PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf ·...

65
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS MULTIPLE REPRESENTATIONS PADA MATERI FLUIDA STATIS (Skripsi) Oleh Radha Indah Pratiwi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Transcript of PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf ·...

Page 1: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KONTEKSTUALBERBASIS MULTIPLE REPRESENTATIONS PADA

MATERI FLUIDA STATIS

(Skripsi)

Oleh

Radha Indah Pratiwi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

i

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KONTEKSTUALBERBASIS MULTIPLE REPRESENTATIONS PADA

MATERI FLUIDA STATIS

Oleh

RADHA INDAH PRATIWI

Pembelajaran fisika akan bermakna jika dapat menghubungkan materi yang

dipelajari dengan kehidupan sehari-hari (kontekstual), serta ditampilkan dengan

banyak representasi (multiple representations) agar pembelajaran dapat mudah

dimengerti dan dipahami oleh siswa, sehingga perlu bahan ajar yang tepat untuk

mendukung pembelajaran tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan

modul pembelajaran kontekstual berbasis multiple representations pada materi

Fluida Statis yang tervalidasi, menarik, mudah, bermanfaat, dan efektif. Penelitian

ini menggunakan jenis penelitian research and development dan metode

penelitian mixed methods dengan desain penelitian One-Group Pretest-Posttest.

Selanjutnya dilakukan uji ahli produk yang terdiri dari uji ahli desain dan uji ahli

materi dengan hasil baik dan produk dinyatakan “valid” serta uji kelompok kecil

sehingga diperoleh hasil kemenarikan dengan skor 3,48 (sangat menarik),

kemudahan dengan skor 3,42 (sangat mudah), dan kemanfaatan dengan skor 3,10

(bermanfaat). Pada uji keefektifan produk diperoleh hasil nilai N-gain yaitu 0,55

(sedang), sehingga modul pembelajaran kontekstual berbasis multiple

representations pada materi Fluida Statis telah teruji efektif dan layak digunakan

sebagai bahan ajar.

Kata kunci: Fluida Statis, Modul Berbasis Multiple Representations, Modul

Kontekstual

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KONTEKSTUALBERBASIS MULTIPLE REPRESENTATIONS PADA

MATERI FLUIDA STATIS

OlehRadha Indah Pratiwi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan FisikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 4: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

iii

Page 5: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

iv

Page 6: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

v

Page 7: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Natar Kabupaten Lampung Selatan, pada tanggal 02

Maret 1995, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Hasan

Basri dan Ibu R.A Farida.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 2001 di Sekolah Dasar Negeri 3

Karang Anyar dan lulus pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2007, penulis

melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 20 Bandarlampung dan lulus tahun 2010.

Selanjutnya, pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 13

Bandarlampung dan lulus tahun 2013. Pada tahun 2013, penulis diterima dan

terdaftar sebagai mahasiswi program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan

MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung melalui

jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN).

Pada tahun 2016, penulis melaksanakan praktik mengajar melalui Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Punggur dan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di Desa Mojopahit, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah.

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

vii

MOTTO

Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaatbagi orang lain

(HR. Thabrani dan Daruquthni)

Pengetahuan tidaklah cukup, kita harus mengamalkannya.Niat tidaklah cukup, kita harus melakukannya

(Johann Wolfgang von Goethe)

Bercerminlah sebelum bertindak, berfikirlah sebelumberucap(Mirror)

Page 9: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

viii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, skripsi ini ku

persembahkan untuk Kedua orang tuaku yang sangat ku sayangi,

yang telah berkorban, berjuang banyak dan sangat mendukung

penulis selama ini:

Ayahku tercinta, Hasan Basri

Mamahku tercinta, R. A. Farida

Kakak dan Adikku tersayang, Ridha Ayu Amalia dan Rizka Tri

Ananda

Kakek dan Nenekku tercinta (Yai R.M.B. Setiawan, Nyai Suhartati,

Atu Ibrahim dan Atu Nur), Om dan Tanteku serta Adik-adik

sepupu kesayanganku dan seluruh Keluarga besarku

Sahabat-sahabatku tercinta

Dosen dan guruku, serta almamater tercinta yang telah mendukung

selama ini hingga penyusunan karya ini.

Page 10: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

ix

SANWACANA

Bismillaahirrohmaanirrohim...

Alhamdulillah segala puji kehadirat milik Allah SWT, karena atas nikmat dan

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

“Pengembangan Modul Pembelajaran Kontekstual Berbasis Multiple

Representations Pada Materi Fluida Statis” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di FKIP Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika dan Pembimbing Kedua, yang telah memberikan bimbingan, saran, dan

kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik dan

Pembimbing Utama, atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran,

dan kritik, serta memotivasi dan mengarahkan penulis dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

Page 11: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

x

5. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Pembahas yang telah banyak

memberikan saran dan kritik yang bersifat positif dan membangun untuk

skripsi yang penulis kembangkan.

6. Ibu Hervin Maulina, S.Pd., M.Sc., selaku penguji ahli materi produk, yang

telah meluangkan waktu dan memberikan masukan guna perbaikan produk

pengembangan penulis.

7. Bapak B. Anggit Wicaksono, S.Pd., M.Si., selaku penguji ahli desain produk

yang telah meluangkan waktu dan memberikan masukan guna perbaikan

produk pengembangan penulis.

8. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah

membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung, serta staff

Jurusan Pendidikan MIPA.

9. Seluruh pahlawan tanpa tanda jasa, guru-guruku di SDN 3 Karang Anyar,

SMPN 20 Bandar Lampung, dan SMAN 13 Bandar Lampung yang paling

berjasa sudah memberikan ilmu dan pengetahuan yang sangat bermanfaat baik

akademik maupun spiritual bagi penulis.

10. Bapak Triyatmo, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 13

Bandarlampung beserta jajarannya yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian di sekolah serta murid-murid kelas XI.IPA 4 SMA

Negeri 13 Bandarlampung, yang telah membantu penulis dalam penelitian.

11. Bapak dan Ibu Dewan Guru beserta Staff Tata Usaha SMP Negeri 2 Punggur,

Lampung Tengah, yang membantu dan membimbing penulis ketika menjalani

Program Pengalaman Lapangan (PPL).

Page 12: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

xi

12. Adik-adikku tersayang siswa SMP Negeri 2 Punggur, Lampung Tengah, yang

telah membantu memahami betapa berharganya seorang pendidik.

13. Sahabat KKN tercinta (Ami, Gita, Ketrin, Lestari, Lisa, Pasisa, Andre, Dayat,

Ijal), terimakasih atas kebersamaan dan canda tawa serta berbagi suka duka

selama KKN.

14. Sahabat seperjuangan, Revania Putri Utami, Soleha, dan Dina Oktaria, yang

selalu mendukung sampai saat ini. Terima kasih suka duka selama menempuh

perkuliahan ini. Semoga tali persaudaraan ini tetap terjaga selamanya.

15. Sahabat SMA (Vani, Fince, Yusi, Aca, Kadek, Kristin, Amel, Firda, Septi,

Nia) yang selalu mendukung sampai saat ini. Semoga kebersamaan ini tetap

terjaga selamanya.

16. Sahabat SD (Yesi, Seli, Tika, Eka, Tiara, Rini, Widya, Leni, Komaria, Anita,

Sandi, Misno, Arief, Ari, Novan, Tommy, Rudy, Yudha, Christian, Hamdani)

terimakasih untuk kebersamaannya hingga saat ini.

17. Sahabat Setia Menunggu (Reva, Safura, Fince, Gita, Kartika, Sundari,

Ningrum, Eka, Dewi, Ila, Dini, Fadel, Suhaesti, Oji, Maryanti, Retno, Ria,

Uswatun, Tinov, Salma, Marisa, Ismal), terimakasih atas suka duka serta

kebersamaanya selama menunggu bimbingan.

18. Sahabat Yapu / Pendidikan Fisika 2013 (Abi, Adella, Aday, Ais, Alex, Alin,

Anita, Ardi, Arwi, Citra, Clara, Dayat, Deni K, Deni M, Dewa, Dewi, Dian,

Dede, Dina, Dini, Dwi, Eka, Oji, Fadel, Fince, Fira, Geo, Gita, Herwin, Ica,

Ika, Ila, Imah, Intan, Ismal, Isna, Kartika, Kurnia, Lulu, Mandala, Marisa,

Maryanti, Nova, Ningrum, Nawawi, Nurul, Nurliya, Nuzul, Oki, Rahma,

Revania, Retno, Ria, Riky, Safura, Salma, Sara, Septian, Soleha, Suhaesti,

Page 13: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

xii

Sundari, Susi, Tinov, Timel, Tiya, Uus, Vita, Wanda, Winda, Witri, Yeni,

Yulia, Yuni), terimakasih untuk kebersamaanya, dukungannya, tawa canda,

serta suka duka selama menempuh perkuliahan ini.

19. Kakak tingkat, adik tingkat, dan alumni terima kasih atas dukungannya.

20. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita semua dan

berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis, serta semoga

skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 02 Juni 2017

Penulis,

Radha Indah Pratiwi

Page 14: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................ iJUDUL DALAM ....................................................................................... iiLEMBAR PERSETUJUAN .................................................................... iiiLEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... ivSURAT PERNYATAAN .......................................................................... vRIWAYAT HIDUP ................................................................................... viMOTTO ..................................................................................................... viiPERSEMBAHAN...................................................................................... viiiSANWACANA .......................................................................................... ixDAFTAR ISI ............................................................................................. xiiiDAFTAR TABEL .................................................................................... xviDAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1B. Rumusan Masalah ..................................................................... 6C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7E. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori......................................................................... 91. Penelitian Pengembangan..................................................... 92. Modul ................................................................................... 103. Pembelajaran Kontekstual .................................................... 134. Multple Representations ....................................................... 165. Fluida Statis .......................................................................... 20

B. Kerangka Pikir ......................................................................... 28

Page 15: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

xiv

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ....................................................................... 31B. Desain Penelitian ........................................................................ 32C. Subjek Penelitian ........................................................................ 33D. Prosedur Penelitian Pengembangan............................................ 33

1. Potensi Masalah.................................................................... 342. Pengumpulan Data................................................................ 343. Desain Produk ...................................................................... 354. Validasi Produk .................................................................... 355. Revisi Desain........................................................................ 366. Uji Coba Produk ................................................................... 367. Revisi Produk ....................................................................... 368. Uji Coba Pemakaian ............................................................. 379. Revisi Produk ....................................................................... 3810. Produksi ................................................................................ 38

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 381. Metode Wawancara .............................................................. 382. Metode Angket ..................................................................... 393. Metode Tes Khusus .............................................................. 39

F. Teknik Analisis Data .................................................................. 40

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengembangan ................................................................... 44B. Pembahasan ................................................................................. 54

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan...................................................................................... 63B. Saran ............................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Hasil Observasi Sarana dan Prasarana ................................................. 652. Kisi-kisi Angket Kebutuhan Guru ....................................................... 663. Angket Kebutuhan Guru ...................................................................... 674. Hasil Analisis Angket Kebutuhan Guru .............................................. 695. Kisi-kisi Angket Kebutuhan Siswa...................................................... 706. Angket Kebutuhan Siswa..................................................................... 717. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa.......................................................... 738. Story Board .......................................................................................... 759. Kisi-kisi Instrumen Uji Ahli ................................................................ 8210. Instrumen Uji Ahli Desain ................................................................... 8611. Hasil Analisis Uji Ahli Desain............................................................. 89

Page 16: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

xv

12. Instrumen Uji Ahli Materi ................................................................... 9213. Hasil Analisis Instrumen Uji Ahli Materi ............................................ 9714. Kisi-kisi Instrumen Uji Satu Lawan Satu ............................................ 10215. Instrumen Uji Satu Lawan Satu ........................................................... 10616. Hasil Analisis Uji Satu Lawan Satu..................................................... 11117. Kisi-kisi Instrumen Uji 3K................................................................... 11218. Instrumen Uji 3K ................................................................................. 11619. Hasil Analisis Instrumen Uji 3K.......................................................... 12320. Kisi-kisi Instrumen Uji Keefektifan..................................................... 12721. Instrumen Uji Keefektifan ................................................................... 13222. Hasil Analisis Uji Keefektifan ............................................................. 13723. Kunci Jawaban Instrumen Uji Keefektifan.......................................... 13924. Silabus.................................................................................................. 14025. a. RPP 1................................................................................................ 145

b. RPP 2 ............................................................................................... 150c. RPP 3................................................................................................ 155

26. Produk .................................................................................................. 160

Page 17: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban .......................................... 413.2 Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas ............ 423.3 Kriteria Interpretasi N-Gain ............................................................... 434.1 Rekapitulasi Hasil Pengisian Angket Analisis

Potensi dan Masalah .......................................................................... 464.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Sarana dan Prasarana .......................... 474.3 Rangkuman Hasil Uji Ahli Desain..................................................... 494.4 Rangkuman Hasil Uji Ahli Isi/Materi ................................................ 504.5 Rangkuman Hasil Uji Coba Produk................................................... 514.6 Rangkuman Hasil Respon Penilaian Siswa dalam

Uji Pemakaian .................................................................................... 524.7 Rangkuman Hasil nilai N-gain Siswa dalam Uji Pemakaian............. 53

Page 18: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bejana Berhubungan yang Berisi Zat Cair ...................................... 222.2 Grafik Hubungan Kedalaman dengan Tekanan............................... 222.3 Prinsip Pompa Hidrolik ................................................................... 232.4 Grafik Hubungan Tekanan di Tabung 1

dengan Tekanan di Tabung 2........................................................... 242.5 Grafik Hubungan Gaya Archimedes dengan Kedalaman................ 252.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan

Gaya Tegang Permukaan Zat Cair................................................... 262.7 Gejala Miniskus pada Air dan Raksa............................................... 272.8 Skema Kerangka Pikir Penelitian .................................. 303.1 Langkah-Langkah Penelitian Pengembangan .................................. 333.2 One-Group Pretest-Posttest ............................................................. 374.1 Ilustrasi atau Gambar yang Terdapat dalam Modul........................ 574.2 Petunjuk Penggunaan yang Terdapat dalam Modul ....................... 584.3 Representasi yang Terdapat dalam Modul...................................... 59

Page 19: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia mengalami suatu paradigma baru yang

mengusung Kurikulum Berbasis Kompetensi, dimana terdapat perubahan

sistem pembelajaran konvensional menuju pembelajaran kontekstual.

Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengaitkan

materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Hamruni

(2012: 135), pembelajaran kontekstual mengarahkan siswa kepada proses

pemecahan masalah, sebab dengan memecahkan masalah anak akan

berkembang secara utuh, bukan hanya secara intelektual, tetapi juga

mental dan emosionalnya.

Salah satu pendukung berhasilnya suatu proses pembelajaran kontekstual

di sekolah yaitu dengan adanya bahan ajar. Dewi (2012 : 1) menyatakan

bahwa bahan ajar (learning materials) merupakan seperangkat materi atau

substansi pelajaran yang disusun secara runtut dan sistematis serta

menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam

kegiatan pembelajaran. Salah satu contoh bahan ajar yang dapat

mendukung kegiatan pembelajaran kontekstual yaitu modul pembelajaran.

Modul menurut Asyhar (2011: 155), adalah salah satu bentuk bahan ajar

Page 20: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

2

berbasis cetakan yang dirancang untuk belajar secara mandiri oleh siswa

karena itu modul dilengkapi dengan petunjuk untuk belajar sendiri.

Bahan ajar di sekolah berdasarkan hasil observasi di SMAN 13

Bandarlampung yang telah dilakukan yaitu hanya terdapat buku ajar yang

menampilkan dua representasi yaitu representasi verbal dan matematis,

serta konten yang ada di dalamnya kurang bervariasi sedangkan

pembelajaran konsep fisika tidak hanya berupa dua representasi,

melainkan banyak representasi yang harus diberikan kepada siswa.

Representasi tersebut diantaranya representasi verbal, visual atau gambar,

grafik, matematis serta lain-lain. Selama ini pendidik lebih banyak

memberikan representasi matematis, sehingga siswa yang kemampuan

matematisnya kurang baik akan kesulitan dalam memahami konsep fisika.

Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-

hari. Fluida adalah zat yang dapat mengalir seperti zat cair dan gas. Pada

pembelajaran fisika, fluida statis adalah fluida yang berada dalam keadaan

diam dimana konsepnya erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Pada materi fluida statis membahas mengenai tekanan hidrostatis, hukum

pascal, hukum archimedes, dan lain-lain, dimana penerapannya dapat

dijumpai pada kehidupan sehari-hari seperti: kapal selam yang dapat

terapung serta melayang di laut, pompa hidrolik, kapal pesiar yang

terapung di laut dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut, materi fluida statis

cocok untuk menjadi salah satu materi yang dapat diterapkannya

pembelajaran kontekstual. Hal ini sesuai dengan teori menurut Sagala

(2013: 87-88) yang menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah

Page 21: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

3

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pada pembelajaran fisika, misalnya konsep Fluida Statis, jika materi

disajikan dalam berbagai representasi, maka isi materi lebih mudah

dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu, bahan ajar yang baik harus disusun

secara sistematis dan variatif dengan adanya banyak representasi atau

multiple representations (Abdurrahman, dkk.: 2011). Finnajah (2016: 23)

menyatakan bahwa dalam multiple representations, tujuan memecahkan soal

adalah merepresentasi proses secara fisik melalui cara verbal, sketsa,

diagram, grafik, dan persamaan matematik. Deskripsi verbal yang abstrak

dihubungkan dengan representasi matematik yang abstrak oleh representasi

gambar dan diagram fisik yang lebih intuitif . Hal-hal yang menonjol dari

suatu representasi ini maka mampu menarik perhatian siswa dan mendorong

motivasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil wawancara guru serta observasi langsung di SMAN 13

Bandarlampung, belum diterapkannya pembelajaran kontekstual

dikarenakan masih banyaknya guru yang menerapkan metode ceramah,

serta guru belum mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada seperti

laboratorium, sehingga minimnya pembelajaran secara langsung, serta

siswa hanya menggunakan satu bahan ajar yaitu buku teks yang disediakan

pihak sekolah untuk menyampaikan materi pelajaran. Minimnya bahan

Page 22: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

4

ajar yang disediakan menyebabkan kurangnya minat belajar siswa serta

belum terealisasinya pembelajaran kontekstual.

Pembelajaran fisika di SMAN 13 Bandarlampung berdasarkan hasil

observasi berupa angket di kelas XI IPA 4 sebesar 63% siswa menganggap

bahwa fisika tidak menarik. Hal itu dikarenakan kurangnya bahan ajar,

yang tersedia hanya berupa buku ajar yang disediakan oleh pihak sekolah,

dimana buku tersebut hanya dapat dipinjam pada saat pembelajaran serta

isi materi hanya disajikan dalam representasi verbal berupa teori-teori serta

matematis berupa rumus-rumus fisika yang sulit dimengerti dan dipahami.

Sedangkan 37% siswa mengganggap fisika menarik dikarenakan dalam

pembelajaran fisika guru menggunakan media pembelajaran berupa

quipper, namun karena hal tersebut, siswa tidak pernah melakukan

pembelajaran serta praktikum langsung mengenai materi yang dibelajarkan

sehingga siswa sulit menerapkan pengetahuan yang diperoleh di kehidupan

sehari-hari.

Bahan ajar yang cocok untuk mendukung pembelajaran kontekstual yaitu

salah satunya adalah modul. Modul merupakan salah satu media

pembelajaran yang telah disusun secara sistematis yang dapat digunakan

sebagai bahan ajar siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan

dengan pendapat Suryaningsih (2010: 31) yang mengungkapkan bahwa

manfaat modul yaitu: (a) Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali

mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan

kemampuan.(b) Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui

benar, pada modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul

Page 23: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

5

yang mana mereka belum berhasil. (c) Bahan pelajaran terbagi lebih

merata dalam satu semester. (d) Pendidikan lebih berdaya guna, karena

bahan pelajaran disusun menurut jenjang akademik.

Selain bahan ajar, keberhasilan suatu proses pembelajaran juga

dipengaruhi oleh kemampuan daya tangkap informasi siswa itu sendiri.

Setiap siswa memiliki karakteristik gaya belajar yang berbeda-beda. Gaya

belajar merupakan kemampuan siswa dalam menyerap informasi, ada

siswa yang lebih mengerti dan memahami isi pelajaran melalui

representasi verbal, namun ada pula siswa yang mampu menyerap

informasi melalui representasi matematik maupun gambar. Oleh karena

itu dibutuhkan bahan ajar yang banyak representasinya. Hal ini didukung

oleh observasi angket yaitu berdasarkan analisis kebutuhan guru sebesar

100% dan berdasarkan analisis kebutuhan siswa 97% yang menyatakan

perlu pengembangan suatu modul pembelajaran yang inovatif.

Berdasarkan hal tersebut, untuk mendukung pembelajaran kontekstual

maka dibutuhkan modul pembelajaran yang disusun mengikuti sintaks

pembelajaran kontekstual serta disajikan dalam bentuk representasi jamak.

Hal ini didukung oleh hasil penelitian Hayati (2014: 217) yakni perlu

dikembangkan sebuah bahan ajar penunjang yaitu berupa modul fisika

fluida statis yang berbasis kontekstual (sesuai dengan kurikulum 2013).

Modul ini sebagai inovasi dalam menjadikan pembelajaran fisika lebih

menarik yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas

pembelajaran fisika di sekolah, serta mampu memotivasi siswa untuk

mempelajari fisika secara mandiri. Oleh karena itu, dilakukan penelitian

Page 24: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

6

yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran Kontekstual Berbasis

Multiple Representations pada Materi Fuida Statis”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana produk pengembangan berupa modul pembelajaran

kontekstual berbasis multiple representations pada materi fluida

statis?

2. Bagaimana kemenarikan, kemudahan dan kemanfaatan dalam

menggunakan modul kontekstual berbasis multiple representations

pada materi fluida statis?

3. Bagaimana keefektifan modul pembelajaran kontekstual berbasis

multiple representations pada materi fluida statis?

C. Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian pengembangan ini

adalah:

1. Mengetahui produk pengembangan berupa modul pembelajaran

kontekstual berbasis multiple representations pada materi fluida statis.

2. Mengetahui kemenarikan, kemudahan dan kemanfaatan dalam

menggunakan modul kontekstual berbasis multiple representations

pada materi fluida statis.

Page 25: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

7

3. Mengetahui keefektifan modul pembelajaran kontekstual berbasis

multiple representations pada materi fluida statif.

D. Manfaat Pengembangan

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian pengembangan ini yaitu untuk

menghasilkan alternatif media pembelajaran yang dapat digunakan individu

maupun kelompok belajar untuk mendukung kegiatan pembelajaran

kontekstual.

E. Ruang Lingkup Pengembangan

Untuk menghindari berbagai macam perbedaan penafsiran tentang penelitian

ini maka diberikan batasan sebagai berikut:

1. Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan bahan ajar berupa modul

pembelajaran untuk materi fluida statis menggunakan pendekatan

kontekstual yang berbasis multiple representations yang tervalidasi ahli

dan teruji kemenarikan, kemudahan, kemanfaatan serta keefektifannya

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Modul yang dikembangkan disusun mengikuti langkah pembelajaran

kontekstual, yaitu: konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat

belajar, penilaian sebenarnya, dan refleksi.

3. Multiple representations dalam modul yang dikembangkan yaitu berupa

representasi verbal, gambar, persamaan matematis dan grafik.

4. Modul yang dikembangkan memuat materi Kelas XI KD 3.7 tentang

Fluida Statis sesuai yang tercantum di dalam silabus Kurikulum 2013.

Page 26: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

8

5. Uji validasi produk pengembangan yang terdiri dari uji ahli desain serta

ahli materi.

6. Uji kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk. pengembangan

dilakukan pada uji satu lawan satu dan uji lapangan kepada peserta didik.

Uji kefektifan produk pengembangan ditentukan berdasarkan hasil nilai

pre-test dan post-test siswa.

7. Subjek penelitian pengembangan adalah siswa kelas XI IPA 4 di SMAN

13 Bandarlampung.

Page 27: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Penelitian Pengembangan

Penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D)

merupakan metode penelitian yang mengembangkan suatu produk yang

dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran. Menurut Setyosari

(2012: 214) penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai

untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.

Pendapat mengenai pengertian penelitian pengembangan tersebut juga

didefinisikan oleh Sugiyono (2012: 407):

Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa InggrisnyaResearch and Development adalah metode penelitian yang digunakanuntuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produktersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakanpenelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengujikefektifan produk, maka dilakukan pengujian terhadap kefektifanproduk tersebut.

Gall & Borg dalam Putra (2011: 84), menjelaskan bahwa R&D dalam

pendidikan adalah sebuah model pengembangan berbasis industri dimana

temuan penelitian digunakan untk merancang produk dan prosedur baru,

Page 28: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

10

yang kemudian secara sistematis diuji di lapangan, dievaluasi, dan

disempurnakan sampai mereka memenuhi kriteria tertentu, yaitu efektifitas,

dan berkualitas.

Penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan atau mengembangkan serta memvalidasi suatu produk

pendidikan yang kemudian produk tersebut dianalisis dan diuji

keefektifannya.

2. Modul

Modul merupakan salah satu media pembelajaran yang telah disusun secara

sistematis yang dapat digunakan sebagai bahan ajar siswa dalam proses

pembelajaran. Modul menurut Asyhar (2011: 155), adalah salah satu bentuk

bahan ajar berbasis cetakan yang dirancang untuk belajar secara mandiri

oleh siswa karena itu modul dilengkapi dengan petunjuk untuk belajar

sendiri.

Pengertian modul juga didefinisikan oleh Suprawoto (2009: 2) yaitu:

Modul adalah sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis/cetak yangdisusun secara sistematis, memuat materi, metode, tujuanpembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau indikator pencapaiankompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri (self-instructional), danmemberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menguji dirisendiri melalui latihan yang disajikan dalam modul tersebut

Pendapat mengenai modul tersebut juga diperkuat oleh Sukiman (2012:

20):

Modul yang baik disusun dengan menyajikan materi secara utuh danmudah dipahami siswa sesuai dengan perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi tanpa membatasi siswa untuk mencarilebih banyak materi yang disajikan, menyajikan soal-soal yang variatif

Page 29: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

11

dan kontekstual, menggunakan bahasa yang sederhana dankomunikatif dan menyediakan informasi tentang rujukan yangmendukung materi.

Menurut Sukiman (2012: 133) untuk memenuhi karakter self-instructional,

modul harus memiliki beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Merumuskan standar kompetensi dan kompetensi dasar denganjelas;

2. Mengemas materi pembelajaran ke dalam unit-unit kecil/spesifiksehingga mempermudah peserta didik belajar secara tuntas.

3. Menyediakan contoh dan ilustrasi pendukung kejelasan pemaparanmateri pembelajaran;

4. Menyajikan soal-soal latihan, tugas, dan sebagainya yangmemungkinkan peserta didik memberikan respon mengaturpenguasannya.

5. Kontekstual, yakni materi-materi yang disajikan terkait dengansuasana atau konteks tugas dan lingkungan peserta didik;

6. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;7. Menyajikan rangkuman materi pembelajaran;8. Menyajikan instrumen penilaian (assessment), yang

memungkinkan peserta didik melakukan self assessment;9. Menyajikan umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga

peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi;10.Menyediakan informasi tentang rujukan yang mendukung materi

didik.

Modul pembelajaran merupakan salah satu bahan ajar dalam bentuk

tertulis/cetak yang disusun secara sistematis,memuat materi, metode, tujuan

pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau pencapaian indikator, serta

menyajikan soal-soal yang variatif dan kontekstual, digunakan sebagai

sarana belajar yang dapat membantu siswa ataupun guru saat proses

pembelajaran.

Penyusunan modul sangat penting dalam dunia pendidikan. Peranan tersebut

dapat dilihat dari fungsi modul itu sendiri. Modul memiliki beberapa fungsi

seperti yang dijabarkan oleh Prastowo (2011: 105) yaitu:

Page 30: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

12

a. Bahan ajar mandiri untuk meningkatkan kemampuan peserta didikuntuk belajar sendiri tanpa bergantung pada kehadiran guru;

b. Pengganti fungsi guru/pedidik;c. Sebagai alat evaluasi, yakni peserta didik dituntut untuk dapat

mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadapmateri yang diberikan, dan;

d. Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik, yakni modul mengandungberbagai materi yang harus dipelajari oleh peserta didik.

Modul tidak hanya berfungsi sebagai bahan ajar mandiri, melainkan sebagai

pengganti fungsi guru/pendidik bila tidak dapat hadir di kelas ataupun bila

siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru dikarenakan

menyajikan berbagai materi yang dipelajari serta modul juga berfungsi

sebagai evaluasi pembelajaran.

Tujuan dari dikembangkannya modul pembelajaran telah dijabarkan oleh

Mulyasa (2003: 45) yaitu:

Tujuan dari penggunaan modul adalah untuk meningkatkan efisiensidan efektivitas dalam pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana,fasilitas, maupun tenaga guru dalam mencapai suatu tujuanpembelajaran yang maksimal.

Suatu modul yang dikembangkan harus dapat membantu peserta didik

dalam meningkatkan motivasi belajarnya Hal ini sejalan dengan pendapat

Suryaningsih (2010:31) yang mengungkapkan bahwa manfaat modul yaitu:

a. Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakantugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengankemampuan.

b. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, padamodul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yangmana mereka belum berhasil.

c. Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.d. Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun

menurut jenjang akademik.

Page 31: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

13

Dari fungsi, tujuan, serta manfaat modul, maka modul harus disusun

sedemikian rupa sehingga baik digunakan oleh peserta didik. Hal ini

didukung oleh Depdiknas (2008) yang menjabarkan bahwa untuk

menghasilkan modul yang baik, maka penyusunannya harus sesuai dengan

kriteria sebagai berikut:

1. Self Instructional, yaitu mampu membelajarkan siswa secaramandiri.

2. Self Contained, yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unitkompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalamsatu modul secara utuh.

3. Stand Alone (berdiri sendiri), yaitu modul yang dikembangkantidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakanbersama-sama dengan media pembelajaran lain.

4. Adaptive, modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggiterhadap perkembangan ilmu dan teknologi.

5. User Friendly, modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya

Pengembangan modul yang inovatif dibutuhkan penyusunan yang tepat

supaya menjadi menarik, bermanfaat, serta efektif untuk menumbuhkan

minat belajar siswa. Hal yang harus diperhatikan dalam membuat suatu

bahan ajar berupa modul adalah kerangka modul. Sebaiknya suatu kerangka

modul disusun secara sederhana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi yang ada dilapangan.

3. Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran Kontekstual sangat penting dalam dunia pendidikan. Hal ini

dikarenakan dalam pembelajarannya, materi yang disajikan terkait dengan

kehidupan sehari-hari. Menurut Sagala (2013: 87-88) pembelajaran

kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

Page 32: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

14

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapan nya dalam kehidupan sehari-hari.

Pendapat mengenai CTL juga diperkuat oleh Blanchard, Berns, dan

Erickson dalam Komalasari (2011: 6) yang mengemukakan bahwa:

Contextual teaching and learning is conception of teaching andlearning that helps teachers relate subject matter content to realworld situation; and motivates student to make connections betweenknowledges and its applications to their lives as family members,citizens, and worker and engage in the hard work that learningrequires.

Dengan demikian pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar

mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga

negara, dan pekerja.

Pendapat mengenai pembelajaran kontekstual juga diungkapkan oleh

Hamruni (2012:135):

Pembelajaran kontekstual mengarahkan siswa kepada prosespemecahan masalah, sebab dengan memecahkan masalah anak akanberkembang secara utuh, bukan hanya secara intelektual, tetapi jugamental dan emosionalnya. Belajaran secara kontekstual adalahbelajara bagaimana anak menghadapi persoalan.

Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar mengajar dimana guru

membantu siswa untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan dunia

Page 33: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

15

nyata dalam kehidupan sehari-hari serta mengarahkan siswa untuk dapat

memecahkan suatu permasalahan yang dapat mengembangkan intelektual,

mental, serta emosionalnya yang dapat diterapkan di kehidupan siswa.

Menerapkan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam suatu

pembelajaran pada prinsipnya sama saja dengan mendorong siswa untuk

menemukan suatu informasi baru dalam pembelajaran sehingga tercipta

pembelajaran yang efektif. Menurut Hanafiah dan Cucu (2010: 73-75)

dalam melakukan pembelajaran kontekstual melibatkan komponen utama

pembelajaran yang efektif yakni:

a. Konstruktivisme (constructivisme)

Konstruktivisme (constructivisme) merupakan landasan berpikir

(filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu pengetahuan yang di bangun

sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui kontes yang

terbatas (sempit) dan tidak dengan tiba-tiba.

b. Bertanya (Questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selau bermula dari bertanya

karena bertanya merupakan strategi utama pemebelajaran yang

berbasis pendekatan kontekstual.

c. Menemukan (Inquiry)

Menemuksn merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran

menggunakan pendekatan kontekstual.

d. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran

di peroleh dari kerjasama dengan orang lain.

Page 34: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

16

e. Pemodelan (Modelling)

Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu

ada model yang bisa ditiru.

f. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau

berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dalam

hal belajar di masa yang lalu.

g. Penilaian sebenarnya (Authentic Asessment)

Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.

Proses pembelajaran dapat dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual,

jika telah menerapkan komponen utama pembelajaran efektif dalam

pembelajarannya. Dengan diterapkannya pembelajaran kontekstual, hasil-

hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna untuk siswa. Proses belajar

berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa melakukan dan

mengalami, bukan hanya transfer informasi dari guru ke siswa, proses

pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil, dimana siswa belajar

mengkonstruksikan sendiri.

3. Multiple Representations

Multiple representations digunakan dalam penelitian pengembangan ini,

dikarenakan multiple representations dapat menyajikan materi dengan

berbagai cara sehingga dapat menarik minat belajar siswa. Menurut Kress et

Page 35: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

17

al dalam Abdurrahman, dkk (2011: 373) , secara naluriah manusia

menyampaikan, menerima, dan menginterpretasikan maksud melalui

berbagai penyampaian dan berbagai komunikasi. Baik dalam pembicaraan

bacaan maupun tulisan. Oleh karena itu, peran representasi sangat penting

dalam proses pengolahan informasi mengenai sesuatu.

Terdapat beberapa definisi yang dikutip oleh Safrina (2011:10) tentang

representasi sebagaimana dikemukakan berikut ini:

1. Representasi adalah alat-alat yang digunakan individu untukmengorganisasikan dan menjadikan situasi-situasi lebihbermakna.

2. Representasi adalah konfigurasi atau bentuk atau susunan dapatmenggambarkan, mewakili atau melambangkan sesuatu dalamsuatu cara.

3. Representasi adalah model atau bentuk pengganti dari situasimasalah atau aspek dari suatu masalah yang digunakan untukmenemukan solusi, sebagai contoh, suatu masalah dapatdirepresentasikan dengan obyek, gambar, kata-kata, atausymbol matematika.

4. Representasi merupakan cara yang digunakan seseorang untukmengemukakan jawaban atau gagasan matematik.

5. Representasi yang dimunculkan oleh siswa merupakanungkapan-ungkapan dari gagasan-gagasan atau ide-idematematika yang ditampilkan siswa dalam upanya untukmencari suatu solusi dari masalah yang sedang dihadapinya.

6. Terdapat empat gagasan yang digunakan dalam memahami konseprepresentasi. Pertama, representasi dapat dipandang sebagaiabstraksi internal dari ide-ide matematika atau skema kognitif yangdibangun oleh siswa melalui pengalaman; kedua, sebagaireproduksi mental dari keadaan mental yang sebelumnya; ketiga,sebagai sajian secara struktur melalui gambar, symbol ataupunlambang; dan yang terakhir sebagai pengetahuan tentang sesuatuyang mewakili sesuatu yang lain.

7. Representasi didefinisikan sebagai aktivitas atau hubungandimana satu hal mewakili hal lain sampai pada suatu level tertentu,untuk tujuan tertentu, dan yang kedua oleh subjek atau interpretasipikiran. Representasi menggantikan atau mengenai penggantiansuatu obyek, penginterpretasian pikiran tentang pengetahuan yangdiperoleh dari suatu obyek, yang diperoleh dari pengalamantentang tanda representasi.

Page 36: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

18

Menurut Ainsworth (2006: 1), beberapa (eksternal) representasi dapat

memberikan manfaat yang unik ketika orang belajar ide-ide baru yang

kompleks. Sayangnya, banyak penelitian telah menunjukkan janji ini tidak

selalu tercapai. DeFT (Desain, Fungsi, Tugas) kerangka kerja untuk belajar

dengan beberapa representasi mengintegrasikan penelitian tentang

pembelajaran, ilmu kognitif representasi, dan konstruktivis teori pendidikan.

Hal ini mengusulkan bahwa efektivitas beberapa representasi terbaik dapat

dipahami dengan mempertimbangkan tiga dasar aspek pembelajaran:

parameter desain yang unik untuk belajar dengan beberapa representasi;

fungsi yang beberapa representasi melayani dalam mendukung

pembelajaran dan tugas-tugas kognitif yang harus dilakukan oleh seorang

pelajar berinteraksi dengan beberapa representasi.

Multiple representations memiliki tiga fungsi utama menurut Shaaron

dalam Finnajah (2016: 23), yaitu sebagai pelengkap, pembatas interpretasi,

dan pembangun pemahaman. Fungsi pertama digunakan untuk memberikan

representasi yang berisi informasi pelengkap atau membantu melengkapi

proses kognitif. Kedua, digunakan untuk membatasi kemungkinan

kesalahan menginterpretasi dalam menggunakan representasi yang lain.

Ketiga, multiple representations dapat digunakan untuk mendorong peserta

didik membangun pemahaman terhadap situasi secara mendalam. Dalam

pembelajaran sains banyak tipe representasi yang dapat dimunculkan. Tipe-

tipe tersebut antara lain: deskripsi verbal, gambar/diagram, grafik,

matematik.

Page 37: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

19

Menggunakan representasi dalam kegiatan pembelajaran harus

memperhatikan kemampuan siswa dalam menginterpretasikan representasi

tersebut, karena dalam hal ini dipengaruhi kombinasi representasi,

perbedaan individual, dan proses dalam memahami suatu representasi.

Beberapa alasan pentingnya menggunakan multiple representations menurut

Kohl, Rosengrant dan Frankelstein (2007: 1), adalah:

Beberapa representasi adalah kunci dalam belajar fisika, dan sehinggaada cukup motivasi kedua untuk belajar bagaimana siswamenggunakan beberapa representasi ketika memecahkan masalah danbelajar bagaimana solusi terbaik untuk mempelajari pemecahanmasalah dengan menggunakan beberapa representasi.

Matlin dalam Suhandi (2012: 6) menyatakan bahwa:

Pemrosesan informasi dalam pembentukan konsep tersebut akanmudah dipanggil apabila tersimpan dalam memori jangka panjang,terutama dalam bentuk gambar.

Pengajaran dengan melibatkan multiple representations memberikan

konteks yang kaya bagi peserta didik untuk memahami suatu konsep.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian dalam sains kognitif dan pendidikan

fisika disimpulkan bahwa peserta didik yang terampil sering menggunakan

representasi kualitatif seperti gambar, grafik, dan diagram. Tujuan

memecahkan soal dalam multiple representations adalah merepresentasi

proses secara fisik melalui berbagai cara; verbal, sketsa, diagram, grafik dan

persamaan-persamaan matematik. Deskripsi verbal yang abstrak

dihubungkan dengan representasi matematik yang abstrak oleh representasi

gambar dan diagram fisik yang lebih intuitif.

Page 38: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

20

4. Fluida Statis

Zat yang terdapat di alam ini dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu

zat padat, zat cair dan gas. Zat cair dan gas memiliki kesamaan sifat, yaitu

dapat mengalir. Suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk mengalir

dinamakan fluida, sehingga zat cair dan gas termasuk fluida. Cabang ilmu

yang mempelajari fluida dalam keadaan diam dinamakan fluida statis atau

kadang disebut sebagai hidrostatika. Fluida statis adalah fluida yang berada

dalam keadaan tidak bergerak (diam).

1) Tekanan Hidrostatis

tTkanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Jika gaya sebesar F

bekerja secara merata dan tegak lurus pada suatu permukaan yang

luasnya A, maka tekanan P pada permukaan itu dapat dilihat representasi

matematis sebagai berikut:

.................................. (2-1)

Dengan:

P = tekanan (N/m2)

F = gaya pada permukaan (N)

A = luas permukaan (m2)

Nilai tekanan sebesar 1 N/m2 dapat dinyatakan sebagai 1 pascal (Pa),

sehingga satuan SI untuk tekanan dapat dinyatakan dalam N/m2 atau

dalam pascal. Untuk kepentingan praktis, satuan tekanan biasanya

Page 39: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

21

dinyatakan dalam atmosfer (atm), cmHg, atau bar. 1 atm = 76 cmHg =

1,013 x 105 Pa = 1,013 bar

Karena dalam keadaan diam, air hanya melakukan gaya berat sebagai

akibat gaya gravitasi bumi dan berdasarkan persamaan massa jenis

maka:

Karena V = A h, maka:

...................... (2-2)

Tekanan atmosfer dapat memengaruhi tekanan pada kedalaman tertentu

pada zat cair, sehingga bila kita rumuskan maka representasi

matematisnya ialah sebagai berikut:

........ (1-3)

Hukum pokok hidrostatis:

Tekanan hidrostatis suatu zat cair hanya bergantung pada ketinggian

permukaan zat cair (h); massa jenis zat cair (ρ), dan percepatan gravitasi

(g), tidak bergantung pada bentuk dan ukuran bejana, seperti tampak

pada gambar berikut ini:

“Semua titik yang terletak pada suatu bidang datar di dalam zat cairyang sejenis memiliki tekanan yang sama”

P1 = P0 + P P1 = P0 + g hatau

Page 40: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

22

Bejana berhubungan pada gambar 2.1 berbeda bentuk berisi zat cair

yang sama dengan ketinggian yang sama memiliki tekanan hidrostatis

yang sama besar pada tiap dasar bejananya. Tekanan hidrostatis pada tiap

dasar bejana sama besar, sedangkan berat zat cair pada tiap bejana

berbeda. Hubungan antara kedalaman dengan tekanan dapat dilihat pada

representasi grafik di bawah ini.

2) Hukum Pascal

Jika tekanan pada permukaan zat cair ditambah, maka tekanan di setiap

titik dalam zat cair bertambah dengan jumlah yang sama. Hal ini

dikemukakan oleh seorang ilmuwan Perancis Blaise Pascal (1623-1662)

pada tahun 1653, yang disebut dengan Hukum Pascal yang bunyinya:

Gambar 2.1 Bejana Berhubungan yang Berisi Zat Cair

Gambar 2.2 Hubungan Kedalaman dengan Tekanan

p

“Tekanan yang diadakan dari luar kepada zat cair yang ada didalam ruangan tertutup akan diteruskan oleh zat cair itu ke

segala arah dengan sama rata”.

Page 41: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

23

Berdasarkan hukum Pascal, tekanan di tabung (1) akan diteruskan oleh

zat cair ke Tabung (2) dengan besar yang sama. Sehingga dapat

direpresentasikan matematis sebagai berikut:

Pada titik yang sama:

................ (2-4)

dengan:

F1 = gaya pada A1 (N)

F2 = gaya pada A2 (N)

A1 = luas penampang 1 (m2 )

A2 = luas penampang 2 (m2 )

Karena A1 < A2 maka F1 < F2, hal ini menyebabkan gaya yang bekerja

pada penampang A2 menjadi lebih besar, Jadi gaya tekan kecil akan

menimbulkan gaya tekan yang besar. semakin besar luas penampang,

maka akan semakin besar gaya tekannya, maka dapat di peroleh hukum

pascal pada kedalaman yang sama yaitu P1 = P2

A1

F2

F1

A2

Gambar 2.3 Prinsip Pompa Hidrolik

P1= P2=

Page 42: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

24

3) Hukum Archimedes

Gaya yang di kemukakan oleh Archimedes ( 287 - 212 SM ) disebut

hukum Archimedes, yang berbunyi:

Berdasarkan hukum ini, besarnya gaya Archimedes = berat zat cair yang

dipindahkan maka direpresentasikan matematis sebagai berikut:

Volume zat cair yang dipindahkan = volume benda yang tercelup zat cair

( ), sehingga diperoleh:

Keterangan :

Fa = gaya Archimedes

= massa jenis zat cair ( = 1 g/cm 3 = 103 kg/m3 )

= massa jenis benda

P1

P2

Gambar 2.4 Grafik Hubungan Tekanan di Tabung 1 (P1)dengan Tekanan di Tabung 2 (P2)

”Sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalamair atau zat cair lain akan mengalami gaya ke atas yang besarnya

sama dengan berat zat cair yang dipindahkan”

Fa = mf g= g ................ (2-5)

Fa = ρf Vb g ............... ( 2-6)

Page 43: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

25

= volume benda tercelup = volume zat cair yang dipindahkan

Selain gaya Archimedes dinyatakan dengan persamaan (3-2), juga dapat

dinyatakan dengan persamaan lain, yaitu :Gaya Archimedes = berat

benda - berat benda di zat cair

Gaya keatas yaitu gaya Archimedes tidak bergantung pada kedalaman

benda, tetapi hanya bergantung pada massa jenis, gravitasi dan volume

benda : Fa = ρf g V. Hubungan gaya archimedes dengan kedalaman dapat

dipresentasikan grafik sebagai berikut:

Pada saat benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka pada benda bekerja

gaya berat dan gaya Archimedes yang arahnya berlawanan. Jika kedua

gaya ini dibandingkan, maka ada tiga kemungkinan, yaitu tenggelam,

melayang dan terapung.

4) Gejala pada Fluida Statis

a. Tegangan permukaan

Gaya tarik-menarik antara partikel-partikel sejenis disebut kohesi;

sedangkan gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang tidak

Fa = Wu – Wf .............. (2-7)

Fa

h

Gambar 2.5 Grafik Hubungan Gaya Archimedes dengan Kedalaman

Page 44: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

26

sejenis disebut adhesi. Baik kohesi maupun adhesi mempunyai peran

penting pada permukaan zat cair.

Tegangan permukaan didefinisikan sebagai besar gaya yang dialami

pada permukaan zat cair per satuan panjang. Berdasarkan definisi

tersebut maka persamaan tegangan permukaan dapat dituliskan

sebagai berikut.

................ (2-8)

dengan: ɣ = tegangan permukaan (N/m)

F = gaya (N)

l = panjang (m)

Berdasarkan representasi matematis di atas, hubungan tegangan

permukaan dengan gaya tegang permukaan zat cair yaitu sebanding,

sehingga semakin besar gaya tegang permukaan suatu zat cair, maka

semakin besar pula tegangan permukaannya, hal itu dapat

dipresentasikan ke dalam bentuk grafik seperti di bawah ini:

Gambar 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya TegangPermukaan Zat Cair

F

ϒ

ɣ =

Page 45: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

27

b. Gejala Meniskus

Apabila kita menuangkan air ke dalam sebuah tabung kaca dan raksa

pada tabung kaca lainnya, maka permukaan air dalam tabung

melengkung ke atas pada bagian yang menempel dinding kaca,

sedangkan permukaan raksa dalam tabung melengkung ke bawah pada

bagian yang menempel di dinding kaca seperti tampak pada Gambar

2.7

c. Gejala kapilaritas

Tegangan permukaan menyebabkan zat cair memiliki sudut kontak

kurang dari 90° naik ke atas dalam pipa kapiler, lebih tinggi

dibandingkan dengan permukaan zat cair di luarnya. Semakin kecil

pipa kapiler, semakin tinggi kenaikan zat cair. Jika zat cair memiliki

sudut kontak yang lebih besar dari 90°, maka permukaan zat cair

dalam pipa kapiler akan lebih rendah dibandingkan permukaan zat

cair di luarnya. Semakin kecil pipa kapiler, semakin besar penurunan

(Sumber: oktavianipratama.wordpress.com)

Gambar 2.7 Gejala Miniskus Pada Air dan Raksa

Page 46: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

28

permukaan zat cair. Gejala naik atau turunnya permukaan zat cair

dalam pipa kapiler ini disebut gejala kapilaritas.

d. Viskositas

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan

besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Semakin besar viskositas

fluida, maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga

menunjukkan semakin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida

tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi

antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul

sebagai akibat tumbukan antara molekul gas. Besarnya gaya gesekan

Stokes dapat dipresentasikan ke dalam bentuk matematisnya sebagai

berikut:

dengan

Fs = gaya gesekan Stokes (N)

η = koefisien viskositas fluida (Pa s)

r = jari-jari bola (m)

v = kelajuan bola (m/s)

B. Kerangka Pikir

Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang dikuasai siswa dalam kegiatan

Fs = 6πηrv ................ (2-10)

Page 47: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

29

pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang digunakan adalah modul. Modul

yang dikembangkan ini mengikuti sintak pembelajaran kontekstual.

Penggunaan modul pembelajaran kontekstual ini melatih siswa untuk

dapat mengaitkan kejadian sehari-hari yang mereka lihat, peristiwa atau

kondisi yang terjadi di sekitar mereka, lalu menghubungkan pengetahuan

atau informasi yang mereka peroleh di sekolah, kemudian berusaha

memecahkan masalah terhadap permasalahan tersebut, sehingga

terciptanya pembelajaran kontekstual yang efektif untuk meningkatkan

hasil belajar.

Modul ini disusun mengikuti sintak pembelajarn kontekstual serta

mempersentasikan ulang suatu cara menyatakan suatu konsep melalui

berbagai cara dan bentuk, diantaranya dalam bentuk verbal, gambar,

matematis, dan grafik. Modul yang memuat materi Fluida Statis ditujukan

kepada siswa SMA kelas XI. Penggunaan modul dengan pendekatan

kontekstual berbasis multiple representations mendorong siswa untuk

lebih aktif, kreatif, dan mandiri dalam mencari informasi yang dibutuhkan

sehingga membantu siswa belajar mandiri dan memahami konsep Fluida

Statis dengan baik sehingga dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.

Peningkatan pemahaman konsep dan materi oleh siswa diharapkan mampu

meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 48: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

30

SKL

KI, KD dan Indikator;

Konsep esensial Fluida Statis

Bahan Ajar Mandiri(Modul

Kontekstual)

Standar ProsesPembelajaran

Gambar 2.8 Skema Kerangka Pikir Penelitian

verbal, gambar, grafik, danmatematika

MultipleRepresentations

Melalui

Diperoleh

Tidak Efektif/ Efektif

Pre-test dan Post-test

Hasil Belajar

Menentukan

Page 49: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

31

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan merupakan modul

pembelajaran kontekstual berbasis multiple representations yang dibatasi pada

salah satu materi Fisika yaitu materi Fluida Statis untuk Sekolah Menengah

Atas (SMA)/MA.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode mixed

methods. Penelitian ini merupakan suatu langkah penelitian dengan

menggabungkan dua bentuk penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu

penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Menurut Creswell (2010: 5),

penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian yang

mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dengan

metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan

penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable,

dan obyektif.

Langkah pengembangan dilaksanakan dengan model pengembangan Sugiyono

(2012: 409) dengan langkah-langkah, yaitu: (1) potensi dan masalah; (2)

pengumpulan data; (3) desain produk; (4) validasi desain; (5) revisi desain; (6)

Page 50: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

32

uji coba produk; (7) revisi produk; (8) uji coba pemakaian; (9) revisi produk;

dan (10) produksi.

B. Desain Penelitian

Jenis desain penelitian pada penelitian mixed methods ini concurrent

triangulation designs di mana peneliti secara bersamaan mengumpulkan data

kuantitatif dan kualitatif, menggabungkan dalam analisis metode analisis

data kuantitatif dan kualitatif, dan kemudian menafsirkan hasilnya bersama-

sama untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dari fenomena yang

menarik.

Pada penelitian ini, data kuantitatif digunakan untuk menjelaskan data

kualitatif. Data kualitatif ini didapatkan melalui wawancara dengan partisipan

secara mendalam. Metode kualitatif digunakan untuk memperoleh

gambaran mengenai potensi dan masalah di sekolah untuk mendukung

pengembangan produk dengan menggunakan instrumen wawancara kepada

guru pelajaran fisika serta observasi langsung di sekolah. Sedangkan untuk

metode kuantitatif dilakukan dengan angket (kuesioner) yang digunakan

untuk mengumpulkan informasi atau data yang dapat digunakan sebagai

bahan untuk perencanaan produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah

dan untuk mengetahui pentingnya penggunaan modul yang dikembangkan

untuk kegiatan pembelajaran.

Page 51: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

33

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI di SMAN 13

Bandarlampung. Pada penelitian ini siswa yang dijadikan sampel penelitian

untuk memperoleh data mengenai kemenarikan, kemudahan, kemanfaatan dan

dan keefektifan dari produk modul pembelajaran fisika yang akan

dikembangkan, yaitu kelas XI IPA 4 sebanyak 38 orang. Sekolah tersebut

dipilih karena didasarkan pada hasil wawancara dan observasi langsung pada

tahap analisis kebutuhan yang diperoleh hasil bahwa sekolah tersebut belum

memiliki modul pembelajaran kontekstual berbasis multiple representations

terutama pada materi Fluida Statis.

D. Prosedur Pengembangan Produk

Prosedur pengembangan perangkat menggunakan langkah penelitian dan

pengembangan menurut Sugiyono (2012: 409) dengan langkah-langkah yaitu:

(1) potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain produk; (4) validasi

desain; (5) revisi desain; (6) uji coba produk; (7) revisi produk; (8) uji coba

pemakaian; (9) revisi produk; dan (10) produksi. Langkah – langkah tersebut

digambarkan seperti Gambar 3.1:

Potensi danMasalah

Pengumpu-lan Data

DesainProduk

ValidasiDesain

RevisiDesain

Uji cobaProduk

Uji cobapemakaian

RevisiProduk

RevisiProduk

Produksi Masal

Gambar 3.1 Langkah Penelitian Pengembangan menurut Sugiyono (2012: 409)

Page 52: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

34

1. Potensi dan Masalah

Penelitian dapat dilakukan dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah

segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah.

Sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan

realita yang terjadi. Masalah yang ada saat ini adalah belum adanya modul

yang dibuat dengan model pembelajaran kontekstual. dan disajikan secara

multiple representations.

Pada tahap ini dilakukan penelitian pendahuluan di SMAN 13

Bandarlampung dengan menggunakan angket yang berisi tentang

pertanyaan mengenai pengembangan bahan ajar berupa modul , untuk

mengetahui metode yang diterapkan dalam pembelajaran, sumber belajar

yang digunakan, sejauh mana penggunaan bahan ajar dalam kegiatan

pembelajaran, dan untuk mengetahui pentingnya penggunaan modul yang

dikembangkan untuk kegiatan pembelajaran.

Pada langkah ini dilakukan penelitian untuk mendapatkan informasi bahwa

diperlukan adanya pengembangan bahan ajar pembelajaran berupa modul

dengan pendekatan kontekstual yang berbasis multiple representations.

Hasil angket tersebut kemudian dianalisis dan dijadikan landasan dalam

penyusunan latar belakang masalah.

2. Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data dilakukan untuk penelitian pendahuluan.

Penelitian pendahuluan ini dilakukan dengan angket (kuesioner) yang

Page 53: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

35

diberikan kepada guru mata pelajaran Fisika dan siswa kelas X1 IPA 4

di SMAN 13 Bandarlampung. Penelitian pendahuluan tersebut selain untuk

mengumpulkan informasi atau data yang dapat digunakan sebagai bahan

untuk perencanaan produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah, untuk

mengetahui seberapa perlukah adanya pengembangan bahan ajar berupa

modul, untuk mengetahui metode yang diterapkan dalam pembelajaran,

sumber belajar yang digunakan, sejauh mana penggunaan bahan ajar dalam

kegiatan pembelajaran serta mengetahui hambatan-hambatan dalam

penggunaan bahan ajar pembelajaran, dan untuk mengetahui pentingnya

penggunaan modul yang dikembangkan untuk kegiatan pembelajaran.

3. Desain Produk

Pengembangan desain produk berupa pembuatan bahan ajar pembelajaran

berupa modul ajar. Perangkat bahan ajar pembelajaran berupa modul yang

mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan psikomotor khususnya mengenai

materi fluida statis dimana proses pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran sehingga modul disusun mengikuti sintak pembelajran

kontekstual dan disajikan secara multiple representations.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses untuk menilai apakah rancangan desain

produk sesuai dengan kriteria pengembangan modul ajar yang akan dibuat

atau tidak. Validasi desain dan materi terdiri dari uji ahli yang dilakukan

oleh dosen pendidikan fisika FKIP Universitas Lampung. Subjek validasi

Page 54: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

36

diminta untuk menilai desain tersebut. Validasi desain dilakukan untuk

mengetahui ketidaksesuaian atau kesalahan pada produk yang dibuat baik

dari aspek substansi, bahasa, maupun konstruksi dari modul ajar tersebut.

Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis apakah instrumen ini sudah

layak digunakan dalam uji coba. Data hasil validasi ahli dijadikan acuan

untuk melakukan revisi.

5. Revisi Desain

Revisi desain dilakukan untuk memperbaiki produk yang telah dibuat dan

menyempurnakan produk yang dikembangkan sebelum produk tersebut

diuji cobakan. Pada tahap ini peneliti memperbaiki kembali desain produk

yang telah divalidasi.

6. Uji Coba Produk

Setelah didapat hasil perbaikan kemudian dibuat prototipe I. Uji coba ini

merupakan uji satu lawan satu yang dilakukan oleh 3 orang siswa kelas XI

SMAN 13 Bandarlampung yang dipilih secara acak. Tujuannya yaitu untuk

mengetahui kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan penggunaan modul

pembelajaran kontekstual berbasis multiple representations.

7. Revisi Produk

Setelah dilakukan pengujian produk, selanjutnya perangkat perlu direvisi

kembali untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang masih ada. Revisi

produk dilakukan untuk menyempurnakan kembali produk yang telah

Page 55: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

37

dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi nyata di lapangan

berdasarkan hasil uji coba produk.

8. Uji Coba Pemakaian

Perangkat yang telah diuji coba dan direvisi diberi nama prototipe II.

Setelah pengujian perangkat berhasil, selanjutnya perangkat diuji cobakan

pemakaiannya pada lingkup yang lebih luas yaitu siswa kelas XI IPA 4 di

SMAN 13 Bandarlampung. Tujuannya untuk mengetahui tanggapan siswa

mengenai kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan serta keefektifan

penggunaan modul pembelajaran kontekstual berbasis multiple

representations.

Desain Penelitian yang digunakan pada penelitan pengembangan ini yaitu

One-Group Pretest-Posttest Design. Gambar desain yang digunakan dapat

dilihat pada Gambar 3.2.

O1 = Nilai pretest ( sebelum penggunaan modul)

O2 = Nilai post-test (setelah penggunaan modul

Pengaruh penggunaan modul pembelajaran kontekstual berbasis multiple

representation terhadap hasil belajar siswa = (O2 – O1), Sugiyono (2012:

74)

O1 X O2

Gambar 3.2 One-Group Pretest-PosttestDesign

Page 56: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

38

9. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan apabila dalam pemakaian masih terdapat

kekurangan dan kelemahan. Pada tahap ini peneliti merevisi kembali

perangkat yang telah diuji cobakan untuk pemakaian sebelum produk

tersebut diproduksi. Tujuannya untuk menyempurnakan produk yang

dikembangkan dan menyesuaikan produk dengan kebutuhan di lapangan.

10. Produksi

Pembuatan produk dilakukan apabila produk yang telah diujicobakan

dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi. Pada tahap ini peneliti

memproduksi modul pembelajaran Fisika yang disusun mengikuti sintak

pembelajaran kontekstual dan disajikan secara multiple representations.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga macam teknik

pengumpulan data, meliputi:

a. Metode Wawancara

Metode wawancara dilakukan kepada guru fisika yang dimaksudkan untuk

mengetahui sarana dan prasarana belajar, motivasi siswa, kesulitan belajar

siswa, ketertarikan siswa dalam pembelajaran fisika, sumber belajar serta

bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran fisika.

Page 57: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

39

b. Metode Angket

Metode angket digunakan untuk mengukur indikator program yang

berkenaan dengan kriteria pendidikan, tampilan program, dan kualitas

teknis. Instrumen produk meliputi dua tahap, yaitu angket uji ahli dan

angket respon pengguna. Instrumen angket uji ahli digunakan untuk menilai

dan mengumpulkan data tentang kelayakan produk. Sedangkan instrumen

angket respon pengguna digunakan untuk mengumpulkan data tingkat

kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk.

c. Metode Tes Khusus

Metode tes khusus digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas produk

yang dihasilkan sebagai bahan ajar pembelajaran fisika. Tahap ini produk

digunakan oleh siswa sebagai sumber belajar, pengguna (siswa) diambil

sampel penelitian satu kelas yaitu kelas XI di SMAN 13 Bandarlampung.

Tes khusus ini dilakukan terhadap satu kelas sampel siswa yaitu kelas XI

IPA 4 di SMAN 13 Bandarlampung, siswa diberikan soal pre-test sebelum

menggunakan modul sebagai bahan ajar pembelajaran Fisika, selanjutnya

setelah menggunakan modul, siswa tersebut diberi soal post-test. Hasil dari

skor dari pre-test dan post-test tersebut dianalisis terhadap skor gain

menggunakan teknis analisis data N-Gain untuk melihat keefektifan modul

yang dikembangkan terhadap hasil belajar siswa.

Page 58: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

40

F. Teknik Analisis Data

Setelah diperoleh data, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut.

Data hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Fisika dan data hasil

observasi langsung dijadikan sebagai latar belakang dilakukannya penelitian

ini. Data kesesuaian materi pembelajaran dan desain pada produk diperoleh

dari ahli materi melalui uji/validasi ahli dan ahli desain, yang selanjutnya data

yang diperoleh tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk

yang dihasilkan untuk digunakan sebagai bahan ajar pembelajaran. Data

kemanfaatan produk, kemenarikan dan kemudahan penggunaan diperoleh

melalui hasil uji kemanfaatan kepada pengguna secara langsung. Data tingkat

efektifitas produk sebagai bahan ajar pembelajaran diperoleh melalui tes

setelah penggunaan produk dilakukan.

Penilaian tentang sesuai atau tidaknya produk yeng dihasilkan sebagai sumber

belajar dan bahan ajar pembelajaran diperoleh berdasarkan instrumen uji ahli

dan uji kelompok kecil. Instrumen uji ahli oleh ahli desain memiliki 4 pilihan

jawaban yaitu sangat layak “SL”, layak “L”, kurang layak “KL”, dan, tidak

layak “TL”, revisi dilakukan pada konten pertanyaan yang diberi pilihan “KL”

dan “TL” atau para ahli memberikan masukan khusus terhadap bahan

ajar/produk yang sudah dibuat. Sedangkan Instrumen uji ahli oleh ahli

isi/materi pembelajaran, memiliki 2 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan,

yaitu: “ya” dan “tidak”. Revisi dilakukan pada konten pertanyaan yang diberi

pilihan jawaban “tidak”, atau para ahli memberikan masukan khusus terhadap

bahan ajar/produk yang sudah dibuat.

Page 59: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

41

Respon siswa terhadap bahan ajar yang sudah dibuat dapat diketahui

berdasarkan instrumen uji satu lawan satu. Instrumen uji satu lawan satu

memiliki 2 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, yaitu: “ya” dan “tidak”.

Revisi dilakukan pada konten pertanyaan yang diberi pilihan jawaban “tidak”.

Data kemenarikan , kemudahan, kemanfaatan dan keefektifan bahan ajar

sebagai sumber belajar diperoleh dari uji kelompok kecil kepada siswa sebagai

pengguna. Angket respon terhadap pengguna produk memiliki 4 pilihan

jawaban sesuai konten pertanyaan, yaitu: “sangat menarik”, “menarik”,

“kurang menarik” dan “tidak menarik” atau “ sangat mempermudah”, “

mempermudah”, “kurang mempermudah” dan “tidak mempermudah” atau

“sangat bermanfaat”, “bermanfaat”, “kurang bermanfaat”, dan “tidak

bermanfaat”. Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang

mengartikan tingkat kesesuaian produk bagi pengguna. Berdasarkan Suyanto

dan Sartinem (2009: 227). Skor penilaian dari tiap pilihan jawaban ini dapat

dilihat dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban

PilihanJawaban

Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban Skor

Sangat menarik Sangat Mempermudah Sangat Bermanfaat 4Menarik Mempermudah Bermanfaat 3Kurang menarik Kurang Mempermudah Kurang Bermanfaat 2

Tidak menarik Tidak Mempermudah Tidak Bermanfaat 1

Penilaian instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh kemudian

dibagi dengan jumlah total skor, selanjutnya hasilnya dikalikan dengan

banyaknya pilihan jawaban.

Page 60: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

42

Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga skor penilaian

total dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Setelah dilakukan skor penilaian, maka hasil dari skor penilaian tersebut

kemudian dicari rata-ratanya dari sejumlah sampel uji coba dan dikonversikan

ke pernyataan penilaian. Pengkonversian skor penilaian menjadi pernyataan

penilaian ini adalah untuk menentukan kualitas dan tingkat kemanfaatan

produk yang dihasilkan berdasarkan pendapat pengguna. Menurut Suyanto dan

Sartinem (2009: 227), pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini

dapat dilihat dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas

SkorPenilaian

Rerata Skor Klasifikasi

4 3,26 - 4,00 Sangat Baik

3 2,51 – 3,25 Baik

2 1,76 – 2,50 Kurang Baik

1 1,01 – 1,75 Tidak Baik

Selain diberikan angket, pada uji kelompok kecil juga siswa diberikan soal pre-

test sebelum menggunakan modul sebagai bahan ajar pembelajaran Fisika,

selanjutnya setelah menggunakan modul, siswa tersebut diberi soal post-test.

Hasil dari skor dari pre-test dan post-test tersebut dianalisis terhadap skor gain

menggunakan teknis analisis data N-Gain untuk melihat keefektifan modul

yang dikembangkan terhadap hasil belajar siswa. N-gain diperoleh dari

Skor Penilaian =Jumlah nilai total skor tertinggi

Jumlah skor pada instrumen x 4

Page 61: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

43

pengurangan skor postest dengan skor pretest dibagi oleh skor maksimum

dikurang skor pretest. Jika dituliskan dalam persamaan adalah

Keterangan:g = N-gain

postS= Skor posttest

preS= Skor pretest

S max = Skor maksimum

Besarnya faktor (g) atau keefektifan modul pembelajaran yang dikembangkan

dapat dilihat berdasarkan kriteria interpretasi N-gain (Meltzer, 2002) yang

terdapat pada Tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Interpretasi N-gain

N-gain KriteriaInterpretasi

0,7 ≤ N-gain ≤ 1 Tinggi

0,3 ≤ N-gain < 0,7 Sedang

N-gain < 0,3 Rendah

N-gain (g) =Spost - Spre

Smax - Spre

Page 62: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan penelitian pengembangan ini adalah:

1. Modul pembelajaran kontekstual berbasis multiple representations pada

materi fluida statis telah teruji dan layak digunakan sebagai bahan ajar.

2. Modul pembelajaran yang dikembangkan sangat menarik dengan skor 3,48,

sangat mempermudah dengan skor 3,42, dan bermanfaat dengan skor 3,10.

3. Modul pembelajaran yang dikembangkan teruji efektif dalam pembelajaran

dengan nilai N-gain yaitu 0,55 dengan kualifikasi sedang.

B. Saran

Saran dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Produk pengembangan hanya teruji pada kelas terbatas, sehingga masih

perlu diteliti lebih lanjut dalam kelas besar untuk melihat pengaruh produk.

2. Produk pengembangan hanya berfokus pada materi fluida statis, sehingga

perlu pengembangan lebih lanjut mengenai pokok bahasan lain, atau modul

fisika dengan menggunakan model serta pendekatan pembelajaran lain.

Page 63: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Apriliyawati, & Payudi. 2008. Limitation of representation modein learning gravitational concept and its influence toward student skillproblem solving. Proceeding Of The 2nd International Seminar on ScienceEducation. [Online]. Tersedia di scholar.google.co.id . Diakses pada 19Oktober 2016.

Abdurrahman, Liliasari, A.Rusli, dan Bruce Waldrip. 2011. Implemen- tasiPembelajaran Berbasis Multi Representasi untuk Peningkatan PenguasaanKonsep Fisika Kuantum. Jurnal Cakrawala Pendidikan th.XXX. No 1.(Online). Tersedia di scholar. google.co.id. Diakses pada 4 Mei 2017.

Ainsworth, Shaaron 2006. DeFT: A conceptual framework for consideringlearning with multiple representations. Journal School of Psychology andLearning Sciences Research Institute. Vol 16. No 3. [Online]. Tersedia diwww.sciencedirect.com. Diakses pada 19 Oktober 2016 .

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Asfiah, Nailin, dan Mosik. Pengembangan Modul IPA Terpadu Kontekstual padaTema Bunyi. Unnes Science Education Journal Volume 02 No 1. (Online).Tersedia di journal.unnes.ac.id. diakses pada 7 Oktober 2016.

Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:Gaung Persada (GP) Press.

Creswell, J. W. (2010). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, danmixed. Yogjakarta: PT Pustaka Pelajar.

Depdiknas. 2008. Penulisan Modul. Jakarta: Dirjen PMPTK.

Dewi, Laksmi. 2012. Pengembangan Bahan Ajar.(Online).Tersedia dihttp://file.upi.edu/direktori/fip/jur._kurikulum_dan_tek._pendidikan/197706132001122-laksmi dewi/bahan_kuliah_pba/pengembangan_bahan_ajar.pdf.Diakses pada 19 Oktober 2016.

Finnajah, Mutamimmah. 2016. Pengembangan Modul Fisika Sma Berbasis MultiRepresentasi Guna Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Hasil Belajar.

Page 64: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

Jurnal Radiasi Vol. 8 No.3.(Online). Tersedia di ejournal.umpwr.ac.id.Diakses pada 7 Oktober 2016.

Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

Hanafiah, Nanang, dan Suhana, Cucu. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran.Bandung: Refika Aditama.

Hayati, Tuti. 2014. Pengembangan Modul Fisika Fluida Statis yang BerbasisKontekstual (Sesuai Kurikulum 2013). Prosiding Fisika 2014.(Online).Tersedia di snf-unj.ac.id. Diakses pada 7 Oktober 2016

Jaya, Sang Putu Sri. 2011. Pengembangan Modul Fisika Kontekstual UntukMeningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X Semester 2 diSmk Negeri 3 Singaraja. Jurnal Teknologi Pembelajaran Vol. 1 No. 2.(Online). Tersedia di http://119.252.161.254/e-journal /index. php/jurnal_tp/article/view/301. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2016.

Kohl, Rosengrant dan Frankelstein. 2007. Strongly and weakly directedapproaches to teaching multiple representation use in physics. JournalPhysical Review Special Topics - Physics Education Research 3Universityof Colorado at Boulder. Vol 3. No 3.[Online]. Tersedia didigitalcommons.kennesaw.edu. Diakses pada 19 Oktober 2016.

Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.Bandung: PT Refika Aditama.

Meltzer D. E. 2002. The Relationship Between Mathemathics Preparation andConceptual Learning Gains in Physics: A possible Hidden Variable inDiagnostic Pretest Score. American Journal Physics. [Online]. Tersedia dihttp://physicseducation.net diakses pada 26 September 2016

Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, danImplementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovasi:Menciptakan Metode Pengembangan yang Menarik dan Menyenangkan.Yogyakarta: Diva Press.

Putra, Nusa. 2011. Research & Development Penelitian dan Pengembangan SuatuPengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Safrina, Siti. 2011. Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Teknik. JurnalTeknologi Pembelajaran Vol.2 No.2. (Online). Tersedia didigilib.unila.ac.id. Diakses pada 19 Oktober 2016.

Sagala, Syaiful.2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Page 65: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/26969/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · RPP 2 ... 2.6 Grafik Hubungan Tegangan Permukaan dengan Gaya Tegang Permukaan Zat

Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.Jakarta: Prenada Media Grup.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhandi, A. 2012. Pendekatan Multirepresentasi Dalam Pembelajaran Usaha-Energi dan Dampak Terhadap Pemahaman Konsep Mahasiswa. JurnalPendidikan Fisika Indonesia. Vol 8. No 1. (Online). Tersedia discholar.google.co.id . Diakses pada 19 Oktober 2016.

Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia

Suprawoto, N. 2009. Mengembangkan Bahan Ajar dengan Menyusun Modul(Online). Tersedia di http://www.Scrib.com/doc/16554502/Mengembangkan-BahanAjar-dengan-Menyusun-Modul. Diakses pada 19Oktober 2016.

Suryaningsih. 2010. Pengembangan Media Cetak Modul Sebagai MediaPembelajaran Mandiri. Jakarta: Salemba Empat.

Suyanto, Eko dan Sartinem. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja FisikaSiswa dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka danKeterampilan Proses untuk SMA Negeri 3 Bandar Lampung. ProsidingSeminar Nasional Pendidikan 2009. (Online). Tersedia discholar.google.co.id . Diakses pada 19 Oktober 2016.