PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN … · 2020. 6. 2. · BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan...

14
BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96 ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur BORNEO, Volume XIII, Nomor 2, Desember 2019 83 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PRODUKTIF DALAM RANGKA PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA USAHA PERJALANAN WISATA DI SMK NEGERI 1 Suleha Guru SMKN 1 Samarinda ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kondisi pembelajaran produktif mata pelajaran Menerbitkan tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi) yang selama ini berlangsung pada program keahlian Usaha Perjalanan Wisata di SMK Negeri 1 Samarinda; 2) untuk menemukan model pembelajaran Modular yang sesuai dilaksanakan untuk pelajaran produktif tersebut; 3) untuk mengetahui hasil pembelajaran dengan menggunakan modul pelajaran produktif Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi). Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Pengumpulan data dengan menggunakan angket, wawancara dan tes. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Samarinda dengan sampel sebanyak 30 orang Siswa, 4 orang guru produktif, dan 1 orang ahli media. Desain model pembelajaran ini berupa pengembangan modul disusun berdasarkan kajian teknologi pembelajaran yang terdiri dari kawasan desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian pembelajaran, dalam rangka peningkatan kompetensi Siswa. Hasil ujicoba menunjukkan bahwa model pembelajaran modular dinilai dapat memberikan kemandirian Siswa. Untuk mengetahui peningkatan kompetensi Siswa, maka sebelum dilaksanakan proses belajar diberikan tes awal (pre-test) dan kemudian setelah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan modul maka diberi tes akhir (post-test). Hasil pre-test dan post-test dilakukan dengan uji statistis, hasil yang diperoleh ternyata terdapat perbedaan antara nilai pre-test dan nilai post-test. Dengan demikian model pembelajaran dengan menggunakan modul dinilai dapat meningkatkan kompetensi Siswa khususnya pelajaran produktif Menerbitkan tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi). Kata Kunci: Modul, Peningkatan Kompetensi PENDAHULUAN Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia di masa datang oleh karena itu kunci pembangunan adalah pendidikan. Diharapkan dengan pendidikan setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu berpartisipasi dalam gerak pembangunan. Pendidikan sangat penting bagi setiap

Transcript of PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN … · 2020. 6. 2. · BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan...

Page 1: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN … · 2020. 6. 2. · BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96 Jurnal

BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96

ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan

LPMP Kalimantan Timur

BORNEO, Volume XIII, Nomor 2, Desember 2019 83

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN

PRODUKTIF DALAM RANGKA PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA

USAHA PERJALANAN WISATA DI SMK NEGERI 1

Suleha

Guru SMKN 1 Samarinda

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kondisi pembelajaran

produktif mata pelajaran Menerbitkan tiket Penerbangan Internasional

(Normal dan Promosi) yang selama ini berlangsung pada program

keahlian Usaha Perjalanan Wisata di SMK Negeri 1 Samarinda;

2) untuk menemukan model pembelajaran Modular yang sesuai

dilaksanakan untuk pelajaran produktif tersebut; 3) untuk mengetahui

hasil pembelajaran dengan menggunakan modul pelajaran produktif

Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

(Research and Development). Pengumpulan data dengan menggunakan

angket, wawancara dan tes. Penelitian ini dilaksanakan di SMK

Negeri 1 Samarinda dengan sampel sebanyak 30 orang Siswa, 4 orang

guru produktif, dan 1 orang ahli media. Desain model pembelajaran ini

berupa pengembangan modul disusun berdasarkan kajian teknologi

pembelajaran yang terdiri dari kawasan desain, pengembangan,

pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian pembelajaran, dalam rangka

peningkatan kompetensi Siswa. Hasil ujicoba menunjukkan bahwa

model pembelajaran modular dinilai dapat memberikan kemandirian

Siswa. Untuk mengetahui peningkatan kompetensi Siswa, maka

sebelum dilaksanakan proses belajar diberikan tes awal (pre-test) dan

kemudian setelah melakukan proses pembelajaran dengan

menggunakan modul maka diberi tes akhir (post-test). Hasil pre-test

dan post-test dilakukan dengan uji statistis, hasil yang diperoleh

ternyata terdapat perbedaan antara nilai pre-test dan nilai post-test.

Dengan demikian model pembelajaran dengan menggunakan modul

dinilai dapat meningkatkan kompetensi Siswa khususnya pelajaran

produktif Menerbitkan tiket Penerbangan Internasional (Normal dan

Promosi).

Kata Kunci: Modul, Peningkatan Kompetensi

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia di masa datang oleh

karena itu kunci pembangunan adalah pendidikan. Diharapkan dengan pendidikan

setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu

berpartisipasi dalam gerak pembangunan. Pendidikan sangat penting bagi setiap

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN … · 2020. 6. 2. · BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96 Jurnal

BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XII Nomor 2, bulan Desember 2018. Halaman 1-11

ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan

LPMP Kalimantan Timur

84 BORNEO, Volume XII, Nomor 2, Desember 2019

manusia apalagi dengan pesatnya perkembangan dunia di era globalisasi terutama

di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan nasional harus terus

menerus dikembangkan. Pola pendekatan pembelajaran yang diharapkan dalam

kurikulum SMK adalah pembelajaran dengan memberikan pengalaman belajar

bermakna yang dikembangkan menjadi pembelajaran berbasis produksi (learning

by doing),serta pembelajaran individual yaitu pembelajaran yang memperhatikan

keunikan setiap individu yang dilaksanakan dengan system modul. Namun pada

kenyataannya pembelajaran di sekolah ini masih menekankan pada guru.

