jenuh.

    Perubahan fase ini terjadi karena temperatur refrigeran lebih rendah daripada suhu

    udara lingkungan sekitar evaporator. Proses (4-1) berlangsung pada tekanan tetap

    dan suhu konstan. Kalor yang diambil dari lingkungan dipergunakan refrigeran

    untuk berubah fase.

    g. Proses (1-1a) merupakan proses pemanasan lanjut.

    Proses ini yang terjadi karena penyerapan kalor terus menerus pada proses

    (4-1a), maka refrigeran yang masuk ke kompresor berubah fase dari gas jenuh ke

    gas panas lajut. Kemudian mengakibatkan kenaikan tekanan dan temperatur

    refrigeran akibat dari proses ini kompresor dapat bekerja lebih ringan.

    2.2 Tinjauan Pustaka

    Maruca (2007) dalam dokumen paten US. Pat. No 7,191,546 B2 yang

    berjudul “low temperature clothes dryer”, menggambarkan pengeringan pakaian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    kabinet yang memiliki ruang pengering, kipas sirkulasi, pompa panas dan heater

    yang berfungsi baik sebagai dehumidifier dan pemanas heater dan sensor yang

    digunakan untuk meningkatkan dan mempertahankan suhu udara dalam ruang

    pengering setidaknya sekitar 90ᵒF. kemudian kondenser bertindak sebagai

    pemanas dan evaporator yang bertindak sebagai dehumidifier. Udara disirkulasi

    oleh kipas kedalam cabinet melalui inlet, yang sudah dipanaskan oleh kondensor,

    kemudian beredar di seluruh pakaian dalam ruang pengering. Selanjutnya udara

    dihisap ke saluran pendingin dimana kelembaban udara dihilangkan oleh

    evaporator dan air ditampung pada wadah tampungan.

    Chao-Jung Liang (1991) dalam dokumen paten US Pat No 5,1520,77 yang

    berjudul “cloth dryer machine” menggambarkan pengering pakaian yang terbagi

    atas 2 ruangan. Ruangan diatas untuk pakaian yang akan dikeringkan dan ruangan

    dibawah untuk instalasi yang terdiri dari kompressor, 2 kipas, kondensor,

    evaporator. Udara disirkulasikan keluar melalui sistem kipas setelah mengalami

    siklus kompresi uap. Mesin ini menggunakan siklus tertutup, jadi panas yang

    dihasilkan oleh ruang instalasi tidak terbuang ke udara secara percuma tetapi

    digunakan kembali ke dalam siklus.

    Meda (1983) dalam dokumen paten eropa No 0 094 356 A1, yang berjudul

    “drier, in particular A clothes-drying cabinet” menggambarkan pengeringan

    pakaian cabinet yang memiliki ruang pengering, kipas sirkulasi, dan pompa panas

    meliputi kompresor, kondensor yang bertindak sebagai pemanas, dan evaporator

    yang bertindak sebagai dehumidifier. Udara disirkulasi oleh kipas ke dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    kabinet melalui inet, dipanaskan oleh kondenser, beredar di seluruh pakaian dalam

    ruang pengering, dan diarahkan ke saluran pendingin dimana kelembaban udara

    dihilangkan oleh evaporator dan air ditmpung pada wadah tampungan.

    Keimei; Shigeharu, dan shingo (1992) dalam dokumen paten jepang No

    40899099,yang berjudul “clothing dryer”. Menjelaskan pengering pakaian

    memiliki lemari utama, sebuah dehumidifier dan pemanas. Udara disirkulasikan

    keluar melalui sistem kipas. Sebuah sensor suhu dioperasikan untuk mengatur

    suhu dalam cabinet dan exhaust ports akan membuka jika suhu diruangan terlalu

    tinggi. Pakaian dapat dikeringkan pada gantungan atau rak pengeringan.

    Zakaria Bernando, Himsar Ambarita (2014) dalam jurnalnya ISN 2338-

    1035 yang berjudul “rancang bangun kompressor dan pipa kapiler untuk mesin

    pengering pakaian sistem pompa kalor dengan daya 1 PK”, menggambarkan

    mesin pengering pakaian portable menggunakan AC rumah yang komponennya

    terdiri dari evaporator, kompresor, kondensor, katup ekspansi. Udara masuk

    melalui evaporator kemudian uap udara yang masuk di uap kan sehingga menjadi

    udara yang kering, lalu udara masuk ke kompresor sehingga udara menjadi

    bertekanan dan bersuhu tinggi dan masuk kedalam kondensor untuk

    meningkatkan suhu dari kompresor.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Obyek Penelitian

    Obyek penelitian adalah mesin pengering kaos kaki hasil buatan sendiri.

    Alat yang dipergunakan didalam penelitian disajikan pada Gambar 3.1

    Gambar 3.1 Skematik mesin pengering kaos kaki

    Keterangan pada Gambar 3.1 :

    a. Evaporator e. Pipa Kapiler

    b. Fan f. Lemari Pengering

    c. Kompresor g. Kaos Kaki

    d. Kondensor

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    3.2 Variasi penelitian

    Objek yang dikeringkan adalah kaos kaki orang dewasa yag berjumlah 25

    pasang berbahan katun, variasi penelitian dilakukan terhadap kondisi awal kaos

    kaki : (a) hasil perasan tangan, (b) hasil perasan mesin cuci.

    Gambar 3.2 Kaos kaki yang digunakan

    3.3 Alat dan bahan pembuatan mesin pengering kaos kaki

    Dalam pembuatan mesin pengering kaos kaki ini diperlukan beberapa

    peralatan dan bahan sebagai berikut : (a) Peralatan untuk pembuatan, (b) Bahan

    dan komponen mesin, (c) Peralatan bantu penelitian.

    3.3.1 Peralatan untuk pembuatan

    Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan lemari mesin

    pengering kaos kaki, antara lain :

    a. Mesin las listrik

    Mesin las listrik ini digunakan untuk pembuatan rangka lemari. Dengan

    menggunakan proses pengelasan dalam proses penyambungan rangkanya,

    diharapkan rangka yang dibuat akan memiliki konstruksi yang kuat dan tahan

    lama sesuai yang diinginkan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    b. Gerinda tangan dan gerinda potong

    Gerinda digunakan untuk menghaluskan bagian permukaan benda kerja

    atau digunakan untuk memotong suatu plat. Dalam proses pembuatan rangka

    mesin pengering kaos kaki gerinda yang digunakan gerinda tangan dan gerinda

    potong.

    c. Bor dan gunting plat

    Bor digunakan untuk membuat lubang. Pembuatan lubang digunakan

    untuk pemasang paku rivet dan pemasangan baut. Gunting plat digunakan untuk

    memotong plat seng casing mesin pengering.

    d. Gergaji besi dan gergaji kayu

    Gergaji besi digunakan untuk memotong besi, besi yang dipotong adalah

    besi kotak berlubang (hollow) yang digunakan untuk rangka mesin pengering dan

    lemari pengering. Sedangkan gergaji kayu digunakan untuk memotong papan

    kayu yang digunakan utuk chasing mesin pengering dan lemari pengering.

    e. Obeng dan kunci pas

    Obeng digunakan untuk memasang dan mengencangkan baut. Obeng yang

    digunakan adalah obeng (-) dan obeng (+). Kunci pas digunakan untuk

    mengencangkan dan melepas baut.

    f. Meteran dan mistar

    Meteran digunakan untuk mengukur panjang suatu benda. Dalam proses

    pembuatan rangka meteran banyak digunakan untuk mengukur panjang plat seng

    dan besi hollow. Sedangkan mistar digunakan untuk mengukur panjang suatu

    benda, seperti styrofoam dan busa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    g. Pisau cutter dan cat

    Pisau cutter digunakan untuk memotong benda kerja seperti Styrofoam

    dan busa. Sedangkan cat digunakan untuk melapisi besi dan mencegah terjadinya

    korosi.

    h. Tang kombinasi dan tang riveter

    Tang kombinasi digunakan memotong, menarik, dan mengikat kawat agar

    kencang.

    i. Tube cutter

    Tube cutter merupakan alat pemotong pipa tembaga, agar potongan pipa

    yang dihasilkan rapi sehingga mempermudah proses pengelasan.

    j. Gas las Hi-cook

    Peralatan las yang digunakan untuk menyambung pipa kapiler dan

    sambungan pipa-pipa tembaga komponen mesin pengering.

    k. Pompa vakum

    Pompa vakum digunakan untuk mengosongkan gas-gas yang terjebak di

    dalam mesin pengering pakaian, seperti udara dan uap air. Hal ini agar tidak

    menyumbat refrigeran, sebab uap air yang berlebihan pada sistem pendingin dapat

    membeku dan menyumbat pipa kapiler.

    3.3.2 Bahan dan komponen mesin

    Bahan atau komponen yang digunakan dalam proses pembuatan lemari

    mesin pengering kaos kaki, antara lain : (a) Besi hollow, (b) Styrofoam, (c) Busa,

    (d) Roda, (e) Kondensor, (f) Pipa kapiler, (g) Kompresor, (h) Evaporator, (i)

    Filter, (j) Refrigeran, (k) Pressure gauge, (l) Kipas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    a. Besi hollow

    Besi hollow digunakan sebagai rangka mesin pengering pakaian.

    Pemilihan besi hollow, karena jenis besi ini sangat cocot dan kuat menahan beban

    dari komponen mesin pengering.

    Gambar 3.3 Besi hollow.

    b. Styrofoam

    Styrofoam ini digunakan sebagai rongga antara bagian kompresor dan

    ruang kondesor agar tidak terjadi ditribusi panas.

    Gambar 3.4 Styrofoam.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    c. Busa

    Busa digunakan untuk meminimalisi udara dan temperature ke luar

    ruangan. Busa digunakan untuk menutup celah-celah pada mesin pengering.

    d. Roda

    Roda digunakan untuk membantu dan memudahkan pada mesin pengering

    dari satu tempat ke tempat lain.

    e. Kondensor

    Kondensor merupakan suatu alat penukar kalor yang berfungsi untuk

    mengkondensasikan refrigeran dari fase uap menjadi zat cair. Untuk mengubah

    fase dari uap menjadi cair ini diperlukan suhu lingkungan yang lebih rendah agar

    terjadi pelepasan kalor ke lingkungan kondensor.

    Gambar 3.5 Kondensor.

    f. Pipa Kapiler

    Pipa kapiler merupakan alat yang berfungsi untuk menurunkan refrigeran

    dari tekanan tinggi ke tekanan rendah sebelum ke evaporator.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Gambar 3.6 Pipa kapiler.

    g. Kompresor

    Kompresor merupakan alat yang berfungsi untuk mengompresi refrigeran

    ke pipa-pipa mesin pengering pakaian. Pada penelitian ini menggunakan

    kompresor rotary yang ada dipasaran dengan daya 1,5 PK.

    Gambar 3.7 Kompresor

    h. Evaporator

    Evaporator merupakan alat yang berfungsi untuk menguapkan refrigeran,

    yang sebelumnya dari fase cair menjadi gas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Gambar 3.8 Evaporator

    i. Filter

    Filter merupakan alat yang berfungsi untuk menyaring kotoran agar tidak

    terjadi penyumbatan pada pipa kapiler, seperti kotoran akibat korosi, dan serbuk-

    serbuk hasil pemotongan pipa.

    j. Refrigeran

    Refrigeran merupakan jenis fluida yang digunakan sebagai gas pendingin.

    Refrigeran berfungsi untuk menyerap atau melepas kalor dari lingkungan sekitar.

    Jenis yang digunakan dalam penelitian adalah R134a.

    Gambar 3.9 Refrigeran R134a.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    k. Pressure Gauge

    Pressure Gauge digunakan untuk mengukur tekanan refrigeran dalam

    sistem pendinginan baik dalam saat pengisian maupun pada saat beroperasi.

    Dalam pressure gauge ini terdapat alat ukur, tekanan hisap kompresor dan

    tekanan keluaran kompresor.

    Gambar 3.10 Pressure Gauge.

    i. Kipas

    Kipas digunakan untuk mensirkulasikan udara kering hasil proses

    dehumidifikasi dan membuang udara jenuh ke dari lemari pengering.

    Gambar 3.11 Kipas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    3.3.3 Peralatan bantu penelitian

    Dalam proses pengambilan data diperlukan alat bantu penelitian sebagai

    berikut :

    a. Penampil suhu digital dan termokopel

    Termokopel berfungsi untuk mengukur perubahan suhu atau temperatur

    pada saat pengujian. Cara kerja dari alat ini dengan menempelkan atau

    menggantungkan ujung termokopel pada bagian yang akan diukur, maka suhu

    akan tampil di layar penampil suhu digital.

    Gambar 3.12 Penampil suhu digital dan termokopel.

    b. Timbangan digital

    Timbangan digital diperlukan untuk mengukur berat pakaian dalam

    pengujian.

    Gambar 3.13 Timbangan digital.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    c. Stopwatch

    Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan untuk

    pengujian. Waktu yang dibutuhkan setiap pengambilan data yaitu 15 menit.

    Gambar 3.14 Stopwatch.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    3.4 Tata Cara Penelitian

    3.4.1 Alur Pelaksanaan Penelitian

    Alur penelitian mengikuti alur penelitian seperti diagram alir yang tersaji

    pada Gambar 3.15

    Gambar 3.15 Diagram alir penelitian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    3.4.2 Pembuatan Mesin Pengering Kaos Kaki

    Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan mesin penegering

    kaos kaki yaitu :

    a. Merancang bentuk dan model pengering kaos kaki.

    b. Membuat rangka mesin pengering dan lemari pengering dari besi hollow.

    c. Memasang papan kayu (triplek) sebagai alas komponen siklus kompresi uap

    seperti : kompresor, evaporator, kondensor, dan kipas.

    d. Pemasangan tampungan air dari evaporator dan pemasangan kipas.

    e. Pemasangan komponen siklus kompresi uap yang terdiri dari evaporator,

    kondensor, filter, dan kompresor.

    Gambar 3.16 Pemasangan komponen..

    f. Pemasangan pipa kapiler, pipa-pipa tembaga, dan pengelasan sambungan antar

    pipa.

    g. Pemasangan pressure gauge.

    h. Pemasangan pintu.

    i. Pemasangan komponen kelistrikan dan perkabelan mesin pengering.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    j. Pembuatan lemari pengering kaos kaki.

    k. Pemasangan kipas exhaust.

    l. Pembuatan dan pemasangan rangka peletakan hanger.

    3.4.3 Proses Pengisian Refrigeran R134a

    Sebelum pengisian refrigeran diperlukan beberapa proses yaitu proses

    pemetilan dan pemvakuman agar mesin pengering dapat digunakan.

    3.4.3.1 Proses Pemetilan

    Pemberian metil pada pipa kapiler yang telah dipasang dengan cara yaitu :

    a. Hidupkan kompresor dan tutup pentil tersebut.

    b. Menuang metil pada tutu botol sampai penuh.

    c. Meletakan tutup botol metil tersebut pada ujung pipa kapiler, maka metil akan

    dihisap oleh pipa kapiler tersebut sampai habis.

    d. Matikan kompresor dan melas ujung pipa kapiler pada lubang keluar filter.

    3.4.3.2 Proses Pemvakuman

    Merupakan proses menghilangkan uap air, udara, dan kotoran yang

    terjebak dalam siklus mesin pengering. Berikut adalah langkah-langkah

    pemvakuman mesin pengering:

    a. Mempersiapkan Pressure gauge serta selang berwarna biru (low pressure)

    yang dipasang pada pentil yang sudah dipasang pada dopnya dan selang

    berwarna merah (high pressure), yang dipasang pada tabung refrigerant.

    b. Pada saat pemvakuman, kran manifold diposisikan terbuka dan kran refrigeran

    diposisikan tertutup.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    c. Menghidupkan kompresor, maka secara otomatis udara yang terjebak pada

    siklus akan keluar melalui potongan pipa kapiler yang telah dilas dengan

    lubang keluar filter.

    d. Memastikan udara yang terjebak dalam siklus sudah habis. Untuk memastikan

    udara yang terjebak telah habis dengan cara menyalakan korek api dan ditaruh

    di depan ujung potongan pipa kapiler.

    e. Mengecek pada jarum pressure gauge menunjukkan angka 20 psi.

    f. Mengecek kebocoran pada sambungan-sambungan pipa dan dan katup dangan

    busa sabun. Jika terdapat gelembung-gelembung udara maka sambungan

    tersebut masih mengalami kebocoran.

    g. Setelah dipastikan tidak terjadi kebocoran, langkah selanjutnya mengelas ujung

    potongan pipa kapiler tersebut.

    3.4.3.3 Proses Pengisian Refrigeran R134a

    Langkah-lagkah pengisian refrigeran pada mesin pengering :

    a. Pasang salah satu selang pressure gauge berwarna biru pada katup pengisian

    (katup tengah) pressure gauge, kemudian ujung selang pressure gauge satunya

    pada katup refrigerant R134a.

    Gambar 3.17 Katup pengisian refrigeran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    b. Hidupkan kompresor dan buka keran pada katup tabung refrigeran secara

    perlahan-lahan. Setelah tekanan pada high pressure gauge mencapai tekanan

    yang diinginkan, tutup keran pada katup tabung refrigeran.

    c. Setelah refrigeran terisi kedalam siklus mesin, lepaskan selang pressure

    gauge. Cek lubang katup, sambungan pipa-pipa dengan busa sabun untuk

    mengetahui terjadinya kebocoran.

    3.4.4 Skematik Pengambilan Data

    Untuk mempermudah pemahan tentang kerja mesin pengering kaos kaki

    dan sistem kerjanya ditampilkan dalam skematik mesin pengering kaos kaki yang

    diteliti tersaji pada Gambar 3.18 :

    Gambar 3.18 Skematik pengambilan data.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    Keterangan pada Gambar 3.18 :

    a. Termokopel (Ti)

    Termokopel berfungsi sebagai pengukur suhu udara kering sebelum masuk

    mesin pengering.

    b. Termokopel (T1)

    Termokopel berfungsi sebagai pengukur suhu udara kering setelah

    melewati evaporator.

    c. Termokopel (T2)

    Termokopel berfungsi sebagai pengukur suhu udara kering setelah melewati

    kompresor.

    d. Termokopel (T3)

    Termokopel berfungsi sebagai pengukur suhu udara kering setelah

    melewati kondensor.

    e. Termokopel (T4)

    Termokopel berfungsi sebagai pengukur suhu udara kering yang masuk ke

    dalam lemari pengering.

    f. Termokopel (T5)

    Termokopel berfungsi sebagai pengukur suhu udara kering yang keluar

    lemari pengering.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    3.4.5 Langkah-langkah Pengambilan Data

    Langkah langkah pengambilan data, dilakukan dengan cara sebagai

    berikut :

    a. Memilih tempat terbuka untuk melakukan penelitian. Perubahan suhu sekitar

    dan kelembaban dalam penelitian ini diabaikan, karena suhu sekitar dan

    kelembabannya selalu berubah-ubah sesuai cuaca.

    b. Meng-kalibrasi alat ukur : termokopel dan timbangan digital.

    c. Memastikan bahwa kipas bekerja. Serta memastikan saluran pembuangan air

    tidak tersumbat.

    d. Meletakan alat bantu penelitian pada tempat yang sudah ditentukan.

    e. Menyalakan mesin pengering kaos kaki, kipas 1, dan kipas 2.

    f. Mencatat massa kosong ( rangka dan hanger). Selanjutnya timbang dan catat

    massa kaos kaki kering (MKK).

    g. Menutup semua pintu lemari pengering dan tunggu sampai 30 menit guna

    mesin mencapai suhu kerja yang konstan.

    h. Membasahi dan memeras kaos kaki sampai air tidak menetes. Kemudian

    menimbang dan catat massa kaos kaki basah (MKB).

    i. Mencek tekanan P1 dan P2, kemudian menutup semua pintu.

    j. Data yang perlu dicatat per 15 menit, antara lain :

    MKBt : Massa pakaian basah saat t, (kg).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    Tin : Suhu udara kering sebelum masuk mesin pengering, (˚C).

    T1 : Suhu udara kering setelah melewati evaporator, (˚C).

    T2 : Suhu udara kering setelah melewati komprresor, (˚C).

    T3 : Suhu udara kering setelah melewati kondensor, (˚C).

    T4 : Suhu udara kering yang masuk ke lemari pengering, (˚C).

    T5 : Suhu udara kering yang keluar lemari pengeering, (˚C).

    V : Kecepatan aliran udara, (m/detik).

    P1 : Tekanan refrigeran yang masuk kompresor, (Psig).

    P2 : Tekanan refrigeran yang keluar kompresor, (Psig).

    k. Hasil data yang diperoleh kemudian dijumlahkan hasil kalibrasi alat bantu dan

    jumlah massa kaos kaki dikurangi massa hanger.

