PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan...

166
PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA ENDOSENTRIS BERBASIS FLIP PDF PROFESSIONAL BAGI MAHASISWA S-1 PROGRAM STUDI PBSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: Nico Dwi Kurniawan 161224050 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan...

Page 1: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA

ENDOSENTRIS BERBASIS FLIP PDF PROFESSIONAL BAGI

MAHASISWA S-1 PROGRAM STUDI PBSI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

Nico Dwi Kurniawan

161224050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

i

PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA

ENDOSENTRIS BERBASIS FLIP PDF PROFESSIONAL BAGI

MAHASISWA S-1 PROGRAM STUDI PBSI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

Nico Dwi Kurniawan

161224050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan sebagai tanda syukur dan terima kasihku kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkah-Nya sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

2. Kedua orang tua saya, Sih Yoga Catur dan Theresia Siti Nur Utami atas doa dan

motivasi yang selalu diberikan selama ini.

3. Kakakku Veronica Nurani Wuryanningsih yang selalu memberikan dukungan.

4. Seluruh saudara, sahabat, dan semua orang yang telah mendukung proses

penyelesaian skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

v

MOTO

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini

Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan

memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

(Yesaya 41:10)

Tidak ada yang sia-sia, asal kamu mau berjuang. Percayalah!

(Penulis)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

viii

ABSTRAK

Kurniawan, Nico Dwi. 2020. Pengembangan Modul Digital Pembelajaran Frasa

Endosentris Berbasis Flip PDF Professional bagi Mahasiswa S-1

Program Studi PBSI. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana

pengembangan modul digital pembelajaran frasa endosentris bagi mahasiswa S-1

Program Studi PBSI dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap frasa

endosentris bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan

modul digital pembelajaran frasa endosentris berbasis Flip PDF Professional bagi

mahasiswa S-1 Program Studi PBSI.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan atau Research &

Development (R&D) yang mengacu pada langkah Borg dan Gall yang

disederhanakan menjadi empat langkah, yaitu: penelitian dan pengumpulan

informasi berupa analisis kebutuhan pembelajaran, pengembangan produk, validasi

modul digital, revisi berdasarkan hasil validasi. Data penelitian dikumpulkan

melalui teknik kuesioner, wawancara, dan telaah buku.

Hasil penelitian dan pengumpulan informasi menunjukkan bahwa

penggunaan modul digital lebih memudahkan dan memotivasi mahasiswa untuk

belajar memahami materi frasa endosentris bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil

studi pendahuluan tersebut, dikembangkan modul digital frasa endosentris bahasa

Indonesia. Pengembangan modul dilakukan dengan menentukan judul, menentukan

tujuan, memilih bahan, menyusun kerangka, mengumpulkan bahan, dan menyusun

modul digital. Kelayakan modul digital divalidasi oleh dua dosen ahli. Kelayakan

modul digital tersebut dilihat dari empat aspek, yaitu aspek isi/materi, aspek

penyajian, aspek bahasa, dan aspek kegrafikan. Hasil validasi oleh dua dosen ahli

menunjukkan perolehan skor rata-rata 3,97 dengan persentase 79,55%. Jadi,

berdasarkan hasil validasi dua dosen ahli tersebut modul digital yang berjudul

“Frasa Endosentris” layak digunakan.

Kata kunci: Modul digital, frasa endosentris, Flip PDF Professional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

ix

ABSTRACT

Kurniawan, Nico Dwi 2020. Endocentric Phrase Digital Learning Module Based

On Flip PDF Professional for S-1 University Students of PBSI Study

Programs. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language Education and Arts

Study Program, Language Education and Arts Department, Faculty of

Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

The problem of this research is how endocentric phrase digital learning

module based on Flip PDF Professional for S-1 University Students of PBSI Study

Programs can increases understanding of Indonesian endocentric phrases. This

research aims to produce digital module of endocentric phrase based on Flip PDF

Professional for S-1 University Students of PBSI Study Programs.

This is a Research & Development (R&D) research according to Borg and

Gall’s steps that were simplified into four steps, namely: research and data

gathering in the form of learning needs analysis, product development, digital

module validation, and revision based on validation result. The research data was

gathered using questionnaire, interview, and book review techniques.

The result of research and information gathering indicate using digital

modules makes it easier dan motivates students to learn Indonesian endocentric

phrase material. According to the result of prelimminary study, a digital modul of

Indonesian endocentric phrases was developed. Endocentric phrase learning

digital modules are developed by determining titles, goals, choosing materials,

compiling a framework, gathering materials, and compiling as a digital module.

The digital module feasibility was validated by two expert lecturers. The digital

module feasibility is seen from four aspects, namely content/material, presentation,

language, and graphics. Validation result by two expert lecturers showed average

score of 3,97 with percentage 79,55%. This, according to the two lecturers

validation assesment results, “Endocentric Phrases” digital module is feasible to

be used.

Keywords: Digital module, endocentric phrases, Flip PDF Professional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

MOTO ............................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPERLUAN AKADEMIS ............................................................................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................ viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xviii

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... xix

DAFTAR DIAGRAM ....................................................................................... xx

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xxi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xxii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

1.2 Batasan Masalah ...................................................................................... 4

1.3 Rumusan Masalah .................................................................................. 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

xiv

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

1.6 Definisi Operasional ................................................................................ 6

1.7 Spesifikasi Produk ................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 9

2.1 Penelitian yang Relevan ......................................................................... 9

2.2 Landasan Teori ....................................................................................... 11

2.2.1 Sintaksis .................................................................................................. 12

2.2.2 Kalimat .................................................................................................... 13

2.2.3 Klausa ...................................................................................................... 14

2.2.4 Frasa ........................................................................................................ 15

2.2.4.1 Frasa Endosentris .................................................................................... 16

2.2.4.2 Frasa Endosentris Koordinatif ................................................................ 17

2.2.4.3 Frasa Endosentris Atributif ..................................................................... 18

2.2.4.4 Frasa Endosentris Apositif ...................................................................... 19

2.2.5 Modul ...................................................................................................... 22

2.2.5.1 Modul Digital .......................................................................................... 23

2.2.5.2 Karakteristik Modul Digital .................................................................... 24

2.2.5.3 Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul ...................................................... 26

2.2.5.4 Struktur Penulisan Modul ....................................................................... 28

2.2.5.5 Prosedur Penyusunan Modul Digital ...................................................... 34

2.2.6 Adobe Photoshop CS6 ............................................................................. 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

xv

2.2.6.1 Fitur Baru Adobe Photoshop CS6 ........................................................... 37

2.2.7 Flip PDF Professional ............................................................................ 39

2.2.7.1 Cara Pembuatan Flip PDF Professional ................................................. 40

2.2.7.2 Kelebihan Flip PDF Professional ........................................................... 42

2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 46

3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 46

3.2 Sumber Data dan Data ........................................................................... 47

3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 48

3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................... 48

3.5 Teknik Analisis Data .............................................................................. 50

3.6 Prosedur Pengembangan ........................................................................ 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 60

4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 60

4.1.1 Hasil Studi Pendahuluan dan Pengumpulan Informasi .......................... 60

4.1.1.1 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Mahasiswa Terkait

Pengalaman Mahasiswa dalam Pembelajaran Frasa Endosentris ........... 62

4.1.1.2 Deskripsi Hasil Wawancara Dosen Terkait Pengembangan

Modul Digital Pembelajaran Frasa Endosentris ...................................... 65

4.1.2 Pengembangan Modul ............................................................................. 67

4.1.2.1 Penentuan Tujuan .................................................................................... 68

4.1.2.2 Pemilihan Bahan ..................................................................................... 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

xvi

4.1.2.3 Penyusunan Kerangka ............................................................................. 69

4.1.2.4 Pengumpulan Bahan................................................................................ 70

4.1.3 Uji Validasi ............................................................................................. 71

4.1.3.1 Hasil Validasi oleh Dosen Ahli ............................................................... 72

4.1.4 Revisi Produk .......................................................................................... 74

4.1.4.1 Revisi Produk dari Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II ............................... 74

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 76

4.2.1 Deskripsi Modul Digital .......................................................................... 76

4.2.2 Deskripsi Data Hasil Validasi ................................................................. 81

4.2.2.1 Deskripsi Data Hasil Validasi Modul Digital oleh Dua Dosen Ahli ...... 81

4.2.3 Analisis Kelayakan Modul Digital .......................................................... 84

4.2.4 Kajian Produk Akhir ............................................................................... 88

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 96

5.1 Simpulan ................................................................................................ 96

5.2 Saran ....................................................................................................... 98

5.2.1 Bagi Para Dosen ...................................................................................... 98

5.2.2 Bagi Para Mahasiswa .............................................................................. 98

5.2.3 Bagi Peneliti Lainnya .............................................................................. 99

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 100

BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 103

LAMPIRAN ...................................................................................................... 104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Frasa Endosentris Apositif .................................................................. 19

Tabel 2.2 Frasa Endosentris Apositif .................................................................. 20

Tabel 2.3 Frasa Endosentris Apositif .................................................................. 21

Tabel 3.1 Konversi dan Nilai Sikap .................................................................... 51

Tabel 3.2 Kriteria Kelayakan .............................................................................. 54

Tabel 4.1 Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ......................................................... 63

Tabel 4.2 Kesimpulan Hasil Wawancara Dosen Pengampu ............................... 67

Tabel 4.3 Penjabaran Tujuan Pembelajaran ........................................................ 68

Tabel 4.4 Data Hasil Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II .......................... 72

Tabel 4.5 Data Hasil Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II .......................... 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

xviii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir .............................................................................. 45

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan Menurut Borg dan

Gall (dalam Sugiyono, 2016:37) ........................................................ 56

Skema 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan Menurut Borg dan

Gall yang telah disederhanakan .......................................................... 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

xix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Validasi Modul Digital oleh Dosen Ahli.................................. 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

xx

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Hasil Perbandingan Aspek Isi/Materi oleh Dosen Ahli I dan

Dosen Ahli II ................................................................................. 84

Diagram 4.2 Hasil Perbandingan Aspek Penyajian oleh Dosen Ahli I dan

Dosen Ahli II ................................................................................. 85

Diagram 4.3 Hasil Perbandingan Aspek Bahasa oleh Dosen Ahli I dan

Dosen Ahli II ................................................................................. 86

Diagram 4.4 Hasil Perbandingan Aspek Kegrafikan oleh Dosen Ahli I dan

Dosen Ahli II ................................................................................. 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Sistematika Uraian Modul .................................................. 31

Gambar 2.2 Contoh Sistematika Penomoran dalam Modul ................................ 32

Gambar 2.3 Skema Analisis Kebutuhan Modul Digital...................................... 35

Gambar 2.4 Skema Desain Mdul Digital ............................................................ 36

Gambar 4.1 Kajian Produk Awal pada Aspek Isi/Materi ................................... 89

Gambar 4.2 Kajian Produk Akhir pada Aspek Isi/Materi ................................... 89

Gambar 4.3 Kajian Produk Awal pada Aspek Isi/Materi ................................... 90

Gambar 4.4 Kajian Produk Akhir pada Aspek Isi/Materi ................................... 90

Gambar 4.5 Kajian Produk Awal pada Aspek Penyajian ................................... 91

Gambar 4.6 Kajian Produk Akhir pada Aspek Penyajian ................................... 92

Gambar 4.7 Kajian Produk Awal pada Aspek Penyajian ................................... 92

Gambar 4.8 Kajian Produk Akhir pada Aspek Penyajian ................................... 93

Gambar 4.9 Kajian Produk Awal pada Aspek Bahasa ........................................ 93

Gambar 4.10 Kajian Produk Akhir pada Aspek Bahasa ..................................... 94

Gambar 4.11 Kajian Produk Awal pada Aspek Kegrafikan ............................... 94

Gambar 4.12 Kajian Produk Akhir pada Aspek Kegrafikan .............................. 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Kuesioner Pengalaman Awal Mahasiswa ...................... 105

Lampiran 2 Instrumen Kuesioner Pengalaman Awal Mahasiswa ...................... 108

Lampiran 3 Instrumen Kuesioner Pengalaman Awal Mahasiswa ...................... 111

Lampiran 4 Instrumen Kuesioner Pengalaman Awal Mahasiswa ...................... 114

Lampiran 5 Kategori Analisis Angket Mahasiswa ............................................. 117

Lampiran 6 Rekap Analisis Pengalaman Awal Mahasiswa ................................ 118

Lampiran 7 Komentar Analisis Pengalaman Awal Mahasiswa .......................... 120

Lampiran 8 Tabel Data Analisis Pengalaman Awal Mahasiswa ........................ 121

Lampiran 9 Transkrip Wawancara Dosen........................................................... 122

Lampiran 10 Validasi Dosen Ahli I .................................................................... 124

Lampiran 11 Validasi Dosen Ahli II ................................................................... 131

Lampiran 12 Hitungan Hasil Angket Validasi Dosen Ahli I .............................. 138

Lampiran 13 Hitungan Hasil Angket Validasi Dosen Ahli II ............................. 140

Lampiran 14 Kisi-Kisi Validasi Modul Digital oleh Dosen Ahli ...................... 142

Lampiran 15 Data Hasil Validasi Dosen Ahli I .................................................. 143

Lampiran 16 Data Hasil Validasi Dosen Ahli II ................................................. 147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini mengkaji lima subbab, yaitu: (1) latar belakang, (2) rumusan

masalah (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) definisi operasional.

Berikut ini uraian kelima subbab tersebut.

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi. Bahasa memiliki fungsi sebagai

alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran dan perasaan yang ditujukan

seseorang kepada orang lain. Bahasa terdiri dari dua macam bentuk, yaitu bahasa

lisan dan bahasa tulis. Bentuk bahasa lisan dianggap sebagai primer karena

diucapkan langsung dari alat ucap manusia. Bahasa tulis dianggap sekunder karena

tuturan yang diucapkan dalam bentuk tulisan. Ketika bertutur kata, seseorang

menggunakan frasa, klausa, dan kalimat. Ramlan (2005:138) menjelaskan bahwa

frasa adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak

melampaui batas fungsi unsur klausa. Frasa hanya dapat menempati satu fungsi

dalam kalimat, yaitu sebagai subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap.

Namun, pada era digital ini bahasa lisan maupun bahasa tulis sama pentingnya.

Dunia sedang dalam fase revolusi industri 4.0, yaitu masa pesatnya perkembangan

teknologi. Perkembangan teknologi informasi di dunia pendidikan begitu pesat,

sehingga mendorong setiap manusia untuk mengikutinya.

Perkembangan teknologi informasi di dunia pendidikan memudahkan setiap

manusia untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Di era digital ini kita semakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

2

dimudahkan dalam segala hal misalnya di aspek pendidikan. Setiap mahasiswa

dimudahkan untuk mencari atau mengunduh materi yang dipelajari di internet.

Pendidikan yang masih menggunakan cara tradisional misalnya dengan metode

ceramah akan membuat mahasiswa cepat mengalami rasa bosan. Sumber belajar

yang diintegrasikan dengan teknologi dapat menghilangkan rasa bosan mahasiwa

ketika mengikuti pembelajaran. Sumber belajar yang mendukung pembelajaran

berbasis TIK meliputi: audio, booklet, brosur, e-book, flipchart, games, jurnal,

leaflet, multi media interaction (MMI), mock-up, modul digital, power point (PPt),

video, dan web based learning (WBL) (Rahmadi, dkk., 2018:124). Modul digital

atau modul elektronik akan lebih menarik minat belajar mahasiswa karena telah

diintegrasikan dengan teknologi. Di era revolusi industri 4.0, modul pembelajaran

dikembangkan menjadi modul digital atau disebut dengan modul elektronik. Modul

elektronik merupakan bentuk bahan belajar mandiri yang disusun secara sistematis

yang ditampilkan dalam format elektronik, di dalamnya terdapat audio, animasi,

dan navigasi (Sugianto, dkk., 2013:101-116). Selaras dengan pendapat Sugianto,

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (2017:3) mendefinisikan e-

modul merupakan sebuah bentuk penyajian bahan belajar mandiri yang disusun

secara sistematis ke dalam unit pembelajaran tertentu, yang disajikan dalam format

elektronik, di mana setiap kegiatan pembelajaran di dalamnya dihubungkan dengan

tautan (link) sebagai navigasi yang membuat peserta didik menjadi lebih interaktif

dengan program, diengkapi dengan penyajian video tutorial, animasi, dan audio

untuk memperkaya pengalaman belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

3

Modul cetak membuat mahasiswa kurang termotivasi untuk membaca dan

memahami kegiatan yang terdapat di dalam modul cetak tersebut. Materi

pembelajaran frasa endosentris yang ada saat ini perlu dirancang ke dalam modul

digital agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan memudahkan mahasiswa

untuk belajar. Pembelajaran sintaksis khususnya materi frasa endosentris dapat

dikemas kedalam bentuk yang lebih menarik dengan cara dibuatnya modul digital.

Modul digital akan lebih memudahkan mahasiswa untuk belajar karena dapat

diakses melalui komputer atau laptop yang dimiliki mahasiswa. Peneliti

menggunakan aplikasi Flip PDF Professional untuk merancang modul digital

pembelajaran Frasa Endosentris. Aplikasi Flip PDF Professional memiliki lebih

banyak kelebihan, yaitu mudah untuk dioperasikan bagi pemula yang tidak

mengetahui bahasa pemrograman HTML. Aplikasi ini dapat membuat halaman

buku yang interaktif dengan dapat dimasukkannya gambar, video, dan audio.

Peneliti mendapati bahwa pembelajaran yang dilaksanakan pada

perkuliahan sintaksis mahasiswa S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta belum disajikan dengan modul

digital yang menarik bagi mahasiswa. Hal tersebut berimbas kepada mahasiswa

yang merasa jenuh dan tidak memperhatikan ketika dosen mengajar. Peneliti

bermaksud untuk mengembangkan modul digital pembelajaran frasa endosentris

berbasis Flip PDF Professional untuk mahasiswa S-1 Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia karena belum ada satu pun mahasiswa S-1 Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang mengembangkan modul digital pembelajaran frasa endosentris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

4

berbasis Flip PDF Professional untuk mahasiswa S-1 Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia. Hal ini terbukti melalui hasil pencarian judul skripsi

atau tugas akhir mahasiswa S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah lulus. Dengan

demikian, peneliti merasa terdorong untuk meneliti topik ini.

1.2 Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini, peneliti melakukan

pembatasan masalah. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada

pengembangan modul digital pembelajaran frasa endosentris untuk mahasiswa S-1

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Pembatasan masalah dalam penelitian diuraikan di bawah ini.

1. Penelitian ini dibatasi pada pengembangan modul digital frasa endosentris

bahasa Indonesia.

2. Penelitian ini dibatasi dengan hanya melakukan empat langkah prosedur

penelitian dan pengembangan Borg dan Gall yang dijadikan acuan

penelitian ini meliputi (1) proses pengumpulan informasi mengenai produk

yang akan dikembangkan, (2) tahap pengembangan modul digital frasa

endosentris, (3) uji validasi, dan (4) revisi produk.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, peneliti

merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu “Bagaimana pengembangan

modul digital pembelajaran frasa endosentris dengan Flip PDF Professional?”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

5

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah

menghasilkan modul digital pembelajaran frasa endosentris bahasa Indonesia

dengan Flip PDF Professional.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoretis maupun

praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, guru bahasa Indonesia, dan peneliti lain.

Adapun, manfaat secara praktis dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagi Mahasiswa

Dengan menggunakan modul digital pembelajaran frasa endosentris yang

dihasilkan dari penelitian ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami

frasa endosentris secara mandiri atau dengan kehadiran dosen sebagai

fasilitator.

2. Bagi Dosen

Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai salah satu

alternatif bahan ajar mengenai materi frasa khususnya frasa endosentris

yang lebih efektif.

3. Bagi Peneliti Lain

Peneliti berharap penelitian ini dapat menginspirasi peneliti lain untuk

mengembangkan bahan ajar mengenai frasa endosentris, terlebih produk

yang dikembangkan tidak hanya terbatas pada modul saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

6

Adapun, manfaat secara teoritis dari penelitian ini adalah sebagai sumber

informasi pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai

frasa endosentris dalam bentuk modul digital dan sebagai referensi bagi penelitian

selanjutnya mengenai penggunaan frasa endosentris dalam bahasa Indonesia.

1.6 Definisi Operasional

Peneliti memberikan definisi operasional atau batasan istilah untuk

menyamakan konsep dari berbagai istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

Berikut ini adalah batasan dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Modul dan Modul Digital

Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari

oleh peserta pembelajaran secara mandiri. Direktorat Tenaga Kependidikan

(2008:3) menjelaskan bahwa modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi

materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara

sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan

tingkat kompleksitasnya. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

modul adalah media pembelajaran yang dirancang secara sistematis dan sesuai

dengan tingkat pencapaian kompetensinya. Modul elektronik merupakan bentuk

bahan belajar mandiri yang disusun secara sistematis yang ditampilkan dalam

format elektronik, di dalamnya terdapat audio, animasi, dan navigasi (Sugianto,

dkk., 2013:101-116). Modul digital yang dimaksud adalah modul yang bukan

berwujud cetak (konvensional) melainkan berwujud aplikasi yang dapat

dioperasikan melalui komputer atau laptop.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

7

2. Frasa

Ramlan (2005:121) mendeskripsikan frasa ialah satuan gramatik yang

terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Tentang hakikat

frasa, Rahardi (2009:67) menuliskan bahwa frasa atau kelompok kata adalah satuan

gramatikal yang berupa gabungan kata dan gabungan kata itu bersifat nonpredikatif.

Parera (2009:54) menuliskan bahwa frasa ialah suatu konstruksi yang dapat

dibentuk oleh dua kata atau lebih, baik dalam bentuk sebuah pola dasar kalimat

maupun tidak. Jadi peneliti menyimpulkan bahwa frasa adalah gabungan dua kata

atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa.

1.7 Spesifikasi Produk

Modul digital yang dikembangkan oleh peneliti dilakukan berdasarkan studi

pendahuluan berupa studi dokumen, wawacara dosen, dan persepsi mahasiswa

tentang media pembelajaran mengenai frasa endosentris yang tersedia. Penelitian

ini diharapkan mampu menghasilkan produk berupa modul digital pembelajaran

frasa endosentris untuk mahasiswa. Modul digital yang dikembangkan adalah

modul digital yang dirancang melalui aplikasi Flip PDF Professional. Peneliti

mengembangkan modul digital pembelajaran frasa endosentris untuk

memperbanyak referensi sumber belajar mahasiswa tentang frasa endosentris

bahasa Indonesia.

Pada bab pertama, modul memuat materi pengetahuan mengenai frasa

endosentris untuk mencapai tujuan pembelajaran yang meliputi (1) mahasiswa

mampu menjelaskan hakikat sintaksis dengan tepat dan (2) mahasiswa mampu

menjelaskan ruang lingkup sintaksis dengan tepat. Selanjutnya, bab kedua memuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

8

materi mengenai frasa endosentris berdasarkan tujuan pembelajaran yang meliputi,

yaitu (1) mahasiswa mampu menjelaskan pengertian frasa dengan tepat, (2)

mahasiswa mampu menjelaskan pengertian frasa endosentris, (3) mahasiswa

mampu mengidentifikasi frasa endosentris koordinatif dengan tepat, (4) mahasiswa

mampu mengidentifikasi frasa endosentris atributif dengan tepat, dan (5)

mahasiswa mampu mengidentifikasi frasa endosentris apositif dengan tepat. Modul

digital dilengkapi dengan gambar, peta konsep, tabel, dan glosarium untuk

menambah wawasan pengguna modul mengenai materi frasa endosentris yang

disampaikan. Selain itu, modul digital juga dilengkapi dengan rangkuman,

aktivitas, tugas, tes formatif serta kunci jawaban yang berfungsi untuk mengukur

tingkat pemahaman mahasiswa ketika mempelajari materi di dalam modul digital

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini mengkaji tiga subbab yaitu penelitian yang relevan, landasan teori,

dan kerangka berpikir. Penelitian yang relevan berisi penelitian terdahulu yang

relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penjelasan tentang

penelitian yang relevan berfungsi untuk menghindari terjadinya duplikasi. Subbab

landasan teori berisi teori-teori ahli yang digunakan oleh peneliti sebagai dasar

untuk melakukan penelitian dan pengembangan. Kerangka berpikir berisi konsep

yang dirumuskan oleh peneliti di dalam penelitian ini. Berikut ini uraian ketiga

subbab tersebut.

2.1 Penelitian yang Relevan

Peneliti menemukan tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian ini. Penelitian tersebut dilakukan oleh Retnawati (2014), Wulan (2015),

dan Yoselfa (2017). Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai referensi atau sumber

penelitian terdahulu yang relevan. Berikut adalah beberapa penelitian yang relevan

dengan judul penelitian yang akan diteliti.

Penelitian relevan yang pertama dilakukan oleh Retnawati (2014) dengan

judul Frase Endosentrik Bahasa Jawa Dalam Novel Duraka Karya Any Asmara.

Penelitian ini berfokus untuk menganalisis frasa endosentrik Bahasa Jawa dalam

novel Duraka. Penelitian ini menghasilkan data berupa frasa endosentrik yang

berada di dalam novel Duraka Karya Any Asmara. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah novel Duraka Karya Any Asmara. Penelitian ini dianggap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

10

relevan karena mengambil tema utama yang sama dengan kajian yang akan diteliti

oleh peneliti, yaitu frasa endosentris. Penelitian yang dilakukan oleh Retnawati

merupakan penelitian deskriptif yang hanya sampai pada mengumpulkan data dan

menganalisisnya saja. Penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Wulan (2015)

dengan judul Penggunaan Frasa Dalam Karangan Narasi Pada Siswa Kelas X

SMA Negeri 4 Tangerang Selatan. Penelitian ini berfokus untuk menganalisis frasa

dalam karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 4 Tangerang Selatan. Penelitian

ini menghasilkan data berupa frasa yang ada dalam karangan narasi siswa kelas X

SMA Negeri 4 Tangerang Selatan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 4 Tangerang Selatan. Perbedaan

penelitian yang sedang peneliti lakukan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wulan Terletak pada jenis penelitiannya. Penelitian yang dilakukan oleh Wulan

merupakan penelitian kualitatif yang hanya sampai pada mengumpulkan data dan

menganalisisnya saja.

Penelitian relevan yang ketiga dilakukan oleh Yoselfa (2017) dengan judul

Struktur dan Kategori Frasa Endosentris Atributif dalam Artikel Opini Surat Kabar

Kompas Edisi 1-4 Maret 2017. Penelitian ini berfokus untuk mendeskripsikan dan

mengkategorikan frasa endosentris atributif yang terdiri dari empat kata dalam

artikel surat kabar Kompas edisi 1-4 Maret 2017. Penelitian ini menghasilkan data

berupa data struktur dan kategori frasa endosentris atributif di surat kabar Kompas

edisi 1-4 Maret 2017. Data yang digunakan adalah data artikel opini yang dimuat

di surat kabar Kompas edisi 1-4 Maret 2017. Penelitian ini dianggap relevan karena

mengambil tema utama yang sama dengan kajian yang akan diteliti, yaitu frasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

11

endosentris. Penelitian yang dilakukan oleh Yoselfa merupakan penelitian

deskriptif kualitatif yang hanya sampai pada mengumpulkan data dan

menganalisisnya saja.

Berdasarkan beberapa penelitian relevan yang telah disebutkan di atas,

terdapat persamaan antara ketiga penelitian di atas dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti sekarang. Persamaannya mengenai topik pembahasannya

yaitu tentang frasa, khususnya frasa endosentris. Perbedaan yang mendasar antara

penelitian ini dengan ketiga penelitian di atas yaitu penelitian yang dilakukan oleh

peneliti berfokus pada pengembangan modul digital pembelajaran yang

menyangkut kegiatan pembelajaran frasa endosentris untuk mahasiswa S-1

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Sedangkan tiga penelitian yang relevan lebih terfokus pada

mengumpulkan data dan menganalisisnya saja. Hal tersebut yang membedakan

penelitian ini dengan penelitian di atas, karena penelitian ini terfokus pada

pembuatan modul digital yang berisikan tentang materi frasa endosentris untuk

membantu pembelajaran mahasiswa jurusan bahasa Indonesia.

2.2 Landasan Teori

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) sintaksis, (2)

Klausa (3) Kalimat (4) frasa, (5) frasa endosentris, (6) frasa endosentris koordinatif,

(7) frasa endosentris atributif, (8) frasa endosentris apositif, dan (9) modul digital.

Berbagai kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini akan dijadikan acuan

untuk mengembangkan produk berupa modul digital pembelajaran frasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

12

endosentris berbasis Flip PDF Professional bagi mahasiswa S-1 Program Studi

PBSI. Berikut ini penjabaran dari kesembilan teori di atas.

2.2.1 Sintaksis

Ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang sintaksis.

Pertama, Ramlan (2005:1) menyebutkan bahwa sintaksis ialah bagian atau cabang

dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa

berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan morfem.

Kedua, Sukini (2010:3) menuliskan bahwa sintaksis atau syntax adalah cabang ilmu

bahasa yang membicarakan seluk beluk frasa, klausa, dan kalimat, dengan satuan

terkecilnya berupa bentuk bebas, yaitu kata. Ketiga, Tarigan (1984:6) memberikan

definisi bahwa sintaksis adalah salah satu cabang ilmu tata bahasa yang

membicarakan struktur-struktur kalimat, klausa, dan frasa. Sintaksis sebagai istilah

dalam ilmu bahasa berisi pengertian ajaran tentang susunan kalimat. Keempat,

Suhardi (2008:32) menyebutkan bahwa sintaksis adalah pengaturan atau

penyusunan kata menjadi kelompok kata, klausa, atau kalimat secara benar.

Kelima, Wibawa (1998:1) mendefinisikan sintaksis sebagai cabang ilmu bahasa

atau linguistik yang mempelajari seluk beluk kalimat. Sintaksis adalah kajian

tentang proses kata-kata yang disusun untuk mendapatkan kaitan maknanya di

dalam kalimat. Sintaksis berusaha menjelaskan pola-pola dan aturan yang

mendasari satuan-satuan sintaksis serta bagian-bagiannya yang dibentuk sehingga

satuan-satuan itu terbentuk. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa sintaksis merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari

seluk beluk kalimat. Sintaksis sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajari seluk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

13

beluk kalimat memiliki ruang lingkup. Hubungan antara kata yang satu dengan kata

yang lain akan membentuk frasa, klausa, dan kalimat. Ketiga hal tersebut

merupakan ruang lingkup sintaksis.

2.2.2 Kalimat

Beberapa ahli mendefinisikan tentang hakikat kalimat. Pertama, Putrayasa

(2014:10) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh

adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik. Kedua, Ramlan

(2005:23) menyebutkan bahwa kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh

adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik. Ketiga, Keraf

(1980:141) memberi batasan kalimat sebagai bagian ujaran yang didahului dan

diikuti oleh kesenyapan sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran

itu sudah lengkap. Menurut pendapat ketiga ahli tersebut kalimat adalah satuan

bahasa yang dapat berdiri sendiri dan memiliki tanda baca final seperti tanda baca

titik (.), tanda seru (!), dan tanda tanya (?). Contoh kalimat misalnya ‘Tutup pintu

itu sekarang!’ dan ‘Victor pergi sejak dua hari yang lalu.’ Berdasarkan jumlah

klausanya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

Kalimat sederhana atau tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa

(Moeliono, 1988). Contoh ‘Miko berangkat ke kampus.’ Keraf (1980:166)

mengungkapkan bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua

pola atau lebih. Kalimat majemuk merupakan penggabungan dari dua kalimat

tunggal atau lebih sehingga kalimat yang baru mengandung dua pola atau lebih.

Berdasarkan hubungan gramatikal antara klausa yang satu dengan klausa lain yang

menjadi unsurnya, kalimat majemuk dapat dibedakan menjadi kalimat majemuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

14

setara dan kalimat majemuk tidak setara (Ramlan, 1981:52). Kalimat majemuk

setara adalah kalimat yang dibentuk oleh dua klausa atau lebih dan klausa yang satu

tidak merupakan bagian dari klausa lainnya. Masing-masing berdiri sebagai klausa

yang setara yaitu sebagai klausa inti (Ramlan, 1981:28). Contoh ‘Ani sedang

membaca buku, sedangkan Ibu sedang memasak di dapur.’ Kalimat majemuk

bertingkat atau tidak setara adalah kalimat yang berupa klausa yang satu merupakan

bagian dari klausa yang lain (Ramlan, 1981:29). Contoh ‘Kita akan berangkat,

ketika hujan sudah reda.’ Jadi, dapat disimpulkan bahwa kalimat berdasarkan

jumlah klausanya dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

Kalimat majemuk dibedakan menjadi dua yaitu kalimat majemuk setara dan

kalimat majemuk bertingkat.

2.2.3 Klausa

Beberapa ahli mendefinisikan tentang hakikat klausa. Pertama, Ramlan

(2005:79) menyebutkan bahwa klausa adalah satuan gramatik yang terdiri dari S P

baik disertai O, PEL, dan KET ataupun tidak. Kedua, Arifin dan Junaiyah (2009:34)

menyatakan bahwa klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata

yang sekurang-kurang terdiri atas subjek dan predikat. Klausa atau gabungan kata

itu berpotensi menjadi kalimat. Menurut pendapat kedua ahli tersebut klausa adalah

satuan gramatikal berupa gabungan kata yang setidaknya memiliki fungsi subjek

(S), predikat (P), dan tidak memiliki tanda baca final. Beberapa contoh klausa,

misalnya adik berlari, Anton tidur, dan kita berangkat. Berdasarkan potensinya

untuk dibentuk menjadi kalimat, klausa dapat dibedakan menjadi klausa bebas dan

klausa terikat. Klausa bebas adalah klausa yang dapat berdiri sendiri sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

15

kalimat sempurna (Cook dalam Tarigan, 2009:76). Contoh ‘Orang itu mendengar

radio.’ Klausa terikat adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat

sempurna; hanya mempunyai potensi sebagai kalimat tak sempurna (Cook dalam

Tarigan, 2009). Contoh ‘Dia lulus ujian (klausa bebas) karena belajar bersunggu-

sungguh (Klausa terikat)’.

2.2.4 Frasa

Frasa merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu phrase. Beberapa

ahli bahasa Indonesia menyebut frasa dengan istilah frase, antara lain Ramlan dan

Parera. Kedua istilah tersebut memiliki makna yang sama. Pada penelitian ini,

peneliti menggunakan istilah frasa bukan frase. Peneliti hanya menggunakan satu

istilah agar semua menjadi seragam dan dan tidak menimbulkan kebingungan.

Peneliti menemukan beberapa hakikat frasa menurut beberapa ahli.

Pertama, Ramlan (2005:121) menyebutkan bahwa frasa ialah satuan gramatik yang

terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Sementara tokoh

kedua, Rahardi (2009:67) menuliskan bahwa frasa atau kelompok kata adalah

satuan gramatikal yang berupa gabungan kata dan gabungan kata itu bersifat

nonpredikatif. Ketiga, Parera (2009:54) menuliskan bahwa frasa ialah suatu

konstruksi yang dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih, baik dalam bentuk sebuah

pola dasar kalimat maupun tidak. Keempat, Chaer (2009:120) berpendapat bahwa

frasa merupakan satuan sintaksis yang tersusun dari dua buah kata atau lebih, yang

di dalam klausa menduduki fungsi-fungsi sintaksis. Jadi peneliti menyimpulkan

bahwa frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif dan

tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Frasa yang terdiri dari dua kata atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

16

lebih itu hanya menempati satu fungsi saja di dalam kalimat entah subjek, predikat,

objek, keterangan atau pelengkap. Beberapa contoh frasa, misalnya baju baru, sakit

sekali, akan menulis, sangat bangga, dan sedang membaca.

2.2.4.1 Frasa Endosentris

Ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang frasa

endosentris. Pertama, Ramlan (2005:125) menyebutkan bahwa frasa endosentris

adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua

unsurnya maupun salah satu dari unsurnya. Menurut Ramlan frasa endosentris

dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu (1) Frasa Endosentris yang

Koordinatif. Frasa endosentris yang koordinatif terdiri dari unsur-unsur yang setara,

misalnya frasa ayah ibu, (2) Frasa Endosentris yang Atributif. Frasa endosentris

yang atributif terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara, misalnya frasa buku baru,

dan (3) Frasa Endosentris yang Apositif. Frasa endosentris yang apositif adalah

frasa yang unsur-unsurnya tidak dapat dihubungkan dengan dengan kata

penghubung dan atau atau dan secara semantik unsur yang satu, sama dengan unsur

yang lainnya, misalnya frasa Ahmad, anak Pak Sastro, sedang belajar.

Kedua, Rahardi (2009:69) menyatakan frasa endosentris adalah frasa yang

seluruh bagiannya memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan perilaku salah

satu komponen frasa tersebut. Ketiga, Verhaar (melalui Sukini 2010:21)

menyatakan bahwa frasa endosentris adalah frasa yang berdistribusi paralel dengan

pusatnya. Keempat, Parera (2009:55) berpendapat bahwa frasa endosentris adalah

frasa yang satuan kontruksinya berdistribusi dan berfungsi sama dengan salah satu

anggota pembentuknya. Keempat, Parera (2009:55) menyebutkan frasa endosentris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

17

merupakan frasa yang salah satu unsur pembentuknya berdistribusi dan berfungsi

sama dengan salah satu anggota pembentuknya. Kelima, Chaer (2008: 120)

menjelaskan bahwa frasa endosentris yaitu yang salah satu unsurnya dapat

menggantikan keseluruhannya. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut,

dapat disimpulkan bahwa frasa endosentris adalah frasa yang memiliki distribusi

sama dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya.

Beberapa contoh frasa endosentris sebagai berikut. (1) Ayahnya dibuatkan kopi

pahit. Frasa kopi pahit terdiri atas nomina (kata benda) yang diikuti oleh adjektiva

(kata sifat). Kedua unsur tersebut memiliki hubungan fungsi sebagai berikut: kata

kopi berfungsi sebagai unsur inti (pusat) dan kata pahit sebagai pewatas. Hubungan

keduanya menghasilkan makna ‘rasa’ yang berarti kopi yang rasanya pahit. Frasa

yang berdistribusi sama dengan salah satu unsur pembentuknya disebut frasa

endosentris. (2) Sambal pedas itu dibelinya di supermarket. Frasa sambal pedas

terdiri atas nomina (kata benda) yang diikuti oleh adjektiva (kata sifat). Kedua unsur

tersebut memiliki hubungan fungsi sebagai berikut: kata sambal berfungsi sebagai

unsur inti (pusat) dan kata pedas sebagai pewatas. Hubungan keduanya

menghasilkan makna ‘rasa’ yang berarti sambal yang rasanya pedas. Frasa yang

berdistribusi sama dengan salah satu unsur pembentuknya disebut frasa endosentris.

2.2.4.2 Frasa Endosentris Koordinatif

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai hakikat dari frasa

endosentris koordinatif. Pertama, Ramlan (2005:126) menyebutkan frasa

endosentris yang koordinatif adalah frasa ini terdiri dari unsur-unsur yang setara.

Kesetaraannya itu dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

18

dengan kata penghubung dan atau atau. Kedua, Sukini (2010:25) menuliskan

bahwa frasa endosentris koordinatif ialah frasa yang terdiri atas unsur-unsur yang

kedudukannya setara, yang satu tidak tergantung pada yang lain. Suhardi (2013:25)

menyebutkan bahwa frasa endosentris koordinatif adalah frasa yang memiliki dua

kata dan berasal dari kelas yang sama. Dari ketiga pendapat ahli tersebut, dapat

disimpulkan bahwa frasa endosentris koordinatif adalah frasa yang unsur-unsurnya

memiliki kedudukan setara. Beberapa contoh frasa endosentris koordinatif,

misalnya sawah ladang, bapak ibu, suami istri, rumah pekarangan, dan kakak adik.

2.2.4.3 Frasa Endosentris Atributif

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai hakikat dari frasa

endosentris atributif. Pertama, Ramlan (2005:126) menuliskan bahwa frasa

endosentris yang atributif adalah frasa golongan ini terdiri dari unsur-unsur yang

tidak setara. Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan dengan kata

penghubung dan atau atau. Kedua, Sukini (2010:25) berpendapat bahwa frasa

endosentris atributif adalah frasa yang terdiri atas unsur-unsur yang kedudukannya

tidak setara, unsur yang satu tergantung pada unsur yang lain. Unsur frasa

endosentris atributif terdiri atas unsur pusat atau unsur yang diterangkan (D) dan

unsur atribut atau penjelas atau unsur yang menerangkan (M). ketiga, Suhardi

(2013:25) menyebutkan bahwa frasa endosentris atributif adalah sejenis frasa yang

salah satu katanya merupakan atribut. Berdasarkan ketiga pendapat ahli tersebut,

frasa endosentris atributif adalah frasa yang unsur-unsurnya tidak memiliki

kedudukan setara. Beberapa contoh frasa endosentris atributif, misalnya buku baru,

sungai jernih, orang itu, sangat bangga, dan malam ini. Kata-kata yang dicetak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

19

miring dalam frasa-frasa di atas merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur yang

secara distribusional sama dengan seluruh frasa dan secara semantik merupakan

unsur yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan unsur atributif (UA).

2.2.4.4 Frasa Endosentris Apositif

Peneliti menemukan beberapa hakikat frasa endosentris apositif menurut

beberapa ahli. Pertama, Ramlan (2005:127) menyebutkan bahwa frasa endosentris

yang apositif adalah frasa yang unsur-unsurnya tidak dapat dihubungkan dengan

kata penghubung dan atau atau dan secara semantik unsur yang satu, sama dengan

unsur yang lainnya. Sementara tokoh kedua Sukini (2010:25) menuliskan bahwa

frasa endosentris apositif adalah frasa yang secara semantik unsur yang satu sama

dengan unsur yang lain, dan dapat saling menggantikan. Frasa endosentris apositif

memiliki unsur pusat (UP), dan unsur aposisi (AP). Berdasarkan beberapa pendapat

para ahli tersebut, frasa endosentris apositif adalah frasa yang unsur-unsurnya dapat

saling digantikan. Beberapa contoh frasa endosentris apositif, misalnya.

Tabel 2.1 Contoh Frasa Endosentris Apositif

Unsur Pusat Unsur Aposisi

Soleh, anak Pak Iman, sedang mandi

Soleh - sedang mandi

- anak Pak Iman sedang mandi

Unsur Soleh merupakan unsur pusat, sedangkan unsur anak Pak Iman

merupakan unsur aposisi. Dalam frasa Soleh, anak Pak Iman unsur-unsurnya tidak

dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau. Dalam hal ini unsur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

20

anak Pak Iman, sama dengan unsur-unsur lainnya, yaitu sama dengan unsur Soleh.

Oleh sebab itu, unsur anak Pak Iman dapat menggantikan unsur Soleh.

Tabel 2.2 Contoh Frasa Endosentris Apositif

Unsur Aposisi Unsur Pusat Unsur Aposisi

Kepala Humas

RSUD Panembahan

Senopati,

Siti Rahayu Ningsih mengatakan, satu pasien

tambahan yang

merupakan warga

Bantul tersebut, masuk

ruang isolasi pada Jumat

(6/3) malam.

Kepala Humas

RSUD Panembahan

Senopati

-

mengatakan, satu pasien

tambahan yang

merupakan warga

Bantul tersebut, masuk

ruang isolasi pada

Jumat (6/3) malam.

-

Siti Rahayu Ningsih mengatakan, satu pasien

tambahan yang

merupakan warga

Bantul tersebut, masuk

ruang isolasi pada Jumat

(6/3) malam.

(Dikutip dari Tribun Jogja, 8 Maret 2020 halaman: 1)

Unsur Siti Rahayu Ningsih merupakan unsur pusat, sedangkan unsur Kepala

Humas RSUD Panembahan Senopati merupakan unsur aposisi. Dalam frasa Siti

Rahayu Ningsih, Kepala Humas RSUD Panembahan Senopati unsur-unsurnya

tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau. Dalam hal ini

unsur Kepala Humas RSUD Panembahan Senopati, sama dengan unsur-unsur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

21

lainnya, yaitu sama dengan unsur Siti Rahayu Ningsih. Oleh sebab itu, unsur Kepala

Humas RSUD Panembahan Senopati dapat menggantikan unsur Siti Rahayu

Ningsih.

Tabel 2.3 Contoh Frasa Endosentris Apositif

Unsur Aposisi Unsur Pusat Unsur Aposisi

Pelatih United, Ole Gunnar Solkskjaer akan kembali

mengandalkan

Fernandes sebagai

motor di lini tengah.

Pelatih United

-

akan kembali

mengandalkan

Fernandes sebagai

motor di lini tengah.

-

Ole Gunnar Solkskjaer akan kembali

mengandalkan

Fernandes sebagai

motor di lini tengah.

(Dikutip dari Tribun Jogja, 8 Maret 2020 halaman: 1)

Unsur Ole Gunnar Solkskjaer merupakan unsur pusat, sedangkan unsur

Pelatih United merupakan unsur aposisi. Dalam frasa Ole Gunnar Solkskjaer,

Pelatih United unsur-unsurnya tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung

dan atau atau. Dalam hal ini unsur Pelatih United, sama dengan unsur-unsur

lainnya, yaitu sama dengan unsur Ole Gunnar Solkskjaer. Oleh sebab itu, unsur

Pelatih United dapat menggantikan unsur Ole Gunnar Solkskjaer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

22

2.2.5 Modul

Media pembelajaran terdapat dua jenis, yaitu media cetak dan digital. Media

adalah sarana untuk menyampaikan informasi dari sumber informasi ke penerima

yang dapat merangsang pikiran dan membangkitkan semangat mahasiswa sehingga

tujuan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Sanaky (2013:3)

mendefinisikan media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat

digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Peneliti memilih untuk

mengembangkan modul pembelajaran di samping media pembelajaran yang lain

karena modul pembelajaran dianggap lebih praktis dan dapat digunakan oleh

mahasiswa untuk belajar secara mandiri. Beberapa ahli mengemukakan

pendapatnya mengenai hakikat dari modul. Pertama, Sudjana (1997:132)

menyebutkan modul merupakan suatu unit program pengajaran yang disusun dalam

bentuk tertentu untuk keperluan belajar. Kedua, Nasution (2010: 205) menyebutkan

modul adalah suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu

rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah

tujuan yang dirumuskan. Hal tersebut selaras dengan pernyataan Direktorat Tenaga

Kependidikan (2008:3), modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi,

metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis

dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat

kompleksitasnya. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa modul

adalah media pembelajaran yang dirancang secara sistematis dan disesuaikan

dengan tingkat pencapaian kompetensi pembelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

23

2.2.5.1 Modul Digital

Peneliti menemukan beberapa hakikat modul digital atau e-modul menurut

beberapa ahli. Pertama, Sugianto, dkk. (2013:101-116), mendefinisikan modul

elektronik merupakan bentuk bahan belajar mandiri yang disusun secara sistematis

yang ditampilkan dalam format elektronik, di dalamnya terdapat audio, animasi,

dan navigasi. Kedua, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (2017:3),

menjelaskan e-modul merupakan sebuah bentuk penyajian bahan belajar mandiri

yang disusun secara sistematis ke dalam unit pembelajaran tertentu, yang disajikan

dalam format elektronik, di mana setiap kegiatan pembelajaran di dalamnya

dihubungkan dengan tautan (link) sebagai navigasi yang membuat peserta didik

menjadi lebih interaktif dengan program, diengkapi dengan penyajian video

tutorial, animasi, dan audio untuk memperkaya pengalaman belajar. Modul digital

merupakan program belajar untuk peserta pembelajaran yang dirancang secara

ringkas dan dibuat ke dalam bentuk digital. Modul digital yang dimaksudkan adalah

modul yang bukan berwujud cetak (konvensional) melainkan berwujud aplikasi

yang dapat dioperasikan melalui komputer atau laptop. Modul yang dikembangkan

oleh peneliti adalah modul digital, hal itu dipertimbangkan karena masa ini telah

memasuki era digital. Secara umum, modul dan modul digital hampir sama dari

segi struktur, isinya, dan bahasa yang membedakan hanya pada penyajiannya saja.

Modul cetak akan dicetak dalam bentuk buku sedangkan modul digital dimuat

dalam bentuk digital yang dapat diakses melalui komputer atau laptop. Sebelum

menyusun modul digital, peneliti harus memperhatikan beberapa hal di antaranya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

24

pengertian modul digital, karakteristik modul digital, fungsi dan tujuan penulisan

modul, dan struktur penulisan modul.

2.2.5.2 Karakteristik Modul Digital

Modul merupakan media pembelajaran yang dirancang untuk dapat

dipelajari oleh peserta didik secara mandiri yang telah disesuaikan dengan tingkat

kemampuannya. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (2017:3),

menyebutkan bahwa sebuah modul digital dapat dikatakan baik dan menarik

apabila terdapat sepuluh karakteristik, peneliti memahami karakteristik modul ini

sebagai berikut.

1. Self Instructional, yaitu siswa mampu membelajarkan diri sendiri, tidak

tergantung pada pihak lain. Maksudnya dari pernyataan tersebut adalah

modul digital yang dikembangkan harapannya dapat membimbing

pembelajar untuk belajar secara mandiri sehingga tidak selalu bergantung

dengan pihak lain yaitu guru pengampu. Pembelajaran melalui modul

digital dirancang secara khusus untuk memudahkan siswa belajar secara

mandiri. Maka pendekatan yang digunakan dalam pengajaran modul

adalah pendekatan yang mengajarkan siswa terlibat aktif selama proses

belajar.

2. Self Contained, yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit

kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.

Maksudnya seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau

subkompetensi yang dipelajari dapat dimuat dalam satu modul secara

lengkap dan terstruktur. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

25

kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran dengan tuntas

karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh.

3. Stand Alone, yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada

media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media

pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul digital ini, pembelajar

tidak bergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk

mempelajari dan atau menggunakan modul digital tersebut.

4. Adaptif, yaitu modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi

terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Modul dikatakan adaptif

jika dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta fleksibel untuk digunakan. Dengan memperhatikan

perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan modul multimedia

hendaknya tetap “up to date”. Modul yang adaptif adalah modul yang

berisi materi pembelajaran yang dapat digunakan sampai dengan kurun

waktu tertentu.

5. User Friendly, yaitu modul digital hendaknya juga memenuhi kaidah

akrab bersahabat atau akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan

paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan

pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses

sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah

dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan

salah satu bentuk user friendly.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

26

6. Konsisten dalam penggunaan font, spasi, dan tata letak, yaitu modul

digital yang telah dibuat hendaknya menerapkan font, spasi, dan tata letak

secara konsisten agar pembelajar dapat memahami dengan membaca

modul digital tersebut dengan baik.

7. Disampaikan dengan menggunakan suatu media elektronik berbasis

komputer, yaitu modul digital dapat diakses melalui laptop pembelajar.

8. Memanfaatkan berbagai fungsi media elektronik sehingga disebut

sebagai multimedia, yaitu modul digital dapat dilengkapi dengan

berbagai fitur di dalamnya seperti gambar, video, dan animasi.

9. Memanfaatkan berbagai fitur yang ada pada aplikasi software, yaitu

modul digital dilengkapi berbagai fitur seperti tombol menuju halaman

selanjutnya atau halaman sebelumnya, tombol print dan tombol bantuan.

10. Perlu didesain secara cermat (memperhatikan prinsip pembelajaran),

yaitu modul digital didesain agar dapat mempermudah pembelajar dalam

memahami materi di dalam modul digital tersebut.

2.2.5.3 Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul

Penggunaan modul sering dikaitkan dengan aktivitas pembelajaran mandiri

(self-instruction). Konsekuensi lain yang harus dipenuhi oleh modul ini ialah

adanya kelengkapan isi. Isi atau materi sajian dari suatu modul haruslah secara

lengkap terbahas lewat sajian-sajian sehingga dengan begitu para pembaca merasa

cukup memahami bidang kajian tertentu dari hasil belajar melalui modul ini.

Kecuali apabila pembaca menginginkan pengembangan wawasan tentang bidang

tersebut, bahkan dianjurkan untuk menelusurinya lebih lanjut melalui daftar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

27

pustaka (bibliografi) yang sering juga dilampirkan pada bagian akhir setiap modul.

Isi suatu modul hendaknya lengkap, baik dilihat dari pola sajiannya, apalagi isinya.

Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:5) menyatakan bahwa penulisan modul

memiliki tujuan sebagai berikut.

1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu

bersifat verbal. Bahasa yang digunakan dalam penulisan modul harus

bersifat komunikatif dan jelas agar mudah dipahami oleh pembelajar.

Penggunaan bahasa yang jelas dan tidak berbelit-belit akan membantu

pembelajar memahami maksud atau pesan yang ingin disampaikan oleh

penulis.

2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta

belajar/guru instruktur. Maksudnya, modul yang disusun harus mampu

menyajikan materi-materi secara utuh dan dapat menjadi fasilitator yang

dapat menggantikan peran guru atau pengajar dalam menjelaskan materi.

Isi materi juga harus lengkap sehingga dapat dipelajari oleh siswa secara

mandiri untuk mengatasi keterbatasan waktu pembelajar yang belum

memahami materi yang ada.

3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi. Maksudnya modul dapat

memotivasi belajar siswa dalam mengembangkan kemampuan dalam

berinteraksi secara langsung dengan lingkungan dan sumber belajar

lainnya yang memungkinkan siswa atau pembelajar untuk belajar secara

mandiri sesuai minat dan kemampuannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

28

4. Memungkinkan siswa atau pembelajar untuk mengukur atau

mengevaluasi diri sendiri terkait hasil belajarnya. Maksudnya adalah

dalam modul harus menyajikan soal-soal latihan atau unjuk kerja yang

membantu pembelajar mengevaluasi tingkat pemahamannya. Evaluasi

dapat memberikan umpan balik ke pembelajar terkait hasil belajarnya

dan materi apa yang masih belum dikuasai dengan baik oleh mereka.

Dengan memperhatikan tujuan-tujuan di atas, modul sebagai bahan ajar

akan sama efektifnya dengan pembelajaran tatap muka. Hal ini tergantung pada

proses penulisan modul. Penulis modul yang baik menulis seolah-olah sedang

mengajarkan kepada seorang peserta mengenai suatu topik melalui tulisan. Segala

sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis saat pembelajaran, dikemukakan

dalam modul yang ditulisnya. Penggunaan modul dapat dikatakan sebagai kegiatan

tutorial secara tertulis.

2.2.5.4 Struktur Penulisan Modul

Penulisan modul dilakukan agar mempermudah mahasiswa ketika

mengikuti pembelajaran. Modul disusun secara sistematis agar pembelajar mudah

mempelajarinya. Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:21) menjelaskan struktur

penulisan modul dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pembuka, bagian inti, dan

bagian akhir. Berikut penjelasannya:

1. Bagian pembuka

Bagian pembuka meliputi judul, daftar isi, peta informasi, daftar tujuan

kompetensi, dan tes awal. Judul modul dibuat semenarik mungkin dan memberi

gambaran tentang materi yang akan dibahas agar pembelajar tertarik untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

29

mempelajari modul. Daftar isi menyajikan topik-topik yang dibahas. Topik tersebut

diurutkan berdasarkan daftar isi di dalam modul. Pembelajar dapat melihat secara

keseluruhan topik-topik yang tersedia di dalam modul melalui daftar isi. Daftar isi

mencantumkan nomor halaman untuk memudahkan pembelajar ketika mencari

topik. Daftar isi akan mempermudah pembelajar dalam menemukan pokok-pokok

informasi dalam sebuah modul. Di dalam modul, terdapat peta informasi yang berisi

kaitan antar topik pembelajaran. Peta informasi yang disajikan dalam modul dapat

menggunakan diagram isi bahan ajar yang telah dipelajari sebelumnya. Penulis

modul harus teleti untuk memutuskan menggunakan peta informasi yang cocok

untuk menjelaskan keterkaitan materi topik dalam modul. Lalu, penulisan tujuan

pembelajaran membantu pembelajar untuk mengetahui pengetahuan, keterampilan,

dan sikap yang hendak dicapai atau dikuasai setelah mempelajari modul tersebut.

Tes awal merupakan bagian akhir dalam bagian pembuka. Pembelajar perlu diberi

tahu pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan untuk menguasai materi

dalam modul. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pre-tes. Pre-tes

bertujuan untuk memeriksa jika pembelajar telah menguasai materi prasyarat untuk

mempelajari modul. Penelitian ini menggunakan tes awal berupa pengetahuan yang

dimiliki pembelajar tentang frasa endosentris.

2. Bagian Inti

Bagian inti terdiri dari bagian pembuka, hubungan dengan materi, uraian

materi, penugasan, dan rangkuman. Berikut penjelasannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

30

a) Bagian Pendahuluan/Tinjauan Umum Materi

Pendahuluan pada suatu modul berfungsi untuk; (1) memberikan

gambaran umum mengenai isi materi modul; (2) meyakinkan

pembelajar bahwa materi yang akan dipelajari dapat bermanfaat bagi

mereka; (3) meluruskan harapan pembelajar mengenai materi yang

akan dipelajari; (4) mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan

materi yang akan dipelajari; (5) memberikan petunjuk mempelajari

materi yang akan disajikan. Pendahuluan dapat disajikan peta informasi

mengenai materi yang akan dibahas dan daftar tujuan kompetensi yang

akan dicapai setelah mempelajari modul. Bagian pendahuluan menjadi

penting karena pembaca akan diberi gambaran mengenai isi modul.

b) Hubngan dengan Materi atau Pembelajaran yang lain.

Materi pada modul sebaiknya lengkap, dalam arti semua materi

yang perlu dipelajari tersedia dalam modul. Maka dari itu, materi yang

ada di modul akan mudah dipahami dan dipelajari mahasiswa. Jika

menghendaki pembelajar untuk memperluas wawasan materi, maka

sebaiknya diberikan arahan bagaimana mengaksesnya dengan cara

mencantumkan sumber materi tersebut. Modul memang sumber belajar

yang mandiri jadi diharapkan semua materi yang dijelaskan secara utuh.

Jika ada materi yang merujuk pada buku atau sumber belajar lain maka

dalam modul harus mencantumkan di mana materi atau sumber belajar

tersebut dapat diakses oleh pembaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

31

c) Uraian Materi

Uraian materi merupakan penjelasan secara terperinci tentang

materi pembelajaran yang disampaikan dalam modul. Organisasikan isi

materi pembelajaran dengan urutan dan susunan yang sistematis,

sehingga memudahan pembelajar memahami materi pembelajaran.

Materi yang diuraikan sebaiknya jangan terlalu luas sehingga tidak

menyebabkan pembelajar bingung untuk memahami materi tersebut.

Jika materi terlalu luas, sebaiknya disusun dalam beberapa Kegiatan

Belajar (KB). Berikut contoh susunan dari Kegiatan Belajar (KB).

Gambar 2.1 Contoh Sistematika Uraian Modul

Penulisan uraian materi kegiatan belajar hendaknya disusun

secara jelas. Organisasikan antarbab, antarunit, antarparagraf dengan

susunan dan alur yang mudah untuk dipahami. Organisasikan juga antar

judul, sub judul, dan uraian sehingga mudah dimengerti.

Kegiatan Belajar 1

A. Tujuan Kompetensi

B. Uraian Materi

C. Tes Formatif

D. Tugas

E. Rangkuman

Kegiatan Belajar 2

A. Tujuan Kompetensi

B. Uraian Materi

C. Tes Formatif

D. Tugas

E. Rangkuman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

32

Pemberian judul atau penjudulan merupakan alat untuk

mempelajari materi yang disajikan dalam bentuk teks tertulis.

Penjudulan membantu pembelajar untuk menemukan bagian teks yang

sedang dipelajari, memberi tanda awal dan akhir suatu topik, memberi

kesan bahwa topik-topik terkelompok dalam topik yang lebih besar.

Struktur penjudulan mencerminkan struktur materi yang dikembangkan

oleh penulis modul. Penjenjangan atau hierarki sebaiknya tidak lebih

dari tiga jenjang. Lebih dari tiga jenjang akan menyulitkan pembaca

untuk memahami penjenjangan tersebut. Penjudulan untuk setiap

jenjang sebaiknya dituliskan dalam bentuk huruf berbeda. Berikut

contoh penjudulan.

Gambar 2.2 Contoh Sistematika Penomoran dalam Modul

d) Penugasan

Penugasan yang terdapat dalam modul diberikan dengan tujuan

untuk melatih pembelajar dengan yang dipelajari serta mempertegas

bagian-bagian penting. Apabila pembelajar diminta untuk menghafal,

maka dalam penugasan harus dipertegas agar sesuai tujuannya.

e) Rangkuman

Rangkuman merupakan isi-isi pokok pembahasan yang ada di

dalam modul. Rangkuman dapat dikatakan sebagai keseluruhan

A. Judul

1. Sub Judul

a. Anak Judul (Sub dari sub judul)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

33

materi yang ada di dalam modul, tetapi disajikan lebih ringkas. Letak

rangkuman berada di akhir bagian.

3. Bagian Penutup

Bagian penutup merupakan bagian terakhir yang ada di dalam modul.

Bagian penutup terdiri dari beberapa bagian. Berikut penjelasan bagian-bagian

penutup yang terdapat dalam modul.

a) Glossary atau daftar istilah

Glossary berisikan definisi-definisi konsep yang dibahas dalam

modul. Definisi tersebut dibuat dengan ringkas yang bertujuan untuk

mengingat kembali konsep yang telah dipelajari.

b) Tes Akhir

Tes Akhir merupakan latihan yang dapat pembelajar kerjakan

setelah mempelajari suatu bagian dalam modul. Aturan umum untuk tes

akhir adalah tes tersebut dikerjakan oleh pembelajar dalam waktu

sekitar 20% dari waktu mempelajari modul. Jadi, jika suatu modul

dapat diselesaikan dalam tiga jam maka tes akhir harus dapat dikerjakan

oleh peserta belajar dalam waktu sekitar setengah jam.

c) Indeks

Indeks memuat istilah-istilah penting di dalam modul serta

halaman berapa istilah tersebut dapat ditemukan. Indeks terletak di

bagian akhir modul atau buku. Penyusunan indeks dilakukan

berdasarkan urutan abjad. Indeks perlu mengandung kata kunci yang

kemungkinan pembelajar akan mencarinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

34

2.2.5.5 Prosedur Penyusunan Modul Digital

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (2017:3) menjelaskan

prosedur penyusunan modul digital terbagi menjadi dua tahap. Dua tahap tersebut

akan dijelaskan di bawah ini.

1. Tahap Analisis Kebutuhan modul digital

Desain modul ditetapkan berdasarkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). RPP yang digunakan untuk desain modul digital,

adalah RPP yang dirancang agar pembelajar dapat belajar mandiri.

Materi atau isi modul yang ditulis harus sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun. Isi modul mencakup

substansi yang dibutuhkan untuk menguasai suatu Kompetensi Dasar

(KD). Sangat disarankan agar satu KD dapat dikembangkan menjadi satu

modul, tapi dengan pertimbangan karakteristik khusus, keluasaan dan

kompleksitas kompetensi, dimungkinkan satu KD dikembangan menjadi

lebih dari satu modul. Selanjutnya, satu modul disarankan terdiri dari 2-

4 kegiatan pembelajaran (unit-unit modul). Analisis kebutuhan modul

meruakan kegiatan menganalisis silabus dan RPP untuk memperoleh

informasi modul yang dibutuhkan peserta didik dalam mempelajari

kompetensi yang telah diprogramkan. Nama atau judul modul sebaiknya

disesuaikan dengan kompetensi yang terdapat pada silabus dan RPP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

35

2. Tahap Desain Modul Digital

Penulisan modul dilakukan sesuai dengan RPP yang berbasis

aktivitas belajar mandiri. Namun, apabila RPP belum ada, maka dapat

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Tetapkan kerangka

bahan yang akan disusun. Tetapkan tujuan akhir (performance

objective), yaitu kemampuan yang harus dicapai peserta didik setelah

selesai mempelajari suatu modul. Tetapkan tujuan antara (enable

objective), yaitu kemampuan spesifik yang menunjang tujuan akhir.

Tetapkan sistem (skema/ketentuan, metoda dan perangkat) evaluasi.

Tetapkan garis-garis besar atau outline substansi atau materi untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu komponen-komponen:

kompetensi (KI-KD), deskripsi singkat, etimasi waktu dan sumber

Silabus

& RPP Kompetensi

Inti (KI)

1. Kompetensi

Dasar (KD)

2. Indikator

Pencapaian

3. Kompetensi

(IPK)

4. Materi

Pembelajaran

5. Kegiatan

Pembelajaran

6. Acuan Penilaian

Perumusan Unit

Modul

Perumusan

Judul-judul

Modul

Rambu-

rambu

Pemilihan

Judul

Gambar 2.3 Skema Analisis Kebutuhan

Modul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

36

pustaka. Bila RPPnya sudah ada, maka dapat diacu untuk langkah ini.

Materi atau substansi yang ada dalam modul berupa konsep atau prinsip-

prinsip, fakta penting yang terkait langsung dan mendukung pencapaian

kompetensi dan harus dikuasai peserta didik. Tugas, soal, dan atau

praktik atau latihan yang harus dikerjakan atau selesaikan oleh peserta

didik. Evaluasi atau penilaian berfungsi untuk mengukur kemampuan

peserta didik dalam menguasai modul, kunci jawaban dari soal, latihan

dan atau tugas.

Gambar 2.4 Skema Desain Modul Digital

Identifikasi:

1. KD

2. Aspek Materi

Pembelajaran

3. Kegiatan

Pembelajaran

Judul Modul Referensi

Identifikasi:

1. IPK

2. Penilaian

Penyusunan Modul

Digital

Format

Penulisan Modul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

37

2.2.6 Adobe Photoshop CS6

Peneliti menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS6 untuk mendesain

halaman judul modul digital yang berjudul Frasa Endosentris. Peneliti

menggunakan Adobe Photoshop CS6 karena cukup mudah untuk digunakan dan

aplikasi tersebut tidak terlalu berat untuk dioperasikan di laptop keluaran lama.

Tahun 2012, perusahaan pengembang software Adobe merilis program Adobe

Creative Suite 6, atau juga dikenal dengan nama Adobe CS6. Salah satu softwarenya

adalah Adobe Photoshop CS6 yang dapat dipakai untuk mempercantik koleksi foto

Anda dengan menambahkan beberapa efek dalam foto tersebut sesuai yang Anda

inginkan, sehingga hasilnya lebih cantik, menarik, dan bernilai artistik (Madcoms,

2012:2).

2.2.6.1 Fitur Baru Adobe Photoshop CS6

Adobe Photoshop CS6 dapat digunakan untuk mendesain tampilan judul

modul digital karena memiliki berbagai fitur. Adobe Photoshop CS6 memiliki

berbagai fitur yang telah diperbarui dari versi sebelumnya. Berikut ini beberapa

perubahan baru yang terdapat dalam Adobe Photoshop CS6:

1. Tampilan Interface Adobe Photoshop CS6 yang sekarang berwarna

hitam. Tampilan pada aplikasi Adobe Photoshop CS6 telah diperbarui

dengan menggunakan warna hitam. Perubahan warna pada interface

tersebut agar fitur-fitur di dalam aplikasi tersebut dapat dilihat dengan

jelas.

2. Panel Layers yang sekarang memiliki beberapa perubahan, sehingga

memudahkan pengguna dalam pengolahannya. Perubahan pada fitur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

38

panel layers dimaksudkan untuk memudahkan penggunaan fitur tersebut

sehingga pengguna dapat dengan leluasa menggunakan fitur tersebut.

3. Pilihan crop tool yang lebih lengkap dengan hadirnya Perspective Crop

Tool. Crop tool semakin lengkap dengan adanya fitur Perspective Crop

Tool sehingga pengguna memiliki banyak pilihan fitur dalam

menggunakan crop tool tersebut.

4. Anda bisa menyimpan file dalam bentuk PDF dengan perintah menu

File > Automate > PDF Presentation. Adobe Photoshop CS6

memberikan kemudahan penggunanya untuk menyimpan file hasil

editnya dengan bentuk format PDF sehingga dapat diakses melalui

komputer yang berbeda.

5. Perintah Export atau Import Presets dan Migrate Presets dalam menu

Edit yang memudahkan Anda dalam mengatur gambar. Adobe

Photoshop CS6 memberikan fitur baru tersebut agar pengguna dapat

memberikan efek gambar yang sama dengan hasil efek gambar

sebelumnya yang telah diedit.

6. Color Lookup yang ada pada panel Adjustments, memberikan banyak

variasi dalam pengaturan warna gambar atau foto yang sedang Anda edit.

Hadirnya fitur Color Lookup menambah variasi pilihan warna yang dapat

dipilih untuk mengedit foto yang sedang pengguna edit.

7. Lens Correction yang ada pada menu Filter memudahkan Anda

mengubah sudut pandang, serta memperbaiki foto yang terlalu cembung

atau cekung sehingga terlihat normal. Hadirnya fitur Lens Correction

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

39

memudahkan pengguna untuk memperbaiki atau mengubah sudut

pandang gambar yang terlalu cekung atau cembung sehingga terlihat

normal.

8. Tambahan Field Blur dan Iris Blur yang memudahkan Anda membuat

background blur dalam suatu gambar atau foto. Fitur baru yang

ditambahkan tersebut semakin memudahkan pengguna untuk

memberikan efek blur pada gambar atau foto yang sedang diedit.

9. Adobe Photoshop CS6 menambahkan fasilitas Video Editing. Sehingga

memungkinkan Anda untuk melakukan Video Editing sederhana tanpa

harus menggunakan softwaree khusus Video Editing. Adobe Photoshop

CS6 menambahkan fitur editing dalam aplikasinya agar pengguna tidak

perlu menggunakan aplikasi lain untuk mengedit video.

2.2.7 Flip PDF Professional

Sugianto, dkk. (2013:101-116) menjelaskan perangkat lunak Flip PDF

Professional merupakan aplikasi yang dapat digunakan untuk mengkonversi PDF

publikasi halaman flipping digital yang memungkinkan kita untuk menciptakan

konten pembelajaran yang interaktif dengan beberapa fitur yang mendukung. Flip

PDF Professional berbeda dengan PDF yang biasanya digunakan. Dari segi

tampilan, Flip PDF Professional ini seperti tampilan e-book yang dapat dibolak-

balik saat membacanya.

Flip PDF Professional adalah media interaktif yang dapat dengan mudah

menambahkan berbagai jenis tipe media animatif ke dalam Flipbook. Kita dapat

menyisipkan video Youtube, hyperlink, gambar, dan audio ke dalam Flipbook.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

40

Modul digital dapat didesain dengan menggunakan perangkat lunak Flip PDF

Professional. Fitur yang disediakan sangat beragam, seperti perpaduan teks,

gambar, audio, video menjadikan pembuatan modul digital akan lebih interaktif dan

memberikan hasil yang bagus. Flip PDF Professional memungkinkan setiap orang

untuk berkreasi dengan efek interaktif seperti menambahkan multimedia berupa

video, animasi, hyperlink, dan gambar sehingga setiap orang dapat membuat modul

digital yang menarik.

2.2.7.1 Cara Pembuatan Flip PDF Professional

Peneliti menggunakan aplikasi Flip PDF Professional karena mudah untuk

digunakan. Aplikasi Flip PDF Professional digunakan peneliti untuk membuat

modul digital yang telah peneliti rancang. Himmah (2019:26) menjelaskan langkah-

langkah dalam membuat konten pada Flip PDF Professional sebagai berikut:

1. Membuat Proyek Baru

Pengguna dapat membuat proyek baru dengan cara membuka program

Flip PDF Professional, lalu klik tombol “create new”, kemudian klik

“browse” pilih file PDF dari komputer. Pengguna juga dapat

mengimpor gambar untuk ditambahkan di Flip PDF Professional.

Peneliti membuat terlebih dahulu rancangan modul ke dalam file

Microsoft Word, setelah itu file tersebut dirubah dalam bentuk file PDF

karena aplikasi Flip PDF Professional hanya bisa mengolah data dalam

bentuk file PDF. File PDF yang telah diimpor ke aplikasi Flip PDF

Professional dapat langsung didesain sesuai dengan keinginan

pengguna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

41

2. Menyesuaikan Flipbook yang diinginkan

Pada jendela “template design”, pengguna dapat mendesain Flipbook

dengan template, tema, background, animasi, assistant, dan plugin.

Selain itu pada tab design setting, pengguna dapat menyesuaikan

Flipbook dengan berbagai macam pengaturan khusus seperti logo,

bahasa, dan social share. Peneliti memilih menggunakan aplikasi Flip

PDF Professional karena memiliki berbagai fitur yang memudahkan

peneliti dalam mendesain modul digital yang dirancang. Peneliti dapat

memilih background dan tema yang sesuai untuk modul digital yang

peneliti rancang.

3. Menambahkan Flipbook dengan video, gambar, dan audio

Pengguna dapat menambahkan Flipbook dengan video, gambar, dan

audio pada Flip PDF Professional yang memungkinkan penerbit dapat

memperkaya tampilan Flipbook menjadi lebih menarik. Peneliti

memasukkan video yang disertai dengan gambar di dalam modul digital

yang telah dirancang. Hal tersebut menjadikan modul digital lebih

menarik ketika digunakan untuk belajar materi frasa endosentris.

4. Mempublikasikan Flipbook dalam berbagai format

Flip PDF Professional menyediakan berbagai format yang dapat

digunakan, termasuk exe, html, zip, mac app, versi mobile, dan dapat

dipindah ke CD. Pengguna Flip PDF Professional tidak perlu khawatir

untuk menyimpan hasil desainnya. Flip PDF Professional telah

menyediakan berbagai macam format penyimpanan yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

42

disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Peneliti menyimpan file

modul digital pembelajaran frasa endosentris dengan format exe agar

dapat dibuka dikomputer. Setelah file modul tersebut tersimpan dalam

format exe, peneliti menyimpan file modul digital di dalam CD.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa ada empat

tahapan dalam membuat konten pembelajaran menggunakan Flip PDF

Professional, yaitu create, customize, enrich Flipbook, publish

Flipbook. Jika akan mempublikasikan produk, maka file dapat dapat

dibuat dalam bentuk exe, html, zip, mac app, mobile version, dan dapat

dimasukkan ke CD.

2.2.7.2 Kelebihan Flip PDF Professional

Peneliti memilih aplikasi Flip PDF Professional karena mudah untuk

digunakan dan memiliki berbagai kelebihan. Himmah (2019:27) menjelaskan

kelebihan pada aplikasi Flip PDF Professional sebagai berikut:

1. Interactive publishing. Dengan tampilan yang menarik, Flipbook dapat

ditambahkan fitur gambar, audio, dan video. Penambahan gambar,

audio, dan video tersebut dapat membuat modul tersebut semakin

menarik untuk digunakan. Selain menambah daya tarik modul tersebut,

ketiga fitur tersebut dapat semakin memperjelas pembelajar untuk

memahami materi yang sedang dipelajari.

2. Terdapat berbagai macam template, tema, latar belakang, dan plugin

untuk menyesuaikan modul digital kita. Flip PDF Professional

dilengkapi berbagai fitur untuk mendesain tampilan dari modul digital

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

43

yang telah dibuat. Fitur-fitur dapat digunakan untuk memperindah

tampilan modul digital yang telah dibuat.

3. Format keluaran (output) yang fleksibel, seperti exe, html, zip, mac app,

versi mobile dan dapat dimasukkan ke CD. Format penyimpanan Flip

PDF Professional tersedia berbagai macam sehingga pengguna dapat

menyesuaikan format tersebut dengan kebutuhannya.

2.3 Kerangka Berpikir

Dalam Penelitian ini, kerangka berpikir berupa hubungan antara produk

yang dikembangkan dengan potensi masalah yang melatarbelakangi penelitian ini.

Pembelajaran frasa endosentris akan berjalan secara efektif bila didukung oleh

dosen, mahasiswa, sarana dan prasarana, terlebih bahan ajar yang memadai.

Namun, kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan permasalahan dalam

pembelajaran sintaksis pada aspek frasa endosentris yaitu di antaranya: (1)

mahasiswa kurang memiliki motivasi dalam mempelajari frasa khususnya frasa

endosentris, (2) bahan ajar cetak yang khusus digunakan dalam pembelajaran

sintaksis pada aspek frasa endosentris membuat mahasiswa merasa bosan, dan (3)

media yang digunakan dalam pembelajaran sintaksis materi frasa endosentris

kurang bervariatif. Oleh karena itu, diperlukan sebuah solusi untuk mengatasi

masalah-masalah tersebut. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan

mengembangkan modul digital pembelajaran frasa endosentris.

Modul ini dikembangkan sebagai alternatif bahan ajar yang khusus

digunakan pada pembelajaran sintaksis aspek frasa endosentris. Selain itu, modul

ini dikembangkan menjadi inovasi baru untuk mengatasi kelemahan dari buku teks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

44

yang dipakai oleh mahasiswa selama ini. Modul ini dilengkapi dengan materi-

materi beserta contoh mengenai frasa khususnya frasa endosentris. Dengan

menggunakan modul ini dalam pembelajaran sintaksis, diharapkan mahasiswa

menjadi lebih paham mengenai materi frasa endosentris. Kerangka berpikir atau

alur pengembangan modul dapat diilustrasikan dalam sebuah bagan sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

45

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

Pengembangan Modul Digital Pembelajaran Frasa Endosentris untuk Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia

Tingkat pemahaman frasa endosentris mahasiswa

PBSI Universitas Sanata Dharma

Kebutuhan mahasiswa akan materi frasa

endosentrsis

Kebutuhan modul sintaksis aspek frasa endosentris

Penyebaran Angket Penyebaran Angket Penyebaran Angket

Wawancara Dosen

Kajian Teori Data

Uji Validasi

Revisi Produk

Modul Digital

Pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau research

& Development (R&D). Penelitian dan pengembangan adalah jenis penelitian yang

mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam dunia

pendidikan dan pembelajaran. Peneliti mengembangkan produk berupa modul

digital pembelajaran frasa endosentris. Bab ini mengkaji lebih rinci tentang jenis

penelitian, sumber data dan data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,

teknik analisis data, dan prosedur pengembangan produk.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan R&D

(research and development). Sugiyono (2009:297) mendeskripsikan metode

penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektivan produk tersebut. Urutan

kegiatan dalam penelitian dan pengembangan adalah meneliti, merancang,

memproduksi, dan menguji validitas produk yang telah dihasilkan. Peneliti

mengacu pada langkah-langkah penelitian dan pengembangan Borg dan Gall.

Peneliti mengembangkan produk berupa modul digital pembelajaran frasa

endosentris. Metode penelitian dan pengembangan yang dilakukan ini bertujuan

untuk menciptakan produk berupa modul digital pembelajaran frasa endosentris.

Jenis penelitian ini digunakan oleh peneliti karena dianggap sesuai dengan tujuan

penelitian yang akan dilakukan, yaitu mengembangkan modul digital tentang frasa

endosentris.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

47

Modul tersebut diharapkan mampu menjadi alternatif bahan ajar yang efektif bagi

mahasiswa S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

3.2 Sumber Data dan Data

Data akan menjawab pertanyaan tentang informasi yang hendak diperoleh

dalam proses penelitian. Peneliti perlu untuk mengkaji sumber data dan data dalam

penelitian ini. Sumber data dalam penelitian ini adalah dosen pengampu mata

kuliah sintaksis bahasa Indonesia dan mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini dilakukan di

Universitas Sanata Dharma yang beralamat di Mrican Baru, Caturtunggal, Kec.

Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Data penelitian ini

diperoleh dari mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma dan dosen pengampu

matakuliah sintaksis bahasa Indonesia. Mahasiswa sebagai sumber data dapat

memberikan data sebagai berikut: (1) pengalaman awal mahasiswa dalam

memahami pembelajaran sintaksis aspek frasa endosentris, (2) kesulitan mahasiswa

dalam pembelajaran memahami materi tentang frasa endosentris, (3) masukan

terkait produk yang dikembangkan. Data yang diperoleh dari dosen sebagai berikut:

(1) situasi dan kondisi awal pembelajaran di kelas pada mata kuliah sintaksis, (2)

mengetahui informasi tentang kebutuhan bahan ajar berupa modul digital

pembelajaran sintaksis pada aspek frasa endosentris, dan (3) mengetahui hasil

validasi modul digital yang dibuat oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

48

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik

nontes. Teknik nontes yang digunakan berupa analisis kebutuhan berupa angket dan

wawancara. Angket dibagikan kepada mahasiswa untuk memperoleh data untuk

analisis kebutuhan penelitian ini. Wawancara dilakukan terhadap dosen pengampu

mata kuliah sintaksis yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai

persoalan yang sering terjadi di saat pembelajaran mata kuliah sintaksis bahasa

Indonesia khususnya materi frasa endosentris.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen nontes

yang digunakan untuk memperoleh data berupa kondisi awal pembelajaran di kelas,

kebutuhan bahan ajar berupa modul digital pembelajaran, kesulitan mahasiswa

dalam memahami materi frasa endosentris, serta masukan terkait pengembangan

produk penelitian ini. Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,

(1) angket, (2) wawancara, dan (3) lembar validasi produk pengembangan.

1. Angket atau kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya (Sugiyono, 2017:142). Berdasarkan pendapat tersebut kuesioner dalam

penelitian ini digunakan untuk mengetahui kebutuhan dan minat mahasiswa

terhadap materi yang akan dikembangkan oleh peneliti yaitu materi frasa

endosentris dengan menggunakan modul digital.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

49

2. Instrumen Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari reponden yang lebih

mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2017:137).

Wawancara dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual

(Sukmadinata, 2011:216). Wawancara diperlukan untuk memperoleh informasi

mengenai pembelajaran sintaksis aspek frasa endosentris untuk mahasiswa PBSI.

Wawancara dilakukan kepada dosen pengampu mata kuliah sintaksis bahasa

Indonesia program studi PBSI Universitas Sanata Dharma.

3. Lembar Validasi

Data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan

oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian

(Sugiyono, 2017:267). Sedangkan validasi desain menurut Sugiyono (2017:302)

merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini

sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak.

Untuk menentukan tingkat validitas media pembelajaran, dipakai skala

pengukuran ratting scale. Dengan skala pengukuran ratting scale, data mentah

yang diperoleh berupa angka yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian

kualitatif. Ratting scale juga lebih fleksibel, tidak terbatas pada pengukuran sikap

saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lain seperti

status sosial, ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain,

(Sugiyono, 2017:98).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

50

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian

yang dilakukan oleh peneliti perlu diuji validitasnya untuk mengetahui apakah

instrumen tersebut sesuai dengan aspek-aspek yang akan diukur atau tidak. Untuk

mengetahui validitas instrumen perlu dilakukan uji validitas instrumen yang

dilakukan oleh dosen ahli dan dosen pengampu mata kuliah sintaksis bahasa

Indonesia. Kemudian dapat diperoleh apakah instrumen tersebut layak digunakan

atau tidak dalam penelitian ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang didapatkan oleh peneliti selanjutnya diinterpretasi dan diolah.

Data yang akan diolah adalah data dari hasil wawancara dosen pengampu mata

kuliah sintaksis angkatan 2018, hasil kuesioner oleh mahasiswa, dan data validasi

oleh dosen ahli.

1. Analisis Hasil Wawancara

Wawancara yang dilakukan peneliti terhadap dosen pengampu mata kuliah

sintaksis angkatan 2018 mendapatkan hasil kemudian dianalisis oleh peneliti.

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kualitatif. Wawancara dilakukan

pada tahap awal pengumpulan data oleh peneliti. Hasil yang didapatkan oleh

peneliti kemudian diolah dengan tahapan (1) melakukan transkrip hasil wawancara,

(2) merangkum hasil wawancara, (3) menganalisis data wawancara untuk dapat

menyimpulkan kebutuhan pengembangan modul digital pembelajaran sintaksis,

dan (4) data yang diperoleh peneliti dijadikan acuan untuk mengembangkan produk

modul digital pembelajaran frasa endosentris.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

51

2. Analisis Kuesioner Mahasiswa

Kuesioner mahasiswa dianalisis menggunakan teknik kuantitatif dengan

menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur suatu sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Langkah-

langkah yang dilakukan sebagai berikut.

a) Mengubah skor setiap butir pertanyaan dengan kriteria skor sebagai

berikut. Konversi ini mengacu pada Nurgiyantoro (2010:92).

Tabel 3.1 Konversi dan Nilai Sikap

Keterangan Skor

Sangat setuju 5

Setuju 4

Tidak tahu 3

Kurang tahu 2

Sangat kurang setuju 1

b) Menjumlah skor setiap butir pertanyaan.

Rumus rata-rata skor setiap butir pertanyaan: T x Pn

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

52

Keterangan

T :Total jumlah responden yang memilih

Pn : Pilihan skor angka Likert

c) Menghitung skor ideal tertinggi dan skor ideal terendah.

Skor ideal tertinggi (X) diperoleh dengan cara menghitung hasil kali

jumlah responden dengan skor maksimal tiap butir soal. Skor ideal

terendah (Y) diperoleh dengan cara menghitung hasil kali jumlah

responden dengan skor minimal tiap butir soal.

Rumus:

X : Jumlah responden x 5 (skor maksimal)

Y : Jumlah responden x 1 (skor minimal)

d) Menghitung persentase dengan skor yang diperoleh dibagi dengan skor

maksimal dan dikalikan 100%

e) Setelah selesai, kemudian mengubah persentase ke dalam bentuk

kategori.

Setelah peneliti selesai menghitung rata-rata skor setiap butir pertanyaan,

kemudian menghitung skor ideal tertinggi dan skor ideal terendah. Lalu menghitung

persentase dan kemudian mengubah persentase kedalam bentuk kategori.

3. Analisis Validasi Produk

Modul yang telah selesai disusun selanjutnya akan dilakukan validasi oleh

dua dosen ahli. Data yang diperoleh dari validasi dua dosen ahli dikategorikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

53

menjadi dua macam data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif

yang didapatkan peneliti berupa komentar yang dikemukakan oleh dua dosen ahli.

Data kualitatif tersebut akan dijadikan peneliti sebagai bahan perbaikan modul

digital yang telah selesai disusun.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.

Statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif, yaitu statistik yang digunakan

untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2017:147). Hasil uji

kelayakan dari ahli media, ahli materi dan guru mata pelajaran dihitung rata-rata

empirisnya menggunakan rumus (Suharsimi, 2011:264):

Keterangan:

= Rata-rata nilai

= Jumlah nilai

N = Jumlah responden

Untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan yaitu dengan

kriteria kelayakan yaitu sangat baik, baik, kurang baik, tidak baik mengadopsi cara

menurut (Widoyoko, 2017:238).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

54

Tabel 3.2 Kriteria Kelayakan

Rumus Rerata Skor Klasifikasi

X > i + 1,8 x sbi >4,2 Sangat Baik

i + 0,6 x sbi < X ≤ i + 1,8 x sbi >3,4 – 4,2 Baik

i - 0,6 x sbi < X ≤ i + 0,6 x sbi >2,6 – 3,4 Cukup

i - 1,8 x sbi < X ≤ i - 0,6 x sbi >1,8 – 2,6 Kurang

X ≤ i - 1,8 x sbi ≤1,8 Sangat Kurang

Keterangan :

i (real ideal) = (skor maksimal ideal + skor minimum ideal)

sbi (simpangan baku ideal) = (skor maksimal ideal – skor minimum ideal)

X = Skor empiris

3.6 Prosedur Pengembangan

Penelitian pengembangan yang dilakukan peneliti menggunakan langkah-

langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono,

2017). Sepuluh langkah penelitian dan pengembangan Borg dan Gall adalah

sebagai berikut.

1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting)

studi literatur terkait dengan permasalahan yang dikaji. Peneliti

melakukan analisis kebutuhan, studi literatur, melakukan penelitian dalam

skala kecil, dan merumuskan kerangka penelitian.

2. Perencanaan (planning)

Peneliti menyusun rencana penelitian, hal-hal yang diperlukan di

dalam penelitian, merumuskan tujuan yang hendak peneliti capai, membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

55

desain penelitian, dan memperkirakan kemungkinan pengujian dalam

lingkup terbatas.

3. Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product)

Peneliti membuat pengembangan produk yang akan dihasilkan.

Peneliti melakukan persiapan komponen pendukung, bahan pembelajaran,

pedoman dan buku petunjuk, serta melakukan evaluasi terhadap kelayakan

instrumen pendukung.

4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing)

Pada tahap ini dilakukan uji coba lapangan awal. Peneliti

mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh dari wawancara,

observasi dan angket.

5. Merevisi hasil uji coba (main product revision)

Pada tahap ini peneliti melakukan revisi berupa perbaikan

berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan dilakukan hingga produk benar-

benar siap digunakan untuk diujicoba secara luas.

6. Uji coba lapangan (main field testing)

Tahap selanjutnya adalah tahap uji coba utama. Proses uji coba

utama dapat dilakukan terhadap seluruh responden. Pada tahap ini dilakukan

ujicoba secara luas.

7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operational prduct revision)

Pada tahap ini dilakukan penyempurnaan produk hasil ujicoba secara

luas dan hasil produk yang dikembangkan merupakan produk yang siap

untuk divalidasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

56

8. Uji pelaksanaan lapangan (operational field testing)

Uji validasi melibatkan subjek penelitian secara luas. Dilaksanakan

pada satu kelas dengan subjek yang lebih banyak lagi.

9. Penyempurnaan produk akhir (final product revision)

Penyempurnaan berdasarkan uji pelaksanaan lapangan sehingga

dihasilkan produk akhir.

10. Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation)

Merupakan tahap akhir yaitu menyebarluaskan produk yang

dikembangkan.

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan Menurut Borg dan Gall

(dalam Sugiyono, 2016:37)

Penelitian ini menggunakan model pengembangan menurut Sugiyono

(2016:37). Dalam penelitian ini, peneliti menyederhanakan langkah-langkah

penelitian dan pengembangan Borg dan Gall menjadi empat tahap. Penyederhanaan

tersebut dilakukan karena adanya keterbatasan sumber daya, waktu, dan biaya yang

dimiliki oleh peneliti. Alasan lain yang menyebabkan peneliti menyederhanakan

Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi DesainUji Coba Produk

Revisi Produk

Uji Coba Pemakaian

Revisi Produk

Produksi Masal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

57

langkah tersebut yaitu adanya pandemi covid 19 yang menyebabkan peneliti tidak

dapat mengujicobakan produk modul digital ke mahasiswa secara langsung dan

untuk mencegah penyebaran pandemi covid 19. Sepuluh langkah penelitian dan

pengembangan Borg dan Gall disederhanakan oleh peneliti menjadi empat langkah,

yaitu (1) penelitian dan pengumpulan informasi, (2) pengembangan produk, (3) uji

validasi, dan (4) revisi produk. Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian

ini berupa modul digital pembelajaran frasa endosentris. Selanjutnya akan

dipaparkan keempat langkah penelitian dan pengembangan hasil penyederhanaan

langkah penelitian dan pengembangan Borg dan Gall.

1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi

Pada langkah pertama, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan

instrumen kuesioner, wawancara, telaah buku yang digunakan mahasiswa dalam

pembelajaran sintaksis aspek frasa endosentris. Data yang bersumber dari dosen

diperoleh dengan melakukan wawancara. Data yang bersumber dari buku teks yang

digunakan oleh mahasiswa diperoleh dengan telaah buku teks. Peneliti mempelajari

literatur-literatur dan penelitian-penelitian relevan terdahulu yang berkaitan dengan

penelitian yang dilakukan peneliti. Peneliti menyiapkan kemampuan yang

dibutuhkan untuk mengembangkan produk.

2. Pengembangan Produk

Setelah peneliti berhasil mengumpulkan data-data yang dilakukan pada

tahap awal, peneliti mulai mengembangkan produk. Peneliti menyusun modul

dengan memperhatikan aspek isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan. Peneliti juga

melengkapi modul digital yang dikembangkan dengan halaman judul, kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

58

pengantar, petunjuk penggunaan modul, daftar isi, kompetensi inti dan kompetensi

dasar, isi materi, latihan, rangkuman, tes kunci jawaban, dan daftar pustaka.

3. Uji Validasi

Setelah menyusun modul, peneliti menyerahkan modul kepada validator

yaitu dua dosen ahli untuk divalidasi. Direktorat Tenaga kependidikan (2008:14)

menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validasi adalah proses pengesahan atau

persetujuan terkait dengan kesesuaian modul. Orang yang melakukan pengujian

validasi tentunya adalah orang-orang yang berkompeten. Validasi dilakukan

dengan memberikan angket atau kuesioner pada dua dosen ahli. Angket yang

diberikan untuk menilai kelayakan dari segi isi materi, penyajian, bahasa, dan

kegrafikan. Hasil validasi membantu peneliti untuk mengetahui kualitas modul

digital yang peneliti kembangkan.

4. Revisi Produk

Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:15) menyebutkan revisi adalah

proses perbaikan atau penyempurnaan modul yang dilakukan setelah melalui tahap

uji coba dan validasi. Setelah peneliti mengetahui kualitas modul digital yang

dikembangkan dari hasil uji validasi oleh dua dosen ahli, peneliti merevisi modul

digital. Peneliti melakukan revisi sesuai dengan masukan dan saran dari dua dosen

ahli. Ketika merevisi produk, peneliti juga mempertimbangkan data hasil

pemberian angket terkait produk yang diinginkan oleh mahasiswa. Kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

59

melakukan revisi ini untuk memperbaiki segala kekurangan yang terdapat di dalam

modul pembelajaran.

Bagan 3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan Menurut Borg & Gall yang

Telah Disederhanakan

Penelitian dan Pengumpulan Informasi

Pengembangan Produk Uji Validasi

Revisi Produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini mengkaji dua subbab, yaitu (1) hasil penelitian dan (2) pembahasan

hasil penelitian. Pada subbab pertama dijabarkan keempat tahap penelitian yang

dilakukan oleh peneliti. Subbab kedua, pembahasan penelitian berisi (1) deskripsi

modul, (2) deskripsi hasil validasi, (3) analisis kelayakan modul, dan (4) kajian

produk akhir.

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini mengacu pada langkah Borg dan Gall yaitu penelitian dan

pengembangan Research and Development (R&D) yang telah disederhanakan

menjadi empat langkah. Empat langkah tersebut adalah, (1) penelitian dan

pengumpulan informasi, (2) pengembangan produk, (3) uji validasi, (4) revisi

produk.

4.1.1 Hasil Studi Pendahuluan dan Pengumpulan Informasi

Pengumpulan informasi dan analisis studi pendahuluan digunakan sebagai

acuan dalam menentukan kebutuhan yang diperlukan dalam pembelajaran sintaksis

bahasa Indonesia untuk mahasiswa PBSI S-1 Universitas Sanata Dharma Mrican,

Yogyakarta, khususnya dalam aspek frasa endosentris. Data yang diperoleh

digunakan sebagai sarana untuk penyusunan modul digital pembelajaran yang

sesuai dengan kebutuhan pembelajaran frasa endosentris bagi mahasiswa PBSI S-

1 Universitas Sanata Dharma. Pengumpulan informasi diperoleh melalui pengisian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

61

angket yang dilakukan terhadap 20 mahasiswa PBSI angkatan 2016 di Universitas

Sanata Dharma sebagai data penelitian dan wawancara dosen guna mendapat saran

dalam penyusunan modul digital yang akan dikembangkan. Sebelum disebarkan,

kuesioner tersebut telah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan sudah

melalui tahap revisi. Sebelum menyusun daftar pertanyaan, peneliti menyusun kisi-

kisi pertanyaan yang kemudian akan dikembangkan dalam kuesioner maupun

pertanyaan untuk wawancara.

Kisi-kisi dibuat agar memudahkan peneliti dalam menyusun daftar

pertanyaan yang akan diajukan untuk melakukan wawancara maupun daftar

pertanyaan dalam kuesioner. Kuesioner yang dibuat terdapat sepuluh poin

pertanyan dengan lima alternatif jawaban, yaitu (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju,

(TT) Tidak Tahu, (TS) Tidak Setuju, (STS) Sangat Tidak Setuju. Di dalam

kuesioner untuk mahasiswa juga terdapat dua kolom saran untuk peneliti dalam

mengembangkan modul digital pembelajaran frasa endosentris.

Kuesioner dibagikan ke mahasiswa PBSI angkatan 2016 di universitas Sanata

Dharma secara acak berjumlah dua puluh mahasiswa yang terdiri dari sepuluh

sampel mahasiswa PBSI kelas A dan sepuluh sampel mahasiswa PBSI kelas B.

Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara memberi tanda centang (√) pada salah

satu kolom alternatif jawaban sesuai jawaban yang dipilih. Wawancara

dilaksanakan pada 24 Februari 2020 terhadap dosen mata kuliah sintaksis bahasa

Indonesia Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum di kampus Universitas Sanata Dharma.

Terdapat tujuh pertanyaan yang diajukan dalam wawancara tersebut, yaitu terkait

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

62

media yang digunakan dalam pembelajaran di kelas juga saran hingga masukan

untuk pengembangan modul digital yang akan dikembangkan oleh peneliti.

4.1.1.1 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Mahasiswa Terkait Pengalaman

Mahasiswa dalam Pembelajaran Frasa Endosentris

Untuk memperoleh informasi mengenai pengalaman mahasiswa dalam

mengikuti pembelajaran frasa endosentris, maka dibagikan angket kepada dua

puluh mahasiswa PBSI angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma yang telah

menerima mata kuliah sintaksis bahasa Indonesia. Penyebaran angket dilakukan

pada tanggal 13 dan 17 Februari 2020 di kelas PBSI angkatan 2016, pada pukul

09.00 WIB. Pembagian angket tersebut berfungsi untuk mengetahui pengalaman

mahasiswa dalam memahami mata kuliah sintaksis terutama pada aspek frasa

endosentris. Angket tersebut juga berfungsi untuk mendapatkan saran dan masukan

terkait penyusunan media pembelajaran berupa modul digital frasa endosentris

yang akan dikembangkan oleh peneliti. Berikut disajikan tabel hasil analisis

kebutuhan mahasiswa berdasarkan angket yang telah dibagikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

63

Tabel 4.1 Hasil Analisis Kebutuhan Mahasiswa

No. Deskripsi Penilaian Ʃ

Skor

(n=20)

�̅� % Kategori

1. Saya paham dengan baik materi

frasa endosentris bahasa

Indonesia.

81 4,05 81% Sangat Setuju

2. Penerapan media pembelajaran

yang tepat dalam mengajarkan

materi frasa endosentris bahasa

Indonesia dapat meningkatkan

motivasi belajar mahasiswa.

85 4,25 85% Sangat Setuju

3. Saya kurang memahami materi

frasa endosentris bahasa

Indonesia.

51 2,55 51% Tidak Tahu

4. Saya memerlukan strategi

pembelajaran yang tepat untuk

dapat memahami materi frasa

endosentris bahasa Indonesia.

85 4,25 85% Sangat Setuju

5. Pembelajaran frasa endosentris

bahasa Indonesia bermanfaat

bagi saya.

86 4,30 86% Sangat Setuju

6. Pembelajaran frasa endosentris

bahasa Indonesia dalam mata

kuliah sintaksis sangat penting

untuk diajarkan kepada

mahasiswa PBSI.

93 4,65 93% Sangat Setuju

7. Modul digital lebih menarik

dibandingkan dengan modul

tercetak.

76 3,80 76% Setuju

8. Saya lebih termotivasi untuk

belajar materi frasa endosentris

bahasa Indonesia menggunakan

modul digital.

78 3,90 78% Setuju

9. Saya memerlukan modul digital

untuk melatih kemandirian saya

dalam mempelajari materi frasa

endosentris bahasa Indonesia.

78 3,90 78% Setuju

10. Penggunaan modul digital

dapat mempermudah

penguasaan materi frasa

endosentris bahasa Indonesia.

78 3,90 78% Setuju

�̅� 79 3,95 79% Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

64

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan di atas, skor rata-rata yang diperoleh

sebesar 3,95 atau 79% dengan kategori “setuju”. Skor tersebut menunjukkan bahwa

mahasiswa setuju dengan pernyataan yang tercantum di angket tersebut. Skor

tertinggi yaitu 93% yang menyatakan bahwa mahasiswa setuju dengan pernyataan

bahwa pembelajaran frasa endosentris sangat penting untuk diajarkan kepada

mahasiswa PBSI. Selain itu, mahasiswa sangat setuju dengan pernyataan bahwa

frasa endosentris bermanfaat bagi pembelajar. Pernyataan tersebut mencapai skor

86%.

Studi pendahuluan menunjukkan bahwa: (1) responden menyadari bahwa

penggunaan modul digital sangat diperlukan untuk saat ini terutama dalam kegiatan

pembelajaran mata kuliah sintaksis aspek frasa endosentris, (2) penguasaan materi

frasa endosentris sangat penting untuk mahasiswa, (3) mahasiswa memahami

materi frasa endosentris dengan cukup baik, (4) strategi yang tepat dalam

pembelajaran frasa endosentris dapat memudahkan mahasiswa mencapai

kompetensi, (5) penerapan media pembelajaran yang tepat memudahkan

mahasiswa untuk memahami materi frasa endosentris, (6) pembelajaran frasa

endosentris sangat penting untuk diajarkan kepada mahasiswa, (7) responden

meyakini modul digital lebih menarik untuk kegiatan pembelajaran, (8) responden

lebih termotivasi untuk belajar dengan menggunakan modul digital, dan (9)

penggunaan modul digital dapat mempermudah mahasiswa untuk mempelajari

frasa endosentris.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

65

Dari hasil tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa dalam penyusunan modul

digital harus memperhatikan bahasa, isi, dan relevansi materi yang akan dibahas di

dalam modul digital tersebut. Modul digital harus memuat materi pembelajaran

tentang frasa endosentris yang disertai dengan contoh konkret. Bahasa yang

digunakan di dalam modul harus memperhatikan tingkat kemampuan mahasiswa,

artinya bahasa yang digunakan dibuat sederhana dan tidak terlalu rumit untuk

dipahami oleh mahasiswa. Modul yang dibuat oleh peneliti akan didesain berwarna

dan memuat gambar dan video agar menarik bagi mahasiswa.

4.1.1.2 Deskripsi Hasil Wawancara Dosen Terkait Pengembangan Modul

Digital Pembelajaran Frasa Endosentris

Studi pendahuluan berupa wawancara terkait pengembangan modul digital

pembelajaran frasa endosentris yang dilakukan dengan mewawancarai dosen

pengampu mata kuliah sintaksis. Peneliti melakukan wawancara dengan memilih

Bapak Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku dosen pengampu mata kuliah

sintaksis Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai narasumber terkait

wawancara pengembangan modul digital pembelajaran frasa endosentris. Beberapa

poin pertanyaan yang diajukan antara lain (1) manfaat penggunaan modul digital

dalam pembelajaran sintaksis di kelas, (2) referensi yang digunakan dalam

pembelajaran, (3) ketertarikan dosen menggunakan modul digital pembelajaran

frasa endosentris di dalam pembelajaran, (4) pengembangan modul digital

pembelajaran frasa endosentris yang diharapkan, (5) kendala dalam mengajarkan

materi frasa endosentris dalam pembelajaran, (6) pentingnya pengembangan modul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

66

digital pembelajaran frasa endosentris, dan (7) saran dan masukan terkait

pengembangan modul digital pembelajaran frasa endosentris.

Informasi dari kegiatan wawancara ini digunakan sebagai salah satu bahan

pertimbangan untuk peneliti dalam mengembangkan produk berupa modul digital

pembelajaran frasa endosentris. Melalui hasil wawancara tersebut peneliti

mendapatkan informasi bahwa media yang digunakan sebagai variasi pembelajaran

dalam pembelajaran sintaksis di kelas masih kurang karena hanya menggunakan

media pembelajaran di antaranya buku pembelajaran sintaksis dan power point.

Variasi media pembelajaran yang relevan dengan mata kuliah sintaksis masih

dibutuhkan di kegiatan perkuliahan tersebut. Berikut ini peneliti paparkan informasi

yang diperoleh melalui kegiatan wawancara.

Berdasarkan hasil wawancara dengan dosen pengampu mata kuliah

sintaksis bahasa Indonesia dapat disimpulkan bahwa pengunaan modul digital di

dalam pembelajaran sintaksis memiliki manfaat yaitu lebih menarik minat belajar

mahasiswa, dapat digunakan untuk belajar mandiri oleh mahasiswa, dan dapat

digunakan secara berkali-kali untuk belajar di kelas maupun secara mandiri.

Referensi yang digunakan di dalam pembelajaran sintaksis sangat banyak namun,

sumber referensi yang digunakan di dalam modul digital alangkah lebih baik dapat

memudahkan pembelajar untuk memahami materinya. Modul digital baik

digunakan untuk materi pengayaan karena sangat menarik bagi pembelajar masa

kini dan dapat melengkapi referensi yang ada. Modul digital pembelajaran yang

dikembangkan diharapkan mudah dioperasikan oleh para pembelajar.

Pengoperasian modul digital yang mudah akan membuat pembelajar lebih fokus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

67

untuk memahami isi materi di dalam modul tersebut. Pengembangan modul digital

di era digital merupakan hal yang penting. Semua teknologi pada masa ini telah

canggih dan teknologi sudah menjadi kebutuhan bagi manusia. Narasumber juga

memberikan saran dan masukan untuk pengembangan modul digital yaitu

pembuatan modul digital jangan mengabaikan substansi dan isi, kegiatan di dalam

modul dibuat sevariatif mungkin sehingga mahasiswa dibuat untuk belajar dan

bekerja.

Tabel 4.2 Kesimpulan Hasil Wawancara Dosen Pengampu

No. Kesimpulan Hasil Wawancara Dosen Pengampu

1. Penggunaan modul digital di dalam pembelajaran sintaksis memiliki

berbagai manfaat.

2. Sumber referensi materi frasa endosentris di dalam modul digital harus

memudahkan pembelajar dalam memahaminya.

3. Modul digital yang dikembangkan diharapkan memudahkan pembelajar

dalam pengoperasiannya.

4. Modul digital yang peneliti kembangkan harus memfasilitasi pembelajar

untuk dapat belajar secara aktif.

5. Dosen sangat tertarik dengan adanya pengembangan modul digital frasa

endosentris karena dapat membantu pembelajar dalam memahami materi

tersebut.

4.1.2 Pengembangan Modul

Setelah mengumpulkan data dan melakukan analisis hasil wawancara dan

angket, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat desain

produk yang akan dikembangkan. Langkah pertama yang dilakukan adalah

menentukan judul modul pembelajaran yaitu “Frasa Endosentris”. Setelah judul

modul pembelajaran tersebut sudah ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

68

menentukan tujuan, pemilihan bahan, penyusunan kerangka dan pengumpulan

bahan. Berikut penjelasan dari langkah-langkah tersebut.

4.1.2.1 Penentuan Tujuan

Tujuan pembelajaran modul digital pembelajaran frasa endosentris

disesuaikan dengan tujuan dari kompetensi dasar, yaitu gambaran mengenai

harapan yang hendak dicapai oleh mahasiswa setelah belajar menggunakan modul

digital pembelajaran tersebut. Tujuan umum pembelajaran menggunakan modul

digital ini adalah mahasiswa mampu memahami materi frasa endosentris dengan

tepat. Selain tujuan umum, peneliti juga menentukan tujuan khusus yang dijabarkan

dalam tabel berikut.

Tabel 4.3 Penjabaran Tujuan Pembelajaran

Bab Tujuan Pembelajaran

I. Sintaksis Bahasa

Indonesia

1. Mahasiswa mampu menjelaskan

hakikat sintaksis dengan tepat.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan ruang

lingkup sintaksis dengan tepat.

II. Frasa Endosentris

Bahasa Indonesia

1. Mahasiswa mampu menjelaskan

pengertian frasa dengan tepat.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan

pengertian frasa endosentris.

3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi

frasa endosentris koordinatif dengan

tepat.

4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi

frasa endosentris atributif dengan tepat.

5. Mahasiswa mampu mengidentifikasi

frasa endosentris apositif dengan tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

69

4.1.2.2 Pemilihan Bahan

Setelah tujuan umum dan tujuan khusus selesai dirumuskan, peneliti mulai

memilih bahan-bahan yang akan dimasukkan dalam modul digital pembelajaran.

Pemilihan bahan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan

sebelumnya. Bahan-bahan yang perlu dipilih meliputi (1) teori yang relevan, (2)

konsep tentang frasa endosentris, dan (3) gambar atau ilustrasi yang sesuai dengan

kompetensi dasar. Pemilihan bahan juga disesuaikan dengan karakteristik

mahasiswa PBSI, misalnya penggunaan bahasa yang mudah dipahami oleh

mahasiswa dan penggunaan gambar yang sesuai dengan topik. Selain itu, peneliti

juga memahami kebutuhan mahasiswa dalam memilih bahan yang akan

dimasukkan dalam modul pembelajaran dan mengikuti masukan berdasarkan

wawancara dengan dosen pengampu.

4.1.2.3 Penyusunan Kerangka

Setelah ditentukan bahan apa saja yang akan dicari, peneliti mulai menyusun

kerangka modul digital pembelajaran agar bahan ajar modul digital dapat ditulis

secara terstruktur. Penyusunan modul digital menggunakan aplikasi Flip PDF

Professional. Peneliti menggunakan aplikasi Flip PDF Professional karena

memiliki berbagai fitur yang memudahkan peneliti menyusun kerangka modul

digital secara sistematis. Penyusunan kerangka terdiri atas (1) halaman judul modul

digital, (2) kata pengantar, (3) rasional produk, (4) petunjuk penggunaan modul

digital, (5) pendahuluan (6) daftar isi, (7) judul bab, (8) tujuan pembelajaran, (9)

peta konsep, (10) isi berupa materi tiap bab, (11) rangkuman, (12) latihan, (13)

evaluasi, (14) kunci jawaban, (15) glosarium, dan (16) referensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

70

4.1.2.4 Pengumpulan Bahan

Setelah menyusun kerangka bahan ajar, langkah selanjutnya adalah

mengumpulkan bahan yang dibutuhkan dalam penyusunan modul digital

pembelajaran ini. Bahan yang dimaksud adalah segala informasi yang terkait

dengan topik modul digital ini, yaitu konsep, teori, data, contoh, video, dan tugas-

tugas. Bahan yang diperoleh berasal dari berbagai sumber baik berupa buku

referensi maupun sumber dari internet. Setelah bahan-bahan terkumpul, dilakukan

penyeleksian agar bahan-bahan tersebut efektif dan efesien untuk digunakan.

Bahan-bahan tersebut dirangkum dalam bentuk naskah melalui aplikasi microsoft

word. Setelah tahap penyeleksian bahan telah dilakukan, tahap selanjutnya adalah

penyajian modul. Peneliti menggunakan program aplikasi Adobe Photoshop CS6

untuk mendesain tampilan modul. Peneliti menggunakan program aplikasi tersebut

karena dilengkapi berbagai fitur desain grafis yang menarik dan mudah untuk

digunakan. Materi pembelajaran disusun secara sistematis untuk mempermudah

mahasiswa memahami materi modul digital.

Modul digital pembelajaran yang disusun terbagi menjadi tiga bagian.

Bagian pertama berupa halaman sampul atau sampul luar, kata pengantar,

rasionalisasi, petunjuk penggunaan modul digital, pendahuluan dan daftar isi.

Bagian halaman sampul terdiri dari, sasaran modul, judul modul, dan nama penulis.

Sasaran modul adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk

mata kuliah sintaksis bahasa Indonesia. Judul modul digital yaitu Frasa

Endosentris, penulis adalah Nico Dwi Kurniawan. Bagian pengantar berisikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

71

tentang penjelasan terkait dengan isi modul, sasaran modul, dan tujuan akhir

mempelajari materi dalam modul.

Bagian kedua mengenai isi/materi pembelajaran. Bagian isi terbagi menjadi

dua bab. Bab pertama berjudul Sintaksis Bahasa Indonesia, yang di dalamnya

masih terbagi menjadi dua materi pembahasan yaitu, hakikat sintaksis dan ruang

lingkup sintaksis. Bab kedua berjudul Frasa Endosentris Bahasa Indonesia, yang

terbagi menjadi 5 materi pembahasan yaitu, frasa, frasa endosentris, frasa

endosentris koordinatif, frasa endosentris atributif, dan frasa endosentris apositif.

Bagian terakhir modul digital Frasa Endosentris terdiri dari evaluasi , kunci

jawaban, daftar pustaka, dan glosarium. Kunci jawaban disediakan untuk bahan

mencocokkan jawaban mahasiswa setelah selesai mengerjakan tugas pada setiap

bab. Kunci jawaban berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan mahasiswa

dalam menguasai materi di dalam modul digital tersebut. Glosarium dicantumkan

untuk memudahkan mahasiswa memahami kata-kata asing yang belum dipahami

oleh mahasiswa. Daftar pustaka disajikan untuk memberikan sumber referensi

dalam penyusunan modul digital tersebut.

4.1.3 Uji Validasi

Setelah produk modul digital selesai disusun peneliti melakukan tahap

selanjutnya yaitu uji validasi produk. Uji validasi dilakukan dengan menggunakan

lembar kuesioner/angket yang memuat empat aspek penilaian, yaitu aspek

isi/materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan. Direktorat Tenaga kependidikan

(2008:15) menjelaskan bahwa uji validasi produk dilakukan menggunakan lembar

kuesioner/angket yang memuat aspek-aspek penilaian berdasarkan kriteria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

72

kelayakan modul. Berikut disajikan data hasil validasi oleh dosen ahli dan dosen

pengampu matakuliah sintaksis.

4.1.3.1 Hasil Validasi oleh Dosen Ahli

Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:14) menjelaskan bahwa validasi

adalah proses pengesahan terhadap suatu produk demi kesesuaian kebutuhan yang

dilakukan oleh ahli. Proses validasi dilakukan oleh dua dosen ahli yaitu dosen ahli

I Bapak Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., dosen ahli II adalah Bapak Danang

Satria Nugraha, S.S., M.A. yang dilakukan sekali. Data hasil validasi meliputi aspek

isi/materi, aspek penyajian, aspek bahasa, aspek kegrafikan. Berikut penyajian hasil

validasi oleh dosen ahli I dan dosen ahli II.

Tabel 4.4 Data Hasil Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II

Dosen Ahli No. Kelayakan Aspek

Skor Rata-

rata

Kategori

I

1. Kelayakan Isi/materi 4,44 Sangat baik

2. Kelayakan Penyajian 4,44 Sangat baik

3. Kelayakan Bahasa 4,33 Sangat baik

4.

Kelayakan

Kegrafikan

4,30 Sangat baik

Jumlah 17,51

Sangat baik Rata-rata 4,37

Persentase 87,55%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

73

II

1. Kelayakan Isi/materi 3,77 Baik

2. Kelayakan Penyajian 3,00 Cukup

3. Kelayakan Bahasa 3,66 Baik

4. Kelayakan

Kegrafikan

3,90 Baik

Jumlah 14,33

Baik Rata-rata 3,58

Persentase 71,65%

Hasil

validasi

dosen ahli I

dan dosen

ahli II

1. Kelayakan Isi/materi 4,10 Baik

2. Kelayakan Penyajian 3,72 Baik

3. Kelayakan Bahasa 3,99 Baik

4. Kelayakan

Kegrafikan

4,10 Baik

Jumlah 15,91

Baik Rata-rata 3,97

Persentase 79,55%

Berdasarkan tabel rekapitulasi hasil validasi oleh dosen ahli I dan dosen ahli

II di atas, menyatakan bahwa modul Frasa Endosentris mendapatkan skor rata-rata

3,97 dengan menunjuk pada kategori “Baik” untuk keseluruhan aspeknya. Aspek

kelayakan isi dan kegrafikan memiliki bobot nilai yang paling tinggi yaitu 4,10

dengan merujuk pada kategori “Baik”. Sedangkan aspek kelayakan penyajian

memiliki bobot nilai yang paling rendah yaitu 3,72 dengan merujuk pada kategori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

74

“Baik”. Maka dari itu, berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh dosen ahli I

dan dosen ahli II, dapat ditarik kesimpulan bahwa modul digital yang

dikembangkan oleh peneliti dinyatakan layak digunakan sebagai bahan ajar untuk

menunjang pembelajaran sintaksis bahasa Indonesia pada tingkat perguruan tinggi

atau tingkat mahasiswa.

4.1.4 Revisi Produk

Saran dan masukan yang diberikan oleh dosen ahli I dan dosen ahli II dari

hasil validasi modul digital dijadikan bahan untuk merevisi produk modul digital

pembelajaran “Frasa Endosentris”. Berikut ini adalah penjabaran mengenai revisi

produk.

4.1.4.1 Revisi Produk dari Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II

Validasi produk modul digital yang dilakukan oleh dua dosen ahli dilakukan

sekali dan diperoleh beberapa masukan dan saran untuk memperbaiki modul agar

lebih baik. Berikut ini penjabaran dari beberapa hal yang harus direvisi oleh peneliti

untuk perbaikan modul digital pembelajaran berjudul “Frasa Endosentris”.

1. Revisi Aspek Kelayakan Isi/Materi

Berdasarkan hasil validasi yang diberikan oleh kedua validator, peneliti

mendapat masukan bahwa video penunjang pembelajaran frasa endosentris harus

terintegrasi dengan modul digital pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti.

Terintegrasinya video pembelajaran mengenai frasa endosentris dengan modul

digital akan memudahkan pembelajar untuk memahami materi di dalam modul

digital tersebut. Contoh-contoh kalimat yang otentik telah dipaparkan di dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

75

modul digital pembelajaran dengan harapan agar pembelajar mudah memahami

contoh frasa endosentris yang ada di kehidupan sehari-hari. Soal yang

mencantumkan nama pengarang perlu dilengkapi dengan identitas buku dan tahun

dari karya buku mereka. Hal tersebut agar menambah wawasan dari pembelajar

mengenai karya tulis yang dihasilkan oleh pengarangnya. Pada aspek kelayakan isi

dan materi perlu ditambahkan sitasi dari referensi yang paling mutakhir agar

memperkaya wawasan dari pembelajar.

2. Revisi Aspek Kelayakan Penyajian

Berdasarkan hasil validasi aspek kelayakan penyajian yang diberikan oleh

kedua validator, peneliti mendapat masukan bahwa aktivitas analisis frasa

endosentris yang ada di dalam modul digital pembelajaran perlu ditambahkan agar

semakin mengakomodasi pembelajar untuk melakukan kegiatan belajar secara

aktif. Di dalam modul digital pembelajar yang peneliti buat perlu ditambahkan

pembangkit motivasi pada bab 1 dan bab 2 seperti video penunjang pembelajaran

frasa endosetris. Glosarium di dalam modul digital yang peneliti buat perlu

ditambahkan agar pembelajar dapat memahami kata yang sulit untuk dipahami.

3. Revisi Kelayakan Bahasa

Berdasarkan hasil validasi aspek kelayakan bahasa yang diberikan oleh

kedua validator, peneliti mendapat masukan bahwa masih terdapat penulisan kata

yang salah yang seharusnya dapat dihindari dalam penyusunan modul digital ini.

Peneliti diberikan saran untuk memperhatikan dengan teliti kata-kata yang dipakai

di dalam modul digital ini. Validator juga memberikan saran untuk menghindari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

76

penggunaan preposisi (di) pada awal paragraf. Oleh sebab itu, validator

menyarankan peneliti mengacu pada PUEBI untuk menghindari kesalahan dalam

penulisan kata.

4. Revisi Aspek Kelayakan Kegrafikan

Berdasarkan hasil validasi aspek kelayakan kegrafikan yang diberikan oleh

kedua validator, peneliti mendapat masukan bahwa pemberian ilustrasi perlu

ditambahkan untuk memudahkan pembelajar memahami dan menarik minat

belajar. Bagian ilustrasi isi masih kurang memperjelas pemahaman pembelajar.

Pemberian gambar atau ilustrasi harus selaras dengan substansi materi di dalam

modul digital ini.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini terdiri dari (1) deskripsi modul digital, (2)

deskripsi hasil validasi, dan (3) deskripsi analisis hasil kelayakan modul digital

pembelajaran. Berikut ini disajikan pembahasan hasil penelitian secara rinci.

4.2.1 Deskripsi Modul Digital

Sugianto, dkk. (2013:101-116) mendefinisikan modul elektronik

merupakan bentuk bahan belajar mandiri yang disusun secara sistematis yang

ditampilkan dalam format elektronik, di dalamnya terdapat audio, animasi, dan

navigasi. Selaras dengan pendapat Sugianto, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar

dan Menengah (2017:3) menjelaskan e-modul merupakan sebuah bentuk penyajian

bahan belajar mandiri yang disusun secara sistematis ke dalam unit pembelajaran

tertentu, yang disajikan dalam format elektronik, di mana setiap kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

77

pembelajaran di dalamnya dihubungkan dengan tautan (link) sebagai navigasi yang

membuat peserta didik menjadi lebih interaktif dengan program, dilengkapi dengan

penyajian video tutorial, animasi, dan audio untuk memperkaya pengalaman

belajar. Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa modul

digital merupakan bahan ajar yang disusun dan dirancang secara sistematis untuk

memudahkan mahasiswa belajar secara mandiri tanpa dibimbing oleh dosen dan

dapat diakses melalui komputer atau laptop. Modul digital berjudul Frasa

Endosentris memuat materi dan dilengkapi dengan latihan, rangkuman, uji

formatif, dan refleksi. Modul digital ini dilengkapi dengan petunjuk penggunaannya

agar mempermudah mahasiswa dalam mengoperasikan modul digital tersebut.

Modul digital yang dikembangkan peneliti dibuat menggunakan aplikasi Flip PDF

Professional, yaitu aplikasi Flipbook yang menampilkan konsep tampilan buku

dalam aplikasi. Menggunakan aplikasi Flip PDF Profesional memiliki banyak

kelebihan, salah satunya membuat tampilan modul menjadi lebih menarik dan

mudah digunakan.

Evaluasi dan penilaian terhadap modul digital yang disusun oleh peneliti

merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Direktorat Tenaga Kependidikan

(2008:28) mendeskripsikan penilaian kualitas modul yang dikembangkan

mencakup (1) komponen kelayakan isi/materi, (2) komponen kelayakan penyajian,

(3) komponen kelayakan bahasa, (4) komponen kelayakan kegrafikan. Modul

digital yang peneliti susun berpedoman pada empat aspek menurut Direktorat

Tenaga Kependidikan. Berikut akan diuraikan deskripsi modul sesuai dengan

empat aspek kualitas modul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

78

Materi dalam modul digital pembelajaran Frasa Endosentris disusun

berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Modul digital frasa

endosentris ini memiliki tujuan agar mahasiswa mampu memahami materi frasa

endosentris bahasa Indonesia dengan baik. Modul digital ini dipetakan ke dalam

dua bab, yaitu (1) Sintaksis Bahasa Indonesia dan (2) Frasa Endosentris Bahasa

Indonesia.

Bab I yang berjudul Sintaksis Bahasa Indonesia terdiri atas lima subbab

yaitu, (1) Hakikat Sintaksis, (2) Ruang Lingkup Sintaksis, (3) Pengertian Frasa, (4)

Pengertian Klausa, dan (5) Pengertian Kalimat. Pada bab I lebih menekankan pada

pemahaman awal tentang sintaksis beserta ruang lingkupnya. Bab II yang berjudul

Frasa Endosentris Bahasa Indonesia terdiri dari lima subbab yaitu, (1) Frasa, (2)

Frasa Endosentris, (3) Frasa Endosentris Koordinatif, (4) Frasa Endosentris

Atributif, dan (5) Frasa Endosentris Apositif. Pada bab II menekankan pada

pemahaman awal mengenai frasa dan jenis frasa endosentris yang dibahas dengan

rinci.

Pada aspek isi/materi dilengkapi dengan aktivitas dan tes formatif. Bagian

aktivitas merupakan soal-soal penerapan teori yang terdapat dalam masing-masing

bab. Bagian tes formatif berisi soal-soal pilihan ganda yang berfungsi untuk

mengukur ketercapaian mahasiswa memahami materi tiap babnya. Kegiatan

aktivitas dan tes formatif terdapat di dalam setiap bab yang diharapkan agar

mahasiswa mendapatkan latihan soal dengan porsi yang cukup.

Aspek penyajian dalam modul digital pembelajaran Frasa Endosentris

terdiri atas bagian pendahuluan, isi, dan bagian penutup. Bagian pendahuluan terdiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

79

atas kata pengantar, rasional produk, petunjuk penggunaan modul, pendahuluan,

dan daftar isi. Bagian pendahuluan menguraikan deskripsi singkat tentang modul

digital pembelajaran. Tujuan pembelajaran terdapat di awal setiap bab. Rasional

produk berisi tentang hasil studi pendahuluan yang sudah peneliti lakukan serta

dijadikan dasar untuk pembuatan modul digital pembelajaran frasa endosentris

bahasa Indonesia. Bagian petunjuk penggunaan modul merupakan perintah untuk

mempelajari modul digital pembelajaran “Frasa Endosentris”.

Bagian isi terdiri dari dua bab, yaitu (1) Sintaksis Bahasa Indonesia dan (2)

Frasa Endosentris Bahasa Indonesia. Setiap pembelajaran terdapat judul bab, tujuan

pembelajaran, gambar ilustrasi, peta konsep, materi pokok, contoh, video,

rangkuman, aktivitas, refleksi, dan tes formatif. Video yang terdapat dalam modul

digital pembelajaran sudah dikaitkan dengan materi yang ada di setiap babnya.

Refleksi berfungsi untuk mengingat kembali tentang materi yang sudah dipelajari

di setiap bab. Tes formatif yang terdapat di akhir setiap bab dilengkapi dengan kunci

jawaban. Kunci jawaban berfungsi untuk mengetahui kemampuan individu

mahasiswa dalam memahami materi setiap babnya.

Bagian akhir modul digital terdapat kunci jawaban, glosarium, dan daftar

pustaka. Kunci jawaban adalah jawaban pertanyaan dari tes formatif dan evaluasi.

Kunci jawaban memudahkan mahasiswa untuk mencocokkan hasil pekerjaan

mereka dengan kunci jawaban yang sudah disediakan di dalam modul digital.

Glosarium berisikan definisi dari beberapa istilah yang mungkin belum diketahui

oleh mahasiswa. Daftar pustaka merupakan sumber referensi yang dirujuk peneliti

untuk menyusun modul digitital tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

80

Aspek kebahasaan dalam modul digital pembelajaran Frasa Endosentris

menggunakan bahasa yang bersifat komunikatif. Selain itu, peneliti menyesuaikan

bahasa dengan kemampuan tingkat berpikir mahasiswa sehingga peneliti

menggunakan bahasa yang bersifat mudah untuk dipahami (user friendly). Peneliti

menggunakan bahasa yang sederhana agar mahasiswa tidak mengalami

kebingungan dalam memahami setiap kalimat di dalam modul digital tersebut.

Pada aspek kegrafikan peneliti menggunakan aplikasi Adobe Photoshop

CS6 untuk mendesain kulit muka dan di setiap judul babnya. Peneliti menggunakan

beberapa jenis huruf. Jenis huruf yang digunakan oleh peneliti di bagian kulit muka

adalah Swis721 Cn BT untuk judul modul, judul penelitian, dan nama penulis.

Bagian isi modul peneliti mendesain menggunakan Microsoft Word. Peneliti

menggunakan jenis Times New Roman pada bagian judul bab dengan ukuran.

Bagian judul subbab, tujuan pembelajaran, dan peta konsep peneliti menggunakan

jenis huruf Times New Roman dengan ukuran 24 agar terlihat dengan jelas. Pada

bagian materi peneliti memilih memilih menggunakan jenis huruf Times New

Roman ukuran 12 spasi 1,5. Peneliti menganggap jenis huruf Times New Roman

mudah dan jelas untuk dibaca. Peneliti secara konsisen menggunakan jenis-jenis

huruf tersebut dalam penyusunan modul digital pembelajaran. Setelah penulisan

modul digital selesai dikerjakan, peneliti mengubah bentuk dokumen yang semula

berbentuk document word menjadi PDF. Bentuk PDF dimasukkan ke dalam

aplikasi Flip PDF Professional dan diedit. Peneliti menambahkan video-video yang

terkait dengan pembelajaran melalui aplikasi Flip PDF Professional. Pada bagian

daftar isi peneliti menambahkan table of contents disetiap subnya agar pada saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

81

menekan tombol click akan langsung menuju halaman yang diinginkan pembelajar.

Peneliti menambahkan hyperlink berbentuk icon buku di modul digital

pembelajaran. Jika icon buku tersebut ditekan tombol click maka akan otomatis

kembali menuju daftar isi. Peneliti membuat table of contents dengan tujuan agar

mempermudah pembelajar dalam menjelajahi setiap halaman yang diinginkan.

4.2.2 Deskripsi Data Hasil Validasi

Bagian deskripsi data hasil validasi akan menguraikan hasil validasi dari dua

dosen ahli mengenai modul digital pembelajaran “Frasa Endosentris”. Validasi

oleh dua dosen ahli terhadap modul digital meliputi empat aspek, yaitu aspek

isi/materi, aspek penyajian, aspek bahasa, dan aspek kegrafikan. Berikut akan

dideskripsikan hasil validasi dosen ahli secara ringkas.

4.2.2.1 Deskripsi Data Hasil Validasi Modul Digital oleh Dua Dosen Ahli

Validasi yang dilakukan oleh dua dosen ahli dilakukan sebanyak satu kali.

Aspek yang dinilai oleh dosen ahli meliputi aspek isi/materi, aspek penyajian, aspek

bahasa, dan aspek kegrafikan. Validasi ini dilakukan oleh Bapak Dr. R. Kunjana

Rahardi, M.Hum. selaku dosen ahli I dan Bapak Danang Satria Nugraha, S.S., M.A.

selaku dosen ahli II. Berikut disajikan grafik hasil penilaian kualitas modul digital

pembelajaran Frasa Endosentris.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

82

Grafik 4.1

Hasil Validasi Modul Digital oleh Dosen Ahli

Grafik di atas menunjukkan bahwa aspek penilaian yang memperoleh skor

rata-rata terendah adalah aspek penyajian. Aspek yang memperoleh skor rata-rata

tertinggi adalah aspek isi dan kegrafikan. Hasil rata-rata setiap aspek yang dinilai

oleh dosen ahli direkapitulasi menjadi satu. Berikut tabel rekapitulasi skor rata-rata

validasi dosen ahli.

Tabel 4.5 Data Hasil Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II

Dosen

Ahli

No. Kelayakan Aspek

Skro Rata-

rata

Kategori

I

1. Kelayakan Isi/materi 4,44 Sangat baik

2. Kelayakan Penyajian 4,44 Sangat baik

3. Kelayakan Bahasa 4,33 Sangat baik

4. Kelayakan Kegrafikan 4,30 Sangat baik

Jumlah 17,51

Sangat baik

Rata-rata 4,37

0

1

2

3

4

5

Isi Penyajian Bahasa Kegrafikan

HASIL VALIDASI DOSEN AHLI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

83

Persentase 87,55%

II 1. Kelayakan Isi/materi 3,77 Baik

2. Kelayakan Penyajian 3,00 Cukup

3. Kelayakan Bahasa 3,66 Baik

4. Kelayakan Kegrafikan 3,90 Baik

Jumlah 14,33

Baik Rata-rata 3,58

Persentase 71,65%

Hasil

validasi

dosen ahli

I dan

dosen ahli

II

1. Kelayakan Isi/materi 4,10 Baik

2. Kelayakan Penyajian 3,72 Baik

3. Kelayakan Bahasa 3,99 Baik

4. Kelayakan Kegrafikan 4,10 Baik

Jumlah 15,91

Baik Rata-rata 3,97

Persentase 79,55%

Berdasarkan tabel data rekapitulasi hasil validasi di atas, modul digital

pembelajaran “Frasa Endosentris” mendapat skor rata-rata 3,97 untuk seluruh

aspeknya. Skor rata-rata 3,97 masuk dalam kategori “Baik”. Hasil yang didapat

dari data rekapitulasi validasi oleh dua dosen ahli dapat disimpulkan bahwa modul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

84

0

1

2

3

4

5

Dosen Ahli Satu Dosen Ahli Dua

4,443,77

Aspek Isi/ Materi

Dosen Ahli Satu Dosen Ahli Dua

digital pembelajaran “Frasa Endosentris” layak untuk digunakan sebagai bahan

ajar pembelajaran tentang frasa endosentris di tingkat perguruan tinggi.

4.2.3 Analisis Kelayakan Modul Digital

Setelah modul digital pembelajaran “Frasa Endosentris” selesai divalidasi

oleh dosen ahli, kemudian modul digital tersebut direvisi sesuai dengan saran dari

dosen ahli. Validasi dari dosen ahli menjadi tolak ukur kelayakan modul digital

yang sudah dikembangkan oleh peneliti. Peneliti menganalisis empat aspek yaitu,

aspek isi/materi, aspek penyajian, aspek bahasa, dan aspek kegrafikan untuk

diketahui tingkat kelayakannya.

1. Aspek Isi/Materi

Berikut adalah diagram perbandingan skor rata-rata yang diperoleh dari

hasil validasi dosen ahli satu dan dosen ahli dua.

.

Diagram 4.1

Hasil Perbandingan Aspek Isi/Materi oleh Dosen Ahli Satu dan Dosen Ahli Dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

85

Dalam modul digital pembelajaran Frasa Endosentris skor rata-rata yang

diperoleh dari dosen ahli satu pada aspek isi sebesar 4,44 dengan kategori “Sangat

baik”. Kemudian skor rata-rata yang diperoleh dari dosen ahli dua sebesar 3,77

dengan kategori “baik”. Skor rata-rata dari kedua dosen ahli tersebut masuk dalam

kategori “Sangat baik” dan “Baik”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa modul digital

pembelajaran “Frasa Endosentris” pada aspek isi/materi dinyatakan layak untuk

digunakan.

2. Aspek Penyajian

Berikut adalah diagram perbandingan skor rata-rata yang diperoleh dari

hasil validasi dosen ahli satu dengan dosen ahli dua.

Diagram 4.2

Hasil Perbandingan Aspek Penyajian oleh Dosen Ahli Satu dan Dosen Ahli Dua

Di dalam modul digital pembelajaran Frasa Endosentris, skor rata-rata yang

diperoleh dari dosen ahli satu pada aspek penyajian sebesar 4,44 dengan kategori

“Sangat baik”. Kemudian skor rata-rata yang diperoleh dari dosen ahli dua sebesar

0

1

2

3

4

5

Dosen Ahli Satu Dosen Ahli Dua

4,44

3,00

Aspek Penyajian

Dosen Ahli Satu Dosen Ahli Dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

86

3,00 dengan kategori “Cukup”. Skor rata-rata dari kedua dosen ahli tersebut masuk

dalam kategori “Sangat baik” dan “Cukup”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa modul

digital pembelajaran “Frasa Endosentris” pada aspek penyajian dinyatakan layak

untuk digunakan.

3. Aspek Bahasa

Berikut adalah diagram perbandingan skor rata-rata yang diperoleh dari

hasil validasi dosen ahli satu dengan dosen ahli dua.

Diagram 4.3

Hasil Perbandingan Aspek Bahasa oleh Dosen Ahli Satu dan Dosen Ahli Dua

Di dalam modul digital pembelajaran Frasa Endosentris, skor rata-rata yang

diperoleh dari dosen ahli satu pada aspek bahasa sebesar 4,33 dengan kategori

“Sangat baik”. Kemudian skor rata-rata yang diperoleh dari dosen ahli dua sebesar

3,66 dengan kategori “Baik”. Skor rata-rata dari kedua dosen ahli tersebut masuk

dalam kategori “Sangat baik” dan “Baik”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa modul

0

1

2

3

4

5

Dosen Ahli Satu Dosen Ahli Dua

4,333,66

Aspek Bahasa

Dosen Ahli Satu Dosen Ahli Dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

87

digital pembelajaran “Frasa Endosentris” pada aspek bahasa dinyatakan layak

untuk digunakan.

4. Aspek Kegrafikan

Berikut adalah diagram perbandingan skor rata-rata yang diperoleh dari

hasil validasi dosen ahli satu dengan dosen ahli dua.

Diagram 4.4

Hasil Perbandingan Aspek Kegrafikan oleh Dosen Ahli Satu dan Dosen Ahli Dua

Di dalam modul digital pembelajaran Frasa Endosentris, skor rata-rata yang

diperoleh dari dosen ahli satu pada aspek kegrafikan sebesar 4,30 dengan kategori

“Sangat baik”. Kemudian skor rata-rata yang diperoleh dari dosen ahli dua sebesar

3,90 dengan kategori “Baik”. Skor rata-rata dari kedua dosen ahli tersebut masuk

dalam kategori “Sangat baik” dan “Baik”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa modul

digital pembelajaran “Frasa Endosentris” pada aspek kegrafikan dinyatakan layak

untuk digunakan.

0

1

2

3

4

5

Dosen Ahli Satu Dsen Ahli Satu

4,30 3,90

Aspek Kegrafikan

Dosen Ahli Satu Dsen Ahli Satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

88

4.2.4 Kajian Produk Akhir

Penelitian Research and Development (R&D) yang dilakukan oleh peneliti

telah menghasilkan sebuah produk modul digital pembelajaran yang berjudul

“Frasa Endosentris”. Tujuan pengembangan modul digital pembelajaran ini adalah

untuk meningkatkan pemahaman mengenai frasa endosentris mahasiswa. Modul

digital ini disusun berdasarkan analisis kebutuhan mahasiswa dalam pembelajaran

frasa endosentris pada mata kuliah sintaksis. Produk yang dikembangkan oleh

peneliti telah melalui empat tahapan penelitian, yaitu penelitian dan pengumpulan

informasi, pengembangan produk, uji validasi, dan revisi produk. Revisi produk

modul digital pembelajaran berdasarkan komentar dan saran perbaikan dari hasil

validasi dua dosen ahli. Penjelasan kajian produk akhir sebagai berikut.

1. Aspek Isi/Materi

Secara keseluruhan, aspek isi/materi dalam modul digital Frasa Endosentris

berkategori “Baik”. Hal ini dibuktikan dengan pemerolehan skor 4,10 pada aspek

isi/materi dari hasil akumulasi keseluruhan validasi. Pada aspek isi/materi terdapat

komentar dan saran dari dosen ahli. Saran dari dosen ahli tersebut terdapat pada

video pembelajaran mengenai frasa endosentris yang belum terintegrasi dengan

modul digital yang peneliti buat. Dosen ahli menyarankan pada peneliti agar video

pembelajaran diintegrasikan dengan modul digital agar pembelajar dapat sekaligus

mengakses video tersebut di dalam modul digital yang peneliti buat. Sebagai contoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

89

dalam aspek isi/materi produk yang dikembangkan ini dapat dilihat dalam modul

digital sebelum dan setelah revisi berikut ini.

Gambar 4.1 Kajian Produk Awal pada Aspek Isi/Materi

Gambar 4.2 Kajian Produk Akhir pada Aspek Isi/Materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

90

Peneliti juga mendapatkan saran oleh dosen ahli pada aspek isi/materi pada

butir soal nomor 4 tes formatif 1. Peneliti diberikan saran untuk melengkapi

identitas buku dan tahun dari karya para ahli yang peneliti kutip pada butir soal

nomor 4 tes formatif 1. Aspek isi/materi produk yang dikembangkan ini dapat

dilihat dalam modul digital sebelum dan setelah revisi berikut ini.

Gambar 4.3 Kajian Produk Awal pada Aspek Isi/Materi

Gambar 4.4 Kajian Produk Akhir pada Aspek Isi/Materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

91

2. Aspek Penyajian

Aspek penyajian memiliki pengaruh terhadap minat mahasiswa dalam

mempelajari materi di dalam modul digital pembelajaran. Penyajian modul digital

yang menarik akan membantu mahasiswa untuk memahami materi di dalam modul

digital dengan mudah. Aspek penyajian modul digital ini secara keseluruhan

memperoleh kategori “Baik” dengan skor rata-rata 3,72. Modul digital ini mendapat

komentar dan saran perbaikan pada aspek penyajian. Pertama, peneliti

mendapatkan saran untuk menambahkan kegiatan analisis frasa agar modul digital

dapat mengakomodasi mahasiswa dalam belajar aktif. Peneliti menambahkan

kegiatan aktivitas pada bab satu dan bab dua dengan harapan mahasiswa dapat

berlatih untuk menganalisis frasa di dalam latihan yang sudah peneliti sediakan.

Aspek penyajian produk yang dikembangkan ini dapat dilihat dalam modul digital

sebelum dan setelah revisi berikut ini.

Gambar 4.5 Kajian Produk Awal pada Aspek Penyajian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

92

Gambar 4.6 Kajian Produk Akhir pada Aspek Penyajian

Kedua, peneliti mendapatkan komentar dari dosen ahli untuk menambahkan

bagian isi glosarium. Glosarium pada modul digital yang peneliti buat sebelum

direvisi belum terlalu lengkap dan dirasa masih kurang. Maka dari itu, peneliti

menambahkan bagian isi glosarium setelah modul digital yang peneliti buat selesai

direvisi oleh dosen ahli. Aspek penyajian produk yang dikembangkan ini dapat

dilihat dalam modul digital sebelum dan setelah revisi berikut ini.

Gambar 4.7 Kajian Produk Awal pada Aspek Penyajian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

93

Gambar 4.8 Kajian Produk Akhir pada Aspek Penyajian

3. Aspek Bahasa

Aspek Bahasa modul digital Frasa Endosentris berkategori “baik” dengan

skor rata-rata 3,99. Peneliti mendapatkan saran perbaikan dari dosen ahli untuk

lebih teliti dalam pengetikan kata. Peneliti masih kurang teliti dalam pengetikan

kata sehingga masih ditemui kesalahan dalam pengetikan kata. Berikut ini kajian

awal dan akhir pada aspek bahasa.

Gambar 4.9 Kajian Produk Awal pada Aspek Bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

94

Gambar 4.10 Kajian Produk Akhir pada Aspek Bahasa

4. Aspek Kegrafikan

Aspek Kegrafikan modul digital Frasa Endosentris berkategori “baik”

dengan skor rata-rata 4,10. Peneliti melakukan perbaikan pada aspek kegrafikan

yaitu menambahkan icon buku di bagian bawah halaman modul digital. Jika icon

buku tersebut ditekan tombol click maka akan otomatis kembali menuju daftar isi.

Peneliti bertujuan menambahkan hyperlink agar memudahkan mahasiswa untuk

kembali ke bagian daftar isi dan memilih bab dan subbab yang ingin dipelajari.

Berikut penyajian produk awal dan akhir pada aspek kegrafikan.

Gambar 4.11 Kajian Produk Awal pada Aspek Kegrafikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

95

Gambar 4.12 Kajian Produk Akhir pada Aspek Kegrafikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

96

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran. Pada subbab kesimpulan

berisi hasil simpulan hasil penelitian pengembangan yang sudah dilakukan oleh

peneliti. Pada subbab akan memaparkan anjuran yang ditujukan kepada (1) para

dosen, (2) mahasiswa, dan (3) peneliti lainnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah peneliti lakukan mengenai

pengembangan modul digital pembelajaran frasa endosentris bahasa Indonesia

diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Pertama, berdasarkan kuesioner yang sudah

diisi oleh mahasiswa diperoleh hasil bahwa: (1) mahasiswa menyadari bahwa

penggunaan modul digital sangat diperlukan untuk saat ini terutama dalam kegiatan

pembelajaran mata kuliah sintaksis aspek frasa endosentris. Selain itu, mahasiswa

jarang menemukan modul/bahan ajar frasa endosentris yang dikemas dengan

memanfaatkan teknologi. Modul yang dikemas dengan memanfaatkan teknologi

akan memudahkan pembelajar untuk mengakses modul tersebut melalui komputer

atau laptop, (2) banyak mahasiswa menganggap bahwa penguasaan materi frasa

endosentris bahasa Indonesia penting untuk dikuasai, (3) mahasiswa merasa malas

untuk membaca buku cetak, dan (4) mahasiswa lebih termotivasi untuk belajar

melalui penggunaan modul digital. Berdasarkan data-data tersebut, peneliti

menemukan kendala yang harus diatasi. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan

modul digital pembelajaran frasa endosentris bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

97

Kedua, peneliti mengembangkan produk modul digital menggunakan langkah yang

diadopsi dari Borg & Gall dengan penyederhanaan karena kebutuhan penelitian.

Sepuluh langkah dari Borg & Gall disederhanakan menjadi empat langkah. Empat

langkah tersebut, yaitu (1) penelitian dan pengumpulan informasi, (2)

pengembangan produk, (3) uji validasi, dan (4) revisi produk. Pada tahap pertama

yaitu penelitian dan pengumpulan informasi diperoleh hasil bahwa pembelajaran

frasa endosentris yang dikemas dengan memanfaatkan teknologi sangat penting

untuk dilakukan. Tahap kedua, pengembangan modul digital dilakukan dengan

menentukan judul modul yaitu Frasa Endosentris, menentukan tujuan

pembelajaran, pemilihan bahan, penyusunan kerangka, pengumpulan bahan yang

sesuai dengan dengan materi frasa endosentris dalam kegiatan pembelajaran. Tahap

ketiga, modul digital Frasa Endosentris dinilai kelayakannya oleh dosen ahli.

Kelayakan modul digital dinilai berdasarkan empat aspek yaitu aspek kelayakan

isi/materi, aspek penyajian, aspek bahasa, dan aspek kegrafikan. Hasil rekapitulasi

dari skor rata-rata validasi dosen ahli yang meliputi empat aspek didapatkan skor

3,97 dengan persentase 79,55% dan masuk kedalam kategori “Baik”. Tahap

keempat, peneliti melakukan revisi tahap I berdasarkan saran dan komentar dari dua

dosen ahli. Revisi tahap I yang dilakukan oleh peneliti adalah perbaikan

penambahan soal latihan, memperbaiki kesalahan penulisan, perbaikan penyajian

modul, dan memperbaiki ejaan sesuai PUEBI. Berdasarkan data hasil validasi yang

dilakukan oleh dua dosen ahli diperoleh skor rata-rata sebesar skor 3,97 dengan

persentase 79,55%. Data tersebut membuktikan bahwa modul digital pembelajaran

berjudul Frasa Endosentris layak untuk digunakan di tingkat perguruan tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

98

5.2 Saran

Peneliti menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi

kepentingan pihak-pihak terkait yaitu (1) para dosen, (2) mahasiswa, dan (3)

peneliti lainnya. Saran-saran akan dipaparkan sebagai berikut.

5.2.1 Bagi Para Dosen

Pemahaman terhadap frasa endosentris merupakan salah satu materi yang

penting untuk dikuasai. Para dosen diharapkan memperhatikan dan memotivasi

mahasiswa agar senang membaca dan memperdalam materi frasa endosentris.

Pemahaman materi frasa endosentris penting untuk ditekankan karena menjadi

salah satu dasar dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu, para dosen

hendaknya memperhatikan perkembangan teknologi dalam pembelajaran.

Memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan motivasi

mahasiswa dalam kegiatan belajar.

Jika para dosen ingin menerapkan modul digital yang dikembangkan oleh

peneliti, diharapkan menggunakan laptop yang terdapat slot flash disk (FD). Jika

file modul digital yang terdapat dalam FD sudah dipindahkan ke penyimpanan

internal laptop, maka modul digital dapat dibuka tanpa menggunakan FD.

5.2.2 Bagi Para Mahasiswa

Modul digital yang dikembangkan oleh peneliti diharapkan dapat digunakan

dengan baik oleh mahasiswa dalam pembelajaran. Mahasiswa diharapkan dapat

menyesuaikan gaya belajar masing-masing dengan modul digital dengan baik.

Selain itu, mahasiswa seharusnya sadar bahwa pemahaman tentang frasa

endosentris sangat berguna untuk kehidupannya. Mahasiswa perlu berusaha dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

99

giat dalam mempelajari modul digital pembelajaran frasa endosentris agar tujuan

pembelajaran dalam modul digital ini tercapai. Setelah mempelajari materi secara

tuntas di setiap babnya, mahasiswa diharapkan dapat merefleksikan pengalaman

belajarnya dalam menggunakan modul digital ini.

Sama halnya dengan saran untuk dosen, jika para mahasiswa ingin

menerapkan modul digital yang dikembangkan oleh peneliti, diharapkan

mahasiswa menggunakan laptop yang terdapat slot flash disk (FD). Jika file modul

digital yang terdapat dalam FD sudah dipindahkan ke penyimpanan internal laptop,

maka modul digital dapat dibuka tanpa menggunakan FD.

5.2.3 Bagi Peneliti Lainnya

Peneliti lain diharapkan mampu mengembangkan penelitian ini menjadi

lebih baik dan sempurna lagi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi

inspirasi mengenai penelitian pengembangan tentang frasa endosentris, sehingga

dapat memotivasi penelitian selanjutnya. Oleh karena itu, peneliti lain diharapkan

dapat mengambil sisi kelebihan yang ada di dalam modul digital ini dan

meninggalkan kekurangannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

100

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan Junaiyah H.M. (2009). Sintaksis. Jakarta: Grasindo.

Chaer, Abdul. (2009). Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta:

Rineka Cipta.

Direktorat Tenaga Kependidikan. (2008). Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat

Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen

Pendidikan Nasional.

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. (2017). Panduan Praktis

Penyusunan E-Modul. Jakarta. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

E. Mulyasa. (2008). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya.

Himmah, E.F.I. (2019). Pengembangan E-Modul Menggunakan Flip PDF

Professional pada Materi Suhu dan Kalor. Skripsi. Lampung: Universitas

Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung.

Keraf, Gorys. (1980). Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.

Madcoms. (2012). Adobe Photoshop CS6 untuk Pemula. Yogyakarta: Andi Offset.

Moeliono, Anton M. (1988). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (1997). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar

Baru.

Nasution. (2010). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.

Jakarta: Bumi Aksara.

Nurgiyantoro, Burhan. (2005). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Parera, Jos Daniel. (2009). Dasar-Dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Erlangga.

Putrayasa, I.B. (2014). Analisis Kalimat (Fungsi, Kategori, dan Peran). Bandung:

Refika Aditama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

101

Rahardi, Kunjana. (2009). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:

Erlangga

Rahmadi, I. F., Khaerudin, & Kustandi, C. (2018). Kebutuhan Sumber Belajar

Mahasiswa yang Mendukung Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi di Perguruan Tinggi. Jurnal Teknologi Pendidikan, 20(2), 121-

136.

Ramlan, M. (1981). Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono.

Ramlan, M. (2005). Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono.

Retnawati, Vina. (2014). Frase Endosentrik Bahasa Jawa dalam Novel Duraka

Karya Any Asmara. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sanaky, H. (2013). Media Pembelajaran Interaktif Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba

Dipantara.

Seruni, R., Munawaroh, S., Kurniadewi, F., & Nurjayadi, M. (2019).

Pengembangan Modul Elektronik (e-module) Biokimia pada Materi

Metabolisme Lipid Menggunakan Flip PDF Professional. Jurnal Tadris

Kimiya, 4(1), 48-56.

Sugianto, D., Abdullah, A. G., Elvyanti, S., & Muladi, Y. (2013). Modul Virtual:

Multimedia Flipbook Dasar Teknik Digital. Innovation of Vocational

Technology Education, 9(2), 101-116

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suhardi. (2008). Sintaksis Sebuah Sudut Pandang yang Komprehensif. Yogyakarta:

UNY Press.

Suhardi. (2013). Dasar-Dasar Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Ar-

ruzz Media.

Suharsimi, Arikunto. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara

Sukini. (2010). Sintaksis Sebuah Panduan Praktis. Surakarta: Yuma Pustaka.

Tarigan, Henry Guntur. (1984). Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (2009). Pengajaran Sintaksis. Edisi Revisi. Bandung:

Angkasa Bandung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

102

Wibawa, Sutrisna. (1998). Sintaksis. Yogyakarta: FPBS IKIP.

Widoyoko, Eko P. (2017). Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis bagi

Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Wulan Dani, Hadiyati. (2015). Penggunaan Frasa Dalam Karangan Narasi Pada

Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Tangerang Selatan. Skripsi. Jakarta: Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Yoselfa Osewisok Kelen, Margaretha. (2017). Struktur dan Kategori Frasa

Endosentris Atributif dalam Artikel Opini Surat Kabar Kompas Edisi 1-4

Maret 2017. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

103

BIOGRAFI PENULIS

Nico Dwi Kurniawan lahir di Magelang, 31

Desember 1997. Anak kedua dari dua bersaudara

pasangan Sih Yoga Catur dan Th. Siti Nur Utami.

Penulis memulai pendidikan di jenjang kanak-kanak di

TK Indriyasana pada tahun 2002-2004. Penulis

melanjutkan pendidikan di SD Negeri Tidar 7 Magelang

pada tahun 2004-2010. Penulis melanjutkan pendidikan

menengah pertama di SMP Negeri 12 Magelang pada tahun 2010-2013. Penulis

melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Mertoyudan pada tahun

2013-2016. Pada tahun 2016, penulis melanjutkan pendidikannya di Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menempuh jalur skripsi untuk

mendapatkan gelar S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Skripsi yang

penulis tulis berjudul Pengembangan Modul Digital Pembelajaran Frasa

Endosentris Berbasis Flip PDF Professional bagi Mahasiswa S-1 Program Studi

PBSI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

104

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

105

Lampiran 1 Instrumen Kuesioner Pengalaman Awal Mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

108

Lampiran 2 Instrumen Kuesioner Pengalaman Awal Mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

111

Lampiran 3 Instrumen Kuesioner Pengalaman Awal Mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

114

Lampiran 4 Instrumen Kuesioner Pengalaman Awal Mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

117

Lampiran 5 Kategori Analisis Angket Mahasiswa

Tabel Kategori

Rentang Skor 0-20 21-40 41-60 61-80 81-100

Kategori Sangat Tidak

Setuju

Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju

Kode

Butir

Soal

Alternatif Jawaban

Jumlah

Respon

den

Skor

Juml

ah

Jumlah

Skor

Ideal

(X)

Jumlah

Skor

Rendah

(Y)

(%)

Kategori 5 4 3 2 1

SS S TT TS STS SS S TT TS STS

1 3 16 0 1 0 20 15 64 0 2 0 81 100 20 81% Sangat Setuju

2 5 15 0 0 0 20 25 60 0 0 0 85 100 20 85% Sangat Setuju

3 1 3 4 10 2 20 5 12 12 20 2 51 100 20 51% Tidak Tahu

4 8 9 3 0 0 20 40 36 9 0 0 85 100 20 85% Sangat Setuju

5 6 14 0 0 0 20 30 56 0 0 0 86 100 20 86% Sangat Setuju

6 13 7 0 0 0 20 65 28 0 0 0 93 100 20 93% Sangat Setuju

7 6 9 1 3 1 20 30 36 3 6 1 76 100 20 76% Setuju

8 6 10 1 2 1 20 30 40 3 4 1 78 100 20 78% Setuju

9 3 15 0 1 1 20 15 60 2 1 0 78 100 20 78% Setuju

10 4 13 0 3 0 20 20 52 0 6 0 78 100 20 78% Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

118

Lampiran 6 Rekap Analisis Pengalaman Awal Mahasiswa

REKAP ANALISIS PENGALAMAN AWAL

MAHASISWA DALAM MEMAHAMI MATERI FRASA ENDOSENTRIS

No. Nama Kelas Butir Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Leny A 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4

2. Gita A 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4

3. Aryo A 4 4 2 4 4 4 5 5 5 5

4. Priska A 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4

5. Oscar A 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4

6. Natalia A 4 4 1 5 5 5 4 4 4 4

7. Angela A 5 4 2 4 4 5 4 4 4 4

8. Paulina A 5 4 2 4 5 5 2 2 4 4

9. Rini A 4 4 3 4 4 5 2 2 4 4

10. Filie A 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5

11. Henki B 5 5 1 4 5 5 5 5 4 5

12. Lidwina B 4 5 3 5 4 5 4 3 4 4

13. Woro B 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4

14. Kristina B 2 4 5 5 5 5 4 5 5 5

15. Devita B 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4

16. Alobeka B 4 4 2 5 4 5 5 5 4 4

17. Yolan B 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2

18 Emili B 4 4 2 5 5 4 2 4 2 2

19. Desty B 4 4 2 5 4 4 1 1 1 4

20. Maria B 4 4 2 4 4 5 5 4 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

119

KETERANGAN

Kategori Keterangan Bobot Nilai

SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

TT Tidak Tahu 3

TS Tidak Setuju 2

STS Sangat Tidak Setuju 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

120

Lampiran 7 Komentar Analisis Pengalaman Awal Mahasiswa

KOMENTAR ANALISIS PENGALAMAN AWAL

MAHASISWA TENTANG MATERI FRASA ENDOSENTRIS

No. Pertanyaan Jawaban Jumlah

1. Kendala yang sering saya alami

ketika mempelajari frasa

endosentris bahasa Indonesia

pada mata kuliah sintaksis

adalah …

Kurangnya contoh 5

Penjelasan materi kurang jelas 1

Kesulitan memahami materi 15

Kurangnya motivasi belajar 2

2. Jika tersedia produk modul

digital tentang frasa endosentris

bahasa Indonesia, isi modul

yang saya harapkan adalah …

Isi modul menarik 9

Kesesuaian isi dengan materi

yang diajarkan

2

Penyajian contoh yang otentik 10

Mudah dipahami 6

Bahasa yang digunakan

mudah dipahami

4

Isi modul lengkap 3

Banyak latihan soal 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

121

Lampiran 8 Tabel Data Analisis Pengalaman Awal Mahasiswa

Tabel Data Analisis Pengalaman Awal Mahasiswa

No. Deskripsi Penilaian Ʃ Skor

(n=20) �̅� % Kategori

1. Saya paham dengan baik

materi frasa endosentris

bahasa Indonesia.

81 4,05 81% Sangat Setuju

2. Penerapan media

pembelajaran yang tepat

dalam mengajarkan materi

frasa endosentris bahasa

Indonesia dapat

meningkatkan motivasi

belajar mahasiswa.

85 4,25 85% Sangat Setuju

3. Saya kurang memahami

materi frasa endosentris

bahasa Indonesia.

51 2,55 51% Tidak Tahu

4. Saya memerlukan strategi

pembelajaran yang tepat

untuk dapat memahami materi

frasa endosentris bahasa

Indonesia.

85 4,25 85% Sangat Setuju

5. Pembelajaran frasa

endosentris bahasa Indonesia

bermanfaat bagi saya.

86 4,30 86% Sangat Setuju

6. Pembelajaran frasa

endosentris bahasa Indonesia

dalam mata kuliah sintaksis

sangat penting untuk

diajarkan kepada mahasiswa

PBSI.

93 4,65 93% Sangat Setuju

7. Modul digital lebih menarik

dibandingkan dengan modul

tercetak.

76 3,80 76% Setuju

8. Saya lebih termotivasi untuk

belajar materi frasa

endosentris bahasa Indonesia

menggunakan modul digital.

78 3,90 78% Setuju

9. Saya memerlukan modul

digital untuk melatih

kemandirian saya dalam

mempelajari materi frasa

endosentris bahasa Indonesia.

78 3,90 78% Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

122

10. Penggunaan modul digital

dapat mempermudah

penguasaan materi frasa

endosentris bahasa Indonesia.

78 3,90 78% Setuju

�̅� 79 3,95 79% Setuju

Lampiran 9 Transkrip Wawancara Dosen

Transkrip Hasil Wawancara Dosen

No. Pertanyaan Jawaban

1 Menurut bapak apa

manfaat penggunaan

modul digital dalam

pembelajaran sintaksis

bahasa Indonesia?

Manfaatnya banyak, modul digital

memudahkan pembelajar sintaksis selama

ini menggunakan media konvensional

seperti buku belajar. Modul digitalkan lebih

menarik dapat dipake berkali-kali, modul

dapat dipakai untuk belajar mandiri.

2 Berapa banyak referensi

yang tersedia bagi bapak

untuk pembelajaran frasa

endosentris bahasa

Indonesia?

Banyak, tidak terhitung. Buku itu banyak

dari mana-mana, tetapi tugas dari guru dan

dosen itu mencarikan mana yang

memudahkan bagi mahasiswa. Jadi seorang

dosen itu harus bisa menemukan dari

berbagai sumber yang bermacam-macam

itu sehingga memudahkan bagi pembelajar.

Jadi ketika kamu membuat modul itu tidak

asal mengambil referensi-referensi, tetapi

dicari yang membuat mudah pembelajar.

Membuat mudah paham, tidak

membingungkan.

3 Apakah bapak tertarik

untuk menggunakan modul

digital yang relevan dengan

materi pembelajaran frasa

endosentris?

Untuk pengaya saya kira baik ya, untuk

materi pengaya saya kira bagus. Tadi itu,

kalau modul digitalkan ciri digitalkan sudah

menarik bagi pembelajar zaman sekarang

itu bagus. Melengkapi referensi dan buku

teks yang selama ini ada.

4 Bagaimana pengembangan

modul digital frasa

endosentris yang bapak

harapkan?

Modul digital yang friendly use, yang

mudah dipakai, ramah pemakai. Jadi,

modul digital yang tidak menyulitkan

pemakai. Sehingga si pembelajar tidak

sibuk mengoperasikan modul digitalnya

tapi kekontennya. Jadi kontennya lalu bisa

dipelajari dengan baik karena

pengoperasiannya mudah, gambar-

gambarnya menarik dan sebagainya dari

modul digital yang Anda siapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

123

5 Apakah selama ini bapak

menemukan kendala yang

berarti dalam mengajarkan

materi pembelajaran frasa

endosentris pak?

Saya tidak punya kendala untuk

mengajarkan itu, sekalipun tidak

menggunakan digital, saya tidak punya

kendala apa-apa. Jadi kehadiran modul

digital hanya sekadar variasi sebenarnya,

itu bukan pengganti ya. Jadi semua yang

digital, semua yang elektronik dan

sebagainya itu sesungguhnya hanya variasi

untuk pembelajaran saja. Jadi tidak berarti

bahwa modul digital yang akan menjadi

sangat bagus menggantikan semua. Jadi

tidak menggunakan digitalpun bisa lebih

bagus daripada yang menggunakan digital.

Jadi sekali lagi, itu hanya sebagai variasi

modul pembelajaran. Kadangkala pakai

digital, kadangkala pakai yang

konvensional karena yang terpenting adalah

substansi bukan alatnya, digitalkan hanya

alatnya, sebagai medianya. Substansinya

harus kena ya.

6 Menurut bapak seberapa

penting pengembangan

modul digital frasa

endosentris untuk

pembelajaran saat ini pak?

Semakin penting karena kita sekarangkan

masuk di era digital, era revolusi industri,

era cyber jadi kehadiran sesuatu yang

sifatnya digital elektronik itu sudah menjadi

kebutuhan.

7 Saran dan masukan bapak

terkait pengembangan

modul digital pembelajaran

frasa endosentris?

Pembuatan modul digital jangan

mengabaikan substansi. Kegiatan-kegiatan

dalam modul itu dibuat sevariatif mungkin

sehingga membuat mahasiswa itu learn,

make them learn. Buat mereka belajar, buat

mereka bekerja. Jika isinya hanya konse-

konsep tidak ada artinya. Modul itu harus

memunculkan kegiatan-kegiatan yang bisa

membuat peserta atau mahasiswa itu

belajar, to make the students learn,

membuat mereka belajar, to make the

students work, membuat mereka bekerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

124

Lampiran 10 Validasi Oleh Dosen Ahli I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

131

Lampiran 11 Validasi Oleh Dosen Ahli II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

138

Lampiran 12 Hitungan Hasil Angket Validasi Dosen Ahli I

HITUNGAN HASIL ANGKET VALIDASI DOSEN AHLI I

Kode

Butir

Indikator

Penilaian

Alternatif Jawaban Skor Jumlah

1 2 3 4 5 SKB KB CB B SB

SKB KB CB B SB

Aspek Kelayakan Isi/Materi

1 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

4 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

5 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

6 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

7 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

8 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

9 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

10 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

11 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

12 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

13 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

14 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

15 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

16 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

17 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

18 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

Total 80

Rata-rata 4,44

Persentase 89%

Kategori Sangat

Baik

Aspek Kelayakan Penyajian

19 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

20 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

21 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

22 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

23 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

24 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

25 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

26 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

27 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

Total 40

Rata-rata 4,44

Persentase 89%

Kategori Sangat

Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

139

Penilaian Kelayakan Bahasa

28 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

29 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

30 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

31 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

32 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

33 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

Total 26

Rata-rata 4,33

Persentase 87%

Kategori Sangat

Baik

Penilaian Kelayakan Kegrafikan

34 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

35 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

36 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

37 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

38 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

39 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

40 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

41 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

42 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

43 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

Total 43

Rata-rata 4,3

Persentase 86%

Kategori Sangat

Baik

Kepanjangan Bobot

Nilai

Sangat Baik 5

Baik 4

Cukup Baik 3

Kurang Baik 2

Sangat Kurang Baik 1

Tabel Kategori

Rentang Skor Kategori

>4,2 Sangat Baik

>3,4 – 4,2 Baik

>2,6 – 3,4 Cukup

>1,8 – 2,6 Kurang

≤1,8 Sangat Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

140

Lampiran 13 Hitungan Hasil Angket Validasi Dosen Ahli II

HITUNGAN HASIL ANGKET VALIDASI DOSEN AHLI II

Kode

Butir

Indikator

Penilaian

Alternatif Jawaban Skor Jumlah

1 2 3 4 5 SKB KB CB B SB

SKB KB CB B SB

Aspek Kelayakan Isi/Materi

1 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

2 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

3 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

4 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

5 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

6 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

7 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

8 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

9 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

10 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

11 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

12 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

13 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

14 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

15 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

16 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

17 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

18 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

Total 68

Rata-rata 3,77

Persentase 76%

Kategori Baik

Aspek Kelayakan Penyajian

19 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

20 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

22 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 5

23 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

24 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

26 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

27 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

Total 27

Rata-rata 3

Persentase 60%

Kategori Cukup

Penilaian Kelayakan Bahasa

28 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

141

29 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

30 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

31 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

32 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

33 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

Total 22

Rata-rata 3,66

Persentase 73%

Kategori Baik

Penilaian Kelayakan Kegrafikan

34 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

35 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

36 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

37 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

38 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

39 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

40 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

41 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

42 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

43 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0 4

Total 39

Rata-rata 3,9

Persentase 78%

Kategori Baik

Kepanjangan Bobot

Nilai

Sangat Baik 5

Baik 4

Cukup Baik 3

Kurang Baik 2

Sangat Kurang Baik 1

Tabel Kategori

Rentang Skor Kategori

>4,2 Sangat Baik

>3,4 – 4,2 Baik

>2,6 – 3,4 Cukup

>1,8 – 2,6 Kurang

≤1,8 Sangat Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

142

Lampiran 14 Kisi-Kisi Validasi Modul Digital oleh Dosen Ahli

KISI-KISI INSTRUMEN VALIDASI MODUL DIGITAL OLEH DOSEN

AHLI

Aspek

Penilaian

Aspek yang Dinilai Nomor

Indikator

Penilaian

Kelayakan

Isi/Materi

Kesesuaian materi dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar

2,3

Ketepatan pemilihan materi 4,5,6,8,9,10,16

Kaitan materi dengan kemampuan dan

keterampilan mahasiswa

1,7,11,13,14,

Penggunaan teori yang relevan 15

Sistematika modul secara keseluruhan 18

Kaitan materi dengan IPTEKS 12,17

Kelayakan

Penyajian

Dukungan penyajian materi 19,20,21

Kesesuaian materi dengan tingkat berpikir

mahasiswa

27

Keruntutan penyajian materi dengan alur

berpikir mahasiswa

24

Sistematika penyajian materi dalam setiap

bab

22,23,25,26

Kelayakan

Bahasa

Kesesuaian bahasa dengan tingkat

kemampuan mahasiswa

28,29

Kesesuaian dan ketepatan diksi 31,32

Kekohesian antarkomponen penyajian materi 30,33

Kelayakan

Kegrafikan

Kesesuaian fisik modul 35,37

Kesesuaian tata pengetikan 34,36,38

Pemanfaatan penggunaan gambar, tabel, dan

ilustrasi

39,40,41

Kelengkapan penggunaan gambar, tabel, dan

ilustrasi

42,43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

143

Lampiran 15 Data Hasil Validasi Dosen Ahli I

Tabel Data Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Isi/Materi

No. Kode Indikator Penilaian Skor

Penilaian

1. 1. Penyajian konsep, definisi, prinsip, prosedur,

contoh, dan pelatihan dalam modul digital sesuai

dengan kebutuhan materi pokok yang mendukung

tercapainya kemampuan mahasiswa dalam

menguasai materi.

4

2. 2. Materi pembelajaran yang terdapat dalam modul

digital sudah sesuai dengan kompetensi dan

indikator yang ingin dicapai.

5

3. 3. Kompetensi dan indikator yang ingin dicapai

dalam modul digital sudah sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

5

4. 4. Materi yang memuat konsep, prosedur, prinsip,

diperjelas oleh ilustrasi yang jelas.

4

5. 5. Prosedur dalam modul digital dirumuskan secara

tepat sehingga mahasiswa tidak melakukan

kekeliruan sistematis.

4

6. 6. Penyusunan materi dalam modul digital

dirumuskan secara tepat sehingga tidak

menimbulkan multitafsir bagi mahasiswa.

4

7. 7. Materi yang terdapat dalam modul digital dapat

membuat mahasiswa mengkonstruksi

pengetahuan baru dan menerapkan pengetahuan

tentang frasa endosentris dalam kehidupan sehari-

hari.

5

8. 8. Materi yang disajikan dalam modul digital bersifat

komunikatif sehingga dapat memperjelas keadaan

atau masalah yang sedang dipelajari.

5

9. 9. Materi yang disajikan dalam modul digital

menarik sehingga dapat membangkitkan minat

mahasiswa untuk mempelajari materi frasa

endosentris.

4

10. 10. Soal-soal yang disajikan sesuai dengan tujuan

pembelajaran sehingga mahasiswa dapat

menguasai materi frasa endosentris dengan baik.

4

11. 11. Materi yang disajikan dapat mendorong

mahasiswa untuk secara runtut membuat

kesimpulan tentang frasa endosentris.

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

144

12. 12. Materi yang disajikan (termasuk contoh, latihan,

dan daftar pustaka) dalam modul digital sesuai

dengan perkembangan dan teknologi saat ini.

5

13. 13. Tugas-tugas yang terdapat dalam modul digital

dapat mendorong mahasiswa untuk mencari dan

memperoleh informasi tentang materi frasa

endosentris.

4

14. 14. Modul digital ini dilengkapi dengan instrumen

evaluasi yang dapat mengukur kemampuan

pemahaman mahasiswa dalam mempelajari materi

tentang frasa endosentris.

5

15. 15. Materi yang disajikan mengacu teori-teori yang

relevan dan dirumuskan dengan tepat sehingga

dapat mendukung tercapainya tujuan

pembelajaran.

4

16. 16. Modul digital yang disajikan dapat meningkatkan

pemahaman dan penguasaan materi mahasiswa

tentang frasa endosentris.

4

17. 17. Fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan) yang

disajikan dalam modul digital bersifat kekinian (up

to date).

4

18. 18. Materi yang disajikan dalam modul digital

memiliki keterkaitan antarkonsepnya.

5

Jumlah 80

Skor Rata-rata 4,44

Persentase 89%

Kategori Sangat Baik

Tabel Data Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Penyajian

No. Kode Indikator Penilaian Skor

Penilaian

1. 19. Penyajian dan pembahasan materi dalam modul

digital mengakomodasi belajar aktif.

4

2. 20. Penyajian dalam modul digital bersifat interaktif

dan partisipatif sehingga memotivasi mahasiswa

untuk belajar mandiri.

4

3. 21. Setiap bab memuat pembangkit motivasi dalam

mempelajari frasa endosentris (dapat berupa

video atau susunan kalimat).

4

4. 22. Pada bagian pendahuluan modul digital disajikan

secara lengkap, seperti kata pengantar, petunjuk

penggunaan, dan daftar isi.

4

5. 23. Uraian subtansi antarbab (tercermin dalam jumlah

halaman) tersaji secara proporsional dengan tepat

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

145

mempertimbangkan kompetensi dan indikator

yang ingin dicapai.

6. 24. Penyajian materi dalam modul digital sesuai alur

deduktif sehingga mahasiswa dapat mengikutinya

dengan baik.

4

7. 25. Pada bagian isi, penyajian materi dalam modul

digital dilengkapi dengan video, sumber acuan,

soal latihan, dan rangkuman.

5

8. 26. Pada bagian penutup dalam modul digital terdapat

kunci jawaban, glosarium, dan daftar pustaka.

5

9. 27. Penyajian materi dalam modul digital dapat

merangsang mahasiswa untuk menggali

pengetahuan tentang frasa endosentris.

5

Jumlah 40

Skor Rata-rata 4,44

Persentase 89%

Kategori Sangat Baik

Tabel Data Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Bahasa

No. Kode Indikator Penilaian Skor

Penilaian

1. 28. Bahasa yang digunakan dalam modul digital

sesuai dengan tingkat kematangan emosional

mahasiswa.

4

2. 29. Bahasa yang digunakan dalam modul digital untuk

menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan

tingkatan intelektual mahasiswa (secara imajinatif

dapat dibayangkan oleh mahasiswa).

5

3. 30. Penyampaian pesan antara satu bab dengan bab

lain mencerminkan hubungan yang logis.

4

4. 31. Kata dan kalimat yang digunakan sesuai dengan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI).

4

5. 32. Pesan dalam modul digital disajikan dengan

bahasa yang menarik, jelas, dan tidak

menimbulkan multitafsir sehingga mendorong

mahasiswa untuk mempelajari modul digital

tersebut secara tuntas.

5

6. 33. Penyampaian pesan antarparagraf yang berdekatan

mencerminkan hubungan yang logis.

4

Jumlah 26

Skor Rata-rata 4,33

Persentase 87%

Kategori Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

146

Tabel Data Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Kegrafikan

No. Kode Indikator Skor

Penilaian

1. 34. Modul digital tidak menggunakan terlalu banyak

kombinasi jenis huruf dan mudah dibaca.

4

2. 35. Penampilan unsur dan tata letak pada kulit muka

dan belakang modul digital harmonis dan

konsisten.

4

3. 36. Huruf, ukuran huruf, dan warna judul modul

digital yang digunakan menarik, proporsional,

dan mudah dibaca.

5

4. 37. Ukuran modul digital sesuai dengan standar ISO,

yaitu A4 (210x297 mm).

5

5. 38. Marjin, spasi antarteks, dan ilustrasi dalam bagian

isi modul digital sudah proporsional.

5

6. 39. Bagian isi modul digital dapat dengan cepat

memberikan gambaran tentang materi ajar

tertentu dan secara visual mengungkapkan jenis

ilustrasi yang ditampilkan berdasarkan materi

ajarnya.

4

7. 40. Bagian isi modul digital mengandung

kesederhanaan, daya keterbacaan, dan daya

kemudahan pemahaman.

5

8. 41. Bagian ilustrasi isi dapat meperjelas dan

mempermudah pemahaman, serta menarik.

4

9. 42. Judul bab, subjudul bab, dan angka halaman, serta

ilustrasi dan keterangan gambar sudah lengkap

dan proporsional.

3

10. 43. Penempatan judul, subjudul, ilustrasi, keterangan

gambar, dan hiasan tidak menggangu pemahaman

terkait materi modul digital.

4

Jumlah 43

Skor Rata-rata 4,3

Persentase 86%

Kategori Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

147

Lampiran 16 Data Hasil Validasi Dosen Ahli II

Tabel Data Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Isi/Materi

No. Kode Indikator Penilaian Skor

Penilaian

1. 1. Penyajian konsep, definisi, prinsip, prosedur,

contoh, dan pelatihan dalam modul digital sesuai

dengan kebutuhan materi pokok yang mendukung

tercapainya kemampuan mahasiswa dalam

menguasai materi.

4

2. 2. Materi pembelajaran yang terdapat dalam modul

digital sudah sesuai dengan kompetensi dan

indikator yang ingin dicapai.

4

3. 3. Kompetensi dan indikator yang ingin dicapai

dalam modul digital sudah sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

4

4. 4. Materi yang memuat konsep, prosedur, prinsip,

diperjelas oleh ilustrasi yang jelas.

3

5. 5. Prosedur dalam modul digital dirumuskan secara

tepat sehingga mahasiswa tidak melakukan

kekeliruan sistematis.

3

6. 6. Penyusunan materi dalam modul digital

dirumuskan secara tepat sehingga tidak

menimbulkan multitafsir bagi mahasiswa.

4

7. 7. Materi yang terdapat dalam modul digital dapat

membuat mahasiswa mengkonstruksi

pengetahuan baru dan menerapkan pengetahuan

tentang frasa endosentris dalam kehidupan sehari-

hari.

4

8. 8. Materi yang disajikan dalam modul digital bersifat

komunikatif sehingga dapat memperjelas keadaan

atau masalah yang sedang dipelajari.

4

9. 9. Materi yang disajikan dalam modul digital

menarik sehingga dapat membangkitkan minat

mahasiswa untuk mempelajari materi frasa

endosentris.

3

10. 10. Soal-soal yang disajikan sesuai dengan tujuan

pembelajaran sehingga mahasiswa dapat

menguasai materi frasa endosentris dengan baik.

3

11. 11. Materi yang disajikan dapat mendorong

mahasiswa untuk secara runtut membuat

kesimpulan tentang frasa endosentris.

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

148

12. 12. Materi yang disajikan (termasuk contoh, latihan,

dan daftar pustaka) dalam modul digital sesuai

dengan perkembangan dan teknologi saat ini.

4

13. 13. Tugas-tugas yang terdapat dalam modul digital

dapat mendorong mahasiswa untuk mencari dan

memperoleh informasi tentang materi frasa

endosentris.

4

14. 14. Modul digital ini dilengkapi dengan instrumen

evaluasi yang dapat mengukur kemampuan

pemahaman mahasiswa dalam mempelajari materi

tentang frasa endosentris.

4

15. 15. Materi yang disajikan mengacu teori-teori yang

relevan dan dirumuskan dengan tepat sehingga

dapat mendukung tercapainya tujuan

pembelajaran.

4

16. 16. Modul digital yang disajikan dapat meningkatkan

pemahaman dan penguasaan materi mahasiswa

tentang frasa endosentris.

4

17. 17. Fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan) yang

disajikan dalam modul digital bersifat kekinian (up

to date).

4

18. 18. Materi yang disajikan dalam modul digital

memiliki keterkaitan antarkonsepnya.

4

Jumlah 68

Skor Rata-rata 3,77

Persentase 76%

Kategori Baik

Tabel Data Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Penyajian

No. Kode Indikator Penilaian Skor

Penilaian

1. 19. Penyajian dan pembahasan materi dalam modul

digital mengakomodasi belajar aktif.

3

2. 20. Penyajian dalam modul digital bersifat interaktif

dan partisipatif sehingga memotivasi mahasiswa

untuk belajar mandiri.

4

3. 21. Setiap bab memuat pembangkit motivasi dalam

mempelajari frasa endosentris (dapat berupa

video atau susunan kalimat).

0

4. 22. Pada bagian pendahuluan modul digital disajikan

secara lengkap, seperti kata pengantar, petunjuk

penggunaan, dan daftar isi.

5

5. 23. Uraian subtansi antarbab (tercermin dalam jumlah

halaman) tersaji secara proporsional dengan tepat

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

149

mempertimbangkan kompetensi dan indikator

yang ingin dicapai.

6. 24. Penyajian materi dalam modul digital sesuai alur

deduktif sehingga mahasiswa dapat mengikutinya

dengan baik.

4

7. 25. Pada bagian isi, penyajian materi dalam modul

digital dilengkapi dengan video, sumber acuan,

soal latihan, dan rangkuman.

0

8. 26. Pada bagian penutup dalam modul digital terdapat

kunci jawaban, glosarium, dan daftar pustaka.

3

9. 27. Penyajian materi dalam modul digital dapat

merangsang mahasiswa untuk menggali

pengetahuan tentang frasa endosentris.

4

Jumlah 27

Skor Rata-rata 3

Persentase 60%

Kategori Cukup

Tabel Data Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Bahasa

No. Kode Indikator Penilaian Skor

Penilaian

1. 28. Bahasa yang digunakan dalam modul digital

sesuai dengan tingkat kematangan emosional

mahasiswa.

4

2. 29. Bahasa yang digunakan dalam modul digital untuk

menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan

tingkatan intelektual mahasiswa (secara imajinatif

dapat dibayangkan oleh mahasiswa).

4

3. 30. Penyampaian pesan antara satu bab dengan bab

lain mencerminkan hubungan yang logis.

4

4. 31. Kata dan kalimat yang digunakan sesuai dengan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI).

3

5. 32. Pesan dalam modul digital disajikan dengan

bahasa yang menarik, jelas, dan tidak

menimbulkan multitafsir sehingga mendorong

mahasiswa untuk mempelajari modul digital

tersebut secara tuntas.

4

6. 33. Penyampaian pesan antarparagraf yang berdekatan

mencerminkan hubungan yang logis.

3

Jumlah 22

Skor Rata-rata 3,66

Persentase 73%

Kategori Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FRASA … · Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakulats Keguruan dan Ilmu

150

Tabel Data Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Kegrafikan

No. Kode Indikator Skor

Penilaian

1. 34. Modul digital tidak menggunakan terlalu banyak

kombinasi jenis huruf dan mudah dibaca.

4

2. 35. Penampilan unsur dan tata letak pada kulit muka

dan belakang modul digital harmonis dan

konsisten.

4

3. 36. Huruf, ukuran huruf, dan warna judul modul

digital yang digunakan menarik, proporsional,

dan mudah dibaca.

4

4. 37. Ukuran modul digital sesuai dengan standar ISO,

yaitu A4 (210x297 mm).

4

5. 38. Marjin, spasi antarteks, dan ilustrasi dalam bagian

isi modul digital sudah proporsional.

4

6. 39. Bagian isi modul digital dapat dengan cepat

memberikan gambaran tentang materi ajar

tertentu dan secara visual mengungkapkan jenis

ilustrasi yang ditampilkan berdasarkan materi

ajarnya.

4

7. 40. Bagian isi modul digital mengandung

kesederhanaan, daya keterbacaan, dan daya

kemudahan pemahaman.

4

8. 41. Bagian ilustrasi isi dapat meperjelas dan

mempermudah pemahaman, serta menarik.

3

9. 42. Judul bab, subjudul bab, dan angka halaman, serta

ilustrasi dan keterangan gambar sudah lengkap

dan proporsional.

4

10. 43. Penempatan judul, subjudul, ilustrasi, keterangan

gambar, dan hiasan tidak menggangu pemahaman

terkait materi modul digital.

4

Jumlah 39

Skor Rata-rata 3,9

Persentase 78%

Kategori Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI