PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

27

Click here to load reader

description

TUGAS IBM

Transcript of PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

Page 1: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Guru merupakan jabatan profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.

Dalam pelaksanaanya, guru dituntut memiliki berbagai keterampilan atau kreativitas

mengajar, strategi belajar mengajar yang tepat, dan kemampuan melaksanakan evaluasi yang

baik. Dengan wawasan yang luas diharapkan guru mampu memperhitungkan berbagai

kemungkinan yang akan terjadi dengan pertimbangan kondisi sekarang dan pengalaman masa

lalu. Tujuan ini adalah agar guru dapat memahami bahwa dalam melaksanakan fungsi dan

perannya merupakan fasilitator pendidikan, guru diharapkan mempunyai kemampuan dan

kreativitas dalam menjalankan kegiatan mengajar sebagai transforming science kepada siswa

sebagai penerima dan pengembang ilmu yang telah diberikan oleh guru selama kegiatan

pengajaran berlangsung di dalam kelas.

            Pengembangan variasi mengajar merupakan suatu hal yang harus dimiliki seorang

pendidik, yang mana dengan kemampuan mengembangkan variasi mengajar, pendidik

mampu menciptakan suasana belajar yang diinginkan oleh peserta didik sehingga mereka

mampu menyerap pelajaran dengan baik. Namun, di sisi lain faktor kebosanan yang

disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang monoton mengakibatkan perhatian,

motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran menurun. Untuk itu diperlukan adanya

keanekaragaman dalam  penyajian variasi mengajar.

1.2 Batasan Masalah

Pengertian  variasi mengajar

Tujuan  variasi mengajar

Pengaplikasian variasi mengajar didalam kelas

1.3 Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan variasi mengajar?

Apa Tujuan  variasi mengajar?

Bagaimana pengaplikasian variasi mengajar didalam kelas ?

[1]

Page 2: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

1.4 Tujuan Penulisan Karya Ilmiah

1.4.1 Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas individu membuat makalah yang berjudul “Penerapan variasi belajar

dalam mata pelajaran teknik otomotif ”

1.4.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui

bagaimana pengaplikasian variasi belajar dalam mata pelajaran teknik

otomotif.

[2]

Page 3: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Variasi Mengajar

Pengertian “variasi” menurut kamus istilah populer adalah “selingan, selang-seling, atau

pergantian”. Sedangkan menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam 

konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam 

proses belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta

berperan serta secara aktif. Variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-

perbedaan yang sengaja diciptakan atau dibuat untuk memberikan kesan yang unik.

Dalam  proses belajar mengajar ada variasi apabila guru dapat menunjukkan adanya

perubahan dalam  gaya mengajar, media yang berganti-ganti, dan ada perubahan dalam  pola

interaksi antara guru-siswa dan siswa-siswa. Variasi lebih bersifat proses daripada produk.

Soetomo (1993) mengemukakan bahwa mengadakan variasi dalam proses pembelajaran

dapat diartikan sebagai perubahan cara/gaya penyampaian yang satu kepada cara/gaya

penyampaian yang lain dengan tujuan menghilangkan kebosanan/kejenuhan siswa saat

belajar sehingga menjadi aktif berpartisipasi dalam belajarnya.

Hal senada dikemukakan oleh Hamid Darmadi (2010): variasi dalam kegiatan

pembelajaran merujuk pada tindakan dan perbuatan guru yang disengaja ataupun secara

spontan dengan maksud meningkatkan perhatian siswa selama pelajaran berlangsung.

Dari pendapat tersebut dapat saya disimpulkan bahwa keterampilan mengadakan variasi

adalah penyampaian materi ajar dengan berbagai cara/gaya yang dilakukan guru yang

bertujuan untuk menghilangkan kebosanan/kejenuhan siswa sehingga siswa menjadi aktif dan

berpartisipasi dalam belajarnya.

2.2 Tujuan Variasi Mengajar

               Penggunaan variasi mengajar adalah untuk menarik perhatian para anak didik agar

lebih berkonsentrasi kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Tujuan tersebut dapat adaah:

[3]

Page 4: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

1.    Meningkatkan dan Memelihara Perhatian Siswa terhadap Relevandi Proses Belajar

Mengajar.

