Pengendalian Vektor

3
Usaha pengendalian secara biologis. Usaha ini dilakukan dengan jalan sterilisasi terhadap lalat jantan, dengan tujuan agar lalat tersebut bila mengadakan perkawinan akan dihasilkan telur steril (cara ini hanya bisa dilakukan di laboratorium). Usaha pengendalian dengan menggunakan racun serangga. Racun serangga yang digunakan dalam pengendalian lalat ada dua golongan. Tipe Pemakaian Jenis Racun Keterangan 1. Residual - DDT emulsi/suspensi 50% - Lindone 0,5% - Chlordane 2,5% - Method 5% Disemprotkan pada tempat istirahat lalat pada malam hari. 2. Sapse terman - DDT 5% - Chlordane 2% - Sindbane 2% Disemprotkan pada timbunan sampah atau sekitar tempat pengolahan makanan. Pengendalian Pinjal Pengendalian pinjal dapat dibagi menjadi dua golongan. 1. Pemberantasan pinjal pada binatang kesayangan (anjing dan kucing). Pengendalian pinjal pada hewan kesayangan seperti kucing dan anjing dapat digunakan sejumlah insektisida misalnya DDT, diazinon 2%. Pyrethrum dapat digunakan secara aman untuk membasmi parasit pada hewan peliharaan/hewan yang digunakan dalam percobaan laboratorium. Malathion dan Carboryl dapat digunakan untuk pengawasan pinjal kucing dan anjing. Dalam pelaksanaannya, diusahakan agar insektisida tidak mengenai mulut, hidung, dan mata dari hewan kesayangan, insektisida cukup digosokkan dengan tangan pada bulu-bulu binatang kesayangan tersebut. 2. Pengendalian pinjal pada binatang mengerat. Dalam rangka pencegahan penyakit pinjal faktor yang terpenting dari plague (sampor) dan fleaborne typus. Cetusan kedua penyakit tersebut ditanggulangi dengan cara pemberantasan binatang pengerat, membuat sesuatu bersifat rat-profing, dan perbaikan sanitasi. Pengendalian Binatang Pengganggu Lainnya Kutu Manusia (Ordo anophelera)

description

keperawatan komunitas

Transcript of Pengendalian Vektor

Page 1: Pengendalian Vektor

Usaha pengendalian secara biologis. Usaha ini dilakukan dengan jalan sterilisasi terhadap lalat jantan, dengan tujuan agar lalat tersebut bila mengadakan perkawinan akan dihasilkan telur steril (cara ini hanya bisa dilakukan di laboratorium).

Usaha pengendalian dengan menggunakan racun serangga. Racun serangga yang digunakan dalam pengendalian lalat ada dua golongan.

Tipe Pemakaian Jenis Racun Keterangan1. Residual - DDT emulsi/suspensi

50%- Lindone 0,5%- Chlordane 2,5%- Method 5%

Disemprotkan pada tempat istirahat lalat pada malam hari.

2. Sapse terman - DDT 5%- Chlordane 2%- Sindbane 2%

Disemprotkan pada timbunan sampah atau sekitar tempat pengolahan makanan.

Pengendalian Pinjal

Pengendalian pinjal dapat dibagi menjadi dua golongan.

1. Pemberantasan pinjal pada binatang kesayangan (anjing dan kucing). Pengendalian pinjal pada hewan kesayangan seperti kucing dan anjing dapat digunakan sejumlah insektisida misalnya DDT, diazinon 2%. Pyrethrum dapat digunakan secara aman untuk membasmi parasit pada hewan peliharaan/hewan yang digunakan dalam percobaan laboratorium. Malathion dan Carboryl dapat digunakan untuk pengawasan pinjal kucing dan anjing. Dalam pelaksanaannya, diusahakan agar insektisida tidak mengenai mulut, hidung, dan mata dari hewan kesayangan, insektisida cukup digosokkan dengan tangan pada bulu-bulu binatang kesayangan tersebut.

2. Pengendalian pinjal pada binatang mengerat. Dalam rangka pencegahan penyakit pinjal faktor yang terpenting dari plague (sampor) dan fleaborne typus. Cetusan kedua penyakit tersebut ditanggulangi dengan cara pemberantasan binatang pengerat, membuat sesuatu bersifat rat-profing, dan perbaikan sanitasi.

Pengendalian Binatang Pengganggu Lainnya

Kutu Manusia (Ordo anophelera)

1. Pedeculus kumanus capitus (kutu kepala). Pemberantasan kutu kepala secara mekanik dengan cara dicuci dengan air panas, dicukur, secara kimia dengan obat.

