pengenalan komponen dasar elektronika

download pengenalan komponen dasar elektronika

of 10

description

elka dasar

Transcript of pengenalan komponen dasar elektronika

TABEL PENGAMATAN

NoNama KomponenSpesifikasiHasil PengujianKeterangan

Multimeter analogMultimeter digital

A. 1.Komponen Resistor cincin

a.Resistor cincin 1KuningUnguHitamEmas47 5%(44,65-49,35)40 46,5 Baik

b.Resistor cincin 2CoklatHitamJinggaAbu-abuEmas103.108 5%(97,85.108- 108,15. .108)102 K97,6 KRusak

2.Resistor batu

a.Resistor batu 15W0,22J0,2 0,2 Baik

b.Resistor batu 25W0,33J0,4 0,3 Baik

3.Potensiometer B5K4 K5,06 KRusak

4.Kapasitor

a.Kapasitor 12200 FBergerak 2720 FBaik

b.Kapasitor 247 FBergerak 46,78 FBaik

c.Kapasitor 310 FBergerak 10,05 FBaik

5.TransformatorBergerak Baik

6.Induktor 4,92 mHBergerakBaik

B.1.Komponen aktifDioda

a.Dioda penyearah 1IN5394HBergerak 0,485 VBaik

b.Dioda penyearah 2IN5402MI0Bergerak 0,472 VBaik

c.LEDBergerak Baik

d.Dioda zenerBZX79C9FIBergerak 0,647 VBaik

2.Transistor

a.Transistor topiBergerak Baik NPN

b.Transistor 1MPF102M026Tidak bergerakRusak

c.Transistor 2178126VCCOKJ vb MAK 1212Bergerak Baik PNP

d.Transistor 30317BD139Bergerak Baik NPN

3.IC

a.IC 15N7402NBaik

b.IC 2DM7400NBaik

C.

1.Komponen penunjangKonektor

Bergerak

0

Baik

2.Saklar Bergerak Baik

3.SekeringBaik

4.RelayBergerak Baik

5.BohlamBaik

PEMBAHASANPada praktikum pengenalan komponen elektronika, komponen-komponen yang telah tersedia di kelompokkan menjadi tiga yaitu komponen pasif, komponen aktif, dan komponen penunjang. Masing-masing komponen diperhatikan dan dituliskan spesifikasinya. Kemudian dengan multimeter analog dan multimeter digital, setiap komponen diuji kondisinya (apakah dalam keadaan baik atau rusak). Indikator baik atau tidaknya tergantung pada setiap komponen.A. Komponen PasifKomponen pasif adalah komponen yang tidak mempunyai nilai panjar atau nilai awal agar komponen dapat menjalankan fungsinya.Komponen pasif yang digunakan pada praktikum ini yaitu 1. Resistor cincin Resistor cincin adalah jenis resistor yang memiliki kode gelang warna. Pada praktikum ini kami menggunakan dua resistor cincin. Resistor cincin 1 memiliki spesifikasi kuning, ungu, hitam, dan emas. Kuning memiliki nilai 4, ungu 7, hitam 1, dan emas sebagai nilai toleransi yaitu 5%. Resistor cincin 2 memiliki spesifikasi coklat, hitam, jingga, abu-abu, dan emas. Coklat memiliki nilai 1, hitam 0, jingga 3, abu-abu 108, dan emas 5%.a. Perhitungan nilai hambatan resistor cincin 1Kuningunguhitamemas47x 15%Jadi nilai hambatannya adalah 47 5 % artinya antara 44,65-49,35.b. Perhitungan nilai hambatan resistor cincin 2Coklathitamjinggaabu-abuemas103x 1085%Jadi nilai hambatannya adalah 103 x 108 5% artinya antara 97,85 x 108 - 108,15x 108.Kedua resistor cincin tersebut diuji kondisinya dengan menggunakan multimeter analog dan multimeter digital. Jika resistor dalam keadaan baik, maka nilai yang ditunjukkan oleh multimeter analog dan multimeter digital akan berada pada rentang nilai hambatan berdasarkan kode gelang cincin. Kedua multimeter tersebut memiliki probe hitam dan probe merah. Resistor tidak memiliki polaritas sehingga tidak masalah di bagian mana probe tersebut di hubungkan pada kaki resistor. Hasil pengujian pada resistor cincin 1 diperoleh nilai yang terbaca pada multimeter analog 40 dan pada multimeter digital 46,5 . 40 tidak masuk pada rentang nilai hambatan berdasarkan kode gelang warna akan tetapi, 46,5 masuk pada rentangnya. Multimeter digital lebih presisi daripada multimeter analog sehingga bisa disimpulkan bahwa resistor cincin 1 berada dalam keadaan baik. Untuk resistor cincin 2, nilai pada multimeter analog adalah 102 K sedangkan pada multimeter digital adalah 97,6 K. Kedua nilai tidak masuk pada rentang nilai berdasarkan spesifikasi resistor cincin 2 sehingga resistor dalam keadaan rusak. 2. Resistor batuPada praktikum ini, resistor batu yang digunakan berjumlah dua. Resistor batu 1 memiliki spesifikasi 5W0,22J, resistor batu 2 memiliki spesifikasi 5W0,33J. W (Watt) adalah kode yang menunjukkan kemampuan daya. adalah kode yang menunjukkan nilai hambatan resistor serta J berarti toleransi 5%. Kedua resistor batu tersebut diuji kondisinya dengan mencocokkan nilai hambatan berdasarkan kode pada spesifikasinya dengan nilai hambatan yang diperoleh dari pengukuran. Nilai hambatan berdasarkan pengukuran dilakukan menggunakan dua alat ukur yaitu multimeter analog dan multimeter digital. Sama halnya dengan resistor cincin, resistor batu juga tidak memiliki polaritas sehingga probe merah dan probe hitam boleh ditempatkan sesuai keinginan pada kaki resistor batu. Untuk resistor batu 1, nilai hambatan yang terbaca pada multimeter analog dan multimeter digital sama yaitu 0,2 . Nilai hambatan berdasarkan spesifikasinya dan toleransinya berkisar antara 0,209-0,211, walaupun berdasarkan pengukuran tidak masuk pada rentang tersebut tetapi mendekati sehingga resistor batu 1 berada dalam keadaan baik. Untuk resistor batu 2, nilai yang terbaca pada multimeter analog adalah 0,4 dan pada multimeter digital 0,3 . nilai tersebut mendekati nilai hambatannya