           Perhatian siswa dalam pelajaran yang diberikan oleh guru selama proses

pembelajaran amat penting karena mempengaruhi keberhasilan tujuan belajar

mengajar yang ditunjukan oleh penguasaan materi pelajaran pada setiap siswa.

Indikator penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah terjadinya perubahan

didalam diri siswa.

2.    Memberikan kesempatan Kemungkinan Berfungsinya Motivasi

           Siswa tidak akan belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada dorongan kuat

yang menggerakan siswa tersebut , dorongan tersebut disebut Motivasi. Oleh sebab

itu motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Motivasi setiap siswa berbeda

terhadap suatu bahan pelajaran , oleh karena itu seorang guru selalu ingin

memberikan motivasi terhadap siswa yang kurang memberikan perhatian terhadap

materi pelajaran yang diberikan.

Motivasi dapat dibedakan berdasarkan timbulnya yaitu :

Motivasi Intrinsik, motivaasi yang timbul dari diri sendiri

Motivasi Ekstrinsi yaitu motivasi yang timbul akibat dorongan dari pihak luar dirinya

          Masalah akan muncul apabila ada siswa yang tidak  ada motivasi di dalam dirinya,

maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya sangat

diperlukan, dan peranan guru pada saat seperti ini sebagai alat yang mendorong

manusia untuk berbuat  dan sebagai arah yang menentukan arah perbuatan dan alat

unttuk menyeleksi perbuatan.

3.    Membentuk sikap positif terhadap guru  dan sekolah

          Tanggap siswa kepada gurunya bermacam-macam, masalah akan muncul apabila ada

siswa tertentu  yang kurang senang terhadap gurunya , yang mengakibatkan bidang

pelajaran yang dipegang oleh guru tersebut menjadi tidak disenangi.

[4]

Page 5: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

           Ketidaksukaan siswa terhadap guru tersebut mungkin terjadi karena  :

-    guru tersebut  kurang bervariasi dalam mengajar atau

-    gaya mengajar guru tidak sejalan dengan gaya belajar siswa.,

-    guru kurang dapat menguasai keadaan kelas

-    guru gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan kreatifitas dan

kegairahan belajar siswa

           Hal ini kurang menguntungkan guru.

                       Oleh sebab itu jadilah guru yang bijaksana adalah guru yang pandai

menempatkan diri dan pandai mengambil hati siswa dengan cara mempunyai gaya

mengajar dan pendekatan yang sesuai dengan psikologis siswa misalnya disela-sela

pelajaran selalu diselingi humor dengan pendekatan edukatif.

4.    Memberikan Kemungkian Pilihan dan Fasilitas Belajar Individual

          Seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai ketrampilan yang mendukung

dalam proses beajar mengajar. Penguasaan metode pelajaran yang dituntut kepada

guru tidak hanya satu atau dua metode , tetapi lebih banyak lagi. Selain itu, seorang

guru harus menguasai tiga ketrampilan meliputi :

         Metode

         Media

         Pendekatan

          Apabila seorang guru mengusai ketiga ketrampilan tersebut diatas, maka guru tersebut

sangat mudah melakukan pengembangan variasi mengajar untuk mencipkan

lingkungan belajar yang kondusif.

[5]

Page 6: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

          Fasilitas merupakan kelengkapan yang diperlukan disekolah. Fasilitas  dapat berfungsi

sebagai :

§         Sebagai  alat  bantu pengajaran

§         Sebagai alat peraga

§         Sebagai sumber belajar

 Kelengkapan fasilitas belajar tersebut mempengaruhi guru dalam  pemilihan metode

pengajaran.

5.    Mendorong Anak Didik untuk Belajar

           Seorang guru harus menyediakan lingkungan belajar, kewajiban siswa adalah

belajaar, kedua kegiatan tersebut menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran yang

disebut interaksi edukatif. Lingkungan pengajaran yang kondusif adalah lingkungan

yang mampu mendorong anak didik untuk selalu  belajar hingga  berakhirnya

kegiatan belajar mengajar.