    Tabel 3.1 Tabel yang dipergunakan untuk pengisian data

    Waktu

    t

    Massa

    kaos kaki

    kering

    awal

    Massa

    kaos kaki

    basah

    saat t=0

    (mt)

    Massa

    kaos kaki

    basah saat

    –t

    (mt+Δt)

    Perbedaan

    massa

    Δm=mt-

    (mt+Δt)

    Kondisi udara

    Luar

    Tdb Twb

    Menit kg kg kg kg ˚C ˚C

    15

    30

    45

    60

    75

    90

    120

    135

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    Tabel 3.1 Lanjutan dari tabel yang dipergunakan untuk pengisian data

    No

    Waktu wG wH Δw M2 ṁudara v Q

    menit kgair/ kgair/ kgair/ kgair/ kgudara/

    m/s m3/

    detik kgudara kgudara kgudara jam Detik

    1 15

    2 30

    3 45

    4 60

    5 75

    6 90

    7 105

    8 120

    9 135

    3.4 Cara Menganalisis dan Menampilkan Hasil

    Cara yang digunakan untuk menganalisis hasil menampilkan hasil, sebagai

    berikut :

    a. Data yang diperoleh dari penelitian dimasukan ke dalam table seperti Tabel 3.1.

    Kemudian hitung rata-rata dari 4 kali percobaan tiap variasinya.

    b. Menghitung massa air yang menguap dari kaos kaki (M1) tiap variasi. Massa air

    yang menguap dari kaos kaki (M1) dapat dihitung dengan Persamaan (3.1).

    M1 = MKB – MKK (3.1)

    Pada Persamaan (3.1)

    M1 : Massa air yang menguap dari kaos kaki, kg

    MKB : Massa kaos kaki basah, kg

    MKK : Massa kaos kaki kering, kg

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    c. Selanjutnya mencari suhu kerja kondensor dan suhu kerja evaporator dengan

    menggunakan P-h diagram. Untuk menggunakan P-h diagram maka tekanan

    refrigeran P1 dan P2 harus dikonversikan dari satuan Psig ke MPa.

    d. Mencari kelembaban spesifik setelah melewati kondensor (wF) dikurangi

    kelembaban spesifik setelaah keluar dari mesin pengering (wH) menggunakan

    psychrometric chart.

    e. Menghitung massa air yang berhasil diuapkan (Δw) tiap variasi. Massa air

    yang berhasil diuapkan (Δw) adalah kelembaban spesifik setelah melewati

    kondensor (wF) dikurangi kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin

    pengering (wH). Massa air yang berhasil diuapkan (ΔW) dapat dihitung

    menggunakan Persamaan (2.1)

    f. Menghitung laju aliran massa udara pada sambungan atau duct (ṁudara). Laju

    aliran massa udara pada duct (mudara) adalah debit udara (Qudara) dikali densitas

    udara (ρudara) sebesar 1,2 kg/m3. Laju aliran massa udara duct (mudara) dapat

    dihitung menggunakan Persamaan (2.3).

    g. Menghitung kemampuan mesin pengering kaos kaki untuk menguapkan massa

    air (M2) dengan menggunakan massa air (M2) adalah laju aliran massa

    udarapada duct (mudara) dikalikan massa air yang berhasil diuapkan (Δw)

    dikalikan 3600 detik.

    h. Untuk memudahkan pembahasan hasil-hasil perhitungan proses pengeringan,

    maka digambarkan dalam grafik. Pembahasan dilakukan terhadap grafik yang

    dihasilkan, dengan mengacu pada tujuan penelitian dan mengacu pada hasil

    penelitian orang lain.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    3.6 Cara Mendapatkan Kesimpulan

    Dari analisis yang sudah dilakukan akan diperoleh suatu kesimpulan.

    Kesimpulan merupakan intisari hasil analisis penelitian dan kesimpulan harus

    menjawab tujuan dari penelitian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN, DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    Hasil yang didapatkan dalam penelitian mesin pengering kaos kaki sistem

    terbuka dengan variasi perasan menggunakan tangan dan perasan dengan mesin

    cuci meliputi : massa pakaian kering, massa pakaian basah awal, massa pakaian

    basah saat t, tekanan refrigeran yang masuk kompresor (P1), tekanan refrigeran

    yang keluar kompresor (P2), suhu udara kering sebelum masuk mesin pengering

    (Tin), suhu udara kering setelah melewati evaporator (T1), suhu udara kering

    setelah melewati kompresor (T2), suhu udara kering setelah melewati kondensor

    (T3), suhu udara kering didalam lemari pengering (T4), suhu udara kering keluar

    dari lemari pengering (T5). Pengujian dilakukan dengan 4 kali pengujian setiap

    variasinya, kemudian dihitung hasil rata-ratanya. Data hasil penelitian rata-rata

    disajikan pada Tabel 4.1 sampai dengan Tabel 4.2

    Tabel 4.1 Data hasil rata-rata untuk pengeringan kaos kaki dengan perasan

    tangan.

    Waktu

    t

    Massa

    kaos kaki

    kering

    awal

    Massa

    kaos kaki

    basah

    saat t=0

    (mt)

    Massa

    kaos kaki

    basah saat

    –t

    (mt+Δt)

    Perbedaan

    massa

    Δm =

    mt-(mt+Δt)

    Kondisi udara

    Luar

    Tdb Twb

    menit kg kg kg kg ˚C ˚C

    15

    0,97 2,27

    2,03 0,24 30 25

    30 1,82 0,21 30 25

    45 1,67 0,15 30 25

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    Tabel 4.1 Lanjutan data hasil rata-rata untuk pengeringan kaos kaki dengan

    perasan tangan.

    Waktu

    t

    Massa

    kaos kaki

    kering

    awal

    Massa

    kaos kaki

    basah saat

    t=0 (mt)

    Berat kaos

    kaki basah

    saat –t

    (mt+Δt)

    Perbedaan

    massa

    Δm=mt-

    (mt+Δt)

    Kondisi udara

    Luar

    Tdb Twb

    Menit kg kg kg kg ˚C ˚C

    60 1,55 0,12 30 25

    75 1,34 0,21 30 25

    90 1,15 0,19 30 25

    105 0,97 2,27 1,05 0,10 30 25

    120 0,98 0,07 30 25

    135 0,94 0,04 30 25

    Tabel 4.1 Lanjutan data hasil rata-rata untuk pengeringan kaos kaki dengan

    perasan tangan.

    Tekanan

    Kerja

    Suhu kering

    udara setelah

    melewati

    Suhu udara

    setelah

    melewati

    kondensor

    Suhu udara

    dalam ruang

    pengering

    kaos kaki

    Suhu udara

    keluar

    pengering kaos

    kaki

    Evap Komp

    Pevap Pkomp T1 T2 T3 Twb T4 Twb T5 Twb

    Psig Psig ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C

    35 225 12,9 32,0 49,0 25 40,4 30 38,4 30

    35 225 17,2 32,5 49,7 25 41,1 30 39,4 30

    35 225 17,4 33,3 50,9 25 42,1 30 40,0 30

    35 225 17,5 33,5 51,2 25 42,2 30 39,7 30

    35 225 17,6 33,7 52,1 25 42,5 30 40,4 30

    35 225 17,5 33,7 52,3 25 42,9 30 40,8 30

    35 225 17,5 33,5 53,2 25 43,1 30 41,3 30

    35 225 17,4 33,6 53,6 25 43,7 30 41,9 30

    35 225 17,4 33,6 53,7 25 43,8 30 41,9 30

    Untuk variasi pengeringan dengan bantuan mesin cuci, mesin cuci yang

    digunakan adalah mesin cuci elctrolux front loading dengan kapasitas 6,5 kg,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    kemudian kaos kaki dikeringkan dengan kecepatan 850 Rpm selama 5 menit.

    Hasil rata- rata dapat dilihat pada Tabel 4.2.

    Tabel 4.2 Data hasil rata-rata untuk pengeringan kaos kaki dengan perasan

    mesin cuci

    Waktu

    t

    Massa

    kaos kaki

    kering

    Massa

    kaos kaki

    basah

    saat t=0

    (mt)

    Massa

    kaos kaki

    basah saat

    –t

    (mt+Δt)

    Perbedaan

    massa

    Δm = mt-

    (mt+Δt)

    Kondisi udara

    Luar

    Tdb Twb

    menit kg kg kg kg ˚C ˚C

    15 0,97 1,09

    0,96 0,13 30 24

    30 0,92 0,04 30 24

    Tabel 4.2 Lanjutan data hasil rata-rata untuk pengeringan kaos kaki dengan

    perasan mesin cuci.

    Tekanan

    Kerja

    Suhu kering

    udara setelah

    melewati

    Suhu udara

    setelah

    melewati

    kondensor

    Suhu udara

    dalam ruang

    pengering

    kaos kaki

    Suhu udara

    keluar

    pengering kaos

    kaki

    Evap Komp

    Pevap Pkomp T1 T2 T3 Twb T4 Twb T5 Twb

    Psig Psig ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C

    35 225 17,1 33,4 47,5 25 42,9 30 41,2 30

    35 225 17,1 33,6 48,7 25 45,2 30 43,8 30

    Sebagai perbandingan berikut disajikan Tabel 4.3, yang menampilkan data

    pengeringan kaos kaki menggunakan sinar matahari.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 52

    Tabel 4.3 Data hasil pengeringan kaos kaki dengan panas matahari.

    Waktu

    Massa

    kaos

    kaki

    kering

    Massa

    kaos kaki

    pada saat

    basah

    Massa kaos

    kaki basah

    pada -t Selisih massa

    menit kg kg kg kg

    15

    0,97 2,3

    2,12 0,18

    30 1,96 0,16

    45 1,84 0,12

    60 1,66 0,18

    75 1,52 0,14

    90 1,35 0,17

    105 1,2 0,15

    120 1,08 0,12

    135 0,99 0,09

    150 0,95 0,04

    4.2 Perhitungan

    a. Perhitungan massa air yang menguap dari kaos kaki (M1).

    Massa air yang menguap dari kaos kaki (M1) dapat dihitung dengan

    Persamaan (3.1). Massa air yang menguap dari kaos kaki (M1) adalah massa kaos

    kaki basah (MKB) dikurangi massa kaos kaki kering (MKK). Sebagai contoh

    perhitungan untuk mencari nilai M1 untuk pengeringan kaos kaki dengan bantuan

    perasan tangan sebagai berikut :

    M1 = (MKB) - (MKK)

    = (2,27 – 0,97) kg

    = 1,30 kg

    Hasil perhitungan untuk metode perasan dengan bantuan mesin cuci dapat dilihat

    pada Tabel 4.4.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 53

    Tabel 4.4 Massa air yang menguap dari kaos kaki (M1)

    Perlakuan

    Jumlah

    kaos kaki

    (pasang)

    Massa

    total awal

    kaos kaki

    kering

    Massa total awal kaos kaki

    basah

    kg kg

    Perasan tangan 25 0,97 2,27

    Perasan mesin cuci 25 0,97 1,09

    Panas matahari 25 0,97 2,3

    Tabel 4.4 Lanjutan massa air yang menguap dari kaos kaki (M1)