berdasarkan spesifikasi dan toleransi berada pada kisaran 0,3135-0,3465. Dapat disimpulkan bahwa resistor batu 2 dalam kondisi baik. 3. PotensiometerPotensiometer merupakan resistor variabel yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah. Potensiometer yang digunakan memiliki spesifikasi B5K yang berarti hambatan maksimumnya adalah 5 K. Potensiometer ini memiliki tiga terminal. Terminal pada ujung-ujungnya dihubungkan dengan probe hitam dan probe merah multimeter analog dan multimeter digital (penempatannya tidak ditentukan karena potensiometer tidak memiliki polaritas) untuk mengukur hambatan maksimumnya. Pada multimeter analog terukur nilai hambatan maksimum sebesar 4K. Pada multimeter digital, nilai hambatan yang terukur adalah 5,06 K. Terukurnya nilai hambatan maksimum poensiometer yang tidak berbeda jauh dengan nilai pada spesifikasinya menunjukkan bahwa potensiometer dalam keadaan baik. Namun, tuas yang digunakan untuk mengubah-ubah nilai hambatan potensiometer tidak berfungsi. Hal tersebut diketahui dengan memindahkan salah satu probe dari salah satu ujung terminal potensiometer ke bagian terminal tengah. Walaupun tuas diputar-putar, tidak membuat alat ukur membaca nilai hambatannya. Potensiometer ini tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik sebagai resistor variabel yaitu mengubah-ubah hambatan. Jadi, potensiometer ini dalam kondisi rusak. 4. KapasitorKapasitor yang diuji pada praktikum ini berjumlah 3 dengan spesifikasi 2200F, 47F, dan 10F. Kapasitor memiliki polaritas sehingga probe tidak bisa bebas dihubungkan pada kaki-kakinnya. Penanda kutub positif kapasitor adalah adanya simbol negatif pada salah satu sisi badannya, sisi yang lain berarti bermuatan positif. Pengujian kondisi ketiga resistor dilakukan dengan dua cara yaitu pada multimeter analog dengan menyambungkan probe merah pada kutub negatif dan probe hitam pada kutub positif. Jika kapasitor dalam keadaan baik, akan ada nilai terukur pada multimeter analog dan jarumnya bergerak lalu kembali. Berdasarkan hasil pengujian ketiga kapasitor yang diuji dalam kondisi baik. Pengujian kedua dilakukan dengan mencocokkan nilai terukur pada multimeter digital dengan nilai kapasitas kondensator yang tertera pada spesifikasinya. Probe hitam dihubungkan dengan kaki kutub negatif dan probe merah di kaki lainnya. Nilai terukur pada multimeter digital untuk kapasitor 1, kapasitor 2, dan kapasitor 3 berturut-turut adalah 2720 F, 46,78 F, dan 10,05 F. Nilai-nilai tersebut menghampiri nilai pada spesifikasi masing-masing kapasitor sehingga ketiga kapasitor tersebut berada dalam kondisi baik.5. TransformatorTransformator (Trafo) terdiri dari tiga komponen utama yaitu lilitan primer, lilitan sekunder, dan inti besi. Transformator yang diuji pada praktikum ini berjumlah satu, diuji dengan multimeter analog. Transformator tidak memiliki polaritas. Pengujian kondisi trafo dilakukan dengan beberapa cara. Cara pertama probe merah dihubungkan dengan salah satu kaki di lilitan primer dan probe hitam pada kaki yang lain dililitan primer. Bila jarum multimeter bergerak maka trafo dalam keadaan baik. Pada lilitan sekunder juga dilakukan hal yang sama. Apabila jarum multimeter bergerak-gerak berarti trafo dalam keadaan baik. Cara menguji lainnya yaitu dengan menghubungkan salah satu probe dengan kaki di lilitan primer sedangkan probe lainnya dihubungkan dengan kaki di lilitan sekunder. Jika jarum tidak bergerak maka trafo dalam kondisi baik, menandakan tidak ada korsleting lilitan primer dengan lilitan sekunder. Cara lain juga dengan meletakkan salah satu probe dililitan primer atau sekunder kemudian probe lainnya ke plat pengikat lilitan yang ada di tengah, jika jarum tidak bergerak, trafo dalam kondisi baik, menandakan tidak ada korsleting lilitan dengan badan trafo. Hasil pengujian menunjukkan bahwa trafo dalam keadaan baik. 6. InduktorInduktor yang