                  Belajar memerlukan motivasi sebagai pendorong bagi anak didik adalah motivasi

intrinsik yang lahir dari kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan.Anak didik

yang kurang senang menerima pelajaran tidak harus terjadi , karena hal itu sangat

menghambat proses belajar mengajar, oleh sebab iu guru harus menciptakan

lingkungan belajar yang mampu mendorong anak didik untuk senang dan bergairah

belajar. Untuk hal ini , cara akurat yang seharusnya dilakukan guru adalah

mengembangkan variasi belajar, baik dalam gaya mengajar,dalam penggunaan media

dan bahan pelajaran.

2.3  Pengaplikasian variasi mengajar didalam kelas

Lingkungan yang kondusif dan menyenangkan dalam suasana belajar sangat

diperlukan agar dapat menggariahkan  belajar siswa dan merangsang siswa menjadi

aktif.

[6]

Page 7: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

Prinsip  - prinsip penggunaan variasi mengajar adalah sebagai berikut :

1.       Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua variasi

digunakan , selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap

jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.

2.      Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan , sehingga saat

proses belajar mengajar  yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan

proses belajar tidak terganggu

3.        Penggunaan komponen variasi harus benar – benar terstruktur dan

direncanakan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes ,

spontan , sesuai dengan  umpan balik yang diterima oleh siswa.

Bentuk umpan balik ada dua yaitu :

a. Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa.

b. Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajar.

Langkah penerapan didalam kelas

a. Variasi Gaya Mengajar

Variasi ini meliputi variasi suara , variasi gerakan anggota badan, dan variasi

perpindahan  posisi guru  dalam kelas. Bagi anak didik , variasi tersebut dilihat

sebagai suatu yang energik, antusias, bersemangat, dan semuanya memiliki relevansi

dengan hasil belajar. Perilaku guru seperti itu dalam proses belajar mengajar akan   

menjadi dinamis dan   mempertinggi komunikasi antara guru dan anak didik,  

menolong  penerimaan bahan pelajaran dan memberi stimulasi .

Variasi gaya mengajar ini adalah sebagai berikut :

1) Variasi Suara

Tekanan atau intonasi serta volume suara yang digunakan guru selama proses

pembelajaran, hendaknya tidak monoton. Tapi perlu divariasikan, kadang

intonasinya rendah, bila perlu dirubah agak tinggi, dan pada saat meminta

[7]

Page 8: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

perhatian dalam suasana kelas ramai atau rebut dibutuhkan intonasi tinggi.

Intonasi tinggi bukan berarti marah.

Perubahan intonasi suara dari waktu ke waktu dibutuhkan agar tidak terkesan

datar. Kadang perlu intonasi yang menyejukan. Pada saat yang lain mungkin

dibutuhkan karena adanya penekanan tertentu atau bagian penting dari pelajaran,

guru merubah intonasi suara menjadi lebih tgas. Jadi perubahan intonasi disini

dimaksudkan untuk menysuaikan dengan kondisi kelas atau pemenuhan

kebutuhan siswa.

2) Pemusatan Perhatian

Pada saat memberikan penjelasan kepada siswa, guru tahu bahwa ada bagian-

bagian penting yang harus dicatat atau diingat secara khusus oleh siswa. Guru

melakukan perubahan tertentu, misalnya dengan volume suara dan mimik serius

guru mengatakan “anak-anak coba diperhatikan gambar ini, sambil menunjuk

bagian tertentu pada gambar yang ditampilkan. Bagian paling tinggi ini

dinamakan puncak gelombang, pada titik ini terjadi simpangan terbesar.”

Bila belum seluruh siswa yang memberikan perhatian, pada bagian yang

dianggap guru penting, guru mengatakan perhatian, perhatian …, anak-anak

semuanya lihat ke depan, guru memberi tanda khusus pada bagian yang dia

anggap penting tersebut. Mungkin guru melingkari, memberi tanda berbeda

dengan bagian lainnya, atau mungkin menebalkan bagian penting dimaksud.

Sehingga menarik perhatian siswa.

3) Kesenyapan

Perpindahan topik pembicaraan, perubahan strategi, pernggantian media

pelajaran, atau pemberian waktu sejenak kepada anak untuk berpikir setelah diberi

tugas, selayaknya diberi jedah waktu. Namanya jedah, tentu waktu tersebut tidak

lama, cukup beberapa saat saja, supaya kosentrasi siswa tidak bubar. Jedah waktu

tersebut disebut dengan istilah kesenyapan.

Jedah waktu atau kesenyapan dibutuhkan agar siswa tidak mernyimpan

pertanyaan, kok tiba-tiba sudah berganti topik? Apa maksud Ibu/ Bapak guru ya?

Kenapa bapak/ Ibu guru mundar mandir aja ya? Jedah waktu membantu guru dan

siswa untuk lebih menikmati manfaat variasi yang dilakukan.

[8]

Page 9: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

4) Mengadakan Kontak pandang

Selama proses pembelajaran berlangsung, pasti terjadi kontak pandang antara

guru dengan siswa. Tapi kontak pandang yang dimaksudkan di sini adalah, kontak

pandang dengan siswa atau kelompok tertentu. Pada saat guru ingin meyakinkan

bahwa siswa pasti bisa menjawab pertanyaan, guru memandang siswa sejenak

dengan maksud member kekuatan mental.

Kontak pandang juga bermanfaat dalam memberikan perhatian khusus kepada

siswa yang berkelakuan menyimpang di kelas. Untuk menghentikan tingkah anak

atau kelompok yang mengganggu ketentraman kelas, sejenak guru memandang

satu per satu siswa tersebut sebelum menyampaikan teguran halus.

Guru juga bisa memanfaatkan kontak pandang untuk meyakinkan diri bahwa

siswa benar-benar telah mengerti dengan apa yang dijelaskan. Setelah

menjelaskan bagian materi tertentu atau memberikan contoh soal, guru bertanya

“apa kalian sudah paham?” sambil memandangi anak secara bergantian. Karena

mata bisa jujur mengungkap rahasia hati, dia masih bingung atau sudah mengerti

sering terlihat dari mata anak.

5) Gerakan badan dan Mimik

Mimik dan gerakan anggota badan dapat membantu guru mengatasi masalah

kebosanan anak dalam belajar. Guru mrmperlihatkan muka serius pada saat

menjelaskan. Begitu menjawab pertanyaan anak berubah ramah dan santun,

Begitu melihat anak sukses melakukan aktivitas yang ditugaskan kepadanya, guru

memperlihatkan mimik senang dan bangga.

Perubahan mimik muka bermanfaat di dalam mengatasi rasa jenuh, bosan atau

takut atau tegang.Karena mimik muka guru saat mengajar berdampak secara

psikologis terhadap anak. Ibarat seorang artis atau public figure lainnya, guru

sebaiknya tidak memperlihatkan kesedihan, kekecewaan, atau marah di hadapan

siswa. Sebaliknya mimic muka bersahaja, senang, bangga dengan anak akan

menumbuhkan motivasi belajar pada anak.

Variasi gerak tubuh juga dibutuhkan, sehingga tidak terkesan gerakan guru

sebagai gerakan sebuah robot. Anggukan, gekengan, acuangan jempol, senyuman

dan gerakan tubuh lainya harus ditampilkan secara bergantian.sehingga menarik

bagi anak.

[9]

Page 10: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

6) Pergantian Posisi Guru

Rombongan belajar di Indonesia pada umumnya jumlahnya besar, lebih

kurang 40 orang. Tempat duduk kebanyakan disusun berjejer ke samping dan ke

belakang. Semua anak berhak mendengarkan penjelasan, mendapatkan perhatian

dan mengamati media dengan jelas. Oleh sebab itu guru harus memenuhi hak

mereka tersebut antara lain dengan mendatangi mereka sesekali ke sampimg atau

ke belakang. Jadi kadang kala guru berafa di depan, lalu pindah ke tengah dan

pindah lagi ke belakang. Begitu seterusnya sepanjang kegiatan pembelajaran. Jadi

guru tidak hanya berada di depan atau hanya menghadap papan tulis saja selama

mengajar.

a. Variasi Penggunaan Media

Fisika termasuk dalam kelompok ilmu yang berasal dari alam, hasil

pengamatan terhadap gejala dan kejadian di sekitar bahkan di dalam diri manusia.

Dengan karakter tersebut banyak sekali tersedia media pembelajaran di sekitar

siswa. Guru tinggal memilih media mana yang paling tepat digunakan untuk

materi ajar yang akan diberkan.

Diri dan pengalaman siswa dapat menjadi media pembelajaran. Misalnya

untuk mengajarkan pengertian dasar otomotif, yang berbicara tentang motor

bakar, guru dapat meminta pengalaman anak pada saat berada di kendaraan yang

dikendarai, dimana bensin dimasukkan dan kendaraan dapat bergerak.Dua orang

anak bisa diminta ke depan untuk melakukan peragaan tentang bagaimana proses

yang terjadi didalam ruang bakar.

Diantara media-media yang disebutkan di atas dan media jenis lain yang

belum disebutkan, media digolongkan sebagai berikut:

1) Media yang dapat dilihat

Media jenis ini hanya dapat dipandang oleh siswa. Media-media yang

tergolong media ini antara lain slide proyektor, power point, charta,

gambar, model, dan miniatur.

2) Media yang dapat didengar

Jenis media kedua adalah media yang dapatn didengar. Suara yang

diperdengarkan mungkin tentang komunikasi dua orang atau lebih yang

direkam. Suara tersebut kemungkinan juga penjelasan atau narasi yang

[10]

Page 11: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

berkaitan dengan materi pelajaran. Media yang termasuk dalam kategori

ini adalah radio, tape recorder, MP3, MP4, dan media sejenis lainnya.

3) Media yang dapat didengar dan dilihat

Karena melibatkan dua indra manusia, penggunaan yang benar dalam

kegiata pembelajaran tentu akan memberikan hasil yang lebih baik

dibandingkan media pertama dan kedua. Media pelajaran yang termasuk

dalam kategori ini adalah video, film, dan program simulasi.

4) Media yang dapat diraba dan dimanipulasi

Media yang termasuk dalam kategori ini jauh lebih baik dari ketiga

media yang disebutkan sebelumnya. Karena siswa dapat berinteraksi

dengan media tersebut. Media yang termasuk dalam kategori ini adalah set

peralatan eksperimen, set peralatan demonstrasi, dan program simulas

interaktif. Program simulasi interaktif berbeda dengan program simulasi

saja, karena program ini menyediakan menu yang dapat diisi oleh siswa.

Jadi ada interaksi antara siswa dengan media tersebut.

Guru dapat memilih satu, dua atau lebih media di dalam suatu

pertemuan pembelajaran. Misalnya untuk mengajar pembiasan cahaya

guru menggunakan set eksperimen yang akan dilaksanakan berkelompok.

Pada saat member pengarahan cara menggunakan alat guru menggunakan

power point atau OHP atau Charta. Untuk penyampaian informasi lain

guru memanfaatkan papan tulis dan spidol. Sehingga ada variasi dan siswa

tidak bosan belajar.

b. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa

Kegiatan pembelajaran adalah proses mencari ilmu, keterampilan dan

pembentukan sikap. Proses yang baik akan memberikan pembelajaran yang

efektif. Dimana dalam waktu yang sudah ditetapkan didapatkan hasil

maksimal. Proses yang baik tergambar dari interaksi yang terjadi selama

proses pembelajaran.

Interaksi-interaksi yang dikembangkan oleh guru di dalam kegiatan

pembelajaran, mengacu pada empat interaksi; yaitu interaksi siswa-guru, guru-

siswa, siswa-siswa, dan siswa media pembelajaran. Imteraksi tersebut

dikembangkan lewat beberapa pola interaksi yang ditata oleh guru. Dalam hal

[11]

Page 12: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

ini guru menjadi sutradara. Guru dapat memilih, menggabungkan,

menggunakan scara bergantian pola-pola berikut:

1) Diskusi Kelas

Pola interaksi ini tepat digunakan pada saat membuka, menutup,

memberikan penjelasan-penjelasan penting yang harus diketahui dan

dipahami oleh semua anak, mencari kesepakatan, merangkum dan

membuat kesimpulan. Seharusnya pola ini tidak digunakan sepanjang

proses pembelajaran, karena terlalu lama menggunakan ini bisa berakibat

muncul kejenuhan pada sebagian siswa.

Pola diskusi kelas dapat dikombinasikan dengan pola lain dengan

strategi yang disesuaikan dengan karakter anak dan kondisi kelas pada

saat pembelajaran berlangsung.

2) Diskusi Kelompok

Diskusi kelas dapat dikombinasikan dengan diskusi kelompok. Pada

diskusi kelompok kesempatan untuk aktif benjadi lebih besar. Terutama

bagi siswa yang pemalu dan pendiam. Di dalam kelompok kecil siswa

bertukar pikiran hanya dengan beberapa orang teman, sehingga

komunikasi menjadi lebih efektif.

Diskusi kelompok yang direncanakan secara matang, akan

memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan diskusi kelas. Apalagi

kalau guru bisa menjalankan perannya sebagai fasilitator, motivator, dan

mediator. Menggabungkan diskusi kelompok dengan presentasi

membantu guru menyatukan pendapat siswa melalui pendapat mereka

sendiri. Jadi pada satu sisi anak lebih paham, pada sisi lain tugas guru

menjadi lebih ringan.

3) Demonstrasi

Menarik perhatian siswa, membuat siswa lebih mudah memahami

konsep-konsep fisika yang diajarkan, dan menghidupkan suasana kelas

dapat dilakukan guru melalui bantuan demonstrasi. Bila guru menguasai

tatacara demonstrasi dan cekatan di dalam memperagakan atau trampil

dalam menggunakan alat, membantu anak cepat menyerap materi ajar.

Guru dapat melibatkan anak di dalam melakukan demonstrasi. Guru

dapat memilih strategi demonstrasi yang cocok dengan karakter anak dan

kondisi kelas. Kegiatan demonstrasi yang dilengkapi dengan latihan

[12]

Page 13: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

tentang konsep-konsep fisika dan aplikasinya, diharapkan memberikan

hasil yang lebih baik. Jadi ada tindak lanjut dari demonstrasi yang

dilakukan.

4) Pembelajaran perorangan

Selama proses pembelajaran berlangsung semua siswa berhak untuk

mendapatkan perhatian khusus dari guru. Di dalam kelas biasanya ada

anak yang butuh bantuan khusus untuk bisa aktif di dalam diskusi kelas

dan diskusi kelompok. Untuk itu guru perlu mendorong anak tersebut agar

berani mengemukakan pendapat di forum diskusi kelas maupun diskusi

kelompok.

Walaupun guru sedang menerapkan diskusi kelas atau diskusi

kelompok, anak yang terlalu aktif perlu disadarkan untuk berbagi

kesempatan dengan temannya. Sebaliknya anak yang terlalu pasif harus

didorong supaya menjadi aktif berpartisipasi. Dengan kata lain pendekatan

pribadi harus tetap ada di tengah pendekatan klasikal dan kelompok.

Sepanjang kegiatan pembelajaran diharapkan guru trampil

menvariasikan atau mengkombinasikan pendekatan klasikal, kelompok

dan perorangan. Agar siswa tidak bosan, guru memanfaatkan waktu secara

efektif, dan tujuan pembelajaran trcapai denga cara lebih mudah.

[13]

Page 14: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

2.4 Contoh Rencana Pembelajaran

Rencana Mengajar ( DTMO )

Bidang Studi : Dasar Teknik Mekanik OtomotifMateri Pokok : Motor bakarSub Pokok Materi : Motor 4 tak dan 2 takSatuan Pendidika : SMKKelas/ Semester : X Semester 1Waktu : 45 menit

Standar KomptensiMenerapkan konsep dasar motor bakar dan prinsip kerja dari motor bakar. Kompetensi DasarMenganalisis cara kerja motor bakar

Indikator Pencapain1. Memahami pengertian motor bakar2. Mengkaji bagaimana prinsip kerja dari motor bakar3. Melakukan penelitian sederhana yang berhubungan dengan motor bakar

Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu

1. Menjelaskan pengertian dari motor bakar4. Memberikan penjelasan bagaimana prinsip kerja dari motor bakar2. Menerapkan penelitian sederhana yang berhubungan dengan motor bakar.

Materi Pelajaran 1. Perpindahan kalor secara konduksi

Uraian materi terlampir !!

Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Keterampilan

1 Sejenak memperhatikan seluruh siswa secara bergantian dan mengucapkan salam.

Membalas salam Kontak pandang

2 Mendekati siswa yang terlihat belum siap mengikuti

Menjawab pertanyaan guru Variasi posisi

[14]

Page 15: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

pembelajaran. Mengajukan pertanyaan “ Rahmi, sudah siap untuk belajar?”

4 Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran

Menyimak apa yang disampaikan guru

5 Mengajukan pertanyaan tentang pengaruh dari bahan bakar yang tidak sempurna dan menunggu beberapa saat untuk memberi kesempatan kepada siswa memikirkan jawaban.

Menjawab pertanyaan guru

6 Bila siswa tidak ada yang menjawab, guru melemparkan pertanyaan pada siswa tetentu

Pola interaksi

7 Menyampaikan strategi pembelajaran dan mencatat hal-hal penting di papan tulis

Menyimak penjelasan guru

8 Menyampaikan penjelasan umum tentang prinsip kerja dari motor bakar 4 tak dan 2 tak

Menyimak penjelasan guru Variasi media dan metode

9 Mendemonstrasikan percobaan tentang motor bakar

Memperhatikan peragaan Variasi metode

10 Mengajukan pertanyaan “kecepatan mana yang lebih tinggi antara motor bakar 2 tak dan 4 tak

Menjawab pertanyaan guru Variasi pola interaksi

11 Mengajukan pertanyaan “kenapa terjadi perbedaan kecepatan antara motor bakar 4 tak dan 2 tak?

Menjelaskan bahwa proses langkah kerja dari motor 2 tak lebih cepat dari motor 4 tak, sehingga motor 2 tak memiliki kecepatan yang lebih ketimbang motor 4 tak

Memberikan tanggapan dengan mendekati anak tersebut lalu menepuk-nepuk pundaknya sambil mengucapkan tepat sekali!!

Variasi posisi

[15]

Page 16: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

12 Menanyakan siswa yang belum mengerti dengan materi pelajaran

Bertanya tentang materi yang tidak dimengerti atau kurang dipahami

Kelompok

13 Memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab

Mencoba menjawab pertanyaan temanya.

Bila jawaban yang diberikan benar, guru mengucapkan “ya tepat sekali”

Perorangan

Menanyakan aplikasi komponen yang menyebabkan prinsip motor bakar dapat merubah energy panas menjadi energy gerak sehingga dapat bergerak ?

Anto Menjawab pertanyaan guru dengan menyebutkan secara benar aplikasi tersebut.

Klasikal

Guru mengatakan “karena jawabannya benar, bapak akan memberikan hadiah untuk anto ”. Memberikan hadiah sambil tersenyum

Menerima dengan senang perorangan

14 Mengajukan sejumlah pertanyaan tentang hal apa yang belum dimengerti oleh murid .

Mencatat dan mengerjakan latihan (bila waktu sudah habis, mengerjakan sebagai Pekerjaan Rumah)

Klasikal

15 Menutup pelajaran Mengucapkan salam menutup

Alat dan Sumber Belajar

Alat

white board, spidol, penghapus, power poin atau OHP, alat Muschenbroek, kapas, spiritus, korek api, lilin, stopwatch.

Sumber:

1. Buku modul dasar-dasar otomotif2. Sumber berupa LKS

[16]

Page 17: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

                  Variasi mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar . Komponen-

komponen variasi menajar seperti variasi gaya mengajar, variasi media, dan bahan ajaran dan

variasi interaksi , mutlak dikuasi oleh guru untuk menggairahkan belajar anak didik dalam

waktu relatif lama dalam suatu pertemuan kelas

[17]

Page 18: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

DAFTAR PUSTAKA

Drs Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain; Strategi Belajar Mengajar, :Penerbit

Rhineka Cipta, Cetakan ke tiga , Agustus 2006, Jakarta

Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata,; Landasan Psikologis Proses Pendidikan,;Penerbit PT

Remaja Rosdakarta, Cetakan ke dua, Oktober 2004, Bandung.

Roestiyah N K; Strategi Belajar Mengajar ; Penerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tujuh ,

Maret  2008, Jakarta

Moh Uzer Usman dan Lilis SEtiawati; Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,

,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan pertama, 1993, Bandung.

Ibrahim,  Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2003

Hamalik, O, Psikologi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru, 1992

Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI, Rineka Cipta, Jakarta, 2005

Prof. Dr Azhar Arsyad,M.A , Media Pembelajaran, PT Rajagrafindo, edisi ke 9 , 2007.

Jakarta

[18]