Siswa SMK pada umumnya melaksanakan Praktek Kerja Lapangan atau

istilahnya dalam dunia pendidikan SMK adalah Pendidikan Sistem Ganda (PSG).

Pada dasarnya Pendidikan Sistem Ganda (PSG) tersebut dilaksanakan selama 3

(tiga) bulan. Selama peneliti mengajar di SMK dari kegiatan PSG tersebut Siswa

yang telah melaksanakan PSG dan kembali lagi ke sekolah minat untuk belajar

sangat kurang, selain itu buku pelajaran Produktif tidak ada dijual bebas. Hal ini

tentu saja membuat guru-guru merasa resah. Guru berusaha mengejar ketinggalan

kompetensi yang ada dalam kurikulum selama siswanya melaksanakan PSG

dengan waktu yang terbatas. Melalui pengalaman mengajar yang telah peneliti

laksanakan selama ini maupun dari buku-buku literatur yang peneliti baca, maka

peneliti berusaha membuat suatu inovasi dalam pengembangan pembelajaran

dengan harapan dapat memperbaiki dan memotivasi Siswa. Dari latar belakang

yang telah dipaparkan tersebut, maka peneliti berusaha membuat inovasi dengan

mengembangkan bahan ajar yang ada, sehingga Siswa termotivasi dan tertarik

untuk belajar sehingga dapat mengejar kompetensi yang akan dicapai. Oleh

karena itu penelitian untuk tesis ini adalah “Pengembangan Modul Pembelajaran

Mata Pelajaran Produktif Dalam Rangka Peningkatan Kompetensi Siswa Program

Keahlian Usaha Perjalanan Wisata.” Hal ini yang membuat peneliti ingin

mengembangkan modul pembelajaran yang menarik dan menyenangkan Siswa

khususnya Siswa kelas XI Program Keahlian Usaha Perjalanan Wisata di

SMKN 1 Samarinda, sehingga Siswa merasa tertarik untuk belajar kembali setelah

terlena dari Praktek Sistem Ganda (PSG) untuk mengejar kompetensi pelajaran

produktif Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi),

mengingat pelajaran tersebut termasuk dalam Ujian Nasional.

Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti melakukan penelitian dengan

judul “Pengembangan Modul Pembelajaran Mata Pelajaran Produktif dalam

Rangka Peningkatan Kompetensi Siswa Program Keahlian Usaha Perjalanan

Wisata di SMK N I Samarinda”

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Sumber Belajar dan Bahan Ajar

Belajar adalah salah satu proses yang terjadi pada kehidupan manusia.

Sedikit atau banyak, sengaja atau tidak disengaja, proses belajar selalu terjadi

pada manusia. Manusia tidak hanya menggantungkan diri pada alam atau instink

saja sebagai bentuk untuk menyelematkan diri, tetapi manusia dibekali oleh

kemampuan untuk mengolah lingkungan sekitar menjadi suatu bentuk yang

bermanfaat. Hasil dari olah kemampuan ini, bisa disebut dengan belajar, akan

digunakan untuk proses menyelamatkan diri kelak Pada dasarnya kegiatan belajar

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN … · 2020. 6. 2. · BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96 Jurnal

BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96

ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan

LPMP Kalimantan Timur

BORNEO, Volume XIII, Nomor 2, Desember 2019 85

tidak hanya terjadi di kelas atau suatu ruang tertentu, dan melalui proses belajar

mengajar seperti layaknya seorang guru dengan murid. Akan tetapi bentuk

kegiatan belajar tidak mengikat, artinya: dapat dilakukan dimana saja, kapan saja,

dan apa saja. Dimana belajar dapat dilakukan di semua tempat, dapat dilakukan

kapan pun tidak terikat waktu, jam atau hari dan aspek yang dipelajari mencakup

semua aspek kehidupan, baik manusia sebagai mahkluk individual, sosial, di

bidang industri, bidang klinis, bidang sosial dan lain-lain.

Association for Education Communications and Technology (AECT, 1977)

menyatakan: “Sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat

dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan,

untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektifitas dn

efesiensi tujuan pembelajaran”. Sumber belajar dalam website bced

mendefinisikan sebagai berikut: “Learning resources are difened as information,

represented and stored in a variety of media and formats, that assists student as

defined by provincial or local curricula. This includes but is not limited to,

materials in print, video, and software formats, as well as combinations of these

formats intended for use by teachers and students.”

http://www.bced.gov.bc.ca/irp/appskill/asleares.htm Januari 15, 2012. (dalam

Depdiknas 2008:5).

Dari pengertian diatas dijelaskan bahwa Sumber belajar ditetapkan sebagai

informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat

membantu Siswa dalam belajar sebagai perwujudan kurikulum. Bentuknya tidak

terbatas apakah dalam bentuk cetakan,video, format perangkat lunak atau

kombinasi dari berbagai format perangkat lunak atau kombinasi yang dapat

digunakan oleh Siswa maupun guru.

Jenis Bahan Ajar

Menurut jenisnya bahan ajar terdapat empat (4) jenis kelompok, yaitu :

1. Bahan ajar cerita

Handout, buku, modul, lembar kerja Siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto atau

gambar, model atau maket

2. Bahan ajar dengar (audio)

Kaset atau piringan hitam/compact disk dan radio

3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual)

Video/Film, orang atau nara sumber pakar bidang studi

4. Bahan ajar interaktif

Diskusi, lingkungan/ pelajaran di luar kelas, praktek dari sebuah materi tertentu

(Depdiknas, 2008).

Fungsi Sumber Belajar dan Bahan Ajar

Seperti yang diungkapkan oleh (Semiawan, 1992: 100) dalam Trimo. fungsi

sumber belajar sebagai berikut :

1. Saran mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan,

2. Mengeratkan hubungan antara Siswa dengan lingkungan,

3. Mengembangkan pengalaman dan pengetahuan Siswa, 4. Membuat proses belajar lebih bermakna

Page 4: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN … · 2020. 6. 2. · BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96 Jurnal

BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XII Nomor 2, bulan Desember 2018. Halaman 1-11

ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan

LPMP Kalimantan Timur

86 BORNEO, Volume XII, Nomor 2, Desember 2019

Konsep Konsep Pembelajaran Mandiri

Belajar mandiri menurut Haris Mudjiman (2005:7) adalah: Kegiatan belajar

aktif,yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna

mengatasi masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi

yang dimiliki. Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara

pencapaiannya-baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar,

maupun evaluasi belajar dilakukan oleh pembelajar sendiri.

Karakteristik Belajar Mandiri

Yang paling penting dalam belajar mandiri adalah peningkatan kemampuan

dan keterampilan peserta didik dalam mengelola proses belajar tanpa bantuan

orang lain, sehingga pada akhirnya peserta didik tidak tergantung pada guru.

Dalam hal ini guru sebagai fasilitator, artinya menjadi orang yang siap

memberikan bantuan kepada peserta didik jika diperlukan.

Pembelajaran Individual

Pembelajaran individual dilakukan untuk membantu siswa dalam

menuntaskan belajar mereka. Pembelajaran individu dapat mengefektifkan proses

belajar mengajar , interaksi guru dan Siswa berjalan dengan baik , dan terjadinya

hubungan pribadi yang menyenangkan antara Siswa dan guru. Hamalik

menjelaskan (2008:187) ada beberapa keuntungan dari pembelajaran individual

yaitu: 1) Memungkinkan Siswa yang lama dapat maju menurut kemampuannya

masing-masing secara penuh dan tepat; 2) Mencegah terjadinya ilusi dalam

kemajuan tetapi bersifat nyata melalui diskusi kelompok; 3) Mengarahkan

perhatian Siswa terhadap hasil belajar perorangan; 4) Memusatkan pengajaran

tehadap mata ajaran dan pertumbuhan yang bersifat mendidik , bukan kepada

tuntutan guru; 5) member peluang Siswa untuk maju secara optimal dan

mengembangkan kemampuan yang dimilikinya; 6) latihan-latihan tidak

diperlukan bagi anak yang cerdas, karena dapat menimbulkan kebiasaan dan

merasa puas dengan hasil belajar yang ada; 7) menumbuhkan hubungan pribadi

yang menyenangkan Siswa guru; 8) memberi kesempatan bagi para Siswa yang

pandai untuk melatih inisiatif berbuat yang lebih baik; dan 9) mengurangi

hambatan dan mencegah eliminasi terhadap para Siswa yang tergolong lamban.

Pengertian Modul

Modul adalah bahan ajar cetak yang dirancang sedemikian rupa untuk dapat

dipelajari secara mandiri oleh peserta didik. Modul termasuk media untuk belajar

mandiri karena didalam modul dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri.

Nasution (2008;205) mendefinisikan tentang pengertian modul “ Modul sebagai

suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri dari suatu rangkaian

belajar yang disusun untuk membantu Siswa mencapai tujuan yang dirumuskan

secara khusus dan jelas.

Fungsi Modul

1. Adanya peningkatan motivasi belajar secara maksimal. Pengajaran yang

membimbing Siswa untuk mencapai sukses melalui langkah-langkah yang

teratur tentu akan menimbulkan motivasi yang kuat untuk berusaha segiat-

giatnya.

Page 5: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN … · 2020. 6. 2. · BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96 Jurnal

BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96

ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan

LPMP Kalimantan Timur

BORNEO, Volume XIII, Nomor 2, Desember 2019 87

2. Sebagai perantara dalam interaksi belajar mengajar, yaitu sebagai alat bantu

pada proses belajar mengajar yang efektif.

3. Peningkatan secara maksimal kegiatan belajar Siswa dan kegiatan mengajar

guru, artinya pengajaran modul mengurangi atau menghilangkan sedapat

mungkin rasa persaingan di kalangan Siswa , oleh sebab dapat mencapai hasil

tertinggi. Merekatidak bersaing untuk mendapatrangking tertinggi karena tidak

digunakannya kurva normal dalam penentuan angka. Dengan sendirinya lebih

terbuka jalan kea rah kerjasama. Juga kerjasama antara murid dengan guru

dikembangkan karena kedua belah pihak merasa sama bertanggung jawab atas

berhasilnya pengajaran.

4. Terselenggaranya maju berkelanjutan secara efektif, artinya modul tersebut

dapat diselenggarakan dengan menggarap secara optimum kemampuan dan

kecepatan individual Siswa.

5. Siswa menjadi pusat kegiatan belajar mengajar.

Ada dua dasar pemikiran mengapa memilih modul dalam kegiatan belajar

mengajar, yaitu :

1. Dengan adanya modul Siswa tidak selalu menggantungkan diri kepada guru,

Siswa dapat belajar dan berlatih secara mandiri, di rumah atau di tempat lain.

Media modul dapat menggantikan posisi guru / instruktur di kelas/ ruangan

belajar.

2. Karakteristik Siswa SMK yang beroreintasi pada competency based Yakni

suatu pendekatan yang menekankan pada penguasaan sejumlah kompetensi

bagi siswanya, sehingga setelah mereka menyelesaikan studi akan memiliki

keahlian tertentu sesuai dengan bidangnya. Kondisi ini menuntut adanya

belajar individual dengan modul sebagai media pembelajaran.

Isi Modul/Komponen Modul

Modul sering dikaitkan dengan pembelajaran mandiri (selft instruction),

dimana isi atau materi sajian dari satuan modul haruslah lengkap sehingga para

pembaca merasa cukup memahami bidang kajian tertentu dari hasil belajar

melalui modul tersebut. Isi suatu modul hendaknya harus lengkap, baik dilihat

dari pola sajiannya ataupun isinya. Isi modul atau komponen modul terdiri dari :

1. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang konsisten dan relevan dengan tujuan

instruksional umum dan topic; perumusannya sedemikian rupa sehingga dapat

mengukur, mengamati perilaku Siswa, dan dirumuskan secara komprehensif.

2. Pedoman Tutor

Pedoman tutor berisi petunjuk-petunjuk tutor, agar pengajaran dapat

diselenggarakan secara efesien. Petunjuk ini memuat penjelasan macam-

macam kegiatan yang harus dilakukan di kelas, waktu yang disediakan untuk

menyelesaikan modul, media pengajaran yang harus digunakan, prosedur,

evaluasi, dan alat evaluasi.

3. Kegiatan Belajar (KB)

4. Kegiatan belajar yang harus dilakukan disusun dalam bentuk :

a. Lembar Kegiatan Siswa

Lembaran kegiatan ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh

warga belajar. Penyusunan materi pelajaran ini disesuaikan dengan tujuan

Page 6: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN … · 2020. 6. 2. · BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96 Jurnal

BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XII Nomor 2, bulan Desember 2018. Halaman 1-11

ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan

LPMP Kalimantan Timur

88 BORNEO, Volume XII, Nomor 2, Desember 2019

instruksional yang akan dicapai yang telah dirumuskan dalam modul. Materi

pelajaran juga disusun secara teratur langkah demi langkah sehingga dapat

diikuti dengan mudah oleh Siswa. Lembaran kegiatan Siswa memuat

petunjuk untuk Siswa berupa penjelasan tentang topic yang diberikan,

langkah- langkah yang harus dilakukan oleh Siswa dan waktu yang

disediakan untuk menyelesaikan modul.

b. Lembar kerja

Lembar kerja ini menyertai lembar kegiatan Siswa, digunakan untuk

menjawab/mengerjakan soal-soal, tugas-tugas atau masalah-masalah yang

harus dipecahkan.

c. Lembar tes

Berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan Siswa dalam mempelajari bahan

yang disajikan dalam modul tersebut. Tiap modul disertai lembaran tes,

yakni alat evaluasi yang digunakan sebagai pengukur keberhasilan atau

tercapai tidaknya tujuan yang telah dirumuskan dalam modul itu.

Keberhasilan pengajaran dengan suatu modul tidak dinilai atas dasar

jawaban-jawaban pada lembaran kerja.

Pembelajaran Dengan Modul

Oemar Hamalik berpendapat bahwa Pembelajaran Modul adalah model

pembelajaran di kelas melalui media yang disebut dengan modul yang dapat

ditentukan sebagai wahana untuk menyediakan pengalaman yang bersifat selft-

contained dan selft-directed dimana Siswa berinteraksi dengan bahan pelajaran

dan memperoleh balikan secara langsung tentang hasil belajarnya (Hamalik;

2002:203).

Keuntungan dan Keterbatasan Modul

Menurut Nasution (2008:206), ada beberapa keunggulan pembelajaran

dengan modul adalah sebagai berikut:

1. Modul dapat memberikan feedback yang dan segera, sehingga Siswa dapat

mengetahui taraf hasil belajarnya. Kesalahan yang dialami Siswa dapat segera

di perbaiki dan kelemahan yang dimiliki segera dapat diatasi dengan modul

remedial.

2. Setiap Siswa mendapat kesempatan untuk mencapai angka tertinggi dengan

menguasai bahan pelajaran secara tuntas. Dengan penguasaan secara tuntas

tersebut Siswa memperoleh dasar yang lebih mantap untuk menghadapi

pelajaran baru.

3. Tujuan yang akan dicapai siwa lebih jelas dan spesifik.

4. Kegiatan pembelajaran lebih fleksibel karena dapat disesuaikan dengan

perbedaan Siswa.

5. Dapat membimbing Siswa untuk mencapai sukses melalui langkah-langkah

yang teratur, sehingga akan menimbulkan motivasi yang kuat untuk berusaha

segiat-giatnya.

6. Dapat mengurangi rasa persaingan di kalangan siwa karena semua dapat

mencapai hasil tinggi, sehingga dengan sendirinya akan lebih terbuka jalan

kearah kerjasama.

Page 7: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN … · 2020. 6. 2. · BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96 Jurnal

BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96

ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan

LPMP Kalimantan Timur

BORNEO, Volume XIII, Nomor 2, Desember 2019 89

7. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan remedial dalam memperbaiki

kelemahan, kesalahan atau kekurangan Siswa yang segera dapat ditemukan

Siswa sendiri berdasarkan evaluasi yang diberikan secara kontinu.

Selain memiliki keunggulan, dalam kenyataannya terdapat juga keterbatasan

atau kelemahan dalam pengembangan modul, diantaranya :

1. Penyusunan modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu. Berhasil atau

tidaknya modul yang dibuat tergantung dari penyusunannya.

2. Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, dan memerlukan

manajemen pendidikan yang sangat berbeda dari pembelajaran konvesional.

Mengapa karena setiap peserta didik dapat menyelesaikan modul dalam waktu

yang berbeda-beda tergantung pada kecepatan dan kemampuan masing-masing

Siswa.

3. Pendukung pembelajaran sangat penting untuk sumber belajar, tapi tidak

semua sekolah mempunyai karena dari segi biaya.

Karakteristik Siswa SMK

Untuk membuat suatu system pembelajaran, sebaiknya harus

memperhatikan karakteristik dari Siswa yang ada. Siswa SMK merupakan Siswa

yang menginjak remaja yang umumnya memiliki tugas perkembangan tertentu.

Tugas dari perkembangan remaja antara lain yang dikemukakan oleh William Kay

(http://apadefinisinya.blogspot.com/2008) antara lain :

1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya. 2. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figure-figur yang

mempunyaiotoritas.

3. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul

dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun

kelompok.

4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.

5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayan terhadap kemampuanya sendiri.

6. Memperkuat self-control (kemmpuan mengendalikan diri) atas dasar skala

nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup (Weltanschauung)

7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-

kanakan.

Seperti yang telah dijelaskan dalam karakteristik perkembangan Siswa

SMK merupakan Siswa remaja yang sedang mengalami perubahan besar baik

secara fisik maupun psikis. Sehingga dari segi kemampuan, minat, dan motivasi

berprestasipun akan bervariasi antara satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini

diperlukan suatu proses pembelajaran yang dapat mengatasi hal tersebut.

Kompetensi Siswa dalam Pelajaran Produktif Menerbitkan Tiket

Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi) Jurusan Usaha

Perjalanan Wisata di SMK

Menurut Ficnh & Crunkilton dalam Mulyasa (2002:38) Kompetensi

diartikan sebagai ”penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan , sikap dan

apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.”

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN … · 2020. 6. 2. · BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96 Jurnal

BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XII Nomor 2, bulan Desember 2018. Halaman 1-11

ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan

LPMP Kalimantan Timur

90 BORNEO, Volume XII, Nomor 2, Desember 2019

Menurut Uno (2008:63), pengertian dasar kompetensi adalah ”kemampuan

dan kecakapan seseorang dibidang tertentu selaras dengan tuntutan bidang kerja

yang bersangkutan”. Sedangkan menurut Spencer and spencer mendefinisikan

kemampuan sebagai ” karakteristik yang menonjol dari seorang individu yang

berhubungan dengan kinerja efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi”.

Dari pendapat tersebut diatas dapat dipahami bahwa kompetensi adalah

merujuk pada kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari

pikiran, sikap dan perilakunya. kompetensi.

Tujuan Kompetensi Keahlian Usaha Perjalanan Wisata (UPW)

Tujuan Program Keahlian Usaha Perjalanan Wisata secara umum mengacu

pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3

mengenai Tujuan Pendidikan NAsional dan penjelasan pasal 15 yang

menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang

mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

Secara khusus tujuan Program Keahlian Usaha Perjalanan Wisata adalah

membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar

kompeten :

1. Melaksanakan pelayanan prima, dalam berbagai bidang pariwisata

2. Melaksanakan reservasi pemesanan tiket perjalanan

3. Menghitung dan menerbitkan tiket penerbangan domestic dan Internasional

4. Merencanakan, menyusun, dan menghitung paket wisata serta memasarkannya

5. Melaksanakan layanan pemanduan wisata

6. Melaksanakan pelayanan informasi kepariwisataan dalam bahasa Indonesia

dan Bahasa Asing lainnya

7. Menyelenggarakan Acara Khusus (meeting, incentive, convention, exhibition) /MICE.

Dasar Kompetensi Kejuruan Usaha Perjalanan Wisata (UPW)

Dasar kompetensi kejuruan Usaha Perjalanan Wisata atau dikenal dengan

kode (097) banyak macamnya, tetapi dalam hal ini penulis lebih memfokuskan

pada satu (1) standar kompetensi yaitu Menerbitkan Tiket Penerbangan

Internasional (Normal dan Promosi). Seperti yang terlihat pada bagan dibawah ini:

STANDAR KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI

9. Menerbitkan Tiket Penerbangan

Internasional (Normal dan

Promosi)

9.1 Menginterprestasikan informasi tariff

penerbangan Internasional

9.2 Menghitung Tarif Penerbangan

Internasional

9.3 Memproses Dokumen Perjalanan

Udara Internasional

Pelajaran Produktif UPW Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional

(Normal dan Promosi)

Materi Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi)

terdiri dari :

1. Sumber Informasi Harga Perjalanan Udara Internasional. Cara membaca buku

Passanger Air Tariff)

Page 9: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN … · 2020. 6. 2. · BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96 Jurnal

BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96

ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan

LPMP Kalimantan Timur

BORNEO, Volume XIII, Nomor 2, Desember 2019 91

2. Informasi HArga Perjalanan Udara Internasional termasuk didalamnya:

a. IATA Area

b. Global Indicator (EH,WH,AT,AP,PA,SA,PN,FE,RU,TS)

c. Istilah Penerbangan Internasional

d. Peraturan dan Batasan Penerbangan Udara secara umum

3. Tiket Internasional di hitung dengan cara sekali jalan dan pulang pergi yang

disesuaikan dengan peraturan dari IATA termasuk :

a. Perhitungan jarak Mileage System

b. EMS

c. EMA

d. HIP

e. BHC

f. Circle Trip Minimum Fare

Modul Pembelajaran Pada Pelajaran Produktif UPW

Kriteria modul dalam pembelajaran system modul adalah sebagai berikut : 1. Self Instructional, yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar ,

mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain.Untuk

memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul harus: a) Berisi

tujuan yang dirumuskan dengan jelas; b) Berisi materi pembelajaran yang

dikemas ke dalam unit-unit kecil/spesifik sehingga memudahkan belajar secara

tuntas; c) Menyediakan contoh ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan

materi pembelajaran; d) Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya

yang memungkinkan pengguna memberikan respond an mengukur tingkat

penguasaannya; e) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif; f)

Terdapat rangkuman materi pembelajaran; g) Terdapat instrument penilaian

yang memungkinkan pengguna melakukan self assessment; h) Terdapat

instrument yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau mengevaluasi

tingkat penguasaan materi; i) Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga

penggunanya mengetahui tingkat penguasaan materi dan; j) Tersedia informasi

tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran

dimaksud

2. Self contained, yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi

atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu modul secara utuh.

Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pemebelajar

mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke dalam

satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan

materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan

memperhatikan keluasan yang harus dikuasai

3. Stand Alone, yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain

atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain.

4. Adaptive, Modul memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan

ilmu dan teknologi. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran

dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.

5. User Frendly, Modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap

instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat

dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon,

Page 10: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN … · 2020. 6. 2. · BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96 Jurnal

BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XII Nomor 2, bulan Desember 2018. Halaman 1-11

ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan

LPMP Kalimantan Timur

92 BORNEO, Volume XII, Nomor 2, Desember 2019

mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana,

mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan

merupakan salah satu bentuk user friendly.

Modul yang akan dibuat dalam pembelajaran ini adalah pelajaran produktif

Usaha Perjalanan Wisata yaitu Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional

(Normal dan Promosi). Berdasarkan panduan diatas, maka modul pelajaran

Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi) harus

memenuhi standar :

1. Pendekatan sistematik penyusunan harus jelas

2. Modul disusun dengan bahasa yang komunikatif yang menuntut Siswa berfikr

kritis dan kreatif seperti dikatakan Soemarmo, 2003 (Suharti, 2004)

3. Modul harus dibuat sedemikian rupa sehingga mendorong Siswa untuk

mempelajarinya.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan

pengembangan (Research and Development). Metode penelitian dan

pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development

(Sugiyono, 2009:407) adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.

Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan diadaptasi dari model

desain sistem pembelajaran Dick and Carey, seperti yang diungkapkan bahwa

Dick and Carey (2002:4) “describes it as a model commonly used to produce

multimedia products, training materials, and educational materials.” Dengan

didasari oleh model tersebut maka dalam penelitian ini ada 4 (empat) tahap

pengembangan yang dilakukan, yaitu :

1. Tahap pra pengembangan

2. Tahap pengembangan

3. Tabap revisi produk

4. Tahap uji coba

Berdasarkan analisis kebutuhan bahan ajar yang diperlukan untuk pelajaran

produktif Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi)

dilakukanlah tahap pra pengembangan. Sedangkan produk hasil kemudian diuji

cobakan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan dari produk tersebut., yaitu

melalui :

1. Uji ahli media pendidikan, oleh Dosen ahli Desain Pendidikan dari Universitas

Mulawarman sebanyak 1 orang

2. Uji ahli praktisi, oleh Guru produktif Kompetensi Keahlian Usaha Perjalanan

Wisata , sebanyak 4 orang

3. Uji kelompok kecil, oleh Siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Usaha Perjalanan

Wisata 1 dan 2 SMK Negeri 1 Samarinda sebanyak 60 orang.

Langkah-Langkah Riset Pengembangan

1. Studi Awal/ Studi Pendahuluany melalui kegiatan yang bersikap deskriptif

dengan mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran modul.

2. Tahap perumusan produk/ Desain Model Modul. Dari produk yang sudah ada

dikembangkan lagi

Page 11: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN … · 2020. 6. 2. · BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96 Jurnal

BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96

ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan

LPMP Kalimantan Timur

BORNEO, Volume XIII, Nomor 2, Desember 2019 93

3. Tahap uji coba produk

a. Uji coba model Uji coba ini dilakukan untk mengukur validitas dan reabilitas dari model

yang dikembangkan. Uji coba dilakukan melalui uji validitas construct,

yaitu mengkaji instrument dengan menggunakan pendapat dari ahli

(judgment experts).

b. Tahap revisi produk

Modul yang telah ada direvisi oleh pakar dan praktisi dengan menggunakan

uji validitas construct.

c. Uji coba lapangan Uji coba ini dilakukan di SMK Negeri 1 Saamarinda Program Keahlian

Usaha Perjalanan Wisata, yaitu terhadap pelaksanaan penggembangan

modul melalui analisa data berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

evaluasi. Hasil evaluasi dilakukan terhadap proses dan hasil pre test dan

post test untuk memperoleh kompetensi Siswa yang dicapai.

d. Tahap pelaporan

Hasil pengembangan yang sudah ada dilaporkan dalam bentuk pendadaran

tesis.

Perencanaan dan Penyusunan Model

Dalam suatu penelitian tentunya dibuatlah perencanaan, kegiatan

perencanaan yang dilakukan untuk penelitian ini dimulai dengan melakukan:

Studi pustaka yang diawali dengan mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan

pembelajaran modul melalui internet dan perpustakaan Mengkaji modul yang

sudah ada. Untuk penyusunan model bahan ajar berupa modul Mata Pelajaran

Produktif Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi),

format modul terlampir. Format bentuk modul yang ada terdiri dari :

1. Pendahuluan

2. Deskripsi modul

3. Glosary

4. Standar kompetensi

5. Strategi Pembelajaran

6. Materi pembelajaran

7. Kegiatan belajar

8. Rangkuman

9. Test formatif

10. Kunci jawaban

11. Petunjuk penilaian

12. Daftar pustaka

Menetapkan Alat Evaluasi Pembelajaran

Meliputi tes awal, tes fomatif setiap kegiatan belajar dan tes akhir . Jenis tes

meliputi tes tertulis (essay dan pilihan ganda), praktek simulasi dan penugasan.

Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran yaitu cara menyampaikan pembelajaran sehingga

akan didapatkan pengalaman belajar yang berarti bagi Siswa, yaitu dengan

menggunakan modul pembelajaran yang telah ada

Page 12: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN … · 2020. 6. 2. · BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96 Jurnal

BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XII Nomor 2, bulan Desember 2018. Halaman 1-11

ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan

LPMP Kalimantan Timur

94 BORNEO, Volume XII, Nomor 2, Desember 2019

Karakteristik Siswa

Karakteristik Siswa mempengaruhi terhadap proses pembelajaran. Dalam

hal ini dapat diketahui mana Siswa yang aktif dan mampu belajar secara

individual melalui kegiatan tes awal (pre tes)

Uji Coba

Penelitian ini dilaksanakan dengan modul yang sudah ada , untuk itu peneliti

melakukan 2 (dua) tahap uji coba,yaitu tahapan uji coba pertama dilakukan oleh

peneliti untuk menilai materi modul. Penilaian modul dilakukan oleh 1 (satu)

orang ahli desain pendidikan dan 4 (empat) orang pengajar produktif Usaha

Perjalanan Wisata.

Sedangkan tahap uji coba kedua dilakukan terhadap Siswa kelas XI Program

Keahlian Usaha Perjalanan Wisata di SMK Negeri 1 Samarinda dengan jumlah

Siswa 60 (enam puluh) orang terdiri dari laki-laki dan perempuan.

Teknik Analisis Data

Dalam teknik analisis data, pertama adalah dengan data studi pendahuluan

yang telah dikumpulkan melalui alat pengumpulan data dan dianalisa sehingga

diperoleh gambaran tentang desain kurikulum dan kegiatan belajar mengajar,

kemampuan guru dan problem yang dihadapinya dalam implementasi kurikulum

sert ktivitas Siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Pada uji coba terbatas, analisa data dilakukan dengan pendekatan kualitatif.

Hal ini dilakukan dalam rangka evaluasi proses pelaksanaan. Sedangkan uji coba

yang luas dilakukan dengan cara eksperimen mode One Shot Case Study, yaitu

analisis perbandingan pre tes sebelum diberikan perlakuan dan post tes setelah

diberikan perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

O1 = Nilai Pre Tes (sebelum menggunakan modul ) O2 = Nilai Post Tes (sesudah menggunakan modul)

Deskripsi Data Hasil Pre Test dan Post Test

Data Pencapaian awal (pre test) dan tes akhir (post test) pada pelajaran

produktif Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi)

dengan kompetensi dasar Menginterprestasikan Informasi Penerbangan

Internasional merupakan hasil uji lapangan yang diikuti oleh 30 (tiga puluh) orang

siswa. Pre test dilakukan sebelum menggunakan modul pembelajaran sedangkan

post test dilakukan setelah menggunakan modul pembelajaran. Hasil pengolahan

data menggunakan SPSS version 17.0 dengan uji Z menggunakan Wilcoxon

signed ranks test. Menggunakan Uji Z karena sampel yang digunakan sebanyak

30 (tiga puluh) orang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengembangan Modul Pembelajaran Berupa Modul Produktif Menerbitkan

Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi)

Media pembelajaran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah berupa

modul pembelajaran menerbitkan Tiket Penerbangan internasional (Normal dan

O1 X O2

Page 13: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN … · 2020. 6. 2. · BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96 Jurnal

BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96

ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan

LPMP Kalimantan Timur

BORNEO, Volume XIII, Nomor 2, Desember 2019 95

Promosi) dengan sub kompetensi menginterpresentasikan dan Mengakses Sumber

Informasi Harga Perjalanan udara Internasional kelas XI Program Keahlian Usaha

Perjalanan Wisata.

Pengembangan modul pada mata pelajaran tersebut berupa produk bahan

cetakbukan dalam bentuk soft ware. Penulis membuat bahan cetak karena sangat

mudah dimanfaatkan dan dibaca oleh siswa. Modul pembelajaran produktif

disusun sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa SMK Negeri 1

Samarinda serta hasil revisi yang telah dilakukan oleh ahli media. Bentuk akhir

modul dap[at dilahat pada gambar dibawah ini.

Berdasarkan data diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa desain

modul yang dibuat dapat memotivasi siswa untuk belajar secara mandiri sehingga

dapat meningkatkan kompetensi siswa.

Hasil Pembelajaran dengan Menggunakan Modul Pembelajaran

Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi)

Dari hasil pengolahan SPSS version 17 dengan uji wilcoxon diperoleh:

1. Hipotesis :

HO = nilai sebelum mempelajari modul

HO = nilai sebelum mempelajari modul#nilai sesudah mempelajari modul 2. Statistik Uji = Uji Wilcoxon

3. α = 0.05

4. Daerah kritis : HO ditolak jika sign < α

5. Dari hasil pengolahan dengan SPSS diperoleh 0.000

6. Karena sign < α (0.000 < 0.05), maka Ho ditolak.

Pada Npar Test hasil analisis Wilcoxon signed ranks test diperoleh uji Z -

4.898 dengan negative ranksnya 0.00, pada pengujian du ekor dengan signifikansi

0.000 maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara nilai yang diperoleh siswa sebelum diberi modul dengan setelah diberikan

modul. Bahwa Ha diterima dan Ho ditolek signifikansi dibawah atau sama dengan

0.05 maka Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa

sebelum diberi modul dan setelah diberi modul.

KESIMPULAN

Media pembelajaran yang dihasilkan adalah berupa modul pembelajaran

Menerbitkan Tiket Penerbangan Internasional (Normal dan Promosi) dengan sub

kompetensi Menginterpresentasikan dan Mengakses sumber Informasi Harga

Perjalanan Udara Internasional kelas XI Program Keahlian Usaha Perjalanan

Wisata di SMK Negeri 1 Samarinda.

Dari hasil uji dengan menggunakan SPSS dari tes awal (pres test) dan tes

akhir (post test) yang telah dilakukan ternyata ada perbedaan yang signifikan nilai

tes awal (pre test) dan tes akhir (post test).

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka penulis memberikan saran sebagai

berikut: Bagi Guru,Guru sebaiknya dapat membuat inovasi dalam pembelajaran

agar siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran karena ini sesuai dengan

kurikulum dan modul ini dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pem,belajaran.

Page 14: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN … · 2020. 6. 2. · BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XIII Nomor 2, bulan Desember 2019. Halaman 83-96 Jurnal

BORNEO Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur Volume XII Nomor 2, bulan Desember 2018. Halaman 1-11

ISSN: 1858-3105 Jurnal Ilmu Pendidikan

LPMP Kalimantan Timur

96 BORNEO, Volume XII, Nomor 2, Desember 2019

Bagi pihak sekolah, pihak sekolah sebaiknya dapat mendukung guru-guru yang

membuat penerapan-penerapan kreatifitas dan inovasi dalam proses pembelajaran,

yaitu dengan memberikan motivasi, mengadakan pelatihan tentang strategi

pembelajaran yang menunjang dalam kreatifitas guru. Dan untuk semua pihak

semoga dapat memanfaatkan modul yang telah dikembangkan untuk siswa

khususnya Progran Keahlian Usaha perjalanan Wisata.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Balitbang. Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Balitbang

Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No 20

Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan.

Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional 2004. Seri Pengembangan Bahan Ajar. Pedoman

Khusus Penyusunan Modul Sekolah Menengah Atas.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Undang-Undang Guru dan Dosen No 14,

Jakarta: Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Permendiknas no 22 Tentang Standar Isi

Mata Pelajaran Produktif SMK. Jakarta, Depdiknas

Dinas Pendidikan Kota Samarinda. 2011. Bahan Diklat. Salinan Panduan

Penyusunan Bahan Ajar Dengan Modul. Diknas Kota Samarinda.

Dinas Pendidikan Kota Samarinda. 2012. Bahan IHT. Penyusunan Bahan Ajar

Dengan Menggunakan Modul. SMK Negeri1 Samarinda.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Mudjiman, Haris. 2005. Belajar Mandiri. Solo: UNS Pers.

Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Pengantar Praktis.

Bandung: Bumi Aksara.

Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Bumi Aksara.