2. Pedeculus kumanus carporis (kutu badan).

Berikut ini adalah pemberantasan kutu badan.

1. Secara mekanis: cuci pakaian dengan air panas dan sabun, dipanasi dengan uap panas dan kering, dijemur pada sinar matahari, serta setrika dan perhatikan pada lipatan-lipatan pakaian.

2. Secara kimia: pakaian dicelupkan dalam larutan DDT 10%, lindane 1%, pyeritin dicampur alistrin (untuk membinasakan telur-telurnya), pemakaian racun dalam bentuk serbuk DDT 10%, lindane 1%, pemakaian racun bentuk cair (spraying) seperti campuran benzyl benzoad 68%, DDT 6%, benzocaine 12%, dan tween 12%.

Page 2: Pengendalian Vektor

Phtirus Pubis (Kutu Kelamin)

Berikut ini adalah pemberatasan Phtirus pubis.

1. Secara mekanik: memotong pendek/mencukur semua rambut-rambut kelamin, rambut ketiak, siram WC/urinour dengan air panas.

2. Secara kimia: pemakaian bubuk DDT 10% ditaburkan pada daerah kelamin, ketiak selama 2-4 jam, pemakaian campuran seperti pada pemberantasan kutu badan. Cara ini walaupun efektif, namun menanggung risiko terjadinya peracunan, sehingga tidak dianjurkan.

Cimex lectularis (Kutu Busuk)

Pemberantasan Cimex lectularis dengan cara digites, dipukul, diinjak, pemberantasan dari alat-alat yang tidak dipakai, pemanasan ruangan dengan temperatur 51-52oC, secara kimia dengan DDT 5% atau lindane 0,5% (disemprotkan kepada benda tempat tinggal kutu tersebut), minyak tanah, solar, atau kapur barus.

Kecoa

Pemberantasan kecoa dengan memerhatikan sanitasi lingkungan, pengumpulan makanan, pembuangan sisa-sisa makanan yang memenuhi persyaratan sanitasi, dan pemberantasan secara kimia menggunakan chlordane 2-3%.

Pengendalian Tikus

Berikut ini ada 3 teknik pengendalian tikus.

1. Perbaikan sanitasi lingkungana. Penyimpanan sampah. Sarana penyimpanan sampah hendaknya cukup untuk

menampung seluruh sampah yang dihasilkan selama satu hari, sehingga tidak menjadi sarang tikus.

b. Penyimpanan barang yang masih berguna. Penyimpanan barang di gudang dengan cara yang benar dapat mengurangi tempat persembunyian dan sumber makanan bagi tikus.

c. Pengumpulan sampah. Pengelolaan sampah yang baik bergantung pada usaha pengumpulan sampah yang baik pula. Usaha pengumpulan sampah rumah tangga dua kali seminggu unutk mencegah kelebihan beban pada sarana penyimpanan sampah rumah tangga, sehingga memungkinkan tikus tidak memperoleh makanan dan tidak menjadi tempat bersarang bagi lalat.

d. Pembuangan sampah. Tempat sampah yang terbuka dan penumpukan sampah basah di daerah terbuka akan menjadi sarang utama lalat dan tikus. Cara pembuangan dengan penimbunan sanitasi (sanitasi land fiell) dapat menghambat perkembangan populasi tikus.

2. Pembunuhan tikusa. Pembunuhan tikus merupakan bagian yang terpenting dalam rangka meningkatkan

sanitasi dan faktor lingkungan yang lainnya.b. Cara pembunuhan tikus dapat dilaksanakan dalam berbagai cara.

Peracunan. Penggunaan racun dalam pengendalian tikus sering kali dilakukan bersama dengan umpan, upaya pembunuhan tikus dengan racun ini juga disebut pengumpanan atau pemasangan umpan racun.

Page 3: Pengendalian Vektor

Pemasangan perangkap. Dilakukan apabila peracunan mengalami kegagalan/dihadapkan pada risiko yang sangat tinggi dimana bau bangkai tikus yang tidak ditemukan akan menimbulkan masalah.

Pengasan (gassing). Penggasan ke dalam lubang tikus dipergunakan sebagai tindakan pelengkap dalam pembunuhan tikus. Penggasan ini tidak boleh dilakukan oleh tenaga pelaksana yang tidak terlatih. Bahan yang dipergunakan untuk penggasan antara lain celanin, sianida, debu sianida, dsb.

Pembunuhan oleh predator. Pengaruh predator terhadap pengurangan populasi tikus hanya bersifat sementara. Kegiatan predator ini merupakan faktor pembatas yang memengaruhi keseimbangan polpuasi tikus di suatu tempat.