Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga...

167
PENGEMBANGAN TERMINAL 3 TANJUNG PRIOK MENJADI DEDICATED INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Oleh Dwingga Anindito NIM 15506031 Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011

description

Tanjung Perak tepi laut

Transcript of Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga...

Page 1: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

PENGEMBANGAN TERMINAL 3 TANJUNG PRIOK

MENJADI DEDICATED INTERNATIONAL CONTAINER

TERMINAL

TUGAS AKHIR

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Oleh

Dwingga Anindito

NIM 15506031

Program Studi Teknik Kelautan

Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2011

Page 2: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Lembar Pengesahan

Tugas Akhir Sarjana

PENGEMBANGAN TERMINAL 3 TANJUNG PRIOK MENJADI

DEDICATED INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL

Adalah benar dibuat oleh saya sendiri dan belum pernah dibuat dan diserahkan

sebelumnya baik sebagian ataupun seluruhnya, baik oleh saya maupun orang lain,

baik di ITB maupun institusi pendidikan lainnya.

Bandung, Agustus 2011

Penulis,

Dwingga Anindito

NIM 15506031

Bandung, Agustus 2011

Pembimbing

Andojo Wurjanto, Ph.D

NIP19600330 198503 1 007

Mengetahui:

Program Studi Teknik Kelautan

Ketua,

Dr. Ir Muslim Muin, MSOE

NIP19600407 198601 1 001

Pasfoto 3x4

Page 3: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

TUGAS AKHIR

Diberikan kepada,

Nama : Dwingga Anindito

NIM : 15506031

Judul Tugas Akhir adalah “PENGEMBANGAN TERMINAL 3 TANJUNG PRIOK

MENJADI DEDICATED INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL”, dengan isi Tugas

Akhir sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab II Dasar Teori

Bab III Profil dan Lalulintas Pelabuhan Tanjung Priok

Bab IV Pelayanan Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok

Bab V Profil dan Analisa Terminal 3 Tanjung Priok

Bab VI Desain Terminal

Bab VII Penutup

Tugas Akhir ini dibuat rangkap 6 (enam) :

1. Untuk Mahasiswa ( 1 buah )

2. Untuk Pembimbing Tugas Akhir ( 1 buah )

3. Untuk Penguji Sidang Tugas Akhir ( 2 buah )

4. Untuk Tata Usaha Program Studi Teknik Kelautan ( 1 buah )

5. Untuk Perpustakaan ( 1 buah )

Bandung, Agustus 2011

Menyetujui,

Koordinator, Pembimbing,

Andojo Wurjanto, Ph.D Andojo Wurjanto, Ph.D

NIP. 19600330 198503 1 007 NIP. 19600330 198503 1 007

Page 4: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF TERMINAL 3 TANJUNG PRIOK INTO DEDICATED INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL

By

Dwingga Anindito NIM : 15506031

The use of container is the answer to the need for a method of transporting goods in a more fast and efficient way. This is urgent because of the rapidly growing volume of trade and goods transportation between countries throughout these last few years. Indonesia is an archipelagic country and is geographically located near one of the busiest sea trade routes in the world. However, today Indonesia in only ranked 24th in the world (Port of Tanjung Priok) in the TEU container per year served. It is rather disappointing because the Port of Singapore which is a close neighbor of ours is currently ranked one in the world. For that reason it is necessary for us to develop a dedicated container terminal with good infrastructure and management in Tanjung Priok Port in order to be competitive enough in the market to seize container service in Southeast Asia region. In this Final Project the port profiles, the traffic of goods and infrastructure from the port of Tanjung Priok Port and Terminal 3 was analyzed and then compared with a neighboring country container terminal in order to produce a new container terminal design. The new container terminal design is projected to be built on the existing Terminal 3 land. From the design that was just created, we find that land Terminal 3 could be used more optimally with the right arrangement and equipment. The new layout that we just designed can hopefully be able to increase the capacity of containers that can be served as well as an increase in terms of safety and international standard of service. Hopefully the new container terminal design can become a reference or examples that can further help the development of container terminals in Indonesia. Keyword: Container, Terminal, Port, Tanjung Priok,

Page 5: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal

ABSTRAK

PENGEMBANGAN TERMINAL 3 TANJUNG PRIOK MENJADI DEDICATED INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL

Oleh

Dwingga Anindito NIM : 15506031

Penggunaan petikemas merupakan jawaban dari semakin diperlukannya suatu metode pengangkutan barang yang efisien dan mudah untuk dipindahkan. Hal ini sangat mendesak karena berkembang pesatnya volume perdagangan dan transportasi barang antar negara dalam beberapa tahun terakhir. Negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan secara geografis terletak didekat salah satu jalur perdagangan laut tersibuk didunia saat ini hanya menempati peringkat 24 dunia (Pelabuhan Tanjung Priok) dalam besarnya TEU pertahun yang dilayani. Hal ini cukup mengecewakan karena Pelabuhan Singapura yang merupakan tetangga dekat kita saat ini menempati peringkat 1 dunia. Karena itu diperlukan pengembangan terminal petikemas dedicated dengan infrastruktur dan manajemen yang baik agar Pelabuhan Tanjung Priok bisa bersaing dalam merebut pasar pelayanan petikemas di wilayah Asia Tenggara. Dalam Tugas Akhir ini telah dianalisa profil, lalulintas barang dan infrastruktur dari pelabuhan Tanjung Priok dan Terminal 3 kemudian dibandingkan dengan terminal yang dimiliki tetangga untuk menghasilkan desain terminal petikemas yang akan dibangun di lahan eksisting Terminal 3. Dari desain yang dibuat kita mendapatkan bahwa lahan Terminal 3 seharusnya bisa digunakan dengan lebih optimal dengan penataan dan penggunaan alat yang tepat. Dengan layout yang baru diharapkan akan bisa meningkatkan kapasitas petikemas yang bisa dilayani serta peningkatan dari segi keamanan dan pelayanan yang berstandar internasional. Semoga desain terminal petikemas yang dibuat penulis bisa menjadi bahan acuan atau contoh yang bisa membantu perkembangan terminal petikemas di Indonesia. Kata Kunci : Petikemas, Pelabuhan, Terminal, Tanjung Priok,

Page 6: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini Laporan Tugas Akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat menyelesaikan tahap pendidikan sarjana (strata-1) di Program Studi Teknik Kelautan, Institut Teknologi Bandung.

Tugas akhir ini berjudul “Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal”. Analisis dan desain terminal dilakukan dengan AutoCAD 2010 dengan menggunakan dimensi dan kondisi yang sebisa mungkin menyerupai keadaan sebenarnya. Perhitungan terhadap performa dan kapasitas terminal digunakan dengan mengacu panduan UNCTAD 1985 dan Port Designer’s Handbook (Carl Thorensen, 2008) Desain terminal yang direncanakan diharapkan dapat beroperasi sesuai dengan tujuan terminal itu dibuat. Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dari laporan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, Agustus 2011

Penyusun

Page 7: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan mendukung penulis dalam menyusun tugas akhir ini.

1. Allah SWT yang selalu ada disaat penulis membutuhkan, dan memaafkan penulis ketika

sedang jauh dari-Nya

2. Andojo Wurjanto, Ph.D., selaku dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktunya untuk

membimbing, memberi pengarahan dan nasehat hidup kepada penulis selama pengerjaan

tugas akhir ini. Penulis merasa bahwa dimasa depan ketika penulis telah sukses dan

mencapai hal besar penulis akan mengingat periode dimana penulis melakukan tugas akhir

dibawah beliau merupakan periode yang telah membentuk karakter dan etos kerja penulis.

3. Harman Ajiwibowo, Ph.D, dan Hendra Achiari, ST, MT., atas kesediaannya menjadi dosen

penguji, serta untuk arahan, pertanyaan dan jawaban, selama seminar dan sidang tugas

akhir penulis.

4. Seluruh keluarga tercinta,terutama ayah penulis Sigid Agus Heryanto dan ibu penulis Anna

Ekawati yang senantiasa memberikan dukungan tanpa akhir dan semangat untuk penulis

dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Vika Rahma, Ma mignonne chat noire à poil, Elle est la gravité de ma vie cercles autour

6. Bpk. Saptono Irianto selaku Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT. Pelindo II

yang telah memberikan segala kemudahan dalam mencari bahan dan akses untuk penulis

dalam pembuatan tugas akhir.

7. Bpk. Santo selaku Asisten Senior Manager Petikemas Pelindo II

8. Deputi GM Operasi Terminal 3 Indra Hidayat Sani, Manager Operasi Terminal 3 Djoko

Santoso dan Manajer Pemasaran & Administrasi Sunu Bekti Pudjotomo

9. Seluruh staff Terminal 3 yang telah banyak sekali membantu penulis baik dalam data

maupun pengalaman dalam pengelolaan Terminal Petikemas, terutama Annisa Dyah

Permata, Yusuf Ferdian Umar serta koordinator Planner Pak Budi Daryono, M. Cholid,

Achlakul Karim, Agus “Bancut” Hendi Novian, Dwi Yudi, Rahmat Khaerudin.

10. Seluruh dosen KL yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya kepada penulis selama

penulis menjalankan kuliah di Teknik Kelautan.

11. Seluruh staf Tata Usaha PST Kelautan ITB, Bu Nunung, Bu Witri, Pak Aep, Pak Isep, Pak

Yatno yang telah banyak direpotkan dan banyak membantu selama penulis berkuliah di

Teknik Kelautan ITB.

12. Seluruh teman-teman di KL ITB 2006, Arif Zain, Yusuf Abdurrahman, Prima Tirto Kusumo,

Saleh Shidqi Jusuf Bazed, Fachdi Ramadhan, Isriyanda Dwiprawira, Arie Indra Masudi, Aditya

Reddia, Ali Rini, dan yang lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Page 8: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal

13. Teman-teman Teknik Kelautan 2004, 2005, 2007, 2008 yang walaupun berbeda angkatan

tetapi semuanya sudah seperti kakak dan adik penulis sendiri.

14. Teman-Teman Al-Azhar Pusat yang masing-masingnya penulis simpan dekat dengan hati,

terutama yang berjuang bersama-sama penulis di Bandung. Tito, Armand, Ade, John, Medi.

15. Teman-teman main FTSL yang melewatkan malam-malam tanpa tidur yang tak terhitung

bersama dengan penulis.

16. Teman-Teman GSR Al-Azhar Kelapa Gading yang merupakan saudara-saudara penulis sejak

kecil.

17. Terakhir, kepada anda yang saat ini membaca karya penulis. Semoga bisa memberi manfaat

dan ilmu ketika buku ini menunaikan jasanya sebagai penyambung pikiran, lidah dan tangan

penulis.

Page 9: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

DAFTAR ISI

BAB 1 Pendahuluan .........................................................................................................................1-1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................. 1-1

1.2 Tujuan Penulisan .............................................................................................................................. 1-4

1.3 Lingkup Pembahasan ....................................................................................................................... 1-5

1.4 Sistematika Laporan ......................................................................................................................... 1-6

BAB 2 Dasar Teori ...........................................................................................................................2-1

2.1 Pelabuhan ........................................................................................................................................ 2-1

2.1.1 Pengertian Pelabuhan ............................................................................................................... 2-1

2.1.2 Klasifikasi Pelabuhan ................................................................................................................. 2-1

2.2 Petikemas ......................................................................................................................................... 2-2

2.2.1 Pengertian Petikemas ............................................................................................................... 2-2

2.2.2 Macam-Macam Petikemas ....................................................................................................... 2-2

2.2.2.1 Klasifikasi Berdasarkan Ukuran .......................................................................................... 2-3

2.2.2.2 Klasifikasi Berdasarkan Bentuk dan Kegunaannya ............................................................. 2-4

2.2.3 Kapal Petikemas ...................................................................................................................... 2-10

2.2.3.1 Klasifikasi Berdasarkan Kapasitas Kargo .......................................................................... 2-11

2.3 Terminal Petikemas........................................................................................................................ 2-12

2.3.1 Pengertian Terminal Petikemas .............................................................................................. 2-12

2.3.2 Pembagian Area Terminal ....................................................................................................... 2-13

2.3.2.1 Apron ............................................................................................................................... 2-13

2.3.2.2 Area Lapangan Primer ...................................................................................................... 2-13

2.3.2.3 Area Lapangan Sekunder ................................................................................................. 2-14

2.3.3 Peralatan Bongkarmuat Petikemas ......................................................................................... 2-18

2.3.3.1 Peralatan Bongkarmuat Ship to Shore (STS) .................................................................... 2-18

2.3.4.2 Peralatan Bongkarmuat Transfer ke Lapangan ................................................................ 2-21

2.3.3.3 Peralatan Bongkarmuar Penumpukan ............................................................................. 2-23

Page 10: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

2.3.4 Sistem Penanganan Petikemas ............................................................................................... 2-26

2.3.4.1 Sistem Forklift dan Reachstacker ..................................................................................... 2-26

2.3.4.2 Sistem Straddle Carrier .................................................................................................... 2-27

2.3.4.3 Sistem Gantry Carrier ....................................................................................................... 2-28

2.3.5 Indikator Performa Terminal .................................................................................................. 2-30

2.3.5.1 Indikator dari Output ....................................................................................................... 2-30

2.3.5.2 Indikator dari Pelayanan .................................................................................................. 2-30

2.3.5.3 Indikator dari Utilisasi ...................................................................................................... 2-31

2.3.5.4 Indikator dari Produktivitas ............................................................................................. 2-32

2.3.6 Penentuan Spesifikasi Terminal .............................................................................................. 2-32

2.3.6.1 Apron ............................................................................................................................... 2-32

2.3.6.2 Yard .................................................................................................................................. 2-33

2.3.6.3 Gate .................................................................................................................................. 2-33

2.3.6.4 Peralatan .......................................................................................................................... 2-33

2.4 Konsep dasar software AutoCAD ................................................................................................... 2-34

2.4.1 Pengenalan software AutoCAD ............................................................................................... 2-34

2.4.2 Versi dari AutoCAD yang digunakan dalam pekerjaan ........................................................... 2-35

BAB 3 Profil dan Lalulintas Pelabuhan Tanjung Priok .......................................................................3-1

3.1 Profil dan Sejarah Singkat ................................................................................................................ 3-1

3.2 Fakta-Fakta Pelabuhan Tanjung Priok .............................................................................................. 3-3

3.2.1 Luas Daratan ............................................................................................................................. 3-3

3.2.2 Panjang Pelabuhan .................................................................................................................... 3-4

3.2.3 Luas Kolam Pelabuhan .............................................................................................................. 3-4

3.2.4 Alur Pelayaran Pelabuhan ......................................................................................................... 3-5

3.2.5 Gudang ...................................................................................................................................... 3-5

3.3 Pembagian Kegiatan Pelabuhan ...................................................................................................... 3-5

3.3.1 Fasilitas Bongkar Muat Konvensional ....................................................................................... 3-6

3.3.2 Fasilitas Bongkar Muat Petikemas Internasional ...................................................................... 3-7

3.3.3 Fasilitas Bongkar Muat Curah Cair ............................................................................................ 3-8

3.3.4 Fasilitas Bongkar Muat Curah Kering ........................................................................................ 3-9

3.3.5 Fasilitas Bongkar Muat Mobil ................................................................................................. 3-10

3.3.6 Fasilitas Transportasi Penumpang .......................................................................................... 3-11

Page 11: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

3.4 Lalulintas Pelabuhan ...................................................................................................................... 3-11

3.4.1 Lalulintas Kunjungan Kapal ..................................................................................................... 3-11

3.4.2 Lalulintas Kargo Barang ........................................................................................................... 3-12

3.4.2.1 Lalulintas General Cargo .................................................................................................. 3-12

3.4.2.2 Lalulintas Bag Cargo ......................................................................................................... 3-13

3.4.2.3 Lalulintas Petikemas......................................................................................................... 3-14

3.4.2.4 Lalulintas Curah Cair ........................................................................................................ 3-14

3.4.2.5 Lalulintas Curah Kering .................................................................................................... 3-15

3.4.2.6 Lalulintas Mobil ................................................................................................................ 3-15

3.4.3 Lalulintas Penumpang ............................................................................................................. 3-16

3.5 Proyeksi Lalulintas Pelabuhan ........................................................................................................ 3-17

3.5.1 Proyeksi Lalulintas Kunjungan Kapal ....................................................................................... 3-17

3.5.2 Proyeksi Lalulintas Kargo Barang ............................................................................................ 3-18

3.5.2.1 Proyeksi Lalulintas General Cargo .................................................................................... 3-18

3.5.2.2 Proyeksi Lalulintas Bag Cargo .......................................................................................... 3-19

3.5.2.3 Proyeksi Lalulintas Curah Cair .......................................................................................... 3-20

3.5.2.4 Proyeksi Lalulintas Curah Kering ...................................................................................... 3-20

3.5.2.5 Proyeksi Lalulintas Bongkar Muat Mobil ......................................................................... 3-21

3.5.3 Proyeksi Lalulintas Penumpang .............................................................................................. 3-22

BAB 4 Pelayanan Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok .....................................................................4-1

4.1 Pembagian Pelayanan Petikemas .................................................................................................... 4-1

4.1.1 PT. Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) ..................................................................................... 4-1

4.1.2 PT. Jakarta International Container Terminal ........................................................................... 4-3

4.1.3 TPK KOJA ................................................................................................................................... 4-4

4.1.4 PT. Mustika Alam Lestari (MAL) ................................................................................................ 4-5

4.1.5 PT. Multi Terminal Indonesia (MTI) .......................................................................................... 4-6

4.2 Prosedur Bongkarmuat Petikemas Internasional ............................................................................ 4-7

4.2.1 Prosedur Import Bongkarmuat Petikemas ............................................................................... 4-7

4.2.2 Prosedur Eksport Bongkarmuat Petikemas ............................................................................ 4-12

4.3 Lalulintas Petikemas....................................................................................................................... 4-16

4.3.1 Lalulintas Petikemas Total ...................................................................................................... 4-16

4.3.2 Lalulintas Petikemas Berdasarkan Tempat Pelayanannya ...................................................... 4-17

Page 12: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

4.4 Proyeksi Petikemas ........................................................................................................................ 4-19

BAB 5 Profil dan Analisa Terminal 3 Tanjung Priok ...........................................................................5-1

5.1 Profil Terminal 3 ............................................................................................................................... 5-1

5.1.1 Letak Terminal 3 ........................................................................................................................ 5-1

5.1.2 Hirarki Kepemimpinan .............................................................................................................. 5-2

5.1.3 Demografis Pekerja ................................................................................................................... 5-2

5.2 Fakta-Fakta Terminal 3..................................................................................................................... 5-3

5.2.1 Luas Daratan ............................................................................................................................. 5-4

5.2.2 Kedalaman ................................................................................................................................ 5-4

5.2.3 Dermaga .................................................................................................................................... 5-5

5.2.4 Pembagian Zoning Pelayanan Kargo ......................................................................................... 5-6

5.2.5 Layout Terminal Petikemas Eksisting ........................................................................................ 5-7

5.3 Peralatan Bongkarmuat Petikemas Terminal 3 ............................................................................... 5-8

5.3.1 Peralatan Bongkarmuat Ship to Shore (STS) ............................................................................. 5-9

5.3.2 Peralatan Bongkamuat Transfer ke Lapangan .......................................................................... 5-9

5.3.2 Peralatan Bongkarmuat Penumpukan ...................................................................................... 5-9

5.4 Lalulintas Terminal 3 ...................................................................................................................... 5-10

5.4.1 Lalulintas Kunjungan Kapal ..................................................................................................... 5-10

5.4.2 Lalulintas Kargo Barang ........................................................................................................... 5-10

5.4.2.1. Lalulintas General Cargo ................................................................................................. 5-11

5.4.2.2 Lalulintas Bag Cargo ......................................................................................................... 5-11

5.4.2.3 Lalulintas Petikemas......................................................................................................... 5-12

5.4.2.4 Lalulintas Curah Cair ........................................................................................................ 5-12

5.4.2.5 Lalulintas Curah Kering .................................................................................................... 5-13

5.5 Analisis Performa Terminal ............................................................................................................ 5-13

5.5.1 Indikator dari Output .............................................................................................................. 5-14

5.5.2 Indikator dari Pelayanan ......................................................................................................... 5-15

5.5.3 Indikator dari Utilisasi ............................................................................................................. 5-16

5.5.4 Indikator dari Produktivitas .................................................................................................... 5-19

5.6 Analisis Kapal Terminal 3 ............................................................................................................... 5-19

5.6.1 Jenis Kapal ............................................................................................................................... 5-19

5.6.2 Indikator Pelayanan Kapal Terminal 3 .................................................................................... 5-20

Page 13: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

5.7 Proyeksi Lalulintas Petikemas Terminal 3 ...................................................................................... 5-21

BAB 6 Desain Terminal ....................................................................................................................6-1

6.1 Rezoning Terminal 3......................................................................................................................... 6-1

6.2 Desain Terminal ............................................................................................................................... 6-4

6.2.1 Desain Apron ............................................................................................................................ 6-4

6.2.2 Desain Yard ............................................................................................................................... 6-6

6.2.2.1 Desain Stack Petikemas Reguler ........................................................................................ 6-6

6.2.2.2 Desain Stack Reefer ......................................................................................................... 6-11

6.2.2.3 Perhitungan Kapasitas Yard ............................................................................................. 6-12

6.2.3 Desain Gate ............................................................................................................................. 6-13

6.2.4 Desain Bengkel Pemeliharaan ................................................................................................. 6-16

6.2.5 Desain Peralatan ..................................................................................................................... 6-18

6.2.6.1 Desain Container Crane ................................................................................................... 6-18

6.2.6.2 Desain Rail Mounted Gantry Crane ................................................................................. 6-21

6.2.6.3 Desain Truk ...................................................................................................................... 6-23

6.2.6 Desain Keseluruhan dan Visualisasi 3D ................................................................................... 6-25

6.4 Perbandingan Kondisi Rencana dengan Kondisi Eksisting ............................................................. 6-31

6.4.1 Pengecekan Kapasitas terhadap Proyeksi Lalulintas .............................................................. 6-31

6.4.2 Perbandingan Storage Capacity .............................................................................................. 6-32

6.4.3 Perbandingan Kapasitas Container Crane ............................................................................... 6-33

6.4.3 Perbandingan Peralatan .......................................................................................................... 6-33

6.4.4 Perbandingan Performa .......................................................................................................... 6-34

BAB 7 Penutup ................................................................................................................................7-1

7.1 Kesimpulan ....................................................................................................................................... 7-1

7.1.1 Hasil Desain Terminal ................................................................................................................ 7-1

7.1.2 Kesimpulan Tambahan .............................................................................................................. 7-1

7.2 Saran ................................................................................................................................................ 7-1

Page 14: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pintu Masuk Pelabuhan Tanjung Priok .................................................................................. 1-1

Gambar 1.2 Perbandingan TEU Pelabuhan petikemas Dunia .................................................................... 1-3

Gambar 1.3 Grafik Kapasitas vs Demand petikemas Tanjung Priok .......................................................... 1-3

Gambar 2.1 1 TEU Petikemas ..................................................................................................................... 2-3

Gambar 2.2 Petikemas Dry Freight ............................................................................................................ 2-5

Gambar 2.3 Petikemas Tutup Samping ...................................................................................................... 2-5

Gambar 2.4 Petikemas Tutup Atas ............................................................................................................ 2-6

Gambar 2.5 Petikemas Berventilasi ........................................................................................................... 2-6

Gambar 2.6 Petikemas Insulated ............................................................................................................... 2-7

Gambar 2.7 Petikemas Reefer ................................................................................................................... 2-7

Gambar 2.8 Petikemas Pemanas ............................................................................................................... 2-8

Gambar 2.9 Petikemas Tangki ................................................................................................................... 2-8

Gambar 2.10 Petikemas Dry Bulk .............................................................................................................. 2-9

Gambar 2.11 Flatrack Container .............................................................................................................. 2-10

Gambar 2.12 Petikemas Ternak ............................................................................................................... 2-10

Gambar 2.13 Kapal Petikemas Emma Maersk ......................................................................................... 2-11

Gambar 2.14 Terminal Petikemas Singapura ........................................................................................... 2-13

Gambar 2.15 Terminal Petikemas Filipina ............................................................................................... 2-13

Gambar 2.16 Lapangan Reefer ................................................................................................................ 2-14

Gambar 2.17 CFS tampak luar ................................................................................................................. 2-15

Gambar 2.18 CFS tampak dalam .............................................................................................................. 2-15

Gambar 2.19 Bengkel Perawatan ............................................................................................................ 2-16

Gambar 2.20 Kantor Operasi Pelabuhan Kobe Jepang ............................................................................ 2-16

Gambar 2.21 Menara pengawas .............................................................................................................. 2-17

Gambar 2.22 Gerbang in/out Pelabuhan Kobe........................................................................................ 2-18

Gambar 2.23 Container Crane ................................................................................................................. 2-19

Page 15: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Gambar 2.24 Level Luffing Crane ............................................................................................................. 2-19

Gambar 2.25 Harbor Mobile Crane ......................................................................................................... 2-20

Gambar 2.26 Tractor Trailer .................................................................................................................... 2-21

Gambar 2.27 Straddle Carrier .................................................................................................................. 2-22

Gambar 2.28 Shuttle Carrier .................................................................................................................... 2-22

Gambar 2.29 Rail Mounted Gantry Crane ............................................................................................... 2-23

Gambar 2.30 Rubber Tyre Gantry Crane ................................................................................................. 2-24

Gambar 2.31 Reachstacker ...................................................................................................................... 2-24

Gambar 2.32 Top Lifter ............................................................................................................................ 2-25

Gambar 2.33 Side Loader ......................................................................................................................... 2-25

Gambar 2.34 Forklift ................................................................................................................................ 2-26

Gambar 2.35 Penanganan petikemas dengan menggunakan sistem Forklift dan Reachstacker ............ 2-27

Gambar 2.36 Penanganan petikemas dengan menggunakan sistem Straddle Carrier ........................... 2-28

Gambar 2.37 Penanganan petikemas dengan menggunakan sistem RTG dan Shuttle Carrier ............... 2-29

Gambar 2.38 Penanganan petikemas dengan menggunakan sistem RTG dan Truk ............................... 2-29

Gambar 2.39 Penentuan Lebar Dermaga ................................................................................................ 2-32

Gambar 2.40 Cover software AutoCAD ................................................................................................... 2-34

Gambar 2.41 Contoh output AutoCAD .................................................................................................... 2-35

Gambar 2.42 Spesifikasi komputer minimum AutoCAD 2010 ................................................................. 2-36

Gambar 3.1 Pelabuhan Tanjung Priok ....................................................................................................... 3-1

Gambar 3.2 Pelabuhan Tanjung Priok tempo dulu .................................................................................... 3-2

Gambar 3.3 Kolam Pelabuhan Tanjung Priok tempo dulu ......................................................................... 3-2

Gambar 3.4 Layout eksisting luas daratan Pelabuhan Tanjung Priok ........................................................ 3-3

Gambar 3.5 Layout eksisting luas kolam Pelabuhan Tanjung Priok .......................................................... 3-4

Gambar 3.6 Layout eksisting alur pelayaran Pelabuhan Tanjung Priok..................................................... 3-5

Gambar 3.7 Layout eksisting fasilitas pelayanan kargo konvensional Pelabuhan Tanjung Priok .............. 3-6

Gambar 3.8 Layout eksisting fasilitas pelayanan petikemas internasional Pelabuhan Tanjung Priok ...... 3-7

Gambar 3.9 Layout eksisting fasilitas pelayanan petikemas internasional Pelabuhan Tanjung Priok ...... 3-8

Gambar 3.10 Layout eksisting fasilitas pelayanan curah kering Pelabuhan Tanjung Priok ....................... 3-9

Gambar 3.11 Layout eksisting fasilitas pelayanan bongkar muat mobil Pelabuhan Tanjung Priok ........ 3-10

Gambar 3.12 Layout eksisting fasilitas pelayanan transportasi penumpang Pelabuhan Tanjung Priok . 3-11

Gambar 3.13 Grafik kunjungan kapal Pelabuhan Tanjung Priok periode 2004-2010 (Ton) .................... 3-12

Page 16: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Gambar 3.14 Grafik kunjungan kapal Pelabuhan Tanjung Priok periode 2004-2010 (Unit) ................... 3-12

Gambar 3.15 Grafik Lalulintas general cargo Pelabuhan Tanjung Priok periode 2004-2010 (Ton) ........ 3-13

Gambar 3.16 Grafik Lalulintas bag cargo Pelabuhan Tanjung Priok periode 2004-2010 (Ton) .............. 3-14

Gambar 3.17 Grafik Lalulintas curah cair Pelabuhan Tanjung Priok periode 2004-2010 (Ton) .............. 3-14

Gambar 3.18 Grafik Lalulintas curah kering Pelabuhan Tanjung Priok periode 2004-2010 (Ton) .......... 3-15

Gambar 3.19 Grafik Lalulintas bongkar muat mobil Pelabuhan Tanjung Priok periode 2004-2010

(Ton) ........................................................................................................................................................ 3-16

Gambar 3.20 Grafik Lalulintas embarkasi dan debarkasi Pelabuhan Tanjung Priok periode 2004-2010

(org) .......................................................................................................................................................... 3-17

Gambar 3.21 Grafik lalulintas penumpang total Pelabuhan Tanjung Priok periode 2004-2010 (org) .. 3-17

Gambar 3.22 Grafik proyeksi kunjungan kapal Pelabuhan Tanjung Priok (unit) ..................................... 3-18

Gambar 3.23 Grafik proyeksi kunjungan kapal Pelabuhan Tanjung Priok (GT) ....................................... 3-18

Gambar 3.24 Grafik proyeksi lalulintas general cargo Pelabuhan Tanjung Priok (Ton) .......................... 3-19

Gambar 3.25 Grafik proyeksi lalulintas bag cargo Pelabuhan Tanjung Priok (Ton) ................................ 3-20

Gambar 3.26 Grafik proyeksi lalulintas kargo curah cair Pelabuhan Tanjung Priok (Ton) ...................... 3-20

Gambar 3.27 Grafik proyeksi lalulintas kargo curah kering Pelabuhan Tanjung Priok (Ton) .................. 3-21

Gambar 3.28 Grafik proyeksi lalulintas bongkar muat mobil Pelabuhan Tanjung Priok (unit) ............... 3-22

Gambar 3.29 Grafik proyeksi lalulintas embarkasi penumpang Pelabuhan Tanjung Priok (orang) ........ 3-23

Gambar 3.30 Grafik proyeksi lalulintas debarkasi penumpang Pelabuhan Tanjung Priok (orang) ......... 3-23

Gambar 3.31 Grafik proyeksi lalulintasi penumpang total Pelabuhan Tanjung Priok (orang) ................ 3-24

Gambar 4.1 Logo PT. Pelabuhan Indonesia II ............................................................................................ 4-1

Gambar 4.2 Pelabuhan Tanjung Priok (Annual report pelindo) ................................................................ 4-2

Gambar 4.3 Logo Jakarta International Container Terminal (JICT) ............................................................ 4-3

Gambar 4.3 Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) ..................................................... 4-4

Gambar 4.4 Logo TPK KOJA ........................................................................................................................ 4-4

Gambar 4.5 Dermaga TPK KOJA ................................................................................................................. 4-5

Gambar 4.6 Logo PT. Mustika Alam Lestari (MAL) .................................................................................... 4-5

Gambar 4.7 Dermaga PT. Mustika Alam Lestari (MAL) ............................................................................. 4-6

Gambar 4.8 Logo PT. Multi Terminal Indonesia (MTI) ............................................................................... 4-6

Gambar 4.9 Lapangan Petikemas PT. Multi Terminal Indonesia (MTI) ..................................................... 4-7

Gambar 4.10 Pembongkaran dari kapal .................................................................................................... 4-8

Gambar 4.11 Transfer Ke Truk ................................................................................................................... 4-8

Page 17: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Gambar 4.12 Transfer ke lapangan ............................................................................................................ 4-9

Gambar 4.13 Lift off ................................................................................................................................... 4-9

Gambar 4.14 Loket Bea Cukai .................................................................................................................. 4-10

Gambar 4.15 Loket Terminal ................................................................................................................... 4-10

Gambar 4.16 Lift on ................................................................................................................................. 4-11

Gambar 4.17 Gate in/out ......................................................................................................................... 4-11

Gambar 4.18 Transportasi Truk ............................................................................................................... 4-12

Gambar 4.19 Loket Terminal ................................................................................................................... 4-13

Gambar 4.20 Loket Bea Cukai .................................................................................................................. 4-13

Gambar 4.21 Gate in/out ......................................................................................................................... 4-14

Gambar 4.22 Lift off ................................................................................................................................. 4-14

Gambar 4.23 Lift on ................................................................................................................................. 4-15

Gambar 4.24 Transfer ke Dermaga .......................................................................................................... 4-15

Gambar 4.25 Pemuatan ke kapal ............................................................................................................. 4-16

Gambar 4.26 Grafik Lalulintas petikemas Pelabuhan Tanjung periode 2004-2010 (TEU) ...................... 4-17

Gambar 4.27 Grafik Lalulintas petikemas Pelabuhan Tanjung periode 2004-2010 (Box) ....................... 4-17

Gambar 4.28 Grafik Lalulintas Total petikemas Pelabuhan Tanjung sesuai tempat pelayanannya periode

2004-2010 ................................................................................................................................................ 4-18

Gambar 4.29 Grafik Pie Lalulintas Total petikemas Pelabuhan Tanjung sesuai tempat pelayanannya

periode 2004-2010 ................................................................................................................................... 4-19

Gambar 4.30 Grafik Proyeksi Lalulintas Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok (TEU) ............................... 4-20

Gambar 4.31 Grafik proyeksi lalulintasi penumpang total Pelabuhan Tanjung Priok (orang) ................ 4-20

Gambar 5.1 Layout letak Terminal 3 .......................................................................................................... 5-2

Gambar 5.2 Hirarki kepemimpinan Terminal 3 (2011) .............................................................................. 5-2

Gambar 5.3 Demografis umur pekerja Terminal 3 .................................................................................... 5-3

Gambar 5.4 Layout eksisting daratan Terminal 3 ...................................................................................... 5-4

Gambar 5.5 Layout eksisting kedalaman kolam Terminal 3 ...................................................................... 5-5

Gambar 5.6 Layout eksisting dermaga Terminal 3 .................................................................................... 5-6

Gambar 5.7 Layout zoning pembagian kargo Terminal 3 (Masterplan) .................................................... 5-7

Gambar 5.8 Layout zoning pembagian kargo Terminal 3 (Eksisting) ......................................................... 5-7

Gambar 5.9 Layout eksisting pelayanan petikemas Terminal 3 ................................................................ 5-8

Gambar 5.10 Grafik lalulintas kunjungan kapal Terminal 3 ..................................................................... 5-10

Page 18: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Gambar 5.11 Grafik lalulintas General Cargo Terminal 3 ........................................................................ 5-11

Gambar 5.12 Grafik lalulintas Bag Cargo Terminal 3 ............................................................................... 5-11

Gambar 5.13 Grafik lalulintas Petikemas Terminal 3 (TEU) ..................................................................... 5-12

Gambar 5.14 Grafik lalulintas Petikemas Terminal 3 (Ton) ..................................................................... 5-12

Gambar 5.15 Grafik lalulintas Curah Cair Terminal 3 .............................................................................. 5-13

Gambar 5.16 Grafik lalulintas Curah Kering Terminal 3 .......................................................................... 5-13

Gambar 5.17 Grafik BOR Terminal 3 ........................................................................................................ 5-16

Gambar 5.18 Grafik proyeksi BOR Terminal 3 ......................................................................................... 5-17

Gambar 5.19 Grafik YOR Terminal 3 ........................................................................................................ 5-17

Gambar 5.20 Grafik proyeksi YOR Terminal 3 ......................................................................................... 5-18

Gambar 5.21 Grafik SOR Terminal 3 ........................................................................................................ 5-18

Gambar 5.22 Grafik proyeksi YOR Terminal 3 ......................................................................................... 5-19

Gambar 5.23 Kapal APL Minneapolis ....................................................................................................... 5-20

Gambar 5.24 Proyeksi lalulintas petikemas Terminal 3 (TEU) ................................................................. 5-22

Gambar 5.25 Proyeksi lalulintas petikemas Terminal 3 (Ton) ................................................................. 5-23

Gambar 6.1 Zoning eksisting Terminal 3.................................................................................................... 6-1

Gambar 6.2 Zoning rencana Terminal 3..................................................................................................... 6-2

Gambar 6.3 Chart zoning Masterplan Terminal 3 (%) ............................................................................... 6-3

Gambar 6.4 Chart zoning eksisting Terminal 3 (%) .................................................................................... 6-3

Gambar 6.5 Chart zoning rencana Terminal 3 (%) ..................................................................................... 6-4

Gambar 6.6 Denah apron eksisting ............................................................................................................ 6-5

Gambar 6.7 Denah apron rencana ............................................................................................................. 6-5

Gambar 6.8 Peta Singapura ....................................................................................................................... 6-6

Gambar 6.9 Stack penumpukan Terminal Keppel Singapura .................................................................... 6-7

Gambar 6.10 Peta Hongkong ..................................................................................................................... 6-8

Gambar 6.11 Stack penumpukan Terminal 2 Hongkong ........................................................................... 6-9

Gambar 6.12 Sisa Areal untuk Yard ......................................................................................................... 6-10

Gambar 6.13 Denah Yard rencana ........................................................................................................... 6-10

Gambar 6.14 Denah Yard rencana 2 ........................................................................................................ 6-11

Gambar 6.15 Denah Reefer rencana ....................................................................................................... 6-12

Gambar 6.16 Denah Reefer rencana 2..................................................................................................... 6-12

Gambar 6.17 Denah Gate Eksisting ......................................................................................................... 6-14

Page 19: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Gambar 6.18 Denah Gate rencana .......................................................................................................... 6-14

Gambar 6.19 Denah Gate rencana 2 ....................................................................................................... 6-15

Gambar 6.20 Denah loket rencana .......................................................................................................... 6-16

Gambar 6.21 Sisa Area untuk Bengkel ..................................................................................................... 6-16

Gambar 6.22 Denah bengkel dan areal parkir ......................................................................................... 6-17

Gambar 6.23 Denah bengkel dan areal parkir 2 ...................................................................................... 6-17

Gambar 6.24 Penempatan Container Crane ............................................................................................ 6-19

Gambar 6.25 Container Crane Terminal (3D) .......................................................................................... 6-20

Gambar 6.26 Denah Terminal sebelum penempatan Container Crane .................................................. 6-20

Gambar 6.27 Denah Terminal setelah penempatan Container Crane .................................................... 6-21

Gambar 6.28 RMGC Terminal (3D) .......................................................................................................... 6-22

Gambar 6.29 Denah Terminal sebelum penempatan RMGC .................................................................. 6-23

Gambar 6.30 Denah Terminal setelah penempatan RMGC .................................................................... 6-23

Gambar 6.31 Truk Terminal (3D) ............................................................................................................. 6-24

Gambar 6.32 Denah Terminal eksisting ................................................................................................... 6-26

Gambar 6.33 Denah Terminal rencana .................................................................................................... 6-27

Gambar 6.34 Apron Terminal (3D) ........................................................................................................... 6-28

Gambar 6.35 Stack petikemas (3D).......................................................................................................... 6-28

Gambar 6.36 Stack Reefer (3D) ................................................................................................................ 6-29

Gambar 6.37 Gate-in/out(3D) .................................................................................................................. 6-29

Gambar 6.38 Bengkel dan Tempat Parkir(3D) ......................................................................................... 6-30

Gambar 6.39 Terminal 3 Rencana (3D) .................................................................................................... 6-31

Gambar 6.40 Grafik proyeksi petikemas vs kapasitas layout .................................................................. 6-32

Page 20: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar peringkat kota dengan TEU terbanyak di dunia .............................................................. 1-2

Tabel 2.1. Ukuran petikemas standar ........................................................................................................ 2-4

Tabel 3.1 Kunjungan Kapal Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010 ........................................................... 3-11

Tabel 3.2 Lalulintas general cargo Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010 ................................................ 3-12

Tabel 3.3 Lalulintas bag cargo Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010 ...................................................... 3-13

Tabel 3.4 Lalulintas kargo curah cair Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010 ............................................ 3-14

Tabel 3.5 Lalulintas kargo curah kering Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010 ........................................ 3-15

Tabel 3.6 Lalulintas bongkar muat mobil Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010 ..................................... 3-15

Tabel 3.7 Lalulintas transportasi penumpang Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010 .............................. 3-16

Tabel 3.8 Proyeksi lalulintas kunjungan kapal Pelabuhan Tanjung Priok ................................................ 3-17

Tabel 3.9 Proyeksi lalulintas general cargo Pelabuhan Tanjung Priok ..................................................... 3-18

Tabel 3.10 Proyeksi lalulintas bag cargo Pelabuhan Tanjung Priok ......................................................... 3-19

Tabel 3.11 Proyeksi lalulintas kargo curah cair Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010 ............................ 3-20

Tabel 3.12 Proyeksi lalulintas kargo curah kering Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010 ........................ 3-21

Tabel 3.13 Proyeksi lalulintas bongkar muat mobil Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010...................... 3-21

Tabel 3.14 Proyeksi lalulintas penumpang Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010 ................................... 3-22

Tabel 4.1 Lalulintas Total Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok ............................................................... 4-16

Tabel 4.2 Lalulintas Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok Sesuai Tempat Pelayanan .............................. 4-18

Tabel 4.3 Lalulintas Total Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok Sesuai Tempat Pelayanan periode 2004-

2010 ......................................................................................................................................................... 4-18

Tabel 4.3 Proyeksi Lalulintas Total Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok ................................................ 4-19

Tabel 5.1 Pembagian pekerja Terminal 3 ................................................................................................... 5-3

Tabel 5.2 Kedalaman Terminal 3................................................................................................................ 5-5

Tabel 5.3 Dermaga Terminal 3 ................................................................................................................... 5-6

Tabel 5.4 Daftar peralatan Terminal 3 ....................................................................................................... 5-9

Tabel 5.6 Lalulintas Kargo barang Terminal 3 .......................................................................................... 5-10

Page 21: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Tabel 5.6 Spesifikasi Kapal APL Minneapolis ........................................................................................... 5-20

Tabel 5.7 Perbandingan Pelayanan Kapal dgn Pelabuhan Tetangga ....................................................... 5-21

Tabel 5.6 Proyeksi Petikemas Terminal 3 ................................................................................................ 5-22

Tabel 6.1 Areal Zoning Terminal 3 ............................................................................................................. 6-2

Tabel 6.2 Penambahan Areal Zoning Terminal 3 ....................................................................................... 6-2

Tabel 6.3 Referensi Perancangan Stack Reefer ....................................................................................... 6-11

Tabel 6.4 Perbandingan Storage Capacity Terminal ................................................................................ 6-32

Tabel 6.5 Perbandingan Annual Storage Capacity Terminal .................................................................... 6-33

Tabel 6.6 Perbandingan Throughput Container Crane ............................................................................ 6-33

Tabel 6.7 Perbandingan peralatan layout eksisting dan baru Terminal 3 ............................................... 6-34

Page 22: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 1- 1

BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Belakangan ini perdagangan dunia yang berkembang pesat dan menjadi semakin terbuka antar negara membuat semakin berkembang pesatnya volume dari lalulintas kargo antar negara. Dalam transportasi kargo barang yang terjadi antar negara-negara tersebut, pengangkutan kargo antar negara dengan menggunakan kapal laut merupakan alternatif yang paling banyak dipakai saat ini. Ini disebabkan oleh banyaknya muatan yang bisa diangkut dalam sekali jalan dan lebih murahnya biaya dibandingkan dengan transportasi lainnya. Dalam transportasi suatu kargo salah satu hal yang sangat menentukan dalam biaya pengangkutan dan lama dalam pengiriman suatu produk barang adalah kemasannya. Karena itu sejak ditemukannya petikemas (container) sebagai suatu metode pengemasan barang, telah terjadi evolusi yang sangat drastis di bidang pengiriman suatu kargo. Dimana digunakannya petikemas dalam pengiriman kargo dapat secara drastis memotong biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam pengepakkan dan proses bongkar muat sehingga terjadi peningkatan yang drastis di efisiensi handling pelabuhan yang berakibat dapat diturunkannya ongkos, yang pada akhirnya berakibat pada berkurangnya tarif dan peningkatan flow perdagangan. Dr. Jean-Paul Rodrigue menyatakan dalam bukunya The Geography of Transport System (2009)

bahwa antara tahun 1990 sampai dengan 2008 lalulintas petikemas telah tumbuh dari 28,7 juta TEU

menjadi 152 juta TEU, dari segi persentase kenaikan berarti lalulintas petikemas telah tumbuh sebesar 430%. Kenaikan dari angka tersebut menggambarkan betapa pesatnya pertumbuhan petikemas dalam dunia transportasi kargo barang belakangan ini. Tentu saja Indonesia sebagai negara berkembang yang berada di posisi strategis dalam posisi geografisnya yang terletak dalam jalur pelayaran kargo internasional tidak boleh ketinggalan dalam membaca kesempatan ini.

Gambar 1.1 Pintu Masuk Pelabuhan Tanjung Priok

Page 23: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 1- 2

Pelabuhan Tanjung Priok yang terletak di Jakarta Utara merupakan pelabuhan dan tersibuk di Indonesia. Pelabuhan ini menangani lebih dari 30% komoditi Non Migas Indonesia, disamping itu 50% dari seluruh arus barang yang keluar/masuk Indonesia melewati pelabuhan ini. Karenanya Tanjung Priok merupakan barometer perekonomian Indonesia dan merupakan ujung tombak dan gerbang dalam pelayanan petikemas di sepanjang alur pelayaran yang melintasi Indonesia. Pada saat ini seperti yang bisa dilihat dari Tabel 1.1 dan Gambar 1.2 Pelabuhan Tanjung Priok mendapat peringkat 24 dalam TEU petikemas yang ditangani pertahunnya. Apabila kita mengamati trend kenaikan pertahun dari tabel bisa kita lihat bahwa Jakarta (Tanjung Priok) merupakan salah satu kota yang mengalami kenaikan terbesar dari tahun ke tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Tanjung Priok mempunyai potensi yang sangat besar dalam menarik pasar petikemas di dunia internasional apabila Pelabuhan Tanjung Priok sendiri bisa mengatasi kapasitas petikemas diminta dari pasar.

Tabel 1.1 Daftar peringkat kota dengan TEU terbanyak di dunia (Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_world%27s_busiest_container_ports)

Page 24: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 1- 3

Gambar 1.2 Perbandingan TEU Pelabuhan petikemas Dunia

Dalam penanganan petikemas itu sendiri di Pelabuhan Tanjung Priok, terdapat 5 perusahaan yang terlibat yaitu PT.Pelindo II, PT. Jakarta International Container Terminal, PT. TPK KOJA, PT. Multi Terminal Indonesia (MTI), dan PT. MAL (Mustika Alam Lestari). Dari 5 penyedia layanan bongkar muat petikemas tersebut, PT.JICT merupakan layanan jasa bongkar muat petikemas penyumbang TEU terbesar dalam layanan bongkar muat petikemas. Seperti dilihat di Gambar 1.3 seiring dengan meningkatnya permintaan pasar dan trend pertumbuhan ekonomi global yang trus meningkat, pihak Pelindo II harus bisa menambah kapasitas fasilitas pelayanan jasa bongkar muat petikemas yang dimilikinya agar tidak tertinggal dari kompetitor lainnya.

Gambar 1.3 Grafik Kapasitas vs Demand petikemas Tanjung Priok

Dalam tugas akhir ini penulis atas permintaan dari Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis Pelindo II Bapak Saptono Irianto, diminta untuk mengembangkan sisi timur dari Terminal 3 Tanjung Priok untuk dikembangkan menjadi Terminal petikemas internasional. Diharapkan dengan

Page 25: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 1- 4

pengembangan tersebut Pelabuhan Tanjung Priok bisa menambah kapasitas TEU Petikemas yang dilayani pertahunnya dan bisa mengimbangi JITC dalam pelayanan petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok. Dalam pengembangannya, Terminal 3 Tanjung Priok diharapkan akan bisa menyediakan layanan jasa dan peralatan terbaik yang dibutuhkan untuk bisa melayani kapal petikemas yang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok. Diharapkan juga pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok ini bisa menjadi contoh dalam pengembangan Terminal-Terminal lainnya apabila dimasa depan dibutuhkan perluasan area layanan petikemas ketika permintaan dari pasar semakin meningkat. 1.2 Tujuan Penulisan Tugas akhir ini bertujuan untuk:

Memenuhi persyaratan kelulusan Sarjana Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung; Sebagai proyek studi kasus untuk pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok yang diminta

secara spesifik oleh Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Pelindo II Bapak Saptono Irianto;

Mengenal dunia kegiatan pelayanan kargo khususnya petikemas di pelabuhan; Mempelajari kegiatan operasional pada proyek yang sedang diteliti, mempelajari

permasalahan di lapangan dan memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut Mendesain layout pelabuhan yang optimal dalam pelayanan kargo petikemas internasional; Sebagai wahana untuk mengaplikasikan dan mengaplikasikan pelajaran-pelajaran yang

diperoleh dari kegiatan perkuliahan di dunia kerja nyata.

