PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TAHFIZH SAB’UL...

112
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TAHFIZH SAB’UL MATSANI BIL-LAUHAH ALA MAROKO PADA SISWA KELAS VII DI PONDOK PESANTREN AL-USWAH GUNUNGPATI SEMARANG 2019 Oleh: MOH NGABDUL FAQIH NIM. 12010170022 Tesis ini diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2019

Transcript of PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TAHFIZH SAB’UL...

  • PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TAHFIZH

    SAB’UL MATSANI BIL-LAUHAH ALA MAROKO

    PADA SISWA KELAS VII DI PONDOK PESANTREN

    AL-USWAH GUNUNGPATI SEMARANG 2019

    Oleh:

    MOH NGABDUL FAQIH

    NIM. 12010170022

    Tesis ini diajukan sebagai pelengkap persyaratan

    untuk gelar Magister Pendidikan

    PROGRAM PASCASARJANA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    TAHUN 2019

  • i

    i

    PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TAHFIZH

    SAB’UL MATSANI BIL-LAUHAH ALA MAROKO

    PADA SISWA KELAS VII DI DI PONDOK PESANTREN

    AL-USWAH GUNUNGPATI SEMARANG 2019

    Oleh:

    MOH NGABDUL FAQIH

    NIM. 12010170022

    Tesis ini diajukan kepada Program Pasacsarjana

    Institut Agama Islam Negeri Salatiga

    sebagai pelengkap persyaratan untuk

    gelar Magister Pendidikan

    Salatiga, 12 Agustus 2019

    Prof. Dr. Mansur, M.Ag.

    PEMBIMBING

  • ii

    ii

    PERNYATAAN KEASLIAN

    “Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil karya

    sendiri dan sepanjang pengetahuan serta keyakinan saya tidak mencantumkan

    tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelum atau ditulis oleh

    orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijazah pada

    Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”

    Salatiga, 12 Agustus 2019

    Yang membuat pernyataan

    MOH NGABDUL FAQIH

  • iii

    iii

    ABSTRAK

    Pengembangan Modul Pembelajaran Tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala

    Maroko Pada Siswa Kelas VII Di Pondok Pesantren Al-Uswah Gunungpati

    Semarang 2019. Tesis. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Program

    Pascasarjana. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr.

    Mansur, M.Ag.

    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses

    pengembangan modul pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala

    Maroko, kelayakan modul pengembangan modul pembelajaran tahfizh Sab’ul

    Matsani Bil-Lauhah ala Maroko dan mengukur efektifitas penggunaan modul

    pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala Maroko pada santri-santri di

    Pondok Pesantren Al Uswah Gunungpati. Penelitian ini merupakan penelitian

    pengembangan atau R&D yaitu penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

    sebuah produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Intrumen

    pengumpulan data menggunakan lembar validasi modul pembelajaran tahfidz dan

    instrument pre test dan post test terhadap kemampuan santri dalam membaca,

    menghafal, menulis dan mengartikan ayat-ayat Al-Qur’an. Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa, pertama yaitu proses pengembangan modul pembelajaran

    tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala Maroko pada santri-santri di Pondok

    Pesantren Al Uswah Gunungpati meliputi empat tahapan yaitu (a) define

    (pendefisian) dengan menganalisis permasalahan pembelajaran tahfizh di Pondok

    pesantren Al Uswah, (b) design (perancangan) dengan menganalisis konsep dan

    materi pada modul yang akan dirancang, menetapkan bahan dan alat yang

    diperlukan, (c) develop (pengembangan) dengan membuat modul pembelajaran

    tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala Maroko dan melakukan uji kelayanan

    melalui validator ahli materi dan ahli media, dan (d) dessiminate (penyebaran)

    dengan menerapkan modul pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala

    Maroko pada santri di Pondok Pesantren Al Uswah Gunungpati. Kedua,

    pengembangan modul pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala

    Maroko memiliki tingkat kelayakan sangat baik dilihat pada aspek kelayakan

    media dengan nilai 22 dan aspek materi dengan nilai 35 dalam kategori sangat

    baik atau sangat layak. Ketiga, penggunaan modul pembelajaran tahfizh Sab’ul

    Matsani Bil-Lauhah ala Maroko lebih efektif yakni memberikan hasil yang lebih

    baik pada kemampuan membaca, menulis, menghafal dan mengartikan Al-Qur’an

    pada santri-santri di Pondok Pesantren Al Uswah Gunungpati.

    Kata Kunci: Pengembangan, Modul Tahfizh, Sab’ul Matsani, dan Bil-Lauhah.

  • iv

    iv

    ABSTRACT

    Development of the Tahfizh Sab'ul Matsani Bil-Lauhah Ala Moroccan Learning

    Modul At VII Class in Gunungpati Al-Uswah Islamic Boarding School in

    Semarang 2019. Thesis. Islamic Education Department. Post Graduate Program.

    State Islamic Institute of Salatiga. Adviser: Prof. Dr. Mansur, M.Ag.

    This study aims to describe and analyze the process of developing the learning

    modul of the Tahfizh Sab'ul Matsani Bil-Lauhah in Moroccan style, the feasibility

    of developing the learning modul of the Tahfizh Sab'ul Matsani Bil-Lauhah

    learning modul in Morocco and measuring the effectiveness of the use of the

    learning modul of the Sabful Sab'ul Matsani Bil- Moroccan style in the students at

    Al Uswah Islamic Boarding School in Gunungpati. This research is a research

    and development or R&D research that is used to produce a particular product

    and test the effectiveness of the product. The instruments of data collection used

    the validation sheet of the Tahfidz learning module and the pre-test and post-test

    instruments on the students' ability to read, memorize, write and interpret verses

    of the Qur'an. The results of this study indicate that, first, the process of

    developing the modul of learning tahfizh Sab'ul Matsani Bil-Lauhah in Moroccan

    style in the students at the Al Uswah Islamic Boarding School Gunungpati

    includes four stages namely (a) define (define) by analyzing the problem of tahfizh

    learning in Pondok Al Uswah pesantren, (b) design by analyzing the concepts and

    materials in the module to be designed, determining the materials and tools

    needed, (c) developing by developing the learning modul of the Tahfizh Sab'ul

    Matsani Bil-Lauhah in Moroccan style and conducting service tests through

    material validators and media experts, and (d) dessiminate (deployment) by

    applying the modul of learning the Tahfizh Sab'ul Matsani Bil-Lauhah in

    Moroccan style to students at the Islamic Boarding School in Al Uswah

    Gunungpati. Second, the development of the modul of learning the tahfizh Sab'ul

    Matsani Bil-Lauhah in Moroccan style has a very good feasibility level seen in

    aspects of the feasibility of the media with a value of 22 and material aspects with

    a value of 35 in the category of very good or very feasible. Third, the use of the

    Sab'ul Matsani Bil-Lauhah tahfizh learning modul in Moroccan style is more

    effective which gives better results on the ability to read, write, memorize and

    interpret the Qur'an to the students at the Al Uswah Islamic Boarding School in

    Gunungpati.

    Keywords: Development, Tahfizh Modul, Sab'ul Matsani, and Bil-Lauhah.

  • v

    v

    PRAKATA

    Alhamdulillahirobbil `alamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala

    karunia terindahnya. Atas rahmat Allah SWT, penulis bisa menyelesaikan Tesis

    yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran Tahfizh Sab`ul Matsani Bil-

    Lauhah Ala Maroko Pada Siswa Kelas VII di Pondok Pesantren Al-Uswah

    Gunungpati Semarang Tahun 2019”.

    Dalam penyelesaian Tesis ini, penulis mendapat bantuan, motivasi dari

    berbagai pihak. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan Jazakallah khoiron

    katsiro kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag, selaku Rektor Institut Agama Islam

    Negeri (IAIN) Salatiga.

    2. Bapak Prof. Dr. Phil.Widianto, MA selaku Direktur Pascasarjana Institut

    Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    3. Prof. Dr. Mansur, M.Ag selaku pembimbing Tesis, yang telah

    membimbing dengan ikhlas sampai Tesis selesai.

    4. Semua Dosen Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

    yang telah membimbing dan memberi kemudahan selama penulis

    mengikuti kuliah.

    5. Teman-teman Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    6. Kepada Bapak K.H. Muhammad Thoyyib Farchany, AH. selaku pengasuh

    pondok pesantren Al-Uswah Gunungpati Semarang dan juga pada Asatidz

    pondok pesantren Al-Uswah Gunungpati Semarang terima kasih atas

    bantuanya selama ini.

    7. Untuk yang mulia Bapak Ibuku, istriku tercinta dan anak-anakku terima

    kasih atas motivasinya selama ini.

    8. Segenap pihak yang telah membantu terselesaikannya tesis ini dan tidak

    dapat penulis sebut satu per satu.

  • vi

    vi

    Penulis sepenuhnya sadar bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan,

    maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga

    hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca

    pada umumnya. Aamiin.

    Salatiga, 12 Agustus 2019

    MOH NGABDUL FAQIH

    NIM. 12010170022

  • vii

    vii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................ i

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. ii

    HALAMAN PERNYATAAN ............................................................. iii

    ABSTRAK ........................................................................................... iv

    PRAKATA ........................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ........................................................................................ viii

    DAFTAR TABEL……………………………………………………. x

    DAFTAR GAMBAR ………………………………………………… xi

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xii

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................... 4

    C. Signifikansi Penelitian .............................................................. 5

    D. Kajian Pustaka .......................................................................... 6

    E. Metode Penelitian ..................................................................... 15

    BAB II DESKRIPSI PONDOK PESANTREN AL-USWAH.............. 19

    A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Uswah Gunungpati.. 19

    B. Visi, Misi, Tujuan dan Keunggulan Pondok Pesantren Al-

    Uswah........................................................................................

    20

    C. Pembelajaran Santri di Pondok Pesantren Al-Uswah

    Gunungpati……………………………………………………

    21

    BAB III PROSES PENGEMBANGAN DAN KELAYAKAN

    MODUL PEMBELAJARAN TAHFIZH SAB’UL MATSANI BIL-

    LAUHAH ALA MAROKO…………………………………………..

    23

    A. Data Hasil Define (Pendefinisian)……………………………. 23

    B. Data Hasil Design (Perancangan)…………………………….. 24

    C. Data Hasil Develop (Pengembangan)………………………… 25

    D. Data Hasil Dessiminate (Penyebaran)………………………... 28

  • viii

    viii

    BAB IV EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODUL

    PEMBELAJARAN TAHFIZH SAB’UL MATSANI BIL-LAUHAH

    ALA MAROKO PADA SISWA KELAS VII DI PONDOK

    PESANTREN AL USWAH GUNUNGPATI......................................

    29

    A. Hasil Pre-Test Pembelajaran Tahfizh....................................... 29

    B. Hasil Post-Test Pembelajaran Tahfizh Dengan Penerapan

    Modul Pembelajaran Tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala

    Maroko………………………………………………………..

    31

    C. Efektivitas Modul

    Pembelajaran………………………………

    34

    BAB V PENUTUP ............................................................................... 38

    A. Simpulan ................................................................................... 38

    B. Saran-Saran................................................................................ 39

    DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 441

    LAMPIRAN

    BIOGRAFI PENULIS

  • ix

    ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    2.1 Jumlah Santri di Pondok Pesantren Al-Uswah…………………... 21

    2.2 Jadwal Pembelajaran Santri di Pondok Pesantren Al-Uswah…… 22

    3.1 Nama-nama Validator Ahli Media dan Ahli Materi…………….. 25

    3.2 Hasil Uji Validasi Ahli Media…………………………………… 26

    3.3 Hasil Validasi Ahli Materi………………………………………. 27

    3.4 Saran Validator Ahli Media dan Ahli Materi……………………. 28

    4.1 Data Hasil Pre-Test………………………………………………. 29

    4.2 Distribusi Kategori Hasil Pre-Test Kemampuan Membaca,

    Menulis, Menghafal dan Mengartikan Al-Qur’an……………….

    30

    4.3 Data Hasil Post-Test…………………………………………….. 32

    4.4 Distribusi Kategori Hasil Post-Test Kemampuan Membaca,

    Menulis, Menghafal dan Mengartikan Al-Qur’an………………

    32

    4.5 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Kemampuan Membaca Al-

    Qur’an……………………………………………………………

    32

    4.6 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Kemampuan menulis Al-Qur’an 35

    4.7 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Kemampuan Menghafal Al-

    Qur’an……………………………………………………………

    35

    4.8 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Kemampuan Mengartikan Al-

    Qur’an……………………………………………………………

    36

  • x

    x

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    4.1 Histogram Distribusi Kategori Hasil Pre-Test…………………... 21

    4.2 Histogram Distribusi Kategori Hasil Post-Test………………….. 33

  • xi

    xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Lembar Penilaian Ahli Media

    2. Lembar Penilaian Ahli Materi

    3. Instrumen Penelitian

    4. Perhitungan Validasi Ahli Media

    5. Perhitungan Validasi Ahli Materi

    6. Hasil Pemilaian Pre Tes

    7. Hasil Penilaian Post Tes

    8. Hasil Olah Data Penelitian Pre Tes dan Post Tes

    9. Foto-Foto Dokumentasi Penelitian

    10. Surat Ijin Penelitian

    11. Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian

    12. Modul Pembelajaran Tahfidz Modul Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko

  • 1

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Salah satu aspek kehidupan umat muslim di Indonesia yang benar-benar

    memerlukan pemikiran dan usaha secara berkelanjutan adalah bidang

    pendidikan. Pendidikan baik formal melalui jenjang pendidikan sekolah dasar

    hingga perguruan tinggi maupun informal melalui pondok pesantren untuk

    menghafal al qur’an sama-sama penting untuk menunjang kemajuan umat

    muslim. Permasalahan yang ada pada era globalisasi turut mempengaruhi

    prilaku anak yang syarat dengan serba instan dan serba canggih ini sudah

    mulai membuat anak-anak melupakan kewajiban mereka sebagai pelajar yang

    seharusnya mampu berprestasi dan senantiasa membudidayakan membaca.

    Kini tak hanya bacaan umum untuk dipelajari saja, tetapi sekedar meluangkan

    waktu untuk membaca Al-Quran pun kini seakan-akan tak ada waktu. Bukan

    hanya membaca, untuk memiliki Al-Quran pun bagi sebagian orang kini

    terasa sangat berat apalagi untuk menghafal.1

    Al-Qur’an adalah kitab yang mampu dihafal oleh jutaan manusia di

    seluruh dunia. Baik orang dewasa (baligh) maupun anak kecil walaupun

    mereka berlatar belakang dan bahasa yang berbeda tetapi mereka mampu

    1 Bahruddin dkk. 2017. Metode Tahfizh Al-Qur`An Untuk Anak-Anak Pada Pesantren

    Yanbu'ul Qur’an Kudus Jawa Tengah. Jurnal Pendidikan Islam Ta’dibuna, Vol 6, No 2,hal: 165

    1

  • 2

    menghafal Al-Qur’an, bahkan Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab

    yang bisa dihafal oleh pemeluknya agamanya.2

    Menghafal al-Qur’an merupakan keistimewaan dan kelebihan buat

    seorang Muslim, karena tidak semua mampu untuk melakukan tahfizh. Al-

    Qur’an mampu dihafal oleh semua tingkat usia, tua maupun muda, di usia

    sangat belia sekalipun, usia di bawah sepuluh tahun dan usia tujuh tahun

    dapat menghafal al Qur’an. Al-Qur’an juga dihafal oleh orang-orang yang

    tidak bisa membaca dan menulis, mereka menggunakan daya ingat dan

    pendengaran untuk melakukan tahfizh. Demikian pula dengan orang-orang

    yang memiliki kekurangan secara fisik tidak bisa melihat (buta), maupun

    menghafal dengan sempurna. Bahkan terkadang hafalan mereka lebih kuat

    dari pada orang-orang yang mempunyai penglihatan yang normal lagi sehat.3

    Kebutuhan akan program menghafal Al-Qur’an bagi anak-anak

    semakin banyak untuk mempercepat penhafalan. Hal ini terbukti banyaknya

    pendirian pondok pesantren atau lembaga-lembaga tahfidz yang memiliki

    program khusus menghafal Al-Qur’an maupun pondok pesantren umum yang

    juga menyisipkan menghafal Al-Qur’an dalam sistem kurikulumnya. Pondok

    Pesantren Al-Uswah Gunungpati merupakan salah satu pondok yang

    memiliki tujuan untuk menghasilkan lulusan santri yang memiliki

    kemampuan menghafal Al-Qur’an.

    2 M. Hidayat Ginanjar. 2017. Aktivitas Menghafal Al-Qur’an Dan Pengaruhnya Terhadap

    Prestasi Akademik Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Beasiswa Di Ma’had Huda

    Islami, Tamansari Bogor). Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 06 No.11, Januari

    2017, Hal.44. 3 Ahmad Falah, 2005. Sistem Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur’an Anak-Anak Yanbu’

    Alqur’an Kudus Jawa Tengah. journal.stainkudus. Vol 3, No 2.hal:305

    http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/thufula/article/download/1285/pdf

  • 3

    Pondok Pesantren Al-Uswah Gunungpati merupakan salah satu pondok

    yang memiliki tujuan untuk menghasilkan lulusan santri yang memiliki

    kemampuan menghafal Al-Qur’an khususnya pada juz 30. Pondok Pesantren

    ini berusaha mencetak lulusan yang berakhaqul karimah dan jiwa qur’ani

    melalui pembelajaran tahfidzal-Qur’an akan tetapi dalam prosesnya belum

    ada program menghafal Al-Qur’an secara khusus dan belum ada penetapan

    target-target hafalan pada tiap santri. Pembelajaran menghafal Al-Qur’an

    dilakukan bersamaan dengan jadwal setelah Sholawat Nariyah pada hari

    senin, setelah pembelajaran Qiro’ hari sabtu dan setelah Majlis Ta’lim pada

    hari ahad. Tidak adanya sistem kurikulum yang memisahkan pembelajaran

    menghafal Al-Qur’an dan penggunaan metode menghafal masih umum yaitu

    metode tikrar. Kemudian tidak adanya buku panduan khusus tentang tahfidz

    Al-Qur’an juga menjadi salah satu penghambat proses pembelajaran.

    Berdasarkan permasalahan di Pondok Pesantren Al Uswah dalam

    pembelajaran menghafal Al’Qur’an tersebut maka peneliti bermaksud untuk

    mengembangkan sebuah metode menghafal Al-Quran untuk mendukung

    pencapaian hafalan AL-Qur’an melalui peningkatan daya ingat santri.

    Pengembangan metode menghafal yang dipilih adalah metode yang

    menekankan pada kemampuan santri dalam membaca, mengingat, menghafal

    dan menulis dengan baik dan benar. Oleh karena itu sangat tepat

    menggunakan modul pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala

    Maroko.

  • 4

    Pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko ini

    merupakan kombinasi tiga metode yaitu Sab’ul yang berarti 7, Matsani yang

    berarti dua dan Lauhah berarti papan. Metode menghafal ini dilakukan

    dengan cara membaca diulang-ulang tujuh kali per ayat dan per halaman yang

    kemudian dihafalkan sebanyak 7 kali pula. Setelah menghafalkan dengan cara

    tersebut kemudian para santri dituntut untuk menuliskan ayat-ayat tersebut

    pada papan yang akan dicek kebenaran penulisan ayat oleh ustadz/kyai dan

    penulisan benar santri harus menuliskan tiap 1 ayat sebanyak 7 kali pula.

    Pengembangan modul pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah

    Ala Maroko ini diharapkan dapat diterapkan di pondok-pondok pesantren

    sebagai metode baru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca,

    menghafal dan menulis ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar.

    B. Rumusan Masalah

    1. Identifikasi Masalah

    Pondok Pesantren AL-Uswah Gunungpati dalam

    pembelajaran tahfidzal-Qur’an belum memiliki kurikulum

    secara khusus untuk menghafal, tidak adanya target dan

    evaluasi hafalan serta tidak menerapkan metode khusus

    untuk menghafal, dan masih digabungkan dengan

    pembelajaran kitab-kitab sehingga hasilnya belum

    optimal.

  • 5

    2. Pembatasan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis membatasi

    masalah yang diteliti berupa pengembangan modul pembelajaran Tahfizh

    Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko pada santri-santri di Pondok

    Pesantren Al-Uswah Gunungpati.

    3. Rumusan Masalah

    Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis

    merumuskan masalah sebagai berikut:

    a. Bagaimanakah proses pengembangan modul pembelajaran tahfizh

    Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala Maroko pada santri-santri di Pondok

    Pesantren Al Uswah Gunungpati?

    b. Bagaimanakah kelayakan pengembangan modul pembelajaran tahfizh

    Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala Maroko?

    c. Bagaimanakah efektifitas penggunaan modul pembelajaran tahfizh

    Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala Maroko pada santri-santri di Pondok

    Pesantren Al Uswah Gunungpati?

    C. Signifikansi Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

    adalah:

  • 6

    a. Mendeskripsikan dan menganalisis proses pengembangan

    modul pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala

    Maroko pada santri-santri di Pondok Pesantren Al Uswah

    Gunungpati.

    b. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kelayakan modul

    pengembangan modul pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani

    Bil-Lauhah ala Maroko.

    c. Untuk mengukur efektifitas penggunaan modul pembelajaran

    tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala Maroko pada santri-

    santri di Pondok Pesantren Al Uswah Gunungpati.

    2. Manfaat Penelitian

    a. Manfaat teoretik

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

    rangka mendukung teori yang berkaitan dengan pengembangan modul

    pembelajaran tahfidz. Selain itu, sebagai bahan referensi bagi peneliti

    lain untuk mengadakan penelitian terhadap pemasalahan yang

    berkaitan dengan pengembangan metode menghafal Al-Qur’an.

    b. Manfaat praktis

    Bagi pondok pesantren sebagai bahan pertimbangan dalam

    menerapkan metode tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala Maroko

    dan melakukan evaluasi terhadap pembelajaran tahfidz sehingga dapat

  • 7

    meningkatkan kemampuan santri dalam membaca, menghafal dan

    menulis ayat-ayat Al-Quran. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat

    dijadikan dasar awal latihan dalam penelitian ilmiah selanjutnya.

    D. Kajian Pustaka

    1. Penelitian Terdahulu

    Beberapa hasil penelitian yang mempunyai relevansi

    dengan penelitian ini, di antaranya Sedek Ariffin (2013),

    Sugiati (2016), Norhalina Senan et all (2017), Nadya Utari

    Boru Sitanggang (2017), Indra Keswara (2017), Umar

    (2017), dan Alhamuddin et all (2018)

    Sedek Ariffin et all pada tahun 2013 melakukan penelitian

    terhadap efektivitas teknik menghafal Al-Quran di Madrasah

    tahfiz Al-quran, Terengganu, Malaysia. Metode yang

    digunakan adalah metode Sabak, Para Sabak, Ammokhtar

    dan Halaqah Dauri. Dengan menggunakan empat metode

    ini, para siswa dapat membaca seluruh Qur'an dengan

    menghafal, dalam waktu 15 jam tanpa melihat mushaf.

    Sabak adalah metode menghafal pada tahap awal dengan

    membagi siswa dalam kelompok penghafal, para Sabak

  • 8

    yaitu memperlancar bacaan sebelum kelompok

    menghafalkan dihadapan guru, Ammokhtar yaitu

    menghafal minimal juz dengan ayat paling bekang terlebih

    dahulu dan Halaqah Dauri yaitu mengulang ayat-ayat yang

    sudah dihafal bersama kelompoknya.4

    Norhalina Senan et all pada tahun 2017 mengembangkan

    aplikasi mobile menghafal Al-Quran untuk Anak-anak

    autisme dengan metode mengulang-ulang (takrir). Aplikasi

    mobile ini terdiri dari dua modul utama yaitu hafaz

    (hafalkan) dan latihan (latihan). Hasil dari pengujian

    pengguna menunjukkan bahwa 72,4% responden setuju

    bahwa teknik takrir yang tertanam dalam aplikasi seluler

    mampu meningkatkan kegunaan aplikasi seluler dalam

    membantu anak-anak autisme membaca dan menghafal Al-

    Quran dengan mudah.5

    4Sedek Ariffin, “Effective Techniques of Memorizing the Quran: A Studyat Madrasah

    tahfiz Al-quran, Terengganu, Malaysia”. Middle-East Journal of Scientific Research, Volume 13,

    Number 1 (2013), 46-47. 5Norhalina Senan et all., “Embedding Repetition (Takrir) Technique in Developing Al-

    Quran Memorizing Mobile Application for Autism Children”. MATEC Web of Conferences,

    Volume 135, Number 76 (2017), 1.

  • 9

    Nadya Utari Boru Sitanggang pada tahun 2017

    mengembangkan metode menmonic untuk menghafal Al-

    Quran dengan syarir/sajak. Langkah-langkah yang dilakukan

    untuk membantu menghafal Al-Quran dengan mudah

    adalah dengan mempelajari kembali hal-hal dasar

    pembacaan, dimulai dengan bahan makharijul huruf,

    dilanjutkan dengan tata cara tajwid. Kemudian

    menggarisbawahi metode untuk mengenali sajak/syair

    dalam ayat-ayat sehingga siswa dapat menghubungkan

    satu ayat dengan ayat-ayat setelahnya.6

    Sugiati pada tahun 2016 melakukan penelitian tentang

    implementasi metode sorogan pada pembelajaran tahsin

    dan tahfidz pondok pesantren. Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa implementasi metode sorogan dalam pembelajaran

    tahsin al-Qur’an dilakukan dengan memberi tugas untuk

    membaca halaman selanjutnya atau mengulang kembali

    sampai benar dan lancar; menerima setoran bacaan,

    6Nadya Utari Boru Sitanggang, “Rhymes As Mnemonic In Memorizing Qur’an. Advances

    In Social Science”, Education And Humanities Research (ASSEHR), Volume 137 Number 2

    (2017), 189.

  • 10

    mencatat di dalam buku prestasi santri, membagikan

    kembali buku prestasi santri. Implementasi metode sorogan

    dalam pembelajaran tahfidaz al-Qur’an meliputi santri

    memilih materi-materi yang akan diperdengarkan ke

    hadapan guru, menghafal dengan lancar materi yang

    dtentukan, memberikan setoran hafalan, mengulang

    kembali setoran hafalan, melakukan nyema antar santri,

    melakukan deresan secara sendiri atau bersama.7

    Indra Keswara pada tahun 2017 melakukan penelitian

    tentang pengelolaan pembelajaran tahfidzul qur’an

    (menghafal al qur’an) di Pondok Pesantren Al Husain

    Magelang. Hasil penelitin menemukan bahwa pelaksaan

    pembelajaran menghafal Al Qur’an dilakukan 2 kali untuk

    tingkat remaja dan 3 kali untuk tingkat anakanak. Metode

    tahfid Qur’an yang diterapkan yaitu metode sorogan

    deresan dan metode sorogan setoran. Metode sorogan

    7Sugiati, “Implementasi Metode Sorogan Pada Pembelajaran Tahsin Dan Tahfidz Pondok

    Pesantren”. Jurnal Qathrunâ, Volume 3 Nomer 1 (Januari-Juni 2016), 135.

  • 11

    setoran digunakan setelah subuh sedangkan sorogan

    deresan digunakan setelah shalat maghrib.8

    Umar pada tahun 2017 melakukan penelitian tentang

    Implementasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di Smp

    Luqman Al-Hakim. Metode Tahfidz Al-Qur’an yang

    digunakan di SMP Luqman Al Hakim sudah cukup bagus dan

    efektif yakni, metode juz’i (menghafal berangsur-angsur),

    takrir (mengulang hafalan yang telah diperdengarkan), setor

    dan tes hafalan (UTS, UAS, sertifikasi Al Qur’an dan Ujian

    terbuka).9

    Alhamuddin et all pada tahun 2018 melakukan penelitian

    pengembangan teknik pengajaran Al-Qur’an dengan model

    3 A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media

    pembelajaran 3A untuk kelompok yang tidak mengenal

    huruf Al-Quran dengan baik membantu mereka mengenali

    huruf Hijaiyyah dengan mudah. Proses pembelajaran

    8Indra Keswara, “Pengelolaan Pembelajaran Tahfidzul Qur’an (Menghafal Al Qur’an) Di

    Pondok Pesantren Al Husain Magelang”. Jurnal Hanata Widya Volume 6 Nomor 2 (2017), 62. 9Umar, “Implementasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Di SMP Luqman Al-Hakim”.

    Tadarus: Jurnal Pendidikan Islam/Volume 6, Nomer 1, (2017), 19.

  • 12

    dirancang secara aktif, kreatif, efektif, inovatif,

    menyenangkan, dan dengan pendekatan yang berpusat

    pada siswa.10

    Penelitian terdahulu yang membahas tentang

    pengembangan modul pembelajaran tahfizh masih belum

    ada yang mengkolaborasikan antara metode Sab’ul Matsani

    dan Bil-Lauhah ala Maroko. Oleh karena itu, penelitian ini

    sangat penting dilakukan untuk menemukan modul

    pembelajaran tahfizh yang berbeda dan mampu

    meningkatkan kemamuan santri dalam membaca,

    menghafal dan menulis ayat-ayat Al-Qur’an.

    2. Kerangka Teori

    Pembelajaran Tahfidz Al-Quran adalah pendidikan yang

    menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran

    yang terlihat dalam sikap dan aktivitas peserta didik di

    mana pun dia berada.11 Menghafal dapat diartikan

    10Alhamuddin, Hamdani F.F.R.S., Tandika, D., & Adwiyah, R., “Developing Al-Quran

    instruction model through 3A (Ajari Aku Al-Quran or Please Teach Me Al-Quran) to improve

    students’ ability in reading al-Quran at Bandung Islamic University”. International Journal of

    Education, Volume 10, Number 2, (2018), 95

  • 13

    menjaga, memelihara dan melindungi.12 Al-Qur’an mudah

    untuk menerapkan dan mengamalkannya.13

    Tahfidz yaitu menghafal sedikit demi sedikit ayat-ayat Al-

    Qur'an yang telah dibaca berulang-ulang.14 Tujuan

    pembelajaran Tahfizul Qur’an yaitu menumbuhkan,

    mengembangkan serta mempersiapkan bakat hafidz pada

    siswa, sehingga nantinya menjadi generasi cendekiawan

    muslim yang hafal Al-Qur’an,15 memiliki perilaku yang baik

    bahkan diharapkan memiliki perilaku seperti dalam Al

    Qur’an.16

    Faktor pendukung program Tahfidzul Qur’an pada

    lembaga pendidikan formal adalah usia, siswa muda yang

    tidak memiliki beban dalam hidup mereka, asrama yang

    nyaman dan perhatian mentor untuk kegiatan sehari-hari

    11Zulfitria, “Pembelajaran Tahfidz Al-Quran Dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

    (Paud)”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Volume 1 Nomer 2 (Juni 2016), 46. 12 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta, PT. Mahmud Yunus Wadzuhyah, 1990,

    105. 13Dr. Khalid bin Abdul Karim al-Lahim, Mengapa Saya Menghafal Al-Qur'an: Metode

    Mutakhir dan Cepat Menghapal Al-Qur'an, Surakarta: Daar An-Naba, 2008, 19. 14Sa'dulloh, Sembilan Cara Cepat Menghafal Al-Qur'an, Depok: Gema Insani, 2012, 55. 15 Ahmad Lutfi, Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits, Jakarta: Direktorat Jenderal

    Pendidikan Islam, 2009, 168-169. 16Indra Keswara, “Pengelolaan Pembelajaran Tahfidzul Qur’an (Menghafal Al Qur’an) Di

    Pondok Pesantren Al Husain Magelang”. Jurnal Hanata Widya Volume 6 Nomor (2017), 67.

  • 14

    siswa. Selai itu juga motivasi, lingkungan tahfizh yang

    kondusif, penyelesaian masalah penuh dengan kasih saying,

    kerja keras, terjalin komunikasi yang baik.17 Faktor

    penghambatnya adalah: kemampuan siswa masih minim

    dalam membaca Al Qur'an, tidak ada budaya membaca Al

    Qur’an, siswa memiliki banyak beban kegiatan; mereka

    tidak hanya fokus pada program Tahfidzul Qur’an.18

    Menghafal al-Qur’an merupakan upaya mengakrabkan

    orang-orang yang beriman dengan kitab sucinya, sehingga

    ia tidak buta terhadap kitab sucinya.19 Pembelajaran al-

    Qur’an perlu ditanamkan sejak dini karena pada usia dini

    seorang anak memiliki daya tangkap yang kuat terhadap

    lingkungan dan pendidikan.20 Penentuan target dalam

    proses menghafalkan al-Qur’an sangat diperlukan agar

    17Bahruddin dkk., “Metode Tahfizh Al-Qur`An Untuk Anak-Anak Pada Pesantren

    Yanbu'ul Qur’an Kudus Jawa Tengah”. Jurnal Pendidikan Islam Ta’dibuna, Volume 6, Nomer 2

    (2017), 165. 18 Zainal Arifin, “Tahfidzul Qur’an Program at SDIT Fajrul Islam Wiradesa Pekalongan Centre of

    Java Indonesia”. Journal of Social Sciences and Humanities, Volume 1, Nomer 2 (2015), 92. 19Abdul Azis Abdul Rauf Al Hafizh, Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Da’iyah,

    Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2004, 2. 20Ahmad Yaman Syamsudin, Cara Cepet Menghafal Al-Qur’an. Solo: Insan Kamil, 2007,

    47.

  • 15

    dapat menyelesaikan hafalan dengan waktu yang tidak

    lama.21

    Metode-metode menghafal Al-Qur’an diantaranya (1)

    Metode Takrir yaitu mengulang-ulang hafalan Al-Qur’an. tri

    dengan beberapa cara takrir individu (mengulang sendiri

    hafalannya), takrir bersama (mengulang secara

    berkelompok), takrir dalam shalat dan takrir dihadapan

    ustadz yang diistilahkan dengan murdja 'ah.22 Metode

    Talaqqi yaitu proses memperdengarkan hafalan ayat-ayat

    Al-Qur’an secara langsung di depan guru. Proses ini lebih

    dititikberatkan pada bunyi hafalan.23Metode Juz’i adalah

    cara menghafal secara berangsur-angsur atau sebagian

    demi sebagian dan menghubungkannya antara bagian yang

    satu dengan lainnya dalam satu kesatuan materi yang

    21Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur’an, Yogyakarta: DIVA Press,

    2014, 85. 22Muhammad Sadli Mustafa, “Pelaksanaan Metode Pembelajaran Tahfizh Al-Qur'an Di

    Madrasah Tahfidz Al-Qur'an Al-Imam 'Ashim Tidung Mariolo, Makassar”. Jurnal "Al-Qalam"

    Volume 18 Nomor 2 (Juli – Desember) 2012, 245 23Ahmad Lutfi, “Metode Tahfidz Al-Qur’an (Studi Komparatif Metode Tahfidz Al-Qur’an

    di Pondok Pesantren Madrasah al-Hufadzh II Gedongan Ender, Pangenan Cirebon dengan Pondok

    Pesantren Tahfidz Qur’an Terpadu AlHikmah Bobos, Dukupuntang Cirebon)”. Holistik Volume

    14 Number 02 (2013), 163

  • 16

    dihafal.24 Metode Wahdah yaitu menghafal satu persatu

    terhadap ayat-ayat yang hendak dihafal di mana setiap ayat

    di ulang sebanyak 10 kali atau lebih sehingga benar benar

    membentuk gerak reflek pada lisannya setelah benr-benar

    telah hafal dapat dilanjutkan ayat berikutnya. Metode

    Kitabah artinya menulis. Pada metode ini terlebih dahulu

    menulis ayat-ayat yang akan dihafalkan pada secarik

    kertas.25 Metode Jama’ yaitu bersama-sama atau cara

    menghafal yang dilakukan secara kolektif atau bersama-

    sama dipimpin oleh seorang instruktur pertama. Instruktur

    membacakan satu ayat atau lebih dan siswa/santri

    menirukan secara bersama-sama.26

    Pada penelitian ini, digunakan metode menghafal Al-

    Qur’an yang dikembangkan dari metode Sab’ul Matsani

    dengan Bil-Lauhah Ala Maroko. Sab’ub Matsani berasal dari

    Bahasa Arab yaitu Sab’un berarti tujuh sedangkan Matsani

    24Abdurrab N Awabuddin, Tekhnik Menghafal Al-Qur’an, Bandung: Sinar Baru, 1991, 59. 25Ahsin W. Alhafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, Jakarta: Bumi Aksaran,

    1994, 63-66 26Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur’an, Jakarta: Bumi Aksara,

    2005, 63-66.

  • 17

    berarti dua. Secara etimologi, Sab’ul Matsani adalah tujuh

    yang diulang-ulang. Dalam hal ini yaitu membaca setiap

    ayat sebanyak tujuh kali dan diulang-ulang sebanyak 7 kali

    pula. Metode Sab’ul Matsani dapat dilaksanakan melalui

    teknik yaitu (1) membaca 1 halaman secara tartil sebanyak

    tujuh kali; (2) menghafal setiap ayat sebanyak tujuh kali

    dalam satu halaman; (3) kemudian disambung dengan dua

    ayat, tiga ayat dan seterusnya sebanyak tujuh kali; (4)

    menghafal keseluruhan bil Ghaib (tanpa melihat); (5)

    mencari teman dibaca secara bergantian dengan teman

    tersebut bil ghaib (tanpa melihat); dan (6) Menghafal secara

    tartil bin nafsi (sendiri) sebanyak tujuh kali). 27

    Metode Bil-Lauhah Ala Maroko dipilih karena Maroko

    memiliki keunikan dalam metode menghafal Alquran,

    khususnya di pondok-pondok khusus menghafal Alquran di

    Negeri Seribu Benteng tersebut. Cara Maroko menghafal Al-

    Qur’an tergantung pada papan, diawali dengan siswa

    27Sholehatul Muarrifah, “Implementasi Metode Sab’ul Matsani dalam Meningkatkan Daya

    ingat Menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Nurul Karim Desa Dawuhan Kecamatan

    Krejengan Kabupaten Probolinggo”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

    Malang, 2018, 77.

    http://aceh.tribunnews.com/tag/marokohttp://aceh.tribunnews.com/tag/alquranhttp://aceh.tribunnews.com/tag/alquran

  • 18

    masuk ke masjid pertama belajar membaca dan menulis

    kemudian duduk dalam lingkaran menghafal. Syekh

    menentukan terlebih dahulu beberapa ayat untuk ditulis

    siswa dan membacakannya kemudian syekh mengoreksi

    kesalahan atas bacaaan siswa. 28

    Pada penelitian ini, metode tahfidz Sab’ul Matsani Bil-

    Lauhah dilakukan dengan prosedur yaitu (1) santri

    berkelompok dengan beranggotakan 3 orang membaca 1

    halaman secara tartil sebanyak 7 kali; (2) menghafal setiap

    ayat sebanyak 7 kali dalam satu halaman; (3) menyambung

    ayat berikutnya sebanyak 7 kali; (4) menghafal keseluruhan

    bil Ghaib; (5) kerjasama dalam kelompok (satu santri

    menghafal ayat pertama, ayat ke dua dilanjutkan santri ke 2

    sedangkan santri ke tiga mengecek kebenaran hafalan

    dengan melihat mushaf) bergantian sebanyak 7 kali; (6)

    28http://mubasher.aljazeera.net/news/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%BA%D8%B1%D

    8%A8-%D8%AD%D9%81%D8%B8-

    %D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86-

    %D9%88%D8%AA%D8%B1%D8%AA%D9%8A%D9%84%D9%87-

    %D8%B9%D9%84%D9%89-

    %D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%84%D9%88%D8%A7%D8%AD-

    %D8%A7%D9%84%D8%AE%D8%B4%D8%A8%D9%8A%D8%A9 diakses tanggal 10 September 2019 Pukul 20.40 WIB

    http://mubasher.aljazeera.net/news/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%BA%D8%B1%D8%A8-%D8%AD%D9%81%D8%B8-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86-%D9%88%D8%AA%D8%B1%D8%AA%D9%8A%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%84%D9%88%D8%A7%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D8%AE%D8%B4%D8%A8%D9%8A%D8%A9http://mubasher.aljazeera.net/news/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%BA%D8%B1%D8%A8-%D8%AD%D9%81%D8%B8-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86-%D9%88%D8%AA%D8%B1%D8%AA%D9%8A%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%84%D9%88%D8%A7%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D8%AE%D8%B4%D8%A8%D9%8A%D8%A9http://mubasher.aljazeera.net/news/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%BA%D8%B1%D8%A8-%D8%AD%D9%81%D8%B8-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86-%D9%88%D8%AA%D8%B1%D8%AA%D9%8A%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%84%D9%88%D8%A7%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D8%AE%D8%B4%D8%A8%D9%8A%D8%A9http://mubasher.aljazeera.net/news/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%BA%D8%B1%D8%A8-%D8%AD%D9%81%D8%B8-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86-%D9%88%D8%AA%D8%B1%D8%AA%D9%8A%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%84%D9%88%D8%A7%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D8%AE%D8%B4%D8%A8%D9%8A%D8%A9http://mubasher.aljazeera.net/news/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%BA%D8%B1%D8%A8-%D8%AD%D9%81%D8%B8-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86-%D9%88%D8%AA%D8%B1%D8%AA%D9%8A%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%84%D9%88%D8%A7%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D8%AE%D8%B4%D8%A8%D9%8A%D8%A9http://mubasher.aljazeera.net/news/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%BA%D8%B1%D8%A8-%D8%AD%D9%81%D8%B8-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86-%D9%88%D8%AA%D8%B1%D8%AA%D9%8A%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%84%D9%88%D8%A7%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D8%AE%D8%B4%D8%A8%D9%8A%D8%A9http://mubasher.aljazeera.net/news/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%BA%D8%B1%D8%A8-%D8%AD%D9%81%D8%B8-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86-%D9%88%D8%AA%D8%B1%D8%AA%D9%8A%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%84%D9%88%D8%A7%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D8%AE%D8%B4%D8%A8%D9%8A%D8%A9

  • 19

    setelah anggota kelompok mampu menghafal 1 halaman,

    kemudian setiap santri menulis ayat-ayat Al-Quran yang

    sudah dihafal di papan tulis berukuran 50 x 60 cm dengan

    spidol; (7) setiap santri menyetorkan hafalan dan hasil

    penulisan ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah dihafalkan

    tersebut untuk diperiksa kebenaran bacaan dan tulisan; dan

    (8) santri yang salah dalam menulisakan ayat-ayat Al-Quran

    setelah diperbaiki oleh ustadz maka diminta mengulangi

    menulis 7 kali.

    E. Metode Penelitian

    1. Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau

    R&D yaitu penelitian yang digunakan untuk menghasilkan sebuah

    produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.29 Pada

    penelitian ini produk yang dihasilkan berupa modul pembelajaran

    tahfihz dengan metode Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala Maroko.

    2. Model dan Prosedur Pengembangan

    29Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta,

    2015, 407.

  • 20

    Pada penelitian ini, pengembangan bahan ajar mengacu

    pada Thiagaradjan (1974) yang dikenal dengan model 4-D (four

    D model). Model pengembangan 4-D ini terdiri dari empat tahap

    kegiatan yaitu pendefinisian (define), perancangan (design),

    pengembangan (develop), dan tahap uji coba (disseminate).30

    3. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian ini adalah santri di Pondok Pesantren Al

    Uswah Gunungpati dengan rentang usia 13-14 tahun atau

    setingkat kelas 1 SMP. Pemilihan subjek ini di dasari dengan

    pertimbangan bahwa santri dengan usia tersebut merupakan

    santri baru di pondok yang belum banyak mendapatkan

    pengaruh sistem pembelajaran menghafal Al-Qur’an baik dari

    pondok maupun dari luar pondok.

    4. Uji Coba

    Uji coba produk merupakan tahapan yang sangat

    penting,guna dihasilkannya produk yang benar-benar

    30Tatik Sutarti dan Edi Irawan, Kiat Sukses Meraih Hibah Penelitian Pengembangan,

    Yogyakarta: CV Budi Utama, 2017, 12 .

  • 21

    berkualitas.31 Uji coba ini dilakukan dengan eksperimen

    yaitu membandingkan dengan keadaan sebelum dan

    sesudah memakai modul pembelajaran tahfidz baru

    (before-after). Dalam uji coba ini sebelumnya dilakukan tes

    kemampuan santri dalam membaca, menghafal dan

    menulis ayat-ayat Al-Qur’an sebelum perlakuan kemudian

    diberi perlakuan dengan penerapan modul pembelajaran

    tahfidz Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko selama 1

    bulan dan dilakukan tes kemampuan santri dalam

    membaca, menghafal dan menulis ayat-ayat Al-Qur’an

    setelah perlakuan

    5. Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen dalam penelitian ini meliputi:

    a. Lembar validasi modul pembelajaran tahfidz

    Validasi instrumen digunakan untuk mendapatkan data mengenai

    pendapat para ahli media (validator) terhadap modul pembelajaran tahfid

    yang dikembangkan, sehingga menjadi acuan untuk merevisi kembali

    produk yang telah dikembangkan. Pada instrument ahli media berisikan

    31 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja

    Rosdakarya, 2005,164

  • 22

    poin tentang aspek-aspek yang berhubungan dengan media pembelajaran.

    Pada instrumen ahli materi berisikan poin tentang aspek-aspek yang

    berhubungan dengan materi pembelajaran .

    b. Instrumen tes hasil belajar santri

    Instrumen tes ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai hasil

    belajar santri untuk membaca, menghafal dan menulis ayat-ayat Al’Quran

    dengan menggunakan modul pembelajaran tahfidz Sab’ul Matsani Bil-

    Lauhah Ala Maroko.

    6. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis

    statistik berupa uji beda. Uji beda digunakan untuk mengetahui apakah ada

    perbedaan yang signifikan diantara rata-rata beberapa kelompok sampel.32

    Uji beda yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji one sample t-test

    untuk mengetahui perbedaan pre-test dan post-test kemampuan santri

    dalam membaca, menghafal dan menulis ayat-ayat Al-Qur’an. Sebelum

    pengujian hipotesis sebelumnya dulakukan uji prasarat berupa uji

    normalitas dan homogenitas. Untuk melihat apakah data berdistribusi

    normal maka perlu dilakukan uji normalitas data. Pengujian dilakukan

    untuk memeriksa apakah sampel yang diambil mempunyai kesesuaian

    32 Triton, 2005, SPSS 13.0 Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2005, 89.

  • 23

    dengan populasi.33 Sedangkan pengujian homogenitas bertujuan untuk

    mengetahui apakah objek yang diteliti mempunyai varians yang sama.34

    7. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan terdiri dari 5 (lima) bab yaitu BAB I

    merupakan Bab Pendahuluan yang meliputi dari latar belakang masalah,

    rumusan masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode

    penelitian, sistematika penulisan. BAB II deskripsi Pondok Pesantren Al-

    Uswah Gunungpati, BAB III merupakan hasil penelitian dan pembahasan

    tentang proses pengembangan dan kelayakan modul pembelajaran tahfizh

    Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko. BAB IV juga berisi hasil

    penelitian dan pembahasan tentang efektifitas penggunaan modul

    pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko pada santri-

    santri di Pondok Pesantren Al Uswah Gunungpati. BAB V merupakan

    penutup yang berisi simpulan dan saran-saran.

    33 Purwanto, Statistika untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011,156. 34 Siregar, Syofian, Statistik Parametrik Untuk Penelitian kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 2014,

    167.

  • 24

    BAB II

    DESKRIPSI PONDOK PESANTREN AL-USWAH

    A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Uswah Gunungpati

    Yayasan Pondok Pesantren Al-Uswah terletak di Jalan Mr. Koesbiono

    Tjondro Wibowo, Pakintelan, Gunungpati, Kota Semaran didirikan oleh KH.

    M. Muchlisin (Alm) dan saat ini diasuh oleh KH. M. Thoyyib Farchany Al-

    Hafidz, yang merupakan putera tertua almarhum. Yayasan pondok pesantren

    Al-Uswah pada awal berdiri hanya mempunyai satu Majlis Ta’lim yang

    diperuntukan bagi umum dengan waktu pengajian pada setiap hari ahad.35

    Pada tahun 2000 pembangunan di yayasan pondok pesantren Al-Uswah

    telah selesai KH. M. Mukhlisin (Alm) bermaksud ingin mengembangkan

    dakwahnya yang lebih dikhususkan untuk kalangan pemuda dan pemudi

    sehingga beliau membuka sekolah Formal dari mulai jenjang Sekolah

    Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang

    diresmikan pada tanggal 13 April 2000. KH. M. Mukhlisin (Alm) juga

    menyediakan asrama pondok pesantren sebagai tempat tinggal para siswa dan

    siswi yang sekolah di Yayasan Pondok Pesantren Al-Uswah, kemudian

    asrama pondok pesantren tersebut dimanfaatkan oleh KH. M. Mukhlisin

    (Alm) untuk memberikan pelajaran/pengajian pada siswa dan siswinya saat

    malam hari.

    35 https://aluswahsemarang.wordpress.com/profil/ diakses tanggal 5 Juli 2019 Pukul 14.30 WIB

    24

    https://aluswahsemarang.wordpress.com/https://aluswahsemarang.wordpress.com/profil/

  • 25

    Yayasan ini memiliki SMP dan SMA Islam Terpadu yang merupakan

    sekolah perpaduan antara ilmu agama dan umum. Penerapan pondok

    pesantren dengan pendidikan formal ini sebagai benteng dari efek era global

    yang sudah tidak dapat dibendung, oleh karena itu SMP dan SMA Al-Uswah

    berusaha mengedepankan akhlak dengan tanpa mengesampingkan teknologi

    sebagai penyeimbang. Tidak hanya itu saja, sekarang ini Yayasan pondok

    pesantren Al-Uswah mendirikan sebuah TPQ untuk anak-anak yang ingin

    belajar mengaji di pondok pesantren Al-Uswah.

    B. Visi, Misi, Tujuan dan Keunggulan Pondok Pesantren Al-Uswah

    Pondok Pesantren AL-Uswah memiliki visi berupa “Kokoh dalam iman

    dan takwa (IMTAK) dan Maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

    (IPTEK)”. Guna mencapai visi tersebut, yayasan Pondok Pesantren Al-

    Uswah memiliki misinya yaitu (1) menumbuh kembangkan kepribadian Islam

    ahlussunnah waljama’ah, 2) melaksanakan pembelajaran yang seimbang

    antara ilmu agama dan umum, dan 3) melaksanakan pembelajaran yang

    berkualitas.36

    Tujuan Pondok Pesantren AL-Uswah yaitu membentuk manusia santun

    sesuai ajaran ahlussunnah waljama’ah, membentuk manusia yang

    berpengetahuan luas dan meningkatkan mutu akademik dan non akademik.

    Sedangkan keunggulan Pondok Pesantren Al-Uswah dibandingkan dengan

    pondok pesantren lainnya yaitu:37

    36 Dokumen Brosur PPDB di Yayasan Pondok Pesantren Al-Uswah, 2019 37 Dokumen Brosur PPDB .... 2019

  • 26

    1. Pembelajaran dilaksanakan dengan sistem terpadu yaitu memadukan

    ilmu agama, ilmu pengetahuan umum dan teknologi.

    2. Program mengaji Al-Quran berlaku untuk seluruh siswa, guru dan

    karyawan.

    3. Mencetak kader bangsa yang cerdas, taat beribadah, beriman dan

    berakhlak.

    4. Mengajarkan ilmu agama kepada siswa sebagai bekal untuk diterapkan

    dalam kehidupan bermasyarakat.

    C. Pembelajaran Santri di Pondok Pesantren Al-Uswah Gunungpati

    Yayasan Pondok Pesantren Al-Uswah menerapkan sistem pembagian

    katagori bagi siswa/santri yang akan menuntut ilmu. Kategori tersebut adalah

    pertama kategori siswa/santri yang hanya sekolah saja, kedua kategori

    siswa/santri yang sekolah sekaligus mondok di pesantren Al-Uswah dan yang

    ketiga kategori siswa/santri yang hanya mondok tanpa sekolah.

    Berikut ini adalah data santri pondok pesantren Al-Uswah dalam 3

    tahun terakhir:38

    Tabel 2.1

    Jumlah Santri di Pondok Pesantren Al-Uswah

    No Tahun Jumlah Santri Total

    Putra Putri

    1 2017 70 60 54

    2 2018 75 65 50

    3 2019 75 75 46

    38 Dokumen Data Kesiswaan Pondok Pesantren Al-Uswah, 2019

  • 27

    Jadwal pembelajaran santri secara keseluruhan dalam satu minggu di

    Pondok Pesantren Al-Uswah adalah seperti pada tabel di bawah:39

    Tabel 2. 2

    Jadwal Pembelajaran Santri di Pondok Pesantren Al-Uswah

    No Hari Jam Kitab Pengampu

    1 Senin 18.30 - selesai Sholawat Nariah KH. Muhammad

    Thoyyib Farchany

    2 Selasa 19.30 – selesai Ta’lim

    Muta’alim

    Ustadz M. Syukron

    3 Rabu 19.30 – selesai Al-Tibyan Sirah

    Nabawiyyah

    Ustadz H. Hamzah

    Al-Aufa

    4 Kamis 19.30 – selesai Tafsir Yasin Ustadz M. Yusrul

    Falah

    5 Jumat 19.30 – selesai Ndiba’ dan Khitobah Santri

    6 Sabtu 19.30 – selesai Qiro’ Ustadz Umam

    7 Minggu 09.00 – selesai Majlis Ta’lim

    -Yaasin dan Tahlil

    -Tafsir AlJalalain

    KH. Muhammad

    Thoyyib Farchany

    Pembelajaran di Pondok Pesantren Al-Uswah yang bertujuan untuk

    membentuk akhlak para santri di pondok pesantren Al-Uswah dilakukan

    dengan pengajian kitab-kitab akhlak berupa (1) kitab Ta’lim Muta’alim untuk

    mengajarkan tentang bagaimana etika menuntut ilmu, bagaimana akhlak

    kepada guru, akhlak kepada sesama teman, akhlak bertamu, akhlak kepada

    orang tua dan lain sebagainya; dan (2) kitab Sirah Nabawiyyah yang

    membahas mengenai kehidupan dari Rasulullah SAW agar para santri dapat

    mempelajari serta mengamalkan bagaimana akhlak seorang suri tauladan atau

    panutan dalam agama Islam seperti halnya sifat-sifat yang dimiliki Rasulluah

    SAW yaitu: Shiddiq, fathanah, amanah, tabliq.

    39 Wawancara dengan Ustadz di Pondok Pesantren Al-Uswah, 2019

  • 28

    BAB III

    PROSES PENGEMBANGAN DAN KELAYAKAN MODUL

    PEMBELAJARAN TAHFIZH SAB’UL MATSANI BIL-LAUHAH

    ALA MAROKO

    Hasil penelitian dan pengembangan ini mengacu tahapan model research

    and development model 4-D yang terdiri dari define (pendefisian), design

    (perancangan), develop (pengembangan), dan dessiminate (penyebaran). Adapun

    hasil penelitian ini berdasarkan tahapan dalam penelitian dan pengembangan

    model 4-D dijelaskan secara rinci sebagai berikut.

    A. Data Hasil Define (Pendefinisian)

    Pada langkah ini hasil yang didapat setelah dilakukan observasi di Pondok

    Pesantresn Al Uswah Gunungpati terdapat beberapa masalah yang ditemukan,

    yaitu adanya tujuan pondok pesantren untuk mencetak lulusan yang berakhaqul

    karimah dan jiwa qur’ani melalui pembelajaran tahfidzal-Qur’an akan tetapi

    dalam prosesnya belum ada program menghafal Al-Qur’an secara khusus dan

    belum ada penetapan target-target hafalan pada tiap santri. Pembelajaran

    menghafal Al-Qur’an dilakukan bersamaan dengan jadwal setelah Sholawat

    Nariyah pada hari senin, setelah pembelajaran Qiro’ hari sabtu dan setelah Majlis

    Ta’lim pada hari ahad. Tidak adanya sistem kurikulum yang memisahkan

    pembelajaran menghafal Al-Qur’an dan penggunaan metode menghafal masih

    umum yaitu metode takrir yaitu mengulang-ngulang hafalan Al-Qur`an.

    28

  • 29

    Kemudian tidak adanya buku panduan khusus tentang tahfidz Al-Qur’an juga

    menjadi salah satu penghambat proses pembelajaran.

    Setelah data-data analisis awal terkumpul selanjutnya dilakukan analisis

    konsep. Hasil dari analisis konsep pada pembelajaran tahfizh Qur’an yaitu modul

    pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko. Pembelajaran

    difokuskan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam membaca, menulis,

    menghafal dan mengartikan surat-surat yang ada dalam Al Qur’an. Oleh karena

    itu dalam penelitian ini dilakukan modul pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani

    Bil-Lauhah Ala Maroko sebagai panduan bagi ustad maupun ustadah dalam

    membimbing santri dalam pembelajaran.

    Perumusan tujuan pembelajaran merupakan hasil analisis akhir pada tahap

    define (pendefisian). Pada langkah ini tujuan pembuatan pembelajaran tahfizh

    Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko yaitu (1) untuk mengetahui adanya

    sumbangan metode pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko

    pada santri Al Uswah Gunungpati. (2) Untuk mengetahui korelasi motede

    pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko dengan hasil belajar

    santri dalam menulis, membaca, menghafal dan mengartikan.

    B. Data Hasil Design (Perancangan)

    Pada tahap design (perancangan), modul pembelajaran tahfizh Sab’ul

    Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko berdasarkan analisis konsep yang ada pada tahap

    awal define. Pada penelitian ini yang pertama merancang desain awal modul

    kemudian menentukan bahan-bahan atau alat apa saja yang diperlukan untuk

    pembelajaran sebagaimana tertulis pada modul. Bahan-bahan yang peneliti

  • 30

    gunakan dalam proses pembelajaran yaitu papan tulis, spidol, penghapus dan

    mushaf.

    Hasil desain produk pada tahap ini bersifat sementara sehingga produk

    tersebut belum bisa digunakan dalam pembelajaran, karena modul pembelajaran

    tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko tersebut belum memiliki tingkat

    validitas yang tinggi sebagai modul pembelajaran sebelum diujikan terlebih

    dahulu oleh validator ahli media dan materi dan dinyatakan valid oleh validator.

    C. Data Hasil Develop (Pengembangan)

    Sebelum diterapkan untuk pembelajaran tahfizh di Pondok Pesantren Al

    Uswah Gunungpati, modul yang telah di rancang dan dibuat harus diuji

    kelayakannya dahulu oleh validator ahli media dan ahli materi. Hal ini bertujuan

    untuk memberikan tanggapan serta mengvalidasi dan memberi saran pada modul

    pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko yang

    dikembangkan.

    Untuk menguji kelayakan modul pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-

    Lauhah Ala Maroko, disini menghadirkan empat orang validator yang mana

    orang-orang tersebut kompeten dibidang media dan materi. Adapun validator

    tersebut antara lain pada tabel di bawah ini.

    Tabel 3.1

    Nama-nama Validator Ahli Media dan Ahli Materi

    No Validator Instansi

    1 K.H. Muhhamad Thoyyib

    Fachrany

    Pengasuh Ponpes

    2 Khoirul Anwar, SPd. Ustad Ponpes

    3 H.M. Yusrul Falah, M.Pd Ustad Ponpes

    4 M. Nur Aziz, S.Pd Ustad Ponpes

  • 31

    Selanjutnya dari validator tersebut di atas menilai modul pembelajaran

    tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko untuk pembelajaran yang telah

    dikembangkan dan memberi masukan/saran dari kekurangan yang ada pada alat

    peraga untuk direvisi.

    Peranan ahli media dalam menilai modul yang dikembangkan menjadi

    syarat utama dalam langkah pengembangan, karena hasil dari penelitian harus

    diuji kelayakannya dahulu sebelum alat peraga digunakan untuk pembelajaran.

    Hasil penilaian ahli media kemudian dianalisis dan di revisi sehingga modul valid

    dalam pembelajaran tahfizh di Pondok Pesantren Al Uswah Gunungpati. Adapun

    hasil penilaian ahli media terhadap modul sebagai berikut.

    Tabel 3.2

    Hasil Uji Validasi Ahli Media

    Aspek Validator ke-

    Jumlah I II

    Tampilan modul pembelajarna tahfid 4 3 7

    Kepraktisan modul pembelajaran

    tahfidz

    4 3 7

    Ketepatan modul dalam mendukung

    pembelajaran tahfidz

    4 4 8

    Jumlah total validator 12 10 22

    Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji validasi oleh ahli media yang telah dilakukan

    pada modul pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko, jumlah

    total skor dari semua validator 22 dan berada pada skala 22-25. Maka modul yang

    dikembangkan masuk dalam kriteria “sangat baik” dan valid dalam pembelajaran

    tahfizh. Untuk perhitungan selengkapnya lihat lampiran 3.

    Penilaian ahli materi menjadi syarat kedua dalam penelitian modul yang

    dikembangkan. Ahli materi disini menilai materi-materi yang terkandung dalam

  • 32

    modul pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko, kemudian

    memberi saran/masukan. Adapun hasil dari penilaian ahli materi terhadap modul

    sebagai berikut.

    Tabel 3.3

    Hasil Validasi Ahli Materi

    Aspek Validator Jumlah

    I II

    Kesesuaian materi dengan bidang

    ilmu dan tujuan pembelajaran.

    3 4 7

    Kesesuaian konsep dengan prinsip

    pembelajaran tahfidz.

    3 4 7

    Materi dan cara menerapkan

    modul pembelajaran dapat

    dipahami santri.

    3 4 7

    Kesesuaian materi dengan media

    yang disajikan

    2 4 6

    Kejelasan bacaan pada modul

    pembelajaran tahfidz

    4 4 8

    Jumlah 15 20 35

    Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji validasi oleh ahli materi yang telah dilakukan

    pada modul, jumlah total skor dari validator 35 dan berada pada skala 34-40.

    Maka modul pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko yang

    dikembangkan masuk dalam kriteria “Sangat Baik” dan valid dalam

    pembelajaran tahfizh. Untuk perhitungan selengkapnya lihat lampiran 4.

    Setelah ahli media menilai media dan ahli materi menilai materi yang ada

    pada modul pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko

    langkah selanjutnya memberi saran tentang media dan materi-materi yang

    terkandung dalam pembelajaran tahfizh untuk dievisi kembali agar materi tersebut

    valid dalam tahfizh di Pondok Pesantren Al Uswah Gunungpati. Adapun saran-

    saran dari ahli media dan ahli materi untuk di perbaiki antara lain.

  • 33

    Tabel 3.4

    Saran Validator Ahli Media dan Ahli Materi

    Ahli Saran-Saran

    Ahli Media 1 Perlu referensi pada halaman akhir modul

    Ahli Media 2 Perlu dicantumkan halaman surat dalam daftar isi dan

    surat Al-Muthafifin ayat 36 dipindah ke halaman 12

    Ahli Materi 1 Santri juga perlu menulis di dalam buku setelah benar

    benar hafal jadi punya catatan permanen

    Ahli Materi 2 Santri perlu menuli hafalan sudah benar-benar hafal

    minimal 3 kali

    Dalam penelitian ini saran-saran dari ahli media dan ahli materi semuanya

    dilakukan (diperbaiki). Setelah dilakukan langkah perbaikan-perbaikan terhadap

    modul dan dinyatakan valid berdasarkan uji validasi oleh ahli media dan materi,

    maka modul siap untuk diuji cobakan pada santri Pondok Pesantren Al Uswah

    Gunungpati.

    D. Data Hasil Dessiminate (Penyebaran)

    Selanjutnya pada tahap dessiminate (penyebaran), penyebaran modul

    pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko tidak sampai luas,

    hanya sampai lingkup Pondok Pesantren Al-Uswah Gunungpati, karena nantinya

    modul dihibahkan pada pondok pesantren AL Uswah Gunungpati setelah

    mengambil data hasil uji coba lapangan. Untuk memperoleh data hasil uji coba

    lapangan dalam penelitian ini bahwa modul efektif untuk pembelajaran tahfid

    maka dilakukan uji Pre-Test dan Post-Test.

  • 34

    BAB IV

    EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN TAHFIZH

    SAB’UL MATSANI BIL-LAUHAH ALA MAROKO PADA SANTRI-

    SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL USWAH GUNUNGPATI

    Efektifitas penggunaan modul pembelajaran Tahfizh Sab’ul Matsani Bil-

    Lauhah Ala Maroko pada santri-santri di pondok Pesantren Al Uswah Gunungpati

    diukur melalui Pre-Test, Post-Test, dan uji perbedaan sebelum dan setelah

    pembelajaran dengan menerapkan modul pembelajaran Tahfizh Sab’ul Matsani

    Bil-Lauhah Ala Maroko.

    A. Hasil Pre-Test Pembelajaran Tahfizh

    Hasil pre-test dalam penelitian ini merupakan hasil kemampuan membaca,

    menulis, menghafal dan mengartikan santri Pondok Pesantren Al Uswah sebelum

    diterapkan modul pembelajaran Tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko.

    Data hasil Pre-Test adalah seperti pada tabel sebagai berikut:

    Tabel 4.1

    Data Hasil Pre-Test

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean

    Std.

    Deviation

    Pretes_membaca 20 40.00 80.00 56.2000 11.68265

    Pretes_Menulis 20 30.00 65.00 52.3500 10.13215

    Pretes_menghafal 20 15.00 80.00 29.6000 23.52244

    Pretes_mengartikan 20 .00 .00 .0000 .00000

    Valid N (listwise) 20

    34

  • 35

    Tabel di atas menunjukkan bahwa sebelum dilakukan kegiatan

    pembelajaran kemampuan awal kemampuan membaca santri Pondok Pesantren Al

    Uswah mempunyai rata-rata 56,2 dengan nilai tertinggi 80, nilai terendah 40 dan

    standar deviasi 11,6 sedangkan kemampuan menulis dengan nilai rata-rata 52,3

    dengan nilai tertinggi 65, nilai terendah 30 dan standar deviasi 10,1. Kemampuan

    menghafal dengan nilai rata-rata 23,52 dengan nilai tertinggi 80, nilai terendah 15

    dan standar deviasi 23,5 sedangkan kemampuan mengartikan bagi santri belum

    ada yang mampu karena surat yang diujikan adalah surat yang belum pernah di

    hafalkan oleh para santri.

    Ditinjau dari kategori hasil kemampua santri Pondok Pesantren Al Uswah

    diperoleh hasil sebagai berikut.

    Tabel 4.2

    Distribusi Kategori Hasil Pre-Test Kemampuan Membaca, Menulis, Menghafal

    dan Mengartikan Al-Qur’an

    Rentang

    Nilai

    Kriteria Membaca Menulis Menghafal Mengartikan

    F % F % F % F %

    85 – 100 Sangat Baik - - - - - - - -

    70 – 84 Baik 4 20% - - 4 20% -

    55 – 69 Cukup 4 20% 11 55% - - - -

  • 36

    Gambar 4.1

    Histogram Distribusi Kategori Hasil Pre-Test

    Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil kemampuan awal santri dalam

    membaca dengan nilai rata-rata 56,2 yaitu termasuk dalam kategori cukup,

    kemampuan menulis dengan nilai rata-rata 52,3 termasuk dalam kategori cukup,

    kemampuan menghafal dengan nilai rata-rata 29,6 termasuk dalam kategori

    kurang dan kemapuan mengartikan dengan nilai rata-rata 0 termasuk dalam

    kategori kurang.

    B. Hasil Post-Test Pembelajaran Tahfizh Dengan Penerapan Modul

    Pembelajaran Tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko

    Hasil post-test dalam penelitian ini merupakan hasil kemampuan membaca,

    menulis, menghafal dan mengartikan santri Pondok Pesantren Al Uswah setelah

    diterapkan modul pembelajaran Tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko.

    Data hasil Post-Test adalah seperti pada tabel sebagai berikut:

  • 37

    Tabel 4.3

    Data Hasil Post-Test

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean

    Std.

    Deviation

    Post_Membaca 20 55.00 95.00 76.0000 11.14498

    Post_Menulis 20 55.00 100.00 80.4500 12.05896

    Post_Menghafal 20 60.00 98.00 79.8000 10.25260

    Post_Mengartikan 20 50.00 85.00 63.0000 11.63027

    Valid N (listwise) 20

    Tabel di atas menunjukkan bahwa sebelum dilakukan kegiatan

    pembelajaran kemampuan akhir membaca santri Pondok Pesantren Al Uswah

    mempunyai rata-rata 76 dengan nilai tertinggi 95, nilai terendah 55 dan standar

    deviasi 11,1 sedangkan kemampuan menulis dengan nilai rata-rata 80,4 dengan

    nilai tertinggi 100, nilai terendah 55 dan standar deviasi 12,05. Kemampuan

    menghafal dengan nilai rata-rata 79,8 dengan nilai tertinggi 98, nilai terendah 60

    dan standar deviasi 10,2 sedangkan kemampuan mengartikan dengan nilai rata-

    rata 63 dengan nilai tertinggi 85, nilai terendah 50 dan standar deviasi 11,6.

    Ditinjau dari kategori hasil akhir kemampuan santri Pondok Pesantren Al

    Uswah diperoleh hasil sebagai berikut.

    Tabel 4.4

    Distribusi Kategori Hasil Post-Test Kemampuan Membaca, Menulis, Menghafal

    dan Mengartikan Al-Qur’an

    Rentang

    Nilai

    Kriteria Membaca Menulis Menghafal Mengartikan

    F % F % F % F %

    85 – 100 Sangat Baik 4 20% 5 25% 7 35% 1 5%

    70 – 84 Baik 12 60% 13 65% 11 55% 6 30%

    55 – 69 Cukup 4 20% 2 10% 2 10% 8 40%

  • 38

    Lebih jelasnya deskripsi kategori hasil Post-Testt kemampuan membaca,

    menulis, menghafal dan mengartikan al-qur’an setelah dilakukan kegiatan

    pembelajaran dengan modul pembelajaran Tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah

    Ala Maroko tersebut di atas disajikan dalam histogram sebagai berikut

    Gambar 4.2

    Histogram Distribusi Kategori Hasil Post-Test

    Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil kemampuan akhir santri dalam

    membaca dengan nilai rata-rata 76 yaitu termasuk dalam kategori baik,

    kemampuan menulis dengan nilai rata-rata 80,4 termasuk dalam kategori baik,

    kemampuan menghafal dengan nilai rata-rata 79,8 termasuk dalam kategori baik

    dan kemampuan mengartikan dengan nilai rata-rata 63 termasuk dalam kategori

    cukup.

  • 39

    C. Efektivitas Modul Pembelajaran

    Efektifiyas modul pembelajaran Tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala

    Maroko diukur dengan uji beda. Hasil uji perbedaan data pree-test dengan

    post-test kemampuan siswa membaca, menulis, menghafal dan mengartikan

    al-Qur’an dapat disajikan pada tabel berikut.

    Tabel 4.5

    Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Kemampuan Membaca Al-Qur’an

    One-Sample Test

    Perbedaan_Membaca

    Test Value = 0 t 27.715

    df 39

    Sig. (2-tailed) .000

    Mean Difference 66.10000

    95% Confidence

    Interval of the

    Difference

    Lower 61.2759

    Upper 70.9241

    Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar

    27,71 dan signifikansi 0,000

  • 40

    Tabel 4.6

    Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Kemampuan menulis Al-Qur’an

    One-Sample Test

    Perbedaan_Kemampuan

    Menulis

    Test Value = 0 t 23.355

    df 39

    Sig. (2-tailed) .000

    Mean Difference 66.40000

    95% Confidence

    Interval of the

    Difference

    Lower 60.6493

    Upper 72.1507

    Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar

    23,35 dan signifikansi 0,000

  • 41

    Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar

    11,12 dan signifikansi 0,000

  • 42

    pembelajaran Tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah Ala Maroko ini

    dikarenakan modul ini memiliki kelebihan seperti siswa lebih teliti ketika

    diminta menuliskan ayat-ayat al-Quran yang telah dihafalnya karena telah

    terbiasa menyalin dari mushaf ke papan, konsentrasi dari peserta didik

    akan tertuju hanya pada satu papan yang ada di depanya, lain halnya

    ketika dengan menggunakan mushaf, konsentrasi itu akan terbagi dengan

    halaman lain yang dilihatnya dan kesabaran yang terus dilatih pada diri

    siswa ketika menuliskan ayat demi ayat dari Al-Quran, yang sejatinya

    mereka mampu untuk menghafal secara langsung tanpa menulis terlebih

    dahulu.

  • 43

    BAB V

    PENUTUP

    A. Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka

    dapat disimpukan hal-hal sebagai berikut:

    1. Proses pengembangan modul pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-

    Lauhah ala Maroko pada santri-santri di Pondok Pesantren Al Uswah

    Gunungpati meliputi empat tahapan yaitu (a) define (pendefisian) dengan

    menganalisis permasalahan pembelajaran tahfizh di Pondok pesantren Al

    Uswah, (b) design (perancangan) dengan mengalisis konsep dan materi pada

    modul yang akan dirancang, menetapkan bahan dan alat yang diperlukan, (c)

    develop (pengembangan) dengan membuat modul pembelajaran tahfizh

    Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala Maroko dan melakukan uji kelayanan

    memalui validator akhi materi dan ahli media, dan (d) dessiminate

    (penyebaran) dengan menerapkan modul pembelajaran tahfizh Sab’ul

    Matsani Bil-Lauhah ala Maroko pada santri di Pondok Pesantren Al Uswah

    Gunungpati.

    2. Pengembangan modul pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala

    Maroko memiliki tingkat kelayakan sangat baik dilihat pada aspek kelayakan

    media dengan nilai 22 (skala 22-25) termasuk dalam kategori sangat baik atau

    sangat layak dan aspek materi dengan nilai 35 (skala 34-40) dalam kategori

    sangat baik atau sangat layak.

    43

  • 44

    3. Penggunaan modul pembelajaran tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala

    Maroko lebih efektif yakni memberikan hasil yang lebih baik pada

    kemampuan membaca, menulis, menghafal dan mengartikan Al-Qur’an pada

    santri-santri di Pondok Pesantren Al Uswah Gunungpati.

    B. Saran-Saran

    Berdasarkan simpulan di atas, ada beberapa saran yaitu sebagai berikut:

    1. Kepada para ustadz dan ustazah

    a. Para ustadz dan ustazah sebaiknya menggunakan modul pembelajaran

    tahfizh Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala Maroko, karena pembelajaran

    ini terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca,

    menulis, menghafal dan mengartikan Al-Qur’an.Perlu dalam

    menerapkan pembelajaran tahfidz Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala

    Maroko perlu menambah durasi latihan dan frekuensi untuk

    mempercepat hafalan siswa karena temuan penelitian ini kemampuan

    siswa menghafal cenderung cukup lama yaitu 2 surat butuh waktu 1

    bulan dengan intensitas latihan 1 minggu 2 kali.

    b. Pembelajaran tahfidz Sab’ul Matsani Bil-Lauhah ala Maroko dengan

    berkelompok kurang efektif karena banyak siswa yang tidak fokus

    maka perlu dilakukan pembelajaran secara individual untuk

    meningkatkan konsentrasi dan fokus siswa pada kegiatan membaca,

    menulis, menghafal dan mengartikan Al-Qur’an.

  • 45

    2. Kepada Peneliti Lain

    Kepada peneliti lain sebaiknya bisa mengembangkan produk ini lebih baik

    lagi agar tercipta kualitas hasil akhir pembelajaran tahfizh yang sudah baik

    menjadi lebih baik lagi dengan membuat target-target hafalan tiap hari,

    minggu, maupun tiap bulan sehingga dapat terkontrol atau dievaluasi

    terhadap proses dan hasil pembelajaran.

  • 46

    DAFTAR PUSTAKA

    Al-Hafidz, Ahsin W. . Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur’an. Jakarta: Bumi

    Aksara, 2005.

    Alhamuddin, Hamdani F.F.R.S., Tandika, D., & Adwiyah, R., “Developing Al-

    Quran instruction model through 3A (Ajari Aku Al-Quran or Please Teach

    Me Al-Quran) to improve students’ ability in reading al-Quran at Bandung

    Islamic University”. International Journal of Education 10 (2018): 95-100.

    Al-Lahim, Khalid bin Abdul Karim. Mengapa Saya Menghafal Al-Qur'an:

    Metode Mutakhir dan Cepat Menghapal Al-Qur'an. Surakarta: Daar An-

    Naba, 2008.

    Ariffin, Sedek, “Effective Techniques of Memorizing the Quran: A Studyat

    Madrasah tahfiz Al-quran, Terengganu, Malaysia”. Middle-East Journal of

    Scientific Research 13 (2013): 46-47.

    Arifin, Zainal, “Tahfidzul Qur’an Program at SDIT Fajrul Islam Wiradesa

    Pekalongan Centre of Java Indonesia”. Journal of Social Sciences and

    Humanities 1 (2015):1-12.

    Awabuddin, Abdurrab N. Tekhnik Menghafal Al-Qur’an. Bandung: Sinar Baru,

    1991.

    Bahruddin dkk., “Metode Tahfizh Al-Qur`An Untuk Anak-Anak Pada Pesantren

    Yanbu'ul Qur’an Kudus Jawa Tengah”. Jurnal Pendidikan Islam Ta’dibuna

    6 (2017): 162-172.

    Falah, Ahmad. “Sistem Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur’an Anak-Anak Yanbu’

    Alqur’an Kudus Jawa Tengah”, Journal.Stainkudus 3 (2005): 335-356.

    Ginanjar, M. Hidayat, “Aktivitas Menghafal Al-Qur’an Dan Pengaruhnya

    Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa

    Program Beasiswa Di Ma’had Huda Islami, Tamansari Bogor)”. Jurnal

    Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam 06 (2017): 39-58

    Hafizh, Abdul Azis Abdul Rauf Al. Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Da’iyah.

    Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2004.

    Keswara, Indra. “Pengelolaan Pembelajaran Tahfidzul Qur’an (Menghafal Al

    Qur’an) Di Pondok Pesantren Al Husain Magelang”. Jurnal Hanata Widya

    Volume 6 (2017): 1-12.

    Lutfi, Ahmad. Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits. Jakarta: Direktorat Jenderal

    Pendidikan Islam, 2009.

    Lutfi, Ahmad. “Metode Tahfidz Al-Qur’an (Studi Komparatif Metode Tahfidz Al-

    Qur’an di Pondok Pesantren Madrasah al-Hufadzh II Gedongan Ender,

    Pangenan Cirebon dengan Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Terpadu

    AlHikmah Bobos, Dukupuntang Cirebon)”. Holistik 14 (2013): 157-173.

  • 47

    Muarrifah, Sholehatul, “Implementasi Metode Sab’ul Matsani dalam

    Meningkatkan Daya ingat Menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Nurul

    Karim Desa Dawuhan Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo”,

    Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2018.

    Mustafa, Muhammad Sadli, “Pelaksanaan Metode Pembelajaran Tahfizh Al-

    Qur'an Di Madrasah Tahfidz Al-Qur'an Al-Imam 'Ashim Tidung Mariolo,

    Makassar”. Jurnal "Al-Qalam" 18 (2012): 55-65.

    Purwanto. Statistika untuk Penelitian,.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

    Sa'dulloh, Sembilan Cara Cepat Menghafal Al-Qur'an. Depok: Gema Insani,

    2012.

    Senan, Norhalina et all., “Embedding Repetition (Takrir) Technique in

    Developing Al-Quran Memorizing Mobile Application for Autism

    Children”. MATEC Web of Conferences 135, (2017): 1-11.

    Siregar, Syofian. Statistik Parametrik Untuk Penelitian kuantitatif. Jakarta: Bumi

    Aksara, 2014.

    Sitanggang, Nadya Utari Boru, “Rhymes As Mnemonic In Memorizing Qur’an.

    Advances In Social Science”. Education And Humanities Research

    (ASSEHR) 137 (2017): 184-190.

    Sugiati, “Implementasi Metode Sorogan Pada Pembelajaran Tahsin Dan Tahfidz

    Pondok Pesantren”. Jurnal Qathrunâ 3 (2016):135-159.

    Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

    Alfabeta, 2015.

    Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

    Rosdakarya, 2005.

    Sutarti, Tatik dan Edi Irawan. Kiat Sukses Meraih Hibah Penelitian

    Pengembangan. Yogyakarta: CV Budi Utama, 2017.

    Syamsudin, Ahmad Yaman. Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an. Solo: Insan

    Kamil, 2007.

    Umar, “Implementasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Di SMP Luqman Al-

    Hakim”. Tadarus: Jurnal Pendidikan Islam 6 (2017):1-21.

    Wahid, Wiwi Alawiyah. Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur’an. Yogyakarta:

    DIVA Press, 2014.

    Yuli, Nensi Golda et all., “The Common Room Design of Islamic Boarding

    School:A Preliminary Research in Yogyakarta Islamic Boarding School”.

    International Journal of Engineering & Technology IJET-IJENS 11

    (2011):1-12.

    Yunus, Mahmud, Kamus Arab Indonesia, Jakarta, PT. Mahmud Yunus

    Wadzuhyah, 1990.

  • 48

    Zulfitria, “Pembelajaran Tahfidz Al-Quran Dalam Pendidikan Karakter Anak Usia

    Dini (Paud)”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini 1 (2016): 46-

    56.

    http://mubasher.aljazeera.net/news/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%BA%D8

    %B1%D8%A8-%D8%AD%D9%81%D8%B8-

    %D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86-

    %D9%88%D8%AA%D8%B1%D8%AA%D9%8A%D9%84%D9%87-

    %D8%B9%D9%84%D9%89-

    %D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%84%D9%88%D8%A7%D8%AD-

    %D8%A7%D9%84%D8%AE%D8%B4%D8%A8%D9%8A%D8%A9

    diakses tanggal 10 September 2019 Pukul 20.40 WIB

    https://aluswahsemarang.wordpress.com/profil/ diakses tanggal 5 Juli 2019 Pukul

    14.30 WIB

    http://mubasher.aljazeera.net/news/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%BA%D8%B1%D8%A8-%D8%AD%D9%81%D8%B8-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86-%D9%88%D8%AA%D8%B1%D8%AA%D9%8A%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%84%D9%88%D8%A7%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D8%AE%D8%B4%D8%A8%D9%8A%D8%A9http://mubasher.aljazeera.net/news/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%BA%D8%B1%D8%A8-%D8%AD%D9%81%D8%B8-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86-%D9%88%D8%AA%D8%B1%D8%AA%D9%8A%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%84%D9%88%D8%A7%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D8%AE%D8%B4%D8%A8%D9%8A%D8%A9http://mubasher.aljazeera.net/news/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%BA%D8%B1%D8%A8-%D8%AD%D9%81%D8%B8-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86-%D9%88%D8%AA%D8%B1%D8%AA%D9%8A%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%84%D9%88%D8%A7%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D8%AE%D8%B4%D8%A8%D9%8A%D8%A9http://mubasher.aljazeera.net/news/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%BA%D8%B1%D8%A8-%D8%AD%D9%81%D8%B8-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86-%D9%88%D8%AA%D8%B1%D8%AA%D9%8A%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%84%D9%88%D8%A7%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D8%AE%D8%B4%D8%A8%D9%8A%D8%A9http://mubasher.aljazeera.net/news/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%BA%D8%B1%D8%A8-%D8%AD%D9%81%D8%B8-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86-%D9%88%D8%AA%D8%B1%D8%AA%D9%8A%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%84%D9%88%D8%A7%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D8%AE%D8%B4%D8%A8%D9%8A%D8%A9http://mubasher.aljazeera.net/news/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%BA%D8%B1%D8%A8-%D8%AD%D9%81%D8%B8-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86-%D9%88%D8%AA%D8%B1%D8%AA%D9%8A%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%84%D9%88%D8%A7%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D8%AE%D8%B4%D8%A8%D9%8A%D8%A9http://mubasher.aljazeera.net/news/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%BA%D8%B1%D8%A8-%D8%AD%D9%81%D8%B8-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86-%D9%88%D8%AA%D8%B1%D8%AA%D9%8A%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%84%D9%88%D8%A7%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D8%AE%D8%B4%D8%A8%D9%8A%D8%A9https://aluswahsemarang.wordpress.com/profil/

  • 49

    Lampiran 1

    LEMBAR PENILAIAN AHLI MEDIA

    Nama Dosen Ahli Media :

    Jabatan :

    Tanggal Validasi :

    No Indikator Penilaian Ahli Media Penilaian

    1 2 3 4

    1 Tampilan modul pembelajarna

    tahfid

    2 Kepraktisan modul pembelajaran

    tahfidz

    3 Ketepatan modul dalam

    mendukung pembelajaran tahfidz

    Saran-Saran:.............................................................................................................

    ....................................................................................................................................

    ....................................................................................................................................

    ....................................................................................................................................

  • 50

    Lampiran 2

    LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI

    Nama Dosen Ahli Materi :

    Jabatan :

    Tanggal Validasi :

    No Indikator Penilaian Ahli Materi Penilaian

    1 2 3 4

    1 Kesesuaian materi dengan bidang

    ilmu dan tujuan pembelajaran.

    2 Kesesuaian konsep dengan prinsip

    pembelajaran tahfidz.

    3 Materi dan cara menerapkan model

    pembelajaran dapat dipahami santri.

    4 Kesesuaian materi dengan media

    yang disajikan

    5 Kejelasan bacaan pada modul

    pembelajaran tahfidz

    .

    Saran-Saran:.............................................................................................................

    ....................................................................................................................................

    ....................................................................................................................................

    ....................................................................................................................................

  • 51

    Lampira 3

    INSTRUMEN PENELITIAN

    A. Penilaian Kemampuan Membaca Al-Qur’an

    Penilaian terhadap kegiatan anak dalam membaca ayat-ayat Al-Qur’an

    dengan beberapa kriteria yang ditetapkan yaitu:

    Tabel Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

    No Aspek Penilaian Kriteria Skor

    1 Ketepatan Tajwid

    (Mad, Qalqalah,

    Idhgam)

    Skor 1-3 jika siswa dapat membaca Tajwid (Mad,

    Qalqalah, Idhgam) dengan dengan benar

    hanya pada sebagian kecil ayat yang

    dibaca (kurang dari 50%)

    Skor 4 -6 jika siswa dapat membaca Tajwid (Mad,

    Qalqalah, Idhgam) dengan dengan benar

    hanya pada sebagian besar ayat yang

    dibaca (lebih dari 50%)

    Skor 7-10 jika siswa dapat membaca Tajwid (Mad,

    Qalqalah, Idhgam) dengan benar secara

    keseluruhan pada ayat yang dibaca

    2 Kefasihan membaca

    (sesuai dengan

    makhraj)

    Skor 1-3 jika siswa dapat membaca namun kurang

    fasih pada ayat yang di baca

    Skor 4 -6 jika siswa dapat membaca fasih namun

    ada kesalahan dalam makhraj pada ayat

    yang di baca

    Skor 7-10 jika siswa dapat membaca fasih dan

    sesuai makhraj pada seluruh ayat yang di

    baca

    3 Kelancaran membaca Skor 1-3 jika siswa kurang lancar membaca (hanya

    mampu membaca kurang dari 50% ayat

    yang seharusnya)

    Skor 4 -6 jika siswa kurang lancar membaca (sudah

    mampu membaca lebih dari 50% ayat

    yang seharusnya)

    Skor 7-10 jika siswa lancar membaca pada seluruh

    ayat yang di baca

    4 Adab membaca Skor 1-3 jika siswa tidak menggunakan adab

    membaca alqur’an dengan baik dan

    benar

    Skor 4 -6 jika siswa kurang memperhatikan adab

    membaca alqur’an dengan baik dan

    benar

    Skor 7-10 jika siswa menggunakan adab membaca

    alqur’an dengan baik dan benar

  • 52

    Format Penilaian Membaca Al-Qur’an

    No Nama Anak Nilai Tiap Aspek Membaca Jumlah

    Nilai

    I II III IV

    Ketepatan Kefasihan Kelancaran adab

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

  • 53

    B. Penilaian Kemampuan Menulis Al-Qur’an

    Penilaian terhadap kegiatan anak dalam menulis ayat-ayat Al-Qur’an dengan

    beberapa kriteria yang ditetapkan yaitu:

    Tabel Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

    No Aspek Penilaian Kriteria Skor

    1 Kelengkapan dan

    ketepatan huruf

    Hijaiyah

    Skor 1-3 jika siswa dapat menulis sebagian (belum

    sampai selesai menulis ayat baik dan ada

    kesalahan dalam penulisan huruf

    hijaiyah

    Skor 4 -6 jika siswa dapat menulis seluruh ayat

    namun ada huruf hijaiyah yang kurang

    tepat.

    Skor 7-10 jika siswa dapat menulis dengan lengkap

    dan tepat seluruh ayat alqur’an.

    2 Kelengkapan dan

    ketepatan tanda baca/

    Harokat

    Skor 1-3 jika siswa hanya mampu menulis sebagian

    ayat dan ada kesalahan dalam penulisan

    harokat.

    Skor 4 -6 jika siswa dapat menulis dengan lengkap

    seluruh ayat namun ada tanda

    baca/harokat yang keliru

    Skor 7-10 jika siswa dapat menulis dengan lengkap

    seluruh ayat dan tanda baca/harokat yang

    tepat.

    3 Kerapian tulisan

    Skor 1-3 jika siswa menulis dengan tidak rapi

    Skor 4 -6 jika siswa mampu menulis sebagian besar

    ayat dengan rapi (lebih dari 50%)

    Skor 7-10 jika siswa mampu menulis seluruh ayat

    dengan rapi

    4 Kecepatan menulis Skor 1-3 jika siswa menulis dengan lambat (lebih

    dari 15 menit)

    Skor 4 -6 jika siswa mampu menulis dengan cepat,

    benar namun kurang rapi (antara 10

    menit – 15 menit)

    Skor 7-10 jika siswa mampu menulis dengan cepat,

    benar dan rapi (kurang dari 10 menit)

  • 54

    Format Penilaian Menulis Al-Qur’an

    No Nama

    Anak

    Nilai Tiap Aspek Membaca Jumlah

    Nilai

    I II III IV

    1 Kelengkapan

    Huruf

    Kelengkapan

    Harokat

    Kerapian Kecepatan

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19