Pengenalan Zat Anorganik dan Kimia Organik

6
Shafira Nurhasanah 1137040064 Pembahasan Secara umum zat dibedakan menjadi dua jenis yaitu zat organik dan zat anorganik. Kedua zat tersebut dapat dibedakan dari ada atau tidaknya ikatan unsur karbon terhadap hidrogen atau secara ringkasnya zat anorganik adalah zat non hidrokarbon beserta turunannya. Pada praktikum kali ini, dilakukan identifikasi terhadap sampel tanah kebun, tanaman (batang, daun, akar, daun, dan bunga), NaCl, CaCO 3 , air sumur, dan susu bubuk (Zee). Cawan kosong dipanaskan dengan suhu 105 0 C dan 200 0 C selama 1 jam, hal tersebut bertujuan agar cawan bebas dari zat pengotor atsiri. Setelah dipanaskan, cawan ditimbang setelah suhunya turun hingga suhu ruangan, berat cawan kosong setelah pemanasan akan digunakan dalam perhitungan kadar zat atsiri yang masih berada dalam sampel. Sampel tanah kebun, tanaman (batang, daun, akar, daun, dan bunga), NaCl, CaCO 3 , dan susu bubuk (Zee) di masukkan ke dalam cawan porselen yang telah dipanaskan dan dipanaskan selama 1 jam dengan suhu 105 0 C dan 200 0 C. Untuk bagian sampel tanaman, dilakukan pemotongan sampel menjadi kecil-kecil yang bertujuan untuk mempermudah sampel dimasukkan ke dalam cawan, serta memperluas permukaan sampel yang terkena panas karena semakin luas permukaan maka semakin banyak zat atsiri yang menguap. Setelah dipanaskan, cawan porselen yang berisi sampel ditimbang kembali. Hasil penimbangan setelah pemanasan terjadi penurunan berat sampel jika dibandingkan dengan berat sampel sebelum dipanaskan, hal ini terjadi karena zat atsiri dalam sampel menguap. Dalam pemanasan sampel dengan suhu 200 0 C, pengurangan berat sampel lebih besar jika dibandingkan dengan suhu 105 0 C, hal ini terjadi karena titik didih setiap zat atau senyawa berbeda dan semakin tinggi suhu pemanasan maka semakin banyak zat atsiri

description

Pembahasan Praktikum Kimia Anorganik

Transcript of Pengenalan Zat Anorganik dan Kimia Organik

Page 1: Pengenalan Zat Anorganik dan Kimia Organik

Shafira Nurhasanah

1137040064

Pembahasan

Secara umum zat dibedakan menjadi dua jenis yaitu zat organik dan zat anorganik. Kedua zat tersebut dapat dibedakan dari ada atau tidaknya ikatan unsur karbon terhadap hidrogen atau secara ringkasnya zat anorganik adalah zat non hidrokarbon beserta turunannya. Pada praktikum kali ini, dilakukan identifikasi terhadap sampel tanah kebun, tanaman (batang, daun, akar, daun, dan bunga), NaCl, CaCO3, air sumur, dan susu bubuk (Zee).

Cawan kosong dipanaskan dengan suhu 1050C dan 2000C selama 1 jam, hal tersebut bertujuan agar cawan bebas dari zat pengotor atsiri. Setelah dipanaskan, cawan ditimbang setelah suhunya turun hingga suhu ruangan, berat cawan kosong setelah pemanasan akan digunakan dalam perhitungan kadar zat atsiri yang masih berada dalam sampel. Sampel tanah kebun, tanaman (batang, daun, akar, daun, dan bunga), NaCl, CaCO3, dan susu bubuk (Zee) di masukkan ke dalam cawan porselen yang telah dipanaskan dan dipanaskan selama 1 jam dengan suhu 1050C dan 2000C. Untuk bagian sampel tanaman, dilakukan pemotongan sampel menjadi kecil-kecil yang bertujuan untuk mempermudah sampel dimasukkan ke dalam cawan, serta memperluas permukaan sampel yang terkena panas karena semakin luas permukaan maka semakin banyak zat atsiri yang menguap. Setelah dipanaskan, cawan porselen yang berisi sampel ditimbang kembali. Hasil penimbangan setelah pemanasan terjadi penurunan berat sampel jika dibandingkan dengan berat sampel sebelum dipanaskan, hal ini terjadi karena zat atsiri dalam sampel menguap. Dalam pemanasan sampel dengan suhu 2000C, pengurangan berat sampel lebih besar jika dibandingkan dengan suhu 1050C, hal ini terjadi karena titik didih setiap zat atau senyawa berbeda dan semakin tinggi suhu pemanasan maka semakin banyak zat atsiri yang menguap. Hal ini membuktikan bahwa pemanasan dapat merenggangkan jarak antar partikel, fluida dengan jarak antar partikel lebih kecil dari jarak antar partikel gas, sehingga jika jarak semakin renggang zat berfase cair berubah menjadi zat berfase gas. Meskipun kedua fase tersebut cair dan gas memiliki kessempatan bergerak yang sama yaitu translasi, rotasi, dan vibrasi. Sampel yang telah dipanaskan menjadi kering, hal ini terjadi karena kadar air dalam sampel berkurang. Sampel tidak terbakar, hal ini karena zat anorganik memang tidak mudah terbakar dan juga sedikit zat anorganik yang memiliki unsur karbon. Pada sampel tanaman terjadi perubahan secara fisik yaitu berubah warna, bagian daun dari hijau menjadi coklat, akar dari coklat muda menjadi coklat, batang dari coklat kehijauan menjadi hiam, dan bunga dari ungu menjadi ungu tua. Hal ini secara kimia disebabkan pemanasan, dimana senyawa dalam sampel bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan karbon berwarna hitam. Ini membuktikan dalam sampel bagian tumbuhan lebih banyak zat organiknya, karena zat organik sendiri mudah terbakar dan zat anorganik tidak mudah terbakar. Reaksi yang terjadi adalah

4 Al + 3 O2 2 Al2O3

Page 2: Pengenalan Zat Anorganik dan Kimia Organik

4 Mg + 3 O2 2 Mg2O3

Pada percobaan destilasi air sumur, destilasi pada suhu 1050C tidak berhasil dilakukan, sedangkan pada suhu 2000C volume air yang terdapat di dalam labu destilasi sebanyak 23 mL kemudian sampel di masukkan ke dalam cawan dan dipanaskan dengan suhu 2000C hingga air di dalam cawan habis.

Pada identifikasi unsur aluminium dalam sampel tanah, dilakukan penambahan NaOH 40% yang bertujuan untuk melarutkan zat organik dan zat anorganik dalam sampel, karena zat anorganik dapat larut dengan air dan pelarut organik seperti HCl, sedangkan zat organik hanya dapat larut dalam pelarut organik. Pelarut NaOH digunakan karena bersifat polar sehingga dapat melarutkan senyawa polar dalam sampel. Kemudian ditambahkan larutan H2SO4 yang bertujuan untuk menetralkan campuran basa. Selain menetralkan fungsi asam sulfat adalah untuk menghidrolisis senyawa kompleks dalam sampel, sehingga lebih melarut. Setelah ditambahkan asam sulfat pH = 8 didapat dengan menggunakan indikator universal dengan cara membandingkan dengan literatur warnanya. Dikatakan indikator universal karena terdiri dari beberapa indikator dengan perubahan warna berbeda di setiap trayek pHnya, sehingga menimbulkan warna tertentu. Kemudian dilakukan penyaringan dan didapat filtratnya, filtrat dibagi menjadi dua bagian ke dalam dua tabung reaksi. Reaksi yang terjadi adalah

Al3+ + NaOH Al(OH)3

2 Al(OH)3(s) + 3 H2SO4 (aq) 2 Al3+(aq) + 3 SO4

Kemudian ditambahkan NaOH 6 M dan terbentuk endapan coklat.

Al3+ + NaOH Al(OH)3(s) (endapan coklat)

Kemudian ditambahkan NaOH 1 M dan terbentuk endapan coklat.