    Massa kaos kaki basah setelah mengalami

    proses pengeringan selama t menit, kg

    Massa air

    keluar dari

    kaos kaki

    selama

    proses

    pengeringan

    Menit ke - 15

    30

    45

    60

    75

    90

    105

    120

    135

    150

    Δm, kg

    2,03 1,82 1,67 1,55 1,34 1,15 1,05 0,98 0,94 - 1,33

    0,96 0,92 - - - - - - - - 0,17

    2,12 1,96 1,84 1,66 1,52 1,35 1,2 1,08 0,99 0,95 1,35

    b. Suhu kerja kondensor (Tkond) dan suhu kerja evaporator (Tevap)

    Suhu kerja kondensor (Tkond) dan suhu kerja evaporator (Tevap) dapat dicari

    menggunakana P-h diagram. Dengan diketahui tekanan refrigeran yang masuk ke

    dalam kompresor dan tekanan refrigeran keluar kompresor maka dapat diketahui

    suhu kerja evaporator dan suhu kerja kondensor :

    P1 = ( 35 psig + 14,7 psi ) x 0,0069

    = 0,342 MPa

    P2 = ( 225 psig + 14,7 psi ) x 0,0069

    = 1,653 MPa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 54

    Gam

    bar

    4.1

    Suhu k

    erja

    konden

    sor

    (Tkond)

    dan

    su

    hu k

    erja

    ev

    ap (

    Tev

    ap).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 55

    Dari Gambar 4.1 untuk tekanan kerja evaporator (tekanan rendah) P1 = 0,341 MPa

    suhu kerja evaporator (Tevap) sebesar 2ᵒC dan untuk tekanan kerja kondensor

    (tekanan tinggi) P2 = 1,653 MPa suhu kerja kondensor (Tkond) sebesar 54,3ᵒC.

    c. Kelembaban spesifik setelah melewati kondensor (wF) dan kelembaban spesifik

    setelah keluar dari lemari pengering (wH).

    Kelembaban spesifik setelah melewati kondensor (wF) dan kelembaban

    spesifik setelah keluar dari lemari pengering (wH) dapat dicari dengan

    menggunakan psychrometric chart. Kelembaban spesifik setelah melewati

    kondensor (wF) dapat diketahui melalui garis kelembaban spesifik pada titik F

    atau suhu udara setelah melewati kondensor. Kemudian kelembaban spesifik

    setelah keluar dari mesin pengering (wH) dapat diketahui melalui garis

    kelembaban spesifik pada titik H atau suhu setelah udara melewati pakaian basah.

    Sebagai contoh menentukan kelembaban spesifik setelah melewati kondensor

    (wF) dan kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin spesifik (wH) untuk proses

    pengeringan kaos kaki dengan perasan tangan pada menit ke-60 adalah sebagai

    berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 56

    Gam

    bar

    4.2

    Psy

    chro

    met

    ric

    chart

    per

    asan

    tan

    gan

    , 60 m

    enit

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 57

    Keterangan pada Gambar 4.2 :

    Titik A : Kondisi usara luar

    Titik B : Suhu udara setelah melewati evaporator, (T1)

    Titik C : Suhu kerja evaporator

    Titik D : Suhu udara setelah melewati kompresor, (T2)

    Titik E : Suhu kerja kondensor

    Titik F : Suhu udara setelah melewati kondensor, (T3)

    Titik G : Suhu udara masuk lemari pengering, (T4)

    Titik H : Suhu udara keluar lemari pengering, (T5)

    d. Menghitung massa air yang berhasil diuapkan (Δw)

    Massa air yang berhasil diupkan (Δw) dapat dihitung dengan

    menggunakan Persamaan (2.1). Massa air yang berhasil diuapkan (Δw) adalah

    kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin pengering (wH) dikurangi

    kelembaban spesifik setelah melewati kondensor (wF). Sebagai contoh

    perhitungan massa air yang berhasil diuapkan (Δw) pada proses pengeringan kaos

    kaki dengan perasan tangan pada menit ke-60 adalah sebagai berikut :

    Δw = ( wH – wF )

    = ( 0,0228 – 0,0127 ) kgair/kgudara

    = 0,0101 kgair/kgudara

    e. Perhitungan laju aliran massa udara pada saluran masuk lemari pengering

    ( ṁudara)

    Laju aliran massa udara pada saluran masuk lemari pengering (ṁudara)

    dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.4). Laju aliran massa udara

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 58

    pada saluran masuk lemari pengering (ṁudara) adalah massa air yang diuapkan

    (Δw) dikalikan 3600 detik. Sebagai contoh perhitungan laju aliran massa udara

    pada saluran masuk ruang pengering (ṁudara) untuk proses pengeringan kaos kaki

    dengan perasan tangan pada menit ke-60 adalah sebagai berikut :

    M2 = ṁudara . Δw . 3600

    ṁudara = (M2/ (Δw . 3600)

    = (0,72/ (0,0101 . 3600)

    = 0,0198 kgudara/s

    f. Perhitungan kecepatan udara (v)

    Kecepatan udara dihitung dengan menggunakan persamaan (2.3).

    kecepatan udara (v) adalah laju aliran massa udara pada saluran masuk ruang

    pengering (ṁudara) dibagi dengan luas kipas dikalikan dengan massa jenis udara

    (ρudara) sebesar 1,2 kg/m3. Sebagai contoh perhitungan kecepatan udara (v) pada

    proses pengeringan kaos kaki dengan perasan tangan pada menit ke-60 adalah

    sebagai berikut :

    ṁudara = Qudara . ρudara

    = ( π . r2 . v) . ρudara

    v = ṁudara / ( π . r2 . ρudara)

    = 0,0198/ (( π . (19 cm)2 / 10000 ). 1,2)

    = 0,0198/ 0,136

    = 0,1456 m/s

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 59

    Tabel 4.5 Data hasil perhitungan penegeringan kaos kaki dengan bantuan

    perasan tangan.

    No

    Waktu wF wH Δw M2 ṁudara v Q

    Menit kgair/ kgair/ kgair/ kgair/ kgudara/

    m/s m3/detik kgudara kgudara kgudara jam detik

    1 15 0,0095 0,0236 0,0141 0,24 0,0047 0,0348 0,0039

    2 30 0,0126 0,0231 0,0105 0,45 0,0119 0,0875 0,0099

    3 45 0,0127 0,0227 0,010 0,60 0,0167 0,1225 0,0139

    4 60 0,0127 0,0228 0,0101 0,72 0,0198 0,1456 0,0165

    5 75 0,0129 0,0226 0,0097 0,93 0,0266 0,1958 0,0222

    6 90 0,0127 0,0225 0,0098 1,12 0,0317 0,2334 0,0265

    7 105 0,0128 0,0222 0,0094 1,22 0,0361 0,2651 0,0300

    8 120 0,0124 0,0219 0,0095 1,29 0,0377 0,2773 0,0314

    9 135 0,0124 0,0218 0,0094 1,33 0,0393 0,2890 0,0328

    Tabel 4.6 Data hasil perhitungan pengeringan kaos kaki dengan bantuan perasan

    mesin cuci.

    No

    Waktu wF wH Δw M2 ṁudara v Q

    menit kgair/ kgair/ kgair/ kgair/ kgudara/

    m/s m3/detik kgudara kgudara kgudara Jam detik

    1 15 0,0124 0,0222 0,010 0,13 0,0037 0,0271 0,0031

    2 30 0,0125 0,0212 0,009 0,17 0,0054 0,0399 0,0045

    4.3 Pembahasan

    Hasil penelitian yang telah dilakukan, menghasilkan mesin pengering kaos

    kaki yang dapat bekerja secara baik dan terus menerus tanpa terjadi hambatan dan

    gangguan. Dengan kondisi udara didalam lemari pengering sebelum penelitian

    dilakukan, memiliki kondisi yang sama dengan kondisi udara luar, rata–rata

    sekitar Tdb=30˚C dan Twb=25˚C. Ketika mesin bekerja kondisi udara disetiap

    posisi berubah–ubah terhadap waktu sesuai dengan posisi diamana udara berada.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 60

    Kondisi udara diposisi setelah melewati evaporator dapat mencapai suhu kering

    rata–rata 16,9˚C. Kondisi udara masuk lemari pengering dapat mecapai 40,4-

    43,8˚C. Hal ini disebabkan karena kondisi udara setelah melewati evaporator

    udara kemudian dilewatkan terlebih dahulu melalui kompresor dan kondensor.

    Suhu kerja evaporator mampu mengembunkan uap air dari udara yang

    melewatinya dan kompresor mampu memberikan kenaikan suhu udara yang

    semula rata-rata 16,9˚C dari evaporator menjadi 33,2˚C. Suhu udara ini kemudian

    meningkat lagi menjadi sekitar 49-53,7˚C setelah melewati kondesor. Udara panas

    yang melewati kondensor disirkulasikan secara terus menerus ke dalam lemari

    pengering dengan menggunakan kipas angin. Mesin pengring kaos kaki ini dapat

    bekerja pada saat ada beban atau ada kaos kaki basah yang dikeringkan dengan

    suhu kering sekitar 42,4˚C dan suhu basah sekitar 30˚C.

    Pada saat lemari pengering bekerja dengan beban , kondisi udara yang

    dihasilkan di dalam lemari pengering berbeda ketika mesin pengering bekerja

    tanpa beban. Suhu kering yang dicapai lebih rendah dibandingkan dengan bekerja

    tanpa beban, dan suhu udara basah yang dicapai lebih tinggi dibandingkan tanpa

    beban, atau kelembaban udara yang dimiliki menjadi lebih tinggi. Penurunan suhu

    udara kering disebabkan adanya kalor yang terserap oleh udara yang digunakan

    untuk memanaskan dan juga untuk menguapkan air yang ada didalam kaos kaki,

    saat udara meningkatkan dan memanaskan kaos kaki. Sedangkan kenaikan

    kelembaban udara, disebabkan karena kandungan uap air yang ada diudara

    bertambah. Pertambahan ini disebabkan oleh adanya perpindahan massa air dari

    kaos kaki yang basah ke udara.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 61

    Dari Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa waktu yang diperlukan untuk

    mengeringkan kaos kaki tergantung pada massa awal kaos kaki basah. Semakin

    basah kaos kaki, maka semakin lama juga waktu yang diperlukan untuk

    mengering. Waktu tercepat untuk mengeringkan kaos kaki basah adalah sebelum

    dikeringkan di dalam lemari pengering kaos kaki basah harus diperas dahulu

    dengan batuan mesin cuci.

    Gambar 4.3 Grafik penurunan massa air tiap variasi pada proses pengeringan

    kaos kaki.

    Dari Tabel 4.5 dan Gambar 4.3 bisa dilihat bahwa mesin pengering kaos kaki ini

    jauh lebih efisien dibandingkan mengeringkan kaos kaki secara konvensional

    menggunakan energi panas matahari. Jika dikeringkan dengan energi panas

    matahari, pengeringan kaos kaki