Page 26: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 1- 5

1.3 Lingkup Pembahasan Lingkup Pembahasan dari tugas akhir ini akan membahas mengenai pendesainan Terminal Petikemas Internasional yang akan dilakukan pada lokasi Terminal 3 bagian timur, Pelabuhan Tanjung Priok. Dalam pendesainan ini lingkup pekerjaan yang akan dilakukan merupakan penataan kembali zoning dan penempatan infrastruktur dan peralatan yang terbaik untuk mencapai kondisi optimal. Dalam perencanaannya akan diperhitungkan kondisi dan peralatan Terminal 3 eksisting yang diolah dengan kondisi lalulintas beberapa tahun terakhir untuk bisa mendapatkan perkiraan lalulintas dimasa depan yang kemudian akan menjadi dasar dari pertimbangan pendesainan layout pelabuhan. Dalam penentuan desain yang dilakukan di tugas akhir ini, Dalam penentuan desain akan digunakan spesifikasi desain dari panduan United Nations Conference of Trade and Development (UNCTAD), Port Development, 1985. Hal yang tidak tercantum dalam buku tersebut akan menggunakan panduan dari Port Designer’s Handbook, Carl. A Thorensen, 2003 dan buku-buku lain yang berkaitan dengan sumber pengolahan data lalu lintas yang didapat dari data lalulintas bulanan Pelindo II Tanjung Priok. Untuk analisa performa terminal digunakan buku PSA courses, Port of Singapore Authorities. Proses dari pembuatan layout yang dilakukan di tugas akhir ini akan menggunakan software AutoCAD, AutoCAD adalah perangkat lunak komputer CAD untuk menggambar 2 dimensi dan 3 dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk.

Page 27: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 1- 6

1.4 Sistematika Laporan Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah BAB 1 PENDAHULUAN Berisi membahas mengenai latar belakang, tujuan penulisan, lingkup pembahasan, dan sistematika penyusunan tugas akhir. BAB 2 DASAR TEORI Bab ini memaparkan dasar teori dimana dijelaskan mengenai petikemas, terminal petikemas dan kapal petikemas. Dalam bab ini juga dibahas ilmu-ilmu dasar yang diperlukan dalam pendesainan layout terminal petikemas. Selain itu juga akan dijelaskan secara singkat mengenai konsep dasar program AutoCAD dan berbagai fitur didalamnya. BAB 3 PROFIL DAN LALULINTAS PELABUHAN TANJUNG PRIOK Bab ini memaparkan mengenai profil, kondisi dan gambaran umum Pelabuhan Tanjung Priok ditinjau dari luas daratan, panjang dermaga, luas kolam pelabuhan panjang alur pelayaran, kondisi lalulintas beberapa tahun terakhir, zoning peruntukan kargo, proyeksi lalulintas kedepan dan sebagainya. BAB 4 PELAYANAN PETIKEMAS PELABUHAN TANJUNG PRIOK Bab ini memaparkan mengenai perusahaan penyedia layanan bongkar muat petikemas di Tanjung Priok. Bab ini juga membahas mengenai proses satu-persatu dalam kegiatan bongkar muat petikemas serta lalulintas beberapa tahun terakhir dan proyeksi kedepan kargo petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok. BAB 5 PROFIL DAN ANALISA TERMINAL 3 TANJUNG PRIOK Bab ini memaparkan mengenai profil, kondisi dan gambaran umum Pelabuhan Tanjung Priok ditinjau dari luas daratan, tenaga kerja, peralatan, zoning peruntukan kargo, lalu lintas, analisa performa terminal dan kapal serta proyeksi lalulintas kedepan BAB 6 DESAIN TERMINAL Bab ini berisi tentang proses desain layout Terminal 3 Tanjung Priok dengan sebelumnya melakukan analisis terhadap perubahan zoning serta perhitungan mengenai ketentuan-ketentuan dalam pendesainan terminal. Dalam bab ini juga akan dilakukan perhitungan mengenai perubahan dari kapasitas dan produktifitas setelah terjadinya perubahan layout. BAB 7 PENUTUP Berisi kesimpulan dari uraian dan hasil perhitungan yang dilakukan serta saran terhadap hasil yang didapat.

Page 28: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 1

BAB 2 Dasar Teori

2.1 Pelabuhan Untuk bisa lebih dimengerti mengenai pelabuhan dalam sub-bab ini akan dibahas mengenai definisi pelabuhan itu sendiri dan jenis-jenisnya 2.1.1 Pengertian Pelabuhan Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Untuk mendukung kegiatan tersebut, diperlukan prasarana berupa pelabuhan. Pelabuhan berfungsi sebagai tempat perpindahan penumpang dan barang dari sarana transportasi laut ke sarana transportasi darat atau sebaliknya. Pelabuhan harus merupakan sebuah daerah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, pelabuhan tersebut harus dilengkapi dengan fasilitas terminal laut yang meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, crane-crane untuk bongkar muat barang, gudang dan tempat –tempat penyimpanan dimana barang –barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan. Suatu terminal dalam pelabuhan sebaiknya dilengkapi dengan jalan kereta api, jalan raya atau infrastruktur lainnya agar proses ekonomi yang berlangsung di pelabuhan bisa lebih tertunjang.

2.1.2 Klasifikasi Pelabuhan Karena kebutuhan dan kargo sebuah daerah berbeda-beda maka pelabuhan yang dibangun pun berbeda-beda, baik dari fasilitas yang dimiliki, lokasi pelabuhan, maupun cara pengelolaannya. Maka merujuk pada Peraturan Pemerintah 61 Tahun 2009 mengenai Kepelabuhanan maka klasifikasi dari pelabuhan akan dibagi menjadi berikut:

a. Pelabuhan Laut Pelabuhan Laut adalah Pelabuhan yang dapat digunakan untuk melayani kegiatan angkutan laut dan/atau kegiatan penyeberangan yang terletak di laut atau di sungai

Pelabuhan Laut secara hirarki dibagi lagi menjadi 3 yaitu:

i. Pelabuhan Utama Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri dan internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi.

ii. Pelabuhan Pengumpul Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi.

iii. Pelabuhan Pengumpan

Page 29: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 2

Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi.

b. Pelabuhan Sungai dan Danau Palbuhan Sungai dan Danau adalah pelabuhan yang digunakan untuk melayani angkutan sungai dan danau yang terletak di sungai dan danau.

2.2 Petikemas Untuk bisa lebih dimengerti mengenai petikemas dalam sub-bab ini akan dibahas mengenai definisi petikemas itu sendiri, spesifikasinya dan jenis-jenisnya 2.2.1 Pengertian Petikemas Peti kemas (ISO container) adalah peti atau kotak yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan International Organization for Standardization (ISO) sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang yang bisa digunakan diberbagai moda, mulai dari moda jalan dengan truk peti kemas, kereta api dan kapal petikemas laut. Kontainerisasi adalah merupakan sebuah sistem transportasi intermodal yang bertujuan untuk membuat sebuah sistem yang memudahkan pengangkutan barang secara mudah dan cepat dalam berbagai moda transportasi. Petikemas bisa diangkut dalam kapal, kereta, pesawat kargo dan angkutan darat Dengan penggunaan petikemas terjadi peningkatan yang drastis di efisiensi Penanganan pelabuhan yang berakibat dapat diturunkannya ongkos, berkurangnya tarif dan akhirnya menstimulus arus perdagangan. Keuntungan petikemas antara lain:

Kecepatan bongkar/muat tinggi sehingga dapat mengurangi biaya dan waktu kapal di pelabuhan.

Barang yang dikirim terhindar dari kerusakan maupun kehilangan. Karena bentuknya sudah standar (persegi panjang), maka peti kemas mudah pengaturan penempatannya. Peti kemas tidak memerlukan gudang, cukup areal atau lapangan penempatan, karena peti

kemas tahan terhadap cuaca.

Memperkecil biaya pengapalan perton barang. Dapat dilakukan door to door dengan intermoda transport. Penggunaan tenaga kerja hemat. Dapat dilakukan pengawasan dengan sistem komputerisasi.

Sedangkan kerugian-kerugian dari sistem angkutan peti kemas ini adalah:

Biaya investasi termasuk pembangunan terminal container maupun sarana-sarana lain didalamnya sangat tinggi.

Rawan terhadap penyelundupan, karena peti kemas tertutup rapat maka untuk mengetahui isi muatan harus dibongkar seluruhnya.

Dibutuhkan keterampilan yang lebih tinggi bagi para pekerja terutama dalam bidang teknik. Dengan adanya kontenerisasi dapat mengakibatkan pengangguran (secara sektoral) karena Perubahan labour insentive ke capital insentive.

2.2.2 Macam-Macam Petikemas

Page 30: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 3

Petikemas bisa dibedakan berdasarkan 2 klasifikasi yaitu berdasarkan ukuran dan kegunaan 2.2.2.1 Klasifikasi Berdasarkan Ukuran

Gambar 2.1 1 TEU Petikemas

Twenty-foot equivalent unit (TEU atau teu) adalah unit yang menyatakan kapasitas kargo untuk mengukur kapasitas tertentu dari sebuah kapal petikemas dan terminal petikemas. Nilai ini didasarkan dari volume dari box metal sepanjang 20 ft yang didesain untuk transport intermodal. Box ini didesain agar mudah untuk diangkut dengan berbagai macam moda transportasi, seperti kapal laut, kereta dan truk. Dalam standard TEU internasional biasanya sebuah unit petikemas didasarkan sebagai 1 TEU

a. Petikemas 20 ft Petikemas jenis ini mempunyai mempunyai dimensi panjang 20 feet (6.1m) dan lebar 8 feet (2.4m) dalam dimensi tinggi tidak ada ketentuan yang berlaku secara mengikat namun tinggi yang sering digunakan adalah sekitar 8.5 feet (2.6m). Berat kotor maksimum yang bisa dimuat oleh 1 TEU adalah 24.000 kg. Dengan memperhitungkan berat dari kontainer itu sendiri maka berat muatan maksimum yang bisa dimuat berkurang menjadi 21.800 kg (20 ft).

b. Petikemas 40 ft Petikemas jenis ini mempunyai mempunyai dimensi panjang 40 feet (12,2m) dan lebar 8 feet (2.4m) dalam dimensi tinggi tidak ada ketentuan yang berlaku secara mengikat namun tinggi yang sering digunakan adalah sekitar 8.5 feet (2.6m). Berat kotor maksimum yang bisa dimuat sebesar 30.480 kg. Dengan memperhitungkan berat dari kontainer itu sendiri maka berat muatan maksimum yang bisa dimuat berkurang 26.680 kg.

c. Petikemas 45 ft Petikemas jenis ini mempunyai mempunyai dimensi panjang 45 feet (13,7m) dan lebar 8 feet (2.4m) dalam dimensi tinggi tidak ada ketentuan yang berlaku secara mengikat namun tinggi yang sering digunakan adalah sekitar 9,6 feet (2,8m). Berat kotor maksimum yang

Page 31: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 4

bisa dimuat sebesar 30.480 kg. Dengan memperhitungkan berat dari kontainer itu sendiri maka berat muatan maksimum yang bisa dimuat berkurang 26.680 kg.

Tabel 2.1. Ukuran petikemas standar

(Sumber: Standart Equipment Guide, Maersk Line 2009)

2.2.2.2 Klasifikasi Berdasarkan Bentuk dan Kegunaannya Menurut Bentuk dan Kegunaannya Petikemas dapat dibagi menjadi 6 Kelompok yaitu:

a. Petikemas General Cargo Petikemas yang dipakai untuk mengangkut muatan umum (general cargo). Petikemas yang termasuk dalam kelompok ini adalah:

i. Petikemas Dry Freight. Atau disebut juga Standart Container yang pintu masuknya berara di depan dan digunakan untuk mengangkut barang kering. Tipe ini merupakan tipe yang paling sering digunakan

Page 32: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 5

Gambar 2.2 Petikemas Dry Freight

(Sumber: http://www.cargo-indo.com/cargo-specification.php)

ii Petikemas Tutup Samping Pintu sampingnya dibuka untuk memasukan dan mengeluarkan barang yang ukuran dan beratnya lebih mudah dimasukan melalui samping petikemas

Gambar 2.3 Petikemas Tutup Samping

(Sumber: http://stscontainers.en.made-in-china.com/product/vMrJQpijqAhf/China-Open-Side-Container.html)

iii Petikemas Tutup Atas Bagian atasnya dapat dibuka yang umumnya dipergunakan untuk barang berat yang hanya dapat dimasukan lewat atas dengan menggunakan derek.

Page 33: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 6

Gambar 2.4 Petikemas Tutup Atas

(Sumber: http://www.bslcontainers.com/products81.php)

iiii Petikemas Berventilasi Memiliki ventilasi agar terjadi sirkulasi udara dalam petikemas yang diperlukan untuk muatan tertentu, khususnya muatan yang mengandung kadar air tinggi.

Gambar 2.5 Petikemas Berventilasi

(Sumber: http://www.argosinternacional.com/cont6.jpg)

b. PetikemasThermal

Petikemas yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk muatan tertentu. Petikemas yang termasuk dalam kelompok ini adalah :

Page 34: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 7

i. Petikemas Insulated

Petikemas yang dinding bagian dalamnya diberi isolasi agar udara dingin di dalam petikemas tidak merembes keluar

Gambar 2.6 Petikemas Insulated

(Sumber: http://www.made-in-china.com/showroom/ensi2007/product-detailFbyJgmQHVxpL/China-ETL-Insulated-Container-Liner.html)

ii Petikemas Reefer

Petikemas yang dilengkapi dengan mesin pendingin untuk mendinginkan udara dalam petikemas sesuai dengan suhu yang diperlukan bagi barang yang mudah busuk

Gambar 2.7 Petikemas Reefer

Page 35: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 8

(Sumber: http://www.bombayharbor.com/Product/12568/40_Feet_Reefer_Container.html)

iii Petikemas Pemanas

Petikemas yang dilengkapi dengan mesin pemanas agar udara yang didalam petikemas dapat diatur pada suhu yang diinginkan.

Gambar 2.8 Petikemas Pemanas

( http://www.matts-place.com/intermodal/part4/canada/cppu760099.jpg)

c. Petikemas Tangki

Tangki yang ditempatkan dalam kerangka petikemas yang dipergunakan untuk muatan baik muatan cair ( bulk liquid ) maupun muatan gas (bulk gas).

Gambar 2.9 Petikemas Tangki

Page 36: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 9

(Sumber: http://www.hiwtc.com/products/iso-tank-container-20ft-1575-7575.htm)

d. Petikemas Dry Bulk

Adalah general purpose container yang dipergunakan khusus untuk mengangkut muatan curah atau bulk cargo. Untuk memasukan atau mengeluarkan muatan tidak melalui pintu depan seperti biasanya, tetapi melalui lubang dibagian atas untuk memasukan muatan dan lubang atau pintu dibagian bawah untuk mengeluarkan muatan (gravity discharge). Lubang atas dapat juga dipergunakan untuk membongkar muatan dengan cara dihisap.

Gambar 2.10 Petikemas Dry Bulk

(Sumber: http://www.jansensanddieperink.com/pages/en/dry_bulk_containers.php)

e. Petikemas Platform

Petikemas yang terdiri dari lantai dasar tanpa dinding di sisi-sisinya . Petikemas yang termasuk jenis ini adalah petikemas Flatrack yaitu petikemas yang terdiri dari lantai dasar dengan tiang di ujung-ujungnya agar bisa ditumpuk.

Page 37: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 10

Gambar 2.11 Flatrack Container

(Sumber: http://www.dimerco.com/dimerco/en/container.asp?1)

f. Petikemas Khusus. Petikemas Khusus adalah petikemas yang khusus dibuat untuk muatan tertentu, seperti petikemas untuk muatan ternak (Cattle Container) .

Gambar 2.12 Petikemas Ternak

(Sumber: http://vrdays.blogspot.com/2010/10/mc-cattle-container.html)

2.2.3 Kapal Petikemas Kapal peti kemas (container ship) adalah kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang telah terstandarisasi. Kapal ini memiliki rongga (cells) untuk menyimpan peti kemas ukuran standar. Peti kemas diangkat ke atas kapal di terminal peti kemas dengan menggunakan

Page 38: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 11

crane khusus yang dapat dilakukan dengan cepat, crane yang digunakan bisa dari crane yang berada di dermaga, maupun derek yang berada di kapal itu sendiri. Sebelum adanya petikemas barang-barang breakbulk dimuat ke kapal dengan cara satu persatu. Namun setelah adanya kontainerpemindahan kargo dilakukan dengan sekaligus sehingga dilaporkan penggunaan container mengurangi waktu pengiriman sebesar 84% dan biaya sebesar 35%. Sejak tahun 2001 sekitar 90% perdagangan dunia untuk barang non-bulk dikemas dengan cara menggunakan petikemas.

Sampai dengan tahun 2011 kapal petikemas terbesar di dunia adalah kapal Emma Maersk yang mempunyai kapasitan muatan petikemas sebesar 15.000 TEU. Kapal ini mempunyai panjang sebesar 397 meter, lebar 56 meter dan draught sebesar 15,5 meter. Kecepatan maksimal kapal ini sebesar 25,5 knots.

Gambar 2.13 Kapal Petikemas Emma Maersk

(Sumber: http://www.wmshipping.co.uk/testimonials.htm) 2.2.3.1 Klasifikasi Berdasarkan Kapasitas Kargo Saat ini klasifikasi yang paling umum digunakan untuk mengelompokkan kapal petikemas adalah dibagi menjadi 5 jenis, yaitu:

a. Kapal Feeder (Feeder ship) Kapal ini biasanya mempunyai kapasitas TEU sebesar 50 - 300 TEU. Kapal ini mempunyai ukuran kapal sekitar lebar beam 18 m, panjang LOA 129,1 m, dan kedalaman draft 6,5 m.

b. Kapal Petikemas ukuran Panamax (Panamax-size Container Ship) Kapal ini biasanya mempunyai kapasitas TEU sebesar 1000-3000 TEU Kapal ini mempunyai ukuran yang dibatasi oleh kanal Panama sehingga ukuran kapal maksimal mempunyai lebar beam 32,3 m, panjang LOA 250-290 m dan kedalaman draft maksimal 12 m.

c. Kapal Petikemas ukuran Post-Panamax (Post Panamax Container Ship)

Page 39: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 12

Kapal ini biasanya mempunyai kapasitas TEU sebesar 4250-6000 TEU. Kapal ini mempunyai ukuran kapal lebar beam 40,84 m ,maksimal panjang LOA 275-305 m, dan kedalaman draft 11-13 m.

d. Kapal Petikemas ukuran Post-Panamax-Plus (PPP Container Ship) Kapal ini biasanya mempunyai kapasitas TEU sebesar 7000-12500 TEU. Kapal ini mempunyai ukuran kapal maksimal panjang LOA 335 m, dan kedalaman draft 13-14 m.

e. Kapal Petikemas ULCS (Ultra Large Container Ships) Kapal ini biasanya mempunyai kapasitas TEU sebesar 12500 TEU atau lebih. Panjang LOA kapal diantara 380-400 m, lebar beam sebesar 60 m dan maksimum kedalaman draft 14,5 m.

2.3 Terminal Petikemas Untuk bisa lebih dimengerti mengenai Terminal petikemas dalam sub-bab ini akan dibahas mengenai definisi Terminal petikemas itu sendiri, spesifikasinya, peralatan-peralatannya dan indikator performanya. 2.3.1 Pengertian Terminal Petikemas Terminal peti kemas adalah terminal yang dilengkapi perlengkapan yang memadai untuk melakukan kegiatan bongkarmuat petikemas dimana disitu dilakukan pengumpulan peti kemas dari hinterland ataupun pelabuhan lainnya untuk selanjutnya diangkut ke tempat tujuan ataupun terminal lain. Terminal petikemas biasanya menyediakan fasilitas penyimpanan untuk petikemas yang terisi maupun kosong. Petikemas yang terisi biasanya disimpan untuk waktu yang relative singkat sedangkan petikemas yang kosong bisa disimpan untuk waktu yang lama untuk menunggu penggunaan selanjutnya. Biasanya dalam penyimpanannya petikemas disimpan dengan cara ditumpuk yang biasanya disebut sebagai Container Stack Biasanya terminal petikemas tidak bisa dibenarkan secara ekonomi bila throughput pertahunnya kurang dari 50.000 TEU. Karena perkembangan dari teknologi dan ukuran dari kapal petikemas belakangan ini berkembang dengan sangat pesat pelngelola terminal petikemas dihadapkan pada persoalan dimana terminal yang dikelolanya bisa digunakan untuk jangka panjang kedepan.

Page 40: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 13

Gambar 2.14 Terminal Petikemas Singapura (Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/File:Port_of_Singapore_Keppel_Terminal.jpg)

2.3.2 Pembagian Area Terminal Pembagian Area Terminal secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu: 2.3.2.1 Apron Apron merupakan area yang terletak tepat dibelakang dermaga. Lebar dari apron di tiap pelabuhan berbeda-beda dari 15-50m tergantung dari alat bongkarmuat, truk, crane dan faktor-faktor lain. 2.3.2.2 Area Lapangan Primer Area lapangan primer ini terdiri dari 3 bagian utama yaitu:

a. Lapangan Penumpukan Sementara Lapangan penumpukan sementara (Marshalling Yard) adalah lapangan yang digunakan untuk menempatkan secara sementara peti kemas yang akan dimuatkan ke dalam kapal. Lapangan ini berada di dekat apron.

b. Lapangan Petikemas Lapangan petikemas (Container Yard) adalah lapangan penumpukkan petikemas yang akan/telah dikapalkan. Lapangan ini biasanya dibagi 2 antara lapangan yang dikhususkan untuk petikemas import dan petikemas export. Penumpukan yang dilakukan di lapangan ini tergantung pada alat penumpukan dan luas area yang digunakan, tetapi harus juga diingat penumpukan yang terlalu tinggi dapat berakibat bertambahnya waktu penanganan muatan karena petikemas paling atas harus dipindahkan dahulu apabila petikemas yang berada dibawah akan dipindahkan.

Gambar 2.15 Terminal Petikemas Filipina

(http://www.cargobestlogistics.net/services/)

c. Lapangan Reefers Lapangan Reefers (Reefers Yard) adalah lapangan petikemas yang dikhususkan untuk petikemas yang memakai pendingin. Karena petikemas ini membutuhkan listrik untuk

Page 41: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 14

mengoperasikan mesin pendinginnya maka disediakan lapangan khusus untuk petikemas jenis tersebut.

Gambar 2.16 Lapangan Reefer

(http://fr.wikipedia.org/wiki/Fichier:Kuantan_Port_Container_Yard_with_REEFER_Service.JPG)

2.3.2.3 Area Lapangan Sekunder Area lapangan sekunder ini terdiri dari 9 bagian utama yaitu:

a. Container Freight Station (CFS) Container Freight Station adalah fasilitas dimana kargo diterima dari pihak pengirim (eksportir) untuk kemudian dimasukkan kedalam petikemas oleh operator CFS. Setelah pengepakan selesai petikemas tersebut akan dibawa oleh truk pelabuhan untuk menuju lapangan penumpukan petikemas sementara. Demikian juga sebaliknya CFS juga berfungsi sebagai tempat pembongkaran petikemas yang baru masuk untuk kemudian kargonya dibawa oleh pihak importer dan petikemas kosong ditaruh di lapangan penumpukan petikemas kosong yang telah disediakan.

Page 42: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 15

Gambar 2.17 CFS tampak luar

(http://www.wtcfs.com/)

Gambar 2.18 CFS tampak dalam

(http://www.harborusa.com/warehousing.htm)

b. Lapangan Petikemas Kosong Lapangan petikemas kosong adalah lapangan yang dikhususkan untuk menumpuk petikemas yang tidak mempunyai muatan/kosong. Lapangan ini sebaiknya ditempatkan didekat CFS agar kegiatan pembongkaran/pemuatan kargo kedalam petikemas bisa lebih cepat.

c. Bengkel Perbaikan dan Perawatan Peralatan Bengkel perbaikan dan perawatan ini dibutuhkan sebagai areal dimana dilakukannya perawatan dan reparasi peralatan yang digunakan dalam kegiatan pembongkaran

Page 43: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 16

petikemas. Fasilitas ini sangat penting karena kerusakan peralatan dan kelambatan perbaikan peralatan akan menyebabkan tertundanya kegiatan di terminal.

Gambar 2.19 Bengkel Perawatan (http://www.kptc.or.jp/ef07.html)

d. Areal Barang Berbahaya Areal barang berbahaya ini merupakan area dimana barang-barang yang berpotensi untuk membahayakan keselamatan ditaruh.

e. Kantor Operasi Kantor operasi ini merupakan kantor dimana proses administrasi dan perencanaan terminal tersebut dilakukan. Kantor tersebut sebaiknya berada didekat jalan utama terminal sehingga memudahan akses dari dalam pelabuhan maupun dari luar pelabuhan.

