PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SISWA AKTIFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44929/1/M....

33
i PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (Studi Kasus di MTs Mu’allimin NW Pancor) UJIAN TESIS Diajukan kepada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister dalam Bidang Pendidikan Oleh: M. ZAINUL HASANI SYARIF 21151200100047 Pembimbing: Prof. Dr. HUSNI RAHIM PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Transcript of PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SISWA AKTIFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44929/1/M....

i

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SISWA AKTIF

(Studi Kasus di MTs Mu’allimin NW Pancor)

UJIAN TESIS

Diajukan kepada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister

dalam Bidang Pendidikan

Oleh:

M. ZAINUL HASANI SYARIF

21151200100047

Pembimbing:

Prof. Dr. HUSNI RAHIM

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

ii

PERNYATAAN PERBAIKAN SETELAH VERIFIKASI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : M. ZAINUL HASANI SYARIF

Nim : 21151200100047

Judul Tesis : Pengembangan Pembelajaran Siswa Aktif (Studi

Kasus di MTs Mu’allimin NW Pancor)

Menyatakan bahwa pendahuluan tesis telah diverifikasi oleh Prof. Dr. Armai

Arief. Pendahuluan tesis ini telah diperbaiki sesuai saran verifikasi meliputi:

1. Perbaiki yang sudah ditandai

Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat dijadikan pertimbangan untuk

menempuh ujian pendahuluan tesis.

Jakarta, 21 Maret 2018

Yang membuat pernyataan,

M. Zainul Hasani Syarif

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wat’ala yang telah memberikan nikmat

iman dan islam serta rahmat inayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

tugas tesis ini dengan judul Pengembangan Pembelajaran Siswa Aktif (Studi

Kasus di MTs Mu’allimin NW Pancor). Kemudian shalawat serta salam atas

junjungan alam Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah

membawa ummatnya dari kebodohan menuju kepada keimanan.

Dalam penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan,

dan motivasi dari semua pihak sehingga tesis ini dapat terselesaikan sebagai syarat

mendapatkan gelar magister pada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan

terimakasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang ikut membantu

antara lain:

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Prof.

Dr. Masykuri Abdillah (Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta), Prof. Dr. Didin Saepuddin, Dr. JM. Muslimin, MA dan seluruh civitas

akademik yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu pengetahuan.

Prof. Dr. Husni Rahim selaku pembimbing yang penuh kesabaran dan ketekunan

memberikan bimbingan serta pengarahan. Para penguji dan dosen yang telah

banyak memberikan masukan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Bapak Syarifuddin Amir, Ummiy Hapsyah (almarhumah) dan Bunda Mashun

(orang tua) yang telah mengasuh, membesarkan serta membimbing penulis

sehingga bisa menempuh pendidikan sampai saat ini. Sukarnawadi Syarif, Siti

Muzayyanah, Ainy Musyarrofah, Amir Ahmad Syarif, Ahmad Isnaini, Afdoludin

Sayuti (saudara) yang telah banyak memberikan bantuan moril maupun materil.

Zulhan Syarif, Risdayadi Syarif, Al-Adyan Syarif, Arsyil Syarif, Risma Hapsyari,

Wulan Hapsyari, Nuri Hapasyari, Zeze Hapsyari, Iliana Hapsyari (ponaan) yang

telah banyak memberikan motivasi dan doa kepada penulis.

Rekan-rekan mahasiswa Sekolah Pasacasarjana UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta angakatan 2016 yang telah banyak memberikan motivasi serta doa.

Rahmawati, Ahmad Zarkasi, Ainun Nasikh, Fadhil Marjan, Abdul Aziz, Tarmizi

Tahir, Rof’il Khairudin, Roni (para sahabat) yang selalu berbagi kebahagian

bersama.

Terakhir kalinya, Semoga tesis ini memberikan manfaat khususnya bagi

peneliti sendiri dan para pembaca pada umumnya.

Peneliti

M. Zainul Hasani Syarif

NIM: 21151200100047

iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : M. Zainul Hasani Syarif

NIM : 21151200100047

No.Kontak : 082340009833/081918206468

Menyatakan bahwa tesis yang berjudul Pengembangan Pembelajaran Siswa Aktif

(Studi Kasus di MTs Mu’allimin NW Pancor). adalah hasil karya saya sendiri.

Ide/gagasan orang lain yang ada dalam karya ini saya sebutkan sumber

pengambilannya. Apabila dikemudian hari terdapat hasil plagiarisme maka saya

bersedia menerima sanksi yang ditetapkan dan sanggup mengembalikan gelar ijazah

yang saya peroleh sebagaimana peraturan yang berlaku.

Jakarta, 16 Maret 2018

Yang menyatakan,

M. Zainul Hasani Syarif

v

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis yang berjudul: Pengembangan Pembelajaran Siswa Aktif (Studi Kasus di

MTs Mu’allimin NW Pancor). Ditulis: M. Zainul Hasani Syarif, NIM:

21151200100047, telah melalui pembimbingan dan work in progress sebagaimana

ditetapkan Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta sehingga layak diajukan untuk Ujian

Tesis.

Jakarta, 19 Maret 2018

Pembimbing,

Prof. Dr. Husni Rahim

vi

PERSETUJUAN HASIL UJIAN PENDAHULUAN

Tesis yang bejudul Pengembangan Pembelajaran Siswa Aktif (Studi Kasus di

MTs Mu’allimin NW Pancor) oleh M. Zainul Hasani Syarif NIM 21151200100047

telah dinyatakan lulus ujian pendahuluan yang diselenggarakan pada hari Senin

tanggal 12 Maret 2018.

Tesis ini telah diperbaiki sesuai saran dan komentar para penguji sehingga

disetujui untuk diajukan ke Ujian Tesis.

Jakarta, 19 Maret 2018

Tim Penguji:

No Nama Tanda Tangan Tanggal

1

Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA

(Ketua Sidang/merangkap Penguji)

2

Prof. Dr. Armai Arief, M.Ag

(Penguji 1)

3

Suparto, M.Ed, Ph.D

(Penguji 2)

4

Prof. Dr. Husni Rahim

(Pembimbing/merangkap Penguji)

vii

ABSTRAK

Penelitian ini menunjukkan bahwa kosep pengembangan pembelajaran siswa

aktif dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan belajar secara maksimal,

karena pada hakikatnya siswa memiliki cara berfikir yang unik untuk

membangun pengetahuannya dan menciptakan makna atau memaknai hasil

belajarnya sendiri.

Penelitian ini mendukung pendapat Rachel Seher yang menyatakan bahwa

pendidikan yang baik adalah pendidikan yang memberikan kebebasan kepada

peserta didik untuk aktif berfikir kritis, kreatif dan inovatif. Begitupun dengan

penelitian yang dilakukan oleh Andrayani tentang pendidikan demokratis

menyimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan mengandung unsur kebebasan,

bukan malah melakukan penindasan. Guru lebih menciptakan situasi siswa

belajar sendiri dari pada memberikan satu paket informasi atau pelajaran kepada

siswa, karena siswa memiliki kemampuan untuk mencapai perwujudan dirinya

sesuai dengan kemampuan dasar dan keunikan yang dimilikinya.

Penelitian ini tidak sependapat dengan John Locke yang berkesimpulan

bahwa manusia lahir dalam keadaan netral, kosong dan tidak memiliki

pembawaan apapun. Begitupun Watson yang mengatakan setiap manusia lahir

tanpa membawa potensi kecerdasan, potensi bakat, potensi perasaan dan

pembawaan-pembawaan lainnya. Inti belajar menurut aliran-aliran ini adalah

mengisi otak peserta didik dengan pengetahuan, sehingga dalam hal ini peserta

didik adalah obyek yang pasif.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode

deskriptif yang dilakukan di MTs Mu’allimin NW Pancor Lombok Timur Nusa

Tenggara Barat. Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu pertama data

primer berupa dokumen resmi Mu’allimin meliputi: Buku Induk Madrasah,

Silabus, RPP, Prota, Promes, pernyataan dan tindakan orang yang diamati atau

diwawancarai, dan hasil observasi. Kedua data sekunder berupa jurnal, disertasi,

tesis, dan bahan-bahan yang mendukung lainnya.

Kata Kunci : Proses Pembelajaran, Siswa Aktif.

viii

ABSTRACT

This research represents concept of active student learning development that

can provide his experience and knowledge of learning maximally, it is because

students have a unique way of thinking to build his knowledge, and they can

interpret their learning with themselves.

This research supports the opinion of Rachel Seher which states the good

education provides the freedom to learners to think critically, creatively and

innovatively. As well as the opinion of Andrayani on democratic education who

concluded that the implementation of education contains the element of freedom

not oppression. Teachers create self-learning situations to the students, rather than

providing informations or lessons. Students have the ability to achieve their

selves-realization through their basic capabilities and uniqueness.

This research disagree with the point of John Locke who concluded that

humans was born in neutral or empty form and they haven’t any innate nature. As

well as Watson states every human, since they were born, don’t have the potential

of intelligence, potential talent, potential feelings and others. According to these

streams, The core of learning is to fill the learner about knowledge. So in this case

the learner is a passive object.

This research uses qualitative research throught descriptive method in MTs

Mu'allimin NW Pancor East Lombok West Nusa Tenggara. Sources in this study

divided into: primary data are official documents Mu'allimin like Madrasah

Master Book, Syllabus, RPP, Prota, Promes, statements, interviewed and

observation. Secondary data are journal, dissertation, thesis, and other supporting

materials.

Keywords: Learning Process, Active Student.

ix

الملخص

تطوير التعلم الناشطي للطلبة يمكن أن توفر الخبرة والمعرفة في التعلم أن مفهوم تظهر هذه الدراسة األساس سيكون لدى الطالب طريقة التفكير الفريدة لبناء المعرفة وايجاد المعنى بشكل كامل، ألنه في

.أو تفسير نتائج تعلمه الخاصالذي يقول على أن التعليم الجيد هو التعليم الذي Rachel Seherويدعم هذا البحث رأي

Andrayaniيعطي الطالب حرية في التفكير النقدي واالبتكار واالبداع. وكذلك البحث الذي أجراه عن شأن التعليم الديمقراطي في المعهد أن عملية التعليم يتضمن عنصر الحرية وليس القمع. وينبغي على

ا لكي يتعلم الطالب بنفسه، بدال من اعطاء حزمة من المعلومات أو المعلم أن يجعل ظروفا مناسبالدروس للطالب، ألن الطالب هو الذي يستطيع الوصول الي تحقيق إدراكهم وفقا للطاقة األساسي

واالمتيازات له الذي يخلص أن االنسان مولود علي حالة الحياد John Lockeواعترض هذا البحث رأي

أن كل إنسان يولد دون Watsonملكة على اإلطالق. وبنفس المعني قال وفارغة وليس له أي إمكانات الذكاء والمواهب والمشاعر وغيرها من الصفات.وجوهرالتعلم عند هؤالء هو امالء عقول

.الطلبة بالمعارف بحيث في هذه الحالة كان الطالب كائنا سلبيايت في مدرسة الثناوية المعلمين نهضة هذا البحث هو بحث نوعي باستخدام طريقة وصفية أجر

الوطن فنشور شرق لنبوك نوسا تنجارا الغربية مصادر البيانات في هذه الدراسة هناك نوعان من البيانات RPP كتاب الماجستير في المدارس ، والمناهج ، و -األولية األولى في شكل وثائق رسمية تتضمن:

األشخاص الذين تمت مالحظتهم أو تمت مقابلتهم ، ، وبيانات وأفعال Promes ، و Prota ، و البيانات الثانوية هي مجلة ، أطروحة ، أطروحة ، ومواد داعمة أخرىأما ونتائج المراقبة.

كلمات البحث: عملية التعلم، طالب نشط

x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

ALA-LC ROMANIZATION TABLES

A. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin

Alif A ا

Ba B ب

Ta T ت

Tha Th ث

Jim J ج

H{a h} ح

Kha kh خ

Dal d د

Dhal dh ذ

Ra r ر

Zay z ز

Sin s س

Shin sh ش

{S}ad s ص

Dad{ d ض

T{a t} ط

Z{a z} ظ

‘ Ayn‘ ع

Ghayn gh غ

Fa f ف

Qaf q ق

Kaf k ك

Lam l ل

Mim m م

Nun n ن

Wawu w و

Ha h هـ

xi

Ya y ي

B. Vokal

Seperti halnya bahasa Indonesia, vokal dalam bahasa Arab meliputi: vokal

tunggal [monoftong] dan vokal rangkap [diftong].

1. Monoftong

Tanda Nama Huruf Latin

Fath}ah A ــــ

Kasrah I ــــ

D}ammah U ــــ

2. Diftong

Tanda dan Huruf Nama Gabungan Huruf

Fath}ah dan Ya Ay ــــ ي

Fath}ah dan Wawu Aw ـــــ و

C. Maddah

Harkat dan Huruf Nama Huruf dan Tanda

ـا ــى ـــــ Fath}ah dan Alif atau ــــــــ

Ya

a>

<Kasrah dan Ya i ــــ ي

و <D}ammah dan Wawu u ـــــ

D. Ta Marbut}ah

Ta Marbut}ah yang berharakat sukun (mati) dan diikuti kata lain [dalam

istilah bahasa Arabnya posisinya sebagai mud}a>f], maka transliterasinya t.

Akan tetapi, apabila tidak diikuti dengan kata lain atau bukan sebagai posisi

mud}a>f, maka menggunakan h. Contoh:

ـــة al-Bi>’ah البيـئــــــــــــ

Kulli>yat al-A<da>b كل ية اآلداب

xii

DAFTAR ISI

Kaper ........................................................................................................................... i

Pernyataan Perbaikan Setelah Verifikasi ................................................................... ii

Kata pengantar .......................................................................................................... iii

Surat Pernyataan Bebas Plagiarisme ......................................................................... iv

Persetujuan Pembimbing ........................................................................................... v

Persetujuan Hasil Ujian Pendahuluan ....................................................................... vi

Abstrak ..................................................................................................................... vii

Pedoman Transliterasi Arab-Latin ............................................................................ x

Daftar Isi .................................................................................................................. xii

Daftar Tabel ............................................................................................................ xiv

Daftar Singkatan ...................................................................................................... xv

Daftar Gambar ........................................................................................................ xvi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Permasalahan ............................................................................................... 9

1. Identifikasi Masalah ................................................................................. 9

2. Rumusan Masalah .................................................................................... 9

3. Batasan Masalah ...................................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 10

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 10

E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ........................................................... 10

F. Metode Penelitian ....................................................................................... 13

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................................ 13

2. Objek Penelitian ..................................................................................... 14

3. Sumber Data........................................................................................... 14

4. Teknik Pengumpulan Data Penelitian .................................................... 14

5. Teknik Analisis Data .............................................................................. 15

G. Sistematika Dan Acuan Penulisan .............................................................. 15

BAB II: SISWA AKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN

A. Siswa Aktif Dalam Perspektif Global ......................................................... 17

B. Interaksi Edukatif Sebagai Proses Belajar Siswa Aktif............................... 27

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Siswa Aktif ............................................... 31

D. Rambu-Rambu Pengembangan Siswa Aktif ............................................... 39

E. Arah Tujun Pengembangan Siswa Aktif ..................................................... 40

xiii

BAB III: KEGIATAN PEMBELAJARAN MTs MU’ALLIMIN NW PANCOR

A. Profil MTs Mu’allimin NW Pancor ............................................................ 48

B. Kebijakan dan Sitem Pendidikan ................................................................ 51

1. Kurikulum Madrasah ............................................................................. 52

2. Pendidik ................................................................................................. 63

3. Peserta Didik .......................................................................................... 66

C. Kegiatan Proses Pembelajaran ................................................................... 72

1. Perencanaan Pembelajaran ..................................................................... 72

2. Pelaksanaan ............................................................................................ 75

a. Pelajaran Bahasa Arab ...................................................................... 76

b. Pelajaran Matematika ....................................................................... 88

3. Evaluasi ................................................................................................ 105

BAB IV: KONTRIBUSI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SISWA

AKTIF DALAM MENINGKATKAN KUALITAS

PEMBELAJARAN

A. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran ....................................................... 109

1. Strategi Pendidik Dalam Mengajar ...................................................... 109

2. Sikap Peserta Didik Dalam Belajar ...................................................... 115

B. Manfaat Pengembangan Pembelajaran Aktif ............................................ 124

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 130

B. Saran.......................................................................................................... 130

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 132

LAMPIRAN PENELITIAN

Lampiran 1 : Hasil Dokumentasi

Lampiran 2 : Lembar Wawancara dan Lembar Observasi

GLOSARI

INDEKS

BIODATA

Lampiran-Lampiran Lainnya

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Struktur Kurikulum MTs Mu’allimin NW Pancor ............................ 58

Tabel 2 Struktur Kurikulum Madrasah Diniyah Taklimiyah Wustho............. 59

Tabel 3 KKM MTs.Mu’allimin NW Pancor ................................................... 61

xv

DAFTAR SINGKATAN

CBSA : Cara Belajar Siswa Aktif

GBHN :Garis-garis Besar Haluan Negara

K13 : Kurikulum 2013

KBK : Kurikulum Berbasis Kompetensi

KD : Kompetensi Dasar

KI : Kompetensi Inti

KKKS : Kelompok Kerja Kepala Sekolah

KKM : Kriteria Ketuntasan Minimal

KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

MTs : Madrasah Tsanawiyah

NW : Nahdlatul Wathan

OSIS : Organisasi Siswa Intra Sekolah

PAIKEM : Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan

PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini

PGSD : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PKG : Pemantapan Kerja Guru

PLPG : Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

PMR : Palang Merah Remaja

PNS : Pegawai Negeri Sipil

PRAMUKA : Praja Muda Karana

PROMES : Program Semester

PROTA : Program Tahunan

RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

SFAE : Student Facilitator and Explaining

SNP : Standar Nasional Pendidikan

SSN : Sekolah Standar Nasional

TGKH : Tuan Guru Kiayi Haji

UAS : Ulangan Akhir Semester

UN : Ujian Nasional

UU : Undang-Undang

YPHD : Yayasan Pendidian HAMZANWADI Darunnahdlatain

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pembinaan Guru : Lampiran

Gambar 2 Kegiatan Belajar Mengajar : Lampiran

Gambar 3 Kegiatan Siswa : Lampiran

xvii

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Islam merupakan realisasi dari kewajiban menuntut ilmu

yang diperintahkan oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasul-NYA.1 Menuntut ilmu dalam Islam hukumnya wajib bagi setiap orang muslim, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

ضة على كل مسلم م فر طلب العلArtinya: Menuntut ilmu diwajibkan atas setiap orang muslim (H.R. Ibnu Barri).2

Selama kurang lebih 23 tahun Rasulullah SAW membina dan memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang menjadikan serta mengantarkan manusia pada tingkat kemuliaan di sisi Tuhannya dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Pendidikan sangat penting bagi setiap individu tanpa memandang status ekonomi maupun sosoial. Ilmu dan iman haruslah dipadukan selalu, keduanya tidak bisa dipisahkan, karena keduanyalah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.3

Sebegitu pentingnya ilmu, sehingga banyak di dalam Al-qur’an dan Hadis Nabi yang mendorong dan memotivasi manusia untuk menuntut serta mengembangkannya (ilmu pengetahuan).4 Bahkan isi kandungan dari keduanya mengandung banyak sekali ilmu pengetahuan yang patut dijadikan sebagai rujukan utama atau sumber utama bagi kehidupan yang lebih baik.5 Sedemikian pentingnya ilmu pengetahuan, maka tidak heran jika orang-orang yang berilmu mendapat derajat yang tinggi lagi mulia di sisi Allah maupun manusia, sebagaimana firman-Nya:

م درجات ن أوتوا العل م والذ ن آمنوا منك الذ رفع الل

Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. Al Mujadilah 58 : 11). 6

Secara normatif pula, Islam telah memberikan landasan yang kuat bagi pelakasanaan pendidikan dengan argumentasi sebagai berikut: Pertama, Seluruh rangkaian pelaksanaan pendidikan adalah ibadah kepada Allah.7 Kedua, Islam menekankan bahwa pendidikan merupakan kewajiban agama, di mana proses

1 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja

Rosdakarya: 1992), 76. 2 Albani, “Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah” No. 224. 3 Jasmi, Kamarul Azmi, dan Halim Tamuri, Pendidikan Islam: Kaedah Pengajaran

& Pembelajaran, (Penerbit UTM Press, 2007), 18. 4 Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Kencana, 2011), 361. 5 Afzalurrahman, Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan (terj) H.M. Arifin, dari

judul aslinya “Qur’anic Science”, (Jakarta: Bina Aksara, 1980), 1. 6 Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an, (Surabaya: Media Malaya, 2010),

434. 7 QS. Al-Hajj ayat 54.

2

pembelajaran dan transmisi ilmu sangat bermakna bagi kehidupan manusia.8 Ketiga, Islam memberikan derajat tinggi bagi kaum terdidik, baik sarjana maupun ilmuan.9 Keempat, Islam memberikan landasan bahwa pendidikan merupakan aktivitas sepanjang hayat, sebagaimana hadis nabi tentang menuntut ilmu sampai liang lahat. Kelima, konstruksi pendidikan menurut islam bersifat dialogis, inovatif, dan terbuka dalam menerima ilmu pengetahuan baik dari timur maupun barat. Itulah sebabnya Nabi Muhammad tidak alergi untuk memerintahkan umatnya menuntut ilmu walapun ke negeri cina.10

Adapun Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.11

Pendidikan sangatlah penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan kesejahteraan masyarakat. Pendidikan memegang peran yang sangat penting untuk menciptakan dan meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Sumberdaya manusia yang tinggi dan berkualitas sangat menentukan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan perlu terus diupayakan secara optimal dan inovatif untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan yakni ideal serta adaptif terhadap perubahan dan tantangan zaman.12

Pendidikan merupakan proses mencerdaskan anak bangsa yang mampu memproduksi sistem nilai dan budaya kearah yang lebih baik dalam membentuk kepribadian, keterampilan dan perkembangan intelektual siswa.13 Oleh karena itu, mutu pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan sumber daya manusia yang cerdas dan profesional dalam era globalisasi ini, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.14

Pendidikan dalam pelaksanaannya merupakan suatu proses yang sangat kompleks dan berjangka panjang. Dikatakan sangat kompleks karena interaksi

8 QS. Al-Alaq ayat 1-5 yaitu surah yang pertama kali turun kepada junjungan Alam

Muhammad SAW ketika di gua hira. Ketika itu rasululloh didatangi Malaikat Jibril untuk membawa wahyu ilahi, Malaikat memegang pundak Muhammad sambil berkata kepada “Bacalah...!” lalu beliau menjawab “saya tidak bisa membaca” sabil Muhammad merasa ketakutan, badannya tersa menggigil. Pertanyaan itu diulang sampai tiga kali, barulah Nabi menucapkan apa yang diucapkan malaikat yaitu surat Al-Alaq 1-5. Surat yang pertama turun itu merupakan perintah untuk melakukan observasi, kajian, penelitian, riset, study/pendidikan, analisis, dan penulisan secara konfrehensif.

9 QS. Al-Mujadalah ayat 11 Dan QS. Nahl ayat 43. 10 Hadis Rasululloh “Tuntulah Ilmu Walaupun Kenegri Cina”. 11 UU No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 12 Laudan Aron & Pamela Loprest, “ Disability and The Education System”, The

future Of Children, Vol. 22 No. 2012, 97. 13 March Prensky, “ Digital Game-Based Learning.” MC Graw-Hill (2001), 7. 14 Ni Nyoman Eka Laksmini, Pengaruh Model Student Facilitator And Explaining

Terhadap Hasil Belajar, Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, (Vol: 2. No: 1 Tahun 2014).

3

dari berbagai aspek yang tercakup dalam prosesnya seperti: guru, bahan ajar, fasilitas, kondisi peserta didik, lingkungan dan metode tidak selamanya memiliki sifat dan bentuk yang konsisten sehingga berakibat pada penjelasan terhadap fenomena pendidikan bisa berbeda-beda. Disebut berdimensi jangka panjang karena proses pendidikan selalu bertujuan mempersiapkan manusia untuk dapat hidup dimasa depan yakni suatu masa yang tidak mesti sama bahkan cenderung berbeda dengan masa kini.15

Proses pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan. Tujuan Pendidikan adalah membantu siswa tumbuh dan berkembang menemukan potensi yang ada pada dirinya secara maksimal dalam berbagai aspek kepribadian, sehingga bisa menjadi manusia yang dewasa, berani, bertanggung jawab, dan mandiri di tengah-tengah masyarakat.16

Pembelajaran menunjukkan pada proses belajar yang menempatkan peserta didik sebagai centered stage performance yaitu pembelajaran lebih menekankan bahwa peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.17 Dalam dunia pendidikan adanya satu keyakinan bahwa peserta didik mempunyai peranan yang penting dalam pembelajaran, Peserta didik bukan lagi obyek pendidikan yang bisa diperlakukan sekehendak guru, peserta didik menjadi pusat kegiatan belajar mengajar dan menuntut peran peserta didik yang lebih aktif dalam pembelajaran dibanding guru.18

Hal tersebut selaras dengan BAB IV pasal 9 ayat 9 (1) SNP ditentukan bahwa, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta mmemberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.19 Para ahli memandang bahwa pendidikan haruslah sebuah upaya untuk memanusiakan manusia, bukannya menjauhkan peserta didik dari potensi kemanusiaan yang dimilikinya. Maka sudah sepatutnyalah potensi-potensi tersebut untuk dikembangkan secara optimal.20

Pada saat ini kita sering dihadapkan pada kenyataan yang ada di sekolah, peserta didik adalah obyek (pasif), yang hanya berorientasi pada target penguasaan materi semata, kelihatannya masih dominan dipraktikkan dalam dunia pendidikan kita baik dijenjang pendidikan dasar maupun tinggi serta pada setiap mata pelajaran. Hal ini juga terlihat dalam proses belajar mengajar

15 Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: PT. Bayu Indra

Grafika, 2000) 128. 16 Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional Dalam Abad 21,

(Yogyakarta: Safiria Insani Press, 2003), 85. 17 Agus Suprijono, Cooperatif Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), x. 18 Attard, Angela, et all, Student Centred Learning, Toolkit for students Staffs, and

Higher Education Institution. Education International and the European Student Union, (Brussel: Belgia, 2010), 25.

19 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2005 tentang: Standar Nasional Pendidikan (SNP).

20 Baharudin dan Moh. Makin, Pendidikan Humanistik: Konsep, Teori dan Aplikasi Praksis dalam Dunia Pendidikan, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2007), 23 .

4

siswa yang kurang aktif dan cenderung kurang berminat atau termotivasi. Dalam proses pembelajaran, guru lebih aktif dibandingkan siswa, siswa di dalam kelas hanya mendengar dan mencatat tanpa melakukan aktifitas pembelajaran lainnya, siswa merasa jenuh dan kurang semangat dalam mengikuti pelajaran. Akibatnya, motivasi dan prestasi belajar rendah dan kurang.21

Maka dengan tidak difungsikan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik, menyebabkan proses belajar mengajar mengalami masalah seperti: banyaknya siswa yang tidak semangat dalam peroses belajar mengajar, kurangnya minat belajar, jenuh yang mengakibatkatkan siswa bermain dan ngobrol sama temannya, bahkan ada yang sampai bolos. Kasus tersebut sangat sering dijumpai pada kalangan siswa. Sebagaimana kita ketahui bahwa semangat siswa merupakan kunci penting dalam memperoleh keberhasilan di bidang pendidikan.22 Dipihak lain, penindasan dalam proses pendidikan dapat tejadi karena metode pembelajaran yang bersifat monoton dan lebih menonjolkan guru daripada partisipasi peserta didik.23

Menurut Paulo Freire, Pola Pendidikan seperti itu hanya mampu mengubah penafsiran siswa terhadap situasi yang dihadapinya tanpa mampu mengubah realitas dirinya sendiri.24 Dengan maksud peserta didik hanya menjadi penonton dan peniru tanpa bisa menciptakan hal yang baru.25

Agus suprijono juga mengatakan Pembelajaran seperti ini tentu sangat melelahkan dan membosankan, belajar bukan manifestasi kesadaran dan partisipasi melainkan mobilisasi dan keterpaksaan semata. Dampak psikis ini tentu sangat jauh berbeda dengan hakikat dari pendidikan yakni memanusiakan manusia.26

Menurut O'Neil dan Mc.Mahon pendidikan harusnya menjadikan siswa sebagai subjek bukan sebagai objek, karena kemampuan setiap individu itu tidaklah sama alias berbeda, dengan demikian apabila seorang guru memaksakan diri menjadi pusat perhatian siswa, maka dengan otomatis guru telah membatasi setiap gerak ruang siswa.27

Maka dari itu Ada dua gagasan yang diberikan Djati Sidi yang diharapakan cocok dengan zaman sekarang. Pertama: Mengubah paradigma teaching (mengajar) menjadi learning (belajar), dengan maksud bagaimana proses belajar bersama antar guru dan siswa. Kedua: Proses yang tidak lagi

21 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam: Mengurai Benang Kusut Pendidikan,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), 78. 22 Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol. 3 No. 2, Juni 2013. 23 Ahmad Arifi, Politik Pendidikan Islam: Menusuri Ideologi dan Aktualisasi

Pendidikan Islam di Tengah Arus Global, (Yogyakarta: Teras, 2009), 7. 24 Paulo Freire, Politik Pendidikan: Kebudayaan, Kekuasaan, dan Pembebasan,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), Xxi-xiii. 25 Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam: Fakta Teoritis-Filosofis dan Aplikatif-

Normatif, (Jakarta: Amzah, 2013), 76. 26 Agus Suprijono. Cooperatif Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), VIII. 27 O'Neil, G N McMahon, T, "Student Centered Learning: What does it mean

for students and lecture", (2005).

5

mementingkan suject matter, akan tetapi suasana yang menyenangkan saat proses pembelajaran, sehingga memberikan danpak positif, berfikir intuitif dan holistik pada siswa. 28

Oleh karena itu proses pembelajaran harus dapat menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran yang aktif, karena pada dasarnya setiap siswa memiliki cara berfikir yang unik. Siswalah yang membangun pengetahuannya sendiri, dan siswa jugalah yang menciptakan makna atau memaknai hasil belajarnya.29

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, guru hendaknya dapat menciptakan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Konsep tidak seharusnya diajarkan pada siswa sebagai pengetahuan yang sudah jadi, melainkan diajarkan tentang bagaimana mendapatkan pengetahuan konsep yang diajarkan.30 Untuk itu, dibutuhkan keaktifan dari siswa tidak hanya secara fisik tetapi juga aktif secara intelektual sehingga pembelajaran akan menjadi menyenangkan (joyful learning). Sepadan dengan pendapat Michael E. Gorman, dkk bahwa pembelajaran aktif menawarkan siswa kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegembiraan.31

Aktif secara fisik yakni menggerakkan anggota badan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bergerak dan berbuat siswa tidak akan merasa bosan dan jenuh, tapi membuat siswa senang dalam menghadapi pembelajaran. Selain itu juga siswa dituntut untuk mampu mengembangkan pendapat tentang materi yang dipahaminya. Aktif secara intelektual yaitu kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada situasi yang berbeda.32 Dalam hal ini dibutuhkan kemajuan siswa untuk berpikir dan merenungkan bagaimana menyelesaikan suatu masalah berdasarkan pengalaman mereka selama proses pembelajaran. Disini guru mengarahkan dan mendorong siswa untuk berpikir dalam mencari dan menemukan suatu pemecahan masalah.

28 Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar: Menggagas Paradigma Baru

Pendidikan, (Jakarta: Logos, 2001), 27. 29 Charlotte Hua Liu & Robbert Matthews, “Vygotsky’s Philosophy: Constructivism

and Its Criticcsms Examined”. International Educaton Jurnal, 6 (3), 2005, 387. Lihat Juga Rheta Devries, Vygotsky, Piaget, and Education, A Reciprocal

Assimilation Of Theoris and Educational Practicees, (University Of Northern Lowa: Regent’s Center For Early Developmental Education, tt), 11.

30 David E. Krathwohl, Benyamin S.Bloom & Bertram B.Maisa, Taxonomy Of Education Objects, The classification Of Educational Goals, Handbook II:Affective Domain (Longman, 1964), 49-50.

31 Michael E. Gorman, Jonathan A. Plucker and Carolyn M. Callahan, “Turning Students into Inventors: Active Learning Modules for Secondary Students”. Source: The Phi Delta Kappan,Vol. 79, No. 7 (Mar., 1998), pp. 530-532, 534-535, Published by: Phi Delta Kappa International, Stable URL: http://www.jstor.org/stable/20439262, Accessed: 22-08-2017 05:11 UTC. 2/531.

32Tukarno, Meningkatkan Penguasaan Teknik Gradasi Warna Melalui Pendekatan Joyfull Learning Pada Program Studi Kria Kulit Kelas X, (Jurnal Inspirasi Pendidikan Universitas Kanjuruhan Malang), 505.

6

Permasalahan yang bisa dilihat pada sistem pendidikan kita saat ini adalah masih banyaknya tenaga pendidik yang menjadikan peserta didik sebagai objek pembelajaran, sehingga keaktifan hanya terlihat pada guru saja, sedangkan peserta didik hanyalah sebatas mendengarkan tanpa diberikan kebebasan belajar. Maka proses belajar mengajar terlihat monoton dan suasana kelas menjadi kurang aktif alias pasif karena tidak adanya interaksi dan kebebasan. Maka kondisi yang semacam ini akan menyebabkan peserta didik kurang termotivasi dan kurang tertarik di dalam proses pembelajaran. Pada kenyataanya siswa ada yang mengantuk di kelas, mengobrol dengan teman ketika proses belajar mengajar berlangsung, jenuh, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya, bahkan ada yang sampai bolos.

Hal tersebut cukup disayangkan karena cara penyampaian materi oleh guru di kelas kurang menarik, hanya guru saja yang terlihat berbicara di depan kelas (teacher centered learning), sehingga pembelajaran menjadi monoton dan pengajaran hanya ditekankan kepada upaya ceramah saja tanpa meminta peserta didik lebih aktif untuk melakukan pelatihan di depan kelas. 33 Padahal dalam kurikulum menginginkan adanya perubahan pembelajaran dari teacher centered ke student centered” dan implikasi penerapanlah yang menjadi sarana utama, yakni bagaimana menjadikan peserta didik mampu mendemonstrasikan lifeskill.34

Sepadan dengan apa yang dikatakan oleh Sulistyo bahwa hal paling mendasar yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan adalah faktor guru, yang merupakan ujung tombak rendahnya profesionalisme dalam penguasaan metode pembelajaran, kreativitas, mengelola kelas, mengevaluasi, penguasaan materi, serta membimbing siswa masih menjadi persoalan tersendiri.35

Agar hal ini tidak berlarut-larut dan berkepanjangan maka kiranya seorang guru harus menjadikan dirinya sebagai guru yang profesional dengan cara meningkatkan keterampilan dalam mengajar. Salah satunya adalah dengan pemilihan konsep belajar dan penggunaan metode yang tepat, sehingga peserta didik dapat tertarik terhadap pembelajaran yang berlangsung. Setelah peserta didik tertarik dan termotivasi, maka pemahaman peserta didik tentunya akan meningkat, sehingga kedepannya peserta didik dapat menggali nilai, makna, dan teori dari pelajaran tersebut. 36

33 Ahmad Faidi, Tutorial Mengajar Untuk Memlejitkan Otak Kanan & Kiri Anak,

(Jogjakarta: Diva Pres, cet I, 2013), 140. 34 Pongtuluran, Aris, and Arlinah I. Rahardjo. "Student- Centered Learning: The

Urgency And Possibilities." Presented On Innovative Approach In Higher Education” At Petra Christian University (2011).

35 Sulistyo, “Pendidikan Karakter Dalam Menghadapi Tantangan Perubahan Zaman”, Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 23 No. 5 (Maret 2012), 27.

36 Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2014, Buku 4: Rambu-Rambu Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, 2014, 39.

http://plpg.undiksha.ac.id./uploaded/content/buku_4_sergur_2014.pdf (diakses 25 September 2016).

7

Konsep dan metode pembelajaran merupakan suatu pola yang dipakai oleh guru, artinya para guru boleh memilih metode pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan dari pembelajarannya.37 Pengembangan potensi didik untuk aktif dalam interaksi edukatif merupakan hal yang sangat utama yang harus diperhatikan oleh guru. Dengan dilibatkannya peserta didik secara utuh dalam pembelajaran dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan mengesankan keberanian, terampil, berperilaku kooperatif, dan kebermaknaan dalam pembelajaran. 38

Interaksi edukatif merupakan suatu cara yang paling efektif sebagai urutan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatam intelektual emosional siswa dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa apabila diperlukan. Peningkatan Interaksi edukatif dari suatu proses pembelajaran berarti pula mengarahkan proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa atau dengan kata lain menciptakan pembelajaran berdasarkan siswa (Student Based Instruction).39

Siswa aktif artinya dengan konsep humanisasi yakni memanusiakan manusia, dalam hal ini peserta didik agar seharusnya diperhatikan, dipahami, diperlakukan, dan dikembangkan potensi yang dimilikinya. Peserta didik harus dilihat sebagi makhluk yang bebas yang tidak dijadikan sebagi subjek didik yang pasif.40

Belajar siswa aktif merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berbasis komunikasi yang memungkinkan peserta didik mampu untuk membaca dan menulis yang baik, belajar dengan orang lain, menerima informasi, serta dapat menyampaikan informasi kepada orang lain. Tujuan utama dari diterapkannya interaksi edukatif adalah supaya guru mampu menyajikan dan meyiapkan materi kepada siswa lalu memberikan mereka kesempatan untuk menyampaikan dan menjelaskan materi pelajaran tersebut.41

Siswa aktif merupakan solusi produk inovasi dalam proses pembelajaran karena terjalinnya interaksi merupakan salah satu cara mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik untuk aktif secara utuh dalam proses pembelajaran. Interaksi termasuk proses pembelajaran aktif yang teori dan aplikasinya mengarah kepada PAIKEM (Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan).

Siswa aktif dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam menguasai materi belajar dalam proses pembelajaran. Peserta didik diberi kesempatan untuk menggali potensi yang dimiliki dalam menguasai materi melalui ide atau

37 Suprijono, Cooperative Learning (Teori & Aplikasi PAIKEM), (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009), 4. 38 Wayne K. Hoy & G. Miskel, Education Administration: Theory, Research And

Parctice ( McGraw-Hill, 2008), 9. 39 Nugraheni, Endang. "Student Centered Learning dan Implikasinya Terhadap

Proses Pembelajaran." Jurnal pendidikan, Vol.8, No. 2, 2007, 1-10. 40 Nur’aini Ahmad, Pendidikan Islam Humanis Kajian Pemikiran A. Malik Fadjar,

(Tangsel: Onglam Books, 2017), 309. 41 Miftahul Huda, M0del-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2014), 228.

8

pendapatnya sendiri. Mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi berpikir kritis peserta didik secara optimal. Melatih peserta didik untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat secara objektif, rasional guna menemukan suatu kebenaran dalam kerjasama. Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat peserta didik secara terbuka. Keefektifan komunikasi antar peserta didik sangat diharapkan dalam belajar, sehingga materi dapat dengan mudah dipahami karena siswa yang terpilih menjadi facilitator akan menjelaskan materi dengan bahasanya sendiri, sehingga lebih komunikatif dan lebih meningkatkan kerjasama.42

Penerapan konsep ini bertujuan untuk membantu para peserta didik keluar dari beberapa kendala dari rendahnya motivasi dan prestasi belajar seperti, bosan, ribut, mengantuk dan sebagainya, kerena pembelajaran ini lebih menekankan keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Dengan belajar aktif para peserta didik akan termotivasi dalam proses belajar mengajar, sehingga bisa berdampak positif pada hasil belajarnya.

Berdasarkan studi pendahuluan penelitian di Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin NW Pancor diperoleh informasi bahwa dalam proses pembelajaran Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin NW Pancor telah menerapkan konsep belajar yang mengedepankan keaktifan siswa untuk mengembangkan potensi peserta didik. Kebijakan tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk respon terhadap transformasi budaya belajar.

Belajar aktif merupakan langkah yang tepat dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik hati peserta didik, karena dengan belajar yang aktif peserta didik tidak terpaku hanya dengan duduk di tempat mereka melainkan aktif bergerak dan berfikir.43

MTs Mu’allimin NW Pancor tidak hanya menginginkan penguasaan materi semata, melainkan menjadikan anak didiknya cakap dan terampil dalam menyampaikan ilmu yang dimilikinya. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran, Mu’allimin lebih mengutamakan keaktifan murid dibanding dengan keaktifan guru.44 Hal tersebut merupakan suatu bukti bahwa MTs Mu’allimin sudah menerapkan konsep siswa aktif dalam proses pembelajaran.

MTs Mu’allimin NW Pancor merupakan salah satu madrasah yang berada di bawah Naungan Yayasan Pendidikan HAMZANWADI Darun Nahdlatain Nahdlatul Wathan Pancor. Ia merupakan madrasah tertua sekaligus sebagai induk dari semua madrasah yang berada di bawah naungan YPHD NW Pancor. Paham akan keberadaannya sebagai central madrasah, maka MTs Mu’allimin selalu berusaha memberikan contoh yang baik bagi madrasah yang lain, dengan cara selalu giat megembangkan dirinya sehingga menjadi madrasah yang unggul dan berprestasi baik di tingkat kabupaten, daerah, nasional

42 B. R. Joyce, & M.Weil, Models Of Teaching , Boston: Allyn and Bacon, 2009,

338. 43 Mel silbeman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:

Pustaka Insan Madani, 1996), xix. 44 Wawancara dengan Wakakesiswaan Moh. Juaeni Saleh di MTs Mu’allimin NW

Pancor pada tanggal 13 Juli 2017.

9

maupun internasional, dan itupun dibuktinyannya dengan begitu banyak prestasi yang diraihnya.

Berdasarkan atas tinjauan latar belakang di atas, maka peneliti ingin mendalami serta memaparkan strategi yang ditempuh Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin NW Pancor dalam mengembangkan pembelajaran siswa aktif.

B. Permasalahan

Upaya untuk memahami persoalan yang akan diteliti supaya lebih terarah, terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, secara umum dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: a. Adanya pandangan bahwa peserta didik hanyalah sebagai obyek dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar; b. Kurangnya pemahaman guru tentang peranannya sebagai pembimbing,

pengelola, dan motivator; c. Proses pembelajaran masih didominasi oleh guru, sehingga siswa

tampak tidak terlibat secara utuh; d. Siswa tidak mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya; e. Kurangnya motivasi dan prestasi siswa dalam belajar.

Namun dewasa ini ada lembaga pendidikan yang memberi ruang gerak bagi peserta didik untuk aktif terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran yakni MTs Mu’allimin NW Pancor. Proses pembelajaran tidak lagi didominasi oleh guru semata, melainkan adanya kerjasama yang baik antar guru dengan siswa dalam menciptakan interaksi edukatif yang menyenangkan.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang diangkat adalah Bagaimana Pengembangan Pembelajaran Siswa Aktif di MTs Mu’allimin NW Pancor. Untuk itu rumusan pertanyaan dari rumusan masalah di atas adalah: a. Bagaimana implementasi pengembangan pembelajaran siswa aktif

dalam proses belajar mengajar? b. Apa manfaat pengembangan pembelajaran siswa aktif dalam proses

belajar mengajar?

3. Batasan Masalah Dalam melakukan upaya yang lebih mendalam, maka tidak semua

masalah yang telah diidentifikasi akan diteliti. Untuk itu peneliti memberikan batasan masalah yang fokus pada: a. Pengembangan pembelajaran siswa aktif dalam proses belajar mengajar

mulai dari desain pembelajaran yang disusun oleh guru, kerjasama siswa, keaktifan dalam memecahkan masalah, hingga keberanian siswa mengungkapkan pendapat;

10

b. Manfaat pengamplikasian pengembangan siswa c. Sampel penelitian pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Arab,

karena keduanya merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit bagi peserta didik.

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang implementasi

pengembangan pembelajaran siswa aktif serta manfaatnya di MTs Mu’allimin NW Pancor .

D. Manfaat Penelitian Setiap penelitian tentunya harus memiliki tujuan dan manfaat bagi semua

yang terkait di dalamnya, untuk itu dipaparkan manfaat penelitian ditinjau dari sisi akademis, teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Akademis. Dari sisi Akademis manfaat penelitian ini adalah

sebagai salah satu syarat untuk mencapai kebutuhan studi pada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta.

2. Manfaat Teoritis adalah manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini untuk bisa mengembangkan ilmu pengetahuan, serta dijadikan dalil-dalil teoritis dan diharapkan hasil penelitian ini dapat disumbangkan kepada sekolah khususnya kepada bidang yang sedang diteliti. Maka dengan ini diharapkan Penelitian ini dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Selain itu juga diharapkan supaya bisa menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan pengamalan.

3. Manfaat Praktis adalah membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada objek yang diteliti. Maka dengan ini hasil penelitian yang diperoleh di lapangan diharapkan: a. Bagi para pengajar, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan

untuk mendesain perencanaan pembelajaran secara tepat dalam meningkatkan mutu pendidikan;

b. Bagi para Siswa, penelitian ini memberikan manfaat yang sangat berarti untuk meningkatkan semangat belajar;

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang baik dalam usaha perbaikan proses pembelajaran yang ada di sekolah.

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan Untuk melihat tingkat mutu penelitian ini maka peneliti membandingkan

hasil penelitian dengan penelitian yang relevan seperti penelitian yang dilakukan oleh Scott P. Simkins dengan judul Promoting Active-Student Learning Using the World Wide Web in Economics Courses .45 Kesimpulan

45 Scott P. Simkins, “Promoting Active-Student Learning Using the World Wide

Web in Economics Courses”. Source: The Journal of Economic Education,Vol. 30, No. 3, Advancing the Integration of New Technologies into the Undergraduate

11

dari penelitian Scott P. Simkins adalah bahwa Web atau Internet memberikan peluang bagi siswa untuk aktif terlibat dalam pembelajaran. Dengan adanya internet siswa dapat mengakses data dan materi pelajarannya, ini sebagai bukti bahwa siswa ikut berpartisipasi dalam pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Peng-Kiat Pek yang berjudul Promoting Active Student Learning in Strength of Materials with the Aid of CAI (Computer Asisked Instruction).46 Penelitian yang dilakukan Peng-Kiat Pek memberikan beberapa gambaran tentang potensi penggunaan Multimedia dapat meningkatkan pembelajaran siswa aktif. Dalam pemrograman komputer dapat mendorong guru untuk mengembangkan sistem pengajaran multimedia yang bisa menginspirasi pembelajaran aktif dan termotivasi, mengarah ke Instruksi yang lebih efektif.

Penelitian yang dilakukan oleh Neneng Nurjanah dalam rangka memenuhi persyaratan menyelesaikan studinya di Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta dengan judul tesis Pendidikan Humanistik Kontekstual (Studi Kasus terhadap Pembelajaran Agama Islam di SMAI Al-Izhar).47 Dalam penelitiannya Neneng memberikan gambaran bahwa pendidikan Humanistik dengan pendekatan pembelajaran kontekstual (yaitu pendidikan yang memperhatikan dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik dengan pembelajaran yang berusaha menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari) berupaya menjadikan nilai-nilai ajaran agama terintegrasi dalam diri peserta didik. Fokus penelitian Neneng ini adalah melihat sejauh mana peserta didik mengimplementasikan ilmu yang didapat di madrasah dalam kehidupan sehari-hari pada lingkungan masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah dalam rangka memenuhi persyaratan menyelesaikan studinya di Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta dengan judul tesis: Motivasi Berprestasi dan Prestasi Belajar Bidang Studi Agama Islam (Studi Kasus Pada Madrasah Tsanawiyah Negeri II Pamulang, Tanggerang Selatan. Dalam penelitiannya Siti menyimpulkan bahwa motivasi berprestasi berkontribusi positif terhadap prestasi kognitif, afektik, dan psikomotorik siswa MTsN Pamulang.

Penelitian yang dilakukan oleh M. Zainul Mustamin dalam studinya di Universitas Pendidikan Ganesa Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar (2013) dengan judul tesis Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Teaching of Economics (Summer, 1999), pp. 278-287. Published by: Taylor & Francis, Ltd. Stable URL: http://www.jstor.org/stable/1183067. Accessed: 22-08-2017 05:15 UTC.

46 Peng-Kiat Pek, “Promoting Active Student Learning in Strength of Materials with the Aid of CAI”, Journal of Science Education and Technology,Vol. 5, No. 3 (Sep., 1996), pp. 225-233. Published by: Springer Stable URL: http://www.jstor.org/stable/40186395. Accessed: 22-08-2017 05:05 UTC.

47Neneng Nurjanah, Pendidikan Humanistik Kontekstual (Studi Kasus terhadap Pembelajaran Agama Islam di SMAI Al-Izhar), (Jakarta: Tesis Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta, 2008).

12

Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar IPS Ditinjau Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Mataram.48

Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Mughni dalam rangka memenuhi persyaratan menyelesaikan studinya di Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta dengan judul tesis Kontribusi Metode Diskusi Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar.49

Kesimpulan penelitian Zainul Mustamin dan Syarif Mughni di atas bahwa korelasi antara pendekatan kolaborasi baik dengan menggunakan metode Jigsaw maupun Diskusi dengan motivasi dan prestasi sangat memuaskan, karna pendekatan kolaborasi merupakan pendekatan yang mengedepankan kerjasama yang baik antara siswa dengan siswa, mapaun siswa dengan guru, sehingga tercipta suasana yang aktif dan hidup.

Dari kesimpulan beberapa penelitian di atas, peneliti mempunyai beberapa perbedaan terkait dengan penelitian yang dilakukan. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Scott P. Simkins dan Peng-kiat Pek yang hanya mengukur keaktifan siswa dari segi alat bantu dan pengetahuan teknologi saja. Sangat disayangkan bagi sekolah yang mempunyai fasilitas yang kurang lengkap, tidak akan mungkin dapat menciptakan suasana belajar siswa aktif apabila merujuk pada pendapat kedua peneliti di atas.

Penelitian yang dilakukan oleh Neneng hanya sebatas pemilihan metode mengajar yang berdampak pengiring, dalam arti hasil pengajaran yang tidak mesti dicapai ketika menyelesaikan peroses pembelajaran atau berakhirnya suatu pertemuan, tetapi hasilnya diharapkan akan berpengaruh kepada anak didik nantinya.

Penelitian yang dilakukan oleh Siti memberikan gambaran yang bersifat umum, terlihat dalam penelitian ini hanya sebatas menceritakan tentang motivasi yang baik akan berdampak pada prestasi yang baik pula, tanpa dipaparkan secara rinci konsep-konsep belajar yang bisa membangun motivasi belajar siswa yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Zainul Mustamin dan Syarif Mugni hanya mengukur keaktifan siswa dengan satu metode saja, padahal tidak semua materi pelajaran dapat disampaikan dengan hanya satu metode saja. Apalagi metode yang dilakukan keduanya termasuk metode kolaborasi yang menurut Alwasilah pendekatan kolaborasi kurang relevan dilakukan dalam proses pembelajaran, karna kelemahan dari pendekatan kolaborasi ini adalah adanya kecenderungan siswa mencontoh pekerjaan temannya yang lain, serta adanya sikap saling mengandalkan antara siswa yang lemah dengan siswa yang berprestasi. Begitupun Menurut Michale bahwa metode-metode yang berdasarkan pada kerjasama/team, kurang efektif dilakukan dalam proses

48 M. Zainul Mustamin, Pengaruh Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe

Jigsaw Terhadap Hasil Belajar IPS Ditinjau Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Mataram, (Bali: Tesis Universitas Pendidikan Ganesa Program Pasca Sarjana, 2013).

49 Syarif Mughni, Kontribusi Metode Diskusi Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar, (Jakarta: Tesis Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta, 2007).

13

pembelajaran, karna siswa dapat saling mengandalkan dalam mengerjakan tugas, mempersentasikan tugas, dan lain sebagainya.50

Jika dibandingkan antara penelitian-penelitian yang sudah ada dengan penelitian yang peneliti lakukan, maka terlihat beberapa perbedaan diantanya adalah: konsep pembelajaran yang digunakan, sasaran atau tujuan, mata pelajaran, subject, waktu dan tempat, jenis penelitian yang digunakan. Oleh karena itu, berhasil atau tidaknya sebuah pembelajaran sangat ditentukan oleh ketepatan dan kreativitas guru dalam menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif sehingga tercipta suasa belajar yang menyenangkan.

Penerapan pembelajaran siswa aktif dalam rangka memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk dapat mewujudkan hal itu diperlukan peran seorang guru yang kreatif dan inovatif untuk mengembangkan sebuah pembelajaran yang bisa mencapai itu. Pencapaian itu semua akan memunculkan kualitas proses hasil belajar siswa. Belajar aktif akan mengarahkan siswa untuk beradaptasi, adanya kerjasama positif, saling menghargai antar sesama, terjalinnya solidaritas. Dengan itu akan bisa mengarahkan siswa untuk aktif dan berani meyampaikan pendapatnya di dalam kelas.

Pembelajaran yang aktif mengajak siswa belajar berdasarkan aktif, inovatif dan kreatif, artinya siswa dapat mengembangkan kemampuannya, aktif bertanya, menjawab, menyanggah, serta dapat menjelaskan pemahamnnya kepada temannya yang lain. Intinya adalah pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru semata, melainkan dibutuhkan keaktifan siswa.

F. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif merupakan suatu strategi yang menekankan pada pengertian, konsep, karakteristik, pencarian makna, serta pendeskripsian tentang suatu fenomena yang disajikan secara naratif. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.51

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode deskriptif, artinya dalam penelitian ini menganalisis tentang implementasi Pengembangan Pembelajaran Siswa Aktif di Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin NW Pancor, setelah itu dilakukan pengolahan informasi atau data yang diperoleh. Adapun yang dicari dalam penelitian ini adalah data yang meliputi konsep pembelajaran aktif, aplikasinya, dan manfaatnya.

50Arbeth dan Michale Budiman “Student E-Learing Intrinsic Motivasion”, (Jurnal

CAIS 2007, Volume 19. 51 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2014), 131. Lihat juga Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi IV,(Yogyakarta:

Rake Sarasin, 2000), 129.

14

2. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin NW

Pancor, Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Mata Pelajaran Matematika dan Bahasa Arab.52

3. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu: sumber data primer dan

sekunder. Sumber data primer adalah berupa dokumen resmi Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin NW Pancor berupa Buku Induk Madrasah, Silabus, RPP, Prota, Promes, pernyataan dan tindakan orang yang diamati dan diwawancarai, hasil observasi. Adapun data sekunder adalah data yang didapat dari sumber-sumber kedua yang resmi seperti jurnal, disertasi, tesis, dan bahan lainnya yang dapat mendukung penelitian.53

4. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan

menggunakan: Dokumentasi yaitu catatan peristiwa dalam bentuk tulisan, gambar, poto,

dan karya yang berkaitan dengan penelitian.54 Dalam hal ini peneliti melihat kumpulan dokumen resmi MTs Mu’allimin sebagai bahan rujukan penelitian seperti Buku Induk Madrasah, Silabus, Rpp, Prota, Promes.55

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara proses interaksi melalui komunikasi langsung dengan yang diwawancarai.56 Dalam hal ini peneliti mewawancarai Yusuf Ma’mun sebagai pengurus organisasi NW, Hamdani sebagai Kepala sekolah MTs Mu’allimin, Fathul Mubin sebagai Wakakurikulum, Moh. Juwaeni sebagai Wakakesiswaan, Muhadis Harits sebagai guru mata pelajaran Bahasa Arab, Nurul Hidayati sebagai guru mata pelajaran Matematika, dan Peserta Didik.

Observasi merupakan salah satu teknik yang digunakan peneliti untuk menyelidiki dan mengetahui keadaan yang sedang diteliti secara langsung agar mendapat informasi data yang lengkap. Dalam hal ini peneliti ikut terlibat langsung dalam kegiatan yang dilakukan di MTs Mu’allimin yang difokuskan pada kelas VIII a. Dalam observasi juga peneliti menyiapkan komponen-komponen penilian terhadap objek sasaran, yang fokus penelitian pada pelaksanaan pengembangan pembelajaran siswa aktif.

52 Pelajaran Matematika dan Bahasa Arab dijadikan sampel karena kedua mata

pelajaran tersebut termasuk pada pelajaran yang dianggap sulit oleh para siswa, sehingga kurang disukai dan hasilnya pun dibawah KKM.

53 M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainya, Edisi II, (Jakarta: Kenacana, 2007), 157. Lihat juga Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 21.

54 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi IV, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000), 141.

55 Wawancara dengan Saifulloh (TU Madrasah), Peneliti mengambil buku induk madrasah MTs Mu’allimin pada hari senin 11 Juli 2017. 56 Muri yusuf, Metode Penelitian Kualitatif Dan dokumentasi Penelitian

Gabungan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), 329.

15

5. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data.57 Data-data yang diperoleh dari penelitian melalui pengamatan, kemudian diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator keberhasilan pembelajaran. Teknik analisis data ini dilakukan untuk mengambil data dari dokumentasi, wawancara, observasi, untuk mengetahui tingkat keberhasilan.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini melalui tahapan seperti pengumpulan dokumen atau data-data yang terkait dengan penelitian, melakukan wawancara kepada pihak yang terkait, melakukan observasi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap reduksi data yakni penyortiran data dengan membatasi data yang sangat banyak, dan fokus hanya pada penelitian yang peneliti lakukan terkait dengan pengembangan pembelajaran siswa aktif dalam proses belajar mengajar di Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin NW Pancor.

G. Sistematika dan Acuan Penulisan Tesis ini disusun dalam 5 (lima) bab yang akan diuraikan secara sistematis, sebagai berikut: Bab I :Merupakan pendahuluan yang di dalamnya terdapat sub pokok

pembahasan yang memaparkan landasan umum, yang membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, supaya peneliti fokus pada satu masalah yang akan diteliti. Selanjutnya disampaikan pula tujuan dan manfaat penelitian, supaya hasil penelitian ini dapat memberikan dampak fositif dan bermanfaat baik bagi peneliti sendiri maupun orang lain. Setelah itu peneliti memotret penelitian terdahulu yang relevan sebagai bahan acuan dan perbandingan terhadap penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Kemudian untuk melihat lebih lanjut masalah yang diteliti, maka peneliti memerlukan prosedur kerja yaitu metode penelitian meliputi: jenis dan pendekatan penelitian, obyek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data. Adapun bagian akhir yaitu sistematika penulisan yang menjadi panduan dalam penyusunan dari bab pertama sampai bab terakhir.

Bab II :Berisi tentang pembahasan seputar tesis seperti mendeskripsikan tentang Siswa Aktif Dalam Persepektif Global, Interaksi Edukatif Sebagai Proses Belajar Siswa Aktif, Prinsip Pengembangan Pembelajaran Siswa Aktif, Rambu Pengembangan pembelajaran siswa aktif, Arah dan Tujuan Pengembangan pembelajaran siswa aktif..

Bab III :Kegiatan pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin NW Pancor Yang Berisikan Profil Madrasah, Kebijakan Dan Sistem

57 Sarwono, Jonathan., "Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13", (2006),

19.

16

Pendidikan, Kurikulum Madrasah, Pendidik, Peserta Didik, Kegiatan Proses Pembelajaran.

Bab IV :Pada Bab ini dialokasikan untuk menampilkan hasil analisis pengembangan pembelajaran siswa aktif yang meliputi: Meningkatkan Kualitas Pembelajaran (Strategi Mengajar Pendidik, Sikap Belajar Peserta Didik), Manfaat Pengembangan Pembelajaran Aktif.

Bab V :Adalah Bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.58

58 Masykuri Abdillah & Team Teaching, Mata Kuliah Seminar Proposal Tesis

“Penulisan Proposal Tesis/Disertasi Sekolah Pascasarjana Uin Jakarta, 2016.