Al3+ + NaOH Al(OH)3(s) (endapan coklat)

Tetapi ketika dilakukan penambahan berlebih endapan tersebut akan larut kembali, hal ini dikarenakan semakin besar Ksp maka kelarutan makin tinggi sehingga semakin mudah larut. Pada identifikasi Mg2+ pada sampel daun, ditambahkan HCl 6 M yang bertujuan untuk melarutkan zat organik dan zat anorganik, karena zat anorganik dapat larut dengan air dan pelarut organik seperti HCl, sedangkan zat organik hanya mampu larut dalam pelarut organik. Terbentuk 2 fase, hal ini karena dalam campuran tersebut terdapat senyawa polar dan non polar. Kemudian dikocok dan didiamkan selama 5 menit, fungsi pengadukan adalah untuk menghomogenkan campuran dan pendiaman bertujuan agar interaksi senyawa polar dengan polar dan non-polar dengan non-polar dapat berlangsung, dimana interaksi ini tidak dapat berlangsung ketika pertikel bergerak. Kemudian diencerkan dan dilakukan penyaringan , ini bertujuan agar melarutkan zat anorganik, karena zat anorganik larut dalam air, dan disaring agar analit lebih murni dari matriksnya. Kemudian ditambahkan larutan NaOH yang menyebabkan larutan menghasilkan endapan berwarna coklat dan pH larutan tersebut sebesar

Page 3: Pengenalan Zat Anorganik dan Kimia Organik

8, lalu ditambahkan Na2SO4 hal ini bertujuan untuk menentukan kation anorganik Mg2+, terbentuk endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah

Mg2+ + 2 HCl 2 MgCl2 + 2 H+

Mg(s) + 2 H2O(g) Mg(OH)2(aq) + H2(g)

Mg(OH)2(aq) + NaOH   Mg(OH) 2(s) + Na2SO4(aq)

Kesimpulan

Dari percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa,

Di dalam sampel tanah kebun positif mengandung logam aluminium yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna coklat.

Di dalam sampel daun positif mengandung logam Magnesium yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna putih.

Kadar air dalam sampel tanah, NaCl, CaCO3, susu, akar, batang, daun, dan bunga pada suhu 1050C secara berturut-turut sebesar 20,51% ; 0,80% ; 0,062% ; 3,65% ; 78,17% ; 30,72% ; 78,33% ; dan 93,57%, sedangkan pada suhu 2000C secara berturut-turut sebesar 32,2% ; 0,4% ; 0,2% ; 23,6% ; 70,58% ; 79,42% ; 80,74% ; dan 90,75%.

Zat organik terdapat dalam sampel air sumur dan tanaman, sedangkan sampel lain (tanah, NaCl, CaCO3, dan susu) merupakan zat anorganik meskipun tanaman juga termasuk ke dalam zat anorganik.

Daftar Pustaka

Hakim. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung: Lampung.

Hardjowigeno. 1985. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Sugiyarto, Kristian H. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Svehla, G. 1985. Analisis Kualitatif Makro dan Semi Mikro. Jakarta: Kalman Media Pustaka.

Tobing, L. 1989. Kimia Bahan Alam. Jakarta: Depdikbud.

Page 4: Pengenalan Zat Anorganik dan Kimia Organik

Tugas

1. Dari eksperimen yang telah dilakukan, sebutkan beberapa ciri atau sifat yang menyertai zat anorganik dan membedakannya dengan zat organik?

2. Apa saja dan bagaimana perubahan fisika dan kimia yang terjadi dari setiap langkah perlakuan dan juga identifikasinya. Tuliskan persamaan kimianya!

Jawab

1. Perbedaan zat organik dan zat anorganik

Zat Organik Zat Anorganik

Kebanyakan berasal dari makhluk hidup dan beberapa dari hasil sintesis

Berasal dari sumber daya alam mineral (bukan makhluk hidup)

Lebih mudah terbakar Tidak mudah terbakar

Strukturnya lebih rumit Struktur sederhana

Mengandung unsur karbon Tidak semua mengandung unsur karbon

Larut dalam pelarut organik Larut dalam pelarut air atau organik

Titik leleh dan titik didih rendah Titik leleh dan titik didih tinggi

Berikatan kovalen Ada yang berikatan dengan ion kovalen

2. 4 Al + 3 O2 2 Al2O3

4 Mg + 3 O2 2 Mg2O3

Al3+ + NaOH Al(OH)3

2 Al(OH)3(s) + 3 H2SO4 (aq) 2 Al3+(aq) + 3 SO4

Al3+ + NaOH Al(OH)3(s) (endapan coklat)

Al3+ + NaOH Al(OH)3(s) (endapan coklat)

Mg2+ + 2 HCl 2 MgCl2 + 2 H+

Mg(s) + 2 H2O(g) Mg(OH)2(aq) + H2(g)

Mg(OH)2(aq) + NaOH   Mg(OH) 2(s) + Na2SO4(aq)