Gambar 2.20 Kantor Operasi Pelabuhan Kobe Jepang

(http://www.kptc.or.jp/ef07.html)

Page 44: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 17

f. Kantor Beacukai Kantor beacukai adalah area dimana petugas bea cukai mengurus perizinan dan surat-surat yang diperlukan dalam penanganan suatu kargo, baik itu merupakan kargo yang keluar maupun masuk. Kantor bea cukai ini berada dibawah Direktorat Jendral Bea Cukai, Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

g. Tempat Parkir Areal ini khusus dibuat untuk sebagai tempat parkir kendaraan bagi klien/otoritas pelabuhan yang berkepentingan di terminal tersebut. Tempat parker ini sebaiknya diletakkan didekat kantor operasi.

h. Menara Pengawas Menara pengawas digunakan untuk melakukan pengawasan di semua tempat dan mengatur serta mengarahkan semua kegiatan di terminal, seperti pengoperasian peralatan dan pemberitahuan arah penyimpanan dan penempatan petikemas.

Gambar 2.21 Menara pengawas

(http://www.panoramio.com/photo/20766899)

i. Gerbang dengan Fasilitas Pemeriksa dan Penimbang Areal ini merupakan pintu masuk dan keluar (gate in/out) yang disitu sebaiknya diterapkan fasilitas-fasilitas keamanan sesuai kode ISPS (International Ship and Port Security Code). Untuk memasuki gerbang ini diharuskan menjalani sejumlah pemeriksaan dan harus memiliki surat-surat khusus, serta orang yang tidak berkepentingan tidak diperbolehkan masuk. Apabila dimungkinkan di gerbang ini juga sebaiknya diberi sebuah peralatan penimbang berat truck untuk dapat mengetahui berat kargo yang dibawa truk yang akan memasuki pelabuhan.

Page 45: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 18

Gambar 2.22 Gerbang in/out Pelabuhan Kobe (Sumber: http://www.kptc.or.jp/ef07.html)

2.3.3 Peralatan Bongkarmuat Petikemas Secara garis besar peralatan bongkarmuat dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu: 2.3.3.1 Peralatan Bongkarmuat Ship to Shore (STS) Peralatan bongkarmuat Ship to Shore adalah peralatan crane yang mempunyai fungsi untuk memindahkan kargo petikemas dari kapal ke dermaga atau sebaliknya. Ada 3 jenis yang umum untuk STS crane yaitu:

1. Container Crane Container crane (Terkadang disebut juga sebagai Container handling gantry crane) adalah sebuah crane besar yang ditempatkan disebelah dermaga dalam sebuah terminal petikemas yang berfungsi untuk bongkarmuat petikemas dari kapal ke dermaga atau sebaliknya. Biasanya container crane bisa mengangkat 1 petikemas pada satu kali angkatan, tapi belakangan ini generasi terbaru container crane sanggup mengangkat sampai dengan 4 petikemas sekaligus.

Page 46: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 19

Gambar 2.23 Container Crane

2. Level Luffing Crane Level Luffing Crane adalah crane dengan mekanisme pengangkatan kargo dengan menggunakan kait. Level-luffing crane paling sering digunakan apabila dibutuhkan perlakuan kargo yang hati-hati dalam peletakannya, seperti dalam pekerjaan konstruksi atau pembangunan kapal.

Gambar 2.24 Level Luffing Crane

(Sumber: http://www.bbunl.com/materials_electric.html)

3. Harbor Mobile Crane Harbor Mobile Crane (HMC atau MHC) adalah sebuah crane yang dilengkapi oleh ban agar bisa dipindahkan ke berbagai area di pelabuhan. Mobile Crane ini mempunyai fungsi yang bervariasi dan bisa digunakan untuk berbagai macam kargo sesuai kebutuhan.

Page 47: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 20

Gambar 2.25 Harbor Mobile Crane

(Sumber: http://www.gottwald.com/gottwald/site/gottwald/en/products/harbour-cranes/mobile-harbour-cranes.html)

Page 48: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 21

2.3.4.2 Peralatan Bongkarmuat Transfer ke Lapangan Peralatan bongkarmuat transportasi ke lapangan adalah peralatan-peralatan yang mempunyai fungsi memindahkan petikemas yang tekah diangkut oleh STS crane dari kapal untuk dibawa ke lapangan penumpukan yang telah disediakan. Ada 3 jenis yang umum untuk peralatan transportasi ini yaitu:

1. Truk (Tractor Trailer) Tractor-Trailer adalah truk yang digunakan untuk membawa petikemas dari dermaga ke lapangan penumpukan ataupun sebaliknya. Tractor-Trailer juga dapat digunakan untuk melakukan pergerakan internal dalam terminal.

Gambar 2.26 Tractor Trailer

2. Straddle Carrier Straddle Carrier adalah alat penanganan petikemas yang dapat melakukan hampir seluruh operasi penanganan petikemas, mulai dari memindahkan petikemas dari container crane ke lapangan penumpukan, melakukan penumpukan itu sendiri sampai memindahkan petikemas dalam area pelabuhan.

Page 49: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 22

Gambar 2.27 Straddle Carrier

(Sumber: http://www.mascus.co.uk/Material-handling/Used-Container-handlers/SMV-Straddle-Carrier/wfqpygml.html)

3. Shuttle Carrier Shuttle Carrier adalah sebuah kendaraan yang berfungsi untuk memindahkan sebuah petikemas dari tepi dermaga/container crane menuju lapangan penumpukan. Berbeda dengan Straddle Carrier, Shuttle Carrier lebih memfokuskan diri pada proses pemindahan petikemas dan umumnya tidak digunakan untuk kegiatan penumpukan.

Gambar 2.28 Shuttle Carrier

(Sumber: http://www.kalmarind.com/show.php?id=43679)

Page 50: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 23

2.3.3.3 Peralatan Bongkarmuar Penumpukan Peralatan bongkarmuat penumpukan yang berada di pelabuhan merupakan alat yang difokuskan untuk kegiatan penumpukan, penataan dan pengambilan petikemas di lapangan penumpukan petikemas. Alat-alat yang umum digunakan untuk kegiatan ini adalah:

1. Rail Mounted Gantry Crane Alat ini merupakan alat yang digunakan untuk penumpukan di lapangan petikemas. Alat yang bergerak diatas rel yang telah disediakan ini merupakan salah satu alat yang wajib dimiliki pelabuhan karena kemampuannya untuk menumpuk petikemas yang mempunyai produktivitas tinggi dan hemat tempat. Karena alat ini menggunakan metode penumpukan dari atas makan untuk penumpukannya petikemas tidak membutuhkan gang-gang kecil untuk dapat beroperasinya stacker, sehingga bisa menghemat banyak tempat.

Gambar 2.29 Rail Mounted Gantry Crane

(Sumber: http://www.flickr.com/photos/3dvia/3045638367/)

2. Rubber Tyre Gantry Crane Alat ini merupakan alat yang digunakan untuk penumpukan di lapangan petikemas. Berbeda dengan Rail Mounted Gantry Crane, alat ini tidak membutuhkan rel untuk pergerakannya karena dilengkapi dengan ban karet yang bisa bergerak 90 derajat. Sehingga alat ini tidak hanya bisa bergerak ke depan belakang namun juga kanan kiri.

Page 51: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 24

Gambar 2.30 Rubber Tyre Gantry Crane

3. Reachstacker Reachstacker adalah salah satu alat penanganan petikemas yang paling fleksibel dalam sebuah terminal yang kecil/sedang. Dibandingkan loader lainnya Reachstacker mempunyai keunggulan dalam fleksibilitas dan kemampuannya untuk menumpuk petikemas yang lebih tinggi.

Gambar 2.31 Reachstacker

4. Top Lifter Top Lifter adalah sebuah kendaraan khusus yang digunakan untuk penumpukan petikemas. Alat ini menggunakan pengungkit yang bergerak vertikal dengan pengait petikemas yang mengangkat bagian atas petikemas.

Page 52: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 25

Gambar 2.32 Top Lifter

(Sumber: http://www.flickr.com/photos/wamu8/5211042128/)

5. Side Loader Sideloader adalah kendaraan khusus yang digunakan untuk membawa petikemas dalam perjalanan yang cukup panjang. Berbeda dengan stacker lainnya, Sideloader membawa petikemas di samping (sejajar) dengan kendaraan, sehingga pandangan kedepan pengemudi tidak terhalang.

Gambar 2.33 Side Loader

(Sumber: http://www.industrial-training-services.co.uk/?id=gallery)

6. Forklift Forklift adalah sebuah kendaraan khusus yang digunakan untuk penumpukan petikemas kargo dan. Forklift memiliki 2 buah platform yang berada dibawah yang bertujuan untuk mengangkat kargo barangnya keatas sebelum kemudian ditumpuk ditempat yang dituju.

Page 53: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 26

Gambar 2.34 Forklift

(Sumber: http://www.cipta-mp.co.cc/2010/11/sekilas-tentang-kami.html) 2.3.4 Sistem Penanganan Petikemas Sistem penanganan petikemas yang paling umum digunakan untuk penumpukan petikemas di lapangan penumpukan adalah:

a. Sistem Forklift dan Reachstacker b. Sistem Straddle Carrier c. Sistem Gantry Carrier

atau Campuran dari Ketiganya Yang masing-masing secara singkat akan dijelaskan dibawah ini. 2.3.4.1 Sistem Forklift dan Reachstacker Pada sistem ini STS (Ship to Shore) Crane akan mengambil petikemas dari kapal dan menaruhnya diatas truk yang menunggu dibawah crane. Setelah itu trck tersebut akan membawa petikemas ke lapangan penumpukkan dan dari situ forklift atau reachstacker yang sudah menunggu akan mengangkat petikemas tersebut dari truk untuk ditumpuk.

Page 54: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 27

Gambar 2.35 Penanganan petikemas dengan menggunakan sistem Forklift dan Reachstacker

Sistem ini merupakan sistem yang paling sederhana dan paling banyak dipakai di terminal petikemas karena sistem ini merupakan sistem yang paling ekonomis. Sistem ini bisa menyusun petikemas dengan kedalaman 2 TEU dan ketinggian 6 TEU. Namun biasanya dibatasi sebanyak kedalaman 2 TEU dan Ketinggian 3-4 TEU untuk menghindari kesulitan dalam pengambilan petikemas tertentu. Secara umum sistem ini:

Membutuhkan 3-5 Truk dan 2 Reachstacker per STS crane. Juga tergantung dari jarak dari berth dan lapangan.

Kepadatan penumpukkan rendah yaitu sebesar 500 TEU’s/Ha dengan ketinggian 4 tingkat Produktivitas STS crane yang rata-rata Tenaga kerja yang dibutuhkan tinggi, tapi modal awal dan biaya operasi rendah Kontrol rendah, karena truk bisa memasuki area lapangan.

2.3.4.2 Sistem Straddle Carrier Pada sistem ini STS (Ship to Shore) Crane akan mengambil petikemas dari kapal dan menaruhnya diatas apron pelabuhan. Dari situ Straddle Carrier akan mengangkatnya, membawanya ke lapangan penumpukkan dan menumpuknya disitu.

Page 55: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 28

Gambar 2.36 Penanganan petikemas dengan menggunakan sistem Straddle Carrier

Biasanya sistem ini menumpuk petikemas dengan 2-3 tingkat. Secara umum sistem ini:

Membutuhkan 3-5 Straddle Carrier per STS crane. Juga tergantung dari jarak dari berth dan lapangan.

Kapasitas penangannya 10 trip/Jam, Kepadatan penumpukkan sedang yaitu sebesar 750 TEU’s/Ha dengan ketinggian 2-3 tingkat Produktivitas STS crane tinggi. Tenaga kerja yang dibutuhkan rendah, tapi modal awal dan biaya operasi tinggi Kontrol tinggi, karena truk tidak bisa memasuki area lapangan.

2.3.4.3 Sistem Gantry Carrier Pada sistem ini STS (Ship to Shore) Crane akan mengambil petikemas dari kapal dan menaruhnya keatas Truk/shuttle carrier kemudian akan membawa petikemas ke lapangan penumpukkan dimana petikemas tersebut akan ditumpuk oleh Rubber-Tyre Gantry (RTG) atau Rail Mounted Gantry (RMG). Sistem ini biasanya menumpuk petikemas dengan lebar 5-9 TEU dan ketinggian 4-6 tingkat. Kecepatan penanganan sebuah petikemas oleh 1 RTG bervariasi dari 15-25 petikemas/jam.

Page 56: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 29

Gambar 2.37 Penanganan petikemas dengan menggunakan sistem RTG dan Shuttle Carrier

Secara umum sistem RTG dan shuttle carrier:

Membutuhkan 2 RTG crane dan 2-3 Shuttle Carrier per STS crane. Juga tergantung dari jarak dari berth dan lapangan.

Kepadatan penumpukkan tinggi yaitu sebesar 800 TEU’s/Ha dengan ketinggian 4 tingkat Produktivitas STS crane tinggi. Tenaga kerja yang dibutuhkan rendah, tapi modal awal tinggi dan biaya operasi sedang. Kontrol rendah, karena truk bisa memasuki area lapangan.

Gambar 2.38 Penanganan petikemas dengan menggunakan sistem RTG dan Truk

Secara umum sistem RTG dan truk:

Membutuhkan 2 RTG crane dan 3-5 truk per STS crane. Juga tergantung dari jarak dari berth dan lapangan.

Page 57: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 30

Kepadatan penumpukkan rata-rata yaitu sebesar 750 TEU’s/Ha dengan ketinggian 2-3 tingkat

Produktivitas STS crane sedang. Tenaga kerja yang dibutuhkan tinggi, tapi modal awal dan biaya operasi sedang. Kontrol rendah, karena truk bisa memasuki area lapangan.

2.3.5 Indikator Performa Terminal Untuk menilai performa dari sebuah terminal kita membutuhkan beberapa indikator, mengadopsi indikator yang dipakai oleh PSA (Port of Singapore Authority) performa sebuah terminal akan dinilai dari 4 faktor, yaitu: 2.3.5.1 Indikator dari Output Pada indikator ini kita akan menilai performa dari sebuah terminal dari output yang dihasilkan oleh terminal tersebut dalam operasinya.

a. Berth Throughput Indikator Berth throughput menggambarkan sebuah berapa banyak petikemas yang dltangani oleh berth tersebut dalam setahun. Indikator ini menggambarkan seberapa baik sebuah berth digunakan.

𝐵𝑒𝑟𝑡ℎ 𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑇𝐸𝑈 𝑝𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑖 𝑑𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑡 ℎ 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑡𝑎 ℎ𝑢𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑡 ℎ (2.1)

b. Ship Output Indikator Ship Output memperlihatkan rata-rata dimana petikemas ditangani dari atau menuju kapal pada dermaga. Indikator ini memperlihatkan seberapa baik operasi penanganan petikemas terminal tersebut.

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑖𝑝 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐻𝑜𝑢𝑟 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑖

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 (2.2)

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑖𝑝 𝐻𝑜𝑢𝑟 𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑡ℎ = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑖

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝑚𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑡 ℎ (2.3)

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑖𝑝 𝐻𝑜𝑢𝑟 𝑖𝑛 𝑃𝑜𝑟𝑡 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑖

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑏𝑢 ℎ𝑎𝑛 (2.4)

c. Crane Output Crane output adalah angka rata-rata petikemas yang dilayani oleh 1 crane perjam.

𝑃𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝐶𝑟𝑎𝑛𝑒(𝐽𝑎𝑚) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑖 𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑐𝑟𝑎𝑛𝑒

𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐶𝑟𝑎𝑛𝑒 (2.5)

2.3.5.2 Indikator dari Pelayanan

Indikator dari pelayanan merupakan suatu indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan sebuah pelabuhan kepada penggunanya.

a. Waiting Time

Page 58: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 31

Waiting time adalah waktu penundaan yang diukur dari waktu dimana kapal sanpai di pelabuhan sampai dengan kapal diikat di dermaga. Diukur dalam jam/hari.

𝑊𝑎𝑖𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑚𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 (2.6)

b. Ship’s Time at Berth Ships time at Berth adalah waktu total sebuah kapal saat merapat di dermaga, termasuk waktu saat pembongkaran, ataupun tidak (idle). Diukur dalam jam/hari.

𝑆ℎ𝑖𝑝𝑠 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑡ℎ = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 (2.7)

c. Ship Turnaround Times Idealnya ship turnaround harus ditekan sekecil-kecilnya untuk menghasilkan pelayanan terbaik pada klien. Untuk menghitung Ship Turnaround Times rata-rata sebuah pelabuhan digunakan formula berikut:

𝑆ℎ𝑖𝑝 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑎𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑 𝑇𝑖𝑚𝑒𝑠 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑏𝑢𝑎 ℎ 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑏𝑢 ℎ𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 (2.8)

2.3.5.3 Indikator dari Utilisasi Indikator dari utilisasi adalah sebuah indikator yang menyatakan seberapa intensif sebuah fasilitas pelabuhan digunakan. Dalam indikator ini yang dibahas adalah 3 faktor, yaitu Berth Occupancy Ratio, Yard Occupancy Ratio, dan Storage Occupancy Ratio. Indikator ini dinyatakan dalam bentuk persentase (%). Yang harus diingat adalah Occupancy yang terlalu tinggi bisa menyebabkan kemacetan (congestion) di areal pelabuhan sedangkan Occupancy yang terlalu rendah menyatakan bahwa fasilitas tersebut tidak sering digunakan (underused) dan tidak ekonomis.

a. Berth Occupancy Ratio (BOR) Berth Occupancy Ratio menyatakan tingkat permintaan (demand) pada pelayanan dermaga pelabuhan. Untuk perhitungannya digunakan formula:

𝐵𝑂𝑅 % = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑑𝑒𝑟𝑚𝑎𝑔𝑎 𝑥 100

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑑𝑒𝑟𝑚𝑎𝑔𝑎 𝑥 365 (2.9)

b. Yard Occupancy Ratio (YOR) Yard Occupancy Ratio menyatakan tingkat permintaan (demand) pada pelayanan lapangan penumpukan petikemas. Untuk perhitungannya digunakan formula:

𝑌𝑂𝑅 % = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 100

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 365 (2.10)

c. Storage Occupancy Ratio (SOR) Storage Occupancy Ratio menyatakan tingkat permintaan (demand) pada pelayanan gudang. Untuk perhitungannya digunakan formula:

𝑆𝑂𝑅 % = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑔𝑢𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑥 100

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑔𝑢𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑥 365 (2.11)

Page 59: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 32

2.3.5.4 Indikator dari Produktivitas Dalam indikator-indikator sebelumnya kita bisa mengetahui sejumlah informasi mengenai performa terminal tersebut, tapi tidak bisa mengukur keefektivitasan sebuah operasi bongkarmmuat. Efisiensi adalah suatu indikator dimana kita menggunakan sedikit mungkin biaya/usaha dalam satu unit produksi. Karena itu misalnya dalam pelabuhan kita bisa saja menambahkan banyak alat dan tenaga kerja di suatu pelabuhan, yang hasilnya akan menambah throughput pelabuhan tersebut, tapi belum tentu dengan dilakukannya tindakan tersebut keefisiensian dan produktivitas pelabuhan tersebut akan naik. Malah bisa jadi cost-effectiveness pelabuhan tersebut akan turun. Karena itu sebagai planner kita harus membandingkan kondisi eksisting dan kondisi rencana untuk memperkirakan keefektivitasan sebuah kebijakan sebelum kebijakan tersebut dilakukan. 2.3.6 Penentuan Spesifikasi Terminal Dalam proses desain kita membutuhkan acuan spesifikasi yang akan diterapkan di masing-masing desain pelabuhan. Acuan yang kita tinjau adalah: 2.3.6.1 Apron Terminal Petikemas membutuhkan dermaga yang panjang, hal ini disebabkan biasanya kapal petikemas mempunyai ukuran yang besar dan panjang. Menurut Thorensen (2008) lebar jarak diantara kapal harus melebihi 0,1 x lebar kapal terbesar terminal tersebut dengan batas minimal selebar 15 meter. Disarankan panjang dermaga diantara 250m-350m dengan kedalaman 12-15 tergantung pada ukuran kapal.

Gambar 2.39 Penentuan Lebar Dermaga

(Sumber: Thorensen, 2008) Apron terminal petikemas biasanya lebih lebar dari terminal lain karena pada area ini akan ditempatkan berbagai peralatan bongkarmuat seperti gantry crane, rel-rel gantry, jalan truk trailer dan pengoperasian alat bongkar muat lainnya. Menurut Port Designer’s Handbook (Thorensen, 2008) ketentuan-ketentuan desain Apron adalah sebagai berikut:

Lebar apron diantara 15-50 m Jarak antara berthline dan rel crane lebih besar dari 2,5 m Lebar rel crane diantara 10 -35m Jarak apron dan stack penumpukan diantara 5-15m

Page 60: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 33

2.3.6.2 Yard Penentuan luas yard yang dibutuhkan secara umum membutuhkan data lalulintas petikemas yang masuk, peralatan yang digunakan serta tinggi stack yang dipilih. Luas lapangan ini juga harus diperhitungkan dengan baik agar luas total terminal petikemas tersebut bisa diutilisasikan dengan maksimal. Penentuan dari spesifikasi yard mengacu kepada peralatan dan area pelabuhan tersebut sehingga mempunyai spesifikasi yang berbeda-beda. Setelah kita mempunyai desain terminal dan menetapkan slot petikemasnya kita bisa memperoleh Annual Storage Capacity yang akan digunakan untuk desain gate dan peralatan yang dibutuhkan. Menurut Issue of Dwell Time to Optimize Terminal Capacity, (Filip Merckx ,2005) Annual Storage Capacity adalah sebagai berikut

(2.12) Dimana Storage Capacity = Total slot petikemas di pelabuhan tsb Dwell Time = Hari petikemas di Terminal (semakin rendah semakin baik, namun idealnya

biasanya adalah diantara 3-4 hari) Peak Factor = Faktor untuk keadaan puncak, disarankan menggunakan 1,2 2.3.6.3 Gate Penentuan desain gate yang dibutuhkan secara umum membutuhkan data lalulintas petikemas yang masuk. Gate ini juga harus diperhitungkan dengan baik agar kegiatan di petikemas tersebut bisa diutilisasikan dengan maksimal. Dengan menggunakan input kapasitas petikemas pertahun (annual storage capacity) maka kita bisa memperhitungkan desain gate yang dibutuhkan. 2.3.6.4 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam kegiatan bongkarmuat petikemas di pelabuhan mempunyai syarat tersendiri agar memenuhi keamanan dan produktivitas di lapangan. Menurut Port Designer’s Handbook (Thorensen, 2008) ketentuan-ketentuan tersebut adalah: a. Container Crane

Minimum jarak spreader ke tanah 30 m Outreach minimal 35 m dan backreach 15 m Rel CC diantara 16-35 m Clearance minimal CC 16 m Lebar maksimum tidak lebih dari 27,5 m Untuk menghitung kapasitas Throughput Container Crane digunakan formula sebagai berikut:

Annual CC. Throughput = 24 x 365 x Average output per Crane x no of crane xworking

berthtime ratio

(2.13) b. Rail Mounted Gantry Crane

Dibutuhkan sekitar 2 Rail Mounted Gantry Crane per Container-Crane Ketinggian stackingnya 4-6 Lebar stack 5-9 TEU

c. Truk

Page 61: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 34

Dibutuhkan sekitar 3-5 Truk per Container Crane Dibutuhkan tes lapangan untuk mengetahui secara pasti jumlah truk yang dibutuhkan oleh

terminal 2.4 Konsep dasar software AutoCAD

Dalam Tugas Akhir ini Program yang digunakan adalah software AutoCAD yang dikeluarkan oleh Autodesk, Inc. Autodesk, Inc adalah perusahaan multinasional Amerika yang berfokus pada desain software yang digunakan di arsitektur, engineering dan konstruksi bangunan. Autodesk didirikan di tahun 1982 oleh John Walker dan mempunyai kantor pusat di San Rafael, California.

Gambar 2.40 Cover software AutoCAD

(Sumber: http://our-daily.com/autocad-back-to-apple/1155/)

2.4.1 Pengenalan software AutoCAD AutoCAD adalah software keluaran perusahaan Autodesk, Inc yang berfokus pada desain software yang digunakan di arsitektur, engineering dan konstruksi bangunan. AutoCAD merupakan software yang bekerja dengan menggunakan teknologi Computer-aided design (CAD), atau kadang disebut sebagai Computer-aided design and drafting (CADD). Software CAD memberikan penggunanya keleluasaan untuk memasukan input-input data yang diterjemahkan kedalam software sebagai gambar dalam proses desain, drafting, atau manufaktur. AutoCAD itu sendiri bekerja dalam format file yang bernama DWG (.dwg). DWG ini adalah format yang digunakan untuk menyimpan dan mengolah data menjadi gambar 2 atau 3 dimensi. DWG merupakan format yang digunakan di berbagai software perencanaan desain, antara lain AutoCAD, IntelliCAD dan Caddie.

Page 62: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 35

Gambar 2.41 Contoh output AutoCAD

(Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/File:Schneckengetriebe.png) Dalam pendesainannya software CAD juga terkadang membutuhkan lebih dari hanya bentuk suatu objek, melainkan juga material, dimensi, dan informasi lainnya. Hal ini terutama dibutuhkan saat penggunanya menggunakan software tersebut untuk drafting manual suatu gambar engineering. CAD adalah sebuah software industru yang sangat penting dan digunakan dimana-mana, termasuk industry otomotif, pembangunan kapal, pesawat, arsitektur, medis (tangan buatan) dan lain—lain. Karena pentingnya software tersebut bagi ekonomi industri CAD adalah salah satu faktor utama dalam berkembangnya riset computational geometry dan computer graphics. 2.4.2 Versi dari AutoCAD yang digunakan dalam pekerjaan Versi dari AutoCAD yang digunakan dalam pengerjaan ini adalah AutoCAD 2010. Fitur-fitur yang baru di AutoCAD versi ini adalah: 1. Parametric Drawing yang dipermudah 2. Freeform Design tools 3. Support untuk format PDF 4. Pengiriman hasil drawing ke printer 3D 5. Pengeditan Dynamic Blocks yang dpermudah 6. Support untuk presentasi yang terintegrasi Adapun spesifikasi minimum komputer yang disarankan untuk penggunaan software tersebut akan dicantumkan di Gambar 2.53

Page 63: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 2- 36

Gambar 2.42 Spesifikasi komputer minimum AutoCAD 2010

(Sumber: http://usa.autodesk.com/autocad/system-requirements/)

Page 64: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 1

BAB 3 Profil dan Lalulintas

Pelabuhan Tanjung Priok

3.1 Profil dan Sejarah Singkat Pelabuhan Tanjung Priok adalah pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia yang terletak di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pelabuhan ini berfungsi sebagai pintu gerbang arus keluar masuk barang ekspor-impor maupun barang antar pulau.

Menurut website resmi pelabuhan Tanjung Priok, sesuai dengan Tatanan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 53 tahun 2002 Pelabuhan Nasional, berdasarkan perannya pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta merupakan Pelabuhan International Hub yang berfungsi sebagai tulang punggung pembangunan nasional, sehingga diprioritaskan pemerintah untuk terus dikembangkan agar bisa meningkatkan daya saing industri dan iklim investasi internasional

Gambar 3.1 Pelabuhan Tanjung Priok

Sejarah didirikannya Pelabuhan Tanjung Priok tidak bisa terlepas dari pelabuhan terkenal yang berada di sebelah baratnya yaitu Pelabuhan Sunda Kelapa. Pelabuhan Tanjung Priok dibangun karena sejak pertengahan 1630-an lumpur yang mengendap di muara Ciliwung merupakan problem bagi kapal-kapal untuk berlabuh di Pelabuhan Sunda Kelapa.

Lumpur makin menumpuk ketika terjadi gempa bumi 1699. Saat Terusan Suez dibuka dan hubungan laut makin ramai, Sunda Kelapa sudah tidak lagi dapat menampung kapal-kapal uap yang

Page 65: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 2

bobotnya jauh lebih besar untuk sandar. Maka dibangunlah Pelabuhan Tanjung Priok yang lokasinya 9 km dari Sunda Kelapa. Nama Tanjung Priok diambil dari nama salah satu habib penyebar agama islam pertama di daerah Jakarta Utara yang tewas akibat kapal karam

Gambar 3.2 Pelabuhan Tanjung Priok tempo dulu

Pada periode-periode awal Pemerintahan Republik Indonesia manajemen Pelabuhan Tanjung Priok dilakukan oleh Perusahaan Negara (PN) Pelabuhan 1s/d VIII, kemudian sempat manajemennya diganti oleh pemerintah menjadi BPP (Badan Pengusahaan Pelabuhan pada tahun 1969 dan pada tahun 1983 diganti namanya menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Pelabuhan.

Akhirnya dari periode 1992 – saat ini Status Perusahaan Umum (PERUM) Pelabuhan I sampai IV berubah PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I sampai IV sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 57 tahun 1991 tanggal 19 Oktober 1991.

Gambar 3.3 Kolam Pelabuhan Tanjung Priok tempo dulu

Page 66: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 3

PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II berkedudukan di Jakarta, memiliki wilayah operasi 10 propinsi dan mengelola 12 pelabuhan yang diusahakan, yaitu : Pelabuhan Tanjung Priok di Propinsi DKI Jakarta, Pelabuhan Teluk bayur di Propinsi Sumatera Barat, Pelabuhan Jambi di Propinsi Jambi, Pelabuhan Pelembang di Propinsi Sumatera Selatan, Pelabuhan Bengkulu di Propinsi Bengkulu, Pelabuhan Panjang di Propinsi Lampung, Pelabuhan Tanjung Pandan dan Pelabuhan Pangkal Balam di Propinsi Bangka Belitung, Pelabuhan Banten di Propinsi Banten, Pelabuhan Sunda Kelapa di Propnsi DKI Jakarta, Pelabuhan Cirebon di Propinsi Jawa Barat dan Pelabuhan Pontianak di Propinsi Kalimantan Barat. 3.2 Fakta-Fakta Pelabuhan Tanjung Priok Dalam pembahasan Pelabuhan Tanjung Priok kita akan membahas fakta-fakta yang tersedia di pelabuhan berdasarkan luas daratan, panjang pelabuhan, kolam pelabuhan, alur pelayaran, dan gudang-gudang. Dalam hal ini dilakukan konfirmasi perbandingan fakta pelabuhan yang tersedia di website pelabuhan tanjung priok dengan plot AutoCAD yang dibuat oleh penulis. 3.2.1 Luas Daratan Seperti yang terlihat di gambar 3.4 didapat luas daratan yang digambarkan dengan warna hijau. Luas daratan sesuai website priokport: 604 Ha Luas daratan sesuai AutoCAD: 600 Ha

Gambar 3.4 Layout eksisting luas daratan Pelabuhan Tanjung Priok

Page 67: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 4

3.2.2 Panjang Pelabuhan Dermaga yang terdapat di pelabuhan Tanjung Priok terdiri dari 2 macam, yaitu dermaga yang dikelola sendiri oleh Pelindo II dan dermaga yang dikelola oleh pihak selain pelindo. Dermaga yang tidak dikelola sendiri oleh pihak Pelindo II disebut dengan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS). Dalam pengoperasiannya sendiri dermaga-dermaga di Pelabuhan Tanjung Priok dikelola (untuk dermaga yang dikelola Pelindo) dan berada dibaah pengawasan (untuk DUKS) oleh 3 Terminal Operator. Terminal Operator tersebut merupakan Terminal Operator 1 (TO1) di dermaga Pelabuhan Tanjung Priok sebelah Barat, Terminal Operator 2 (TO2) untuk dermaga Pelabuhan Tanjung Priok bagian tengah, dan Terminal Operator 3 (TO3) dermaga Pelabuhan Tanjung Priok sebelah Timur. Panjang Dermaga yang diusahakan di Pelabuhan Tanjung Priok sesuai website priokport sepanjang 17507.15 m 3.2.3 Luas Kolam Pelabuhan Seperti yang terlihat di gambar 3.5 didapat luas kolam pelabuhan yang digambarkan dengan warna biru tua. Luas daratan sesuai website priokport: Luas Kolam sesuai website priokport: 424 Ha Luas Kolam sesuai AutoCAD: 496,434 Ha

Gambar 3.5 Layout eksisting luas kolam Pelabuhan Tanjung Priok

Page 68: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 5

3.2.4 Alur Pelayaran Pelabuhan Seperti yang terlihat di gambar 3.6 didapat alur pelayaran pelabuhan yang digambarkan dengan warna biru muda. Alur pelayaran sesuai website priokport: 16,853 km Alur pelayaran sesuai AutoCAD: 17,055 km

Gambar 3.6 Layout eksisting alur pelayaran Pelabuhan Tanjung Priok 3.2.5 Gudang Gudang dan fasilitas penyimpanan di Pelabuhan Tanjung Priok dikelompokkan sebagai gudang umum, gudang barang berbahaya, lapangan umum, gudang CFS, lapangan petikemas dan lapangan penumpukan mobil dengan rincian sebagai berikut: Gudang Umum : 101972,27 m2 (21 unit) Barang berbahaya : 10260 m2 (6 unit) Lapangan Umum : 361627,2 m2 (62 unit) Gudang CFS : 16447,14 (2 unit) Lapangan Petikemas : 156,7 Ha (3 unit) Penumpukan Mobil : 5 Ha (1 unit) 3.3 Pembagian Kegiatan Pelabuhan Kegiatan di Pelabuhan Tanjung Priok secara garis besar dapat dibedakan menjadi 5 kegiatan, yaitu fasilitas bongkar muat konvensional, petikemas internasional, curah cair, curah kering, dan transportasi penumpang.

Page 69: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 6

3.3.1 Fasilitas Bongkar Muat Konvensional Fasilitas ini melayani bongkar muat general cargo, curah cair/kering dan petikemas antar pulau. Pengelolaannya dilakukan oleh PT.Pelindo II. Luas areal pelayanan kargo konvensional yang berada di Pelabuhan Tanjung Priok sesuai plot AutoCAD seluas 1.289.558 m2 atau 128,95 Ha

Gambar 3.7 Layout eksisting fasilitas pelayanan kargo konvensional Pelabuhan Tanjung Priok

Page 70: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 7

3.3.2 Fasilitas Bongkar Muat Petikemas Internasional Fasilitas ini khusus melayani kegiatan bongkar muat petikemas internasional. Pengelolaan fasilitas ini berada dibawah PT.Jakarta International Container Terminal (JITC,) Terminal Petikemas Koja, PT Multi Terminal Indonesia (MTI) dan PT Mustika Alam Lestari (MAL). Luas areal pelayanan petikemas internasional yang berada di Pelabuhan Tanjung Priok sesuai plot AutoCAD seluas 1.437.516 m2 atau 143,75 Ha

Gambar 3.8 Layout eksisting fasilitas pelayanan petikemas internasional Pelabuhan Tanjung Priok

Page 71: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 8

3.3.3 Fasilitas Bongkar Muat Curah Cair Fasilitas ini khusus melayani kegiatan bongkar muat curah cair. Pengelolaan dibawah manajemen cabang Pelabuhan Tanjung Priok bekerjasama dengan Pt. Dharma Karya Perdana (DKP) dan dermaga PT.Pertamina dikelola sendiri oleh PT.Pertamina. Luas areal pelayanan curah cair yang berada di Pelabuhan Tanjung Priok sesuai plot AutoCAD seluas 562.339 m2 atau 56,23 Ha

Gambar 3.9 Layout eksisting fasilitas pelayanan petikemas internasional Pelabuhan Tanjung Priok

Page 72: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 9

3.3.4 Fasilitas Bongkar Muat Curah Kering Fasilitas ini khusus melayani kegiatan bongkar muat curah kering. Pengelolaan dibawah Manajemen Pelindo II bekerja sama dengan PT.MTI dan PT.Semen Padang (untuk curah semen dan batubara). Bekerjasama dengan PT.Bogasari dan PT.Sarpindo (untuk curah kering pangan). Luas areal pelayanan curah kering yang berada di Pelabuhan Tanjung Priok sesuai plot AutoCAD seluas 756.212 m2 atau 75,62 Ha

Gambar 3.10 Layout eksisting fasilitas pelayanan curah kering Pelabuhan Tanjung Priok

Page 73: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 10

3.3.5 Fasilitas Bongkar Muat Mobil Fasilitas ini khusus melayani kegiatan bongkar muat mobil. Pengelolaan dari fasilitas pelayanan bongkar muat mobil ini berada dibawah Manajemen Pelindo II. Luas areal pelayanan bongkar muat yang berada di Pelabuhan Tanjung Priok sesuai plot AutoCAD seluas 78.031 m2 atau 78,03 Ha

Gambar 3.11 Layout eksisting fasilitas pelayanan bongkar muat mobil Pelabuhan Tanjung Priok

Page 74: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 11

3.3.6 Fasilitas Transportasi Penumpang Fasilitas ini khusus melayani kegiatan transportasi penumpang. Pengelolaan dibawah manajemen cabang Pelabuhan Tanjung Priok. Luas areal pelayanan transportasi penumpang yang berada di Pelabuhan Tanjung Priok sesuai plot AutoCAD seluas 51.115 m2 atau 51,11 Ha

Gambar 3.12 Layout eksisting fasilitas pelayanan transportasi penumpang Pelabuhan Tanjung Priok

3.4 Lalulintas Pelabuhan Lalulintas di Pelabuhan Tanjung Priok akan dibedakan menjadi 3 yaitu lalulintas kunjungan kapal, kargo, dan penumpang. Lalulintas kargo akan dibedakan menjadi 6 yaitu lalulintas general cargo, bag cargo, petikemas, curah cair, curah kering dan mobil. Lalulintas dari kargo petikemas tidak akan dibahas disini karena akan dibahas secara lebih spesifik pada bab 4. 3.4.1 Lalulintas Kunjungan Kapal Dari gambar 3.13 dan gambar 3.14 dapat dilihat bahwa walaupun dari segi lalulintas kapal berdasarkan unit terlihat relatif tetap dari tahun ke tahun namun dari segi Ton kargo terdapat kenaikan yang cukup konstan.

Tabel 3.1 Kunjungan Kapal Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010

Page 75: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 12

Gambar 3.13 Grafik kunjungan kapal Pelabuhan Tanjung Priok periode 2004-2010 (Ton)

Gambar 3.14 Grafik kunjungan kapal Pelabuhan Tanjung Priok periode 2004-2010 (Unit)

3.4.2 Lalulintas Kargo Barang Lalulintas kargo akan dibedakan menjadi 6 yaitu lalulintas general cargo, bag cargo, petikemas, curah cair, curah kering dan mobil. Lalulintas dari kargo petikemas tidak akan dibahas disini karena akan dibahas secara lebih spesifik pada bab 4

3.4.2.1 Lalulintas General Cargo Dari gambar 3.15 dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun lalulintas dari general cargo selalu meningkat dengan kenaikan yang cukup konstan.

Tabel 3.2 Lalulintas general cargo Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010

Page 76: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 13

Gambar 3.15 Grafik Lalulintas general cargo Pelabuhan Tanjung Priok periode 2004-2010 (Ton)

3.4.2.2 Lalulintas Bag Cargo Dari gambar dan gambar 3.16 dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun lalulintas dari bag cargo cenderung tetap, bahkan mengalami kecenderungan untuk turun. Salah satu penyebab penurunan ini adalah sebagian pengguna jasa bag cargo mulai mengalihkan kemasan barangnya menjadi menggunakan petikemas, karena petikemas mempermudah dan mempercepat proses bongkarmuat di lapangan.

Tabel 3.3 Lalulintas bag cargo Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010

Page 77: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 14

Gambar 3.16 Grafik Lalulintas bag cargo Pelabuhan Tanjung Priok periode 2004-2010 (Ton)

3.4.2.3 Lalulintas Petikemas Lalulintas dari kargo petikemas tidak akan dibahas di bab ini karena akan dibahas secara lebih spesifik di bab 4. 3.4.2.4 Lalulintas Curah Cair Dari gambar dan gambar 3.17 dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun lalulintas dari curah cair mengalami kecenderungan untuk turun.

Tabel 3.4 Lalulintas kargo curah cair Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010

Gambar 3.17 Grafik Lalulintas curah cair Pelabuhan Tanjung Priok periode 2004-2010 (Ton)

Page 78: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 15

3.4.2.5 Lalulintas Curah Kering Dari gambar dan gambar 3.18 dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun lalulintas dari curah kering mengalami kecenderungan tetap. Bahkan dalam 3 tahun terakhir ini cenderung mengalami penurunan.

Tabel 3.5 Lalulintas kargo curah kering Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010

Gambar 3.18 Grafik Lalulintas curah kering Pelabuhan Tanjung Priok periode 2004-2010 (Ton)

3.4.2.6 Lalulintas Mobil Dari gambar dan gambar 3.19 dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun lalulintas dari bongkarmuat mobil mengalami kecenderungan untuk naik dengan cukup signifikan.

Tabel 3.6 Lalulintas bongkar muat mobil Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010

Page 79: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 16

Gambar 3.19 Grafik Lalulintas bongkar muat mobil Pelabuhan Tanjung Priok periode 2004-2010

(Ton)

3.4.3 Lalulintas Penumpang Dari gambar dan gambar 3.20 dan gambar 3.21 dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun lalulintas dari transportasi penumpang mengalami kecenderungan untuk terus turun dengan cukup signifikan.

Tabel 3.7 Lalulintas transportasi penumpang Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010

Page 80: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 17

Gambar 3.20 Grafik Lalulintas embarkasi dan debarkasi Pelabuhan Tanjung Priok periode 2004-2010 (org)

Gambar 3.21 Grafik lalulintas penumpang total Pelabuhan Tanjung Priok periode 2004-2010 (org)

3.5 Proyeksi Lalulintas Pelabuhan Proyeksi lalulintas di Pelabuhan Tanjung Priok akan dibedakan menjadi 3 yaitu lalulintas kunjungan kapal, kargo, dan penumpang. Lalulintas kargo akan dibedakan menjadi 6 yaitu lalulintas general cargo, bag cargo, petikemas, curah cair, curah kering dan mobil. Dalam proyeksi ini dengan memperhitungkan trend beberapa tahun terakhir penulis menggunakan metoda regresi linier untuk memperkirakan lalulintas dimasa depan. Proyeksi lalulintas dari kargo petikemas tidak akan dibahas disini karena akan dibahas secara lebih spesifik pada bab 4. 3.5.1 Proyeksi Lalulintas Kunjungan Kapal Berdasarkan trend lalu lintas beberapa tahun terakhir diperkirakan lalulintas kunjungan kapal akan terus meningkat selama 10 tahun kedepan dan mencapai angka sekitar 19.154 unit kapal dalam setahun di akhir tahun 2020.

Tabel 3.8 Proyeksi lalulintas kunjungan kapal Pelabuhan Tanjung Priok

Page 81: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 18

Gambar 3.22 Grafik proyeksi kunjungan kapal Pelabuhan Tanjung Priok (unit)

Gambar 3.23 Grafik proyeksi kunjungan kapal Pelabuhan Tanjung Priok (GT)

3.5.2 Proyeksi Lalulintas Kargo Barang Lalulintas kargo akan dibedakan menjadi 6 yaitu lalulintas general cargo, bag cargo, petikemas, curah cair, curah kering dan mobil. Proyeksi alulintas dari kargo petikemas tidak akan dibahas disini karena akan dibahas secara lebih spesifik pada bab 4. 3.5.2.1 Proyeksi Lalulintas General Cargo Berdasarkan trend lalu lintas beberapa tahun terakhir diperkirakan lalulintas general cargo akan terus meningkat selama 10 tahun kedepan dan mencapai angka sekitar 20.333.029 ton dalam setahun di akhir tahun 2020.

Tabel 3.9 Proyeksi lalulintas general cargo Pelabuhan Tanjung Priok

Page 82: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 19

\

Gambar 3.24 Grafik proyeksi lalulintas general cargo Pelabuhan Tanjung Priok (Ton)

3.5.2.2 Proyeksi Lalulintas Bag Cargo Berdasarkan trend lalu lintas beberapa tahun terakhir diperkirakan lalulintas bag cargo akan cenderung stabil selama 10 tahun kedepan dan mencapai angka sekitar 1.196.751 ton dalam setahun di akhir tahun 2020.

Tabel 3.10 Proyeksi lalulintas bag cargo Pelabuhan Tanjung Priok

Page 83: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 20

Gambar 3.25 Grafik proyeksi lalulintas bag cargo Pelabuhan Tanjung Priok (Ton)

3.5.2.3 Proyeksi Lalulintas Curah Cair Berdasarkan trend lalu lintas beberapa tahun terakhir diperkirakan lalulintas curah cair akan terus menurun selama 10 tahun kedepan dan mencapai angka sekitar 3.505.212 ton dalam setahun di akhir tahun 2020.

Tabel 3.11 Proyeksi lalulintas kargo curah cair Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010

Gambar 3.26 Grafik proyeksi lalulintas kargo curah cair Pelabuhan Tanjung Priok (Ton)

3.5.2.4 Proyeksi Lalulintas Curah Kering

Page 84: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 21

Berdasarkan trend lalu lintas beberapa tahun terakhir diperkirakan lalulintas curah kering akan terus meningkat selama 10 tahun kedepan dan mencapai angka sekitar 13.964.007 ton dalam setahun di akhir tahun 2020.

Tabel 3.12 Proyeksi lalulintas kargo curah kering Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010

Gambar 3.27 Grafik proyeksi lalulintas kargo curah kering Pelabuhan Tanjung Priok (Ton)

3.5.2.5 Proyeksi Lalulintas Bongkar Muat Mobil Berdasarkan trend lalu lintas beberapa tahun terakhir diperkirakan lalulintas bongkar muat mobil akan terus meningkat selama 10 tahun kedepan dan mencapai angka sekitar 336.452 unit dalam setahun di akhir tahun 2020.

Tabel 3.13 Proyeksi lalulintas bongkar muat mobil Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010

Page 85: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 22

Gambar 3.28 Grafik proyeksi lalulintas bongkar muat mobil Pelabuhan Tanjung Priok (unit)

3.5.3 Proyeksi Lalulintas Penumpang Berdasarkan trend lalu lintas beberapa tahun terakhir diperkirakan lalulintas penumpang akan terus menurun selama 10 tahun kedepan dan mencapai angka sekitar 211.124 orang dalam setahun di akhir tahun 2020.

Tabel 3.14 Proyeksi lalulintas penumpang Pelabuhan Tanjung Priok 2004-2010

Page 86: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 23

Gambar 3.29 Grafik proyeksi lalulintas embarkasi penumpang Pelabuhan Tanjung Priok (orang)

Gambar 3.30 Grafik proyeksi lalulintas debarkasi penumpang Pelabuhan Tanjung Priok (orang)

Page 87: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 3- 24

Gambar 3.31 Grafik proyeksi lalulintasi penumpang total Pelabuhan Tanjung Priok (orang)

Page 88: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 1

BAB 4 Pelayanan Petikemas

Pelabuhan Tanjung Priok

4.1 Pembagian Pelayanan Petikemas Pelayanan bongkarmuat petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu jasa pelayanan kargo yang lalulintasnya selalu bertambah dengan pesat dari tahun ke tahun. Seiring berjalannya waktu pelayanan jasa petikemas di Tanjung Priok semakin diutamakan dan areal untuk pelayanan jasanya selalu ditingkatkan untuk mengimbangi kebutuhan pasar. Fasilitas pelayanan bongkar muat Petikemas di Tanjung Priok dilayani oleh 5 perusahaan, yaitu:

PT. Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) PT. Jakarta International Container Terminal

TPK Koja PT. Mustika Alam Lestari (MAL) PT. Multi Terminal Indonesia (MTI)

Selama ini JICT dan TPK KOJA merupakan pemain terdepan dalam pelayanan jasa bongkar muat petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok, hal ini bisa dilihat dari lalulintas pelayanan petikemas yang didominasi oleh 2 perusahaan tersebut. Seiring berjalannya waktu pihak Pelindo II berusaha perlahan-lahan untuk masuk ke bidang jasa petikemas untuk mengimbangi permintaan pasar untuk pelayanan jasa petikemas yang selalu naik dari tahun ke tahun. Kelima perusahaan yang bergerak dalam pelayanan jasa bongkar muat petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok selanjutnya akan dijelaskan secara singkat satu-persatu. 4.1.1 PT. Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II)

Gambar 4.1 Logo PT. Pelabuhan Indonesia II

(Sumber: http://www.priokport.co.id/index.php)

PT. Pelindo II adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan. Sejak tahun 1960 pengelolaan pelabuhan di Indonesia dilaksanakan oleh pemerintah melalui Perusahaan Negara (PN) sampai dengan VIII. Kemudian dalam perkembangannya, pada tahun 1964 aspek operasional Pelabuhan dikoordinasikan oleh lembaga

Page 89: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 2

pemerintah yang disebut Otoritas Pelabuhan (Port Authority) , sedangkan aspek komersial tetap dibawah pengelolaan PN Pelabuhan I sampai dengan VIII. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1969, pengelolaan pelabuhan umum dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP). Pada tahun 1983, BPP diubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Pelabuhan yang hanya mengelola pelabuhan umum yang diusahakan, sedangkan pengelolaan pelabuhan umum yang tidak diusahakan dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. PERUM Pelabuhan dibagi menjadi 4 wilayah operasi yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 1983. Status PERUM ini kemudian dirubah lagi menjadi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I sampai IV pada tahun 1992 sampai saat ini. PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II, sebagian salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola jasa kepelabuhanan di Indonesia, didirikan pada tanggal 1 Desember 1992 sesuai Akta Pndirian Perusahaan Nomor 3 oleh Notaris Imas Fatimah, serta akta perubahannya Nomor tanggal 5 Mei 1998 oleh Notaris Imas Fatimah Sarjana Hukum. Kantor Pusat PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II berkedudukan di Jakarta, memiliki wilayah operasi di 10 propinsi dan mengelola 12 pelabuhan yang diusahakan, yaitu : Pelabuhan Teluk Bayur di Propinsi Sumatera Barat, Pelabuhan Jambi di Propinsi Jambi, Pelabuhan Palembang di Propinsi Sumatera Selatan, Pelabuhan Bengkulu di Propinsi Bengkulu, Pelabuhan Panjang di propinsi Lampung, Pelabuhan Tanjung Pandan dan Pelabuhan Pangkal Balam di Propinsi Bangka Belitung, Pelabuhan Banten di Propinsi Banten, Pelabuhan Tanjung Priok dan Sunda Kelapa di Propinsi DKI Jakarta, Pelabuhan Cirebon di Propinsi Jawa Barat dan Pelabuhan Pontianak di Propinsi Kalimantan Barat. Dalam pengoperasiannya di Pelabuhan Tanjung Priok, Pelindo II membagi wilayah pengoperasian terminalnya menjadi 3 bagian, yaitu Terminal Operator 1, 2 dan 3 yang masing masing memiliki wilayah operasinya sendiri beserta DUKS (Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri) yang berada dibawah pengawasan Terminal Operator masing-masing.

Gambar 4.2 Pelabuhan Tanjung Priok (Annual report pelindo)

(Sumber: Annual Report 2008, Pelindo II)

Page 90: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 3

4.1.2 PT. Jakarta International Container Terminal

Gambar 4.3 Logo Jakarta International Container Terminal (JICT)

(Sumber: http://www.jict.co.id/) PT Jakarta International Container Terminal (PT JICT) yang didirikan pada 1 April 1999 merupakan perusahaan yang melaksanakan kegiatan pelayanan bongkar muat petikemas ekspor/impor maupun petikemas transhipment di Pelabuhan Tanjung Priok. Perusahaan ini merupakan afiliasi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II dengan kepemilikan saham 48,9%, HPH Hutchinson Port Holdings memiliki saham sebesar 51%, dan Koperasi Pegawai Maritim sebesar 0,1%.

Pada saat berdirinya tahun 1999, PT JICT mampu menangani 1,8 juta TEUs. Kapasitas ini kemudian ditingkatkan secara bertahap menjadi 2,1 juta TEUs dan saat ini mencapai 2,4 Juta TEUs. Dengan demikian PT JICT merupakan terminal petikemas terbesar dan tersibuk di Indonesia. Untuk menunjang kinerja pelayanan bongkar muat PT JICT dilengkapi sarana dan prasaranya yang cukup memadai.

Fasilitas Utama Lokasi : DKI Jakarta Letak : 06 06/ 00″ LS, 106 53/ 00″ BT

Fasilitas Pelayanan Kapal Panjang Dermaga : 2.220 m Kedalaman Alur : -14 mLWS Kedalaman Kolam : -8,5 sampai -12 mLWS

Fasilitas Pelayanan Barang Lapangan Petikemas : 46.140 m2

Alat Mekanis Container Crane : 18 Unit Transtainer : 51 Unit Spreader : 76 unit Top Loader : 3 Unit Diesel Forklift : 26 Unit Chasis : 145 Unit Head Truck : 116 Unit

Page 91: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 4

Gambar 4.3 Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT)

(Sumber: Annual Report 2008, Pelindo II)

4.1.3 TPK KOJA

Gambar 4.4 Logo TPK KOJA

(Sumber: http://www.tpkkoja.co.id/)

Terminal Petikemas (TPK) Koja merupakan manajemen kerjasama operasi antara PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II (52,12%) dengan PT Ocean Terminal Petikemas (47,88%), yang beroperasi sejak tahun 1998. Dalam operasinya TPK KOJA merupakan salah satu ujung tombak pelayanan jasa bongkarmuat petikeas di Pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini bisa dilihat dari persentasi pelayannya yang mencapai 19% dari seluruh lalulintas petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok. Fasilitas Utama Lokasi : DKI Jakarta Letak : 06 06′ 00″ LS, 106 53′ 00″ BT

Fasilitas Pelayanan Kapal Panjang Dermaga : 650 m Kedalaman Alur : -14 mLWS Kedalaman Kolam : -14 mLWS

Fasilitas Pelayanan Barang Lapangan Petikemas : 21.800 m2

Page 92: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 5

Alat Mekanis Container Crane : 6 Unit Transtainer : 21 unit Super Stacker : 1 Unit Spreader : 28 unit Chasis : 49 Unit Head Truck : 40 Unit

Gambar 4.5 Dermaga TPK KOJA

(Sumber: Annual Report 2008, Pelindo II)

4.1.4 PT. Mustika Alam Lestari (MAL)

Gambar 4.6 Logo PT. Mustika Alam Lestari (MAL) (Sumber: http://www.malt300.com/index2.php)

PT Mustika Alam Lestari (MAL) adalah perusahaan yang terpilih menjadi mitra PT Multi Terminal Indonesia (MTI) dalam pengoperasian Dermaga dan Lapangan Penumpukan 214 dan 300 sebagai terminal "multipurpose" di pelabuhan Tanjung Priok. Kepemilikan saham PT MAL dikuasai oleh Pelindo II (99%) dan Koperasi Pegawai Maritim sebesar (1%)

Page 93: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 6

Gambar 4.7 Dermaga PT. Mustika Alam Lestari (MAL)

(Sumber: http://www.facebook.com/pages/PT-Mustika-Alam-Lestari/122612981145664) 4.1.5 PT. Multi Terminal Indonesia (MTI)

Gambar 4.8 Logo PT. Multi Terminal Indonesia (MTI)

(Sumber: http://www.multiterminal.co.id/mti/media.php?module=home)

PT Multi Terminal Indonesia (PT MTI) merupakan anak perusahaan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II yang bergerak di bidang pelayanan jasa bongkar muat barang, petikemas, dan pergudangan. Perusahaan yang didirikan pada tanggal 15 Februari 2002 ini dimiliki oleh PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II dengan saham sebesar 99,17% dan Koperasi Pegawai Maritim sebesar 0,83%. Dalam mendukung kinerja pelayanannya PT MTI dilengkapi sarana dan prasarana modern untuk mengantisipasi perkembangan bisnis logistic modern dewasa ini. Fasilitas Utama Lokasi : DKI Jakarta Letak : 06 06/ 00″ LS, 106 53/ 00″ BT Fasilitas Pelayanan Kapal Panjang Dermaga : 1.178 m Kedalaman Alur : -14 mLWS Kedalaman Kolam : -7 sampai -12 mLWS

Fasilitas Pelayanan Barang Lapangan Petikemas : 40.637 m2 Lapangan Penumpukan : 90.519 m2 Gudang : 30.390 m2

Page 94: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 7

Alat Mekanis Container Crane : 2 Unit Transtainer : 9 Unit Top Loader : 4 Unit Spreader : 2 Unit Chasis : 18 unit Side Loader : 1 Unit Head Truck : 16 Unit

Gambar 4.9 Lapangan Petikemas PT. Multi Terminal Indonesia (MTI)

(Sumber: http://www.multiterminal.co.id/mti/media.php?module=home) 4.2 Prosedur Bongkarmuat Petikemas Internasional Dalam kegiatan bongkarmuat petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok, terdapat beberapa prosedur yang harus dijalani sebelum barang tersebut bisa dimuat/dibongkar dari kapal. 4.2.1 Prosedur Import Bongkarmuat Petikemas Prosedur yang dilakukan pada kegiatan bongkarmuat Import petikemas Internasional di Pelabuhan Tanjung Priok terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pembongkaran dari kapal Pada tahap ini petikemas yang ada di kapal akan diangkut dengan menggunakan crane yang berada di dermaga untuk langsung dipindahkan keatas truk yang sudah menunggu. Dalam tahap ini pihak dari kapal akan menunjukkan Kartu Impor (K.I) kepada pihak pelabuhan.

Page 95: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 8

Gambar 4.10 Pembongkaran dari kapal

(Sumber: Dokumentasi Sendiri)

Gambar 4.11 Transfer Ke Truk (Sumber: Dokumentasi Sendiri)

2. Transfer ke lapangan (Trucking) Pada tahap ini truk yang sudah dimuati oleh petikemas akan menuju lapangan petikemas menggunakan rute yang sudah disediakan.

Page 96: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 9

Gambar 4.12 Transfer ke lapangan

(Sumber: Dokumentasi Sendiri)

3. Lift off di lapangan petikemas (Container Yard) Pada tahap ini truk milik terminal yang membawa petikemas akan membawa petikemas tersebut menuju slot tumpukan petikemas yang sudah ditentukan oleh pihak Terminal 3 untuk kemudian petikemas tersebut akan diangkat dengan crane/stacker yang tersedia di lapangan tersebut untuk ditumpuk.

Gambar 4.13 Lift off

(Sumber: Dokumentasi Sendiri)

4. Penerbitan SPPB Pada tahap ini pihak importir akan mengurus penerbitan Surat Persetujuan Penyerahan Barang (SPPB) di loket Bea Cukai. Sebelum SPPB dikeluarkan pihak importir harus

Page 97: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 10

menyerahkan bukti pembayaran dan manifest Pemberitahuan Impor Barang (PIB) terlebih dahulu.

Gambar 4.14 Loket Bea Cukai

(Sumber: Dokumentasi Sendiri)

5. Penerbitan SP2 Pada tahap ini pihak importir akan mengurus penerbitan Surat Penyerahan Petikemas (SP2) di loket Terminal. Sebelum SP2 dikeluarkan pihak importir harus menyerahkan bukti pembayaran dan manifest Pemberitahuan Impor Barang (PIB) terlebih dahulu.

Gambar 4.15 Loket Terminal

(Sumber: Dokumentasi Sendiri)

6. Lift on di lapangan petikemas (Container Yard)

Page 98: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 11

Pada tahap ini truk kosong dari pihak importir akan menuju lapangan petikemas kemudian menuju slot tumpukan petikemas yang sudah ditentukan oleh pihak Terminal 3 untuk kemudian petikemas tersebut akan diangkat dengan crane/stacker yang tersedia di lapangan tersebut untuk ditaruh diatas truk tersebut.

Gambar 4.16 Lift on

(Sumber: Dokumentasi Sendiri)

7. Pemeriksaan Gate Out Pada tahap ini truk yang sudah dimuat oleh petikemas akan berjalan menuju gate out untuk kemudian dicek kelengkapan suratnya oleh pihak pelabuhan. Dalam tahap ini pihak importir akan diminta menunjukkan surat SPPB dan SP2 sebelum dibolehkan untuk keluar.

Gambar 4.17 Gate in/out

(Sumber: Dokumentasi Sendiri)

Page 99: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 12

4.2.2 Prosedur Eksport Bongkarmuat Petikemas Prosedur yang dilakukan pada kegiatan bongkarmuat Eksport petikemas Internasional di Pelabuhan Tanjung Priok terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

1. Transportasi Dengan Truk Pada tahap ini pihak eksportir akan membawa petikemas yang ingin dimuat kedalam kapal dengan menggunakan truk miliknya/jasa pelayanan pengantaran petikemas menuju terminal.

Gambar 4.18 Transportasi Truk

(Sumber: http://www.bappenasnews.com/index.php/365-pembatasan-truk-dipermanenkan)

2. Penerbitan Kartu Stack (KS) Pada tahap ini pihak eksportir akan mengurus penerbitan Kartu Stack (KS) di loket Terminal. Sebelum SP2 dikeluarkan pihak importir harus terlebih dahulu menyerahkan bukti pembayaran, surat Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan Nomor Pemberitahuan Ekspor (NPE) terlebih dahulu.

Page 100: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 13

Gambar 4.19 Loket Terminal

(Sumber: Dokumentasi Sendiri)

Gambar 4.20 Loket Bea Cukai

(Sumber: Dokumentasi Sendiri)

3. Pemeriksaan oleh Pelabuhan Pada tahap ini truk milik pihak eksportir akan melalui Gate untuk kemudian dicek kelengkapan surat dan kargo bawaannya. Surat yang akan diperiksa disini adalah Kartu Stack, surat Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan Nomor Pemberitahuan Ekspor (NPE).

Page 101: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 14

Gambar 4.21 Gate in/out

(Sumber: Dokumentasi Sendiri)

4. Lift off di lapangan petikemas Pada tahap ini truk milik eksportir yang membawa petikemas akan membawa petikemas tersebut menuju slot tumpukan petikemas yang sudah ditentukan oleh pihak Terminal 3 untuk kemudian petikemas tersebut akan diangkat dengan crane/stacker yang tersedia di lapangan tersebut untuk ditumpuk.

Gambar 4.22 Lift off

(Sumber: Dokumentasi Sendiri)

5. Lift on dari lapangan petikemas Pada tahap ini truk kosong dari pihak terminal akan menuju ke lapangan petikemas kemudian menuju slot tumpukan petikemas yang sudah ditentukan oleh pihak Terminal 3

Page 102: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 15

untuk kemudian petikemas tersebut akan diangkat dengan crane/stacker yang tersedia di lapangan tersebut untuk ditaruh diatas truk tersebut.

Gambar 4.23 Lift on

(Sumber: Dokumentasi Sendiri)

6. Transfer ke dermaga (Trucking) Pada tahap ini truk yang sudah dimuati oleh petikemas akan menuju dermaga menggunakan rute yang sudah disediakan.

Gambar 4.24 Transfer ke Dermaga

(Sumber: Dokumentasi Sendiri)

7. Pemuatan ke kapal

Page 103: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 16

Pada tahap ini truk yang membawa petikemas dari lapangan petikemas akan menuju dermaga untuk kemudian petikemas tersebut diangkat dengan menggunakan crane keatas kapal di slot yang sudah ditentukan. Pada tahap ini akan dicek kelengkapan surat ekspor kargo tsb.

Gambar 4.25 Pemuatan ke kapal (Sumber: Dokumentasi Sendiri)

4.3 Lalulintas Petikemas Lalu lintas petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok terdiri dari total antara 5 perusahaan bongkar muat petikemas yang telah disebutkan diatas yaitu PT.Pelindo II, PT. JICT, TPK Koja, PT.MTI dan PT.MAL. 4.3.1 Lalulintas Petikemas Total Dalam perhitungan lalulintas petikemas yang disajikan PT. Mustika Alam Lestari dan PT. Multi Terminal Indonesia (MTI) akan tergabung dalam lalulintas PT.Pelindo. Dari gambar 4.25 dan gambar 4.26 dapat dilihat bahwa walaupun dari segi lalulintas petikemas berdasarkan Ton terlihat turun dari tahun ke tahun namun dari segi TEU terdapat kenaikan yang cukup konstan.

Tabel 4.1 Lalulintas Total Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok

Page 104: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 17

Gambar 4.26 Grafik Lalulintas petikemas Pelabuhan Tanjung periode 2004-2010 (TEU)

Gambar 4.27 Grafik Lalulintas petikemas Pelabuhan Tanjung periode 2004-2010 (Box)

4.3.2 Lalulintas Petikemas Berdasarkan Tempat Pelayanannya Lalulintas petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok dapat dapat dipilah berdasarkan tempat pelayanannya. Dari Tabel 4.2 bisa dilihat TEU dan BOX petikemas yang dilayani pihak penyedia jasa tersebut dari tahun ke tahun. Dari gambar 4.26 dapat kita lihat bahwa petikemas yang dilayani oleh JICT dan TPK KOJA dari tahun ke tahun walaupun merupakan yang paling besar namun tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini terjadi akibat kapasitas yang dimiliki hampir mencapai

Page 105: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 18

titik maksimal. Sebaliknya bila dilihat dari lalulintas 6 tahun terakhir ini terlihat lalulintas petikemas yang dilayani oleh Pelindo II mengalami kenaikan yang cukup tinggi jika dibandingkan tempat pelayanan jasa lainnya. Dalam tabel 4.2 lalulintas JICT tahun 2007 sampai 2010 didapatkan dengan proyeksi karena penulis kesulitan mendapat data tersebut.

Tabel 4.2 Lalulintas Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok Sesuai Tempat Pelayanan

Gambar 4.28 Grafik Lalulintas Total petikemas Pelabuhan Tanjung sesuai tempat pelayanannya

periode 2004-2010 Apabila kita tinjau dari total TEU yang telah dilayani oleh penyedia jasa bongkar muat tersebut selama 6 tahun terakhir, seperti kita lihat pada gambar 4.27 JICT merupakan pihak penyedia jasa yang paling banyak mendapat bagian lalulintas petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok dengan 44% dari seluruh total lalulintas. Di peringkat kedua dan ketiga masing-masing adalah Pelindo II dan TPK KOJA dengan 37% dan 19%.

Tabel 4.3 Lalulintas Total Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok Sesuai Tempat Pelayanan periode 2004-2010

Page 106: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 19

Gambar 4.29 Grafik Pie Lalulintas Total petikemas Pelabuhan Tanjung sesuai tempat pelayanannya

periode 2004-2010

4.4 Proyeksi Petikemas Untuk memperkirakan berapa kira-kira lalulintas petikemas yang akan terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok dimasa depan dilakukan proyeksi selama 10 tahun kedepan dengan menggunakan metoda regresi linier. Dengan memperkirakan berapa kira-kira proyeksi petikemas dimasa depan maka kita akan bisa menentukan spesifikasi desain yang dibutuhkan untuk bisa mengakomodasi lalulintas tersebut. Dari gambar 4.28 dan gambar 4.29 bisa dilihat bahwa dengan mempertimbangkan trend lalu lintas belakangan ini maka diperkirakan lalulintas dimasa depan akan terus naik dengan signifikan, baik dari TEU maupun Ton.

Tabel 4.3 Proyeksi Lalulintas Total Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok

Page 107: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 4- 20

Gambar 4.30 Grafik Proyeksi Lalulintas Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok (TEU)

Gambar 4.31 Grafik proyeksi lalulintasi penumpang total Pelabuhan Tanjung Priok (orang)

Page 108: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 1

BAB 5 Profil dan Analisa Terminal 3

Tanjung Priok

5.1 Profil Terminal 3 Terminal 3 yang mempunyai nama lengkap Terminal Operasi TO3 sebelumnya lebih sering disebut sebagai Terminal OJA dan merupakan terminal yang beroperasi dibawah Pelindo II yang bertugas untuk menangani kegiatan petikemas (internasional dan domestik), general kargo, dan penyewaan lapangan dan gudang di kawasan terminal 3 Tanjung Priok. Sebelumnya wilayah di tempat Terminal 3 sekarang berdiri terdiri dari dermaga-dermaga yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan swasta yang bekerja sama dengan pihak pelindo sebagai pelaksana kegiatan bongkarmuat kargo di wilayah tersebut, namun dengan terbitnya Undang-Undang 17 Tahun 2008 mengenai pelayaran yang mengharuskan pelabuhan milik negara untuk dioperasikan langsung oleh negara maka Pelindo II selaku pihak yang mengelola Pelabuhan Tanjung Priok mendirikan 3 terminal untuk mengoperasikan wilayahnya. 3 Terminal yang didirikan terdiri dari Terminal Operator 1, Terminal Operator 2 dan Terminal Operator 3. Terminal Operasi Terminal 3 berdiri berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: HK.56/1/14/PI.II-10 dan Surat Keputusan General Manager Cabang Pelabuhan Tanjung Priok No: Hk.55/3/14/C.Tpk-10. Terminal 3 menguasai wilayah sepanjang bagian timur Kolam Pelabuhan II sampai dengan Medco Sarana Kalibaru. Wilayah tersebut terdiri dari wilayah yang secara langsung dioperasikan oleh Terminal 3 dan wilayah yang hanya berada dibawah pengawasan Terminal 3 (Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri).

5.1.1 Letak Terminal 3 Letak dari Terminal 3 berada didalam Pelabuhan Tanjung Priok dengan batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara dibatasi oleh Laut Sebelah Timur dibatasi oleh Medco Sarana Kalibaru Sebelah Barat dibatasi oleh Kolam Pelabuhan II Sebelah Selatan dibatasi oleh Jalan Raya Pelabuhan

Page 109: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 2

Gambar 5.1 Layout letak Terminal 3

5.1.2 Hirarki Kepemimpinan Dalam pengoperasiannya Terminal 3 dikepalai oleh Deputy General Manager Terminal 3. Deputy GM membawahi Operation Manager dan Marketing & Administration Manager. Operation Manager membawahi Planning & Controlling Supervisor, Discharging & Loading Supervisor dan Yard & Storage Supervisor. Marketing & Administration Manager membawahi Marketing Supervisor, Administration & finance Supervisor dan Discharging & Loading Equipment Supervisor.

Gambar 5.2 Hirarki kepemimpinan Terminal 3 (2011)

(Sumber: Terminal 3 Profile Pelindo II, 2010) 5.1.3 Demografis Pekerja

Page 110: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 3

Jumlah pekerja yang bekerja di Terminal 3 ada sebanyak 138 orang dengan jam kerja tergantung dari shift yang dijadwalkan. Dalam pengoperasiannya Terminal 3 beroperasi selama 24 Jam 7 hari seminggu, sehingga dilakukan shift agar pekerja selalu sedia setiap saat untuk melayani kegiatan di Terminal 3. Jumlah dan rincian bagian dari pekerja dapat dilihadi Tabel 5.1. Rentang umur pekerja yang berada di Terminal 3 dapat dilihat di Gambar 5.3

Tabel 5.1 Pembagian pekerja Terminal 3 (Sumber: Terminal 3 Profile Pelindo II, 2010)

Gambar 5.3 Demografis umur pekerja Terminal 3

(Sumber: Terminal 3 Profile Pelindo II, 2010) 5.2 Fakta-Fakta Terminal 3 Untuk lebih memahami Terminal 3 secara lebih mendalam kita akan menganalisa fakta-fakta yang berada di terminal 3 menjadi 4 bagian yaitu:

Luas Daratan

Page 111: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 4

Kedalaman kolam Dermaga Pembagian Zoning kargo

Yang masing-masing akan dibahas satu persatu. 5.2.1 Luas Daratan Luas daratan yang dimaksud disini adalah luas daratan wilayah yang langsung dioperasikan oleh Terminal 3. Dari plot AutoCAD didapatkan bahwa total wilayah Terminal 3 seluas 299.122 m² dengan tidak termasuk jalanan.

Gambar 5.4 Layout eksisting daratan Terminal 3

5.2.2 Kedalaman Kedalaman kolam yang berada di Terminal 3 mempunyai kedalaman yang bervariasi karena tanah yang terus bergerak, namun secara rata-rata bisa dilihat bahwa rentang kedalaman Terminal 3 terdiri menjadi 3 zona kedalaman yaitu zona dengan kedalaman -9 meter yang berada di sebelah barat terminal, zona kedalaman -10 meter yang berada di sebelah timur terminal dan terakhir zona kedalaman -12 meter yang berada di sebelah utara terminal.

Page 112: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 5

Tabel 5.2 Kedalaman Terminal 3 (Sumber: Terminal 3 Profile Pelindo II, 2010)

Gambar 5.5 Layout eksisting kedalaman kolam Terminal 3

5.2.3 Dermaga Dermaga yang ada di Teminal 3 berjumlah sebanyak 13 dermaga termasuk dengan 1 dermaga yang dikelola oleh PT. Mustika Alam Lestari (MAL). Panjang dermaga yang berada di Terminal 3 mempunyai panjang yang tidak teratur dan berbeda-beda satu sama lain. Panjang total dermaga yang ada di Terminal 3 sepanjang 2020 meter.

Page 113: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 6

Tabel 5.3 Dermaga Terminal 3 (Sumber: Terminal 3 Profile Pelindo II, 2010)

Gambar 5.6 Layout eksisting dermaga Terminal 3

5.2.4 Pembagian Zoning Pelayanan Kargo Pembagian zoning yang dimaksud disini adalah penetapan wilayah di Terminal 3 yang ditetapkan khusus untuk menangani kargo jenis tertentu. Pembagian zoning yang ditampilkan merujuk pada layout yang dipublikasikan melalui Masterplan Tanjung Priok 2006 dan satu lagi layout pada kondisi eksisting. Dari Gambar 5.7 bisa dilihat bahwa pada Masterplan 2006 Terminal 3 secara mayoritas ditetapkan untuk menangani kargo curah kering dan sebagian kecilnya digunakan untuk menangani

Page 114: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 7

kargo terminal konvensional. Sedangkan pada Gambar 5.8 diperlihatkan layout pada kondisi eksisting.

Gambar 5.7 Layout zoning pembagian kargo Terminal 3 (Masterplan)

Gambar 5.8 Layout zoning pembagian kargo Terminal 3 (Eksisting)

Page 115: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 8

5.2.5 Layout Terminal Petikemas Eksisting Pada sebagian wilayah timur Terminal 3 saat ini sudah terdapat kegiatan bongkarmuat petikemas yang dilakukan di dermaga TBB, dermaga 301 dan 302. Walaup demikian denah penumpukan petikemas didaerah tersebut masih belum tetap dan masih dilakukan perubahan penempatan stack yang terus menerus. Daridesign plans yang didapatkan dari Terminal 3 didapatkan bahwa kapasitas stacking petikemas di Terminal 3 saat ini mempunyai slot penumpukan petikemas sebesar 3560 TEU dan reefer sebanyak 80 TEU. Pada Terminal 3 juga saat ini mempunyai 4 buah unit Container Crane yang dimiliki oleh PT.OJA.

Gambar 5.9 Layout eksisting pelayanan petikemas Terminal 3

5.3 Peralatan Bongkarmuat Petikemas Terminal 3 Peralatan bongkarmuat petikemas di Terminal 3 terdiri dari:

Peralatas Bongkarmuat Ship to Shore (STS) Peralatan Bongkamuat Transfer ke Lapangan Peralatan Bongkarmuat Penumpukan

Daftar lengkap peralatan di Terminal 3 dapat dilihat di Tabel 5.4

Page 116: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 9

Tabel 5.4 Daftar peralatan Terminal 3 (Sumber: Terminal 3 Profile Pelindo II, 2010)

5.3.1 Peralatan Bongkarmuat Ship to Shore (STS) Peralatan bongkarmuat STS yang terdapat di Terminal 3 adalah sebagai berikut:

Container Crane sebanyak 4 unit Level Luffing Crane sebanyak 2 unit Harbor Mobile Crane sebanyak 3 unit

5.3.2 Peralatan Bongkamuat Transfer ke Lapangan Peralatan Bongkamuat Transfer ke Lapangan yang dimiliki terminal 3 adalah sebagai berikut:

Tractor Trailer (Truk) sebanyak 10 unit 5.3.2 Peralatan Bongkarmuat Penumpukan Peralatan bongkarmuat penumpukan yang terdapat di Terminal 3 adalah sebagai berikut:

Rubber Tyred Gantry Cranes sebanyak 2 unit Rail Mounted Gantry Cranes sebanyak 13 unit Reach Stacker sebanyak 16 unit Side Loader sebanyak 1 unit Top Lifter sebanyak 2 unit Forklift sebanyak 28 unit

Page 117: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 10

5.4 Lalulintas Terminal 3 Lalulintas di Pelabuhan Tanjung Priok akan dibedakan menjadi 2 yaitu lalulintas kunjungan kapal, dan kargo barang. Lalulintas kargo akan dibedakan menjadi 5 yaitu lalulintas general cargo, bag cargo, petikemas, curah cair dan curah kering 5.4.1 Lalulintas Kunjungan Kapal Dari lalulintas kunjungan kapal beberapa bulan terakhir bisa dilihat bahwa terjadi kecenderungan kenaikan yang cukup tinggi di Terminal 3.

Gambar 5.10 Grafik lalulintas kunjungan kapal Terminal 3

(Sumber: Data Operasional Terminal 3, 2010)

5.4.2 Lalulintas Kargo Barang Lalulintas kargo barang yang akan dibahas terdiri dari lalulintas general cargo, bag cargo, petikemas, curah cair dan curah kering yang masing-masing akan dibahas satu persatu. Lalulintas yang lengkap dari periode April 2010 sampai dengan Maret 2011 (1 Tahun) dapat dilihat di Tabel 5.6

Tabel 5.6 Lalulintas Kargo barang Terminal 3 (Sumber: Data Operasional Terminal 3, 2010)

Page 118: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 11

5.4.2.1. Lalulintas General Cargo Dari Gambar 5.11 bisa dilihat bahwa dalam beberapa waktu terakhir lalulintas General Cargo di Terminal 3 cenderung mengalami kenaikan.

Gambar 5.11 Grafik lalulintas General Cargo Terminal 3

(Sumber: Data Operasional Terminal 3, 2010)

5.4.2.2 Lalulintas Bag Cargo Dari Gambar 5.12 bisa dilihat bahwa dalam beberapa waktu terakhir lalulintas Bag Cargo di Terminal 3 cenderung mengalami kenaikan.

Gambar 5.12 Grafik lalulintas Bag Cargo Terminal 3

(Sumber: Data Operasional Terminal 3, 2010)

Page 119: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 12

5.4.2.3 Lalulintas Petikemas Dari Gambar 5.13 dan Gambar 5.14 bisa dilihat bahwa dalam beberapa waktu terakhir lalulintas petikemas di Terminal 3 cenderung mengalami kenaikan walaupun sedikit, hal ini bisa disebabkan oleh kapasitas pelayanan petikemas yang masih belum cukup.

Gambar 5.13 Grafik lalulintas Petikemas Terminal 3 (TEU)

(Sumber: Data Operasional Terminal 3, 2010)

Gambar 5.14 Grafik lalulintas Petikemas Terminal 3 (Ton)

(Sumber: Data Operasional Terminal 3, 2010) 5.4.2.4 Lalulintas Curah Cair Dari Gambar 5.15 bisa dilihat bahwa dalam beberapa waktu terakhir lalulintas Curah Cair di Terminal 3 cenderung mengalami penurunan.

Page 120: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 13

Gambar 5.15 Grafik lalulintas Curah Cair Terminal 3

(Sumber: Data Operasional Terminal 3, 2010)

5.4.2.5 Lalulintas Curah Kering Dari Gambar 5.16 bisa dilihat bahwa dalam beberapa waktu terakhir lalulintas Curah Kering di Terminal 3 cenderung mengalami penurunan.

Gambar 5.16 Grafik lalulintas Curah Kering Terminal 3

(Sumber: Data Operasional Terminal 3, 2010) 5.5 Analisis Performa Terminal Pada bagian ini kita akan menganalisa performa sebuah Terminal petikemas. Untuk analisa ini akan digunakan standar pelayanan dari PSA (Port of Singapore Authority) seperti yang dicantumkan di Bab 2. Dikarenakan pendataan di Terminal 3 tidak menggunakan acuan yang sama dari PSA maka yang akan dianalisa hanya indikator-indikator yang tersedia datanya.

Page 121: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 14

5.5.1 Indikator dari Output Pada indikator ini kita akan menilai performa dari sebuah terminal dari output yang

dihasilkan oleh terminal tersebut dalam operasinya.

a. Berth Throughput Indikator Berth throughput menggambarkan sebuah berapa banyak petikemas yang dltangani oleh berth tersebut dalam setahun. Indikator ini menggambarkan seberapa baik sebuah berth digunakan.

𝐵𝑒𝑟𝑡ℎ 𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑇𝐸𝑈 𝑝𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑖 𝑑𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑡 ℎ 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑡𝑎 ℎ𝑢𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑡 ℎ (2.1)

Dari data yang didapatkan dengan asumsi dermaga yaang digunakan adalah 1 maka Berth Throughput yang didapat adalah sebesar 401.552 dalam periode 1 tahun (April 2010- Maret 2011)

b. Ship Output Indikator Ship Output memperlihatkan rata-rata dimana petikemas ditangani dari atau menuju kapal pada dermaga. Indikator ini memperlihatkan seberapa baik operasi penanganan petikemas terminal tersebut. Indikator Ship Output ini dilakukan perbulan.

Dari pengolahan data yang dilakukan pada data lalulintas kapal Terminal 3 pada bulan Maret 2011 didapat data sebagai berikut:

Jumlah kapal yang merapat : 70 Kapal Jumlah petikemas yang dilayani : 47.142 TEU Jam total kapal menunggu sebelum merapat (Ikat-Tiba): 4392 jam Jam total kapal merapat di Berth (Lepas-Ikat): 3814 jam Jam total kapal berada di pelabuhan (Lepas-Tiba): 7664 jam

Dalam analisis ini kita akan menggunakan bulan Maret 2011 karena bulan Maret 2011 memiliki lalulintas paling besar dalam 1 tahun terakhir. Sayangnya dalam pengoperasian Terminal 3 tidak didapatkan data jam kerja dalam pembongkaran petikemas perkapal. Sehingga nilai Petikemas per Kapal (Jam kerja) tidak bisa didapatkan. Namun dengan menggunakan data lainnya kita bisa menghitung 2 indikator lainnya yaitu Petikemas per Kapal (Jam merapat di berth) dan Petikemas per Kapal (Kapal berada di pelabuhan).

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑖𝑝 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐻𝑜𝑢𝑟 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒 𝑚𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑖

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 (2.2)

Kita bisa menghitung indikator ship output yaitu:

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑖𝑝 𝐻𝑜𝑢𝑟 𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑡ℎ = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑖

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝑚𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑡 ℎ (2.3)

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑖𝑝 𝐻𝑜𝑢𝑟 𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑡ℎ = 47.142

3814

Didapat Output Container per Ship Hour at Berth Terminal 3 di bulan Maret 2011 sebesar 12,36 Petikemas perjam

Page 122: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 15

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑖𝑝 𝐻𝑜𝑢𝑟 𝑖𝑛 𝑃𝑜𝑟𝑡 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑖

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑏𝑢 ℎ𝑎𝑛 (2.4)

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑖𝑝 𝐻𝑜𝑢𝑟 𝑖𝑛 𝑃𝑜𝑟𝑡 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑖

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑏𝑢 ℎ𝑎𝑛

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑖𝑝 𝐻𝑜𝑢𝑟 𝑖𝑛 𝑃𝑜𝑟𝑡 = 47.142

7664

Didapat Output Container per Ship Hour in Port Terminal 3 di bulan Maret 2011 sebesar 6,15 Petikemas perjam

5.5.2 Indikator dari Pelayanan Indikator dari pelayanan merupakan suatu indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan sebuah pelabuhan kepada penggunanya. Indikator ini dilakukan perbulan untuk mengetahui pelayanan terminal tersebut.

a. Waiting Time Waiting time adalah waktu penundaan yang diukur dari waktu dimana kapal sampai di pelabuhan sampai dengan kapal diikat di dermaga. Diukur dalam jam/hari. Evaluasi Waiting Time dilakukan perbulan.

𝑊𝑎𝑖𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑚𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 (2.6)

𝑊𝑎𝑖𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 = 4392

70

Didapat nilai Waiting Time Terminal 3 di bulan Maret 2011 sebesar 62,74 jam perkapal

b. Ship’s Time at Berth Ships time at Berth adalah waktu total sebuah kapal saat merapat di dermaga, termasuk waktu saat pembongkaran, ataupun tidak (idle). Diukur dalam jam/hari.

𝑆ℎ𝑖𝑝𝑠 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑡ℎ = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 (2.7)

𝑆ℎ𝑖𝑝𝑠 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑡ℎ = 3814

70

Didapat nilai Ship’s Time at Berth Terminal 3 di bulan Maret 2011 sebesar 54,48 jam perkapal

c. Ship Turnaround Times

𝑆ℎ𝑖𝑝 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑎𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑 𝑇𝑖𝑚𝑒𝑠 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑏𝑢𝑎 ℎ 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑏𝑢 ℎ𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 (2.8)

Page 123: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 16

𝑆ℎ𝑖𝑝 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑎𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑 𝑇𝑖𝑚𝑒𝑠 = 7664

70

Didapat nilai Ship Turnaround Times Terminal 3 di bulan Maret 2011 sebesar 109,485 jam perkapal

5.5.3 Indikator dari Utilisasi Indikator dari utilisasi adalah sebuah indikator yang menyatakan seberapa intensif sebuah fasilitas pelabuhan digunakan.

a. Berth Occupancy Ratio (BOR) Berth Occupancy Ratio menyatakan tingkat permintaan (demand) pada pelayanan dermaga pelabuhan. Dapat dilihat di Gambar 5.17 dan Gambar 5.18 BOR di Terminal 3 mempunyai kecenderungan untuk meningkat dan diperkirakan mengalami kepenuhan di bsekitar bulan April 2012. Untuk perhitungannya digunakan formula:

𝐵𝑂𝑅 % = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑑𝑒𝑟𝑚𝑎𝑔𝑎 𝑥 100

𝑇𝑜𝑡𝑎 𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑑𝑒𝑟𝑚𝑎𝑔𝑎 𝑥 365 (2.9)

Gambar 5.17 Grafik BOR Terminal 3

Page 124: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 17

Gambar 5.18 Grafik proyeksi BOR Terminal 3

b. Yard Occupancy Ratio (YOR) Yard Occupancy Ratio menyatakan tingkat permintaan (demand) pada pelayanan lapangan penumpukan petikemas. Dapat dilihat di Gambar 5.19 dan Gambar 5.20 YOR di Terminal 3 mempunyai kecenderungan untuk menurun. April 2012Untuk perhitungannya digunakan formula:

𝑌𝑂𝑅 % = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑚𝑎 𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 100

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 365 (2.10)

Gambar 5.19 Grafik YOR Terminal 3

Page 125: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 18

Gambar 5.20 Grafik proyeksi YOR Terminal 3

c. Storage Occupancy Ratio (SOR) Storage Occupancy Ratio menyatakan tingkat permintaan (demand) pada pelayanan gudang. Dapat dilihat di Gambar 5.21 dan Gambar 5.22 SOR di Terminal 3 mempunyai kecenderungan untuk menurun Untuk perhitungannya digunakan formula:

𝑆𝑂𝑅 % = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑔𝑢𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑥 100

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑔𝑢𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑥 365 (2.11)

Gambar 5.21 Grafik SOR Terminal 3

Page 126: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 19

Gambar 5.22 Grafik proyeksi YOR Terminal 3

5.5.4 Indikator dari Produktivitas Indikator dari produktivitas merupakan sesuatu yang tidak bisa dibandingkan dalam kondisi Terminal 3 yang sekarang. Indikator ini akan diperhitungkan saat perbandingan Terminal 3 dengan desain yang baru. 5.6 Analisis Kapal Terminal 3 Dalam bagian ini kita akan menganalisa kapal-kapal petikemas yang berlabuh di Terminal 3. 5.6.1 Jenis Kapal Menurut data lalulintas petikemas Terminal 3 kapal petikemas paling besar yang pernah merapat di Terminal 3 adalah Kapal Minneapolis MV. Kapal ini merupakan kapal dengan bendera Liberia yang berada dibawah perusahaan American President Lines, Ltd. Spesifikasi dari Kapal Minnneapolis MV tersebut dapat dilihat di Tabel 5.6 sebagai berikut:

Page 127: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 20

Tabel 5.6 Spesifikasi Kapal APL Minneapolis (http://en.shippingbao.com/resource/?todo=ShowVessel&vslid=4535)

Dari data seperti diatas bisa dilihat bahwa Kapal Minneapolis ini dapat digolongkan sebagai kapal Panamax dan bisa dibilang cukup besar untuk ukuran sebuah kapal petikemas.

Gambar 5.23 Kapal APL Minneapolis

(Sumber: http://www.vesseltracker.com/en/ShipPhotos/304881-.html)

5.6.2 Indikator Pelayanan Kapal Terminal 3 Seperti yang sudah dilakukan di bagian sebelumnya kita bisa mendapatkan analisa dari pelayanan sebuah kapal yang melakukan kegiatan bongkarmuat petikemas di Terminal 3. Untuk membandingkan performa dari terminal 3 akan kita lakukan perbandingan dengan beberapa pelabuhan tetangga. Nilai indikator performa Terminal 3 yang diambil adalah hasil pengolahan lalulintas 3 bulan yaitu Januari, Februari dan Maret.

Page 128: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 21

• Rata-Rata TEU/Kapal : 682,1 TEU/Kapal • Rata-Rata LOA Kapal : 126,5 meter • Rata-Rata Draught Kapal : 7,666 meter

• Waiting Time Terminal 3 : 42,3 jam perkapal • Ship’s Time at Berth Terminal 3 : 39,98 jam perkapal • Ship Turnaround Times Terminal 3 : 82,28 jam perkapal

Sebagai perbandingan dengan beberapa pelabuhan tetangga dapat dilihat di Tabel 5.7

Tabel 5.7 Perbandingan Pelayanan Kapal dgn Pelabuhan Tetangga

Kota/Terminal Ship Ship Ship

Waiting

Time Time at Berth Turnaround Times

Banjarmasin 14 Hari - -

Balikpapan 10 Hari - -

Palembang 7 Hari - -

Pontianak 4 Hari - -

Terminal 3, Jakarta 42,3 Jam 39,98 Jam 82,28 Jam

JNPT, India 10 Jam 38 Jam 2 Hari

Colombo, India 2 Jam 13 Jam 15 Jam

Singapore 0 Jam 12 Jam 12 Jam

Dari Tabel 5.6 bisa dilihat betapa sangat tertinggalnya kualitas pelayanan petikemas di negara kita. Terminal 3 sendiri dari analisa parameter-parameter tersebut terbukti masih jauh kualitasnya jika dibandingkan dengan pelabuhan negara tetangga. 5.7 Proyeksi Lalulintas Petikemas Terminal 3 Dengan menggunakan regresi linier kita melakukan proyeksi lalulintas petikemas Terminal 3 dimasa depan. Hasil dari proyeksi tersebut bisa dilihat di Tabel 5.6. Untuk melihat trend kenaikan lalulintas petikemas dalam proyeksi bisa dilihat di Gambar 5.22 dan Gambar 5.23

Page 129: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 22

Tabel 5.6 Proyeksi Petikemas Terminal 3

Gambar 5.24 Proyeksi lalulintas petikemas Terminal 3 (TEU)

Page 130: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 5- 23

Gambar 5.25 Proyeksi lalulintas petikemas Terminal 3 (Ton)

Page 131: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 1

BAB 6 Desain Terminal

6.1 Rezoning Terminal 3 Dalam subbab ini akan dilakukan perhitungan rezoning dari wilayah Terminal 3 yang akan dilakukan kegiatan desain. Rezoning itu sendiri merupakan proses perubahan penetapan wilayah yang akan digunakan untuk melayani kegiatan bongkarmuat kargo tertentu. Perbandingan zoning yang dimaksud disini adalah perbandingan antara zona eksisting yang terdapat di Terminal 3 dengan zoning rencana. Dari Gambar 6.1 bisa dilihat areal dalam terminal 3 yang ditetapkan untuk kargo tertentu pada kondisi eksisting dan demikian juga dengan zoning kondisi rencana yang terdapat di Gambar 6.2 Pada Tabel 6.1 kita bisa melihat luas area dari masing-masing kargo yang didapat dari plot AutoCAD. Pada Tabel 6.2 kita bisa melihat perbandingan luas area dari layout rencana terhadap kondisi masterplan dan eksisting. Pada Gambar 6.3 kita bisa melihat perbandingan dari zoning kargo masterplan dalam bentuk persentase (%). Pada Gambar 6.4 kita bisa melihat perbandingan dari zoning kondisi eksisting dalam bentuk persentase (%) dan pada gambar 6.5 kita bisa melihat perbandingan dari zoning kondisi rencana dalam bentuk persentase (%)

Gambar 6.1 Zoning eksisting Terminal 3

Page 132: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 2

Gambar 6.2 Zoning rencana Terminal 3

Tabel 6.1 Areal Zoning Terminal 3

Tabel 6.2 Penambahan Areal Zoning Terminal 3

Page 133: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 3

Gambar 6.3 Chart zoning Masterplan Terminal 3 (%)

Gambar 6.4 Chart zoning eksisting Terminal 3 (%)

Page 134: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 4

Gambar 6.5 Chart zoning rencana Terminal 3 (%)

6.2 Desain Terminal Pada sub-bab ini akan dipaparkan secara kronologis proses desain yang dilakukan oleh penulis dalam desain terminal petikemas di Terminal 3. Urutan dari desain temrinal yang dilakukan adalah:

1. Desain Apron 2. Desain Yard 3. Desain Gate 4. Desain Bengkel dan Tempat Parkir 5. Desain Peralatan

6.2.1 Desain Apron Pertama-tama akan dilakukan desain terhadap apron yang ada di Terminal 3. Seperti dapat dilihat di Gambar 6.6 kondisi apron Terminal 3 area proyek saat ini mempunyai lebar 30m dan lebar rel 24m serta mempunyai Container Crane sebanyak 4 buah. Dalam proses desain ini kita akan menggunakan ketentuan sebagai berikut: Ketentuan Desain Apron: Thorensen, Carl (2008) Port Designer Handbook

Lebar apron diantara 15-50 m Jarak antara berthline dan rel crane lebih besar dari 2,5 m Lebar rel crane diantara 10 -35m Jarak apron dan stack penumpukan diantara 5-15m

Keadaan Eksisting (Given)

Panjang Total Sisi Pelabuhan :1050 m Panjang Apron : 574,5 m Lebar Dermaga : 30 m Lebar Rel Container Crane : 24 m Container Crane : 4 unit

Page 135: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 5

Gambar 6.6 Denah apron eksisting

Karena kondisi eksisting dari apron di terminal 3 sudah memenuhi ketentuan yang diharuskan maka yang dilakukan di apron adalah dilakukan pemanjangan apron menjadi sepanjang 1023,52 m. Container crane belum akan dipasang karena akan disesuaikan dengan kapasitas storage yang dimiliki oleh desain. Hasil dari desain apron bisa dilihat di Gambar 6.7 Desain Apron:

Panjang Total Sisi Pelabuhan : 1050 m Panjang Apron : 1023,52 m Lebar Dermaga : 30 m Lebar Rel Container Crane : 24 m

Gambar 6.7 Denah apron rencana

Page 136: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 6

6.2.2 Desain Yard Setelah didapatkan apron maka kita akan melakukan proses desain Yard. Yard yang dilakukan di desain ini terdiri dari:

1. Stack petikemas reguler 2. Stack reefer

6.2.2.1 Desain Stack Petikemas Reguler Untuk proses desain stack petikemas akan dilakukan dengan mengikuti ketentuan dari Port Designer’s Handbook. Ketentuan Desain Yard: Thorensen, Carl (2008) Port Designer Handbook

Jarak minimum apron ke stack petikemas minimal 5 m Kira-kira 2 Gantry Crane per Container Crane 3-5 Truk per Container Crane

Penempatan stack disesuaikan dengan layout area Karena tidak ada ketentuan khusus yang mengatur mengenai panjang, lebar dan jarak antar stack maka digunakan referensi 2 terminal petikemas yang sudah ada, yaitu Terminal Petikemas Keppel di Pelabuhan Singapura dan Terminal Petikemas 2 di Pelabuhan Hongkong. 1. Referensi Terminal Keppel Pelabuhan Singapura Fakta-fakta Pelabuhan Singapura:

Pelabuhan petikemas tersibuk di dunia Melayani 26.866.000 TEU pd tahun 2009 Mempunyai total 5 terminal yg melayani kargo petikemas

Gambar 6.8 Peta Singapura

Page 137: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 7

Spesifikasi Terminal Keppel:

Jarak antar stack menyamping : 10 m Jarak antar stack memanjang : 20 m Lebar Stack : 18 m Panjang Stack : 250 m Lebar stack ke apron : 15 m

Gambar 6.9 Stack penumpukan Terminal Keppel Singapura

2.Referensi Terminal Container 2, Pelabuhan Hongkong Fakta-fakta Pelabuhan Hongkong:

Pelabuhan petikemas tersibuk ke-3 di dunia Melayani 20.983.000 TEU pd tahun 2009 Mempunyai total 9 terminal yg melayani petikemas

Page 138: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 8

Gambar 6.10 Peta Hongkong

Spesifikasi Terminal 2:

Jarak antar stack menyamping : 10 m Jarak antar stack memanjang : 20 m Lebar Stack : 18 m Panjang Stack : 270 m Lebar stack ke apron : 20 m

Page 139: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 9

Gambar 6.11 Stack penumpukan Terminal 2 Hongkong

Setelah mempelajadi dari ketentuan dan referensi maka dilakukan proses desain stack petikemas reguler di Terminal 3. Gambar 6.12 menunjukan sisa areal yang bisa digunakan dalam proses desain yard yaitu sebesar 119.883 m²

Page 140: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 10

Gambar 6.12 Sisa Areal untuk Yard

Dari areal tersebut maka didapatkan desain yard rencana seperti bisa dilihat di Gambar 6.13. Sedangkan pada Gambar 6.14 dapat dilihat desain yard secara lebih dekat. Spesifikasi lengkap dari yard rencana tersebut adalah: Desain Yard:

Jumlah Stack : 12 stack Panjang Stack Tipe A : 245 m (40 TEU/stack) Panjang Stack Tipe B : 122,5 m (20 TEU/stack) Lebar Stack : 20 m (7 TEU/stack) Tinggi : 6 TEU/stack Jarak antar stack menyamping : 10 m Jarak antar stack memanjang : 20 m Ground Slots : 2.940 TEU Total TEU : 17.640 TEU

Gambar 6.13 Denah Yard rencana

Page 141: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 11

Gambar 6.14 Denah Yard rencana 2

6.2.2.2 Desain Stack Reefer Setelah dilakukan desain stack petikemas reguler maka akan dilakukan desain stack petikemas reefer. Karena tidak ada ketentuan yang mengatur mengenai desain reefer maka seperti bisa dilihat di Tabel 6.3 dilakukan referensi dari beberapa Terminal petikemas yang sudah ada dengan membandingkan persentase dari jumlah TEU petikemas regulernya dengan stack petikemas reefernya.

Tabel 6.3 Referensi Perancangan Stack Reefer

Dengan menimbang referensi tersebut maka dilakukan desain terhadap reefer Terminal 3. Pada Gambar 6.15 bisa dilihat denah reefer rencana dan pada Gambar 6.16 bisa dilihat denah reefer secara lebih dekat. Spesifikasi lengkap dari lapangan reefer ini adalah sebagai berikut: Desain:

Panjang Reefer : 100 m (2 TEU/stack) Lebar Reefer : 20 m (7 TEU/stack) Tinggi : 6 TEU/stack Jumlah Stack : 4 stack Ground Slots : 56 TEU Total TEU : 336 TEU

Page 142: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 12

Gambar 6.15 Denah Reefer rencana

Gambar 6.16 Denah Reefer rencana 2

6.2.2.3 Perhitungan Kapasitas Yard Setelah proses desain stack petikemas reguler dan reefer selesai maka kita akan melakukan perhitungan kapasitas penyimpanan dari desain terminal petikemas kita mengacu pada formula Annual Storage Capacity (Filip Merckx, 2005)

(6.1) Slot Petikemas

Ground Slots : 2.940 TEU Total TEU : 17.640 TEU

Slot Reefer

Ground Slots : 56 TEU

Page 143: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 13

Total TEU : 336 TEU Input

Storage Capacity (TEU) : 17.976 TEU Dwell Time : 3 Hari Peak Factor : 1,2

Didapatkan Output:

Annual Storage Capacity : 1.822.567 TEU/tahun 6.2.3 Desain Gate Untuk melakukan desain gate maka kita menggunakan ketentuan yang dipakai oleh Jasa Marga yaitu PP no 44 Tahun 1993 Pasal 116. Kondisi gate eksisting bisa dilihat pada Gambar 6.17 sedangkan gate rencana bisa dilihat di Gambar 6.18 dan Gambar 6.19. Ketentuan:

PP no 44 Tahun 1993 Pasal 115 Ukuran utama kendaraan bermotor: Lebar maksimum 2.500 mm Tinggi maksimum 4.200 mm dan tidak lebih dari 1,7 kali lebar kendaraan Panjang maksimum kendaraan bermotor tunggal 12 m dan kendaraan bermotor gandeng 18

m Perhitungan Kapasitas Gate

Annual Storage Capacity Terminal Bagian Timur :1.822.567 TEU/tahun Annual Storage Capacity Terminal Bagian Barat :1.822.567 TEU/tahun (asumsi) Dengan Asumsi 1 TEU/truk Maka minimal dibutuhkan kapasitas Gate : 3.646.134 truk/tahun

Input

Jam kerja :24 Jam, 7 hari seminggu Waktu pelayanan :1 menit/truk (asumsi)

Jumlah loket yg diambil : 8 loket (4 Gate in dan 4 Gate out) Kapasitas Gate Desain

Kapasitas Gate (harian) : 11.520 truk/hari Kapasitas Gate (bulanan) : 346.600 truk/bulan Kapasitas Gate (tahunan) : 4.204.800 truk/tahun (dilebihkan utk

pengembangan masa depan) Kondisi Eksisting (Given):

Lebar Gate 12 m Panjang Gate 16 m 1 Gate in 1 Gate Out

Page 144: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 14

Gambar 6.17 Denah Gate Eksisting

Setelah meninjau ketentuan-ketentuan yang ada maka dilakukan desain terhadap gate terminal. Untuk bisa mengatasi lalulintas yang akan dihasilkan oleh desain yard rencana maka perlu dilakukan pelebaran dari gate yang ada. Juga untuk meningkatkan keamanan dan mempersingkat waktu pelayanan yang dibutuhkan di gate maka akan digunakan peralatan X-Ray yang diiletakkan di dinding Gate. Desain Gate Rencana:

Lebar Gate : 26 m Panjang Gate : 45 m Tinggi Clearance : 5m Lebar lajur : 4 m 2 lajur Gate In 4 loket Gate in 2 lajur Gate Out 4 loket Gate Out

Gambar 6.18 Denah Gate rencana

Page 145: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 15

Gambar 6.19 Denah Gate rencana 2

Setelah dilakukan desain terhadap gate yang ada maka dilakukan desain loket untuk mengoperasikan tiap lajurnya. Dalam desain seperti yang bisa dilihat di Gambar 6.20 akan diperlukan 2 orang tiap loketnya dengan rincian 1 orang mengoperasikan mesin X-Ray dan 1 orang mengoperasikan keperluan logistik seperti surat-srat dan lainnya. Desain Loket Rencana:

Lebar loket : 2m Panjang loket : 4m Jumlah operator perloket: 2 orang

Page 146: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 16

Gambar 6.20 Denah loket rencana

6.2.4 Desain Bengkel Pemeliharaan Kita akan menggunakan sisa area yang ada untuk membuat bengkel pemeliharaan dan tempat parkir untuk truk pelabuhan. Pada Gambar 6.21 bisa dilihat sisa area untuk bengkel dan pada Gambar 6.22 denah bengkel dan area parkir rencana.

Gambar 6.21 Sisa Area untuk Bengkel

Page 147: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 17

Gambar 6.22 Denah bengkel dan areal parkir

Setelah mengetahui area yang ada maka seperti bisa dilihat di Gambar 6.23 dilakukan desain bengkel pemeliharaan dan areal parkir truk terminal. Desain Bengkel Rencana:

Luas total bengkel : 1922 m² Luas bangunan bengkel : 1022 m² Luas lapangan Bengkel : 900 m² Slot parkir : 22 Slot (lebar 4m perslot)

Gambar 6.23 Denah bengkel dan areal parkir 2

Page 148: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 18

6.2.5 Desain Peralatan Pada langkah terakhir dalam desain terminal, kita melakukan desain perlengkapan yang digunakan agar terminal petikemas rencana dapat berfungsi secara maksimal. Desain peralatan yang digunakan terdiri dari 3 yaitu:

1. Desain Container Crane 2. Desain Rail Mounted Gantry Crane 3. Desain Truk

6.2.6.1 Desain Container Crane Pertama-tama dalam desain peralatan kita akan melakukan desain C.C terlebih dahulu, untuk melakukan desain ini kita menggunakan ketentuan dalam Port Designer’s Handbook. Dalam input yang digunakan kita akan memakai Annual Storage Capacity dari yard desain kita. Ketentuan: Thorensen, Carl (2008) Port Designer Handbook

Spesifikasi Container Crane Minimum jarak spreader ke tanah 30 m Outreach minimal 35 m dan backreach 15 m Rel CC diantara 16-35 m Clearance minimal CC 16 m Lebar maksimum tidak lebih dari 27,5 m

(6.2)

(6.3)

(6.4)

Perhitungan Kapasitas Penumpukan Container Crane

Annual Storage Capacity : 1.822.567 TEU/tahun Jam kerja : 24 Jam, 7 hari seminggu Rata-rata output/crane : 30 TEU/Jam Rasio Working /Berth Time : 0,8 Diambil 10 Container Crane

Output Container Crane Rencana

Daily CC. Throughput : 6.760 TEU/hari Monthly CC. Throughput : 172.800 TEU/bulan Annual CC. Throughput : 2.102.400 TEU/tahun

Setelah didapatkan jumlah CC dan output yang dihasilkan maka kita melakukan desain CC seperti bisa dilihat di Gambar 6.24. Pada Gambar 6.25 diperlihatkan visualisasi 3 dimensi terhadap crane dan pada Gambar 6.26 dan Gambar 6.27 diperlihatkan denah pelabuhan sebelum dan sesudah pemasangan CC. Kapal yang diperlihatkan di gambar dibawah adalah menggunakan kapal model yang didapat dari analisis lalulintas Terminal 3.

Page 149: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 19

Desain CC Rencana

Container Crane : 10 unit Rata-Rata Output/crane : 30 TEU/jam Lebar Apron : 30 m Lebar Rel CC : 24 m Outreach : 40 m Backreach : 15 m Tinggi Clearance : 15 m Tinggi Spreader : 35 m Tinggi Crane : 45 m

Kapal Model

TEU perkapal : 682,1 TEU/Kapal LOA Kapal : 126,5 meter (Dibulatkan menjadi 130 m) Draught Kapal : 7,666 meter

Gambar 6.24 Penempatan Container Crane

Page 150: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 20

Gambar 6.25 Container Crane Terminal (3D)

Gambar 6.26 Denah Terminal sebelum penempatan Container Crane

Page 151: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 21

Gambar 6.27 Denah Terminal setelah penempatan Container Crane

6.2.6.2 Desain Rail Mounted Gantry Crane Kemudian setelah dilakukan desain CC kita akan melakukan desain RMGC, untuk melakukan desain ini kita menggunakan ketentuan dalam Port Designer’s Handbook. Ketentuan: Thorensen, Carl (2008) Port Designer Handbook

Spesifikasi RMGC Dibutuhkan sekitar 2 Rail Mounted Gantry Crane per Container-Crane Ketinggian stackingnya 4-6 Lebar stack 5-9 TEU

Perhitungan Kapasitas Penumpukan RMGC

Lalulintas Gate-Yard :1.822.567 TEU/tahun Lalulintas Apron-Yard :1.822.567 TEU/tahun

Maka minimal dibutuhkan kapasitas penumpukan RMGC: 3.646.134 TEU/tahun Input

Jam kerja :24 Jam, 7 hari seminggu

Rata-rata output/RMGC : 20 TEU/Jam Diambil 22 RMGC

Output Kapasitas RMGC

Kapasitas RMGC (harian) : 10.560 TEU/ hari Kapasitas RMGC (bulanan) : 316.800 TEU/ bulan Kapasitas RMGC (tahunan) : 3.854.400 TEU/ tahun

Setelah didapatkan jumlah RMGC dan output yang dihasilkan maka kita melakukan desain RMGC. Pada Gambar 6.28 diperlihatkan visualisasi 3 dimensi terhadap stack yang sudah memakai RMGC dan pada Gambar 6.29 dan Gambar 6.30 diperlihatkan denah pelabuhan sebelum dan sesudah pemasangan RMGC.

Page 152: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 22

Spesifikasi RMGC Rencana:

Rail Mounted Gantry Crane : 22 unit Rata-Rata output : 20 TEU/jam Lebar Rel : 20 m Tinggi Clearance : 20 m Outreach : 3 m Tinggi Stacking : 6 tingkat

Gambar 6.28 RMGC Terminal (3D)

Page 153: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 23

Gambar 6.29 Denah Terminal sebelum penempatan RMGC

Gambar 6.30 Denah Terminal setelah penempatan RMGC

6.2.6.3 Desain Truk Dengan sudah didapatkannya CC dan RMGC yang diperlukan oleh Terminal maka kita akan melakukan perhitungan jumlah teruk yang diperlukan untuk melayani kapasitas tersebut. Untuk melakukan desain ini kita menggunakan ketentuan dalam Port Designer’s Handbook. Ketentuan: Thorensen, Carl (2008) Port Designer Handbook

Dibutuhkan sekitar 3-5 Truk per Container Crane Dibutuhkan tes lapangan untuk mengetahui secara pasti jumlah truk yang dibutuhkan oleh

terminal Perhitungan Truk Input:

10 Container Crane Rata-rata output/crane : 30 TEU/Jam Diambil 3 Truk per Container Crane (asumsi)

Page 154: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 24

Output Total Truk :

Total Truk : 30 unit Trip/truk : 10 Trip/jam Estimasi Waktu Trip : 6 menit/trip

Untuk menentukan truk model yang dipakai di terminal kita kita akan menggunakan truk 40 ft yang sudah tersedia di pasar. Truk model ini dilakukan mengacu pada Container Truck Semi-Trailer 40ft model LAT9350TJZG (Qingdao Juyuan Lt.D). Pada Gambar 6.31 bisa dilihat visualisasi 3 dimensi terhadap truk model. Spesifikasi Truk

Brand : Aotong Total Length : 1600 mm Width : 2480 mm Height : 1580 mm Total Mass : 38000 kg

Gambar 6.31 Truk Terminal (3D)

Page 155: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 25

6.2.6 Desain Keseluruhan dan Visualisasi 3D Setelah dilakukannya desain terhadap peralatan maka proses desain Terminal telah selesai, pada bagian ini kita akan melihat desain secara keseluruhan serta visualisasi 3 dimensi terhadap bagian-bagian terminal yang terlah didesain. Visualisasi 3 dimensi yang dimaksud disini sebetulnya merupakan dalam bentuk video, namun karena dalam laporan tidak dimungkinkan untuk dimasukkan maka akan digunakan Gambar 3 dimensi dalam keadaan diam. Pada Gambar 6.32 akan diperlihatkan denah terminal eksisting dan pada Gambar 6.33 dapat dilihat denah dari terminal rencana hasil desain. Selanjutnya dari Gambar 6.34 sampai dengan Gambar 6.39 dapat dilihat visualisasi 3 dimensi terhadap potongan-potongan desain Terminal. Kapasitas Terminal Eksisting

Petikemas reguler : 3.560 TEU Petikemas Reefer : 80 TEU

Kapasitas Terminal Rencana

Petikemas reguler : 17.640 TEU Petikemas Reefer : 336 TEU

Page 156: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 26

Gambar 6.32 Denah Terminal eksisting

Page 157: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 27

Gambar 6.33 Denah Terminal rencana

Page 158: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 28

Gambar 6.34 Apron Terminal (3D)

Gambar 6.35 Stack petikemas (3D)

Page 159: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 29

Gambar 6.36 Stack Reefer (3D)

Gambar 6.37 Gate-in/out(3D)

Page 160: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 30

Gambar 6.38 Bengkel dan Tempat Parkir(3D)

Page 161: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 31

Gambar 6.39 Terminal 3 Rencana (3D)

6.4 Perbandingan Kondisi Rencana dengan Kondisi Eksisting Dalam subbab ini akan dibahas satu persatu perbandingan dari hasil desain dengan kondisi eksting yang ada. 6.4.1 Pengecekan Kapasitas terhadap Proyeksi Lalulintas Dengan menggunakan proyeksi petikemas yang sudah kita lakukan di Bab 5 kita akan membuat plot proyeksi lalulintas Terminal 3 terhadap kapasitas dari terminal yang sudah kita desain (bulanan). Dari plot didapat bahwa layout rencana diperkirakan bisa melayani lalulintas petikemas Terminal 3 kedepan sampai dengan bulan Agustus 2017 Kapasitas Rencana

Kapasitas tahunan: 1.822.567 TEU Kapasitas bulanan:151.880 TEU

Page 162: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 32

Gambar 6.40 Grafik proyeksi petikemas vs kapasitas layout

6.4.2 Perbandingan Storage Capacity Untuk menentukan peningkatan dari layout rencana terhadap layout eksisting maka akan dilakukan perbandingan dari kapasitas petikemas di Terminal 3. Untuk perbandingan kapasitas Storage Capacity tersebut bisa dilihat di Tabel 6.4 dan 6.5

Tabel 6.4 Perbandingan Storage Capacity Terminal

Page 163: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 33

Tabel 6.5 Perbandingan Annual Storage Capacity Terminal

6.4.3 Perbandingan Kapasitas Container Crane Untuk menentukan peningkatan dari layout rencana terhadap layout eksisting maka akan dilakukan perbandingan dari kapasitas throughput CC di Terminal 3. Untuk perbandingan kapasitas tersebut bisa dilihat di Tabel 6.6

Tabel 6.6 Perbandingan Throughput Container Crane

6.4.3 Perbandingan Peralatan Untuk menentukan peningkatan dari layout rencana terhadap layout eksisting maka akan dilakukan perbandingan dari peralatan pelayanan petikemas di Terminal 3. Untuk perbandingan peralatan tersebut bisa dilihat di Tabel 6.7. Sebagai catatan, peralatan yang ada di Terminal 3 saat ini semuanya bukan merupakan peralatan yang dimiliki Pelindo, sehingga dalam Terminal 3 rencana ini diproyeksikan akan dilakukan investasi untuk pembelian peralatan petikemas yang diperlukan.

Page 164: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 6- 34

Tabel 6.7 Perbandingan peralatan layout eksisting dan baru Terminal 3

6.4.4 Perbandingan Performa Untuk menentukan peningkatan dari layout rencana terhadap layout eksisting maka akan dilakukan perbandingan dari performa pelayanan petikemas di Terminal 3. Dari performa yang bisa diperkirakan dengan data yang ada maka bisa diperkirakan Berthing Time dari Terminal baru. Dilakukan simulasi pelayanan kapal dengan layout baru dengan spesifikasi:

TEU kapal : 682 TEU LOA kapal : 126,517 meter

Container Crane/Kapal : 2 unit Kapasitas Petikemas/jam CC : 30 petikemas/jam Faktor berth/work hours: : 0,8

Hasil:

Berthing Time layout lama : 39,986 Jam Berthing Time layout baru : 13,6 Jam Penghematan Waktu : 26,386 Jam

Dengan hasil tersebut bisa dilihat bahwa terjadi peningkatan waktu layanan yang sangat drastis jika dibandingkan dengan pelayanan Berthing Time sebelumnya. Dengan menurunnya waktu yang diperlukan oleh sebuah kapal untuk membongkar dan memuat kargonya di Terminal 3 maka secara langsung akan turut juga membuat kapal tersebut lebih cepat meninggalkan pelabuhan, sehingga dengan demikian pelayanan petikemas bisa dialihkan ke kapal berikutnya secara lebih cepat. Hal ini sangat vital karena dengan demikian secara otomatis Waiting Time dan Turnaround Time Terminal akan turun drastis dan menguntungkan pihak exportir/importir (penghematan di biaya merapat dan menunggu giliran) dan pihak pelabuhan (penambahan pemasukan dari meningkatnya petikemas yang bisa dilayani pertahunnya)

Page 165: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Terminal III Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal 7- 1

BAB 7 Penutup

7.1 Kesimpulan 7.1.1 Hasil Desain Terminal Dari proses desain yang telah dilakukan oleh penulis maka didapatkan layout Terminal Petikemas Internasional dengan spesifikasi berikut: Spesifikasi Terminal:

Panjang Dermaga : 1023 meter Jumlah Berth : 5 berth Kedalaman Kolam : 10 meter

Peralatan:

Container Crane : 10 unit RMGC : 22 unit Truk : 30 unit

Kapasitas Terminal:

Storage Capacity : 17.640 TEU Reefer Storage Capacity : 336 TEU Annual Storage Capacity : 1.822.567 TEU/tahun Kapasitas Throughput C.C Terminal : 2.102.400 TEU/tahun Kapasitas Penumpukan RMGC Terminal : 3.854.400 TEU/ tahun Kapasitas Gate Terminal : 4.204.800 truk/tahun

7.1.2 Kesimpulan Tambahan

Kapasitas petikemas (Annual Storage) Terminal 3 Tanjung Priok bertambah dari 369.055 TEU menjadi 1.822.567 TEU/tahun

Kapasitas petikemas (Annual Storage) Pelabuhan Tanjung Priok bertambah dari 4,2 juta TEU menjadi 5.653.512 TEU pertahun

Pelabuhan Tanjung Priok bisa menyaingi pelabuhan Singapura bila dilakukan perencanaan dan pengelolaan yang baik

Terminal 3 bisa menjadi proyek percontohan terminal2 lain di Tanjung Priok yang berpotensi sebagai terminal petikemas

7.2 Saran

Dilakukan investasi serius dalam pengembangan fasilitas Petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok

Sebaiknya pelabuhan Tanjung Priok sebagai aset negara dikelola sendiri secara profesional dan tidak diserahkan ke pihak swasta

Dipermudahnya birokrasi perizinan untuk kegiatan akademis di pelabuhan

Page 166: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

DAFTAR PUSTAKA

Thorensen, Carl (2008) Port Designer’s Handbook,Thomas Telford Publishing,, London

United Nation Conference on Trade and Development (1985) Port Development, United Nations

United Nation Conference on Trade and Development (1984) Port Performance Indicator, United

Nations

Jean Paul Rodrigue (2009) Geography of Transport System, Claude Comtois and Brian Slack, New

York

Filip Merckx (2005) Issue of Dwell Time to Optimize Terminal Capacity, IAEME Annual Conference,

Cyprus

Mark Levinson, (2006) The Box, Princeton University press

Vishaka Zadoo,2010, Wanted: A Sea Change, Business World

Maersk Line (2009) Standart Equipment Guide,

Port of Singapore Authority (2003) Port of Singapore Courses, PSA, Singapore

Pelabuhan Indonesia II (2010) Terminal 3 Profile, Pelindo II, Jakarta

Pelabuhan Indonesia II (2010) Annual Report 2010, Pelindo II, Jakarta

Pelabuhan Indonesia II (2008) SISPRO 2008, Pelindo II, Jakarta

Pelabuhan Indonesia II (2006) Masterplan Pelabuhan Tanjung Priok, Pelindo II, Jakarta

Surat Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: K.56/1/14/PI.II-10

Surat Keputusan General Manager Cabang Pelabuhan Tanjung Priok No: Hk.55/3/14/C.Tpk-10

PP no 44 tahun 1993 pasal 115 (Panduan Gate Jasamarga)

PP no 61 Tahun 2009 Kepelabuhanan

http://www.mccaughrinmaritime.com/Typeofcontainers.html (diunduh Juni 2011)

http://www.priokport.co.id/ (diunduh Juni 2011)

http://id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhan_Tanjung_Priok (diunduh Juni 2011)

Page 167: Pengembangan Terminal 3 Tanjung Priok Menjadi Dedicated International Container Terminal - Dwingga Anindito 15506031 - Oktober 2011

http://www.priokport.co.id/index.php?mod=fasilitas&smod=pokok (diunduh Juni 2011)

http://aapa.files.cms-plus.com/PDFs/WORLD%20PORT%20RANKINGS%202009.pdf (diunduh Juni

2011)

http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_world's_busiest_container_ports (diunduh Juni 2011)

http://www.jansensanddieperink.com/pages/en/dry_bulk_containers.php (diunduh Juni 2011)

http://www.dimerco.com/dimerco/en/container.asp?1 (diunduh Juni 2011)

http://kentinternational.en.made-in-china.com/custom-etail/xJxQmEEVynfYJQJEnxmyGxLE/Platform-

Based-Container.html (diunduh Juni 2011)

http://vrdays.blogspot.com/2010/10/mc-cattle-container.html(diunduh Juli 2011)

http://www.savadesign.com/staging/websites/79er-auto-sales/loading.html (diunduh Juli 2011)

http://www.bbunl.com/materials_electric.html (diunduh Juli 2011)

http://www.gottwald.com/gottwald/site/gottwald/en/products/harbour-cranes/mobile-harbour-

cranes.html (diunduh Juli 2011)

http://www.mascus.co.uk/Material-handling/Used-Container-handlers/SMV-Straddle-

Carrier/wfqpygml.html (diunduh Juli 2011)

http://www.industrial-training-services.co.uk/?id=gallery (diunduh Juli 2011)

(http://www.cipta-mp.co.cc/2010/11/sekilas-tentang-kami.html (diunduh Juli 2011)

http://www.uwterminals.com/unitedterminal/operational-details(diunduh Juli 2011)

http://maps.google.co.id/maps?hl=id&q=hongkong+port&gs_sm=e&gs_upl=3545l6598l0l6714l17l9l

0l0l0l0l0l0ll0l0&biw=788&bih=462&um=1&ie=UTF-8&sa=N&tab=wl (diunduh Agustus 2011)

http://maps.google.co.id/maps?q=singapore+port&um=1&ie=UTF-8&sa=N&hl=id&tab=wl diunduh

Agustus 2011)

http://www.jict.co.id/en/content/terminal-facilities (diunduh Agustus 2011)

http://www.jp.com.sg/JurongPort/facilitiesequipment/ (diunduh Agustus 2011)

http://www.modernterminals.com/eng/operations/equipment.html (diunduh Agustus 2011)

http://juyuanguoji.en.made-in-china.com/product/jbNxeyfXlqrD/China-Container-Truck-Semi-Trailer-

LAT9350TJZG-40-feet-.html (diunduh Agustus 2011)