PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama...

80
PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni Jacq.) SEBAGAI ALTERNATIF MINUMAN FUNGSIONAL DIABETISI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 NANDIKA HIDAYATI

Transcript of PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama...

Page 1: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN

EKSTRAK BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni Jacq.) SEBAGAI

ALTERNATIF MINUMAN FUNGSIONAL DIABETISI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

NANDIKA HIDAYATI

Page 2: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan

Produk Kopi dengan Penambahan Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia mahagoni

Jacq.) sebagai Alternatif Minuman Fungsional Diabetisi adalah benar karya saya

dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun

kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip

dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2014

Nandika Hidayati

NIM I14100127

Page 3: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

ABSTRAK

NANDIKA HIDAYATI. Pengembangan Produk Kopi dengan Penambahan Ekstrak

Biji Mahoni (Swietenia Mahagoni Jacq.) sebagai Alternatif Minuman Fungsional

Diabetisi. Dibimbing oleh AHMAD SULAEMAN

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai

dengan meningkatnya kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat gangguan

sekresi insulin dan atau meningkatnya resistensi insulin. Penelitian ini dilakukan

untuk membuat minuman kopi yang mengandung ekstrak biji mahoni (Swetenia

mahagoni Jacq) dengan rasa yang baik dengan cara membuat campuran formula

kopi dengan serbuk ekstrak biji mahoni. Produk kopi dengan penambahan 100 mg

ekstrak biji mahoni (pertakaran saji) atau 0.7% merupakan produk yang disukai

oleh panelis (p<0.05). Kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni tersebut

memiliki kelarutan 97.38% dan densitas kamba 0.4854 g/mL. Produk kopi

tersebut memiliki kadar air 2.80%, kadar abu 5.88%, kadar lemak 1.08%, kadar

protein 6.04%, kadar karbohidrat 84.20%, serat pangan total 0.96%, dan kadar

kafein 7.48% dengan nilai toksisitas 347.097 ppm. Hasil analisis GCMS

menunjukkan senyawa yang terkandung dalam produk kopi diantaranya adalah

Dodecanoic acid, 1,2,3-propanetriyl ester 15.02%, Octanoic acid, 1,2,3-

propanetriyl ester 46.22%, dan Ester Dodecanoic acid, 1-(hydroxymethyl)-1,2-

ethanediyl 31.28%. Dapat disimpulkan kopi dengan penambahan ekstrak biji

mahoni dapat digunakan sebagai alternatif minuman fungsional diabetisi.

Kata kunci: ekstrak, kopi, mahoni, toksisitas.

ABSTRACT

NANDIKA HIDAYATI. Coffee with the addition mahogany seed extract

(Swietenia mahagoni Jacq.) as a functional drink for diabetic. Supervised by

AHMAD SULAEMAN

Diabetes Mellitus (DM) is a metabolism disorder disease signed by increasing of

blood glucose (hyperglicemia) caused by insulin secretion disorder and or

increase of insulin resistance. The purpose of this study was to develop a coffee

product containing mahogany seeds (Swetenia mahagoni Jacq.) with good

sensory as a fungtional drink for diabetic. Coffee product with the addition of 100

mg mahogany seed extract/serving size or 0.7% was chosen product (P<0.05).

The selected coffee has water solubility 97.38% and bulk density 0.4854g/mL. The

selected coffee contained 2.80% moisture, 5.88% ash, 1.08% fat, 6.04% protein,

84.20% carbohydrate, 0.96% total dietary fiber, 7.48% caffeine, and toxicity

values347.097 ppm. GCMS analysis showed that selected coffe was contained

Dodecanoic acid, 1,2,3 esters - propanetriyl, Octanoic acid , 1,2,3 - propanetriyl

ester, and Esther Dodecanoic acid, 1 - ( hydroxymethyl ) -1.2 - ethanediyl. Based

on this study it can be concluded that coffee with the addition of mahogany seed

extract can be used as an alternative functional drink for diabetic.

Key words : coffee, extracts, mahogany, toxicity.

Page 4: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN

EKSTRAK BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni Jacq.) SEBAGAI

ALTERNATIF MINUMAN FUNGSIONAL DIABETISI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Gizi

dari Program Studi Ilmu Gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

NANDIKA HIDAYATI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 5: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Judul : Pengembangan Produk Kopi dengan Penambahan Ekstrak Biji

Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) sebagai Alternatif Minuman

Fungsional Diabetisi

Nama : Nandika Hidayati

NIM : I14100131

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Ahmad Sulaeman, MS

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Rimbawan

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 6: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

PRAKATA

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala atas

limpahan rahmat, hidayah, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal tugas akhir ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada suri

tauladan kita Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam beserta keluarganya dan para

sahabatnya. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih teriring

doa kepada semua pihak yang dengan keikhlasan telah banyak membantu penulis

selama proses pendidikan, perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 adalah

Pengembangan Produk Kopi dengan Penambahan Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia

mahagoni Jacq.) sebagai Alternatif Minuman Fungsional Diabetisi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir Ahmad Sulaeman, MS selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan karya

ilmiah ini dan Dr. Turma Sinaga selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi

Masyarakat IPB.

2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen pemandu seminar dan penguji

sidang yang telah banyak membantu dan memberikan masukan untuk

kesempurnaan karya ilmiah ini.

3. Kedua orangtua tercinta (Hidajat LPD dan Refnei Yumsesni AR), kakak dan

adik tersayang, serta seluruh keluarga atas kasih sayang, doa, nasihat,

dukungan, semangat, dan pengertian sehingga penulis dapat terus berjuang

dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin.

4. Pak Mashudi, Ibu Titi dan Ibu Rizki atas bantuannya dalam proses penelitian.

5. Sahabat-sahabat tersayang yang telah memberikan bantuan dan motivasinya :

Ramadhani, Nur Fitriyani, Novi Luthfiana, Miftachur Rizqi, Dessi Amelia,

Engkun Rohimah, Dessi Dwi A, Novia Akmaliyah, Rahmahwati, Wahyu

Rizki, keluarga ILMAGI 2013/2014, keluarga BKG 2014, dan keluarga

Ecoagrifarma 2011/2013.

6. Rekan-rekan Gizi Masyarakat 47 seperjuangan yang penuh semangat, serta

warga gizi lainnya dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2014

Nandika Hidayati

Page 7: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

METODE 4

Waktu dan Tempat 4

Alat dan Bahan 4

Prosedur Penelitian 4

Rancangan Percobaan 6

Pengolahan dan Analisis Data 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Serbuk Ekstrak Biji Mahoni 7

Formulasi Produk Kopi dan Mahoni 8

Karakteristik Mutu Indrawi Produk Kopi-Mahoni 10

Penerimaan Produk Kopi dengan Penambahan Ekstrak Biji Mahoni 20

Karakteristik Fisik Produk Kopi Terpilih dan Ekstrak Mahoni 20

Karakteristik Kimia Produk Kopi Terpilih dan Ekstrak Mahoni 22

Karakteristik Bahan Aktif Ekstrak Biji Mahoni dan Kopi-Mahoni 27

SIMPULAN DAN SARAN 30

Simpulan 30

Saran 30

DAFTAR PUSTAKA 31

LAMPIRAN 35

RIWAYAT HIDUP

Page 8: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

DAFTAR GAMBAR

1 Biji mahoni (Swetenia mahagoni Jacq) dari sentral produksi 7

2 Produk kopi dan serbuk ekstrak biji mahoni hasil penelitian 10

3 Skor mutu hedonik kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni 11

4 Skor uji kesukaan kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni 16

5 Diagram batang atribut keselurahan uji kesukaan 19

6 Grafik persentase tingkat penerimaan kopi-mahoni 20

7 Biji mahoni utuh sebelum pengupasan 53

8 Biji mahoni kupas kulit kering 53

9 Maserasi biji mahoni dengan etanol 53

10 Proses evaporasi etanol menggunakan evaporatory 53

11 Serbuk ekstrak biji mahoni akhir 53

12 Formula kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni terpilih 53

DAFTAR TABEL

1 Formula kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni 9

2 Nilai tingkat kesukaan secara keseluruhan formula kopi-mahoni 19

3 Karakteristik fisik produk kopi-mahoni terpilih dan esktrak mahoni 21

4 Karakteristik kimia produk kopi-mahoni dan ekstrak biji mahoni 22

5 hasil analisis GCMS ekstrak biji mahoni dan kopi-mahoni terpilih 27

6 Rata-rata hasil uji mutu hedonik formulasi kopi dengan ulangan 44

7 Rata-rata hasil uji kesukaan formula kopi dengan ulangan 44

8 Hasil pengolahan nilai uji kesukaan dengan SPSS 44

9 Uji lanjut duncan uji kesukaan atribut rasa manis 45

10 Uji lanjut duncan uji kesukaan atribut rasa pahit 45

11 Uji lanjut duncan uji kesukaan atribut rasa creamer 45

12 Uji lanjut duncan uji kesukaan atribut mouthfeel 45

13 Uji lanjut duncan uji kesukaan atribut flavour 45

14 Uji lanjut duncan uji kesukaan atribut after taste 46

15 hasil pengolahan uji mutu hedonik dengan SPSS 46

16 Uji lanjut duncan mutu hedonik atribut rasa manis 46

17 Uji lanjut duncan mutu hedonik atribut rasa pahit 47

18 Uji lanjut duncan mutu hedonik atribut rasa creamer 47

19 Hasil analisis kadar air produk kopi mahoni dan ekstrak mahoni 51

20 Hasil analisis kadar abu produk kopi mahoni dan ekstrak mahoni 51

21 Hasil analisis kadar lemak produk kopi mahoni dan ekstrak mahoni 51

22 Hasil analisis kadar protein produk kopi mahoni dan ekstrak mahoni 52

23 Hasil analisis serat pangan tidak larut produk kopi mahoni dan ekstrak 52

24 Hasil analisis serat pangan larut produk kopi mahoni dan ekstrak mahoni 52

Page 9: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

DAFTAR LAMPIRAN

1 Prosedur analisis karakteristik fisik (Muchtadi & Sugiono 1989) 35

2 Prosedur analisis karakteristik kimia 35

3 Formulir uji organoleptik 40

4 Hasil Uji Organoleptik dan Nilai SPSS 44

5 Hasil analisis uji toksisitas 47

6 Hasil analisis proksimat sampel 48

7 Dokumentasi kegiatan penelitian 52

8 Hasil analisis Kopi-Mahoni dan Ekstrak mahoni dengan GCMS 53

Page 10: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan

masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu PTM yang

menyita banyak perhatian adalah Diabetes Mellitus (DM). Di Indonesia DM

merupakan ancaman serius bagi pembangunan kesehatan karena dapat

menimbulkan kebutaan, gagal ginjal, kaki diabetes (gangrene), penyakit jantung

dan stroke. NCD World Health Organization (WHO) pada tahun 2010

melaporkan bahwa 60% penyebab kematian semua umur di dunia adalah karena

PTM. DM menduduki peringkat ke-6 sebagai penyebab kematian. Sekitar 1.3 juta

orang meninggal akibat diabetes dan 4% meninggal sebelum usia 70 tahun.

International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa lebih dari 371 juta

orang di dunia yang berumur 20-79 tahun memiliki diabetes. Indonesia

merupakan negara urutan ke-7 dengan prevalensi diabetes tertinggi, di bawah

China, India, USA, Brazil, Rusia dan Mexico. DM di Indonesia diperkirakan pada

tahun 2030 akan memiliki penyandang DM (diabetisi) sebanyak 21.3 juta jiwa

(Depkes 2010).

Diabetes mellitus adalah sindrom kelainan metabolisme karbohidrat yang

ditandai hiperglikemia kronik akibat defek pada sekresi insulin dan atau

inadekuatnya fungsi insulin. Penurunan sensitifitas respon jaringan otot, jaringan

adiposa dan hepar terhadap insulin ini, selanjutnya dikenal dengan resistensi

insulin dengan atau tanpa hiperinsulinemia. Faktor yang diduga menyebabkan

terjadinya resistensi insulin dan hiperinsulinemia ini adalah adanya kombinasi

antara kelainan genetik, obesitas, inaktifitas, faktor lingkungan dan faktor

makanan (Sahgal et al. 2009).

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif akibat

fungsi atau struktur dari jaringan atau organ tubuh yang secara progresif menurun

dari waktu ke waktu karena usia atau karena gaya hidup yang kurang tepat.

Kelainan metabolik kronis serius yang dapat terjadi pada diabetisi memiliki

dampak signifikan terhadap kesehatan seseorang, kualitas hidup, harapan hidup

dan sistem layanan kesehatan. DM adalah kondisi dimana konsentrasi glukosa

dalam darah lebih tinggi daripada nilai normal (hiperglikemia) akibat tubuh

kekurangan insulin atau fungsi insulin tidak efektif (Subroto 2006).

DM ditandai oleh banyak tanda dan gejala seperti hiperglikemia, kelainan

metabolisme lipid dan protein, dan beberapa komplikasi jangka panjang yang

mempengaruhi retina, ginjal maupun sistem syaraf (De et al. 2011). Penyakit ini

memerlukan pengobatan jangka panjang dan biaya yang relatif mahal, sehingga

perlu mencari obat anti diabetes yang relatif murah dan terjangkau masyarakat.

Sebagai salah satu jalan adalah dengan menggunakan pengobatan komplementer

dan alternatif (complementary and alternative medicine, CAM) termasuk

didalamnya penggunaan herbal (Subroto 2006). Perlu dilakukan penelitian tentang

obat tradisional yang mempunyai efek antidiabetik. Tahun 1980 WHO

merekomendasikan agar dilakukan penelitian terhadap tanaman yang memiliki

efek menurunkan kadar gula darah karena pemakaian obat modern yang kurang

aman (Kumar et al. 2005).

Page 11: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

2

Salah satu tanaman yang biasa digunakan sebagai obat tradisional adalah

biji mahoni daun kecil atau Swietenia mahagoni Jacq. Mahoni (Swietenia

mahagoni Jacq.) merupakan pohon kayu besar yang berasal dari Hindia Barat dan

dibudidayakan terutama di daerah tropis, seperti Indonesia, India, Malaysia, dan

China. Tanaman ini merupakan salah satu sumber obat tradisional yang paling

populer di Afrika karena memiliki fungsi farmakologis yang ditemukan pada kulit

batang, daun dan biji (Sahgal G. et al. 2009). Biji dan kulit banyak digunakan

untuk pengobatan hipertensi, diabetes, malaria dan epilepsi di Indonesia dan India

(Nagalakshmi et al. 2001).

Penelitian lain menyebutkan bagian kulit mahoni dapat digunakan sebagai

ramuan untuk pengobatan diare, sumber vitamin dan zat besi, dan antipiretik,

sedangkan bagian biji dapat digunakan sebagai pengobatan kanker, amoebiasis,

batuk dan usus parasitisme (Divyal et al. 2012). Menurut Maiti et al. (2009)

senyawa swietenine yang di isolasi dari biji mahoni memiliki efek hipoglikemik

yang dapat menurunkan kadar glukosa darah. Biji dari Swietenia mahagoni Jacq.

ini juga mengandung senyawa flavonoid yang cukup tinggi. Flavonoid dapat

memberikan rasa yang sepat dan pahit ketika dikonsumsi. Kebanyakan orang

penderita diabetes enggan mengonsumsi biji mahoni dikarenakan rasa pahit yang

dimilikinya (Hajli 2011).

Kopi merupakan minuman kesukaan bagi sebagian besar masyarakat

Indonesia. Hal ini sejalan dengan penelitian Chandra et al. (2012) yang

menyatakan pada masyarakat Indonesia lebih menyukai untuk mengonsumsi kopi

jenis robusta dibanding arabica karena harganya yang relatif lebih murah dan

rasanya yang khas. Selain rasa yang khas, zat bioaktif yang terdapat didalam kopi

mengandung sebagian besar senyawa penting yang diketahui terdapat dalam

pangan fungsional seperti flavonoid (katekin, anthocyanins), asam ferrulic dan

asam caffeic. Hasil penelitian Paynter et al. (2006) menyebutkan bila seseorang

meminum kopi sebanyak 4 gelas perhari akan menurunkan risiko diabetes sebesar

23% dibandingkan dengan seseorang yang tidak meminum kopi. Hasil ini

disebabkan oleh adanya asam klorogenat yang terdapat dalam biji kopi yang

diduga memiliki potensi untuk menghambat enzim α-glukosidase.

Biji mahoni dan kopi dapat menjadi alternatif minuman fungsional bagi

para diabetisi. Kopi diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pelengkap

fungsional yang dapat menutupi rasa pahit dari biji mahoni. Selain itu kombinasi

antara kopi dan ekstrak biji mahoni juga diharapkan dapat memaksimalkan efek

fungsional masing-masing bahan tersebut. Oleh karena itu, minuman kopi yang

mengandung ekstrak biji mahoni perlu diformulasikan dengan baik agar dapat

memberikan efek fungsional dan dapat diterima konsumen.

Perumusan Masalah

Perumusan masalah dari penelitian ini diantaranya:

1. Bagaimana cara membuat ekstrak biji mahoni dan kopi dengan penambahan

ekstrak biji mahoni?

2. Bagaimana hasil dari uji organoleptik untuk menentukan formula terbaik dari

kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni?

Page 12: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

3

3. Bagaimana hasil analisis sifat fisik (uji kelarutan dan densitas kamba) dan

kimia (analisis proksimat, serat pangan, kandungan kafein dan komponen

penyusun dengan gas crhomatography) ekstrak biji mahoni dan produk kopi

dengan penambahan ekstrak biji mahoni?

4. Bagaimana hasil dari pengujian toksisitas pada ekstrak biji mahoni dan produk

kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni?

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk kopi

dengan penambahan ekstrak biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) sebagai

alternatif minuman fungsional diabetisi berdasarkan analisis daya terima (uji

organoleptik).

Tujuan Khusus

Penelitian ini secara khusus memiliki tujuan:

1. Mempelajari cara pembuatan ekstrak biji mahoni

2. Mengembangkan formula kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni dan

menentukan formula terbaik dari kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni

(secara organoleptik).

3. Menganalisis sifat fisik (uji kelarutan dan densitas kamba) dan kimia (analisis

proksimat, serat pangan, kandungan kafein dan komponen penyusun dengan

gas crhomatography) ekstrak biji mahoni dan produk kopi dengan penambahan

ekstrak biji mahoni

4. Mengevaluasi tingkat toksisitas ekstrak biji mahoni dan produk kopi dengan

penambahan ekstrak biji mahoni.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat

mengenai pemanfaatan biji mahoni yang dapat dikembangkan untuk diambil

ekstraknya dan ditambahkan kedalam kopi untuk menyamarkan rasa pahit. Produk

ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif minuman fungsional bagi

penderita diabetes mellitus.

Page 13: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

4

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan selama enam bulan dimulai dari bulan Maret 2014

sampai Agustus 2014. Pembuatan ekstrak biji mahoni, analisis fisik dan kimia

dilakukan di Laboratorium Kimia dan Analisis Pangan, uji organoleptik dilakukan

di Laboratorium Organoleptik, Departemen Gizi Masyarakat, FEMA, IPB.

Pembuatan serbuk ekstrak biji mahoni dilakukan di SEAFAST, FATETA IPB,

analisis toksisitas ekstrak biji mahoni dan formula produk kopi terpilih dilakukan

di Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka LPPM-IPB, sedangkan pengukuran

senyawa penyusun serbuk ekstrak biji mahoni dan formula produk kopi terpilih

menggunakan gas crhomatography mass spechtrophotometer (GCMS)

dilakukan di Pusat Laboratorium Terpadu UIN Jakarta.

Alat dan Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah bahan-bahan yang

digunakan untuk membuat ekstrak biji mahoni dan produk kopi dengan

penambahan ekstrak biji mahoni. Biji mahoni yang digunakan merupakan biji

mahoni jenis Swetenia mahagoni Jaq. yang diperoleh dari sentra produksi biji

mahoni di Yogyakarta. Sedangkan kopi yang digunakan dalam formulasi produk

merupakan produk kopi NESCAFÉ Classic dengan 100% kopi murni yang dibuat

dari biji kopi robusta terpilih yang dijual dipasaran oleh PT. Nestle Indonesia.

Pemakaian etanol, cremophor, dan maltodesktrin juga diperlukan dalam

pembuatan ekstrak biji mahoni, sedangkan creamer, sukralosa, dan garam

digunakan dalam formula kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni. Selain itu

bahan-bahan yang digunakan untuk analisis sifat fisik dan kimia merupakan

bahan standar dalam metode analisis proksimat, serat pangan, densitas kamba dan

kelarutan.

Alat-alat yang digunakan untuk pembuatan produk kopi dengan

penambahan ekstrak biji mahoni yaitu wadah plastik, pisau, blender, baskom,

cabinet drying, kain saring, vacum drying, gelas piala, labu takar, lumpang,

mortar, timbangan, strirrer, homogenizer D-500 (Wiggen Hauser, Jerman), dan

rotavapor-R Buchi CH9230 (Swiss) dengan vacum Type A-36 (Japan). Alat-alat

yang digunakan untuk analisis adalah pH meter ECPH-602 (Esoscan, Jerman),

gas crhomatography mass spechtrophotometer (GCMS) type-QP2010 Plus

(Jerman), termometer, gelas ukur, pipet, timbangan analitik, penangas air, dan

alat-alat yang digunakan untuk melakukan analisis kimia metode proksimat.

Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan dibagi menjadi beberapa tahapan. Dimulai dari

penelitian pendahuluan yaitu sortasi biji mahoni yang akan diekstrak dan

pembuatan ekstrak biji mahoni, dan penelitian utama yaitu formulasi dan

pembuatan kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni (formula terbaik dipilih

berdasarkan parameter uji organoleptik) dan analisis mutu produk (analisis sifat

Page 14: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

5

fisik, kimia, toksisitas dan fisikokimia). Formula produk kopi dengan penambahan

ekstrak biji mahoni dilakukan dengan variasi pada penambahan konsentrasi

serbuk ekstrak biji mahoni kedalam formula kopi.

1. Penelitian Pendahuluan

a. Pembuatan Ekstrak Biji Mahoni

Tahap pertama dalam prosedur penelitian ini adalah ekstraksi biji mahoni

agar didapatkan filtrat pekat yang diproses lebih lanjut menjadi serbuk minuman

biji mahoni. Langkah awal yang harus dilakukan adalah biji mahoni segar

disortasi dan dipilih yang masih segar kermudian dikeringkan (cabinet drying)

selama 2x24 jam, kemudian biji mahoni kering yang didapat dihancurkan dengan

blender (20 mesh) dan ditambahkan etanol dengan perbandingan etanol : biji

mahoni kering 7:1. Bahan-bahan tersebut kemudian dimaserasi 2x24 jam sampai

dengan filtrat penyaringan hasil maserasi sudah jernih (4 kali perlakuan maserasi

dengan etanol) dan disaring. Selanjutnya filtrat etanol dievaporasi dengan

evaporator sampai dengan didapat filtrat pekat biji mahoni.

b. Pembuatan Serbuk Ekstrak Biji Mahoni

Pembuatan serbuk dari ekstrak biji mahoni menghasilkan serbuk yang

dapat larut sempurna saat dicampurkan dengan pelarut (air) serta rendemen serbuk

biji mahoni. Langkah kerja lanjutan untuk pembuatan serbuk ekstrak biji mahoni

yaitu filtrat pekat ekstrak biji mahoni ditambahkan cremophor sebanyak 1% dan

dihomogenisasi (dengan alat homogenizer). Selanjutnya ditambahkan bahan

pengisi (maltodekstrin) sebanyak 1 kg dan aquadest untuk membantu pelarutan,

kemudian, dihomogenisasi kembali (dengan alat homogenizer) dan didiamkan

pada suhu ruang (kurang lebih 12 jam). Setelah bahan didiamkan kemudian

dikeringkan dengan vaccum drying sehingga menjadi serbuk biji mahoni.

2. Penelitian Utama

a. Formulasi Produk Kopi dengan Penambahan Ekstrak Biji Mahoni

Tahapan pertama formulasi adalah mencari jenis kopi dan krimer

dipasaran yang mudah ditemui untuk membuat formula kopi yang cocok sebelum

penambahan ekstrak biji mahoni. Setelah formula kopi didapatkan maka

dilakukan perlakuan pemberian ekstrak biji mahoni. Masing-masing 100 mg, 200

mg, dan 300 mg serbuk ekstrak biji mahoni ditambahkan kedalam formula kopi

yang terdiri dari pemanis sukralose 30 mg, garam 100 mg, kopi instan 3 gram dan

creamer 12 gram. Setelah ditambahkan, masing-masing formula kopi dengan

penambahan ekstrak biji mahoni tersebut kemudian dry mixing selama 20 menit

untuk membuat campuran kopi-mahoni yang homogen.

b. Uji Organoleptik Formula produk terpilih ditentukan berdasarkan uji organoleptik. Uji

organoleptik yang dilakukan adalah uji penerimaan untuk mendapatkan tanggapan

setiap panelis terhadap produk yang disajikan. Uji penerimaan ini bertujuan untuk

mengetahui apakah produk minuman kopi dengan penambahan ekstrak biji

mahoni tersebut disukai atau tidak. Uji penerimaan yang dilakukan adalah uji

Page 15: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

6

kesukaan menggunakan skala 9 (1= amat sangat tidak suka dan 9= amat sangat

suka). Selain itu juga digunakan uji pembedaan untuk melihat karakteristik tiap

formula kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni dengan melakukan uji mutu

hedonik. Pengujian organoleptik menggunakan 30 panelis semi terlatih. Panelis

diminta tanggapannya terhadap sepuluh parameter uji diantaranya odor, warna,

aroma kopi, aroma asing, rasa manis, rasa pahit, rasa creamer, mouthfeel, flavour,

dan after taste pada uji kesukaan dan mutu hedonik. Skala yang digunakan pada

masing-masing parameter adalah skala garis dengan jumlah skala 9 (Lampiran 3).

c. Analisis Mutu Produk Terpilih

Produk kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni dipilih dari hasil

penilaian uji organoleptik. Selanjutnya produk kopi terpilih dan serbuk ekstrak

biji mahoni dianalisis sifat fisik (uji kelarutan dan densitas kamba) dan kimia

(analisis proksimat, serat pangan, uji toksisitas BSLT, dan senyawa penyusun

dengan gas crhomatography mass spechtrophotometer).

Karakteristik fisik minuman fungsional biji mahoni yang diamati adalah

kelarutan dan densitas kamba. Kelarutan diukur dengan melarutkan sampel dalam

air kemudian disaring dengan kertas Whatman no 42, lalu kertas saring

dikeringkan dalam oven dengan suhu 105oC sampai bobotnya tetap. Setelah itu,

kelarutan dalam air diukur dengan membagi bobot kertas saring akhir (g) yang

dikurangi bobot kertas saring awal (g) dengan bobot sampel kering (g) dikali

100%. Penetapan kadar air dengan metode oven, penetapan kadar abu dengan

metode kering, penetapan kadar protein dilakukan dengan metode Mikro Kjeldahl,

penetapan kadar lemak menggunakan metode Ekstraksi Soxhlet, penetapan

karbohidrat dengan metode by difference, dan penetapan serat dengan metode

enzimatis (Kusnandar et al.2011). Analisis toksisitas menggunakan larva udang

metode BSLT (Biofarmaka IPB 2014) (lampiran 1), dan analisis senyawa

penyusun dari serbuk ekstrak biji mahoni dan formula kopi dengan penambahan

ekstrak biji mahoni menggunakan gas crhomatography mass spechtrophotometer.

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam formula adalah rancangan

acak lengkap dua kali ulangan dan dengan perbedaan konsentrasi ekstrak biji

mahoni yang ditambahkan kedalam formula kopi standar. Analisis data pada

produk terpilih hasil uji organoleptik dilakukan secara deskriptif. Model linear

yang digunakan adalah sebagai berikut:

= µ + + εij

Dimana:

= nilai pengamatan respon taraf perlakuan ke-i pada ulangan ke-j

i = banyaknya perlakuan

j = banyaknya ulangan

µ = nilai rataan umum

= pengaruh perlakuan formula tepung pada taraf ake-i

εij = galat penelitian karena pengaruh taraf perlakuan ke-i, ulangan ke-j

Page 16: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

7

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program Microsoft

Excell for Windows 2007, dan SPSS 16.0. Data hasil uji organoleptik pada

penelitian pendahuluan dianalisis secara deskriptif berdasarkan nilai rata-rata

masing-masing atribut orgoleptik. Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan

menggunakan sidik ragam ANOVA. Jika terdapat perbedaan yang nyata, maka

dilakukan uji lanjut Duncan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Serbuk Ekstrak Biji Mahoni

Tahap pembuatan serbuk ekstrak biji mahoni bertujuan untuk

mendapatkan serbuk mahoni yang siap untuk ditambahkan kedalam formula kopi.

Serbuk mahoni terbuat dari biji mahoni jenis Swetenia mahagoni Jacq. yang

diperoleh dari sentral produksi mahoni di Yogyakarta. Berikut gambar biji mahoni

yang digunakan dalam penelitian ini (Gambar 1).

Gambar 1 Biji mahoni (Swetenia mahagoni Jacq) dari sentral produksi

Biji mahoni sebanyak 3 kg dikupas kulitnya dan dipilih yang masih segar.

Hasil dari 3 kg biji mahoni awal yang dikupas kulitnya tersebut menghasilkan biji

mahoni kupas kulit terpilih sebesar 1.6 kg. Biji mahoni kupas kulit ini kemudian

dipanaskan didalam oven untuk dikeringkan pada suhu 60oC selama 24 jam.

Setelah dikeringkan, biji mahoni kering ditimbang kembali dan menghasilkan

1592 gram. Biji mahoni kupas kulit yang telah kering kemudian dihaluskan untuk

memperbesar luas permukaan sebelum proses pelarutan dengan pelarut organik

(20 mesh). Proses penghalusan biji mahoni menggunakan blender menghasilkan

serbuk seberat 1588 gram. Kehilangan 4 gram mungkin disebabkan karena

masalah teknis, seperti serbuk yang masih tertinggal atau menempel di blender,

meja, sendok, dan sebagainya.

Serbuk biji mahoni awal tersebut kemudian dilarutkan dalam etanol teknis

sebanyak 8 Liter lalu dimaserasi selama 2x24 jam dengan kecepatan alat medium.

Larutan etanol ini kemudian disaring menggunakan penyaring vakum

Page 17: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

8

menggunakan kertas saring whatman 41 dan difiltrasi menggunakan rotary

evaporator. Tahapan pelarutan zat aktif, penyaringan dan penguapan tersebut

diulang sebanyak 4 kali menggunakan 28 Liter pelarut etanol teknis. Hasil

evaporasi akhir didapatkan ekstrak pekat larutan tanpa etanol yang kemudian akan

diubah fasenya menjadi fase padatan berupa serbuk. Ekstrak pekat larutan yang

didapatkan tersebut merupakan campuran heterogen yang bila didiamkan

beberapa saat akan terpisah menjadi 3 fase, yaitu fase minyak, air, dan padatan.

Fase yang digunakan dalam penelitian ini hanya fase minyak dan air dengan

jumlah volume keseluruhan sebesar 627 mL.

Kedua fase ekstrak biji mahoni ini dicampur dengan emulsifier

(chremophor) sebanyak 10.175 mg agar menjadi larutan emulsi yang homogen.

Emulsifier adalah substansi yang berfungsi untuk menjaga kestabilan emulsi

karena memiliki bagian hidrofilik dan hidrofobik dengan meningkatkan kestabilan

kinetik (IUPAC 1997). Chermophor merupakan salah satu jenis emulsifier yang

memiliki tingkat kemurnian tinggi dan dapat menjaga stabilitas larutan emulsi

dengan sangat baik dan banyak digunakan pada industri farmasi. Emulsifier jenis

chermophor memiliki nilai HLB antara 12-14. Menurut Anggirasti (2008),

emulsifier dengan nilai HLB 2.0 sampai 6.5 cocok digunakan pada sistem emulsi

w/o, sedangkan emulsifier dengan nilai HLB 8.5 sampai 16.5 cocok untuk emulsi

o/w.

Selanjutnya, larutan emulsi tersebut dicampurkan dengan maltodekstrin

sebanyak 1 kg yang telah dilarutkan dalam aquadest. Maltodesktrin

(C6H12O5)nH2O merupakan bahan pengisi yang memiliki berat molekul rata-rata

kurang lebih 1800 untuk DE (Dextrose Equivalent). Berat molekul ini jauh lebih

kecil dari pati alami yang memiliki berat molekul sekitar 2 juta. Menurut Hui

(1992) maltodekstrin dapat digunakan pada makanan dan minuman karena

memiliki sifat–sifat tertentu seperti maltodekstrin mampu membentuk film,

mengalami proses dispersi yang cepat, memiliki daya larut yang tinggi memiliki

sifat higroskopis yang rendah, sifat browning yang rendah, dan memiliki daya ikat

yang kuat. Campuran akhir dari larutan emulsifier dan maltodekstrin ini

membentuk cairan yang sangat kental sehingga penggunaan spray drying tidak

mungkin dilakukan. Vaccum drying dipilih sebagai alternatif untuk pengeringan

dan pembuatan serbuk ekstrak biji mahoni. Serbuk yang dihasilkan sebesar 1.278

kg. Serbuk ekstrak mahoni tersebut digunakan dalam formulasi kopi mahoni

instan.

Formulasi Produk Kopi dan Mahoni

Tahap formulasi bertujuan untuk menentukan bahan penyusun produk

kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni agar diperoleh produk terbaik yang

dapat diterima oleh panelis. Jenis dan konsentrasi bahan penyusun kopi

diantaranya kopi instan, creamer nabati, sukralosa, dan garam yang ditambahkan

dapat mempengaruhi karakteristik formula produk kopi dengan penambahan

ekstrak biji mahoni yang dihasilkan. Penambahan bahan penyusun kopi tersebut

juga dapat mempengaruhi hasil analisis fisik dan kimia produk terpilih yang

diperoleh dari hasil uji organoleptik.

Kopi jenis robusta merupakan salah satu bahan penyusun utama dalam

formula. Menurut Brown (2007) minuman kopi (ground, instan, tanpa kafein atau

Page 18: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

9

espresso) bervariasi tergantung pada biji dimana diproduksi, cara pemrosesan biji

dan bahan-bahan yang ditambahkan kedalam produk kopi. Selain rasa yang khas,

zat bioaktif yang terdapat didalam kopi mengandung sebagian besar senyawa

penting yang diketahui terdapat dalam pangan fungsional seperti flavonoid

(katekin, anthocyanins), ferrulic acid dan caffeic acid. Selain itu komponen aktif

biologis juga ditemukan seperti asam nicotinic, trigonelina, asam quinolinic, asam

tanat, asam pyrogallic, dan kafein.

Selain kopi, bahan tambahan yang diberikan kedalam formula adalah

sukralosa. Sukralosa adalah triklorodisakarida, yaitu 1,6-dichloro-1,6-dideoxy-β-

fructofuranosyl-4-cloro-4-deoxy-α-D-galactopyranoside dengan rumus kimia

C12H19Cl3O8. Sukralosa berbeda dengan sukrosa. Sukralosa merupakan senyawa

berbentuk kristal berwarna putih, tidak berbau, mudah larut dalam air dan alkohol

serta berasa manis tanpa rasa yang tidak diinginkan. Sukralosa memiliki tingkat

kemanisan relatif sebesar 600 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai

kalori karena sukralosa tidak digunakan sebagai sumber energi oleh tubuh

sebagaimana halnya sukrosa. Oleh sebab itu, sukralosa dimasukkan ke dalam

golongan GRAS (Generally Recognized as Safe) dan sangat bermanfaat sebagai

pengganti gula bagi penderita diabetes baik tipe I maupun II (Cahyadi 2008).

Penggunaan creamer dalam formula produk kopi dimaksudkan untuk

menutupi rasa pahit dari ekstrak biji mahoni yang ditambahkan. Creamer yang

digunakan dalam formula adalah creamer nabati atau non dairy product.

Berdasarkan SNI No. 4444:2009 creamer nabati bubuk adalah produk berbentuk

bubuk yang dibuat dari lemak atau minyak nabati dan bahan pangan lain dengan

atau tanpa penambahan bahan tambahan pangan yang diizinkan dan dikemas

secara kedap (BSN 2009). Salah satu bahan baku minyak nabati yang banyak

digunakan dalam pembuatan creamer bubuk nabati adalah kelapa sebagai bahan

baku pada pembuatan non dairy creamer. Non Dairy Creamer adalah produk

pengganti susu atau krim yang merupakan produk emulsi lemak dalam air, dibuat

dari minyak nabati yang dihidrogenasi dengan penambahan BTP yang diizinkan

(Safitri 2013).

Bahan-bahan penyusun tersebut kemudian dicampurkan dan ditambahkan

dengan serbuk ekstak biji mahoni. Penambahan bahan-bahan penyusun tersebut

berdasarkan trial-error pembuatan kopi. Berikut hasil formulasi kopi yang

diperoleh (Tabel 1).

Tabel 1 Formula kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni

Komposisi Formula 1 Formula 2 Formula 3

% Serving size (g) % Serving size (g) % Serving size (g)

Kopi Instan 19.7 3 19.6 3 19.4 3 Creamer 78.8 12 78.3 12 77.8 12 Sukralose 0.2 0.03 0.2 0.03 0.2 0.03 Garam 0.7 0.1 0.7 0.1 0.6 0.1 Ekstrak biji

mahoni 0.7 0.1 1.3 0.2 1.9 0.3

Berdasarkan tabel 1 terilihat pada persentase ketiga formula, creamer

merupakan penyusun komposisi terbesar (±78%) diikuti kopi instan (±19%).

Persentase taraf perbedaan penambahan ekstrak biji mahoni pada kopi yaitu 0.7%,

1.3%, dan 1.9%. Berdasarkan serving size, berat total dari produk kopi tanpa

penambahan ekstrak biji mahoni adalah 15.01 gram, dimana tiap serving size-nya

tersusun dari kopi instan sebanyak 3 gram, creamer 12 gram, sukralosa 30 mg,

Page 19: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

10

dan garam 100 mg. Taraf perbedaan ekstrak biji mahoni yang ditambahkan

kedalam formula kopi berturut-turut adalah 100 mg, 200 mg, dan 300 mg. Bila

dipersentasikan Berikut gambar formula kopi dan ekstrak biji mahoni yang dibuat

dalam penelitian (Gambar 2).

Gambar 2 Produk kopi dan serbuk ekstrak biji mahoni hasil penelitian

Jumlah ekstrak mahoni yang ditambahkan kedalam formula kopi dipilih

berdasarkan tahap trial-error formulasi awal dimana minuman kopi yang telah

dibuat hanya dapat menutupi rasa pahit ekstrak mahoni sampai dengan 300 mg.

Diatas konsentrasi tersebut rasa pahit yang ditimbulkan oleh penambahan ekstrak

biji mahoni sudah tidak dapat tertutup walaupun dengan penambahan kopi instan,

creamer, sukralosa, dan garam dalam jumlah lebih banyak.

Karakteristik Mutu Indrawi Produk Kopi-Mahoni

Penilaian organoleptik adalah penilaian menggunakan indera dengan

kemampuan sensori. Penilaian organoleptik banyak digunakan untuk menilai

mutu komoditas hasil pertanian dan makanan. Indera manusia yang sangat umum

digunakan dalam penilaian penerimaan suatu makanan adalah indera pencicip,

penglihat, pembau dan peraba. Terdapat beberapa uji organoleptik yang biasa

digunakan dalam industri pangan diantaranya uji kesukaan (hedonik) dan uji mutu

hedonik.Pada uji kesukaan panelis diminta tanggapannya mengenai kesukaan dan

ketidaksukaan terhadap suatu produk, sedangkan untuk uji mutu hedonik

tanggapan yang diberikan berdasarkan kesan baik atau buruk. Menurut Rahayu

(1998), biasanya uji kesukaan bertujuan untuk mengetahui respon panelis

terhadap sifat mutu yang umum misalnya warna, aroma, tekstur, dan rasa. Melalui

uji kesukaan akan diketahui sifat mutu minuman yang dihasilkan baik rasa, aroma,

warna, dan tekstur. Sedangkan uji mutu hedonik ingin mengetahui respon

terhadap sifat-sifat produk yang lebih spesifik.

Ketiga formula kopi mahoni yang telah dibuat selanjutnya diuji secara

organoleptik menggunakan 30 orang panelis semi terlatih. Panelis semi terlatih

adalah panelis yang mengetahui sifat sensorik dari sampel karena mendapat

penjelasan atau pelatihan singkat (Soekarto 1985). Panelis yang dilibatkan dalam

uji organoleptik ini harus memenuhi kriteria inklusi, yaitu sehat, tidak alergi

terhadap kopi, pernah mendapatkan kuliah mengenai organoleptik, telah

mengambil mata ajar Percobaan Makanan (GIZ 332), menyukai kopi, dan

mengonsumsi kopi lebih dari 2 kali dalam seminggu. Panelis menilai produk kopi

tersebut dari segi kesukaan (hedonik) dan mutu sensori.

Page 20: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

11

a. Mutu Hedonik

Uji mutu hedonik merupakan uji untuk menentukan mutu tertentu dari

suatu bahan dengan menggunakan panelis dalam penilaiannya. Mutu hedonik

yang diuji pada penelitian ini diantaranya adalah odor, warna, aroma kopi, aroma

asing, rasa manis, rasa pahit, rasa creamer, mouthfell, flavour, dan after taste.

Berdasarkan gambar 4 dapat diketahui bahwa hasil organoleptik mutu hedonik

produk kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni 100 mg memiliki rasa

manis, rasa creamer, dan flavour yang lebih kuat dibanding ekstrak 200 mg dan

300 mg. Atribut rasa pahit dan aftertaste pada kopi dengan penambahan ekstrak

biji mahoni 300 mg lebih kuat dibandingkan dua formula kopi lainnya. Nilai rata-

rata dari mutu hedonik setiap atribut pada setiap formula dapat dilihat pada

gambar 3.

Gambar 3 Skor mutu hedonik kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni

Keterangan :

Odor : 1= amat sangat lemah, 2= sangat lemah, 3=lemah, 4=agak lemah, 5= just about

right, 6=agak kuat, 7=kuat, 8=sangat kuat, 9= Amat Sangat Kuat

Warna : 1= Cokelat Amat Sangat Muda, 2= Cokelat Sangat Muda, 3= Cokelat Muda,

4= Cokelat Agak Muda, 5= coklat, 6= Cokelat Agak Tua, 7= Cokelat Tua, 8=

Cokelat Sangat Tua, 9= Cokelat Amat Sangat Tua

Aroma Kopi : 1= amat sangat lemah, 2= sangat lemah, 3=lemah, 4=agak lemah, 5= just about

right, 6=agak kuat, 7=kuat, 8=sangat kuat, 9= Amat Sangat Kuat

Aroma Asing : 1= amat sangat lemah, 2= sangat lemah, 3=lemah, 4=agak lemah, 5= just about

right, 6=agak kuat, 7=kuat, 8=sangat kuat, 9= Amat Sangat Kuat

Rasa Manis : 1= amat sangat lemah, 2= sangat lemah, 3=lemah, 4=agak lemah, 5= just about

right, 6=agak kuat, 7=kuat, 8=sangat kuat, 9= Amat Sangat Kuat

Rasa Pahit : 1= amat sangat lemah, 2= sangat lemah, 3=lemah, 4=agak lemah, 5= just about

right, 6=agak kuat, 7=kuat, 8=sangat kuat, 9= Amat Sangat Kuat

Rasa Creamer : 1= amat sangat lemah, 2= sangat lemah, 3=lemah, 4=agak lemah, 5= just about

right, 6=agak kuat, 7=kuat, 8=sangat kuat, 9= Amat Sangat Kuat

Mouthfeel : 1= amat sangat lemah, 2= sangat lemah, 3=lemah, 4=agak lemah, 5= just about

right, 6=agak kuat, 7=kuat, 8=sangat kuat, 9= Amat Sangat Kuat

Page 21: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

12

Flavour : 1= amat sangat lemah, 2= sangat lemah, 3=lemah, 4=agak lemah, 5= just about

right, 6=agak kuat, 7=kuat, 8=sangat kuat, 9= Amat Sangat Kuat

After taste : 1= amat sangat lemah, 2= sangat lemah, 3=lemah, 4=agak lemah, 5= just about

right, 6=agak kuat, 7=kuat, 8=sangat kuat, 9= Amat Sangat Kuat 1. Odor

Odor adalah sensasi atau kesan yang diterima ketika mencium atau

menghirup senyawa-senyawa volatil (saat minuman belum di rongga mulut)

(Rahayu 1998). Pengujian mutu odor dilakukan untuk melihat seberapa besar

pengaruh senyawa volatil yang berasal dari kopi dan ekstrak biji mahoni.

Penilaian mutu hedonik odor dalam skala 1 sampai 9. Nilai odor yang semakin

rendah menunjukkan mutu produk minuman kopi dengan penambahan ekstrak biji

mahoni semakin lemah dan nilai odor semakin tinggi menunjukkan mutu produk

yang semakin kuat. Hasil uji mutu hedonik atribut odor dapat dilihat pada

lampiran 4.

Hasil uji organoleptik terhadap mutu odor pada formula penambahan

ekstrak 100 mg, 200 mg, dan 300 mg berkisar antara nilai 4 sampai dengan 6

yaitu agak lemah sampai agak kuat. Nilai rataan odor terendah yaitu 4.58 terdapat

pada kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni 100 mg, sedangkan nilai rataan

odor tertinggi yaitu 5.15 terdapat pada kopi dengan penambahan ekstrak biji

mahoni 300mg. Namun tidak terdapat perbedaan yang nyata antar mutu odor

formula dengan penambahan ekstrak biji mahoni 100 mg, 200 mg, dan 300 mg

(p>0.05). Berdasarkan Lewis (1980) kopi jenis robusta memiliki rasa pahit dan

odor yang menyenangkan panelis ketika diseduh sehingga kopi robusta memiliki

jumlah konsumen lebih banyak dibandingkan jenis lainnya.

2. Warna

Warna memegang peranan penting dalam menentukan penerimaan

konsumen karena merupakan kesan pertama yang diperoleh oleh konsumen.

Menurut Meilgaard et al. (1999), warna merupakan salah satu atribut penampilan

produk yang sering menentukan tingkat penerimaan konsumen terhadap produk

secara keseluruhan. Hasil uji mutu hedonik atribut warna dapat dilihat pada

lampiran 4.

Penilaian mutu hedonik atribut warna dalam skala 1 sampai 9. Nilai warna

yang semakin rendah menunjukkan mutu produk minuman kopi dengan

penambahan ekstrak biji mahoni semakin berwarna coklat sangat muda dan nilai

warna semakin tinggi menunjukkan semakin berwarna coklat sangat tua. Hasil uji

organoleptik terhadap mutu atribut warna pada kopi dengan penambahan ekstrak

100 mg, 200 mg, dan 300 mg berkisar antara nilai 5 dan 6 yaitu coklat dan coklat

agak tua, dimana nilai tertinggi (5.45) terdapat pada kopi dengan penambahan

ekstrak 200 mg sedangkan nilai terendah (5.32) terdapat pada kopi dengan

penambahan ekstrak 100mg. Namun tidak terdapat perbedaan yang nyata antar

mutu warna formula dengan penambahan ekstrak biji mahoni 100 mg, 200 mg,

dan 300 mg (p>0.05). Berdasarkan penelitian Rejo et al. (2012) mengenai

organoleptik kopi robusta menunjukkan semakin pekat warna kopi maka akan

semakin menarik panelis untuk menyukai produk kopi tersebut.

3. Aroma Kopi dan Aroma Asing

Aroma merupakan penilaian terhadap suatu produk dengan menggunakan

indra penciuman. Aroma dapat diterima oleh sistem olfaktori melalui substansi

yang ada di dalam mulut dan biasanya disebabkan oleh senyawa volatil yang

terkandung dalam produk tersebut (Meilgaard et. al 1999). Atribut aroma pada uji

Page 22: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

13

organoleptik di bagi menjadi 2 atribut yaitu aroma kopi dan aroma asing. Hasil uji

mutu hedonik atribut aroma dapat dilihat pada lampiran 4.

Nilai atribut mutu aroma kopi dan aroma asing yang berbeda dipengaruhi

jumlah ekstrak biji mahoni yang ditambahkan kedalam produk kopi. Tabel 4

menunjukkan bahwa hasil penilaian mutu hedonik terhadap aroma kopi memiliki

kisaran nilai antara 4 sampai 6, atau antara agak lemah sampai agak kuat. Nilai

rata-rata terendah (5.19) diperoleh oleh kopi dengan penambahan ekstrak 100 mg

dan 200 mg. Nilai rata-rata tertinggi (5.30) diperoleh produk kopi dengan

penambahan ekstrak 300 mg. Hasil uji ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji

mahoni pada formula kopi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap aroma kopi

(p>0.05). Hal ini berarti, perbedaan jumlah ekstrak biji mahoni yang ditambahkan

tidak mempengaruhi mutu aroma kopi pada produk yang dihasilkan.

Atribut aroma asing pada formula produk kopi memiliki kisaran nilai

antara 4 sampai 6, atau antara agak kuat sampai agak lemah. Nilai rata-rata

terendah (4.60) diperoleh oleh produk kopi dengan penambahan ekstrak 100mg.

Nilai rata-rata tertinggi (4.91) diperoleh produk kopi dengan penambahan ekstrak

300 mg. Hasil uji ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni pada formula

kopi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap aroma asing (p>0.05). Hal ini

berarti perbedaan jumlah ekstrak biji mahoni yang ditambahkan tidak

mempengaruhi nyata mutu aroma asing pada produk yang dihasilkan.

Tempat penanaman yang ideal, tanah yang subur dan kualitas penyinaran

yang baik mengakibatkan kopi memiliki aroma yang khas. Selain itu mutu kopi

merupakan faktor yang sangat penting penghasil aroma kopi. Semakin baik mutu

kopi maka aroma kopi akan semakin baik. Aroma yang dihasilkan kopi akan

berbeda pada setiap daerah penghasil kopi. Selain itu faktor genetik dapat pula

berpengatuh terhadap aroma kopi seduh (Sulistyowati 2002).

4. Rasa Manis, Rasa Pahit dan Rasa Creamer

Rasa berbeda dengan bau dan lebih banyak melibatkan panca indra lidah.

Penginderaan cecapan dapat dibagi menjadi empat cecapan utama yaitu asin,

asam, manis, dan pahit. Rasa makanan dapat dikenali dan dibedakan oleh kuncup-

kuncup cecapan yang terletak pada papilla yaitu bagian noda merah jingga pada

lidah. Namun cecapan adalah indera yang informasinya paling tidak jelas. Sel

cecapan mengalami degradasi, semakin tua semakin rendah jumlah sel cecapan

perasanya (Winarno 1997). Nilai rasa yang digunakan dalam penilaian mutu

hedonik dipecah menjadi tiga atribut yaitu rasa manis, rasa pahit, dan rasa

creamer. Pemecahan ini dibuat karena rasa yang dihasilkan oleh formula produk

kopi dan ekstrak biji mahoni dikhawatikan dapat membuat rancu penilaian

panelis.

Nilai atribut mutu rasa manis, rasa pahit, dan rasa creamer yang berbeda

dipengaruhi jumlah ekstrak biji mahoni yang ditambahkan kedalam produk kopi.

Rasa manis produk berasal dari sukralosa yang ditambahkan, rasa pahit produk

lebih dipengaruhi oleh penambahan ekstrak biji mahoni. Dan rasa creamer yang

ditambahkan dipengaruhi oleh penambahan creamer pada formula. Hasil uji mutu

hedonik atribut rasa dapat dilihat pada lampiran 4.

Berdasarkan lampiran 4 hasil penilaian mutu hedonik terhadap rasa manis

memiliki kisaran nilai antara 3 sampai 5, atau antara lemah sampai just about

right. Nilai rata-rata terendah (3.69) diperoleh oleh kopi dengan penambahan

ekstrak biji mahoni 100 mg. Nilai rata-rata tertinggi (4.71) diperoleh produk kopi

Page 23: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

14

dengan penambahan ekstrak 300 mg. Hasil uji ragam menunjukkan bahwa ekstrak

biji mahoni pada formula kopi memberikan pengaruh nyata terhadap rasa manis

(p<0.05). Perbedaan signifikan terjadi pada kopi dengan penambahan ekstrak biji

mahoni 100 mg dibandingkan penambahan ekstrak 200 mg dan 300mg. Namun

kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni 200 mg dan 300 mg tidak berbeda

nyata.

Hasil penilaian mutu organoleptik terhadap rasa pahit memiliki kisaran

nilai antara 2 sampai 5, atau antara sangat kuat sampai just about right. Nilai rata-

rata terendah (2.89) diperoleh oleh produk kopi dengan penambahan ekstrak 300

mg yang artinya berada dalam kisaran rasa pahit yang sangat kuat sampai kuat.

Nilai rata-rata tertinggi (4.11) diperoleh produk kopi dengan penambahan ekstrak

100 mg yang artinya berada dalam kisaran agak kuat sampai just about right.

Hasil uji ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni pada formula kopi

memberikan memberikan rasa pahit yang berbeda (p<0.05). Perbedaan signifikan

terjadi pada ketiga formula.

Hasil penilaian mutu hedonik terhadap rasa creamer memiliki kisaran nilai

antara 4 sampai 6, atau antara agak lemah sampai agak kuat. Nilai rata-rata

terendah (4.44) diperoleh oleh kopi dengan penambahan ekstrak 300 mg yang

artinya berada dalam kisaran rasa creamer yang agak lemah sampai just about

right. Nilai rata-rata tertinggi (5.44) diperoleh produk kopi dengan penambahan

ekstrak 100 mg yang artinya berada dalam kisaran just about right sampai agak

kuat. Hasil uji ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni pada formula kopi

memberikan pengaruh nyata terhadap rasa creamer (p<0.05). Perbedaan

signifikan terjadi pada kopi dengan penambahan ekstrak 100 mg dibandingkan

ekstrak 200 mg dan 300 mg. Namun pada kopi dengan penambahan ekstrak 200

mg dan 300 mg tidak berbeda nyata.

5. Mouthfeel

Mouthfeel merupakan parameter dari tekstur yaitu kesan kinestetik

pengunyahan makanan didalam mulut yang mencakup kelompok kesan yang

dinyatakan dengan istilah fibrousness (serabut), grittiness (butiran halus),

mealiness (kesan tepung), oillines (berminyak), dll (Meilgaard et al. 1999).

Mouthfeel pada uji organoleptik produk kopi dengan penambahan ekstrak biji

mahoni memfokuskan pada grittiness (butiran halus) yang mungkin dihasilkan

dari creamer yang ditambahkan, dan oillines (berminyak) dari ekstrak biji mahoni

yang diberikan dalam formula. Hasil uji mutu hedonik atribut mouthfeel dapat

dilihat pada Lampiran 4.

Hasil penilaian mutu organoleptik terhadap atribut mouthfeel memiliki

kisaran nilai antara 5 sampai 6, atau antara just about right sampai agak kuat.

Ketiga formula tidak berbeda dan berada dalam kisaran nilai 5.5 sampai 6

(p>0.05). Penambahan ekstrak biji mahoni yang berbeda pada formula kopi tidak

membuat perbedaan pada mouthfeel produk. Nilai tertinggi pada mutu hedonik

atribut mouthfeel diperoleh pada produk kopi dengan penambahan ekstrak 300 mg

(5.95), dan mutu terendah (5.51) diperoleh oleh produk kopi dengan penambahan

ekstrak 100 mg.

6. Flavour

Flavour adalah gabungan sensasi odor, aroma, dan rasa yang terdapat pada

pangan baik dalam bentuk makanan maupun minuman (Meilgaard et al. 1999).

Penilaian mutu hedonik flavour dalam skala 1 sampai 9. Nilai flavour yang

Page 24: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

15

semakin tinggi menunjukkan mutu produk minuman kopi dengan penambahan

ekstrak biji mahoni semakin kuat dan nilai flavour semakin rendah menunjukkan

mutu produk yang semakin lemah. Hasil uji mutu hedonik atribut flavour dapat

dilihat pada lampiran 4.

Hasil penilaian mutu organoleptik terhadap flavour memiliki kisaran nilai

antara 5 sampai 7, atau antara just about right sampai lemah. Nilai rata-rata

terendah (5.77) diperoleh oleh kopi dengan penambahan ekstrak 100 mg yang

artinya berada dalam kisaran atribut flavour yang just about right sampai agak

lemah. Sedangkan rata-rata tertinggi (6.21) diperoleh produk kopi dengan

penambahan ekstrak 300 mg yang artinya berada dalam kisaran just about right

sampai agak kuat. Hasil uji ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni pada

formula kopi tidak berbeda terhadap flavour produk kopi dengan penambahan

ekstrak biji mahoni (p>0.05).

7. After taste

After taste adalah sensasi yang tertinggal setelah minuman sudah tertelan

seluruhnya (Setyaningsih 2010). After taste yang terbentuk pada uji organoleptik

produk kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni memfokuskan pada after

taste pahit yang mungkin tertinggal yang berasal dari ekstrak biji mahoni yang

ditambahkan dalam formula. Hasil uji mutu hedonik atribut after taste dapat

dilihat pada lampiran 4.

Hasil penilaian mutu organoleptik terhadap after taste memiliki kisaran

nilai antara 3 sampai 5, atau antara sangat kuat sampai just about right. Nilai rata-

rata terendah (3.15) diperoleh oleh produk kopi dengan penambahan ekstrak 300

mg yang artinya berada dalam kisaran after taste kuat sampai agak kuat. Kopi

dengan penambahan ekstrak 200 mg juga berada dikisaran skala yang sama

dengan formula 3. Sedangkan rataan penilaian tertinggi (4.09) terdapat pada

produk kopi dengan penambahan ekstrak 100 mg yang berada dalam range agak

kuat. Hasil uji ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni pada formula kopi

tidak berpengaruh nyata terhadap after taste produk kopi dengan penambahan

ekstrak biji mahoni (p>0.05).

b. Tingkat Kesukaan Panelis

Uji kesukaan (hedonik) dilakukan untuk menentukan produk terpilih pada

produk kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni. Uji ini menggunakan

persepsi kesukaan panelis terhadap produk terhadap atribut odor, warna, aroma

kopi, aroma asing, rasa manis, rasa pahit, rasa creamer, mouthfell, flavour, dan

after taste. Penentuan formula terbaik dari produk kopi dengan penambahan

ekstrak biji mahoni diambil dari atribut keseluruhan. Atribut keseluruhan

merupakan atribut yang diperoleh melalui skor pembobotan pada masing-masing

atribut lain yang dinilai oleh panelis sehingga diperlukan pengolahan data lanjutan

dari grafik laba-laba yang diperoleh. Nilai rata-rata dari uji kesukaan setiap atribut

pada setiap formula dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 25: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

16

Gambar 4 Skor uji kesukaan kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni

Keterangan:

Skala jaring laba-laba untuk seluruh atribut uji kesukaan : 1= amat sangat tidak suka, 2= sangat

tidak suka, 3= tidak suka , 4=agak tidak suka, 5= biasa, 6=agak suka, 7= suka, 8=sangat suka, 9=

Amat Sangat suka Berdasarkan grafik laba-laba uji kesukaan organoleptik produk memiliki

skala 1 sampai dengan 9, dimana skala 1 merupakan interpretasi panelis amat

sangat tidak suka dan 9 amat sangat suka. Dapat diketahui dari grafik tersebut

semakin terluar titik atribut suatu produk maka memiliki tingkat kesukaan lebih

tinggi.

1. Odor

Penilaian hedonik odor dalam skala 1 sampai 9. Nilai odor yang semakin

rendah menunjukkan tingkat kesukaan panelis terhadap produk minuman kopi

dengan penambahan ekstrak biji mahoni semakin tidak suka dan nilai odor

semakin tinggi menunjukkan tingkat kesukaan panelis terhadap produk semakin

suka. Hasil uji kesukaan atribut odor dapat dilihat pada lampiran 4. Hasil uji

kesukaan organoleptik terhadap atribut odor pada formula penambahan ekstrak

100 mg, 200 mg, dan 300 mg berkisar antara nilai 5 sampai dengan 6 yaitu biasa

sampai agak suka. Berdasarkan hasil diatas tidak terdapat perbedaan antar

persepsi panelis terhadap tingkat kesukaan odor formula kopi dengan penambahan

ekstrak biji mahoni 100 mg, 200 mg, dan 300 mg (p>0.05). Berdasarkan

hubungan karakteristik produk dengan tingkat kesukaan, formula produk kopi

yang paling disukai adalah produk kopi dengan odor yang agak lemah.

2. Warna

Sama dengan atribut odor dalam uji kesukaan organoleptik yang memiliki

9 skala pengukuran. Nilai warna yang semakin rendah menunjukkan tingkat

kesukaan panelis terhadap produk minuman kopi dengan penambahan ekstrak biji

mahoni semakin tidak suka dan nilai warna semakin tinggi menunjukkan tingkat

kesukaan panelis terhadap produk semakin suka. Hasil uji kesukaan atribut warna

dapat dilihat pada lampiran 4. Atribut warna pada uji kesukaan berkisar antara

skala 6 dan 7, atau agak suka sampai suka. Nilai rataan tertinggi (6.52) terdapat

pada kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni 100 mg, dan nilai rataan

Page 26: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

17

terendah (6.47) terdapat pada kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni 200

mg. Namun tidak terdapat perbedaan yang nyata antar kesukaan panelis terhadap

warna formula dengan penambahan ekstrak biji mahoni 100 mg, 200 mg, dan 300

mg (p>0.05).

3. Aroma Kopi dan Aroma Asing

Atribut aroma pada uji kesukaan di bagi menjadi 2 atribut yaitu aroma

kopi dan aroma asing. Hasil uji kesukaan atribut aroma dapat dilihat pada

lampiran 4. Nilai atribut kesukaan aroma kopi dan aroma asing yang berbeda

dipengaruhi jumlah ekstrak biji mahoni yang ditambahkan kedalam produk kopi.

Hasil penilaian uji kesukaan organoleptik terhadap aroma kopi memiliki kisaran

nilai antara 5 sampai 6, atau antara biasa sampai agak suka. Nilai rata-rata

terendah (5.1) diperoleh oleh formula 3 yaitu dengan penambahan ekstrak biji

mahoni 300 mg. Sedangkan rata-rata tertinggi (5.86) diperoleh produk kopi

dengan penambahan ekstrak biji mahoni 100 mg. Hasil uji ragam menunjukkan

bahwa perbedaan penambahan ekstrak biji mahoni pada formula kopi tidak

memberikan pengaruh nyata terhadap aroma kopi (p>0.05). Hal ini berarti,

perbedaan jumlah ekstrak biji mahoni yang ditambahkan tidak mempengaruhi

nyata pada persepsi kesukaan panelis terhadap aroma kopi pada produk yang

dihasilkan. Produk dengan nilai kesukaan tertinggi memiliki mutu organoleptik

aroma kopi yang agak kuat.

Atribut aroma asing pada produk kopi memiliki kisaran nilai antara 4

sampai 6, atau antara agak tidak suka sampai agak suka. Nilai rata-rata terendah

(4.82) diperoleh oleh kopi dengan penambahan ekstrak 300 mg. Sedangkan rata-

rata tertinggi (5.36) diperoleh produk kopi dengan penambahan ekstrak 100 mg.

Hasil uji ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni pada formula kopi tidak

memberikan pengaruh nyata terhadap aroma asing (p>0.05). Hal ini berarti,

perbedaan jumlah ekstrak biji mahoni yang ditambahkan tidak mempengaruhi

nyata pada persepsi kesukaan panelis terhadap aroma asing pada produk yang

dihasilkan. Produk dengan nilai kesukaan tertinggi memiliki mutu organoleptik

aroma asing yang just about right.

4. Rasa Manis, Rasa Pahit dan Rasa Creamer

Nilai rasa yang digunakan dalam penilaian persepsi panelis terhadap

kesukaan produk dipecah menjadi tiga atribut yaitu rasa manis, rasa pahit dan rasa

creamer. Hasil uji kesukaan atribut rasa dapat dilihat pada lampiran 4. Hasil

penilaian persepsi kesukaan panelis terhadap rasa manis memiliki kisaran nilai

antara 4 sampai 6, atau antara tidak suka sampai agak suka. Nilai rata-rata

terendah (4.43) diperoleh oleh kopi dengan penambahan ekstrak 300 mg.

Sedangkan rata-rata tertinggi (5.48) diperoleh produk kopi dengan penambahan

ekstrak 100 mg. Hasil uji ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni pada

formula kopi memberikan pengaruh nyata terhadap rasa manis (p<0.05). Hasil uji

lanjut duncan memperlihatkan perbedaan signifikan terjadi pada kopi dengan

penambahan ekstrak 100 mg dibandingkan ekstrak 200 mg dan 300 mg. Namun

kopi dengan penambahan ekstrak 200 mg dan 300 mg tidak berbeda nyata. Produk

dengan nilai kesukaan tertinggi memiliki mutu organoleptik rasa manis antara just

about right dan agak kuat.

Hasil penilaian persepsi kesukaan panelis terhadap rasa pahit memiliki

kisaran nilai antara 3 sampai 5, atau antara tidak suka sampai biasa. Nilai rata-rata

terendah (3.52) diperoleh oleh formula kopi dengan penambahan ekstrak 300 mg

Page 27: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

18

yang artinya berada dalam kisaran rasa pahit yang tidak suka dan agak tidak suka.

Nilai rata-rata tertinggi (4.94) diperoleh produk kopi dengan penambahan ekstrak

100 mg yang artinya berada dalam kisaran agak tidak suka sampai biasa. Hasil uji

ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni pada formula kopi memberikan

pengaruh nyata terhadap rasa pahit (p<0.05). Hasil uji lanjut duncan

memperlihatkan perbedaan signifikan terjadi pada kopi dengan penambahan

ekstrak 100 mg dibandingkan ekstrak 200 mg dan 300 mg. Namun kopi dengan

penambahan ekstrak 200 mg dan 300 mg tidak berbeda nyata. Produk dengan nilai

kesukaan tertinggi memiliki mutu organoleptik rasa pahit yang just about right.

Hasil penilaian penilaian persepsi kesukaan panelis terhadap rasa creamer

memiliki kisaran nilai antara 4 sampai 6, atau antara tidak suka sampai agak suka.

Nilai rata-rata terendah (4.52) diperoleh oleh kopi dengan penambahan ekstrak

300 mg yang artinya berada dalam kisaran tingkat kesukaan agak tidak suka dan

biasa. Nilai rata-rata tertinggi (5.40) diperoleh produk kopi dengan penambahan

ekstrak 100 mg yang artinya berada dalam kisaran biasa sampai agak suka. Hasil

uji ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni pada formula kopi

memberikan pengaruh nyata terhadap rasa creamer (p<0.05). Hasil uji lanjut

duncan memperlihatkan perbedaan signifikan terjadi pada kopi dengan

penambahan ekstrak 100 mg dibandingkan ekstrak 200 mg dan 300 mg. Namun

kopi dengan penambahan ekstrak 200 mg dan 300 mg tidak berbeda nyata. Produk

dengan nilai kesukaan tertinggi memiliki mutu organoleptik rasa creamer yang

just about right.

5. Mouthfeel

Nilai rata-rata uji kesukaan atribut mouthfeel dapat dilihat pada lampiran 4.

Hasil penilaian persepsi kesukaan panelis terhadap mouthfeel produk memiliki

kisaran nilai antara 4 sampai 6, atau antara tidak suka sampai agak suka. Nilai

rata-rata terendah (4.33) diperoleh oleh kopi dengan penambahan ekstrak 300 mg.

Sedangkan rata-rata tertinggi (5.44) diperoleh produk kopi dengan penambahan

ekstrak 100 mg. Hasil uji ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni pada

formula kopi memberikan pengaruh nyata terhadap mouthfeel produk (p<0.05).

Hasil uji lanjut duncan memperlihatkan perbedaan signifikan terjadi pada ketiga

formula yaitu kopi dengan penambahan serbuk ekstrak biji mahoni masing-

masing 100 mg, 200 mg, dan 300 mg. Produk dengan nilai kesukaan tertinggi

memiliki mutu organoleptik mouthfeel antara just about right dan agak kuat.

6. Flavour

Hasil uji kesukaan atribut flavour dapat dilihat pada lampiran 4. Hasil

penilaian persepsi kesukaan panelis terhadap flavour produk memiliki kisaran

nilai antara 3 sampai 6, atau antara tidak suka sampai agak suka. Nilai rata-rata

terendah (4.02) diperoleh oleh kopi dengan penambahan ekstrak 300 mg.

Sedangkan rata-rata tertinggi (5.27) diperoleh produk kopi dengan penambahan

ekstrak 100 mg. Hasil uji ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni pada

formula kopi memberikan pengaruh nyata terhadap flavour produk (p<0.05).

Hasil uji lanjut duncan memperlihatkan perbedaan signifikan terjadi pada ketiga

formula yaitu kopi dengan penambahan serbuk ekstrak biji mahoni masing-

masing 100 mg, 200 mg, dan 300 mg. Produk dengan nilai kesukaan tertinggi

memiliki mutu organoleptik flavour just about right sampai agak lemah.

Page 28: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

19

7. Aftertaste

Hasil penilaian persepsi kesukaan panelis terhadap after taste memiliki

kisaran nilai antara 3 sampai 5, atau antara tidak suka sampai biasa. Hasil uji

kesukaan atribut aftertaste dapat dilihat pada lampiran 4. Nilai rata-rata terendah

(3.63) diperoleh oleh kopi dengan penambahan ekstrak 300 mg. Artinya nilai ini

berada dalam kisaran tidak suka dan agak tidak suka. Sedangkan rata-rata

tertinggi (4.87) diperoleh produk kopi dengan penambahan ekstrak 100 mg.

Artinya nilai ini berada dalam kisaran agak tidak suka sampai biasa. Hasil uji

ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni pada formula kopi memberikan

pengaruh nyata terhadap after taste (p<0.05). Hasil uji lanjut duncan

memperlihatkan perbedaan signifikan terjadi pada kopi dengan penambahan

ekstrak 100 mg dibandingkan ekstrak 200 mg dan 300 mg. Namun kopi dengan

penambahan ekstrak 200 mg dan 300 mg tidak berbeda nyata. Produk dengan nilai

kesukaan tertinggi memiliki mutu organoleptik agak kuat.

8. Keseluruhan Atribut keseluruhan dinilai berdasarkan skor pembobotan pada semua

atribut dengan persentase sebagai berikut: odor 10%, warna 10%, rasa 30% (rasa

manis 5%, rasa pahit 20%, rasa creamer 5%), aroma 20% (aroma asing 10%,

aroma kopi 10%), flavour 10%, mouthfeel 10%, dan after taste 10%. Pemberian

bobot untuk masing-masing atribut tersebut berdasarkan tingkat kepentingan

atribut pada karakteristik produk yaitu produk kopi dengan penambahan ekstrak

biji mahoni. Berikut hasil olah persepsi kesukaan atribut keseluruhan (Tabel 2).

Tabel 2 Nilai tingkat kesukaan secara keseluruhan formula kopi-mahoni

Penambahan Ekstrak Keseluruhan Rataan After taste Sig.

100 5.41 5.45

a

0.042

100 5.49

200 4.80 4.81

a,b

200 4.81

300 4.60 4.57

a

300 4.55

Ket : a,b

huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0.05)

Hasil uji kesukaan menunjukkan bahwa nilai persepsi panelis terhadap

atribut keseluruhan berkisar antara 4 sampai 6 atau berada pada parameter agak

tidak suka dan agak suka. Hasil rataan dari atribut keseluruhan tersebut bila

disajikan dalam gambar grafik adalah sebagai berikut (gambar 4).

Gambar 4 Diagram batang atribut keselurahan uji kesukaan

Page 29: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

20

Penentuan formula terpilih berdasarkan atribut keseluruhan, formula yang

memiliki nilai rata-rata tertinggi (5.45) adalah formula dengan penambahan

ekstrak biji mahoni 100 mg. Nilai rata-rata ini berada dalam kisaran biasa dan

agak suka. Hasil uji kesukaan atribut keseluruhan menunjukkan bahwa faktor

perbedaan penambahan ekstrak biji mahoni memberikan perbedaan yang nyata

(p<0.05) terhadap persepsi keseluruhan. Secara keseluruhan produk minuman

kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni yang disukai panelis adalah

minuman kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni yang memiliki

karakteristik dengan odor yang just about right, warna antara coklat dan coklat

agak tua, aroma kopi yang just about right, aroma asing dan after taste antara

agak kuat sampai just about right, rasa manis dan rasa pahit antara agak lemah

sampai just about right,serta rasa creamer, mouthfeel, dan flavour antara just

about right dan agak kuat.

Penerimaan Produk Kopi dengan Penambahan Ekstrak Biji Mahoni

Setelah mendapatkan formula yang tepat dalam menentukan penambahan

ekstrak biji mahoni kedalam kopi, selanjutnya dilakukan pengolahan organoleptik

lanjutan untuk melihat persentase tingkat kesukaan panelis terhadap poduk

melalui hasil uji hedonik. Nilai penilaian kesukaan yang berada rataan ≥ 5 dalam

tiap atribut kemudian dibuat dihitung jumlahnnya dan dibuat presentase

penerimaannya. Berikut adalah grafik hasil penerimaan uji organolpetik produk

dengan penambahan varian rasa (gambar 5).

Gambar 5 Grafik persentase tingkat penerimaan kopi-mahoni

Berdasarkan grafik diatas terlihat persentase penerimaan produk tertinggi

(total nilai rataan ≥ 5 ditiap atribut) yaitu kopi dengan penambahan ekstrak biji

mahoni 100 mg dan persentase penerimaan produk terendah adalah kopi dengan

penambahan ekstrak biji mahoni 300 mg. Hasil masing-masing persentase tiap

atribut dalam tiap produk kopi-mahoni dapat dilihat pada lampiran 4. Penambahan

ekstrak biji mahoni yang lebih kecil memberikan persentase penerimaan yang

Ekstrak 100mg

Ekstrak 200mg

Ekstrak 300mg

Page 30: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

21

lebih tinggi hal ini disebabkan karakteristik pahit yang terkandung dalam biji

mahoni lebih rendah. Produk tanpa perisa mendapatkan persentase paling rendah,

namun produk ini dapat diterima karena rata-rata persentase diatas 50 %. Hal ini

mengacu pada Setyaningsih (2008) produk dapat diterima apabila panelis yang

memberikan penilaian suka dan mengonsumsi produk berada diatas 50%. Namun

yang dilakukan dalam penelitian ini hanya uji tingkat kesukaan (hedonik)

sedangkan tingkat konsumsi produk tidak dilakukan.

Karakteristik Fisik Produk Kopi Terpilih dan Ekstrak Mahoni

Produk kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni terpilih dari hasil

organoleptik yaitu kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni 100 mg dianalisis

sifat fisik dan kimianya. Selain produk kopi-mahoni terpilih, analisis sifat fisik

dan kimia juga dilakukan pada serbuk ekstrak biji mahoni. Hasil uji sifat fisik

produk kopi dan ekstrak mahoni tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Karakteristik fisik produk kopi-mahoni terpilih dan esktrak mahoni

Sampel Kelarutan (%) Densitas kamba (g/mL)

Serbuk ekstrak biji mahoni 93.51 0.8271

Kopi dengan ekstrak biji

mahoni 97.38 0.4854

1. Kelarutan

Kelarutan merupakan kemampuan suatu zat untuk dapat larut didalam

pelarut. Uji kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia yang penting untuk

diperhatikan pada saat memformulasikan suatu bahan yang akhirnya akan menjadi

produk minuman. Kelarutan bahan yang kecil akan menjadi tahapan yang

membatasi absorbsi untuk zat-zat yang sukar larut dalam air, sehingga

mempengaruhi ketersediaannya dalam produk minuman tersebut (Hastuti 2010).

Berdasarkan Tabel 3, kelarutan serbuk ekstrak biji mahoni sebesar 93.51% dan

produk kopi formula terpilih memiliki kelarutan 97.38%. Kelarutan serbuk

ekstrak biji mahoni yang tinggi (>90%) salah satu faktornya adalah penggunaan

maltodekstrin dalam serbuk. Menurut Hui (1992) maltodekstrin dapat digunakan

pada makanan dan minuman karena memiliki sifat–sifat tertentu seperti

maltodekstrin mampu membentuk film, mengalami proses dispersi yang cepat,

memiliki daya larut yang tinggi memiliki sifat higroskopis yang rendah, sifat

browning yang rendah, dan memiliki daya ikat yang kuat. Kopi dengan

penambahan ekstrak biji mahoni juga memiliki persen kelarutan yang tinggi

karena menggunakan bahan penyusun kopi instan tanpa ampas. Selain itu bahan

penyusun kopi lainnya seperti creamer, ekstrak biji mahoni, garam dan sukralosa

juga merupakan bahan yang larut air dengan baik.

2. Densitas Kamba

Densitas kamba menunjukkan perbandingan antara berat suatu bahan

terhadap volumenya. Densitas kamba merupakan sifat fisik bahan pangan khusus

biji-bijian atau tepung-tepungan yang penting terutama dalam pengemasan dan

penyimpanan. Bahan dengan densitas kamba yang kecil akan membutuhkan

tempat yang lebih luas dibandingkan dengan bahan dengan densitas kamba yang

Page 31: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

22

besar untuk berat yang sama sehingga tidak efisien dari segi tempat penyimpanan

dan kemasan (Ade et al. 2009).

Densitas kamba mempengaruhi jumlah bahan yang bisa dikonsumsi dan

biaya produksi bahan tersebut. Densitas kamba makanan berbentuk bubuk

berkisar 0.30-0.80 g/mL (Wiranatakusumah 1992). Pengukuran densitas kamba

terutama berkaitan dengan pengemasan yaitu semakin besar densitas kamba maka

kemasan yang diperlukan semakin kecil untuk sejumlah berat yang sama. Densitas

kamba dipengaruhi oleh kadar air, bentuk, dan ukuran bahan. Densitas kamba

dihitung berdasarkan perbandingan berat produk pada volume tertentu. Densitas

kamba dari serbuk ekstrak biji mahoni sebesar 0.8272g/mL, sedangkan densitas

kamba serbuk minuman kopi fungsional sebesar 0.4854 g/mL. Densitas kamba

serbuk ekstrak biji mahoni lebih besar dibandingkan serbuk minuman kopi

fungsional.

Karakteristik Kimia Produk Kopi Terpilih dan Ekstrak Mahoni

Produk kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni terpilih dari hasil

organoleptik (F1) selain mendapatkan perlakuan penganalisisan sifat fisik, juga

dilakukan penganalisisan sifat kimia. Penganalisisan sifat kimia juga dilakukan

pada serbuk ekstrak biji mahoni akhir. Sifat kimia yang dianalisis pada kedua

sampel tersebut diantaranya analisis proksimat (kadar air, abu, lemak, protein,

karbohidrat by difference, dan serat pangan), toksisitas metode BSLT, dan analisis

senyawa zat aktif menggunakan GCMS (gas chromatography mass

spectrofotomerter). Hasil uji sifat kimia produk kopi dan ekstrak mahoni tersebut

kemudian dibandingan dengan SNI Kopi Instan No. 2983:2014. Kopi instan

adalah produk kopi berbentuk serbuk atau granula atau flake yang diperoleh dari

pemisahan biji kopi, disangrai, digiling, diekstrak dengan air, dikeringkan dengan

proses spray drying atau freeze drying atau fludized bed drying menjadi produk

yang mudah larut dalam air (BSN 2014). Berikut hasil analisis kimia produk

dibandingkan dengan standar (Tabel 4).

Tabel 4 Karakteristik kimia produk kopi-mahoni dan ekstrak biji mahoni

Komponen Satuan Ekstrak

biji mahoni

Proksimat

Biji

Mahoni*

Produk

kopi

terpilih

SNI**

Air % bb 5.28 14.37 2.80 Maks. 4

Abu % bb 0.64 16.37 5.88 6-14

Lemak % bb 18.51 19.42 1.08 -

Protein % bb 0.59 8.76 6.04 -

Karbohidrat % bb 74.98 21.49 84.20 -

Serat

pangan total % 2.30 - 0.96 -

Toksisitas ppm 440.984 - 347.097 -

Kafein 2.30%area - 7.48%area Min. 2.5% Keterangan:

*Hasil analisis proksimat biji mahoni basah berdasarkan penelitian M. Mostafa et al. 2011

** SNI Kopi Instan No. 2983:2014digunakan hanya untuk perbandingan formula produk kopi

terpilih.

Page 32: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

23

1. Kadar Air

Kadar air menunjukkan banyaknya air yang terkandung persatuan bahan

dan merupakan salah satu parameter pada produk-produk kering karena akan

menentukan kecenderungan kerusakan pada bahan tersebut. Kadar air sering

dijadikan parameter mutu suatu bahan pangan, karena air berbanding terbalik

dengan kadar padatan di dalam bahan pangan tersebut. Air merupakan komponen

penting dalam bahan pangan karena air dapat mempengaruhi penampakan,

tekstur, serta citarasa makanan (Winarno 1997). Kadar air serbuk ekstrak biji

mahoni sebesar 5.28%, dan kadar air produk kopi dengan penambahan ekstrak biji

mahoni yaitu 2.8 0% (Tabel 4). Hasil formula produk kopi terpilih telah sesuai

dengan SNI kopi instan. Kadar air produk kopi dengan penambahan ekstrak biji

mahoni yang cukup rendah penggunaan bahan-bahan penyusun yang rendah

kadar airnya seperti kopi instan, creamer nabati (non dairy creamer). Berdasarkan

SNI No. 4444-2009 tentang krimer nabati bubuk, persyaratan kadar air dalam

krimer maksimal 4.0%. tersebut masih dalam kestabilan yang optimum. Hal ini

sesuai dengan Winarno et al. (1980) yang menyatakan bahwa jika kadar air bahan

berkisar 3-4% maka bahan makanan tersebut akan tercapai kestabilan yang

optimum. Dengan demikian pertumbuhan mikroba, reaksi-reaksi kimia seperti

pencoklatan, hidrolisis atau oksidasi lemak akan berkurang.

2. Kadar Abu Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan

organik dan air, sedangkan sisanya terdiri dari unsur-unsur mineral atau zat

anorganik (Winarno 1997). Mineral dalam bahan pangan biasanya ditentukan

dengan pengabuan atau pembakaran. Abu merupakan residu organik yang didapat

dengan pemanasan pada suhu tinggi >450oC (pengabuan) atau dengan

pendekstrusian komponen-komponen organik dengan asam-asam kuat.

Berdasarkan hasil analisis, produk serbuk ekstrak biji mahoni memiliki kadar abu

sebesar 0.64%, dan produk kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni yaitu

memiliki kadar abu 5.88% (Tabel 4). Kadar abu produk kopi terpilih tidak masuk

dalam range kadar abu yang diatur dalam SNI kopi instan. Hal ini dikarenakan

salah satu bahan yang digunakan dalam formula kopi yaitu creamer nabati

memiliki persyaratan SNI tersendiri dimana berdasarkan SNI No. 4444-2009

tentang krimer nabati bubuk, persyaratan kadar abu dalam krimer maksimal

adalah 4.0, sehingga kadar abu yang diatur dalam 2 standar tersebut berbeda dan

tidak masuk kedalam range manapun dikedua SNI. Nilai kadar abu 0.64% berarti

bahwa dalam setiap 100 g produk terdapat 0.64 g unsur-unsur anorganik seperti

mineral. Unsur-unsur tersebut berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur di

dalam tubuh (Fennema 1996).

3. Kadar Protein Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima

ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino

yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida (Hartono 2005). Metode yang

paling banyak digunakan dan merupakan metode standar AOAC untuk analisis

protein adalah metode Kjeldahl. Pengukuran kadar protein dengan metode

tersebut didasarkan atas pengukuran kandungan nitrogen rata-rata di dalam bahan

pangan. Kandungan nitrogen rata-rata di dalam bahan pangan adalah sekitar 16%

Page 33: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

24

sehingga faktor 6.25 dapat karena digunakan untuk mengkonversi kadar nitrogen

menjadi kadar protein. Berdasarkan hasil analisis, produk serbuk ekstrak biji

mahoni memiliki kadar protein sebesar 0.59%, dan produk kopi dengan

penambahan ekstrak biji mahoni memiliki kadar protein 6.04% (Tabel 4).

Kandungan protein pada formula kopi yang rendah disebabkan bahan baku yang

digunakan yaitu kopi instan bubuk dan creamer nabati. Creamer nabati lebih

banyak mengandung lemak nabati berdasarkan nutrition fact yang tercantum

dalam label pangan produk.

4. Kadar Lemak Metode yang digunakan pada analisis lemak umumnya tergantung pada

jenis sampel dan jenis analisis yang akan dilakukan pada sampel tersebut setelah

ekstraksi lemak. Analisis kandungan total biasanya dilakukan dengan cara

ekstraksi menggunakan pelarut (metode Soxhlet). Ekstraksi adalah proses

pemisahan komponen-komponen dalam larutan berdasarkan perbedaan

kelarutannya(solubilitas). Cara kerja ekstraksi dengan pelarut menguap cukup

sederhana yaitu dengan cara memasukkan bahan yang diekstraksi ke dalam

ekstraktor khusus (soklet). Ekstraksi berlangsung secara sistematik pada suhu

tertentu dengan menggunakan pelarut. Pelarut akan berpenetrasi ke dalam bahan

(Guenther 1987). Berdasarkan hasil analisis, produk serbuk ekstrak biji mahoni

memiliki kadar lemak sebesar 18.51%, dan produk kopi dengan penambahan

ekstrak biji mahoni yaitu memiliki kadar lemak 1.08% (Tabel 4). Kadar lemak

dalam ekstrak biji mahoni cukup tinggi dikarenakan sebelum diubah kedalam

bentuk serbuk, ekstrak biji mahoni yang diperoleh melalui proses ekstraksi dan

evaporasi terbentuk dalam fase cair yang terbagi menjadi 2 lapisan yaitu minyak

dan air. Lapisan minyak yang terbentuk lebih banyak dibanding lapisan air pada

ekstrak pekat biji mahoni awal.

5. Kadar Karbohidrat Karbohidrat merupakan zat gizi makro pada makanan. Semua jenis

karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O)

(Winarno 1997). Kandungan karbohidrat dihitung secara by difference, yaitu

kandungan karbohidrat total yang diperoleh dari hasil pengurangan angka 100%

dengan persentase komponen lain (kadar air, abu, lemak, dan protein). Produk

produk serbuk ekstrak biji mahoni memiliki kadar karbohidrat by difference

74.98%, dan produk kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni yaitu

memiliki kadar karbohidrat by difference 84.20 % (Tabel 4).

6. Serat pangan Serat pangan dapat dibagi dua berdasarkan jenis kelarutannya, yaitu serat

yang tidak larut dalam air dan serat yang larut dalam air. Serat pangan yang tidak

larut dalam air memiliki sifat mampu berikatan dengan air, seperti selulosa,

hemiselulosa, dan lignin. Serat yang larut dalam air memiliki sifat mampu

membentuk gel sperti pektin dan gum (Kusnandar 2011)

Penetapan serat pangan dilakukan dengan metode enzimatis, dimana

digunakan enzim-enzim pencernaan dan dibuat kondisi yang mirip dengan yang

sesungguhnya terjadi di dalam pencernaan tubuh manusia. Hasil analisis serat

pangan serbuk ekstrak biji mahoni yaitu 2.30%, terdiri dari serat larut 1.49% dan

Page 34: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

25

serat tidak larut 0.81 %. Sedangkan hasil analisis serat pangan formula kopi

terpilih memiliki kadar serat pangan total 0.96%, terdiri dari serat larut 0.91% dan

serat tidak larut 0.05%. Serat larut dapat berfungsi sebagai agen yang dapat

menurunkan kolesterol, sedangkan serat pangan tidak larut dapat berfungsi

mencegah konstipasi bila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup (Angkasa 2011).

7. Kadar Kafein

Kafein yang merupakan stimulan ringan termasuk zat psikoaktif yang

paling banyak digunakan di dunia. Kafein terdapat di dalam kopi, teh, minuman

ringan, kokoa, cokelat, serta berbagai resep dan obat-obat yang dijual bebas.

Berdasarkan hasil uji diketahui kadar kafein serbuk ekstrak biji mahoni sebesar

2.30%, dan kadar kafein pada produk kopi dengan penambahan ekstrak biji

mahoni sebesar 7.48%. Kadar kafein ini dianalisis menggunakan metode GCMS

(gas chromatography mass spectrofotometer) yang diperoleh dari %area total

masing-masing kromatogram. Berdasarkan %area kafein yang didapat, hasil ini

belum dapat dibandingkan langsung dengan kadar kafein dalam SNI kopi karena

%area kromatogram yang diperoleh belum dibandingkan dengan standar kafein.

Kafein meningkatkan sekresi norepinefrin dan meningkatkan aktifitas syaraf pada

berbagai area di otak. Studi menunjukkan bahwa resiko menderita d iabetes tipe 2

lebih rendah pada orang yang minum kopi secara teratur dibanding yang tidak.

Hasil penelitian mutakhir kafein meningkatkan sensitifitas insulin dengan

dimediasi oleh adrenalin dan sensitifitas insulin ini bertambah meningkat

berhubungan dengan lamanya minum kopi. Kafein meningkatkan kebutuhan

energi basal dan berhubungan dengan jumlah kopi yang diminum, dan kafein juga

menstimulasi oxidasi lemak dan mobilisasi glikogen dari jaringan otot dan

merangsang pelapasan asam lemak bebas dari jaringan perifer (Suryadi 2007)

8. Uji Toksisitas

BSLT (Brine Shrimp Letahality Test) merupakan salah satu metode untuk

skrining terhadap senyawa sitotoksik dengan menggunakan Artemia salina Leach.

Brine Shimp Lethality Test (BSLT) merupakan salah satu metode uji toksisitas

yang banyak digunakan dalam penelusuran senyawa bioaktif yang toksik dari

bahan alam. Metode ini menunjukkan aktifasi farmakologis yang luas, tidak

spesifik dan dimanifestasikan sebagai toksisitas senyawa terhadap larva udang

(Artemia Salina Leach) (Dita 2010).

Metode ini dapat dilakukan dengan cepat, murah, mudah dan cukup

reproduksibel. Uji toksisitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keamanan zat

yang akan di uji. Adapun sumber zat toksik dapat berasal dari bahan alam maupun

sintesis. Median Lethal Dosis (LD50)adalah dosis dari sample yang diuji yang

mematikan 50% dari hewan coba, sedangkan Median Lethal Concentration LC50

adalah konsentrasi sample yang diuji yang dapat mematikan 50% dari hewan coba

(Dita 2010). Pada sampel serbuk ekstrak biji mahoni dan produk kopi terpilih

dilakukan uji LC50. Penggunaan LC50 dimaksudkan untuk pengujian toksisitas

dengan perlakuan terhadap hewan coba secara inhalasi atau dengan media air. Uji

toksisitas dengan metode BSLT ini merupakan uji toksisitas akut dimana efek

toksik dari suatu senyawa ditentukan dalam waktu singkat, yaitu rentang waktu

selama 24 jam setelah pemberian dosis uji. Prosedurnya dengan menentukan nilai

Page 35: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

26

LC50 dari aktivitas komponen aktif sampel terhadap larva Artemia salina Leach.

(Chaerul 2003).

Penggunaan LC50 dimaksudkan untuk pengujian toksisitas dengan

perlakuan terhadap hewan uji secara berkelompok yaitu pada saat hewan uji

dipaparkan suatu bahan kimia melalui udara maka hewan uji tersebut akan

menghirupnya atau percobaan toksisitas dengan media air. Nilai LC50 dapat

digunakan untuk menentukan tingkat efek toksik suatu senyawa sehingga dapat

juga untuk memprediksi potensinya sebagai antikanker (Meyer 1992).

Alasan digunakannya larva udang dalam percobaan ini adalah karena larva

udang merupakan general biossay sehingga semua zat dapat menembus masuk

menembus dinding sel larva tersebut. Hasil analisis probit dengan menggunakan

SPSS menunjukkan harga LC50 dari serbuk ekstrak biji mahoni adalah 550.984

ppm, sedangkan nilai toksistas dari produk terpilih kopi dengan penambahan

ekstrak biji mahoni sebesar 347.097 ppm. Menurut Meyer et al. (1982)

melaporkan bahwa suatu ekstrak atau formula menunjukkan aktivitas toksisitas

dalam uji toksisitas jika ekstrak dapat menyebabkan kematian 50% (LC50) hewan

uji pada konsentrasi < 1000 ppm. Berdasarkan dari pernyataan tersebut maka

serbuk ekstrak biji mahoni dan produk terpilih kopi dengan penambahan ekstrak

biji mahoni bersifat toksik. Hal ini ditunjukkan dari nilai LC50 kedua produk

tersebut yang kurang dari 1000 ppm.

Penelitian ini menunjukan bahwa serbuk ekstrak biji mahoni dan produk

terpilih kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni mempunyai potensi

toksisitas. Hal tersebut berkaitan dengan senyawa yang terdapat dalam serbuk

ekstrak biji mahoni dan produk terpilih kopi dengan penambahan ekstrak biji

mahoni yaitu fenolik, flavonoid, terpenoid, triterpenoid dan kafein, dimana pada

kadar tertentu memiliki potensi toksisitas serta dapat menyebabkan kematian

larva. Mekanisme kematian larva berhubungan dengan fungsi senyawa fenolik,

flavonoid, terpenoid, triterpenoid dan kafein dalam serbuk ekstrak biji mahoni dan

produk terpilih kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni yang dapat

menghambat daya makan larva (antifedant) (Chaerul 2003).

Menurut Cahyadi (2009) cara kerja senyawa-senyawa tersebut adalah

dengan bertindak sebagai stomach poisoning atau racun perut. Oleh karena itu,

bila senyawa-senyawa ini masuk ke dalam tubuh larva, alat pencernaannya akan

terganggu. Selain itu, senyawa ini menghambat reseptor perasa pada daerah mulut

larva. Hal ini mengakibatkan larva gagal mendapatkan stimulus rasa sehingga

tidak mampu mengenali makanannya dan larva akan mati kelaparan.

Uji toksisitas metoda BSLT merupakan pengujian yang umum digunakan

untuk tumbuh-tumbuhan herbal yang ada di Indonesia. Beberapa hasil uji

toksisitas pada penelitian tumbuh-tumbuhan yang ada diantaranya pada ekstrak

etil asetat daun pandan wangi berpotensi toksik (LC50 : 288.4 ppm). Senyawa

yang terkandung dalam ekstrak etil asetat adalah senyawa terpenoid dan steroid

(Sukandar 2007). Uji toksisitas BSLT pada komponen bioaktif Pandanus

conoideus var. conoideus Lam. atau buah merah sebesar 138.05 ppm. Kandungan

senyawa yang terkandung dalam buah merah adalah tokoferol dan β-karoten yang

relatif tinggi (Ramdhini 2010). Tumbuhan herbal lain yang dilaporkan memiliki

aktivitas antidiabetes adalah benalu jenis benalu Dendrothophe of Umbullata.

Benalu ini yang mempunyai aktivitas toksisitas dengan LC50 407.4 ppm dan

memiliki kandungan flavonoid yang tinggi (Sundowo 2010).

Page 36: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

27

Karakteristik Bahan Aktif Ekstrak Biji Mahoni dan Kopi-Mahoni

Analisis bahan aktif pada serbuk ekstrak biji mahoni dan kopi dengan

penambahan ekstrak biji mahoni menggunakan alat kromatografi gas.

Kromatografi gas saat ini sangat penting dalam metoda analisis senyawa organik

untuk pengukuran substansi individual dalam campuran kompleks. Mass

Spectrofotmetry adalah metode pendeteksi yang memberikan hasil data dari

substansi molekul. Prinsip GC-MS adalah terdiri dari dua blok bangunan utama

yaitu kromatografi gas dan spektrometer massa. Kromatografi gas menggunakan

kolom kapiler yang tergantung pada dimensi kolom itu (panjang, diameter,

ketebalan film) serta sifat fase (misalnya fenil polisiloksan5%). Perbedaan sifat

kimia antara molekul-molekul yang berbeda dalam suatu campuran dipisahkan

dari molekul dengan melewatkan sampel sepanjang kolom. Molekul-molekul

memerlukan jumlah waktu yang berbeda (disebut waktu retensi) untuk keluar dari

kromatografi gas, dan ini memungkinkan spektrometer massa untuk menangkap,

ionisasi, mempercepat, membelokkan, dan mendeteksi molekul terionisasi secara

terpisah. Spektrometer massa melakukan hal ini dengan memecah masing-masing

molekul menjadi terionisasi dan mendeteksi fragmen menggunakan massa untuk

mengisi rasio (Hans-Joachim Hübschmann 2009). Hasil analisis GCMS pada

serbuk ekstrak biji mahoni dan formula kopi terpilih sebagai berikut (Tabel 5).

Tabel 5 hasil analisis GCMS ekstrak biji mahoni dan kopi-mahoni terpilih

Serbuk ekstrak biji mahoni Formula Kopi-Mahoni

Komponen Aktif %area Komponen Aktif %area

Caffeine 2.30 Caffeine 7.48

Hexadecanoic acid,

methyl ester 0.86

Dodecanoic acid,

1,2,3-propanetriyl ester 15.02

n-Hexadecanoic acid 10.95 Octanoic acid, 1,2,3-

propanetriyl ester 46.22

9,12-Octadecadienoic

acid (Z,Z)-, methyl

ester

1.86

Ester Dodecanoic acid,

1-(hydroxymethyl)-1,2-

ethanediyl

31.28

12-Octadecenoic

acid, methyl ester 2.39

9,12-Octadecadienoic

acid (Z,Z)- 24.70

Erucic acid 43.26

Octadecanoic acid 13.68

Total 100.0 Total 100

Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa senyawa-senyawa penyusun ekstrak

biji mahoni n-Hexadecoic acid (10.95%area) dan n-Hexadecanoic acid methyl

ester (0.86%area). Kedua senyawa ini merupakan jenis asam lemak dengan nama

lain asam Palmitat dengan jumlah rantai karbon sebanyak 16 (NIST 2011). Asam

palmitat merupakan asam lemak jenuh rantai panjang yang terdapat dalam bentuk

trigliserida pada minyak nabati maupun minyak hewani disamping juga asam

lemak lainnya. Asam palmitat terdapat dalam bentuk trigliserida pada minyak

nabati seperti : minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak inti sawit, minyak

avokat, minyak kelapa, minyak biji kapas, minyak kacang kedelai, minyak bunga

matahari, dan lain-lain. Asam palmitat juga terdapat dalam lemak sapi (Brahmana

Page 37: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

28

1998). Minyak tersebut merupakan ester gliserol palmitat maupun ester gliserol

lainnya yang apabila disabunkan dengan suatu basa kuat, kemudian ditambahkan

dengan suatu asam akan menghasilkan gliserol, asam palmitat disamping asam

lemak lainnya.

Selain asam palmitat, hasil analisis GCMS dari ekstrak biji mahoni adalah

9,12-Octadecadienoic acid (Z,Z)-, methyl ester (1.86%area), 12-Octadecenoic

acid, methyl ester (2.39%area), dan 9,12-Octadecadienoic acid (Z,Z)-

(24.70%area). Menurut NIST (2011) senyawa-senyawa tersebut merupakan nama

lain dari asam linoleat dengan jumlah rantai karbon sebanyak 18. Octadecanoic

acid (13.58%area) atau nama lain dari asam sterat juga ditemukan dalam ekstrak

ini. Sama seperti asam linoleat, asam stearat merupakan asam lemak yang terdiri

dari 18 rantai karbon. Pembeda dari asam stearat dan asam linolenat adalah tidak

adanya ikatan rangkap dalam susunan rumus molekul dari asam stearat.

Asam erusat juga ditemukan dalam analisis GCMS ekstrak biji mahoni

dan merupakan penyusun terbanyak dari serbuk ekstrak biji mahoni. Erucid Acid

atau asam erusat adalah 22-karbon asam lemak tak jenuh tunggal dengan ikatan

rangkap tunggal pada posisi omega 9. Asam erusat menyusun sekitar 30-60% dari

total asam lemak ekstrak biji-bijian seperti biji sawi dan biji bunga matahari.

Asam erusat juga ditemukan dibeberapa minyak hewan laut. Asam erusat, sebagai

asam lemak, dicerna, diserap dan dimetabolisme, untuk sebagian besar, seperti

asam lemak lainnya. Setelah diserap, asam lemak didistribusikan ke jaringan

terikat pada albumin serum. Dalam hati, kehadiran asam erusat tampaknya

menginduksi sistem β-oksidasi peroxisomal, yang mengarah ke penurunan

bertahap akumulasi asam erusat dan juga mengurangi penghambatan oksidasi

asam lemak. Hal ini diduga untuk mengurangi masuknya asam erusat ke jantung.

Asam erusat tidak termetabolisme dapat ditemukan dalam kotoran. Asam erusat,

juga dikenal sebagai asam cis-13 docosenoic. Asam cis-13 docosenoic adalah

asam lemak tidak bercabang tak jenuh tunggal dengan panjang rantai 22-karbon

dan ikatan rangkap tunggal dalam omega 9 posisi (Food Standards Australia New

Zealand 2003). Sama seperti ekstrak biji sawi dan biji bunga matahari yang

memiliki kadar asam erusat antara 30-60%, ekstrak biji mahoni memiliki kadar

asam erusat sebanyak 43.26%.

Hasil analisis GCMS dari ekstrak biji mahoni tidak terlalu berbeda dengan

hasil analisi Mustofa et.al 2011 yang menganalis komposisi asam lemak dari

minyak biji mahoni menggunakan gas chromatography dan diiketahui bahwa

asam lemak tersebut mengandung 48 senyawa yang teridentifikasi. Konstitusi

utama dari asam lemak adalah asam linoleat 26.00%, asam elaidat 24.39%, asam

stearat 14.32%, asam palmitat 12.97%, 10-metil-10-Nonadecanol 5,24%, asam

ecosanoic 2.48%, 3-heptyne-2,5-diol, 6- metil-5-1-metiletil 2.03%, 9,10,12-

trimetoksi asam oktadekanoat 1,90%; 1,3- dioxalane, 4 etil-4-metil-2-pentadecyl

1,89% dan asam 2-furapentanoic 1,03%. Hal ini juga membuktikan bahwa minyak

dari biji mahoni dapat digunakan sebagai sumber asam lemak tak jenuh yang

baik. Namun karena rasa minyak yang dihasilkan cenderung pahit, minyak biji

mahoni lebih banyak digunakan pada industri kimia sebagai bahan tambahan

untuk sabun dan produk kebersihan dan kesehatan lainnya (M. Mostafa et al.

2011).

Penelitian dari Maiti et al. (2009) biji mahoni mengandung senyawa

swietenine yang memiliki efek hipoglikemik dan dapat menurunkan kadar glukosa

Page 38: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

29

darah. Selain senyawa swietenine, biji mahoni juga mengandung flavonoid,

alkaloid, terpenoid, antraquinon, saponin, dan minyak volatil yang terbukti

memiliki aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan ini mampu menangkap

radikal bebas yang menyebabkan perbaikan pada kerusakan sel beta pankreas.

Dengan adanya perbaikan ini maka akan terjadi peningkatan jumlah insulin

didalam tubuh sehingga glukosa akan masuk kedalam sel dan terjadi penurunan

glukosa darah dalam tubuh. Selain itu hasil penelitian Li et al. (2005)

menyebutkan ekstrak biji mahoni mengandung kandungan agonist dengan

PPARγ. Kandungan dalam ekstrak biji mahoni dapat bertindak sebagai ligan yang

berikatan dengan PPARγ. PPARγ adalah reseptor ligan yang terletak didalam inti

dan merupakan faktor transkripsi gen-gen yang mempengaruhi fungsi insulin

sehingga sekresi insulin dalam pulau langerhans dapat bekerja dengan baik.

Hasil analisis GCMS dari poduk kopi dengan penambahan ekstrak biji

mahoni terpilih diketahui mengandung senyawa caffeine 7.48%area, Dodecanoic

acid, 1,2,3-propanetriyl ester 15.02%area, Octanoic acid, 1,2,3-propanetriyl ester

46.22%area, dan Ester Dodecanoic acid, 1-(hydroxymethyl)-1,2-ethanediyl

31.28%area. Hasil analisis GCMS ini selanjutnya dibandingkan dengan penelitian

mengenai senyawa yang terkandung dalamminyak kopi yang diidentifikasi

dengan GCMS. Minyak kopi (coffee bean oil) merupakan suatu senyawa yang

sebagian besar mengandung triasigliserol dengan sejumlah konstituen senyawa

aromatik (Aziz et al. 2009).

Seyawa-senyawa kimia pada biji kopi dapat dibedakan atas senyawa

volatil dan non volatil. Senyawa volatil adalah senyawa yang mudah menguap,

terutama jika terjadi kenaikan suhu. Senyawa volatil yang berpengaruh terhadap

aroma kopi antara lain golongan aldehid, keton dan alkohol. Senyawa non volatil

yang berpengaruh terhadap mutu kopi antara lain kafein, asam klorogenat dan

senyawa-senyawa nutrisi. Biji Kopi mengandung 10-15% minyak kopi dimana

minyak ini dihasilkan dari biji kopi yang telah disangrai. Adapun kandungan

senyawa dan asam lemak total pada minyak kopi diantaanya caffeine,

diphenylsulfone hexadecanoic acid (Palmitic acid), cis-9, cis-12-octadecadienoic

acid (Linoleic acid), octadecanoic acid (Stearic acid), 2-vinyl-2,3-

dihydrobenzofuran, 2,3-dimethylbenzofuran, 3-buten-2-none, 4-phenyl 2-phenyl-

3-(4-methoxyphenyl)indene, 2-[1-(2,4-dimethoxyphenyl)vinyl ]phenol, dan 12-

methoxy-3-methylcholanthrene. Adapun fungsi atau kegunaan utama minyak kopi

ialah sebagai sumber aroma kopi terutama pada kopi instant dengan cara fogging

(penyemprotan) (Aziz et al. 2009).

Penelitian Anugrahati (2010) melaporkan kopi mengandung flavonoid,

asam klorogenat dan asam kafeat. Senyawa-senyawa tersebut dapat menghambat

aktivitas α-glukosidase. α-glukosidase merupakan enzim yang menghidrolisis pati

dari arah luar rantai ujung nonreduktif sehingga menghasilkan glukosa. Enzim ini

bekerja dengan menghidrolisis pati menjadi glukosa agar dapat diserap oleh usus.

Inhibitor α-glukosidase merupakan senyawa yang menghambat kerja enzim α-

glukosidase yang terdapat pada dinding usus halus sehingga mengurangi

pencernaan karbohidrat kompleks dan penyerapannya.

Page 39: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

30

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Serbuk ekstrak biji mahoni ditambahkan kedalam formula kopi dengan 3

taraf konsentrasi berbeda dan dilakukan uji organoleptik. Berdasarkan hasil uji

hedonik atribut keseluruhan diketahui minuman kopi fungsional dengan

penambahan 100 mg (pertakaran saji) ekstrak biji mahoni atau 0.7% merupakan

minuman fungsional yang paling banyak dipilih oleh panelis (p<0.05). Minuman

ini memiliki odor, warna, aroma kopi, aroma asing, rasa manis dan rasa just about

right, sedangkan rasa pahit, mouthfeel, flavour dan after taste agak kuat.

Serbuk ekstrak biji mahoni memiliki nilai kelarutan 93.51% dan densitas

kamba 0.8271 g/mL. Hasil analisis kimia ekstrak biji mahoni mengandung kadar

air 5.28%, kadar abu 0.64%, kadar lemak 18.51%, kadar protein 0.59%, kadar

karbohidrat 74.98%, kadar serat pangan total 2.30%, kadar kafein 2.30% dan nilai

toksisitas 440.984 ppm. Hasil analisis GCMS diketehui senyawa yang terkandung

dalam ekstrak biji mahoni diantaranya n-Hexadecoic acid (10.95%area), n-

Hexadecanoic acid methyl ester (0.86%area), 9,12-Octadecadienoic acid (Z,Z)-,

methyl ester (1.86%area), 12-Octadecenoic acid, methyl ester (2.39%area), 9,12-

Octadecadienoic acid (Z,Z)- (24.70%area), Octadecanoic acid (13.58%area), dan

asam erusat sebanyak 43.26%area.

Kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni terpilih hasil uji

organoleptik memiliki kelarutan 97.38% dan densitas kamba sebesar 0.4854

g/mL. Hasil analisis kimia dari produk kopi terpilih tersebut memiliki kadar air

2.80%, kadar abu 5.88%, kadar lemak 1.08%, kadar protein 6.04% , kadar

karbohidrat 84.20%, kadar serat pangan total 0.96%, kadar kafein 7.48% dan nilai

toksisitas 347.097 ppm. Hasil analisis GCMS diketehui senyawa yang terkandung

dalam kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni diantaranya Dodecanoic acid,

1,2,3-propanetriyl ester 15.02%area, Octanoic acid, 1,2,3-propanetriyl ester

46.22%area, dan Ester Dodecanoic acid, 1-(hydroxymethyl)-1,2-ethanediyl

31.28%area.

Saran

Reformulasi dapat dilakukan untuk mencari formula terbaik demi

pencapaian nilai organoleptik yang lebih baik. Reformulasi dapat dilakukan pada

tahapan pembuatan serbuk ekstrak biji mahoni maupun formula kopi yang

terbentuk. Selain itu perlu dilakukan uji screaning fitokimia untuk melihat zat

aktif penyusun dari ekstrak biji mahoni yang memiliki reaktifitas tinggi terhadap

nilai toksisitas LC50 sehingga dapat diketahui kemanan yang lebih mendalam dari

serbuk ekstrak biji mahoni dan formula produk kopi terpilih.

Page 40: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

31

DAFTAR PUSTAKA

Ade B, Akinwande, Bolarinwa, dan Adebiyi. 2009. Evaluation of tigernut

(Cyperus esculentus)-wheat composite flour and bread. African Journal of

Food Science. 2:087-091.

Andini S, Akhmad Darmawan, Sofa Fajriah, dan Nina Artanti. 2010. Aktivitas

Antidiabetes dan Toksisitas Beberapa Jenis Benalu. Tanggerang (ID) :

Pusat Penelitian Kimia – Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia. Kawasan

PUSPIPTEK Serpong

Anggirasti, Purwiyatno Hariyadi, Nuri Andarwulan, dan Tri Haryati. 2008.

Gliserolisis RBDPO (Efine B Leached Eodorize Palm Oil) dengan Lipase

untuk Sintesis MDAG (Mono-Diasil Gliserol). Bogor (ID) : Departemen

ilu dan teknologi pangan, Institut Pertanian Bogor

Angkasa D. 2011. Pengembangan Minuman Fungsional Sumber Serat dan

Antikoksidan dari Daun Hantap (Sterculia oblongata R. Brown) [skripsi].

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Anugrahati NA, Lucky Golden, dan Broto Kardono. 2010. Potensi Beberapa Kopi

Lokal Indonesia sebagai Inhibitor α-glukosidase. Jurnal ilmu dan

Teknologi Pangan. Vol. 8(1)

Aziz Tamzil, Ratih Cindo K N, dan Asima Fresca. 2009. Pengaruh Pelarut

Hekasana dan Etanol, Volume Pelarut, dan Waktu Ekstraksi terhadap hasil

Ekstraksi Minyak Kopi. Jurusan Teknik Kimia Faklutas Teknik

Universitas Sriwijaya. Jurnal Tekni Kimia, 1 Vol 16(1)

Biofarmaka ipb. 2011. Pengujian Toksisitas Metode BSLT. diambil dari prosedur

tetap pengujian toksistas di laboratorium terpadu biofarmaka ipb. Bogor

(ID) : Biofarmaka Institut Pertanian Bogor

Brown AC 2007. Understanding food: principles and preparation. 3rd ed.

Belmonth. CA: Cengage Learning.

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2009. SNI No. 4444:2009 creamer nabati

bubuk. [internet]. [diunduh pada 25 September 2014]. diakses pada:

www.bsn.go.id.

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2009. SNI Kopi Instan No. 2983:2014

creamer nabati bubuk. [internet]. [diunduh pada 25 September 2014].

diakses pada: www.bsn.go.id

Cahyadi, dan Wisnu. 2008. Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan

Pangan. Jakarta (ID): Bumi Aksara

Cahyadi R. 2009. Uji toksisitas akut ekstrak etanol buah pare (Momordica

charantia L) Terhadap larva Artemia salina Leachdengan metodeBrine

shrimp lethality test (BST). Semarang (ID) : Universitas Dipenogoro

Repository 5: 1-8.

Page 41: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

32

Chaerul. 2003. Pengujian Nilai Peroksida (POV) dan Sitotoksik Ekstrak Etanol

Beberapa Tumbuhan Obat dari Taman Nasional Lore Lindu (Sulawesi

Tengah). Bidang Botani-Pusat Penelitian Biologi- LIPI. Hal 28.

Chandra Devi, R Hanung Ismono, dan Eka Kasymir. 2012. Prospek Perdagangan

Kopi Robusta Indonesia di Pasar Internasional. Lampung (ID) : Fakultas

Pertanian Universitas Lampung. 10-15

De D, Chatterjee K, Ali KM, Bera TK, dan Ghosh D. 2011. Antidiabetic

potentiality of the aqueous-methanolic extract of seed of Swietenia

mahagoni (l.) jacq. in streptozotocin-induced diabetic male albino rat: a

correlative and evidence-based approach with antioxidative and

antihyperlipidemic activities. Evidence-Based Complementary and

Alternative Medicine 2011:1-11

[Depkes] Departemen Kesehatan Indonesia. 2010. Penyakit Tidak Menular

(PTM). Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian

Kesehatan RI. [internet]. [Diakses pada 16 juni 2014]. Dapat diunduh

pada: www.depkes.go.id

Dita mutiah. 2010.Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Buah Anggur (Vitis

vinifera) terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine

Shrimp Lethality Test (BST) [Skripsi]. Semarang (ID) : Universitas

Diponegoro

Divyal Khare, Pradeep H, Kumar K, Hari Venkatesh K, dan Jyothi. 2012. Herbal

Drug Swietenia Mahagoni Jacq. - A Review. Global J Res. Med. Plants &

Indigen. Med.. Volume 1, Issue 10. October 2012. 557–567

Fennema, Owen R. 1996. Food Chemistry Third Edition. New York (USA) :

Marcel Dekker,Inc.

[FSANZ] Food Standards Australia New Zealand. 2003. Erucic Acid In Food:a

Toxicological Review and Risk Assessment . Technical Report Series No.

21. [Internet]. [Diunduh pada 18 September 2014]. Dapat diakses pada:

Http://Www.Foodstandards.Gov.Au

Hans-Joachim Hübschmann. 2009. Handbook of GC/MS: Fundamentals and

Apllications. Second Edition. Weinbeirn (USA) : Wiley –VCH Verbag

GmbH & Co. GaA.

Hajli Z. 2011. Isolasi senyawa golongan flavonoid biji mahoni (Swietenia

mahagoni Jacq.) yang berpotensi sebagai antioksidan [skripsi]. Bogor

(ID): Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Institut Pertanian Bogor.

Hartono A. 2005. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta (ID): Buku

Kedokteran EGC.

Hastuti Purwanti Widhy. 2010. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. [Internet].

[diakses pada 17 September 2014]. Tersedia pada: http://staff.uny.ac.id/

Hui, Y.H., 1992. Encyclopedia of Food Science and Technology. New York

(USA) : Jhon Wiley and Sons Inc

Page 42: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

33

[IDF] International Diabetes Federation. 2013. The global burden [Internet].

[diakses pada 2013 Oktober 7]. Tersedia pada:

http://www.idf.org/diabetesatlas

Kumar EK, Ramesh, dan Kasiviswanath. 2005. Hypoglicemic and

Anthihyperglicemic Effect of Gmelina asiatica Linn. in Normal and in

Alloxan Induced Diabetic Rats. Andhara Pradesh (India): Departmen of

Pharmaceutical Sciences. Page 729

Kusnandar F, Andrawulan N, dan Herawati D. 2011. Analisis Pangan. Jakarta :

Dian Rakyat.

Li DD, Chen JH, dan Chen Q. 2005. Swetenia Mahagony Extract Shows Agonistic

Avtivity to PPARγ and Gives Ameliorative Effects on Diabetic db/db mice.

Acta Pharmacol Sinica. 26(2): 220-222

Lewis Neal A. 1980. Solvent extraction by alcohol having 1 to 3 carbon atoms;

flavor and odor enhancement. Publication number : US 4234613 A

Maiti AS, Dewanjee, dan Sahu R. 2009. Isolation of Hypoglycemic

Phytoconstituent from Swietenia macrophylla Seeds. American Journal

Nutrition 23(12): 1731-1733.

Meilgaard M, G.V. Civille dan B.T. Carr. 1999. Sensory Evaluation Techniques.

3rd edition. New York (USA): CRC Press

Meyer B.N, Ferrigni N.R, Putnam J.E, Jacobsen L.B, Nichols D.E, dan

McLaughin, J.L. 1982. Brine Shrimp: A Convenient General Bioassay for

Active Plant Constituent, Planta Medica. 45:31-34.

Mostafa M, Ismet Ara Jahan, M. Riaz, Hemayet Hossain, Ishrat Nimmi, A. Sattar

Miah, dan J. U. Chowdhury. 2011. Comprehensive Analysis of the

Composition of Seed Cake and its Fatty Oil from Swietenia mahagoni

Jacq. Growing in Bangladesh. Dhaka Univ. J. Pharm. Sci. 10(1): 49–52.

Nagalakshmi MAH, Thangadurai D, Muralidara D, dan Pullaiah RT. 2001.

Phytochemical and antimicrobial study of Chukrasia tabularis leaves.

Fitoterapia 72, 62–64.

[NIST] National Institute of Standards and Technology. 2011. Material

Measurement Laboratory [Internet]. [diakses pada 17 September 2014].

Dapat diunduh pada: http://webbook.nist.gov/cgi/cbook.

Paynter N.P, H-C Yeh, S. Voutilainen, M.I Schmidt, G. Heissm, A.R Folsom, F.L

Brancati, dan WHL Kao. 2006. More support for coffe antiadiabetes

benefits, nutraingredient. In American Journal of Epidemiology. Hal:

1075-1084.

Rahayu WP. 1998. Penuntun Praktikum Organoleptik. Bogor (ID): Jurusan

Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB

Ramdhini RN. 2010. Uji Toksisitas Terhadap Artemia Salina Leach. dan

Toksisitas Akut Komponen Bioaktif Pandanus Conoideus Var. Conoideus

Lam. sebagai Kandidat Antikanker [Skripsi]. Surakarta (ID): Universitas

Sebelas Maret Jurusan Biologi FMIPA

Page 43: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

34

Rejo Amin, Sri Rahayu, dan Tamaria Panggabean. 2012. Karakteristik Mutu Biji

Kopi pada Proses Dekafeinasi. Palembang (ID): Jurusan Teknologi

Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya

Safitri F, Yunianta, dan Purwatiningrum. 2013. Pengaruh Penambahan Pati

Termodifikasi pada Non Dairy Creamer terhadap Stabilitas Emulsifikasi

dan Efisiensi Sodium Casseinat. Jurnal Pangan dan Agroindustri 1(1):1-14

Sahgal G, Ramanathan S, Sasidharan S, Mordi MN, Ismail S, dan Masnsor SM.

2009. Phytochemucal and antimicrobial activitu of Swetenia magoni

Crude Methanolic Seed Extract. Tropical Biologi (26) : 274-279.

Setyaningsih Dwi, Apriyantono Anton, dan Puspita Sari Maya. 2010. Analisis

Sensori Untuk Industri Pangan dan Agro. Bogor (ID): IPB Press

Soekarto S. 1985. Penilaian Organoleptik. Jakarta : Bharata Karya Aksara

Sukandar D, Hermanto, dan Emi Lestari. 2007. Uji toksisitas Ekstrak Daun

Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dengan Metode Brine

Shrimp Lethality Test (BSLT). Jakarta (ID) : Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah

Subroto, Ahkam. 2006. Ramuan Herbal untuk Diabetes Mellitus. Depok : Penebar

Swadaya

Sulistyowati. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terhadap Citarasa

Seduhan Kopi. Pelatihan Uji citarasa Kopi. Jakarta : Pusat Penelitian Kopi

dan Kakao Indonesia

Suryadi, Tjekyan. 2007. Risiko Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kalangan

Peminum Kopi di Kotamadya Palembang Tahun 2006-2007. Makara,

Kesehatan, Vol. 11(2): 54-60

Suryani N, Tinny Endang H, dan Aulanni’am. 2013. Pengaruh Ekstrak Metanol

Biji Mahoni terhadap Peningkatan Kadar Insulin, Penurunan Ekspresi

TNF-α dan Perbaikan Jaringan Pankreas Tikus Diabetes. Jurnal

Kedokteran Brawijaya, Vol. 27(3)

Winarno F.G, dan Fardiaz S. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta:

Gramedia.

Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wiranatakususmah M.A, Kamaruddin, dan A. M. Syarief. 1992. Sifat Fisik

Pangan. Bogor (ID): Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor

Page 44: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

35

LAMPIRAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Fisik (Muchtadi & Sugiono 1989)

1. Densitas Kamba

Masukan bahan ke dalam gelas ukur sampai volumenya mencapai 100 ml.

Usahakan pengisian sampai benar-benar padat. Keluarkan semua bahan dari gelas

ukur dan timbang beratnya. Nyat densitas kamba dalam gr/ml.

Densitas kamba = Berat contoh

Volume contoh

2. Kelarutan

Kelarutan diukur dengan melarutkan sampel dalam air kemudian disaring

dengan kertas Whatman no 42, lalu kertas saring dikeringkan dalam oven dengan

suhu 105oC sampai bobotnya tetap. Setelah itu, kelarutan dalam air diukur dengan

membagi bobot kertas saring akhir (g) yang dikurangi bobot kertas saring awal (g)

dengan bobot sampel kering (g) dikali 100%.

Lampiran 2. Prosedur Analisis Karakterisitik Kimia

1. Kadar Air (Kusnandar et al. 2011)

a. Bahan yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 2 gram kemudian

dimasukkan kedalam cawan yang telah diketahui beratnya.

b. Bahan yang dikeringkan dalam oven suhu 100-1050C selama 3-5 jam,

selanjutnya didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Bahan kemudian

dikeringkan lagi dalam oven selama 30 menit, didinginkan dalam desikator dan

kemudian ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai tercapai berat konstan.

c. Dihitung kadar airnya dengan rumus:

Kadar air (%bk) = (berat awal – berat setelah pengeringan) `x100%

berat awal

2. Kadar Abu (Kusnandar et al. 2011)

Metode yang digunakan untuk menganalisis kadar abu adalah metode

pengabuan kering. Metode ini dilakukan dengan cara mendestruksi pengabuan

komponen organik sampel dengan suhu tinggi di dalam suatu tanur pengabuan,

tanpa terjadi nyala api, sampai terbentuk abu berwarna putih keabuan dan berat

konstan terjadi. Sampel yang digun pada metode pengabuan kering ditempatkan

dalam suatu cawan pengabuan yang dipilih berdasarkan sifat bahan yang

dianalisis. Suhu pengabuan yang dianggap aman dari kehilangan sejumlah mineral

karena penguapan adalah 500˚C. Kadar abu dalam sampel dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

% Abu = W2 - W0 x 100%

W1 - W0

Keterangan: W2 = Berat cawan dan sampel setelah pengabuan (g)

W0 = Berat cawan kosong konstan (g)

W1 = Berat cawan dan sampel sebelum pengabuan (g)

Page 45: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

36

3. Penetapan kadar protein dengan metode Mikro Kjeldahl (Kusnandar et al.

2011)

Contoh yang digunakan untuk analisis protein merupakan padatan yang

berupa serbuk. sebanyak 1-3 gram contoh ditimbang. Contoh tersebut dimasukan

kedalam labu Kjeldahl. Berturut-turut dimasukan juga sekitar 1 ujung sudip

selenium mi, 25 ml H2SO4 dan beberapa butir batu didih untuk mencegah

terbentuknya gelembung. Labu Kjeldahl tersebut kemudian didihkan di atas

pemanas listrik selama 1-1,5 jam sampai cairan menjadi jernih. Pembentukan

cairan jernih menunjukan bahwa semua komponen organik yang terdapat didalam

contoh sudah dihancurkan, dan nitrogen sudah terbebas. Setelah didinginkan, lalu

ditambahkan sejumlah kecil air secara perlahan-lahan. Pada saat penambahan air

harus hati-hati, karena larutan menjadi panas.

Setelah larutan dalam labu dingin kembali, larutan tersebut dituangkan ke

dalam alat destilasi. Labu Kjeldahl dibilas dengan air 5-6 kali dengan

menambahkan air untuk memastikan bahwa tidak ada larutan hasil destruksi yang

tertinggal. Pada alat destilasi di bawah kondensor kemudian dipasangkan

erlenmeyer 125 ml yang berisi 25 mL lautan H3BO3 dan 2 tetes indikator MM-

MB. Tambahkan juga air untuk memastikan ujung dari alat destilator terendam

larutan asam borat. Kemudian tambahkan 20 ml larutan NaOH 30% ke dalam alat

destilasi, lalu dilakukan proses destilasi sehingga tertampung kira-kira 75 mL

destilat dalam erlenmeyer. Destilat yang tertampung didalam erlenmeyer

kemudian dititrasi dengan menggun larutan HCl 0,1 N yang sebelumnya telah

distandarisasi menggun boraks sampai terjadi perubahan warna menjadi merah

seulas yang menand titik akhir titrasi. Persen nitrogen dan persen protein pada

contoh dapat dihitung dengan menggun rumus sebagai berikut :

% N = (ml HCL contoh – blangko) x Normalitas x 14,007 x 100)

mg contoh

%Protein = %N x F,

dimana F = faktor konversi = 100/(%N dalam protein contoh)

4. Penetapan kadar lemak dengan metode Ekstraksi Soxhlet(Kusnandar et

al. 2011)

Metode ekstraksi soxhlet merupakan metode analisi kadar lemak secara

langsung dengan cara mengekstrak lemak dari bahan dengan pelarut organik

seperti heksana, petrolium eter, dan dietil eter. Prisip analisis yaitu lemak

diekstrak menggun pelarut organik. Setelah pelarutnya diuapkan, lemak dari

bahan dapat ditimbang dan dihitung presentasenya. Prosedur kerja yaitu 3,5 mg

sampel ditimbang dan dibungkus timbal dengan kertas isap. Timbal sampel

kemudian diletakkan didalam tabung soxhlet yang sudah terpasang kondensor.

Dibagiah bawah pasangkan labu lemak yang berisi 60mL pelarut Heksana.

Panaskan kurang lebih selama 5 jam pada suhu 80oC atau sampai pelarut heksana

yang mengalir sudah jernih tidak melarutkan lemak pada sampel. Labu lemak

yang sudah disuling heksananya kemudian dikeringkan kedalam oven suhu 1050C

dan dimasukkan kedalam desikator dan ditimbang. Kadar lemak diukur dengan

rumus berikut:

% Lemak = (Wc - Wa) x 100%

Wb

Page 46: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

37

Keterangan :

Wa : berat labu awal konstan

Wb : berat sampel

Wc: berat labu akhir+lemak

5. Penetapan kadar karbohidrat dengan metode Karbohidrat by difference

(Kusnandar et al.2011)

Di dalam tabel komposisi bahan pangan, kandungan karbohidrat biasanya

diberikan sebagai karbohidrat total by difference, artinya kandungan tersebut

diperoleh dari hasil pengurangan angka 100 dengan presentasi komponen lain (air,

abu, lemak, dan protein). Bila hasil pengurangan ini dikurangi dengan persentasi

serat, maka diperoleh kadar karbohidrat yang dapat dicerna.

6. Penetapan serat pangan dengan metode Enzimatis (Kusnandar et

al.2011)

Sebanyak 1 gram sampel dimasukan kedalam erlenmeyer, ditambahkan 25

ml larutan buffer Na-fosfat 0,1 M pH 6 dan dibuat menjdai suspensi kemudian

ditutup dengan alumunium foil dan diinkubasi dalam penangas air bersuhu 100˚C

selama 15 menit sambil sesekali diaduk. Sampel diangkat dan didinginkan

ditambahkan 20 ml air destilata. pH diatur 1,5 dengan menggunakan HCl.

Selanjutnya ditambahkan 100 mg enzim pepsin. Erlenmayer ditutup dan

diinkubasikan dalam penangas air bergoyang bersuhu 40˚C selama 60 menit.

kemudian ditambahkan 20 ml air destilata. pH diatur menjadi 6,

8 dengan NaOH lalu ditambahkan 100 mg pankreatin. Tutup erlenmeyer dan

diinkubasikan dalam penangas air bergoyang pada suhu 40˚C selama 60 menit.

Kemudian pH diatur menjadi 4,5 menggunakan HCl. Larutan sampel disaring

melalui crucible. Pada penyaringan dilakukan pencucian dengan 2x10 ml air

destilata.Residu di cuci dengan 2x10 ml etanol 95% dan 2x10 ml aseton.

Kemudian dikeringkan pada suhu 105˚C sampai mencapai berat kostan

(semalam). Setelah didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang (D1).

Diabukan pada suhu 550˚C selama 5 jam. Setelah didinginkan dalam desikator,

ditimbang (I1)

Filtrat awal kemudian diatur menjadi 100 ml. Kemudian ditambahkan 400

ml etanol 95% hangat (60˚c). Biarkan mengendap selama 1 jam. Disaring dengan

crucible. Dicuci dengan 2x10 ml etanol 78%, 2x10 ml etanol 95%, 2x10 ml

aseton. Dikeringkan pada suhu 105˚C sampai mencapai berat konstan (semalam).

Setelah didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang (D2). Diabukan pada

suhu 550˚C selama 5 jam. Setelah didinginkan dalam desikator, ditimbang (I2).

Blanko diperoleh dengan cara seperti prosedur untuk sampel tetapi tanpa sampel

(B1 dan B2).

Perhitungan :

% Serat tidak larut (IDF) = ((D1-I1-B1) x 100 %)/ berat sampel

% Serat larut (SDF) = ((D2-I2-B2) x 100 %)/ berat sampel

% Serat pangan (TDF) = %IDF + %SDF

Keterangan :

D = berat setelah pengeringan

I = berat setelah pengabuan

B = berat blanko bebas abu

Page 47: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

38

7. Pengujian Toksisitas / Larva Udang (Biofarmaka IPB 2014)

1. Penetasan

+Lampu

+Aerator

2. Pembuatan Ekstrak

+ tween 80%

Telur Udang 10 mg

250 ml Air laut

Diamkan 2 x 24 jam

Larva udang

20 mg sampel

10 ml Air laut

Homogenasi

Stok sampel 2000 ppm

Page 48: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

39

3. Pengujian

+ 500 ml + 900 ml

+990ml

Air laut Air laut

1000 l air laut

Berisi 10 ekor larva udang

Vial ukuran 2000 l

1000 l Stok

sampel 2000 ppm

500 l Stok

sampel 2000 ppm

100 l Stok

sampel 2000 ppm

10 l

Stok

sampel

2000

ppm

Larutan uji

1000ppm

Larutan uji

500ppm

Larutan uji

100ppm

Larutan uji

10ppm

Diamkan selama 24 jam

Hitung jumlah udang yang mati

Page 49: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

40

Lampiran 3 Formulir Uji Organoleptik

FORMULIR IDENTITAS PANELIS UJI ORGANOLEPTIK

KOPI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BIJI MAHONI

Nama Panelis :

Angkatan :

Umur :

Jenis Kelamin :

No. telp/hp :

Alamat kosan :

Uang saku per bulan : Rp. ..................

Anggaran untuk m an dan minuman : Rp. ...................

Anggaran untuk membeli kopi : Rp. ...................

Beri tanda silang (x) pada salah satu pilihan

Apakah anda alergi terhadap kopi?

a. Ya b. Tidak

Bila ya, alergi apa yang ditimbulkan setelah minum kopi?

a. Perih seperti maag

b. Sakit perut/mulas

c. Pusing, dan sulit tidur

d. Lainnya ................................................

Intensitas minum kopi/minggu

a. < 3kali b. 3-5 kali c. >5 kali

Jenis Kopi yang dikonsumsi

a. Kopi hitam (dengan ampas) b. Kopi instan (tanpa ampas)

Penggunaan pemanis/ gula pada kopi

a. Ya b. Tidak

Penggunaan creamer pada kopi

a. Ya b. Tidak

Penggunaan susu pada kopi

a. Ya b. Tidak

Jenis minuman lain selain kopi yang sering dikonsumsi (selain air putih)?

....................................................................................................................................

.................................................................................................................................

Page 50: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

41

FORMULIR UJI ORGANOLEPTIK

KOPI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BIJI MAHONI

Instruksi Uji kesukaan:

1. Ciciplah sampel satu persatu.

2. Nyatakan penilaian Anda terhadap sampel dengan memberi garis vertikal

(tegak lurus) yang jelas pada garis skala uji organoleptik.

3. Netralkan indera pengecap Anda dengan minuman kopi penetral dan air

putih setelah mencicipi satu sampel.

4. Jangan membandingkan tingkat kesukaan antar sampel.

5. Setelah selesai mencicipi semua sampel, silahkan memberikan komentar

pada ruang yang telah disediakan.

Instruksi Uji Mutu Hedonik:

1. Ciciplah sampel satu persatu.

2. Nyatakan penilaian Anda terhadap sampel dengan memberi garis vertikal

(tegak lurus) yang jelas pada garis skala uji organoleptik.

3. Netralkan indera pengecap Anda dengan minuman kopi penetral dan air

putih setelah mencicipi satu sampel.

4. Jangan membandingkan tingkat spesifikasi parameter yang diuji

antar sampel.

5. Setelah selesai mencicipi semua sampel, silahkan memberikan komentar

pada ruang yang telah disediakan .

Keterangan Pengujian :

Mouthfeel : merupakan parameter dari tekstur yaitu kesan kinestetik

pengunyahan m an didalam mulut yang mencakup kelompok

kesan yang dinyatakan dengan istilah fibrousness (serabut)

grittiness (butiran halus), mealiness (kesan tepung), oilines

(berminyak), dll.

Odor : sensasi atau kesan yang diterima ketika mencium atau

menghirup senyawa-senyawa volatil (saat minuman belum di

rongga mulut)

Aroma : sensasi yang diterima ketika memakan suatu produk (bahan ada

di rongga mulut)

After taste : sensasi yang tertinggal setelah minuman sudah tertelan

seluruhnya

Flavour : gabungan sensasi odor, aroma dan rasa yang terdapat pada

minuman

Page 51: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

42

Kode Sampel :

Uji kesukaan

Odor

Warna

Aroma Kopi

Aroma Asing

Rasa Manis

Rasa Pahit

Rasa Creamer

Mouthfeel

Flavour

After taste

Komentar :

.................................................................................................................................

...................

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Tidak Suka

Sangat Tidak

Suka

Tidak Suka Agak Tidak

Suka

Biasa Agak Suka Suka Sangat Suka Amat Sangat

Suka

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Tidak Suka

Sangat Tidak

Suka

Tidak Suka Agak Tidak

Suka

Biasa Agak Suka Suka Sangat Suka Amat Sangat

Suka

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Tidak Suka

Sangat Tidak

Suka

Tidak Suka Agak Tidak

Suka

Biasa Agak Suka Suka Sangat Suka Amat Sangat

Suka

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Tidak Suka

Sangat Tidak

Suka

Tidak Suka Agak Tidak

Suka

Biasa Agak Suka Suka Sangat Suka Amat Sangat

Suka

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Tidak Suka

Sangat Tidak

Suka

Tidak Suka Agak Tidak

Suka

Biasa Agak Suka Suka Sangat Suka Amat Sangat

Suka

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Tidak Suka

Sangat Tidak

Suka

Tidak Suka Agak Tidak

Suka

Biasa Agak Suka Suka Sangat Suka Amat Sangat

Suka

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Tidak Suka

Sangat Tidak

Suka

Tidak Suka Agak Tidak

Suka

Biasa Agak Suka Suka Sangat Suka Amat Sangat

Suka

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Tidak Suka

Sangat Tidak

Suka

Tidak Suka Agak Tidak

Suka

Biasa Agak Suka Suka Sangat Suka Amat Sangat

Suka

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Tidak Suka

Sangat Tidak

Suka

Tidak Suka Agak Tidak

Suka

Biasa Agak Suka Suka Sangat Suka Amat Sangat

Suka

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Tidak Suka

Sangat Tidak

Suka

Tidak Suka Agak Tidak

Suka

Biasa Agak Suka Suka Sangat Suka Amat Sangat

Suka

Page 52: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

43

KODE SAMPEL :

Uji Mutu Hedonik

Odor (Langu)

Warna

Aroma Kopi

Aroma Asing

Rasa Manis

Rasa Pahit

Rasa Creamer

Mouthfeel

Flavour

After taste

Komentar :

.................................................................................................................................

...............

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Lemah

Sangat Lemah Lemah Agak Lemah Pas (just

about right)

Agak Kuat Kuat Sangat Kuat Amat Sangat

Kuat

Cokelat Amat

Sangat Muda

Cokelat

Sangat Muda

Cokelat Muda Cokelat Agak

Muda

COKLAT Cokelat Agak

Tua

Cokelat Tua Cokelat

Sangat Tua

Cokelat Amat

Sangat Tua

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Lemah

Sangat Lemah Lemah Agak Lemah Pas (just

about right)

Agak Kuat Kuat Sangat Kuat Amat Sangat

Kuat

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Lemah

Sangat Lemah Lemah Agak Lemah Pas (just

about right)

Agak Kuat Kuat Sangat Kuat Amat Sangat

Kuat

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Lemah

Sangat Lemah Lemah Agak Lemah Pas (just

about right)

Agak Kuat Kuat Sangat Kuat Amat Sangat

Kuat

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Lemah

Sangat Lemah Lemah Agak Lemah Pas (just

about right)

Agak Kuat Kuat Sangat Kuat Amat Sangat

Kuat

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Lemah

Sangat Lemah Lemah Agak Lemah Pas (just

about right)

Agak Kuat Kuat Sangat Kuat Amat Sangat

Kuat

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Lemah

Sangat Lemah Lemah Agak Lemah Pas (just

about right)

Agak Kuat Kuat Sangat Kuat Amat Sangat

Kuat

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Lemah

Sangat Lemah Lemah Agak Lemah Pas (just

about right)

Agak Kuat Kuat Sangat Kuat Amat Sangat

Kuat

1 4 2 3 5 6 7 8 9 Amat Sangat

Lemah

Sangat Lemah Lemah Agak Lemah Pas (just

about right)

Agak Kuat Kuat Sangat Kuat Amat Sangat

Kuat

1 4 2 3 5 6 7 8 9

Page 53: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

44

Lampiran 4 Hasil Uji Organoleptik dan Nilai SPSS

Tabel 6 Rata-rata hasil uji mutu hedonik formulasi kopi dengan ulangan

Ekstrak

Nilai Mutu Hedonik

Odor Warna Aroma

Kopi

Aroma

Asing

Rasa

Manis

Rasa

Pahit

Rasa

Creamer

Mouth

feel Flavour

After

taste

100 5.02 5.21 4.88 5.39 4.53 5.92 5.34 5.58 4.28 5.74

100 4.77 5.42 5.50 5.40 4.88 5.85 5.55 5.43 4.19 6.08

200 5.17 5.50 4.98 5.67 4.07 6.52 4.72 5.70 3.84 6.51

200 5.12 5.40 5.40 5.01 3.97 6.54 4.53 5.63 3.74 6.73

300 4.71 5.04 5.21 4.86 3.77 6.99 4.50 5.85 4.03 6.65

300 4.46 5.74 5.38 5.32 3.62 7.23 4.37 6.05 3.63 7.05

Tabel 7 Rata-rata hasil uji kesukaan formula kopi dengan ulangan

Ekstrak

Nilai Uji kesukaan

Odor Warna Aroma

Kopi

Aroma

Asing

Rasa

Manis

Rasa

Pahit

Rasa

Creamer

Mouth

feel Flavour

After

taste

bobot 0.1 0.1 0.1 0.1 0.05 0.2 0.05 0.1 0.1 0.1

100 5.69 6.53 5.70 5.21 5.24 4.95 5.32 5.45 5.30 4.98

100 5.95 6.51 6.02 5.50 5.71 4.93 5.47 5.42 5.24 4.77

200 5.42 6.54 5.24 4.62 4.67 3.91 4.79 4.95 4.44 4.24

200 5.54 6.41 5.52 5.06 4.30 3.95 4.65 4.70 4.44 4.08

300 5.77 6.27 4.97 4.75 4.48 3.77 4.50 4.25 4.13 3.83

300 5.84 6.71 5.27 4.89 4.39 3.28 4.55 4.40 3.91 3.43

Tabel 8 Hasil pengolahan nilai uji kesukaan dengan SPSS

ANOVA

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Odor Between Groups .148 2 .074 5.097 .108

Within Groups .043 3 .014

Total .191 5

Warna Between Groups .002 2 .001 .030 .971

Within Groups .105 3 .035

Total .108 5

aroma_kopi Between Groups .564 2 .282 6.245 .085

Within Groups .135 3 .045

Total .699 5

aroma_asing Between Groups .368 2 .184 3.712 .154

Within Groups .149 3 .050

Total .517 5

rasa_manis Between Groups 1.376 2 .688 11.283 .040

Within Groups .183 3 .061

Total 1.559 5

rasa_pahit Between Groups 2.124 2 1.062 26.323 .013

Within Groups .121 3 .040

Total 2.245 5

Page 54: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

45

rasa_creamer Between Groups .834 2 .417 56.078 .004

Within Groups .022 3 .007

Total .856 5

mouthfeel Between Groups 1.236 2 .618 43.171 .006

Within Groups .043 3 .014

Total 1.279 5

Flavour Between Groups 1.619 2 .809 93.377 .002

Within Groups .026 3 .009

Total 1.645 5

Aftertaste Between Groups 1.561 2 .781 20.393 .018

Within Groups .115 3 .038

Total 1.676 5

Tabel 9 Uji lanjut duncan uji kesukaan atribut rasa manis

formula N Subset for alpha = 0.05

1 2

300 2 4.4350

200 2 4.4850

100 2 5.4750

Sig. .853 1.000

Tabel 10 Uji lanjut duncan uji kesukaan atribut rasa pahit

formula N Subset for alpha = 0.05

1 2

300 2 3.5250

200 2 3.9300

100 2 4.9400

Sig. .137 1.000

Tabel 11 Uji lanjut duncan uji kesukaan atribut rasa creamer

formula N Subset for alpha = 0.05

1 2

300 2 4.5250

200 2 4.7200

100 2 5.3950

Sig. .109 1.000

Tabel 12 Uji lanjut duncan uji kesukaan atribut mouthfeel

formula N Subset for alpha = 0.05

1 2 3

300 2 4.3250

200 2 4.8250

100 2 5.4350

Sig. 1.000 1.000 1.000

Tabel 13 Uji lanjut duncan uji kesukaan atribut flavour

formula N Subset for alpha = 0.05

1 2 3

300 2 4.0200

200 2 4.4400

100 2 5.2700

Sig. 1.000 1.000 1.000

Page 55: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

46

Tabel 14 Uji lanjut duncan uji kesukaan atribut after taste

formula N Subset for alpha = 0.05

1 2

300 2 3.6300

200 2 4.1600

100 2 4.8750

Sig. .073 1.000

Tabel 15 hasil pengolahan uji mutu hedonik dengan SPSS

ANOVA

Sum of Squares

df Mean

Square F Sig.

odor

Between Groups .315 2 .157 7.407 .069

Within Groups .064 3 .021

Total .379 5

warna

Between Groups .018 2 .009 .101 .907

Within Groups .272 3 .091

Total .290 5

aroma_kopi

Between Groups .015 2 .007 .075 .930

Within Groups .295 3 .098

Total .310 5

aroma_asing

Between Groups .106 2 .053 .490 .654

Within Groups .324 3 .108

Total .429 5

rasa_manis

Between Groups 1.063 2 .532 20.580 .018

Within Groups .077 3 .026

Total 1.141 5

rasa_pahit

Between Groups 1.502 2 .751 71.639 .003

Within Groups .031 3 .010

Total 1.533 5

rasa_creamer

Between Groups 1.152 2 .576 35.605 .008

Within Groups .049 3 .016

Total 1.201 5

mouthfeel

Between Groups .203 2 .102 9.046 .054

Within Groups .034 3 .011

Total .237 5

flavour

Between Groups .242 2 .121 4.084 .139

Within Groups .089 3 .030

Total .331 5

aftertaste

Between Groups .960 2 .480 8.893 .055

Within Groups .162 3 .054

Total 1.122 5

Tabel 16 Uji lanjut duncan mutu hedonik atribut rasa manis

formula N

Subset for alpha = 0.05

1 2

300 2 3.6950

200 2 4.0200

100 2 4.7050

Sig. .136 1.000

Page 56: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

47

Tabel 17 Uji lanjut duncan mutu hedonik atribut rasa pahit

formula N Subset for alpha = 0.05

1 2 3

100 2 4.8850

200 2 5.5300

300 2 6.1100

Sig. 1.000 1.000 1.000

Tabel 18 Uji lanjut duncan mutu hedonik atribut rasa creamer

formula N Subset for alpha = 0.05

1 2

300 2 4.4350

200 2 4.6250

100 2 5.4450

Sig. .232 1.000

Tabel 19 Persentase rata-rata penerimaan panelis pada produk kopi-mahoni

Ektrak (mg)

Odor (%)

Warna (%)

Aroma Kopi (%)

Aroma Asing (%)

Rasa Manis (%)

Rasa Pahit (%)

Rasa Creamer

(%)

Mouth feel (%)

Flavour (%)

After taste (%)

Rata- rata (%)

100 93,33 95,00 86,67 80,00 80,00 56,67 75,00 76,67 70,00 56,67 77,00

200 80,00 95,00 76,67 66,67 48,33 26,67 58,33 58,33 48,33 31,67 59,00

300 88,33 95,00 73,33 66,67 43,33 20,00 55,00 40,00 31,67 23,33 53,67

Lampiran 5 Hasil Analisis Uji Toksisitas

* * * * * P R O B I T A N A L Y S I S Formula Kopi + Biji Mahoni * * * *

Observed and Expected Frequencies

Number of Observed Expected

VAR00002 just about right Subjects Responses Responses Residual Probit

1000.00 10.0 9.0 9.706 -.706 .97059

500.00 10.0 8.0 6.709 1.291 .67094

100.00 10.0 4.0 2.373 1.627 .23727

10.00 10.0 .0 1.646 -1.646 .16463

1000.00 10.0 10.0 9.706 .294 .97059

500.00 10.0 7.0 6.709 .291 .67094

100.00 10.0 3.0 2.373 .627 .23727

10.00 10.0 .0 1.646 -1.646 .16463

1000.00 10.0 9.0 9.706 -.706 .97059

500.00 10.0 8.0 6.709 1.291 .67094

100.00 10.0 2.0 2.373 -.373 .23727

10.00 10.0 2.0 1.646 .354 .16463

* * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * *

Page 57: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

48

Confidence Limits for Effective VAR00002

95% Confidence Limits

Prob VAR00002 Lower Upper

.01 -456.72395 -804.87181 -260.84476

.02 -362.53304 -672.61112 -186.01761

.03 -302.77193 -589.02697 -138.21117

.04 -257.81598 -526.36692 -102.03119

.05 -221.24777 -475.56368 -72.43569

.06 -190.12249 -432.45929 -47.10813

.07 -162.83171 -394.78417 -24.78182

.08 -138.39606 -361.15728 -4.68458

.09 -116.17282 -330.67291 13.69099

.10 -95.71630 -302.70351 30.69725

.15 -11.02081 -188.05324 102.25823

.20 56.29249 -98.69690 160.89669

.25 114.04130 -23.79189 212.95804

.30 165.90151 41.64935 261.53651

.35 213.95773 100.36391 308.47821

.40 259.55839 154.05723 355.04234

.45 303.67755 203.92677 402.17305

.50 347.09721 250.92482 450.63735

.55 390.51688 295.90262 501.12189

.60 434.63604 339.69617 554.32859

.65 480.23669 383.19122 611.09099

.70 528.29291 427.40201 672.53646

.75 580.15313 473.60806 740.35013

.80 637.90194 523.63631 817.28823

.85 705.21523 580.53521 908.38413

.90 789.91072 650.58397 1024.54662

.91 810.36725 667.30720 1052.79905

.92 832.59049 685.40384 1083.56235

.93 857.02613 705.22477 1117.46555

.94 884.31692 727.27548 1155.41627

.95 915.44220 752.32546 1198.79825

.96 952.01040 781.63732 1249.88513

.97 996.96636 817.52068 1312.84179

.98 1056.72747 865.00365 1396.74942

.99 1150.91837 939.44213 1529.39877

* * * ** P R O B I T A N A L Y S I S (Serbuk Ekstrak Biji Mahoni * * * *

Number of Observed Expected

VAR00002 Subjects Responses Responses Residual Prob

1000.00 10.0 8.0 7.359 .641 .73587

500.00 10.0 6.0 5.265 .735 .52654

100.00 10.0 5.0 3.502 1.498 .35023

Page 58: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

49

10.00 10.0 .0 3.134 -3.134 .31340

1000.00 10.0 5.0 7.359 -2.359 .73587

500.00 10.0 6.0 5.265 .735 .52654

100.00 10.0 6.0 3.502 2.498 .35023

10.00 10.0 1.0 3.134 -2.134 .31340

1000.00 10.0 7.0 7.359 -.359 .73587

500.00 10.0 7.0 5.265 1.735 .52654

100.00 10.0 6.0 3.502 2.498 .35023

10.00 10.0 1.0 3.134 -2.134 .31340

* * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * *

Confidence Limits for Effective VAR00002

95% Confidence Limits

Prob VAR00002 Lower Upper

.01 -1621.05591 -14444.15749 -652.14630

.02 -1379.42835 -12679.20480 -518.24755

.03 -1226.12341 -11560.04361 -432.64838

.04 -1110.79808 -10718.58180 -367.81590

.05 -1016.98981 -10034.46580 -314.73142

.06 -937.14425 -9452.47387 -269.24995

.07 -867.13531 -8942.44887 -229.10353

.08 -804.45065 -8486.03141 -192.90810

.09 -747.44146 -8071.17518 -159.75261

.10 -694.96441 -7689.52953 -129.00275

.15 -477.69540 -6112.60082 1.49616

.20 -305.01688 -4865.13425 111.03895

.25 -156.87409 -3802.66962 212.76751

.30 -23.83728 -2860.31260 315.89195

.35 99.44115 -2007.47577 431.84951

.40 216.42033 -1238.90191 582.56678

.45 329.59903 -585.24161 818.33128

.50 440.98333 -115.72783 1224.14082

.55 552.36763 160.77371 1822.96260

.60 665.54634 327.95177 2545.20935

.65 782.52551 448.68759 3343.76466

.70 905.80394 550.53053 4210.71611

.75 1038.84075 646.18660 5160.54151

.80 1186.98354 743.54190 6227.37940

.85 1359.66206 850.29987 7477.63078

.90 1576.93107 978.88410 9056.47417

.91 1629.40812 1009.31745 9438.43633

.92 1686.41731 1042.17241 9853.59309

.93 1749.10197 1078.08075 10310.29764

.94 1819.11091 1117.95084 10820.59897

.95 1898.95647 1163.16367 11402.85954

Page 59: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

50

.96 1992.76474 1215.98320 12087.24050

.97 2108.09007 1280.54846 12928.96953

.98 2261.39501 1365.86714 14048.41120

.99 2503.02257 1499.44313 15813.68665

Lampiran 6 Hasil Analisis Proksimat Sampel

Tabel 19 Hasil analisis kadar air produk kopi mahoni dan ekstrak mahoni

Sampel Cawan

konstan (g)

Berat sampel

(g)

Berat Akhir

(g)

Kadar air

(%)

Mahoni 1 4.8271 3.5061 8.1470 5.3107

Mahoni 2 5.9580 3.5180 9.2916 5.2416

Kopi 1 6.3542 3.5018 9.7574 2.8157

Kopi2 6.5910 3.5096 10.0027 2.7895

Contoh perhitungan

% kadar air mahoni 1 = (8.1470 - 4.8271)g x 100

3.5061 g

= 5.3107%

Tabel 20 Hasil analisis kadar abu produk kopi mahoni dan ekstrak mahoni

Sampel Cawan

konstan (g)

Berat sampel

(g)

Berat Akhir

(g)

Kadar abu

(%)

Kopi 1 23.8212 2.5061 23.9688 5.8098

Kopi 2 23.4180 2.5081 23.5671 5.9447

Mahoni 1 28.8207 2.5022 28.8364 0.6274

Mahoni 2 18.5388 2.5008 18.5553 0.6598

Contoh perhitungan

% kadar abu kopi 1 = (23.9688 - 23.8212)g x 100

2.5061g

= 5.8098%

Tabel 21 Hasil analisis kadar lemak produk kopi mahoni dan ekstrak mahoni

Sampel Labu lemak

konstan (g)

Berat sampel

(g)

Berat Akhir

(g)

Kadar

lemak (%)

Mahoni 1 54.1999 3.5015 54.8553 18.7177

Mahoni 2 53.0142 3.5032 53.6553 18.3004

Kopi 1 59.2146 3.5078 59.2504 1.0206

Kopi2 51.8191 3.5090 51.8594 1.1485

Contoh perhitungan

% kadar lemak mahoni 1 = (54.8553 - 54.1999)g x 100

3.5015 g

= 19.7177 %

Page 60: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

51

Tabel 22 Hasil analisis kadar protein produk kopi mahoni dan ekstrak mahoni

Sampel Berat sampel

(g)

Volume

titrasi HCl

(mL)

N HCl Kadar

protein (%)

Mahoni 1 2.0163 0.75 0.0964 0.6275

Mahoni 2 2.0080 0.65 0.0964 0.5461

Kopi 1 2.0046 7.10 0.0964 5.971

Kopi2 2.0064 7.25 0.0964 6.0959

Contoh perhitungan

% kadar protein mahoni 1 = V titrasi x FP x 0.014 x N HCl x f. konversi x100

Berat sampel g

= 0.75mL x 2 x 0.014 x 0.0964 x 6.25 x 100

2.0163g

= 0.6275 %

Tabel 23 Hasil analisis serat pangan tidak larut produk kopi mahoni dan ekstrak

Sampel Berat (g) KS2 (g) KS1 (g) CW 2 (g) CW 1 (g) SMTL (%)

Kopi 1 1.0209 0.9979 0.9946 25.0863 25.0834 0.0391

Kopi 2 1.0407 1.038 1.0317 24.3398 24.3341 0.0576

Mahoni1 1.0205 1.0125 1.0052 27.4421 27.4421 0.7153

Mahoni2 1.1069 1.0355 1.0193 18.5494 18.5433 0.9124

Tabel 24 Hasil analisis serat pangan larut produk kopi mahoni dan ekstrak mahoni

Sampel Berat (g) KS4

(g)

KS3

(g)

CW 4

(g)

CW 3

(g)

SMTL

(%)

Serat total

(%)

Kopi 1 1.0209 1.0372 1.0215 26.3311 26.3255 0.9893 1.028

Kopi 2 1.0407 1.0255 1.015 28.1431 28.1412 0.8263 0.884

Mahoni1 1.0205 1.0539 1.029 23.7071 23.7003 1.7733 2.489

Mahoni2 1.1069 1.0305 1.0135 24.8671 24.8634 1.2015 2.114

Rumus perhitungan

% SMTL = (KS2 – KS1) – (CW2- CW1)/ berat sampel (g) x 100

% SML = (KS2 – KS1) – (CW2- CW1)/ berat sampel (g) x 100

% serat pangan total = % SMTL + % SML

Keterangan :

KS1 dan KS3 = kertas saring kosong

KS2 dan KS4 = kertas saring + residu

CW1 dan CW3 = Cawan porselen kosong

CW2 dan CW4 = cawan porsenl + abu

SMTL = serat makanan tidak larut

SML = serat makanan larut

Contoh perhitungan

%SMTLmahoni2 = (1.0355 – 1.0193)g – (18.5494 - 18.5433)g/ 1.1069 g x 100

= 0.9124 %

Page 61: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

52

Lampiran 7 Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Gambar 6 Biji mahoni utuh Gambar 7 Biji mahoni kupas kulit kering

Gambar 8 Maserasi biji mahoni Gambar 9 Proses evaporasi etanol

Gambar 10 Serbuk ekstrak biji mahoni Gambar 11 Produk kopi-mahoni terpilih

Page 62: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Qualitative Analysis Report 1 / 7

C:\GCMSsolution\Data\Project1\kopi04_220714.QGD

Analyzed by : AdminAnalyzed : 7/22/2014 12:16:09 PMSample Type : UnknownLevel # : 1Sample Name : nandika/rizki a tholifSample ID : IS Amount : [1]=1Sample Amount : 1

Data File : C:\GCMSsolution\Data\Project1\kopi04_220714.QGDMethod File : C:\GCMSsolution\Data\Project1\eugenol02.qgmTuning File : C:\GCMSsolution\System\Tune1\2014\21-juli-2014 minyak pala.qgt

Chromatogram

Dilution Factor : 1Vial # : 19Injection Volume : 1.00[Comment]in waterModified by : AdminModified : 7/22/2014 2:37:41 PM

===== Analytical Line 1 =====

[GC-2010]Column Oven Temp. :70.0 °CInjection Temp. :230.00 °CInjection Mode :SplitFlow Control Mode :Linear VelocityPressure :98.3 kPaTotal Flow :231.0 mL/minColumn Flow :1.51 mL/minLinear Velocity :45.0 cm/secPurge Flow :3.0 mL/minSplit Ratio :150.0High Pressure Injection :OFFCarrier Gas Saver :OFFSplitter Hold :OFFOven Temp. Program Rate Temperature(°C) Hold Time(min) - 70.0 2.00 12.00 250.0 10.00

Equilibrium Time :3.0 min

===== Analytical Line 1 =====

[GCMS-QP2010 Plus]IonSourceTemp :250.00 °CInterface Temp. :260.00 °CSolvent Cut Time :2.00 minDetector Gain Mode :RelativeDetector Gain :+0.00 kVThreshold :1000

[MS Table] --Group 1 - Event 1--Start Time :2.00minEnd Time :27.00minACQ Mode :ScanEvent Time :0.30secScan Speed :1250Start m/z :50.00End m/z :400.00

Sample Inlet Unit :GC

min

15,000,000

10.0 20.0 27.0

TIC

1 2 3

4

Page 63: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Qualitative Analysis Report 2 / 7

C:\GCMSsolution\Data\Project1\kopi04_220714.QGD

Analyzed by : AdminAnalyzed : 7/22/2014 12:16:09 PMSample Type : UnknownLevel # : 1Sample Name : nandika/rizki a tholifSample ID : IS Amount : [1]=1Sample Amount : 1

Dilution Factor : 1Vial # : 19Injection Volume : 1.00[Comment]in waterModified by : AdminModified : 7/22/2014 2:37:41 PM

Data File : C:\GCMSsolution\Data\Project1\kopi04_220714.QGDMethod File : C:\GCMSsolution\Data\Project1\eugenol02.qgmTuning File : C:\GCMSsolution\System\Tune1\2014\21-juli-2014 minyak pala.qgt

Peak Table

Peak Report TIC Peak# R.Time Area Area% Name

1 12.324 5018186 7.48 Caffeine

2 16.913 10075342 15.02 Dodecanoic acid, 1,2,3-propanetriyl ester

3 24.294 31004958 46.22 Octanoic acid, 1,2,3-propanetriyl ester

4 26.380 20986616 31.28 Dodecanoic acid, 1-(hydroxymethyl)-1,2-ethanediyl ester

67085102 100.00

Page 64: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Qualitative Analysis Report 3 / 7

C:\GCMSsolution\Data\Project1\kopi04_220714.QGD

<< TARGET SPECTRUM >>Peak No.:1 R.Time: 12.325 min100

10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 310 330 350 370 390

50

55

67

82

94

109

124137

150165

179

194

210 236243 256 267 323 369 400

Hit#: 1 Similarity Index: 96 Library:NIST27.LIB Formula: C8H10N4O2 CAS: 58-08-2 MolWeight:194CompName: Caffeine 100

10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 310 330 350 370 390

2741

55

6782

94

109

122137

150 165

194

196

N

N

N

N

O

O

Hit#: 2 Similarity Index: 96 Library:WILEY7.LIB Formula: C8 H10 N4 O2 CAS: 58-08-2 MolWeight:194CompName: Caffeine $$ 1H-Purine-2,6-dione, 3,7-dihydro-1,3,7-trimethyl- (CAS) THEOPHYLLINE METHYL $$ Caffein $$ Stim $$ Thein $$ Nodoz $$ Theine $$ No-Doz $$ Cafipel $$ Mateina $$ Koffein $$ Caffine $$ Cafeina $$ Coffeine $$ Alert-Pep $$ Refresh'n $$ Guaranine $$ Methyltheobromine $$ 1,3,7-Trimethylxanthine $$ 1,3,7-Trimethyl-2,6-dioxopurine $$ Monomethyl derivative of Theophylline $$ THEOPHYLLINE METHYL 1,3-DIMETHYLXANTHINE 7-METHYL $$ CAFFEINE 100

10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 310 330 350 370 390

27 41

5567 82

94

109

122 137 150 165

194

196

N

NN

N

Me

Me

MeO

O

Hit#: 3 Similarity Index: 96 Library:WILEY7.LIB Formula: C8 H10 N4 O2 CAS: 58-08-2 MolWeight:194CompName: Caffeine $$ 1H-Purine-2,6-dione, 3,7-dihydro-1,3,7-trimethyl- (CAS) THEOPHYLLINE METHYL $$ Caffein $$ Stim $$ Thein $$ Nodoz $$ Theine $$ No-Doz $$ Cafipel $$ Mateina $$ Koffein $$ Caffine $$ Cafeina $$ Coffeine $$ Alert-Pep $$ Refresh'n $$ Guaranine $$ Methyltheobromine $$ 1,3,7-Trimethylxanthine $$ 1,3,7-Trimethyl-2,6-dioxopurine $$ Monomethyl derivative of Theophylline $$ THEOPHYLLINE METHYL 1,3-DIMETHYLXANTHINE 7-METHYL $$ CAFFEINE 100

10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 310 330 350 370 390

27 41

5567

82

94

109

122137

150 165

194

196

N

NN

N

Me

Me

MeO

O

Analyzed by : AdminAnalyzed : 7/22/2014 12:16:09 PMSample Type : UnknownLevel # : 1Sample Name : nandika/rizki a tholifSample ID : IS Amount : [1]=1Sample Amount : 1

Dilution Factor : 1Vial # : 19Injection Volume : 1.00[Comment]in waterModified by : AdminModified : 7/22/2014 2:37:41 PM

Data File : C:\GCMSsolution\Data\Project1\kopi04_220714.QGDMethod File : C:\GCMSsolution\Data\Project1\eugenol02.qgmTuning File : C:\GCMSsolution\System\Tune1\2014\21-juli-2014 minyak pala.qgt

Similarity Search Results

Page 65: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Qualitative Analysis Report 4 / 7

C:\GCMSsolution\Data\Project1\kopi04_220714.QGD

<< TARGET SPECTRUM >>Peak No.:1 R.Time: 12.325 min100

10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 310 330 350 370 390

50

55

67

82

94

109

124137

150165

179

194

210 236243 256 267 323 369 400

Hit#: 4 Similarity Index: 96 Library:WILEY7.LIB Formula: C8 H10 N4 O2 CAS: 58-08-2 MolWeight:194CompName: Caffeine $$ 1H-Purine-2,6-dione, 3,7-dihydro-1,3,7-trimethyl- (CAS) THEOPHYLLINE METHYL $$ Caffein $$ Stim $$ Thein $$ Nodoz $$ Theine $$ No-Doz $$ Cafipel $$ Mateina $$ Koffein $$ Caffine $$ Cafeina $$ Coffeine $$ Alert-Pep $$ Refresh'n $$ Guaranine $$ Methyltheobromine $$ 1,3,7-Trimethylxanthine $$ 1,3,7-Trimethyl-2,6-dioxopurine $$ Monomethyl derivative of Theophylline $$ THEOPHYLLINE METHYL 1,3-DIMETHYLXANTHINE 7-METHYL $$ CAFFEINE 100

10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 310 330 350 370 390

13

1528

5567 82

94

109

122 137 150 165

194

196

N

NN

N

Me

Me

MeO

O

Page 66: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Qualitative Analysis Report 5 / 7

C:\GCMSsolution\Data\Project1\kopi04_220714.QGD

<< TARGET SPECTRUM >>Peak No.:2 R.Time: 16.915 min100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420

50

55

57

7184

98

116 129

153 171

183

207 227

243

257

275

280298

311 333341 360 382 395

Hit#: 1 Similarity Index: 88 Library:WILEY7.LIB Formula: C27 H52 O5 CAS: 17598-94-6 MolWeight:456CompName: DODECANOIC ACID, 1-(HYDROXYMETHYL)-1,2-ETHANEDIYL ESTER $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420

27

41

43

57

7185

98116 129

171

183

243

257

275 298

Hit#: 2 Similarity Index: 88 Library:NIST147.LIB Formula: C27H52O5 CAS: 17598-94-6 MolWeight:456CompName: Dodecanoic acid, 1-(hydroxymethyl)-1,2-ethanediyl ester $$ 2-(Dodecanoyloxy)-1-(hydroxymethyl)ethyl laurate # $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420

27

41

43

57

7185

98116 129

171

183

243

257

275 298

O

O OH

O

O

Hit#: 3 Similarity Index: 76 Library:WILEY7.LIB Formula: C39 H74 O6 CAS: 538-24-9 MolWeight:639CompName: Dodecanoic acid, 1,2,3-propanetriyl ester (CAS) Glyceryl tridodecanoate $$ Trilaurin $$ Laurin, tri- $$ Glycerol trilaurate $$ Glyceryl trilaurate $$ Lauric acid triglyceride $$ Lauric acid triglycerin ester $$ Glycerin trilaurate $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420

27

41

43

57

71

85 98

112 129 158 171

183

227

257

298

311

353 367 395

CHCH2OC(O)(CH2)10MeCH2OC(O)(CH2)10Me

OC(O)(CH2)10Me

Hit#: 4 Similarity Index: 76 Library:NIST27.LIB Formula: C39H74O6 CAS: 538-24-9 MolWeight:638CompName: Dodecanoic acid, 1,2,3-propanetriyl ester 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420

27

41

43

57

71

8598

112 129 158 171

183

227

257

298

311

353 367 395

O O

O O

O O

Page 67: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Qualitative Analysis Report 6 / 7

C:\GCMSsolution\Data\Project1\kopi04_220714.QGD

<< TARGET SPECTRUM >>Peak No.:3 R.Time: 24.295 min100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400

51

55

57

8398

123

127

149158

171

183

201

213 225

242255

269 283 298 311

327

339 353 369

383

400

Hit#: 1 Similarity Index: 72 Library:WILEY7.LIB Formula: C27 H50 O6 CAS: 538-23-8 MolWeight:470CompName: Octanoic acid, 1,2,3-propanetriyl ester (CAS) Glyceryl trioctanoate $$ RATO $$ Trioctanoin $$ Caprylin $$ Tricaprylin $$ Octanoin, tri- $$ Trioctanoylglycerol $$ Glycerol trioctanoate $$ Tricaprylic glyceride $$ Glycerol tricaprylate (CAS) Octanoic acid triglyceride $$ Caprylic acid triglyceride $$ Glycerin tricaprylate $$ Tricaprylyl glycerin $$ Tricapryloylglycerol $$ Panacete 800 $$ Glyceryl tricaprylate $$ Maceight $$ MCT $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400

41

57

83 98116

127

158 171 182201 242 255 283 313

327

397

CHCH2OC(O) (CH2)6MeCH2OC(O)(CH2)6Me

OC(O) (CH2)6Me

Hit#: 2 Similarity Index: 72 Library:NIST147.LIB Formula: C27H50O6 CAS: 538-23-8 MolWeight:470CompName: Glycerol tricaprylate $$ Octanoin, tri- $$ Caprylic acid triglyceride $$ Caprylin $$ Glycerol trioctanoate $$ Glyceryl trioctanoate $$ Octanoic acid triglyceride $$ RATO $$ Tricaprylic Glyceride $$ Tricaprylin $$ Trioctanoin $$ Trioctanoylglycerol $$ Octanoic acid, 1,2,3-propanetriyl ester $$ Maceight $$ MCT $$ Glycerin tricaprylate $$ Tricaprylyl glycerin $$ Tricapryloylglycerol $$ Panacete 800 $$ Glyceryl tricaprylate $$ Caprylic triglyceride $$ Captex 8000 $$ Emalex O.T.G $$ Glyceryl tricaprylate-caprat 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400

41

57

83 98116

127

158 171 182201 242 255 283 313

327397

O O

O O

OO

Hit#: 3 Similarity Index: 70 Library:WILEY7.LIB Formula: C27 H50 O6 CAS: 538-23-8 MolWeight:470CompName: Octanoic acid, 1,2,3-propanetriyl ester (CAS) Glyceryl trioctanoate $$ RATO $$ Trioctanoin $$ Caprylin $$ Tricaprylin $$ Octanoin, tri- $$ Trioctanoylglycerol $$ Glycerol trioctanoate $$ Tricaprylic glyceride $$ Glycerol tricaprylate (CAS) Octanoic acid triglyceride $$ Caprylic acid triglyceride $$ Glycerin tricaprylate $$ Tricaprylyl glycerin $$ Tricapryloylglycerol $$ Panacete 800 $$ Glyceryl tricaprylate $$ Maceight $$ MCT $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400

27

41

43

57

7384 98

115

127

158 171 187201

242 255 313327

CHCH2OC(O) (CH2)6MeCH2OC(O)(CH2)6Me

OC(O) (CH2)6Me

Hit#: 4 Similarity Index: 64 Library:NIST147.LIB Formula: C11H20N2O3 CAS: 184637-49-8 MolWeight:228CompName: Azacyclohexane, 1-BOC-3-formamido- $$ tert-Butyl 3-(formylamino)-1-piperidinecarboxylate # $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400

41

42

57

83

8499 112

127

143

155

171

183

201

N

NH

O

O O

Page 68: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Qualitative Analysis Report 7 / 7

C:\GCMSsolution\Data\Project1\kopi04_220714.QGD

<< TARGET SPECTRUM >>Peak No.:4 R.Time: 26.380 min100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420

51

55

57

7195

98

116

127

143

155

182

183

201

211

229

243

257

271285

298309 327 347355 367

383397

Hit#: 1 Similarity Index: 71 Library:NIST147.LIB Formula: C27H52O5 CAS: 17598-94-6 MolWeight:456CompName: Dodecanoic acid, 1-(hydroxymethyl)-1,2-ethanediyl ester $$ 2-(Dodecanoyloxy)-1-(hydroxymethyl)ethyl laurate # $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420

27

41

43

57

7185

98116 129

171

183

243

257

275 298

O

O OH

O

O

Hit#: 2 Similarity Index: 71 Library:WILEY7.LIB Formula: C27 H52 O5 CAS: 17598-94-6 MolWeight:456CompName: DODECANOIC ACID, 1-(HYDROXYMETHYL)-1,2-ETHANEDIYL ESTER $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420

27

41

43

57

7185

98116 129

171

183

243

257

275 298

Hit#: 3 Similarity Index: 68 Library:WILEY7.LIB Formula: C39 H74 O6 CAS: 538-24-9 MolWeight:639CompName: Dodecanoic acid, 1,2,3-propanetriyl ester (CAS) Glyceryl tridodecanoate $$ Trilaurin $$ Laurin, tri- $$ Glycerol trilaurate $$ Glyceryl trilaurate $$ Lauric acid triglyceride $$ Lauric acid triglycerin ester $$ Glycerin trilaurate $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420

29

41

4357

71

8598

112129

158 171

183

213 227

257

298

311

367 395

CHCH2OC(O) (CH 2)10MeCH2OC(O)(CH 2)10Me

OC(O) (CH 2)10Me

Hit#: 4 Similarity Index: 66 Library:NIST27.LIB Formula: C39H74O6 CAS: 538-24-9 MolWeight:638CompName: Dodecanoic acid, 1,2,3-propanetriyl ester 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420

27

41

43

57

71

8598

112 129 158 171

183

227

257

298

311

353 367 395

O O

O O

O O

Page 69: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Qualitative Analysis Report 1 / 11

C:\GCMSsolution\Data\Project1\mahoni_220714.QGD

Analyzed by : AdminAnalyzed : 7/22/2014 1:59:02 PMSample Type : UnknownLevel # : 1Sample Name : nandika/rizki a tholifSample ID : IS Amount : [1]=1Sample Amount : 1

Data File : C:\GCMSsolution\Data\Project1\mahoni_220714.QGDMethod File : C:\GCMSsolution\Data\Project1\eugenol02.qgmTuning File : C:\GCMSsolution\System\Tune1\2014\21-juli-2014 minyak pala.qgt

Chromatogram

Dilution Factor : 1Vial # : 20Injection Volume : 1.00[Comment]in waterModified by : AdminModified : 7/22/2014 2:26:02 PM

===== Analytical Line 1 =====

[GC-2010]Column Oven Temp. :70.0 °CInjection Temp. :230.00 °CInjection Mode :SplitFlow Control Mode :Linear VelocityPressure :98.3 kPaTotal Flow :155.5 mL/minColumn Flow :1.51 mL/minLinear Velocity :45.0 cm/secPurge Flow :3.0 mL/minSplit Ratio :100.0High Pressure Injection :OFFCarrier Gas Saver :OFFSplitter Hold :OFFOven Temp. Program Rate Temperature(°C) Hold Time(min) - 70.0 2.00 12.00 250.0 10.00

Equilibrium Time :3.0 min

===== Analytical Line 1 =====

[GCMS-QP2010 Plus]IonSourceTemp :250.00 °CInterface Temp. :260.00 °CSolvent Cut Time :2.00 minDetector Gain Mode :RelativeDetector Gain :+0.00 kVThreshold :1000

[MS Table] --Group 1 - Event 1--Start Time :2.00minEnd Time :27.00minACQ Mode :ScanEvent Time :0.30secScan Speed :1250Start m/z :50.00End m/z :400.00

Sample Inlet Unit :GC

min

50,000,000

13.0 14.0 15.0 16.0

TIC

1

2

3

4 5

67

8

Page 70: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Qualitative Analysis Report 2 / 11

C:\GCMSsolution\Data\Project1\mahoni_220714.QGD

Analyzed by : AdminAnalyzed : 7/22/2014 1:59:02 PMSample Type : UnknownLevel # : 1Sample Name : nandika/rizki a tholifSample ID : IS Amount : [1]=1Sample Amount : 1

Dilution Factor : 1Vial # : 20Injection Volume : 1.00[Comment]in waterModified by : AdminModified : 7/22/2014 2:26:02 PM

Data File : C:\GCMSsolution\Data\Project1\mahoni_220714.QGDMethod File : C:\GCMSsolution\Data\Project1\eugenol02.qgmTuning File : C:\GCMSsolution\System\Tune1\2014\21-juli-2014 minyak pala.qgt

Peak Table

Peak Report TIC Peak# R.Time Area Area% Name

1 12.321 4844881 2.30 Caffeine

2 13.052 1817205 0.86 Hexadecanoic acid, methyl ester

3 13.334 23104246 10.95 n-Hexadecanoic acid

4 14.392 3917597 1.86 9,12-Octadecadienoic acid (Z,Z)-, methyl ester

5 14.446 5037492 2.39 12-Octadecenoic acid, methyl ester

6 14.691 52108419 24.70 9,12-Octadecadienoic acid (Z,Z)-

7 14.744 91251813 43.26 Erucic acid

8 14.919 28863393 13.68 Octadecanoic acid

210945046 100.00

Page 71: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Qualitative Analysis Report 3 / 11

C:\GCMSsolution\Data\Project1\mahoni_220714.QGD

<< TARGET SPECTRUM >>Peak No.:1 R.Time: 12.320 min100

10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 310 330 350

50

55

6782

94

109

124137

150 165178

194

208215 237 248 303 320 343

Hit#: 1 Similarity Index: 97 Library:NIST27.LIB Formula: C8H10N4O2 CAS: 58-08-2 MolWeight:194CompName: Caffeine 100

10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 310 330 350

2741

55

6782

94

109

122137

150 165

194

196

N

N

N

N

O

O

Hit#: 2 Similarity Index: 97 Library:WILEY7.LIB Formula: C8 H10 N4 O2 CAS: 58-08-2 MolWeight:194CompName: Caffeine $$ 1H-Purine-2,6-dione, 3,7-dihydro-1,3,7-trimethyl- (CAS) THEOPHYLLINE METHYL $$ Caffein $$ Stim $$ Thein $$ Nodoz $$ Theine $$ No-Doz $$ Cafipel $$ Mateina $$ Koffein $$ Caffine $$ Cafeina $$ Coffeine $$ Alert-Pep $$ Refresh'n $$ Guaranine $$ Methyltheobromine $$ 1,3,7-Trimethylxanthine $$ 1,3,7-Trimethyl-2,6-dioxopurine $$ Monomethyl derivative of Theophylline $$ THEOPHYLLINE METHYL 1,3-DIMETHYLXANTHINE 7-METHYL $$ CAFFEINE 100

10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 310 330 350

27 41

5567 82

94

109

122 137 150 165

194

196

N

NN

N

Me

Me

MeO

O

Hit#: 3 Similarity Index: 97 Library:WILEY7.LIB Formula: C8 H10 N4 O2 CAS: 58-08-2 MolWeight:194CompName: Caffeine $$ 1H-Purine-2,6-dione, 3,7-dihydro-1,3,7-trimethyl- (CAS) THEOPHYLLINE METHYL $$ Caffein $$ Stim $$ Thein $$ Nodoz $$ Theine $$ No-Doz $$ Cafipel $$ Mateina $$ Koffein $$ Caffine $$ Cafeina $$ Coffeine $$ Alert-Pep $$ Refresh'n $$ Guaranine $$ Methyltheobromine $$ 1,3,7-Trimethylxanthine $$ 1,3,7-Trimethyl-2,6-dioxopurine $$ Monomethyl derivative of Theophylline $$ THEOPHYLLINE METHYL 1,3-DIMETHYLXANTHINE 7-METHYL $$ CAFFEINE 100

10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 310 330 350

13

1528

5567 82

94

109

122 137 150 165

194

196

N

NN

N

Me

Me

MeO

O

Analyzed by : AdminAnalyzed : 7/22/2014 1:59:02 PMSample Type : UnknownLevel # : 1Sample Name : nandika/rizki a tholifSample ID : IS Amount : [1]=1Sample Amount : 1

Dilution Factor : 1Vial # : 20Injection Volume : 1.00[Comment]in waterModified by : AdminModified : 7/22/2014 2:26:02 PM

Data File : C:\GCMSsolution\Data\Project1\mahoni_220714.QGDMethod File : C:\GCMSsolution\Data\Project1\eugenol02.qgmTuning File : C:\GCMSsolution\System\Tune1\2014\21-juli-2014 minyak pala.qgt

Similarity Search Results

Page 72: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Qualitative Analysis Report 4 / 11

C:\GCMSsolution\Data\Project1\mahoni_220714.QGD

<< TARGET SPECTRUM >>Peak No.:1 R.Time: 12.320 min100

10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 310 330 350

50

55

6782

94

109

124137

150 165178

194

208215 237 248 303 320 343

Hit#: 4 Similarity Index: 96 Library:WILEY7.LIB Formula: C8 H10 N4 O2 CAS: 58-08-2 MolWeight:194CompName: Caffeine $$ 1H-Purine-2,6-dione, 3,7-dihydro-1,3,7-trimethyl- (CAS) THEOPHYLLINE METHYL $$ Caffein $$ Stim $$ Thein $$ Nodoz $$ Theine $$ No-Doz $$ Cafipel $$ Mateina $$ Koffein $$ Caffine $$ Cafeina $$ Coffeine $$ Alert-Pep $$ Refresh'n $$ Guaranine $$ Methyltheobromine $$ 1,3,7-Trimethylxanthine $$ 1,3,7-Trimethyl-2,6-dioxopurine $$ Monomethyl derivative of Theophylline $$ THEOPHYLLINE METHYL 1,3-DIMETHYLXANTHINE 7-METHYL $$ CAFFEINE 100

10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 310 330 350

27 41

5567

82

94

109

122137

150 165

194

196

N

NN

N

Me

Me

MeO

O

Page 73: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Qualitative Analysis Report 5 / 11

C:\GCMSsolution\Data\Project1\mahoni_220714.QGD

<< TARGET SPECTRUM >>Peak No.:2 R.Time: 13.050 min100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320

51

55

57

74

87

101115

129

143

157 171 185 199 213

227239

260

270

280 321

Hit#: 1 Similarity Index: 94 Library:NIST147.LIB Formula: C17H34O2 CAS: 112-39-0 MolWeight:270CompName: Hexadecanoic acid, methyl ester $$ Palmitic acid, methyl ester $$ n-Hexadecanoic acid methyl ester $$ Metholene 2216 $$ Methyl hexadecanoate $$ Methyl n-hexadecanoate $$ Methyl palmitate $$ Uniphat A60 $$ Emery 2216 $$ Radia 7120 $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320

27

4143

57

74

87

101 115 129143

157 171 185 199 213227

239270

O

O

Hit#: 2 Similarity Index: 94 Library:WILEY7.LIB Formula: C17 H34 O2 CAS: 112-39-0 MolWeight:270CompName: Hexadecanoic acid, methyl ester (CAS) Methyl palmitate $$ Methyl hexadecanoate $$ Methyl n-hexadecanoate $$ Uniphat A60 $$ Metholene 2216 $$ Palmitic acid methyl ester $$ Palmitic acid, methyl ester $$ n-Hexadecanoic acid methyl ester $$ PALMITIC ACID-METHYL ESTER $$ METHYLPALMITATE $$ HEXADECANCARBONSAEUREMETHYLESTER $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320

27

41

57

74

87

101 115 129143

157 171 185 199 213227

239270

C(O) OMe(CH2)14Me

Hit#: 3 Similarity Index: 93 Library:WILEY7.LIB Formula: C17 H34 O2 CAS: 5129-60-2 MolWeight:270CompName: Pentadecanoic acid, 14-methyl-, methyl ester (CAS) METHYL 14-METHYL-PENTADECANOATE $$ 14-METHYL-PENTADECANSAEUREMETHYLESTER $$ methyl 14-methylpentadecanoate $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320

27

4169

74

87

101 115129

143

157 171 185 199 213

227

239

270C(O) OMe(CH 2)12Me2CH

Hit#: 4 Similarity Index: 93 Library:NIST147.LIB Formula: C17H34O2 CAS: 5129-60-2 MolWeight:270CompName: Pentadecanoic acid, 14-methyl-, methyl ester $$ Methyl 14-methylpentadecanoate # $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320

27

41

69

74

87

101115

129

143

157 171 185 199 213

227

239

270O

O

Page 74: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Qualitative Analysis Report 6 / 11

C:\GCMSsolution\Data\Project1\mahoni_220714.QGD

<< TARGET SPECTRUM >>Peak No.:3 R.Time: 13.335 min100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340

50

55 60

73

85

98115

129

143

157 171 185

199

213

227239

256

270 286 304 357

Hit#: 1 Similarity Index: 92 Library:NIST27.LIB Formula: C16H32O2 CAS: 57-10-3 MolWeight:256CompName: n-Hexadecanoic acid 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340

27

41

43 60 73

8598 115

129

143157 171 185

213

227

256OH

O

Hit#: 2 Similarity Index: 92 Library:WILEY7.LIB Formula: C16 H32 O2 CAS: 57-10-3 MolWeight:256CompName: Hexadecanoic acid (CAS) Palmitic acid $$ Palmitinic acid $$ n-Hexadecoic acid $$ n-Hexadecanoic acid $$ Pentadecanecarboxylic acid $$ 1-Pentadecanecarboxylic acid $$ Prifrac 2960 $$ Coconut oil fatty acids $$ Cetylic acid $$ Emersol 140 $$ Emersol 143 $$ Hexadecylic acid $$ Hydrofol $$ Hystrene 8016 $$ Hystrene 9016 $$ Industrene 4516 $$ PALMITINSAEURE $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340

27

41

43 60 73

8598 115

129

143157 171 185

213

227

256

(CH 2)14MeHO2C

Hit#: 3 Similarity Index: 90 Library:WILEY7.LIB Formula: C16 H32 O2 CAS: 57-10-3 MolWeight:256CompName: Hexadecanoic acid (CAS) Palmitic acid $$ Palmitinic acid $$ n-Hexadecoic acid $$ n-Hexadecanoic acid $$ Pentadecanecarboxylic acid $$ 1-Pentadecanecarboxylic acid $$ Prifrac 2960 $$ Coconut oil fatty acids $$ Cetylic acid $$ Emersol 140 $$ Emersol 143 $$ Hexadecylic acid $$ Hydrofol $$ Hystrene 8016 $$ Hystrene 9016 $$ Industrene 4516 $$ PALMITINSAEURE $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340

39

4143

5773

85

101 115

129

143 157 171 185199

213

227

256(CH 2)14MeHO2C

Hit#: 4 Similarity Index: 89 Library:NIST147.LIB Formula: C38H68O8 CAS: 28474-90-0 MolWeight:652CompName: l-(+)-Ascorbic acid 2,6-dihexadecanoate $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340

27

41

4357 73

8598

115

129

143157 171 185

199

213

227

239 256

O

O

OH

OH

O O

O

O

Page 75: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Qualitative Analysis Report 7 / 11

C:\GCMSsolution\Data\Project1\mahoni_220714.QGD

<< TARGET SPECTRUM >>Peak No.:4 R.Time: 14.390 min100

10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 310 330

50

55 67

81

95

109

123136 150

164 178192 207 220 233 245

263

275 291

294

312 346

Hit#: 1 Similarity Index: 93 Library:NIST27.LIB Formula: C19H34O2 CAS: 112-63-0 MolWeight:294CompName: 9,12-Octadecadienoic acid (Z,Z)-, methyl ester 100

10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 310 330

27

41 55

67

81

95

109

123136 150 164 263

294

O

O

Hit#: 2 Similarity Index: 93 Library:WILEY7.LIB Formula: C19 H34 O2 CAS: 112-63-0 MolWeight:294CompName: 9,12-Octadecadienoic acid (Z,Z)-, methyl ester (CAS) Methyl linoleate $$ METHYL CIS-9,CIS-12-OCTADECADIENOATE $$ Methyl octadecadienoate $$ Linoleic acid methyl ester $$ Linoleic acid, methyl ester $$ Methyl cis,cis-9,12-octadecadienoate $$ Methyl 9-cis, 12-cis-octadecadienoate $$ METHYLLINOLEATE $$ Methyl 9-cis,12-cis-octadecadienoate $$ 100

10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 310 330

27

41 55

6781

95

109123 136 150 164 263

294

CHCH2CH CH(CH2)4MeCH(CH2)7C(O)OMe

Hit#: 3 Similarity Index: 93 Library:WILEY7.LIB Formula: C19 H34 O2 CAS: 112-63-0 MolWeight:294CompName: 9,12-Octadecadienoic acid (Z,Z)-, methyl ester (CAS) Methyl linoleate $$ METHYL CIS-9,CIS-12-OCTADECADIENOATE $$ Methyl octadecadienoate $$ Linoleic acid methyl ester $$ Linoleic acid, methyl ester $$ Methyl cis,cis-9,12-octadecadienoate $$ Methyl 9-cis, 12-cis-octadecadienoate $$ METHYLLINOLEATE $$ Methyl 9-cis,12-cis-octadecadienoate $$ 100

10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 310 330

41 55

6781

95

109123

136 150 164 263294

CHCH2CH CH(CH2)4MeCH(CH2)7C(O)OMe

Hit#: 4 Similarity Index: 92 Library:NIST147.LIB Formula: C19H34O2 CAS: 112-63-0 MolWeight:294CompName: 9,12-Octadecadienoic acid (Z,Z)-, methyl ester $$ Linoleic acid, methyl ester $$ Methyl cis,cis-9,12-octadecadienoate $$ Methyl linoleate $$ Methyl octadecadienoate $$ Methyl 9-cis,12-cis-octadecadienoate $$ Methyl (9Z,12Z)-9,12-octadecadienoate # $$ 100

10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 310 330

27

4155

6781

95

109

123136 150 164 263 294

O

O

Page 76: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Qualitative Analysis Report 8 / 11

C:\GCMSsolution\Data\Project1\mahoni_220714.QGD

<< TARGET SPECTRUM >>Peak No.:5 R.Time: 14.445 min100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360

50

55

69

7497

123137

166 180194 207

222235 249

264

266 292 327 356

Hit#: 1 Similarity Index: 90 Library:NIST147.LIB Formula: C19H36O2 CAS: 56554-46-2 MolWeight:296CompName: 12-Octadecenoic acid, methyl ester $$ Methyl (12E)-12-octadecenoate # $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360

27

41

55

69

74

87

98

123 138 152 180 222

264

296

O

O

Hit#: 2 Similarity Index: 90 Library:WILEY7.LIB Formula: C19 H36 O2 CAS: 56554-46-2 MolWeight:296CompName: 12-Octadecenoic acid, methyl ester (CAS) METHYL OCTADEC-12-ENOATE $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360

27

41

55

69

74

87

98

123 138 152 180 222

264

296

CH(CH 2)10C(O) OMeCH(CH 2)4Me

Hit#: 3 Similarity Index: 89 Library:NIST147.LIB Formula: C19H36O2 CAS: 1937-63-9 MolWeight:296CompName: 11-Octadecenoic acid, methyl ester, (Z)- $$ cis-11-Octadecenoic acid methyl ester $$ Methyl cis-octadec-11-enoate $$ cis-Vaccenic acid methyl ester $$ Methyl (11Z)-11-octadecenoate # $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360

27

41

55

69

74

87

98

123 137 152 180 222

264

296

O

O

Hit#: 4 Similarity Index: 89 Library:WILEY7.LIB Formula: C19 H36 O2 CAS: 1937-63-9 MolWeight:296CompName: 11-Octadecenoic acid, methyl ester, (Z)- (CAS) METHYL CIS OCTADEC-11-ENOATE $$ Methyl cis-octadec-11-enoate $$ cis-11-Octadecenoic acid methyl ester $$ cis-Vaccenic acid methyl ester $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360

27

41

55

69

74

87

98

123 137 152 180 222

264

296

CH(CH 2)9C(O) OMeCH(CH 2)5Me

Page 77: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Qualitative Analysis Report 9 / 11

C:\GCMSsolution\Data\Project1\mahoni_220714.QGD

<< TARGET SPECTRUM >>Peak No.:6 R.Time: 14.690 min100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360

50

5567

81

95

109

123136 150

164 182 196 220 251 262 279

280

306 315 325 345 365

Hit#: 1 Similarity Index: 91 Library:NIST147.LIB Formula: C18H32O2 CAS: 60-33-3 MolWeight:280CompName: 9,12-Octadecadienoic acid (Z,Z)- $$ cis-9,cis-12-Octadecadienoic acid $$ cis,cis-Linoleic acid $$ Grape seed oil $$ Linoleic $$ Linoleic acid $$ Linolic acid $$ Polylin No. 515 $$ Telfairic acid $$ Unifac 6550 $$ 9,12-Octadecadienoic acid $$ Leinoleic acid $$ 9,12-Linoleic acid $$ cis,cis-9,12-octadecadienoic acid $$ Linoelaidic acid $$ Linoleic acid 95 $$ Emersol 310 $$ Emersol 315 $$ Vespula pensylvanica b708568k063 $$ Pamolyn $$ Pamolyn 125 $$ Pamolyn 200, 240 $$ Pamolyn 380 $$ (9E,12E)-9,12-Octadecadie 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360

27

41 55

67 81

95

110124

137 150 182

280

OH

O

Hit#: 2 Similarity Index: 90 Library:WILEY7.LIB Formula: C18 H32 O2 CAS: 60-33-3 MolWeight:280CompName: 9,12-Octadecadienoic acid (Z,Z)- (CAS) Linoleic acid $$ Linoleic $$ Unifac 6550 $$ Linolic acid $$ Telfairic acid $$ Grape seed oil $$ Polylin No. 515 $$ cis,cis-Linoleic acid $$ 9, 12-Octadecadienoic acid $$ cis-9,cis-12-Octadecadienoic acid $$ 9,12-Octadecadienoic acid, (Z,Z)- $$ 9,12-Octadecadienoic acid $$ Leinoleic acid $$ 9,12-Linoleic acid $$ cis,Cis-9,12-octadecadienoic acid $$ Linoelaidic acid $$ Linoleic acid 95 $$ Emersol 310 $$ Emersol 315 $$ Vespula pensylvanica b708568k063 $$ 9,12-Octadecadie 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360

29

4155

67 81

95

109124 137 150

280

CH2CH CH(CH 2)4MeCHCH(CH 2)7HO2C

Hit#: 3 Similarity Index: 90 Library:WILEY7.LIB Formula: C19 H34 O2 CAS: 2462-85-3 MolWeight:294CompName: OCTADECA-9,12-DIENOIC ACID METHYL ESTER $$ 9,12-OCTADECADIENOIC ACID, METHYL ESTER $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360

27

41 55

67

81

95

109

123 136 150164 294

Hit#: 4 Similarity Index: 90 Library:NIST147.LIB Formula: C19H34O2 CAS: 2462-85-3 MolWeight:294CompName: 9,12-Octadecadienoic acid, methyl ester $$ Methyl (9E,12E)-9,12-octadecadienoate # $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360

27

41 55

67

81

95

109

123 136 150164 294

O

O

Page 78: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Qualitative Analysis Report 10 / 11

C:\GCMSsolution\Data\Project1\mahoni_220714.QGD

<< TARGET SPECTRUM >>Peak No.:7 R.Time: 14.745 min100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380

50

55

69

83 97

111

125137 151 166 180 193 207 222 235 246

264

266 282 306 320 345 355 375383

Hit#: 1 Similarity Index: 89 Library:NIST147.LIB Formula: C22H42O2 CAS: 112-86-7 MolWeight:338CompName: Erucic acid $$ 13-Docosenoic acid, (Z)- $$ .delta.13-cis-Docosenoic acid $$ cis-13-Docosenoic acid $$ (Z)-13-Docosenoic acid $$ Prifrac 2990 $$ (13Z)-13-Docosenoic acid # $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380

27

41

55

69

8397

98125 139 152 320

OH

O

Hit#: 2 Similarity Index: 89 Library:WILEY7.LIB Formula: C22 H42 O2 CAS: 112-86-7 MolWeight:338CompName: Docos-13-enoic acid $$ 13-DOCOSENOIC ACID, (Z)- $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380

27

41

55

69

83

97

98125 139 152 320

Hit#: 3 Similarity Index: 89 Library:WILEY7.LIB Formula: C18 H34 O2 CAS: 112-79-8 MolWeight:282CompName: OCTADEC-9-ENOIC ACID $$ ELAIDINSAEURE $$ 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380

27

41

55

69

83

97

98

112 138 151 222

264

282

Hit#: 4 Similarity Index: 89 Library:WILEY7.LIB Formula: C18 H34 O2 CAS: 112-80-1 MolWeight:282CompName: 9-Octadecenoic acid (Z)- (CAS) Oleic acid $$ Red oil $$ Oelsauere $$ Oleine 7503 $$ Pamolyn 100 $$ Emersol 211 $$ Vopcolene 27 $$ cis-Oleic acid $$ Wecoline OO $$ Z-9-Octadecenoic acid $$ cis-9-Octadecenoic acid $$ .delta.9-cis-Oleic acid $$ 9-Octadecenoic acid, (Z)- $$ cis-.delta.9-Octadecenoate $$ Emersol 220 White Oleic Acid $$ cis-.delta.9-Octadecenoic acid $$ Emersol 221 Low Titer White Oleic Acid $$ (Z)-9-octadecenoic acid $$ .delta.(Sup9)-cis-Oleic acid $$ cis-.delta.(Sup9)-Octadecenoate $$ cis-.del 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380

41 55

69

839798

112 127 140 165264

282

CH CH(CH 2)7CO2H(CH 2)7Me

Page 79: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

Qualitative Analysis Report 11 / 11

C:\GCMSsolution\Data\Project1\mahoni_220714.QGD

<< TARGET SPECTRUM >>Peak No.:8 R.Time: 14.920 min100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380

50

55

73

97

111

129

143157

171

185

199213

227

241

255267

284

309 339 361 376

Hit#: 1 Similarity Index: 93 Library:NIST27.LIB Formula: C18H36O2 CAS: 57-11-4 MolWeight:284CompName: Octadecanoic acid 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380

27

41

4360

73

85

98 115

129

143 171

185

199 227

241284

O

OH

Hit#: 2 Similarity Index: 93 Library:NIST147.LIB Formula: C22H44O4 CAS: 106-11-6 MolWeight:372CompName: Octadecanoic acid, 2-(2-hydroxyethoxy)ethyl ester $$ Aqua Cera $$ Atlas G 2146 $$ Cerasynt $$ Cerasynt Special $$ Clindrol SDG $$ Diethylene glycol monostearate $$ Diethylene glycol stearate $$ Diethylene glycol, monoester with stearic acid $$ Diglycol monostearate $$ Diglycol stearate $$ Emcol CAD $$ Emcol DS-50 CAD $$ Emcol ETS $$ Glyco stearin $$ Nonex 411 $$ Promul 5080 $$ PEG-2 Stearate $$ Stearic acid, 2-(2-hydroxyethoxy)ethyl ester $$ USAF ke-8 $$ Alkamuls SDG $$ 2-(2-Hydroxyethoxy)ethyl stearate # 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380

41

43

60 73

8598 115

129

143 157 171 185199 213 227 241

284

OO OH

O

Hit#: 3 Similarity Index: 93 Library:WILEY7.LIB Formula: C18 H36 O2 CAS: 57-11-4 MolWeight:284CompName: Octadecanoic acid (CAS) Stearic acid $$ n-Octadecanoic acid $$ PD 185 $$ NAA 173 $$ Vanicol $$ Kam 3000 $$ Kam 1000 $$ Kam 2000 $$ Neo-Fat 18 $$ Steric acid $$ Hystrene 80 $$ Industrene R $$ Stearex Beads $$ Hystrene S-97 $$ Neo-Fat 18-53 $$ Neo-Fat 18-54 $$ Neo-Fat 18-59 $$ Neo-Fat 18-55 $$ Hystrene T-70 $$ Stearophanic acid $$ Humko Industrene R $$ Hydrofol Acid 150 $$ 1-Heptadecanecarboxylic acid $$ Hystrene S 97 $$ Hystrene T 70 $$ Barolub FTA $$ Loxiol G 20 $$ Lunac S 20 $$ Emersol 153 $$ Century 1210 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380

39

41

43 57 73

8598 115

129

143 171185

199 227241

284(CH 2)16MeHO2C

Hit#: 4 Similarity Index: 92 Library:NIST27.LIB Formula: C18H36O2 CAS: 57-11-4 MolWeight:284CompName: Octadecanoic acid 100

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380

27

41

43

57 73

8598

115

129

143 171185

199241

284O

OH

Page 80: PENGEMBANGAN PRODUK KOPI DENGAN PENAMBAHAN … · telah memberikan bimbingan kepada penulis selama berkuliah di Gizi Masyarakat IPB. 2. Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen

71

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 14 September 1991. Penulis

menempuh pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Analis Kimia Nusa Bangsa.

Selanjutnya melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2010

melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama perkuliahan, penulis aktif di HIMAGIZI IPB 2011/2012, ILMAGI

Indonesia 2011/2014, dan Ecoagrifarma Fema IPB 2011/2014, Badan Konsultasi

Gizi 2014. Penulis juga aktif mengikuti kegiatan kepanitiaan seperti Fieldtrip

Humas HIMAGIZI, Pelatihan HACCP HIMAGIZI, Seminar Herbal

Ecoagrifarma, MPD dan MPF FEMA IPB, Gizi Peduli Indonesia ILMAGI, Rapat

Kerja Nasional ILMAGI, Hari Pulang Kampus HIMAGIZI, Halal Bihalal Gizi

IPB, dan Nutrition Fair Gizi IPB.

Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Analisis Zat Gizi

Makro (2013 dan 2014), Analisis Zat Gizi Mikro (2013), Ilmu Bahan Makanan

(2014), Metode Penelitian Gizi (2014), dan Manajemen Jasa Makanan dan Gizi

(2014). Bulan Juli- Agustus 2013 penulis mengikuti Kuliah Kerja Profesi (KKP)

di Tembelang Gunung, Kecamatan Lebak Barang, Kabupaten Pekalongan. Penulis

pernah melakukan Praktek Lapang pada Agustus-November 2009 di PT. Kimia

Farma Tbk, dan pada bulan Februari - Maret 2014 penulis melaksanakan

Internship Dietetic (ID) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta.