PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN … · 2020. 6. 2. · BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan...
Transcript of PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN … · 2020. 6. 2. · BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan...
BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96
ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
BORNEO, Volume XIII, Nomor 2, Desember 2019 83
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN
PRODUKTIF DALAM RANGKA PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA
USAHA PERJALANAN WISATA DI SMK NEGERI 1
Suleha
Guru SMKN 1 Samarinda
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kondisi pembelajaran
produktif mata pelajaran Menerbitkan tiket Penerbangan Internasional
(Normal dan Promosi) yang selama ini berlangsung pada program
keahlian Usaha Perjalanan Wisata di SMK Negeri 1 Samarinda;
2) untuk menemukan model pembelajaran Modular yang sesuai
dilaksanakan untuk pelajaran produktif tersebut; 3) untuk mengetahui
hasil pembelajaran dengan menggunakan modul pelajaran produktif
Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan
(Research and Development). Pengumpulan data dengan menggunakan
angket, wawancara dan tes. Penelitian ini dilaksanakan di SMK
Negeri 1 Samarinda dengan sampel sebanyak 30 orang Siswa, 4 orang
guru produktif, dan 1 orang ahli media. Desain model pembelajaran ini
berupa pengembangan modul disusun berdasarkan kajian teknologi
pembelajaran yang terdiri dari kawasan desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian pembelajaran, dalam rangka
peningkatan kompetensi Siswa. Hasil ujicoba menunjukkan bahwa
model pembelajaran modular dinilai dapat memberikan kemandirian
Siswa. Untuk mengetahui peningkatan kompetensi Siswa, maka
sebelum dilaksanakan proses belajar diberikan tes awal (pre-test) dan
kemudian setelah melakukan proses pembelajaran dengan
menggunakan modul maka diberi tes akhir (post-test). Hasil pre-test
dan post-test dilakukan dengan uji statistis, hasil yang diperoleh
ternyata terdapat perbedaan antara nilai pre-test dan nilai post-test.
Dengan demikian model pembelajaran dengan menggunakan modul
dinilai dapat meningkatkan kompetensi Siswa khususnya pelajaran
produktif Menerbitkan tiket Penerbangan Internasional (Normal dan
Promosi).
Kata Kunci: Modul, Peningkatan Kompetensi
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia di masa datang oleh
karena itu kunci pembangunan adalah pendidikan. Diharapkan dengan pendidikan
setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu
berpartisipasi dalam gerak pembangunan. Pendidikan sangat penting bagi setiap
BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XII Nomor 2, bulan Desember 2018. Halaman 1-11
ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
84 BORNEO, Volume XII, Nomor 2, Desember 2019
manusia apalagi dengan pesatnya perkembangan dunia di era globalisasi terutama
di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan nasional harus terus
menerus dikembangkan. Pola pendekatan pembelajaran yang diharapkan dalam
kurikulum SMK adalah pembelajaran dengan memberikan pengalaman belajar
bermakna yang dikembangkan menjadi pembelajaran berbasis produksi (learning
by doing),serta pembelajaran individual yaitu pembelajaran yang memperhatikan
keunikan setiap individu yang dilaksanakan dengan system modul. Namun pada
kenyataannya pembelajaran di sekolah ini masih menekankan pada guru.
Siswa SMK pada umumnya melaksanakan Praktek Kerja Lapangan atau
istilahnya dalam dunia pendidikan SMK adalah Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
Pada dasarnya Pendidikan Sistem Ganda (PSG) tersebut dilaksanakan selama 3
(tiga) bulan. Selama peneliti mengajar di SMK dari kegiatan PSG tersebut Siswa
yang telah melaksanakan PSG dan kembali lagi ke sekolah minat untuk belajar
sangat kurang, selain itu buku pelajaran Produktif tidak ada dijual bebas. Hal ini
tentu saja membuat guru-guru merasa resah. Guru berusaha mengejar ketinggalan
kompetensi yang ada dalam kurikulum selama siswanya melaksanakan PSG
dengan waktu yang terbatas. Melalui pengalaman mengajar yang telah peneliti
laksanakan selama ini maupun dari buku-buku literatur yang peneliti baca, maka
peneliti berusaha membuat suatu inovasi dalam pengembangan pembelajaran
dengan harapan dapat memperbaiki dan memotivasi Siswa. Dari latar belakang
yang telah dipaparkan tersebut, maka peneliti berusaha membuat inovasi dengan
mengembangkan bahan ajar yang ada, sehingga Siswa termotivasi dan tertarik
untuk belajar sehingga dapat mengejar kompetensi yang akan dicapai. Oleh
karena itu penelitian untuk tesis ini adalah “Pengembangan Modul Pembelajaran
Mata Pelajaran Produktif Dalam Rangka Peningkatan Kompetensi Siswa Program
Keahlian Usaha Perjalanan Wisata.” Hal ini yang membuat peneliti ingin
mengembangkan modul pembelajaran yang menarik dan menyenangkan Siswa
khususnya Siswa kelas XI Program Keahlian Usaha Perjalanan Wisata di
SMKN 1 Samarinda, sehingga Siswa merasa tertarik untuk belajar kembali setelah
terlena dari Praktek Sistem Ganda (PSG) untuk mengejar kompetensi pelajaran
produktif Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi),
mengingat pelajaran tersebut termasuk dalam Ujian Nasional.
Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti melakukan penelitian dengan
judul “Pengembangan Modul Pembelajaran Mata Pelajaran Produktif dalam
Rangka Peningkatan Kompetensi Siswa Program Keahlian Usaha Perjalanan
Wisata di SMK N I Samarinda”
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Sumber Belajar dan Bahan Ajar
Belajar adalah salah satu proses yang terjadi pada kehidupan manusia.
Sedikit atau banyak, sengaja atau tidak disengaja, proses belajar selalu terjadi
pada manusia. Manusia tidak hanya menggantungkan diri pada alam atau instink
saja sebagai bentuk untuk menyelematkan diri, tetapi manusia dibekali oleh
kemampuan untuk mengolah lingkungan sekitar menjadi suatu bentuk yang
bermanfaat. Hasil dari olah kemampuan ini, bisa disebut dengan belajar, akan
digunakan untuk proses menyelamatkan diri kelak Pada dasarnya kegiatan belajar
BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96
ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
BORNEO, Volume XIII, Nomor 2, Desember 2019 85
tidak hanya terjadi di kelas atau suatu ruang tertentu, dan melalui proses belajar
mengajar seperti layaknya seorang guru dengan murid. Akan tetapi bentuk
kegiatan belajar tidak mengikat, artinya: dapat dilakukan dimana saja, kapan saja,
dan apa saja. Dimana belajar dapat dilakukan di semua tempat, dapat dilakukan
kapan pun tidak terikat waktu, jam atau hari dan aspek yang dipelajari mencakup
semua aspek kehidupan, baik manusia sebagai mahkluk individual, sosial, di
bidang industri, bidang klinis, bidang sosial dan lain-lain.
Association for Education Communications and Technology (AECT, 1977)
menyatakan: “Sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat
dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan,
untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektifitas dn
efesiensi tujuan pembelajaran”. Sumber belajar dalam website bced
mendefinisikan sebagai berikut: “Learning resources are difened as information,
represented and stored in a variety of media and formats, that assists student as
defined by provincial or local curricula. This includes but is not limited to,
materials in print, video, and software formats, as well as combinations of these
formats intended for use by teachers and students.”
http://www.bced.gov.bc.ca/irp/appskill/asleares.htm Januari 15, 2012. (dalam
Depdiknas 2008:5).
Dari pengertian diatas dijelaskan bahwa Sumber belajar ditetapkan sebagai
informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat
membantu Siswa dalam belajar sebagai perwujudan kurikulum. Bentuknya tidak
terbatas apakah dalam bentuk cetakan,video, format perangkat lunak atau
kombinasi dari berbagai format perangkat lunak atau kombinasi yang dapat
digunakan oleh Siswa maupun guru.
Jenis Bahan Ajar
Menurut jenisnya bahan ajar terdapat empat (4) jenis kelompok, yaitu :
1. Bahan ajar cerita
Handout, buku, modul, lembar kerja Siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto atau
gambar, model atau maket
2. Bahan ajar dengar (audio)
Kaset atau piringan hitam/compact disk dan radio
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual)
Video/Film, orang atau nara sumber pakar bidang studi
4. Bahan ajar interaktif
Diskusi, lingkungan/ pelajaran di luar kelas, praktek dari sebuah materi tertentu
(Depdiknas, 2008).
Fungsi Sumber Belajar dan Bahan Ajar
Seperti yang diungkapkan oleh (Semiawan, 1992: 100) dalam Trimo. fungsi
sumber belajar sebagai berikut :
1. Saran mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan,
2. Mengeratkan hubungan antara Siswa dengan lingkungan,
3. Mengembangkan pengalaman dan pengetahuan Siswa, 4. Membuat proses belajar lebih bermakna
BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XII Nomor 2, bulan Desember 2018. Halaman 1-11
ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
86 BORNEO, Volume XII, Nomor 2, Desember 2019
Konsep Konsep Pembelajaran Mandiri
Belajar mandiri menurut Haris Mudjiman (2005:7) adalah: Kegiatan belajar
aktif,yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna
mengatasi masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi
yang dimiliki. Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara
pencapaiannya-baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar,
maupun evaluasi belajar dilakukan oleh pembelajar sendiri.
Karakteristik Belajar Mandiri
Yang paling penting dalam belajar mandiri adalah peningkatan kemampuan
dan keterampilan peserta didik dalam mengelola proses belajar tanpa bantuan
orang lain, sehingga pada akhirnya peserta didik tidak tergantung pada guru.
Dalam hal ini guru sebagai fasilitator, artinya menjadi orang yang siap
memberikan bantuan kepada peserta didik jika diperlukan.
Pembelajaran Individual
Pembelajaran individual dilakukan untuk membantu siswa dalam
menuntaskan belajar mereka. Pembelajaran individu dapat mengefektifkan proses
belajar mengajar , interaksi guru dan Siswa berjalan dengan baik , dan terjadinya
hubungan pribadi yang menyenangkan antara Siswa dan guru. Hamalik
menjelaskan (2008:187) ada beberapa keuntungan dari pembelajaran individual
yaitu: 1) Memungkinkan Siswa yang lama dapat maju menurut kemampuannya
masing-masing secara penuh dan tepat; 2) Mencegah terjadinya ilusi dalam
kemajuan tetapi bersifat nyata melalui diskusi kelompok; 3) Mengarahkan
perhatian Siswa terhadap hasil belajar perorangan; 4) Memusatkan pengajaran
tehadap mata ajaran dan pertumbuhan yang bersifat mendidik , bukan kepada
tuntutan guru; 5) member peluang Siswa untuk maju secara optimal dan
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya; 6) latihan-latihan tidak
diperlukan bagi anak yang cerdas, karena dapat menimbulkan kebiasaan dan
merasa puas dengan hasil belajar yang ada; 7) menumbuhkan hubungan pribadi
yang menyenangkan Siswa guru; 8) memberi kesempatan bagi para Siswa yang
pandai untuk melatih inisiatif berbuat yang lebih baik; dan 9) mengurangi
hambatan dan mencegah eliminasi terhadap para Siswa yang tergolong lamban.
Pengertian Modul
Modul adalah bahan ajar cetak yang dirancang sedemikian rupa untuk dapat
dipelajari secara mandiri oleh peserta didik. Modul termasuk media untuk belajar
mandiri karena didalam modul dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri.
Nasution (2008;205) mendefinisikan tentang pengertian modul “ Modul sebagai
suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri dari suatu rangkaian
belajar yang disusun untuk membantu Siswa mencapai tujuan yang dirumuskan
secara khusus dan jelas.
Fungsi Modul
1. Adanya peningkatan motivasi belajar secara maksimal. Pengajaran yang
membimbing Siswa untuk mencapai sukses melalui langkah-langkah yang
teratur tentu akan menimbulkan motivasi yang kuat untuk berusaha segiat-
giatnya.
BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96
ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
BORNEO, Volume XIII, Nomor 2, Desember 2019 87
2. Sebagai perantara dalam interaksi belajar mengajar, yaitu sebagai alat bantu
pada proses belajar mengajar yang efektif.
3. Peningkatan secara maksimal kegiatan belajar Siswa dan kegiatan mengajar
guru, artinya pengajaran modul mengurangi atau menghilangkan sedapat
mungkin rasa persaingan di kalangan Siswa , oleh sebab dapat mencapai hasil
tertinggi. Merekatidak bersaing untuk mendapatrangking tertinggi karena tidak
digunakannya kurva normal dalam penentuan angka. Dengan sendirinya lebih
terbuka jalan kea rah kerjasama. Juga kerjasama antara murid dengan guru
dikembangkan karena kedua belah pihak merasa sama bertanggung jawab atas
berhasilnya pengajaran.
4. Terselenggaranya maju berkelanjutan secara efektif, artinya modul tersebut
dapat diselenggarakan dengan menggarap secara optimum kemampuan dan
kecepatan individual Siswa.
5. Siswa menjadi pusat kegiatan belajar mengajar.
Ada dua dasar pemikiran mengapa memilih modul dalam kegiatan belajar
mengajar, yaitu :
1. Dengan adanya modul Siswa tidak selalu menggantungkan diri kepada guru,
Siswa dapat belajar dan berlatih secara mandiri, di rumah atau di tempat lain.
Media modul dapat menggantikan posisi guru / instruktur di kelas/ ruangan
belajar.
2. Karakteristik Siswa SMK yang beroreintasi pada competency based Yakni
suatu pendekatan yang menekankan pada penguasaan sejumlah kompetensi
bagi siswanya, sehingga setelah mereka menyelesaikan studi akan memiliki
keahlian tertentu sesuai dengan bidangnya. Kondisi ini menuntut adanya
belajar individual dengan modul sebagai media pembelajaran.
Isi Modul/Komponen Modul
Modul sering dikaitkan dengan pembelajaran mandiri (selft instruction),
dimana isi atau materi sajian dari satuan modul haruslah lengkap sehingga para
pembaca merasa cukup memahami bidang kajian tertentu dari hasil belajar
melalui modul tersebut. Isi suatu modul hendaknya harus lengkap, baik dilihat
dari pola sajiannya ataupun isinya. Isi modul atau komponen modul terdiri dari :
1. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang konsisten dan relevan dengan tujuan
instruksional umum dan topic; perumusannya sedemikian rupa sehingga dapat
mengukur, mengamati perilaku Siswa, dan dirumuskan secara komprehensif.
2. Pedoman Tutor
Pedoman tutor berisi petunjuk-petunjuk tutor, agar pengajaran dapat
diselenggarakan secara efesien. Petunjuk ini memuat penjelasan macam-
macam kegiatan yang harus dilakukan di kelas, waktu yang disediakan untuk
menyelesaikan modul, media pengajaran yang harus digunakan, prosedur,
evaluasi, dan alat evaluasi.
3. Kegiatan Belajar (KB)
4. Kegiatan belajar yang harus dilakukan disusun dalam bentuk :
a. Lembar Kegiatan Siswa
Lembaran kegiatan ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh
warga belajar. Penyusunan materi pelajaran ini disesuaikan dengan tujuan
BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XII Nomor 2, bulan Desember 2018. Halaman 1-11
ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
88 BORNEO, Volume XII, Nomor 2, Desember 2019
instruksional yang akan dicapai yang telah dirumuskan dalam modul. Materi
pelajaran juga disusun secara teratur langkah demi langkah sehingga dapat
diikuti dengan mudah oleh Siswa. Lembaran kegiatan Siswa memuat
petunjuk untuk Siswa berupa penjelasan tentang topic yang diberikan,
langkah- langkah yang harus dilakukan oleh Siswa dan waktu yang
disediakan untuk menyelesaikan modul.
b. Lembar kerja
Lembar kerja ini menyertai lembar kegiatan Siswa, digunakan untuk
menjawab/mengerjakan soal-soal, tugas-tugas atau masalah-masalah yang
harus dipecahkan.
c. Lembar tes
Berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan Siswa dalam mempelajari bahan
yang disajikan dalam modul tersebut. Tiap modul disertai lembaran tes,
yakni alat evaluasi yang digunakan sebagai pengukur keberhasilan atau
tercapai tidaknya tujuan yang telah dirumuskan dalam modul itu.
Keberhasilan pengajaran dengan suatu modul tidak dinilai atas dasar
jawaban-jawaban pada lembaran kerja.
Pembelajaran Dengan Modul
Oemar Hamalik berpendapat bahwa Pembelajaran Modul adalah model
pembelajaran di kelas melalui media yang disebut dengan modul yang dapat
ditentukan sebagai wahana untuk menyediakan pengalaman yang bersifat selft-
contained dan selft-directed dimana Siswa berinteraksi dengan bahan pelajaran
dan memperoleh balikan secara langsung tentang hasil belajarnya (Hamalik;
2002:203).
Keuntungan dan Keterbatasan Modul
Menurut Nasution (2008:206), ada beberapa keunggulan pembelajaran
dengan modul adalah sebagai berikut:
1. Modul dapat memberikan feedback yang dan segera, sehingga Siswa dapat
mengetahui taraf hasil belajarnya. Kesalahan yang dialami Siswa dapat segera
di perbaiki dan kelemahan yang dimiliki segera dapat diatasi dengan modul
remedial.
2. Setiap Siswa mendapat kesempatan untuk mencapai angka tertinggi dengan
menguasai bahan pelajaran secara tuntas. Dengan penguasaan secara tuntas
tersebut Siswa memperoleh dasar yang lebih mantap untuk menghadapi
pelajaran baru.
3. Tujuan yang akan dicapai siwa lebih jelas dan spesifik.
4. Kegiatan pembelajaran lebih fleksibel karena dapat disesuaikan dengan
perbedaan Siswa.
5. Dapat membimbing Siswa untuk mencapai sukses melalui langkah-langkah
yang teratur, sehingga akan menimbulkan motivasi yang kuat untuk berusaha
segiat-giatnya.
6. Dapat mengurangi rasa persaingan di kalangan siwa karena semua dapat
mencapai hasil tinggi, sehingga dengan sendirinya akan lebih terbuka jalan
kearah kerjasama.
BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96
ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
BORNEO, Volume XIII, Nomor 2, Desember 2019 89
7. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan remedial dalam memperbaiki
kelemahan, kesalahan atau kekurangan Siswa yang segera dapat ditemukan
Siswa sendiri berdasarkan evaluasi yang diberikan secara kontinu.
Selain memiliki keunggulan, dalam kenyataannya terdapat juga keterbatasan
atau kelemahan dalam pengembangan modul, diantaranya :
1. Penyusunan modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu. Berhasil atau
tidaknya modul yang dibuat tergantung dari penyusunannya.
2. Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, dan memerlukan
manajemen pendidikan yang sangat berbeda dari pembelajaran konvesional.
Mengapa karena setiap peserta didik dapat menyelesaikan modul dalam waktu
yang berbeda-beda tergantung pada kecepatan dan kemampuan masing-masing
Siswa.
3. Pendukung pembelajaran sangat penting untuk sumber belajar, tapi tidak
semua sekolah mempunyai karena dari segi biaya.
Karakteristik Siswa SMK
Untuk membuat suatu system pembelajaran, sebaiknya harus
memperhatikan karakteristik dari Siswa yang ada. Siswa SMK merupakan Siswa
yang menginjak remaja yang umumnya memiliki tugas perkembangan tertentu.
Tugas dari perkembangan remaja antara lain yang dikemukakan oleh William Kay
(http://apadefinisinya.blogspot.com/2008) antara lain :
1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya. 2. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figure-figur yang
mempunyaiotoritas.
3. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul
dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun
kelompok.
4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayan terhadap kemampuanya sendiri.
6. Memperkuat self-control (kemmpuan mengendalikan diri) atas dasar skala
nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup (Weltanschauung)
7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-
kanakan.
Seperti yang telah dijelaskan dalam karakteristik perkembangan Siswa
SMK merupakan Siswa remaja yang sedang mengalami perubahan besar baik
secara fisik maupun psikis. Sehingga dari segi kemampuan, minat, dan motivasi
berprestasipun akan bervariasi antara satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini
diperlukan suatu proses pembelajaran yang dapat mengatasi hal tersebut.
Kompetensi Siswa dalam Pelajaran Produktif Menerbitkan Tiket
Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi) Jurusan Usaha
Perjalanan Wisata di SMK
Menurut Ficnh & Crunkilton dalam Mulyasa (2002:38) Kompetensi
diartikan sebagai ”penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan , sikap dan
apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.”
BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XII Nomor 2, bulan Desember 2018. Halaman 1-11
ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
90 BORNEO, Volume XII, Nomor 2, Desember 2019
Menurut Uno (2008:63), pengertian dasar kompetensi adalah ”kemampuan
dan kecakapan seseorang dibidang tertentu selaras dengan tuntutan bidang kerja
yang bersangkutan”. Sedangkan menurut Spencer and spencer mendefinisikan
kemampuan sebagai ” karakteristik yang menonjol dari seorang individu yang
berhubungan dengan kinerja efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi”.
Dari pendapat tersebut diatas dapat dipahami bahwa kompetensi adalah
merujuk pada kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari
pikiran, sikap dan perilakunya. kompetensi.
Tujuan Kompetensi Keahlian Usaha Perjalanan Wisata (UPW)
Tujuan Program Keahlian Usaha Perjalanan Wisata secara umum mengacu
pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3
mengenai Tujuan Pendidikan NAsional dan penjelasan pasal 15 yang
menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Secara khusus tujuan Program Keahlian Usaha Perjalanan Wisata adalah
membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar
kompeten :
1. Melaksanakan pelayanan prima, dalam berbagai bidang pariwisata
2. Melaksanakan reservasi pemesanan tiket perjalanan
3. Menghitung dan menerbitkan tiket penerbangan domestic dan Internasional
4. Merencanakan, menyusun, dan menghitung paket wisata serta memasarkannya
5. Melaksanakan layanan pemanduan wisata
6. Melaksanakan pelayanan informasi kepariwisataan dalam bahasa Indonesia
dan Bahasa Asing lainnya
7. Menyelenggarakan Acara Khusus (meeting, incentive, convention, exhibition) /MICE.
Dasar Kompetensi Kejuruan Usaha Perjalanan Wisata (UPW)
Dasar kompetensi kejuruan Usaha Perjalanan Wisata atau dikenal dengan
kode (097) banyak macamnya, tetapi dalam hal ini penulis lebih memfokuskan
pada satu (1) standar kompetensi yaitu Menerbitkan Tiket Penerbangan
Internasional (Normal dan Promosi). Seperti yang terlihat pada bagan dibawah ini:
STANDAR KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI
9. Menerbitkan Tiket Penerbangan
Internasional (Normal dan
Promosi)
9.1 Menginterprestasikan informasi tariff
penerbangan Internasional
9.2 Menghitung Tarif Penerbangan
Internasional
9.3 Memproses Dokumen Perjalanan
Udara Internasional
Pelajaran Produktif UPW Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional
(Normal dan Promosi)
Materi Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi)
terdiri dari :
1. Sumber Informasi Harga Perjalanan Udara Internasional. Cara membaca buku
Passanger Air Tariff)
BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96
ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
BORNEO, Volume XIII, Nomor 2, Desember 2019 91
2. Informasi HArga Perjalanan Udara Internasional termasuk didalamnya:
a. IATA Area
b. Global Indicator (EH,WH,AT,AP,PA,SA,PN,FE,RU,TS)
c. Istilah Penerbangan Internasional
d. Peraturan dan Batasan Penerbangan Udara secara umum
3. Tiket Internasional di hitung dengan cara sekali jalan dan pulang pergi yang
disesuaikan dengan peraturan dari IATA termasuk :
a. Perhitungan jarak Mileage System
b. EMS
c. EMA
d. HIP
e. BHC
f. Circle Trip Minimum Fare
Modul Pembelajaran Pada Pelajaran Produktif UPW
Kriteria modul dalam pembelajaran system modul adalah sebagai berikut : 1. Self Instructional, yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar ,
mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain.Untuk
memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul harus: a) Berisi
tujuan yang dirumuskan dengan jelas; b) Berisi materi pembelajaran yang
dikemas ke dalam unit-unit kecil/spesifik sehingga memudahkan belajar secara
tuntas; c) Menyediakan contoh ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan
materi pembelajaran; d) Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya
yang memungkinkan pengguna memberikan respond an mengukur tingkat
penguasaannya; e) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif; f)
Terdapat rangkuman materi pembelajaran; g) Terdapat instrument penilaian
yang memungkinkan pengguna melakukan self assessment; h) Terdapat
instrument yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau mengevaluasi
tingkat penguasaan materi; i) Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga
penggunanya mengetahui tingkat penguasaan materi dan; j) Tersedia informasi
tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran
dimaksud
2. Self contained, yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi
atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu modul secara utuh.
Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pemebelajar
mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke dalam
satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan
materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan
memperhatikan keluasan yang harus dikuasai
3. Stand Alone, yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain
atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain.
4. Adaptive, Modul memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan
ilmu dan teknologi. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran
dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.
5. User Frendly, Modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap
instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat
dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon,
BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XII Nomor 2, bulan Desember 2018. Halaman 1-11
ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
92 BORNEO, Volume XII, Nomor 2, Desember 2019
mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana,
mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan
merupakan salah satu bentuk user friendly.
Modul yang akan dibuat dalam pembelajaran ini adalah pelajaran produktif
Usaha Perjalanan Wisata yaitu Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional
(Normal dan Promosi). Berdasarkan panduan diatas, maka modul pelajaran
Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi) harus
memenuhi standar :
1. Pendekatan sistematik penyusunan harus jelas
2. Modul disusun dengan bahasa yang komunikatif yang menuntut Siswa berfikr
kritis dan kreatif seperti dikatakan Soemarmo, 2003 (Suharti, 2004)
3. Modul harus dibuat sedemikian rupa sehingga mendorong Siswa untuk
mempelajarinya.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (Research and Development). Metode penelitian dan
pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development
(Sugiyono, 2009:407) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan diadaptasi dari model
desain sistem pembelajaran Dick and Carey, seperti yang diungkapkan bahwa
Dick and Carey (2002:4) “describes it as a model commonly used to produce
multimedia products, training materials, and educational materials.” Dengan
didasari oleh model tersebut maka dalam penelitian ini ada 4 (empat) tahap
pengembangan yang dilakukan, yaitu :
1. Tahap pra pengembangan
2. Tahap pengembangan
3. Tabap revisi produk
4. Tahap uji coba
Berdasarkan analisis kebutuhan bahan ajar yang diperlukan untuk pelajaran
produktif Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi)
dilakukanlah tahap pra pengembangan. Sedangkan produk hasil kemudian diuji
cobakan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan dari produk tersebut., yaitu
melalui :
1. Uji ahli media pendidikan, oleh Dosen ahli Desain Pendidikan dari Universitas
Mulawarman sebanyak 1 orang
2. Uji ahli praktisi, oleh Guru produktif Kompetensi Keahlian Usaha Perjalanan
Wisata , sebanyak 4 orang
3. Uji kelompok kecil, oleh Siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Usaha Perjalanan
Wisata 1 dan 2 SMK Negeri 1 Samarinda sebanyak 60 orang.
Langkah-Langkah Riset Pengembangan
1. Studi Awal/ Studi Pendahuluany melalui kegiatan yang bersikap deskriptif
dengan mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran modul.
2. Tahap perumusan produk/ Desain Model Modul. Dari produk yang sudah ada
dikembangkan lagi
BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96
ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
BORNEO, Volume XIII, Nomor 2, Desember 2019 93
3. Tahap uji coba produk
a. Uji coba model Uji coba ini dilakukan untk mengukur validitas dan reabilitas dari model
yang dikembangkan. Uji coba dilakukan melalui uji validitas construct,
yaitu mengkaji instrument dengan menggunakan pendapat dari ahli
(judgment experts).
b. Tahap revisi produk
Modul yang telah ada direvisi oleh pakar dan praktisi dengan menggunakan
uji validitas construct.
c. Uji coba lapangan Uji coba ini dilakukan di SMK Negeri 1 Saamarinda Program Keahlian
Usaha Perjalanan Wisata, yaitu terhadap pelaksanaan penggembangan
modul melalui analisa data berdasarkan hasil wawancara, observasi dan
evaluasi. Hasil evaluasi dilakukan terhadap proses dan hasil pre test dan
post test untuk memperoleh kompetensi Siswa yang dicapai.
d. Tahap pelaporan
Hasil pengembangan yang sudah ada dilaporkan dalam bentuk pendadaran
tesis.
Perencanaan dan Penyusunan Model
Dalam suatu penelitian tentunya dibuatlah perencanaan, kegiatan
perencanaan yang dilakukan untuk penelitian ini dimulai dengan melakukan:
Studi pustaka yang diawali dengan mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan
pembelajaran modul melalui internet dan perpustakaan Mengkaji modul yang
sudah ada. Untuk penyusunan model bahan ajar berupa modul Mata Pelajaran
Produktif Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi),
format modul terlampir. Format bentuk modul yang ada terdiri dari :
1. Pendahuluan
2. Deskripsi modul
3. Glosary
4. Standar kompetensi
5. Strategi Pembelajaran
6. Materi pembelajaran
7. Kegiatan belajar
8. Rangkuman
9. Test formatif
10. Kunci jawaban
11. Petunjuk penilaian
12. Daftar pustaka
Menetapkan Alat Evaluasi Pembelajaran
Meliputi tes awal, tes fomatif setiap kegiatan belajar dan tes akhir . Jenis tes
meliputi tes tertulis (essay dan pilihan ganda), praktek simulasi dan penugasan.
Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran yaitu cara menyampaikan pembelajaran sehingga
akan didapatkan pengalaman belajar yang berarti bagi Siswa, yaitu dengan
menggunakan modul pembelajaran yang telah ada
BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XII Nomor 2, bulan Desember 2018. Halaman 1-11
ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
94 BORNEO, Volume XII, Nomor 2, Desember 2019
Karakteristik Siswa
Karakteristik Siswa mempengaruhi terhadap proses pembelajaran. Dalam
hal ini dapat diketahui mana Siswa yang aktif dan mampu belajar secara
individual melalui kegiatan tes awal (pre tes)
Uji Coba
Penelitian ini dilaksanakan dengan modul yang sudah ada , untuk itu peneliti
melakukan 2 (dua) tahap uji coba,yaitu tahapan uji coba pertama dilakukan oleh
peneliti untuk menilai materi modul. Penilaian modul dilakukan oleh 1 (satu)
orang ahli desain pendidikan dan 4 (empat) orang pengajar produktif Usaha
Perjalanan Wisata.
Sedangkan tahap uji coba kedua dilakukan terhadap Siswa kelas XI Program
Keahlian Usaha Perjalanan Wisata di SMK Negeri 1 Samarinda dengan jumlah
Siswa 60 (enam puluh) orang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Teknik Analisis Data
Dalam teknik analisis data, pertama adalah dengan data studi pendahuluan
yang telah dikumpulkan melalui alat pengumpulan data dan dianalisa sehingga
diperoleh gambaran tentang desain kurikulum dan kegiatan belajar mengajar,
kemampuan guru dan problem yang dihadapinya dalam implementasi kurikulum
sert ktivitas Siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Pada uji coba terbatas, analisa data dilakukan dengan pendekatan kualitatif.
Hal ini dilakukan dalam rangka evaluasi proses pelaksanaan. Sedangkan uji coba
yang luas dilakukan dengan cara eksperimen mode One Shot Case Study, yaitu
analisis perbandingan pre tes sebelum diberikan perlakuan dan post tes setelah
diberikan perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:
O1 = Nilai Pre Tes (sebelum menggunakan modul ) O2 = Nilai Post Tes (sesudah menggunakan modul)
Deskripsi Data Hasil Pre Test dan Post Test
Data Pencapaian awal (pre test) dan tes akhir (post test) pada pelajaran
produktif Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi)
dengan kompetensi dasar Menginterprestasikan Informasi Penerbangan
Internasional merupakan hasil uji lapangan yang diikuti oleh 30 (tiga puluh) orang
siswa. Pre test dilakukan sebelum menggunakan modul pembelajaran sedangkan
post test dilakukan setelah menggunakan modul pembelajaran. Hasil pengolahan
data menggunakan SPSS version 17.0 dengan uji Z menggunakan Wilcoxon
signed ranks test. Menggunakan Uji Z karena sampel yang digunakan sebanyak
30 (tiga puluh) orang.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengembangan Modul Pembelajaran Berupa Modul Produktif Menerbitkan
Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi)
Media pembelajaran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah berupa
modul pembelajaran menerbitkan Tiket Penerbangan internasional (Normal dan
O1 X O2
BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96
ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
BORNEO, Volume XIII, Nomor 2, Desember 2019 95
Promosi) dengan sub kompetensi menginterpresentasikan dan Mengakses Sumber
Informasi Harga Perjalanan udara Internasional kelas XI Program Keahlian Usaha
Perjalanan Wisata.
Pengembangan modul pada mata pelajaran tersebut berupa produk bahan
cetakbukan dalam bentuk soft ware. Penulis membuat bahan cetak karena sangat
mudah dimanfaatkan dan dibaca oleh siswa. Modul pembelajaran produktif
disusun sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa SMK Negeri 1
Samarinda serta hasil revisi yang telah dilakukan oleh ahli media. Bentuk akhir
modul dap[at dilahat pada gambar dibawah ini.
Berdasarkan data diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa desain
modul yang dibuat dapat memotivasi siswa untuk belajar secara mandiri sehingga
dapat meningkatkan kompetensi siswa.
Hasil Pembelajaran dengan Menggunakan Modul Pembelajaran
Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi)
Dari hasil pengolahan SPSS version 17 dengan uji wilcoxon diperoleh:
1. Hipotesis :
HO = nilai sebelum mempelajari modul
HO = nilai sebelum mempelajari modul#nilai sesudah mempelajari modul 2. Statistik Uji = Uji Wilcoxon
3. α = 0.05
4. Daerah kritis : HO ditolak jika sign < α
5. Dari hasil pengolahan dengan SPSS diperoleh 0.000
6. Karena sign < α (0.000 < 0.05), maka Ho ditolak.
Pada Npar Test hasil analisis Wilcoxon signed ranks test diperoleh uji Z -
4.898 dengan negative ranksnya 0.00, pada pengujian du ekor dengan signifikansi
0.000 maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara nilai yang diperoleh siswa sebelum diberi modul dengan setelah diberikan
modul. Bahwa Ha diterima dan Ho ditolek signifikansi dibawah atau sama dengan
0.05 maka Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa
sebelum diberi modul dan setelah diberi modul.
KESIMPULAN
Media pembelajaran yang dihasilkan adalah berupa modul pembelajaran
Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi) dengan sub
kompetensi Menginterpresentasikan dan Mengakses sumber Informasi Harga
Perjalanan Udara Internasional kelas XI Program Keahlian Usaha Perjalanan
Wisata di SMK Negeri 1 Samarinda.
Dari hasil uji dengan menggunakan SPSS dari tes awal (pres test) dan tes
akhir (post test) yang telah dilakukan ternyata ada perbedaan yang signifikan nilai
tes awal (pre test) dan tes akhir (post test).
SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut: Bagi Guru,Guru sebaiknya dapat membuat inovasi dalam pembelajaran
agar siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran karena ini sesuai dengan
kurikulum dan modul ini dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pem,belajaran.
BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XII Nomor 2, bulan Desember 2018. Halaman 1-11
ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
96 BORNEO, Volume XII, Nomor 2, Desember 2019
Bagi pihak sekolah, pihak sekolah sebaiknya dapat mendukung guru-guru yang
membuat penerapan-penerapan kreatifitas dan inovasi dalam proses pembelajaran,
yaitu dengan memberikan motivasi, mengadakan pelatihan tentang strategi
pembelajaran yang menunjang dalam kreatifitas guru. Dan untuk semua pihak
semoga dapat memanfaatkan modul yang telah dikembangkan untuk siswa
khususnya Progran Keahlian Usaha perjalanan Wisata.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Balitbang. Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Balitbang
Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No 20
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan.
Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional 2004. Seri Pengembangan Bahan Ajar. Pedoman
Khusus Penyusunan Modul Sekolah Menengah Atas.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Undang-Undang Guru dan Dosen No 14,
Jakarta: Depdiknas
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Permendiknas no 22 Tentang Standar Isi
Mata Pelajaran Produktif SMK. Jakarta, Depdiknas
Dinas Pendidikan Kota Samarinda. 2011. Bahan Diklat. Salinan Panduan
Penyusunan Bahan Ajar Dengan Modul. Diknas Kota Samarinda.
Dinas Pendidikan Kota Samarinda. 2012. Bahan IHT. Penyusunan Bahan Ajar
Dengan Menggunakan Modul. SMK Negeri1 Samarinda.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Mudjiman, Haris. 2005. Belajar Mandiri. Solo: UNS Pers.
Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Pengantar Praktis.
Bandung: Bumi Aksara.
Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Bumi Aksara.