digunakan pada praktikum ini memiliki spesifikasi 4,92 mH, berarti induktansinya 4,92 mH. Cara pengujian kondisinya dilakukan dengan menghubungkan probe hitam dan probe merah dari multimeter analog pada kedua kaki induktor. Induktor tidak memiliki polaritas sehingga di kaki mana pun kedua probe diletakkan tidak masalah asalkan probe yang satu diletakkan di kaki sebelah kanan/kiri dan probe satunya lagi di bagian kaki lainnya. Jika induktor dalam kondisi baik, maka setelah penghubungan tersebut jarum multimeter bergerak lalu kembali. Jika induktor dalam kondisi rusak, jarum multimeter tidak bergerak. Berdasarkan hasil pengujian, jarum multimeter analog bergerak lalu kembali menunjukkan bahwa induktor tersebut dalam kondisi baik.7. RelayRelay memiliki 5 terminal, 3 di bagian bawah dan 2 di bagian atas. Pengujian kondisi relay dilakukan dengan menghubungkan 2 terminal bawah bagian ujung dengan probe hitam dan probe merah pada multimeter analog. Relay dalam kondisi baik jika setelah probe dihubungkan ke terminal, jarum multimeter analog bergerak lalu kembali. Berdasarkan hasil pengujian, relay yang digunakan pada praktikum ini dalam kondisi baik. Terminal bawah bagian tengah dihubungkan dengan salah satu probe kemudian probe lainnya dihubungkan ke salah satu terminal bagian atas. Jika jarum multimeter analog bergerak lalu kembali maka pasangan terminal tersebut dikatakan Normally open dan terminal bawah bagian tengah dan terminal atas yang lain dikatan Normally close. B. Komponen AktifKomponen aktif adalah komponen yang membutuhkan nilai minimum atau nilai panjar agar dapat bekerja.Komponen aktif yang diuji pada praktikum ini adalah1. DiodaDioda yang digunakan pada praktikum ini berjumlah empat. Dioda penyearah 1 dengan spesifikasi IN5394H, dioda penyearah 2 dengan spesifikasi IN5402M10, LED, dan dioda zener dengan spesifikasi BZX79C9FI. Dioda memiliki polaritas yang ditentukan dengan melihat garis pada salah satu bagian dioda, di mana garis tersebut menunjukkan kutub negatif dan bagian lainnya menunjukkan kutub positif. Pengujian kondisi dioda penyearah 1, dioda penyearah 2, dan dioda zener dilakukan dengan cara menghubungkan kaki-kakinya dengan multimeter analog dan multimeter digital. Untuk multimeter analog, probe merah dihubungkan pada kaki kutub negatif dan probe hitam pada kaki kutub positif. Kondisi dioda yang baik ditunjukkan oleh jarum multimeter analog yang bergerak lalu kembali. Untuk multimeter digital, probe hitam dihubungkan pada kaki kutub negatif dan probe merah pada kaki kutub positif. Jika kondisi dioda baik, maka akan ada nilai tegangan yang terukur pada multimeter digital. Berdasarkan kedua pengujian tersebut, ketiga dioda tersebut dalam kondisi baik. Ketiga dioda tersebut ketika masing-masing dihubungkan dengan multimeter analog, jarum multimeter bergerak dan kembali. Nilai tegangan yang terukur pada multimeter digital untuk dioda penyearah 1, dioda penyearah 2, dan dioda zener berturut-turut adalah 0,485V, 0,472V, dan 0,647V. Tegangan-tegangan tersebut merupakan tegangan panjar atau tegangan minimum yang harus diberikan pada dioda agar dapat bekerja sesuai fungsinya.LED (Light Emitting Dioda) diuji kondisinya mrnggunakan multimeter analog, yaitu dengan menghubungkan probe merah dengan kaki kutub negatifnya dan probe hitam dengan kaki kutub positifnya. Kondisi LED baik ditunjukkan oleh jarum multimeter analog yang bergerak lalu kembali disertai LED yang menyala. Saat diuji, jarum multimeter analog bergerak lalu kembali dan LED menyala sehingga disimpulkan bahwa LED dalam kondisi baik. 2. TransistorTransistor yang digunakan pada praktikum ini berjumlah empat. Transistor topi , transistor 1 dengan spesifikasi MPF102M026, transistor 2 dengan spesifikasi 178126VCCOKJ vb MAK 1212, dan transistor 3 dengan spesifikasi 0317BD139. Diuji kondisinya menggunakan multimeter analog. Setiap transistor memiliki 3 kaki yang merupakan basis, kolektor, dan emiter. Transistor diuji kondisinya dengan mencari basis transistor terlebih dahulu. Cara mencarinya adalah dengan menempatkan satu probe pada sebuah kaki transistor kemudian menempatkan probe lainnya pada kaki-kaki yang lain. Uji kaki yang lain sebagai basis. Hentikan pengujian saat probe yang ditempatkan pada salah satu kaki dan probe lain ditempatkan di setiap kaki menyebabkan jarum multimeter analog bergerak dan kembali. Perhatikan probe yang dihubungkan pada kaki yang bertindak sebagai basis. Jika probe merah maka transistor merupakan jenis PNP dan jika probe hitam maka transistor merupakan jenis NPN. Hasil pengujian pada praktikum ini menunjukkan bahwa transistor topi dalam keadaan baik dan merupakan jenis NPN. Transistor 1 dalam kondisi rusak. Transistor 2 dalam kondisi baik dan merupakan jenis PNP. Transistor 3 berada dalam keadaan baik dan merupakan jenis NPN.3. IC (Integrated Circuit)IC yang digunakan pada praktikum ini berjumlah 2 yaitu IC 1 dengan spesifikasi 5N7402N, dan IC 2 dengan spesifikasi DM7400N. IC harus dimasukkan dalam rangkaian agar diketahui kondisinya baik atau tidak. Tetapi pada praktikum kali ini indikator baik tidaknya hanya dilihat dari jumlah kaki-kaki setiap IC. Jika kaki-kakinya lengkap, maka IC dikatakan dalam kondisi baik. IC 1 dan IC 2 memiliki jumlah kaki-kaki yang lengkap sehingga keduanya dalam kondisi baik.C. Komponen PenunjangKomponen penunjang adalah komponen yang melengkapi suatu rangkaian elektronika. Kehadirannya dalam rangkaian boleh ada boleh tidak, akan tetapi lebih baik jika ada.Komponen penunjang pada praktikum ini yaitu1. KonektorJika diuji dengan multimeter analog, jarumnya akan bergerak dan tidak kembali (hambatannya nol bukan tak terhingga) menunjukkan bahwa konektor dalam kondisi baik. Cara pengujiannya juga dilakukan memakai multimeter digital, jika terbaca 0 (hambatannya 0) maka konektor dalam keadaan baik. Pengujian komponen ini pada multimeter analog dan multimeter digital menunjukkan bahwa konektor dalam kondisi baik.2. SaklarSaklar dalam keadaan terbuka menunjukkan kondisi baik apabila kaki-kaki selurusnya yang dihubungkan dengan kedua probe multimeter analog mengakibatkan jarum multimeter bergerak dan kembali. Saklar dalam keadaan tertutup dikatakan dalam kondisi baik jika kaki-kaki selurusnya yang dihubungkan dengan kedua probe multimeter analog, tidak bergerak. Saklar yang digunakan dalam praktikum ini dalam kondisi baik.3. SekeringUntuk mengetahui kondisi dari sekering, perhatikan bagian dalam sekering. Jika filamennya masih tersambung, sekering dalam keadaan baik. Jika filamennya terputus, sekering dalam kondisi rusak. Sekering yang diamati pada praktikum ini, memiliki filamen yang tersambung sehingga sekering tersebut dalam kondisi baik.4. BohlamBohlam diketahui kondisinya dengan melihat bagian dalam bohlam. Jika filamennya masih dalam keadaan tersambung maka bohlam dalam kondisi baik, jika telah terputus berarti dalam kondisi rusak. Berdasarkan hasil pengamatan, filamen bohlam masih tersambung artinya bohlam dalam kondisi baik. Catatan:Setiap kali menggunakan multimeter analog untuk pengujian, multimeter tersebut terlebih dulu diputar saklar jangkaun ukurnya ke arah Rx (batas ukur disesuaikan dengan besar nilai yang diukur) kemudian dikalibrasi. Cara kalibrasinya yaitu dengan menghubungkan probe merah dan probe hitam sambil jarum multimeter dibuat tepat pada nol. Cara membuat jarum tepat nol adalah dengan memutar tombol penyetel jarum ke kiri atau ke kanan.Setiap kali menggunakan multimeter digital untuk pengujian, multimeter terlebih dahulu diputar saklar jangkauan ukurnya ke arah batas ukur (disesuaikan dengan nilai yang ingin diukur).Pada multimeter analog, probe merah menunjukkan positif dan probe hitam negatif. Sedangkan multimeter digital, probe merah merupakan negatif dan probe hitam merupakan positif.